HALAMAN PENGESAHANKarya tulis Boraks dan Formalin pada
Makanan
Disusun oleh :
M. Nigel BiaggiSaid Fatkhan AlaydrusM. Shidqi DamaraSiti Sarah
ApriliaIqratul Hafizah
M. Nigel Biaggi
Said Fatkhan Alaydrus Muhammad Shidqi Damara
Siti Sarah Aprilia Iqratul Hafizah
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan
yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini
dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi
seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis
ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan
fakta pada karya tulis ini.Kami mengakui bahwa kami adalah manusia
yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.Oleh karena itu
tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan.
Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya
tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan
yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan
kemampuan.Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami
memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima
kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima
semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya
tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan
hasil yang lebih baik.Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami
mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari
karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi
bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai
pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih
terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang
diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku
makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas
serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian
dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari
Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.
Penulis.
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan1Kata Pengantar2Daftar Isi3Abstraksi4BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah51.2 Pembatasan Masalah51.3
Perumusan Masalah61.4 Tujuan Penulisan61.5 Metode Penelitian71.6
Hipotesa71.7 Manfaat8BAB II LANDASAN TEORI9BAB III METODE
PENELITIAN123.1 Jenis Penelitian133.2 Sumber Data133.3 Teknik
Pengumpulan Data133.4 Teknik Analisis Data14BAB IV PEMBAHASAN144.1
Pengertian Boraks dan Formalin144.2 Dampak Penggunaan Boraks dan
Formalin Pada Makanan154.3 Makanan yang Biasanya Mengandung
Formalin atau Boraks174.4 Peran pemerintah dalam memberantas
boraksdan formalin di Indonesia19BAB V PENUTUP21BAB VI DAFTAR
PUSTAKA23
ABSTRAKSI
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini
banyak kejadian penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan
pengawet makanan. Di mana kedua bahan tersebut sangat dilarang
digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus
dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit
terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih
lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi
suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai
pihak terutama pemerintah.Sebagai pusat utama kelangsungan negara,
pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak
bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada pembuatan
bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti
ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin.
Berbagai solusi kami tuliskan di sini. Tetapi solusi tersebut
tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada
kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini
tidak dapat diselesaikan dengan baik. Karena masalah ini harus
kembali lagi kepada masyarakatnya yang terlibat langsung.
BAB IPENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penelitian, hipotesa dan manfaat.
1.1 Latar Belakang MasalahSekarang ini banyak sekali bahan kimia
dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk
membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan
efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia
untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak
boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat
fatal.Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini
merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus
diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan
akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami
berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja
yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang
sangat penting.
1.2 Pembatasan MasalahBoraks adalah bahan kimia yang digunakan
sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa.
Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai
desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta
kayu lapis.Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan
sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan
dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu
yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan
bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker
hingga menyebabkan kematian.Dalam karya tulis ini kami akan
berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan
formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut
dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan.
Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan
formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus
dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
1.3 Perumusan Masalah
1 Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk
menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?2
Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau
formalin pada proses pembuatannya?3 Bagaimana mengetahui suatu
pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?4 Apa
akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?5
Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk
pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?
1.4 Tujuan Penulisan1.Mengetahui pengertian boraks dan
formalin.2.Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran
penggunaan boraks dan formalin.3.Mengetahui dampak negatif dari
penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.4.Mengetahui
peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan
boraks
1.5 Metode PenulisanPada penulisan karya tulis ini kami
menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di mana angket akan
kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi
pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan
mengacu pada tujuan yang telah ada.
1.6 Hipotesa
1- Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya
digunakan untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan
sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak
ada kaitannya dengan makanan.2 -Jenis pangan yang menjadi sasaran
penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya adalah
tahu, tempe, bakso dan ikan asin.3 -Akibat dari penggunaan boraks
atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan pada
saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang
berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara
terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.4
-Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan
penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi
tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak
tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering
melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya,
disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau
formalin.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks
atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.Dapat
menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada
produk pangan.Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang
diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk
pangan.Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan
boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah
dipikirkan.
BAB IILANDASAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai
industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet
kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak
berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut
dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan
antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari
kandungan asam borat didalamnya.Asam borat sering digunakan dalam
dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam
air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan
salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau
digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk
dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a. Tanda dan gejala akut :Muntah-muntah, diare, konvulsi dan
depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis- Nafsu makan menurun- Gangguan
pencernaan- Gangguan SSP : bingung dan bodoh- Anemia, rambut rontok
dan kanker.
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang
digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang
digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau
yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol.
Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai
berikut.
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat
menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit,
gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal,
berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut
terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung,
kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya
pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.Boraks dan formalin
akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan
seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai
pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya,
seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan.
Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan
kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya,
alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan
pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan
mudah didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan
pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain
itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki
tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya
bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya
sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan,
tahu, mie, dan juga daging ayam.Formalin dan boraks merupakan bahan
tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun.
Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui
seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan
dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan
yang mengandung formalin dan boraks. Berikut adalah beberapa cara
mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan boraks.
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang
berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
- Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang
dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar,
insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau
menyengat khas formalin.
- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet
hingga lebih dari3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari
es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar
(25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan
agak mengkilap
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber
data, teknikpengumpulan data dan teknik analisa data.
3.1 Jenis PenelitianJenis penelitian yang kami gunakan adalah
penelitian korelatif. Yang di maksud dengan penelitian korelatif
adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai
dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami
dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga
menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami
gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi
penelitian yang benar dan tepat.
3.2 Sumber dataSumber data kami adalah beberapa siswa SMA
Kanisius, yang kira-kira kami ambil sampel adalah 40 siswa.
3.3 Teknik Pengumpulan DataAdapun teknik pengumpulan data yang
kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan
angket kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang
menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden
yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang
sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.3.4
Teknik Analisis DataCara kami dalam menganalisis data yang kami
dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan
landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu
kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami
mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan pada angket
berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah berikutnya,
sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data
yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada.
Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya tulis ini.
BAB IVPEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan
formalin, dampak penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan
jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin yang
kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.4.1
Pengetahuan akan Boraks dan FormalinMenurut hasil angket kami,
didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks dan
formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa
itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang
dibagikan.Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui
secara persis apa itu boraks dan formalin lebih banyak daripada
yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam persen
maka 72,5 % responden menyatakan mengetahui boraks dan formalin,
sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan
formalin.Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan
akan boraks dan formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar
diharapkan kita semua mengetahui secara pasti apa itu boraks dan
formalin, sehingga dapat menggunakannya secara benar, sesuai dengan
fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan
formalin tersebut, kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahan
makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada MakananMelalui
hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil
bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama
dengan responden yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan
formalin pada makanan. Adapun jumlah responden yang tahu dampak
boraks dan formalin pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak
begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu
ada 2 orang. Jika dituangkan dalam presentasi adalah sebagai
berikut :1. Jawaban A : 45%2. Jawaban B : 5%3. Jawaban C :50%
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian
besar responden masih rancu atau bingung tentang apa dampak boraks
dan formalin bagi tubuh tersebut.Lalu apa sebenarnya dampak boraks
dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?
a. FormalinFormalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet
untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi
oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah
tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan
mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.Pengaruh
Formalin Terhadap Kesehatan : Jika terhirupRasa terbakar pada
hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit
kepala, kanker paru-paru. Jika terkena kulitKemerahan, gatal, kulit
terbakar Jika terkena mataKemerahan, gatal, mata berair, kerusakan
mata, pandangan kabur, kebutaan Jika tertelanMual, muntah, perut
perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan
hati, kerusakan saraf, kulitmembiru, hilangnya pandangan, kejang,
koma dan kematian.
b. BoraksEfek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi
secara kumulatif dan penggunaannya berulang-ulang. Pengaruh
terhadap kesehatan : Tanda dan gejala akut :Muntah, diare, merah
dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat) Tanda dan
gejala kronis- Nafsu makan menurun- Gangguan pencernaan- Gangguan
SSP : bingung dan bodoh- Anemia, rambut rontok dan kanker.Formalin
dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi
manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi
tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita
tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang
dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan
yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan
yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak
boleh digunakan dalam makanan.
4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau
BoraksBerdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami
sebarkan, jumlah responden yang menganggap bahwa tahu dan bakso
adalah makanan yang paling sering diberi formalin sebanyak 33
orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang
memilih kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa
mengandung boraks dan formalin yang biasanya mereka konsumsi,
jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10
orang memilih ikan dan 2 orang memilih kerupuk.Data ini menunjukkan
bahwa kebanyakan siswa SMA Kanisius beranggapan bahwa tahu dan
bakso merupakan makanan yang biasanya diberi formalin atau boraks.
Tahu dan bakso memang cukup dikenal sering diberi formalin maupun
boraks, namun bukan mereka makanan yang paling sering diberi
formalin maupun boraks. Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat
dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada
ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen
dari total 786 sampel. Sementara mi basah menempati posisi kedua
dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni
16 persen dan 15 persen.Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket
ternyata responden banyak menjawab bahwa mereka paling sering
mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari
mereka tahu dan bakso adalah makanan yang biasanya mengandung
boraks atau formalin. Mengapa mereka masih tetap sering
mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan boraks yang
paling sering mengandung formalin dan boraks? Mungkin hal ini
disebabkan karena siswa SMA Kanisius percaya bahwa para pedagang di
Kanisius pasti tidak memberikan formalin maupun boraks pada
dagangannya, maka mereka tidak takut untuk mengonsumsinya.Namun
tetap saja, boraks dan formalin sangatlah berbahaya bila termakan.
Walaupun berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling
banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan
15 persen tetap merupakan jumlah yang besar. Kita harus
berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama
makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks maupun
formalin.Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai
ciri-ciri dari beberapa makanan yang diberi boraks maupun
formalin:
A. Mi basahPenggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi
tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)
dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat
Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan
mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada
pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.
B. Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena
rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya
kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan
berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang
tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa,
kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa
formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak
akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius)
dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat
Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau
agak mengengat, bau formalin.
C. BaksoBakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25
derajat Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal.
D. Ikan segarIkan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya
akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga
hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua
dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih
bersih.
E. Ikan asinIkan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku
dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena
daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih mengandung
air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak
mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada
suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.4.4
Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di
IndonesiaWalaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah
luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak
mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa
didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai
bahan pengawet makanan masih merajalela.Sebenarnya, pemerintah
sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil
oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit
creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum;
mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang
dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi
penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses
produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek
keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan
Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang,
karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan.
Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi
sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan
formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan
razia.Dari data angket yang kami sebarkan ke beberapa responden,
terdapat pertanyaan : Menurut anda apakah peran pemerintah sudah
ada dalam pemberantasan formalin? Dan dari pertanyaan itu, sebanyak
4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak, sebanyak 17 orang
menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19 orang
menjawab upaya pemerintah tidak ada sama sekali.Dari hasil angket
diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih kurang,
karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah
masih sangat kurang. Ini mungkin disebabkan karena memang
pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah ini,
padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan
kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam
menangani masalah ini.
BAB VPENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.5.1
KesimpulanBerdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan
bahwa:
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan
formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang
belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara
pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan,
walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling
sering menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi
menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan
yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam
mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih
banyak kasus mengenai hal ini terjadi.5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai
boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila
tidak digunakan sesuai fungsinya.
Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan
tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke
daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks
dan formalin.
Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak
membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun
boraks.
Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan
pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan.
Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain
yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang
dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan
formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.
BAB VIDAFTAR PUSTAKA
http://www.beritaindonesia.co.idhttp://www.depkes.go.idhttp://www.disnakkeswan-lampung.go.idhttp://id.wikipedia.orghttp://www.gizi.net
www.dinakkeswan-lampung.go.idwww.beritaindonesia.co.idwww.depkes.co.idwww.gizi.netPage
1