LAPORAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010 BUDIDAYA TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.) DI PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA, KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH OLEH AJI PRASETIO 06/194492/PN/10676 PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010
57
Embed
Budidaya Kelapa (Pengendalian Gulma) di PT Pagilaran, Batang [Laporan Kerja Lapangan Aji Prasetio]
Budidaya Kelapa (pengendalian gulma) di PT Pagilaran, Batang Jateng
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN
SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010
BUDIDAYA TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.)
DI PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA,
KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH
OLEH
AJI PRASETIO
06/194492/PN/10676
PROGRAM STUDI AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN
SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010
BUDIDAYA TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.)
DI PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA,
KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH
Disusun oleh :
Nama : Aji Prasetio
NIM : 06/194492/PN/10676
Laporan kegiatan ini telah disetujui dan disahkan sebagai salah satu kelengkapan
mata kuliah Kerja Lapangan (PNA 4060) pada semester I tahun ajaran 2009/2010
di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Yogyakarta, April 2010
Dosen Pembimbing Tanda Tangan Tanggal
Dody Kastono, S.P., M.P.
......................
.................
Komisi Kerja Lapangan Tanda Tangan Tanggal
Ir. Sri Muhartini, M.S.
......................
.................
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Tanda Tangan Tanggal
Prof. Dr. Ir. Didik Indradewa, Dip. Agr. St.
......................
.................
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayat serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja lapangan
yang berjudul “Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) di PT. Pagilaran Unit
Produksi Segayung Utara, kabupaten Batang, Jawa Tengah” yang dilaksanaan pada tanggal
25 Januari-25 Februari 2010.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas bantuan dan
dukungannya, antara lain:
1. Bapak Dody Kastono, S.P., M.P. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk berkonsultasi dan memberi masukan yang berharga.
2. Bapak Haryoso Setiyo Utomo selaku Kepala Unit Produksi Segayung Utara
PT. Pagilaran yang memberi masukan selama pelaksanaan kerja lapangan.
Riyantoto selaku Mandor Litbang yang banyak memberikan informasi dan
memandu kami selama proses kerja lapangan.
4. Segenap staf dan karyawan di Unit Produksi Segayung Utara PT. Pagilaran yang
telah membantu kami selama proses kerja lapangan.
5. Rofiq Fariudin yang telah menjadi teman diskusi di sana.
6. Bapak, Mamak dan kedua kakakku yang selalu mendukung dan memberikan
semangat untukku.
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam
pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja lapangan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini belum sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun. Semoga laporan kerja
lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, April 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER .............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ................................................................................................... v HALAMAN LAMPIRAN ....................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Tujuan Umum ......................................................................................... 2 C. Tujuan Khusus ........................................................................................ 2 D. Manfaat Kerja Lapangan ........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4 BAB III METODOLOGI ....................................................................................... 6
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................. 6 B. Metode Pelaksanaan Kerja Lapangan ..................................................... 6 C. Ruang Lingkup Masalah ......................................................................... 7
BAB IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN .................................................... 9 A. Sejarah Singkat PT. Pagilaran ................................................................ 9 B. Sejarah Singkat PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara .............. 12 C. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja ................................................... 13 D. Keadaan Areal dan Batas-batas Wilayah ................................................ 14
BAB V TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN KELAPA ................................... 18 A. Pembukaan Lahan .................................................................................. 19 B. Pembibitan .............................................................................................. 20 C. Penanaman di Kebun .............................................................................. 22 D. Pemeliharaan di Kebun ........................................................................... 23 E. Pemupukan ............................................................................................. 24 F. Pemberantasan Hama dan Penyakit ........................................................ 24 G. Produksi .................................................................................................. 26 H. Tenaga Kerja dan Upah .......................................................................... 29
BAB VI PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA ............... 31 BAB VII KESIMPULAN ....................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 37
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Populasi Tanaman dan Lokasi Pertanaman Kelapa .................................... 15
Tabel 2. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Berdasarkan Umur Tanaman ............. 24
Tabel 3. Perolehan Produksi Kelapa yang Pernah Dicapai di PT. Pagilaran
Unit Produksi Segayung Utara ....................................................................
28
Tabel 4. Perolehan produksi kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi
Segayung Utara tahun 2007-2009 (dalam butir). ........................................
29
Tabel 5. Perolehan produksi kelapa tertinggi dan terendah PT. Pagilaran
Unit Produksi Segayung Utara yang pernah dicapai sampai tahun 2009
Sedangkan rata-rata produksi buah kelapa (butir/pohon/tahun) yang pernah
dicapai sampai tahun 2009, dapat dilihat pada tabel berikut berikut:
Tabel 5. Perolehan produksi kelapa tertinggi dan terendah PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara yang pernah dicapai sampai tahun 2009 (butir/pohon/tahun).
Blok I*) III IV Va Vb VI VII VIIIa VIIIb*)Tertinggi 66 193 183 111 84 68 85 92 50Terendah 31 4 67 53 30 9 34 49 20
Keterangan: *) blok tanaman kelapa tall
Kelapa tall (kelapa lokal/dalam), digunakan untuk kelapa muda. Perolehan
produksi tertinggi mencapai 66 butir/pohon/tahun (blok I) pada tahun 1997.
Sedangkan, kelapa hibrida ditujukan untuk produksi kelapa tua. Perolehan
produksi tertinggi mencapai 183 butir/pohon/tahun (blok IV) pada tahun 2000.
H. Tenaga Kerja dan Upah
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam petik produksi kelapa adalah sebagai berikut:
- Pemetik kelapa, jumlah 3 orang
- Pengangkut kelapa (pelangsir), jumlah 4 orang
- Bongkar muat, jumlah 5 orang
Pemetik kelapa dan pengangkut (pelangsir) kelapa bekerja dengan
sistem borong, dan disebut tenaga istimewa karena dibutuhkan keahlian
khusus untuk memetik dan resiko pekerjaan yang cukup besar. Sedangkan
tenaga bongkar muat bekerja 7 jam per hari.
Untuk tenaga babat gulma, penyemprotan pestisida maupun pemupukan
biasanya diambilkan dari tenaga bongkar muat maupun diperbantukan dari
tenaga petik kakao saat tidak ada kegiatan petik.
30
Secara umum, kegiatan pengawasan tenaga kerja dan kegiatan di kebun
dilakukan oleh pengawas kebun yang membawahi beberapa mandor besar,
salah satunya adalah mandor besar tanaman kelapa. Untuk kegiatan
pemeliharaan, diawasi oleh mandor pemeliharaaan, sedangkan untuk
kegiatan pemetikan, diawasi oleh mandor petik kelapa, dan untuk kegiatan
yang berlangsung di gudang kelapa diawasi oleh mandor gudang kelapa
(foto kegiatan petik dan setelah petik dapat dilihat pada lampiran 2, foto 8, 9,
dan 10).
b. Upah
- Tenaga petik dan angkut kelapa bersifat borongan yang mempunyai
= 315 x Rp 90,00 = Rp 28.285,00 = Rp 28.300,00 per hari
- Tenaga bongkar muat mendapatkan upah sesuai UMK (Upah Minimum
Kabupaten), yaitu Rp 23.300,00 per hari (Rp 700.000,00 tiap bulan).
- Tenaga lain yang diperbantukan mendapatkan upah UMK (Upah
Minimum Kabupaten), yaitu Rp 23.300,00 per hari (Rp 700.000,00 tiap
bulan).
31
BAB VI
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA
Pemeliharaan tanaman selalu diperlukan untuk menjaga tanaman kelapa dapat
tumbuh dan berproduksi sesuai yang diharapkan. Salah satu macam pemeliharaan tanaman
kelapa adalah dengan melakukan kegiatan pengendalian gulma.
Secara umum, kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan di kebun Unit
Segayung Utara adalah: pengendalian gulma saat membuka lahan (pada awal penanaman
tanaman), pengendalian gulma pada saat pembibitan, dan pengendalian gulma sebagai
kegiatan pemeliharaan di kebun.
Gulma merupakan organisme pengganggu tanaman di perkebunan yang menjadi
masalah sejak persiapan lahan sampai dengan pemeliharaan tanaman menghasilkan.
Gangguan gulma tidak terlalu eksplosif seperti halnya hama dan penyakit, tetapi terjadi
secara terus menerus dan dalam jangka panjang. Sebagai konsekuensinya, pengendalian
gulma merupakan kegiatan yang harus rutin dilakukan di perkebunan kelapa maupun
tanaman perkebunan lainnya.
Tanaman kelapa yang ada di kebun Unit Segayung Utara ini rata-rata telah berumur
30 tahun (tanaman menghasilkan), jadi habitus yang sudah besar dan jangkauan akar yang
meluas membuat keberadaan gulma sebagai kompetitor tanaman kelapa dapat sedikit
diabaikan, akan tetapi keberadaan gulma juga mengganggu pekerja dalam melakukan
kegiatan petik kelapa yang dilakukan setiap hari. Selain hal tersebut, yang tidak kalah
penting adalah keberadaan gulma sangat mengganggu kegiatan pemupukan tanaman kakao
yang menjadi tanaman utama pada blok tumpangsari karena dikhawatirkan pupuk tersebut
hanya dimanfaatkan oleh gulma tersebut saja.
Pada blok tanaman kakao monokultur, gulma cenderung tidak tumbuh pada areal
tersebut. Hal itu dikarenakan banyaknya seresah daun yang menutupi permukaan tanah
serta lebih rapatnya tajuk tanaman kakao yang menyebabkan terhambatnya cahaya yang
masuk ke dalam kebun dan lapisan daun yang susah tertembus oleh gulma.
Sedangkan pada blok tumpangsari, gulma cenderung banyak tumbuh dikarenakan
ruang terbuka pada setiap selang tanaman kelapa-kakao yang cukup merata sehingga
menyebabkan cahaya dapat masuk dan gulma dapat tumbuh dengan baik. Selain hal
tersebut, kegiatan petik yang sering merusak tajuk tanaman kakao juga menambah ruang
terbuka yang ada di areal kebun.
32
Gulma-gulma yang ada di kebun Unit Produksi Segayung Utara dikendalikan
secara mekanis (manual weeding) dan secara kimiawi dengan menggunakan herbisida
sistemik Roundup atau Posat dengan dosis 2 liter/ha (tiap satu liter herbisida dilarutkan
dalam 1.000 liter air atau 1 cc/liter). Penyemprotan dilakukan dengan alat semprot manual
(knap sack-sprayer). Bahan aktif herbisida Roundup adalah isopropilamina glifosat 486
gram/liter setara dengan glifosat 360 gram/liter. Sebagaimana disebutkan di awal, dosis
yang digunakan rendah yaitu 1 cc/liter dengan alasan agar tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan dan menimbulkan resistensi pada spesies gulma. Herbisida Roundup
merupakan herbisida non-selektif yang dapat mematikan hampir semua jenis gulma yang
terkena. Herbisida Roundup bekerja secara sistemik. Dalam artian bila diaplikasikan pada
gulma dapat ditranslokasikan dari bagian satu ke bagian lainnya sehingga seluruh bagian
gulma mengalami keracunan akut. Herbisida sistemik terutama digunakan untuk
mengendalikan gulma yang memiliki organ-organ perkembangbiakan.
Aplikasi herbisida sangat bagus apabila dilakukan pada saat cuaca baik dan agak
lembab. Kegiatan pengendalian gulma di kebun Unit Produksi Segayung Utara dilakukan
setelah gulma tumbuh (post emergence). Pengendalian gulma di kebun Unit Produksi
Segayung Utara baik secara mekanis maupun secara kimiawi dengan herbisida purna
tumbuh dilakukan dua kali setahun setiap sebelum kegiatan pemupukan. Hal ini dilakukan
agar pupuk langsung mengenai tanah dan berhubungan dengan akar tanaman (feeding
roots). Cara ini dikenal sebagai “premanuring weeding”.
Pada pengendalian gulma secara mekanis, lahan akan terlihat cepat bersih walau
2-3 bulan yang akan datang gulma tersebut dapat kembali tumbuh. Dengan cara ini juga
relatif aman bagi pekerja dan lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia yang
dapat mengganggu kesehatan pekerja serta mencemari tanah. Kegiatan pembabatan ini
baik apabila dilakukan sebelum gulma ini berbunga dan menghasilkan biji. Untuk
mencegah erosi dan pengawetan tanah, cara pembabatan adalah cara yang dianjurkan,
karena masih tertinggalnya bagian gulma diatas tanah maupun dibawah tanah, sehingga
dengan cepat gulma akan tumbuh kembali. Namun, kekurangannya adalah banyaknya
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pengendalian secara mekanis
tersebut. Sehingga hal ini akan dikaitkan dengan kondisi keuangan yang ada.
33
Sedangkan pengendalian dengan cara kimiawi memang dirasa lebih efektif
walaupun hasilnya tidak langsung terlihat. Pengendalian ini juga hemat tenaga kerja,
bahkan rasio apabila pengendalian dilakukan dengan cara kimiawi dan mekanis mencapai
1:6. Namun kendalanya adalah selain membahayakan bagi kesehatan pekerja karena
perlengkapan keamanan yang kurang memadai, hal tersebut juga akan berdampak pada
pencemaran lingkungan. Selain faktor tersebut, keberadaan alat semprot juga masih dirasa
kurang sehingga keefektivitasannya belum begitu terasa. Foto kegiatan penyemprotan
herbisida ini dapat dilihat pada lampiran 4, foto 4.
Pada blok tumpangsari di kebun Unit Produksi Segayung Utara, gulma-gulma yang
terlihat antara lain (foto-foto dari gulma tersebut dapat dilihat pada lampiran 3):
- Putri malu (Mimosa pudica)
Gulma ini sangat mengganggu karena morfologi tubuhnya yang berduri
yang sering melukai pekerja ketika melakukan kegiatan pemeliharaan yang
lain maupun kegiatan pengumpulan hasil. Gulma putri malu ini
dikendalikan dengan cara babat manual menggunakan sabit.
- Tembagan (Ischaemum timorense Kunth.)
Habitus gulma ini adalah rumput menjalar atau tegak yang dapat
mencapai 100 cm. Pada buku terdapat akar. Gulma ini termasuk gulma
tahunan. Morfologi daun berbentuk lanset atau hampir berbentuk garis.
Pangkalnya runcing atau menyempit mirip tangkai. Sedangkan bagian ujung
daunnya runcing dengan lidah daun yang pendek. Perbungaan tandan,
menyerupai bulir ganda dengan anak bulir hitam karena sering terserang
jamur api. Gulma ini berkembang biak dengan biji dan stek batang serta
dapat tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1.600 mdpl.
Sama seperti putri malu, gulma ini dikendalikan secara mekanis dengan
cara babat manual.
- Gletak (Borreria alata)
Batang gulma ini berbentuk segi empat bersayap, menjalar atau tegak
hingga 75 cm, bercabang mulai pangkalnya dan termasuk dalam gulma
semusim. Daun berhadapan, jorong hingga bundar telur, pinggirnya rata
permukaan licin, sering berwarna hijau kekuningan. Perbungaan
mengelompok di ketiak daun, berwarna ungu muda, jarang putih. Buah
34
berbentuk kapsul dengan 2 biji. Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di
tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1.700 mdpl.
Gulma ini tidak terlalu membahayakan sehingga tidak perlu dilakukan
penyiangan secara clean weeding. Di kebun Unit Produksi Segayung Utara,
penyiangan gulma ini kadang dilakukan pada titik-titik (spot-spot) tertentu
apabila dirasa perlu seperti di tepi jalan antar blok dsb. Penyiangan dengan
cara babat manual ataupun dengan aplikasi herbisida sistemik berbahan
aktif glifosat (Roundup atau Posat).
- Lempuyang (Zingiber zerumbet)
Cara pengendalian efektif untuk gulma lempuyang adalah dengan
menggali akar rimpangnya dan dikumpulkan di dalam karung. Biasanya
pada musim kemarau, gulma ini dicari orang untuk dijadikan bahan jamu
karena gulma ini telah diketahui termasuk tanaman berkhasiat obat.
Khasisat lempuyang ini antara lain sebagai jamu penambah nafsu makan
dan pelangsing alami.
- Porang/iles-iles (Amorphophallus oncophyllus)
Gulma ini termasuk tanaman semusim yang masuk dalam famili araceae
(talas-talasan) yang biasa dijadikan koleksi bagi para penggemar tanaman
hias. Selain itu, dalam industri farmasi juga mulai dikembangkan sebagai
bahan baku obat alami. Mempunyai ciri-ciri berbatang lunak berair,
menggunakan umbi batang sebagi organ perbanyakan vegetatifnya. Selain
itu, gulma ini juga dapat berbunga. Pembesaran batang yang bertunas juga
dapat membentuk individu baru. Gulma ini akan cepat tumbuh kembali
apabila tidak dibabat sampai akar-akarnya.
Pengendalian gulma adalah salah satu kegiatan dalam pemeliharaaan tanaman
kelapa yang bertujuan untuk mengendalikan populasi gulma guna mengurangi
persaingan kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari dan untuk mengurangi
kemungkinan penularan penyakit dan serangan hama dengan perantara gulma
sebagai inangnya. Keberadaan gulma ini juga akan mengakibatkan keadaan iklim
mikro yang cenderung lembab. Keadaan ini dapat mengakibatkan kerugian pada
tanaman kakao karena sistem pertanaman yang dipakai di sini adalah tumpangsari.
Salah satu permasalahan yang terjadi akibat kelembaban tinggi adalah merebaknya
35
jamur Phytophthora palmivora Buttler yang menyerang buah kakao. Sehingga
gulma yang ada harus dikendalikan.
Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kegiatan pengendalian
gulma di kebun Unit Produksi Segayung Utara antara lain:
1. Aplikasi pengendalian yang dilakukan secara kimiawi kurang memperhatikan
kondisi angin, cuaca dan iklim mikro lahan. Seharusnya aplikasi dilakukan
sepagi mungkin sebelum matahari terik untuk menghindari penguapan herbisida
yang berlebih.
2. Faktor keamanan dan keselamatan kerja kurang diperhatikan.
3. Aplikasi dan teknis pengendalian (kecepatan jalan, tekanan pompa) masih
belum sesuai standar.
4. Jumlah alat semprot (knap sack-sprayer) yang kurang memadai.
5. Pengendalian secara mekanis (pembabatan) yang dilakukan kadang kurang
memperhatikan tahap pertumbuhan gulma tersebut, sehingga kurang efektif dan
gulma cepat tumbuh menyebar.
6. Karena pemupukan pada tanaman kelapa sementara tidak dilakukan, maka
kegiatan pengendalian gulma secara kultur teknis dengan kegiatan dangir
bumbun juga sementara tidak dilakukan.
36
BAB VII
KESIMPULAN
1. PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara mempunyai dua tanaman budidaya
yaitu kakao sebagai tanaman pokok (utama), dan tanaman kelapa sebagai tanaman
penaung yang menghasilkan (bernilai ekonomis).
2. Pola pertanaman kelapa hibrida yang dipakai yaitu berbentuk segitiga sama-sisi
dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m, sedangkan untuk kelapa tall adalah 8 m x 10 m.
3. Pemeliharaan yang dilakukan adalah pemupukan (terakhir tahun 2008),
pemberantasan OPT (terakhir tahun 2008), pembabatan gulma secara manual dan
kimiawi (berupa post emergence), serta kegiatan penurunan pelepah daun kelapa
yang kering.
4. Pengendalian gulma yang dilakukan PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara
belum intensif dan sesuai standar.
5. Kegiatan pengelolaan gulma lebih lanjut hanya dilakukan pada gulma lempuyang
(Zingiber zerumbet) dengan mengambil rimpangnya sebagai bahan baku jamu.
37
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2008. Pendeklarasian Berdirinya Dewan Kelapa Indonesia (DEKINDO). <http://ditjenbun.deptan.go.id/web.old//index.php?option=com_geda&Itemid=184>. Diakses tanggal 13 November 2009.
Anonim b. 2007. Roadmap Komoditi Kelapa. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta.
Anonim c. 2009. Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.). <http://lc.bppt.go.id/iptek/index.php?>. Diakses tanggal 8 April 2009.
Anonim d. 2009. <http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah>. Diakses tanggal 8 April 2009.
Anonim e. 2009. Kelapa. <http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/2-070.pdf>. Diakses tanggal 21 Juli 2009.
Mangoensoekarjo, S. 1983. Pedoman Pengendalian Gulma pada Tanaman Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Sukamto. 2001. Kelapa Kopyor: Pembibitan, Budidaya. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tjitrosoedirdjo, S., Is Hidajat Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Penerbit Gramedia, Jakarta.
Wahyudi, T., T. R. Panggabean, dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wahyuni, M. 2002. Bertanam Kelapa Kopyor. Penebar Swadaya, Jakarta.
HALAMAN L A M P I R A N
LAMPIRAN 1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI SEGAYUNG UTARA
KABUPATEN BATANG-JAWA TENGAH
Direksi
Kepala Unit
Pengawas Kebun Kepala Tata Usaha Mandor Besar Pengolahan Kakao
& Kelapa
Kepala Satpam Mandor Besar Tanaman Kakao
Mandor Besar Tanaman Kelapa
Mandor Pemeliharaan
Mandor Pemeliharaan
Mandor Petik Kakao
Mandor Petik Kelapa
Karyawan Mandor Bagian Gudang
Karyawan
Mandor Litbang Tanaman
Mandor Teknik
Mandor Rupa-rupa
Karyawan
Administrasi/ Juru Tulis
Bendahara
Kasir Pembayaran Kelapa
Mandor Pengolahan
Juru Tulis Pabrik
Karyawan
Anggota
Keterangan: Garis instruksi Garis koordinasi
LAMPIRAN 2 Foto Kegiatan Kerja Lapangan
di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara
Foto 1. Kegiatan pembibitan kelapa. Keterangan gambar: a) Pendederan (penyayatan sabut kelapa) b) Penyiapan lubang tanam pembibitan c) Penanaman bibit kelapa pada bedengan d) Kondisi pembibitan yang ada (umur ± 1 tahun).
Foto 2. Keadaan jalan antar blok.
a b
c d
Foto 3. Tanaman kelapa yang terserang jamur Phytophthora palmivora Buttler.
Foto 4. Hama perusak buah. Keterangan gambar: a. Buah kelapa yang dimakan b. Hama tupai (Callosciurus notatus) c. Hama bajing (C. Nigrovitatus).
a
b c
Foto 5. a. Daun tanaman kelapa yang diserang kumbang pupus/kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros). b. Hama kumbang pupus/kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros).
Foto 6. Daun tanaman kelapa yang diserang ulat api (Setora nitens) (gambar a)/ulat artona (Artona catoxantha) (gambar b).
a a
a
b
Foto 7. Hama ngengat bunga kelapa (Batrachedra sp.).
Foto 8. Kegiatan pemetikan kelapa menggunakan galah bersabit (angkus).
Foto 9. Pekerja pengangkut kelapa (langsir).
Foto 10. Kegiatan setelah petik kelapa. Keterangan gambar: a) Tenaga bongkar muat menaikkan kelapa b) Kelapa yang diturunkan di gudang kelapa c) Serah terima buah kelapa dari mandor
petik kepada mandor gudang.
a b
c
LAMPIRAN 3
Gulma yang Terdapat di Kebun Kelapa PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara
Nama Ilmiah : Mimosa pudica Nama Umum : Putri malu.
Nama Ilmiah : Borreria alata (Aubl.) DC. Nama Daerah : Gletak (J), Goletrak (S), Garden weed (E).
Nama Ilmiah : Zingiber zerumbet Nama Umum : Lempuyang.
Nama Ilmiah : Ischaemum timorense Kunth. (Poaceae) Nama Daerah : Tembagan (J), Tatambagaan (S).
Nama Ilmiah : Amorphophallus oncophyllus Nama Umum : Porang Nama Daerah : Iles-iles (J), Ileus (S),
Elephant yam (E), Buk neua sai (Thai).
LAMPIRAN 4
Alat-alat yang Digunakan dalam Kegiatan Pengendalian Gulma yang Terdapat di Kebun Kelapa
PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara
Foto 1. Sabit Digunakan sebagai alat penyiangan gulma secara mekanis (babat).
Foto 2. Cangkul Digunakan sebagai alat dalam kegiatan dangir bumbun dan penyiangan gulma secara mekanis.
Foto 3. Knapsack-sprayer. Keterangan gambar: a. Bagian-bagian dari knapsack-sprayer b. Knapsack-sprayer manual c. Knapsack-sprayer bermesin.
a b
c
Foto 4. Kegiatan penyemprotan herbisida di lapangan. Keterangan gambar:
a. Herbisida yang digunakan: Roundup b. Kegiatan penyemprotan herbisida menggunakan knapsack-sprayer.