Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan usaha yang sangat strategis dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia baik fisik maupun mental yang akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas manusia Indonesia sebagai obyek dan pelaku pembangunan. Melihat penting serta strategisnya masalah kesehatan ini, maka diperlukan pembangunan fasilitas, sistem manajemen dan pelaksanaan yang memadai. Peningkatan pembangunan kesehatan bukan semata-mata tangggungjawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat, khususnya yang berperan dalam penyediaan sarana dan pengolahan jasa menyesuaikan dengan perubahan tersebut agar mereka tetap eksis pelayanan kesehatan. Rumah Sakit yang merupakan bagian dari sistem kesehatan nasional dituntut untuk meningkatkan kualitas penyediaan fasilitas, pelayanan dan kemandirian. Dengan demikian rumahsakit merupakan salah satu pelaku pelayanan kesehatan dalam bentuk badan usaha yang kompetitif harus dikelola oleh pelaku yang mempunyai jiwa wirausaha yang mampu menciptakan efisiensi, keunggulan dalam kualitas dan pelayanan, keunggulan dalam inovasi serta unggul dalam merespon kebutuhan pasien. 1
37

Blue Ocean Strategy

Jun 20, 2015

Download

Documents

Rizma Adlia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Blue Ocean Strategy

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan usaha yang

sangat strategis dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia baik

fisik maupun mental yang akhirnya bermuara pada peningkatan

kualitas manusia Indonesia sebagai obyek dan pelaku pembangunan.

Melihat penting serta strategisnya masalah kesehatan ini, maka

diperlukan pembangunan fasilitas, sistem manajemen dan

pelaksanaan yang memadai. Peningkatan pembangunan kesehatan

bukan semata-mata tangggungjawab pemerintah, tetapi juga

tanggung jawab seluruh masyarakat, khususnya yang berperan dalam

penyediaan sarana dan pengolahan jasa menyesuaikan dengan

perubahan tersebut agar mereka tetap eksis pelayanan kesehatan.

Rumah Sakit yang merupakan bagian dari sistem kesehatan

nasional dituntut untuk meningkatkan kualitas penyediaan fasilitas,

pelayanan dan kemandirian. Dengan demikian rumahsakit merupakan

salah satu pelaku pelayanan kesehatan dalam bentuk badan usaha

yang kompetitif harus dikelola oleh pelaku yang mempunyai jiwa

wirausaha yang mampu menciptakan efisiensi, keunggulan dalam

kualitas dan pelayanan, keunggulan dalam inovasi serta unggul dalam

merespon kebutuhan pasien.

Dengan perkembangan yang ada , Rumah Sakit telah masuk

kedalam suatu industri pelayanan kesehatan yang kompetitif

sehingga Rumah Sakit harus berusaha untuk selalu mengetahui posisi

dirinya dalam persaingan.

Dalam perkembangannya, pelayanan rumah sakit tidak terlepas

dari pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin

pada perubahan fungsi klasik rumah sakit yang pada awalnya hanya

1

Page 2: Blue Ocean Strategy

memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan terhadap pasien

melalui rawat inap. Pelayanan rumah sakit kemudian bergeser karena

kemajuan ilmu pengetahuan (teknologi kedokteran) dan peningkatan

pendapatan serta pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan rumah

sakit saat ini tidak hanya bersifat penyembuhan tetapi juga bersifat

pemulihan (rehabilitasi) yang dilaksanakan secara terpadu melalui

upaya promosi kesehatan dan pencegahan

Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1988

dengan didasarkan pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

1999 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah, kemudian mengalami perubahan dengan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004,

membuat perubahan yang sangat mendasar dalam sistem

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sistem pengelolaan

sumber pendapatan daerah. Undang-Undang tersebut menegaskan

bahwa pembangunan kesehatan merupakan salah satu bidang

pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah

(propinsi) dan bertanggungjawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan dalam meningkatkan taraf kesehatan

masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah daerah memiliki peran yang

sangat penting dan strategis dalam upaya mempercepat derajat

kesehatan masyarakat

Kondisi ini baik secara langsung maupun tidak langsung

berimbas pada paradigma RSD sebagai salah satu Satuan Kerja

Instansi Pemerintah (SKPD) yang dulu merupakan lembaga yang cost

centre, kini harus merubah orientasinya dengan memadukan service

public oriented dan profit oriented serta mengedepankan terciptanya

suatu lembaga publik yang berorientasi pada value for money.

Rumah Sakit Daerah (RSD) kini harus merubah orientasinya

dengan memadukan service public oriented dan profit oriented.

2

Page 3: Blue Ocean Strategy

Sebagai salah satu sarana kesehatan di daerah, keberadaan RSD

masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Kondisi ini

disebabkan perlengkapan medis yang masih minim dan pelayanan

yang diberikan belum bisa memberikan harapan masyarakat (pasien).

B. Permasalahan

Rumah Sakit yang berfokus pada pelanggan mempunyai

informasi unggulan tentang kebutuhan-kebutuhan pelanggan ( pasien )

yang terus berubah dan menggunakan keunggulan kompetitif ini untuk

mempertahankan hunian

Saat ini, rumahsakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan

menghadapi tekanan berupa tingginya biaya operasional, terbatasnya

sumberdaya, tuntutan terhadap peningkatan pelayanan kesehatan dan

resiko yang ditimbulkan oleh kesalahan medis (medical error). Untuk

dapat menjawab permasalahan-permasalahan tersebut harus

merespon terhadap perubahan lingkungan dengan menggunakan

pendekatan manajemen pemasaran strategis.

Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang yang merupakan unit

pelayanan masyarakat yang terintegral dengan pemerintah daerah

Kabupaten Kepahiang melaksanakan upaya pengembangan untuk

meningkatkan pelayanan yang bermutu, terjangkau dan memperluas

akses bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan sebagai pusat

rujukan kesehatan tertinggi di Kabupaten Kepahiang.

Dalam mengembangkan pelayanan yang berorientasi pada

service public oriented dan profit oriented , RSUD Kepahiang

melakukan strategi pemasaran dengan melakukan analisis pada

konsumen.

C. Tujuan

Tujuan Umum dari penulisan makalah ini sebagai tugas pengganti

Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen Pemasaran.

3

Page 4: Blue Ocean Strategy

Tujuan khusus:

Melakukan analisis konsumen dengan menggunakan Blue

Ocean Strategy di RSUD Kepahiang

Menyusun strategi pemeliharaan konsumen di RSUD

Kepahiang melalui hasil analisis konsumen

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Pemasaran

manajemen pemasaran adalah :

Suatu proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan dari

pemberian harga, promosi, dan distribusi dari barang-barang, jasa dan

gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran

yang memenuhi tujuan pelayanan organisasi.

Strategi pemasaran adalah rencana pemasaran untuk menentukan

pasar dan konsep bauran pemasaran. E.Jerome McCarthy dan StanlY

J.Saphiro mendefenisikan strategi pemasaran sebagai berikut :

"Marketing strategy is a target market and a related marketing

mix"

Strategi pemasaran adalah pasar sasaran dan bauran

pemasaran yang berhubungan.

Dalam hal ini menurutnya terdapat dua bagian yang saling

berhubungan :

1. Pasar sasaran : kelompok konsumen yang relatif sama yang

ingin diraih perusahaan

2. Bauran pemasaran : variabel-variabel yang terkontrol yang

dilaksanakan oleh perusahaan untuk memuaskan kelompok

4

Page 5: Blue Ocean Strategy

sasaran.

Inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu

Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan Positioning. Ketiga langkah

ini sering disebut STP (Segmenting, Targetting, Positioning).

Langkah-langkah dalam Segmentasi Pasar, Penetapan Pasar Sasaran dan

Penetapan Posisi.

TARGET PASARUntuk menentukan konsumen yang akan dijadikan sebagai

target pasar, maka pasar yang ada perlu dibagi atas beberapa segmen

tertentu. Hal ini disebabkan bahwa di setiap pasar, konsumen

mempunyai kebutuhan yang berbeda, pola pembelian dan pendapatan

yang berbeda serta tanggapan yang tidak sama untuk setiap

kebijaksanaan pemasaran yang diterapkan.

Pada dasarnya segmentasi pasar dapat dilakukan atas, dasar :

5

Page 6: Blue Ocean Strategy

Faktor demografi, seperti : umur, kepadatan penduduk, jenis

kelamin; agama, pendidikan, tingkat penghasilan dan sebagainya.

Faktor sosiologis, seperti : kelompok budaya, kelas-kelas sosial dan

sebagainya.

Faktor psikologis/psikografis, seperti : kepribadian, sikap, manfaat

produk yang diinginkan, dan sebagainya.

B. Blue Ocean Strategy

Strategi ini menantang perusahaan untuk keluar dari persaingan

dengan cara menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya,

dengan kompetisis pun tidak menjadi relevan.

Strategi Samudra Biru mengikuti logika strategis yang disebut

inovasi nilai. Inovasi nilai memberikan penekanan setara pada nilai dan

inovasi. Inovasi nilai terjadi hanya ketika perusahaan memadukan

inovasi dengan utilitas, harga dan posisi biaya.

Inovasi nilai diciptakan dalam wilayah dimana tindakan

perusahaan secara positif mempengaruhi struktur biaya dan tawaran

nilai bagi pembeli. Penghematan biaya dilakukan dengan

menghilangkan dan mengurangi factor-faktor yang menjadi titik

persaingan dalam industri.

Penciptakan samudera biru adalah soal menekan biaya sembari

meningkatkan nilai bagi pembeli. Nilai Pembeli berasal dari utilitas

dan harga yang ditawarkan perusahaan kepada pembeli. Nilai

Perusahaan dihasilkan dari harga dan struktur biaya.

Inovasi nilai tercapai hanya ketika keseluruhan sistem kegiatan

utilitas, harga, dan biaya perusahaan terpadu dengan tepat.

Pendekatan keseluruhan sistem ini yang menjadikan penciptaan

samudera biru sebagai sebuah strategi berkesinambungan.

6

Page 7: Blue Ocean Strategy

Strategi Samudra Biru

Menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya

Menjadikan kompetisis tidak relevan

Menciptakan dan menangkap permintaan baru

Mendobrak pertukaran nilai-biaya

Memadukan keseluruhan sistem kegiatan perusahaan dalam

mengejar diferensiasi dan biaya rendah

Enam Prinsip Strategi Samudra Biru

Prinsip-prinsip Perumusan

1. Merekontruksi batasan-

batasan pasar

2. Fokus pada gambaran

besar, bukan pada angka

3. Menjangkau melalui

permintaan yang ada

4. Melakukan rangkaian

strategis dengan tepat

Faktor Risiko yang ditangani oleh

setiap prinsip

1.Kurangnya Risiko pencarian

2.Kurangnya Risiko perencanaan

3.Kurangnya risiko skala

4.Kurangnya risiko model bisnis

Prinsip-prinsip

Eksekusi/Pelaksanaan

5. Mengatasi hambatan-

hambatan utama dalam

Organisasi

6. Mengintegrasikan eksekusi

ke dalam strategi

Faktor Risiko yang ditangani oleh

setiap prinsip

5.Kurangnya risiko organisasi

6.Kurangnya risiko manajemen

7

Page 8: Blue Ocean Strategy

Kerangka Kerja Analisis Samudra Biru

a. Kanvas Strategi

Kanvas strategi adalah kerangka aksi sekaligus diagnosis untuk

membangun strategi samudra biru.

Dalam kerangka kerja ini, dilakukan pengarahan kembali focus strategi

dari pesaing ke alternative, dan dari konsumen ke nonkonsumen.

Fungsi :

Merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yag sudah dikenal

b. Kerangka Kerja Empat Langkah

Kerangka yang merekonstruksi elemen-elemen nilai pembeli dalam

membuat kurva nilai baru.

HapuskanFaktor-faktor apa yg harus dihapuskan dari factor-faktor yang telah diterima begitu saja oleh industri

CiptakanFaktor-faktor apa yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan?

KurangiFaktor-faktor apa yang harus dikurangi hingga di bawah standar industri

KURVANILAIBARU

8

TingkatkanFaktor-faktor apa yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri

Page 9: Blue Ocean Strategy

c. Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan

Alat ini adalah alat analisis pelengkap bagi kerangka kerja empat

langkah. Skema ini mendorong perusahaan untuk tidak hanya

menanyakan empat pertanyaan dari analisa sebelumnya, tetapi juga

bertindak berdasarkan keempat pertanyaan untuk menciptakan suatu

kurva nilai baru

Skema berikut :

Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan

Menghapuskan

Istilah dan Sebutan Khusus

Kualitas Usia

Pemasaran above the line

Meningkatkan

Harga versus produk biasa

Keterlibatan perusahaan ritel

Mengurangi

Kerumitan produk

Ragam Produk

Prestise Produk

Menciptakan

Kemudahan dalam pelayanan

produk

Kemudahan dipilih

Ciri Strategi yang Baik

Strategi samudra biru yang efektif memiliki tiga kualitas yang saling

melengkapi, yaitu :

Fokus

Gerak menjauh (divergensi)

Moto utama

9

Page 10: Blue Ocean Strategy

Rumusan Strategi Samudra Biru

1. Merekonstruksi batasan-batasan pasar untuk menjauh dari

kompetisi dan mencipatakan samudra biru

Enam Langkah merekonstruksi batasan-batasan Pasar :

a). Mencermati industri-industri alternatif

Alternatif mencakup produk atau jasa yang memiliki fungsi dan bentuk

berbeda, tetapi tujuan sama.

b). Mencermati kelompok-kelompok Strategis dalam Industri

Sekelompok perusahaan dalam suatu industri yang mengejar strategi

sama yan diperingkatkan dalam sebuah tatanan hierarkis kasar yang

dibangun berdasarkan dua dimensi, yaitu harga dan kinerja.

c). Mencermati Rantai Pembeli

Dengan mencermati kelompok pembeli, perusahaan bias

mendapatkan pengetahuan baru mengenai bagaimana cara

mendesain ulang kurva nilai mereka untuk berfokus pada kelompok

pembeli yang sebelumnya diabaikan.

d). Mencermati Penawaran Produk dan Jasa Pelengkap

e). Mencermati Daya Tarik Emosional atau Fungsional bagi Pembeli

Industri berorientasi emosional menawarkan banyak kelebihan yang

meningkatkan harga tanpa meningkatkan fungsionalitas.

Industri berorientasi fungsional sering bisa menyuntikkan jiwa baru

kepada produk-produk komoditas dengan menambahkan emosi dan

dengan melakukan itu, bisa merangsang permintaan baru.

f). Mencermati Waktu

Dengan mencermati waktu, dari nilai yang diberikan pasar saat ini ke

nilai yang mungkin diberikan pasar di masa depan, dapat membentuk

masa depan dan membuka samudra biru baru.

10

Page 11: Blue Ocean Strategy

Ada tiga prinsip dalam menilai tren lintas-waktu, diskontinuitas dalam

teknologi, munculnya gaya hidup baru, perubahan atau lingkungan

social.

2. Fokus pada Gambaran Besar, Bukan pada Angka

Empat langkah dalam memvisualkan strategi

1.Kebangkitan Visual

2. Eksplorasi Visual

3. Pameran Strategi Visual

4. Komunikasi Visual

Membandingkan bisnis dengan bisnis pesaing dengan menggambar kanvas strategi yang ada

Melihat perubahan apa yang perlu dilakukan pada strategi

Pergi ke lapangan untuk menjelajahi enam jalan penciptaan samudra biru

Mengamati keunggulan khas dari produk dan jasa alternative

Melihat factor apa yang harus dihapuskan, diciptakan atau diubah

Menggambar kanvas strategi masa depan berdasarkan pada wawasan yang didapat dari pengamatan di lapangan

Mendapatkan umpan-balik mengenai kanvas strategi alternative dari konsumen, konsumen pesaing, dan nonkonsumen.

Menggunakan umpan-balik itu untuk membangun strategi masa depan terbaik

Tuangkan profil strategis yang lalu dan akan datang untuk dibandingkan

Dukung hanya proyek-proyek dan langkah-langkah operasional yang memungkinkan perusahaan menutup celah demi mewujudkan strategi baru

11

Page 12: Blue Ocean Strategy

3. Menjangkau Melampaui Permintaan yang Ada

Perusahaan harus menentang dua praktik strategi konvensional,

pertama, berfokus pada konsumen yang ada.

Kedua, dorongan mempertajam segmentasi demi mengakomodasi

perbedaan di pihak pembeli.

Tiga Tingkatan Nonkonsumen

Untuk mengubah permintaan laten menjadi permintaan riil dalam

bentuk banyaknya konsumen baru, perusahaan perlu memahami

mengenai dunia non konsumen.

Tingkat pertama, yang terdekat dengan pasar yaitu berada di tubir

pasar yang merupakan pembeli yang meski melakukan pembelian atas

produk suatu industri karena kebutuhan, tetapi secara mental

merupakan nonkonsumen dari industri. Pada tingkatan ini, siap

berpindah jika diberikan lompatan nilai sehingga mampu

meningkatkan frekuansi pembelian serta menjadikan permintaan laten

yang besar.

Tingkat Kedua, Nonkonsumen penolak yang secara sadar memilih

untuk berada di luar pasar.

Tingkat Ketiga, Nonkonsumen yang belum dijajaki yang berada di

pasar yang letaknya jauh dari pasar kita, yang tidak pernah berpikir

bahwa penawaran dari industri kita adalah suatu pilihan.

4. Menjalankan Rangkaian Strategis Secara Benar

Rangkaian Strategi Samudra Biru

Tidak-PikirkanUlang

Ya

Utilitas bagi pembeli

Apakah dalam ide bisnis terdapat

utilitas yang istimewa bagi

pembeli?

12

Page 13: Blue Ocean Strategy

Harga

Apakah harga bisa terjangkau

oleh massa pembeli?

YA Tidak-Pikirkan Ulang

Biaya

Bisakah mencapai sasaran

strategis demi meraih laba pada

harga strategis?

Ya Tidak Pikirkan-Ulang

Tidak Pikirkan-Ulang

Ya

Menguji Utilitas IstimewaEnam Tahap dari Siklus Pengalaman Pembeli

1 2 3 4 5 6Pembelia

nPengrim

anPengguna

anPelengk

apPerawat

anPembuang

an

En

am

Lap

isan

Uti

litas

Produktifitas Konsumen            

Kesederhanaan            

Kenyamanan           

Risiko           

Keceriaan dan Citra            Keramahan Terhadap lingkungan            

Pengadopsian

Apakah hambatan-hambatan

pengadopsian dalam mewujudkan

ide bisnis?

Apakah sudah menangani

hambatan-hambatan itu secara

langsung?

13

Ide Samudra Biru yang Layak secara Komersil

Page 14: Blue Ocean Strategy

5. Mengatasi Rintangan-rintangan Utama Organisasi

Strategi samudra biru dilandaskan pada pergeseran dari konvergensi

ke divergensi ke dalam kurva nilai dengan biaya rendah. Hal ini

meningkatkan kadar kesulitan eksekusi.

Empat rintangan :

Rintangan Kognitif

Yaitu menyadarkan karyawan akan pentingnya perpindahan

strategis.

Keterbatasan Sumber Daya

Semakin besar pergeseran dalam strategi, semakin besar

sumber daya yang dibutuhkan untuk mengeksekusi strategi.

Motivasi

Staf yag tidak mempunyai motivasi

Rintangan Politis

6. Mengintegrasikan Eksekusi ke dalam Strategi

Agar dapat membangun kepercayaan dan komitmen orang-orang

dalam hierarki dan mendorong kerja sama sukarela, maka perusahaan

harus mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi sejak awal.

Konsekuesi Kehadiran dan Ketiadaan Proses yang Adil dalam

Perumusan Strategi terhadap Eksekusi.

14

Page 15: Blue Ocean Strategy

C. Gambaran Umum Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006, Rumah

Sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan

perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang

memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang

yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif

untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera, dan melahirkan.

Proses yang Adil

Pengakuan Intelektual dan Emosional

Kepercayaan dan Koitmen

Kerja sama Sukarela dalam Eksekusi Strategi

Penolakan untuk Mengeksekusi Strategi

Ketidakpercayaan dan Penolakan

Pelecehan Emosional dan Intelektual

Pelanggaran Proses yang Adil

15

Page 16: Blue Ocean Strategy

Skema 1. Klasifikasi RS di Indonesia

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit

Umum dan ditegaskan oleh Per Menkes 1045 tahun 2006, klasifikasi ini

mengalami sedikit perubahan dimana Rumah Sakit Umum Pemerintah

Pusat dan Daerah diklasifikasikan menjadi rumahsakit umum Kelas A,

B, C, dan D, sebagai berikut :

1. RSU Kelas A adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan

subspesialistik luas.

2. RSU Kelas B adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11

spesialistik dan subspesialistik terbatas.

3. RSU Kelas C adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar.

4. RSU Kelas D adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medis dasar.

Berdasarkan Kep Menkes Nomor 806b/Menkes/SK/XII/1987 tentang

Klasifikasi RS Swasta, klasifikasi RS Swasta terdiri dari :

1. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, memberikan pelayanan

16

Rumah Sakit

RS Pemerintah RS Swasta

Umum Non Umum Lembaga sosial Lembaga profit

Depkes

Pemda

TNI/POLRI

BUMN

Dep. lain

Page 17: Blue Ocean Strategy

medik bersifat umum.

2. Rumah Sakit Umum Swasta Madya, memberikan pelayanan

medik bersifatumum dan spesialistik dalam 4 cabang.

3. Rumah Sakit Umum Swasta Utama, memberikan pelayanan

medik bersifat umum, spesialistik, dan subspesialistik.

B, Pelayanan di Rumah Sakit

Setiap rumah sakit mempunyai kemampuan berbeda dalam

memberikan pelayanan kepada pasiennya, pada dasarnya pelayanan

di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi :

1) Pelayanan medik :

a) pelayanan medik umum

b) pelayanan medik spesialistik dan sub spesialistik

2) Pelayanan penunjang medik :

a) Laboratorium

b) Anestesi

c) Gizi

d) Farmasi

e) Rehabilitasi medik

3) Pelayanan penunjang :

a) Administrasi

b) Pemeliharaan : Bahan linen

Pengadaan air

Kelistrikan

Bangunan dan pertamanan

Peralatan

Mesin

17

Page 18: Blue Ocean Strategy

Sanitasi/kebersihan lingkungan

c) Pelayanan: Komunikasi

Transportasi

Pengamanan

Perawatan jenazah

BAB IIIANALISIS KONSUMEN DI RSUD KEPAHIANG

KABUPATEN KEPAHIANG PROPINSI BENGKULU

18

Page 19: Blue Ocean Strategy

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Kepahiang (demografi).

Sejak berlakunya undang-undang Nomor 22 tahun 1999 yang

direvisi menjadi undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, memberikan peluang bagi pemerintahan daerah

untuk menyelenggarakan pemerintahannya secara mandiri, dengan

wewenang yang seluas-luasnya baik ditingkat propinsi, kabupaten/kota

maupun ditingkat kecamatan dan desa/kelurahan.

Sebagai dampak disahkannya undang-undang otonomi daerah,

di Propinsi Bengkulu diberlakukan undang-undang nomor 39 tahun

2003 tentang Pembentukan Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten

Lebong dari Kabupaten Rejang Lebong. Sehingga mulai tahun 2003

terbentuklah Pemerintahan Kabupaten Kepahiang.

Kabupaten kepahiang dengan luas wilayah 664,80 Km2 pada tahun

2004 sampai dengan pertengahan 2005 memiliki 4 Kecamatan dan 84

Desa, dan pada tahun 2006 Kabupaten Kepahiang memiliki 8

Kecamatan dan 91 Desa dan 3 Kelurahan.

19

Page 20: Blue Ocean Strategy

Kabupaten Kepahiang mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

Utara berbatasan dengan Kecamatan Curup, Kecamatan

Sindang Kelingi dan Kecamatan Padang Ulak Tanding

Kabupaten Rejang Lebong

Timur berbatasan dengan Kecamatan ulu musi Kabupaten

Lahat Propinsi sumatera Selatan

Selatan berbatasan dengan Kecamatan Taba Penanjung

Kabupaten Bengkulu Utara

Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagar Jati Kabupaten

bengkulu utara dan Kecamatan bermani Ulu Kabupaten

Rejang lebong.

Kependudukan

Penduduk Kabupaten Kepahiang tahun 2006 sebesar 130.056

jiwa dengan persebaran yang cukup bervariasi. Secara umum tingkat

kepadatan penduduk di daerah Kabupaten Kepahiang masih relatif

sangat rendah dibanding dengan daerah lainnya, dikarenakan

perbandingan antara jumlah penduduk dan luas wilayah masih sangat

kecil. Selain itu penyebaran pemukiman penduduk masih

terkonsentrasi pada daerah perkotaan atau daerah pusat kegiatan

ekonomi.

Bila dilihat jumlah penduduk setiap Kecamatan dimana

Kecamatan yang terbanyak penduduknya adalah Kecamatan

Kepahiang dengan jumlah penduduk 34.903 jiwa dan terendah adalah

Kecamatan Seberang Musi dengan jumlah penduduk 7782 Jiwa.

a. Komposisi Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

20

Page 21: Blue Ocean Strategy

Distribusi penduduk Kabupaten Kepahiang pada tahun 2006

menurut kelompok umur menunjukkan bahwa 62,49 % berusia

produktif (15-64 tahun), 32.24 % berusia muda (0-14 tahun) dan 5,28

% berusia 65 tahun keatas sehingga angka beban tanggungan

(depedency ratio) penduduk sebesar 60,04 %.

2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data Profil Kesehatan Puskesmas di Kabupaten

Kepahiang tahun 2006, dari total penduduk sebanyak 13.0056 jiwa,

50,59 % atau 65.789 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 49,41 % atau

64.267 berjenis kelamin perempuan. Berarti rasio jenis kelamin (sex

ratio) penduduk Kabupaten Kepahiang adalah sebesar 102,4

b. Persebaran Penduduk

Kepadatan Penduduk

Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepahiang Tahun 2006

meningkat dari 193 jiwa/Km2 menjadi 196 jiwa/Km2. dengan kepadatan

tertinggi di Wilayah Kerja Kecamatan Kepahiang sebesar 404 jiwa/Km2

dan terendah di wilayah kerja Kecamatan Bermani Ilir sebesar 93

jiwa/Km2.

Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Penyebaran Penduduk Kabupaten Kepahiang ditinjau menurut Wilayah

Kerja Puskesmas relatif tidak merata. Hingga tahun 2006 Penduduk

Kabupaten Kepahiang lebih banyak terdapat di wilayah kerja

Puskesmas Pasar Kepahiang sebesar 18 %, dan penyebaran paling

sedikit berada di wilayah kerja Puskesmas Muara Langkap sebesar 3

%. Hal ini terjadi karena Puskesmas Pasar Kepahiang berada di

Kecamatan Kepahiang yang merupakan Pusat administrasi

pemerintahan Kabupaten Kepahiang. Selain itu Kecamatan Kepahiang

juga sebagai pusat kegiatan ekonomi (perdagangan), sehingga

21

Page 22: Blue Ocean Strategy

penduduk cenderung untuk bertempat tinggal di Kecamatan

Kepahiang.

Keadaan Ekonomi

Secara umum tingkat pendapatan penduduk Kabupaten

Kepahiang tahun 2004 yang tercermin dari nilai PDRB perkapita atas

dasar harga berlaku mengalami peningkatan dibandingkan dengan

PDRB perkapita tahun 2003. Tahun 2004 PDRB perkapita penduduk

Kabupaten Kepahiang terjadi peningkatan sebesar 8,27 % atau

menjadi 6.165.999 rupiah. Walaupun sudah terjadi peningkatan tetapi

PDRB perkapita penduduk masih dibawah rata-rata nasional.

Perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Kepahiang atas dasar harga

berlaku.

Sementara itu bila ditinjau dari harga konstan, maka tingkat

pendapatan atau nilai riil PDRB perkapita penduduk Kabupaten

Kepahiang pada tahun 2004 mengalami peningkatan sebesar 3,72 %

dibandingkan dengan tahun 2003 yakni dari 4.443.407 rupiah menjadi

4.608.801 rupiah. Rendahnya tingkat pertumbuhan PDRB perkapita

dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Kepahiang disebabkan pertambahan jumlah penduduk Kabupaten

Kepahiang yang relatif besar. (Indikator Ekonomi Kabupaten Kepahiang

2004;BPS Rejang Lebong).

Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat kabupaten Kepahiang sebagian besar

tidak atau belum tamat Sekolah Dasar (46,2%), tamat SD (27,7%) dan

sisanya tamat SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.

Sosiologis

Dengan tingkat pendidikan yang relatif masih rendah tersebut

tentunya sangat berpengaruh pada pola pikir dan pandangan

22

Page 23: Blue Ocean Strategy

masyarakat terhadap kesehatan. Namun kondisi tersebut saat ini

mulai mengalami perubahan dimana seiring dengan peningkatan

sektor ekonomi masyarakat yang berakibat meningkatnya kesadaran

dalam memenuhi tingkat pendidikan kecenderungan yang positif

terhadap keberadaan RSUD Kepahiang.

Psikologis/ Psikografis

Faktor ini memperlihatkan kepribadian dari konsumen, sikap

konsumen, manfaat dari produk yang diinginkan. Di Kabupaten

Kepahiang belum pernah ada penilaian terhadap factor ini, sehingga

tidak didapat data mengenai factor ini.

Analisa Konsumen di RSUD Kepahiang dengan Menggunakan

Blue Ocean Strategy

1. Kanvas Strategi

Melakukan segmentasi pasar dilakukan dengan merangkum situasi

terkini dalam ruang pasar yang sudah dikenal, yaitu :

a. Faktor demografi

Umur

Distribusi umur terbanyak di kabupaten Kepahiang adalah berusia

produktif (15-64 tahun).

kepadatan penduduk

kepadatan tertinggi di Wilayah Kerja Kecamatan Kepahiang sebesar

404 jiwa/Km2

Jenis kelamin

50,59 % atau 65.789 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 49,41 %

atau 64.267 berjenis kelamin perempuan

Agama

75 % penduduk Kepahiang beragama Islam

Pendidikan

23

Page 24: Blue Ocean Strategy

Tingkat pendidikan masyarakat kabupaten Kepahiang sebagian

besar tidak atau belum tamat Sekolah Dasar (46,2%)

Tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan penduduk Kabupaten Kepahiang tahun 2004

yang tercermin dari nilai PDRB perkapita yaitu 6.165.999 rupiah,

masih di bawah rata-rata nasional

b. Faktor sosiologis

Pola pikir dan pandangan masyarakat terhadap kesehatan masih

rendah.

c. Faktor psikologis/psikografis

Di Kabupaten Kepahiang belum pernah ada penilaian terhadap factor

ini, sehingga tidak didapat data mengenai factor ini

2. Kerangka Kerja Empat Langkah

Kerangka yang merekonstruksi elemen-elemen nilai pembeli dalam

membuat kurva nilai baru.

a). Menghapuskan

faktor jenis kelamin dihapuskan karena tidak terdapat perbedaan

yang signifikan pada jumlah pria dan wanita.

Faktor Pendidikan, tidak ada pembedaan pendidikan untuk

perlakuan pada konsumen

Faktor umur, tidak hanya yang berusia produktif yang menjadi

konsumen RS

b). Mengurangi

Faktor Kepadatan Penduduk

c). Meningkatkan

Faktor Tingkat Pendapatan, pelayanan kepada seluruh konsumen

Faktor Sosiologis, meningkatkan pola pikir konsumen tentang

kesehatan

24

Page 25: Blue Ocean Strategy

d). Menciptakan

Faktor kepribadian Konsumen

Faktor agama

Faktor Sikap Konsumen

FAktor manfaat Produk bagi Konsumen

3. Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan

Alat ini adalah alat analisis pelengkap bagi kerangka kerja empat

langkah,

Menghapuskan

Perbedaan Gender

Kualitas Pendidikan Konsumen

Kualitas Umur

Meningkatkan

Tingkat Pendapatan

Pola Pikir tentang Kesehatan

Mengurangi

Segmen hanya Penduduk

kecamatan Kepahiang

Menciptakan

Pelayanan pada kepribadian

Konsumen

Pemberian Pelayanan disesuaikan

dengan agama konsumen

Pelayanan pada sikap konsumen

Benefit konsumen

25

Page 26: Blue Ocean Strategy

BAB IVPEMECAHAN MASALAH

Setelah melakukan analisa terhadap konsumen di RSUD Kepahiang didapatkan hasil :

Menghapuskan

Perbedaan Gender

Kualitas Pendidikan Konsumen

Kualitas Umur

Meningkatkan

Tingkat Pendapatan

Pola Pikir tentang Kesehatan

Mengurangi

Segmen hanya Penduduk

kecamatan Kepahiang

Menciptakan

Pelayanan pada kepribadian

Konsumen

Pemberian Pelayanan disesuaikan

dengan agama konsumen

Pelayanan pada sikap konsumen

Benefit konsumen

Kemudian dilakukan strategi Samudra Biru yang disesuaikan

dengan analisis pada konsumen, yaitu Strategi Menjangkau

Melampaui Permintaan yang Ada, hal ini dilakukan karena pada

analisa konsumen didapatkan hasil factor menciptakan lebih banyak

dibandingkan factor lainnya.

Pada strategi ini RSUD harus menentang dua praktik strategi

konvensional, pertama, berfokus pada konsumen yang ada. Kedua,

26

Page 27: Blue Ocean Strategy

dorongan mempertajam segmentasi demi mengakomodasi perbedaan

di pihak pembeli.

Tiga Tingkatan Nonkonsumen

Untuk mengubah permintaan laten menjadi permintaan riil dalam

bentuk banyaknya konsumen baru, RSUD Kepahiang perlu memahami

mengenai dunia non konsumen.

Tingkat pertama, yang terdekat dengan pasar yaitu berada di tubir

pasar yang merupakan pembeli yang meski melakukan pembelian atas

produk suatu jasa RS.

Tingkat Kedua, Nonkonsumen penolak yang secara sadar memilih

untuk berada di luar pasar.

Tingkat Ketiga, Nonkonsumen yang belum dijajaki yang berada di

daerah yang letaknya jauh dari RSUD Kepahiang.

27

Page 28: Blue Ocean Strategy

BAB VPENYUSUNAN PROGRAM

Pandangan RS terhadap strategi pemasaran harus dilakukan

evolusi yaitu dengan menggunakan Blue Ocean Strategy. Era ini dapat

didefinisikan sebagai sistem manajemen strategi dan integratif yang

melibatkan semua manajer dan karyawan, serta menggunakan

metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara

berkesinambungan proses-proses RS agar dapat memenuhi dan

melebihi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan.

Perlu dipastikan adanya keseimbangan antara kepuasan

pelanggan dengan pihak lain yang berkepentingan, seperti pemilik,

karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat, dan negara.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran maka program fungsi RSUD

Kepahiang adalah :

1. Pelayanan Kesehatan

2. Pemulihan Kesehatan

3. Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana

28

Page 29: Blue Ocean Strategy

BAB VI

PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Rumah Sakit yang berfokus pada pelanggan mempunyai informasi

unggulan tentang kebutuhan-kebutuhan pelanggan ( pasien ) yang

terus berubah dan menggunakan keunggulan kompetitif ini untuk

mempertahankan hunian.

b. Banyak hambatan dalam meniru strategi Samudra Biru, dimana

inovasi nilai serta analisis yang digunakan tidak dapat

terimplementasikan dengan sesuai di konteks rumah sakit.

c. RSUD Kepahiang sebagai rumah sakit daerah dalam melakukan

perubahan strategi dengan menggunakan samudra biru harus

menuntut adanya perubahan politik dan hal ini sulit dilakukan.

2. Saran-saran

a. Jika Rumah Sakit berorientasi pada pelanggan (paisen), maka yang

perlu diperhatikan adalah kemampuan dalam memperoleh

informasi kebutuhan pasien, informasi ini dapat diperoleh dari kotak

saran maupun dari surat pembaca di surat kabar.

b. Dalam melakukan strategi samudra biru harus memiliki data-data

yang komplit, sehingga diperlukan kerja sama dari berbagai pihak

untuk kelengkapan data.

29

Page 30: Blue Ocean Strategy

DAFTAR PUSTAKA

W. Chan Kim, Renee Mouborgne, 2005, Blue Ocean Strategy, HBSP, Boston

Tcandra Yoga Aditama, 2006, Manajemen Administrasi Rumah Sakit

Dinas Kesehatan Kepahiang, 2007, Profil Kesehatan Kabupaten Kepahiang Tahun 2006

Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang, 2007, Laporan Tahunan RSUD Kepahiang Tahun 2006

Sujudi dan Sumartini (1997). Prinsip-Prinsip Manajemen Rumah SakitUGM,Yogyakarta

Fatcie, Sunardi, Syafie Idrus, Analisis Orientasi Pasar Kearah Keunggulan Kinerja Rumah Sakit Di Kota Dan Kabupaten Malang

Syahyunan, (2004), Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Penjualan, USU Digital Library

Nurul Kompyurini, Prasetyono, (2004), Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Berdasarkan Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern Dan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (Gcg) (Survei Pada Rumah Sakit Daerah Di Jawa Timur), Simposium Nasional Akuntasi X

30

Page 31: Blue Ocean Strategy

31