perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BUDIDAYA SAMBUNG NYAWA (Gynura procembens (Lour.)Merr.) DAN KHASIATNYA DI PT.INDMIRA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh: RACHMA WIJAYANTI H3509014 PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS AGROFARMAKA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
61
Embed
BUDIDAYA SAMBUNG NYAWA (Gynura ... - digilib.uns.ac.id/Budidaya...membimbing dan membantu selama penulis magang. 9. Mas Marno, mbak Datu, mas Eko dan seluruh karyawan PT Indmira 10.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
BUDIDAYA SAMBUNG NYAWA
(Gynura procembens (Lour.)Merr.) DAN KHASIATNYA
DI PT.INDMIRA YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian
Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
RACHMA WIJAYANTI
H3509014
PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS AGROFARMAKA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan
Judul :
BUDIDAYA SAMBUNG NYAWA
(Gynura procembens (Lour.)Merr.) DAN KHASIATNYA
DI PT.INDMIRA YOGYAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Rachma Wijayanti
H359014
Telah dipertahankan didepan dosen penguji pada tanggal : .....................................
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Penguji
Ketua Anggota
Ir.Sugiharti Mulya H, MP Ir.Djoko Mursito, MP
NIP.196506261990032001 NIP.194812021978111001
Surakarta, Juli 2012
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas Pertanian
Dekan,
Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS
NP. 19560225 198601 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSEMBAHAN
Laporan ini dipersembahkan untuk :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, serta kepada
Nabi besar Muhammad SAW.
2. Kedua orangtua terkasih yang sangat saya cintai
3. Pak nono dan bu nono yang telah memberikan waktu untuk membesarkan
dan mengajari penulis tentang pendidikan.
4. Om Damin dan Tante Iah yang membimbing dan menasehati penulis.
5. Kakakku tersayang yang telah berbagi rasa suka dan duka dari masa kecil
hingga sekarang.
6. Mas Iwan, mbak Is, mas Agung, mbak Dian, mbak Yuni, mas Wawan,
mbak Novi, mas Andi, Nita, Bagas, Axel dan Vania.
7. Kekasihku Sidiq Kurniawan yang tercinta terima kasih atas tenaga dan
pikiran serta perhatian yang diberikan kepada penulis, I love u.
8. Mbak Relly, mbak Erna selaku koordinator lahan PT. Indmira yang telah
membimbing dan membantu selama penulis magang.
9. Mas Marno, mbak Datu, mas Eko dan seluruh karyawan PT Indmira
10. Teman – temanku tersayang yang selalu memberikan support kepada
penulis (nur, dewul, mar, mament, dicky, ismi, rina dan teman-teman kost
asyamsa).
11. Teman – teman DIII Agribisnis FP UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Kemenangan datang dari sebuah kegagalan”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah
lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ir. H. Wartoyo SP, MS selaku Ketua Program D-III Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir.Sugiharti Mulya H, MP selaku Dosen Penguji I.
4. Ir.Djoko Mursito, MP selaku Dosen Penguji II.
5. Para dosen dan Co Ass yang telah mengajar dan membantu penulis.
6. Mas Joko selaku pengurus Sekretariat DIII.
7. Serta seluruh pihak baik langsung maupun tak langsung telah banyak
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami
harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan Tugas Akhir ini
terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini
dapat bemanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada
umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 3
1. Tujuan Umum ............................................................................... 3
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
A. Deskripsi Tanaman Sambung Nyawa ................................................. 5
1. Klasifikasi Tanaman ..................................................................... 5
2. Morfologi Tanaman ...................................................................... 5
B. Syarat Tumbuh Tanaman Sambung Nyawa........................................ 6
1. Lokasi Tumbuh ............................................................................. 6
2. Keadaan Iklim ............................................................................... 6
3. Keadaan Tanah .............................................................................. 7
C. Teknik Budidaya Tanaman Sambung Nyawa ..................................... 7
D. Analisis Usaha Tani ............................................................................ 41
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 47
A. Kesimpulan ......................................................................................... 47
B. Saran ................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Pupuk serta Dosis dan Aplikasi Pupuk .................................... 29
Tabel 2. Biaya Tetap Budidaya Tanaman Sambung Nyawa .......................... 38
Tabel 3. Biaya Variabel Budidaya Tanaman Sambung Nyawa ...................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi di PT. Indmira . .................................. 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Persiapan Media Tanam ................................................ 46
Lampiran2. Gambar Larutan SNN ................................................................... 46
Lampiran3. Gambar Bahan Setek Sambung Nyawa ........................................ 46
Lampiran4. Gambar Kegiatan Reguler ............................................................ 47
Lampiran5. Gambar Kegiatan Reguler ............................................................ 47
Lampiran6. Gambar Sambung Nyawa Dalam Polibag .................................... 47
\
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
CONTINUED CULTIVATION OF LIVES
( Gynura Procumbens (Lour) Merrr.)
AND ITS EFFICACY
AT PT INDMIRA, YOGYAKARTA
RACHMA WIJAYANTI1
H 3509014
Ir.Sugiharti Mulya H, MP.2 dan Ir.Djoko Mursito, MP
.3
FREE ABSTRACT
The practice of apprenticeship is aimed to find out a method of medicinal plants
cultivation, particularly continued cultivation. It was held on February 13th to March 13th
2012 at PT Indmira Kaliurang, Yogyakarta.
The basic methods in this practice are practice field, observation, interviews and data
sources (primary data and secondary data). While the location of the practice of
apprenticeship is adapted to the cultivation continued study of lives in Kaliurang,
Yogyakarta because it is an efficacious medicinal plant.
The activities of this cultivation are the preparation of seedlings, site preparation and basic
fertilization, planting, maintenance, fertilizing and spraying PGR, pest and disease control,
harvesting and post harvest.
The beginning of this cultivation requires healthy seeds and is protected from disease and
has a good genetic trait in terms of quantity and quality.
To produce a good continued cultivation it depends on the quality of the seed.
Key Word: Latin name Continued Cultivation of Lives (Gynura Procumbens (Lour) Merr.)
Additional:
1. Students majoring in agribusiness interest in agrofarmaka Faculty of Agriculture, Sebelas
Maret University of Surakarta. Rachma Wijayanti H 3509014
2. Supervisor I 3. Examiner II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BUDIDAYA SAMBUNG NYAWA
(Gynura procumbens (Lour)Merrr.) DAN KHASIATNYA
DI PT INDMIRA, YOGYAKARTA
RACHMA WIJAYANTI.1
H 3509014
Ir.Sugiharti Mulya H, MP.2 dan Ir.Djoko Mursito, MP.3
ABSTRAK LEPAS
Praktek Magang ini bertujuan untuk mengetahui cara budidaya tanaman obat,
khususnya sambung nyawa. Pelaksanaan magang pada tanggal 13 Februari sampai 13
Maret 2012 di PT Indmira Kaliurang, Yogyakarta.
Metode dasar yang digunakan dalam praktek magang ini adalah Praktek Lapang,
Observasi, Wawancara dan Sumber Data (Data Primer dan Data Sekunder). Sedangkan
pengambilan lokasi praktek magang adalah disesuaikan dengan kajian yakni Budidaya
Sambung Nyawa Kaliurang,Yogyakarta digunakan sebagai lokasi Budidaya Sambung
Nyawa karena merupakan tanaman obat yang berkhasiat.
Pelaksanaan budidaya sambung nyawa ini meliputi persiapan bibit/bahan tanam,
persiapan lahan dan pemupukan dasar, penanaman, pemeliharaan, pemupukan
danpenyemprotan ZPT, pengendalian hama dan penyait, panen dan pasca panen. Awal
dari budidaya sambung nyawa membutuhkan bibit yang sehat dan terhindar dari
penyakit dan memiliki sifat – sifat genetik yang baik, yakni dalam hal kuantitas
maupun kualitas. Untuk menghasilkan mutu Sambung nyawa yang baik tentu sangat
tergantung dari mutu bibitnya.
Kata Kunci: Nama Latin Sambug Nyawa (Gynura procumbens (Lour)Merr.)
Keterangan :
1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Agribisnis Minat Agrofarmaka Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Nama Rachma Wijayanti H3509014
2. Dosen Pembimbing / Penguji I
3. Dosen Penguji II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban
manusia. Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta
manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit. Kemampuan meracik
tumbuhan berkhasiat obat dan jamu merupakan warisan turun temurun dan
mengakar kuat di masyarakat. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat
tradisonal tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di
negara-negara maju ialah harapan hidup yang lebih panjang pada saat
meningkatnya penyakit-penyakit kronik, adanya kegagalan penggunaan obat-
obat modern untuk pengobatan penyakit tertentu, adanya efek samping dari
penggunaan obat-obat kimia serta semakin luasnya akses informasi mengenai
obat-obat herbal di seluruh dunia (Pujiasmanto,2010:25).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang semakin
pesat dan canggih di zaman sekarang ini, ternyata tidak mampu menggeser
atau mengesampingkan begitu saja peranan obat-obatan tradisional, tetapi
justru hidup berdampingan dan saling melengapi. Hal ini terbukti dari
banyaknya peminat pengobatan tradisional. Namun yang menjadi masalah
dan kesulitan bagi para peminat obat-obatan tradisional sampai saat ini
adalah, kurangnya pengetahuan dan informasi yang memadai mengenai
berbagai jenis tumbuhan yang dapat dipakai sebagai ramuan obat-obatan
tradisional, untuk pengobatan penyakit tertentu dan cara pembuatannya
(Thomas,1996:11).
Peningkatan penggunaan obat-obat herbal untuk pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan penyakit dilatarbelakangi oleh adanya perubahan
lingkungan hidup perilaku manusia dan perkembangan pola
penyakit.dilatarbelakangi oleh adanya perubahan lingkungan hidup, perilaku
manusia dan perkembangan pola penyakit. Meskipun telah diupayakan
peningkatan anggaran kesehatan di semua negara, masih saja ada masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kesehatan yang tidak dapat diatasi secara efektif atau memuaskan dengan
cara-cara pengobatan konvesional dan obat-obatan modern, terutama
penyakit-penyakit kronik, penyakit degeneratif dan kanker
(Pujiasmanto,2010:27)
Negara Indonesia berada didaerah tropis yang banyak
keanekaragaman tanaman. Berbagai macam tanaman dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pangan maupun bahan obat. Salah satu tanaman yanag dapat
dijadikan bahan obat yaitu sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.)
Merr). Dalam pelakasanaannya hal ini dapat dipertimbangkan karena
tanaman sambung nyawa memiliki kandungan minyak atsiri dan flavonoid
yang berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit dan juga
banyak dibutuhkan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, dan kosmetik.
Budidaya tanaman sambung nyawa ini sangatlah mudah dan juga tidak
memerlukan tempat yang luas.
Tanaman sambung nyawa merupakan salah satu tanaman Indonesia
yang digunakan secara luas oleh masyarakat untuk mengobati kanker. Daun
sambung nyawa juga telah banyak diteliti aktivitas biologinya sebagai
tanaman yang memiliki efek kemopreventif. Dari penelitian yang mereka
lakukan flavonoid (quersetin) yang terkandung dalam daun sambung nyawa
dapat menurunkan dosis agen kemoterapi sehingga mengurangi toksisitas
terhadap sel normal (Meiyanto et all,2003:32).
Seiring dengan perkemangan zaman, pemakaian obat tradisional di
Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Obat asli atau obat
tradisional Indonesia (OAI) telah lama dimanfaatkan untuk pengobatan
masyarakat. Dalam kondisi krisis ekonomi yang sedang dihadapi masyarakat
Indonesia dewasa ini, maka peranan OAI menjadi lebih nyata karena daya
beli masyarakat terhadap obat paten dari luar negeri menjadi sangat lemah.
Sebenarnya sudah banyak bukti yang terkumpul, baik dari pengetahuan asli
maupun empiris bahwa OAI telah dirasakan manfaatnya dan sangat minimal
efek sampingnya terhadap kesehatan manusia. Perkembangan OAI pada
tahun-tahun terakhir ini, seperti kebijakan fitofarmaka, penempatan obat asli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dalam status bagian system pengobatan dan kesadaran masyarakat terhadap
masalah lingkungan menurut peranan iptek mulai dari pangadaan bahan baku
sampai pemanfaatan secara bertanggung jawab (Januwarti,2004:24).
B. Tujuan Magang
1. Tujuan umum
Tujuan umum pelaksanaan magang di PT. Indmira adalah
sebagai berikut :
a. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja secara langsung
sehingga dapat memecahkan permasalahan dalam bidang pertanian.
b. Memperluas pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal
bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.
c. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja dibidang
pembudidayaan tanaman obat (khususnya perbanyakan tanaman
sambung nyawa) atau Gynura procumbens [Lour.]Merr dengan cara
vegetatif.
d. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan
agribisnis.
e. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi
pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka
meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Tujuan khusus :
a. Melihat dan memahami secara langsung teknik pembudidayaan dan
pemanfaatan khasiat tanaman obat sambung nyawa (Gynura
procumbens [Lour.]Merr) dilokasi magang.
b. Mengetahui dengan jelas kendala dalam perkembangbiakan vegetatif
tanaman sambung nyawa Gynura procumbens [Lour.]Merr di lokasi
magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
c. Mengetahui waktu pemanenan sambung nyawa Gynura procumbens
[Lour.]Merr yang meliputi cara pemanenan yang benar dan juga
umur panen agar bisa menjadi obat yang berkhasiat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Tanaman Sambung Nyawa
1. Kasifikasi Tanaman
Klasifikasi tanaman sambung nyawa Gynura procumbens
[Lour.]Merr adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales (Campanulatae)
Suku : Asteraceae (Compositae)
Marga : Gynura
Jenis : Gynura procumbens (Lour.) Merr.
(Backer and Van den Brink Jr,1965:363)
2. Morfologi Tanaman
Sambung nyawa adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah
dan sepintas menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini
banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang
pohonnya berdiameter antara 0,2-0,7 cm. kulit luar berwarna ungu dengan
bintik-bintik hijau dan apabila tua berubah menjadi cokelat. Daun
sambung nyawa berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak
agak jarang, berbulu halus hamper tak kelihatan. Panjang helaian daun
(tanpa tangkai) berkisar antara 2-5 cm. tumbuhan ini mudah berkembang
baik pada tanah subur, agak terlindungi dan di tempat terbuka
(Thomas A.N.S, 2000:120).
Sambung nyawa Gynura procumbens (Lour.) Merr memiliki daun
tunggal, tersebar mengelilingi batang helaian daun berwarna hijau, bentuk
bulat telur, panjang sampai 6 cm, lebar sampai 3,5 cm, ujungnya runcing,
pangkal daun membulat, tepi daun rata sedikit bergelombang, panjang
tangkai daun 1,5 cm atau lebih, kedua permukaannya berambut halus,
pertulangan menyirip. Hal yang membedakan sambung nyawa dengan
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
daun dewa yakni, daun pada daun dewa berbulu lebat, ujung tumpul, tepi
bertoreh, pangkal meruncing, tangkai daun pendek
(Wonohadi dan Palupi,2000:4)
Sambung nyawa sering disebut daun dewa atau sebaliknya daun
dewa sering disebut sambung nyawa. Namun adanya kontak antara para
pekebun tanaman obat dan para pengobat herbal dengan lembaga-lembaga
penelitian bahwa yang disebut sambung nyawa adalah daun dewa tidak
berumbi, sedangkan daun dewa adalah sambung nyawa berumbi. Ciri
morfologi lain yang secara lebih jelas membedakan sambung nyawa
dengan daun dewa yakni, sambung nyawa perakarannya tidak membentuk
umbi, tidak menghasilkan bunga, sedangkan daun dewa akarnya berupa
umbi dan merupakan tanaman penghasil bunga. Umbi diterima sebagai
penciri utama antara sambung nyawa dan daun dewa (Winarto, 2003:1)
B. Syarat Tumbuh Tanaman Sambung Nyawa
1. Lokasi Tumbuh
Tidaklah berbeda dengan tumbuhan lain, tumbuhan obat
menghendaki tanah yang subur dan iklim yan sesuai. Sambung Nyawa
(Gynura procumbens [Lour.]Merr) dapat tumbuh baik di dataran rendah
sampai ketinggian 1250 m dpl dengan iklim sedang sampai basah dengan
curah hujan antara 1.500-3.500 mm/tahun. Cahaya, curah hujan, dan suhu
mempunyai efek langsung terhadap tanaman (Pujiasmanto,2010:57).
Sambung nyawa tumbuh baik di tempat yang agak teduh , idealnya
mendapat 60% sinar matahari, dengan menggunakan penaung berupa
paranet. Dengan penyiraman setiap hari, dan cukup sinar matahari, daun
sambung nyawa akan tumbuh lebar dan segar (Sudewo,2007:27).
2. Keadaan Iklim
Iklim merupakan syarat tumbuh yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan tanaman. Unsur-unsur yang berpengaruh terhaap budidaya
sambung nyawa antara lain ketinggian tempat, suhu, pencahayaan, dan
curah hujan. Sambung nyawa akan tumbuh dan berkembang dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pada daerah dengan ketingian 100-1000 m dpl, suhu udara berkisar 20-
300C, intensitas cahaya sekitar 40-50%, dan curah hujan antara 1500-2500
mm/tahun (Winarto, 2003:25).
Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata
selama periode akan menjamin pertumbuhan vegetatif. Jenis tanah
lempung berpasir, atau lempung liat berpasir sangat cocok untuk tanaman
obat pada umumnya. Kemasaman (pH) tanah yang cocok untuk tanaman
obat adalah 6-7 (Syukur, 2001:57).
3. Keadaan Tanah
Sambung nyawa menghendaki keadaan tanah yang subur. Tekstur
tanah yang cocok untuk tanaman sambung nyawa adalah lempung liat
berpasir dan berstruktur remah. Namun demikian, asalkan tanahnya cukup
gembur dan mampu menahan air sudah cocok untuk pertumbuhan
sambung nyawa.Tanah yang baik untuk sambung nyawa memiliki derajat
keasaman (pH) berkisar 5,5-7. Sambung nyawa dapat tumbuh hampir
disemua jenis tanah, termasuk pada jenis tanah andosol (tanah vulkanik)
histosol (tanah gambut) dan podsolik (tanah sedimentasi tua
(Winarto,2003:24).
C. Teknik Budidaya Tanaman Sambung Nyawa
1. Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul
secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan
lapisan tanah dan juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah
dicangkul kemudian diistirahatkan selama 1 minggu. Lahan kemudian
dibedeng dengan luas lahan 1000 m2. Ukuran petak atau bedengan
1 m x 20 m dengan jarak tanam 25 x 25 cm dan jarak antar bedeng 40 cm.
Persiapan lahan sebelum tanam mempunyai dua tujuan pokok yaitu
membuat kondisi fisik lahan cukup remah/gembur untuk menunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pertumbuhan yang baik bagi tanaman dan mengurangi populasi gulma
yang tumbuh (Pujiasmanto,2010:59).
2. Persiapan Bahan Tanam
Perbanyakan tanaman sambung nyawa biasanya diperbanyak
dengan cara stek batang atau stek pucuk namun, beberapa penelitian
pembibitan sambung nyawa pernah dilakukan antara lain oleh peneliti dari
Puslitbang Biologi LIPI, Bogor. Penelitian tersebut mempelajari hasil
kultur invitro dari jaringan sambung nyawa. Usaha perbanyakan melalui
kultur jaringan ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kebutuhan bibit sambung nyawa untuk keperluan industri. Dalam
penelitian tersebut digunakan eksplan (bahan tanam) berupa buku tunas
dan potongan daun. Pada minggu keempat, sejumlah tunas sudah tumbuh.
Pada minggu ke sepuluh, planlet (bibit kecil) sudah tumbuh rata-rata
setinggi 9-10 cm, berakar sebanyak 40-60 buah, dan berdaun dengan
diameter 1,1-1,5 cm. Planlet tersebut ternyata dapat dibesarkan pada media
pasir dan arang sekam (Hoesen, 1998:27).
3. Penanaman
Bibit yang siap ditanam di lapangan merupakan bibit yang sehat
dan seragam pertumbuhannya. Sebelum ditanam, sebaiknya bibit
dicelupkan dulu ke dalam larutan yang mengandung pestisida nabati.
Pencelupan bibit ke dalam larutan pestsida nabati ini bertujuan untuk
menekan patogen penyebab penyakit yang mungkin terbawa bibit dan
akan berkembang di lapangan (Pujiasmanto,2010:69).
Penanaman bibit sambung nyawa dapat dilakukan di lahan tanam
maupun polibag atau pot. Namun, tanpa memperhatikan lokasi atau tempat
penanamannya, bibit tetap harus disiapkan dengan sebaik-baiknya. Bibit
tersebut dapat berasal dari pembibitan di dalam polibag maupun di lahan
terbuka. Memang ada pembudidaya yang langsung menanam setek batang
di lahan penanaman tanpa harus melalui proses pembibitan. Bila dilakukan
dengan cara tersebut maka setek yag ditanam di polibag atau pot harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dipelihara selayaknya sebagai pembibitan, yaitu perlu diberi naungan dan
disirami(Winarto,2003:33).
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Pemupukan
Cara pemberian pupuk adalah dengan disebar merata dalam
larikan-larikan dangkal diantara barisan-barisan tanaman, lalu segera
ditutup dengan tanah tipis agar pupuk tidak menguap
(Rukmana,1999:24).
Pemberian pupuk pada tanaman obat yang tepat adalah pada saat
matahari belum bersinar terik sampai sekitar pukul 09.00 pagi atau
sore hari setelah matahari tenggelam atau hari gelap yaitu pukul 16.00
(Pujiasmanto,2010:72).
Pemupukan susulan dapat dilakukan hanya dengan
menambahkan pupuk organik berupa pupuk kandang atau
kompos.pemberian pupuk susulan dimaksudkan untuk mencukupi hara
di dalam tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman sambung
nyawa (Winarto,2003:36).
b. Penyiraman
Tanaman yang kekurangan air penampilan daunnya kecil-kecil
dan tebal, sedangkan tanaman yang cukup air akan memiliki helaian
daun lebar dan panjang. Penyiraman dalm jumlah cukup harus
dilakukan secra rutin. Namun perlu dihindari genangan air yan cukup
lama disekitar tanaman karena tanaman tidak tahan terhadap genangan
air. Adanya genangan air akan menyebabkan tanaman layu dan mati
Penyiraman sambung nyawa sewaktu masih berumur di bawah
satu bulan mutlak diperlukan. Ini disebabkan sambung nyawa
merpakan tanaman sukulen (tanaman berbatang lunak) dan akarnya
terbatas hanya di laisan tanah atau atas tanah olah. Namun demikian,
enyiraman hanya dilakukan bila tanah di bedengan maupun di dalam
polibag atau pot tampak kering. Penyiraman dilakukan sehari sekali
bila tidak turun hujan. Alat bantu penyiraman dapat berupa selang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tetapi perlu menggunakan sprayer yang dapat diatur pancarannya dan
tekanan air di kran pangkal (Winarto,2003:35).
c. Penyiangan
Gulma menjadi pesaing tanaman utama dalam hal kebutuhan air,
unsur hara, dan sinar matahari. Oleh karenanya, diperlukan tindakan
penyiangan. Penyiangan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu berupa koret atau cangkul kecil. Penyiangan
juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan jalan
menggemburkan tanah di sekitar tanaman (Winarto, 2003:20)
d. Hama dan penyakit
1. Hama
Beberapa jenis belalang ternyata banyak ditemukan di
tanaman sambung nyawa, di antaranya adalah beleleng pelompat,
belalang pelahap, belalang tanah, dan berbagai jenis kepik. Hama
tersebut beramai-ramai makan tepian daun sambung nyawa yang
masih muda. Serangannya menyebabkan daun bergerigi tidak
teratur, berlubang-lubang (Winarto,2003:38).
2. Penyakit
Penyakit busuk pangkal sambung nyawa dapat menyerang
setek. Gejalanya antara lain tanaman tampak layu, batang dan daun
menjadi lemas, serta sebagian dari bagian batang bawah dan akar
membusuk. Sewaktu tanaman dicabut, banyak akar yang putus dan
pada pangkal batang terlihat bercak cokelat (Winarto,2003:38).
e. Pengendalian hama penyakit
1. Hama
Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-
bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang
ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal
pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit
tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Pengendalian hama pada tanaman sambung nyawa ini yaitu dengan
meggunakan insektisida nabati (Winarto,2003:38).
2. Penyakit
Untuk mengatasi penyakit pada tanaman sambung nyawa
ini yaitu dengan cara tanaman yang terserang dicabut
keseluruhannya, lalu dibuang dan segera dibakar. Selain itu, sistem
drainase pun harus diperbaiki. Sementara tindakan pencegahan
dilakukan dengan cara pembrian pupuk kandang atau kompos yang
sudah matang (Winarto,2003:39).
D. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
Panen pertama dilakukan saat tanaman berumur sekitar 4 bulan.
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik atau memangkas daun
sebanyak 4 - 5 helai ke arah pucuk. Pada budidaya sambung nyawa secara
monokultur dapat diproduksi daun segar 50,75 ton/ha.
Panen dilakukan dengan cara memetik atau menggunting daun.
Daun yang dipilih adalah daun dewasa, yaitu mulai menguning ataupun
sampai dengan daun ke-10 atau maksimum ke-8 dari pucuk
(Winarto,2003:40).
2. Pasca Panen
Melalui penyortiran, tanaman obat yang rusak atau tidak
berkualitas dihilangkan dan bahan yang berkualitas bias dimanfaatkan
untuk ramuan atau diproses lebih lanjut. Penyortiran dilakukan saat
tanaman baru dipanen dan setelah tanaman kering sebelum dikemas untuk
penyimpanan. Penyortiran setelah pemanenan bertujuan untuk
memisahkan bagian tanaman yang diperlukan dengan bagian yang tidak
diperlukan. Kegiatan ini dilanjutkan tahap pengolahan sampai tahap
penyimpanan dengan tujuan agar diperoleh simplisia yang berkualitas
(Bambang, 2007:36)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pengelolaan pasca panen tanaman obat ditujukan untuk membuat
produk tanaman obat menjadi simplisia yang siap dikonsumsi oleh
masyarakat umum, industri obat ataupun untuk tujuan eksport. Kegiatan
yang meliputi prosesing/pengeloaan bahan sesaat setelah panen sampai
tahap penyimpanan penyimpanan. dengan tujuan agar diperoleh simplisia
yang berkualitas serta tetap stabil selama Pengelolaan pasca panen tersebut
meliputi:
a. Pengumpulan bahan baku
b. Sortasi basah
c. Pencucian
d. Penirisan
e. Perubahan bentuk
f. Pengeringan
g. Sortasi kering
h. Pengepakan dan Penyimpanan
(Katno, 2004:72).
E. Kandungan dan Kegunaan
1. Kandungan Kimia
Minyak atsiri daun sambung nyawa mengandung 21 jenis zat, yaitu