M A N A J E M E N
1. SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen.
Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun
yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir.
Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20
tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang tanpa memperdulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu
yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia
serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan
menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala
sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun
1400-an di kota Venesia dan Italia, yang ketika itu menjadi pusat
perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia
mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak
kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai
contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan
sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali
layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model
lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford
untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang
Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau
isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan
kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat
fase, yaitu :
a. Pemikiran awal;
b. Era manajemen sains;
c. Era manusia sosial, dan d. Era modern.A. PEMIKIRAN AWAL
Sebelum abad ke- 20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu
manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam
Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of
Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang
akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor),
yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan
berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh,
Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang, masing-masing
melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan
kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap
orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan,
sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti
sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan: a. meningkatnya keterampilan dan kecekatan
tiap-tiap pekerja;
b. menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas; c.
menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga
kerja.Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu
manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri
menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia,
yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah
menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini
mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang
dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya
persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan
kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai
dikembangkan oleh para ahli.B. ERA MANAJEMEN SAINSEra ini ditandai
dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan
insinyur, seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick
A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah, atau dalam
bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh
Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor
mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah
untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan."
Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya
buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.Henry Gantt
yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company
menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi
pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious)
dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu
manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk
merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan
suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil
menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang
dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut.Era ini juga ditandai dengan
hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang
dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik
manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan
Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama
manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi,
dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan
sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan
tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu,
Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan
dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah
manajemen.Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi
Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi
yang disebut sebagai birokrasi, bentuk organisasi yang dicirikan
oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas,
peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang
impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang
ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe
organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan
untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam
kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural
bagi banyak organisasi besar sekarang ini.Perkembangan selanjutnya
terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu
riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika
dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan
"Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan
masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi.
Pada tahun 1946, Peter F. Drucker, sering disebut sebagai Bapak
Ilmu Manajemen, menerbitkan salah satu buku paling awal tentang
manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation).
Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General
Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.C. ERA
MANUSIA SOSIALEra manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab
perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era
manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas
sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku
adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen
Hawthrone.Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga
1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di
Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh
berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas
kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti
jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih
sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan
tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang
menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau
standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja
individu.Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett
(18681933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu
politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative
Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis
yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik
tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas
seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan
mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok.
Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan
pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian,
manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai
mitra, bukan lawan.Pada tahun 1938, Chester Barnard (18861961)
menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang
menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang
orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan
antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi
"efektif-efisien".Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif
individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai
sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi
merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal,
komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih
diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas"
didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika
bawahan menerima otoritas itu.D. ERA MODERNEra modern ditandai
dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality
managementTQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru
manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming
(19001993) and Joseph Juran (lahir 1904).Deming, orang Amerika,
dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming
berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan
berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan
pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima
langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat
ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya
perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan
pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2)
produktivitas meningkat; (3) market share meningkat karena
peningkatan kualitas dan harga; (4) profitabilitas perusahaan
peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah
pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk
meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.Kontribusi
kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat
disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol
oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia
mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan,
kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen
untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk.
Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan
diimplementasikan.2. DEFINISI MANAJEMENKata manajemen mungkin
berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
mengendalikan, terutamanya mengendalikan kuda yang berasal dari
bahasa latin manus yang berati tangan. Kemudian kata ini mendapat
pengaruh dari bahasa Perancis mange yang berarti kepemilikan kuda
(yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur.Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima
secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.
Manajemen dibutuhkan semua tipe kegiatan yang diorganisasi dan
dalam semua tipe organisasi. Dalam praktek, manajemen dibutuhkan
dimana saja orang-orang bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai
suatu tujuan bersama. Fungsi dari manajemen itu sendiri adalah
universal. Sifat ini merupakan hasil dari kenyataan bahwa fungsi
manajemen adalah sama dimana saja, dalam seluruh organisasi dan
pada waktu kapanpun.Manajemen dibutuhkan setiap organisasi karena
tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan
lebih sulit. Ada tiga alasan diperlukannya manajemen, yaitu:
a. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi dan pribadi.
b. Untuk menjaga keseimbangn diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan.
c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja
organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah
satunya adalah efisiensi dan efektivitas.
Ada dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja manajemen
yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar sedangkan efektivitas
adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan
yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut ahli manajemen, Peter Drucker efektivitas adalah
melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things) sedangkan
efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things
right). Bagi para manajer, pertanyaan yang paling penting adalah
bukan bagaimana melakukan pekerjaan dengan benar tetapi bagaimana
menemukan pekerjaan yang benar untuk dilakukan dan memusatkan
sumber daya dan usaha pada pekerjaan tersebut.
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari definisi ini terlihat
bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan seni. Mengartikan
manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah
kemampuan atau keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara
sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan
sebagai proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan kecakapan
atau keterampilan khusus mereka, harus melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang mereka inginkan. Proses tersebut terdiri dari
kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan.
Perencanaan berarti bahwa para manajer memikirkan
kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan
ini biasanya didasarkan pada berbagai metoda, rencana atau logika
bukan hanya atas dasar dugaan atau firasat. Pengorganisasian
berarti bahwa para manajer mengkoordinasikan sumber daya- sumber
daya manusia dan material organisasi.
Pengarahan berarti para manajer mengarahkan, memimpin dan
mempengaruhi bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan
sendiri tetapi menyelesaikan tugas-tugas esensial melalui
orang-orang lain. Mereka juga tidak sekedar memberikan perintah
tetapi menciptakan iklim yang dapat membantu para bawahan melakukan
pekerjaan secara paling baik.
Pengawasan berarti para manajer berupaya untuk menjamin bahwa
organisasi bergerak kearah tujuannya. Bila beberapa bagian
organisasi ada pada jalur yang salah maka manajer harus
membetulkannya.Atas dasar uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai
tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi- fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpian (leading)
dan pengawasan (controlling). Selain itu, untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials,
machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada
proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
berkerja sama untuk mencapai tujuan.Money atau uang merupakan salah
satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar
dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur
dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu
uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan
karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus
dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan
bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik,
selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab
materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang dikehendaki. Machine atau Mesin digunakan untuk
memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar
serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya
pekerjaan manajer. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu
diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak
akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen
tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah
barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak
laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses
kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar
dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan
dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga
barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
(kemampuan) konsumen.3. M A N A J E R
Individu yang mempunyai tanggungjawab atas bawahan dan sumber
daya- sumber daya organisasi disebut sebagai manajer. Pada masa
sekarang ini manajer juga bisa dikatakan sebagai pimpinan, ketua,
ataupun atasan dari suatu bidang tertentu dalam organisasi yang
mengatur dan bertanggung jawab pada bawahannya serta mempunyai
fungsi tertentu lainnya dalam organisasi tersebut.Pada organisasi
berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokkan menjadi
manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama
(biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah
karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula
dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan
paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan
non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering
disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer
kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua
manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen
puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan
yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin
proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi. Manajemen puncak (top
management), dikenal pula dengan istilah executive officer,
bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum
dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah
CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan
CFO (Chief Financial Officer). Meskipun demikian, tidak semua
organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan
bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang
lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh
tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke
proyek lainnya sesuai dengan permintaan pekerjaan.
Agar konsep tentang manajer menjadi lebih jelas, berikut ini
akan diuraikan secara rinci apa tugas-tugas penting yang
dilaksanakan manajer:a. Manajer bekerja dengan dan melalui orang
lain
b. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang
saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas.
c. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
d. Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual.
e. Manajer adalah seorang mediator
f. Manajer adalah seorang politisi.
g. Manajer adalah seorang diplomat
h. Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit
Henry Mintzberg telah melakukan penelitian meengenai berbagai
macam pekerjaan manajerial dan kemudian membuat sintesa hasil
studinya mengenai peranan-peranan manajerial. Ia menemukan bahwa
tidak ada pertentangan antara pendekatan fungsional dan pendekatan
kegiatan tetapi keduanya saling melengkapi. Sebagai hasil studinya,
ia mengelompokkan perilaku manajer menjadi tiga bidang peranan
yaitu antara pribadi, informasional dan pembuatan keputusan.
Hasilnya menunjukkan bahwa manajer mempunyai wewenang formal atas
satuan organisasinya dan itu menentukan statusnya. Wewenang dan
status ini menyebabkan manajer terlibat dalam pelaksanaan ketiga
peranan tersebut. Manajer kemudian menggunakan keterampilan pribadi
dan manajerial serta kemampuan untuk melaksanakan peranannya secara
efektif.
Henry Mintzberg juga mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang
dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian
mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. Yang
pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan
kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini
meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan
penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran
manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran
sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan
keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah
masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar,
aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan
orang lain.
Robert L.Katz juga mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan
minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut
adalah:
a. Keterampilan konseptual (conceptional skill)Manajer tingkat
atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide
serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu
rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu.
Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu
biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh
karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan
untuk membuat rencana kerja.
b. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity
skill)Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi
dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan
dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang
persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa
dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan
manajemen atas, menengah, maupun bawah.
c. Keterampilan teknis (technical skill)Keterampilan ini pada
umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program
komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan
lain-lain.Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin
menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer,
yaitu:
a. Keterampilan manajemen waktuMerupakan keterampilan yang
merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang
dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew
Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort
digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja
selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jamsekitar $13 per menit.
Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan
sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja,
memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian,
waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan
menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan.
b. Keterampilan membuat keputusanMerupakan kemampuan untuk
mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama
bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top
manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan
keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah
dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap
alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap
paling baik. Dan yang ketiga, manajer harus mengimplementasikan
alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya
agar tetap berada di jalur yang benar.a. ETIKA MANAJERIAL dan
TUJUAN ORGANISASIEtika manajerial adalah standar prilaku yang
memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori
klasifikasi menurut Ricky W. GriffiN, yaitu:
Perilaku terhadap karyawan
Perilaku terhadap organisasi
Perilaku terhadap agen ekonomi lainnyaTujuan adalah suatu hasil
akhir , titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai. Setiap
tujuan kegiatan dapat juga disebut sasaran atau target. Tujuan
mempunyai pengertian yang lebih luas sedangkan sasaran adalah lebih
khusus. Sebelum organisasi menentukan tujuan, terlebih dahulu harus
menetapkan misi atau maksud organisasi serta visi dari organisasi
tersebut. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang
maksud organisasi. Misi suatu organisasi merupakan suatu maksud
yang khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari
organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup
operasi dalam hal produk dan pasar. Misi merupakan perwujudan dasar
filsafat para pembuat keputusan strategis perusahaan, mencerminkan
konsep diri perusahaan serta menunjukkan bidang-bidang produk atau
jasa pokok dan kebutuhan langganan utama yang akan dipuaskan
perusahaan.
Secara singkat, misi menggambarkan bidang-bidang produk, pasar
dan teknologi yang ditekankan perusahaan dimana hal ini
mencerminkan nilai dan berbagai prioritas dari para pembuat
keputusan strategis. Misi organisasi juga menunjukkan fungsi yang
hendak dijalankannya dalam sistem sosial atau ekonomi
tertentu.Contoh misi suatu organisasi yaitu sebagai berikut:Misi
dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yaitu:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran , penelitian,
pengabdian dan pembinaan nilai-nilai hidup Islami.2. Mengembangkan
kebebasan berfikir ilmiah yang dijiwai dengan semangat
ketauhidan.
3. Mengembangkan jiwa kemandirian dalam berbagai ilmu
pengetahuan, keahlian/keterampilan, teknologi dan seni.
4. Menyelenggarakan kegiatan dakwah Islam sebagai bahan integral
dari tujuan Muhammadiyah.Sedangkan contoh misi dari Fakultas Hukum,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yaitu:
a. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan Hukum dan sekaligus
melahirkan sarjana hukum yang berkomitmen dan berintegritas tinggi
dalam mencapai keunggulan kwalitas di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat yang dijiwai oleh
nilai-nilai keislaman.b. Menyelenggarakan pendidikan Hukum yang
memberikan kemampuan bagi lulusannya untuk dapat bersaing secara
kompetitif dalam mengisi lapangan pekerjaan yang didukung dengan
penguasaan berbahasa, teknologi informasi, dan keislaman.
c. Melaksanakan pendidikan Hukum yang memberi keterampilan bagi
lulusannya untuk pengembangan ilmu hukum dan menerapkannya sesuai
kebutuhan masyarakat dengan semangat kemandirian dan/atau kerjasama
secara professional.
Selain itu, contoh misi dari Bank Sumut adalah sebagai berikut:
Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang
didasarkan pada prinsip-prinsip compliance
Di dalam suatu organisasi juga diperlukan sebuah visi dari
organisasi tersebut. Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana
organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif.
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan yang diinginkan oleh organisasi. Berdasarkan hal tersebut
maka penetapan visi adalah sebagai bagian dari perencanaan
strategis, merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu
organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya
tetapi juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan
organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal
dan eksternal. Oleh karenanya, visi organisasi juga harus
menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Pada hakekatnya, tidak ada visi organisasi, yang ada adalah
visi-visi pribadi dari anggota organisasi. Namun, kita harus mampu
merumuskan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen
murni tanpa adanya rasa terpaksa. Visi adalah mental model masa
depan. Dengan demikian visi harus menjadi milik bersama dan
diyakini oleh seluruh anggota organisasi.
Sebagai contoh dari visi sebuah organisasi diambil visi dari
Bank Sumut yang memiliki visi sebagai berikut:
Menjadi Bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai
salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf
hidup rakyat.
Selain itu, diambil sebagai contoh visi lainnya, yaitu visi dari
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), sebagai
berikut:
Menjadi pusat keunggulan dalam penyelenggaraan dan pengembangan
keislaman, ilmu pengetahuan dan profesionalitas, kesenian dan
teknologi berwawasan global.Sedangkan visi dari Fakultas Hukum,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yaitu:
Menjadi Fakultas Hukum yang unggul dalam penyelenggaraan serta
pengembangan ilmu hukum yang menghasilkan lulusan berintegritas
tinggi di bidang hukum dengan wawasan global berlandaskan
nilai-nilai keislaman.Konsep tujuan organisasi dipandang secara
luas mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut
waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara lain sebagai
berikut :
Pedoman bagi kegiatan. Melalui penggambaran hasil akhir diwaktu
yang akan datang, tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan
pengarahan dan penyaluran usaha dan kegiatan para anggota
organisasi.
Sumber legitimasi. Tujuan juga merupakan sumber legitimasi bagi
suatu organisasi melalui pembenaran kegiatan-kegiatannya, disamping
itu keberadannya di kalangan kelompok seperti pelanggan, karyawan
pada umumnya. Pengakuan atau legitimasi akan meningkatkan kemampuan
organisasi untuk mendaptkan sumber daya dan dukungan dari
lingkungan disekitarnya.
Standar pelaksanaan. Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan
dipahami, hal ini akan memberikan standar langsung bagi penilaian
pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi. Setelah organisasi
menetapkan tujuan dalam bidang yang dapat dikuantifikasikan seperti
penjualan, posisi pasar dapat dengan mudah diukur.
Sumber motivasi. Tujuan organisasi dapat berfungsi sebagai
sumber motivasi dan identifikasi karyawan yang penting.
Dasar rasional pengorganisasian. Tujuan organisasi dan struktur
organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk pencapaian tujuan, pola penggunaan sumber daya, implementasi
berbagai unsur perancangan organisasi : pola komunikasi, mekanisme
pengawasan, departementalisasi dan sebagainya.b. PROSES PERENCANAAN
(Planning)Perencanaan memegang peranan lebih dibanding
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan adalah pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik
dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan
datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan
dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.
Perencanaan adalah sebuah proses yang tidak berakhir bila
rencana tersebut telah ditetapkan, rencana harus diimplementasikan.
Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan,
rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna.
perencanaan kembali kadang-kadang dapat menjadi faktor kunci
pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu perencanaan harus
mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas agar mampu menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin.
Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan
(decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan
kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Keputusan-keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses
perencanaan.Empat tahap dasar perencanaan yaitu:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan
Perencanaan organisasi haruslah aktif, dinamis, berkesinambungan
dan kreatif agar manajemen tidak hanya akan bereaksi terhadap
lingkungannya tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan
untuk mencapai, Yang pertama, protective benefits (keuntungan
perlindungan), yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan. Yang kedua,
positive benefits (keuntungan positif), dalam bentuk meningkatnya
sukses pencapaian tujuan organisasi.
Adapun manfaat dari perencanaan yaitu untuk membantu manajemen
untuk menyesuaikan diri dari perubahan lingkungan, membantu dalam
kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama dan membuat
tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami. Sedangkan
kelemahan dari perencanaan adalah pekerjaan yang tercakup dalam
perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata, perencanaan
cenderung menunda kegiatan, perencanaan mungkin terlalu membatasi
manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi, kadang-kadang hasil
yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual
dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
dan ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak
konsisten.
Perencanaan dan rencana dapat diklasifikasikan dalam beberapa
cara yang berbeda. Cara pengklasifikasian perencanaan akan
menentukan isi rencana dan bagaimana perencanaan itu dilakukan. Ada
lima dasar pengklasifikasian rencana-rencana, yaitu:
1. Bidang fungsional, mencakup rencana produksi, pemasaran,
keuangan, dan personalia.
2. Tingkatan organisasional, termasuk keseluruhan organisasi
atau satuan-satuan kerja organisasi.
3. Karakteristik (sifat) rencana, meliputi factor- factor
kompleksitas, fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya,
rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif.
4. Waktu, menyangkut rencana jangka pendek, menengah dan jangka
panjang.
5. Unsur-unsur rencana, dalam wujud anggaran, program, proses,
prosedur, kebijaksanaan dan sebagainya.
c. PEMBUATAN KEPUTUSAN (Decision Making)Kehidupan manajer
dipenuhi dengan serangkaian pembuatan pengambilan keputusan untuk
menaikkan harga jual, mengambil tindakan terhadap karyawan yang
sering terlambat dan lain sebagainya. Pembuatan keputusan adalah
bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan
penting terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan.
Pembuatan keputusan menggambarkan proses melalui mana serangkaian
kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
George P. Hurber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan
pilihan (choice making) dan dari pemecahan masalah (problem
solving).Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda
sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metode
pengklasifikasian yang banyak digunakan adalah dengan menentukan
apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Keputusan juga dapat
dibedakan antara keputusan yang dibuat dibawah kondisi kepastian,
risiko dan ketidakpastian.
Keputusan yang diprogram (programmed decisions) adalah keputusan
yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur.
Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Keputusan yang
tidak diprogram (non-programmed decisions) adalah keputusan yang
berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa.
Proses dasar pembuatan keputusan rasional mencakup identifikasi
dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan,
pengembangan alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternative
penyelesaian, pemilihan alternative terbaik, implementasi keputusan
dn evaluasi terhadap hasil hasil-hasil.**Lihat lampiran decision
making4. PENGORGANISASIAN dan STRUKTUR ORGANISASI
Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum. Yang pertama
yaitu menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti
organisasi perusahaan, rumah sakit, dan lainnya. Yang kedua
berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai cara dalam mana
kegiatan organisasi di alokasikan dan ditugaskan diantara para
anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan
efisien.
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengn tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya
dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses
penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan
pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokkan
kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan yang sejenis dan
saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin
dalam struktur formal suatu organisasi dan ditunjukkan oleh suatu
bagan organisasi. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas kerja
agar setiap individu dalam organisasi bertanggungjawab untuk dan
melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini
merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat
suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan
tercermin pada struktur organisasi yang mencakup aspek-aspek
penting organisasi dan proses pengorganisasian yaitu:
a. Pembagian kerja
b. Departementalisasi
c. Badan organisasi formal
d. Rantai perintah dan kesatuan perintah
e. Tingkat-tingkat hirarki manajemen
f. Saluran komunikasi
g. Penggunaan komite
h. Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak
dapat dihindarkan
Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan
sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian, posisi
maupun orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan
tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi,
koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan
keputusan dan besaran (ukuran) kerja.Adapun faktor yang utama yang
menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai
berikut:
a. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler telah
menjelaskan hubungan strategi dan struktur organisasi dalam
studinya pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika.
b. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan
untuk memproduksi barang atau jasa juga akan membedakan bentuk
struktur organisasi.
c. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta
kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam
merancang struktur organisasi.
d. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan
maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur
organisasi.Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari
:
a. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi
tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi dan
penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan kerja.
b. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang
digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti
yang direncanakan.
c. Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang
mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja dalam organisasi.
d. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang
menunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuat keputusan.
e. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja.
Setiap organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok
kerja formal yaitu kesatuan tugas khusus, panitia dan dewan atau
komisi.
Kesatuan tugas khusus (task forces). Kesatuan tugas khusus atau
tim proyek dibentuk untuk menangani suatu masalah atau tugas
khusus. Kesatuan ini keberadaannya hanya sampai tugas diselesaikan
atau masalah dipecahkan. Kesatuan tugas biasanya dibentuk untuk
menangani masalah dan tugas yang kompleks dan melibatkan beberapa
satuan kerja organisasi. Kelompok-kelompok tugas biasanya meliputi
para wakil (atau para pembuat keputusan) dari satuan-satuan
organisasi, ditambah para ahli yang secara teknis diperlukan untuk
menangani masalah atau tugas.
Panitia tetap (standing committee) dan panitia Ad Hoc. Panitia
tetap (dikenal sebagai panitia structural) adalah bagian tetap dari
struktur organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang terus
menerus ada dalam organisasi, seperti panitia anggaran, panitia
pengembangan produk dan lainnya. Panitia-panitia ini biasanya
membuat rekomendasi formal kepada manajer tingkat atas atau
mempunyai wewenang untuk membuat keputusan sendiri bagi suatu
kegiatan organisasi yang terbatas.
Panitia Ad Hoc mempunyai fungsi yang serupa dengan panitia tetap
hanya tidak bersifat tetap. Tujuan dibentuknya panitia manajemen
terutama adalah untuk mengkoordinasikan dan mempertukarkan
informasi, memberi saran manajemen puncak atau bahkan membuat
keputusan-keputusan sendiri. Ada berbagai kegunaan yang ditimbulkan
panitia, yaitu:
a. Keputusan-keputusan dengan kualitas lebih baik
b. Meningkatkan penerimaan. Partisipasi cenderung meningkatkan
penerimaan terhadap gagasan-gagasan atau program baru.
c. Memperbaiki koordinasi. Selama diskusi panitia, para anggota
dapat mempelajari bagaimana kegiatan-kegiatan dalam satuannya
mempengaruhi pekerjaan satuan lain.
d. Tempat latihan bagi manajer. Panitia juga berfungsi sebagai
tempat latihan bagi para eksekutif muda.
e. Penyebaran kekuasaan. Panitia dapat menghindarkan
penyalahgunaan kekuasaan melalui penugasannya.
f. Menghindarkan konsekuensi yang tidak menyenangkan. Eksekutif
dapat menggunakan panitia untuk menghindari gagasan atau usulan
yang akan menimbulkan konsekuensi buruk. Teknik ini harus digunakan
dengan bijaksana.5. MOTIVASI
Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi, mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi dengan para bawahannya akan
menentukan efektifitas manajer. Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia.
Motivasi ini merupakan subjek yang penting bagi manajer, karena
menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang
lain. Manajer perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar
dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan
organisasi.
Terdapat tiga model-model motivasi dengan urutan atas dasar
kemunculannya, yaitu model tradisional, model hubungan manusiawi
dan model sumber daya manusia. Pandangan manajer yang berbeda
tentang masing-masing model adalah penentu penting keberhasilan
mereka dalam mengelola karyawan.
Model Tradisional, model ini berhubungan dengan motivasi
Frederick taylor dan aliran manajemen ilmiah. Model ini
mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana
pekerjaanpekerjaan harus dilakukan dan digunakannya system
pengupahan insentif untuk memotivasi para pekerja lebih banyak
berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan. Pandangan
tradisional menganggap bahwa pekerja pada dasarnya malas dan hanya
dapat dimotivasi dengan perhargaan berupa uang. Dalam banyak
situasi pendekatan ini cukup efektif.
Model hubungan manusiawi, banyak praktek manajemen merasakan
bahwa pendekatan tradisional tidak memadai. Elton Mayo menemukan
bahwa kontak-kontak social karyawan pada pekerjaannya adalah juga
penting dan bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat
pengulangan adalah faktor-faktor pengurang motivasi. Ia menemukan
juga bahwa manajer dapat memotivasi bawahan melalui pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan social mereka dan membuat mereka merasa berguna
dan penting. Hasilnya para karyawan diberi berbagai kebebasan untuk
membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya.
Model sumber daya manusia, terdapat kritik pada model hubungan
manusiawi dan mengemukakan pendekatan yang lebih sophisticated
untuk memanfaatkan para karyawan. Model ini menyatakan bahwa para
karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau
keinginan untuk mencapai kepuasan tetapi juga kebutuhan untuk
berprestasi dan untuk memperoleh pekerjaan yang berarti. Sehingga
karyawan dapat diberi tanggungjawab yang lebih besar untuk
pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.Ada beberpa teori
motivasi dan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu
petunjuk, isi dan proses.
Teori-teori petunjuk (prescriptive theories), mengemukakan
bagaimana memotivasi para karyawan. Teori ini didasarkan atas
pengalaman coba-coba.
Teori-teori isi (content theories), kadang-kadang disebut teori
kebutuhan, adalah berkenaan dengan pertanyaan, apa
penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan apa dari
motivasi.
Teori-teori proses (process theories), berkenaan dengan
bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek
bagaimana dari motivasi.
6. KOMUNIKASI dalam ORGANISASI
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi.
Padahal komunikasi yang efektif adalah penting bagi para manajer,
paling tidak untuk dua alasan. Pertama, komunikasi adalah proses
melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi adalah
kegiatan untuk para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi
waktu mereka.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk
gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan
pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang
digunakan dalam percakapan tetapi juga ekspresi wajah, intonasi,
titik putus vocal dan sebagainya. Manfaat komunikasi lisan, orang
per orang adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan
penerima, memungkinkan komunikasi non-verbal (gerakan tubuh,
intonasi suara, dan lainnya), disampaikan berita secara cepat, dan
memungkinkan umpan balik diperoleh segera.
Sedangkan komunikasi tertulis dapat disampaikan melalui saluran
seperti memo, surat atau laporan. Komunikasi tulisan mempunyai
manfaat dalam hal penyediaan laporan atau dokumen untuk kepentingan
di waktu mendatang. Model proses komunikasi ini juga diterapkan
pada komunikasi dalam organisasi, hanya bedanya efektifitas
komunikasi dalam organisasi dipengaruhi oleh beberapa factor
khusus. Raymond V. Lesikar menguraikan empat factor yang
mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi yaitu saluran
komunikasi formal, struktur organisasi, spesialisasi jabatan dan
pemilikan informasi.
7. KEPEMIMPINAN (Leadership)Dalam kenyataannya para pemimpin
dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas
kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.
Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu
kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
Pemimpin yang efektif mempunyai sifat-sifat atau kualitas tertentu
yang diinginkan. Contohnya: karisma, berpandangan ke depan,
intensitas dan keyakinan diri. Bagaimanapun juga, kemampuan dan
keterampilan pemimpin dalam pengarahan adalah factor penting
efektifitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasi
kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan,kemampuan untuk
menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Dan bila
organisasi dapat mengidentifikasi perilaku dan teknik kepemimpinan
efektif, organisasi barangkali akan dapat mempelajari berbagai
perilaku dan teknik tersebut. Oleh karena itu akan dicapai
pengembangan efektifitas personalia dan organisasi.
Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan
dengan berbagai cara. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi
tersebut yaitu, yang pertama, kepemimpinan menyangkut oranglain -
bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan
dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan
status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat
berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang
manajer menjadi tidak relevan.
Yang kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan
yang tidak seimbang diantara pemimpin dan anggota kelompok. Ketiga,
selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau
pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata
lain,para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan tetapi juga
dapat mempengaruhi bagaimana melaksanakan perintahnya.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen tetapi tidak sama
dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga
mencakup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian
dan pengawasan. Aspek pertama pendekatan perilaku kepemimpinan
menekankan pada fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya.
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan
dua fungsi utama yaitu fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas
(task related) atau pemecahan masalah dan fungsi-fungsi
pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau sosial. Fungsi
pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan
pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu
kelompok berjalan lebih lancar - persetujuan dengan kelompok lain,
penengahan perbedaan pendapat dan sebagainya. Pandangan kedua
tentang perilaku kepemimpinan memusatkan pada gaya pemimpin dalam
hubungannya dengan bawahan. Para peneliti telah mengidentifikasi
dua gaya kepemimpinan yaitu gaya dengan orientasi tugas
(task-oriented) dan gaya dengan orientasi karyawan
(employee-oriented). Manajer berorientasi tugas mengarahkan dan
mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas
dilaksanakan sesuai yang diinginkannya. Manajer dengan gaya
kepemimpinan ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada
pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Manajer berorientasi
karyawan mendorong para anggota kelompok untuk melaksanakan tugas
dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta
hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota
kelompok.
Strategi kepemimpinan efektif yang mempergunakan manajemen
partisipatif dikemukakan oleh Douglas McGregor bahwa strategi
kepemimpinan dipengaruhi anggapan seorang pemimpin tentang sifat
dasar manusia.
Anggapan-anggapan teori X :
a. Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai
pekerjaan dan akan menghindarinya bila mungkin.
b. Karena karekteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa,
diawasi, diarahkan, atau diancam dengan hukuman agar mereka
menjalankan tugas untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari
tanggungjawab, mempunyai ambisi relatif kecil, dan menginginkan
keamanan/jaminan hidup diatas segalanya.Anggapan-anggapan teori Y
:
a. Penggunaan usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat
manusia seperti bermain dan istirahat.
b. Pangawasan dan ancaman hukuman eksternal bukanlah
satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan
organisasi. Orang akan melakukan pengendalian diri dan pengarahan
diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujuinya.
c. Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan
yang berhubungan dengan prestasi mereka.
d. Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak
hanya untuk menerima tetapi mencari tanggungjawab.
e. Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan
kreatifitas dalam penyelesaian masalah organisasi yang secara luas
tersebar pada seluruh karyawan.
f. Potensi intelektual rata-rata hanya digunakan sebagian saja
dalam kondisi kehidupan industri modern.
Seorang pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori X akan
cenderung menyukai gaya kepemimpinan otokratik. Sebaliknya,
pemimpin yang mengikuti teori Y akan lebih menyukai gaya
kepemimpinan partisipatif atau demokratik.
8. MANAJEMEN KONFLIK
Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya
masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur
organisasi.
Penyebab-penyebabnya,antara lain:
a. Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat
bahasa yang sulit dimengeri atau informasi yang mendua dan tidak
lengkap serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
b. Struktur : pertarungan kekuasaan antar departemen dengan
kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan
untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas atau saling
ketergantungan dua atau lebih kelompok kegiatan kerja untuk
mencapai tujuan mereka.
c. Pribadi : ketidaksesuaian tujuan atau nilai sosial pribadi
karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan
perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.
Karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu seperti
otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik. Pada
hakekatnya konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam
interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua belah pihak.
Konflik organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian
antara dua atau lebih anggota atau kelompok organisasi yang timbul
karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang
terbatas atau kegiatan kerja atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Perbedaan
konflik dan persaingan terletak pada apakah salah satu pihak mampu
untuk menjaga dirinya dari gangguan pihak lain dalam pencapaian
tujuannya.Ada lima jenis konflik dalam kehidupan
organisasi,yaitu:
a. Konflik dalam diri individu yang terjadi bila seorang
individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang ia
harapkan untuk melaksanakannya.
b. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal
ini sering diakibatkan oleh perbedaan kepribadian.
c. Konflik antar individu dalam kelompok, yang berhubungan
dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang
dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
d. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena
terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
e. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk
persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara.
Ada tiga metoda penyelesaian konflik yang sering digunakan yaitu
dominasi atau penekanan dapat dilakukan dengan cara kekerasan atau
penenangan, kompromi, dan pemecahan masalah integratif yaitu dengan
mengubah konflik menjadi situasi pemecahan masalah bersama.9.
PENGAWASAN (Controlling) Pengawasan dapat didefinisikan sebagai
proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan sesuai
yang direncanakan.
Definisi pengawasan yang dikemukakan oleh Robert J.Mockler
sebagai berikut:
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Ada tiga tipe dasar pengawasan, yaitu:
a. Pengawasan pendahuluan
b. Pengawasan concurrentc. Pengawasan umpan balik
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls,
dirancang untuk mengantisipasi masalah atau penyimpangan dari
standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu
tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
(concurrent control). Pengawasan ini sering disebut pengawasanYa
Tidak, screening control atau berhenti terus, dilakukan selama
suatu kegiatan berlangsung. Pengawasan ini merupakan proses dimana
aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum
kegiatan bisa dilanjutkan. Pengawasan umpan balik (feedback
control). Pengawasan umpan balik juga dikenal sebagai past action
controls, mengukur hasil dari suatu kegiatan yang telah
diselesaikan. Proses pengawasan biasanya terdiri dari paling
sedikit lima tahap (langkah). Tahap-tahapnya adalah sebagai
berikut:
a. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
d. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
e. Pengambilan tindakan koreksi bila perluAda berbagai faktor
yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi,
yaitu :
a. Perubahan lingkungan organisasi. Berbagai perubahan lingkungn
organisasi terjadi terus menerus dan tidak dapat dihindari, seperti
munculnya inovasi produk dan pesaing baru. Melalui fungsi
pengawasan manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada
barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau
memanfaatkan kesempatan yang ada.
b. Peningkatan kompleksitas organisasi. Semakin besar organisasi
semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
c. Kesalahan-kesalahan. Bila para bawahan tidak pernah membuat
kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi
pengawasan, tetapi kenyataanya anggota organisasi sering membuat
kesalahan. System pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi
kesalahan-kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
d. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Bila manajer
mendelegasikan wewenang kepada bawahannya, maka tanggung jawab
atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat
menentukan apakah bawahan telah melakukan tugas-tugas yang telah
dilimpahkan kepadanya adalah dengan mengimplementasikan system
pengawasan. Tanpa system pengawasan, manajer tidak dapat memeriksa
pelaksanaan tugas bawahan.
Kata pengawasan sering mempunyai konotasi yang tidak
menyenangkan karena dianggap akan mengancam kebebasan dan otonomi
pribadi. Padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk
menjamin tercapainya tujuan sehingga tugas manajer adalah menemukan
keseimbangan antara pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi
atau mencari tingkat pengawasan yang tepat. Pengawasan yang
berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreatifitas dan
sebagainya yang akhirnya merugikan organisasi sendiri sebaliknya
pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber
daya dan membuat sulit pencapaian tujuan.A D M I N I S T R A S
I
Administrasiadalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan
penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Administrasi
dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi: catat-mencatat,
surat-menyurat, pembukuan ringan ketik-mengetikm agenda dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Sedangkan
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama
antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan
memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan
berhasil guna.Adapun ciri-ciri administrasi secara umum, yaitu:
a. Kelompok yang terdiri atas 2 orang atau lebih.
b. Kerjasama
c. Kegiatan/proses/usaha.
d. Bimbingan
e. Tujuan1. SEJARAH PERKEMBANGAN ADMINISTRASI
Perkataan, istilah, dan pengertian Administrasi yang kita kenal
sekarang di Indonesia berasal dari Eropa Barat/Eropa Kontinental,
melalui periode penjajahan Belanda, dimana Belanda merupakan salah
satu bangsa yang terdapat dalam wilayah Eropa Barat. Dasar
peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan (kultur) dari bangsa-bangsa
Eropa Barat adalah kebudayaan dan peradaban Rumawi, yang mengalami
kemajuan pesat setelah dipengaruhi oleh Kebudayaan Yunani Klasik.
Pada awalnya, Bangsa Rumawi menerjemahkan istilah-istilah Yunani ke
dalam bahasa Rumawi, yakni Bahasa Latin, dengan cara mengadopsi
ide-ide dan pengertian Yunani klasik secara apa adanya. Lambat laun
bangsa Rumawi mengembangkan sendiri Filosofi, Ilmu Pengetahuan,
Hukum, Sistem Politik, dll, yang akhirnya menjadi dasar dari
peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa Eropa Barat selama 15 abad
dan sampai sekarang masih nampak pengaruhnya, misal:
a. Hukum-kodifikasi hukum yg kita kenal sekarang;
b. Sistem Pemerintahan Republik; dan
c. Sistem Legislatif- DPR .
Adapun sistem sosial, sistem kenegaraan, sistem perekonomian
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan unit-unit organisasi
(administratio) yang masing-masing dipimpin oleh administrator.
Administrator sebagai yang memimpin suatu administratio atau unit
organisasi, bertanggung jawab kepada
Pemilik/Majikan/Atasan(Maestro), yang memberikan tugas, kewajiban,
dan pengarahan-pengarahan kepadanya. Dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya kepada Maestro,maka Administrator harus melakukan
administer ( melayani, mentaati) terhadap majikan dan melakukan
segala sesuatu sesuai kebijaksanaan majikan tersebut sambil
menjalankan administrare (yaitu menyelenggarakan Tata usaha:
registrasi, inventarisasi, pembukuan, dokumentasi, korespondensi,
kearsipan) untuk mempertanggung-jawabkan segala sesuatunya yang
telah dilakukan menurut prosedur dan formalitas tertentu (mis:
membuat berita acara, laporan). Untuk menggerakkan personil dalam
rangka melakukan kegiatan-kegiatan organisasi yang dipimpin maka
Administrator melakukan administro yang berarti memimpin, mengatur,
mengemudikan. Istilah yang digunakan bagi administrator pada
umumnya adalah: direktur, direksi. Di Inggris perkembangannya
berbeda sekali dari Eropa Kontinental. Di Inggris seorang
administrator atau direktur disebut Manager. Jika pangkatnya tinggi
sehingga ikut bertanggung jawab langsung kepada pihak pemilik
organisasi/perusahaan, disebut Managing Director. Sedangkan
director dalam bahasa Inggris/Amerika, oleh kita dan juga Belanda
disebut Komisaris (Commissaris).
Pengertian Direktur yang sering dengar dan gunakan, dalam bahasa
Inggrisnya disebut manager. Personnel Management (bhs.Ingg/Am),
dalam bahasa Indonesia disebut Administrasi Personil, yang mencakup
organisasi urusan personil, tata-usaha personil, dan pengelolaan
personil. Pengelolaan sendiri dalam bhs.Inggris disebut management,
akan tetapi management yang berbeda tingkat serta sifat dari
ketatalaksanaan dan administrasi. Administrasi adalah manajemen
yang paling tinggi. Financial management, diterjemahkan dengan
Administrasi Keuangan, yang terdiri atas organisasi urusan
keuangan, tatausaha keuangan, dan pengelolaan keuangan. Company
management adalah Direksi Perusahaan, Company Manager adalah
Direktur Perusahaan. Business Management adalah Pimpinan
Perusahaan/Bisnis, sedangkan Business Administration adalah
Administrasi Bisnis/Niaga. a. Adminster: melayani, mentaati
terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu sesuai kebijaksanaan
majikan
b. Administrare: menyelenggarakan Tata Usaha: registrasi,
inventarisasi, pembukuan, dokumentasi, korespondensi, kearsipan.c.
Administratio: kegiatan-kegiatan unit-unit organisasi
d. Administro :memimpin, mengatur, mengemudikan. (leadership,
management).A. ADMINISTRASI DAN MANAJEMENPada umumnya orang akan
berpendapat bahwa terdapat perbedaan antara administrasi dan
manajemen. Untuk membedakan arti kedua kata tersebut, di bawah ini
dibuat suatu tabel agar memudahkan dalam membandingkannya.
Administrasi adalah bagian dari manajemen dan sebaliknya manajemen
juga bagian dari administrasi. Kedua hal tersebut benar, tergantung
dari tempatnya atau negaranya, Di Eropa Daratan ( Jerman, Bld,
Perancis, Itali) dikatakan manajemen bagian dari administrasi. Di
Inggris dikatakan Administration bagian dari management. DI
INDONESIA Istilah adm. berasal dari Bhs.Bld administratie, yang
terdiri dari: organisasi, tata usaha, dan pengelolaan. Istilah
management di Indonesia adalah Istilah Inggris, yang berasal dari
AS.
Jika mempertimbangkan kedua aspek tersebut dari segi kebudayaan,
dimana Indonesia sangat lama dijajah Belanda, maka memahami
administrasi perlu lebih ditekankan dimana berpikir secara
administrasi adalah berpikir secara organisasi-tata usaha dan
manajemen. Jika manajemen dipisahkan secara tegas dan terlepas dari
administrasi, maka organisasi dan tatausaha akan tertinggal dan
tatausaha dianggap sebagai aspek yang tidak penting. Di Perancis,
manajemen dikembangkan ala sistem AS, tetapi tidak terlepas dari
administration, dimana dikatakan, bahwa administrasi terdiri atas
documentation (tatausaha) dan gestion (manajemen).B. BERPIKIR
SECARA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN ADMINISTRASI
Berpikir secara administrasi adalah berpikir secara mengatur dan
menjalankan penyelenggaraan dari apa yang dikehendaki Pengemban
Tugas misalnya pemerintah, pengusaha, atau direksi. Berpikir secara
manajemen adalah berpikir secara mengendalikan, mengerahkan, dan
memanfaatkan segala sumberdaya, yang menurut perencanaan diperlukan
untuk mencapai tujuan. Administrasi atau tata penyelenggaraan
dilakukan dengan membentuk, mengembangkan, memimpin dan
mempergunakan suatu organisasi.Dengan pengertian yang luas
tersebut, maka administrasi juga merupakan manajemen, yaitu the
overall management of an organization. Administrasi dijalankan oleh
dan dibawah pimpinan seorang administrator oleh suatu aparatur yang
merupakan suatu organisasi. Dalam praktek, kedudukan administrator
dirangkap oleh pengemban tugas (misal:pemerintah merangkap sebagai
administrator negara) atau pengusaha (misal:pengusaha/pemilik
perusahaan merangkap sebagai direktur perusahaan). Oleh sebab itu
banyak yang tidak dapat membedakan antara pemerintahan dan
administrasi negara, atau antara pengusaha bisnis dan administrasi
bisnis. Manajemen dijalankan oleh pekerja biasa (worker), pengamat
(supervisor), pemimpin/kepala, manajer, koordinator, direktur,
pengurus, pengusaha, jadi hanya berbeda-beda menurut kedudukan
(tingkatan), obyek atau bidang, dan kekompleksannya.Aspek penting
dari administrasi sebagai obyek studi Ilmu Administrasi adalah
Administrasi sebagai fenomena social, Administrasi terdapat dalam
suatu organisasi, Administrasi merupakan suatu kekuatan yang
memberi hidup/gerak kepada organisasi. Penggerak atau kekuatan
tersebut disebut administrator. Administrasi merupakan suatu fungsi
tertentu untuk mengendalikan, menggerakkan, mengembangkan dan
mengarahkan suatu organisasi, yang dijalankan administrator dan
dibantu oleh manajer dan stafnya. Administrasi merupakan sekelompok
orang sebagai badan pimpinan (the governing body) dari suatu
organisasi. Misal: The Reagan Administration.
Administrasi merupakan seni yang memerlukan bakat, dan ilmu yang
memerlukan pengetahuan ataupun pengalaman. Administrasi merupakan
proses penyelenggaraan bersama/proses kerjasama antara sekelompok
orang untuk mencapai tujuan dan direncanakan sebelumnya. Kerjasama
tersebut melalui organisasi. Administrasi merupakan suatu jenis
tingkah laku sosial tertentu, yang memerlukan sikap serta kondisi
mental tertentu. Administrasi merupakan suatu praktek atau teknik
tertentu, sebagai suatu tatacara melakukan sesuatu, yang memerlukan
kemampuan, ketrampilan, kemahiran. Administrasi merupakan suatu
sistem, yang memerlukan input, transportasi, pengolahan, dan output
tertentu. Adminstrasi merupakan suatu tipe manajemen, sebagai
overall management dari suatu organisasi, sehingga dikatakan
manajemen merupakan inti administrasi. Manajemen merupakan
pengendalian sumberdaya (orang, uang, mesin, materials,
metode-cara-teknik, ruang, tenaga, waktu). Dalam istilah
Administrasi tercakup adanya pesan, tugas, tanggung jawab dan
kepercayaan yang diberikan oleh para pemilik organisasi.
Pendapat yang mempersamakan administrasi dan manajemen
a. William H. Newman:
Bukunya berjudul administrative action, tapi isinya menyangkut
the techniques of organization and managemen.
b. M.E. Dimock :
Administration or management is a planned approach to the
solving of all kinds of problems in almost eveery individual or
group acitivity both public or private.
Pendapat yang membedakan administrasi dan manajemen
a. Dalton E. McFarland:
Administrasi ditujukan terhadap penentuan tujuan pokok dan
kebijaksanaannya, sedangkan manajemen ditujukan terhadap
pelaksanaan kegiatan dengan maksud menyelesaikan/mencapai tujuan
dan pelaksanaan kebijaksanaan.
b. Ordway Tead:
Administrasi sebagai suatu proses dan badan yang bertanggung
jawab terhadap penentuan tujuan, dimana organisasi dan manajemen
digariskan. Adminstrasi bersifat lebih menentukan garis besar
daripada suatu kebijaksanaan dan pemberian pengarahan (general
polices).
Manajemen , prosesnya adalah bagaimana secara langsung
kegiatan-kegiatan dilakukan untuk merealisasikan tujuan, dengan
mengatur tindakan-tindakan tsb. agar dapat tercapai tujuannya.
Hubungan administrasi, organisasi, manajemen, kepemimpinan,
pengambilan keputusan, hubungan antar manusia.
a. Ordway Tead dan Farland:
Administrasi terdiri atas organisasi dan manajemen.
b. Dimock dan Koenig:
Inti Manajemen adalah Kepemimpinan. Inti Kepemimpinan adalah
pengambilan keputusan. Inti Pengambilan Keputusan adalah hubungan
antar manusia.2. FASE PRA SEJARAH
Dari segi waktu dan tempat fase prasejarah yang berakhir pada
tahun 1 M dapat dibagi menjadi :a. Peradaban Mesopotamia
b. Peradaban Babilonia
c. Mesir kuno
d. Tiongkok kuno
e. Romawi kuno
f. Yunani kuno3. FASE SEJARAH
Gereja katholik Roma mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan teori administrasi dan manajemen. Ada tiga kelompok
sarjana berbeda namun memiliki pandangan yang secara garis besarnya
sama, yaitu :
a. Kelompok Kameralisten di Jerman dan Austria
b. Kelompok Merkantilizen di Inggris
c. Kelompok Fisiokraten di Perancis4. FASE MODERNFase modern
ditandai dengan oleh lahirnya Gerakan Manajemen Ilmiah yang
dipelopori oleh Frederick W. Taylor pada tahun 1886 di Amerika
Serikat. Adapun tahap perkembangan ilmu administrasi;a. Tahap
survival (1886 - 1930)
b. Tahap konsolidasi dan penyempurnaan (1930 - 1945)
c. Tahap human relation (1945 - 1959)
d. Tahap behaviouralisme (1959 sekarang)Sedangkan jenisnya
adalah:a. Administrasi publik
b. Administrasi lingkungan hidup
c. Administrasi negara
d. Administrasi niaga
e. Administrasi pembangunan
f. Administrasi kependudukan
g. Administrasi keuangan
h. Administrasi pendidikanMenurut para ahli, Administrasi adalah
ilmu yang bersifat Multidisiplin (kompleks). Ini berarti konsep
administrasi dipahami melalui berbagai definisi, teori, paradigma,
pendekatan, metode tertentu yang bersifat utuh dan menyeluruh
(wholeness). Ilmu-ilmu yang membangun ilmu administrasi antara lain
ekonomi, politik, sosiologi, budaya, komunikasi, antropologi.
Administrasi merupakan bagian dari Ilmu Sosial yang mempelajari
interaksi manusia dalam melakukan kerjasama (cooperative) melalui
penggunaan sarana dan sumberdaya yang terbatas (limited
resources).
Dalam arti sempit, administrasi tidak lebih dari kegiatan
ketatausahaan (clerical work), biasanya menyangkut tugas
pekerjaan/urusan keuangan, kepegawaian, kearsipan, dokumentasi,
logistic, korespondensi, teknis, operasional program, layanan
informasi yang bersifat administrasi. Dalam arti luas, administrasi
adalah proses kerjasama berdasarkan rasionalitas tertentu yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan sumberdaya
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam ilmu
administrasi tidak ada yang bersifat pasti (pasti benar atau pasti
salah), semuanya relative karma ilmu administrasi bersifat eklektik
dalam artian memilih mana yang dianggap terbaik.
Yang perlu dicatat adalah inti dari administrasi yaitu Services
(pelayanan). Komponen-komponen umum yang termasuk dalam
administrasi yang efektif adalah:
a. Planning / Rencana / Program Kerja
Bagian penting dalam penyelenggaraan administrasi adalah harus
ada program kerja yang dibuat sesuai dengan keputusan rapat tentang
apa yang akan menjadi tujuan untuk dikerjakan (untuk jangka waktu
tertentu).b. Organisasi
Perlu ada pengaturan otoritas dan tugas sehingga pekerjaan bisa
dilaksanakan dengan tepat oleh orang yang tepat dengan cara yang
bertanggungjawab.
c. Pendelegasian Pembagian tugas harus dilakukan mengingat bahwa
setiap orang mempunyai keahlian/ketrampilan yang berbeda dengan
orang lain.d. Personel / Staf
Harus ada cukup orang untuk melakukan tugas-tugas yang sudah
direncanakan, oleh karena itu perlu ada pertanggungjawaban dari
masing-masing orang yang terlibat didalamnyae. Koordinasi
Tugas-tugas yang tidak dikoordinasi dengan baik akan menyebabkan
pekerjaan yang tumpang tindih sehingga menghasilkan kerja yang
tidak efektif dan efisien.f. Pelaporan
Pertanggungjawaban dari setiap bagian perlu dilakukan agar dapat
diketahui hasil yang dicapai dan kegagalan-kegagalan yang terjadi
sehingga dapat diusahakan perbaikan-perbaikan yang perlu diadakan
di masa yang akan datang.g. Budget
Memprediksi jumlah keuangan yang dibutuhkan, dan yang mampu
didapatkan, dan yang mampu dipertanggungjawabkan adalah sangat
penting untuk menentukan seberapa jauh program kerja dapat
dilaksanakan supaya tidak macet di tengah jalan.
K E W I R A U S A H A A N1. SEJARAH KEWIRAUSAHAANWirausaha
secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan
telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal
pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa
negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen
usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika
Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan
baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala
lapisan masyarakat, kewirausahaan menjadi berkembang.
2. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Setiap hari dalam kegiatan bisnis kita melakukan usaha atau
melakukan kegiatan entrepreneurship untuk mendapatkan keuntungan
tentunya. Untuk itu kita harus mengetahui apa sebenarnya arti dari
entrepreneurship atau kewirausahaan. Secara Etimologi,
kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah
berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja,
dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan
yang berbuat sesuatu.
Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuat. Hasil akhir dari proses
tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi
risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang
berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda
titik berat dan penekanannya (1). Richard Cantillon (1775),
misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri
(self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini
pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang
dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda
dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan
mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi
sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau
belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya. Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan
mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir
yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan
nilai-nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Selain daripada itu, kewirausahaan juga dapat didefinisikan
sebagai suatu proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan
mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko
finansial, psikis dan sosial yang menyertai serta menerima
penghargaan atau imbalan moneter dan kepuasan pribadi. Menurut
Peter F Drucker kewirausahaan adalah Kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different). Thomas W Zimmerer menyatakan bahwa kewirausahaan adalah
penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan
dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap
hari.Andrew J Dubrin menyatakan bahwa entrepreneurship adalah
seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang
inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an
innovative business). Sedangkan Robbin & Coulter,
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of
individuals uses organized efforts and means to pursue
opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need
through innovation and uniqueness, no matter what resources are
currently controlled.Sehingga dapat diketahui bahwa kewirausahaan
adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan
perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti kewirausahaan menurut Drucker (1959)
adalah kemampuan untuk menciptkan sesuatu yang baru dan berbeda
melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang.
Dari definisi tentang Entrepreneurship diatas terdapat 3 tema
penting yang dapat di identifikasi yaitu:a. pursuit of
opportunities
Entrepreneurship adalah berkenaan dengan mengejar kecenderungan
dan perubahan-perubahan lingkungan yang orang lain tidak melihat
dan memperhatikannya.
b. innovationEntrepreneurship mencakup perubahan perombakan,
pergantian bentuk, dan memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru,
yaitu produk baru atau cara baru dalam melakukan bisnis.c.
growthPasca entrepreneur mengejar pertumbuhan, mereka tidak puas
dengan tetap kecil atau tetap dengan ukuran yang sama. Entrepreneur
menginginkan bisnisnya tumbuh dan bekerja keras untuk meraih
pertumbuhan sambil secara berkelanjutan mencari kecenderungan dan
terus melakukan innovasi produk dan pendekatan baru .
Kewirausahaan pada hakikatnya adalah ciri, sifat dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif. Kreativitas (creativity) adalah
kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan
masalah dan menemukan peluang (thinking new things). Sedangkan
inovasi (innovation) adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam
rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang.
Adapun fungsi dan peran dari wirausaha yaitu secara mikro,
sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu,
wirausaha menemukan dan menciptkan sesuatu yang baru. Sedangkan
sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha
yang baru. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan
kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang
berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Kewirausahaan adalah suatu kegiatan, pekerjaan, atau profesi
yang ditekuni oleh wirausahawan. Yang dilakukan oleh wirausahawan
adalah perencanaan, permulaan, penumbuhan dan pengembangan
perusahaan didasarkan kepada inovasi dimana inovasi tersebut
berperan sebagai landasan kewirausahawan. Inovasi adalah pemikiran
seseorang dalam membuat hal-hal yang baru. Seorang pelaku
kewirausahaan atau wirausahawan haruslah memiliki daya cipta yaitu
seseorang yang dapat memikirkan hal-hal yang baru. Dengan adanya
suatu pemikiran yang baru maka akan terciptalah sebuah produk yang
akan diproses di pasar. Tidak hanya perusahaan komersil saja yang
dinamakan wirausaha, tetapi sekarang ini sekolah dan rumah sakit
juga sudah dinamakan sebagai kewirausahaan diluar perusahaan.
Contohnya SMU Plus, PT. Swasta, Klinik Bersalin, Klinik Spesialis,
dan lain sebagainya.
3. PELAKU KEWIRAUSAHAAN
Seorang pelaku kewirausahaan dipandang sebagai manusia langka
disebabkan karena pelaku kewirausahaan :
a. Dapat melihat yang tidak dilihat oleh orang banyak
b. Menciptakan sesuatu yang baru / beda
c. Membuat yang baru dari sebuah yang lama
Ada enam ciri wirausahawan yaitu percaya diri, berorientasi
kepada tugas dan hasil, pemimpin, pengambil resiko, asli (produk
jasanya), serta berorientasi ke masa yang akan datang.
Seorang wirausaha selalu berprinsip dalam hidupnya, adapun
ciri-ciri umum dari kewirausahaan adalah :
a. Memiliki motif berprestasi tinggi
b. Memiliki perspektif kedepan, dengan kata kunci SMART
(Specific, Measureable, Achieveable, Reality-Based, Time-Frame)
c. Memiliki kreativitas tinggi
d. Memiliki sifat inovasi tinggi
e. Memiliki komitmen terhadap pekerjaan
f. Memiliki tanggungjawab
g. Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap
oranglain
h. Memiliki keberanian menghadapi resiko
i. Selalu mencari peluang
j. Memiliki jiwa kepemimpinan
k. Memiliki kemampuan manajerial
l. Memiliki kemampuan personalA. TAHAP-TAHAP KEWIRAUSAHAANSecara
umum tahap-tahap melakukan wirausaha dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan
melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru,
melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Tahap ini juga
memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian,
industri, atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek
yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan,
SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan
evaluasi.
3. Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha
menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.B. WIRAUSAHAWAN
Wirausahawan atau entrepreneur merupakan para pelaku atau
praktisi kewirausahaan dimana seorang wirausahawan harus berani
membuat sebuah inovasi dalam menghasilkan barang / jasa. Seorang
wirausahawan dapat dikatakan sebagai pengusaha tetapi seorang
pengusaha belum tentu seorang wirausahawan. Pengusaha adalah
seseorang yang melakukan usaha.Ada empat segi yang ditekankan dari
definisi wirausahawan yaitu :
1. Proses penciptaan sesuatu yang baru dan bernilai
2. Mengalokasikan waktu dan usaha untuk beroperasi
3. Menanggung resiko (keuangan, kebatinan dan social)
4. Ganjaran sebagai wirausahawan sehingga diperlukan
adaptasi
Ada beberapa resiko menjadi seorang wirausahawan yaitu
pendapatan tidak tetap, modal mungkin hilang, tanggung jawab penuh,
kerja keras dan jam kerja panjang, kehidupan bermutu rendah hingga
perusahaan mapan, dan penomorduaan peran keluarga dan social.
Walaupun begitu banyak resiko menjadi seorang wirausahawan tetapi
masih banyak juga keinginan orang untuk menjadi wirausahawan. Hal
ini disebabkan oleh peluang mengendalikan nasib sendiri, peluang
mendapat pekerjaan pengganti, peluang memperoleh ganjaran keuangan,
mencapai potensi penuh, dan peluang memberi pelayanan bermutu.
Setiap wirausahawan pasti menginginkan keberhasilan tetapi
keberhasilan setiap wirausahawan itu berbeda-beda. Ada beberapa
ciri-ciri wirausahawan yang berhasil yang harus dimiliki seorang
wirausahawan yaitu,
1. Dream (impian)
2. Decisiveness (ketegasan)
3. Doer (pelaku)
4. Determination (teguh pada tujuan)
5. Dedication (pengabdian)
6. Devotion (kesetiaan)
7. Details (rinci)
8. Destiny (nasib)
9. Dollars (uang)
10. Distribute (membagi atau berbagi)Adapun ciri-ciri wirausaha
yang berhasil seperti berikut ini:
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk
menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat
diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di
mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi
terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam
berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu
mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya.
Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan
menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang
dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding
sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus
dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam
bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu,
di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang
pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu
memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya
untuk bekerja keras merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan
tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6. Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang
dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung
jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga
moral kepada berbagai pihak. Komitmen pada berbagai pihak.
7. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai
pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan
maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain
kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat
luas.C. SIKAP WIRAUSAHADari daftar ciri dan sifat watak seorang
wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari,
sebagai berikut:
a. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus
memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu
sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu
ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan
sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam d