Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat i DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1 B. METODE PENELITIAN ............................................................................................................ 2 C. PENETAPAN BOBOT TUJUAN DAN KRITERIA .......................................................... 3 D. KPJU UNGGULAN SEKTORAL KABUPATEN/KOTA...................................................... 5 E. KPJU UNGGULAN LINTAS SEKTORAL KABUPATEN/KOTA ...................................... 7 F. KOMODITI UNGGULAN SEKTORAL PROVINSI ............................................................ 10 G. KOMODITI UNGGULAN LINTAS SEKTORAL PROVINSI............................................. 11 H. ANALISA PROSPEK DAN POTENSI ................................................................................... 12 I. ANALISIS KWADRAN.............................................................................................................. 13 J. ANALISIS SIKLUS KPJU UNGGULAN LINTAS SEKTOR ............................................. 18 K. ANALISIS INFLASI KPJU UNGGULAN.............................................................................. 24 L. REKOMENDASI ...................................................................................................................... 30
38
Embed
Boks 2 Penelitian KPJU Tahun 2011 - bi.go.id · PDF fileDAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Kwadran 10 KPJU Unggulan Lintas Sektor NTB ... & UKM, jumlah UMKM tercatat 51,3 juta unit atau
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
i
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
B. METODE PENELITIAN ............................................................................................................ 2
C. PENETAPAN BOBOT TUJUAN DAN KRITERIA .......................................................... 3
D. KPJU UNGGULAN SEKTORAL KABUPATEN/KOTA ...................................................... 5
E. KPJU UNGGULAN LINTAS SEKTORAL KABUPATEN/KOTA ...................................... 7
F. KOMODITI UNGGULAN SEKTORAL PROVINSI ............................................................ 10
G. KOMODITI UNGGULAN LINTAS SEKTORAL PROVINSI ............................................. 11
H. ANALISA PROSPEK DAN POTENSI ................................................................................... 12
I. ANALISIS KWADRAN .............................................................................................................. 13
J. ANALISIS SIKLUS KPJU UNGGULAN LINTAS SEKTOR ............................................. 18
K. ANALISIS INFLASI KPJU UNGGULAN .............................................................................. 24
L. REKOMENDASI ...................................................................................................................... 30
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Kecamatan di Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara
Barat ...................................................................................................... 2
Gambar 2. Laju Inflasi Tahunan NTB Tahun 2005-2011 (%) ............................... 25
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
1
A. PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki
peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data
yang mendukung bahwa eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian
Indonesia. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap
sektor ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementrian Koperasi
& UKM, jumlah UMKM tercatat 51,3 juta unit atau 99,9% dari total unit usaha.
Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit
investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja
jika dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM
menyerap 97,04 juta tenaga kerja atau 99,4% dari total angkatan kerja yang
bekerja. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan,
yakni sebesar 55,56% dari total PDB.
Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank
Indonesia memiliki pilar-pilar kebijakan strategis yang meliputi (1) Pengaturan
kepada perbankan yang mendorong pengembangan dan pemberdayaan UMKM, (2)
Pengembangan kelembagaan yang menunjang, (3) Pemberian bantuan teknis, dan
(4) Kerjasama dengan berbagai pihak baik dengan lembaga pemerintah maupun
lembaga lainnya. Salah satu pilar kebijakan Bank Indonesia tersebut adalah
mendorong pengembangan UMKM melalui pemberian bantuan teknis. Salah satu
bentuk bantuan teknis adalah menyediakan informasi tentang
komoditi/produk/jenis usaha (KPJU) unggulan bagi UMKM di
Kabupaten/Kota, yang diidentifikasi melalui kegiatan penelitian dengan
menggunakan alat analisis Analytic Hierarchy Process (AHP) dan metode
pengambilan keputusan seperti Metode Bayes dan Metode BORDA. Informasi
tersebut diharapkan memberikan manfaat bagi stakeholders, baik kepada
pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang
berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM.
Penelitian Pengembangan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan UMKM di
Provinsi Nusa Tenggara Barat dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :
a. Mengenal dan memahami mengenai:
(1) Profil daerah, meliputi: kondisi geografis, demografi, perekonomian dan
potensi sumberdaya;
(2) Profil UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat termasuk faktor pendorong
dan penghambat dalam pengembangan UMKM;
(3) Kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah yang terkait dengan pengembangan UMKM; dan
(4) Peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM.
b. Memberikan informasi tentang Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU)
Unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di suatu
kabupaten/kota dalam rangka:
(1) Mendukung pembangunan ekonomi daerah;
(2) Menciptakan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja; serta
(3) Meningkatkan daya saing produk.
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
2
Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah dalam rangka
pengembangan KPJU unggulan UMKM yang dikaitkan dengan:
(1) Kebijakan Pemerintah Daerah; dan
(2) Kebijakan perbankan
B. METODE PENELITIAN
Penetapan KPJU unggulan daerah di kabupaten/kota dilakukan dengan
menghimpun informasi dari seluruh kecamatan yang ada dengan
mempertimbangkan keterwakilan dari karakteristik wilayah secara geografis,
jumlah UMKM, kontribusi pembentukan PDRB kabupaten/kota serta kebijakan
Pemerintah Daerah. Jumlah sampel wilayah kecamatan yang tercakup dalam
penelitian ini adalah sebanyak 116 kecamatan yang tersebar di setiap wilayah
kabupaten/kota dengan mempertimbangkan keterwakilan karakteristik
kabupaten/kota serta potensi ekonomi masing-masing kecamatan, yang terdiri
atas :
Tabel 1 Jumlah Kecamatan di Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan
1 Kab. Lombok Barat 10
2 Kab. Lombok Tengah 12
3 Kab. Lombok Timur 20
4 Kab. Sumbawa 24
5 Kab. Dompu 8
6 Kab. Bima 18
7 Kab. Sumbawa Barat 8
8 Kab. Lombok Utara 5
9 Kota Mataram 6
10 Kota Bima 5
Jumlah 116
Penelitian KPJU Unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat menggunakan
empat metode utama untuk pengolahan data yaitu Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE), Metode Borda, Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
dan Metode Bayes.
Penetapan KPJU Unggulan di kabupaten/kota dan provinsi dilakukan
menggunaka 11 kriteria utama yang terdiri atas beberapa variable sebagai
indikator sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2 dan Tabel 3
Tabel 2. Kriteria Penetapan KPJU Unggulan
Tujuan Penetapan KPJU Unggulan
1 Pertumbuhan ekonomi
2 Penciptaan lapangan kerja
3 Peningkatan daya saing produk
Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Tingkat Kecamatan
1 Jumlah unit usaha
2 Jangkauan/kondisi pemasaran
3 Ketersediaan bahan baku/sarana produksi
4 Kontribusi terhadap perekonomian daerah (kecamatan
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
3
Tabel 3. Kriteria KPJU Unggulan Kabupaten/Kota
Kriteria Unsur Penilaian
A INPUT
1 Tenaga kerja terampil (Skilled)
(1) Tingkat Pendidikan
(2) Pelatihan
(3) Pengalaman kerja
(4) Jumlah lembaga/ sekolah ketrampilan/ pelatihan
2 Bahan baku (manufacturing)
(1) Ketersediaan/kemudahan bahan baku
(2) Harga perolehan bahan baku
(3) Parishability bahan baku (mudah tidaknya rusak)
(4) Kesinambungan bahan baku
(5) Mutu bahan baku
(6) Kemudahan dalam memperoleh
(7) Aspek Lingkungan
3 Modal (1) Kebutuhan investasi awal
(2) Kebutuhan modal kerja
(3) Aksesibilitas thd sumber pembiayaan
4 Sarana produksi/usaha
(1) Ketersediaan/kemudahan memproleh
(2) Harga
B Proses
5 Teknologi (1) Ketersediaan
(2) Kemudahan (memperoleh teknologi)
(3) Dampak Lingkungan
6 Sosial budaya (faktor endogen)
(1) Ciri khas lokal
(2) Penerimaan Masyarakat
(3) Turun temurun
7 Manajemen usaha Kemudahan untuk memanage
C Output
8 Ketersediaan pasar (1) Jangkauan/wilayah pemasaran
(2) Kemudahan Mendistribusikan
9 Harga (1) Stabilitas harga
(2) Nilai Tambah (Added Value)
10 Penyerapan Tenaga Kerja
Kemampuan menyerap TK
11 Sumbangan terhadap
perekonomian wilayah
Jumlah jenis usaha yg terpengaruh krn keberadaan usaha ini (Backward & forward linkages)
Sepuluh KPJU unggulan terpilih pada tingkat provinsi dianalisis lebih lanjut untuk
KPJU life cycle dan kontribusinya pada faktor pembentuk inflasi.
C. PENETAPAN BOBOT TUJUAN DAN KRITERIA
Penetapan KPJU unggulan dilakukan secara bertingkat yang diawali dengan
penetapan KPJU unggulan pada tingkat kecamatan, kemudian tingkat
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
4
kabupaten/kota dan terakhir pada tingkat provinsi. Hasil penetapan KPJU
unggulan pada tingkat kecamatan merupakan kandidat KPJU unggulan tingkat
kabupaten/kota yang proses penetapannya dilakukan dengan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP). Penetapan KPJU unggulan pada tingkat provinsi
menggunakan hasil proses Agregasi KPJU unggulan tingkat kabupaten/kota.
Hasil KPJU unggulan ditentukan oleh kriteria dan sub-kriteria yang ditetapkan
sebelumnya, dan penentuan kriteria tersebut dilandasi oleh Tujuan dari penetapan
KPJU unggulan UMKM, yaitu: (a) Penciptaan lapangan kerja, (b) Pertumbuhan
ekonomi daerah, dan (c) Peningkatan daya saing produk. Untuk memperoleh
keseragaman dan konsistensi dalam proses penetapan KPJU unggulan, maka
bobot setiap Tujuan dan bobot setiap Kriteria yang digunakan pada semua
kabupaten/kota adalah sama. Adapun bobot 3 (tiga) pada sektor ekonomi pada
tingkat provinsi berdasarkan Tujuan dan bobot 11(sebelas) Kriteria yang
digunakan secara berurutan berdasarkan nilai skor-terbobot pada setiap aspek
ekonomi disajikan pada Tabel 4
Tabel 4. Bobot dan Rangking Kepentingan dari Tujuan dan Kriteria untuk Penetapan KPJU Unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat
No. Aspek Bobot
1 Tujuan Penetapan KPJU Unggulan
1.1. Penciptaan Lapangan Kerja 0,3544
1.2. Peningkatan Daya Saing Daerah/Produk 0,3253
1.3. Pertumbuhan Ekonomi 0,3203
2. Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Tingkat Kecamatan
2.1. Jangkauan pasar 0,3802
2.2. Ketersediaan input, sarana produksi atau usaha 0,2683
2.3. Jumlah unit usaha, rumah tangga usaha, produksi, luas areal atau populasi KPJU yang ada
0,2029
2.4. Kontribusi terhadap perekonomian kecamatan 0,1485
3. Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Tingkat Kabupaten/Kota
3.1 Ketersediaan pasar 0,1452
3.2. Keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan 0,1019
3.3. Sarana produksi dan usaha 0,1002
3.4. Teknologi 0,0987
3.5. Penyerapan tenaga kerja 0,0983
3.6 Manajemen usaha 0,0898
3.7. Sumbangan terhadap perekonomian daerah 0,0794
3.8. Bahan baku 0,0753
3.9 Aspek sosial budaya (termasuk ciri khas / karakteristik daerah)
0,0739
3.10. Harga / nilai tambah 0,0721
3.11 Aksesibilitas dan kebutuhan modal 0,0652
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
5
D. KPJU UNGGULAN SEKTORAL KABUPATEN/KOTA
Adapun KPJU Unggulan terpilih di Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk masing-
masing sektor/subsektor di kabupaten/kota yang mempunyai skor terbobot
tertinggi yaitu :
Tabel 5. KPJU Unggulan Sektoral Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
No Kab/Kota KPJU Unggulan
1 Kabupaten Lombok Barat
Padi sawah pada sub sektor tanaman pangan (padi/palawija), kangkung pada sub sektor sayur-sayuran, manggis pada sub sektor buah-buahan, kelapa pada sub sektor perkebunan, sapi pada sub sektor peternakan, Budidaya rumput laut pada sub sektor perikanan, mahoni pada sub sektor kehutanan, marmer pada sektor Penggalian, kerajinan furnitur pada sektor industri, rumah makan pada sektor perdagangan, wisata pantai pada sektor pariwisata, jasa salon pada sektor jasa, dan jasa angkutan travel pada sektor transportasi.
2 Kabupaten Lombok Tengah
(1) Padi sawah pada sub sektor tanaman pangan (padi/palawija), cabe pada sub sektor sayur-sayuran, mangga pada sub sektor buah-buahan, kelapa pada sub sektor perkebunan, sapi pada sub sektor peternakan, Budidaya Ikan kolam pada sub sektor perikanan, sengon alam pada sub sektor kehutanan, batu kapur/ gamping pada sektor Penggalian, kerajinan kethak pada sektor industri, perdagangan hasil kerajinan pada sektor perdagangan, wisata pantai/bahari pada sektor pariwisata, jasa bengkel motor pada sektor jasa, dan usaha travel pada sektor angkutan
3 Kabupaten Lombok Timur
(2) Jagung pada sub sektor tanaman pangan (padi/palawija), cabe rawit pada sub sektor sayur-sayuran, mangga pada sub sektor buah-buahan, tembakau Virginia pada sub sektor perkebunan, sapi pada sub sektor peternakan, Budidaya rumput laut pada sub sektor perikanan, sarang burung walet pada sub sektor kehutanan, pasir batu (sirtu) pada sektor Penggalian, industri gerabah pada sektor industri,
pedagang hasil perkebunan pada sektor perdagangan, wisata pantai/bahari pada sektor pariwisata, jasa bengekel motor pada sektor jasa, dan angkutan pick Up pada sektor angkutan
4 Kabupaten Sumbawa
Padi sawah pada sub sektor tanaman pangan (padi/palawija), cabe rawit pada sub sektor sayur-sayuran, mangga pada sub sektor buah-buahan, jambu mete pada sub sektor perkebunan, sapi pada sub sektor peternakan, Budidaya rumput laut pada sub sektor perikanan, lebah madu pada sub sektor kehutanan, krikil/koral pada sektor Penggalian,
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
6
No Kab/Kota KPJU Unggulan
industri olahan rumput laut pada sektor industri, pedagang hasil pertanian pada sektor perdagangan, wisata pantai pada sektor pariwisata, jasa Penggilingan Padi sektor jasa, dan angkutan pedesaan di sektor angkutan
5 Kabupaten Dompu Jagung pada sub sektor tanaman pangan (padi/palawija), bawang merah pada sub sektor sayur-sayuran, mangga pada sub sektor buah-buahan, jambu mete pada sub perkebunan, sapi pada sub sektor peternakan, Budidaya rumput laut pada sub sektor perikanan, pohon jati pada sub sektor kehutanan, batu bangunan pada sektor Penggalian, industri tenun pada sektor industri, pedagang hasil
pertanian pada sektor perdagangan, wisata pantai pada sektor pariwisata, koperasi serba usaha pada sektor jasa, dan angkutan desa pada sektor angkutan.
6 Kabupaten Bima (3) Padi sawah pada sub sektor tanaman pangan (padi/palawija), cabe rawit pada sub sektor sayur-sayuran, sawo pada sub sektor buah-buahan, jambu mete pada sub sektor perkebunan, peternakan sapi pada sub sektor peternakan, budidaya bandeng pada sub sektor perikanan, rotan pada sub sektor kehutanan, pasir batu (sirtu) pada sektor Penggalian, industri garam rakyat pada sektor industri, pedagang hasil peternakan pada sektor perdagangan, wisata religi pada sektor pariwisata, jasa penjahit pada sektor jasa, dan angkutan kota dalam provinsi (AKDP) pada sektor angkutan
7 Kabupaten Sumbawa Barat
(4) Padi sawah pada sektor tanaman pangan (padi/palawija), cabe rawit pada sub sektor sayur-sayuran, mangga pada sub sektor buah-buahan, kelapa pada sub sektor perkebunan, sapi pada sub sektor peternakan, budidaya rumput laut pada sub sektor perikanan, rotan pada sub sektor kehutanan, pasir kerikil pada sektor Penggalian, industri meubel pada sektor industri, pedagang hasil pertanian pada sektor perdagangan, wisata budaya pada sektor pariwisata, jasa kost-kostan pada sektor jasa, dan travel pada sektor transportasi.
8 Kabupaten Lombok
Utara
Jagung pada sub sektor tanaman pangan
(padi/palawija), cabe rawit pada sub sektor sayur-sayuran, pisang pada sub sektor buah-buahan, kelapa pada sub sektor perkebunan, sapi pada sub sektor peternakan, penangkapan ikan dilaut pada sub sektor perikanan, lebah madu pada sub sektor kehutanan, batu pada sektor Penggalian, industri kerajinan bambu pada sektor industri, rumah makan pada sektor perdagangan, wisata pantai/bahari pada sektor pariwisata, jasa laundry pada sektor jasa, dan jasa angkutan laut pada sektor angkutan
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
7
No Kab/Kota KPJU Unggulan
9 Kota Mataram Padi sawah pada sub sektor tanaman pangan (padi/palawija), kangkung pada sub sektor sayur-sayuran, mangga pada sub sektor buah-buahan, ayam buras pada sub sektor peternakan, budidaya Ikan kolam pada sub sektor perikanan, kerajinan perhiasan mutiara, emas dan perak pada sektor industri, perdagangan perhiasan pada sektor perdagangan, wisata belanja pada sektor pariwisata, jasa bengkel motor pada sektor jasa, dan angkutan taxi pada sektor angkutan
10 Kota Bima Padi sawah pada sub sektor tanaman pangan (padi/palawija), cabe pada sub sektor sayuran, sawo pada sub sektor buah-buahan, jambu mete pada sub
sektor perkebunan, sapi pada sub sektor peternakan, penangkapan ikan di laut pada sub sektor perikanan, tenun pada sektor industry, took kelontong pada sektor perdagangan, bengkel motor pada sektor jasa, AKDP pada sektor angkutan, pasis pada sektor penggalian, lebah madu pada sub sektor kehutanan, dan wisata pantai pada sektor pariwisata
E. KPJU UNGGULAN LINTAS SEKTORAL KABUPATEN/KOTA
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan unggulan
daerah dilakukan penetapan KPJU unggulan lintas sektor. Penetapan dilakukan
dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot
kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha serta hasil skor KPJU unggulan
setiap sektor usaha yang telah diperoleh.
Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan metode MPE, Borda, AHP dan
normalisasi diperoleh 10 KPJU unggulan lintas sektoral di masing-masing daerah,
dapat dilihat pada Tabel 6.
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
8
Tabel 6. KPJU Unggulan Lintas Sektoral Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012
No Kab/
Kota
KPJU (SKOR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Lombok Barat
Wisata Pantai
Wisata Budaya
Budidaya Rumput
Laut
Furniture Hotel Rumah Makan Padi Sawah Kangkung Biro
Sayuran Kacang Panjang Sayur-sayuran, kacang panjang
(106033)
Seperti dapat dilihat pada Tabel VI-2 di atas, kecuali 3 (tiga) KPJU Unggulan yaitu
Budidaya Rumput Laut, usaha budidaya buah-buahan mangga, serta usaha jasa
keuangan simpan pinjam (koperasi), 17 KPJU Unggulan Lintas Sektor yang lain
merupakan penyumbang langsung terhadap inflasi. Diantara ke 17 KPJU
Unggulan tersebut, kecuali KPJU Unggulan wisata pantai/baharí dan wisata
budaya serta usaha jasa bengkel motor, serta rumah makan, selebihnya adalah
pada Kelompok Bahan Makanan.
KPJU pada sektor pariwisata yaitu wisata pantai dan wisata bahari dapat
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
28
menyebabkan inflasi secara tidak langsung. Hal ini karena dengan berkembangnya
sektor pariwisata dapat berdampak kepada permintaan terhadap jasa perhotelan
dan pada kelompok vahan makanan seperti ikan segar, buah-buahan dan sayur-
sayuran. Selain itu KPJU Unggulan yang termasuk pada kelompok bahan
makanan seperti daging, ikan, dan yang lain dapat memberikan pengaruh
terhadap inflasi kelompok makanan jadi, seperti produk olahan daging sapi, dan
beragam jenis makanan jadi yang lain.
Berdasarkan data BPS, laju inflasi “tahun ke tahun” – yaitu persentase perubahan
IHK bulan November 2012 terhadap IHK bulan November 2011 di Provinsi NTB
(gabungan Kota Mataram dan Kota Bima) adalah 5,15%, dengan kontributor
utama pendorong inflasi adalah kelompok kacang-kacangan yang mengalami
peningkatan indeks harga 19%, daging dan hasil-hasilnya 17,25%, sementara
kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya mengalami penurunan indeks
harga -2,82% dan bumbu-bumbuan -8,57%. Akan tetapi berdasarkan laju inflasi
tahun kalender bulan November 2012yaitu persentase perubahan IHK bulan
November 2012 terhadap IHK bulan Desember 2011 maka laju inflasi gabungan
adalah 3,49% dan kelompok kacang-kacangan mengalami kenaikan indeks harga
18,05%, daging dan hasilnya 12,65%, sementara kelompok padi-padian, umbi-
umbian, dan hasilnya mengalami indeks harga -4,31, sayur-sayuran -19,36%, dan
bumbu-bumbuan -21,45 (BPS NTB, 2012)1.
Berdasarkan perubahan IHK bulan November 2012 terhadap IHK bulan
sebelumnya, gabungan Kota Mataram dan Bima Provinsi Nusa Tengga Barat
mengalami deflasi sebesar 0,03 persen. Deflasi tersebut terjadi karena adanya
penurunan indeks pada Kelompok Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan
sebesar 0,01 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan bakar
sebesar 0,01 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,18 persen dan Kelompok Bahan
Makanan sebesar 0,19 persen. Pada periode ini kelompok yang mengalami
kenaikan indeks harga konsumen adalah pada Kelompok Makanan Jadi,
Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,22 persen; Kelompok Pendidikan,
Rekreasi & Olah raga sebesar 0,07 persen dan Kelompok Kesehatan sebesar 0,03
persen.
Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap deflasi pada
bulan November 2012adalah yaitu Kelompok Sandang sebesar 0,01 persen;
Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,01 persen dan
Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,06 persen. Sedangkan kelompok yang
memberikan sumbangan inflasi adalah Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok
& Tembakau sebesar 0,05 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan
bakar sebesar 0,00 persen; Kelompok Kesehatan sebesar 0,00 persen dan
Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,00 persen.
Sehubungan dengan laju inflasi pada bulan November 2012, yaitu perubahan IHK
bulan November 2012 terhadap IHK bulan sebelumnya, dikaitkan dengan
komoditas/produk KPJU Unggulan Lintas Sektor adalah sebagai berikut. Pada
Kelompok Bahan Makanan, laju inflasi tertinggi adalah pada kelompok buah-
1 Berita Resmi Statistik No. 75/12/52/Th. VI, 3 Desember 2012. Inflasi Gabungan Kota
Mataram dan Kota Bima Bulan November 2012
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
29
buahan sebesar 2,65 persen dimana salah satu komoditasnya merupakan
komoditasKPJU Unggulan usaha budidaya pisang dan kelapa muda yang
merupakan komoditasKPJU Unggulan usaha perkebunan kelapa. Kemudian laju
inflasi tertinggi berikutnya adalah produk usaha pada KPJU usaha sapi potong
yang produknya berupa daging sapi yang mengalami kenaikan inflasi sebesar 2,40
persen. Menempati urutan ke-tiga tertinggi laju inflasi untuk kelompok bahan
makanan adalah sayur-sayuran yaitu sebesar 1,89 persen yang mana didalamnya
adalah komoditas dari KPJU usaha budidaya kacang panjang dan usaha budidaya
jagung manis. Untuk sub kelompok padi-padian, mengalami inflasi sebesar 0,15
persen dan pada sub kelompok ini termasuk di dalamnya komoditas dari KPJU
yaitu usaha budidaya padi sawah dan jagung. Selain kelompok Bahan Makanan
yang memberikan andil terhadap inflasi adalah kelompok makanan jadi, yang
dalam hal ini merupakan salah satu dari produk KPJU usaha restoran/rumah
makan yang mengalami inflasi sebesar 0,32 persen. Demikian juga pada sub-
kelompok Sarana dan Penunjang transportasi mengalami inflasi sebesar 0,51
persen yang didalamnya termasuk produk jasa dari KPJU Unggulan usaha jasa
bengkel motor.
Pada periode November 2012, kelompok komoditas bahan makanan yang
mengalami deflasi 2012 adalah Ikan segar sebesar 3,52 persen, dan pada sub
kelompok ini termasuk di dalamnya komoditas dari KPJU penangkapan Ikan di
Laut (cakalang, tomgkol dan tuna) dan KPJU Budidaya Ikan di Tambak ( Bandeng
dan, Udang Windu). Sub-kelompok bahan makanan yang juga mengalami deflasi
adalah kacang-kacangan sebesar 0,16 persen yang didalamnya adalah komoditas
dari KPJUusaha budidaya kacang kedele, kacang tanah dan usaha perkebunan
jambu mete/kacang mete. Sub kelompok bahan makanan yang juga mengalami
deflasi adalah lemak dan minyak sebesar 0,03 persen dimana salah satu
komoditasnya adalah dari KPJU usaha perkebunan kelapa.
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
30
L. REKOMENDASI
L.1 Rekomendasi Umum
Secara umum rekomendasi untuk pengembangan UMKM-KPJU Unggulan di
Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut:
1. Hasil 10 KPJU Unggulan lintas sektor di Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah
mengakomodir komoditas unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu
PIJAR (Sapi, Jagung, dan Rumput Laut). Selanjutnya dalam MP3EI
(Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
2011-2025), koridor Bali-Nusa Tenggara, tema pembangunanya adalah pintu
gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional. Koridor ini terdiri atas 4
Pusat Ekonomi yaitu; Denpasar, Lombok, Kupang dan Mataram dengan 3
kegiatan ekonomi utama: pariwisata, perikanan dan peternakan. Dengan
demikian, ke 10 KPJU Unggulan lintas sektor di Provinsi Nusa Tenggara
Barat juga telah sesuai dengan tema pembangunan MP3EI. Dalam
mengembangkan 10 KPJU Unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota bekerjasama dengan dengan
Pemerintah Pusat untuk mendapatkan dukungan investasi, teknis dan
lainnya dalam mengembangkan KPJU unggulan tersebut.
2. KPJU Unggulan seyogyanya dituangkan atau dikukuhkan kedalam bentuk
ketentuan hukum (SK Gubernur/ Bupati/Walikota), atau dituangkan dalam
di dalam RPJM Provinsi/Kabupetan/Kota atau Renstra SKPD Terkait,
sehingga bersifat mengikat dan menjadi acuan bagi semua pihak/pemangku
kepentingan untuk mengembangkan KPJU Unggulan yang telah
diidentifikasi. Agar supaya program dan pengembangan tersebut lebih
mengikat dan berkesinambungan.
3. Pengembangan KPJU Unggulan perlu dilakukan melalui pendekatan Klaster
yang terintegrasi menurut rantai nilai dari hulu ke hilir, dengan didukung
oleh infrastruktur dan sarana transportasi dan infrastruktur ekonomi dan
kelembagaan, serta sistem informasi pasar bagi KPJU Unggulan. Sebagai
illustrasi, pengembangan peternakan sapi, diikuti juga dengan
pengembangan industri pakan, fasilitasi perdagangan antar pulau, dan juga
indutri pengolahannya.
4. Perlu dikembangkan informasi tentang tentang Profil Investasi serta
Penyusunan Lending Model (model pembiayaan) bagi UMKM untuk
pengembangan KPJU Unggulan. Inisiatif penyusunan Lending Model tersebut
dapat berasal dari Kemeterian Teknis terkait, perbankan, asosiasi dan
lainnya.
5. Salah satu aspek strategis dalam pengembangan KPJU Unggulan untuk UMKM adalah peningkatan akses dan pengembangan atau jangkauan pasar. Kebijakan dan program yang telah dilaksanakan dalam rangka memfasilitasi akses dan pengembangan pasar produk UMKM perlu lebih ditingkatkan, khususnya dalam hal yang berkenaan dengan faktor penentu dan pendorong (determinant/driver factor) akses dan pengembangan pasar, antara lain pemenuhan terhadap persyaratan mutu, kemasan, dan waktu delivery, harga, serta ketersediaan modal kerja untuk memenuhi volume pemesanan. Sehubungan dengan itu maka:
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
31
a. Program pelatihan yang disertai dengan pendampingan yang selama ini sudah dilaksanakan oleh Dinas dan Instansi Terkait perlu lebih diintensifkan. Program tersebut meliputi;
i. Aspek kewirausahaan, sehingga SDM/pelaku usaha lebih mandiri dan kreatif dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
ii. Aspek teknik dan teknologi produksi, sehingga produksi lebih efisien serta mutu dan kemasan produk lebih meningkat
iii. Aspek manajemen usaha, khususnya pemasaran dan keuangan, sehingga dapat mendukung peningkatan akses pengusaha terhadap pasar dan sumber pembiayaan usaha (perbankan).
b. Pengembangan jejaring usaha antar UMKM, serta pengembangan dan penguatan kelembagaan pelaku usaha UMKM pada KPJU Unggulan untuk meningkatkan efisiensi biaya transaksi usaha dan pemasaran bersama.
c. Peningkatan sarana dan prasrana pemasaran bagi UMKM KPJU
Unggulan serta pengembangan sistem informasi untuk peluang pasar bagi KPJU Unggulan.
d. Pengembangan program kemitraan atau penguatan lebih lanjut program kemitraan yang selama ini sudah terbentuk antara UMKM KPJU Unggulan dengan Usaha Menengah/Besar terkait.
6. Untuk lebih meningkatkan efektifitas dan kesinambungan program pendampingan bagi UMKM KPJU Unggulan, maka:
a. Kelembagaan pendamping seperti Business Development Service (BDS) atau Inkubator Bisnis UMKM yang sudah ada perlu lebih meningkatkan peran dan fungsinya dengan dukungan Perguruan Tinggi dan Instansi terkait.
b. Kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan Perguruan Tinggi di daerah dengan yang sudah berlangsung selama ini perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan. Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma Pengabdian Masyarakat, serta program kurikuler seperti PKL, KKN atau kegiatan ko-kurikuler lain perlu lebih dikembangkan untuk program pendampingan bagi UMKM KPJU Unggulan.
7. Untuk menumbuh-kembangkan wirausaha baru, program yang telah dirintis oleh Kemeterian Koperasi dan UKM perlu lebih dikembangkan untuk usaha KPJU ungggulan. Sehubungan dengan ini, sasaran calon pelaku usaha adalah Sarjana yang baru lulus dari Perguruan Tinggi Daerah melalui tahapan rekruitmen/seleksi yang lebih ditekankan pada aspek kepribadian dan motivasi calon, pendidikan/pelatihan tambahan (terutama pada aspek wirausaha dan keterampilan teknis serta usaha), serta penyediaan fasilitas kredit permodalan/pembiayaan dengan skim dana bergulir.
8. UMKM pada bisnis KPJU Unggulan memerlukan peningkatan akses kepada sumber pembiayaan, dan untuk itu diperlukan program dan upaya antara lain:
a. Pengembangan atau penguatan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atau Lembaga Pembiayaan Alternatif (LPA) yang sudah ada, khususnya dari aspek kelembagaan dan permodalan.
b. Penyertaan Pemerintah Daerah yang lebih intensif dalam bentuk penyertaan dana jaminan pembiayaan UMKM pada Bank Pembangunan Daerah.
c. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada BUMN dan BUM-Daerah perlu lebih diintensifkan dan diintegrasikan sehingga lebih efektif bagi pengembangan UMKM KPJU Unggulan,
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
32
d. Program sertifikasi tanah perlu dilanjutkan, khususnya bagi pelaku usaha UMKM pada KPJU Unggulan yang belum memperoleh.
9. Secara spesifik lembaga Perbankan perlu lebih intensif untuk meningkatkan akses pembiayaan untuk KPJU Unggulan bagi UMKM, antara lain melalui:
a. Peningkatan dan perluasan jaringan pelayanan disertai peningkatan kemampuan SDM dalam hal memahami karakter UMKM khususnya pada bisnis KPJU Unggulan
b. Penambahan dan perluasan jangkauan pelayanan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB), melalui revitalisasi peran dan peningkatan pelatihan bagi KKMB
c. Pengembangan inovasi dan skim pembiayaan/ penyaluran kredit yang
berbeda untuk masing-masing KPJU Unggulan. Hal ini didasarkan atas
perbedaan karakteristik usaha antar KPJU Unggulan dan antara skala
mikro, kecil dan menengah. Seyogyanya dipertimbangkan untuk
memberikan flesibilitas jangka waktu pengembalian pinjaman yang
disesuaikan dengan karakteristik usaha KPJU Unggulan khususnya
pada KPJU Sektor Pertanian tanaman pangan, perkebunan dan
peternakan, karena adanya perbedaan waktu siklus produksi/ siklus
usaha
L.2 Rekomendasi Khusus
Secara khusus rekomendasi kebijakan untuk pengembangan KPJU Unggulan di
Propinsi Nusa Tenggara Timur tersajikan dalam Tabel 10.
Tabel 11. Rekomendasi Untuk Masing-masing KPJU Unggulan Lintas Sektor di ProvinsiNTB
No.
KPJU Unggulan
Lintas Sektor
Faktor Kelemahan/Ancaman
Kebijakan/Action Plan
(Time Frame/TF)
Pelaksana
1.
Padi Sawah
Produktivitas
cenderung
stagnan, bahkan
pada musim
tertentu menurun
sebagai akibat
kualitas benih
yang rendah
Akumulasi bahan
anorganik dalam
tanah sangat tinggi
Dalam jangka
panjang, beras
bukanlah komoditi
Pengawasan
terhadap
peredaran benih
berlabel perlu
ditingkatkan
Usahatani
terpadu yang
dapat
memanfaatkan
limbah tanaman
dan ternak
menjadi pupuk
(TF1)
Mendukung
kegiatan
penelitian untuk
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan, dan
Dinas
Perdagangan
Dinas
Pertanian
Tanaman
Panagan,
Dinas
perindustrian
Bappeda,
Dinas
Pertanian
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat
33
No.
KPJU
Unggulan Lintas Sektor
Faktor
Kelemahan/Ancaman
Kebijakan/Action
Plan (Time Frame/TF)
Pelaksana
yang bisa
diandalkan untuk
meningkatkan
kemakmuran
petani yang
sebagian besar
memiliki lahan
sempit
Menurunnya luas
lahan sawah
menemukan
komoditas
pertanian
bernilai tinggi
yang yang
memiliki
prospek pasar
dan sesuai
dengan
Agroklimat
Kebijakan
pembatasan
konversi lahan
pertanian (TF2)
Tanaman
Panagan,
BPTP,
Bappeda,
Dinas
Pekerjaan
Umum
2.
Jagung
Oligopsony di
pasar output yang
menyebabkan
harga jual produk
rendah
Terbatasnya
industry
pengolahan
sehingga
diperlukan
bantuan untuk
pengolahan hasil
(Post Harvest
Technology)
Memfasilitasi
tumbuhnya
pedagang hasil
pertanian
Pembangunan
industri
pengolahan
jagung baik
sebagai bahan
pangan maupun
untuk pakan
ternak sehingga
dapat
meningkatkan
prospek pasar
(TF1)
Dukungan dan
pembangunan
infrastruktur
termasuk
teknologi tepat
guna perlu
diperbanyak
untuk
meningkatkan
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan,
Dinas
Perdagangan,
Dinas
Koperasi dan
UMKM,
Perbankan
Dinas
Perindustrian,
BPTP
Dinas
Perindustrian,
BPTP
Penelitian KPJU Unggulan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Barat