ATRISI
ATRISI
Definisi
Yaitu keausan gigi yang disebabkan oleh kontaknya gigi.Makin
sering kontak terjadi, makin besar keausannya.
Merupakan suatu kondisi hilangnya lapisan gigi (email ataupun
dentin) akibat gesekan antar permukaan gigi
Oleh Gelbier dan Copley (1977) serta Cawson(1978), atrisi gigi
didefinisikan sebagai keausan permukaan oklusal gigi secara
bertahap yang berhubungan dengan gerakan-gerakan pengunyahan.
Secara umum atrisi gigi adalah suatu istilah yang dipakai untuk
menyatakan hilangnya suatu substansi gigi secara bertahap pada
permukaan oklusal dan proksimal gigi karena proses mekanis yang
terjadi secara fisiologis akibat pengunyahan. Atrisi gigi ini dapat
terjadi pada insisal, oklusal dan proksimal dari gigi.
Etiologi
Pada saat gigi berkontak, maka ketika itu timbul keausan gigi.
Makin sering kontak terjadi makin besar keausannya. Oleh karena
itu, lazim sekali dijumpai adanya keausan di permukaan oklusal dan
proksimal pada gigi yang telah berada dalam mulut bertahun-tahun
lamanya. Keausan yang disebabkan oleh kontaknya gigi disebut
atrisi. Mengingat email itu demikian kerasnya dan gigi yang saling
berhadapan tidak terlalu sering berkontak karena adanya saliva
sebagai pelumas, maka biasanya keausan terbatas sifatnya meksi gigi
telah beberapa dekade berada di dalam mulut.
Gambaran klinis
Ciri khas atrisi adalah perkembangan dari suatu sisi yang mana
adalah permukaan yang datar dengan di kelilingi oleh tepi yang
berbatas jelas. Disana akan terdapat garis paralel yang jelas hanya
dalam satu arah dan di dalam tepi dari permukaan gigi. Satu sisi
akan bersatu dengan sempurna dengan sisi yang lain pada sebuah gigi
di lengkungan yang berbeda dan garis yang paralel akan terletak
pada arah yang sama.
Penyebaran dari atrisi dipengaruhi oleh tipe dari oklusi,
geometri dari system stomatognathic dan pola karakteristik dari
kertakan gigi individu
Keadaan ringan sering ditemukan berupa terbentuknya facet pada
puncak kaninus dan hilangnya tuberkel di tepi insisal. Keadaan
semacam ini tidak memerlukan perawatan apa-apa.
Keausan yang terus berlanjut akan membuka tubulus dentin dan
pulpa akan mengadakan raeksi dengan membentuk kalsifikasi pada
tubulus di daerah yang terkena dan dengan pembentukan dentin
reaksioner. Keausan yang ditimbulkan hanya oleh kebiasaan
mengerotlan gigi menyebabkan keausan yang merata pada email dan
dentin. Jika dijumpai cekungan dangkal dan dikelilingi oleh
lingkaran email, maka biasanya ini terjadi karena adanya erosi yang
tumpah tindih dengan atrisi. Pada tahapnya yang masih dini,
pengamatan dan nasehat yang tepat merupakan tindakan tepat karena
kavitasnya belum bisa menerima tumpatan.
Akan tetapi kadang-kadang terlihat keausan yang hebat sekali.
Sering kali hal ini disebabkan oleh kebiasaan pasien mengerotkan
giginya tanpa sadar, terutama di waktu malam ketika saliva yang
berfungsi sebagai pelumas sedang sedikit. Kalau keausan menjadi
sangat luas sehingga banyak jaringan gigi yang hilang dan jika
kecepatan keausan melebihi kecepatan pembentukan dentin
reaksionernya, pulpa mungkin akan terbuka sehingga harus dilakukan
perawatan saluran akar. Intervensi perlu dilakukan jika keausan
sudah mengganggu, pulpa dalam bahaya terbuka, atau mengganggu
oklusi
Penatalaksanaan
Jika keausan menjadi sangat luas sehingga banyak jaringan gigi
yang hilang, maka pulpa mungkin akan terbuka sehingga harus
dilakukan perawatan saluran akar.Jika dibutuhkan restorasi pada
gigi posterior sebaiknya digunakan mahkota tuang. Sedangkan pada
gigi anterior menggunakan mahkota metal keramik/mahkota jaket.
Sering kali diperlukan pembuatan mahkota. Bagi gigi posterior
biasanya digunakan mahkota tuang emas, sementara bagi gigi anterior
digunakan mahkota metal keramiik sehingga merupakan kombinasi
estetika dan kekuatan. Biasanya keausan menimpa banyak gigi
sehingga perawatannya tak dapat dihindarkan lagi, merupakan
perawatan yang ekstensif. Perawatan akan merupakan perawatan yang
sukar dan memakan waktu karena sering kali oklusi pasien harus
diperbaiki dulu; maka perawatan seperti ini sangat tidak
menyenangkan bagi operator yang tidak berpengalaman.
ABRASI
Definisi
Hilangnya lapisan gigi (email, dentin, atau sementum) atau
kerusakan gigi secara mekanis. Dapat diakibatkan oleh penggunaan
sikat gigi yang terlalu keras dengan cara penyikatan yang tidak
benar, penggunaan pasta gigi anti karang gigi yang mengandung bahan
abrasif, perawatan scaling dan root planning untuk membuang karang
gigi.
Abrasi yaitu hilangnya jaringan gigi karena proses mekanis,
seperti penggerusan, penggosokan atau penggoresan. Hilangnya
jaringan gigi secara patologis karena proses pengunyahan, ,
penyikatan, bruksisma, dan lain-lain sebab mekanis.
Etiologi
Abrasi gigi disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) langsung
antara gigi dan objek eksternal, atau karena gaya friksi antara
bagian gigi yang berkontak dengan benda abrasif. Abrasi dapat
terjadi dari :
1. Cara atau teknik menyikat gigi yang tidak tepat,
2. Kebiasan buruk seperti menggigit pensil,
3. Mengunyah tembakau,
4. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara
gigi,
5. Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan
cengkeram.
Abrasi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah
horizontal dan dengan penekanan berlebihan adalah bentuk yang
paling sering ditemukan.
Gambaran klinis
Biasanya terlihat sebagai cekungan tajam di daerah sepertiga
bawah mahkota gigi, di dekat gusi,dengan takikan berbentuk V pada
bagian gingiva (gusi) dari aspek fasial gigi. Bila abrasi terjadi
akibat penggunaan tusuk gigi, celah atau takikan ini dapat terjadi
di celah gigi. Gigi yang paling sering terkena adalah gigi premolar
dan kaninus (taring).
Gbr. Gigi bawah yang abrasi, perhatikan daerah 1/3 bawah mahkota
gigi yang terkikis. Gambaran
seperti ini khas pada orang yang menyikat gigi dengan penekanan
berlebihan dengan arah horizontal (dari kiri ke kanan).
Selain mengganggu penampilan, abrasi gigi dapat menyebabkan gigi
menjadi hipersensitif. Pada sebagian orang, di daerah tersebut akan
terasa ngilu bila terkena minuman dingin atau bila ada hembusan
angin.
Penatalaksanaan
Perawatan untuk gigi abrasi tergantung pada keparahannya. Tidak
semua keadaan abrasi membutuhkan perawatan. Bila jaringan gigi yang
hilang masih sangat sedikit namun terasa keluhan seperti ngilu atau
sensitif, dokter gigi akan memberikan perawatan fluor yang dapat
digunakan sendiri oleh pasien di rumah, bisa dalam bentuk gel atau
obat kumur. Atau bisa berupa fluor yang dioleskan langsung pada
gigi oleh dokter gigi. Bila jaringan keras gigi sudah banyak
yang hilang seperti gambar di atas, dapat dilakukan penambalan
dengan bahan tambal sewarna gigi seperti resin komposit. Dokter
gigi juga memberikan semacam pernis yang mengandung fluor untuk
menutupi bagian tersebut, sehingga rasa ngilu akan berkurang dan
hilang. Pemilihan pasta gigi yang tepat juga dapat memberi dampak
yang signifikan terhadap berkurangnya rasa ngilu. Dari penelitian
diketahui bahwa pasta gigi yang mengandung potassium sulfat dapat
menutup tubuli dentin sehingga rangsang dari luar dapat
dihambat.Bahan-bahan yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi
disebut abrasive. Contohnya:
Kapur
Pumice
Pasir
Cuttle
Garnet
Emery
Silex
Tin oxide
Alumunium oxide
Abrasive yang digunakan pada kedokteran gigi, yaitu:
Diamond burs
Pecahan berlian yang dilekatkan pada sebuah gagang
Stones
Tersedia dalam berbagai bentuk ukuran dan tingkat kekasaran, dan
dibuat dari berbagai bahan.
Rubber wheels or point
Karet yang dilelehkan kemudian dicampur dengna abrasive dan
dibentuk menjadi roda atau batangan. Karet tersebut berperan
sebagai pengikat bahan abrasive.
Disks or strips
Partikel abrasive dilekatkan pada sebuah kertas, logam, atau
plastik yang dibentuk menjadi lempengan atau batangan.
Bubuk
Digunakan dengan bahan lain, seperti: Air, alkohol, gliserin
atau mouthwash untuk membentuk pasta. Beberapa digunakan di
laboratorium dan prosedur klinis, dimana yang lain hanya digunakan
di laboratorium.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat abrasi:
Tingkat kekerasan bahan
Partikel abrasive harus lebih keras daripada permukaan gigi.
Jika tidak, abrasive nya akan rusak dan permukaan gigi akan tidak
terlalu dipengaruhi. Tingkat abrasi tergantung pada temperatur,
dimana objek yang temperaturnya tinggi akan menjadi lebih lunak,
dan nantinya mudah terabrasi.
Ukuran
Partikel abrasive yang lebih besar akan menghasilkan goresan
yang lebih dalam daripada partikel yang lebih kecil. Goresan yang
lebih dalam berarti lebih banyak bahan yang dibuang. Ukuran
partikel abrasive dinamakan grit.
Bentuk
Partikel yang berbentuk bulat akan kurang efektif daripada
partikel yang berbentuk irreguler. Hal ini dikarenakan partikel
yang irreguler akan lebih mungkin menggores permukaan gigi daripada
partikel yang bulat.
Tekanan
Tekanan yang lebih kuat berarti tingkat abrasive yang lebih
tinggi dikarenakan partikel abrasive memotong lebih dalam pada
permukaan gigi. Peningkatan tekanan dapat juga meningkatkan
temperatur dari permukaan gigi.
Kecepatan
Seperti tekanan, peningkatan kecepatan juga meningkatkan
abrasive. Kecepatan yang lebih tinggi juga akan menghasilkan
kenaikan temperatur.
Lubrikasi
Lubrikan yang paling sering digunakan di kedokteran gigi adalah
air. Kegunaannya adalah untuk mendinginkan gigi. Lubrikan juga
digunakan untuk menghilangkan panas yang disebabkan oleh kegiatan
abrasive yang ditimbulkan oleh permukaan gigi yang sedang
terabrasive.
EROSI
Definisi
Erosi ataupun lubang gigi (akibat asam). Hal ini bisa dipicu
oleh kebersihan mulut yang buruk, makanan atau minuman asam,
penyakit atau kelainan tertentu (GERD, Chrons disease, bulimia,
xerostomia), tambalan ataupun anatomi gigi yang sedemikian rupa
sehingga menyebabkan retensi atau menempelnya plak.
Erosi adalah hilangnya jaringan keras gigi karena bahan
kimia
Etiologi
Diebabkan oleh kebiasaan makan asam seperti terlalu banyak minum
jus jeruk, minuman asam, terlalu banyak makan buah jeruk atau apel
asam atau yoghurt. Juga disebabkan oleh muntahan asam dari perut
pada beberapa pasien yang terserang kelainan pencernaan seperti
hiatus hernia, atau pasien penderita anoreksia nervosa atau bulimia
nervosa.
Gambaran klinis
Pada tahap yang masih dini, perikimata pada permukaan gigi
menghilang dan gigi akan terlihat datar tetapi warnanya normal bila
dibandingkan warna email karies yang mengapur. Jika erosi berjalan
terus maka dentin akan terbuka yang sering sangat peka karena
kalsifikasi di tubulus telah terdemineralisasi oleh asam. Akhirnya
pulpa bisa terinflamasi.
Pada erosi yang meluas, keseluruhan mahkota gigi mungkin terkena
pengaruhnya, dengan hilangnya ketajaman permukaan yang menghasilkan
suatu lapisan kaca, penampilan yang tidak menarik dengan tidak
tajamnya daerah enamel seperti ini menjadi membulat. Permukaan
enamel mungkin menjadi relatif cembung sampai dentin terlihat,
kemudian reduksi gigi bertambah cepat karena perbedaan kelunakan
pada dentin. Hal ini menyebabkan penampilan yang berlubang.
Patofisiologi
Aplikasi asam lemah berulang-ulang dan teratur pada permukaan
gigi akan menghilangkan mineral yang terdapat di daerah itu.
Hilangnya gigi karena erosi dipercepat oleh atrisi dan abrasi.
Penyikatan gigi setelah aplikasi asam secara signifikan telah
meningkatkan hilangnya jaringan gigi.
Pada erosi yang berhubungan dengan diet yang paling banyak
terkena adalah permukaan bukal gigi atas dan permukaan oklusal gigi
bawh. Pada erosi karena muntah yang paling parah terkena adalah
permukaan palatal gigi anterior atas.
Penatalaksanaan
Perawatan erosi yang berhubungan dengan diet meliputi anjuran
pada pasien agar menghentikan kebiasaan mengkonsumsi buah asam,
makanan dan minuman ber-pH rendah. pada keadaan kronis seperti pada
pencicip anggur profesional, gunakan obat kumur yang berflourida
juga. Setelah mengkonsumsi asam, akan cukup hanya dengan mencuci
mulut dengan baik dengan menggunakan air untuk menghilangkan residu
asam dan menunda menyikat gigi hingga 3 jam. Tentu saja, tidak ada
masalah yang mungkin muncul dari saran ini yang berhubungan dengan
aktivitas karies karena, tanpa adanya plak yang matang, tidak akan
ada generasi karies, dan apakah plak dihilangkan sebelum atau
sesudah makan, itu tidak ada kaitannya.
Abfraksi merupakan proses mekanik yang melibatkan perubahan
bentuk gigi dan kelenturan oleh tekanan eksentrik, yang
mengakibatkan hilangnya struktur gigi pada daerah servikal dan
berkembangnya takik berbentuk V yang menyebabkan struktur gigi
menjadi lebih lemah.PATOGENESIS KARIES
ACIDOGENIC THEORY
Sesuai dengan teori miller
Bakteri + glukosa melalui waktu Asam Piruvat
Asam yang dihasilkan dari fermentasi karbohidrat tersebut
mengakibatkan demineralisasi, yang kemudian diikuti
dekalsifikasi
Ada 2 tahap :
Pertama,Dekalsifikasi enamel yang juga akan menyebabkan
destruksi dentin
Kedua, Terdapat residu halus pada enamel dan dentin
Didukung oleh adanya:
Karbihidrat
Dental plak
Mikroorganisme
PROTHEOLYTIC THEORY
Ada beberapa struktur enamel yang terbuat dari bahan-bahan
organic, seperti Enamel Lamelle dan Enamel Rods
Struktur enamel tersebut merupakan jalur masuk dan berkembangnya
mikroorganisme
Enamel terdiri dari 0,56% material organic (lipid,karotin),
0,185 keratin, dan 0,17% adalah soluble protein (enamelin,
amelogenin)
Mikroorganisme enamel lamella asam ( yang diproduksi bakteri )
merusak jalur organic merusak komponen inorganic enamel m.o
mencapai dentin pulpa karies ( dalam )
PROTHEOLYSIS CHELATION THEORY
Chelation:
Adalah proses kompleks antara ion logam untuk membentuk
substansi kompleks melalui ikatan koordinat kovalen
Protein pengikat logam
Tergantung ikatan ion logam dan komponen mineral gigi, sehingga
tidak terjadi remineralisasi dan terjadi deminerlisasi
Tidak tergantung pH dalam mulut
Bakteri menyerang permukaan enamel yang diinisiasi oleh
Mikroorganisme keratinolytic memecah protein dan komponen organic
lain (terutama keratin) terbentuk soluble chelates dengan komponen
mineral gigi demineralisasi dekalsifikasi enamel meskipun pada Ph
netral
Mukopolisakarida, lipid, dan sitrat (komponen organic enamel)
dapat juga bertindak sebagai chelators sekunder
. PENDAHULUAN
I.1. KARIES
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur
gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak
ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi,
infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyebab
utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email. Sisa
makanan yang bergula (termasuk karbohidrat) atau susu yang menempel
pada permukaan email akan bertumpuk menjadi plak dan menjadi media
pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel pada
permukaan bergula tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan
permukaan email sehingga terjadi proses demineralisasi.
Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies pada
email. Bila proses ini sudah terjadi maka terjadi progresivitas
yang tidak bisa berhenti sendiri, kecuali dilakukan pembuangan
(penambalan) pada permukaan gigi yang terkena karies oleh dokter
gigi.
Macam-macam karies:
1. Karies Email.
Karies email adalah karies yang terjadi pada permukaan enamel
gigi (lapisan terluar dan terkeras pada gigi), dan belum terasa
sakit, hanya ada pewarnaan hitam atau coklat pada enamel. Setelah
karies terbentuk proses demineralisasi berlanjut, email mulai
pecah. Sekali permukaan email rusak gigi tidak dapat memperbaiki
dirinya sendiri. Rencana perawatan karies:
Remineralisasi dengan pengulasan fluor.
Konsul diet dan factor risiko yang lain.
Aplikasi penutupan fisur.
Restorasi setelah ekkavasi lesi atau preparasi minimal.
2. Karies Dentin
Karies yang sudah mencapai bagian dentin atau bagian pertengahan
antara permukaan gigi dan pulpa. Gigi biasanya terasa sakit apabila
terkena rangsang dingin, makanan masam, dan manis. Karies sudah
mencapai kedalaman dentin, dimana karies ini dapat menyebar dan
mengikis dentin. Karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang
gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa, gigi
biasanya terasa sakit apabila terkena rangsangan dingin, makanan
masam, dan manis. Jika pembusukan telah mencapai dentin, maka
bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan
tambalan (restorasi). Biasanya penumpatan secara langsung masih
bisa dilakukan dengan memberikan bahan pelapis sebelum diberikan
bahan penumpat.
Dewasa ini telah banyak dikembangkan bahan tumpatan untuk
memperbaiki gigi yang rusak. Salah satu bahan tumpatan tetap yang
pada saat ini banyak digunakan oleh dokter gigi adalah semen glass
ionomer. Bahan tumpatan yang memenuhi persyaratan estetika adalah
yang sewarna atau hampir mendekati warna gigi, baik gigi anterior
maupun posterior tanpa mengesampingkan faktor kekuatan, keawetan,
dan biokompabilitas dari bahan tersebut (Nurdin, 2001).
Rencana perawatan karies email:
a) Pembuatan ragangan restorasi yang diinginkan.
b) Pertimbangan resistensi dan retensi.
c) Pembuangan karies dentin dan penempatan restorasi.
d) Penyingkiran karies dentin.
e) Menghaluskan bagian dalam kavitas.
f) Menghaluskan tepi preparasi.
3. Karies Pulpa
Karies pulpa adalah yang telah mendekati atau telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit
waktu makan dan sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan. Pada tahap
ini, apabila tidak dirawat, maka gigi akan mati dan memerlukan
perawatan yang lebih kompleks. Jika karies dibiarkan dan tidak
dirawat maka akan mencapai pulpa gigi. Disinilah dimana syaraf gigi
dan pembuluh darah dapat ditemukan. Pulpa akan terinfeksi. Abses
atau fistula (jalan dari nanah) dapat terbentuk dalam jaringan ikat
yang halus. Rencana perawatan dengan restorasi dengan preparasi
minimal dan perawatan endodontik.
I.2. PULPITIS
Pulpitis atau inflamasi pulpa dapat akut atau kronis, sebagian
atau seluruhnya, dan pulpa dapat terinfeksi atau steril. Keradangan
pulpa dapat terjadi karena adanya jejas yang dapat menimbulkan
iritasi pada jaringan pulpa. Jejas tersebut dapat berupa kuman
beserta produknya yaitu toksin, dan dapat juga karena faktor fisik
dan kimia (tanpa adanya kuman). Namun kebanyakan inflamasi pulpa
disebabkan oleh kuman dan merupakan kelanjutan proses karies,
dimana karies ini proses kerusakannya terhadap gigi dapat bersifat
lokal dan agresif. Apabila lapisan luar gigi atau enamel tertutup
oleh sisa makanan, dalam waktu yang lama maka hal ini merupakan
media kuman sehingga terjadi kerusakan di daerah enamel yang
nantinya akan terus berjalan mengenai dentin hingga ke pulpa.
Ada tiga bentuk pertahanan dalam menanggulangi proses karies
yaitu:
1. Penurunan permebilitas dentin.
2. Pembentukan dentin reparatif.
3. Reaksi inflamasi secara respons immunologik.
Apabila pertahanan tersebut tidak dapat mengatasi, maka
terjadilah radang pulpa yang disebut pulpitis. Radang adalah
merupakan reaksi pertahanan tubuh dari pembuluh darah, syaraf dan
cairan sel di jaringan yang mengalami trauma (anonim, 2009).
Pulpitis secara klinis terdiri dari 2 macam kondisi berdasarkan
tingkat pemulihan jaringan pulpa, yaitu reversibel dan ireversibel.
Pulpitis reversibel merupakan pulpitis yang jaringan pulpanya masih
dapat dipertahankan sedangkan pulpitis irreversible merupakan
pulpitis yang sudah tidak dapat pulih kembali.
a) Pulpitis Reversibel
Pasien dapat menunjukan gigi yang sakit dengan tepat. Diagnosis
dapat ditegaskan oleh pemeriksaan visual, taktil, termal, dan
pemeriksaan radiograf. Pulpitis reversibel akut berhasil dirawat
dengan prosedur paliatif yaitu aplikasi semen seng oksida eugenol
sebagai tambalan sementara, rasa sakit akan hilat dalam beberapa
hari. Bila sakit tetap bertahan atau menjadi lebih buruk, maka
lebih baik pulpa diekstirpasi. Bila restorasi yang dibuat belum
lama mempunyai titik kontak prematur, memperbaiki kontur yang
tinggi ini biasanya akan meringankan rasa sakit dan memungkinkan
pulpa sembuh kembali. Bila keadaan nyeri setelah preparasi kavitas
atau pembersihan kavitas secara kimiawi atau ada kebocoran
restorasi, maka restorasi harus dibongkar dan aplikasi semen seng
oksida eugenol. Perawatan terbaik adalah pencegahan yaitu
meletakkan bahan protektif pulpa dibawah restorasi, hindari
kebocoran mikro, kurangi trauma oklusal bila ada, buat kontur yang
baik pada restorasi dan hindari melakukan injuri pada pulpa dengan
panas yang berlebihan sewaktu mempreparasi atau memoles restorasi
amalgam.
b) Pulpitis Irreversibel
Definisi irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang
persisten, dapat simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh
suatu stimulus/jejas, dimana pertahanan pulpa tidak dapat
menanggulangi inflamasi yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali
ke kondisi semula atau normal. Pulpitis irreversibel akut
menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas
atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit
bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada
setelah stimulus/jejas termal dihilangkan. Pulpitis irreversibel
kebanyakan disebabkan oleh kuman yang berasal dari karies, jadi
sudah ada keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun
bisa juga disebabkan oleh faktor fisis, kimia, termal, dan mekanis.
Pulpitis irreversibel bisa juga terjadi dimana merupakan kelanjutan
dari pulpitis reversibel yang tidak dilakukan perawatan dengan
baik.
Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai
dengan suatu paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat
disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang tiba-tiba,
terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau
pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring
yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit
biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat
datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa
sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau
menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa
sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat
keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada
tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan
rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke
telinga bila bawah belakang yang terkena.
Secara mikroskopis pulpa tidak perlu terbuka, tetapi pada umunya
terdapat pembukaan sedikit, atau kalau tidak pulpa ditutup oleh
suatu lapisan karies lunak seperti kulit. Bila tidak ada jalan
keluar, baik karena masuknya makanan ke dalam pembukaan kecil pada
dentin, rasa sakit dapat sangat hebat, dan biasanya tidak
tertahankan walaupun dengan segala analgesik. Setelah pembukaan
atau drainase pulpa, rasa sakit dapat menjadi ringan atau hilang
sama sekali. Rasa sakit dapat kembali bila makanan masuk ke dalam
kavitas atau masuk di bawah tumpatan yang bocor.
Pulpitis irreversible merupakan suatu infeksi jaringan pulpa
yang merupakan proses lanjut dari karies yang bersifat kronis, oleh
karena itu pada pemeriksaan histopatologi tampak adanya respon
inflamasi kronis yang dominan. Selain itu terdapat daerah mikro
abses dan daerah nekrotik serta mikroorganisme bersama-sama dengan
limfosit, sel plasma, dan makrofage. pulpitis irefersibel umumnya
disebabkan oleh mikroorganisme dan sistem pertahanan jaringan pulpa
sudah tidak mampu mengatasinya, serta tidak dapat sembuh kembali.
Rasa nyeri pulpitis irreversible dapat berupa nyeri spontan, nyeri
berdenyut, menjalar, dan menyebabkan penerita tidak dapat tidur
sehingga membuat kondisi menjadi lemah dan akan mengganggu
aktifitas penderita. Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis
irreversibel adalah:
Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang berkepanjangan serta
menyebar.
Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa
ada rangsangan sakit), nyeri lama sampai berjam-jam.
Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda
perforasi, perkusi dan tekan kadang-kadang ada keluhan.
Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga
keadaan gigi dinyatakan vital.
Macam Pulpitis irreversible berdasarkan lokasi nyeri terdiri dar
2 macam, yaitu pulpitis irreversibel terlokalisasi dan pulpitis
irreversible tidak terlokalisi. Pulpitis irreversibli terlokalisasi
lebih mudah dan cepat didiagnosis. Tanda dan gejala dari pulpitis
irreversible terlokalisasi antara lain:
1. Nyeri yang terus menerus hingga beberapa sampai
berjam-jam.
2. Nyeri berdenyut atau nyeri yang hebat hingga menganggu
aktifitas pasien.
3. Nyeri spontan berlangsung sepanjang hari atau ketika
malam.
4. Nyeri ketika makan makanan yang dingin maupun panas.
Perawatan Pulpitis Irreversible
Dalam melakukan perawatan pulpitis irreversible terlokalisasi
agar perawataan yang dilakukan dapat akurat, ada dua faktor yang
dapat mempengarui proses perawatan, antara lain:
1. Lokasi gigi yang pulpitis irreversible (anterior atau
posterior).
2. Sensasi gigi saat dilakukan perkusi (sensitif atau
nyeri).
Terapi: pulpektomi
Pulpektomi adalah pembuangan seluruh jaringan nekrotik pada
ruang pulpa dan saluran akar diikuti pengisian saluran akar dengan
bahan semen yang dapat diresorbsi. Perawatan terdiri dari
pengambilan seluruh pulpa, atau pulpektomi, dan penumpatan suatu
medikamen intrakanal sebagai desinfektan atau obtuden (meringankan
rasa sakit) misalnya kresatin, eugenol, atau formokresol. Pada gigi
posterior, dimana waktu merupakan suatu faktor, maka pengambilan
pulpa koronal atau pulpektomi dan penempatan formokresol atau
dressing yang serupa di atas pulpa radikuler harus dilakukan
sebagai suatu prosedur darurat. Pengambilan secara bedah harus
dipertimbangkan bila gigi tidak dapat direstorasi. Prognosa gigi
adalah baik apabila pulpa diambil kemudian dilakukan terapi
endodontik dan restorasi yang tepat.
I.3. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan klinis merupakan tahapan yang penting dalam prosedur
perawatan gigi. Dengan dilakukannya pemeriksaan klinis, dapat
diketahui bentuk-bentuk yang tidak normal maupun kerusakan yang
terjadi pada jaringan keras gigi, jaringan lunak, serta jaringan
pendukung pada mulut seperti muskulus ataupun TMJ. Pemeriksaan
klinis dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Pemeriksaan ekstra oral.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan TMJ, sinus ekstraoral,
pembengkakan pada wajah, kelenjar limfe, dan tampilan umum wajah
pasien (Heasman, 2003).
2. Pemeriksaan intra oral.
Pemeriksaan ini dibagi lagi menjadi 2 tahapan, yaitu pemeriksaan
jaringan keras dan jaringan lunak.
Pemeriksaan jaringan keras gigi
Gigi yang akan dilakukan perawatan harus diperiksa apakah
terdapat karies, restorasi, diskolorisasi, pemeriksaan mahkota,
fraktur, atrisi, abrasi, dan erosi (Heasman, 2003). Pemeriksaan
pada jaringan keras pada umumnya dilakukan dengan bantuan sonde
atau explorer, oleh karena itu biasa disebut dengan sondasi. Dengan
bantuan sonde, kita dapat mengetahui adanya margin atau celah tepi
pada restorasi, kedalaman karies, serta kedalaman pit dan fissure
gigi (Stefanac, 2001).
Pemeriksaan jaringan lunak gigi (jaringan periodontal)
Mukosa oral dan gingiva diperiksa, apakah terdapat
diskolorisasi, inflamasi, ataupun pembentukan sinus (Heasman,
2003). Selain dua pemeriksaan di atas, terdapat
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang akan membantu dalam
menentukan diagnosis dan tindakan.
II. PEMBAHASAN
II.3. DIAGNOSIS DAN TREATMENT
ELEMEN GIGI DIAGNOSIS TREATMENT ALAT DAN BAHAN
Karies klas 6(MOD) pulpitis reversibel Bongkar tumpatan
Pembersihan kavitas (sterilisasi kavitas)
Kaping pulpa
Pembuatan tumpatan Round diamond bur
Round steel bur dan disterilisasi dengan klorhexidin dikloronat
2%
Dengan hidroksida
Resin komposit
Karies klas 2 (proksimal) Pembersihan kavitas (sterilisasi
kavitas)
Pembuatan tumpatan Round steel bur dan disterilisasi dengan
klorhexidin dikloronat 2%
Resin komposit
Karies klas 2 (proksimal) Pembersihan kavitas (sterilisasi
kavitas)
Pembuatan tumpatan Round steel bur dan disterilisasi dengan
klorhexidin dikloronat 2%
Resin komposit
A. Pemeriksaan subjektif :
1. Keluhan gigi belakang kiri atas ngilu bila minum / kumur air
dingin.
2. Pernah ditambal, sering terselip makanan, lubang di sela-sela
gigi.
3. Belum pernah sakit spontan.
4. Ingin ditambal sewarna gigi, tetapi tidak seperti tambalan
sebelumnya.
B. Pemeriksaan objektif :
1. Gigi molar satu atas kiri terdapat kavitas di daerah mesial
dan sebagian tumpatan yang telah hilang, dengan kedalaman dentin.
Rangsangan taktil yang digoreskan pada dentin dengan alat
sonde.
Sondasi (+) Palpasi (-)
Perkusi (-) CE (+)
2. Gigi premolar kiri atas terdapat kavitas pada sisi distal
dengan kedalaman dentin.
3. Gigi molar 2 atas kiri terdapat kavitas di proksimla dengan
kedalaman dentin.
Untuk kedua gigi tersebut sondasi, perkusi, palpasi (-), CE
(+)
C. Inventarisasi Masalah :
- Kavitas di daerah gigi molar 1 kiri atas (gigi posterior)
merupakan kavitas kelas II
- Tumpatan sebelumnya SIK
- Belum pernah sakit spontan menandakan tidak adanya lesi yang
dalam, contoh pulpitis ireversibel
- Pernah ditambal dan terselip makanan sehingga ada lubang
Tumpatan kelas II yang overhanging
Tumpatan kelas II yang tidak bagus sehingga terjadi microleakage
pada tumpatan
- Gigi molar 1, kedalaman dentin
Sondasi (+) : karies dentin
Perkusi (-) : tidak ada kelainan jaringan periodontal
Palpasi (-) : tidak ada peradangan periosteum
CE (+) : gigi vital
- Gigi premolar 2 dan molar 2
Sondasi (-) : karies enamel
Perkusi (-) : tidak ada kelainan jaringan periodontal
Palpasi (-) : tidak ada peradangan periosteum
CE (+) : gigi vital
A. Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan subyektif diketahui bahwa gigi mengalami rasa ngilu
saat terkena rangsang dingin dan belum pernah mengalami sakit
spontan. Berdasarkan teori hidrodinamika dikemukakan bahwa
rangsangan yang menyebabkan rasa sakit diteruskan ke pulpa dalam
suatu mekanisme hidrodinamik yaitu pergerakan cairan secara cepat
pada tubulus dentin. Gerakan cairan ini akan mengubah bentuk
odontoblas atau prosesusnya sehingga menimbulkan rasa sakit
(Markowit, 1990 sit. Prijantojo, 1996). Berkurangnya pergerakan
cairan dalam tubulus dentin akan mengurangi rasa sakit yang akibat
adanya rangsangan. (Berman, 1984 sit. Prijantojo, 1996). Pergerakan
cairan di dalam tubulus mengaktifkan ujung-ujung saraf dan
pergerakan cairan ini diawali secara mekanis oleh bebrapa hal
diantaranya perubahan temperatur, dehidrasi dentin, atau pemakaian
bahan-bahan kimiawi. Sensasi dingin menyebabkan cairan pada tubuli
dentin bergerak lebih cepat daripada di dentin, menghasilkan
pergerakan cairan ke arah luar. Suhu di luar dentin lebih rendah
daripada di dalam dentin, sehingga menyebabkan tekanan di luar
dentin lebih rendah di dalam dentin, sehingga cairan bergerak ke
arah luar dentin. Gerakan cepat cairan yang melewati membran sel
reseptor sensoris merusak membrane serta mengaktifkan reseptor.
Semua sel saraf memiliki saluran membran yang bisa dilewati ion,
dan aliran ini, jika cukup besar, dapat menstimulasi sel dan
menyebabkan sel saraf mengirimkan impuls ke otak. Pada kasus
seperti ini, serabut saraf pulpa diaktivasi oleh gaya hidrodinamik,
tekanan akan ditransduksi dengan terbukanya saluran ion yang
kemudian aliran ion sodium meningkat, sehingga menginisiasi
generator potensial. (Cohen & Hargreaves, 2006) Kualitas
ketajaman nyeri merupakan aktivitas dari serabut nosiseptor
A-delta. (Hargreaves & Goodis, 2002)
Teori lain yang menyebutkan bahwa sensasi tersebut dipindahkan
secara langsung melalui perluasan odontoblast. Daerah yang paling
sensitif pada dentin adalah di pertautan dentin-email, menunjukkan
bahwa jumlah reseptor sensoris yang terbanyak terjadi sebagai
akibat dibatasi oleh email. ( Baum et al., 1994 )
Definisi dari vitalitas pulpa adalah kemampuan pulpa untuk
menjaga suplai darah yang ada di dalam pulpa tersebut. Tetapi
sangat disayangkan bahwa tes integritas dari suplai darah dalam
pulpa yang sehat belum dapat dijelaskan secara pasti. Ini
memungkinkan untuk menguji apakah ada suplai saraf yang cukup
dengan stimulus termal dan elektrik. Jika terdapat respon yang
positif terhadap stimulus, dapat diasumsikan bahwa suplai saraf dan
suplai darah tercukupi. Pada keadaan sebaliknya, terjadi sejumlah
kondisi dimana suplai saraf terdegenerasi tanpa kehilangan suplai
darah. ( Kidd & Smith, 1990 )
Pulpa yang sehat, dengan proteksi normalnya dalam email,
memiliki kemampuan untuk merubah temperature selama aplikasi
substansi makanan dan minuman dalam mulut. Temperatur bervariasi
antara 74o-32oF untuk dingin dan 118o-152oF untuk suhu panas.
Aplikasi temperature di luar rentang ini akan menimbulkan kontraksi
nyeri yang cepat dan tajam tiba-tiba hilang. Reaksi ini disebabkan
karena transmisi dari sensasi ini melalui enamel ke fibril dentin
dan ke sel odontoblas ke pusat akhiran saraf pulpa lalu ke reseptor
pusat di otak. ( McGehee et al., 1956 )
B. Pemeriksaan Obyektif
Terdapat beberapa hal yang bisa dijelaskan melalui pemeriksaan
obyektif yang dilakukan yaitu:
Aplikasi dingin dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, salah
satunya dengan menyemprotkan etil klorida atau meletakkan kapas
yang dibasahi dengan etil klorida pada gigi yang dites. (Grossman
et al., 1995) Pada skenario, tes CE menunjukkan hasil positif yang
berarti pulpa masih vital.
Sondasi dengan sonde dapat menunjukkan karies yang luas atau
sekunder , terbukanya pulpa, fraktur mahkota dan restorasi yang
rusak. Pada beberapa keadaan (yakni karies besar di korona), sonde
dapat memberikan bantuan yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (
Walton & Torabinejad, 1998 ) Pada skenario, terdapat lesi
karies yang dapat ditunjukkan dengan hasil positif dari tes
sondasi.
Tes perkusi dilakukan dengan mengetukkan secara lembut mahkota
dengan instrumen ringan, contohnya ujung kaca mulut.Mahkota
terlebih dahulu diketuk pada arah lurus lalu miring pada bagian
pemukaan bukal atau lingual. Hasil tes ini tidak berhubungan secara
langsung dengan kondisi pulpa. Tes ini untuk mendeteksi adanya
inflamasi jaringan periapikal. Jika terdapat inflamasi, gigi akan
bereaksi seperti piston dalam soketnya. Jaringan periapikal dapat
mengalami inflamasi sebagai hasil dari nekrosis pulpa atau trauma.
( Kidd & Smith, 1990 ) Pada skenario, tes perkusi menunjukkan
hasil negatif. Hal ini berarti tidak terjadi inflamasi pada
jaringan periapikal.
Palpasi menentukan seberapa jauh proses inflamasi telah meluas
ke arah periapeks. Respon positif pada palpasi menandakan adanya
inflamasi periradikuler. Palpasi dilakukan dengan menekan mukosa di
atas apeks dengan cukup kuat. (Walton & Torabinejad, 1998)
Palpasi pada mahkota gigi dapat menyatakan kehilangan atau
perlunakan akar, yang memerlukan investigasi lebih lanjut. Jika
terjadi inflamasi akut, akan terlihat halus dan lunak. Jika menjadi
keras dan mudah dirasakan, maka terjadi gangguan kronis. ( McGehee
et al., 1956 ) Pada skenario, tes palpasi menunjukkan hasil negatif
yang berarti tidak terjadi inflamasi periradikuler.
Electric Pulp Tester digunakan untuk mengetahui apakah serabut
saraf pada pulpa masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak
(Heasman, 2003). Pulp tester diletakkan dengan posisi alat dapat
melewati dentin dan pulpa tanpa ada hambatan.Respon positif
menandakan bahwa serabut saraf masih dapat memberikan respon yang
baik terhadap impuls elektrik (Frank, 1983).
Hasil radiograf dapat memberikan gambaran tentang kondisi gigi
secara menyeluruh, seperti kedalaman kavitas, fraktur akar, atau
karies yang tidak dapat kita lihat secara langsung. Namun, hasil
radiograf belum dapat menunjukkan gejala atau penampakan awal akan
terjadinya pulpitis pada gigi (Heasman, 2003).
Test Cavity merupakan metode lain yang berfungsi untuk
mengetahui sensitifitas pulpa. Tekniknya adalah dengan membuat
sebuah lubang kecil pada gigi pasien yang tidak diberi anestesi.
Apabila pulpa masih vital, maka pasien akan merasa nyeri saat mata
bur mengenai lapisan DEJ (dentino enamel junction). Pulpa yang
nekrosis atau inflamasi tidak akan memberi respon yang sesuai
(Frank, 1983).
C. Diagnosis
Berdasarkan hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif diperoleh
hasil diagnosis bahwa terjadi karies sekunder yang terjadi di
daerah mesial gigi molar 1 kiri atas. Lesi karies yang terjadi di
daerah proksimal gigi premolar atau molar termasuk dalam
klasifikasi Black kelas II. ( Barclay, 2003 ). Restorasi resin
komposit untuk gigi posterior telah menjadi prosedur yang diterima
dalam praktek kedokteran gigi modern. Restorasi komposit memiliki
keberhasilan dan preparasi yang lebih konservatif. Namun, restorasi
menggunakan komposit untuk gigi posterior kurang memuaskan,
memiliki tingkat resistensi terhadap keausan yang rendah,
microleakage, karies sekunder dan kontak proksimal yang tidak
adekuat sering terjadi. Jika ikatan antara komposit dan gigi
rendah, pengerutan memungkinkan terjadinya penetrasi bakteri dan
karies berulang.
Menurut Fejerskov & Kidd (2008), karies sekunder biasanya
terletak pada batas restorasi. Karies sekunder menunjukkan kerja
plaque yang tidak terkontrol. Sekunder karies sering berlokasi pada
batas gingiva restorasi kelas II-IV, dan jarang terjadi pada kelas
I. Lesi karies harus direstorasi, dan lebih disukai dilakukan
restorasi dengan teknik adhesif, karena memungkinkan untuk
memelihara dan menguatkan bagian lemah dari gigi dengan restorasi
bonding. Untuk dapat mencapai bonding yang bagus ke dentin,
preparasi lebih jauh dari dentin bagian dalam, sebaiknya
mempertimbangkan dentinoenamel junction. Meskipun tidak memerlukan
pemindahan dentin yang terinfeksi, untuk menghentikan perkembangan
lesi, dapat mengurangi sifat adhesif yang dapat membahayakan umur
restorasi. Terutama ketika stress-bearing restoration yang lebih
besar ditempatkan, adhesi optimal sangatlah penting, meskipun tidak
ada bukti eksperimentalnya. Bagaimanapun, preparasi sentral dari
karies dentin yang terpengaruh dan terdiskolorisasi pada pulpa
harus dihindari untuk membatasi resiko kerusakan pulpa. Prosedur
preparasi pada akhirnya diikuti dengan penyesuaian outline kavitas.
Secara tradisional, garis tepi atau batas enamel dari preparasi
komposit diselesaikan dengan bevel. Keuntungan bevel adalah dapat
mengurangi microleakage dan mencegah frakturnya prisma email. (
Fejerskov & Kidd, 2008 )
D. Struktur Email dan Dentin
Sebelum melakukan restorasi perlu diketahui mikrostruktur email
dan dentin untuk mendapatkan hasil restorasi yang baik. Email
tersusun atas jutaan batang email / prisma email. Prisma email pada
dasarnya berhubungan satu sama lain dan berjalan dari dentoenamel
junction lalu keluar dalam pola radial (menjari). Pada daerah cusp
enamel, prisma enamel tersusun tegak lurus terhadap dentoenamelo
junction. ( Craig & Powers, 2002 ) Struktur dasar email adalah
batang email yang bentuknya seperti jamur, dimulai pada pertautan
dentin-email dan berakhir pada permukaan email. Bisanya email
berawal pada sudut tegak lurus terhadap permukaan dentin dan
mengikuti pola spiral menuju ke permukaan, berakhir pada sudut
hampir tegak lurus terhadap permukaan. Menurut Baum et al. (1994),
gambaran struktur email perlu dipahami sewaktu merencanakan
preparasi kavitas karena ini memberikan pada operator pengetahuan
dasar yang menyangkut kekuatan dan kelemahan permukaan email dan
tepi-tepi email. Preparasi operatif harus dirancang sedemikian rupa
sehingga mempertahankan email dan pada waktu yang sama menghasilkan
stabilitas mekanis dan penyatuan biologis yang baik.
Dentin tersusun dalam bentuk tubulus yang didukung oleh anyaman
serabut kolagen yang mengalami kalsifikasi. ( Baum et al., 1994 ).
Menurut Craig & Powers (2002).Tubulus dentinalis merupakan
saluran-saluran kecil yang memanjang ke keseluruhan lebar dentin,
mulai dari dentinoenamel junction sampai ke pulpa. Baum et al.
(1994) menambahkan jumlah tubulus per unit di dekat pulpa lebih
banyak bila dibandingkan dengan yang terdapat pada pertautan email.
Tubulus tersebut cenderung mengalami kalsifikasi, menghasilkan
lumen yang lebih kecil.
E. Preparasi kelas II
Preparasi gigi kelas II dengan bahan komposit dapat dilakukan
dengan desain konvensional atau desain modifikasi. Desain
modifikasi digunakan untuk preparasi kecil, biasa menggunakan
berlian atau bur kecil dan membentuk tepian membulat atau seperti
kotak. Desain konvensional digunakan untuk restorasi komposit kelas
II yang sedang hingga besar. Pada restorasi ini digunakan inverted
cone diamond. Hasil preparasi dari desain seperti kotak ini,
kedalaman pulpa dan axial seragam, preparasi dinding tegak lurus
terhadap oklusal. Pada permukaan oklusal, instrumen (diamond / bur)
digunakan secara paralel terhadap sumbu panjang mahkota gigi.
Lantai pulpa dipreparasi hingga kedalaman 1,5 mm. Pada bagian
proksimal operator memegang sepanjang dentinoenamelo junction (DEJ)
dengan ujung instrumen memotong bagian dalam DEJ 0,2 mm. Hal ini
dilakukan pada permukaan fasial, lingual, gingival. Pemotongan
faciolingual mengikuti DEJ. Selama pemotongan, instrumen dipegang
paralel terhadap sumbu panjang mahkota gigi. ( Roberson et all,
2006 )
Untuk kavitas kelas II dapat menggunakan komposit karena dengan
bonding dapat membuat struktur gigi yang lemah menjadi kuat. Selain
komposit, dapat digunakan amalgam tetapi amalgam sudah ditinggalkan
karena adanya residu berbahaya yaitu merkuri, serta warna amlgam
yang tidak sewarna gigi asli. ( Roberson et all, 2006 )
Setelah preparasi gigi tumpatan selesai, diperlukan penambalan
retensi yang didapatkan dari groove, kunci, slot. Semua retensi
harus diltakkan pada dentin. Pada beberapa kasus, bevel dapat
diletakkan pada batas email. Dentin kemudian di etsa dan priming.
Lalu penempatan adhesif dari komposit diisikan secara meningkat.
Pertama, komposit ditempatkan pada ketinggian 1-2 mm ke dalam area
gingiva pada daerah proksimal. Lalu mengkontur dan menyesuaikan
oklusinya. ( Roberson et all, 2006 )
Pada restorasi kavitas kelas II diperlukan bonding dalam
penumpatan menggunakan resin komposit. Pertama struktur gigi
dipreparasi menggunakan bur atau instrument lain, komponen residu
organic dan inorganic akan membentuk smear layer. Smear layer akan
mengisi tubulus dentinalis dan membentuk smear plug, dan menurunkan
permeabilitas dentin pada 86%. Untuk mendaptkan ikatan komposit
dengan dentin yang kuat, dapat digunakan etsa. Untuk mengetsa
digunakan asam fosforik sehingga serabut kolagen pada tubulus
dentinalis terekspos, kemudian dibilas melalui tahap priming,
dimana pada dentin ditambahkan larutan yang mengandung monomer
hidrofilik dalam etanol, aseton, atau air. Kemudian ditempatkan
komposit (unfilled/filled resin bonding agent) sehingga
terbentuklah iktan dentin dan komposit yang kuat. Teknik ini
disebut total etch technique. Teknik lain dapat berupa self-etch
primer systems dan all-in-one-etch adhesive. ( Roberson et all,2006
)
Pada kasus ini, adanya kemungkinan terjadi microleakage.
Microleakage ini dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri dan dapat
menyebabkan iritasi pulpa. Microleakage dapat disebabkan oleh
restorasi adesif yang tidak terikat pada dentin dengan baik, smear
layer sendiri dapat menyediakan jalan bagi microleakage melalui
nanno-channels. Hal terbaik untuk mencegah adanya microleakage
adalah ikatan resin terhadap preparasi dengan batas cavosurface
pada email. Perlu diketahui pula, adanya gap antara resin dentin
tidak semata-mata segera menyebabkan debonding restorasi. (
Roberson et all,2006 )
Kerusakan gigi yang berdekatan sering terjadi pada preparasi
kelas II. Penempatan bevel dengan bur merupakan resiko tambahan
untuk kerusakan permukaan gigi yang berdekatan. Untuk menghindari
kerusakan gigi-gigi yang berekatan, matriks metal dapat ditempatkan
untuk proteksi. Cara praktis dan dapat diprediksi untuk menghindari
kerusakan gigi-gigi yang berdekatan ketika preparasi box-mode
dibuat, adalah untuk menguntungkan jalan masuk ke lasi karies dari
permukaan oklusal dengan bur memasuki bagian dalam marginal ridge.
Lalu preparasi karies dentin dilakukan, sementara mempertahankan
dinding email dapat tetap utuh dan menyediakan proteksi terhadap
instrument putar. Sekali preparasi selesai, dinding kecil dan tipis
email patah dengan instrument keras setelah outline diselesaikan
menggunakan alat-alat preparasi sonic. Peralatan sonic memungkinkan
dokter gigi untuk menjaga dari permukaan aproksimal yang berdekatan
sehingga melindungi gigi-gigi yang berdekatan. ( Fejerskov &
Kidd, 2008 )
Untuk menghasilkan restorasi kelas II yang baik perlu
diperhatikan area kontak proksimal. Kualitas dari area kontak
proksimal pada restorasi kelas II sangat dipengaruhi oleh tipe dari
sistem matriks yang digunakan. Banyak teknik untuk memanipulasi
material komposit untuk membentuk kontak dengan gigi yang lebih
kuat. Salah satunya adalah teknik for achieving broad, kontak
proksimal yang kuat dengan resin komposit di gigi posterior
menggunakan komposit pre-polimerisasi di dalamnya. Pada kasus
dengan karies di bagian mesial dan oklusal, preparasi gigi yang
dilakukan, didesain untuk menerima bahan komposit, sehingga hanya
dilakukan pada struktur gigi secukupnya dan membuang karies tanpa
tambahan retentive feature. Setelah semua karies dihilangkan, a
metal sectional matrix dan plastic wedge dimasukkan di bagian
mesial untuk membentuk matriks proksimal kemudian bitine ring
diaplikasikan. (Dunn, 2004)
F. Restorasi Sandwich
Resin komposit memiliki keterbatasan dalam merestorasi kavitas
yang meluas ke dentin, karena dapat mengiritasi pulpa dan
terbentuknya celah mikro . Untuk menutupi keterbatasan ini maka
dipakailah semen ionomer kaca sebagai basis karena bahan tersebut
memiliki biokompabilitas yang sangat baik antara struktur gigi dan
semen. Berdasarkan kelebihan dan kelemahan resin komposit dan semen
glass ionomer, dikembangkanlah suatu modifikasi tumpatan yang
dikenal sebagai restorasi sandwich
Semen ionomer kaca memiliki kebaikan yang menguntungkan seperti
daya adhesinya yang sangat baik. Resin komposit memiliki estetis
yang memuaskan sehingga dikembangkan modifikasi tempatan yang
menguntungkan, semen ionomer kaca sebagai basis untuk menutupi tepi
kavitas dentin yang terbuka dan resin komposit sebagai tempatannya.
Kemampuan membentuk pelekatan yang kuat dan lama pada dentin
merupakan hal yang paling diharapkan pada restorasi resin. Resin
komposit juga mempunyai warna tempatan yang sangat baik, sehingga
dari segi estetis sangat memuaskan. Dari beberapa kelebihan
tersbut, resin komposit juga mempunyai kekurangan yaitu bila tidak
ada sisa email yang mendukung maka potensi untuk bocor sangat
besar. Semen ionomer kaca memungkinkan untuk menutupi kekurangan
dari resin komposit yaiut dari sifat adesi fisikokimia pada email
dan dentin. Sifat adesi antara semen ionomer kaca dapat mengurangi
kebocoran tepi. Keuntungan semen ionomer kaca yang lain adalah
melepaskan flour yang memungkinkan untuk mencegah terjadinya
sekunder karies, tidak hanya resin komposit, semen ionomer kaca
juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat menerima tekanan kunyah
yang besar, mudah abrasi, erosi, dan dari segi estetisnya tidak
sempurna karena trans lusensinya lebih rendah dari resin
komposit.
Tujuan dari restorasi sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi
estesis, pengunyahan, mencegah celah mikro serta menambah kekuatan
gigi. Fungsi estetis didapat dari bahan resin komposit sebagai
tempatan karena resin komposit memiliki trans lusensi yang lebih
tinggi dibanding semen ionomer kaca. Resin komposit juga dapat
menerima tekanan kunyah yang besar. Untuk mencegah celah mikro
digunakan semen ionomer kaca sebagai basis karena dapat melepaskan
flour untuk mencegah terjadinya sekunder karies.
Menurut Yanti (2004), prosedur restorasi sandwich meliputi:
1. Preparasi dan lining
Kavitas dipreparasi, semua jaringan karies dibuang dengan
menggunakan bur diamond. Diamond stone yang rata atau tungsten
karbit bertujuan untuk menyelesaikan tepi email, liner kalsium
hidroksida digunakan hanya apabila keadaan dentin yang hampir
terbuka dengan perkiraan dentin yang menutupinya hanya sekitar 1mm
atau kurang. Walaupun demikian ia tidak boleh menutupi daerah yang
besar yang dapat mengganggu bonding (ikatan semen ionomer kaca).
Setelah kavitas dipreparasi kemudian tepi email di bevel.
2. Perawatan permukaan
Kavitas dibersihkan, dikeringkan, kemudian diolesi kondisioner
pada permukaan kavitas ikatan semen ionomer kaca ke gigi. Dapat
diperkuat dengan menggunakan larutan yang mengandung asam
poliakrilik, asam tannik, atau dodicin.
3. Pemberian semen
Semen ionomer kaca diijeksikan ke dalam kavitas dan dibiarkan
menutupi tepi kavo surface. Alternatifnya pencampuran dengan tangan
secara standar dapat digunakan, dan semen tersbut diaduk sampai
menyerupai plastik yang berkilau sebelum digunakan. Warna semen
harus dipilih agar sesuai dengan warna dentin. Pengerasan semen
yang diajurkan adalah dalam waktu lima menit.
4. Preparasi semen tepi email
Setelah mengeras semen yang berlebihan dilepaskan dari tepi
email dan dikamfer ke dinding dentin.
5. Pemeberian resin bonding.
Agen bonding resin liquid dioleskan segera ke basis semen dan
dinding-dinding kavitas, harus hati-hati untuk memastikan bahwa
lapisan tersebut tipis. Sistem visible light cured diajurkan karena
pengerasan yang cepat dari agen bonding adalah penting untuk
menjamin semen dan permukaan email tidak terkontaminasi
6. Pemberian resin komposit
Tempatan resin dimasukan dan dikontur ke posisinya. Bahan
tersbut tidak boleh berlebihan, dan adaptasi yang tepat bisa
dicapai dengan memakai matriks plastik bening.
7. Penyelesaian
Setelah disinari restorasi tersbut diselesaikan dengan bur
diamond rata atau bur karbit. Pemolesan restorasi dapat
dieselesaikan dengan menggunakan karet abrasif dan bubuk alumunium
oksida yang halus.
KERUSAKAN JARINGAN KERAS GIGI BUKAN KARENA KARIESPosted by De
Haantjes van Het Oosten in Apr 19, 2010, under Tak Berkategori
Atrisi:
Yaitu keausan gigi yang disebabkan oleh kontaknya gigi.Makin
sering kontak terjadi, makin besar keausannya.Jika keausan menjadi
sangat luas sehingga banyak jaringan gigi yang hilang, maka pulpa
mungkin akan terbuka sehingga harus dilakukan perawatan saluran
akar.Jika dibutuhkan restorasi pada gigi posterior sebaiknya
digunakan mahkota tuang. Sedangkan pada gigi anterior menggunakan
mahkota metal keramik/mahkota jaket.
Abrasi:
Yaitu keausan gigi yang bukan disebabkan oleh kontaknya gigi,
melainkan disebabkan oleh karena penyikatan gigi secara horizontal
yang berlebihan dengan menggunakan pasta gigi yang abrasif.Keausan
pada tepi insisal biasanya dikarenakan kebiasaan menggigit benda
tertentu, seperti jepitan rambut atau pipa rokok.
Erosi:
Yaitu hilangnya jaringan keras gigi karena bahan kimia.Bisa
disebabkan karena kebiasaan makan asam, seperti terlalu banyak
minum jus jeruk atau minum-minuman asam, terlalu banyak makan buah
jeruk atau apel asam, dan atau banyak mengkonsumsi yoghurt.
Fraktur:
Bisa disebabkan oleh karena trauma, baik berupa pukulan langsung
terhadap gigi anterior, atau berupa pukulan tidak langsung terhadap
mandibula yang dapat menyebabkan pecahnya cusp gigi
posterior.Fraktur yang mengenai permukaan oklusal biasanya berupa
garis fraktur vertikal.
Fraktur yang mengenai gigi depan pada anak-anak, bila tidak
dirawat akan terjadi inflamasi pd dentin yg terbuka.
Karies Gigi
DEFINISI
Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam
gigi, yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap
melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus
berkembang ke bagian dalam gigi.
Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus
tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi tanggal.
Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi dibedakan
menjadi:
Pembusukan permukaan yang licin/rata. Merupakan jenis pembusukan
yang paling bisa dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling lambat.
Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri
melarutkan kalsium dari email. Pembusukan jenis ini biasanya mulai
terjadi pada usia 20-30 tahun.
Pembusukan lubang dan lekukan. Biasanya mulai timbul pada usia
belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat. Terbentuk pada
gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan
gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan
pipi. daerah ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit
daripada bulu-bulu pada sikat gigi.
Pembusukan akar gigi. Berawal sebagai jaringan yang menyerupai
tulang, yang membungkus permukaan akar (sementum). Biasanya terjadi
pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi karena
penderita mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah akar gigi
dan karena makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan
jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.
Pembusukan dalam email. Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi
yang paling luar dan keras, tumbuh secara perlahan. Setelah
menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan
akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi
paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah). Dibutuhkan
waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari
dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun. karena itu
pembusukan akar yang berasal dari dalam dentin bisa merusak
berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat.
PENYEBAB
Hal-hal yang mendukung terjadinya karies gigi:
gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau
memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak.
bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya
bakteri jenis tertentu yang menyebabkan pembusukan gigi. yang
paling sering adalah bakteri streptococcus mutans.
sisa-sisa makanan.
Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. bakteri
ini mengubah semua makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi
asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah bergabung membentuk
bahan lengket yang disebut plak, yang menempel pada gigi. plak
paling banyak ditemukan di gigi geraham belakang. Jika tidak
dibersihkan maka plak akan membentuk mineral yang disebut karang
gigi (kalkulus, tartar). Plak dan kalkulus bisa mengiritasi gusi
sehingga timbul gingivitis.
GEJALA
Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi. Sakit gigi
dapat terjadi karena:
akar tercemar, tetapi tidak membusuk
terlalu kuat mengunyah
gigi patah.
Penyumbatan sinus bisa menyebabkan gigi atas menjadi peka.
Biasanya, suatu kavitasi di dalam enamel tidak menyebabkan
sakit; nyeri baru timbul jika pembusukan sudah mencapai dentin.
Nyeri yang dirasakan jika meminum minuman dingin atau makan permen
menunjukkan bahwa pulpa masih sehat. Jika pengobatan dilakukan pada
stadium ini, maka gigi bisa diselamatkan dan tampaknya tidak akan
timbul nyeri maupun kesulitan menelan.
Suatu kavitasi yang timbul di dekat atau telah mencapai pulpa
menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Nyeri tetap ada
walaupun perangsangnya dihilangkan (contohnya air dingin ). Bahkan
gigi terasa sakit meskipun tidak ada perangsangan (sakit gigi
spontan).
Jika bakteri masuk ke dalam pulpa dan pulpa mati, maka untuk
sementara waktu nyeri akan hilang. tetapi tidak lama kemudian
(beberapa jam sampai beberapa hari) jika dipakai untuk menggigit
atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena, maka
gigi menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar
keluar dari ujung akar dan menyebabkan abses (penumpukan nanah).
Nanah yang terkumpul di sekitar gigi cenderung akan mendorong gigi
keluar dari kantongnya. proses menggigit akan mengembalikan gigi ke
tempatnya, disertai nyeri yang luar biasa. Nanah bisa terus
terkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada gusi di dekatnya atau
bisa menyebar lebih jauh melalui rahang (selulitis) dan mengalir ke
dalam mulut atau bahkan menembus kulit di dekat rahang.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan nyeri yang dirasakan oleh
penderita dan hasil pemeriksaan gigi, dimana ditemukan adanya
karies.
Jika karies belum tampak, bisa dilakukan pemeriksaan rontgen
gigi untuk membantu menemukan adanya karies.
PENGOBATAN
Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email
bisa membaik dengan sendirinya dan bintik putih di gigi akan
menghilang. Jika pembusukan telah mencapai dentin, maka bagian gigi
yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan tambalan
(restorasi). Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu
mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil kemungkinan terjadinya
kerusakan pulpa.
Penambalan.
Tambalan terbuat dari berbagai bahan dan dimasukkan ke dalam
gigi atau di sekitarnya. Perak amalgam merupakan tambalan yang
paling banyak digunakan untuk gigi belakang, karena sangat kuat dan
warnanya tidak terlihat dari luar. Perak amalgam relatif tidak
mahal dan bertahan sampai 14 tahun. Tambalan emas lebih mahal,
tetapi lebih kuat dan bisa digunakan pada karies yang sangat
besar.
Campuran damar dan porselin digunakan untuk gigi depan, karena
warnanya mendekati warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari
luar. bahan ini lebih mahal daripada perak amalgam dan tidak tahan
lama, terutama pada gigi belakang yang digunakan untuk
mengunyah.
Kaca ionomer merupakan tambalan dengan warna yang sama dengan
gigi. bahan ini diformulasikan untuk melepaskan fluor, yang memberi
keuntungan lebih pada orang-orang yang cenderung mengalami
pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga digunakan untuk
menggantikan daerah yang rusak karena penggosokan gigi yang
berlebihan.
Pengobatan saluran akar dan pencabutan gigi.
Jika pembusukan menyebar sampai ke pulpa, satu-satunya cara
untuk menghilangkan nyeri adalah mengangkat pulpa melalui saluran
akar (endodontik) atau mencabut gigi. Gigi belakang yang telah
menjalani pengobatan saluran akar sebaiknya dilindungi oleh sebuah
mahkota, yang akanmenggantikan keseluruhan permukaan untuk
mengunyah. Metoda restorasi untuk gigi depan yang telah menjalani
pengobatan saluran akar tergantung kepada jumlah gigi yang
tersisa.
Kadang timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar
mulut atau tenggorokan, dalam waktu 1-2 minggu setelah pengobatan
saluran akar.
Jika gigi dicabut, harus segera diganti. jika tidak, gigi di
sebelahnya posisinya akan berubah dan mengganggu proses
menggigit.
PENCEGAHAN
Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan. Rontgen
gigi bisa dilakukan setiap 12-36 bulan, tergantung kepada hasil
pemeriksaan gigi oleh dokter gigi.
Lima strategi umum yang merupakan kunci dalam mencegah
terjadinya karies gigi:
Menjaga kebersihan mulut. Kebersihan mulut yang baik mencakup
gosok gigi sebelum atau setelah sarapan dan sebelum tidur di malam
hari serta membersihkan plak dengan benang gigi (flossing) setiap
hari. Hal ini sangat efektif dalam mencegah terjadinya pembusukan
permukaan yang licin. Menggosok gigi mencegah terbentuknya karies
di pinggir gigi dan flossing dilakukan di sela-sela gigi yang tidak
dapat dicapai oleh sikat gigi. Menggosok gigi yang baik memerlukan
waktu selama 3 menit. Pada awalnya plak agak lunak dan bisa
diangkat dengan sikat gigi yang berbulu halus dan benang gigi
minimal setiap 24 jam. jika plak sudah mengeras maka akan sulit
untuk membersihkannya.
Makanan. Semua karbohidrat bisa menyebabkan pembusukan gigi,
tetapi yang paling jahat adalah gula. Semua gula sederhana,
termasuk gula meja (sukrosa), gula di dalam madu (levulosa dan
dekstrosa), buah-buahan (fruktosa) dan susu (laktosa) memiliki efek
yang sama terhadap gigi. Jika gula bergabung dengan plak, maka
dalam waktu sekitar 20 menit, bakteri streptococcus mutans di dalam
plak akan menghasilkan asam. Jumlah gula yang dimakan tidak
masalah, yang memegang peran penting adalah lamanya gula berada di
dalam gigi.
Orang yang cenderung mengalami karies harus mengurangi makanan
yang manis-manis. Berkumur-kumur setelah memakan makanan manis akan
menghilangkan gula, tetapi cara yang lebih efektif adalah dengan
menggosok gigi. Untuk menghindari terbentuknya karies, sebaiknya
meminum minuman dengan pemanis buatan atau minum teh atau kopi
tanpa gula.
Fluor. Fluor menyebabkan gigi, terutama email, tahan terhadap
asam yang menyebabkan terbentuknya karies. Sangat efektif
mengkonsumsi fluor pada saat gigi sedang tumbuh dan mengeras, yaitu
sampai usia 11 tahun. Penambahan fluor pada air adalah cara yang
paling efisien untuk memenuhi kebutuhan fluor pada anak-anak.
Tetapi jika terlalu banyak mengandung fluor, bisa menyebabkan
timbulnya bintik-bintik atau perubahan warna pada gigi. Jika air
yang diminum mengandung sedikit fluor, bisa diberikan obat tetes
atau tablet natrium florida. Fluor juga bisa dioleskan langsung
oleh dokter gigi pada gigi yang cenderung mengalami pembusukan.
Akan lebih baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluor.
Penambalan. Penambalan dapat digunakan untuk melindungi lekukan
pada gigi belakang yang sulit dijangkau. Setelah dibersihkan,
daerah yang akan ditambal ditutup dengan plastik cair. setelah
cairan plastik mengeras, akan terbentuk penghalang yang efektif,
dimana bakteri di dalam lekukan akan berhenti menghasilkan asam
karena makanan tidak dapat menjangkau lekukan tersebut. Sebuah
tambalan bertahan cukup lama; sekitar 90% bertahan sampai 1 tahun
dan 60% bertahan sampai 10 tahun; tetapi kadang perlu dilakukan
perbaikan atau penggantian.
Terapi antibakteri. Beberapa orang memiliki bakteri penyebab
pembusukan yang sangat aktif di dalam mulutnya. Orang tua bisa
menularkan bakteri ini kepada anaknya melalui ciuman. bakteri
tumbuh di dalam mulut anak setelah gigi pertama tumbuh dan kemudian
bisa menyebabkan terjadinya karies. Karena itu kecenderungan bahwa
pembusukan gigi terjadi dalam satu keluarga, tidak selalu
menunjukkan kebersihan mulut maupun kebiasaan makan yang jelek.
Pada orang-orang yang cenderung menderita karies gigi perlu
diberikan terapi antibakteri. Setelah daerah yang membusuk dibuang
dan semua lubang serta lekukan ditambal, maka diberikan obat kumur
yang kuat (klorheksidin) selama beberapa minggu untuk membunuh
bakteri di dalam plak yang tersisa. Diharapkan bakteri yang tidak
berbahaya akan menggantikan bakteri penyebab karies. Untuk membantu
mengendalikan bakteri, bisa digunakan obat kumur fluor setiap hari
dan mengunyah permen karet yang mengandung xilitol.
Pulpitis reversibel, Ireversibel, dan Nekrosispulpa
Filed under:Konservasi,Perio10 CommentsMay 8, 2010
Pulpitis Reversible
Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang
apabila penyebabnya dihilangkan maka inflamasi menghilang dan pulpa
akan kembali normal. Faktor-faktor yang menyebabkan pulpitis
reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar seperti
karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian
besar prosedur operatif, kuretase periodontium yang dalam dan
fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka.
Gejala
Pulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena
karies yang baru muncul dan akan kembali normal bila karies
dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik, apabila ada gejala
(bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus. Aplikasi
stimulus dingin atau panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang
tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera reda.
Stimulus panas dan dingin menimbulkan nyeri yang berbeda pada pulpa
normal. Ketika panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang
tidak terinflamasi, respon awal yang langsung terjadi (tertunda),
namun jika stimulus panas ditingkatkan maka intensitas nyeri akan
meningkat. Sebaliknya, jika stimulus dingin diberikan, pulpa normal
akan segera terasa nyeri dan menurun jika stimulus dingin
dipertahankan. Berdasarkan observasi hal ini, respon dari pulpa
sehat maupun terinflamasi tampaknya sebagian besar disebabkan oleh
perubahan dalam tekanan intrapulpa.
Pulpitis Irreversible
Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan
bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat
pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali
merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat
pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan
dentin yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan
gigi dalam perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya
aliran darah pulpa.
Gejala
Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai
dengan suatu paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat
disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang tiba-tiba,
terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau
pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring
yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit
biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat
datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa
sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau
menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa
sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat
keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada
tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan
rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke
telinga bila bawah belakang yang terkena. Menentukan lokasi nyeri
pulpa lebih sulit dibandingkan nyeri pada periapikal/periradikuler
dan menjadi lebih sulit jika nyerinya semakin intens.Stimulus
eksternal, seperti dingin atau panas dapat menyebabkan nyeri
berkepanjangan.
Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang
normal atau sehat. Sebagai contoh, aplikasi panas pada inflamasi
ini dapat menghasilkan respon yang cepat dan aplikasi dingin,
responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim
bahwa gigi dengan pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang
yang rendah terhadap stimulasi elektrik, menurut Mumford ambang
rangsang persepsi nyeri pada pulpa yang terinflamasi dan tidak
terinflamasi adalah sama.
Nekrosis Pulpa
pulpa nekrosis
Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau
seluruhnya, tergantung pada seluruh atau sebagian yang terlibat.
Nekrosis, meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi setelah jejas
traumatic yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi.
Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuifaksi (pengentalan
dan pencairan). Pada jenis koagulasi, bagian jaringan yang dapat
larut mengendap atau diubah menjadi bahan solid. Pengejuan adalah
suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi
masa seperti keju, yang terdiri atas protein yang mengental, lemak
dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik
mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau
debris amorfus. Pulpa terkurung oleh dinding yang kaku, tidak
mempunyai sirkulasi daerah kolateral, dan venul serta limfatiknya
kolaps akibat meningkatnya tekanan jaringan sehingga pulpitis
irreversible akan menjadi nekrosis likuifaksi. Jika eksudat yang
dihasilkan selama pulpitis irreversible diserap atau didrainase
melalui kavitas karies atau daerah pulpa yang tebuka ke dalam
rongga mulut, proses nekrosis akan tertunda; pulpa di daerah akar
akan tetap vital dalam jangka waktu yang cukup lama. Sebaliknya,
tertutup atau ditutupnya pulpa yang terinflamasi mengakibatkan
proses nekrosis pulpa yang cepat dan total serta timbulnya patosis
periapikal.
Gejala
Gejala umum nekrosis pulpa :
Simptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis
irreversible
Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri
spontan.
Sangat sedikit/ tidak ada perubahan radiografik
Mungkin memiliki perubahan-perubahan radiografik defenitif
seperti pelebaran jaringan periodontal yang sangat nyata adalah
kehilangan lamina dura
Perubahan-perubahan radiografik mungkin jelas terlihat
Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar
apeks dari salah satu atau beberapa gigi, tergantung pada kelompok
gigi.
Keluhan subjektif :
Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan
panas
Bau mulut (halitosis)
Gigi berubah warna.
Pemeriksaan objektif :
Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitam-hitaman
Terdapat lubang gigi yang dalam
Sondenasi,perkusi dan palpasi tidak sakit
Biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal.
Kecuali pada nekrosis tipe liquifaktif.
Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi,palpasi
dan sondenasi sakit.
Loading...
Rabu, 27 Mei 2009
PulpitisPULPITISPulpitis adalah suatu radang yang terjadi pada
jaringan pulpa gigi dengan gambaran klinik yang akut. Merupakan
penyakit lanjut karena didahului oleh terjadinya karies, hyperemia
pulpa baru setelah itu menjadi Pulpitis, yaitu ketika radang sudah
mengenai kavum pulpa.Klasifikasi pulpitisMenurut waktunya :-
Pulpitis akup- Pulpitis kronisMenurut kantorowicsPulpitis (radang
pulpa)Pulpitis Clausa (pulpa tertutup)- Hyperemia Pulpa- PUlpitis
Simplex- PUlpitis PurulentPulpitis Aperta (pulpa terbuka)- PUlpitis
Ulserosa- PUlpitis GranulomatosaMenurut Prof. Knap (pembagian
baru)a. Pulpitis akut- Pulpitis akut totalis- Pulpitis akut
partialisEtiologiPenyebab Pulpitis yang paling sering ditemukan
adalah kerusakan email dan dentin, penyebab kedua adalah
cedera.GejalaPulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa,
terutama bila terkena oleh air dingin, asam, manis, kadang hanya
dengan menghisap angina pun sakit. Rasa sakit dapat menyebar ke
kepala, telinga dan kadang sampai ke punggung.- Sondasi (+)-
Perkusi (-)- Reaksi dingin, manis dan asam (+)- Pembesaran kelenjar
(-)- Rasa sakit tidak terus menerus, terutama pada malam hari- Rasa
sakit tersebar dan tidak bias dilokalisasi.- Rasa sakit berdenyut
khas, yaitu rasa sakit yang tajam dan dapat menjalar ke kepala dan
telinga kadang ke punggungDiagnosaDiagnosa ditegakkan berdasarkan
gejala dan hasil pemeriksaan klinis. Dalam hal ini dapat dilakukan
beberapa pengujian :- diberikan rangsangan dingin, asam,
manisPasien terasa sakit sekali/sakit bertambah menusuk. Rangsangan
dingin, asam dan manis (+)- Penguji Pulpa Elektrikpada pengujian
dengan alat penguji elektrik, pasien merasa sangat nyeri, kadang
belum tersentuh pun pasien terasa sangat nyeri- Perkusi Dengan
Pangkal Sondepada pulpitis perkusi (-), tapi pasien merasa
nyeri/perkusi (+), disebabkan karena pada dasarnya pasien sudah
merasa sakit pada giginya sehingga hanya paktor sugesti yang
mendasarinya. Bila perkusi terasa nyeri/perkusi (+), maka
peradangan telah menyebar ke jaringan dan tulang sekitarnya.-
Roentgen Gigipada pemeriksaan dengan roentgen maka didapatkan
gambaran radiologist berupa gambaran radioluscent yang telah
mencapai kavum pulpa. Pemeriksaan radiologist dilakukan untuk
memperkuat diagnosa dan menunjukkan apakah peradangan telah
menyebar ke jaringan dan tulang sekitarnya.Diferential Diagnosa-
Pulpitis kronis- Periodontitis sebelah akar- Pulpitis dengan
permulaan periodontitisRencana Therapy- Endodontics (perawatan
saraf gigi)- Ekstraksi gigi penyebabEndodonticsmerupakan cabang
kedokteran gigi yang berhubungan dengan etiologi, pencegahan,
diagnosis, dan terapi terhadap kondisi yang mengenai pulpa gigi,
akar gigi, dan jaringan periapikal dalam hal ini amerupakan terapi
perawatan saraf gigi. Terapi endodontics dilakukan bila keadaan
gigi masih baik, dan kerusakannya belum terlalu luas, sehingga gigi
masih bias dipertahankan.