BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakangIndonesia merupakan Negara tropis penghasil
kelapa terbesar di dunia. Misalnya, dijawa tanaman kelapa di tanam
dalam bentuk pekarangan, sedangkan di pulau-pulau lain tanaman
kelapa di tanam dalam bentuk monokultutr perkebunan. Kelapa
merupakan sumber pendapatan rakyat Indonesia.Tanaman kelapa
mempunyai manfaat besar dalam kehidupan manusia sehari-hari. Mulai
dari batang, sampai ke pucuk dapat di manfaatkan. Tanaman kelapa
juga member devisa besar bagi perekonomian rakyat dan
Negara.Besarnya potensi kelapa di Indonesia, peluang pengembangan
agribisnis kelapa dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangatlah
besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan yaitu virgin
coconut oil (VCO). Pelaku agribisnis produk tersebut mampu
meningkatkan pendapatan 5-10 kali dibanding dengan hanya menjual
produk kopra. Namun pada kenyataannya masyarakat masih mengolah
kelapa menjadi kopra kemudian mengekstrak minyak kelapa menggunakan
teknologi tradisional, sehingga minyak kelapa yang dihasilkan
memiliki kadar air, asam lemak bebas, dan angka oksidasi yang cukup
tinggi, sedangkan untuk produksi VCO Indonesia masih sangat
minimum.VCO atau Virgin Coconut Oil adalah minyak kelapa yang
terbuat dari daging kelapa. Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis
(tropical oil). VCO mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah
diurai dalam tubuh. Kandungan asam lemak rantai sedang tersebut
mempunyai kemampuan menjadi sumber energy di sel-sel tubuh
manusiaVirgin coconut oil (VCO) merupakan minyak makan yang
diperoleh tanpa mengubah sifat fisiko kimia minyak karena hanya
diberi perlakuan mekanis dan penggunaan panas rendah. Minyak yang
dihasilkan memiliki kadar air, asam lemak bebas, dan angka oksidasi
yang rendah, berwarna bening, dan berbau harum serta memiliki daya
simpan yang lama. VCO merupakan suatu produk yang memiliki sifat
dwifungsi yaitu sebagai minyak goreng kualitas tinggi dan sebagai
obat yang potensial.Dalam praktikum ini dilakukan percobaan
pembuatan VCO karena dalam dalam dunia farmasi VCO bisa dibuat obat
yang menyembuhkan berbagai macam penyakit dan digunakan sebagai
kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng.B. Maksud dan tujuan
percobaan1. Maksud percobaanMengetahui dan memahami cara pembuatan
VCO menggunakan metode tertentu2. Tujuan percobaanMengetahui cara
pembuatan VCO dengan menggunakan metode enzimatik, pancingan,
pendiaman dan mekanik.C. Prinsip percobaan1. Metode
enzimatikPembuatan VCO dengan metode enzimatik dengan cara di ukur
250 ml krim lalu di tambahkan 1 ml enzim papain kemudian diaduk dan
didiamkan 1x24 jam dan di ambil bagian atasnya.2. Metode
pancinganPembuatan VCO dengan metode pancingan dengan cara di ukur
250ml krim lalu ditambah 25-30 ml VCO asli kemudian di aduk dan di
diamkan 1x24 jam lalu di ambil bagian atasnya.3. Metode
pendiamanPembuatan VCO dengan metode pendiaman dengan cara di ukur
250 ml krim, kemudian dimasukkan dalam toples dan di diamkan 1x24
jam lalu di ambil bagian atasnya.4. Metode mekanikPembuatan VCO
dengan metode mekanik dengan cara di ukur 250 ml krim lalu mixing
selama 5-10 menit lalu diamkan 1x24 jam dan ambil bagian
atasnya.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umumTanaman kelapa (Cocos nucifera L.) diklasifikasikan
ke dalam famili Palmae dan kelas Monocotyledonae. Tanaman
perkebunan ini banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan
dikenal sebagai tanaman penghasil minyak nabati yang utama
(Warisno.2003:13).Pohon kelapa banyak memiliki manfaat bagi
kehidupan manusia. Mulai dari buah, batang, daun, sampai ke
akarnya. Bagian pohon kelapa yang banyak memiliki manfaat adalah
buahnya. Buah kelapa sering digunakan sebagai bumbu masakan, salah
satu contohnya yaitu buah kelapa diolah menjadi santan atau minyak
goring (Barlina dkk, 2005:6).Buah kelapa merupakan bagian yang
paling tinggi nilai ekonomi di bandingkan dengan bagian lain dari
tanaman kelapa. Dalam sebutir kelapa tua rata-rata terdiri dari 35%
sabut, 12% tempurung, 28% daging buah, dan 25% air kelapa
(Rindengan et al. 1995:13).Pertanaman kelapa di Indonesia merupakan
yang terluas didunia dengan pangsa sebesar 31,2% dari total luas
areal kelapa dunia, sedangkan peringkat kedua diduduki oleh
Filipina dengan pangsa sebesar 25,8%. Bagi masyarakat Indonesia,
kelapa merupakan bagian dari kehidupannya karena semua bagian
tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,
sosial, dan budaya. Disamping itu, arti penting kelapa bagi
masyarakat juga tercermin dari luas areal perkebunan rakyat yang
mencapai 98% dari 3,74 juta Ha areal kelapa Indonesia (BPPMD
Provinsi Kalimantan Timur, 2009). Dari angka ekspor dunia,
Indonesia hanya dapat mengekspor produk kelapa dan olahannya
sebesar US$ 421,16 juta dari total ekspor dunia pada tahun 2010,
sedangkan Filipina dapat mengekspor sebesar US$ 841,038 juta dari
total ekspor dunia (Wibowo dan Rini, 2010:6)Pada dasarnya dikenal
dua varietas kelapa, yaitu varietas Nana yang umum disebut kelapa
genjah dan varietas Typica yang umum disebut kelapa dalam. Kelapa
genjah berdasarkan sifatnya dibagi 5 yaitu kelapa gading, kelapa
raja, kelapa puyuh, kelapa raja malab, dan kelapa hias. Kelapa
dalam berdasarkan sifatnya dibagi 6 yaitu kelapa hijau, kelapa
merah, kelapa manis, kelapa bali, kelapa kopyor, dan kelapa lilin
(Wahyuni, 2000:6).Hasil pengolahan daging buah kelapa merupakan
sumber potensial untuk mendapatkan protein yang bernilai gizi
tinggi dan mudah dicerna. Kandungan protein daging buah kelapa
muda, setengah tua, dan tua dalam 100 g daging buah berturut-turut
sebesar 1,0 g, 4,0 g dan 3,4 g (Poedjiadi, 2006:13).Sistem
pengolahan daging buah kelapa yang baik akan mengurangi tingkat
kehilangan protein yang terkandung di dalamnya. Pada pembuatan
minyak klentik, galendo sebagai hasil samping pada kadar air 13,8%
memiliki kadar protein 22,2% dan pada kadar air 7%, kadar
proteinnya menjadi 43,8% dari daging buah kelapa. Hasil galendo
adalah 5,5% dari daging buah kelapa, sehingga kadar protein galendo
adalah 2,4% dari bahan asal (Soemaatmadja et al. 1984:13).Protein
kelapa berupa galendo merupakan ampas atau residu produksi minyak
kelapa melalui proses ekstraksi dari kopra maupun fermentasi
santan. Galendo ini pada umumnya digunakan sebagai pakan ternak
atau dijadikan bahan pengisi dari beberapa jenis makanan. Kandungan
protein galendo sekitar 20% dari bahan kering (Purwadaria
2004:13).Hidrolisis santan menggunakan NaOH 10% pada suhu 60oC
selama 30 menit dan dilanjutkan dengan penambahan HCl pada skim
kelapa menghasilkan konsentrat dengan kadar protein 31,49%,
sedangkan hasil hidrolisis tepung kelapa oleh enzim bromelin 1%
pada suhu 50oC selama 5 jam memiliki kadar protein 46,63%
(Rindengan, 1988:13).Untuk mengatasi rendahnya harga kopra, perlu
dilakukan diversifikasi produk kelapa sehingga petani tidak hanya
terfokus mengolah buah kelapa menjadi kopra, tetapi juga menjadi
produk lain sehingga akan meningkatkan pendapatan mereka.
Peningkatan pendapatan petani akan lebih nyata jika usaha
diversifikasi produk dilakukan sendiri oleh petani. Salah satu
produk diversifikasi dari buah kelapa yang dapat dilakukan pada
tingkat petani adalah minyak kelapa murni (virgin coconut oil, VCO)
(Rindengan, 2003:69).Saat ini telah berkembang pengolahan VCO tanpa
VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa segar dengan
atau tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan bahan
kimia. Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara
tradisional, VCO memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam
lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum, dan
daya simpan lebih lama. Dalam perkembangannya VCO telah
dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, kosmetik, dan pangan
(Rindengan, 2003:69).Minyak kelapa telah digunakan sebagai minyak
goreng, bahan margarin dan mentega putih, komponen dalam pembuatan
sabun serta formulasi kosmetika. Dalam bidang farmasi, minyak
kelapa dewasa ini mulai meningkat penggunaannya, terutama dengan
semakin banyaknya produk minyak telon yang salah satu komponennya
adalah minyak kelapa, juga dengan diketahuinya beberapa khasiat
minyak kelapa terhadap kesehatan. Dari segi ekonomi, minyak kelapa
murni (VCO) mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak
kelapa kopra sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan
(Alamsyah,2005:1).Pembuatan minyak kelapa dengan cara basah diawali
dengan pembuatan santan yang merupakan emulsi minyak dalam air,
kemudian emulsi dipecah sehingga minyak dapat diambil. Ada beberapa
teknik pemecahan emulsi, yaitu cara tradisional (dengan
pemanasan/penguapan), atau cara tanpa pemanasan (fermentasi dan
enzimatis). Pada pembuatan minyak kelapa secara tradisional,
kualitas minyak kelapa yang dihasilkan kurang baik karena pemanasan
pada suhu tinggi (100110 C) merusak kandungan protein, lemak, dan
antioksidan (Purwanto dkk., 2002:1).Pembuatan minyak kelapa tanpa
pemanasan memiliki beberapa keunggulan, yaitu bahan baku mudah
diperoleh dengan harga murah, pengolahan sederhana dan tidak
terlalu rumit, serta penggunaan energi minimal
(Sugiyono,2007:181).Produk yang dihasilkan mempunyai kadar air dan
asam lemak bebas rendah, warna kuning jernih, berbau harum, serta
mempunyai daya simpan lebih dari 12 bulan. Pada pembuatan minyak
kelapa secara enzimatis, dapat digunakan enzim-enzim protease
seperti papain, bromelin, dan fisin (Utari dan Muchtadi,
1989:181).Indonesia merupakan negara penghasil pepaya (Carica
papaya L) yang cukup besar. Saat ini luas daerah penanaman pepaya
dengan orientasi bisnis mencapai 52.250 ha. Bagian buah pepaya yang
tidak dimanfaatkan masyarakat dan menjadi limbah adalah kulit buah
dan bijinya. Papain terdapat dalam seluruh bagian tanaman pepaya,
baik akar, batang, daun, dan buah (Dongoran, 2004:182). Papain
terbentuk di seluruh bagian buah, baik kulit, daging buah, maupun
bijinya. Oleh karena itu, kulit buah dan biji pepaya dapat
dimanfaatkan sebagai sumber papain dalam proses ekstraksi minyak
kelapa secara enzimatis. Agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dalam sediaan farmasi, minyak kelapa yang memenuhi syarat kualitas
SNI juga harus mempunyai sifat fisikokimia sesuai Farmakope
Indonesia. Karakteristik minyak kelapa menurut Farmakope Indonesia
III (FI, 1979) secara umum sama dengan menurut Standar Nasional
Indonesia (SNI). Minyak kelapa yang berkualitas harus memenuhi
syarat-syarat antara lain: kandungan air maksimal 0,5%, bilangan
Iod 810 g/100g, bilangan penyabunan 255265 mg KOH/g, bilangan
Peroksida maksimal 5,0 mg Oksigen/g, asam lemak bebas maksimal 5%
(SNI, 1992:182).Minyak kelapa yang dianggap racun malah menjadi
obat antivirus termasuk virus HIV. Minyak tersebut mengandung 48%
asam laurat, yaitu asam lemak jenuh dengan rantai karbon sedang
(MCFA, Medium Chain Fatty Acids) yang mudah diserap oleh tubuh,
sehingga dapat langsung masuk dalam metabolisme menghasilkan
energi, dan tidak menyebabkan timbunan jaringan lemak. Selain itu
di dalam tubuh asam laurat akan diubah menjadi monolaurat yang
bersifat antimikrobia (Setiadji,2004:136).Pembuatan minyak kelapa
secara tradisional yang biasa dilakukan adalah dengan cara merebus
santan terus menerus hingga didapatkan minyak kelapa. Minyak yang
dihasilkan bermutu kurang baik, jika di uji mutunya akan mempunyai
angka peroksida dan asam lemak bebas yang tinggi, dan juga warna
minyak kuning kecoklatan sehingga minyak akan cepat menjadi tengik
dalam dua bulan. Dengan mengubah metode pembuatan minyak kelapa,
minyak kelapa yang biasa dibuat melalui proses pemanasan diubah
menjadi pembuatan minyak kelapa tanpa melalui pemanasan
(Setiadji,2004:136).Pembuatan minyak kelapa yang dilakukan adalah
dengan memancing minyak dalam santan dengan minyak kelapa.
Teknologi ini memanfaatkan reaksi kimia sederhana, dimana santan
adalah campuran air dan minyak. Kedua senyawa ini bisa bersatu
karena adanya molekul protein yang mengelilingi molekul-molekul
minyak. Dengan teknik pemancingan, molekul minyak dalam santan
ditarik oleh minyak umpan sampai akhirnya bersatu. Tarikan itu
membuat minyak terlepas dari air dan protein. Minyak yang
dihasilkan adalah minyak kelapa dengan kualitas tunggu yang disebut
Virgin Coconut Oil (VCO) (Setiadji,2004:136).VCO merupakan minyak
kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa segar yang diolah
dalam suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan. Kandungan yang
penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan, dan minyak
mempunyai warna lebih jernih dan dapat tahan selama dua tahun tanpa
menjadi tengik (Anonimous, 2005:137).VCO terbuat dari daging kelapa
yang masih segar. Proses pembuatannya dilakukan dalam suhu yang
rendah. Cara membuatnya, daging buah kelapa diperas santannya, lalu
dipanaskan dengan suhu rendah. Selanjutnya dilakukan proses
fermentasi, pendinginan, penambahan enzim, dan tekanan mekanis atau
sentrifugasi. Minyak kelapa murni juga memiliki sejumlah sifat
fisik yang menguntungkan, diantaranya adalah memiliki kestabilan
secara kimia, bisa disimpan dalam jangka panjang, dan tidak cepat
tengik, serta tahan terhadap panas (Edahwati, 2011:15).Virgin
cocnonut oil adalah minyak dan lemak yang dihasilkan tanpa mengubah
sifat fisiko kimia minyak yang diperoleh dengan hanya perlakuan
mekanis dan pemakaian panas minimal serta tidak menggunakan bahan
kimia kecuali yang tidak mengalami reaksi dengan minyak (Codex
Alimentarius, 1999:15).Minyak kelapa murni tidak mudah tengik
karena kandungan asam lemak jenuhnya tinggi. Namun, bila kualitas
VCO rendah, proses ketengikan akan berjalan lebih awal. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh oksigen, keberadaan air, dan mikroba yang
akan mengurai kandungan asam lemak yang berada di dalam VCO menjadi
komponen lain (Edahwati, 2011:15-16).Dalam VCO terdapat medium
chain fatty acid (MCFA). MCFA merupakan komponen asam lemak
berantai sedang yang memiliki banyak fungsi, antara lain mampu
merangsang produksi insulin sehingga proses metabolisme glukosa
dapat berjalan normal. MCFA juga bermanfaat dalam mengubah protein
menjadi sumber energi (Barlina dan Novarianto, 2005; Fife, 2003;
Fife, 2004; Sutarmi dan Rozaline, 2005). Disamping mengandung asam
laurat yang tinggi, VCO juga mengandung Vitamin E (Amin,
2009:16).VCO dapat menjadi stimulasi tiroid. Pada jumlah hormon
tiroid yang cukup, kolesterol (khususnya LDL-kolesterol) diubah
melalui proses enzimatik menjadi steroid anti penuaan yang penting,
progesteron, dan Dehydroepiandrosterone (DHEA). Substansi inilah
yang dapat membantu mencegah penyakit liver, kegemukan, kanker, dan
penyakit lain yang berhubungan dengan penuaan dan penyakit
degeneratif yang kronis lainnya (Peat, 2004:20).Berbagai penyakit
yang berasal dari virus dan belum ditemukan obatnya dapat ditangkal
dengan mengonsumsi VCO seperti flu burung, Human immunodeficiency
virus/ Acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS), hepatitis,
dan jenis virus lainnya. VCO dapat juga mengatasi kegemukan,
penyakit kulit hingga penyakit yang tergolong kronis, misalnya
kanker prostat, jantung, darah tingggi, dan diabetes. Asam laurat
dan asam lemak jenuh berantai pendek seperti asam kaprat, kaprilat,
dan miristat yang terkandung dalam VCO dapat berperan positif dalam
proses pembakaran nutrisi makanan menjadi energi. Fungsi lain dari
zat ini, antara lain sebagai antivirus, antibakteri, dan
antiprotozoal (Barlina dan Novarianto, 2005; Fife, 2003 ; Fife,
2004; Sutarmi dan Rozaline, 2005:20).Manfaat VCO untuk kesehatan
adalah sebagai antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiprotozoa.
VCO juga dapat menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah,
mencegah osteoporosis, mencegah dan mengobati diabetes, mencegah
penyakit liver (Poltekes Malang, 2007:20).B. Uraian bahan1.
Aquadest ( Dirjen POM.1979:96)Nama resmi: AQUADESTILLATANama lain:
aquadest, air suling, aqua depurata. Rumus molekul: H2OBerat
molekul: 18,02Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
mempunyai rasa dan tidak berbauPenyimpanan: dalam wadah tertutup
baikKegunaan: sebagai pelarut2. Uraian sampel1. Papaya (Gembong,
2010 : 108)Regnum: PlantaeDivisi : MagnoliophytaSubdivisi :
SpermatophytaClass: MagnoliopsidaSubclass : OlenidaeOrdo:
ViolalesFamili: CariaceaeGenus: CaricaSpesies: Carica Papaya.
LMorfologi: Pohon berbatang tegak dan basah, tinggi pohon bisa
mencapai 8 10 meter, akar berbentuk serabut, buah mentah berwarna
hijau gelap dan bila matang berubah warna menjadi kuning kemerahan.
Bentuk buah bulat hingga lonjong, dengan bagian ujung umumnya
runcing, rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang bila
dipotong secara melintang, daun berbentuk helai yang menyerupai
telapak tangan. Bila daun pepaya di lipat menjadi dua bagian persis
ditengah, akan nampak bahwa daun pepaya simetris, bunga berwarna
putih, terdapat putik dan benang sari. Berdasarkan kandungan putik
dan benang sari.2. Kelapa (Gembong, 2010 : 460)Regnum:
PlantaeDivisi: SpermatophytaClass : LiliopsidaOrdo :
ArecalesFamili: AcrecaceaeGenus: CoccusSpesies: Coccus
NuciferaMorfologi : Pada umumnya, batang kelapa mengarah lurus ke
atas dan tidak bercabang, kecuali pada tanaman di pinggir sungai,
tebing dan lain- lain, pertumbuhan tanaman akan melengkung
menyesuaikan arah sinar matahari. Tanaman kelapa yang baru bertunas
mempunyai akar tunggang. Namun perkembangan akar tersebut makin
lama akan dilampaui oleh akar akar yang lain. Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun, dimulai sejak biji berkecambah dan pada
tingkat pertama dibentuk 4 6 helai daun. Daun tersusun 6 saling
membalut satu sama lain, merupakan selubung dan mudahkan susunan
kelapa mulai berbunga kira-kira setelah 3 4 tahun, pada kelapa
genjah, dan 4 8 tahun pada kelapa dalam, sedang kelapa hibrida
mulai berbunga sesudah umur 4 tahun.3. VCO Asli( VCOL)Komposisi :
setiap 15 mL AVCOL terdiri dari 15 mL VCO dengan kandungan utama,
asam laurat 43-51 % trace FFA 0,04 % insotub imposities, mikroba
negatif 0,001 % kolesterol tidak terdeteksi kimia berbahaya
negatif.Penyimpanan: Hindari sinar matahari langsung & sinar
lampu UV simpan ditempat kering, suhu kamar (25-30OC) dalam keadaan
selalu botol tertutup rapat.Khasiat : membantu mencegah/mengobati
berbagai penyakit seperti diabetes, hepatitis, stroke, asam urat,
kolesterol darah tinggi, ambeien, keputihan.
BAB IIIMETODE KERJA
A. Alat dan bahan1. Alat Adapun alat yang di gunakan adalah
baskom, gelas ukur, kompor, oven, panci, pengaduk (sendok nasi),
saringan kelapa dan toples.2. Bahan Adapun bahan yang digunakan
adalah aquadest, enzim papain (getah buah papaya),kasa karet,
santan kelapa, minyak VCO asli.B. Cara kerja1. Metode enzimatika.
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Diambil 250 ml
krimc. Dimasukkan kedalam toplesd. Ditambahkan 1 ml enzim papaine.
Diaduk hingga homogenf. Didiamkan 1x24 jamg. Diambil bagian
atasnya2. Metode pancingana. Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakanb. Diambil 250 ml krimc. Dimasukkan kedalam toplesd.
Ditambahkan 25-30 ml VCO aslie. Diaduk hingga homogenf. Diambil
bagian atasnya3. Metode pendiamana. Disiapkan alat dan bahan yang
akan digunakanb. Diambil 250 ml krimc. Dimasukkan kedalam toplesd.
Didiamkan 1x24 jame. Diambil bagian atasnya4. Metode mekanika.
Disiapkan alat dan bahan yang akan di gunakanb. Diambil 250 ml
krimc. Dimixing 1x24 jamd. Diambil bagian atasnya
BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Tabel pengamatanNo. MetodeTekstur VolumeBau
1.2.34EnzimatikPancinganPendiamanMekanik
Kental dan jernihKentalKental dan jernihKental dan jernih30 ml50
ml50 ml60mlWangiWangiWangiWangi
B. Perhitungan 1. Metode Enzimatika. % Rendamen: b. % Rendamen:
2. Metode Pancingana. % Rendamen : b. % Rendamen : 3. Metode
Pendiaman a. % Rendamen : 4. Metode Mekanika. % Rendamen :
C. PembahasanIndonesia merupakan Negara tropis penghasil kelapa
terbesar di dunia. Misalnya, dijawa tanaman kelapa di tanam dalam
bentuk pekarangan, sedangkan di pulau-pulau lain tanaman kelapa di
tanam dalam bentuk monokultutr perkebunan. Kelapa merupakan sumber
pendapatan rakyat Indonesia. Kelapa (cocos nucifera) memiliki peran
yang strategis bagi masyarakat Indonesia, bahkan termasuk komoditas
social, mengingat produknya merupakan salah satu dari Sembilan
bahan pokok masyarakat (Alamsyah.2010:10).Kelapa (cocos nucifera)
adalah tanaman dalam family palmae yang sangat popular di
masyarakat karena memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
Beragam manfaat tersebut diperoleh dari daging buah, air, serabut,
daun dan batangnya. Bagian terpenting dari kelapa adalah buahnya
karena bagian tersebut dapat diolah menjadi berbagai produk seperti
kopra, dessicated coconut, santan kelapa dan minyak kelapa
(Alamsyah.2010:10).Minyak kelapa merupakan produk utama yang paling
sering di buat oleh para petani kelapa. Saat ini minyak kelapa di
buat dalam bentuk minyak kelapa murni (VCO). Virgin Coconut Oil
atau lebih popular dengan sebutan VCO merupakan produk olahan
kelapa berupa minyak yang diolah dengan berbagai cara. VCO atau
minyak kelapa murni di buat dari kelapa segar tanpa pemanasan dan
bahan kimia. Selain itu, tidak melalui tahap pemurnia, pemucatan
dan penghilang aroma (Subroto ahkam.2008:5).Ditinjau dari aspek
kimiawinya, maka VCo mengandung asam lemak, sebagai berikut:Asam
lemak jenuh 90 %. Asam lemak jenuh ini dapat di bedakan menjadi dua
yaitu:a. Asam lemak jenuh rantai sedang (MCT) 70 %, MCT asam lemak
yang mengandung 6-12 atom C yang terdiri dari:Caprilat (C8) 3,28
%Caprat (C10) 7,17 %Laurat (C12) 58,8 %b. Asam lemak jenuh rantai
panjang 20 % yang terdiri dari Miristat (C14) 17,8 %, palmitat
(C18) 1,68 %c. Asam lemak tak jenuh