Top Banner

of 142

Buku Ajar Listrik Magnet I

Mar 01, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    1/142

    k

    c

    E

    B

    Buku Ajar:

    TEORI MEDAN I

    Rahadi Wirawan

    Oleh:

    Fisika FMIPA Universitas Mataram

    B2

    B1

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    2/142

    TEORI MEDAN I

    Rahadi Wirawan

    Oleh:

    Fisika FMIPA Universitas Mataram

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    3/142

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas nikmat dan karuniaNya sehingga penulis

    dapat menyusun Buku Ajar Teori Medan I ini hingga selesai. Penyusunan buku ini

    dimaksudkan untuk membantu mahasiswa dalam memahami perkuliahan Teori Medan,

    khususnya bagi mahasiswa Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

    Buku ini memaparkan tentang konsep-konsep kelistrikan dan kemagnetan yang

    tersusun dalam 7 bab meliputi Analisis Vektor, Listrik Statis, Metode Analisis Potensial

    Listrik, Medan Listrik dalam Bahan, Medan Magnet Statis, Medan Magnet Dalam Bahan

    dan Elektrodinamika. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam

    buku ini, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk

    penyempurnaan isi dari buku ini.

    Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas

    bantuan dan dukungan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

    Universitas Mataram di dalam penyelesaian buku ini. Semoga buku ini dapat

    memberikan manfaat yang besar bagi pembaca.

    Desember, 2015

    Penyusun

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    4/142

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    Bab 1 Analisis Vektor 11.1. Aljabar Vektor 11.2. Kalkulus Diferensial 91.3. Fungsi Delta Dirac 171.4. Teori Medan Vektor 20

    Bab 2 Listrik Statis 222.1. Medan Listrik 222.2. Divergensi dan Curl Medan Listrik 302.3. Potensial Listrik 352.4. Usaha dan Energi Dalam Medan Listrik Statis 402.5. Konduktor 42

    Bab 3 Metode Analisis Potensial Listrik 493.1. Persamaan Laplace dan Metode Separasi Variabel 493.2. Ekspansi Multipol 60

    3.3. Metode Bayangan 66

    Bab 4 Medan Listrik Dalam Bahan 704.1. Polarisasi Dalam Medium Dielektrik 704.2. Medan Dari Bahan Terpolarisasi 724.3. Perpindahan Listrik 774.4. Dielektrik Linier 794.5. Energi Tersimpan Dalam Dielektrik 824.6. Gaya Pada Dielektrik 84

    Bab 5 Medan Magnet Statis 865.1. Gaya Magnetik 865.2. Medan Magnetik Arus Steady (Hukum Biot-Savart) 915.3. Hukum Ampere dan Aplikasinya 935.4. Potensial Vektor Magnetik 945.5. Syarat Batas Magnetostatis 985.6. Ekspansi Multipol Vektor Potensial 100

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    5/142

    iii

    Bab 6 Medan Magnet Dalam Bahan 1026.1. Magnetisasi 1026.2. Medan Magnet Untuk Benda Termagnetisasi 1066.3. Medan Auxiliary H 111

    6.4. Bahan Linier dan Non Linier 114

    Bab 7 Elektrodinamika 1197.1. Gaya Gerak Listrik 1197.2. Induksi Listrik Magnet 1237.3. Persamaan Maxwell 130

    Daftar Pustaka

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    6/142

    Teori Medan I 1

    ANALISIS VEKTOR

    Besaran-besaran dalam perkuliahan teori medan pada umumnya diungkapkan

    dalam bentuk besaran vektor seperti halnya medan listrik, medang magnetik, potensial

    vektor, vektor poynting dan sebagainya. Agar mahasiswa dapat dengan mudah

    memahami formulasi yang akan dipaparkan maka pada bagian awal ini diuraikan hal-

    hal yang terkait dengan analisa vektor.

    Setelah mengikuti perkuliahan untuk materi analisis vektor, mahasiswa dapat

    menerapkan operasi-operasi vektor dalam penyelesaian suatu permasalahan fisika

    terkait. Adapun yang menjadi indikator capaian adalah dapat menyelesaikan suatuoperasi vektor dan dapat menerapkan konsep analisis vektor untuk menyelesaikan

    suatu permasalahan.

    I.1. ALJABAR VEKTOR

    1. Definis i dan Operasi Vektor

    Dalam fisika terdapat besaran-besaran yang tidak hanya diungkapkan dengan

    nilai dari besaran tersebut, namun juga bagaimana orientasi besaran tersebut dalam

    ruang. Besaran yang dimaksud antara lain adalah kecepatan, gaya, medan listrik, dan

    sebagainya. Secara umum besaran tersebut dikenal dengan istilah vektor, yaitu

    besaran yang tidak hanya memiliki nilai (skalar) akan tetapi juga mempunyai arah.

    Ketika suatu operasi matematis dilakukan terhadap vektor seperti halnya operasi

    penjumlahan atau perkalian, kedua faktor baik nilai maupun arah akan mempengaruhi

    hasil operasi tersebut.

    Penamaan sebuah vektor dtuliskan menggunakan notasi huruf tebal (a, B, d)

    atau dengan menandai tanda panah di bagian atas nama sebuah vektor ( dBa

    ,, ).

    Vektor juga digambarkan menggunakan panah dimana bagian ujung mata panah

    menunjukkan arah vektor sedangkan panjang panah menunjukkan nilai suatu vektor

    seperti tampak pada Gbr. 1.1.

    Bab

    1

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    7/142

    Teori Medan I 2

    Gbr. 1.1 Deskripsi Vektor

    Operasi-operasi vektor meliputi operasi penjumlahan dan perkalian vektor.

    Berikut ini diuraikan beberapa operasi vektor dan karakteristik dari operasi tersebut.

    a. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan

    Dalam operasi penjumlahan berlaku antara lain hukum komutatif dan hukum

    asosiatif, seperti ditunjukkan melalui Gbr. 1.2.

    (a) Komulatif (b) Asosiatif

    Gbr. 1.2 Operasi penjumlahan dua vektor

    Operasi pengurangan vektor dapat diuraikan sebagai operasi penjumlahan

    vektor dengan negatif dari suatu vektor.

    Gbr. 1.3 Operasi pengurangan dua vektor

    B

    A

    C

    CBACBA

    B

    ABBA

    A

    B

    A

    ABAB

    A

    A

    B

    B

    A

    B

    B

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    8/142

    Teori Medan I 3

    b. Operasi Perkalian

    1. Perkalian vektor dengan skalar

    Perkalian vektor dengan skalar positif tidak akan merubah arah vektor, hanya

    merubah besar vektor. Sedangkan untuk perkalian dengan skalar negatif akan

    merubah arah dan besar. Perkalian ini bersifat distributif dimana

    BaAaBAa

    )( (1.1)

    2. Perkalian dot dua vektor

    cos. ABBA

    (1.2)

    adalah sudut yang dibentuk oleh kedua buah vektor dan diperoleh nilai

    skalar dari perkalian ini.

    Gbr. 1.4 Operasi perkalian dot dua vektor

    Dalam perkalian ini berlaku hukum komutatif

    ABBA

    .. (1.3)

    dan hukum distributif.

    CABACBA

    ... (1.4)

    3. Perkalian cross dua vektor

    nABBxA sin

    (1.5)

    adalah sudut yang dibentuk oleh kedua buah vektor dan n merupakan

    normal bidang yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut. Perkalian vektor ini

    menghasilkan suatu vektor baru yang tegak lurus bidang

    A

    B

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    9/142

    Teori Medan I 4

    Gbr. 1.5 Operasi perkalian cross dua vektor

    Pada perkalian cross vektor tidak berlaku komulatif

    AxBBxA

    (1.6)

    namun berlaku sifat distributif perkalian

    CxABxACBxA

    (1.7)

    4. Perkalian tiga vektor

    a. Perkalian yang menghasilkan skalar

    )(.)(.)(. BxACCxABCxBA

    (1.8)

    Gbr. 1.6 Operasi perkalian tiga vektor

    b. Perkalian yang menghasilkan vektor

    ).().()( BACCABCxBxA

    (1.9)

    2. Komponen Vektor

    Untuk proses operasi vektor akan lebih mudah dilakukan dengan menguraikan

    vektor dalam komponen-komponen vektor yang terkait dengan koordinat yang

    digunakan. Komponen vektor tidak lain merupakan proyeksi panjang vektor terhadap

    A

    B

    n

    A

    B

    n

    C

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    10/142

    Teori Medan I 5

    koordinat yang menjadi acuan. Penguraian vektor dalam komponen-komponen vektor

    digambarkan berikut ini.

    Gbr. 1.7 Komponen vektor dalam sistem koordinat kartesian

    Ax, Ay, Az adalah besar komponen-komponen vektor A

    dalam arah x, y dan z untukkoordinat kartesian. Besarnya komponen-komponen vektor berdasarkan besar vektor

    dituliskan melalui rumus berikut

    cossinAAx

    sinsinAAx

    cosAAx

    Berdasarkan komponen-komponen vektor tersebut, suatu vektor dapat dituliskan

    (koordinat kartesian) sebagai berikut:

    zAyAxAAzyx

    (1.10)

    dengan besar vektorA.

    222

    zyx AAAA (1.11)

    Dalam Gbr. 1.5 diungkapkan juga adanya vektor satuan atau vektor arah atau basis

    ( zyx ,, ) yang menyatakan arah komponen vektor untuk masing-masing sumbu

    koordinat kartesian dengan besarnya satu satuan. Vektor satuan dirumuskan sebagai

    a

    a

    a

    aa

    (1.12)

    Beberapa operasi vektor terkait dengan penguraian vektor dalam komponen vektor.

    penjumlahan:

    x

    y

    z

    xAx

    yAy

    zAx A

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    11/142

    Teori Medan I 6

    zByBxBzAyAxABA zyxzyx

    perkalian dengan skalar:

    zaAyaAxaAAa zyx

    perkalian dot :

    zzyyxx

    zyxzyx

    BABABA

    zByBxBzAyAxABA

    ..

    karena untuk perkalian vektor arah 1... zzyyxx sedangkan

    0...... yzzyxzzxxyyx

    perkalian cross :

    zByBxBxzAyAxABxA zyxzyx .

    0)()()(0)()()(0 yxzBAxxzBAzxyBAxxyBAzxxBAyxxBA yzxzzyxyzxyx 0)()()(0)()()(0 xBAyBAxBAzBAyBAzBA yzxzzyxyzxyx

    zBABAyBABAxBABA xyyxzxxzyzzy

    karena untuk perkalian vektor arah 0 zxzyxyxxx sedangkan

    zxxyyxx

    yzxxxxz

    xyxzzxy

    Untuk koordinat acuan lainnya seperti halnya kordinat sil inder maupun koordinat

    bola, suatu vektor diuraikan berdasarkan komponen-komponennya dengan vektor arah

    seperti gambarkan melalui Gbr.1.8.

    zAArAA zr

    (koordinat silinder) (1.13)

    dan

    AArAA

    r

    (koordinat bola) (1.14)

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    12/142

    Teori Medan I 7

    (a) Vektor arah koordinat silinder (b) Vektor arah koordinat bola

    Gbr. 1.8 Sistem koordinat silinder dan bola

    3. Posisi dan Vektor Perpindahan

    Suatu titik ditempatkan pada ruang (x,y,z) dapat digambarkan sebagai suatu

    vektor terhadap pusat sumbu koordinat.

    zzyyxxr

    (koordnat kartesian) (1.15)

    (a) (b)

    Gbr. 1.9 Vektor posisi titik dalam koordinat kartesian

    dengan jarak titik

    222zyxr

    dan vektor arah

    x

    y

    z

    r

    r

    (x,y,z)1r

    2r

    12 rrr

    x

    y

    z

    z

    r

    A

    x

    y

    z

    A

    r

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    13/142

    Teori Medan I 8

    222

    zyx

    zzyyxx

    r

    rr

    (1.16)

    Untuk vektor perpindahan antara titik (x,y,z) dan (x + dx, y + dy, z + dz) dituliskan

    sebagai

    zdzydyxdxld

    (1.17)

    Separasi antara dua buah vektor adalah selisih antara dua buah vektor seperti

    deskripsikan melalui Gbr. 1.9b. Vektor separasi antara kedua buah vektor dituliskan

    sebagai

    12 rrr

    (1.18)

    4. Transformasi Vektor

    Dalam meninjau vektor suatu titik terkadang kerangka acuan yang digunakan

    bukanlah kerangka acuan yang utama (kerangka acuan inersia atau S) namun

    menggunakan kerangka acuan/koordinat bayangan (S) seperti tampak pada Gbr.1.10.

    Gbr. 1.10 Vektor posisi titik dalam koordinat kartesian

    Oleh karenanya proses tranformasi koordinat akan mempengaruhi vektor baik dari

    tinjauan arah maupun panjangnya. Berikut ini diuraikan proses transformasi vektor

    tersebut. Jika vektor garis antara titik pusat sumbu dengan titik P diberi nama dengan

    vektor R

    . Komponen-komponen vektor R

    terhadap kerangka acuan S dituliskan

    sebagai

    cosRRx dan sinRRy (a)

    x

    x

    y

    y

    P

    S

    S

    0

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    14/142

    Teori Medan I 9

    Sedangkan terhadap kerangka acuan S dengan perbedaan sudut

    sinsincoscos)cos('cos' RRRRRx (b)

    dan

    sincoscossin)sin('sin' RRRRRy (c)

    Substitusi persamaan (a) ke dalam persamaan (b) dan (c) menghasilkan hubungan

    sincos' yxx RRR

    cossinsincos' yxxyy RRRRR

    Dalam notasi matriks hubungan antara komponen vektor dengan kerangka acuan yang

    berbeda tersebut dapat ditampilkan sebagai

    y

    x

    y

    x

    y

    x

    RRT

    RR

    RR

    cossinsincos

    '' (1.19)

    dimana matriks

    cossin

    sincos dikenal sebagai matriks transformasinya (T). Untuk

    koordinat tiga dimensi secara umum matriks transformasinya diungkapkan melalui

    elemen-elemen matriks berikut:

    zzzyzx

    yzyyyx

    xzxyxx

    TTT

    TTT

    TTT

    T (1.20)

    Rumusan untuk transformasi vektor dalam bentuk umum dituliskan sebagai

    3

    1

    'j

    jiji RTR (1.21)

    I.2. KALKULUS DIFERENSIAL

    1. Operator del

    Operator del merupakan operator vektor dan didefinisikan dalam koordinatkartesian sebagai

    zz

    yy

    xx

    (1.22a)

    Dalam koordinat silinder dan bola, operator del dirumuskan sebagai berikut

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    15/142

    Teori Medan I 10

    zz

    1

    ; dalam koordinat silinder (1.22b)

    sin

    11

    rr

    rr

    ; dalam koordinat bola (1.22c)

    2. Gradien, Divergensi dan Curl

    Dalam analisis diferensial terdapat adanya vektor operator diferensial yang

    meliputi operator gradien, divergensi, dan curl.

    Operator gradien suatu fungsi skalar T(x,y,z) atau (grad T atau T

    ) merupakan

    operator vektor yang bekerja pada suatu fungsi skalar. Dalam koordinat kartesian

    operator gradien tersusun atas tiga komponen koordinat kartesian berikut

    zzTy

    yTx

    xTT

    (1.23)

    Gradien suatu fungsi T di atas diinterpretasikan sebagai perubahan nilai dari fungsi T

    untuk suatu perubahan posisi (perpindahan). Diferensial fungsi T oleh perubahan

    masing-masing komponennya dapat dituliskan sebagai

    dzz

    Tdy

    y

    Tdx

    x

    TdT

    (1.24)

    Diferensial di atas dapat dituliskan dalam hubungan perkalian dot antara vektor

    operator del dengan vektor perpindahan

    zdzydyxdxzz

    Ty

    y

    Tx

    x

    TdT .

    rdTgrad

    . (1.25)

    Sebagai suatu vektor, gradien (grad T) tentunya memiliki nilai dan arah. Berikut ini

    dideskripsikan bagaimana gradien potensial V dalam tinjauan sistem koordinat

    kartesian, silinder dan bola.

    zz

    Vy

    y

    Vx

    x

    VV

    ; dalam koordinat kartesian (1.26a)

    Dalam koordinat silinder dan bola, operator del dirumuskan sebagai berikut

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    16/142

    Teori Medan I 11

    zz

    VVVV

    1

    ; dalam koordinat silinder (1.26b)

    sin

    11

    V

    r

    V

    rr

    r

    VV

    ; dalam koordinat bola (1.26c)

    Divergensi (div) merupakan istilah yang digunakan untuk perkalian skalar

    (perkalian dot) operator del dengan suatu vektor. Secara matematis untuk operator del

    dalam koordinat katesian dituliskan sebagai

    zuyuxuzz

    yy

    xx

    uzyx

    ..

    z

    u

    y

    u

    x

    uzyx (1.27a)

    atau dalam koordinat umum dapat dituliskan sebagai

    3

    1

    .i i

    i

    x

    uu

    (1.27b)

    Divergensi menyatakan sebaran suatu vektor dari suatu titik yang ditinjau. Hal tersebut

    dapat dideskripsikan melalui gambar 1.11 berikut.

    (a) Divergensi (b) Curl

    Gbr.1.11 Divergensi dan curl

    Dalam tinjauan divergensi, dikenal adanya teorema divergensiatau teorema

    Gauss yaitu integrasi terhadap volum dari divergensi suatu medan vektor sama

    dengan banyaknya aliran neto medan vektor (fluks) yang menembus permukaan

    tertutup yang membentuk volum tersebut.

    x

    z

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    17/142

    Teori Medan I 12

    dSAndVAV S

    .. (1.28)

    dengan n merupakan arah normal permukaan bidang.

    Untuk divergensi gradien menghasilkan suatu operator yang dikenal sebagai

    operator Laplacian. Berikut ini dipaparkan divergensi dari gradien yang dimaksud

    z

    zy

    yx

    xz

    zy

    yx

    x.

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    zyx

    2

    (1.29)

    2 adalah operator Laplaciandan merupakan operator skalar.

    Sedangkan curl merupakan perkalian vektor antara operator del dengan suatu

    vektor. Secara matematis curl dituliskan sebagai

    zyx uuu

    zyx

    zyx

    ux

    z

    y

    u

    x

    uy

    x

    u

    z

    ux

    z

    u

    y

    uxyzxyz

    (1.30)

    Curl mengungkapkan tentang banyaknya vektor yang melingkari suatu titik yang

    ditinjau. Curl tersebut dideskripsikan melalui Gbr.1.11.

    Terkait dengan curl, terdapat teorema yang dikenal sebagai teorema Stokes

    yaitu integral garis dari suatu medan vektor sepanjang suatu lintasan tertutup sama

    dengan integral luasan di atas daerah yang dibatasi oleh lintasan tertutup tersebut.

    S C

    drAdSAxn ..

    (1.31)

    3. Integral Kalkulus

    Analisis matematis dalam membahas konsep maupun permasalahan dalam

    listrik magnet dilakukan menggunakan teknik integrasi. Integrasi dapat dikatakan

    sebagai penjumlahan yang terbatas. Suatu fungsi kontinu f yang dibatasi pada rentang

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    18/142

    Teori Medan I 13

    a x b. Jika rentang antara titik a dan b dibagi dalam n bagian dengan lebar

    n

    abx

    . Integral dari fungsi fdari titik a ke b didefiniskan sebagai

    b

    a

    n

    iin

    xxfdxxf1 )'(lim)(

    (1.32)

    dengan titik 'ix merupakan titik sampel yang berada dalam interval 1ix dan ix , seperti

    tampak pada Gbr.1.12.

    Gbr.1.12 Grafik suatu fungsi y=f(x)

    Ada beberapa jenis integral terkait antara lain adalah integral garis, integral luas

    dan integral volum.

    Integral garis

    Integral garis untuk suatu fungsi vektor yang dibatasi oleh dua buah dapat

    dituliskan dalam bentuk

    b

    a

    ldu

    . (1.33a)

    Sedangkan untuk lintasan yang bersifat tertutup (titik awal dan akhir berada pada titik

    yang sama), simbol integralnya dituliskan sebagai

    ldu

    . (1.33b)

    Integral luas

    Integral suatu fungsi vektor terhadap suatu luasan bidang dituliskan sebagai

    S

    Sdu

    . (1.34a)

    y = f(x)

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    19/142

    Teori Medan I 14

    Dalam integral fungsi vektor di atas, hasil integrasi dipengaruhi arah normal luasan

    bidang dS. Untuk luasan permukaan yang tertutup

    S

    Sdu

    . (1.34b)

    Integral volum

    Untuk integral volum dituliskan sebagai

    V

    dVT (1.35)

    dengan T merupakan suatu fungsi skalar dan dV suatu elemen volum yang dapat

    dideskripsikan baik dalam koordinat kartesian, sil inder maupun bola.

    4. Koordinat Silinder dan Bola

    Dalam beberapa ulasan vektor sebelumnya digunakan sistem koordinat

    kartesian (x, y, z). Selain koordinat kartesian, pengungkapan posisi suatu titik juga

    dapat dideskripsikan dalam koordinat silinder maupun koordinat bola. Dalam koordinat

    silinder, posisi suatu titik dituliskan dalam komponen (, , z) sedangkan dalam

    komponen koordinat bola (r, , ). Gbr.1.13 menunjukkan posisi titik P baik dalam

    tinjauan koordinat kartesian, silinder maupun bola.

    (a) Koordinat kartesian (b) Koordinat silinder (c) Koordinat bola

    Gbr. 1.13 Posisi titik dalam tinjauan sistem koordinat

    Hubungan antara koordinat silinder (, , z) dengan koordinat kartesian (x, y, z)

    dituliskan sebagai

    x

    y

    z

    x

    y

    z

    P (x,y,z) r

    x

    y

    z

    P (r,,)

    x

    y

    z

    z

    P(,,z)

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    20/142

    Teori Medan I 15

    cosx

    siny

    zz (1.36)

    dan sebaliknya

    2/122 yx

    22

    1

    22

    11 cossintanyx

    x

    yx

    y

    z

    y (1.37)

    dengan transformasi vektor arah

    yxyx

    sincossincos

    (1.38a)

    dan sudut bidang (sudut azimut)

    yxyx cossin2

    sin2

    cos

    (1.38b)

    Dari kedua vektor arah dan pada persamaan (1.) dan (1.), tampak bahwa

    keduanya merupakan fungsi dari sudut bidang . Diferensial kedua vektor arah

    terhadap variabel , menghasilkan vektor arah yang berbeda berikut ini.

    cossinsincos

    yxyxd

    d

    d

    d

    sincoscossin

    yxyx

    d

    d

    d

    d (1.39)

    Dalam koordinat silinder, diferensial garis atau elemen panjang merupakan

    penjumlahan dari diferensial garis untuk masing-masing vektor arah koordinat atau

    zdzddld

    (1.40)

    dan untuk elemen volum suatu sil inder diformulasikan sebagai

    dzdddV (1.41)

    untuk gradien suatu fungsi dalam koordinat silinder dituliskan sebagai

    zz

    FFFF

    1

    (1.42)

    Divergensi dan curl dalam koordinat silinder diungkapkan melalui formulasi

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    21/142

    Teori Medan I 16

    z

    uuuu z

    11.

    ; divergensi (1.43a)

    zu

    uu

    z

    u

    z

    uuux zz

    11

    ; curl

    (1.43b)

    Laplacian untuk koordinat silinder dituliskan

    2

    2

    2

    2

    2

    2 11

    z

    FFFF

    (1.44)

    Transformasi vektor arah dari koordinat kartesian ke dalam koordinat silinder

    dapat dituliskan dalam bentuk matriks transformasi berikut:

    zy

    x

    z

    1000cossin

    0sincos

    (1.45)

    Selain koordinat kartesian dan silinder, juga terdapat sistem koordinat bola.

    Transformasi dari sistem koordinat bola menjadi koordinat kartesian diuraikan melalui

    hubungan

    cossinrx

    sinsinry

    cosrz (1.46)

    dan sebaliknya

    2/1222 zyxr

    z

    yx 22

    1tan

    z

    y1tan (1.47)

    Adapun untuk transformasi vektor arah keduanya dirumuskan sebagai berikut

    zyxr cossinsincossin

    zyx sinsincoscoscos

    yx cossin (1.48)

    atau dalam bentuk matriks transformasi berikut

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    22/142

    Teori Medan I 17

    z

    y

    xr

    0cossin

    sinsincoscoscos

    cossinsincossin

    (1.49)

    Untuk tinjauan diferensial garis, elemen volum, gradien, divergensi, curl serta

    Laplacian dalam koordinat bola dituliskan sebagai berikut:

    sin drrdrdrld

    ; diferensial garis

    rddrdrdV sin ; elemen volum

    sin

    11

    F

    r

    F

    rr

    r

    FF

    ; gradien

    u

    ru

    rur

    rru

    rsin1sin

    sin11. 2

    2

    ; divergensi

    1

    sin

    11sin

    sin

    1

    rr u

    urrr

    rur

    u

    rr

    uu

    rux

    ;

    curl

    2

    2

    222

    2

    2

    2

    sin

    1sin

    sin

    11

    F

    r

    F

    rr

    Fr

    rrF ; Laplacian

    (1.50)

    I.3 FUNGSI DELTA DIRAC

    I.3.1 DEFINISI

    Fungsi delta dirac didefinisikan sebagai suatu fungsi yang memiliki ketinggian

    (puncak) infinit pada nilai x=0 dengan luasan kurva tersebut adalah satu. Secara

    matematis fungsi delta diracdituliskan dalam bentuk

    00

    0)(

    x

    xx (1.51)

    dengan

    1)(

    dxx

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    23/142

    Teori Medan I 18

    (a) (b)

    Gbr 1.14 Fungsi delta dirac

    Dalam tinjauan koordinat satu dimensi (sumbu x) jika suatu fungsi kontinu f(x),

    dimana hasil perkalian fungsi tersebut dengan delta dirac bernilai nol pada sembarang

    titik kecuali pada posisi x=0 diungkapkan melalui hubungan

    )()0()()( xfxxf (1.52)

    dengan generalisasi fungsi tersebut pada nilai x=0

    )0()()0()()( fdxxfdxxxf

    Posisi puncak dalam fungsi delta dirac dapat bergeser ke posisi lainnya

    (misalnya pada x=a) seperti tampak pada Gbr.1.14. Hal tersebut dituliskan dalam

    bentuk

    axuntuk

    axuntukax

    0)( (1.53)

    dengan

    1)(

    dxax

    Untuk fungsi f(x)dxmaka

    )()()()( axafaxxf (1.54a)

    (x)

    x

    0

    Luas daerahdiarsir =1

    (x-a)

    x

    a

    Luas daerahdiarsir =1

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    24/142

    Teori Medan I 19

    sehingga untuk integrasi

    )()()( afdxaxxf

    (1.54b)

    Contoh:

    a. Buktikan bahwa )())(( xxdx

    dx

    b. Bila (x) merupakan fungsi tangga

    0,0

    0,1)(

    xuntuk

    xuntukx

    buktikan bahwa )(xdx

    d

    Solusi:

    a.

    dxxxxf

    dx

    dxxxfdxx

    dx

    dxxf )())()()()()(

    dxxfdx

    dfx )(0

    dxxxff )()()0(0

    sehingga dapat disimpulkan bahwa )()( xxdx

    dx

    b.

    dxxdx

    dfxxfdx

    dx

    dxf )()()()(

    dxxxf

    f

    fff

    dxdx

    dff

    )()(

    )0(

    )0()()(

    )(0

    Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa )(xdx

    d

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    25/142

    Teori Medan I 20

    I.3.2 FUNGSI DELTA DIRAC TIGA DIMENSI

    Dalam ruang tiga dimensi delta dirac diuraikan berdasarkan kooordinat yang

    digunakan, seperti halnya dalam koordinat kartesian berikut delta dirac dituliskan

    sebagai

    )()()()(3 zyxr

    (1.55)

    yang bernilai nol di semua titik terkecuali pada titik pusatnya (0,0,0). Pada titik ini,

    delta dirac memiliki nilai yang sangat besar dan memiliki nilai integrasi volum sebesar

    1.

    V V

    dxdydzzyxdVr 1)()()()(3

    (1.56)

    dimana V merupakan volume seluruh ruang.

    Secara umum, delta dirac dapat diungkapkan melalui persamaan integrasiberikut:

    V

    afdVarrf )()()( 3

    (1.57)

    I.4 TEORI MEDAN VEKTOR

    Hukum-hukum kelistrikan dan kemagnetan pada umumnya diungkapkan dalam

    rumusan medan listrik E (atau E

    ) dan medan magnetik B (atau B

    ). Kedua besaran

    tersebut merupakan besaran vektor sehingga dalam berbagai formulasi fisika yang

    diungkapkan selalu melibatkan derivatif vektor seperti divergensi dan curl. Maxwell

    kemudian mengungkapkan hukum-hukum kelistrikan dan kemagnetan tersebut dalam

    empat persamaan matematis dalam bentuk hubungan curl maupun divergensi dari

    besaran Edan B yang dikenal sebagai persamaan Maxwell. Secara umum hubungan

    tersebut dapat dipahami sebagai berikut: Jika divergensi suatu vektor F

    (baik itu

    medan listrik E (atau E

    ) dan medan magnetik B (atau B

    ), menghasilkan suatu produk

    fungsi skalar dan curlnya menghasilkan suatu fungsi vektor berikut.

    SF

    . (1.58)

    dan

    CFx

    (1.59)

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    26/142

    Teori Medan I 21

    Oleh karena divergensi dari suatu curl selalu nol,

    0. C

    (1.60)

    maka solusi fungsi-fungsi F

    merupakan solusi trivial untuk F

    . Selain itu untuk

    penyelesaian persamaan diferensialnya diterapkan suatu syarat batas.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    27/142

    Teori Medan I 22

    LISTRIK STATIS

    Dalam bab ini diuraikan tentang tinjauan kelistrikan statis yang meliputi medan

    listrik, operasi vektor medan listrik, potensial listrik, usaha dan energi yang tersimpan

    dalam medan listrik, konduktor. Setelah mengikuti perkuliahan listrik statis ini,

    mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep listrik statis dalam

    menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait. Indikator capaian untuk

    perkuliahan ini adalah dapat menentukan arah orientasi medan listrik, menghitung

    besarnya suatu medan dan besarnya potensial serta menghitung besarnya usaha

    dan energi dalam medan listrik statis.

    II.1 MEDAN LISTRIK

    1. Hukum Coulomb

    Adanya dua buah partikel bermuatan dalam suatu ruang akan menimbulkan

    interaksi diantara kedua partikel tersebut. Interaksi antara keduanya dideskripsikan

    melalui adanya gaya interaksi Coulomb. Besarnya gaya interaksi Coulomb yang

    dialami suatu muatan Q (sebagai muatan uji) akibat adanya medan listrik yang

    ditimbulkan muatan q yang terpisah sejauh r dirumuskan melalui persamaan

    rr

    qQF

    4

    12

    (2.1)

    dengan merupakan permitivitas listrik medium dimana = r0; r permitivitas

    relatif dan 0permitivitas listrik vakum 8,854 x 10-12N-1m-2C2, rmerupakan vektor

    arah dimanar

    rr

    dimana r

    adalah vektor separasi antara muatan q dengan

    muatan Q sedangkan r merupakan panjang vektor r

    seperti tampak pada Gbr. 2.1.

    Bab

    2

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    28/142

    Teori Medan I 23

    Gbr. 2.1 Vektor separasi antara muatan q dan Q dalam koordinat kartesian

    Untuk sekumpulan muatan-muatan q1, q2, q3, qi, .....,qn (Gbr. 2.2), besarnya

    gaya interaksi yang dialami oleh muatan Q merupakan jumlah total pasangan

    interaksi individual terhadap muatan Q.

    Gbr. 2.2 Gaya yang ditimbulkan oleh sebaran muatan q1, q2,....qn

    Besarnya gaya total tersebut dituliskan melalui persamaan

    ni FFFFFF

    ...321

    2222

    222

    1

    11 .....

    4 n

    nn

    i

    ii

    r

    rq

    r

    rq

    r

    rq

    r

    rqQF

    n

    i i

    ii

    r

    rqQF

    1

    2

    4

    (2.2)

    Persamaan (2.1) dan (2.2) merupakan representasi hukum Coulomb yang

    menjelaskan tentang adanya gaya interaksi antara dua buah muatan tunggal atau

    interaksi antara muatan tunggal dengan muatan terdistribusi.

    Q

    qi

    (titik reference)

    ir

    r

    ir

    q1

    q2q3

    q4FQ

    (x2, y2, z2)Q

    q

    (x1, y1, z1)

    (0, 0, 0)

    1r

    2r

    12 rrr

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    29/142

    Teori Medan I 24

    Terkait dengan faktor medium dimana terjadinya interaksi, memberikan

    pengaruh terhadap besarnya gaya interaksi. Untuk vakum atau udara dengan

    permitivitas relatif r = 1, formulasi gaya Coulomb pada persamaan (2.1) dituliskan

    kembali dalam bentuk

    rr

    qQF 4

    12

    0

    (2.3a)

    dimana dari definisi vektor arahr

    rr

    , maka

    rr

    qQF

    304

    1

    (2.3b)

    Contoh :

    1. Muatan q, 2q, -4q and -2q (q positif) berada pada keempat titik sudut kubus

    dengan panjang sisi 2L, dengan pusat kubus berhimpit pada pusat sistem

    koordinat.

    (a) Hitunglah besarnya gaya netto pada muatan q akibat dari pengaruh muatan

    lain?

    (b) Tentukan besarnya gaya yang dialami muatan Q yang ditempatkan pada pusat

    sumbu koordinat.

    Solusi :

    FL

    qk

    L

    qkF

    2

    1

    4

    2

    )2(

    22

    2

    2

    2

    12 dimana

    FL

    qkF

    FL

    qkF

    L

    qkF

    2

    1

    4

    2

    2

    1

    8

    4

    2

    2

    14

    2

    2

    13

    2

    2

    + +

    _ _

    2qq

    -4q-2q

    L

    L

    F12F13

    F14

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    30/142

    Teori Medan I 25

    +

    qF12

    F14F13

    F13x

    F13y

    )707,1(2112221

    )293,0(2

    1

    2

    21

    2

    1

    22

    1.

    2

    1

    1413

    1213

    1313

    FFFFF

    FFFFF

    FFF

    yy

    xx

    yx

    293,0

    707,1arctanarctan

    )707,1()293,0(2

    1 2222

    x

    y

    yx

    F

    F

    NFFFF

    2. Muatan Q terdistribusi secara uniform pada kawat dengan panjang 2L. Carilah

    besarnya gaya Coulomb yang dialami muatan q pada jarak a dari sumbu kawat

    tersebut.

    Solusi :

    Vektor arah

    2/122 yajyia

    r

    jyiayady

    kq

    jyiaya

    dqkqdF

    2/322

    2/322

    j

    ya

    ydyi

    ya

    adykqdF

    2/3222/322

    Untuk integral pertama digunakan hubungan

    L/4

    a

    Garis sumbu

    q

    -L

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    31/142

    Teori Medan I 26

    y = a tan dan dy = a sec2d,

    sedangan untuk integral kedua a2+ y2= b dan 2ydy = db

    sehingga diperoleh

    jLaLa

    iLaLaa

    Lkq

    j

    LaLa

    i

    LaLa

    La

    kq

    jya

    iya

    y

    akq

    jb

    ia

    kqF

    jdbbida

    kq

    jb

    dbi

    a

    dakqdF

    L

    L

    L

    L

    L

    L

    2/1222/1222/1222/122

    2/1

    22

    2/1

    22

    2/1

    22

    2/1

    22

    4

    3

    4

    52/122

    4

    3

    4

    52/122

    4

    3

    4

    5

    2/3

    2/333

    22

    2516

    1

    916

    14

    2516

    5

    916

    3

    16

    25

    1

    16

    9

    1

    16

    25

    4/5

    16

    9

    4/31

    11

    1sin

    1

    2

    1cos

    1

    2/

    sec

    sec

    2. Medan Listrik

    Besarnya gaya interaksi Coulomb pada persamaan (2.2) dapat dituliskan sebagai

    hubungan antara muatan Q dan medan listrik E

    EQF

    dimana medan listrik E

    adalah kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan-

    muatan q1, q2,....qn. Dari persamaan di atas medan listrik dapat didefinisikan sebagai

    suatu daerah dimana suatu muatan titik masih mengalami suatu gaya interaksi

    Coulomb.

    Q

    FE

    (2.4)

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    32/142

    Teori Medan I 27

    Besarnya medan pada suatu titik bergantung pada muatan yang menyebabkan

    timbulnya medan tersebut dan kuadrat jarak suatu titik terhadap muatan

    penyebabnya. Berdasarkan hukum Coulomb dapat dituliskan sebagai

    r

    r

    qE

    4

    1

    20

    untuk muatan tunggal (2.5a)

    dan

    n

    i

    i

    i

    in

    i

    i rr

    qEE

    12

    01

    4

    1

    untuk n jumlah muatan (2.5b)

    Sedangkan untuk muatan yang terdistribusi secara kontinyu

    rr

    dqE

    4

    12

    0

    (2.5c)

    Semakin jauh posisi titik pengukuran suatu medan yang ditimbulkan oleh suatu

    muatan baik itu muatan titik atau sekumpulan muatan, maka besarnya medan

    semakin kecil yang sebanding dengan seper kuadrat jarak titik terhadap posisi

    muatan sumber atau

    2

    1

    rE .

    3. Dist ribus i Muatan

    Medan listrik yang ditimbulkan oleh banyak muatan dipengaruhi oleh distribusi

    muatan-muatan tersebut. Distribusi muatan digolongkan dalam distribusi muatan

    garis, distribusi muatan permukaan, dan distribusi muatan volum.

    Distribusi muatan garis

    Rapat muatan garis dituliskan dalam rumusdl

    dq , dan banyaknya muatan

    yang terdistribusi dlq . Besarnya medan listrik pada suatu titik yang ditimbulkan

    oleh muatan yang terdistribusi dalam suatu garis seperti tampak pada Gbr.2.3

    berdasarkan persamaan (2.5c) adalah

    rr

    dl

    rr

    dq

    E

    4

    1

    4

    1

    20

    20

    dldq

    r

    P

    dE

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    33/142

    Teori Medan I 28

    Gbr. 2.3 Diferensial medan akibat distribusi muatan

    garis

    Distribusi muatan permukaan

    Untuk rapat muatan permukaan dituliskan dalam rumusdA

    dq , dan

    banyaknya muatan yang terdistribusi dAq . Medan listrik pada suatu titik yang

    ditimbulkan oleh muatan-muatan yang terdistribusi pada permukaan ditentukan

    dengan rumus

    rrdA

    rr

    dqE

    A

    4

    1

    4

    1

    20

    20

    Gbr. 2.4 Diferensial medan akibat distribusi muatan

    permukaan

    Distribusi muatan volum

    Dalam distribusi muatan volum, besarnya rapat muatan volum dituliskan

    dalam rumus dV

    dq

    , dan banyaknya muatan yang terdistribusi adalah dVq .Medan listrik pada suatu titik yang ditimbulkan oleh muatan-muatan yang terdistribusi

    pada suatu volum tertentu ditentukan dengan rumus

    rr

    dV

    rr

    dqE

    V

    4

    1

    4

    1

    20

    20

    Gbr. 2.5 Diferensial medan akibat distribusi muatan

    volum

    dAdq

    r

    P

    dE

    A

    dVdq

    r

    P

    dE

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    34/142

    Teori Medan I 29

    Contoh:

    Tentukan besarnya medan listrik pada titik P yang ditimbulkan oleh cakram dengan

    radius R seperti tampak pada gambar. Cakram bermuatan total Q yang tersebar

    secara uniform pada permukaannya.

    Berapakah besarnya medan jika R >> x dan

    sebaliknya untuk x >> R.

    Solusi:

    xa

    x

    a

    dAkx

    a

    dAkdE

    x cos

    2/122

    dengan dA = 2rdr dan a =(r2+ x2)1/2

    x

    xR

    xk

    xxRx

    xk

    xxr

    xk

    xbxk

    xb

    dbxk

    xxr

    rdrxkE

    xa

    rdrxkdE

    Rr

    r

    Rr

    r

    x

    x

    12

    112

    1

    2

    ).2.(2

    2

    2

    2

    2

    2

    2/122

    2/122

    0

    2/122

    0

    2/1

    2/3

    2/322

    2/3

    r

    Rx

    a

    PdEx

    dqdA

    Rx P

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    35/142

    Teori Medan I 30

    II.2 DIVERGENSI dan CURL MEDAN LISTRIK

    1. Garis-garis Medan dan Fluks Medan Listr ik

    Medan listrik pada suatu daerah dimana terdapat muatan-muatan sumber

    dideskripsikan melalui garis-garis medan yang dihasilkan oleh suatu muatan sumber.

    Medan yang ditimbulkan oleh suatu muatan tunggal positif digambarkan dengan

    arah garis medan (arah panah) keluar atau menjauhi muatan titik ke segala arah,

    sedangkan untuk arah medan yang ditimbulkan oleh muatan titik negatif

    digambarkan dengan arah garis medan menuju muatan titik tersebut. Gambar

    berikut mendeskripsikan medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan titik dan arah

    garis-garis medan ketika timbul gaya interaksi antara muatan-muatan titik.

    Gbr. 2.6a. Garis-garis medan untuk

    muatan titik positif.

    Gbr. 2.6b. Garis-garis medan untuk muatan titik

    negatif.

    Gbr. 2.6c. Garis-garis medan untuk

    pasangan muatan titik yang berlawanan

    jenis.

    Gbr. 2.6d. Garis-garis medan untuk pasangan

    muatan titik yang sejenis.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    36/142

    Teori Medan I 31

    Perbedaan panjang garis pada Gbr. 2.6a. mendeskripsikan besarnya medan,

    dimana semakin dekat dengan sumber besarnya medan listriknya semakin besar.

    Fluks medan listrik menyatakan tentang banyaknya garis-garis medan listrik

    yang melalui suatu luasan bidang dA. Gambar berikut mendeskripsikan hal tersebut.

    Gbr. 2.7 Fluks medan listrik

    Besarnya fluks medan listrik (E) bergantung pada besarnya medan listrik dalam

    suatu daerah yang diungkapkan melalui rumusan

    S

    E AdE

    . (2.6)

    Besaran densitas fluks listrik (D

    ) digunakan untuk menyatakan banyaknya fluks

    medan listrik yang melalui suatu permukaan.

    ndA

    dD

    (2.7)

    dengan n adalah normal bidang permukaan.

    2. Hukum Gauss dan Divergensi Medan Listr ik E

    Medan listrik ditimbulkan oleh adanya muatan, dan ketika muatan tersebut

    dilingkupi oleh suatu permukaan maka dapat dikatakan bahwa total fluks yang keluar

    melalui permukaan sebanding dengan besarnya muatan yang dilingkupi oleh

    permukaan tertutup tersebut. Hal tersebut dikenal sebagai hukum Gauss.

    E

    dA

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    37/142

    Teori Medan I 32

    Gbr. 2.8 Fluks medan listrik E yang ditimbulkan oleh muatan tunggal q yang terlingkupi oleh

    permukaan dengan luasan A (Hukum Gauss)

    Hukum Gauss diaplikasikan untuk menentukan besarnya medan listrik yang

    ditimbulkan oleh suatu muatan. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

    menentukan besarnya medan listrik menggunakan hukum Gauss adalah pemilihanpermukaan tertutup Gaussian.

    Besarnya medan listrik pada jarak r yang diakibatkan oleh sebuah partikel

    bermuatan q yang berada pusat sumbu koordinat, ditentukan melalui persamaan

    (2.8a)

    0

    .

    qAdE

    A

    dengan pemilihan permukaan Gaussian untuk koordinat bola rddrAd sin2

    diperoleh

    qrddrrr

    qAdE

    A 0

    2

    20

    1sin.

    4

    1.

    Jika terdapat n muatan yang dilingkupi oleh permukaan tertutup Gaussian tersebut,

    maka besarnya medan yang dideskripsikan melalui banyaknya fluks yang keluar

    melalui permukaan tertutup tersebut adalah jumlah total dari medan individual

    n

    i

    iEE

    1

    n

    i

    i

    n

    i AA

    qAdEAdE1 01

    1..

    atau dapat dituliskan sebagai

    total

    A

    QAdE0

    1.

    (2.8)

    +dA

    E

    q

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    38/142

    Teori Medan I 33

    denganQtotal adalah jumlah muatan total yang terlingkupi oleh permukaan tertutup

    dan A adalah luasan tertutup (permukaan Gaussian). Persamaan (2.8) merupakan

    ungkapan matematis dari hukum Gauss. Dalam hubungan dengan densitas fluks

    medan listrik hukum Gauss dituliskan sebagai

    total

    A

    QAdD

    . (2.9)

    Integrasi medan listrik terhadap luasan permukaan pada bagian kiri dari persamaan

    (2.8) dapat dituliskan dalam bentuk divergensi medan listrik berdasarkan teorema

    divergensi berikut

    VA

    dVEAdE

    ..

    Dan penentuan muatan berdasarkan distribusi muatan volum V

    total dVQ , maka

    persamaan (2.8) dapat dituliskan kembali sebagai

    VV

    dVdVE0

    .

    Dan diperoleh hubungan diferensial hukum Gauss dalam bentuk

    0

    .

    E

    (2.10a)

    Atau

    D

    . (2.10b)

    Dari persamaan (2.10a) terungkap bahwa divergensi atau sebaran medan

    listrik E

    sebanding dengan distribusi muatan yang menimbulkan medan listrik.

    Secara fisis dapat dikatakan bahwa terdapat adanya sebaran medan dari suatu

    sumber muatan titik ataupun muatan terdistribusi. Tinjauan pada sebuah bola

    bermuatan yang tersebar di permukaannya dengan distribusi muatan seperti

    tampak pada Gbr. 2.9.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    39/142

    Teori Medan I 34

    Gbr. 2.9 Bola dengan distribusi muatan permukaan

    Pada gambar di atas tampak bahwa tidak ada muatan yang terlingkupi oleh

    permukaan Gaussian 1 dimana 0. E

    sehingga dapat disimpulkan bahwa 0E

    ,

    sedangkan permukaan Gaussian 2 melingkupi muatan yang tersebar dengan

    distribusi sehingga disimpulkan bahwa terdapat medan E

    yang tersebar secara

    radial. Besar medannya ditentukan melalui hubungan AA

    dAAdE 0

    1.

    3. Curl Medan Listr ik E

    Jika sebelumnya diungkapkan tentang divergensi dari medan listrik, bagaimana

    halnya dengan curl dari medan listrik tersebut. Berikut ini diuraikan curl dari medan

    listrik E

    , dimana medan listrik ditimbulkan oleh sebuah muatan titik (persamaan

    2.5a)

    rr

    qE

    4

    12

    0

    Sebelum menentukan curl medan, terlebih dahulu ditinjau bagaimana integrasi

    divergensi medan terhadap lintasan B

    A

    ldE

    . seperti tampak pada Gbr. 2.10. Untuk

    muatan titik diferensial lintasan dituliskan dalam koordinat bola

    sin drdrrdrld

    .

    Permukaan Gaussian 1

    Permukaan Gaussian 2

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    40/142

    Teori Medan I 35

    Gbr. 2.10 Diferensial lintasan

    Penyelesaian permasalahan di atas dapat dituliskan sebagai berikut

    B

    A

    B

    A

    drdrrdrrr

    qldE

    sin.

    4

    1.

    20

    B

    A

    dr

    r

    q2

    04

    1

    BA rr

    q 11

    4 0

    dengan rA dan rB jarak titik dari titik pusat acuan muatan sumber. Untuk lintasan

    tertutup dimana jarak radial antara kedua titik terhadap pusat sumbu sama (rA= rB),

    hasil integrasi medan terhadap lintasan muatan adalah nol.

    0. ldE

    (2.11)

    Berdasarkan teorema Stokes untuk curl ldEAdExlA

    ..

    diperoleh curl dari medan

    listrik

    0 Ex

    (2.12)

    Persamaan (2.12) secara fisis menegaskan tidak adanya curl dari medan listrik yang

    ditimbulkan oleh muatan statis yang menimbulkan medan tersebut.

    II.3 POTENSIAL LISTRIK

    1. Potensial Listr ik

    Potensial listrik merupakan karakteristik skalar dari medan listrik. Potensial

    listrik pada sembarang titik dalam medan listrik adalah usaha persatuan muatan

    untuk memindahkan sebuah muatan positif dari tak terhingga (titik reference) ke titik

    tujuan. Secara matematis potensial listrik dirumuskan sebagai

    x

    y

    z

    rA

    rB

    qdl

    A

    B

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    41/142

    Teori Medan I 36

    r

    ldErV

    .)( (J/C atau volt) (2.13)

    dengan r posisi titik potensial listrik. Beda potensial antara dua titik potensial listrik

    dapat ditentukan melalui

    BA

    r

    r

    BAAB

    rr

    qldE

    rVrVV

    A

    B

    11

    4.

    )()(

    0

    Hubungan antara potensial listrik dan

    medan listrik dapat ditentukan

    berdasarkan teorema gradien,

    dimana diungkapkan

    A

    B

    r

    r

    BA ldVrVrV

    .)()( Gbr. 2.11 Lintasan antara antara dua titik

    medan.

    dan

    A

    B

    r

    r

    ldE

    . A

    B

    r

    r

    ldV

    .

    Sehingga diperoleh hubungan

    VE

    Dari persamaan di atas diungkapkan bahwa medan listrik merupakan gradien

    potensial listrik skalar.

    Formulasi potensial listrik untuk muatan titik yang terdistribusi dapat dibangun

    dari persamaan potensial listrik untuk muatan titik berikut

    r

    qrV

    04

    1)(

    (2.14)

    Untuk sekumpulan muatan-muatan individual yang terlokalisasi pada suatu daerah,

    potensial listrik pada suatu titik tertentu adalah

    N

    i i

    iq

    rV104

    1)(

    r (2.15)

    dan untuk muatan yang terdistribusi kontinu seperti tampak pada Gbr.2.12, besarnya

    potensial listrik pada titik P dapat ditentukan melalui formulasi berikut

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    42/142

    Teori Medan I 37

    dqrVr

    1

    4

    1)(

    0 (2.16)

    Gbr. 2.12 Potensial dititik P akibat distribusi muatan dq

    Untuk muatan dengan distribusi volum, pada titik P diperoleh besarnya potensial

    listrik

    ')(

    4

    1

    )( 0 dV

    r

    rV r

    (2.17)

    distribusi ruang

    ')(

    4

    1)(

    0

    dAr

    rVr

    (2.18)

    dan untuk distribusi garis

    ')(

    4

    1)(

    0

    dlr

    rVr

    (2.19)

    Contoh:

    1. Tentukan potensial listrik pada titik P, dimana muatan terdistribusi secara uniform

    pada cakram dengan densitas .

    Solusi :

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    43/142

    Teori Medan I 38

    Diferensial muatan untuk model cincin cakram rdrdAdq 2 , potensial

    listrik V untuk titik P akibat muatan cincin

    xxa

    rdrxa

    drrxr

    V

    dqrV

    a

    a

    P

    2/122

    0

    0

    2/122

    0

    022

    0

    0

    )2(4

    1

    24

    )2(14

    1

    1

    4

    1)(

    r

    2. Sebuah batang dengan panjang l memiliki distribusi muatan uniform lQ /

    ditempatkan pada garis sumbu harisontal x dari pusat sumbu koordinat. Carilahpotensial pada titik P yang berada pada sumbu vertikal y yang berjarak a, seperti

    tampak pada gambar dibawah.

    Solusi :

    Posisi elemen panjang batang dx diketahui berjarak 22 axr terhadap titik

    P dengan muatan dq = dx. Berdasarkan formulasi potensial listrik akibat distribusi

    muatan kontinu (persamaan 2.16)

    dqrV r14 1)( 0

    diperoleh

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    44/142

    Teori Medan I 39

    a

    alax

    a

    dx

    dxa

    rV

    l

    l

    l

    2

    0

    02

    0

    02

    0

    02

    0

    ln4

    ln4

    4

    1

    4

    1)(

    2

    2

    2

    2

    lx

    x

    x

    2. Syarat Batas Dalam Lis trik Statis

    Ketika suatu medan listrik melewati suatu permukaan dengan distribusi

    muatan , terjadi diskontinuitas medan vertikal. Hal tersebut diungkapkan melalui

    hukum Gauss dengan pendekatan permukaan Gaussian dengan luasan A.

    0

    bawahatas EE (2.20)

    Gbr. 2.17 Bidang Batas Permukaan dengan Distribusi Muatan

    dengan atasE danbawahE menyatakan komponen medan listrik yang tegak lurus

    permukaan untuk permukaan atas dan bawah. Sedangkan untuk komponen medan

    listrik tangensial dengan permukaan terjadi kontinuitas medan. Hal tersebut

    diungkapkan melalui persamaan (2.11)

    0. ldE

    dimana untuk bagian tepi kotak Gaussian terdapat medan tangensial, dan diperoleh

    hubungan

    0|||| bawahatas EE atau||||bawahatas EE (2.21)

    A

    atasE

    bawahE

    ||bawahE

    ||atasE

    d

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    45/142

    Teori Medan I 40

    dan untuk potensial listrik terkait dengan persamaan (2.21)

    bawahatas VV (2.22)

    Dari kedua persamaan (2.20) dan (2.21) dapat disimpulkan menjadi satu

    persamaan umum untuk syarat batas bagi medan listrik yang melalui suatu

    permukaan dengan distribusi muatan adalah

    nEEbawahatas

    0

    (2.23)

    Hubungan antara medan listrik yang dinyatakan dengan gradient potensial

    listrik ( VE

    ), memberikan peluang untuk melakukan perubahan bentuk

    persamaan (2.28) dalam bentuk persamaan gradien potensial listrik berikut

    nVVbawahatas

    0

    atau

    0

    n

    V

    n

    V bawahatas

    dengan

    nVn

    V.

    (2.24)

    II.4 USAHA dan ENERGI DALAM MEDAN LISTRIK STATIS

    Dalam proses perpindahan partikel muatan tentunya melibatkan parameter

    energi dan usaha. Gbr 2.13 mendeskripsikan perpindahan partikel bermuatan antara

    dua titik.

    Gbr. 2.13a Pergerakan muatan Q dari

    titik a ke titik b

    Gbr. 2.13b Gaya yang bekerja dalam

    perpindahan muatan

    Q

    q1

    q2

    q3

    q4

    a

    bE

    Q

    F

    'F

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    46/142

    Teori Medan I 41

    Besarnya gaya listrik yang ditimbulkan oleh medan listrik E

    adalah EQF

    sedangkan untuk mengimbangi gaya agar muatan Q dapat diam diperlukan gaya

    EQF

    ' . Besarnya usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan dalam

    rentang lintasan ld

    oleh gaya 'F

    adalah

    ldEQldFW

    .'.

    dengan lintasan ld

    dapat diuraikan dalam sistem koordinat kartesian

    kdzjdyidxld

    , untuk koordinat silinder zdzrdrdrld

    , atau dalam

    koordinat bola sin rddrrdrld

    .

    Untuk memindahkan muatan dari titik a ke titik b seperti tampak pada Gbr.

    2.13 diperlukan usaha sebesar

    )()(

    .'.

    aVbVQ

    ldEQldFW

    b

    a

    b

    a

    (2.25)

    Perbedaan potensial listrik antara titik a dan b dikaitkan dengan usaha yang

    diberikan dapat dituliskan dalam hubungan berikut

    )()( aVbVQ

    W (2.26)

    Persamaan di atas menjelaskan bahwa beda potensial antara titik a dan b sama

    dengan usaha persatuan muatan yang diperlukan untuk memindahkan/ membawa

    muatan dari titik a ke titik b.

    Untuk sekumpulan muatan, interaksi antara muatan-muatan individu

    mempengaruhi besarnya total usaha yang dilakukan. Jika kumpulan muatan tersebut

    terdiri atas muatan q1, q2, q3, q4. Usaha totalnya diperoleh melalui hubungan

    3,42,41,444,32,31,334,23,21,224,13,12,112 VVVqVVVqVVVqVVVqW

    dimana besarnya potensial masing-masing

    4,13,12,11 VVVV

    4,23,21,22 VVVV

    4,32,31,33 VVVV

    3,42,41,44 VVVV

    dengan 2,1V potensial pada titik 1 akibat muatan 2 pada posisi 2 , diperoleh usaha

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    47/142

    Teori Medan I 42

    n

    i

    iiVq

    VqVqVqW

    1

    332211

    2

    1

    2

    1

    atau

    i

    n

    i

    i

    n

    ijj ij

    jn

    i

    i rVq

    qqW

    11 01 2

    1

    4

    1

    2

    1

    r (2.27)

    Untuk muatan terdistribusi seperti halnya muatan dengan distribusi volum, usaha

    pada persamaan di atas dapat dituliskan kembali dalam bentuk

    dVW 21

    (2.28a)

    Untuk muatan terdistribusi luas dan garis

    daVW 21 (2.28b)

    dan dlVW 21

    (2.28c)

    Usaha menyatakan energi yang tersimpan dalam medan listrik statis.

    Persamaan usaha di atas dapat dituliskan kembali dalam hubungannya dengan

    medan listrik melalui hubungan divergensi medan listrik yang diungkapkan dalam

    hukum Gauss, dimana E

    .0 . Untuk distribusi muatan volum

    dVEW

    .

    2

    0

    SV

    daEVdE

    daEVdVEW

    .2

    .).(2

    20

    0

    ruangSeluruh

    dEW 20

    2 (2.29)

    II.5 KONDUKTOR

    1. Konduktor

    Konduktor merupakan bahan suatu penghantar arus listrik. Dalam konduktor

    elektron-elektron pembawa muatan bebas bergerak. Konduktor ideal memiliki

    beberapa karakteristik antara lain:

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    48/142

    Teori Medan I 43

    a. Medan listrik di dalam konduktor adalah nol ( 0E

    ). Hal ini dapat dijelaskan

    melalui Gbr. 2.14. Adanya medan eksternal (E

    ) yang diberikan pada

    konduktor menyebabkan pergerakan muatan-muatan sehingga membentuk

    dipol muatan pada bagian tepi konduktor.

    Gbr. 2.14 Medan induksi dalam konduktor

    Dipol ini menyebabkan adanya medan induksi dalam konduktor yang arahnya

    berlawanan dengan medan eksternal. Medan induksi yang melawan medan

    eksternal menyebabkan resultan medan dalam konduktor menjadi nol.

    b. Berdasarkan pada hukum Gauss dimana divergensi medan listrik sebanding

    dengan densitas muatan0

    .

    E

    , sehingga dapat dikatakan bahwa densitas

    muatan di dalam konduktor adalah nol ( = 0).

    c. Muatan-muatan konduktor berada pada permukaan konduktor dan medan

    listrik pada permukaan luar konduktor memiliki orientasi tegak lurus terhadap

    permukaan.

    Gbr. 2.15 Arah medan listrik pada permukaan luar konduktor

    +++

    +++

    +

    -------

    E

    iE

    Konduktor E = 0

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    49/142

    Teori Medan I 44

    d. Karena medan di dalam konduktor nol maka dapat dikatakan adanya

    ekuipotensial. Jika a dan b adalah titik-titik yang berada dalam konduktor, dan

    medan di dalam konduktor nol maka berdasarkan hubungan beda potensial

    antara dua titik 0.)()( ldEaVbVb

    a

    sehingga )()( aVbV .

    Ketika suatu muatan listrik didekatkan pada sebuah konduktor, maka timbul

    adanya muatan induksi. Apabila muatan tersebut bermuatan positip, muatan-muatan

    negatif pada konduktor bergerak ke sisi terdekat dengan muatan positif tersebut

    sedangkan muatan-muatan positif bergerak menjauhi. Pada Gbr. 2.16 ditampilkan

    sebuah muatan yang berada dalam sebuah rongga konduktor.

    Gbr. 2.16 Muatan yang dilingkupi oleh konduktor berongga

    Adanya muatan positif yang terisolasi tersebut menimbulkan adanya muatan

    induksi pada kedua permukaan konduktor. Medan listrik yang terdapat di dalam

    konduktor adalah nol, dikarenakan medan yang ditimbulkan oleh muatan positif

    terisolasi dihilangkan oleh medan listrik muatan terinduksi. Hal tersebut dapat

    jelaskan dimana total muatan yang dilingkupi oleh permukaan Gaussian adalah nol

    0. AdEA

    . Besarnya muatan terinduksi pada permukaan bagian dalam konduktor

    dapat diperoleh dari total muatan terlingkupi permukaan Gauss Qnetto= q + qinduksi = 0

    atau qinduksi = -q. Sedangkan untuk medan listrik diluar konduktor sebanding dengan

    total muatan yang terlingkupi (Q = q + q-+ q+= q).

    q

    E 0

    +++

    +

    +

    ++ + + + + +

    ++

    +

    ++

    ++++++

    - - --

    -

    --

    ----

    --

    -----

    --

    --

    - Permukaan Gaussian

    Permukaan konduktor

    E = 0

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    50/142

    Teori Medan I 45

    2. Kapasitor

    Kapasitor merupakan suatu komponen elektronika yang banyak dijumpai

    diberbagai peralatan listrik. Kapasitor tersusun atas dua buah keping

    konduktor/elektroda yang dipisahkan oleh bahan dielektrik seperti halnya mika, kaca,

    udara, kertas, dan lain-lain seperti tampak pada Gbr. 2.17.

    Gbr. 2.17 Beberapa jenis kapasitor

    Dalam kapasitor energi tersimpan dalam medan listrik. Kemampuan kapasitordalam menyimpan energi diungkapkan melalui nilai kapasitansinya, secara

    matematis dirumuskan sebagai

    V

    QC (farad) (2.30)

    Dengan Q menyatakan muatan total dan V adalah beda potensial antara kedua

    elektroda.

    Pada Gbr. 2.18 ditampilkan kapasitor yang tersusun atas dua buah pelat

    logam bermuatan + dan yang terdistribusi uniform dan dipisahkan oleh jarak d.Besarnya medan listrik yang timbul pada salah satu pelat bermuatan (dengan

    menggunakan hk. Gauss) adalah /20. Oleh karenanya ketika dua buah lempeng

    dengan densitas muatan yang sama ditempatkan pada posisi sejajar maka resultan

    medan listrik diantara kedua pelat tersebut adalah E = /0.

    Gbr. 2.18 Dua keping pelat kapasitor

    Beda potensial listrik yang timbul diantara kedua pelat adalah

    - - - - - - - - -

    Keping konduktor

    d

    +

    -

    /0

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    51/142

    Teori Medan I 46

    00

    0

    .

    A

    dQd

    ldEVVV

    d

    Besarnya kapasitansi kapasitor dapat ditentukan berdasarkan formulasi

    d

    A

    V

    QC 0

    (2.31)

    Dalam proses pengisian kapasitor, usaha yang dilakukan untuk menjauhkan elektron

    agar tidak menuju pelat positif . Dalam proses perpindahan muatan sejumlah muatan

    q, beda potensial antara dua pelat konduktor adalah q/C dan diperlukan usaha

    memindahkan total muatan Q sebesar

    22

    0

    2

    1

    2

    1CV

    C

    Q

    dq

    C

    qW

    Q

    (2.32)

    Energi yang dapat tersimpan dalam kapasitor adalah sebanding dengan usaha

    tersebut di atas.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    52/142

    Teori Medan I 47

    Soal-soal Latihan

    1. Tentukan besarnya medan listrik pada titik P yang berada pada jarak z diatas

    pusat bidang yang dibentuk kawat segiempat dengan panjang sisi a=4 cm. Kawat

    mengandung muatan sebesar 4q yang tersebar uniform.

    2. Besarnya medan listrik pada suatu daerah E = rar 4

    1 2 , dimana a adalah

    konstanta.

    (a) Carilah rapat muatan .

    (b) Carilah besarnya muatan total yang dilingkupi oleh bola berjari-jari Rdengan poisisi pusat bola berada pada pusat sumbu koordinat.

    3. Sebuah bola berongga memiliki rapat muatan a < r < b (dimana a jari-jari bagian

    dalam kulit bola, b jari-jari kulit luar bola) sebesar3r

    c . Carilah besarnya medan

    listrik pada daerah (i) r < a, (ii) a < r < b, (iii) r > b. Plotkan grafik antara IEI

    sebagai fungsi dari r.

    4.Sebuah bola pejal dengan jari-jari R memiliki muatan total sebesar a yang

    tersebar merata pada seluruh bagian bola.a. Tentukan besarnya potensial untuk r < R dan r > R serta gambarkan grafik V(r)

    b. Tentukan gradient fungsi potensial V untuk daerah r < R dan r > R. (Gunakan

    titik referensinya titik pada tak hingga).

    5. Suatu fungsi potensial dituliskan dalam bentuk persamaan

    ''

    4

    1)(

    0

    dVr

    rV r

    Hitunglah besarnya potensial pada daerah dibagian dalam bola padat dengan

    muatan total q yang terdistribusi secara kontinu.

    6.Sebuah silinder berongga dengan jari-jari R memiliki muatan total q yang

    terdistribusi kontinu. Tentukan besarnya potensial pada permukaan silinder.

    7. Sebuah bola logam dengan radius R bermuatan q, diselubungi oleh bola

    berongga tipis dengan titik pusat yang sama (jari-jari dalam a dan jari-jari luar b).

    Muatan netto dari kulit bola pelindung nol.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    53/142

    Teori Medan I 48

    (a) Carilah besarnya rapat muatan pada

    permukaan R, a dan b.

    (b) Carilah besarnya potensial listrik pada

    pusat bola bagian dalam, dimana titik

    referensinya pada titik di tak hingga.

    (c) Jika permukaan bagian terluar bolapelindung ditanahkan. Carilah besarnya

    potensial listrik pada pusat bola bagian

    dalam.

    R

    ab

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    54/142

    Teori Medan I 49

    METODE ANALISIS POTENSIALLISTRIK

    Dalam bab ini diuraikan tentang metode-metode penentuan potensial listrik yang

    meliputi aplikasi persamaan Laplace, separasi variabel, metode ekspansi multipol dan

    metode bayangan. Setelah mengikuti perkuliahan metode analisis potensial listrik,

    mahasiswa dapat mengaplikasikan metode-metode penentuan potensial listrik dalam

    menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait. Indikator capaian untuk

    perkuliahan ini adalah dapat menghitung besarnya potensial listrik menggunakan

    persamaan Laplace, menghitung besarnya potensial listrik menggunakan metode

    separasi variabel, menghitung besarnya potensial listrik menggunakan metode

    ekspansi multipole, menghitung besarnya potensial listrik menggunakan metode

    bayangan.

    III.1 PERSAMAAN LAPLACE dan METODE SEPARASI VARIABEL

    1. Persamaan Laplace

    Dalam bab II sebelumnya diungkapkan bahwa medan listrik merupakan negatif

    gradien potensial listrik yang diungkapkan melalui VE

    dan divergensi dari medan

    listrik0

    .

    E

    serta curl medan listrik 0 Ex

    . Melalui substitusi persamaan medan

    listrik dengan gradien potensial menghasilkan hubungan berikut:

    0

    .

    V

    0

    2

    V atau

    0

    2

    V (3.1)

    Persamaan di atas dikenal sebagai persamaan Poisson. Untuk suatu daerah dimana

    tidak terdapat adanya muatan atau = 0, persamaan Poisson tereduksi menjadi

    persamaan Laplaceberikut

    02 V (3.2)

    Bab

    3

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    55/142

    Teori Medan I 50

    Baik persamaan Poisson dan persamaan Laplace, keduanya digunakan dalam

    menentukan fungsi potensial maupun potensial listrik dengan penerapan syarat-syarat

    batas untuk kasus yang dihadapi. Persamaan Laplace dapat dituliskan dalam berbagai

    bentuk, terkait dengan pemilihan basis koordinat di dalam penyelesaian suatu

    permasalahan. Berikut ini dituliskan persamaan Laplace untuk masing-masing koordinat

    kartesian, silinder dan bola.

    Untuk koordinat kartesian:

    2 2 22

    2 2 20

    V V VV

    x y z

    (3.3a)

    koordinat silinder:

    2 22

    2 2 2

    1 10

    V V VV r

    r r r r z

    (3.3b)

    dan untuk koordinat bola:

    22 2

    2 2 2 2 2

    1 1 1sin 0

    sin sin

    V VVV r

    r r r r r

    (3.3c)

    Untuk kasus satu dimensi dimana dimisalkan potensial listrik hanya bergantung

    pada variable x, persamaan Laplace untuk tiga dimensi mengalami reduksi menjadi

    02

    22

    x

    VV

    dengan solusi umumnya dalam koordinat kartesian merupakan fungsi linier potensial

    listrik V(x) = mx + b.

    Untuk koordinat silinder, dimana dimisalkan besarnya potensial listrik bergantung pada

    jarak radial (r) atau

    012

    r

    Vr

    rrV

    Solusi persamaan Laplace di atas dapat diturunkan sebagai berikut:

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    56/142

    Teori Medan I 51

    CrArV

    rA

    rVA

    rVr

    drr

    Vr

    r

    Vr

    rr

    ln)(

    atau

    0

    01

    (3.4)

    dimana A dan C merupakan konstanta yang dapat ditentukan berdasarkan syarat batas

    yang diterapkan pada permasalahan yang dihadapi.

    Metode yang sama juga digunakan untuk variable-variabel lainnya dalam

    koordinat silinder maupun koordinat bola namun dengan memperhatikan hubungan

    antar variabel pada persamaan Laplace untuk pemilihan koordinat yang digunakan

    dalam penyelesaian masalah.

    Contoh :

    Dua buah silinder dengan jari-jari yang berbeda ditempatkan dengan posisi

    konsentris satu dengan lainnya. Silinder bagian dalam memiliki jari jari a diketahui

    memiliki potensial V=0. Silinder bagian luar memiliki jari-jari b dan besarnya potensial

    listriknya adalah V, seperti tampak pada Gbr.3.1.

    a. Tentukan fungsi potensial dalam daerah di antara kedua lapisan silinder tersebut.b. Tentukan besarnya kuat medan listrik pada daerah yang dimaksud dalam point (a).

    Gbr. 3.1 Dua silinder kosentris dengan potensial V dan V=0

    z

    x

    y

    V=0

    V=V

    ab

    0

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    57/142

    Teori Medan I 52

    Solusi :

    Koordinat yang digunakan adalah koordinat silinder

    a. Fungsi potensial

    Persamaan Laplace dalam koordinat silinder dituliskan

    sebagai berikut

    2 22

    2 2 2

    1 10

    V V VV r

    r r r r z

    Karena nilai potensial hanya bergantung pada r

    maka,

    10 atau 0

    V Vr r

    r r r r r

    melalui integrasi 0V

    r drr

    diperoleh konstanta C

    atauV V C

    r Cr r r

    sehingga diperoleh fungsi potensial ln + DC

    V dr C r r

    atau DrCrV ln)(

    Untuk menentukan nilai masing-masing konstanta, baik itu konstanta C maupun

    D digunakan syarat batas, dimana

    Syarat batas 1 : V = 0 pada r = a

    diperoleh )ln()ln(0 aCDDaC

    dan untuk syarat batas 2 diketahui bahwa V = V pada r = b, dan diperoleh

    R1

    R2

    x

    y

    z

    0

    V=V0

    V=0

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    58/142

    Teori Medan I 53

    a

    b

    VCaCbCV

    DbCV

    ln

    lnln

    ln

    Sehingga fungsi potensial listrik pada a< r < b dapat dituliskan sebagai berikut

    ar

    a

    b

    VrV lnln

    ln

    )(

    b. Medan listrik

    r

    a

    b

    V

    r

    rarr

    a

    b

    V

    zz

    VV

    rr

    r

    V

    VE

    ln

    1

    lnln

    ln

    1

    Besarnya medan listrik pada a < r < b adalah r

    a

    b

    V

    rE

    ln

    1

    2. Metode Separasi Variabel

    Suatu fungsi potensial yang bergantung lebih dari satu variabel, misalnya

    bergantung pada dua variabel dimana dalam koordinat kartesian V=V(x,y). Persamaan

    Laplace untuk fungsi potensial tersebut dapat dituliskan sebagai

    02

    2

    2

    2

    y

    V

    x

    V (3.5)

    Jika fungsi potensial tersebut dapat dituliskan sebagai fungsi V= X(x)Y(y), maka

    fungsi potensial tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan metode separasi

    variabel. Metode separasi variabel merupakan suatu cara penyelesaian persamaan

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    59/142

    Teori Medan I 54

    Laplace dengan cara menentukan solusi persamaan melalui perkalian dari fungsi-fungsi

    yang hanya bergantung pada satu variabel.

    A. Solusi persamaan Laplace untuk koordinat kartesian

    Solusi dua dimensi untuk koordinat kartesian

    Penggunaan metode separasi variabel untuk menentukan fungsi potensial dapat

    diikuti melalui penyelesaian permasalahan berikut. Pada Gbr. 3.2 diilustrasikan dua

    buah pelat logam ditanahkan yang terletak pada bidang XZ yang dibatasi oleh suatu

    kondisi dimana pada y =0 dan y = a potensial V = 0; V=V0(y)pada x = 0 serta V = 0

    pada x = .

    Gbr. 3.2 Dua pelat logam sejajar

    Untuk menentukan fungsi potensial diantara kedua pelat logam tersebut, fungsi

    potensialnya dituliskan sebagai suatu fungsi yang bergantung pada variabel x dan y

    terpisah.

    )()(),( yYxXyxV (3.6)

    Persamaan Laplace untuk variabel dua dimensi (x,y)

    02

    2

    2

    22

    y

    V

    x

    V

    V

    02

    2

    2

    2

    y

    YX

    x

    XY

    011

    2

    2

    2

    2

    y

    Y

    Yx

    X

    X

    (3.7)

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    60/142

    Teori Medan I 55

    Persamaan di atas secara sederhana dapat dituliskan sebagai

    C1+ C2= 0 atau C1= -C2

    dengan mendefinisikan XkC 21 dan YkC2

    2 diperoleh hubungan

    XkxX 2

    2

    2

    dan Yk

    yY 22

    2

    (3.8)

    Solusi untuk kedua persamaan di atas merupakan fungsi eksponensial dan fungsi

    sinus/cosinus berikut

    -kxkx + B e= A exX )( (3.9a)

    )cos()sin()( ky+ DkyCyY (3.9b)

    Fungsi potensial yang diperoleh dari kedua solusi tersebut adalah

    )()(),( yYxXyxV

    )cos()sin( ky+ DkyC+ B eA e -kxkx (3.10)

    Berdasarkan kondisi atau syarat batas dari permasalahan yang dihadapi, dimana

    diketahui bahwa

    1. Syarat batas I : potensial V = 0 pada y = 0 dan y = a;

    0)cos()sin( ky+ DkyC

    disyaratkan bahwa konstanta D = 0, karena cos (ka) 0 ; dan sin(ka) = 0dengan

    ank (n=1, 2, 3, )

    2. Pada x = besarnya potensial V = 0

    0-kxkx + B eA e

    disyaratkan bahwa konstanta A = 0 karena Be-kx = 0, sehingga diperoleh solusi

    untuk fungsi potensial

    )sin(.),( kyCBeyxV kx

    )/sin(./ ayneF axn

    Dari hasil penerapan syarat batas tersebut diperoleh solusi umum untuk fungsi

    potensialnya adalah

    1

    /)/sin(),(

    n

    axn

    n ayneFyxV

    (3.11)

    V=V0(y) pada x = 0

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    61/142

    Teori Medan I 56

    )()/sin(),0( 01

    yVaynFyVn

    n

    Untuk penentuan konstanta Fn

    dyaymyVdyaymaynF

    a

    n

    a

    n

    0 0

    10 )/sin()()/sin()/sin(

    nmanm

    dyaymayna

    ,2

    ,0)/sin()/sin(

    0

    ganjilnuntukn

    V

    genapnuntuk

    n

    Vdyayn

    a

    V

    dyaynyVa

    F

    a

    a

    n

    ,4,0

    cos12

    )/sin(2

    )/sin()(2

    00

    0

    0

    00

    (3.12)

    Fungsi potensial yang diperoleh adalah

    ,...3,1

    /0

    1

    /

    )/sin(14

    )/sin(),(

    n

    axn

    n

    axn

    n

    aynen

    V

    ayneFyxV

    (3.13)

    (a) (b)

    Gbr. 3.3 Grafik solusi fungsi potensial

    ,...3,1

    /0 )/sin(14

    ),(n

    axn aynen

    VyxV

    Pada Gbr. 3.3b tampak grafik (a) untuk fungsi potensial (V/V0) dengan n = 1,

    grafik (b) untuk fungsi potensial (V/V0) sampai dengan n = 3, (c) penjumlahan untuk 10

    suku pertama, (d) untuk 100 suku pertama.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    62/142

    Teori Medan I 57

    Solusi tiga dimensi untuk koordinat kartesian

    Seperti halnya solusi persamaan dua dimensi, dalam penyelesaian kasus

    persamaan Laplace untuk fungsi potensial yang bergantung pada tiga variabel

    ),,( zyxVV . Solusi separasi variabel fungsi potensialnya dituliskan sebagai

    )()()(),,( zZyYxXzyxV dan persamaan Laplacenya dapat dituliskan sebagai

    0111

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    dz

    Zd

    Zy

    Y

    Yx

    X

    X

    (3.14)

    Dengan tiga konstanta separasi

    2

    2

    32

    2

    22

    2

    1

    1;

    1;

    1

    dz

    Zd

    ZC

    y

    Y

    YC

    x

    X

    XC

    (3.15)

    Penyelesaian selanjutnya tidak jauh berbeda dengan kasus dua dimensi, dimana

    diperoleh tiga solusi umum awal untuk X(x), Y(y), Z(z). Penerapan syarat batas pada

    kasus yang dihadapi untuk solusi awal tersebut pada akhirnya akan menghasilkan

    suatu fungsi potensial untuk 3 variabel ),,( zyxV .

    B. Solusi persamaan Laplace untuk koordinat silinder

    Dalam koordinat silinder, solusi fungsi potensial dituliskan sebagai

    )()()( zZrRV dengan persamaan Laplace

    02

    2

    2

    2

    2

    z

    ZR

    r

    RZ

    r

    Rr

    rr

    Z

    (3.16)

    dengan membagi persamaan tersebut dengan ZR diperoleh

    2

    2

    2

    2

    22

    2 1111

    z

    Z

    Zrr

    R

    Rrr

    R

    R

    (3.17)

    dan dimisalkan untuk parameter

    2

    2

    21

    bz

    Z

    Z

    (3.18)

    Solusi untuk variabel Z adalah

    -bzbz + B e= A ezZ )( (3.19)

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    63/142

    Teori Medan I 58

    Sehingga persamaan (3.17) dapat dituliskan kembali sebagai

    2

    222

    2

    22 1

    rb

    r

    R

    R

    r

    r

    R

    R

    r (3.20)

    dengan memisalkan

    2

    2

    21a

    (3.21)

    diperoleh solusi untuk variabel

    )sin()cos( kaDkaC (3.22)

    Persamaan Laplace dalam fungsi variabel r berdasarkan kedua permisalan parameter

    sebelumnya (persamaan (3.18) dan (3.21)).

    01

    2

    22

    2

    2

    Rr

    a

    br

    R

    rr

    R

    (3.23)

    Persamaan di atas tidak lain merupakan persamaan dalam bentuk diferensial Bessel,

    dengan solusi fungsi untuk variabel R adalah

    )()( brNFbrJER aa (3.24)

    dengan

    0

    2

    )1(!

    2

    1)1(

    )( m

    ma

    m

    a mam

    br

    brJ (3.25a)

    a

    brJbrJabrN aaa

    sin

    )()()(cos)(

    (3.25b)

    dimana )(brJa dan )(brNa merupakan fungsi Bessel I dan fungsi Bessel II.

    C. Solusi persamaan Laplace untuk koordinat bola

    Dalam sistem koordinat bola, persamaan Laplace dituliskan seperti pada

    persamaan (3.3c)

    0sin

    1sin

    sin

    112

    2

    222

    2

    2

    V

    r

    V

    rr

    Vr

    rr

    (3.26)

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    64/142

    Teori Medan I 59

    Dalam kasus dimana fungsi potensial bergantung pada variabel r dan atau

    ),( rVV dengan solusi )()( rRV . Berdasarkan kondisi tersebut, persamaan

    Laplace mengalami reduksi

    0sinsin

    12

    V

    r

    Vr

    r

    (3.27)

    Dengan penerapan solusi fungsi potensial untuk persamaan di atas diperoleh

    0sinsin

    11 2

    r

    Rr

    rR

    (3.28)

    Persamaan di atas menunjukkan dimana bagian pertama hanya mengandung variabel

    r, sedangkan bagian kedua bergantung pada saja.

    )1(1 2

    aa

    r

    Rr

    rR

    (3.29a)

    dan

    )1(sinsin

    1

    aa

    (3.29b)

    Untuk mendapatkan solusi parameter R, persamaan (3.29a) dituliskan kembali sebagai

    Raar

    Rr

    r)1(2

    Dengan solusi umum

    )1(

    21)( aa rCrCrR (3.30)

    Sedangkan untuk persamaan parameter

    sin)1(sin aa

    (3.31)

    dengan solusi untuk dalam bentuk polinomial Legendre sebagai fungsi cosinus

    )(cos)( aP (3.32)

    dimana aa

    a

    aa x

    dx

    d

    axP 1

    !2

    1)( 2 yang lebih dikenal sebagai formulasi Rodrigues. Dari

    formulasi Rodrigues, polinomial untuk orde ke 3,2,1,0a adalah 1)(0 xP ; xxP )(1 dan

    2/13)( 22 xxP .

    Solusi umum persamaan Laplace dengan metode separasi untuk kasus di atas adalah

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    65/142

    Teori Medan I 60

    )()( rRV

    0

    )1(

    21 )(cos),(a

    a

    aa PrCrCrV

    (3.33)

    III.2 Ekspansi Multipol

    1. Fungsi potensial Listrik

    Penentuan pontensial listrik yang ditimbulkan oleh sekumpulan muatan yang

    terdistribusi dapat dilakukan melalui suatu pendekatan pengembangan multipol. Dalam

    pendekatan ini, kumpulan muatan tersebut dapat ditinjau sebagai muatan titik tunggal

    (monopol), pasangan muatan (dipol), pasangan dipol (quadrupol), pasangan quadrupol

    (oktapol) yang masing-masing memberikan kontribusi terhadap potensial listrik. Untuk

    lebih memahami tentang konsep pendekatan ekspansi multipol, berikut ini diuraikan

    penentuan fungsi potensial listrik pada titik P (Gbr 3.4) yang berjarak r dari sekumpulan

    muatan. Fungsi potensial listriknya dituliskan dalam rumus

    ')(1

    4

    1)(

    0

    dVarV r

    (3.34)

    dengan kuadrat jarak elemen volum yang diamati terhadap titik P adalah

    'cos21cos2

    2

    2222

    r

    a

    r

    arraarr

    Gbr. 3.4 Potensial di titik P oleh distribusi muatan

    Jarak antara elemen volum dVdengan titik potensial di P dapat tuliskan dalam bentuk

    2/11 rr

    P

    dV

    r

    a

    r

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    66/142

    Teori Medan I 61

    dengan

    cos2

    r

    a

    r

    a

    dimana sudut merupakan sudut yang dibentuk oleh r

    dan a

    . Jika titik potensial

    berada diluar distribusi muatan, maka pendekatan untuk nilai lebih kecil dari 1. Untuk

    r

    1dilakukan pendekatanderet binomial

    ...

    16

    5

    8

    3

    2

    11

    11

    11 322/1 rrr

    Substitusi parameter kedalam persamaan di atas, dihasilkan

    ...

    2

    )cos3cos5(

    2

    )1cos3()(cos1

    113322

    r

    a

    r

    a

    r

    a

    rr

    0

    )(cos11

    n

    n

    n

    Pr

    a

    r

    r (3.35)

    Persamaan (3.35) tidak lain merupakan bentuk polinomial Legendre. Dari solusi

    persamaan untukr

    1, fungsi potensial pada persamaan (3.35 ) dapat dituliskan kembali

    dalam bentuk ekspansi multipol berikut:

    ')(

    1

    4

    1)(

    0

    dVarV

    r

    ')()(cos1

    4

    1

    01

    0

    dVaPar

    n

    n

    nn

    (3.36)

    dimana n=0 untuk monopol; n=1 untuk dipol; n=2 untuk quadrupol, dan seterusnya.

    Contoh :

    Bola berjari jari R memiliki rapat muatan pembawa sebesar sin),(20 r

    Rr

    dimana 0 merupakan suatu konstanta. Tentukanlah aproksimasi potensial di suatu titik

    pada sumbu z yang letaknya cukup jauh dari bola tersebut ! (pendekatan hanya

    menggunakan monopol, dipol dan quadrupol).

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    67/142

    Teori Medan I 62

    Solusi : Bola berjari jari a memiliki rapat muatan pembawa sebesar

    sin),(2r

    Rr o dengano: konstanta

    Ekspansi multipol :

    ')()(cos14

    1)(0

    10

    dVaPar

    rV nn

    nn

    (i). Untuk kontribusi monopol

    r

    R

    r

    R

    dr

    Rd

    r

    R

    dddrr

    R

    dddrr

    r

    R

    r

    dr

    dPrr

    rV

    oo

    oo

    R

    o

    o

    2

    000

    2

    0

    0

    2

    00

    2

    2

    0

    2

    0 0

    2

    00

    2

    2

    0

    0

    0

    0

    0

    4

    12sin

    2

    1

    4

    1

    2cos12

    1

    2

    1sin

    2

    1

    sin'4

    1

    'sin'sin

    '

    1

    4

    1

    1

    4

    1

    cos'1

    4

    1)(

    (ii). Kontribusi dipol

    0sin3

    1

    4

    1

    sinsin2

    '

    4

    1

    cossin''4

    1

    'sin'cos'sin'

    1

    4

    1

    cos'1

    4

    1

    cos'1

    4

    1)(

    0

    3

    2

    3

    0

    0

    22

    0

    0

    2

    2

    0

    2

    0 0

    2

    0

    2

    0

    2

    22

    0

    2

    0

    1

    1

    2

    0

    r

    R

    dr

    r

    R

    dddrrr

    R

    dddrrrr

    R

    r

    drr

    dPrr

    rV

    o

    R

    o

    R

    o

    o

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    68/142

    Teori Medan I 63

    (iii). Quadrupol

    0

    222

    0

    0

    3

    3

    0

    2

    0 0

    22

    0

    2

    3

    0

    22

    2

    23

    0

    22

    3

    0

    2

    2

    3

    0

    1cos3sin21

    3'

    41

    2

    1cos3sin''

    4

    1

    'sin'2

    1cos3'sin

    '

    1

    4

    1

    2

    1cos3'

    1

    4

    1

    cos'1

    4

    1)(

    drrR

    dddrrr

    R

    dddrrrr

    R

    r

    drr

    dPrrrV

    R

    o

    R

    o

    o

    untuk integral bagian III dari persamaan potensial di atas

    2 2 2 2

    0 0

    2 2

    0

    2 4

    0 0

    3cos 1 sin 3 3sin 1 sin

    = 2 3sin sin

    = 2sin 3sin

    d d

    d

    d d

    200 0

    1 12 sin 2 1 cos2 sin 2

    2 2d d

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    69/142

    Teori Medan I 64

    2

    4

    0 0

    2

    0

    2

    0

    2

    0

    13 sin 3 1 cos 2

    2

    3 = 1 2cos 2 cos 2

    4

    3 = 1 2cos 2 1 sin 2

    4

    3 = 2 2cos 2 sin 2

    4

    d d

    d

    d

    d

    0

    0

    3 1 = 2 2cos 2 1 cos 4

    4 2

    3 2 1 1 = 2 sin 2 sin 4

    4 2 2 8

    3 1 = 2

    4 2

    9 =

    8

    d

    Jadi hasil integral untuk 2 20

    93cos 1 sin

    8 8d

    Fungsi potensial listrik oleh quadrupol

    244

    1

    82

    12

    34

    1)(

    3

    4

    0

    3

    3

    0

    r

    R

    R

    r

    RrV

    o

    o

    Fungsi potensial listrik yang diperoleh melalui kontribusi monopol, dipol dan quadrupol

    adalah

    244

    10

    4

    1)(

    3

    4

    0

    2

    0

    r

    R

    r

    RrV oo

    2. Potensial Monopol dan Dipol serta Medan Lis trik Dipol

    Seringkali pendekatan fungsi potensial yang digunakan dalam penggunaan

    metode ekspansi multipol adalah fungsi potensial monopol, khususnya untuk jarak titik

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    70/142

    Teori Medan I 65

    potensial (r) yang cukup besar. Dari persamaan (3.36), bentuk potensial monopol dapat

    dituliskan sebagai

    ')(1

    4

    1)(

    0

    dVar

    rV monopol

    r

    Q

    04

    1

    (3.37)

    Untuk kasus ekspansi multipol dengan tinjauan khusus pendekatan potensial

    dipol, fungsi potensialnya dituliskan sebagai

    ')(cos1

    4

    1)( 1

    1

    2

    0

    dVaPar

    rV dipol

    ')(cos14 1 20dVaa

    r

    (3.38)

    Variabel cosa dapat dikonversikan dalam bentuk ar

    . seperti tampak melalui Gbr.3.3,

    sehingga persamaan (3.38) dapat dituliskan kembali dalam bentuk

    ')(1

    4

    1)(

    2

    0

    dVaarr

    rV dipol

    (3.39)

    dimana bagian integral merupakan bagian yang terpisah dan tidak bergantung pada r.

    Bagian integral ini merupakan tinjauan momen dipol dari distribusi muatan. Oleh karena

    itu fungsi potensial dengan tinjauan momen dipol dan rumusan pada persamaan (3.39)

    dapat tuliskan secara lebih sederhana menjadi

    2

    0

    .

    4

    1)(

    r

    rprV dipol

    (3.40)

    dengan besarnya momen dipol ')( dVaap

    . Momen dipol ditentukan oleh geometri

    dari distribusi muatan. Untuk sekumpulan muatan titik momen dipol dinyatakan sebagai

    n

    i

    iiaqp1

    (3.41)

    Jika persamaan (3.40) mendefinisikan fungsi potensial karena tinjauan momen

    dipol suatu distribusi muatan, bagaimana halnya dengan medan yang ditimbulkan oleh

    adanya dipol tersebut. Untuk itu marilah kita uraikan kembali persamaan (3.40) terkait

    dengan variabel-varibel yang terikat pada persamaan.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    71/142

    Teori Medan I 66

    20

    20

    cos

    4

    1.

    4

    1)(

    r

    p

    r

    rprV dipol

    Dari persamaan di atas, tampak bahwa fungsi potensial listrik bergantung pada r dan

    atau V(r,). Besarnya medan listrik yang tidak lain merupakan negatif gradien fungsi

    potensial listrik ( VE

    ) dalam sistem koordinat bola diungkapkan sebagai berikut

    3

    0

    cos2

    4

    1

    r

    p

    r

    VEr

    3

    0

    sin

    4

    11

    r

    pV

    rE

    0sin

    1

    V

    rE

    dan besarnya medan listrik total

    sincos24

    ),(3

    0

    rr

    prEdipol (3.42)

    Secara grafis medan listrik tersebut dideskripsikan garis-garis medan listrik seperti

    tampak pada gambar berikut

    Gbr. 3.5 Garis-garis medan dipol

    III.3 Metode Bayangan

    Metode banyangan merupakan suatu metode penentuan fungsi potensial

    dengan memisalkan terdapatnya muatan titik pasangan yang berlawanan tandanya

    dengan muatan titik di atas bidang permukaan dengan potensial nol (seperti tampak

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    72/142

    Teori Medan I 67

    pada gambar 3.6b). Untuk lebih memahami tentang metode bayangan, tinjau kasus

    berikut, dimana terdapat sebuah muatan q yang berada pada jarak s di atas bidang

    permukaan konduktor tak terhingga yang ditanahkan (potensial V=0) pada sumbu z,

    seperti ditunjukkan pada Gbr. 3.6a.

    (a) (b)

    Gbr. 3.6 Metode bayangan

    Berapakah potensial listrik di atas permukaan konduktor tersebut?

    Untuk menjawab pertanyaan tersebut, hal yang perlu diperhatikan tidak hanya muatan

    titik pada s namun juga dipengaruhi oleh muatan-muatan terinduksi pada permukaanatas bidang konduktor.

    Kondisi yang disyaratkan untuk permasalahan di atas adalah:

    1. Besarnya potensial pada z = 0 adalah nol (V = 0)

    2. Untuk titik-titik di atas permukaan konduktor yang cukup jauh dari titik P ( x2+ y2

    + z2>> s2) nilai potensialnya mendekati nol.

    Dari kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa di antara bidang permukaan dan muatan

    titik terdapat suatu fungsi potensial tertentu. Oleh karenanya diperkenalkan metode

    bayangan dimana terdapat pasangan muatan titik seperti tampak pada Gbr. 3.4b.

    Persamaan fungsi potensial dituliskan sebagai

    2222220 )()(4

    1),,(

    szyx

    q

    szyx

    qzyxV

    Dari persamaan di atas tampaknya memenuhi permasalahan di atas, dimana:

    x

    y

    z

    q

    s

    -q

    s

    x

    y

    z

    q

    s

    V=0

    P

  • 7/25/2019 Buku Ajar Listrik Magnet I

    73/142

    Teori Medan I 68

    1. Pada z=0 diperoleh besarnya potensialnya nol (V=0);

    2. Potensial mendekati nol untuk titik pada jarak yang cukup jauh dimana x2+ y

    2

    + z2>> s

    2

    Setelah diketahuinya fungsi potensial, dapat diperoleh informasi tentang jumlah

    muatan yang ter