Blog: Rokhani Hasbullah | Transportasi Sungai Copyright Rokhani [email protected]http://rokhani.staff.ipb.ac.id/2010/03/24/transportasi-sungai/ Transportasi Sungai Transportasi Sungai – Potensi yang Terabaikan Oleh: Dr.Ir. Rokhani Hasbullah, M.Si Dosen Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Potensi Sungai vs Krisis Energi Menghadapi krisis energi, potensi sungai perlu mendapatkan perhatian baik sebagai sarana transportasi, sumber energi alternatif, kelestarian lingkungan maupun manfaat lainnya. Sebagai jalur transportasi, peran sungai-sungai di Indonesia nampaknya mulai ditinggalkan dan bergeser ke transportasi moda darat karena adanya anggapan bahwa jalur darat lebih cepat dibandingkan dengan transportasi sungai. Apalagi, pemerintah lebih memprioritaskan peningkatan sarana dan prasarana jalur darat sehingga wilayah-wilayah di jalur sungai agak tertinggal perkembangannya. Padahal, penggunaan jalur trans-Kalimantan dan trans-Sumatera sebagai jalur angkutan industri perkebunan sawit, kayu untuk industri pulp dan pertambangan batu bara dengan beban berlebih cenderung mempercepat kerusakan jalan sehingga mengganggu kelancaran perdagangan antar daerah dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) dan rusaknya prasarana jalan menyebabkan biaya transportasi menjadi lebih mahal sehingga produk pertanian Indonesia semakin tidak kompetitif, karena biaya produksi per unit produk menjadi tinggi. Semestinya kita dapat belajar dari Thailand yang cukup piawai dalam memanfaatkan sungai sebagai sarana transportasi. Di Indonesia, terutama di Kalimantan dan Sumatera terdapat banyak sungai seperti sungai Barito, Kapuas, Kuin, Martapura dan Melawi di Kalimantan, serta sungai Kampar, Siak dan Musi di Sumatera. Sungai-sungai tersebut cukup potensial sebagai sarana transportasi, namun belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. page 1 / 34
34
Embed
Blog: Rokhani Hasbullah - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Blog: Rokhani... · menyebabkan biaya transportasi menjadi lebih mahal sehingga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transportasi Sungai – Potensi yang Terabaikan Oleh: Dr.Ir. Rokhani Hasbullah, M.Si Dosen Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Potensi Sungai vs Krisis Energi
Menghadapi krisis energi, potensi sungai perlu mendapatkan perhatian baiksebagai sarana transportasi, sumber energi alternatif, kelestarian lingkunganmaupun manfaat lainnya. Sebagai jalur transportasi, peran sungai-sungai diIndonesia nampaknya mulai ditinggalkan dan bergeser ke transportasi moda daratkarena adanya anggapan bahwa jalur darat lebih cepat dibandingkan dengantransportasi sungai. Apalagi, pemerintah lebih memprioritaskan peningkatansarana dan prasarana jalur darat sehingga wilayah-wilayah di jalur sungai agaktertinggal perkembangannya. Padahal, penggunaan jalur trans-Kalimantan dantrans-Sumatera sebagai jalur angkutan industri perkebunan sawit, kayu untukindustri pulp dan pertambangan batu bara dengan beban berlebih cenderungmempercepat kerusakan jalan sehingga mengganggu kelancaran perdaganganantar daerah dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) dan rusaknya prasarana jalan menyebabkan biaya transportasi menjadi lebih mahal sehingga produk pertanianIndonesia semakin tidak kompetitif, karena biaya produksi per unit produk menjaditinggi. Semestinya kita dapat belajar dari Thailand yang cukup piawai dalammemanfaatkan sungai sebagai sarana transportasi. Di Indonesia, terutama diKalimantan dan Sumatera terdapat banyak sungai seperti sungai Barito, Kapuas,Kuin, Martapura dan Melawi di Kalimantan, serta sungai Kampar, Siak dan Musi di Sumatera. Sungai-sungai tersebut cukup potensial sebagai sarana transportasi,namun belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal.
Pemilihan moda transportasi selayaknya menjadi pertimbangan utama agar biayatransportasi menjadi ekonomis sehingga dapat meningkatkan dayasaing produk. Tabel 1 menyajikan beberapa pilihan moda transportasi berdasarkan volumeproduk yang ditangani. Transportasi volume besar umumnya menggunakan truk,kereta api dan tongkang (barge). Sedangkan transportasi volume sedangumumnya menggunakan truk dan pada kondisi tertentu digunakan juga kereta apidengan rangkaian gerbong yang dapat dipisahkan. Sementara pada transportasivolume kecil sepenuhnya menggunakan truk. Tabel 2 memperlihatkanperbandingan volume pada berbagai moda transportasi yang umum digunakan(Sonka et al., 2000).
Tabel 1. Pemilihan moda transportasi berdasarkan volume produk yang ditangani.
Konfigurasi Alternatif Moda TransportasiKontainer Truk Kereta
Indonesiasebagainegarakepulauanseyogyanyamemilikiinfrastruktur sistemtransportasiyangmemadukantransportasimodadaratdan air secaraterintegrasiuntukmembantumeningkatkankemudahanakses,menekan biayaoperasionaldanmempertahankanmutuproduk
arapadamusimhujanairnyameluap hinggamenjadibencana. Denganmenempatkansungaidi”depan” dan memanfaatkannyasemaksimalmungkin,diharapkandapatmembangunkesadaran semuapihakuntukmenjaga danmemeliharanya, baikkebersihannya(sampah dan