Top Banner
BUDAYA KERINCI KABUPATEN KERINCI Sekepal Tanah Surga Negeri Pelangi Seribu Gunung A. SEJARAH KABUPATEN KERINCI Tahukah anda bahwa di dunia ini ternyata ada sebidang tanah surga? Konon daerah tersebut adalah daratan yang dilempar dari gumpalan tanah sorga, satu daerah yang indah dengan bunga-bunga bertebaran menghiasi sekelilingnya, sekali lagi tahukah anda di dunia ini ada sebidang tanah surga? Mau tahu Cerita tentang sekepal tanah surga yang bernama kerinci? yang berikut ini kami paparkan : Seperti namanya, Kata Kerinci berasal dari bahasa Tamil: Kurinji, yaitu nama bunga kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India Selatan pada ketinggian di atas 1800m. Tak cuma danau dan gunung yang menawarkan kemolekan, di bumi Kerinci juga terdapat berbagai peninggalan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Oleh sebab itu, tak heran jika Malaysia mengincar warisan budaya Kerinci untuk dibawa ke negeri Jiran itu sebagai cermin masa lalu bangsa Malaysia yang masih serumpun dengan orang Kerinci, yakni suku Melayu. Menyebut nama Kerinci, yang melintas di ingatan adalah gunung dan tasik (danau) yang sama-sama menggunakan nama Kerinci. Dan membayangkan keduanya, maka yang muncul adalah keindahan. Masih banyak lagi keindahan-keindahan lainnya yang akan kami sampaikan d bagian akhir. 1. Sejarah Kerinci Belanda berupaya mencari jalan ke Kerinci. Mula-mula pada tahun 1900 dari Muko-muko dikirim sepasukan Belanda mengadakan patroli di Bukit Setinjau Laut. Di puncak Gunung Raya Belanda mendirikan sebuah pesangrahan dan memasang satu tanda sebagai peringatan kedatangan mereka. Setelah diketahui adanya Belanda yang akan menyerang Kerinci, maka rakyat Kerinci menjadi gempar dan marah, karena orang Belanda yang datang itu di anggap kafir, Penduduk Kerinci 100% penganut Islam, tentu kedatangan Belanda tidak disukai. Pertempuran pertama di Renah Manjuto berkecamuk antara hulubalang Kerinci dengan pasukan Belanda di bawah pimpinan Depati Parbo. Korban dipihak Belanda banyak sekali hingga
33

Budaya kerinci

Jan 13, 2017

Download

nopial hadi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Budaya kerinci

BUDAYA KERINCI

KABUPATEN KERINCI                                              Sekepal Tanah Surga Negeri Pelangi Seribu Gunung

A.    SEJARAH KABUPATEN KERINCITahukah anda bahwa di dunia ini ternyata ada sebidang tanah surga? Konon daerah

tersebut adalah daratan yang dilempar dari gumpalan tanah sorga, satu daerah yang indah dengan bunga-bunga bertebaran menghiasi sekelilingnya, sekali lagi tahukah anda di dunia ini ada sebidang tanah surga? Mau tahu Cerita tentang sekepal tanah surga yang bernama kerinci? yang berikut ini kami paparkan :

Seperti namanya, Kata Kerinci berasal dari bahasa Tamil: Kurinji, yaitu nama bunga kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India Selatan pada ketinggian di atas 1800m.

Tak cuma danau dan gunung yang menawarkan kemolekan, di bumi Kerinci juga terdapat berbagai peninggalan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Oleh sebab itu, tak heran jika Malaysia mengincar warisan budaya Kerinci untuk dibawa ke negeri Jiran itu sebagai cermin masa lalu bangsa Malaysia yang masih serumpun dengan orang Kerinci, yakni suku Melayu.

Menyebut nama Kerinci, yang melintas di ingatan adalah gunung dan tasik (danau) yang sama-sama menggunakan nama Kerinci. Dan membayangkan keduanya, maka yang muncul adalah keindahan. Masih banyak lagi keindahan-keindahan lainnya yang akan kami sampaikan d bagian akhir.

1.      Sejarah KerinciBelanda berupaya mencari jalan ke Kerinci. Mula-mula pada tahun 1900 dari Muko-

muko dikirim sepasukan Belanda mengadakan patroli di Bukit Setinjau Laut. Di puncak Gunung Raya Belanda mendirikan sebuah pesangrahan dan memasang satu tanda sebagai peringatan kedatangan mereka. Setelah diketahui adanya Belanda yang akan menyerang Kerinci, maka rakyat Kerinci menjadi gempar dan marah, karena orang Belanda yang datang itu di anggap kafir, Penduduk Kerinci 100% penganut Islam, tentu kedatangan Belanda tidak disukai.

Pertempuran pertama di Renah Manjuto berkecamuk antara hulubalang Kerinci dengan pasukan Belanda di bawah pimpinan Depati Parbo. Korban dipihak Belanda banyak sekali hingga mereka gagal memasuki kerinci. Ketika itu pada tahun 1901 Perang Kerinci melawan penjajahan Belanda dimulai. Pada bulan Oktober 1901, 120 orang pasukan belanda berada di Indrapura bersiap menyerang Kerinci. Pada bulan Maret 1902, 500 orang pasukan Belanda di bawah Komandan Bolmar mendarat di Muaro Sakai, Tuanku Regen sebagai penunjuk jalan masuk Kerinci. Belanda menyerang dari tiga jurusan: dari Renah Manjuto; dari Koto Limau Sering; dari Temiai.

Perang hebat terjadi di tiga tempat tersebut. Setelah koto Limau Sering dikuasai, pasukan Belanda turun memasuki ke lembah Kerinci. Dalam perang di Pulau Tengah yang di pimpin oleh seorang ulama terkenal masa itu yakni Haji Ismail dan wakilnya Haji Husin, telah bergabung pula para hulubalang dari dusun-dusun lainnya di Kerinci. Itulah sebabnya dalam sejarah perang Kerinci, pertempuran didusun ini merupakan pertempuran yang tersengit dan terlama (lebih kurang 3 bulan). Pulau Tengah diserang oleh Belanda sejak tanggal 27 Maret 1902 dari 3 jurusan, yaitu:

a.      Dari jurusan Timur; Sanggaran Agung – Jujun;

Page 2: Budaya kerinci

b.      dari jurusan Utara; Batang Merao – Danau Kerinci;c.       dari jurusan Barat; Semerap –Lempur Danau.

Serangan terakhir untuk Pulau Tengah dilakukan Belanda pada tanggal 9-10 Agustus 1903 dengan membakar Dusun Baru, perlawanan rakyat dapat mereka selesaikan. Setelah Pulau Tengah jatuh ketangan belanda tanggal 10 Agustus 1903, yang mana pada hakekatnya perang Kerinci telah selesai, namun perlawanan kecil masih terjadi di sana-sini. Terakhir pasukan Belanda menjatuhkan serangan ke Lolo, markas panglima Perang Kerinci Depati Parbo. Pertempuran selama 5 hari di sini, dan akhirnya Belanda dapat membujuk Depati Parbo mengadakan perundingan damai. Dalam perundingan inilah Depati Parbo di tangkap dan di buang ke Ternate, Setelah Kerinci aman pada tahun 1927,atas permohonan kepala-kepala Mendapo di Kerinci kepada Pemerintah Belanda, Depati Parbo dibebaskan dan kembali ke Kerinci.

2.      Kerinci Setelah Perang Depati ParboSetelah perang Kerinci selesai, terbentuklah system pemerintahan Kolonial Belanda.

Tahun 1916 Onder Afdelling Kerinci dibagi 3 Onder Distrik yaitu:a.      Onder Distrik Kerinci Hulu dengan ibu kota berkedudukan di Semurup.b.      Onder Distrik Kerinci Tengah dengan ibu kota berkedudukan di Sungai Penuh.c.       Ondre Distrik Kerinci Hilir berkedudukan di Sanggaran Agung.

Pada tahun1922 Kerinci menjadi Afdelling Kerinci Painan dalam Kepresidenan Sumatra Barat, Belanda menyadari bahwa kekuasaan tokoh-tokoh adat di dusun-dusun dibutuhkan. Tokoh adat ini digunakan oleh Belanda untuk memperkuat penjajahan di Kerinci. Belanda membentuk pemerintahan kemendapoan. Kemendapoan langsung di bawah Onder Distrik yang tiga tadi. Dibawah Kemendapoan terdapat pemerintahan dusun-dusun atau Kepala Dusun dan dibawahnya ada Ninik Mamak. Pemerintahan Kemendapoan tetap berjalan sampai dikeluarkannya UU Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, dengan keluarnya UU ini berakhirlah pemerintahan Kemendapoan di Kerinci.

B.     ASAL USUL NENEK MOYANG KERINCIBerbicara asal usul uhang kincai,menurut Umar Ali (70) mantan Depati Atur Bumi

Hiang mengungkapkan bermula dari lembaran sejarah Iskandar Zulkarnain Menikah dengan Zailun melahirkan empat orang anak, yaitu :

1.      Maharajo Alif di negeri RUM2.      Maharajo Dipang di negeri China/Jepang3.      Maharajo Dirajo di Minangkabau (Pariangan Padang Panjang)4.      Indarjati di Pariangan Tinggi (Hiang Tinggi)

Indarjati menikah dengan Indi Jelatah melahirkan keturunan 2 orang yaitu 1.      Perpatih nan Sebatang Tinggal di pariangan padang panjang2.      Indarbayo.ikut ke luhak alam Kerinci

Indarjati dan anaknya Indarbayo berlayar pula keluhak alam kerinci sedangkan perpatih nan Sebatang karena asik pula bermain dengan rekannya, ia tak ikut serta, kemudian di persiapkan alat untuk berangkat, pertama payung sekaki, tombak nan sebuah, keris nan satu, di bawa pula kambing nan seekor.

Dalam perjalanan menuju luhak Alam Kerinci. Ia kesulitan karena medan tempuh rute laut lepas, Alloh menurunkan petunjuk dengan menerbangkan daun sintuh dengan berlabuh di gunung Jelatang.

Tahun berlalu musim berganti, Indarjati dan istrinya mendapatkan keturunan 3 orang yaitu :

Page 3: Budaya kerinci

1.      Indar tunggal atau Indar Bersusu Tunggal, inilah yang biasa disebut “nenek bersusu tunggal ‘ di Gunung Jelatang Periangan Tinggi.

2.      Indar nan Beterawang Lidah, tinggal di Gunung Jelatang periangan Tinggi3.      Indi Maryam Merantau ke negeri sembilan malaysia.

Setelah Indar Bersusu Tunggal dewasa, maka ia menikah dengan dengan “ Samiah. Dari pernikahan ini ia memperoleh anak :

1.      Puti Dayang Indah, tinggal di gunung Jelatang periangan Tinggi, Koto Jelatang Hiang Tinggi2.      Puti Dayang ramayah tinggal di Kemantan3.      Puti (putri) Dayang Rawani di Talang Jeddah Jambi

Kemudian Puti Dayang Indah  melahirkan 5 orang anak, yaitu: Setu, Indi, Cincin, Mipin Mas jaman. Dari Lima inilah yang disebut dengan nenek limo Hiang Tinggi – Hiang Karya

Puti Dayang Ramayah melahirkan anak satu orang , yaitu : Si Bungo Alam. Puti dayang Rawani menikah dengan seorang laki-laki asal Jawa Mataram yaitu Diwan Abdul Rahman, melahirkan keturunan bertempat tinggal di jambi, yaitu : Karban, Kartan, Kalipan.

Lalu Puti dayang Rawani dan suaminya pergi ke Jawa Mataram dan melahirkan 3 orang anak yaitu : 1. Nahkudo belang. 2. Nahkudo Kumbang, dan 3. Gajah Mada.(tertulis di aur Kuning berbahasa Jawa Kuno yang masih disimpan di rumah gedang nenek limo Hiang Tinggi- Hiang Karya ).

1.      Dari Indah melahirkan pula :a.       Incik Permato Mendiami Koto pandan Pondok Tinggib.      Intan Permato Mendiami Pulau Sangkarc.       Lilo Permato Mendiami Muara Kerinci Sandaran Agung (Sanggaran Agung)2.      Dari Setu  melahirkan keturunan tiga orang, Yaitu :a.       Pajinak mendiami latin Limau Sering S. Penuhb.      Ungguk Mendiami Koto Beringin Rawangc.       Mangku Agung Mendiami Tebat tinggi3.      Indi Cincin melahirkan keturunan : Si Jaburiyah ( ambai ), Si Jaburino (Betung kuning)4.      Mipin  melahirkan satu orang yaitu Siti Padan ( Koto Baru Hiang)5.      Mas Jamain Suaminya Sutan maalim Hidayah asal pagaruyung melahirkan keturunan :a.       Serujan Angin (Temiai)b.      Tiang Bungkuk (Hulubalang Temiai)

Dituturkan Indarjati yang gaib yang tiada kembali dalam persemedian di alam gaib. Indar Bersusu Tunggal  gelar Depati Batu Hampar. Setelah melihat kehilir kemudik air laut telah surut, maka dipecahlah pembagian wilayah, untuk menunggu negeri yang dibagi masing-masing: Incik permato menunggu latih Koto Pandan, Pondok Tinggi. Pajinak menunggu Koto limau Sering Sungai Penuh. Ungguk menunggu latih Koto Beringin RawangMangku Agung menunggu Tebat tinggi, S. Tutung. Si Bungo Alam Menunggu  Talang Banio Kemantan Puti Dayang ramayah menunggu Kemantan Darat. Dari pembagian inilah yang disebut Latih Yang Enam Luhak Alam Kerinci.

Sementara itu di sebelah hilir Serujan angin menunggu Temiai yang mewarisinya Depati Muaro Langkap. Lilo Permato menunggu Pulau Sangkar yang mewarisinya Depati Rencong Telang. Intan Permato  Sanggaran Agung dan Pengasi yang mewarisinya Depati Biang sari.

Kemudian Indar bersusu Tunggal diangkat pula Sultan Maalim Hidayah menjadi Depati Atur Bumi. Ini disebut Depati 4 alam kerinci, yaitu :

1.      Depati Atur Bumi di Hiang/Depati Batu Hampar2.      Depati Biang sari di Pengasi3.      Depati Rencong Telang Di pulau sangkar4.      Depati Muaro Langkap di Temiai

Page 4: Budaya kerinci

Ini disebut 4 diateh (Kerinci Tinggi),kemudian didirikan pula kerinci rendah (3 di baruh), yaitu :

1.      Karban mewarisi Depati Setio Rajo di nalo tantan, Bangko2.      Kartan mewarisi Depati Setio Nyato di perentak,s. Manau3.      Kalipan mewarisi Depati setio Betui di  limbur tanah tumbuh Si Bungo Alam melahirkan tiga

orang anak, Yaitu: Cik Kerah (Kemantan), Cik Kudo (Kemantan), Si Jago-jago Hulubalang Rajo Siulak.

Datang pula dari jambi bandaro Putih sebutan Pangeran Temenggung dengan membawa kain kehormatan  di berikan kepada depati muaro Langkap di temiai, depati rencong Telang di pulau Sangkar, depati Biang sari di Pengasi dan Depati Atur Bumi di Hiang.

Oleh Depati Atur Bumi di bagi pula kain kebesaran olehnya dengan delapan bahagian, yaitu :

1.      Rawang Mudik              : Depati cayo Negeri2.      Rawang Hilir                 : Depati Mudo Manggalo Batarawang Lidah3.      Tanah Kampung : Depati Kepalo Ino4.      Semurup/Siulak              : Depati Kepala Sembah5.      Koto Tuo/Sekungkung  : Depati Kuning/Depati Tujuh6.      Penawar                         : Depati Penawar/Depati Mudo Terawang

Lidah7.      Seleman                         : Depati Tarah Bumi/Depati Serah Bumi

Sirahmato8.      Hiang                             : Depati Atur Bayo

Khusus Sungai Penuh Depati Ngabei, Ini disebut Negeri  delapan helai kain yang dikepalai Depati Atur Bumi Hiang. Ada beberapa bukti pusaka, bukti dari zaman kerajaan ini yang dinilai masih memiliki nilai mistik, diantaranya keris samapi kini dinyatakan hilang, sedang tombak dan gading gajah masih tersimpan. Konon apabila diritualkan di musim panas bisa mendatangkan karomah berupa hujan deras.

Semua Pusako ini tersimpan di rumah pusako Deapti Atur Bumi yang hanya di turunkan secara sakral bila ada kenduri sko yang dilaksanakan lima tahun sekali.

Empat diatas (Kerinci Tinggi) meliputi daerah kerinci yang pemerintahannya diselenggarakan oleh 4 Depati (Depati 4 Alam Kerinci), yaitu: Depati Muaro Langkap Temiai Dan Depati Biang Sari Pengasi Menguasai Tanah Sebelah Tenggara Dan Timur Danau KerinciDepati Rencong Telang Berpusat Di Pulau Sangkar Dengan Daerah Keuasaannya Tanah Sebelah Barat Dan Selatan Danau KerinciDepati Atur Bumi/Depati Batu Hampar Berpusat Di Hiang Meliputi Tanah Sebelah Barat Laut Dan Tenggara Danau Kerinci Sampai Gunung Kerinci

Tiga di baruh (Kerinci Rendah) Yaitu : Daerah Bangko atas meliputi daerah Depati Setio Rajo Lubuk Gaung, nal Tantan, blangko. Depati Setio Nyato di Perentak, Sungai manau Depati Setio betui di Tanah Tumbuh.

Bangko Di bawah terdiri dari : Daerah batin IX (Batin IX Ulu dan Batin IX Ilir) dan daerah induk Enam yang disebut luhak XVI meliputi daerah: Tiang Pumpung, Dusun Tuo, Sanggerahan, Sungai Tenang, Serampas, Pemberap.

C.    LETAK WILAYAH1.      Peta lokasi Kabupaten Kerinci

Gambar dibawah ini merupakan lokasi Kabupaten Kerinci. Dimana Kabupaten Kerinci adalah salah satu kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Jambi, dengan :

Page 5: Budaya kerinci

         Koordinat : 01°41' - 02°26' LS LS dan 101°08' - 101°50' BT.         Luas wilayah 4.200 km²         Jumlah 300.000 jiwa  ·         Kepadatan penduduk 71 jiwa/km²         Kode area telepon 0748

Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi dengan batas wilayah sebagai berikut:Utara                       Provinsi Sumatera BaratSelatan                    Profinsi BengkuluBarat                       Profinsi Sumatera BaratTimur                      Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin          Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, beberapa bekas kecamatan di Kabupaten Kerinci ditetapkan untuk menjadi bagian dari Kota Sungaipenuh.Kecamatan-kecamatan yang dimaksud adalah:

         Hamparan Rawang         Kumun Debai         Pesisir Bukit         Sungai Penuh         Tanah KampungAda 12 Kecamatan dan 1 kota di Kerinci, antara lain :  Kec. Keliling danau  Kec. Danau kerinci  Kec. Siulak  Kec. Gunung Tujuh  Kec. Kayu Aro  Kec. Batang Merangin  Kec. Air Hangat  Kec. Air Hangat Timur  Kec. Depati Tujuh  Kec. Gunung kerinci  Kec. Gunung Raya  Kec. Sitinjau laut  Kota Sungai Penuh2.      Letak Geografis

Kerinci adalah nama sebuah daerah, salah satu dari enam daerah tingkat II dalam lingkungan Provinsi Jambi. Lengkapnya disebut Kabupaten/ daeah Tingkat II Kerinci. Sukunya disebut suku Kerinci, gunungnya disebut Gunung Kerinci, danaunya disebut Danau Kerinci, adat istiadatnya disebut Adat Kerinci atau Adat Sakti Alam Kerinci, dan orangnya disebut orang Kerinci (uhang kincai).

Luas wilayah Kabupaten Kerinci adalah 4.200 Km2, merupakan dataran tinggi dikelilingi perbukitan dan pengunungan dengan ketinggian bervariasi antara 725 MDPL sampai 3.805 MDPL (puncak Gunung Kerinci). Daerah Kabupaten Kerinci adalah sebuah kantong pemukiman penduduk (enclave) dan merupakan enclave terbesar di dunia yang berbatasan langsung dan dikelilingi hutan TNKS. Juga merupakan celah lembah luas pegunungan (rift valley) tertinggi di pulau Sumatera.

D.    ADAT ISTIADAT KERINCI1.      Adat Kerinci

Page 6: Budaya kerinci

Sejak dulu Kerinci menganut sistem masyarakat Matrilineal, di mana hubungan keturunan ditentukan menurut garis ibu. Dalam sistem kepemimpinan adat dalam masyarakat Kerinci dikenal adanya tiga tingkatan pemangku adat yang disebut Sko Tigo Takah, yaitu :

a.      Sko Depati kedudukan hukumnya beras 100 kerbau seekor. Dalam pengertian, kalau seseorang diangkat menjadi Depati anak batino harus mempersembahkan (dalam bahasa adat disebut “menghanguskan”) beras seratus kerbau seekor.

b.      Sko Ninik Mamak, kedudukan hukumnya beras 20 kambing seekor. Setiap orang yang diangkat menjadi Rio (ninik mamak) atau yang sederajat, anak batino harus mempersembahakn beras 20 kambing seekor.

c.       Sko tengganai (anak jantan), sebenarnya ini bukan gelar adat, tapi menempati kedudukan dalam adat. Biasanya tengganai adalah seorang anak jantan yang dituakan dalam suatu keluarga. Adapun kedudukan hukumnya adalah beras sepinggan ayam seekor.

d.      Saluko Adat ” Adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah, Adat samo ico pakai babedo.

2.      PemerintahanSatu kelompok masyarakat di dalam satu kesatuan dusun dipimpin oleh kepala dusun,

yang juga berfungsi sebagai Kepala Adat atau Tetua Adat. Adat istiadat masyarakat dusun dibina oleh para pemimpin yang jabatannya yaitu Depati dan Ninik Mamak. Dibawah Depati ada Permenti (Rio, Datuk dan Pemangku) merupakan gelar adat yang mempunyai kekuatan dalam segala masalah kehidupan masyarakat adat.Wilayah Depati Ninik Mamak disebut ‘ajun arah’. Struktur pemerintahan Kedepatian:

a.       Depati Empat Pemangku Lima Delapan Helai Kain Alam Kerinci, berpusat di Rawang;b.      Depati Empat Tiga Helai Kain, berpusat di Pulau Sangkar;c.       Pegawe Rajo Pegawe Jenang Suluh Bindang Alam Kerinci, berpusat di Sungai Penuh;d.      Siliring Panjang atau Kelambu Rajo, berpusat di Lolo;e.       Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak;

Lekuk Limo Puluh Tumbi, bepusat di Lempur;Kekuatan Depati menurut adat dikisahkan “memenggal putus, memakan habis,

membunuh mati”. Depati mempunyai hak yang tertinggi untuk memutuskan suatu perkara. Dalam dusun ada 4 pilar yang disebut golongan 4 jenis, yaitu golongan adat, ulama, cendekiawan dan pemuda. Keempat pilar ini merupakan pemimpin formal sebelum belanda masuk Kerinci 1903. Sesudah tahun 1903, golongan 4 jenis berubah menjadi informal leader. Pemerintahan dusun (pemerintahan Depati) tidak bersifat otokrasi. Segala maslah dusun, anak kemenakan selalu diselesaikan dengan musyawarah mufakat.

Ninik Mamak mempunyai kekuatan menyelesaikan masalah di dalam kalbunya masing-masing. Dusun terdiri dari beberapa luhah. Luhah terdiri dari beberapa perut dan perut terdiri dari beberapa pintu, didalam pintu ada lagi sikat-sikat. Bentuk pemerintahan Kerinci sebelum kedatangan Belanda dengan system demokrasi asli, merupakan system otonomi murni. Eksekutif adalah Depati dan Ninik Mamak. Legislatif adalah Orang tuo Cerdik Pandai sebagai penasihat pemerintahan.

Depati juga mempunyai kekuasaan menghukum dan mendenda diatur dengan adat yang berlaku dengan demikian dwi fungsi Depati ini adalah sebagai Yudikatif dusun. Ini pun berlaku sampai sekarang untuk pemerintah desa, juga pada Zaman penjajahan Belanda dan Jepang dipergunakan untuk kepentingan memperkuat penjajahannya di Kerinci.

3.      Suku Di KerinciSuku Kerinci sebagaimana juga halnya dengan suku-suku lain di Sumatera termasuk ras

Mongoloid Selatan berbahasa Austronesia. Berdasarkan bahasa dan adat istiadat suku Kerinci termasuk dalam kategori Melayu dan paling dekat dengan Minangkabau dan Melayu Jambi.

Page 7: Budaya kerinci

Sebagian besar suku Kerinci menggunakan bahasa Kerinci, yang memiliki beragam dialek, yang bisa berbeda cukup jauh antarsatu tempat dengan tempat lainnya di dalam wilayah Kabupaten Kerinci. Untuk berbicara dengan pendatang biasanya digunakan bahasa Minangkabau atau bahasa Indonesia (yang masih dikenal dengan sebutan Melayu Tinggi).

Suku Kerinci merupakan masyarakat matrilineal. Sebagian besar suku Kerinci menggunakan bahasa Kerinci, yang memiliki beragam dialek, yang bisa berbeda cukup jauh antarsatu tempat dengan tempat lainnya di dalam wilayah Kabupaten Kerinci. Untuk berbicara dengan pendatang, biasanya digunakan bahasa Minangkabau atau bahasa Indonesia (yang masih dikenal dengan sebutan Melayu Tinggi).

4.      Tulisan dan Bahasa KerinciKerinci merupakan salah satu dari 11 daerah yang ada di Indonesia yang memiliki

aksara daerah, aksara daerah kerinci dikenal dengan Encong Kerinci (incung).Sayang tulisan yang dimiliki oleh masyarakat Kerinci tidak dikenal luas oleh

masyarakat ditambah lagi dengan tidak adanya usaha dari pemerintah daerah untuk melestarikan tulisan tersebut.

Bahasa sehari-hari untuk tiap desa sangat berbeda. Sebagai contohKata ”Tidak ada”

Desa BahasaTanah kampong ciduokSebukar, nyadeHiang IdukSungai Penuh NioPondok tinggi, IjeaTanjung Pauh jukRawang sideikKoto Lolo Dak de

1.      Pakaian Adat Kerincia.      Pakaian Adat Wanita1)      Kuluk. Kuluk terbuat dari kain merah dua buah yang diisi kapas dan disusun bertingkat.

Masing-masing tingkat terdapat 25 cincin, sehingga semuannya menjadi 50 cincin. Bagian kanannya terdapat 27 buah kunci, agian depan dan belakang dihubungkan oleh kuluk hitam dengan motif geometris, yang salah satu ujungnya di berikan umbai panjang, dan ujung yang lainnya umbai pendek.

2)      Baju Kurung . Baju kurung panjang hingga batas lutut, lengan panjang, warna merah bersulam emas, ujung lengan dan bagian bawah bermotif pilin ganda tanpa krah.

3)      Tahhat (That). That atau kain sebagai bawahannya termbuat dari kain songket berwarna merah, motif geometris dan lupis bergelombang. Pada zaman dahulu terbuat dari kain tenun Kerinci, namun sekarang sudah jarang yang menggunakannya.

4)      Selempang. Selempang juga terbuat dari kain songket.5)      Kalung, gelang dan anting terbuat dari kuningan.6)      Hiasan Kepala terdapat umbai tembaga, bunga raut berjumlah 3 buah dan turai terbuat dari

bahan pabung berukuran lebih kurang 40 cm.b.      Pakaian Laki-Laki

Page 8: Budaya kerinci

Pakaian adat ini biasanya digunakan oleh pemangku adat, dan cara penggunaannyapun berbeda-beda. Selain itu pakaian ini juga digunakan oleh pengantin laki-laki masyarakat Kerinci.

1)      Baju dan celana. Baju yang digunakan baju teluk belango berwarna hitam yang dihiasi dengan sulaman benang emas di  dadanya.

2)      elempan. Selempang berupa sarung yang di pasangkan di pinggang.3)      Keris digunakan sebagai properti, yaitu sebagai lambang kesatrian.

Adapun makna warna hitam dan kuning yang digunakan pada pakaian adat laki-laki masyarakat Kerinci adalah:

1.      Hitam melambangkan rakyat banyak yang juga berarti kekuatan. Pemangku adat memiliki kekuatan karena rakyatnya.

2.      Kuning, melambangkan kekuasaan yang berarti juga undang dan lembago.3.      Rumah Adat Kerinci

Peneliti Kebudayaan Kerinci, Iskandar Zakaria, mengatakan, rumah tradisional Kerinci, Umoh Laheik atau Umoh Panja yang konstruksinya sangat sederhana, terbukti tahan gempa.

“Tidak hanya unik berfilosofi tinggi, Umoh Laheik sesungguhnya telah menjadi cerminan betapa telah tingginya penguasaan teknologi arsitektur para nenek moyang suku Kerinci di masa lalu. Terbukti, rumah-rumah rakyat tersebut lebih tahan gempa dibanding rumah modern beton.

Pasalnya, sebagai daerah berada di atas lempengan gempa tektonik sesar Asia dan Australia, Kerinci adalah daerah dataran tinggi yang menjadi langganan gempa. Gempa bumi yang sering mengguncang daerah tersebut teramat jarang bisa menggoyahkan, apalagi sampai merubuhkan rumah-rumah panjang saling berderet dan berdempet satu sama lainnya yang menjadi rumah-rumah rakyat itu.

Meskipun konstruksinya masih sangat sederhana tidak menggunakan paku selain hanya pasak dan diikat tambang ijuk, justeru membuat rumah-rumah rakyat itu kuat dan terbukti bisa berlaku fleksibel mengikuti goyangan atau guncangan tanah ketika gempa terjadi.

Itulah nilai-nilai kearifan masa lalu yang telah diwariskan nenek moyang orang Kerinci, seharusnya dijaga dan dilestarikan serta diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat masa kini yang modern dan latah mengadopsi segala produk budaya luar.

Telah cukup terbukti tingginya nilai kearifan budaya lokal Kerinci dari rumah tradisional itu, para nenek moyang sudah sangat menyadari kondisi Kerinci sebagai daerah gempa maka mereka membangun rumah Umoh Laheik atau Umoh Panja.

Setiap kali gempa besar mengguncang bumi Kerinci seperti terjadi pada 1995 dan 2009, Umoh Laheik cenderung jadi rumah yang sering ditemukan lebih banyak selamat dibandingkan rumh-rumah beton. Rumah-rumah itu paling parah hanya ditemukan bergeser sedikit dari pondasinya, atau melonggar pasaknya, lalu dengan bergotong royong mengungkitnya mengembalikan ke posisi pondasinya yang terbuat dari tumpukan batu kali itu, lalu pasak yang longgar kembali dibenamkan dengan palu, rumah sudah kembali ke bentuk dan posisi semula.

Umoh Laheik atau Umoh Panja adalah rumah-rumah rakyat, ditempati oleh keluarga-keluarga. Jadi keberadaan dan fungsinya bukan sebagai rumah adat seperti halnya `Rumah Gadang` di Sumbar. Umoh Laheik, dibangun saling sambung menyambung satu dengan lainnya hingga menyerupai gerbong kereta yang sangat panjang, sepanjang larik atau lorong desa di bangun di sisi kiri dan kanan sepanjang jalan.

Karena itu, tak jarang panjangnya sampai belasan bahkan puluhan meter. Modelnya pun akan mengikuti kondisi kontur tanah, akan terus tersambung meskipun harus melintasi tanjakan dan penurunan, dan bahkan akan melintasi bukit berundak, hanya akan terhenti

Page 9: Budaya kerinci

ketika menumbur tebing atau sungai, sehingga rumah itu dari kejauhan terlihat seperti badan naga yang melintas bumi layaknya tembok besar China.

Konstruksinya tanpa menggunakan pondasi permanen, hanya tumpukan batu alam tempat tiang ditenggerkan, juga tanpa menggunakan paku dan hanya mengandalkan pasak dan ikatan tambang ijuk, atapnya pada masa awalnya bukan seng atau genteng seperti rumah-rumah masa kini. Melainkan hanyalah jalinan ijuk, dindingnya dulunya adalah Pelupuh (bambu yang disamak) atau Kelukup (sejenis kulit kayu hutan), dan lantainya papan yang di`tarah` dengan beliung, sehingganya material-material dari alam itu tidak sampai memberatkan rumah.

Dengan kondisi itu, tambahnya, rumah akan tetap tahan meskipun diguncang gempa, karena tidak ada bagian yang terpatri mati dan kaku seperti beton adonan semen. Deretan rumah panjang itu hanya akan bergoyang-goyang saat gempa seakan ular yang menari mengikuti irama musik.

Semestinya masyarakat modern saat ini, khususnya bagi masyarakat Kerinci bisa memahami dan mampu meneruskan mengaplikasikan nilai-nilai kearifan budaya yang telah diwariskan nenek moyang mereka yang telah sangat berpengalaman hidup bersahabat dan menyatu dengan alam.

E.     ADAT PERNIKAHAN1.      Sistem Perkawinan

Di kalangan anggota masyarakat Kerinci ada orang atau kelompok yang memandang perkawinan di dalam lingkungan kerabat sendiri itu lebih diutamakan, tetapi tidak berarti perkawinan ke luar lingkungan kerabat tidak boleh dilakukan,apalagi kalau di lingkungan kaum kerabat tidak ada yang jodoh. Terdapat juga orang atau kelompok masyarakat yang tidak atau kurang menyukai perkawinan yang hubungan keluarganya terlalu dekat, seperti umpamanya dengan sepupu yang bapak atau ibu mereka saudara sekandung Sebaliknya, mereka sangat menyukai perkawinan dengan anak mamak dan anak datung (bibi). Perkawinan demikian dikatakan kuah jatuh ke nasi.

2.      Adat Mencari JodohMasyarakat Kerinci mengenal adat kebiasaan di kalangan muda-mudi yang di

sebut bamudo, artinya bermain muda atau berpacaran. Caranya bisa dengan berkirim surat atau bertandang ke rumah si gadis atau jalan-jalan ke tempat rekreasi atau nonton di keramaian dan sebagainya. Batandang atau bertandang biasanya dilakukan pada malam hari, tempatnya bisa di rumah si gadis atau rumah orang lain yang ditunjuk. Bila bertempat di rumah sendiri si gadis ditemani oleh ibunya dan apabila bertempat di rumah lainnya dia ditemani oleh perempuan yang agak baya yang ada di rumah tersebut. Yang penting harus ada teman sesama perempuan. Percakapan biasanya diselang-selangi dan saling berpantun.

Masa bamudo ini kadang-kadang berjalan lama sampai tahunan, tapi ada juga yang hanya mingguan atau bulanan, bahkan tanpa bamudo sama sekali. Kesempatan selama bamudo itu dimanfaatkan untuk saling kenal-mengenal legih dekat sebelum mereka mengambil keputusan untuk membangun rumah tangga bersama.

Apabila proses bamudo berjalan lancar, mulus dan sudah mulai ada tanda-tanda kecocokan, maka langkah selanjutnya adalah batuek (melamar). Yang datang melamar adalah pihak prianya, biasanya melalui orang ketiga selaku utusan.

Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum dilakukan akad nikah, yaitu :a.       Orang yang mempertemukan kedua orang tua gadis/pemuda yang sedang berusik sirih

berusik pinang, istilah adat dinamakan undan pajaleang. Tugas orang ini mensiasati menjerami dalam penyampaian hasrat dari mempelai yang akan menikah.

Page 10: Budaya kerinci

b.      Pertemuan dari orang tua laki-laki dengan orang tua perempuan, keadaan ini disebut menyatukan pendapat kesepakatan kedua orang tua tersebut.

c.       Perundingan antara orang tua dengan tengganainya masing-masing yang biasanya disebut ngumpo tengganai. Tujuannya adalah untuk menyerahkan persoalan anak mereka kepada tengganai dan minta izin persetujuan dari tengganai.

d.      Pertemuan antara tengganai yang disebut temu ahak. Dimana tempat pertemuannya adalah dirumah pihak perempuan.

Adapun yang dibicarakan adalah : Menyatukan pendapat dari kedua tengganai dan segala sesuatu yang mungkin diajukan oleh masing-masing tengganai. Kedua tengganai melaksanakan “bapakok tando bapakok cihai” hal ini mengandung arti telah terdapat persatuan kedua tangganai tentang mempertunangkan atau melaksanakan akad nikah anak kemenakan mereka. Dan juga persoalan ini berada ditangan kedua tengganai. Untuk mengikat hal itu maka dilaksanakan bapakok tando bapakok cihai. Tando dan cihai adalah bentuk barang dan benda lainnya. Tando dan cihai diperlihatkan kepada kedua tengganai, kemudian dipertukarkan antara tando dan cihai. Tando dipegang oleh tenganai perempuan dan cihai dipegang oleh tengganai laki-laki. Pada saat pertukaran tando adn cihai yang diucapkan adalah “tando manahan patah, cihai manahan lalau”

Jika pihak laki-laki mengingkari maka semua tando tinggal untuk pihak perempuan dan jika pihak perempuan yang mengingkari maka tando itu dilipat untuk pihak laki-laki, dalam pelaksanaannya :

         Pihak laki-laki yang membatalkan dikenakan beras 20 kambing seekor serta mengaku ke kedua keluarga.

         Pihak perempuan yang membatal janji dikenakan beras 20 kambing seekor mengembalikan tando dua kali lipat dan mengadakan kenduri dengan mengundang mimik mamak, alim ulama serta orang adat, sekaligus memberitahukan bahwa ikatan perjanjian telah putus dan masing-masing pihak telah bebas seperti sediakala.

3.      Upacara Pernikahan/ Akad NikahMenjelang hari H tiba, selama kira-kira tiga hari sebelumnya adalah hari-hari sibuk

bagi keluarga kedua belah pihak, terutama keluarga pihak wanita karena kegiatan memang dipusatkan di rumah pihak wanita.Undangan perkawinan ada dua macam yaitu umum dan khusus. Undangan umum adalah undangan yang ditujukan kepada seluruh warga desa dan handai taulan serta teman sekerja. Undangan khusus adalah undangan yang ditujukan kepada orang-orang tertentu menurut adat setempat yang disampaikan oleh salah seorang wanita anggota keluarga terdekat yang sudah agak baya dengan ditemani seorang wanita muda lainnya dengan membawa sirih pinang dalam sebuah tempat yang khusus untuk itu (kampil).

Apabila segala persiapan dianggap sudah lengkap dan para undangan sudah datang, maka pihak tengganai mengutus orang ke rumah calon mempelai pria untuk memberitahukan bahwa upacara akad segera akan dilaksanakan, calon mempelai pria segera berangkat ke rumah pengantin wanita dengan diiringi oleh para pengantar dari pihak keluarganya dan teman-temannya, sesampai dirumah calon pengantin wanita, istirahat sebentar, kemudian pembawa acara berdiri untuk membacakan susunan acara yang akan dilaksanakan, kedua calon mempelai beserta pendamping dipersilakan mengambil tempat yang telah disediakan di depan pejabat PPN dan tuan kadhi sera wali nasabnya. Lau sudah akad nikah dilaksanakan, dilanjutkan dengan pno yaitu penyampaian tuan rumah/sepangkalan dalam bentuk pidato berbahasa daerah dengan kata-kata uangkapan yang tersusun rapi.

Walaupun akad nikah telah berlangsung mempelai pria belum diperkenaan tinggal di rumah pengantin wanita, ia dibawa kembali oleh pengiringnya kembali ke rumah

Page 11: Budaya kerinci

orangtuanya sampai datang jemputan dari pengantin wanita. Jemputan dilakukan keesokan harinya di mana pengantin wanita ditemani oleh seorang wanita setengah baya. Jemputan itu disebut jemputan terbawa, artinya pengantin wanita pulang dengan membawa pengantin pria. Pengantin itu sangat dianjurkan agar berkunjung ke rumah kaum keluarga yang dipandang patut diberi penghormatan atau dituakan dalam keluarga, seperti paman, bibi, mamak dan lain-lain.Dalam masyarakat Kerinci jaga dikenal kawin gantung, yaitu perkawinan dimana pasangan suami istri itu belum hidup serumah sebagai layaknya orang berkeluarga. Terjadinya kawin gantung disebabkan berbagai pertimbangkan seperti si istri masih di bawah umur, situasi dan kondisi yang belum mengizinkan mereka berkumpul dan sebagainya.

Lazimnya upacara pernikahan di daerah Kerinci dilaksanakan dirumah mempelai perempuan pada siang hari, pada hari yang telah sitetapkan tengganai rumah. Sebelum pelaksanaannya, rumah pihak mempelai perempuan dihiasi pelaminan. Di pintu gerbang masuk dibuat gapura yang berwarna-warni. Dihalaman depan didirikan tenda (taruk). Sedangkan di ruangan utama disediakan kursi pengantin.

Saat upacara akan dilaksanakan, kedua penganten mengenakan pakaian adat dan duduk bersanding di atas kursi yang sudah disediakan dan didampingi dua orang dara kecil sebagai dayang (tukang kipas).

Selesai sholat dzuhur, para undangan mulai berdatangan . para pemangku adat, orang tua, cerdik pandai dipersilahkna masuk dan mengambil tempat di ruang utama sedangkan undangan umum mengambil tempat di taruk atau dirumah tetangga terdekat.

Tuan rumah lalu menghidangkan Nasi Ibat (nasi yang dibungkus dengan daun pisang berbentuk segi empat) untuk para undangan dan pemangku adat. Jika diperkirakan para undangan sudah datang semuanya, merekan dipersilahkan menyantap hidangan yang telah dipersiapkan oleh tengganai rumah. Selesai makan bersama, tengganai melanjutkan acara dengan memberikan petatah-petitih adat (dalam bahasa Kerinci disebut Pno). Isi Pno yang disampaikan tengganai dihadapan para undangan antara lain :

a.       Menyampaikan ucapan terima kasih kepada para undangan karena telah memenuhi undangan peresmian pernikahan anak kemenakan

b.      Meminta doa restu agar kedua mempelai dapat hidup bahagia, rukun dan damai, dapat membina rumah tangga yang syakinah-mawaddah-warahmah.

c.       Kemudian dilanjutkan pula dengan penyampaian kata-kata nasihat untuk kedua pengantin diwakili oleh salah seorang dari undangan dan diakhiri dengan bersalam-salaman dengan kedua pengantin.

4.      Harta PernikahanYang dimaksud dengan harta perkawinan di sini adalah keseluruhan harta yang

diperoleh atau terhimpun selama perkawinan, meliputi harta bawaan, harta tepatan dan harta pencaharian bersama suami istri.

a.       Harta bawaan, yaitu yang dibawa si suami ke rumah istrinya. Harta itu bisa berupa hasil usaha ketika masih bujangan, harta warisan, hadiah dan sebagainya

b.      Harta tepatan, yaitu harta yang ditepati pada istri. Harta tepatan itu bisa berupa hasil usahanya ketika masih gadis, harta warisan, hadiah dan sebagainya.

Sekiranya terjadi perceraian, baik cerai hidup maupun cerai mati, maka harta bawaan kembali ke pihak yang membawanya atau ahli warisnya, sedangkan harta tepatan tinggal pada si istri atau ahli warisnya.

Harta pencaharian bersama suami istri, yaitu hasil usaha bersama suami istri yang terkumpul selama perkawinan, tidak peduli siapa yang bekerja atau berusaha. Sekiranya

Page 12: Budaya kerinci

terjadi perceraian, maka harta pencaharian itu dibagi dua, masing-masing pihak memperoleh seperdua dan kalau ada anak maka harta tersebut jatuh kepada anak mereka

F.     ADAT KEMATIANPenyelenggaraan adat kematian dimana- mana pada umumya sama. Begitu pula di

Kabupaten Kerinci. Pertama kali keluarga yang bersangkutan memberitahukan berita kematian kepada TuoTengganai, Ninik Mamak dan pegawai Masjid untuk diminta disampaikan kepada masyarakat umum supaya dapat diketahui masyarakat luas.

Tetangga dan kerabat yang mendengar berita ini datang menampakkan muka tanda ikut berduka cita. Sedangkan kaum ibu yang datang biasanya membawa secupak beras (dalam bahasa Kerinci disebut beras Po) dan diserahkan pada ahli waris. Serta mengisi kotak sosial kematian dengan sejumlah uang yang telah disepakati bersama.

Setelah masyarakat berdatangan, barulah jenazah dimandikan dan dikafani. Kemudian jenazah dibawa turun dari rumah dan di tempatkan ke dalam keranda yang beralaskan kasur kecil dan tikar pandan. Keranda kemudian ditutup dengan kain khusus berwarna hitam bertuliskan ayat-ayat Al-qur’an.

Selanjutnya barulah upacara mulai dilaksanakan dengan tertib acara sebagai berikut :1.      Salah satu dari tengganai atau ahli waris almarhum/almarhumah menyampaikan pidato di

hadapan para takzi dan takziyah. Isi pidato tersebut antara lain :a.       Menyampaikan tanggal kelahiran almarhum/almarhumah, meninggal pukul …..,

hari….,tanggal …b.      Menyampaikan jumlah saudara almarhum/almarhumah serta keturunan almarhum kalau ada.c.       Menerangkan tentang jalan kematian almarhum/almarhumahd.      Menerangkan riwayat hidup almarhum/almarhumahe.       Menyampaikan permohonan maaf kepada takzi/takziyah jikalau ada terdapat kesalahan

semasa hidup almarhum/almarhumahf.       Menyampaikan informasi bahwa para ahli waris akan bersedia menunggu kedatangan para

takzi/takziyah untuk menyelesaikan secara akekeluargaan hutang-piutang almarhum/almarhumah jika ada.

2.      Penyampaian nasihat kematian (biasanya oleh salah satu Ustadz yang hadir.3.      Membawa jenazah ke mesjid terdekat untuk di sholatkan4.      Membawa jenazah ke pandan perkuburan untuk dimakamkan.5.      Pembacaan Do’a.

Pada malam harinya dilaksanakan pengajian dua atau tiga malam berturut-turut. Pada hari ketujuh diadakan acara membersihkan kuburan (dalam bahasa Kerinci disebut acara NAEK TMPAK) dan diakhiri dengan acara mengundang tetangga atau keluarga terdekat untuk acara penutupan dengan makan bersama.

G.    ADAT KELAHIRANAdat kelahiran dikerinci merupakan bentuk syukur keluarga atas diperolehnya

momongan atau buah hati mereka. Bentuk rasa syukur tersebut disyakralkan dengan makan bersama atau biasa disebut dengan kenduri. Adapun adat kelahiran yang lazim dilaksanakan didaerah Kerinci ialah :

1.      Pada saat kandungan seorang wanita telah mencapai usia 7 bulan, maka akan diadakan kenduri 7 bulanannya. Berupa shalat berjamaah magrib dan Isya bagi keluarga dan kerabat dekat, tahlilan, dan diakhiri dengan makan bersama. Hal ini merupakan wujud syukur dari pihak keluarga, dan sebagai do’a untuk keselamatan ibu dan bayi yang di dalam kentungan sampai pada proses melahirkan.

Page 13: Budaya kerinci

2.      Dan pada saat kelahiran si bayi, bayi tersebut tidak langsung diberi nama, melainkan harus menunggu satu Minggu untuk melaksanakan kenduri selamatan.  Dalam kenduri tersebut si bayi diakikahkan, diberi nama, dan dilanjutkan proses gunting rambut. Acara tersebut biasanya dilaksanakan pada siang hari. Pada proses gunting rambut si bayi diiringi dengan pembacaan salawat Nabi oleh para pengunjung atau tamu yang hadir pada hari itu.

H.    BUDAYA DAERAH KERINCIKabupaten Kerinci memiliki potensi budaya daerah yang sangat besar dan bernilai

luhur karena tumbuh secara alami dari akar budaya masyarakat secara turun temurun hingga ratusan tahun. Hingga saat ini, masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai budaya daerah baik dalam pelaksanaan berbagai acara adat maupun acara serimonial serta penyelesaian berbagai persoalan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut harta benda atau perbuatan kriminal dan asusila. Beberapa sko Kerinci sangat khas dan langka, tidak ditemukan ada di tempat lain, seperti halnya naskah Melayu tertua berupa kita undang-undang di Desa Tanjung Tanah yang merupakan warisan dari raja Melayu pra-Islam, yakni Adityawarman.

Lalu beberapa bentuk budaya lainnya, seperti seni bersenandung Tale, tradisi tutur Kunoun dan Kba, berbagai seni pertunjukan tradisional seperti tarian, teater, dan atraksi warisan budaya megalitik seperti tari asek, tari rangguk, marcok. Begitu juga dengan warisan sastra berupa mantra, pantun, seloko, penno, tambo, dan lain sebagainya.

Kesemua itu tidak ditemukan lagi di daerah lain di Provinsi Jambi. Masyarakat Kerinci malah harus berbangga karena telah mampu merawat dan melastarikan keberadaannya hingga jadi warisan budaya yang luhur dan abadi hingga kini.

Tak cuma panorama alam, Kerinci juga memiliki potensi nilai seni dan budaya cukup besar dengan keragaman yang sangat tinggi. Potensi seni yang berkembang di daerah ini diantaranya adalah seni musik daerah, nyanyian-nyanyian daerah, tarian daerah, kesenian bernuansa islami, dan berbagai bentuk seni tradisional lainnya. Eksistensi kesenian daerah dimungkinkan oleh keberadaan kelompok-kelompok seni daerah yang tersebar di berbagai daerah perdesaan yang meliputi seni teater sebanyak 28 buah, seni tari sebanyak 65 buah, seni musik sebanyak 52 buah, seni musik qasidah/rebana sebanyak 48 buah, dan wayang sebanyak 9 buah.

1.      UPACARA TRADISIONALBermacam upacara adat terdapat pada masyarakat Kerinci. Upacara yang sudah

dibudayakan ini selalu dilaksanakan oleh pendudukan dusun-dusun dalam Kabupaten Kerinci. Budaya ini terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat lokal dalam dusun, seperti :

a.       Kenduri Sko, umumnya dilaksanakan di dusun-dusun seluruh Kerinci dengan mempersembahkan beras 100 kerbau seekor atau beras 20 kambing sekor. Sekarang kenduri sko ini telah diadakan secara bergantian ada yang satu tahun sekali, 5 tahun sekali, atau 10 tahun sekali. Ini tergantung kesepakatan bersama.

b.      Asyek, nyaho, tolak bala, naik mahligai, merupakan budaya adat yang sampai sekarang masih ada. Hanya asyek masih ada di beberapa dusun, seperti Pondok tinggi, Sungai Penuh, Koto Keras, Siulak dan lain-lain, sementara di beberapa dusun lain sudah menghilang karena dianggap perbuatan melanggar agama (Islam), berhubung isinya berupa ritual memanggil ruh-ruh nenek moyang. Dulunya asyek dilaksanakan untuk mengobati salah seorang yang menderita sakit dengan mempergunakan sesajian dan lain-lain.

c.       Melemang dan membuat jadah (dodol) dilaksanakan untuk menyambut hari besar Islam, seperti lebaran, isra’ miraj, maulid Nabi dan lain-lain.

Page 14: Budaya kerinci

d.      Upacara mandi balimau, ini dilaksanakan menjelang puasa dan lebaran.Dari banyaknya upacara tradisional yang ada didaerah Kerinci, kami mengangkat satu

uparaca tradisional yang sangat kental dan dilakukan setahun sekali. Upacara adat ini merupakan salah satu tradisi yang masih dipertahankan dalam berbagai suku bangsa adalah tradisi pelaksanaan pesta adat siap panen. Tradisi-tradisi ini di maksud untuk mensyukuri hasil panen yang telah didapat oleh masyarakat, sekaligus memohon berkah agar mereka mendapat hasil yang lebih baik pada musim panen mendatang.

Masyarakat Kerinci masih mengenal bentuk-bentuk upacara atau pesta adatsiap panen yang lebih dikenal dengan istilah “kenduri sko”. Kenduri sko merupakan upacara adat yang terbesar di daerah Kerinci dan termasuk kedalam upacara adatTitian Teras Bertangga Batu. Sebagaimana tradisi-tradisi dalam upacara adat di setiap masyarakat, upacara kenduri sko di Kerinci memiliki arti penting bagi masyarakat setempat. Upacara kenduri sko merupakan upacara puncak kebudayaan masyarakat Kerinci.

Dengan kata lain dapat diartikan sebagai suatu perhelatan tradisional masyarakat Kerinci dengan maksud dan tujuan tertentu. Upacara kenduri sko hanya dilakukan pada desa persekutuan adat atau masyarakat adat dari dusun asal desa-desa yang memiliki sejarah tetua adat depati ninik mamak dan juga memiliki benda-benda pusaka.

Kenduri sko merupakan upacara adat terbesar yang ada di Kerinci dan mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat. Di dalam upacara tersebut terdapat acara penurunan benda-benda pusaka nenek moyang, serta pemberian gelar adat kepada pemangku-pemangku adat yang baru yang akan memimpin adat desa tersebut. Dengan demikian, upacara kenduri sko sangat penting sekali bagi orang Melayu Tua yang ada di Kabupaten Kerinci, khususnya Desa Keluru.

2.      KESENIAN KHAS KERINCI1.      Tari Rangguk

Tari Rangguk ini merupakan tarian spesifik Kerinci yang Populer. Tari ini umumnya ditarikan oleh beberapa orang gadis remaja sambil memukul rebana kecil, tari ini diiringi dengan nyanyian sambil mengangguk-anggukkan kepala seakan memberikan hormat.

Tari Rangguk dilakukan pada acar-acara tertentu seperti menerima kedatangan Depati (tokoh adat Kerinci),tamu dan para pembesar dari luar daerah. Kadang-kadang Tari Rangguk dilakukan dilapangan terbuka diikuti dengan menabuh rebana dan gong beser.

Tarian ini merupakan tarian masal yang dilakasanakan pada saat :a.      Keduri Sko (Pusaka) pengangkatan / pemberian Gelar Adat (Rio Depati, Mangku, Datuk,

dsb) kepada anak jantan yang dipilih oleh anak batino dari suatu suku / pintu / luhah untuk memimpin negeri.

b.      setelah panen raya padi sawah.c.       Penyambutan tamu-tamu Agung Negeri yang datang berkunjung ke Bumi Sakti Alam

Kerinci.2.      Tari Iyo-iyo

Tari iyo-iyo dibawakan oleh anak batino (perempuan) dengan gerakan yang sangat gemuali diiringi dengan lagu (Tale) ditingkah suara gendang (tambur) dan bunyi gong. Pembukaan tari iyo-iyo ini diawali dengan atraksi pencak silat yang disaksikan oleh sesepuh / tertua adapt serta tamu undangan lainnya.Tarian ini dilaksanakan anak negeri sebagai ucapan kegembiraan atas pengangkatan pemimpin adat mereka.

3.      Tari TauhTarian ini merupakan tarian khas Daerah Lekuk 50 Tumbi Lempur Kecamatan Gunung

Raya, biasanya diselenggarakan pada saat ada perayaan-perayaankenduri Sko penyambutan tamu.

Page 15: Budaya kerinci

Tarian ini dibawakan laki-laki dan perempuan (berpasang-pasangan) sering dilakukan sambil berdiri dan diiringi dengan misik rebab.gong dan nyanyian klasik yang disebut mantun yang mengisahkan Kehidupan masyarakat Desa, Percintaan, Adat istiadat dan lain-lain. Para penari menggunakan busana khas Lumpur yang berwarna hitam atau coklat serta memakai tutup hiasan perak. Tari Tauh acap dilakukan dilapangan terbuka namun ada juga didalam ruangan hal itu sesuai dengan waktu dan acara.

4.      Pencak SilatPencak silat ada yang dilakukan tunggal, bepasangan atau empat lawan satu dan para

Pendekar ini menggunakan pedang dan Keris yang tajam, serta memakai kostum dan ikat kepala berwarna hitam. Pencak Silat biasanya ditampilkan pada saat Kenduri Sko atau Kenduri Adat menyambut tamu dan pereyaan-perayaan lainnya.

5.      Tale (Nyanyian Bersama)Tale sebutan lagu khas Kerinci sering disenandungkan pada saat acara tradisi menggali

Bandar air (memperbaiki system irigasi desa) secara bergotong royong dihadiri oleh seluruh anak negeri dan Pejabat Pemerintah.Tale merupakan kegiatan budaya masyarakat dengan mengaerjakan sawah serta ladang secara bergotong-royong diiringi oleh nyanyian secara bersama yang dimaksudkan untuk menambah gairah dan semangat bagi yang bekerja. Budaya Tale ini tidak pernah pudar dari Bumi Sakti Alam Kerinci, hal ini bias kita saksikan atau sekalian ikut ber-Tale bersama.

Sealin itu ada lagi Tale pelepasan jemaah haji, yang dilaksanakan pada saat pelepasan sanak keluarga akan berangkat ke Mekah menunaikan Rukun Islam yang ke Lima .

I.       BENDA BERSEJARAH1.      Masjid Agung Pondok Tinggi

Mesjid Agung Pondok Tinggi terletak kira-kira 500 m dari jantung Kota Sungai Penuh. Mesjid ini bertama kali dibangun tahun 1874 oleh penduduk Pondok Tinggi dengan cara gotong royong.

Pada masa itu bangunannya berdinding bambu dan beratap ijuk.  Pada tahun 1890 oleh masyarakat setempat dilakukan renovasi dengan mengganti dindingnya dengan kayu berukir. Keunikan mesjid adalah dibangun tanpa menggunakan paku besi tetapi dengan cara memadukan antara kayu yang satu dengan yang lainnya dan memakai pasak yang dari kayu hingga dapat berdiri dengan megah. Ornamen yang digunakan di dalam maupun di luar bangunan merupakan kombinasi antara seni ukir Persia, Roma, mesir dan Indonesia. Mesjid ini dapat menampung lebih kurang 2000 jemaah.

2.      Tabuh LaranganMesjid Agung Pondok Tinggi mempunyai dua beduk besar. Yang besar disebut “Tabuh

Larangan”. Beduk ini dibunyikan, apabila ada kejadian seperti kebakaran, banjir, dan lain-lain. Beduk besar ini berukuran : panjang 7,5 m, garis tengah bagian yang dipukul 1,15 m, dan bagian belakang 1, 10 m. Beduk yang kecil berada di luar mesjid dengan ukuran : panjang 4, 25 m, garis tengah yang dipukul (bagian depan 75 cm dan bagian belakang 69 cm). Beduk ini dibuat dari kayu yang sangat besar, ditarik beramai-ramai dari rimba, dan dilubangi berghotong-royong.

3.      Mesjid Raya RawangRawang pada mulanya merupakan tempat berkumpulnya Alim Ulama yang ada di

sekitar daerah tersebut, untuk mempelajari dan merumuskan masalah agama (Agama Islam). Tempat yang digunakan untuk menuntut ilmu agama khususnya, yaitu Mesjid Rawang atas kesepakatan Unsur Empat Jenis. Tepat pada tanggal 22 Februari 1938, Mesjid Kuno Rawang pada akhirnya diganti dengan mesjid yang kuat dan megah, yang dikerjakan oleh arsitek dari

Page 16: Budaya kerinci

luar daerah bernama Angku Lunak. Mesjid ini memiliki konstruksi dengan gaya paduan Eropa dan Persia, bagian dalam dengan 8 tiang utama sebagai lambang depati IV delapan Helai kain Alam Kerinci.

4.      Batu Sorban yang ada di Kecamatan Pesisir BukitBatu Sorban berbentuk persegi dengan panjang 5 meter berbentuk sangat menarik dan

unik. Batu megalitik ini terletak di Desa Sungai Liuk dengan jarak 4 Km dari pusat Kota Sungai Penuh. Pada abad ke-4 suku Kerinci masih menganut kepercayaan (animisme).

Pada saat-saat tertentu masyarakat mengadakan ritual atau pertapaan. Konon, ditempat inilah mereka melaksanakan ritual seperti meletakkan syarat-syarat atau sesaji untuk menghormati arwah leluhur.

5.      Batu GongBatu Gong Nenek Betung terletak di Desa Koto Beringin Kecamatan Kumun Debai

dengan jarak 4 Km dari pusat Kota Sungai Penuh. Batu Gong ini adalah peninggalan sejarah di zaman Budha, diperkirakan pada abad ke-3 atau ke-4 Masehi.

Pada dinding batu ini terdapat motif yang bergambar / berbentuk gong, gambar binatang, jari tangan dan gambar manusia, hal ini memberi makna bahwa di tempat ini telah ada manusia dalam kegiatan ritual dari pemeluk kepercayaan, animisme. Benda ini sangat baik untuk diteliti lebih lanjut. Batu Gong ini mirip dengan batu yang dijumpai di daerah hilir Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci dengan rupa dan bentuk maupun letak posisidi tanah serta ukuran panjang yang diperkirakan sama.

6.      Kuburan Nenek Siak LengihMakam Nenek Siak Lengih terletak di Desa Pelayang Raya dengan jarak ± 600 meter

dari pusat kota. Objek ini memiliki luas ± 300 meter. Tambo Kerinci kuno menguraikan sekelumit sejarah Nenek Siak Lengih.

Beliau bisa dikatakan sesosok wali, yang mempunyai (gelar) yang cukup banyak yaitu : Syekh Samilullah, Makhmudin Sati, Tuanku Siak Belindung, Malin sabiyatullah, beliau maupun keturunannya banyak menyebarkan agama islam ke seluruh Pulau Sumatera.  Akan tetapi tempat ini sekarang dianggap keramat oleh sebagian orang. Tidak sedikit orang yang datang ke tempat ini untuk berbagai maksud dengan membawa sesajian, seperti ; ada segelintir orang yang berharap mendapat ilham dan rezeki dari arwah para leluhur (nenek).

7.      Rumah LarikRumah Larik (Laheik) / rumah panjang yang merupakan tempat tinggal orang Kerinci

pada zaman dahulu. Salah satunya yang masih ada sampai sekarang yaitu Rumah larik Iun Rio Jayo, yang terletak di Kecamatan Sungai Penuh, berjarak ± 600 meter dari pusat kota.

Dinding depan dan tiang rumah berukiran berelief flora berbentuk Selampit Simpai Pilin Berganda. Ukiran tersebut menggambarkan ke arah abstrak, tidak ada awal maupun ujungnya, bermakna mengarah pada sifat Tuhan Yang Maha Esa, artinya Tuhan itu tidak ada awal maupun akhirnya yaitu Esa (satu). Makna berikutnya Selampit Simpai menggambarkan bahwa suatu ikatan persaudaraan yang sangat erat di antara keluarga, karib kerabat, kalbu, pintu, dan tumbi yang tak pernah putus.  Rumah larik yang posisinya memanjang lurus menghadap ke timur dan barat sepanjang 100 meter atau lebih dan tiap-tiap sambungan tiang tidak memakai palu hanya pasak yang terbuat dari bambu betung yang sangat tua. Menurut pendapat orang-orang tua dahulu, posisi bangunan memanjang antara timur dan barat agar terhindar dari bencana gempa dengan getaran bergelombang pada posisi peremukaan tanah antara timur dan barat sehingga tidak menimbulkan korban jiwa maupun robohnya bangunan. Ornamen Rumah Larik ini sangat baik untuk diteliti.

J.      PARIWISATA KABUPATEN KERINCI

Page 17: Budaya kerinci

Kabupaten Kerinci merupakan salah satu Kabupaten dalam Provinsi Jambi yang memiliki kawasan - kawasan objek wisata yang terindah di Jambi. Berikut ini daftar tempat kunjungan wisata yang bisa menjadi destinasi dalam mengisi hari libur :

1.      Gunung KerinciGunung Kerinci merupakan gunung berapi yang tertinggi di Indonesia dengan

ketinggian 3800m dpi dan masih dalam keadaan aktif. Pemandangan dari puncak Gunung Kerinci sangat memukau, kita bisa melihat danau kerinci dan danau situjuh yang berada diatas puncak bukit situjuh, serta dibagian selatan terlihat Lubuk Gadang dan Muara Labuh. Sementara diarah barat terlihat Samudera Hindia yang sangat indah. Pada areal hutan Gunung Kerinci ini kita masih bisa menjumpai hewan langka yang dilindungi Pemerintah yaitu Harimau Sumatera. Satu hal yang harus diingat, jika anda mendaki Gunung Kerinci ini jangan bermalam atau mendirikan tenda di daerah Selter I atau di daerah yang ketinggiannya dibawah 1500m dpi. Karena daerah tersebut merupakan daerah habitatnya Harimau Sumatera dan tempat mereka berburu mangsa. Usahakan untuk tidak membawa makanan yang berbau anyir atau daging mentah.

2.      Perkebunan Teh Kayoe AroPerkebunan Teh Kayoe Aro dirintis antara tahun 1925 hingga 1928 oleh perusahaan

Belanda, Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdam (NV HVA).

Perkebunan teh ini tercatat sebagai perkebunan teh tertua di Indonesia. Perkebunan teh kayoe aro seluas 3.020 hektar adalah perkebunan teh dalam satu hamparan terluas di dunia, berada pada ketinggian 1.400 - 1.600 meter dpi yang merupakan perkebunan teh tertinggi kedua di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di kaki Gunung Himalaya (4.000m dpi).

Pengawasan kualitas yang tinggi, mulai dari perawatan dan pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh, pengolahan di pabrik, hingga pengemasan dan pengiriman teh produksi PT. Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) ini menyandang nama harum sebagai teh dengan kualitas terbaik di dunia. Dengan aroma yang khas serta kualitas prima, sebagian besar teh produksi PTPN VI ini adalah untuk di ekspor.

3.      Perkebunan Kayu Manis Kabupaten Kerinci merupakan perkebunan kayu manis terbesar di Pegunungan kerinci,

Kayu manis dikenal pula dengan nama Cassiavera atau Cinanoum Burmanni.Hal yang menarik dari kegiatan Agrowisata ini adalah melihat proses pengolahan kayu

manis, mulai dari pengulitan dari batang pohonnya sampai pada tahap penyortiran. Kayu manis merupakan bahan baku rempah - rempah, obat - obatan dan minuman. Kulit kayu manis asal Kabupaten Kerinci adalah komoditas ekspor yang dipasarkan ke negara Amerika, Jepang, Jerman, Belanda, Belgia, Venezuella, Hungaria, Mexico, Yunani, Kanada dan Singapura. Ekspor kulit kayu manis Indonesia 85% dipenuhi oleh kulit kayu manis yang berasal dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

4.      Danau KerinciDanau Kerinci memiliki luas 4.200 hektar dengan kedalaman 110 meter dan terletak

pada ketinggian 783m dpi. Danau Kerinci banyak menyimpan jenis ikan, Ikan semah merupakan jenis ikan yang paling digemari dan  juga merupakan ikan enden.

Selain panorama yang alam yang indah, interaksi masyarakat sekitar dengan danau juga menyajikan kesan tersendiri bagi pengunjung, seperti para nelayan yang mencari ikan dengan peralatan tradisional seperti : pancing, tangga jaring, jala serta lukah.  

5.      Danau Kaca

Page 18: Budaya kerinci

Danau Kaca merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Kerinci. Penamaan danau ini dengan sebutan Danau Kaca dikarenakan air danau ini sangat jernih. Jika pada siang hari terlihat seperti kaca pada jarak jauh.

Danau ini terletak di Kecamatan Gunung Raya Kerinci, bisa dicapai dengan menggunakan pesawat dan akan berhenti di lapangan terbang Depati Parbo.

6.      Danau Gunung TujuhKondisi alamnya yang masih perawan dan asri menjadikan Danau Gunung Tujuh ini

sebagai tujuan wisata paling favorit di Kabupaten Kerinci dan sekitarnya.Sementara, letaknya yang berada pada ketinggian 1.996m dpi menjadikan danau ini

sebagai danau tertinggi di Asia Tenggara. Secara ilmiah, Danau Gunung Tujuh merupakan danau vulkanik yang terbentuk akibat kegiatan Gunung Berapi dimasa lampau. Memiliki ukuran panjang sekitar 4,5 km dan lebar 3 km.

7.      Danau BelibisDanau Belibis termasuk danau Kaldera dengan luas sekitar 2 hektar. Danau ini terletak

di lereng Gunung Kerinci yang berhutan lebat.Kondisi alam pegunungan disekitar danau masih asli dan merupakan salah satu obyek

wisata yang mempunyai daya tarik khusus untuk dikunjungi. Danau yang indah ini dikelilingi oleh tebing - tebing  curam merupakan tempat minum berbagai jenis satwa dan tempat berkumpulnya belibis. Danau Belibis dapat dicapai melalui Desa Gunung Labu atau Desa Kebun Baru, jarak tempuh dari Kota Sungai Penuh lebih kurang 52 km.

8.      Tanjung Pelita Tanjung Pelita merupakan suatu taman yang berada pada ketinggian 20 meter dari

permukaan danau. Dahulu tanjung ini merupakan pemukiman penduduk dengan nama Desa Pidung yang dihuni oleh sekitar 15 rumah.

Menurut orang yang dituakan, Pidung dapat diartikan sebagai hidung. Terdapat dua persepsi kenapa lokasi ini dinamakan Pidung (hidung). Pertama, bila dilihat daerah danau secara keseluruhan lokasi ini menyerupai wajah, sehingga tanah yang didiami ini (tanjung) mirip dengan hidung dan di kiri -kanannnya menyerupai pipi. Kedua, saat penggalian parit bersamaan dengan mulai didiami tanjung ini, masyarakat menemukan batu - batu yang mirip dengan hidung.

Pada tanjung ini tersedia beberapa shelter untuk bersantai serta jalan setapak yang mengelilingi tanjung sehingga keindahan danau dari berbagai sisi tanjung ini dapat dinikmati dengan lebih sempurna. Tanjung Pelita berjarak sekitar 29 km dari Sungai Penuh yang secara administratif termasuk dalam Desa Pendung Kecamatan Keliling Danau.

9.      Taman HuseinTaman Husein memiliki pantai dengan batu - batu besar yang terletak di pinggir jalan

raya dan jauh dari pemukiman penduduk. Lokasi ini terasa sangat nyaman, pemandangan lepas kearah danau. suara gemersik dedaunan yang tertiup angin serta gemercik ombak yang menerpa pantau berbatu merupakan kondisi yang ideal untuk bersantai bersama orang - orang terdekat. Tersedia beberapa shelter dibibir pantai serta warung yang menyediakan minuman ringan. Taman Husein dapat dicapai dari Sungai Penuh setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 1,5 jam.

10.  Pesanggrahan dan Tanjung HattaLokasi ini memiliki pantai berkarang yang merupakan lokasi paling terkenal di Danau

Kerinci dan tersedia sarana yang cukup lengkap untuk kegiatan wisata sepert: shelter, wc hingga lokasi parkir. Tersedia juga perahu yang disewakan untuk mengarungi pinggir danau dan pesanggrahan bisa dijadikan lokasi camping ground bagi anak sekolah.

Page 19: Budaya kerinci

Dari pesanggrahan terlihat jelas Pegunungan Bukit Barisan yang mengelilingi Kerinci. Tanjung Hatta terletak tidak jauh dari Pesanggrahan, Tanjung ini memiliki nilai sejarah pada tahun 1953 Wakil Presiden pertama RI mengunjungi Kerinci menyempatkan menanam pohon beringin di tanjung ini. Tanjung Hatta dan Pesanggrahan terletak di Desa Sanggar Agung Kecamatan Danau Kerinci, berjarak sekitar 22 km dari pusat Kota Sungai Penuh.

11.  Goa KasahGoa Kasah merupakan sebuah goa yang terletak dalam kawasan Taman Nasional

Kerinci Seblat (TNKS) dengan jarak terdekat dari Desa Kersiktuo Kecamatan Kayu Aro kurang lebih 5 km.

Goa ini merupakan habitat kelelawar dan beberapa spesies burung. Dalam goa ini terdapat relief yang menggambarkan antara lain wanita dan seekor binatang serta sebuah tempat duduk dari batu. Ruang utama berbentuk kubah ukuran 8 X 15 m dengan tinggi 15 m. Menurut pengamatan para ahli, goa ini merupakan tempat tinggal manusia purba pada ratusan tahun lalu.

12.  Danau LingkatDanau yang masih alami ini terletak dipinggir hutan TNKS yang berdekatan dengan

Desa Lempur Mudik. Luasnya lebih kurang 12 ha pada ketinggian 1.100 m dpi. Untuk mencapai obyek wisata ini dapat menggunakan bus umum.

 hal ini yang menarik pada obyek wisata ini yakni masih dapat didengar suara binatang seperti siamang dan lainnya ketika matahari mulai bersinar. Menjelajahi danau dengan rakit dan melihat batu yang unik berwarna warni didasar danau yang dapat dilihat dari permukaan air yang biasa orang menyebutnya Batu Belang.

13.  Air Terjun Tujuh TingkatBagi Wisatawan yang menyukai kegiatan cros country atau wisata alam, Obyek wisata

yang satu ini merupakan tempat yang cocok untuk kegiatan itu. Untuk mencapai obyek wisata, wisatawan harus melewati hutan produksi kayu manis dan hutan lindung. Seperti namanya obyek wisata ini memiliki air terjun tujuh tingkat.

Air Terjun Tujuh Tingkat pertama tingginya lebih kurang 6 meter yang merupakan air sungai yang jatuh pada tebing terjal. Menyusuri sungai ini kearah hulu akan ditemui pula air terjun tingkat kedua yang tingginya 50 meter dan air yang jatuh seperti butir - butir uap air. Seterusnya pendakian dapat dilakukan sampai ketingkat ketujuh melalui hutan lindung yang banyak terdapat tumbuh - tumbuhan hutan manau. Untuk mencapai lokasi wisata ini harus menempuh perjalanan jauh lebih kurang 16 km dari Kota Sungai Penuh dengan kendaraan Bus.

14.  Bukit KhayanganTaman Bukit Khayangan dan Bukit Semancik merupakan tempat memandang

panorama alam, dimana kita dapat memandang dari ketinggian dengan melihat Kota Sungai Penuh, Danau Kerinci, Gunung Kerinci, hamparan sawah yang membentang dan desa-desa tempat tinggal penduduk tertata di sepanjang pinggiran bukit hijau. Di Taman Bukit Khayangan kita dapat pula mendengar suara -suara siamang dan kicauan burung yang saling bersahutan pada pagi hari dan sore hari.Pada saat ini Taman Bukit Khayangan telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas antara lain: Gazebo tempat memandang 1 (satu buah), Saung 2 (dua) buah, Tempat peristirahatan yang dilengkapi dengan W.C Umum 1 (satu) buah, Areal perparkiran untuk kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat)

15.  Taman Bunga Puti SenangTaman Bunga Puti Senang terletak tidak jauh dari perkotaan dapat dijangkau dengan

kendaran roda dua maupun roda empat dengan pemandangan yang dihiasi bemacam bentuk jenis-jenis bunga.

Page 20: Budaya kerinci

16.  Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Warisan Dunia UNESCOTNKS merupakan taman nasional terluas di Sumatra (13,750 km²). Meliputi sebagian

wilayah provinsi Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Rumah dari sekitar 4.000 spesies tumbuhan termasuk padma raksasa Rafflesia arnoldii, bunga bangkai (Amorphophallus titanium). Serta merupakan habitat asli satwa endemik seperti harimau Sumatera, badak Sumatera, gajah Sumatera, dan lain-lain. Bersama dengan Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, TNKS ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO kategori alam.

K.    KERAJINAN KHAS KERINCI1.      Tikar – Lapik Khas Kerinci Nan Unik

Lapik Khas Kerinci adalah sejenis tikar yang memiliki ukuran yang unik dan tidak terdapat di daerah lain. Dalam kehidupan sehari-hari khususnya di daerah Kabupaten Kerinci - Propinsi Jambi, tikar kecil ini biasanya dipakai sebagai alas duduk untuk menghormati tamu atau pemegang adat.

Bila anda berkunjung ke Kerinci maka lapik ini sudah barang tentu bisa dijadikan sebagai barang souvenir kerajinan yang tiada duanya.

Lapik bagi masyarakat Kerinci bukanlah sekedar alas untuk tempat duduk tradisional yang terbuat dari anyaman pandan kering yang telah diberi pewarna, namun mengandung nilai-nilai sejarah yang tinggi dan merupakan warisan budaya nenek moyang yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

Lapik yang sudah sangat akrab dipakai sehari-hari di daerah Kerinci adalah sejenis tikar kecil berlapis yang memiliki jenis ornamen hiasan yang khas. Pada jaman dahulu lapik menjadi tempat duduk bagi para pembesar adat. Bahkan konon kabarnya merupakan tempat duduk bagi para Depati (pemimpin/tokoh adat) saja.

Ini semua mengingatkan akan nilai budaya Masyarakat Kerinci dimana pada jaman kerajaan dahulu Kerinci tidak mengenal adanya singgasana/kursi sebagai tempat duduk seperti suku-suku lainnya di Indonesia, kebiasaannya adalah duduk bersila di atas lantai atau tikar pandan bagi tempat duduk rakyat sedangkan lapik hanya diperuntukkan bagi para depati. Ini adalah wujud dari pengamalan "duduk sama rendah berdiri sama tinggi" yang sampai saat ini dipegang teguh dalam adat istiadat di Masyarakat Kerinci.

2.      Keunikan dan Manfaat Lapik Khas KerinciLapik (tikar kecil khas Kerinci) terdiri dari dua jenis yaitu Lapik Biasa (untuk alas

duduk) dan Lapik Terawang (untuk bersandar). Lapik ini mempunyai corak hiasan yang sangat beragam sehingga antara lapik satu dengan yang lainnya cenderung memiliki motif yang berbeda sehingga kesan unik dan menarik sangat kelihatan. Corak atau hiasan, terutama motif ornamen dari ayaman sangat sekali dipengaruhi oleh perasaan dan keinginan dari pembuat untuk mewujudkan perasaan/feeling saat itu. Namun secara bentuk keseluruhan memiliki ragam yang sama, misalnya dominasi warna antara hijau dan merah memiliki prosentasi yang tidak jauh beda.

Mengingat keunikan Lapik Kerinci dan sejarah yang terkandung di dalamnya, saat ini lapik Kerinci menjadi cindera mata yang sangat mempesona. Ada beberapa manfaat dari keunikan lapik ini diantaranya :

a.       Menjadi koleksi dari barang-barang yang bernilai budaya.b.      Biasanya dipakai untuk alas duduk saat bercengkrama sambil minum teh/kopi di teras yang

dipadukan dengan meja Oshin. Atau dapat dipergunakan saat anda berwisata pantai, outbond, ataupun ke kebun binatang.

Page 21: Budaya kerinci

c.       Menjadi pelengkap design yang menawan seperti  yang dimanfaatkan sebagai alas duduk di rumah makan lesehan.

d.       Ada juga yang memakainya untuk hiasan dinding, akan tetapi jenis lapik yang dipakai adalah jenis Lapik Terawang.

3.      Spesifikasi dari Lapik Unik Khas KerinciLapik Kerinci terbuat dari dua lapis, dimana lapisan bawah berupa anyaman besar dari

daun pandan dan lapisan atas untuk tempat duduk tebuat dari anyaman yang memiliki hiasan yang menarik. Sedangkan untuk Lapisan atas Lapik Terawang menggunakan kombinasi dengan kain bludru.

Masing-masing lapik tersebut berukuran (kurang lebih) panjang = 50 cm dan lebar = 50 cm dengan ketebalan antara lapik biasa dan lapik terawang yang berbeda. Lapik biasa tebalnya 1 cm sedang lapik terawang 1,5 cm.

Pada saat ini kedua jenis lapik tersebut kebanyakan diproduksi hanya berdasarkan pesanan, sehingga pantas sekali keberadaannya tidak semudah mencari tikar pandan biasa. Nah masalah harga untuk lapik biasa  berkisar Rp.60.000,- per lembar  sedangkan lapik terawang dipatok dengan harga Rp.100.000,- per lembar.

L.     MAKANAN KHAS KERINCI1.      Lemang

Makanan tradisional yang masih menjadi makanan wajib disetiap hari besar ini, yang bisa disantap oleh semua orang dari anak-anak, dewasa, sampai orang tua, makanan yang berbahan dasarkan ketan ini berbalutkan daun pisang mempunyai cita rasa tersendiri bagi masyarakat kerinci.          Bahan dasar:      a. ketan merah/putih      b. santan      c. garam      d. vanile

Alat dan pelengkap: bambu, daun pisang, serabut kelapa, kayu bakar, kayu penyangga.cara membuatnya, siap kan bambu dengan ukuran 50 cm, kemudian gulungkan daun

pisang didalamnya, stelah itu masukkan beras dan masukkan santan yang telah ditambahkan garam dan vanile, kemudian siapkan bara disertai penyangga untuk tempat sandaran lemag yang telah di ramu. Lemang di sandarkan, dan tunggu hingga matang.

2.      Sambal lado uwoksambal yang berbahan dasarkan cabe merah, yang merupakan santapan

lezat  masyarakat kerinci, makanan ini tidak hanya menjadi santapan rumahan, tetapi menjadi santapan lezat pada saat acara-acara besar seperti acara pernikahan dll.

a.       Bahan dasar:  cabe merah/hijau 5 biji (sesuai selera)  Ikan asin 5 ekor (sesuai selera)  tomat ceri 2 buah (sesuai selera)  bawang merah 4 siung  garam, bumbu penyedap (ajinamoto, sasa)b.      cara membuatnya :

Rebus semua bahan kecuali ikan asin, kemudian ikan asin dibakar di bara atau dioseng, setelah bahan siap dan matang, giling bahan yang direbus satupersatu, kemudian masukkan ikan asin, agar terasa sedap tambahkan garam dan penyedap rasa secukupnya.

3.      Sambal asam kapanjang (belut)

Page 22: Budaya kerinci

Masyarakat kerinci selain menyukai sambal uwok tetapi juga menyukai sambal asam kapanjang, yang berbahan dasarkan kapanjang, makanan ini termasuk mahal karna didaerah kerinci itu sendiri kapanjang masih terbilang mahal harganya, sama halnya dengan harga ikan dipasar.

a.       Bahan dasar :  kapanjang 3 ekor (sesuai selera)  cabe merah/hijau  5 biji ( sesuai selera)  bawang merah 4 siung  asam 1 bijib.      Bumbu pelengkap : garam dan penyedap rasa.c.       Cara membuat:

Bakarlah kapanjang di bara api sambil di tekan agar tidak gosong,kemudian giling cabe merah hingga setengah halus, masukkan bawang merah, garam, dan penyedap rasa, setelah tercampur masukkan kapanjang yang telah dibakar dan dipotong- potong setelah itu tambahkan perasan asam secupnya, aduk hingga rata dan hidangkan

4.      Dodol kentangPembuatan dodol kentang pada daerah sentra produksi dodol kentang yaitu di Desa

Lubuk Nagodang Kecamatan siulak Kab. Kerinci Jambi  umumnya dilakukan oleh kaum ibu-Ibu dan gadis remaja.

a.       Bahan dasar: kentang, santan, tepung ketan, gula, garam, vanileb.      Alat dan peralatan: kuali besi, sendok besi, tungku, pisau, cetakan, saringan, baskom

dan talenan serta rak penjemuran.c.       Cara membuatnya:

Cucu dan kupas kentang, lau di rubut setelah itu keringkan dan giling halus, masukkan santan dan bumbu lainnya aduk diatas tungku setelah adonan kental angkat untuk dimasukkan di cetakan. Dan setelah dingin dipotong-potong dan dijemir 2-3 hari kamudian kemas.