Top Banner

Click here to load reader

of 28

BLOK 26 TEO

Jul 08, 2016

Download

Documents

Teo Wijaya

ppt
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PowerPoint Presentation

TEO WIJAYAB1102012121Metodologi Penelitian Terhadap Kasus MDR TB ParuSkenario KasusPenelitian-epidemiologiPuskesmas K pada pelaksanaan Mikro planning bulan lalu didapatkan data bahwa banyak pasien yang telah didiagnosis TB paru dan diobati dengan sistem DOTS tidak kembali lagi mengambil obat. Sementara itu angka kejadian Multi Drugs Resistence (MDR) semakin meningkat. Kepala puskesmas ingin melakukan penelitian untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kunjungan follow-up pasien TB tidak kembali. Berdasarkan beberapa literatur diduga faktor-faktor yang berhubungan dengan keteraturan berobat antara lain: usia pasien, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, pekerjaan, jarak rumah dengan Puskesmas, efek samping obat, lamanya minum obat, dan faktor-faktor lainnya.Mind MapRumusan MasalahPengolahan data dengan SPSSPengolahan data dengan statistikTeknik SamplingPenelitianEtiologiEpidemiologiPencegahanPenatalaksanaanTujuan SamplingProbabilityNon-ProbabilityDesignKonsepUsulanLaporanPermasalahan & Rumusan MasalahTBAnalisis StatistikStatistik DeskriptifAlat Ukur VariabelSasaran PembelajaranMampu menjelaskan permasalahan dan rumusan masalah penelitianMampu menjelaskan desain penelitian epidemiologisMampu menjelaskan pengolahan data dengan statistikMampu membuat usulan penelitianMampu membuat kerangka konsep penelitianMampu mendesain alat ukur variabelMampu melakukan pengolahan data dengan bantuan software statistik (SPSS)Mampu membuat laporan penelitianKerangka TeoriKerangka teoritis: suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktorfaktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.Kerangka teori prinsip-prinsip teori berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti.Teori selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Secara defenitif, teori harus berlandaskan fakta empiris karena tujuan utamanya adalah menjelaskan dan memprediksikan kenyataan atau realitas. Kerangka KonsepTeori Konsep: suatu uraian & visualisasi hubungan/kaitan antara konsep satu terhadap konsep yg lainnya/antara variabel yg satu dgn variabel yg lain dari masalah yg ingin diteliti.Konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Konsep variabel: simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsepMis: Konsep SehatVariabel tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, kolesterol, gula darah dll VariabelBerdasarkan sifatnya:a. Variabel kontinub. Variabel deskrit

VariabelBerdasarkan hubungan fungsional atau perannya:1. Variabel tunggal2. Variabel bebas (independen) dan variabel tergantung (dependen)3. Variabel perancu (confounding)4. Variabel intervening5. Variabel pendahulu ( eksternus)6. Variabel aktif7. Variabel atributSkala Pengukuran VariabelKualitatifKuantitatif1. Nominal1. RasioMis: Jenis kelamin, golongan darah, status pernikahan, agama, kotaMis: Berat badan, umur, tinggi badan, kadar gula darah, kadar kolesterol, lama tinggal di suatu kota2. Ordinal2. IntervalMis: Tingkat pendidikan, klasifikasi kadar kolesterol, sikapMis: Suhu badan (oC), tingkat kecerdasan (IQ)Desain PenelitianA. Survei Deskriptif:Menjelaskan what, when, where u/ menjawab how dari suatu masalah kesehatanCross-sectional studyLangkah: Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian penelitian kembali menetapkan subyek penelitian dengan memperhatikan atau mengusahakan variabilitas melaksanakan analisi hubungan atau perbedaan proporsi antar-kelompok hasil observasi.Desain PenelitianB. Survei Analitik:Case control studyPenelitian ini berusaha melihat ke belakang, yaitu data digali dari akibat yang terjadi (outcome) variabel-variabel penyebabnya (exposure).Cohort study:a. Prospective Cohortb. Retrospective CohortDesain Penelitian TimePastPresentFutureCross-sectional studyAssess exposure and outcomeCase-control studyAssess exposureKnown outcomeProspective CohortKnown exposureAssess outcomeRetrospective CohortKnown exposureAsssess outcomeKonsep Penelitian TB

TuberkulosisTuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah.Et/: Mycobacterium tuberkulosa.Penularan: droplet. Manifestasi klinis: kelelahan, lesu, mual, anoreksia, penurunan berat badan, haid tidak teratur pada wanita, demam sub febris dari beberapa minggu sampai beberapa bulan, malam batuk, produksi sputum mukuporolent atau disertai darah, nafas bunyi crakles (gemercik), wheezing (mengi), keringat banyak malam hari, kedinginan.TuberkulosisFaktor penyebab:Adanya sumber infeksi (sering kontak dengan penderita)Penurunan daya tahan tubuh (pasien infeksi HIV, pengguna obat-obat terlarang atau alkohol)Faktor lingkungan (pemukiman yang penuh, kumuh),Faktor virulensi kumanKelompok sosio ekonomi rendah (nutrisi dan sebagainya)TuberkulosisWHO: Indonesia urutan ke-3 setelah India dan China yaitu dengan angka 1,7 juta orang Indonesia.SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) tahun 1986: TB merupakan penyebab kematian ke-3 dan urutan ke-10 penyakit terbanyak di masyarakat.Asumsi prevalensi BTA(+) di Indonesia adalah 130 per 100.000 penduduk.Pencegahan TbMenghindari factor resikoMengelola stressMenjaga kebersihan diri (personal higiene)Jaga agar asupan nutrisi tetap seimbangImunisasiPemeriksaan rutin (laboratorium)Program Nasional Pemberantasan Tb ParuTujuan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan rantaipenularan, serta mencegah terjadinya multidrug resistance (MDR), sehingga TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat.Bentuk kegiatan dilaksanakan dengan cara penemuan dan pengobatan pasien, perencanaan, pemantauan dan evaluasi, peningkatan SDM (pelatihan, supervisi), penelitian, promosi kesehatan, dan kemitraan dengan lintas sectorPenatalaksanaan TbPromotif PenyuluhanPreventifKuratif FarmakologiRehabilitatifRekomendasi pengobatan TB dari WHO tahun 1993Kategori I (BTA +/-, lesi luas, kambuh/relaps)Fase inisial : 2HRZS (E)Fase kontinu : 4RH atau 4H3R3Kategori II (TB paru putus obat)Fase inisial : 2HRZES/1HRZEFase kontinu : 5H3R3E3 atau 5HREKategori III (BTA-, lesi minimal, kronik)Fase inisial : 2HRZ atau 2H3R3Z3Fase kontinu: 2HR atau 2H3R3 Kategori IV (MDR TB)Peresepan sesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau INH seumur hidupEvaluasi Pengobatan TBKriteria kesembuhan :Pemeriksaan dahak (3x dalam seminggu) dengan hasil negative dinyatakan sembuh tetapi bila pada akhir pengobatan masih BTA+ maka pengobatan dilanjutkan selama 3 bulan lagiJumlah obat yang diminum minimal 90% dari paket pengobatan.Masa pengobatan intensif dan intermiten maksimal 9 bulanPencatatan dan pelaporan yang harus dilakukan oleh puskesmas adalah register laboratorium, kartu pengobatan penderita, kartu pengenal penderita, register pengobatan, catatan kotor penderita, data lokasi penderita per desa.

Perilaku Berobat Pasien TBPengobatan yang teratur dan tuntas Strategi DOTS (Direct Observed Treatment Short-course). Strategi DOTS yang telah gencar dilakukan telah menunjukkan angka kesembuhan pasien menjadi >85%.Penderita TB Paru mempunyai kebiasaan pindah berobat dengan alasan tidak ada perubahan (tidak sembuh) dan sakitnya bertambah parah.Panduan OAT jangka pendek dan peran Pengawas Menelan Obat (PMO) merupakan strategi untuk menjamin kesembuhan penderita. PMO kurang baik = 3,013x tidak patuh berobat --- Sumarman dan Krisnawati (2012).Hubungan Pekerjaan dengan Perilaku BerobatDari hasil penelitian menunjukan bahwa pasien TB paru yang tidak teratur berobat lebih banyak yang memiliki pekerjaan yang menghasilkan pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari (X) dilakukan uji statistik pekerjaan bukan faktor resiko terhadap perilaku berobat pasien TBTernyata menurut perdana (2008) adanya hubungan bermakna antara jenis pekerjaan dengan keteraturan minum obatLingkungan Kerja mudah terinfeksi & tidakHubungan Pelayan Kesehatan dan KeluargaUnsur kinerja petugas kesehatan mempunyai pengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan pasien TBC paru mempengaruhi keteraturan minum obat. Setelah dilakukan uji statistik (X) karena nilai OR < 1 . Hubungan yang saling mendukung antara pelayanan kesehatan dengan penderita TB serta keyakinan penderita terhadap pelayanan kesehatan merupakan faktor yang penting bagi penderita untuk menyelesaikan pengobatannya.

Hubungan peran PMO dengan perilaku berobatUntuk menjamin keteraturan pengobatan dibutuhkan PMO . Namun dalam penelitian tidak sejalan dengan seharusnya. Hasil OR = 3.636 yang berarti pasien TB Paru memiliki peran PMO yang kurang beresiko 3.636 kali untuk tidak teratur berobat dibandingkan dengan penderita TB baru yang memiliki peran PMO yang baik.

KesimpulanLangkah-langkah dalam penelitian yaitu menentukan tujuan penelitian, hipotesis, kerangka teori dan kerangka konsep, variabel, definisi operasional, desain penelitian, subjek penelitian, alat ukur, pengolahan data, kesimpulan dan laporan. Pada kasus ini usulan penelitiannya ialah faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepatuhan pasien tb paru dalam meminum obat sehingga diperlukan beberapa data sampel dari suatu populasi yang diambil sampel untuk dilakukan penelitian dan dicari apa penyebab tidak patuhnya pasien meminum obat apakah ada hubungannya dengan pekerjaan,PMO pelayanan kesehatan ataupun dukungan keluarga. Angka TBC di Indonesia cukup tinggi menduduki posisi 3 di dunia oleh karena itu diperlukan perhatian pemerintah dalam menangani kasus TB di masyarakat dalam bentuk pelayanan di puskesmas atau pelayanan kesehatan agar programnya dapat terlaksana dan pasien yang telah mendapat regimen pengobatan dapat patuh meminum obat sehingga angka MDR tidak meningkat.