Draft 27 maret 2005
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kekuatan, taufik dan hidayah-Nya kepada kami dalam
menyelesaikan Buku Rancangan Pengajaran modul Neurosains tahun
akademik 2013 2014.
Modul Neurosains ini merupakan modul ketiga dalam semester genap
subprogram Medical Sciences di kurikulum pendidikan dokter (KURFAK)
2005. Modul ini akan membahas struktur dan fungsi sistem saraf dari
berbagai aspek cabang ilmu kedokteran yang disusun dan dilakukan
secara terintegrasi dan student-centered mulai tingkat molekuler
sampai sistem.
Modul ini diharapkan dapat membuka dan memberikan pemahaman awal
serta menanamkan dasar berpikir yang kuat dalam praktik sebagai
dokter kelak, peneliti, maupun dalam menekuni jenjang pendidikan
lebih lanjut; serta berguna dalam melaksanakan Tridharma Perguruan
Tinggi.
Kami menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada tim inti
modul Neurosains FKIK UNIB tahun akademik 2013-2014 yang telah
menyumbangkan buah pikirannya danMedical Education Unit (MEU) FKIK
UNIB yang memfasilitasi penyelesaian buku ini. Kami menyadari bahwa
buku rancangan pengajaran ini tak luput dari kesalahan. Kritik dan
saran kami butuhkan untuk perbaikan dan kemajuan di masa yang akan
datang.
Buku ini kami persembahkan untuk meningkatkan kualitas
pemelajarandan kompetensi calon dokter FKIK UNIB di masa mendatang.
Kiranya Allah SWT tetap memberikan petunjuk untuk penyempurnaan.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkat dan rahmatNYA kepada
kita semua.
Amin.
Bengkulu, April 2014Tim Modul Neurosains
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANGKesehatan fisik tanpa didukung dengan kesehatan
pikiran menjadikan hidup tidak seimbang. Banyak orang menyadari
bahwa penderitaan yang mereka alami secara fisik dipicu oleh
pikiran mereka yang tidak sehat. Itulah sebabnya, kesehatan tubuh
dan kesehatan pikiran adalah intisari dari kebahagiaan hidup.
Berpikir adalah kekuatan dasar yang dimiliki oleh manusia yang
dapat memengaruhi alam semesta. Semua yang berkaitan dengan
pengetahuan, kesehatan, rasa aman, kepribadian, kebahagiaan bahkan
kesuksesan tiada lain bersumber dari hasil pikiran. Dengan
berpikir, muncul berbagai gagasan spektakuler serta sangat
menakjubkan yang turut membentuk peradaban umat manusia selama
ini.Pikiran merupakan fungsi dari otak yang terdiri dari milyaran
sel saraf. Setiap sel saraf memilik inti sel dengan banyak cabang,
dan setiap cabang memiliki banyak koneksi. Fungsi otak tersebut
jauh lebih canggih daripada komputer manapun di planet ini. Setiap
sel saraf berhubungan dengan puluhan ribu sampai ratusan ribu sel
lain, dan mereka saling bertukar informasi. Ini disebut komunikasi
sel saraf.Setidaknya ada tiga tipe kecerdasan utama, yaitu
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Lebih rinci lagi,
ada kecerdasan linguistik, matematis-logis, visual-spasial,
musikal, naturalis, interpersonal, dan fisik. Untuk memfungsikan
itu semua, walaupun kenyataannya hanya sebagian kecerdasan yang
dapat dimaksimalkan, kita perlu memelajari struktur dan fungsi
sistem saraf. Ilmu yang mengkaji struktur dan fungsi sitem saraf
dikenal dengan neurosains. Neurosains meliputi kajian di bidang
struktur saraf, makro dan mikro anatomi, perkembangan dan mekanisme
yang mendasari fungsi seperti sensasi dan persepsi; pemelajaran dan
memori; gerak; tidur dan keadaan terjaga; stres; dan mekanisme yang
mendasari gangguan sistem saraf mulai dari tingkat gen, molekul,
sel sampai sistem. Neurosains ini masih terus berkembang dan terus
diteliti untuk mengungkapkan fenomena dalam sistem saraf terutama
otak.Modul Neurosains merupakan modul ke-tiga pada semester 2 yang
merupakan bagian dari tahap II kurikulum Fakultas Kedokteran UI
2005 dengan bobot 6 SKS dan dijadwalkan penyelenggaraannya selama 6
minggu.
2. Kompetensi yang harus dimiliki dalam pemelajaran
NeurosainsBerdasarkan Kurikulum Nasional (KIPDI III) yang berbasis
kompetensi, pendidikan kedokteran diarahkan untuk menguasai 7 area
kompetensi ditambah 3 kompetensi untuk lulusan FKUI. Modul
Neurosains ditujukan untuk menguasai 6 area kompetensi berkaitan
dengan pemelajarandan penanganan permasalahannya, yaitu:1.
Keterampilan komunikasi efektif2. Kemampuan menjelaskan ilmu
biomedik dalam pemahaman keadaan sehat dan sakit di bidang
neurosains3. Kemampuan memanfaatkan dan menilai secara kritis
teknologi informasi dalam mengelola informasi di bidang
neurosains4. Mawas diri dan mampu mengembangkan diri atau belajar
sepanjang hayat5. Memahami etika, moral dan profesionalisme dalam
lingkup neurosains6. Kemampuan merencanakan riset untuk menjawab/
mengatasi permasalahan neurosains
3.
4. Tujuan UmumMelalui Modul Neurosains yang dijalani selama 6
minggu, mahasiswa memiliki kompetensi derajat 1 terkait bidang
neurosains yang wajib dimiliki seorang dokter dan merupakan modal
dasar dalam penanganan masalah neurosains pada layanan kesehatan
serta menumbuhkan minat penelitian dalam bidang neurosains.
5. Tujuan KhususSetelah menyelesaikan Modul Neurosains,
mahasiswa diharapkan mampu:1. Berkomunikasi disertai empati 2.
Mendengar aktif3. Memberi informasi secara efektif4. Menggunakan
bahasa verbal dan tertulis secara efektif5. Menggunakan teknologi
komputer secara efektif6. Berpikir kritis dalam mensintensis dan
analisis data khususnya di bidang neurosains dengan
mengintegrasikan ilmu-ilmu dasar (biomedis).7. Menjelaskan
mekanisme dasar dengan mengintegrasikan berbagai ilmu-ilmu dasar
bidang neurosains8. Menjelaskan mekanisme yang mendasari berbagai
masalah neurosains9. Mengidentifikasi masalah neurosains10.
Menjelaskan masalah neurosains secara obyektif dari berbagai sudut
pandang11. Menganalisis kemungkinan penyelesaian masalah
berdasarkan informasi yang diperlukan12. Menganggap umpan balik
hasil kerja sebagai bagian dari pendidikan13. Mengenali isu dan
dilema etik serta masalah medikolegal berkaitan dengan masalah
neurosains dan mengetahui kapan dan bagaimana mendapatkan bantuan
pakar atau sumber lain dalam menyelesaikan pilihan etik dan
medikolegal tersebut14. Peka terhadap tata nilai di masyarakat dan
mampu memadukan pertimbangan moral dan memiliki keterampilan untuk
memutuskan masalah etik yang berhubungan dengan bidang
neurosains15. Membuat rencana riset atau solusi masalah
neurosains16. Menilai hasil kegiatan riset bidang neurosains17.
Melaporkan hasil kegiatan riset/solusi bidang neurosains
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti modul neurosains adalah mahasiswa yang
telah melalui pendidikan dokter tahap I sehingga telah mempunyai
dan menguasai keterampilan belajar sesuai dengan tujuan pendidikan
dokter tahap I. Dengan demikian mahasiswa telah mencapai
keterampilan dan sikap dasar, yaitu keterampilan belajar sepanjang
hayat, keterampilan-keterampilan generik dan sikap peduli terhadap
lingkungan/masyarakat. Di samping itu, mahasiswa telah melalui
Modul Sel dan Genetik dan Modul Biologi Molekular yang akan
digunakan dalam mengkaji bidang neurosains.
[Type text][Type text][Type text]1Buku Rancangan Pengajaran
(BRP), Modul Neurosains,PSPD UNIB dibawah pembinaan FKUI,
2011-2012
SASARAN PEMELAJARAN
Sasaran Pemelajaran TerminalSetelah mengikuti modul integrasi
neurosains, bila mahasiswa dihadapkan pada data sekunder tentang
gangguan sistem saraf, mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisis
masalah tersebut berdasarkan ilmu biomedik terkini yang terdiri
atas proses molekular, selular, jaringan dan organ yang terjadi
dalam sistem saraf terkait.
Sasaran Pemelajaran PenunjangSetelah mengikuti modul integrasi
neurosains, bila mahasiswa dihadapkan pada pemicu dan atau data
sekunder tentang gangguan sistem saraf, mahasisawa mampu:1.
Menjelaskan anatomi dan histologi sistem persarafan2. Menjelaskan
fisiologi sistem saraf dan interaksinya dengan sistem organ
terkait3. Menjelaskan mekanisme terjadinya masalah dan sistem/organ
terkait4. Menjelaskan histopatologi dan patofisiologi penyakit yang
menimbulkan masalah tersebut5. Menjelaskan etiologi dan sistematika
deteksi (pemeriksaan penunjang) yang diperlukan berdasarkan
patogenesis dan patofisiologi dari penyakit yang menimbulkan
masalah tersebut 6. Menjelaskan keterkaitannya dengan embriologi
sistem saraf7. Menjelaskan keterkaitannya dengan struktur anatomi
dan histologi sistem saraf8. Menjelaskan keterkaitannya dengan
mekanisme fisiologi dan biokimia sistem saraf pada tingkat selular
dan biomolekular9. Menjelaskan mekanisme biokimiawi sistem saraf
dan pengaruh zat-zat kimia pada pertumbuhan dan perkembangan sistem
saraf10. Menjelaskan prinsip transduksi sinyal rekaman biofisika11.
Menjelaskan mekanisme selular dalam etiopatologi dan patofisiologi
sistem saraf 12. Menjelaskan prinsip farmakokinetik dan mekanisme
kerja obat pada sistem saraf di tingkat reseptor dan subselular13.
Menjelaskan prinsip dasar fisika dalam pencitraan sistem saraf dan
analisis hasil pencitraan14. Menjelaskan prinsip regenerasi sistem
saraf
LINGKUP BAHASAN
Lingkup bahasan Modul Neurosains meliputi:
Embriogenesis/histogenesis sistem saraf Biologi molekular sel saraf
Neuroanatomi dan Neurohistologi Neurokimiawi Neurofisiologi
Neuroimaging Neurologi Neurobehaviour Neuropatologi: Telaah selular
etiopatogenesis dan patofisiologi terhadap 5 kelompok patologik
sistem saraf 1. Kelainan bawaan (kongenital)2. Trauma 3. Infeksi 4.
Neoplasma5. Degenerasiyang melandasi 10 gejala
klinik/kelainan/penyakit sistem saraf yang sering ditemukan di
Indonesia/regional sesuai visi dan misi FKIK UNIB1. Trauma
kapitis2. Gangguan vaskular3. Infeksi4. Neuropati5. Proses
degeneratif6. Neoplasma7. Kelainan kongenital8. Kelainan
metabolik9. Penyakit autoimun10. Sindroma otak organik
Lingkup bahasanPokok BahasanSub-pokok Bahasan
Embriogenesis sistem sarafNeuroembriogenesis sistem saraf dan
neurohistogenesis jaringan sarafDiferensiasi sel indukDiferensiasi
dan maturitas sel komponen sistem saraf
Anatomi sistem sarafSistem saraf pusat
Anatomi susunan saraf pusat: serebrum, serebelum, batang otak
dan medulla spinalisJaras-jaras sarafSawar darah otak
Sistem saraf periferAnatomi susunan saraf perifer: saraf kranial
dan saraf perifer (somatik, otonom, sistem kromafin)
Pencitraan pada sistem sarafPrinsip dasar pencitraan yang
meliputi aborsi, refleksi, difraksi, interferensi, resonansi
gelombang elektromagnetik dan gelombang mekanik
Analisis hasil pencitraan
Histologi sistem sarafStruktur sel sarafStruktur membran sel
Protein membran sel Komponen intrasel lainnya
Struktur sel glia
Jenis dan komponen sel glia
Struktur sinapsJenis sinapsPra dan pascasinapsKomunikasi antar
sinaps
Faktor kimiawi sistem saraf
Mikro dan makro nutrienMikro dan makronutrien yang berperan pada
susunan saraf
Transmisi impuls saraf secara humoralPeran ion kalsiumPompa
ATPaseNeurotransmiterNeuromodulator dan neuropeptida
Farmakologi obat sistem sarafFarmakokinetik, farmakodinamik
tempat dan cara kerja obat pada sistem saraf
NeurofisiologiPrinsip transduksi sinyal rekaman
biofisikaPerubahan resistensi, kapasitansi dan induktansi (LRC)
Kegiatan listrik sel saraf (Biolistrik)Depolarisasi,
repolarisasi, hiperpolarisasi, potensial aksi
Fisiologi komunikasi sistem sarafNeurofisiologi sinaps, IPSP dan
EPSP, sumasi ruang dan sumasi waktu, hambatan sinaps, plastisitas
sinaps dan Neurofisiologi refleks
Fisiologi Integrasi Sistem SarafSistem sensomotorikSistem aferen
dan eferen
Sistem saraf otak
Sistem saraf otonomSistem saraf simpatis dan parasimpatis
SomatosensorikRaba, nyeri, suhu
Fungsi sistem saraf pusat/ Dasar-dasar neurofisiologi perilaku
dan kognisi
Kesadaran, tidur dan terjaga/ waspada
Proses pemelajaran dan memori, komunikasi verbal dan nonverbal,
motivasi, emosi, perhatian
Telaah selular neuropatologi Trauma
Gambaran kerusakan saraf
Gangguan vascularInfark, CVA, CVD
Gangguan Aliran Likuor serebrospinal
Hidrosefalus
Kelainan Kongenitalmeningokel, spina bifida, vaskuler
InfeksiPatogenesis infeksi sistem saraf oleh virus, bakteri,
parasit, jamur
NeoplasmaPrimer, sekunder
Proses DegeneratifNeuron, neuroglia, vaskular dan sel penunjang
lain
Lain-lainKelainan metabolik primer dan sekunder, autoimun
DAFTAR RUJUKAN Histologi1. Gartner LP, Hiatt JL, Editors. Color
Textbook of Histology. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 20072.
Fawcett DW, Jenish RP.Bloom and Fawcett A Textbook of Histology.
New York: Chapman &Hall; 19973. Young B, Heath, J.W. Wheaters
Functional, Histology: A Text and Color Atlas. London: Churchill
livingstone; 2006
Fisiologi4. Sherwood L. Human Physiology from cells to system,
7th ed. Australia. Brooks/Cole Cengange Learning. 2011. 5.
Silverthorn DU. Human physiology: an integrated approach. 5th ed.
San Francisco. Pearson Education, Inc. 2010. 6. Bear MF, Connors
BW, Paradiso MA. Neuroscience exploring the Brain, 3rd ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. 2007.
Anatomi7. Snell, Richard. Clinical Neuroanatomy. 6th Edition.
2006. Lippincott Williams and Wilkins.8. Rubin M and Safdieh J.
Netter's Concise Neuroanatomy. Elsevier. 2004.
Biologi9. Carlson BM. Pattens Foundation of Embriology. 6thed.
New York: Mc. Graw-Hill Inc; 199610. Arey LB. Developmental
Anatomy. 7th ed. London: W.B. Saunders Comp; 1974 11. Donkelaar
HJT, Lammens M, Hori A. 2006. Clinical Neuroembryology: Development
and Developmental Disorders of the Human Central Nervous System
(e-BOOK). Springer- Verlag Berlin Heidelberg Germany.
Biokimia12. Karp G. Cell and Molecular Biology. 6th ed. New
York: John Wiley & Son; 201013. Marks DB, et al. Basic Medical
Biochemistry. 3rd ed. Baltimore: William Wilkins; 200914. McKee T,
et al. Neurotransmitter in Biochemistry. 3rd ed. New York: Mc
Graw-Hill; 200315. Murray RK, et al. Harpers illustrated
Biochemistry. 28th Ed. New York: McGraw-Hill Medical
publishing;2009
Patologi Anatomi16. Underwood JCE, editors. General and
Systematic Pathology. 3rd Edition. London: Churchil Livingstone;
200017. Macfarlane PS, Reid R, Callander R. Pathology Illustrated.
5th Ed. London: Churchill Livingstone; 200018. Cotran RS, Kumar V,
Collins T, Robbins LS. Robbins Pathologic Basis of Diseases. 7th
Ed. Philadelphia: WB Saunders; 2003
Farmakologi19. Nestler EJ, Hyman SE, Malenka RC. Molecular
Neuropharmacology: A Foundation for Clinical Neuroscience. New
York: McGraw-Hill; 200120. Katzung BG. Basic and Clinical
Pharmacology. 10thed. New York: McGraw-Hill Professional; 199521.
Mims CA, Dockrell H, Roitt I, Georing R, Wakelin D, Zuckerman M.
Medical Microbiology. 3rd Ed.Edinburg: Mosby; 2004
Mikrobiologi22. Struthers JK, Western RP. Clinical Bacteriology.
Washington DC: ASM Press; 200323. Flint SJ. Principles of Virology:
Molecular Biology, Pathogenesis and Control. Washington DC: ASM
Press; 2000
Parasitologi24. Gillespie SH, Pearson RD, Editors. Principles
and Practice of Clinical Parasitology. New York: John Wiley &
Sons; 200125. Roberts LS, Jannovy J, Jannovy JJ, Schmidt GD. Gerald
D. Schmidt & Larry S. Roberts' Foundation of Parasitology. New
York: The McGraw-Hill Companies; 2004
Gizi26. Gibrey MJ, Maedonald IA, Roche HM. Nutrition and
Metabolism. Oxford: Blackwell Science; 2003
METODE PEMELAJARAN
Metoda pemelajaran yang digunakan pada Modul Neurosains adalah
pengajaran aktif mandiri (student centered), terintegrasi dengan
menggunakan pendekatan metoda Pemelajaran Berdasarkan Masalah (BDM)
sebagai metoda pengajaran utama serta metoda pemelajaran lainnya
seperti praktikum dan kuliah interaktif.Dalam metoda pengajaran BDM
tercakup kegiatan diskusi kelompok (DK), kegiatan mandiri dan pleno
termasuk presentasi kelompok dan pelurusan/masukan oleh
narasumber.Berdasarkan konsep pentahapan pemelajaran, metoda
pengajaran pada Modul Neurosains meliputi tahap orientasi, latihan
dan umpan balik atau evaluasi. Jumlah jam metoda pengajaran yang
tercakup dalam tahap orientasi, latihan dan umpan balik dapat
dilihat pada matriks kegiatan.
A. Tahap OrientasiTahap ini bertujuan memberikan wawasan
mengenai lingkup neurosains dan dampak masalah dalam kehidupan
serta pengelolaannya dalam ilmu kedokteran. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini adalah: 1. Kuliah interaktif2. Diskusi panel3. BDM
(Belajar Berdasarkan Masalah)4. Pleno5. Video conferenceB. Tahap
LatihanTahap ini bertujuan untuk mengembangkan serta mempertajam
dan meningkatkan kemampuan melalui berbagai pengalaman belajar.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:1. BDM (Belajar
Berdasarkan Masalah)2. Presentasi (Pleno)3. Praktikum 4.
e-learning5. KKD
C. Tahap Umpan balikTahap ini bertujuan untuk memberikan
pelurusan pemahaman dan/atau masalah neurosains dalam kehidupan dan
pengelolaannya dalam ilmu kedokteran. Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah:1. Pleno2. Ujian Formatif 3. Umpan balikoleh
fasilitatorJumlah SKS 1. Kuliah : 32 jam/16 = 2SKS2. Pleno: 12
jam/16 = 0,75SKS 3. Diskusi Kelompok: 20 jam/32= 0,625SKS4.
Praktikum: 30 jam/32 = 0,94SKS6. Mandiri: 86 jam/64 = 1,34SKS
Jumlah = 5,66SKS1. KULIAH INTERAKTIF DAN DISKUSI PANELSalah satu
tahap dimana mahasiswa memperoleh ilmu (orientasi) adalah dengan
mengikuti kuliah, di samping praktikum, belajar mandiri, maupun
belajar dalam kelompok diskusi. Kuliah bertujuan memberikan wawasan
mengenai luasnya lingkup bahasan dan permasalahan dalam neurosains,
memberikan pemahaman tentang konsep-konsep, istilah-istilah dan
mekanisme dalam saraf terutama yang sulit dan membangkitkan minat
dan semangat mahasiswa untuk mau memelajari lebih dalam serta
melakukan penelitian dalam bidang neurosains. Kuliah terdiri atas
19 kali pertemuan dengan jumlah total 32 jam. Kuliah akan
dilaksanakan secara interaktif untuk merangsang partsipasi
mahasiswa. Selain itu, juga terdapat diskusi panel dan video
conference yang bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa tentang
masalah-masalah yang sedang menjadi perhatian saat ini dalam bidang
neurosains, isu-isu/topik-topik penelitian strategis dan
konsep-konsep baru yang sedang atau akan dikembangkan dalam bidang
Neurosains, menarik minat mahasiswa untuk mau memelajari dan
meneliti isu-isu yang terkait dengan neurosains dan menyadarkan
kembali pentingnya pendidikan kedokteran berkelanjutan.
JUDUL KULIAH DEPARTEMENWAKTU
K-1Kuliah Pengantar ModulPengelola Modul1 jam
K-2Diskusi Panel (Peran Neurosains dalam Klinik)Neurologi,
Psikiatri, Rehab Medik, Bedah Saraf3 jam
K-3Embriogenesis sistem saraf 1Biologi2 jam
K-4Anatomi sistem saraf 1Anatomi2 jam
K-5Histologi sistem saraf Histologi2 jam
K-6Embriogenesis sistem saraf 2Biologi2 jam
K-7Anatomi sistem saraf 2Anatomi2 jam
K-8BiolistrikFisika1 jam
K-9NeurotransmitterBiokimia2 jam
K-10Transduksi sinyalBiokimia2 jam
K-11Neurofisiologi dasarFisiologi2 jam
K-12Fisiologi integrasi sistem saraf Fisiologi2 jam
K-13Gizi bagi otak(Nutrition and the brain)Gizi1 jam
K-14Patologi sistem sarafPatologi Anatomi 2 jam
K-15Patogenesis infeksi mikroba pada sistem sarafMikrobiologi1
jam
K-16Patogenesis infeksi parasit pada sistem sarafParasitologi1
jam
K-17Prinsip pencitraan sistem sarafFisika1 jam
K-18Pengantar pencitraan sistem sarafRadiologi1 jam
K-19Farmakokinetik dan farmakodinamik obat sistem
sarafFarmakologi2 jam
2. BELAJAR BERDASARKAN MASALAH (BDM)Belajar Berdasarkan Masalah
(BDM) diselenggarakan baik pada tahap orientasi, latihan maupun
umpan balik. Kegiatan Belajar Berdasarkan Masalah dalam modul
Neuroscience menggunakan metode 2 kali diskusi kelompok dan 1 kali
pleno untuk setiap pemicu, yaitu:1. Diskusi 1 untuk menganalisis
pemicu dengan menggali pengetahuan yang telah dimiliki2. Diskusi 2
untuk mengumpulkan berbagai pengetahuan yang diperoleh selama
periode waktu belajar Mandiri setelah diskusi 13. Pleno untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok untuk diberi masukan atau
umpan balik oleh narasumber yang terkait pembahasan pemicuDiskusi
dilaksanakan dalam kelompok yang masing-masing terdiri atas dari +
10 mahasiswa, dan didampingi oleh seorang seorang fasilitator.
Setiap minggu terdapat 1 pemicu dengan total 4 pemicu, dilaksanakan
pada minggu ke-2 hingga minggu ke -5 modul. Setelah diskusi ke-2
akan diselenggarakan kegiatan pleno yang menghadirkan narasumber
yang diakhiri dengan umpan balik. Pleno dilakukan untuk mencapai
tahap orientasi maupun umpan balik.Rincian kegiatan serta pemicu
tertera dalam lampiran.
3. BELAJAR MANDIRIBelajar Mandiri bertujuan agar mahasiswa dapat
menguasai lingkup materi dengan baik melalui cara belajar aktif dan
mandiri. Mahasiswa diharapkan melaksanakan proses belajar dengan
tahapan sebagai berikut:1. Mengkaji lingkup bahasan yang belum
dikuasai dengan cara belajar mandiri, membandingkan kemampuan diri
dengan kemampuan yang dituntut dalam tujuan modul2. Mencari dan
memelajari bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan modul dengan
cara membaca bahan pustaka atau bertanya kepada narasumber. Bahan
pustaka dapat berupa handout, buku, majalah, CD ROM atau informasi
dari sumber terpercaya di internet.3. Melaksanakan aktualisasi
konsep-konsep yang telah dipelajari dalam proses belajar
selanjutnya seperti diskusi (dan sidang pleno)4. Mengerjakan tugas
diskusi kelompok PBL
4. PRAKTIKUMPraktikum dilaksanakan oleh Departemen Biologi,
Histologi, Anatomi, Biokimia, Fisiologi, Fisika, Patologi Anatomi
dan Radiologi sesuai jadwal kegiatan. Mahasiswa kelas reguler
dibagi menjadi 3 kelompok besar yang kemudian dikelompokkan lagi
menjadi kelompok praktikum kecil yang terdiri dari + 10 mahasiswa.
Setiap kelompok praktikum akan dibimbing oleh seorang pembimbing.
Panduan kegiatan praktikum dapat dilihat di buku Pedoman Praktikum
Modul Neurosains. Sebelum praktikum, dapat dilakukan tes formatif
atau tes lainnya untuk mengukur kesiapan melaksanakan praktikum
yang dapat digunakan untuk menyeleksi peserta praktikum oleh
masing-masing tutor. Kegiatan praktikum diharapkan akan
meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memahami dan menghayati
konsep-konsep dalam neurosains, meningkatkan kemampuan mahasiswa
sebagai individu maupun dalam bekerjasama dengan anggota kelompok
baik dalam mengerjakan maupun dalam membahas hasil praktikum.Tujuan
umum praktikum adalah:1. Meningkatkan pemahaman konsep-konsep yang
terdapat di dalam bidang Neurosains.2. Memahami dan menyadari
konsep-konsep yang terdapat pada teori adalah idealisasi dan
generalisasi dari berbagai fakta.3. Menjelaskan perbedaan antara
apa yang diharapkan (dalam teori) dengan kenyataan (hasil/data)4.
Mengidentifikasi dan mendiferensiasi struktur-struktur yang
terdapat dalam sajian Anatomi, Histologi, Patologi Anatomi dan
struktur-struktur yang terdapat hasil pencitraan (imaging)5.
Menginterpretasi hasil praktikum yang diselenggarakan dalam bentuk
percobaan baik dalam bentuk gambar, skema, kurva maupun dalam
bentuk hasil perhitungan statistik.6. Menyimpulkan hasil-hasil
praktikum7. Membandingkan hasil praktikum yang diperoleh oleh satu
kelompok dengan kelompoklain.8. Membuat laporan hasil praktikum
dengan mengaitkan hasil dengan konsep-konsep yang mendasarinya.9.
Menerapkan kejujuran ilmiah dalam melakukan langkah-langkah dalam
praktikum maupun dalam pembuatan laporan dan penarikan kesimpulan
sesuai dengan apa yang dilakukan dan didapatkannya selama
praktikum.
5. UJIAN FORMATIFUjian formatif diselenggarakan 2 kali pada
minggu ke-3 dan ke-5 sebagai salah satu bentuk umpan balik bagi
mahasiswa maupun pengelola modul.
SUMBER DAYA
1. MATRIKS KEGIATAN
Minggu IWaktu12-5-201413-5-201414-5-201415-5-201416-5-2014
07.00-08.00BMBMBMLIBURBM
08.00-09.00K1. Pengantar ModulK3. Neuroembriogenesis 2
(Biologi)
K9. Fisika Biolistrik Pleno
09.00-10.00
10.00-11.00K2. Neuroembriogenesis 1(Biologi)Pr.
Neuroembriogenesis (Biologi) 1
Pr. Fisika BiolistrikK8. Gizi Bagi Otak
11.00-12.00
12.00-13.00ISTIRAHAT
13.00-14.00DK1P1
Pr. Neuroembriogenesis (Biologi) 2DK2P1
K7. Transduksi sinyal(Biokimia)
14.00-15.00
15.00-16.00
DepartemenBIOLOGI UNIBBIOLOGI UNIBUNIBGizi UI, BIOLOGI UNIB
Minggu IIWaktu19-5-201420-5-201421-5-201422-5-201423-5-2014
07.00-08.00BMBMBMBMSenam
08.00-09.00K4. Neuroanatomi 1
K5. Neuroanatomi 2K10. Neurotransmitter (Biokimia)K11.
Neurofisiologi & Neurobehaviour
09.00-10.00Pr. Neurohistologi 1
10.00-11.00Pr. Neuroanatomi 1Pr. Neuroanatomi 2Pr. Biokimia
K12. Fisiologi Integrasi sistem sarafPr. Neurohistologi 2
11.00-12.00
12.00-13.00ISHOMA
13.00-14.00DK 1 P2K6. NeurohistologiDK2P2
Pr. NeurofisiologiPleno P2
14.00-15.00
15.00-16.00Formatif 1
DepartemenANATOMI UNIBANATOMI/HISTO UNIBBIOKIMIA UNIBFISIOLOGI
UNIBHISTO-FISIO UNIB
Minggu IIIWaktu26-5-201427-5-201428-5-201429-5-201430-5-2014
07.00-08.00BMLIBURBMLIBURSENAM
08.00-09.00K20 Farmasi 1K14.Patogenesis infeksi Mikroba
(Mikro)
09.00-10.00K13. Neuropatologi anatomi
10.00-11.00K21 Farmasi 2
11.00-12.00
12.00-13.00ISHOMA
13.00-14.00DK 1 P3
DK 2 P3Pleno P3
14.00-15.00
15.00-16.00
DepartemenFARMA UNIBMIKRO UIPA UNIB
Minggu IV
Waktu2-6-20143-6-20144-6-20145-6-20146-6-2014
07.00-08.00BMBMBMBMSENAM
08.00-09.00BMK17. Neurobioimaging(Radiologi)
BMBM
09.00-10.00Pleno P4
10.00-11.00Pr. Neuropatologi AnatomiK18.
Neurobioimaging(Radiologi)K19. NeurogliaK26. Fungsi luhur
11.00-12.00
12.00-13.00ISHOMA
13.00-14.00DK1P4Pr. NeurobioimagingDK2P4BMFORMATIF 2
14.00-15.00
15.00-16.00BMBMBM
DepartemenPA UNIBRADIOLOGI UINEUROLOGI UNIBPSIKIATRI UNIBFARMASI
UNIB
Minggu VWaktu9-6-201410-6-201411-6-201412-6-201413-6-2014
07.00-08.00BMBMBMBMSENAM PAGI
08.00-09.00SUMATIF 1Ujian Praktikum NeuroembriologiUjian
Praktikum Fisika-BiokimiaNeurobioimagingSumatif 2
09.00-10.00Ujian Praktikum Anatomi
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00ISTIRAHAT
13.00-14.00BMUJian Praktikum Histo-PABMBMBM
14.00-15.00
15.00-16.00BMBMBMBMBM
Departemen
Minggu VIWaktu16-6-201417-6-201418-6-201419-6-201420-6-2014
07.00-08.00UMPTNUMPTNBMBMSENAM
08.00-09.00Remedial Pr. Fisika-BiokimiaNeurobioimagingRemedi
sumatif 2
09.00-10.00Remedi Ujian Praktikum Anatomi
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00ISHOMA
13.00-14.00Remedial Sumatif 1Remedi ujian Praktikum
Histo-PABMRemedi ujian Praktikum EmbriologiBM
14.00-15.00BM
15.00-16.00BMBMBMBMBM
Departemen
Keterangan:K : Kuliah InteraktifDK : Diskusi Kelompok
2. SUMBER DAYA MANUSIA
A. Tim Inti Penyusun Modul Neurosains
2013-2014JabatanNamaDepartemenAlamat Kontak
Ketua Moduldr. Suryo Bantolo,
[email protected]
Wakil Ketua Moduldr. Andri Sujatmiko,
[email protected]
[email protected]
Anggota
[email protected]
[email protected]
[email protected]
[email protected]
SekretariatSelvy [email protected]
B. NARASUMBER KULIAH JUDUL KULIAHNARASUMBERDEPARTEMEN
K-1Pengantar dr. Suryo Bantolo, Sp.SPengelola Modul
K-2&3NeuroembriogenesisChaerul Muslim, PhDBiologi
K-4&5Neuroanatomidr.Ahmad Azmi NasutionAnatomi
K-6Neurohistologidr.Marissadona Asteria,M.BiomedHistologi
K-7Transduksi sinyalDr. Silvia, MScBiokimia
K-8Gizi bagi otak(Nutrition and the brain)GIZI UIGizi
K-9BioelektrikDrs. Suwarsono, M.SiFisika
K-10NeurotransmitterDr. Sumpono, MSBiokimia
K-11Prinsip neurofisiologi dan neurobehaviourFisiologi
UNIBFisiologi
K-12Fisiologi integrasi sistem saraf Fisiologi UNIBFisiologi
K-13Neuropatologidr. Marisadonna Asteria, M.BiomedPatologi
Anatomi
K-14 Patogenesis infeksi mikrobaMIKRO UIMikrobiologi
K-17&18NeuroimagingUIRadiologi
K-19Neurogliadr. Suryo Bantolo, Sp.SNeurologi
K-20&21Farmakologi dr. Ichsana PranawatiFarmakologi
K-26Fungsi luhurdr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ Psikiatri
C. Narasumber PlenoPleno NarasumberDepartemen
Pemicu 1
Pemicu 2
Pemicu 3
Pemicu 4
* Moderator
D. Fasilitator NAMA FASILITATORPEMICU 1PEMICU 2PEMICU 3PEMICU
4
dr. Suryo Bantolo K.1K.6K.5K.4
dr. Eko Rahmi K.2K.1K.6K.5
dr. Wahidudin Wahab K.3K.2K.1K.6
dr. Mona FriskaK.4K.3K.2K.1
dr. Diana K.5K.4K.3K.2
dr. LilaK.6K.5K.4K.3
Fasilitator Cadangan
*Fasilitator menilai logbook setiap selesai Pleno
E. PJ PraktikumNo.PraktikumDepartemen
1.Embriologi sarafBiologi(PJ : Choirul Muslim, PhD
2.Makrostruktur susunan saraf 1Makrostruktur susunan saraf
2Anatomi(PJ : dr. Ahmad Azmi Nasution)
3.Mikrostruktur s.s. pusatMikrostruktur s.s. tepiHistologi(PJ :
dr. Marissadona Asteria)
4.NeurofisiologiFisiologi(PJ : dr. Zayadi Zainuddin)
5.NeurobiofisikaFisika(PJ : Drs. Suwarsono, MSi)
6.NeurobiokimiaBiokimia(PJ : Silvi Rianissa Putri)
7.NeuropatologiPatologi Anatomi(PJ : dr. Kartika, Sp.PA)
8.NeurobioimagingRadiologi(PJ :dr. Udayani)
3. SARANA & PRASARANA
A. Sarana 1. Buku Rancangan Pengajaran (BRP), buku pedoman kerja
mahasiswa (BPKM) dan buku panduan staf pengajar (BPSP)2. Penuntun
praktikum 3. Alat bantu mengajar: In focus multimedia, white board,
flip chart, komputer4. Sarana praktikum (mikroskop, cadaver, CD,
komputer, reagen habis pakai, peraga lainnya)
B. Prasarana1. 1 ruang kuliah besar kapasitas 70 mahasiswa1. 20
ruang diskusi kelompok yang dapat menampung @10 mahasiswa1. Ruang
Praktikum berkapasitas 60-70 mahasiswa2. Anatomi2. Histologi2.
Fisiologi Kedokteran2. Biokimia2. Patologi Anatomi/ Parasitologi2.
Parasitologi2. Mikrobiologi/ Patologi Klinik2. Radiologi
1. Perpustakaan Ruang komputer Sekretariat
EVALUASI
Evaluasi Hasil Pendidikan (EHP)Evaluasi hasil pendidikan
ditentukan berdasarkan proses dan hasil pendidikan mahasiswa. Untuk
dapat dievaluasi secara sumatif mahasiswa harus memenuhi
persyaratan yang meliputi kewajiban mengikuti minimal sbb: 80%
kegiatan diskusi kelompok 80% kegiatan praktikum 80% kegiatan
pleno
Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif dilaksanakan pada minggu ke-4
dan ke-6. Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa serta
untuk memperoleh informasi umpan balik bagi pengelola modul
dilaksanakan 2 kali tes formatif pada minggu ke-3 dan ke-5.
PEMBOBOTANProses Observasi diskusi kelompok25% Student note book5%
Laporan kegiatan Praktikum 10%(dan Penilaian selama praktikum untuk
Biokimia dan Fisiologi)Pengetahuan Ujian Sumatif45% Ujian
Praktikum15%Kriteria kelulusan: nilai akhir dan nilai setiap
komponen minimal 55 (C).
Evaluasi Program Pendidikan (EPP) Evaluasi Program 80% mahasiswa
lulus dengan nilai minimal B minus dan rata-rata minimal 2.7
Evaluasi proses program 90% kegiatan berlangsung sesuai waktu dan
rencana Perubahan jadual, waktu dan kegiatan tidak lebih dari 10%
berlangsung lancar Setiap kegiatan dihadiri minimal 90% mahasiswa,
tutor, fasilitator, nara sumber
LAMPIRAN 1
KUMPULAN PEMICU Pemicu 1: Kelainan Kongenital Pada presentasi
kasus,para dokter muda sedang membahas salah satu pasiennya, yaitu
bayi berumur 2 hari, jenis kelamin laki-laki yang pada hasil
pemeriksaan radiologi terdapat gambaran usus besar yang melebar.
Penyakit ini disebut sebagai megakolon kongenital (Hirschsprungs
disease).Penyakit ini ditandai dengan tidak adanya sel-sel ganglion
otonom pada lapisan mienterik dan submukosa usus besar. Pada kasus
ini terjadi gangguan migrasi sel-sel saraf (sel krista neuralis)
pada proses embriogenesis. Para dokter muda berdiskusi mengenai
proses gagalnya migrasi sel-sel krista neuralis menuju organ target
pada masa embriogenesis.
Pemicu 2Seorang pasien di bangsal Neurologi, Tn. A, 38 tahun,
mengalami kelumpuhan kaki kanan. Hasil pemeriksaan radiologi
menunjukan Tn.A mengalami hemiseksi medulla spinalis (Brown Sequard
Syndrome) setinggi thoracal X pada sisi sebelah kanan. Di bawah
supervisi, seorang dokter muda melakukan pemeriksaan neurologis
yang meliputi pemeriksaan sistem sensorik dan motoriknya. Dari
anamnesis tidak didapatkan keluhan buang air besar maupun buang air
kecil. Setelah itu para dokter muda berdiskusi dan menyimpulkan
bahwa hasil pemeriksaan neurologis tersebut sesuai dengan hasil
pemeriksaan radiologinya dan jaras-jaras neuroanatomi yang
mengalami kerusakan akibat lesi tersebut.
Pemicu 3Bpk. Iwan, seorang laki-laki berusia 30 tahun dengan
riwayat ketergantungan obat terlarang, dibawa ke IGD karena
mengalami kecelakaan motor dan kehilangan kesadaran. Menurut saksi
mata, Iwan tidak memakai helm saat kecelakaan dan kepalanya
terbentur trotoar. Ketika sadar, Iwan tidak dapat mengingat
kehidupannya sebelum kecelakaan tersebut, dan ia juga memiliki
kesulitan dalam mempelajari hal-hal baru. Dokter berharap gejala
Bpk. Iwan akan membaik setelah beberapa waktu.
Pemicu 4Bpk. Andi, seorang laki-laki berusia 63 tahun, datang ke
dokter dengan demam ringan akut, diikuti dengan terbentuknya ruam
papilomatosa di bagian perut kanan dan segera berubah menjadi
menjadi vesikel. Ditempat tersebut terasa nyeri.Dokter
mendiagnosisnya dengan herpes zoster dan setelah menjalani
pengobatan Bpk. Andi dinyatakan sembuh oleh dokter, namun rasa
nyeri yang dirasakan di daerah perut kanannya masih tetap ada, dan
bahkan terasa sakit walaupun hanya tergesek baju. Untuk mengatasi
nyeri yang dirasakan Bpk Andi, dokter memberikan obat penahan rasa
sakit.
LAMPIRAN 2
PROBLEM BASED LEARNING:PANDUAN PELAKSANAAN PEMELAJARAN
BERDASARKAN MASALAH (BDM)
A. FALSAFAH DASAR
Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa senantiasa wajib menggunakan
ilmu pengetahuan dalam menjelaskan terjadinya suatu masalah serta
penanggulangannya.Oleh karena itu dalam pemelajaran mahasiswa,
perolehan ilmu pengetahuan perlu dilatihkan bersama dengan
ketrampilan berpikir analitik yang diperlukan untuk
mengidentifikasi dan menanggulangi masalah sesuai dengan metode
ilmiah disiplin ilmu tertentu.
Seorang dokter akan senantiasa menanggulangi masalah kedokteran
pasien/masyarakat, karena itu penerapan langkah penanggulangan
masalah secara ilmiah perlu menjadi satu kemahiran, di samping
pembinaan sikap kepedulian terhadap lingkungan sejak awal. Secara
khusus metode belajar berdasarkan masalah (BDM/PBL) bertujuan
memantapkan pemelajaran dengan cara menghubungkan apa yang telah
diketahui mahasiswa dengan pengetahuan baru, yang dapat menunjukkan
kesinambungan pengetahuan yang dipelajarinya. Cara pemelajaran ini
sebenarnya akan selalu dapat digunakan bahkan setelah seseorang
lulus dari pendidikan dokter, karena seorang dokter senantiasa akan
menghadapi masalah, dan melakukan langkah penanggulangan masalah
dengan menerapkan ilmu pengetahuan dasar kedokteran. Pemantapan
pemelajaran terjadi kalau mahasiswa dapat mengadakan elaborasi
pengetahuan yang telah dikuasainya.
B. LANGKAH BDM
1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang
tidak jelas diklarifikasi.2. Analisis masalah, yaitu dengan
menguraikan kemungkinan faktor penyebabnya. 3. Penyusunan
pertanyaan yang berkaitan dengan tiap faktor penyebab yang
memerlukan penjelasan, yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis
yang sesuai.4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk
menjawab tiap pertanyaan.5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat
dijawab langsung berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki.6.
Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan
identifikasi sumber pemelajaran yang sesuai. 7. Belajar mandiri.
Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan.8.
Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah
dipelajari (pengetahuan lama dan baru).9. Langkah BDM dapat diulang
seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan.10.
Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari.11. Merangkum
hal-hal yang telah dipelajari.12. Bila mungkin, menguji pemahaman
pengetahuan yang didapat dengan menerapkannya pada masalah
lain.
C. PANDUAN UNTUK MAHASISWA
Berdasarkan Langkah BDM dalam butir B, Diskusi dapat dibagi
menjadi Diskusi Kelompok-1 (DK-1) untuk penerapan langkah 1 s/d 7,
serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan langkah 9 s/d 12.
Panduan Diskusi Kelompok-1 (DK-1)1. Untuk setiap diskusi
kelompok, pilihlah Ketua dan Sekretaris secara bergilir.2. Bacalah
dengan seksama setiap uraian pemicu. Masing-masing mahasiswa
membaca sendiri.3. Identifikasi berbagai masalah dalam pemicu
tersebut.4. Buatlah analisis masalah, yaitu kemungkinan hubungan
antara berbagai isu bila ada, atau kemungkinan mekanisme yang
mendasari berbagai hal yang teridentifikasi di butir (3).
Selanjutnya disusun suatu hipotesis berdasarkan analisis masalah.5.
Susunlah sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan berbagai
kemungkinan hubungan tersebut, atau yang berkaitan dengan
kemungkinan mekanisme yang mendasari hal tersebut yang Saudara
belum ketahui.6. Urutkan pertanyaan tersebut secara sistematik
berdasarkan pertanyaan kunci: apa, mengapa, bagaimana dan
seterusnya.7. Tetapkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab
tiap pertanyaan.8. Pilih pertanyaan yang sudah dapat dijawab
langsung berdasarkan ilmu pengetahuan yang Saudara miliki.9. Untuk
pertanyaan yang belum terjawab, rencanakan pencarian jawaban secara
mandiri. Jika tugas belajar mandiri dibagi dalam kelompok, setiap
pertanyaan sedikitnya dijawab oleh 2-3 mahasiswa. 10. Saudara harus
mencatat proses diskusi mulai dari analisis masalah (langkah 3)
sampai dengan tugas belajar mandiri (langkah 9).
Belajar mandiri (BM)Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar
mahasiswa secara mandiri, yang dilaksanakan setiap selesai diskusi
kelompok. Hasil pencarian dalam belajar mandiri dicatat dalam buku
catatan Saudara. Rujukan yang digunakan dalam belajar mandiri wajib
dicantumkan, yang dapat disusun dengan sistem nomor rujukan.
Panduan Diskusi Kelompok-2 (DK-2)1. Pilihlah Ketua dan
Sekretaris Diskusi Kelompok.2. Tiap mahasiswa melaporkan hasil
tugas belajar mandirinya dengan menyebut sumber bacaannya.
Mahasiswa lainnya menyimak dan mencatat seperlunya bila ada yang
perlu dibahas.3. Setelah semua melaporkan hasil tugas baca,
dilakukan pembahasan bersama. Dalam pembahasan, kaitkan selalu
pembahasan dengan pertanyaannya.4. Gunakan jawaban yang Saudara
peroleh untuk menjelaskan masalah yang teridentifikasi dalam
pemicu.5. Setelah seluruh kegiatan diskusi selesai, seluruh peserta
kelompok menyusun/merapikan catatan hasil tugas baca yang
dikumpulkan dari masing-masing peserta (rangkuman), dalam buku
catatan masing-masing.
TIM MODUL NEUROSAINS2011-2012
Gregory BudimanJacub PandelakiFebriana Catur IswantiSophie
YolandaAhmad Aulia JusufEdrial N EddinEsti D SoetrisnoFreddy
SitorusNinik MudjihartiniNurhadi IbrahimSulistia GanYurnadi
TIM MODUL LOKAL MODUL NEUROSAINS2011/ 2012
Ketua : dr. Suryo BantoloSekretariat : Selvy Widianty