Top Banner

of 95

Buku Ajar Dinamika Ir. Sugeng p. Budio

Oct 08, 2015

Download

Documents

sipil
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • DINAMIKA STRUKTUR i

  • DINAMIKA STRUKTUR i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya

    sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Ajar Mata Kuliah Dinamika Struktur

    ini. Buku ajar ini merupakan bagian dari media bahan ajar yang dimaksudkan

    untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang

    disampaikan, khususnya mata kuliah Dinamika Struktur, Jurusan Teknik Sipil,

    Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.

    Buku ajar ini disusun dalam enam bab. Bab I memperkenalkan konsep-

    konsep dasar mengenai dinamika struktur, respon struktur terhadap beban

    dinamik, analisa dinamis pada struktur, serta derajat kebebasan. Bab II membahas

    sistem berderajat kebebasan tunggal (SDOF) yang meliputi pemodelan parameter,

    pemodelan matematis, free body diagram, dan persamaan gerak dari suatu

    struktur. Getaran bebas sistem SDOF untuk kondisi tak teredam dan teredam

    dibahas pada bab III. Selain itu juga dijelaskan mengenai eksperimen penentuan

    frekuensi alami dasar dan faktor damping, serta getaran bebas dengan coulomb

    damping dari sebuah sistem SDOF. Sistem SDOF terhadap gerak harmonis untuk

    sistem tak teredam dan sistem dengan redaman viskous dijelaskan pada bab IV.

    Bab V membahas respon sistem SDOF terhadap bentuk spasial dari eksitasi,

    meliputi respon sistem redaman viskous untuk step input ideal, respon sistem tak

    teredam pada rectangular pulse dan pembebanan ram, serta impuls dengan durasi

    pendek, unit respon impuls. Bab VI dibahas tentang respon sistem SDOF pada

    eksitasi dinamis dengan metode integral duhamel. Akhirnya, pada bab VIII dan IX

    membahas mengenai sistem berderajat kebebasan banyak (MDOF).

    Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ajar ini masih terdapat

    banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami

    harapkan. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat kepada siapapun yang

    ingin mengkaji dinamika struktur.

    Hormat kami,

    Penyusun

  • DINAMIKA STRUKTUR ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    1.1 Pendahuluan mengenai Dinamika Struktur ........................................................ 1

    1.2 Analisa Dinamis pada Struktur ............................................................................ 2

    1.3 Derajat Kebebasan (Degrees of Freedom) .......................................................... 4

    BAB II SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL (SDOF) ............... 6

    2.1 Pemodelan Parameter ......................................................................................... 6

    2.2 Pemodelan Matematis ........................................................................................ 7

    2.3 Free Body Diagram .............................................................................................. 9

    2.4 Persamaan Gerak (Equation of Motion) ............................................................ 10

    2.4.1 Aplikasi dari Hukum Newton Pada Model-model Lumped Parameter........... 10

    2.4.2 Prinsip DAlembert .......................................................................................... 12

    2.4.3 Solusi Persamaan Gerak SDOF Tak Teredam (Undamped) ............................. 15

    2.4.4 Persamaan Gerak SDOF Teredam (Damped) .................................................. 20

    BAB III GETARAN BEBAS SISTEM SDOF .................................................... 21

    3.1 Pendahuluan ...................................................................................................... 21

    3.2 Getaran Bebas Pada Sistem SDOF Tak Teredam (Undamped) .......................... 22

    3.3 Getaran Bebas Pada Sistem SDOF Teredam (Damped) ..................................... 23

    3.4 Eksperimen Penentuan dari Frekuensi Alami Dasar dan Faktor Damping dari

    sebuah sistem SDOF .......................................................................................... 26

    3.5 Getaran Bebas dari sebuah sistem SDOF dengan Coloumb Damping ............... 32

    BAB IV RESPON SISTEM SDOF TERHADAP GERAK HARMONIS ........... 35

    4.1 Respon Sistem SDOF Tak Teredam Terhadap Gerakan Harmonis .................... 35

    4.2 Respon Sistem SDOF Redaman Viskous Terhadap Gerakan Harmonis ............. 39

    BAB V Respon Sistem SDOF Terhadap Bentuk Spesial Dari Eksitasi ............... 44

    5.1 Respon Dari Sebuah Viscous-Damped System SDOF Untuk Sebuah Step Input

    yang Ideal........................................................................................................... 44

    5.2 Persamaan Respon dari sebuah Sistem Undamped SDOF pada Rectangular

    Pulse dan Pembebanan Ram ............................................................................. 45

  • DINAMIKA STRUKTUR iii

    5.3 Respon Dari Sistem SDOF Tak Teredam untuk Impuls dengan Durasi Pendek,

    Unit Respon Impuls ........................................................................................... 49

    BAB VI Respon System SDOF pada Eksitasi Dinamis ....................................... 53

    6.1 Metode Integral Duhamel ................................................................................. 53

    BAB VII Respons Spektrum ................................................................................. 62

    7.1 Bentuk Respons Spektrum ................................................................................ 62

    7.2 Respons Spektrum pada Pondasi yang Bergerak .............................................. 65

    7.3 Besaran- Besaran Respons Spektrum ................................................................ 66

    7.4 Respons Spektrum untuk Perencanaan Elastis ................................................. 68

    BAB VIII SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN BANYAK (MDOF) ..... 70

    8.1 Sistem MDOF Sederhana ................................................................................... 70

    8.2 Hukum Newton Kedua pada Sistem MDOF ....................................................... 70

    8.3 Prinsip DAlemberts pada Sistem MDOF .......................................................... 71

    8.4 Sistem Massa Pegas Redaman ..................................................................... 72

    8.5 Koefisien Kekakuan ............................................................................................ 74

    BAB IX GETARAN BEBAS UNTUK SISTEM MDOF ................................... 77

    9.1 Sistem MDOF Tak Teredam ............................................................................... 77

    9.2 Frekuensi Natural dan Pola Normal .................................................................. 78

    9.3 Sifat Ortogonalitas dari Pola Normal ................................................................. 79

    9.4 Solusi Persamaan Getaran Bebas pada Sistem Tak teredam ............................ 83

    9.5 Respon Pada Gedung Akibat Gempa ................................................................. 84

  • DINAMIKA STRUKTUR 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Pendahuluan mengenai Dinamika Struktur

    Secara sederhana dinamik dapat diartikan sebagai variasi atau perubahan

    terhadap waktu dalam konteks gaya yang bekerja (eksitasi) pada struktur. Beban

    dinamis dapat berupa variasi besarannya (magnitude), arahnya (direction) atau

    posisinya (point of application) berubah terhadap waktu. Demikian pula respons

    struktur terhadap beban dinamik, yaitu lendutan dan tegangan yang dihasilkan

    juga perubahan-waktu, atau bersifat dinamik.

    Gambar 1.1. Balok kantilever dengan (a) beban statis dan (b) beban dinamis.

    Pada gambar diatas terlihat balok kantilever dengan dua jenis pembebanan

    berbeda yaitu beban statis dan dinamis.

    a. gambar 1.1 (a) menunjukan balok kantilever dengan beban statis, responnya

    dipengaruhi oleh beban P.

    b. gambar 1.1 (b) menunjukan balok kantilever dengan beban dinamis atau

    beban yang bervariasi terhadap waktu P(t).

    Lendutan dan tegangan internal yang timbul dalam kasus beban statis hanya

    ditimbulkan langsung oleh beban P, sedangkan dalam kasus beban dinamis,

    percepatan yang dialami oleh balok akibat P(t) menimbulkan gaya inersia yang

    terdistribusi pada seluruh bagian balok. Lendutan dan tegangan pada balok sangat

    dipengaruhi pula oleh gaya inersia yang ditimbulkan oleh massa balok ketika

    mengalami percepatan. Jika pengaruh gaya inersia yang terjadi sangat signifikan,

    maka perlu dilakukan analisa dinamis. Perbedaan respon untuk beban statis dan

    dinamis juga dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut.

    (a) (b)

  • DINAMIKA STRUKTUR 2

    P(t)P

    Gambar 1.2. Balok dengan (a) beban statis dan (b) beban dinamis

    1.2 Analisa Dinamis pada Struktur

    Dapat dikatakan bahwa langkah yang paling diperlukan dalam sebuah

    analisa dinamis adalah pemodelan matematis. Namun secara keseluruhan langkah-

    langkah dalam analisa dinamis dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 1.3. Langkah-langkah dalam analisa dinamis.

    DINAMIS STATIS

  • DINAMIKA STRUKTUR 3

    Model analitis terdiri dari:

    a. Asumsi sederhana yang dibuat untuk menyederhanakan suatu sistem.

    b. Gambar dari model analitis tersebut.

    c. Daftar parameter desain.

    Model analitis terbagi dalam dua kategori dasar :

    a. Model berkesinambungan (continues model)

    b. Model diskrit (discrete-parameter model)

    Model berkesinambungan (continues model) mempunyai jumlah derajat

    kebebasan (number of DOF) tak berhingga. Namun dengan proses idealisasi,

    sebuah model matematis dapat mereduksi jumlah derajat kebebasan menjadi suatu

    jumlah diskrit.

    Gambar 1.4. Model analitis berkesinambungan (continues) dan diskrit (discrete-parameter)

    pada sebuah balok kantilever.

    Model berkesinambungan (continues model) pada gambar 1.4(a)

    menunjukan jumlah derajat kebebasan tak berhingga, model diskrit pada gambar

    1.4 (b) dan (c) ditunjukan dengan model massa terkelompok (lumped-mass

    model) dimana massa terbagi rata dari sistem dianggap sebagai massa titik atau

    partikel.

    (a)

    (b)

    (c)

  • DINAMIKA STRUKTUR 4

    1.3 Derajat Kebebasan (Degrees of Freedom)

    Jumlah koordinat bebas yang menetapkan susunan atau posisi sistem pada

    setiap saat.

    Model Struktur

    Model SDOF

    Model MDOF

    Model Struktur

    Model SDOF

    Model MDOF

    Model Struktur Model SDOF Model MDOF

  • DINAMIKA STRUKTUR 5

    Gambar 1.5. Beberapa model struktur dengan derajat kebebasan SDOF (Single Degree of

    Freedom) dan MDOF (Multiple Degree of Freedom).

    Model Struktur Model SDOF Model MDOF

    Model Struktur Model SDOF Model MDOF

  • DINAMIKA STRUKTUR 6

    )( 12 uucfD

    BAB II SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL

    (SDOF)

    2.1 Pemodelan Parameter

    Komponen-komponen yang merupakan pemodelan himpunan parameter

    dari sebuah struktur adalah sesuatu yang menghubungkan gaya dengan

    perpindahan, kecepatan, dan percepatan. Komponen yang menghubungkan gaya

    dengan perpindahan disebut pegas. Gambar 2.1 menunjukkan idealisasi pegas tak

    bermassa dan plot gaya dari pegas terhadap regangan. Gaya pegas selalu bekerja

    sepanjang garis hubung kedua ujung pegas.

    Hubungan linier antara gaya dan regangan dinyatakan :

    fs = k e

    dimana, k adalah konstanta pegas. Besaran k adalah pound/inc (lb/in) atau N/m.

    Energi tegangan dinyatakan dengan

    V = (k e2)

    Gambar 2.1. Gaya-deformasi pada pegas.

    dimana energi tegangan dinyatakan sebagai area dibawah kurva fs terhadap e.

    Model analitis yang paling umum dari redaman dalam analisa dinamika struktur

    adalah model tahanan dashpot, yang dapat diilustrasikan pada gambar 2.2.

    Gambar 2.2. Model tahanan dashpot.

    Gaya redaman fD dinyatakan :

    Dari fungsi linear dari kecepatan relatif antara dua ujung dashpot.

    (2.1)

    (2.2)

    (2.3)

  • DINAMIKA STRUKTUR 7

    Konstanta c disebut koefisien viscositas redaman dan besarannya adalah

    pond/inc/detik atau N/m/detik. Dalam menulis persamaan gerak dari partikel,

    hukum kedua dari Newton digunakan,

    dimana m adalah massa dan a adalah percepatan relatif dari suatu bidang

    referensi inersia. Besaran massa adalah lb.det/in atau N.det/in.

    Untuk permasalahan dinamika struktur seringkali sangat berguna untuk

    memperkenalkan gaya inersia.

    Kemudian persamaan 2.4 bisa ditulis sebagai persamaan dinamik yang

    semisal :

    dengan resultan gaya inersia yang ditambahkan pada resultan gaya lain yang

    bekerja pada partikel.

    2.2 Pemodelan Matematis

    Model matematis dalam analisa dinamika struktur mempunyai beberapa

    elemen sebagai berikut:

    massa m menyatakan massa dan sifat inersia dari struktur

    pegas k menyatakan gaya balik elastic dan kapasitas energy potensial dari

    struktur

    redaman c menyatakan sifat geseran dan kehilangan energy dari struktur

    gaya pengaruh F(t) menyatakan gaya luar yang bekerja pada sistem

    struktur sebagai fungsi dari waktu.

    Namun dalam pembahasan dinamika struktur dengan analisa sederhana pada

    sistem berderajat kebebasan tunggal, redaman c diabaikan. Beberapa contoh

    model matematis pada struktur dapat dilihat pada gambar berikut.

    mafl

    (2.4) maF

    (2.5)

    0' FfF l (2.6)

  • DINAMIKA STRUKTUR 8

    P(t)P(t)

    KK1 K2

    m

    P(t)m

    K

    Fs

    y

    Fs (gaya)

    y (perpindahan)

    hard spring

    linier spring

    soft spring

    K

    m

    m

    K

    y

    EI

    Gambar 2.3. Model matematis sistem berderajat kebebasan tunggal.

    Pada model diatas, massa m dihambat oleh pegas k dan bergerak menurut

    garis lurus sepanjang satu sumber koordinat. Karakteristik mekanis pegas

    digambarkan antara gaya Fs pada ujung pegas dan hasil perpindahan y dapat

    dilihat pada gambar 2.4 (a) sedangkan tiga jenis pegas ditunjukan secara grafis

    pada gambar 2.4 (b).

    Gambar 2.4. Hubungan gaya dan perpindahan pada pegas.

    Lengkungan pada pegas kuat (hard spring) menyatakan sifat dimana gaya

    harus memberikan pengaruh lebih besar untuk suatu perpindahan yang

    diisyaratkan seiring dengan terdeformasinya pegas. Karakteristik garis lurus pada

    pegas liniear (linear spring) menggambarkan deformasi yang selaras dengan gaya.

    Konstanta keselarasan antara gaya dan perpindahan dari pegas linier disebut

    konstanta pegas (spring constant) k. Sedangkan pada pegas lemah (soft spring),

    Model Struktur Model SDOF Model Matematis

    Model Struktur Model SDOF Model Matematis

    (a)

    (b)

  • DINAMIKA STRUKTUR 9

    m

    y

    K2K1

    P

    y

    K1 K2

    21

    111

    kkke

    21 kkke

    i

    n

    ie kk

    1

    i

    n

    ie kk

    11

    1

    P(t)mK

    P(t)fs

    I

    pertambahan gaya untuk memperbesar perpindahan cenderung mengecil pada saat

    deformasi pegas menjadi makin besar.

    Jika suatu pegas terpasang secara paralel atau seri, maka diperlukan

    penentuan konstanta pegas ekivalen dari sistem tersebut.

    (a) (b)

    Gambar 2.5. Kombinasi pegas (a) pegas paralel (b) pegas seri.

    Untuk n pegas yang dipasang parallel, konstanta pegas ekivalennya:

    Sedangkan untuk n pegas yang terpasang seri :

    2.3 Free Body Diagram

    Salah satu aspek yang penting dalam analisis dinamis adalah menggambar

    sebuah diagram free body dari sistem yang memungkinkan penulisan besaran

    matematik dari sistem tersebut. Free Body Diagram (FBD) adalah suatu sketsa

    dari benda yang dipisahkan dari benda lainnya, dimana semua gaya luar pada

    benda terlihat jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 2.6. Free Body Diagram dari sebuah sistem berderajat kebebasan tunggal.

    (2.7)

    (2.8)

  • DINAMIKA STRUKTUR 10

    Dari gambar free body diagram diatas, menunjukan bahwa massa m yang

    dipindahkan dengan adanya gaya luar sebesar P(t), dan memberikan gaya pegas

    sebesar Fs=ky serta gaya inersia I.

    2.4 Persamaan Gerak (Equation of Motion)

    Pada bagian ini persamaan gerakan dari beberapa model lumped parameter

    akan diturunkan dengan menggunakan hukum Newton atau yang ekivalen,

    metode gaya DAlembert. Hal ini akan berlaku sebagai review atas pelajaran

    sebelumnya pada dinamika dan juga memperkenalkan prosedur yang digunakan

    dalam menentukan model matematis dari sistem SDOF.

    2.4.1 Aplikasi dari Hukum Newton Pada Model-model Lumped Parameter

    Untuk menentukan gerak pada sebuah sistem, yaitu mempelajari

    perpindahan atau kecepatan massa m pada saat t untuk kondisi awal pada saat

    0t . Hubungan antara perpindahan dan waktu diberikan oleh Hukum Newton

    Kedua untuk gerak yang ditulis pada persamaan (2.4), dimana F adalah resultan

    gaya yang bekerja pada partikel massa m dan a adalah resultan percepatan.

    Persamaan diatas merupakan persamaan vector yang dapat ditulis dalam bentuk

    ekivalen, dalam besaran komponennya menurut sumbu koordinat.

    zzyyxx amFamFamF

    Contoh 2.1

    Gunakan hukum Newton untuk menurunkan persamaan gerakan dari sistem

    pegas sederhana dan dashpot massa di bawah ini. Asumsikan hanya ada gerakan

    vertikal. Dan asumsikan bahwa pegas linier dengan konstanta pegas k. Abaikan

    gesekan udara, massa pegas, dan redaman dalam pegas. P(t) adalah gaya yang

    bekerja pada massa dari luar.

    (2.9)

  • DINAMIKA STRUKTUR 11

    Solusi:

    Tentukan bidang referensi dan koordinat perpindahan. Pilih sumbu x sepanjang

    garis pergerakan dan tentukan titik acuan awal (misal x = 0) pada lokasi dimana

    pegas tidak teregang. u adalah perpindahan pada arah x.

    Gambar diagram free body dari partikel.

    Gunakan hukum Newton yang kedua

    umFx (catatan : tanda + menunjukkan arah ke bawah dimana u adalah positif untuk arah

    ke bawah).

    Dari diagram free body, tentukan gaya-gaya pada bagian kanan persamaan (2.10)

    umWfdfsp

    Hubungkan gaya dengan sistem variabel gerakan

    ucecfd

    kukefs

    Gabungkan dan susunlah variabel yang tidak diketahui di bagian kanan pada

    persamaan

    )(tpWkuucum (Catat bahwa ini adalah persamaan diferensial ordiner ordo dua, linier, non

    homogen dengan koefisien konstan).

    Persamaan ini bisa disederhanakan dengan pertimbangan sebagai berikut.

    Perpindahan statis dari bobot w dinyatakan sebagai perpindahan dari massa

    terukur berhubungan dengan posisi setimbang, statis sebagai ur sehingga

    str uuu dimana ust adalah konstan, persamaan (2.14) bisa ditulis sebagai :

    (2.10)

    (2.11)

    (2.12)

    (2.13)

    (2.14)

    (2.15)

  • DINAMIKA STRUKTUR 12

    )(tpkuucum rrr Persamaan (2.16) pada contoh 2.1 bisa dipertimbangkan sebagai persamaan dasar

    pada dinamika struktur dan teori getaran linier. Akan diperlukan waktu yang lama

    untuk menetukan solusinya dan aplikasinya pada soal-soal dinamika struktur, baik

    sistem SDOF maupun MDOF. Pada contoh 2.1, hukum Newton yang kedua

    digunakan langsung, sehingga tidak ada gaya inersia yang diperlihatkan pada

    diagram free body.

    2.4.2 Prinsip DAlembert

    Alternatif pendekatan untuk mendapatkan persamaan gerak adalah

    penggunaan Prinsip DAlembert yang menyatakan bahwa sebuah sistem dapat

    dibuat dalam keadaan keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya

    fiktif pada gaya-gaya luar yang disebut sebagai gaya inersia.

    y

    mK

    fs = ky m

    N

    ymI

    mg

    (a) (b)

    Gambar 2.7. Sistem berderajat kebebasan tunggal, (a) model matematis dan

    (b) diagram Free Body.

    Penggunaan Prinsip DAlembert memungkinkan pemakaian persamaan

    keseimbangan untuk mendapatkan persamaan gerak. Pada gambar free body

    diagram diatas dapat dilihat bahwa jumlah gaya-gaya pada arah y memberikan

    persamaan

    0

    0

    0

    kyym

    If

    H

    s

    Dengan: y = simpangan

    22 dtydy = percepatan

    m = massa

    k = kekakuan elemen

    (2.16)

    Persamaan gerak (Equation of Motion)

  • DINAMIKA STRUKTUR 13

    K

    m

    yo

    K1

    m

    y

    K1

    W

    I

    A CB

    Satuan:

    2

    sec

    sec386

    2

    ing

    lb

    g

    wm

    inlbk

    in

    Keterangan:

    Kondisi (B) Statis

    fs

    m

    W

    oykW

    fsW

    Wfs

    V

    .

    0

    0

    : Pegas belum dibebani

    : Pegas dibebani (statis)

    : Pegas dibebani (dinamis) C

    B

    A

  • DINAMIKA STRUKTUR 14

    oo

    oo

    o

    o

    ykymykyk

    ykymyyk

    WIfs

    ykW

    ymI

    yykfs

    WIfs

    V

    ....

    ..

    .

    .

    0

    m

    W

    fs

    I

    Kondisi (C) Dinamis

    0.. ykym Persamaan gerak (Equation of Motion)

    Untuk menunjukkan kegunaan gaya inersia dan juga mengilustrasikan

    fungsi utama eksitasi terdukung atau gerakan dasar, seperti struktur gedung yang

    akan mengalaminya selama gempa bumi, dapat dilihat pada contoh 2.2 .

    Contoh 2.2

    Gunakan metode gaya DAlembert untuk menentukan persamaan gerakan

    dari massa m, asumsikan bahwa gaya redaman pada sistem bisa diwakili dengan

    viskous dashpot linier seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah.

    Asumsikan bahwa eksitasi terdukung z(t) diketahui. ketika u = z = 0, pegas belum

    diregangkan.

    Solusi:

    Gambarkan diagram free body dari massa termasuk gaya inersia bersama dengan

    gaya sesungguhnya.

  • DINAMIKA STRUKTUR 15

    02 km0tCosA

    Tulis persamaan kesetimbangan dinamis

    0'xF Dari diagram freebody didapat

    0 umfdfsp Hubungkan gaya dengan variable gerakan dan sederhanakan

    pzukzucum )()( Ingat bahwa gaya redaman dan gaya pegas yang dihubungkan dengan gerakan

    dari massa mempunyai hubungan dengan gerakan yang terdukung.

    Persamaan (2.19) bisa dituliskan dengan semua nilai yang diketahui dari bagian

    kanan persamaan.

    pkzzckuucum

    Persamaan (2.20) adalah persamaan dari gerakan dari perpindahan aktual dari

    massa yang berada dalam kerangka acuan inersia yakni untuk u(t)

    zuw Dengan mengalihkan zm pada persamaan (2.19) dan menggunakan persamaan

    (2.21) bisa didapatkan persamaan berikut :

    zmpkwwcwm

    2.4.3 Solusi Persamaan Gerak SDOF Tak Teredam (Undamped)

    Persamaan gerak untuk sistem berderajat kebebasan tunggal tak teredam

    adalah

    0.. ykym

    Misal solusi:

    tAy

    tAy

    sin

    cos

    Kita menganggap bahwa solusi pada persamaan (2.23) adalah persamaan (2.24)

    tAy

    tAy

    tAy

    cos

    sin

    cos

    2

    Substitusikan persamaan (2.24) dan (2.26) kedalam persamaan (2.23)

    0

    0.

    0..

    2

    2

    tCosAkm

    tCosAktCosAm

    ykym

    Sehingga:

    m

    k

    km

    2

    2 0

    (2.23)

    (2.24)

    (2.25)

    (2.17)

    (2.18)

    (2.19)

    (2.20)

    (2.21)

    (2.22)

    (2.26)

  • DINAMIKA STRUKTUR 16

    m

    k Frekuensi Alami Struktur [rad/dt]

    Sebenarnya persamaan (2.25) juga solusi, maka solusi umumnya adalah:

    tCosBtSinAy

    tSinBtCosAy

    Jika dimasukkan masalah kondisi awal (t = 0) yaitu:

    Perpindahan awal : oyyty 0

    Kecepatan awal : oVyty 0

    Maka substitusi persamaan (2.30) ke dalam persamaan (2.28) didapat:

    oyA Substitusi persamaan (2.31) dan (2.32) ke dalam persamaan (2.29), maka didapat:

    oVB

    Substitusi persamaan (2.32) dan (2.33) ke dalam persamaan (2.29), maka didapat:

    tSinV

    tCosyy oo

    atau

    tSinCy dengan:

    o

    o

    oo

    V

    y

    VyC

    tan

    2

    2

    Gambar 2.8. Respon getaran bebas tak teredam.

    2

    1

    Tf Frekuensi Alami [Siklus/dt]

    2T Periode Getar

    (2.27)

    (2.28)

    (2.29)

    (2.30)

    (2.31)

    (2.32)

    (2.33)

    Solusi Gerak Respons

  • DINAMIKA STRUKTUR 17

    Contoh 2.3

    F(t)F(t)

    W8x24

    m

    200 lb/ft

    15 ft

    SDOF

    F(t)m

    K

    y

    fsm F(t)

    I

    Persamaan Kesetimbangan:

    tFfsI tFykym .. (Equation of Motion)

    spsf

    dtradm

    k

    g

    Wm

    inlbL

    IEK

    46.45000

    386.185,10

    2

    1

    2

    /5000

    386.185,10

    386

    5000

    /185,1012.15

    5,82.210.30.122123

    6

    3

    Model Struktur :

    E = 30.106 psi

    I = 82,5 in4

    W = 200 x 25 = 5000 lb

    g = 386 ft/dt2

    Model Matematis

    Free Body Diagram

  • DINAMIKA STRUKTUR 18

    Latihan.

    Jika: Simpangan awal ft001,00 y

    Kecepatan awal ft/dt1,00 y Gaya luar F(t)

    Gambarkan Respons Struktur!!

  • DINAMIKA STRUKTUR 19

    yo

    P

    o

    o

    y

    PK

    yKP

    .

    yo

    P

    EI 33

    3

    48

    48

    48

    L

    EI

    EI

    PL

    P

    y

    PK

    EI

    PLy

    o

    o

    EI

    yo

    h

    P

    33

    3

    12

    12

    12

    h

    EI

    EI

    Ph

    P

    y

    PK

    EI

    Phy

    o

    o

    EI

    yo

    L

    P

    33

    3

    3

    3

    3

    L

    EI

    EI

    Pl

    P

    y

    PK

    EI

    Ply

    o

    o

    Konstanta Pegas (Konstanta Elastis)

  • DINAMIKA STRUKTUR 20

    yo

    h

    P

    h

    EA

    EA

    Ph

    P

    y

    PK

    EA

    Phy

    o

    o

    mP(t)

    K2K1 K,c

    mP(t)

    P(t)m

    y

    K

    Ic

    tPkyycym

    kyf

    ycf

    ymI

    tPffIH

    s

    d

    sd

    )(0

    2.4.4 Persamaan Gerak SDOF Teredam (Damped)

    Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan beberapa cara untuk

    memeperoleh persamaan gerak untuk SDOF teredam. Struktur yang

    dimodelisasikan sebagai sistem sederhana dengan redaman-liat (viscous-

    damping), seperti pada gambar berikut:

    (a) (b) (c)

    Gambar 2.9. Sistem SDOF teredam, (a) model struktur, (b) model SDOF, dan

    (c) model matematis.

    Free Body Diagram

    P(t)I

    fs

    fd

    solusi persamaan gerak

  • DINAMIKA STRUKTUR 21

    BAB III GETARAN BEBAS SISTEM SDOF

    3.1 Pendahuluan

    Pada semua kasus, persamaan gerak sistem linier berderajat kebebasan

    tunggal mempunyai bentuk

    )(tpkuucum

    Perpindahan dan kecepatan pada saat t = 0 adalah

    oo uuuu )0(,)0(

    dimana, ou dan ou adalah perpindahan awal dan kecepatan awal.

    Persamaan (3.1) dapat ditulis kembali menjadi

    )(2

    22

    tpk

    uuu nnn

    dimana

    m

    kn

    2

    dan

    crc

    c

    kmk

    mcn

    ncr 22

    2

    Untuk getaran bebas P(t) = 0, maka persamaan (3.1) dan (3.3) menjadi:

    0 kuucum 02

    2 uuu nn

    n adalah frekuensi alami sudut tak teredam (rad/s), adalah faktor redaman liat

    dan crc adalah koefisien redaman kritis.

    Respon total:

    )()()( tututu cp

    Di dalam istilah matematika, penyelesaian umum dari persamaan diferensial

    terdiri dari penyelesaian sesungguhnya up(t) dan penyelesaian

    komplemen/pelengkap uc(t). Untuk memenuhi persamaan (3.4) dan (3.5), maka

    digunakan asumsi

    tseCu

    Dengan mensubstitusikan persamaan (3.7) kedalam (3.5), maka diperoleh

    02 22 tsnn eCss Agar persamaan (3.8) valid untuk semua nilai t, kita harus menentukan

    0222 nnss

    (3.1)

    (3.2)

    (3.3)

    (3.4)

    (3.5)

    (3.6)

    (3.7)

    (3.8)

    (3.9)

  • DINAMIKA STRUKTUR 22

    3.2 Getaran Bebas Pada Sistem SDOF Tak Teredam (Undamped)

    Persamaan gerak untuk sistem berderajat kebebasan tunggal (SDOF) tak

    teredam adalah

    02

    uu n Dan persamaan karakteristik yang sesuai adalah

    022 ns

    Akar dari persamaan adalah

    1-idimana2,1 nis Jika akar-akar tersebut di substitusikan ke persamaan (3.7), kita mendapat

    penyelesaian umum

    titi nn eCeCu 21

    dengan memperkenalkan persamaman Euler :

    sincos ie i kita dapat menulis ulang persamaan (3.13) dalam bentuk fungsi trigonometri,

    yaitu

    tAtAu nn sincos 21 dimana A1 dan A2 adalah konstanta real untuk ditentukan dari kondisi awal yaitu

    persamaan 3.2. Persamaan 3.2 dan 3.15 mengacu pada

    no

    o

    Auu

    Auu

    2

    1

    )0(

    )0(

    jadi,

    tu

    tuu nn

    ono

    sincos

    adalah respon getaran bebas dari sistem SDOF tak teredam.

    Pertama-tama dengan mempertimbangkan kasus dari sebuah sistem yang

    menggantikan dari posisinya yang seimbang dengan jumlah uo dan dibebaskan.

    Kemudian u(0) = 0 , jadi

    tuu no cos

    Gambar 3.1. Getaran bebas dari sistem SDOF tak teredam dengan 0)0(.

    u .

    (3.10)

    (3.11)

    (3.12)

    (3.13)

    (3.14)

    (3.15)

    (3.16)

    (3.17)

    (3.18)

  • DINAMIKA STRUKTUR 23

    1s 2s

    Dapat dilihat bahwa gerakan hasil adalah merupakan gerakan harmonik

    sederhana dengan amplitudo uo, periode alami dari sistem tak teredam (undamped

    natural period) yaitu

    (s)2

    n

    nT

    dan frekuensi alami dari sistem tak teredam (undamped natural frequency) adalah

    (Hz)2

    1

    n

    n

    nT

    f

    Gambar 3.2. Respon getaran bebas secara umum dari sistem SDOF tak teredam.

    Gambar diatas menunjukkan sebuah plot dari persamaan (3.17) apabila ou

    ataupun ou adalah 0 (nol). Hal ini tetap merupakan gerakan harmonik sederhana

    dengan periode Tn u(t) dapat diekspresikan dengan persamaan (3.17) atau dengan

    persamaan

    n

    nn UtUtu

    1cos)cos()(

    3.3 Getaran Bebas Pada Sistem SDOF Teredam (Damped)

    Persamaan (3.5) ditulis kembali disini :

    022 uuu nn

    Mengasumsi kembali sebuah solusi dari bentuk :

    ts

    ts

    ts

    eCsu

    eCsu

    eCu

    2

    dan kita akan mendapatkan persamaan karakteristik :

    0222 nnss

    nilai dan adalah

    12

    2,1 nns

    (3.19)

    (3.20)

    (3.21)

    (3.22)

    (3.23)

    (3.24)

    (3.25)

  • DINAMIKA STRUKTUR 24

    00 dan uu

    Besarnya faktor "damping" () dapat digunakan untuk membedakan 3

    kasus, yaitu underdamped (0 < < 1), critically damped ( = 1), dan overdamped

    ( 1). Respon pada sistem SDOF teredam dengan beberapa variasi nilai redaman

    dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 3.3. Respon dari sistem SDOF dengan redaman viskous dan variasi tingkat redaman.

    Kasus Underdamped (

  • DINAMIKA STRUKTUR 25

    Substitusi persamaan (3.33) ke dalam persamaan (3.30), maka solusi gerak dapat

    digambarkan sebagai berikut

    Gambar 3.4. Respon getaran bebas dari sistem redaman subkritis.

    Gambar berikut menunjukkan perbandingan antara respon-respon dari

    sistem-sistem SDOF mempunyai level-level yang berbeda dalam redaman

    subkritis. Dalam tiap kasus, karena uo = 0, respon yang didapat adalah

    Gambar 3.5. Pengaruh dari tingkat redaman pada getaran bebas.

    Walaupun nilai dari mempunyai efek pada frekuensi, d, efek yang paling

    berat dari damping adalah pada angka pada saat gerakan menyusut, yaitu pada

    waktu e-dt

    . Efek ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian 3.4, yang membahas

    ukuran dari damping.

  • DINAMIKA STRUKTUR 26

    Kasus Critically-damped (=1) (redaman kritis)

    Ketika =1 maka persamaan (3.25) menjadi

    ns 2,1 Sehingga responnya menjadi:

    tnetCCtu )()( 21

    Ketika kondisi awal diperhitungkan, maka respon dari sistem redaman kritis

    adalah: t

    onoonetuuutu

    ])([)(

    Gambar 3.6. Respon getaran bebas pada redaman kritis.

    Kasus Overdamped (>1) (redaman superkritis)

    Pada sistem redaman superkritis, koefisien redamannya lebih besar dari

    koefisien redaman kritis yaitu

    1crc

    c

    3.4 Eksperimen Penentuan dari Frekuensi Alami Dasar dan Faktor

    Damping dari sebuah sistem SDOF

    Metode eksperimen biasa dipakai untuk variabel dinamis pada suatu sistem

    (misal: frekuensi alami dan faktor redaman). Nilai konstanta pegas (k) dan massa

    (m) dari sistem SDOF sederhana dapat diukur secara langsung. Namun nilai faktor

    redaman sering berubah sehingga perlu pengukuran yang lebih teliti. Bila faktor

    redaman diketahui, maka koefisien redaman bisa dihitung menggunakan

    persamaan faktor redaman. Frekuensi alami dari sistem SDOF tak teredam dapat

    ditentukan secara langsung melalui pengukuran statis. Contoh perhitungannya

    seperti pada contoh 3.2 berikut.

    (3.34)

    (3.35)

    (3.36)

    (3.37)

  • DINAMIKA STRUKTUR 27

    Contoh 3.1

    Tentukan frekuensi natural dari sistem pegas-massa dengan menggunakan

    pengukuran perpindahan secara statis.

    Solusi:

    k Lo k

    w

    ust

    fs=kust

    w

    Dari persamaan frekuensi alami struktur, diperoleh persamaan

    mkn 2

    Persamaan keseimbangan massa yang tergantung pada pegas adalah

    0F atau 0 sfW

    Dari persamaan gaya-perpindahan pada pegas

    stskuf

    Kombinasi persamaan 3 dan 4

    st

    nu

    g

    2

    apabila redaman dalam sistem kecil ( < 0.2), persamaan 3.32 menunjukkan

    bahwa nilai d kurang lebih sama dengan n. Sedangkan dari contoh 3.3 dapat

    diketahui bagaimana sebuah eksperimen getaran bebas dapat digunakan untuk

    menentukan frekuensi alami dari sebuah sistem SDOF.

    Contoh 3.2

    Frekuensi natural dari balok kantilever dengan massa lumped (terpusat)

    bergerak dinamis. Massa bergerak dengan amplitudo A = 1 in kemudian

    dilepaskan. Gerakan yang terjadi ditunjukkan gambar di bawah yang

    (3)

    (1)

    (2)

    (4)

    (5)

  • DINAMIKA STRUKTUR 28

    mengindikasikan bahwa redaman pada struktur sangat kecil. Hitung frekuensi

    natural dalam radian per detik dan hertz. Berapa periodenya?

    Solusi:

    Pada titik a, mass telah bergetar sepanjang 1,25 putaran.

    Hz125.34.0

    putaran25.1

    sfn

    rad/s6.19)125.3)(28.6(2 nn f

    sf

    Tn

    n 32.0125.3

    11

    Terdapat dua metode yang hampir sama untuk menentukan faktor redaman

    ( ) menggunakan rekaman melemahnya getaran bebas dari sistem SDOF, yaitu

    metode pengurangan logaritmik dan metode setengah amplitudo dimana keduanya

    didasarkan pada persamaan 3.31.

    Gambar 3.7. Rekaman melemahnya respon pada sistem teredam.

    Pada metode setengah amplitudo, gerakan amplitudo (up) pada permulaan

    putaran dan amplitudo (uQ) pada akhir putaran diperkirakan besarnya. Pada akhir

  • DINAMIKA STRUKTUR 29

    periode (satu putaran) nilai cos td kembali lagi ke nilai pada awal putaran. Dari persamaan 3.31, didapatkan rumus:

    dnT

    Q

    P eu

    u

    Persamaan pengurangan logaritmik adalah:

    dn

    Q

    P Tu

    u

    ln

    Dimana Td adalah periode natural teredam yang dirumuskan sebagai berikut.

    21

    22

    nd

    dT

    Dari persamaan 3.38 dan 3.39 didapatkan

    21

    2

    dnT

    Untuk faktor redaman kecil ( < 0,2), persamaan persamaan pengurangan

    logaritmik mendekati nilai

    2 Sehingga faktor redaman dapat diketahui juga menggunakan persamaan

    Q

    P

    U

    Uln

    2

    1

    Prosedur yang sama juga dapat diterapkan pada metode setengah amplitudo, yang

    menghasilkan perhitungan lebih sederhana untuk faktor redaman. Metode

    setengah amplitudo didasarkan pada amplitudo dari kurva envelope.

    tnUetu)(

    Pada dua titik P dan R dimana:

    2

    P

    R

    uu

    Titik-titik tersebut sejarak periode redaman N, dimana N bukan sebuah bilangan

    bulat. Selanjutnya,

    2

    dn NT

    R

    P eu

    u

    Dari persamaan 3.40 dan 3.46

    )2ln(1

    2

    2

    N

    (3.38)

    (3.39)

    (3.40)

    (3.41)

    (3.42)

    (3.43)

    (3.44)

    (3.45)

    (3.46)

    (3.47)

  • DINAMIKA STRUKTUR 30

    m

    Kn

    Gambar 3.8 menunjukkan hubungan antara dan N.

    Gambar 3.8. Faktor redaman vs. jumlah putaran untuk mengurangi ampitudo sebesar 50%.

    Untuk nilai faktor redaman yang kecil, 2 1)

    Contoh 3.3

    Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 10 lb dan pegas dengan

    kekakuan K = 20 lb/in. Akibat redaman viskous (liat) sehingga terjadi amplitudo

    puncak 1,0 dan 0,85.

    Tentukan:

    a) n

    b) Pengurangan logaritma 2

    1lny

    y

    c)

    d) c

    e) D

    Solusi:

    a) K = 20 lb/in

    2in/sec 386

    lb 10

    g

    Wm

    sec

    rad 78,2738610

    20n

    (3.48)

    (3.49)

  • DINAMIKA STRUKTUR 31

    2

    1lny

    y

    SPSf 42,42

    78,27

    2

    b) y1 = 1,00

    y2 = 0,85

    165,085,0

    0,1ln

    c ) (untuk kecil)

    026,02

    163,0

    d )

    crcc

    38620102026,0

    in

    dtlb 037,0

    Contoh 3.4

    Gunakan metode setengah amplitudo untuk memperkirakan redaman dari

    sebuah sistem yang gerakannya terekam dalam gambar 3.10

    Solusi:

    Gambar sketsa dari kurva envelope (terdapat pada gambar)

    Ambil titik P pada salah satu puncak dan ukur up up = 0,44 in

    2

    crc

    c

    386201022 mkccr

  • DINAMIKA STRUKTUR 32

    Tempatkan titik R, dimana amplitudo dari kurvanya adalah up / 2 = 0,22 in

    Perkirakan jumlah putaran antara P dan R N = 2,25 putaran

    Gunakan persamaan 3.49 untuk memperkirakan :

    049.025.2

    11.0

    Level redaman dalam suatu sistem juga tercermin dalam konstanta waktu, ,

    yang didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan amplitudo untuk berkurang

    sejumlah faktor 1/e. Persamaan untuk menghitung konstanta waktu dapat

    menggunakan langkah yang sama dengan langkah yang dipakai untuk penurunan

    persamaan pada metode setengah amplitudo. Gunakan kurva envelope pada

    gambar 3.7 lagi, tentukan titik S dimana:

    eeu

    u

    u

    u

    P

    P

    S

    P )/1(

    Jadi,

    etU

    tU

    u

    u

    Pn

    Pn

    S

    P

    )](exp[

    )exp(

    Atau,

    ee n

    Dengan menggunakan logaitma pada kedua sisi, kita dapatkan:

    1 n

    Selanjutnya konstanta waktu, , didapat dengan persamaan:

    2

    1 n

    n

    T

    Dari persamaan 1/e = 1 / 2,718 = 0,368. Maka, konstanta waktu, ,adalah waktu

    yang diperlukan amplitudo gerakan untuk berkurang sekitar 63 %.

    3.5 Getaran Bebas dari sebuah sistem SDOF dengan Coloumb Damping

    Struktur dengan redaman couloumb mempunyai persamaan gerakan

    diferensial linier sehingga menjadi lebih mudah diselesaikan untuk kasus respon

    getaran bebas ataupun respon akibat adanya gaya luar. Dalam praktek, redaman

    ini biasanya terjadi akibat hilangnya sambungan, gesekan antar komponen dan

    redaman dari material yang semuanya menyebabkan perilaku struktur menjadi

    nonlinier. Gambar 3.12 menunjukkan sebuah massa meluncur pada permukaan

    kasar yang menghasilkan gaya gesekan.

    (3.50)

    (3.51)

    (3.52)

    (3.53)

    (3.54)

  • DINAMIKA STRUKTUR 33

    u

    Gambar 3.9. Sistem SDOF dengan redaman.

    mgNf kkD Dimana k adalah koefisien gesek kinetik atau koefisien gesekan luncur. Gaya

    gesek selalu berlawanan arah dengan gerakan gaya . Menggunakan hukum

    Newton II, kita peroleh:

    umff Ds Sedangkan fs = k . u dan )sgn(umgf kD

    Selanjutnya,

    0,

    0,

    umgkuum

    umgkuum

    k

    k

    Dengan

    2

    1

    n

    kDD

    g

    kfu

    Persamaan 3.58 dan 3.59 dapat digabungkan untuk mendapat:

    0

    0

    2

    2

    uuuu

    uuuu

    Dnn

    Dnn

    Gambar 3.10. Respon getaran bebas sistem dengan redaman Couloumb.

    (3.55)

    (3.56)

    (3.57)

    (3.58)

    (3.59)

    (3.60)

  • DINAMIKA STRUKTUR 34

    Gerakan yang dihasilkan kemudian diplot dalam gambar 3.10. Yang perlu dicatat

    pada gambar 3.10 adalah bahwa sistem redaman couloumb berlaku seperti sistem

    SDOF tak teredam yang posisi seimbangnya berubah pada tiap akhir dari setengah

    putaran. Tampilan yang beda dari gambar 3.9 adalah amplitudo berkurang secara

    linier terhadap waktu, tidak secara eksponen seperti pada kasus redaman viskous.

  • DINAMIKA STRUKTUR 35

    2

    1

    nk

    m

    BAB IV RESPON SISTEM SDOF TERHADAP GERAK

    HARMONIS

    Pada bab ini, dibahas respon sistem SDOF baik yang tidak teredam maupun

    dengan redaman viskous terhadap gaya luar, dalam bentuk gerakan harmonis,

    yaitu struktur yang dibebani oleh gaya atau perpindahan yang besarnya

    dinyatakan oleh fungsi sinus atau cosinus dari waktu (p(t) = sin t atau p(t) = cos

    t). Contoh gerakan harmonis adalah gerakan mesin-mesin rotasi yang

    menghasilkan pengaruh harmonis akibat adanya eksentrisitas massa yang berotasi.

    4.1 Respon Sistem SDOF Tak Teredam Terhadap Gerakan Harmonis

    Respon total dari sistem linier terdiri dari superposisi respon akibat gerakan

    gaya luar dan respon dari gerakan natural. Sedangkan pada gerakan harmonis,

    gaya luarnya berupa respon steady-state.

    Berdasarkan gambar 4.1 yang menunjukkan Sistem SDOF tak teredam,

    diasumsikan bahwa sistem linier, amplitudo p0 dan frekuensi gerakan ,

    persamaan gerakan adalah:

    tpkuum cos0 Nilai dari gaya luar (respon steady-state) berbentuk:

    tUup cos Untuk menentukan amplitudo, U, persamaan (4.2) disubstitusikan ke dalam

    persamaan (4.1):

    2

    0

    mk

    pU

    Terlihat bahwa 02 mk , maka defleksi statis:

    k

    pU 00

    Kombinasi dari persamaan 4.3 dan 4.4 menghasilkan persamaan fungsi respon

    frekuensi:

    2

    0

    1

    k

    mk

    p

    U

    2

    0

    1

    k

    m

    UU

    1r,1

    1)(

    2

    rH

    (4.1)

    (4.2)

    (4.3)

    (4.4)

    (4.5)

  • DINAMIKA STRUKTUR 36

    dimana:

    2

    n

    r

    dan

    0

    )(U

    UH

    r = rasio rekuensi

    H() = fungsi respon frekuensi

    Gambar 4.1. Gerak harmonis dari sistem SDOF tak teredam.

    Fungsi respon frekuensi adalah fungsi yang memberikan penambahan atau

    pembesaran pada gerakan steady-state dalam bentuk nilai absolut dari fungsi

    respon frekuensi. Faktor pembesaran respon steady-state dirumuskan sebagai

    berikut:

    )( HDs Dari gabungan persamaan (4.2) dn (4.5) memberikan persamaan respon steady-

    state sebagai berikut:

    1r,cos1 2

    0

    t

    r

    Uu p

    Gambar 4.2. Faktor pembesaran untuk sistem SDOF tak teredam (p(t) = po sin t).

    (4.6)

    (4.7)

    (4.8)

    (4.9)

  • DINAMIKA STRUKTUR 37

    Jika r < 1, maka responnya sefase / terdapat di dalam fase gerakan karena (1-r2)

    bernilai positif.

    Jika r > 1, maka responnya 180 diluar fase / tidak sefase dengan gerakan,

    sehingga up dapat ditulis:

    tr

    Uu p

    cos

    1 20

    Persamaan respon total terdri dari solusi komplementer (uc) yang memenuhi

    persamaan homogen dan solusi partikulir (up) yang memenuhi persamaan

    differensial nonhomogen.

    cp uuu

    tAtAu nnc sincos 21

    tAtAtr

    Uu nn sincoscos

    1212

    0

    Persamaan 4.9 dan 4.11 tidak dapat digunakan bila r = 1 atau = n yang

    disebut dengan keadaan resonansi.

    Dari gambar 4.2 terlihat bahwa frekuensi gerakan yang berada dekat dengan

    resonansi, responnya menjadi sangat besar karena amplitudonya bernilai tak

    hingga. Oleh karena itu, memperhitungkan respon struktur terhadap gerakan

    harmonis sangat penting untuk menghindari kondisi resonansi dimana terjadi nilai

    amplitudo yang sangat besar. Namun biasanya bahan yang dipakai untuk struktur

    mempunyai limit kekuatan dan pada kondisi sebenarnya struktur akan runtuh jauh

    sebelum dicapainya amplitudo maksimum.

    Contoh 4.1

    Sistem pada gambar 4.1 mempunyai k = 40 lb/in, dan berat benda 38,6 lb.

    Jika 0 oo uu dan gaya luar P(t) = 10 cos (10t), tentukan persamaan gerakannya

    dan sketsa hasil pergerakannya.

    (4.10)

    (4.11)

  • DINAMIKA STRUKTUR 38

    Solusi:

    Dari persamaan 4.11, respon total adalah:

    tAtAtr

    Uu nn sincoscos

    1212

    0

    Selanjutnya, persamaan gerakan diturunkan untuk mendapatkan persamaan

    kecepatan:

    tAtAtr

    Uu nnnn cossinsin

    1212

    0

    Persamaan 3.4a

    rad/s20)6.38(

    )386(4021

    21

    W

    kg

    m

    kn

    Persamaan 4.4:

    in.25.040

    1000

    k

    pU

    Persamaan 4.7:

    5.020

    10

    n

    r

    Sehingga,

    in33.025.01

    25.0

    )5.0(1

    25.0

    1 220

    r

    U

    Gunakan kondisi awal untuk menghitung A1 dan A2.

    12

    0

    10)0( A

    r

    Uu

    Maka:

    in33.01 2

    01

    r

    UA

    nAu 20)0( Jadi,

    A2 = 0

    u = 0,33[cos (10t) cos (20t)] in

  • DINAMIKA STRUKTUR 39

    Persamaan yang diperoleh kemudian digambarkan pada kurva di bawah ini.

    Dari respon yang digambarkan pada contoh 4.1, maka:

    Respon steady-state mempunyai frekuensi yang sama dengan gerakan dan

    berada di dalam fase gerakan karena r < 1.

    Gerakan gaya dan gerakan natural saling memperkuat dan menghilangkan,

    menghasilkan fenomena tumbukan. Jadi, respon total bukan merupakan

    gerak harmonis sederhana.

    Respon total maksimum (u = -0,66 in pada t = /10 s) lebih besar pada

    pembesarannya daripada respon steady-state (up = 0,33 in pada t = 0).

    Total faktor pembesaran dinamis didefinisikan sebagai:

    0

    )(max

    U

    tuD

    t

    Jika r = 1, maka asumsi yang digunakan pada persamaan (4.2) adalah :

    np tCtu ,sin Kemudian, dengan mnsubstitusikan persamaan (4.13) ke persamaan (4.1),

    didapat:

    nm

    pC

    20

    Atau:

    ttUu nnp sin)( 021

    4.2 Respon Sistem SDOF Redaman Viskous Terhadap Gerakan Harmonis

    Model analisis klasik dari sistem SDOF adalah model pegas-massa-dashpot

    (gambar 3.1). Ketika sistem tersebut dikenakan gerakan harmonis (p0 cos t),

    maka persamaan gerakannya menjadi:

    tpkuucum cos0

    (4.12)

    (4.13)

    (4.14)

    (4.15)

    (4.16)

  • DINAMIKA STRUKTUR 40

    Gambar 4.3. Respon up(t) saat resonansi, = n .

    Akibat adanya redaman pada persamaan (4.16), respon steady-state tidak akan

    berada dalam satu fase dengan respon steady-state:

    )cos( tUup Dimana U adalah amplitudo steady-state dan adalah sudut fase respon steady-

    state. Penentuan nilai U dan dapat dilakukan dngan menggunakan putaran

    vektor. Kecepatan dan percepatan dirumuskan sebagai berikut:

    )sin( tUup )cos(2 tUup

    Vektor posisi dari gaya luar, perpindahan, kecepatan dan percepatan terlihat pada

    gambar 4.4.

    Gambar 4.4. Vektor gaya, perpindahan, kecepatan dan percepatan.

    Gambar 4.5. Poligon vektor gaya.

    (4.17)

    (4.18)

  • DINAMIKA STRUKTUR 41

    Persamaan 4.17 dan 4.18 disubstitusikan ke persamaan 4.16, menghasilkan

    persamaan:

    tptkUtUctUm coscossincos 02

    Persamaan di atas diperoleh dari poligon vektor gaya dimana masing-

    masing variabel gaya menggambarkan gaya yang bekerja pada suatu massa.

    Gambar 4.5 menunjukkan kasus Um 2 < kU yang berarti < n . Proyeksi

    vektor dengan garis putus-putus pada gambar tersebut ditulis pada bagian kiri

    persamaan 4.19. Sedangkan proyeksi vektor dengan garis penuh ditulis pada

    bagian kanan persamaan 4.19. Dari gambar 4.5 juga bias diperoleh hubungan

    persamaan sebagai berikut: 2222

    0 )()( UcUmkUp

    2tan

    mk

    c

    Sehingga nilai faktor pembesaran steady-state dirumuskan dengan persamaan:

    21

    2220 21

    1

    rrU

    UDs

    21

    2tan

    r

    r

    Kombinasi dari amplitude dan fase disebut respon frekuensi. Hubungan

    antara rasio frekuensi dan faktor pembesaran steady-state digambarkan pada

    kurva gambar 4.6.

    Gambar 4.6. Kurva faktor pembesaran vs rasio frekuensi untuk berbagai nilai redaman.

    (4.19)

    (4.20a)

    (4.20b)

    (4.21a)

    (4.21b)

  • DINAMIKA STRUKTUR 42

    Contoh 4.2

    Jika = 0,2 ditambahkan pada sistem contoh 4.1, dengan kondisi dan

    perlakuan yang sama, tentukan persamaan gerakannya. Sketsa pergerakannya.

    Solusi:

    Fungsi total respon didapat dari:

    )sincos()cos( 21 tAtAetUu ddtn

    Dimana:

    21

    222

    0

    )2()1( rr

    UU

    n , ud dan r dapat ditemukan dari contoh 4.1

    rad/s2021

    m

    kn

    in25.040

    1000

    k

    pU

    5.020

    10

    n

    r

    rad/s4)20)(2.0( n Oleh karenanya:

    in32.0

    )5.0)(2.0(25.01

    25.0

    21

    222

    U

    267.0)5.0(1

    )5)(2.0(2

    1

    2tan

    22

    r

    r

    = 0,26 rad

  • DINAMIKA STRUKTUR 43

    Dari persamaan 3.31a,

    rad/s6.19)2.0(1201 22 nd Hasil diferensial total respon dari waktu:

    tAAtAAetUu dnddndtn sincos)sin( 2112

    Maka,

    1)26.0cos(32.00)0( Au

    Sehingga:

    in31.0)26.0cos(32.01 A in11.02 A

    Oleh karenanya,

    in)]6.19sin(11.0)6.19cos(31.0[)26.010cos(32.0 4 ttetu t

  • DINAMIKA STRUKTUR 44

    BAB V Respon Sistem SDOF Terhadap Bentuk Spesial Dari

    Eksitasi

    Pada berbagai situasi riil di lapangan, eksitasi dinamik yang terjadi tidaklah

    harmonik maupun periodik. Oleh karena itu, pada bab ini akan dibahas respon

    dinamik dari suatu sistem SDOF terhadap eksitasi.

    5.1 Respon Dari Sebuah Viscous-Damped System SDOF Untuk Sebuah

    Step Input yang Ideal

    Prototipe sistem SDOF yang ditunjukkan dalam gambar 3.1 merupakan

    bentuk subjek untuk sebuah step input yang ideal seperti ditunjukkan pada gambar

    5.1. Dari gambar di bawah dapat dilihat bahwa sebuah gaya bekerja secara tiba-

    tiba dari gaya nol (0) sampai dengan Po, selanjutnya nilainya konstan sebesar po.

    P(t)

    Po

    t

    Gambar 5.1. Sebuah stop input yang ideal.

    Persamaan dari gerakan diberikan oleh persamaan 3.1, yaitu:

    0,0 tpkuucum

    Dianggap sistem berhenti pada t = 0 (kondisi awal), sehingga:

    0)0()0( uu

    Penyelesaian dari persamaan 5.1 memuat sebuah bagian penyelesaian (a

    particular solution) dari persamaan 5.1, yang dapat ditulis menjadi:

    0

    k

    pu p

    Dan sebuah penyelesaian pelengkap (a complementary solution) diberikan (untuk

  • DINAMIKA STRUKTUR 45

    Suatu cara yang berguna untuk menentukan respon dinamis suatu sistem adalah

    dengan memperhitungkan rasio respon atau suatu faktor beban dinamik, )(tR ,

    yang didefinisikan oleh:

    max

    )()(

    p

    tkutR

    Suatu faktor beban dinamik adalah rasio dari respon dinamis terhadap deformasi

    statis. Untuk step input ideal, )(tR diberikan oleh:

    ttetR d

    d

    nd

    tn

    sincos1)(

    Suatu faktor beban dinamik yang sejenis diilustrasikan pada gambar 5.2. Pada

    rasio respon plot 1)( tR sesuai dengan posisi dari perpindahan statis. Karena

    beban diberikan secara langsung, terdapat overshoot, kemudian sistem akan tetap

    bertahan pada nilai statis yaitu 1 setelah melalui sejumlah gerakan bolak-balik

    yang teredam.

    Gambar 5.2. Plot dari faktor beban dinamik untuk sebuah step input.

    Untuk sebuah sistem tak teredam (undamped), persamaan 5.5 menjadi:

    )cos1()( 0 tk

    ptu n

    dan 2max R

    5.2 Persamaan Respon dari sebuah Sistem Undamped SDOF pada

    Rectangular Pulse dan Pembebanan Ram

    Pada bagian rectangular pulse akan dibahas efek dari hilangnya beban

    setelah durasi td. Gambar 5.3 menunjukkan sebuah input rectangular pulse dan

    rasio respon untuk sebuah sistem tak teredam untuk 2 kasus, yaitu

    2)(,

    2)( nd

    nd

    Ttb

    Tta

    dimana td adalah durasi dari rectangular pulse.

    (5.6)

    (5.7)

    (5.8)

  • DINAMIKA STRUKTUR 46

    Gambar 5.3. Respon dari sebuah input rectangular pulse, (a) rectangular pulse dan

    (b) rasio reaksi.

    Dari gambar di atas terlihat bahwa ketika ketika 2nd Tt , maka respon

    maksimum terjadi sepanjang Force-vibration era, sedangkan jika 2nd Tt , maka

    respon maksimum terjadi di Residual-vibration era, dimana nilai maksimumnya

    dapat ditentukan pada tiap kasusnya.

    a. Kasus 1 : Forced-vibration era (0 t td)

    Gambar 5.3 (b) memperlihatkan R(t) untuk sebuah pulse dengan durasi

    pembebanan sebesar nd Tt 45 , dimana R(max) terjadi selama force-

    vibration era. Untuk kasus ini, R(t) adalah sama untuk sebuah step ideal

    yang nilainya diperoleh dari persamaan (5.5) untuk sistem undamped,

    dimana:

    dn ttttR 0,cos1)(1

    Nilai maksimumnya adalah

    22

    )( 1max1

    n

    TRR

    b. Kasus 2 : Residual-vibration era (td < t)

    Gambar 5.3(b) menunjukkan R(t) untuk sebuah pulse selama durasi

    8nd Tt . Rmaks terjadi selama residual-vibration era. Karena respon

    untuk t > td adalah vibrasi bebas dengan kondisi awal initial condition

    )(1 dtR dan )(1 dtR , maka persamaan (3.17) dapat digunakan dalam bentuk

    )(sin)(

    )(cos)()( 112 dnn

    ddnd tt

    tRtttRtR

    untuk dtt , dimana )(1 dtR dan )(1 dtR diperoleh dari persamaan 5.9.

    (5.9)

    (5.11)

    (5.10)

  • DINAMIKA STRUKTUR 47

    Gambar 5.4. Rotasi vektor yang merepresentasikan vibrasi bebas tak teredam.

    Dari gambar 5.4 dapat dilihat bahwa amplitude U, dan sudut pada

    persamaan 3.21 ditentukan dengan

    2

    22

    n

    oo

    uuU

    dan

    o

    no

    u

    u

    tan

    Persamaan amplitude U tersebut dapat digunakan untuk menentukan

    amplitude dan respon ini.

    21

    2

    12

    1max2

    )()(

    n

    dd

    tRtRR

    Persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut:

    n

    d

    T

    tR

    sin2)( max2

    Untuk memperhitungkan pengaruh dari durasi pembebanan pada respon

    maksimum, maka selanjutnya akan dibahas mengenai pengaruh dari

    peningkatan waktu pembebanan. Gambar 5.4 memperlihatkan hubungan

    antara beban ramp dengan peningkatan waktu tr yang diterapkan pada

    sistem undamped SDOF.

    (5.12)

    (5.13)

  • DINAMIKA STRUKTUR 48

    P(t)

    Po

    tr t

    Gambar 5.5. Fungsi input ramp.

    Persamaan gerakan pada kondisi awal adalah

    (5.14b).......................

    (5.14a).......................0

    ttP

    ttPt

    t

    kuum

    ro

    ro

    r

    000 uu

    untuk 0 t tr, solusi khususnya adalah

    k

    p

    t

    tu

    r

    p0

    Kemudian,

    tAtAk

    p

    t

    tu nn

    r

    sincos 210

    Dengan menggunakan kondisi awal dari persamaan 5.15, kita dapatkan

    t

    tt

    t

    k

    pu n

    rnr

    sin10

    Untuk rtt , persamaan 5.14b dapat diselesaikan menjadi

    ttt

    tk

    pu nrn

    rn

    sinsin1

    10

    Gambar 5.6a memperlihatkan respon sebuah masukan dengan nr Tt serta

    nr Tt . Gambar 5.6b menggambarkan pengaruh dari kenaikan waktu pada respon

    maksimum.

    (5.15)

    (5.16)

    (5.17)

    (5.18)

    (5.19)

  • DINAMIKA STRUKTUR 49

    (a)

    (b)

    Gambar 5.6. Respon dari sistem SDOF tak teredam terhadap input ramp. (a) Respon terhadap

    input ramp. (b) Respon maksimum terhadap input ramp.

    Dari gambar 5.6, dapat dilihat bahwa respon maksimum, 2max R , terjadi

    pada step input ideal (misalkan untuk tr = 0). Untuk ramp dengan tr >> Tn akan

    terjadi sedikit overshoot dan sistem mengalami sedikit getaran bolak-balik atas

    kurva defleksi statis semu (pseudostatic deflection curve).

    r

    r

    icpseudostat ttk

    p

    t

    tu

    0,0

    5.3 Respon Dari Sistem SDOF Tak Teredam untuk Impuls dengan Durasi

    Pendek, Unit Respon Impuls

    Pembebanan impuls adalah pembebanan yang berlangsung dalam selang

    waktu yang singkat. Impuls pada pembebanan ini didefinisikan sebagai perkalian

    dari gaya dan selang waktu bekerjanya gaya tersebut. Mengingat sistem SDOF tak

    teredam menyebabkan gaya dari durasi td

  • DINAMIKA STRUKTUR 50

    Gambar 5.7. Sistem SDOF tak teredam yang menerima impuls dengan durasi pendek.

    Persamaan gerakan dan kondisi awal adalah

    )(5.22...................0

    )(5.22...................0

    btt

    atttpkuum

    d

    d

    0)0()0( uu Dengan mengintegralkan persamaan 5.22a yang mempertimbangkan waktu

    dan menggabungkan kondisi awal, kita dapatkan

    Itkutum davgd )( Dimana uavg adalah perpindahan rata rata(kecil) dalam interval waktu 0 < t td.

    Untuk td 0, yaitu td Tn, bagian kedua pada persamaan 5.24 dapat diabaikan.

    Ium )0( Akan tetapi, sebuah impuls yang terdiri atas sebuah gaya yang besar dan bekerja

    pada waktu yang singkat berefek memberikan kecepatan awal yang besar, yaitu

    m

    Iu )0(

    Akan tetapi abaikan dengan diganti perpindahan awal, yakni

    0)0( u Hal ini bisa digunakan sebagai awal kondisi bagi permasalahan getaran bebas

    pada persamaan 5.22b. Dengan menggunakan persamaan 3.17, kita dapatkan

    respon dari impuls

    tm

    Itu n

    n

    sin)(

    Fungsi respon dari impuls untuk sistem SDOF tak teredam didapatkan dari

    persamaan 5.27 dengan I = 1. Secara konvensi, unit fungsi respon dari impuls

    seringkali disebut h(t), sehingga

    tm

    th nn

    sin1

    )(

    (5.23)

    (5.24)

    (5.25)

    (5.26a)

    (5.26b)

    (5.27)

    (5.28)

  • DINAMIKA STRUKTUR 51

    Untuk sistem SDOF teredam-kental (viscous damped) dengan < 1, fungsi respon

    dari impuls dapat diperlihatkan sebagai

    tem

    Itu d

    t

    d

    n

    sin)(

    dan kesetaraan fungsi respon dari impuls didapat

    tem

    th dt

    d

    n

    sin

    1)(

    Contoh 5.1

    Asumsikan bahwa impuls dttpI )( berasal dari gaya konstan op yang

    terjadi pada interval waktu 0 < t td hingga sistem SDOF tak teredam berada

    pada t = 0. Buktikan bahwa untuk td Tn, persamaan 5.11 dapat diringkas

    menjadi persamaan 5.27.

    Solusi:

    a. Tentukan dtu dan dtu dari persamaan 5.8

    )2(...................sin)(

    )1(...................)cos1()(

    0

    0

    dnn

    d

    dnd

    tk

    ptu

    tk

    ptu

    Dengan 2nnT dan td

  • DINAMIKA STRUKTUR 52

    Jadi untuk td 0

    )5(...................sin)( tm

    Itu n

    n

    Seperti yang terlihat pada persamaan 5.27.

  • DINAMIKA STRUKTUR 53

    BAB VI Respon System SDOF pada Eksitasi Dinamis

    6.1 Metode Integral Duhamel

    Metode integral duhamel untuk menentukan respon dari sistem SDOF

    terhadap eksitasi dinamis secara umum dapat dikembangkan dari persamaan

    fungsi respon impuls, yang telah dijabarkan pada bab 5.3. Integral duhamel

    didasarkan pada prinsip superposisi, yang valid hanya untuk sistem linear.

    Gambar 6.1 menunjukan sistem SDOF tak teredam yang pada awalnya tak

    terganggu dimana kemudian menjadi pokok inputan P(t). respon dari sistem atas

    impuls dI= P()d yang disebut du(t) dan didapatkan atas persamaan:

    t

    m

    dItdu n

    n

    sin

    Gambar 6.1. Kenaikan respon pada sistem tak teredam.

    Total respon pada waktu t adalah jumlah dari respons pada waktu t adalah jumlah

    dari respons yang berasal dari keseluruhan pias-pias impuls mulai dari waktu awal

    hingga waktu t, sehingga

    dtpm

    tu nt

    n

    )(sin)(1

    )(0

    Atau

    dthptut

    )()()(0

    (6.1)

    (6.2)

    (6.3)

  • DINAMIKA STRUKTUR 54

    dimana h(t- ) didapat dari persamaan 5.28 untuk sistem tak teredam. Persamaan

    6.3 adalah valid untuk sistem teredam jika persamaan 5.30 digunakan untuk

    mendapatkan h(t- ). Sehingga, untuk sistem teredam yang mulai dari waktu awal

    dtep

    mtu d

    tt

    d

    n )(sin)(1

    )()(

    0

    atau

    depI

    mtu

    tit

    d

    nd ))((

    0)(

    1)(

    Persamaan 6.2 dan 6.4 menjelaskan pernyataan integral duhamel untuk respons

    dari sistem SDOF baik yang tak teredam maupun yang teredam. Persamaan 6.3

    seringkali menjelaskan sebagai integral konvulasi, dimana bentuk yang lebih

    umum adalah :

    dtfftx )()()( 21

    Persamaan 6.2 atau 6.4 mungkin akan digunakan untuk menentukan respons dari

    sistem SDOF hingga eksitasi dinamis secara umum jika sistem ini dimulai dari

    waktu awal. Jika sistem memiliki kondisi awal tidak sama dengan nol, kemudian

    respons dari kondisi awal di tentukan dari persamaan 3.17 atau untuk < 1, dari

    persamaan 3.33. Oleh karena itu, untuk sistem tak teredam

    t

    utudtp

    mtu n

    n

    nn

    t

    n

    sincos)(sin)(1

    )( 000

    dan untuk sistem di bawah teredam (under damped)

    teuu

    teudtepm

    tu

    d

    t

    n

    d

    d

    t

    d

    tt

    d

    n

    nn

    sin1

    cos)(sin)(1

    )(

    00

    0

    )(

    0

    adalah tepat untuk menggunakan identitas trigonometri ketika mengevaluasi

    integrasi Duhamel

    sincoscossin)(sin ttt

    (6.4a)

    (6.4b)

    (6.5)

    (6.6)

    (6.8)

    (6.7)

  • DINAMIKA STRUKTUR 55

    Contoh 6.1

    Gunakan integral Duhamel untuk menentukan respons dari sistem SDOF tak

    teredam dari sebuah beban ledakan yang ditentukan oleh pulsa triangular yang

    diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

    Menjelaskan pernyataan yang valid untuk t < td dan untuk t > td. Sistem tersebut

    dimulai pada waktu awal.

    Solusi:

    Gunakan persamaan 6.2 dengan

    tttp

    ttt

    tptp

    d

    d

    d

    o

    0)(

    01)(

    a. Untuk 0 t td

    )(sin1cos

    )(cos1sin

    )(sin11

    )(

    0

    0

    0

    nn

    d

    t

    on

    nn

    d

    t

    on

    n

    d

    t

    on

    dt

    tk

    p

    dt

    tk

    p

    dtt

    pm

    tu

    Gunakan integral parsial, kita dapatkan

    n

    n

    n

    nn

    n

    nnn dd

    cos1

    sin

    )(sin1

    sin)(cos

    Juga,

  • DINAMIKA STRUKTUR 56

    n

    n

    nnn d sin1

    cos)(sin

    Sehingga,

    tt

    tt

    ttt

    tt

    tt

    t

    ttt

    k

    ptu

    n

    dn

    n

    d

    nn

    dn

    n

    dn

    n

    d

    nn

    sin1

    cos1coscos

    1cos

    1sinsinsin)( 0

    Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi

    t

    tt

    t

    ttR n

    dn

    n

    d

    sin1

    cos1)(1

    b. Untuk td < t

    dt

    tp

    mtu n

    d

    o

    t

    on

    d

    )(sin11

    )(

    Jadi,

    dn

    dn

    n

    dn

    dn

    dn

    n

    tt

    t

    tt

    tt

    k

    ptu

    sin1

    1cos

    1cos

    1sin)( 0

    sehingga,

    )sin(cos)cos1(sin1)(2 dndnndnndn

    tttttt

    tR

    Contoh 6.2

    Sebuah gedung yang ditujukan untuk mendapatkan gaya ledak dibuat model

    dengan sistem SDOF. Tentukan gaya ledak maksimum yang dapat ditahan bila

    perpindahan dibatasi sampai 5 mm dan apabila : (1) td = 0.4 s, (2) td = 0.04 s

  • DINAMIKA STRUKTUR 57

    k = 9.0 GN/m, m = 10 Mg

    Solusi :

    a. Tentukan frekuensi dasar sistem

    sradm

    kn /30

    1010

    109

    6

    9

    Hzf nn 77.4

    2

    b. Menentukan rasio reaksi maksimum

    Untuk kasus 1, td = 0.4 s

    91.14.077.4 dntf Dari reaksi spectrum, dapat dihitung

    Rmax = 1.75

    Untuk kasus 2, td = 0.04 s

    191.004.077.4 dntf

    Dari reaksi spectrum, dapat dihitung

    Rmax = 0.58

    c. Menentukan perpindahan statis untuk setiap kasus, kemudian tentukan nilai

    gaya ledak maksimum yang dapat ditahan (po)

    umax = 5 mm

    k

    pRu 0maxmax

    atau

    max

    max

    R

    kupo

    Untuk kasus 1

    MN7.25

    75.1

    105109 39

    1

    op

    Untuk kasus 2

  • DINAMIKA STRUKTUR 58

    MN6.77

    58.0

    105109 39

    2

    op

    m

    k

    z(t)

    u

    c

    Gambar 6.2. Prototipe gerakan relatif sistem SDOF.

    Sejak banyaknya penerapan dari reaksi spectra yang melibatkan gerakan

    relatif, ini berguna untuk menentukan jumlah reaksi yang sesuai untuk kasus ini.

    Gambar 6.2 menunjukkan prototipe dari gerakan relatif sistem SDOF. Seperti

    pada contoh 2.2, perpindahan relatif menjadi

    w = u z

    Kemudian persamaan dari gerakan dapat ditulis

    zmkwwcwm

    definisi dari rasio reaksi seperti yang telah diberikan pada persamaan 5.6. Rasio

    reaksi berhubungan pada gerakan relatif hendaknya difenisikan sebagai

    max

    2

    max / z

    tw

    kzm

    twtR n

    Dengan memasukkan tfzz amax

    dan berdasarkan persamaan 6.4 dapat

    menunjukan R (t) pada integral Duhamel. Untuk 000 ww maka untuk sistem teredam

    dtef

    d

    t

    a

    d

    nn

    1

    0

    2

    sin R(t)

    dan untuk sistem tak teredam

    1

    0

    sin R(t) dtf nan

    Dari persamaan 6.11, perpindahan relatif maksimum diberikan oleh

    maxmax2max

    1 w zR

    n

    (6.9)

    (6.10)

    (6.11)

    (6.12)

    (6.13)

    (6.14)

  • DINAMIKA STRUKTUR 59

    Jumlah kedua yang menjadi perhatian ialah akselerasi maksimum mutlak, maxu .

    Persamaan 6.10 dapat ditulis

    0 kwwcum

    Untuk sistem yang tak teredam, maxu dapat dengan mudah ditentukan dari

    persamaan 6.14 dan 6.15

    max2

    max u wn

    atau dari persamaan 6.14 dan 6.16,

    0) (c z R u maxmaxmax

    Contoh 6.3

    Sistem SDOF tak teredam seperti pada gambar 6.3 mengambarkan

    akselerasi dasar seperti gambar di bawah. Semua kondisi awal nol. Tentukan

    persamaan untuk wmax dan maxu dan plot log-log dari wmax dengan fn.

    Gambar 6.3a. Pemodelan kendaraan yang bergerak di atas lintasan bump.

    (t)fz z amax

    dimana

    (6.15)

    (6.16)

    (6.17)

  • DINAMIKA STRUKTUR 60

    tt

    ttt

    t

    d

    dd

    2

    20

    0

    1

    (t)fa

    Solusi :

    a. Menentukan reaksi untuk 0 t 2td

    Karena eksitasi untuk 0 t 2td memiliki format yang sama pada contoh

    6.1, R1(t) akan sama dengan yang diberikan pada persamaan 7 dari contoh

    6.1

    tt

    tt

    ttR n

    dn

    n

    d

    sin1

    cos11

    b. Menentukan reaksi untuk 2td < t

    dnn

    ddnd tt

    tRtttRtR 2sin

    22cos2 112

    c. Menentukan waktu reaksi maksimum berdasarkan gaya getaran, 0 t

    2td

    tttt

    tR nndnd

    cossin11

    1

    dimana 1 = 0

    dnmn tt 1tan2

    Pada kasus biasa

    dnmn tt 1tan2 dengan (ntm/2) berdasarkan pada kuadran

    pertama

    Pada kasus terakhir

    ptt dnmn 1tan2

    dimana p ialah integer terbesar untuk ntm < 2ntd dan tan-1

    (ntd) diambil

    pada kuadran pertama.

    Kemudian,

  • DINAMIKA STRUKTUR 61

    mndn

    mn

    dn

    mn tt

    tt

    tR

    sin

    1cos1

    max1

    d. Menentukan waktu residual-vibration maksimum yang terjadi, 2td < t

    Dari persamaan 2,

    2/1

    2

    12

    1max2

    22

    n

    dd

    tRtRR

    dimana R1(2td) dan 1(2td) berdasarkan pada persamaan 1.

    e. Menentukan pernyataan untuk wmax dan max :

    max222

    max

    max 1 Rttz

    w

    dnd

    dan max

    max

    max Rz

    u

    dimana Rmax adalah reaksi maximax yang diambil nilai terbesar antara

    (R1)max dan (R2)max.

    f. Plot wmax dengan fn menggunakan skala log log

    Ini akan lebih mudah untuk menggambar reaksi nondimensional

    2maxmax dtzw dengan frekuensi alami nondimensional fntd.

  • DINAMIKA STRUKTUR 62

    BAB VII Respons Spektrum

    Respons spektrum (response spectra) adalah plat respons maksimum

    (perpindahan, kecepatan, percepatan maksimum ataupun besaran yang diinginkan)

    dari fungsi beban tertentu untuk semua kemungkinan sistem berderajat kebebasan

    tunggal (SDOF).

    (a) (b)

    Gambar 7.1 (a) Sistem SDOF yang dipengaruhi pergerakan tanah, (b) Bentuk spektrum respons.

    Gambar 7.1(a) menunjukkan bangunan yang dibebani/dipengaruhi

    perpindahan tanah yang dinyatakan sebagai fungsi ys(t). Lengkung atau kurva

    spektrum respons pada gambar 7.1(b) memperlihatkan perpindahan relatif

    maksimum dari massa m terhadap perpindahan penyokong dari suatu sistem

    SDOF.

    7.1 Bentuk Respons Spektrum

    Bentuk grafik spektrum respons dapat dijelaskan dengan menggunakan

    sebuah osilator tak teredam yang dipengaruhi oleh setengah perioda gaya

    pengaruh sinusoidal pada gambar 7.2 di bawah ini.

    y

    k k

    m

    ys (t)

    Perpindahan relatif

    |y-ys|max

    Frekuensi

    Natural f

  • DINAMIKA STRUKTUR 63

    (a) (b)

    ym )(tFky

    (c)

    Gambar 7.2 (a) Osilator sederhana tak teredam yang dipengaruhi beban F(t), (b) Fungsi beban

    do tttFtF 0sin , dan (c) Free body diagram. Persamaan gerak SDOF tak teredam :

    )(tFkyym

    dengan,

    do

    d

    tttF

    tttF

    0untuksin

    untuk0)(

    dt

    Solusi umum persamaan (7.1) merupakan superposisi antara solusi komplementer

    cy dan solusi partikulir py ,

    pc yyy

    tBtAyc sincos

    tCy p sin

    dimana mk adalah frekuensi natural. Solusi khusus untuk selang waktu

    dtt 0 adalah sebagai berikut.

    Recall persamaan (7.1).

    )(tFkyym ttFkyym sin)(

    Recall persamaan (7.6).

    tCy

    tCy

    tCy p

    sin

    cos

    sin

    2

    Susbstitusikan persamaan (7.6a) ke dalam persamaan (7.1a):

    F(t)

    m

    k

    yF(t)

    td

    Fo

    t

    (7.4)

    (7.6)

    (7.1a)

    (7.6a)

    (7.1)

    (7.3)

    (7.2)

    (7.5)

  • DINAMIKA STRUKTUR 64

    )(

    )(

    sinsin)sin(

    2

    2

    2

    2

    mk

    FC

    FmkC

    FCkCm

    tFtkCtCm

    o

    o

    o

    o

    Dengan mengkombinasikan persamaan (7.4) dan persamaan (7.7), maka respon

    untuk 0 t td adalah

    pc yyy

    2

    sinsincos

    mk

    tFtBtAy o

    2

    coscossin

    mk

    tFtBtAy o

    Untuk kondisi awal 0)0( y , recall persamaan (7.8).

    0 = A + 0 + 0

    A = 0

    Untuk kondisi awal 0)0( y , recall persamaan (7.8a).

    20

    mk

    FBy o

    2

    mk

    F

    Bo

    Masukan harga A dan B kedalam persamaan (8).

    ttkF

    y

    ttmk

    Fy

    mk

    tF

    mk

    tF

    y

    o

    o

    oo

    sinsin

    1

    sinsin

    sinsin

    2

    2

    22

    Untuk memudahkan analisa, persamaan tersebut ditulis

    k

    Fy ost ,

    dt

    ,

    T

    2

    Maka persamaan (7.9) menjadi

    (7.8)

    (7.8a)

    (7.9)

    (7.7)

  • DINAMIKA STRUKTUR 65

    fS

    fD

    I

    )(

    )(

    .

    sD

    sS

    yycf

    yykf

    ymI

    d

    dd

    d

    st

    ttT

    t

    t

    T

    t

    t

    t

    Ty

    y

    0untuk2sin2

    sin

    21

    12

    Solusi pada persamaan (7.10a) untuk t > td adalah

    T

    t

    T

    t

    T

    t

    t

    T

    tT

    y

    y dd

    d

    d

    st 22sincos

    12

    2

    Pada persamaan (7.10) terlhat bahwa respon dalam besaran styy adalah

    fungsi dari rasio waktu pulsa (pulse duration) dengan periode natural dari sistem

    (td/T) dan dari waktu yang dinyatakan dengan t/T. Jadi dari harga tertentu

    parameter td/T akan diperoleh respon maksimum pada persamaan (7.10). Gambar

    7.3 menunjukan respons spektrum dari persamaan (7.10).

    Gambar 7.3 Respons spektrum untuk setengah gaya sinusoidal dengan selang waktu td.

    7.2 Respons Spektrum pada Pondasi yang Bergerak

    Analisa sistem yang dipengaruhi oleh beban pada perletakan/pondasi

    merupakan suatu masalah penting yang ada pada dinamika struktur.

    (a)

    (b)

    k k

    m

    c

    m

    k

    y

    c

    ys

    sty

    y

    Ttd

    kmT 2

    (7.10a)

    (7.10b)

  • DINAMIKA STRUKTUR 66

    Gambar 7.4 Osilator sederhana teredam yang dipengaruhi oleh penyokongnya, (b) diagram free

    body.

    Percepatan getaran yang menyebabkan pergerakan pondasi bisa digambarkan

    sebagai berikut:

    Gambar 7.5 Fungsi percepatan yang memmpengaruhi penyokong dari osilator pada Gambar 7.4.

    Persamaan gerak sistem pada diagram free body dapat ditulis

    0)()( ss yykyycym dengan,

    mkcc

    c

    mk

    cr

    cr

    .2,,

    maka persamaan (7.11) menjadi:

    )(2)(2 22 tytyyyy ss yang merupakan persamaan differensial gerak dari osilator teredam dalam besaran

    gerak absolut. Jika dirumuskan perpindahan relatif u yang didefinisikan sebagai

    syyu maka persamaan (7.12) dapat ditulis

    )(2 2 tyuuu s solusi persamaan (7.14) diperoleh dengan menggunakan integral Duhamel sebagai

    dteytu tt

    s )(sin)(1

    )( )(

    0

    7.3 Besaran- Besaran Respons Spektrum

    Spektrum perpindahan SD adalah perpindahan relatif maksimum yang linear

    dengan spektrum percepatan Sa yaitu percepatan absolut maksimum.

    Da SS2

    aDV

    SSS

    )(tys

    t

    (7.11)

    (7.12)

    (7.13)

    (7.14)

    (7.15)

    (7.16)

    (7.17)

  • DINAMIKA STRUKTUR 67

    Suatu contoh respons spektrum perpindahan untuk sistem SDOF yang

    dipengaruhi oleh gerak penyokong terlihat pada gambar 7.6, yang merupakan

    respons dari gerakan hasil rekaman percepatan tanah pada gempa di El Centro

    1940. Plot dari rekaman percepatan gempa ini terlihat pada Gambar 7.7.

    Gambar 7.6 Respons spektrum perpindahan untuk sistem elastis yang dipengaruhi pergerakan

    tanah akibat gempa di El Centro 1940.

    Gambar 7.7 Rekaman percepatan tanah untuk gempa El Centro, California 18 Mei 1940 konponen

    utara-selatan.

    Pada Gambar 7.8, bentuk data yang sama digunakan untuk mendapatkan

    respons spektrum perpindahan pada Gambar 7.6, yang diplot dalam besaran

    spektrum kecepatan untuk beberapa harga koefisien redaman, dengan perbedaan

    absis dan ordinat dalam skala logaritmis.

  • DINAMIKA STRUKTUR 68

    Gambar 7.8 Respons spektrum sistem elastis untuk gempa El Centro 1940.

    Untuk menyatakan bentuk dari diagram tiga besaran pada Gambar 7.8,

    persamaan (7.17) ditulis dalam besaran frekuensi natural f dalam siklus per detik

    (spd) dan mengambil harga logaritmanya, akan didapat

    )2log(loglog

    2

    DV

    DDV

    SfS

    SfSS

    2logloglog

    2

    a

    V

    aa

    V

    SfS

    f

    SSS

    7.4 Respons Spektrum untuk Perencanaan Elastis

    Gempa bumi terdiri dari suatu seri gerakan tanah yang bersifat acak

    (random). Biasanya komponen utara-selatan, timur-barat dan komponen vertikal

    dari percepatan tanah yang diukur. Respons spektrum rencana yang merupakan

    gabungan spektrum beberapa gempa bumi yang dinyatakan oleh suatu bentuk

    spektrum rata-rata digunakan dalam perencanaan struktur tahan gempa, karena

    saat ini tidak ada metode yang dapat menduga bentuk gerakan gempa pada suatu

    lokasi yang akan terjadi. Respons spektru rencana ini diperlihatkan pada Gambar

    8.9.

    (7.18)

    (7.19)

  • DINAMIKA STRUKTUR 69

    Gambar 7.9 Respons spektrum rencana yang dinormalisasikan untuk 1.0g.

    Contoh 7.1

    Struktur dengan model sistem berderajat kebebasan tunggal mempunyai

    perioda alami Tn= 1 detik. Metoda spektrum respons untuk menentukan

    percepatan absolut maksimum, perpindahan relatif maksimum dan kecepatan

    (pseudovelocity) relatif maksimum untuk:

    a) gerakan pondasi yang sama dengan gempa El Centro 1940

    b) gempa rencana dengan percepatan tanah maksimum sebesar 0.32g.

    Dengan anggapan redaman sebesar 10% redaman kritis.

    Solusi :

    a. Dari spectrum respons pada gambar 8.8 dengan f=1/T=1.0 spd dan =0.10,

    maka

    SD = 3.3 in

    SV = 18.5 in/dt

    Sa = 0.30 g

    b. Dari spectrum dasar rencana pada gambar 8.9, dengan f=1/T=1.0 spd dan

    =0.10, untuk percepatan tanah maksimum 0.32g, maka

    SD = 9.5 x 0.32 = 3.04 in,

  • DINAMIKA STRUKTUR 70

    SV = 60 x 0.32 = 19.2 in/det,

    Sa = 0.95 x 0.32g = 0.304g.

    BAB VIII SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN BANYAK

    (MDOF)

    8.1 Sistem MDOF Sederhana

    Persamaan gerak untuk sistem MDOF sederhana, dapat diidealisasikan pada

    struktur portal tingkat dua dengan gaya luar p1(t) dan p2(t) (gambar 8.1).

    Gambar 8.1. (a) Struktur portal tingkat dua (b) gaya yang bekerja pada kedua massa

    Pada idealisasi tersebut balok dan lantai adalah kaku. Massa yang

    terdistribusi pada seluruh gedung. akan diidealisasikan terpusat pada bidang

    lantai. Asumsi tersebut umumnya sesuai untuk bangunan bertingkat. Pada gambar

    8.1a diatas, portal tingkat dua dengan massa terpusat pada setiap lantai memiliki

    dua DOF : perpindahan lateral u1 dan u2 pada kedua lantai dalam arah x.

    Gaya-gaya yang bekerja untuk setiap massa lantai mj dapat dilihat pada

    gambar 8.1b., termasuk gaya luar pj(t), gaya elastic fSj dan gaya redaman fDj. Gaya

    elastis dan redaman menunjukan arah yang berlawan, karena kedua gaya tersebut

    adalah gaya dalam yang menahan gerakan.

    8.2 Hukum Newton Kedua pada Sistem MDOF

    Persamaan gerak dari hukum Newton kedua yang diberikan untuk setiap

    massa adalah

    )(tpffum jSjjDjj

    Persamaan diatas terdiri dari j=1 dan j=2 sehingga dapat ditulis dalam bentuk

    matrik ;

    )(

    )(

    0

    0

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    tp

    tp

    f

    f

    f

    f

    u

    u

    m

    m

    S

    S

    D

    D

    atau dapat ditulis ;

    pffum (t)SD

    (8.1)

    (8.2)

    (8.3)

  • DINAMIKA STRUKTUR 71

    dimana

    1

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    0

    0

    p

    p

    f

    f

    f

    f

    m

    m

    u

    u

    S

    S

    S

    D

    D

    D p f f m u

    Gaya elastis fS berhubungan dengan perpindahan yang terjadi pada setiap lantai u.

    Oleh karena itu, kekakuan lateral kj untuk setiap lantai ke-j memberikan hubungan

    geser pada lantai Vj terhadap deformasi lantai, j = uj-uj-1.

    jjj kV

    Kekakuan pada setiap tingkat atau lantai adalah jumlah kekakuan lateral dari

    semua kolom di lantai tersebut. Tingkat atau lantai dengan tinggi h dan kolom

    dengan modulus E dan momen inersia Ic maka kekakuan lantai tersebut adalah

    kolom

    cj

    h

    EIk

    3

    12

    Pada gambar 8.1, kita dapat menghubungkan gaya elastis fS1 dan fS2 terhadap u1

    dan u2 .Gaya fS1 pada lantai pertama tersusun atas a

    Sf 1 dari tingkat atas danb

    Sf 1 dari

    tingkat bawah. Oleh karena itu a

    S

    b

    SS fff 111

    )( 212111 uukukfS

    Gaya fS2 pada lantai kedua adalah

    )( 1222 uukfS Persamaan (8.6a) dan (8.6b) dalam bentuk matrik adalah

    kuf

    S

    S

    Satau

    u

    u

    kk

    kkk

    f

    f

    2

    1

    22

    221

    2

    1

    Dengan cara yang sama pada persamaan (8.6), dapat diperoleh

    )( 212111 uucucfD

    )( 1222 uucfD dan dalam bentuk matrik adalah

    ucf

    D

    D

    Datau

    u

    u

    cc

    ccc

    f

    f

    2

    1

    22

    221

    2

    1

    Dengan mensubstitusikan persamaan (8.7) dan persamaan (8.9) kedalam

    persamaan (8.3), maka diperoleh

    pkuucum (t)

    8.3 Prinsip DAlemberts pada Sistem MDOF

    Berdasarkan prinsip D Alemberts pada bab sebelumnya, adanya gaya

    inersia pada kesimbangan dinamis pada sebuah struktur. Untuk dua massa dalam

    (8.4)

    (8.5)

    (8.6a)

    (8.6b)

    (8.7)

    (8.8)

    (8.9)

    (8.10)

  • DINAMIKA STRUKTUR 72

    sistem pada gambar 8.1a, free body diagram dan gaya inersianyanya dapat dilihat

    pada gambar 8.2, dimana untuk setiap gaya inersia adalah perkalian massa dengan

    percepatannya.

    Gambar 8.2. Free Body Diagram

    8.4 Sistem Massa Pegas Redaman

    Gambar 8.3. (a) Sistem berderajat dua; (b) free body diagram

    Persamaan gerak untuk sistem diatas telah ditunjukan oleh persamaan (8.10),

    sehingga;

    )(

    )(

    0

    0

    2

    1

    2

    1

    22

    221

    2

    1

    22

    221

    2

    1

    2

    1

    tp

    tp

    u

    u

    kk

    kkk

    u

    u

    cc

    ccc

    u

    u

    m

    m

    Contoh 8.1

    Buat persamaan gerak untuk portal dua tingkat dibawah ini.

    (8.11)

  • DINAMIKA STRUKTUR 73

    Solusi:

    mmmm 21 2

    332331

    24122

    482122

    h

    EI

    h

    )(EI k

    h

    EI

    h

    )EI(k cccc

    Substitusikan ke persamaan (8.2) dan (8.7), sehingga diperoleh matrik massa dan

    matrik kekakuan:

    k m

    11

    1324

    10

    023h

    EIm c

    Jadi persamaan gerak untuk sistem ini adalah

    )(

    )(

    11

    1324

    10

    02

    2

    1

    2

    1

    3

    2

    1

    tp

    tp

    u

    u

    h

    EI

    u

    um c

    Contoh 8.2

    Buat persamaan gerak untuk portal tiga tingkat (bangunan berlantai tiga) dibawah

    ini.

    p3(t)

    p2(t)

    p1(t)

    u1

    u3

    p3(t)

    p2(t)

    p1(t)

    33um

    )( 233 uuk

    )( 233 uuk

    22um

    )( 122 uuk

    )( 122 uuk

    11uk

    11um

    fI2

    fI1

    u2

  • DINAMIKA STRUKTUR 74

    Solusi:

    Persamaan-persamaan gerak dari masing-masing free body diagram pada setiap

    massa,

    0)()(

    0)()()(

    0)()(

    323333

    223312222

    11221111

    tpuukum

    tpuukuukum

    tpuukukum

    Sehingga persamaan gerak dalam bentuk matrik dari sistem ini adalah

    )(

    )(

    )(

    0

    )(

    0)(

    00

    00

    00

    3

    2

    1

    3

    2

    1

    33

    3322

    221

    3

    2

    1

    3

    2

    1

    tp

    tp

    tp

    u

    u

    u

    kk

    kkkk

    kkk

    u

    u

    u

    m

    m

    m

    8.5 Koefisien Kekakuan

    Elemen-elemen dari mtriks kekakuan pada persamaan (8.7) disebut

    koefisien kekakuan. Dimana pada umumnya koefisien kekakuan kij didefinisikan

    sebagai gaya pada koordinat i bila satu perpindahan diberikan pada titik j. Sebagai

    contoh, koefisien pada baris kesatu dan kolom kesatu dari persamaan (8.7) adalah

    k11=k1+k2 menyatakan gaya pada lantai kesatu akibat satu perpindahan yang

    diberikan pada lantai tersebut.

    u2 u1

    u1

    u3

    p3(t) p2(t) p1(t)

    u2 u3

    11uk)( 122 uuk )( 233 uuk

    p3(t) p2(t)

    p1(t)

    22um 33um 11um

  • DINAMIKA STRUKTUR 75

    Contoh 8.3

    Buat persamaan gerak pada contoh soal 8.1 dengan menggunakan koefisien

    kekakuan.

    Solusi:

    Matrik kekakuan

    Pertama, kita tentukan matriks kekakuan dengan menentukan nilai u1 = 1 dan u2 =

    0. Koefisien kekakuan adalah ki1 . Diperlukan gaya pada bagian atas dan bawah

    untuk setiap lantai atau tingkat untuk menahan perubahan bentuk pada struktur,

    yang digambarkan oleh kekakuan k1 dan k2. Dari contoh 8.1, diperoleh

    3231