BAB IPENDAHULUAN
1.1Latar BelakangEnergi listrik bagi kehidupan modern saat ini
merupakan kebutuhan yang sangat vitual, untuk itu ketersediaannya
dalam jumlah dan kualitas yang cukup menjadi syarat mutlak bagi
suatu masyarakat yang memiliki taraf kehidupan yang baik dan dalam
perkembangan industri yang maju. Pemerintah khususnya PLN sebagai
pemasok terbesar penyediaan energi listrik selalu meningkatkan
pembangunan pusat-pusat pembangkit listrik, sehingga dalam
pembangunan tersebut memerlukan teknologi yang cukup tinggi,
sehingga pengetahuan tentang teori maupun fungsi-fungsi peralatan
yang ada pada pembangkit listrik tenaga uap perlu diketahui agar
mengerti bagaimana proses operasi pembangkit listrik tersebut
beroperasi. Dimana proses produksi tenaga listrik meliputi,
pembangkitan, transmisi, dan distribusi.PT. Pembangkitan Jawa Bali
(PT. PJB) Unit Pembangkitan Gresik merupakan salah satu unit
pembangkitan listrik yang berada di propinsi Jawa Timur. Unit ini
juga merupakan salah satu produsen listrik yang melayani kebutuhan
listrik wilayah pulau Jawa dan Bali yang terhubung dalam sistem
interkoneksi Jawa Bali.Kemajuan pelayanan PT. PJB UP Gresik
merupakan hal yang sangat penting sebagai bentuk pengabdian PT. PJB
UP Gresik terhadap konsumen pemakai listrik. Untuk dapat
meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan daya listrik, maka
diperlukan adanya suatu kestabilan dalam sistem pembangit
listrik.Dengan praktek kerja lapangan ini, kami sebagai mahasiswa
di tuntun untuk mengetahui dan menghayati pekerjaan dilapangan.
Para mahasiswa tidak hanya dituntun untuk memiliki ilmu pengetahuan
di bidang teknologi dan informasi semata, namun yang lebih penting
adalah mahasiswa memiliki keterampilan dan kemampuan untuk
menetapkan ilmu yang dimilikinya. Karena tidak menutup kemungkinan
bahwa teori yang diterimanya dari bangku kuliah berbeda dengan
masalah yang dihadapi dilapangan nantinya.
1.2Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan diadakannya
kegiatan praktek kerja pada PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik ini
adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagi Mahasiswa1. Meningkatkan dan mengimplementasikan
keterampilan yang akan membentuk kemampuan mahasiswa sebagai bekal
untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan bidangnya, dalam
hal ini adalah bidang teknologi sekaligus sebagai proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja bagi mahasiswa.2. Menumbuhkan
dan memantapkan sikap profesional yang diperlukan bagi mahasiswa
untuk memasuki dunia kerja.3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa tersebut untuk memasyarakatkan diri pada suasana dan
iklim lingkungan kerja yang sebenarnya terutama berkenaan dengan
disiplin ilmu. Dapat mengamati, mengembangkan dan menggunakan ilmu
yang telah didapat dari bangku kuliah.
1.2.2Bagi Fakultas Teknik Jurusan Elektro Universitas
Brawijaya1. Diharapkan mampu meningkatkan hubungan baik dan
kerjasama dengan dunia industri khususnya PT. PJB Unit Pembangkitan
Gresik. Dimana dunia industri adalah salah satu tujuan utama
lulusan jurusan Elektro Universitas Brawijaya.2. Sebagai bahan
masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang dibuat
sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di bidangnya.3.
Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa Teknik Elektro Universitas
Brawijaya dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku
kuliah.1.2.3Bagi PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik1. Terjalin
hubungan yang baik dengan pihak Universitas Brawijaya, terutama
Fakultas Teknik Jurusan Elektro sebagai salah satu instansi
pendidikan bagi calon tenaga ahli bidang teknik yang sangat
dibutuhkan dalam perusahaan.2. Sebagai sarana untuk mengetahui
kualitas pendidikan yang ada di Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.3. Sebagai sarana untuk memberikan kriteria
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.
1.3Waktu dan Tempat PKLPKL ini dilaksanakan mulai tanggal 22
Agustus 22 September 2014 bertempat di PT. PJB Unit Pembangkitan
Gresik, Jl. Harun Tohir Gresik.
1.4Tujuan Penulisan LaporanTujuan penulisan laporan ini tidak
lepas dari tujuan pelaksanaan praktek kerja nyata itu sendiri. Yang
mana tujuan tersebut adalah sebagai berikut:1. Memenuhi persyaratan
jenjang kurikulum Strata-1 pada konsentrasi Teknik Kontrol, Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.2. Mampu
memahami, menetapkan dan mengembangkan pelajaran yang diperoleh
dengan penerapan di dunia industri.3. Mampu mencari alternatif
pemecahan masalah sesuai bidangnya secara luas dan memperdalam yang
tersusun dalam laporan.4. Mengumpulkan data-data untuk kepentingan
Universitas Brawijaya dan diri sendiri.5. Menambah perbendaharaan
kepustakaan Universitas Brawijaya dan menunjang pengetahuan bagi
pihak yang membutuhkan.Dengan mengacu pada hal diatas maka
penulisan laporan ini untuk melaporkan hasil yang diperoleh selama
praktek kerja nyata.1.5Rumusan MasalahRumusan masalah pada laporan
Kuliah Kerja Nyata Praktek (KKN-P) ini adalah:1. Apa saja objek
yang diamati dan proses pembangkitan pada pada lokal kontrol PT.
PJB Unit Pembangkitan PLTGU.2. Bagaimana sistem kerja control valve
yang diterapkan pada lokal di PT. PJB Unit Pembangkitan PLTGU
Gresik.
1.6Batasan MasalahAdapun batasan masalah disini adalah sistem
yang diamati menyangkut sistem kerja control valve pada Gas Turbine
yang merupakan salah satu bagian sistem pembangkit listrik dari
sistem interkoneksi Jawa Bali.
1.7Metode PenelitianAdapun metode yang dilaksanakan pada kerja
praktek ini antara lain:1. Metode ObservasiYaitu memperoleh data
dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang
dibahas dan membandingkannya dengan teori yang ada.2. Metode
WawancaraYaitu dengan melakukan tanya jawab dan wawancara dengan
pembimbing lapangan maupun engineer yang menguasai
peralatan-peralatan tersebut. Dengan metode ini, didapatkan titik
temu antara kajian secara teoritis dengan penerapan di lapangan.3.
Metode KepustakaanYaitu mencari informasi yang berkaitan dengan
mesin-mesin yang bersangkutan dari textbook, modul, maupun laporan
yang tersedia di PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik.
1.8Sistematika PembahasanSistematika dalam penulisan laporan
hasil kerja praktek di PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik disusun
dalam enam bab yang meliputi:
BAB I PENDAHULUANMemuat Latar Belakang, Maksud dan Tujuan PKL,
Waktu dan Tempat PKL, Tujuan Penulisan Laporan, Rumusan Masalah,
Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan. BAB II PROFIL PT
PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. PJB) UNIT PEMBANGKITAN GRESIKMemuat
segala sesuatu tentang PT. PJB UP Gresik. Mulai dari sejarah
berdirinya, visi dan misi perusahaan, lokasi perusahaan, unit
pembangkitan yang ada dan struktur organisasi PT. PJB UP Gresik.
BAB III KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)Membahas tentang apa
itu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). BAB IV PROSES PRODUKSI
TENAGA LISTRIK PADA PLTGU GRESIKMembahas tentang proses pada PLTGU
dari awal proses hingga menjadi sumber listrik yang digunakan oleh
masyarakat. BAB V CONTROL VALVE PADA GAS TURBINEMembahas tentang
cara kerja Control Valve Gas Turbine yang berada pada PLTGU . BAB
VI PENUTUPBerisi kesimpulan dan saran dari laporan praktek kerja
ini.
BAB IIPROFIL PT PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. PJB)UNIT
PEMBANGKITAN GRESIK
2.1 Nama PerusahaanPT. Pembangkitan Jawa Bali (PT. PJB), Unit
Pembangkitan Gresik.
2.2 Sejarah PerusahaanPT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) berdiri
sejak tahun 1995. Dengan visi menjadi perusahaan pembangkit tenaga
listrik Indonesia yang terkemuka dengan standart kelas dunia. PJB
tiada henti berbenah dan melakukan inovasi dengan tetap berpegang
pada kaidah tata pengelolaan perusahaan yang baik (Good Coorporate
Governance/GGC). PJB tumbuh dan berkembang dengan berbagai bidang
usaha, tanpa meninggalkan tanggung jawab sosial perusahaan demi
terwujudnya kemandirian masyarakat dan kelestarian lingkungan
hidup.Kini PJB berkembang dan menjalankan berbagai usaha yang
terkait dengan bidang pembangkitan yang antara lain: Jasa Operation
and maintenance (O&M) Pembangkit Engineering, Procurement, and
Construction (EPC) Konsultan bidang pembangkitan Pendidikan dan
pelatihan tata kelola pembangkitan Pendidikan dan pelatihan energi
terbarukan Serta usaha lain yang dalam rangka memanfaatkan secara
maksimal potensi yang dimiliki perusahaan.Berdasarkan surat
keputusan Dirut PLN Pusat No.006.K/023/DIR/1992 tanggal 4 Februari
1992 terbentuk Sektor Gresik Baru dengan kapasitas 1578 MW (PLTGU)
dengan lokasi di dalam area Sektor Gresik.Berdasarkan surat
keputusan Dirut PLN PJB II No.023.K/023/DIR/1996 tanggal 14 Juni
1996 tentang penggabungan unit pelaksana Pembangkitan Sektor Gresik
dan Sektor Gresik Baru, maka UP Gresik diubah strukturnya menjadi
PT.PLN PJB II Sektor Gresik.Pada tanggal 30 Mei 1997 Dirut PT.PLN
PJB II mengeluarkan surat keputusan No.021/023/DIR/1997 tentang
perubahan sebutan Sektor menjadi Unit Pembangkitan.Pada tanggal 24
Juni 1997 Dirut PT. PLN PJB II mengeluarkan surat keputusan
No.024A.K/023/DIR/1997 tentang pemisahan fungsi pemeliharaan dan
fungsi operasi pada PT. PLN PJB II Unit Pembangkitan Gresik.
2.3Filosofi, Visi dan Misi PerusahaanDalam melaksanakan usahanya
PT. PJB UP Gresik mengusung filosofi Mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap sasaran yang hendak dicapai dan Sumber Daya Manusia (SDM)
sebagai aset penting bagi perusahaan. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dalam mengelola perusahaan, komitmen tersebut merupakan
aspek yang harus selalu dijaga. Dalam menjaga komitmen tersebut PT.
PJB UP Gresik memiliki visi:TO BE AN INDONESIAN LEADING POWER
GENERATION COMPANYWITH WORLD CLASS STANDSARDSAtauMenjadi perusahaan
pembangkit tenaga listrik di Indonesia yang terkemukadengan standar
kelas dunia
Sedangkan misi yang dipakai PT. PJB UP Gresik dalam mewujudkan
visi di atas adalah:1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan
berdaya saing2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui
implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi business partner
dengan metode best practice dan ramah lingkungan.3. Mengembangkan
kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi teknik dan
manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis.2.4Tujuan
PerusahaanTujuan UP Gresik adalah menyelenggarakan usaha ketenaga
listrikan dengan mengoperasikan dan memelihara unit-unit pembangkit
secara handal dan efisien sebagaimana motto YOUR RELIABLE POWER
PLANT.Untuk mencapai tujuan tersebut UP Gresik membangun budaya
organisasi mencakup perilaku praktis, strategi dan budaya kerja
serta tata nilai yang telah ditetapkan dan dikembangkan oleh PT.
PJB Kantor Pusat, yaitu: Integritas Keunggulan Kerja sama Pelayanan
Sadar lingkungan
2.5Lokasi PerusahaanPT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit
Pebangkitan Gresik merupakan salah satu unit pembangkit tenaga
listrik milik PT. PJB yang terletak di provinsi Jawa Timur. Unit
Pembangkitan ini berlokasi di kota Gresik, kira-kira 20 km arah
barat laut kota Surabaya, tepatnya di desa Sidorukun, Jalan Harun
Tohir no. 1 Gresik, Jawa Timur. Total luas wilayah dimana PT. PJB
UP Gresik berada mencapai kurang lebih 78 Ha, termasuk wilayah
pembuangan lumpur dan luas bangunan. Batas area yang menjadi lokasi
PT. PJB UP Gresik adalah:Utara: Kantor PT. Pertamina PerseroTimur:
Selat MaduraSelatan: Bengkel Swabina Graha, Selat MaduraBarat:
Jalan Harun Tohir
Gambar 2. 1 Denah PT. PJB UP Gresik
2.6Struktur Organisasi PerusahaanDalam PT. PJB UP Gresik
Organisasi Unit diarahkan fokus pada proses peningkatan keandalan
dan efisiensi pembangkit sehingga desain organisasi menjadi lebih
ramping dengan penggabungan beberapa fungsi supporting sedangkan
Organisasi Kantor Pusat menggunakan konsep Heat Quarter dengan
diarahkan pada pemusatan dukungan terhadap proses bisnis di Unit
melalui fungsi Coorporate Shared Services.Sejak 2 Januari 1998
struktur organisasi PT. PJB UP Gresik telah mengalami berbagai
perubahan mengikuti perkembangan organisasi, yaitu perubahan PT.
PJB II menjadi PT. PJB yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu
menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis yang selalu berubah.
Perubahan mendasar dari PT. PJB UP Gresik adalah dipisahkannya unit
pemeliharaan dan unit operasi. Pemisahaan ini membuat unit
pembangkit menjadi organisasi yang lean and clean dan hanya
mengoperasikan pembangkit untuk menghasilkan energi listrik. PT.
PJB Unit Pembangkit telah disempurnakan pada tanggal 21 Oktober
1999, kemudian disempurnakan pada 25 Februari 2003, lalu
mendapatkan penyempurnaan kembali pada tanggal 19 Januari 2006.
Secara garis besar struktur organisasi yang berlaku pada unit-unit
kerja yang terdapat pada PT. PJB UP Gresik dapat dilihat pada
ilustrasi berikut:
Gambar 2. 2 Diagram Struktur Organisasi PT. PJB UP Gresik
1. GENERAL MANAGER Mengelola pembangkit tenaga listrik dengan
mengoptimalkan seluruh potensi Sumber Daya Manusia yang ada.
Menyusun dan menjabarkan perusahaan ke dalam ketentuan-ketentuan
atau peraturan sebagai pedoman pelaksanaan tugas. Memastikan bahwa
harga jual tenaga listrik yang dibangkitkan tetap konstan dan
memiliki daya saing yang tinggi. Memastikan pelaksanaan semua
bidang yang diimplementasikan pada program sistem informasi terpadu
Ellipse PJB dapat berjalan optimal serta tetap terjaga ke
integrasiannya.2. MANAGER OPERASI Mengelola kegiatan operasional
pembangkitan tenaga listrik dan unitdengan sasaran mutu, keandalan,
dan efisiensi yang optimal. Merencanakan, menganalisa, dan
mengevaluasi penyiapan kesiapan operasi pembangkit. Membuat laporan
secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan
lebih lanjut.3. MANAGER PEMELIHARAAN Memastikan bahwa sasaran
bidang pemeliharaan yang ditetapkan dapat dicapai dengan baik.
Membuat kontrak-kontrak kesepakatan antara UP dengan UPHAR atau
institusi penyelenggara jasa lainnya agar jelas dan menguntungkan
kedua belah pihak. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan
masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut.4. MANAGER KIMIA DAN
LK3Instalasi pengolahan limbah pada PT. PJB UP Gresik dilengkapi
dengan pengontrol emisi udara dan air sebagai berikut: Cerobong
tinggi pada setiap unit, untuk membuang gas buang dengan baik.
Instalasi air limbah, untuk mengolah air limbah sebelum dibuang ke
lingkungan (sungai dan laut), air bekas dipakai diolah di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (Waste Water Treatment Plant). Pemisahan
minyak, untuk memisahkan minyak dari air limbah yang berasal dari
area bunker minyak. Saluran masuk dan keluar condeser dengan
panjang mencapai 1 km untuk mengurangi temperatur dari air limbah
condeser.Oleh karena itu, PT. PJB UP Gresik bertanggung jawab
terhadap manajemen lingkungan dan pengawasan polusi seperti yang
dijabarkan sebagai berikut: Mengoptimalkan pemakaian gas alam pada
setiap unit pembangkitkan. Menjaga kelestarian tanaman yang berada
di sekitar unit pembangkitan. Menanami lahan-lahan yang kosong
disekitar pembangkit dengan tanaman sehingga tercipta lingkungan
yang indah dan hijau.Selain itu, PT. PJB Gresik juga melakukan
program pengembangan masyarakat yang melingkupi bidang sosial,
ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan keselamatan sebagai bentuk
perhatian terhadap masyarakat sekitar.5. MANAGER ENGINEERING
Mengevaluasi penyelenggaraan O&M (Operasi dan Maintenance)
pusat pembangkitan tenaga listrik serta instalasi pendukung.
Merencanakan resource (Expert O&M, referensi, waktu dan tempat)
untuk kegiatan failure defence yang meliputi:1. Audit (Assesment)
dan prioritas pemeliharaan peralatan UP (SERP).1. Failure Mode dan
Effect Analysis (FMEA).1. Root Cause Failure Analysis (RCFA).1.
Failure Defence Task (FDT).1. Task Execution. Sebagai moderator dan
memfasilitasi kegiatan Failure Defence peralatan UP.
Merekomendasikan kegiatan Task Execution (Continous Improvement)
beserta KPI-nya berupa:1. Perbaikan SOP/IK bidang O&M.1.
Penambahan SOP/IK bodang O&M.1. Perubahan desain dari
peralatandan proses produksi.1. Penambahan/pengurangan Task
Preventive Management.1. Penambahan Task Predictive Maintenance.1.
Perbaikan kompetensi personil O&M.1. Perbaikan kualitas dan
kuantitas ketersediaan material O&M.1. Overhaul Cycle Extention
peralatan pembangkit. Life extention peralatan pembangkit termasuk
analisis Cost Benefit. Merencanakan dan menyusun program Condition
base Monitoring peralatan utama, mengevaluasi dan membuat Work
Package program pemeliharaan serta memberikan rekomendasi. Membuat
laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan
keputusan lebih lanjut.6. MANAGER KEUANGAN, SDM & ADMINISTRASI
Menyiapkan kebijakan program pelatihan dan pengembangan bagi
seluruh SDM UP berdasarkan konsep estimasi biaya dan jumlah tenaga
kerja. Menyiapkan dan mengkoordinir perencanaan dan pengelolaan
organisasi dan tata laksana sistem manajemen agar sesuai dengan
fungsinya dalam perusahaan. Merencanakan atau mengkoordinasi dan
mengevaluasi anggaran biaya administrasi. Membuat laporan secara
berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih
lanjut. Melaksanakan penyusunan anggaran tahunan untuk dijadikan
bahan acuan penggunaan keuangan Unit Pembangkit. Mengelola
Administrasi UP sehingga berjalan sesuai dan memenuhi ketentuan
serta prinsip-prinsip mengenai keuangan. Menganalisa dan membuat
laporan realisasi keuangan sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengadakan kebiijakan penggunaan keuangan
selanjutnya. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan
dan pengambilan keputusan lebih lanjut.7. MANAGER LOGISTIK
Merancanakan, memonitoring,dan mengendalikan rencana stok/meterial
cadangan, kebutuhan pengadaan material yang paling ekonomis dengan
menerapkan sistem IC dan manajemen material secara baik.
Menyelenggarakan kegiatan pangadaan barang dan jasa berdasarkan
permintaan bidang terkait untuk mendukung pemeliharaan rutin serta
kebutunah material non instalasi lainnya. Menyelenggarakan kegiatan
proses administrasi gudang serta material handlingnya untuk semua
material milik UP. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan
masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut.
2.7Unit PembangkitSampai saat ini Unit Pembangkitan Gresik
bertanggung jawab atas 3 macam mesin pembangkit tenaga listrik,
yaitu:1. Pembangkitan Listrik Tenaga Gas (PLTG). Dari PLTG sendiri
memiliki 2 unit pusat sendiri yang berdekatan dengan sumber
pendingin air laut juga pada PJB Gresik ini. Dua unit tersebut
memuat 1 bahan bakar tersebut tentunya dalam jumlah yang sangat
banyak dalam sistem tenaga pembangkitan listrik tersebut yaitu
solar. PLTG ini berkapasitas 80,4 MW.2. Pembangkitan Listrik Tenaga
Uap (PLTU). Dari PLTU ini memiliki 4 unit, yaitu dari proses sistem
tenaga listrik tersebut disini menggunakan bahan bakar residu,
solar, dan gas. Suhu pembakaran mencapai 1000C, sisa sebagian
digunakan untuk memanaskan air (Heat Recovery Steam Generator)
kemudian dari proses tersebut, lanjut di proses ke sistem (boiler)
yang digunakan dari proses ini untuk memutar steam turbin. PLTU ini
berkapasitas 600 MW.3. Pembangkitan Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU). Dari tenaga pembangkit tersebut merupakan unit terbanyak
yang digunakan dalam blok-blok tertentu yaitu sebanyak 9 unit gas
sistem, 9 unit HRSG yang nantinya akan menghasilkan panas sisa
untuk 3 unit sistem steam. Bahan bakar yang digunakan hanya ada 2
macam yaitu HSD (High Speed Diesel) dan gas. PLTGU ini berkapasitas
1575 MW.
JenisPembangkitanUnitKapasitas(MW)BahanBakarMulai Beroperasi
pada
PLTU Gresik 111x100MFO/Gas31-08-1981
PLTU Gresik 221 x 100MFO/Gas14-11-1981
PLTU Gresik 331 x 200MFO/Gas15-03-1988
PLTU Gresik 441 x 200MFO/Gas01-07-1988
PLTU Gresik600
PLTG Gresik 111 x 20,1HSD/Gas07-06-1978
PLTG Gresik 221 x 20,1HSD/Gas09-06-1978
PLTG Gilitimur 111 x 20,1HSD22-10-1999
PLTG Gilitimur 221 x 20,1HSD04-11-1999
PLTG Gresik80,4
PLTGU GresikBlok 1GT 11, 12, 133 x 112HSD/Gas10-04-1993
ST 101 x 189
PLTGU GresikBlok 2GT 21, 22, 233 x 112HSD/Gas05-08-1993
ST 201 x 189
PLTGU GresikBlok 3GT 31, 32, 333 x 112Gas30-11-1993
ST 301 x 189
PLTGU Gresik1575
Tabel 2.1 Kapasitas Daya PT PJB UP Gresik
Pada tahun 1999 UP Gresik mampu memproduksi energi listrik
sebesar 12.814 GWh per tahun yang kemudian disalurkan melalui
jaringan tegangan Tinggi dan Jaringan Ekstra Tinggi (150KV dan 500
KV) ke sistem interkoneksi Jawa Bali. Mekanisme kontrak jual beli
dengan penyampaian produk ke pelanggan (P3B) dikirim langsung
melalui saluran udara tegangan tinggi 150KV dan tegangan ekstra
tinggi 500KV dalam sistem Jawa Madura Bali (JAMALI). Total
kapasitas daya yang mampu dibangkitkan PT. PJB UP Gresik mencapai
2.218,98 MW dan diperoleh dari 21 generator termal yang dimiliki.
Secara teknis pembagian jaringan seluruh pemangkitan di Pulau Jawa
sebagai berikut:
Gambar 2. 3 Topolagi Jaringan 500 kV dan 150 kV di Jawa
Dari pembagian jaringan listrik tersebut, PT. PJB UP Gresik
memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menyediakan listrik di
area Jawa-Bali, yang terlihat dalam diagram berikut:
Gambar 2. 4 Diagram Distribusi
2.7.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG) adalah pembangkit listrik yang dihasilkan dari
pembakaran pada gas turbin. Peralatan utama PLTG adalah diesel
starter, kompresor utama, turbin gas, generator dan trafo utama.
Bahan bakar yang digunakan adalah High Speed Diesel (HSD) dan gas
alam. Starter menggunakan motor diesel sehingga unit ini dapat
dioperasikan tanpa harus menunggu tenaga listrik dari luar (sangat
ideal untuk mengatasi pemadaman total/totally black out).Dari
diesel starter ini, kemudian menggerakkan kompressor yang kemudian
dari kompressor ini menghasilkan udara bakar untuk disalurkan ke
ruang bakar dengan tekanan 10 kg/cm3. Gas yang pertama kalinya
dengan busi ruang bakar dialirkan ke turbin gas untuk memutar
turbin. Dan putaran turbin akan terus naik sampai 5100 rpm dan
diesel starter akan berhenti secara otomatis pada putaran 2000 rpm.
Setelah itu genarator dihubungkan dengan turbin gas melalui
reduction gear untuk menurunkan putaran agar putaran generator
menjadi 3000 rpm. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator
sebesar 11 kV dan dinaikkan menjadi 150 kV dengan menggunakan trafo
utama dan disalurkan ke gardu induk atau ke sistem untuk
pendistribusian lebih lanjut kepada konsumen.
Gambar 2. 5 Skema Turbin Gas
2.7.2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan
dari ekstraksi turbin uap. Peralatan utama dalam proses produksi
PLTU adalah boiler, turbin uap, generator, trafo utama dan alat
bantu (auxiliary). Uap yang dihasilkan dari boiler uap digunakan
untuk memutar turbin uap. Uap yang telah digunakan untuk memutar
turbin didiinginkan dengan menggunakan air laut di dalam condensor
untuk dijadikan air lagi dan dipompakan kembali ke dalam
boiler/ketel uap untuk dipanaskan lagi agar menjadi uap yang
bertekanan (siklus tertutup). Generator dikopel dengan turbin dan
keluaran generator disalurkan melalui trafo utama untuk dinaikkan
tegangannya kemudian diteruskan ke jaringan atau sistem.
Gambar 2. 6 Gambar Skema Turbin Uap
Gambar 2.6 Gambar Skema Turbin Uap2.7.3 Pembangkit Listrik
Tenaga Gas Uap (PLTGU)Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU)adalah pembangkit siklus ganda yang peralatannya terdiri
dari sistem turbin gas dengan generatornya, Heat Recovery Steam
Generator (HSRG), turbin uap dengan generatornya dan alat pendukung
lainnya.PLTGU adalah salah satu pembangkit yang dimiliki dan
diandalkan oleh Unit Pembangkitan Gresik. Energi listrik yang
dihasilkan rata-rata 500 MW per blok. Jumlah pembangkit listrik di
PLTGU UP Gresik ada tiga blok dan tiap bloknya terdiri atas tiga
turbin gas dan sebuah turbin uap.PLTGU merupakan gabungan antara
PLTG dan PLTU. Karena itu PLTGU disebut juga sebagai combine-cycle
power plant. Proses combine cycle memanfaatkan gas buang yang
dihasilkan dari proses pembakaran di PLTG yang masih mempunyai
temperatur kurang lebih 500C yang digunakan untuk memanaskan air
hingga uap dari HRSG. Selanjutnya uap hasil pemanasan tadi
digunakan untuk memutar turbin uap.Di PLTGU UP Gresik terdapat dua
sumber energi atau bahan bakar, yaitu High Speed Diesel (HSD) dan
gas. Blok 1 dan blok 2 dapat menggunakan bahan bakar HSD atau gas,
sedangkan blok 3 hanya menggunakan bahan bakar gas.Gambar 2. 7
Skema Turbin Gas dan Turbin Uap
Secara garis besar, sistem kerja PLTGU dimulai dengan masuknya
bahan bakar ke ruang bakar (combustor) untuk proses pembakaran.
Pada turbin gas, hasil pembakarannya digunakan untuk menggerakkan
sudu turbin gas, sehingga menyebabkan turbin berputar. Karena
turbin berada satu poros dengan generator, maka perputaran turbin
mengkibatkan timbulnya energi listrik yang dihasilkan oleh
generator.Sebelumnya gas buang dari proses pembakaran dibuang ke
udara bebas begitu saja. Kemudian dengan adanya kemajuan teknologi,
gas buang pada PLTG dapat dimanfaatkan lagi, dengan cara memasukkan
gas buang tersebut ke dalam HRSG untuk memanaskan air. Hasil
pemanasan air yang berupa uap bertekanan inilah yang akan
dimanfaatkan untuk memutar turbin uap.
Gambar 2. 8 Skema Combine Cycle
2.85S (Lima S)Program ini adalah program baru yang diterapkan di
PJB Gresik ini. 5S ini jelas bukan nama sebuah makanan, tapi adalah
program pengelolaan house keeping. Pengelolaan house keeping yang
baik akan membuat nyaman orang yang disekitarnya dan akan
meningkatkan efisiensi pekerjaan. Lima S adalah singkatan dari
motto program ini: SEIRI RingkasMemilah buang benda yang tidak
perlu. SEITON RapiPenataan atur benda-benda dengan rapi SEISO
ResikPembersihan membersihkan terus menerus. SEIKETSU
RawatPemantapaan menjaga dalam standar yang baik. SHITSUKE
RajinPembiasaan latihan dan disiplin diri dengan peningkatan yang
berkelanjutan.
BAB IIIKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
3.1PendahuluanKecelakaan kerja sering terjadi pada suatu
perusahaan. Kecelakaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
terutama disebabkan oleh faktor manusia dan peralatan-peralatan
dalam perusahaan itu sendiri. Kecelakaan kerja sering menimbulkan
dampak yang merugikan, sepertinya sakit atau luka pada karyawan.
Selain itu, kecelakaan kerjajuga dapat menyebabkan kerusakan pada
mesin-mesin atau peralatan penting perusahaan. Bahkan, kecelakaan
kerja dapat mengurangi kualitas kerja sebab target atau hasil yang
akan tercapai sesuai jadwal bisa tertunda.Untuk mengurangi atau
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, maka program kesehatan
dan keselamatan kerja (K3) harus dijalankan untuk mengantisipasi
dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, dalam kata lain
untuk mencapai zero accident (tidak terjadi kecelakaan). Tujuan
utama dari K3 adalah agar setiap tenaga kerja dan setiap orang yang
berada di suatu tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan
selamat, melindungi sumber-sumber produksi agar dapat digunakan
secara aman dan efisiensi serta untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas kerja. Untuk mencapai hal itu pemerintah mengeluarkan
beberapa peraturan yang berakibat dengan kesehatan dan keselamatan
kerja. Mengingat pentingnya K3 dalam menjaga dan meningkatkan
kualitas kerja, biasanya dalam perusahaan-perusahaan besar dibentuk
suatu organisasi yang menangani berbagai hal yang berkaitan dengan
K3.3.3.1
3.2Tujuan Kerja K3Tujuan dari pembinaan K3 adalah untuk
menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Pada dasarnya gangguan terahadap kesehatan
kerja dalam industri disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
Biologis: karena terdapat mikroorganisme Fisika`: gangguan fisik
karena radiasi, suhu atau suara mesin Kimia: bahan kimia yang
berupa gas, uap atau debu yang beracun Ergonomi: posisi tubuh yang
tidak sesuai dalam bekerjaUsaha untuk mengurangi atau menghilangkan
faktor-faktor yang mengganggu keselamatan kerja dan kesehatan baik
berupa faktor biologis, kimia maupun fisika, ada 3 asas yang harus
dipahami, yaitu:1. Rekognisi: usaha untuk mengenal ataumenemukan
adanya faktor yang berbahaya dalam lingkungan kerja.2. Evaluasi:
usaha untuk mengetahui berapa besar pengaruh bahaya tersebut
terhadap pekerjaan.3. Pengendalian.
3.3Lingkup Kerja K3Dari beberapa faktor tersebut maka PT. PJB UP
Gresik untuk bidang safety (KLK3) mencakup 4 ruang lingkup kerja
yaitu:1. Kimia2. Lingkungan3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)4. Bahaya Kebakaran dan Penanggulangan
3.3.1 KimiaPengaruh bahan kimia terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja dalam suatu industri maupun laboratorium dapat
berupa:1. Kebakaran: adanya bahan kimia yang mudah terbakar seperti
pelarut organik atau gas yang kontak dengan sumber panas.2.
Peledakan: dapat terjadi oleh reaksi dari bahan peledak atau gas
bertekanan tinggi yang mudah terbakar.3. Iritasi: kerusakan atau
peradangan dari permukaan tubuh yang lembab seperti mata, kulit
atau saluran pernafasan.4. Keracunan: disebabkan oleh masuknya
bahan kimia kedalam tubuh yang dapat berakibat fatal atau akut dan
kronis.Selain keempat hal diatas, bahan-bahan kimia juga dapat
menyebabkan bahaya kronis akibat emisi jangka panjang bahan kimia
selama proses normal dimana resiko yang ditimbulkan bergantung pada
sifat bahan, waktu terpaan dan konsentrasi atau kandungan bahan
dalam udara kerja.
3.3.2 LingkunganSejak beroperasinya PLTGU di Gresik dengan
kapasitas produksi yang cukup besar dan penggunaan bahan bakar baik
gas maupun minyak setiap harinya secara tidak langsung akan
memberikan dampak terhadap lingkungan maupun ekosistem sekitar
terutama permasalahan limbah. Limbah yang dihasilkan mencakup
limbah cair, padat dan gas. Karena itu peralatan produksi unit
telah dilengkapi dengan peralatan pendukung untuk mengolah secara
otomatis terhadap limbah yang dihasilkan agar pada saat dikeluarkan
limbah tersebut tidak memberikan efek yang berbahaya untuk
lingkungan dan ekosistem. Peralatan tersebut penting sekali untuk
perlindungan lingkungan terhadap pencemaran limbah sesuai dengan
standarlingkungan.
3.3.3 Peraturan Keselamatan KerjaPeraturan-peraturan yang
berkaitan dengan berbagai permasalahan keselamatan dan kesehatan
kerja telah dikeluarkan pemerintah untuk menunjang terwujudnya zero
accident sehingga setiap proyek yang beroperasi mutlak menerapkan
program K3sebagai penunjang dan sarana yang menyangkut kesehatan
dan keselamatan kerja. Beberapa peraturan yang terkait dengan hal
ini antara lain:1. UU No.1 th.1970 tentang keselamatan kerja.2.
Peratuaran Menteri Tenaga Kerja RI. No.2/th.1970 tentang
pembentukan P2K3 No.2/th.1980 tentang pemeriksaan kesehatan kerja
No.1/th.1981 tentang kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja
No.3/th.1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja No.4/th.1987
tentang tata cara pembentukan P2K3 dan AK3 No.5/men./1996 tentang
SMK3
K3 pada PT. PJB UP GresikPJB sebagai perusahaan vital yang
memiliki lingkup kerja beresiko akan terjadinya kecelakan kerja,
maka K3 merupakan tanggung jawab bersama dalam lingkup koordinasi
bidang kimia, lingkungan dan K3. PT. PJB sejak tahun 1994 bertujuan
menciptakan zero accident dengan manajemen yang baik. Selain
terdapat bidang K3 yang melaksanakan aktivitas harian juga terdapat
P2K3 yang berfungsi untuk menghimpun dan mengelola segala atau
permasalahan K3 di tempat kerja yang bersangkutan serta mendorong
ditingkatkannya penyuluhan, pengawasan, latihan dan penelitian K3.
Tugas pokok P2K3 sebagai suatu badan pertimbangan di tempat kerja
ialah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak
kepada pengurus tempat kerja yang bersangkutan mengenai masalah
K3.Program Kerja K3Program kerja K3 merupakan jadwal yang
terstuktur dalam jangka waktu tertentuyang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang akan dilakukan oleh bidang KLK3 di PT. PJB UP Gresik.
Program kerja K3 disusun berdasarkan jadwal yang disesuaikan dengan
pertimbangan kebutuhan dalam jangka waktu satu tahun. Kegiatan K3
tersebut meliputi:a. Safety Meeting P2K3b. Test Fire Water Pump
PLTUc. Test Wire Water Pump PLTGUd. Pemeriksaan Lifte. Pengecekan
perlengkapan P3Kf. Pengecekan APARg. Penimbangan APARh. Pengecekan
kelengkapan hydranti. Flushy hydrantj. Ceramah K3 di Depnakerk.
Ceramah P3K di Depkesl. Penyuluhan/latihan praktekm. Penilaian
kebersihan lingkungan staf safetyn. Mengikuti hidrofeast dan fireo.
Pemantauan mingguan safetyPenghargaan K3Penghayatan Nasional,
diantaranya:1. Zero accident dari Menaker/Wakil Presiden 1994
2003.2. SMK3 sejak 1998 2004 dengan 3x audit memperoleh 2 bendera
emas, 1 bendera perak.3. ISO 14001 untuk kategori standar
lingkungan penanganan limbah lumpur.4. ISO 9000 untuk kategori mutu
produk
3.3.4 Bahaya Kebakaran dan PenanggulanganKebakaran adalah suatu
hal yang sangat tidak diinginkan khusus bagi tenaga kerja.
Kebakaran perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka
karena dapat berakibat kehilangan pekerjaan, sekalipun mereka tidak
menderita cidera. Masalah kebakaran masih sering terjadi, hal ini
meneunjukan betapa perlu dan pentingnya peningkatan kewaspadaan
pencegahan terhadap kebakaran.Kebakaran dapat dicegah
denganmelakukan upaya yang ditujukan kepada pengamatan bangunan,
proses produksi dan house keeping. Meskipun demikian peranan tenaga
kerja dalam tindak pencegahan dan penanggulangan kebakaran
sangatlah penting. Biasanya kebakaran digambarkan dengan
menggunakan segitiga api dimana api adalah reaksi bahan bakar,
oksigen dan panas dalam perpaduan yang seimbang.Dalam kenyataan,
bahan bakar tidak langsung bereaksi dengan oksigen pada saat
terjadi pemanasan tetapi bahan bakar dan oksigen akan terpecah
menjadi unsur-unsur radikal bebas. Unsur-unsur radikal bebas itu
mempunyai kemampuan yang sangat besar untuk saling bereaksi secara
kimia. Dari sini diketahui bahwa reaksi pembakaran merupakan reaksi
berantai yang berjalan sangat cepat antara unsur-unsur radikal
bebasnya. Maka reaksi pembakaran akan lebih tepat jika digambarkan
dengan segi empat api atau disebut juga tetrahedron api.
BAB IVSISTEM PADA PLTGU4.1 Proses produksi PLTGUPada dasarnya
Pembangkit listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) merupakan gabungan antara
Turbin Gas (PLTG) dan Turbin Uap (PLTU) yang disebut Siklus Ganda
(Combine Cycle). Tujuan dari penggabungan Kedua elemen ini yaitu
untuk meningkatkan efisisensi produksi yang mencapai 50 %. Hal ini
dikarenakan turbin gas Sebagai Pembangkit Listrik (PLTG) mempunyai
efisiensi termal rendah yaitu 30 % dan Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) memiliki efisiensi termal 35 %. Sehingga dibutuhkan
suatu Pembangkit listrik dengan siklus kombinasi yang menghasilkan
energi lebih besar.Pada Pembangkit Listrik yang memiliki siklus
ganda dalam hal ini menggunakan uap dan gas mempunyai alur kerja
sebagai berikut:1. Kompresor menghisap udara bebas masuk ke sistem
filter, kemudian menekan melalui ruang bakar2. Udara bertekanan
tinggi dari gas alam dibakar di ruang bakar (Combuster) dan
disalurkan ke sudu-sudu turbin3. Turbin akan berputar akibat dari
gas yang dihasilkan oleh ruang pembakaran dan daya putar turbin
menggerakan Generator4. Generator yang digerakkan oleh turbin yang
akan menghasilkan listrik5. Gas Panas yang keluar dari turbin gas
masuk ke HRSG (Heat Recovery Steam Generator) guna untuk memanaskan
air6. LP BFP (Low Pressure Boiler Feed Pump) memompa air dari
daerator ke LP Economizer dan HP BPF (High Pressure Boiler Feed
Pump)7. Air dalam economizer dialirkan ke LP drum untuk kemudian
dipompa oleh LP BCP (Low Pressure Boiler Circulating Pump) ke LP
evaporator selanjutnya Uap yang dihasilkan LP evaporator dialirkan
ke LP drum8. Air dalam HP economizer dialirkan ke HP drum kemudian
dipompa oleh HP BCP (High Pressure Boiler Circulating Pump) ke HP
evaporator di alirkan kembali ke HP drum9. Uap dair LP drum
dialirkan ke LP Steam Turbin guna menggerakan sudu-sudu turbin
LP10. Uap dari HP drum dialirkan Ke SuperHeater untuk mendapatkan
Uap Kering kemudian Uap Tersebut dialirkan ke HP steam turbin guna
menggerakan sudu-sudu turbin11. Generator digerakkan oleh turbin HP
dan LP guna menghasilkan energi listrik12. Dalam Kondensor uap dari
turbin mengalami pengembunan, kemudian dipompa oleh CEP (Condensate
Extraction Pump)13. Setelah dipanaskan kedalam preheater air
tersebut dialirkan ke daerator
4.2 PERALATAN UTAMAPada dasarnya (PLTGU) mempunyai dua komponen
penting yaitu turbin gas dan turbin uap penggabungan keduanya guna
untuk mendapatkan efisiensi yang lebih optimal. Pembangkit Listrik
tenaga gas uap ini memiliki komponen utama diantaranya:4.2.1 Turbin
gasTurbin gas ini menggunakan bahan bakar dan gas alam untuk
melakukan pembakaran yang digunakan untuk memutar generator turbin
gas ini memiliki 3 komponen utama yaituA. Kompresor UdaraKompresor
udara digunakan untuk menghisap dan mengkompres udara sehingga
mencapai 12 sampai 16 atm. Ini berfungsi untuk menekan udara ke
ruang bakar
B. Ruang BakarRuang bakar ini digunakan untuk proses terjadinya
pembakaran dengan suhu yang sangat tinggi dari proses ini
menghasilkan gas panas yang bertekanan tinggi untuk menggerakan
sudu-sudu turbinC. TurbinTurbin merupakan peralatan yang
menggerakan peralatan lain (generator dan compustor). Putaran
turbin ini merupakan akibat dari Pancaran gas dengan tekanan tinggi
yang mengarah ke sudu-sudu turbin.4.2.2 Heat Recovery Steam
Generator (HRSG)Gas sisa pembakaran dari turbin gas dilewatkan
dalam HRSG untuk menghasilkan uap tekanan tinggi (HP) dan tekanan
rendah (LP) , dalam proses ini tidak ada pembakaran , jadi murni
menggunakan sisa pembakaran dari turbin gas karena suhu sisa
pembakaran masih tinggi yaitu 510C , sehingga masih bisa digunakan
untuk menghasilkan uap .Bagian yang terdapat pada HRSG adalah
sebagai berikut :A. Super HeaterSuper Heater berfungsi untuk
memanaskan uap jenuh yang keluar dari HP steam drum dengan gas
buang PLTG. Sebelum masuk kedalam turbin, agar uap tersebut benar
benar kering dan bebas dari kandungan air .B. EconomizerEconomizer
terdiri dari beberapa pipa bengkok dalam lengkungan horizontal air
masuk unit pembangkit uap me1
18Laporan Praktek Kerja LapanganKonsentrasi Teknik
KontrolJurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya2014