BIOPROSPEKSI: UPAYA PEMANFAATAN TUMBUHAN OBATSECARA
BERKELANJUTAN DI KAWASAN KONSERVASI (BIOPROSPECTING: UTILIZATION
EFFORTS OF SUSTAINABLEMEDICINAL PLANT IN PROTECTED AREA) Oleh/By:
Wawan Gunawan dan/and Mukhlisi Peneliti pada Balai Penelitian
Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, e-mail: [email protected] I.PENDAHULUAN Indonesia
merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati
yangtergolongtinggididunia,yaitumenempatiurutantigabesardarisepuluh
negara dengan megabiodiversitas terbesar di dunia (Primack et al.,
1998). Meskipun
Indonesiahanyamenempati1,3%luaspermukaanbumi,namun17%dariseluruh
spesiesyangadadibumiterdapatdiIndonesia.Berdasarkanpersentasenya,
Indonesiamemiliki11%spesiestanamanberbungadunia,12%spesiesmamalia
dunia,16%spesiesamfibidanreptil,17%spesiesburungdunia,dan37%spesies
ikandunia(KMNLH-KONPHALINDO,1995).Selainitu,Indonesiajugamemiliki
7.500 jenis tumbuhan obat atau sebesar 10% dari tumbuhan obat yang
ada di dunia.
Namunhinggasaatinitumbuhanobatyangtelahdiidentifikasidandimanfaatkan
barusebanyak940jenisdaritumbuhanobatyangada
(http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman-hayati-indonesia/,
2014). Tumbuhanobattersebutdapatditemukanbaikdidalammaupunluar
kawasanhutan.Hinggasaatinimasihbanyakjenistumbuhanyangberpotensi
memiliki khasiat obat yang terdapat di dalam kawasan hutan,
terutama di kawasan
hutankonservasi,sehinggasesungguhnyakawasanhutaninidapatberfungsi
sebagai apotik hidup terbesar di alam.
Kebutuhanataupunpermintaanterhadaptumbuhanobattersebutoleh
masyarakat dan stakeholders lainnya, terutama industri jamu dan
obat/farmasi saat
inimemilikikecenderungansemakinmeningkatseiringdenganperkembangan
duniapengobatandalammencariobatterbaikbagipenyembuhanberbagaijenis
penyakityangada.Sehinggakegiatanpemanfaatantumbuhanobatbanyak
dilakukan oleh para pelaku industri jamu dan obat/farmasi baik di
dalam maupun di luar kawasan hutan.Bahkan industri obat/farmasi di
negara maju mencari sumber
bahanbaku/materitumbuhanobatdinegaraberkembangyangmemilikipotensi
tinggi tumbuhan obat, termasuk di Indonesia. Namun yang menjadi
permasalahan dalam pemanfaatan tumbuhan obat saat
iniadalahseringkalipemanfaatan/pemanenannyadialamtidakmengikutiaturan
pemanenanyangberkelanjutan,sehinggadapatmengancamkelestariantumbuhan
obat tersebut.Selain itu, permasalahan lainnya dalam pemanfaatan
tumbuhan obat
adalahseringkalitidakterjadinyapembagiankeuntungan(profitsharing)yangadil
danseimbangantarapihakpemanfaat,masyarakatsetempat/lokal,pemerintah,
maupunpengelolakawasansetempat.Masyarakatsetempat/lokalyangmemiliki
pengetahuandankearifanlokal/tradisionalterhadaptumbuhanobatyang
diperolehnyasecaraturuntemurundarinenekmoyangnyaseringkalitidak
mendapatkanpembagiankeuntunganyangadildanseimbangketikapengetahuan
dankearifanlokal/tradisionalyangmereka miliki
digunakanolehpihakpemanfaat
tumbuhanobatdalammemperolehtumbuhanyangberkhasiatobatdilingkungan
masyarakat tersebut.
Hallainyangmenjadipermasalahandalampemanfaatantumbuhanobatdi
suatukawasan,termasukkawasankonservasiadalahsedikitnyabahkantidak
adanyapembagianhasilkeuntungandaripemanfaatantumbuhanobatdisuatu
kawasanyangdigunakanbagiperbaikanataupunupayapelestariankawasan
tersebut.
Berdasarkanuraiantersebut,makapemanfaatantumbuhanobatterutama
padakawasankonservasiperludilakukansecaraberkelanjutan,yaitumelalui
pengembangankegiatanbioprospeksi(bioprospecting)tumbuhanobat.Bioprospeksi(bioprospecting)adalahpenelusuransistematik,klasifikasi,dan
investigasiuntuktujuankomersialdarisumbersenyawakimiabaru,gen,protein,
mikroorganisme,danproduklaindengannilaiekonomiaktualdanpotensial,yang
ditemukandalamkeanekaragamanhayati(PusatInovasiLIPI,2004).Alikodra
(2012)menyatakanbahwabioprospeksi(bioprospecting)merupakanalatuntuk
mempertemukan potensi sediaan (supply) dengan permintaan (demand)
yang terus
berkembangbaikterhadapsandang,pangan,papan,dankesehatan(obat-obatan/farmasi).
Melaluipengembangankegiatanbioprospeksi(bioprospecting)diharapkan
pemanfaatantumbuhanobatyangterdapatdihutanIndonesia,terutamadi
kawasan hutan konservasi dapat berlangsung secara lestari dan
berkelanjutan serta
dapatmemberikanpembagianmanfaat/keuntunganyangadildanseimbang
diantaramasyarakatsetempat,pemangkukawasan,pemerintah,lembaga
penelitian, industri/perusahaan, dan stakeholders lainnya.
II.POTENSI TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN KONSERVASI
Tumbuhanberkhasiatobatmerupakansetiapjenistumbuhanyangpada
bagian-bagiantertentubaikakar,batang,kulit,daun,maupunhasilekskresinya
dipercaya mampu mengobati suatu penyakit maupun berguna dalam hal
perawatan kesehatan (Zuhud et. al., 1994; Noorhidayah dan Sidiyasa,
2006). Peranan tumbuhan
obatdalamkehidupanmanusiamemilikisejarahsangatpanjangyangberusia
ribuantahunseiringdenganperkembanganperadabanmanusiaitusendiri.Beberapa
bangsa-bangsa di dunia sangat terkenal dalam hal pemanfaatan
tumbuhan obat seperti Yunani, China, India, termasuk nenek moyang
bangsa Indonesia.
Padamasalalupenggunaantumbuhanobatlebihbanyakberdasarkan
pengalamanempirissecaraturuntemurun.Meskipundemikian,setiapjenis
tumbuhanobatsebetulnyamemilikisatuataulebihkandunganbahanaktifuntuk
perawatanmedismaupuntujuanpengobatanlainnya.Olehkarenaitu,khasiat
tumbuhanobatmampumemberikanefekyangberbedasesuaidengankandungan
bahanaktifyangterkandungdidalamnya.Dalamperkembangannya,berdasarkan
kandunganbahanaktifdanpembuktianmedismakatumbuhanobatdapat
dibedakanmenjaditigakelompokutama,yaitu:1)tumbuhanobattradisional
(spesies tumbuhan yang dipercaya berkhasiat obat dan telah
digunakan masyarakat; 2) tumbuhan obat modern (spesies tumbuhan
yang diketahui mengandung senyawa
aktifdantelahdibuktikansecaramedis),dan3)tumbuhanobatpotensial
(spesies
tumbuhanyangdidugamemilikibahanaktifnamunbelummemilikipembuktian
ilmiah) (Zuhud et.al, 1994).
Pemanfaatantumbuhanobattidakterlepasdaripengetahuantentang
kandungansenyawa/bahanaktifyangterkandungdidalambahanbakuobatitu
sendiri.Pentingnyapengetahuantentangbahanaktiftumbuhanobattelahdikaji
sejaklamadimanailmuwanYunanikuno,Hippocrates(459-370SM)diyakini
sebagai peneliti pertama yang memanfaatkan tumbuhan obat sebagai
bahan uji coba
penelitiannyadenganmemanfaatakanlebihdari200jenistumbuhan(Sukandar,
2014).Bahanaktifinidihasilkanmelaluiprosesmetabolismetumbuhanyang
kemudian disebut sebagai metabolit sekunder, seperti golongan
alkaloid, terpenoid, tannin, dan steroid.Implikasi dari pengetahuan
kandungan bahan aktif di antaranya
adalahsebagaidasardalammenentukantargetjenispenyakityangingindiobati
serta dosis penggunaannya, sebab seperti halnya obat pabrikan
tumbuhan obat juga
tetaptidakdapatdikonsumsisecarasembarangan.Tumbuhanobattetapmemiliki
efeksampingbilatidakmemperhatikantakaran,waktupenggunaan,sertacara
penggunaan yang tepat.
Sebagainegaradengankeanekaragamanhayatiyangmelimpahmaka
Indonesiamemilikibanyaksekalijenistumbuhanobatyangberpotensisebagai
bahanbakuobat.Sebagianbesarjenistumbuhanobattersebutdapatditemukan
baikdidalammaupundiluarkawasanhutan.Umumnyajenistumbuhanyang
sudahterkenaldandimanfaatkansecaralangsungolehmasyarakattelah
dibudidayakan sehingga disebut juga sebagai tanaman obat. Sementara
itu, sebagian besar lainnya masih tumbuh alami di berbagai kawasan
hutan di wilayah kepulauan Indonesia dengan karakteristik habitat
khas setiap lansekap yang dimiliki. Khusus tumbuhan obat di dalam
kawasan hutan, terutama di kawasan hutan konservasi masih banyak
sekali jenis tumbuhan obat yang belum tergali.Tumbuhan obat
tersebut berpotensi untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang
hingga kini
belumditemukanobatnya,sepertiHIVAIDS,beberapajeniskanker,ataubahkan
virusyangsaatinimenyebabkanepidemiEbolasehinggapenyebaranannyasangat
mengkhawatirkan negara-negara di benua
Afrika.Potensitumbuhanobatdikawasankonservasicukuptinggikarenakondisi
kawasankonservasirelatifmasihterjagasertamemilikijumlahdanluaskawasan
konservasiyangcukupbesardiIndonesia.KawasankonservasidiIndonesia
tercatatberjumlah530buahdenganluas28.007.753ha,yangterdiriatascagar
alamsebanyak245unitdenganluas4,61jutaha,suakamargasatwasebanyak77
unitdenganluas5,43jutaha,tamannasionalsebanyak50unitdenganluas16,38
juta ha, taman wisata alam sebanyak 123 unit dengan luas 1,03 juta
ha, taman hutan
rayasebanyak21unitdenganluas332ribuha,dantamanburusebanyak14unit
denganluas225ribuha(DitjenPHKA,Dephut,2008).Keberadaankawasanhutan
konservasimemilikiperananyangsangatpentingdalammenjagakelestarian
keanekaragamanhayatiyangdihasilkanolehkawasantersebut,termasuksebagai
habitat tumbuhan obat.
Beberapahasilpenelitianmenunjukkanbahwakawasankonservasi
sesungguhnyamemilikikeanekaragamanjenistumbuhanobatyangtinggidimana
belumsepenuhnyadikajilebihlanjut.Sebagaicontoh,kajianNoorhidayahdan
Sidiyasa(2006)menemukan127jenistumbuhandarikawasanTamanNasional
Kutai, sedangakan Falah et al. (2013) mengidentifikasi 36 jenis
tumbuhan obat dari
kawasanHutanLindungGunungBeratustelahdimanfaatkansebagaitumbuhan
obat tradisional masyarakat suku Dayak Benuaq di Kutai
Barat.Lebihlanjut,KMNLH-KONPHALINDO(1995),menyebutkanbeberapadata
mengenaipotensitumbuhanobatdiIndonesiadaribeberapasumbersebagai
berikut:Burkill(1965),mencatattidakkurangdari1.650spesiestumbuhandi
SemenanjungMalayadinyatakanmempunyaikhasiatsebagai
obat;Kooders(1911)
memperkirakanbahwadihutan-hutanIndonesiapalingtidakterdapat9.606
tumbuhanobat;PT.EisaiIndonesia(1986)telahmenghimpundataberupaindeks
tumbuh-tumbuhanobatdiIndonesiasebanyak3.689spesiestumbuhanobat,dari
jumlahtersebut42%tumbuhdihutandataranrendahdan18%dihutan
pegunungan;BadanPengawasanObatdanMakanantelahmendaftarsekitar283
spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional di
Indonesia, dari
jumlahtersebutsekitar180tanamanberasaldarihutantropik,denganjumlah
terbesar (49,4%) terdapat di hutan hujan tropik dataran rendah dan
21,1% terdapat di hutan musim. Amerika Serikat saat ini adalah
salah satu contoh negara yang telah berhasil
memproduksisetidaknya45jenisobatyangberasaldaritanamanhutanhujan
tropisdantelahdimanfaatkansecaraekstensif.Sekitar14spesiestumbuhanobat
tersebutterdapatdihutanhujanIndonesia,misalnyaobatantikankervinblastin
berasaldaritanamantapakdara(Catharantusroseus)danobatdarahtinggi
reserpineberasaldaripulepandak(Rauwolfiaserpentina)(KMNLH-KONPHALINDO,
1995). III. KEBUTUHAN DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SAAT INIOLEH
MASYARAKAT DAN STAKEHOLDERS LAINNYA
Paradigmakehidupanmanusiamodernsaatinimenginginkanuntuk
memanfaatkankembalihasilalamsecaralangsungtermasukdalamhaldunia
pengobatan(backtonature).Halinimenjadikanupayapencariandanpenelitian
terkaittumbuhanobatsangatberkembangpesatdiberbagaibelahandunia.
Beberapa produk asal tumbuhan berkhasiat obat kini menjadi salah
satu pelengkap
dalamhalsubtitusipenggunaanobatsehinggamenjadigayahidupsebagian
masyarakat.Tingginyapermintaanakanprodukobatyangberasallangsungdari
tumbuhan obat menyebabkan nilai perdagangan yang diprediksi akan
terus semakin
meningkat.BerdasarkancatatanDeptan(2007)nilaiperdaganganobatherbal,
suplemenmakanan,nutraceutical,dansebagainyadiduniapadatahun2000saja
mencapaiUS$40miliar.Padatahun2002meningkatmenjadiUS$60miliar,dan
tahun 2050 diperkirakan menjadi US$ 5 triliun dengan peningkatan
15% per tahun,
lebihtinggijikadibandingkandenganpeningkatannilaiperdaganganobat
konvensional modern yang hanya 3% per tahun.Data lain menyebutkan,
meskipun nilainya tidak sebesar obat modern namun peningkatan
permintaan obat dari bahan alam di dalam negeri juga cenderung
mengalami kenaikan dengan nilai cukup tinggi seperti disajikan pada
Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Perbandingan permintaan obat modern
dan bahan alam TahunObat modernObat bahan alam Permintaan (Rp.
Triliun) Pangsa pasar (%) Permintaan (Rp. Triliun) Pangsa pasar (%)
20031789.50210.50 20103784.007.216.00 Sumber: LIPI (2003) dalam
Deptan (2007)
MenurutWHO,80%pendudukduniabergantungkepadaobatherbal,
bahkan25%dariobat-obatanmodernyangdipasarkandiduniaberasaldari
tumbuhan.Sekitar74%dari121jenisbahanaktifobatyangdigunakandalam
pengembanganobatmoderndiduniasepertidigitoksin,reserpin,tubocucorin,
ephedrin, vincristin, vinblastin dari tumbuhan obat di wilayah
tropis (KLH,
2014).Kebutuhanakantumbuhanobatbelumdiiringidengankapasitasproduksi
serta optimasi dalam upaya meningkatkan nilai PDB dari tumbuhan
obat itu sendiri
yangmasihtergolongrendah.Peluangpengembangansebagaisubtitusiobat
konvensionalterbukalebarsebabIndonesiamasihmemilikiketergantungantinggi
terhadap obat konvensional yang senantiasa harus diimpor dari luar
negeri. Bahkan,
LIPI(2003)dalamDeptan(2007)menjelaskanbahwanilaiimporperdagangan
tersebut mencapai US$ 160 juta setiap
tahunnya.ProdukagribisnishuludanhilirtanamanobatdiIndonesiasebanyak63%
terserap oleh 1.023 perusahaan industri obat tradisional dan
industri farmasi, untuk
tujuaneksporterserap14%,danuntukkonsumsirumahtanggahanyaterserap
sekitar23%(Deptan,2007).BerdasarkandataBPS,sampaidengantahun2013,
produksi tumbuhan obat Indonesia terkonsentrasi pada 13 jenis
tanaman pertanian
yangtelahdibudidayakandenganbesaranproduksirata-ratamencapai39.925.432
kg/tahun seperti ditampilkan pada Gambar 1 berikut ini. Gambar
1.Kapasitas produksi beberapa jenis tanaman obat di Indonesia
(sumber: data diolah BPS, 2013)
Perkembanganpemanfaatantumbuhanobatkedepantidakhanya
penggunaansenyawa-senyawaaktifyangterdapatdalamtumbuhanobattersebut
sebagaiprodukprimersajatetapijugaekstraksenyawaaktifmenjadiproduk
sekunder(simplisia)untukdikembangkansebagaiprodukturunannya.
Pengembanganinisangatprospektifdariseginilaiekonominya.Sebagaicontoh,
diversifikasiprodukprimer(rimpang)tumbuhanobatsepertidarisuku
Zingiberaceaemenjadiproduksekunder(simplisia)mempunyainilaitambah
sebesar715kali,sedangkanpengolahandaririmpangmenjadiekstrak
memberikan nilai tambah sebesar 80280 kali (Deptan, 2007).
SelamainiproduksitumbuhanobatdiIndonesialebihbanyakpadajenis-jenistanamanpertanianyangsebagiantelahdibudidayakan.Padahal,potensi
0200000004000000060000000800000001000000001200000001400000001600000001800000002009
2010 2011 2012
2013Produksi(Kg)TahunJaheLengkuasKencurKunyitLempuyangTemulawakTemuirengKejibelingDringoKapulagaMengkuduSambilotoTemukunciperdagangan
yang dapat digali dari tumbuhan obat yang berasal dari kawasan
hutan
IndonesiadiperkirakanmencapaiUS$1trilun(Kompas,2010).Hinggakini
sebanyak85%kebutuhantumbuhanobatmasihdiperolehmelaluipemanenan
langsung dari hutan dan sisanya telah dibudidayakan (Deptan,
2007).Masih banyak
jenistumbuhanobatdarikawasanhutanyangbelumtergalisecaraoptimaldan
sebagianjenisyangtelahdiketahuitelahdipanensecaralangsung.Disisilain,
prosespemanenanlangsungdarihutanjugadapatmemberikanefeknegatif
terhadapkelestarianspesiesitusendiri.HasilpenelitianFalahetal.(2013)terkait
pemanfaatantumbuhanobatmenyebutkanbahwa56,75%penggunaantumbuhan
obatdisekitarkawasanHutanLindungGunungBeratusadalahbagianakarnya
sehinggasangatriskanterhadapkelestarianjenistumbuhanobatdimaksudjika
pemanenan dilakukan melalui teknik pencabutan atau penebangan.
IV.PENGEMBANGAN BIOPROSPEKSI (BIOPROSPECTING) TUMBUHAN OBAT DI
KAWASAN KONSERVASI A.Terminologi Bioprospeksi (Bioprospecting)
Sepertitelahdiuraikandalampenjelasansebelumnyabahwabioprospeksi
(bioprospecting)merupakanpenelusuransistematik,klasifikasi,daninvestigasi
untuktujuankomersialdarisumbersenyawakimiabaru,gen,protein,
mikroorganisme,danproduklaindengannilaiekonomiaktualdanpotensial,yang
ditemukandalamkeanekaragamanhayati(PusatInovasiLIPI,2004).Adapun
Supriatna(2008)mendefinisikanbioprospeksisebagaieksplorasiterhadap
keanekaragamanhayatiuntukmencarisumberdayagenetikdanbiokimiauntuk
kepentingankomersial.Sejalandenganhaltersebut,Wiratnoetal.(2004)
menyatakanbahwadalamprakteknyakegiatanbioprospeksi(bioprospecting)ini
dibarengidenganmunculnyaisu-isuhakkepemilikanintelektual,pembagian
keuntungan yang adil dan merata, serta dampak negatif akibat
pemanfaatan produk rekayasa genetik.
Kegiatanbioprospeksi(bioprospecting)tumbuhanobatmerupakanupaya
yangsangatpentinguntukmemperolehnilaitambahmanfaatkeanekaragaman
tumbuhanobatyangterdapatdisuatukawasan,terutamakawasankonservasi.Melaluikegiatanbioprospeksi(bioprospecting)tumbuhanobatdiharapkansemua
komponenyangterlibatdalamkegiatantersebutdapatmerasakanmanfaatnya,
terutamamanfaatyangdapatditerimaolehmasyarakatlokaldanmanfaatyang
dapat diterima oleh suatu kawasan tempat tumbuhan obat tersebut
berada.
Haltersebutjugasejalandenganprinsipekonomihijaudalampemanfaatan
sumberdayaalam,termasuktumbuhanobat.Ekonomihijaumerupakansuatu
paradigmapembangunanyangdidasarkankepadaefisiensipemanfaatan
sumberdaya(resourcesefficiency),polakonsumsidanproduksiyangberkelanjutan
(sustainableconsumptionandproductionpattern),sertainternalisasibiaya-biaya
lingkungan dan sosial (internalization the externalities)
(Djajadiningrat et al., 2011).Lebih lanjut, Djajadiningratet al.
(2011) menyebutkan bahwa dalam ekonomi hijau
selainmengupayakanpeningkatankesejahteraandankeadilansosial,juga
menganjurkanuntukmengurangisecaranyatakelangkaansumberdayaalamdan
resiko lingkungan.
B.LandasanPeraturan/KebijakandalamPengembanganBioprospeksi(Bioprospecting)
Landasanutamaperaturan/kebijakandalampengembanganbioprospeksi
(bioprospecting)adalahkonvensikeanekaragamanhayati(ConventiononBiological
Diversity/CBD)yangmengaturtentangkeanekaragamanhayatiyangtelah
diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia ke dalam
Undang-undang Republik
IndonesiaNomor5Tahun1994tentangPengesahanUnitedNationsConventionon
BiologicalDiversity(KonvensiPerserikatanBangsa-bangsaMengenai
KeanekaragamanHayati)yangdisyahkanpadatanggal1Agustus1994.Adapun
tujuankonvensitersebutadalahkonservasikeanekaragamanhayati;pemanfaatan
komponen-komponennyasecaraberkelanjutan;danmembagikeuntunganyang
dihasilkandaripendayagunaansumberdayagenetiksecaraadildanmerata,
termasukmelaluiaksesyangmemadaiterhadapsumberdayagenetikdandengan
alih teknologi yang tepat guna, dan dengan memperhatikan semua hak
atas sumber-sumber daya dan teknologi itu, maupun dengan pendanaan
yang memadai. Landasan utama lainnya adalah Nagoya Protocol yang
merupakan instrumen
pengaturaninternasionaluntukimplementasitujuanketigadariConventionon
BiologicalDiversity(CBD)yangjugatelahdiratifikasiolehPemerintahRepublik
IndonesiakedalamUndang-UndangRepublikIndonesiaNomor11Tahun2013
tentang Pengesahan Nagoya Protocol on Access to Genetic Resources
and The Fair and
EquitableSharingofBenefitsArisingfromTheirUtilizationtoTheConventionon
BiologicalDiversity(ProtokolNagoyatentangAksespadaSumberdayaGenetikdan
Pembagian Keuntungan yang Adil dan Seimbang yang Timbul dari
Pemanfaatannya Atas Konvensi Keanekaragaman Hayati) yang disyahkan
pada tanggal 8 Mei 2013.
ProtokolNagoyamerupakanperjanjianinternasionaldibidanglingkungan
hidupdalamkerangkaKonvensiKeanekaragamanHayatiyangmengaturakses
terhadap sumberdayagenetikdanpembagiankeuntunganyangadildanseimbang
antara pemanfaat dan penyedia sumber daya genetik berdasarkan
persetujuan atas
dasarinformasiawaldankesepakatanbersamasertabertujuanuntukmencegah
pencuriankeanekaragamanhayati(biopiracy).PerjanjianProtokolNagoya
merupakanperjanjianyangsangatpentingbagiNegaraIndonesiadalamrangka
mendapatkan keuntungan yang adil dan seimbang yang timbul dari
pemanfaatannya atas Konvensi Keanekaragaman Hayati (UU RI No. 11
Tahun 2013).
AdapunmanfaatyangdiperolehIndonesiamelaluipengesahanProtokol
Nagoya, antara lain (UU RI No. 11 Tahun 2013): 1.Melindungi dan
melestarikan sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional yang
berkaitan dengan sumber daya genetik.
2.Mencegahpencurian(biopiracy)danpemanfaatantidaksah(illegalutilization)
terhadap keanekaragaman hayati.
3.Menjaminpembagiankeuntungan(finansialmaupunnonfinansial)yangadil
danseimbangataspemanfaatansumberdayagenetikdanpengetahuan
tradisionalyangberkaitandengansumberdayagenetikkepadapenyedia
sumberdayagenetikberdasarkankesepakatanbersama(MutuallyAgreed
Terms).
4.Meletakkandasarhukumuntukmengaturaksesdanpembagiankeuntungan
yangadildanseimbangataspemanfaatansumberdayagenetikdan
pengetahuantradisionalterkaitsumberdayagenetikberdasarkankesepakatan
bersama. 5.Menguatkanpenguasaannegaraatassumberdayaalamsebagaimana
diamanatkan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945danmengakuikeberadaanmasyarakathukumadatdanhak-hak
tradisionalsesuaidenganPasal18Undang-UndangDasarNegaraRepublik
Indonesia Tahun 1945.
6.MenegaskankedaulatanNegaraataspengaturanaksesterhadapsumberdaya
genetikdanpengetahuantradisionalyangberkaitandengansumberdaya
genetik.
7.Memberikaninsentifdandukunganpendanaansesuaiketentuanperaturan
perundang-undangan.
8.Menciptakanpeluanguntukaksesalihteknologipadakegiatankonservasidan
pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.
Selainitu,landasanperaturan/kebijakanlainnyadalampengembangan
bioprospeksitumbuhanobatterutamadikawasankonservasiadalahsebagai
berikut:
Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor5Tahun1990tentangKonservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman
Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor16Tahun1992tentangKarantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan
Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor24Tahun2000tentangPerjanjian
Internasional Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor29Tahun2000tentang
Perlindungan Varietas Tanaman
Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor18Tahun2002tentangSistem
NasionalPenelitianPengembangandanPenerapanIlmuPengetahuandan
Teknologi Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor32Tahun2004tentang
Pemerintahan Daerah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor32Tahun2009tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor7Tahun1999tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor8Tahun1999tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwaliar
PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor6Tahun2007tentangTata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan
Hutan PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor3Tahun2008tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan
Hutan PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor28Tahun2011tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
KeputusanPresidenRepublikIndonesiaNomor100Tahun1993tentangIzin
Penelitian Bagi Orang Asing Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor: P.56/Menhut-II/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman
Nasional C.ContohKasusBioprospeksi(Bioprospecting)
TumbuhanObatdiBeberapa Negara C.1.Bioprospeksi (Bioprospecting)
Tumbuhan Obat di Costa Rica
Contohkegiatanbioprospeksi(bioprospecting)yangtelahberhasildengan
baikdandapatdijadikansebagaiacuanadalahkegiatanbioprospeksi
(bioprospecting)yangtelahdikembangkandiCostaRica.Mekanismebioprospeksi
(bioprospecting)initelahdiujiterapkanolehPemerintahCostaRicabekerjasama
denganINBio(InstitutoNacionaldeBiodiversidad),sebuahLSM,yangmengadakan
kerjasamadanmenandatanganikontrakdenganMerck&Cotahun1991.INBio
berkewajibanmemasoksampel-sampelbiologisyangdiambildarikawasan
konservasikepadaMerck&Countukpenelitianfarmasiselamaduatahundengan
imbalan satu juta dolar Amerika.INBio juga akan menerima royalti
hasil penjualan
produkyangdikembangkandarisampel-sampelini.SedangkanMerck&Co
bersediamelatihdanmenyediakanperalatanekstraksisampel-sampelbiologi
tersebut.Selanjutnya,10%dariberbagaipembayaranroyaltitersebut
diinvestasikan langsung bagi pengelolaan kawasan konservasi
(Wiratnoet al., 2004 dan WRI-WCU-UNEP, 1995). C.2.Bioprospeksi
(Bioprospecting) Tumbuhan Obat di Suriname
Supriatna(2008)memberikancontohkasuskegiatanbioprospeksi
(bioprospecting)tumbuhanobatdiSurinameyangyangberbedadengan
CostaRica
dimanakegiatanbioprospeksidiSurinametanpalembagasentralsepertiINBio.BioprospeksidiSurinamedilakukandenganmengintegrasikanbeberapasektor
masyarakatkedalamsuatuperjanjianbersamauntukmewujudkanbioprospeksi
yangmenguntungkandanberkelanjutan.Dalamkegiatanbioprospeksitersebut
Conservation International dan Missouri Botanical Garden melakukan
koleksi sampel
etnobotaniyanghasilnyamenjadikoleksinasional.Sampel-sampeltersebut
kemudian dianalisis di laboratorium perusahaan farmasi lokal.Adapun
penyediaan
pelatihandanperalatansepenuhnyamerupakanbantuandariperusahaan
internasional Bristol Myers Squibb (BMS).
Lebihlanjut,Supriatna(2008)menjelaskanbahwapengembanganproduk
selanjutnyadilakukanolehBMSyanghasilnyadibagidenganSuriname.Sebagian
hasilnyatersebutdidistribusikanpadabeberapainstitusiyangterlibat,yaitu:
UniversitasSuriname,pemerintah,danperusahaanfarmasilokal.Sebagian
keuntunganlainnyadijadikansebagaidanaForestPeoplesFundyangdikelola
berdasarkankeanggotaandanpartisipasipenuhmasyarakatlokal.Dukundan
masyarakatsetempatyangberperansertadalametnobotanipunmemiliki
perjanjian hak cipta dengan perusahaan farmasi yang telah memakai
jasa mereka.
D.PeluangPengembanganBioprospeksi(Bioprospecting)TumbuhanObat pada
Kawasan Konservasi di Indonesia
Sebagaimanatelahdiuraikandalamuraianpadabagian(chapter)
sebelumnyabahwaIndonesiamemilikipotensitumbuhanobatyangsangattinggi
terutamapadakawasanhutankonservasiyangkondisinyarelatiflebih
alami/terjagadansaatinikebutuhan/permintaanterhadaptumbuhanobatini
memiliki kecenderungan yang semakin meningkat.Melihat kondisi
sediaan (supply)
dankebutuhan/permintaan(demand)tumbuhanobattersebut,makaterbuka
peluangyangsangatbesardalamupayamengembangkankegiatanbioprospeksi
(bioprospecting)tumbuhanobatpadakawasan-kawasankonservasidiIndonesia
sebagai upaya pemanfaatan tumbuhan obat secara berkelanjutan.
Kegiatan bioprospeksi tumbuhan obat tersebut banyak memberikan
manfaat
ataukeuntunganapabiladikembangkandiIndonesia.Supriatna(2008)
menjelaskanbahwamanfaatataukeuntunganyangakandiperolehapabila
mengembangkan kegiatan bioprospeksi adalah sebagai berikut:
1.Keuntungan untuk masyarakat lokal
Keuntunganuntukmasyarakatlokaldapatditingkatkandenganmemfasilitasi
keterlibatanpembagiankeuntunganyangbesarbagimasyarakatyangterlibat
dalampemanfaatansumberdayaataumengalokasikankeuntunganyanglebih
besar untuk kepentingan konservasi dan pembangunan berkelanjutan.
2.Kompensasi untuk akses keanekaragaman hayati, termasuk tumbuhan
obat Kompensasiuntukakseskeanekaragamanhayati,termasuktumbuhanobat
tidakharusselaludalambentukpembayaranuangataubiaya,namunbisajuga
berupapembagianinformasitentangtumbuhanobat,transferteknologi,dan
pengurangan biaya untuk masyarakat setempat. 3.Sumberdaya dan
kepemilikan lahan Sumberdaya tumbuhan yang ditemukan di suatu lahan
adalah milik sepenuhnya
sipemiliklahan.Namun,sumberdayagendanbiokimiamerupakanwarisan
nasional. 4.Hak kekayaan intelektual (HAKI)
PerlindunganHAKIdapatdigunakanuntukuntukmelindungidanmemastikan
kompensasi untuk inovasi dan pengetahuan dari masyarakat lokal dan
petani. 5.Kebijakan teknologi
Keuntunganjangkapanjangdaribioprospeksiadalahtransferdan
pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, terutama di bidang
teknologi. Namundemikian,terdapatbeberapahalyangperlu
diperhatikan/dipersiapkanterlebihdahuludalampengembangankegiatan
bioprospeksi(bioprospecting)padakawasankonservasidiIndonesia,yaitusebagai
berikut:
Pembentukansuatukomisi/konsorsiumyangterdiriatasperwakilandari
berbagailembagayangbergerakdibidangpengelolaansumberdayaalamdan
lingkungan(kementerian/badanterkait,litbang(LIPI&litbangteknis),
universitas, LSM (internasional & lokal))
Membangunmekanismekelembagaan(penunjukkanNationalCompetent
Authority/NCA dan National Focal Point/NFP) Mempersiapkan
peraturan/kebijakan dalam pengembangan bioprospeksi
Mempersiapkanklausulkontrakkesepakatanbersama(mutuallyagreedterms)
dalamhalpembagiankeuntungansecaraadildanseimbangdarisetiap
pemanfaatan sumberdaya genetik dan pengetahuan tradisional
Membangunmekanismepembagiankeuntunganmultilateralglobal(global
multilateral benefit sharing) Mempersiapkan kode etik, pedoman dan
praktik terbaik, dan/atau standar Pengaturan Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI) Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM)
dan kelembagaan Transfer teknologi, kolaborasi, dan kerja sama
V.PENUTUP
Indonesiasebagainegarayangmemilikikeanekaragamanhayatitinggi
berpeluangbesardalampengembanganbioprospeksitumbuhanobatseiring
dengansemakinmeningkatnyakebutuhan/permintaanindustriobat/farmasi
terhadapsenyawaaktiftumbuhanberkhasiatobatdalampengembanganobat-obatanbaruuntukmenyembuhkanberbagaimacampenyakit.Melalui
pengembanganbioprospeksidiharapkanpemanfaatantumbuhanobatsecara
berkelanjutandikawasankonservasidapatterwujud,yaitutercapainyakonservasi
keanekaragamanhayati,pembangunanberkelanjutan,sertapemerataan
keuntungansecaraadildanseimbangdiantaramasyarakatdanparapihak
(stakeholders) yang terlibat dalam kegiatan bioprospeksi. DAFTAR
PUSTAKA
Alikodra,H.S.2012.KonservasiSumberdayaAlamdanLingkungan:Pendekatan
EcosophybagiPenyelamatanBumi.GadjahMadaUniversityPress.Yogyakarta.
[BPS]BadanPusatStatistik.2013.ProduksiTanamanObat-obatandiIndonesia
Tahun
1997-2013.http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55¬ab=25.
Diakses: 1 Desember 2014.[Deptan] Departemen Pertanian. 2007.
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat. Edisi Kedua.
Departemen Pertanian. Jakarta.
[DitjenPHKA,Dephut]DirektoratJenderalPerlindunganHutandanKonservasi
Alam,DepartemenKehutanan.2008.InformationofConservationAreasin
Indonesia.DirektoratJenderalPerlindunganHutandanKonservasiAlam,
Departemen Kehutanan. Jakarta.
Djajadiningrat,S.T.,Y.Hendriani,danM.Famiola.2011.EkonomiHijau(Green
Economy).Rekayasa Sains.Bandung.
Falah,F.,T.Sayektiningsih,danNoorcahyati.2013.KeragamanJenisdan
PemanfaatanTumbuhanBerkhasiatObatolehMasyarakatSekitarHutan
LindungGunungBeratus,KalimantanTimur.JurnalAnalisisKebijakan
Kehutanan 10 (1): 1-18.
http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman-hayati-indonesia/.2014.PeluncuranBukuStatusKekinian
KeanekaragamanHayatiIndonesia.http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman-hayati-indonesia/.Diakses:30
Nopember 2014.
[KLH]KementerianLingkunganHidup.2014.PeluncuranBukuStatusKekinian
KeanekaragamanHayatiIndonesia.http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman-hayati-indonesia/.Diakses:1
Desember 2014.
[KMNLH-KONPHALINDO]KantorMenteriNegaraLingkunganHidupRepublik
IndonesiabekerjasamadenganKONPHALINDO.1995.Atlas
KeanekaragamanHayatidiIndonesia.KantorMenteriNegaraLingkungan Hidup
Republik Indonesia bekerja sama dengan KONPHALINDO.Jakarta.
Kompas.2010.KeanekaragamanHayati.OptimalkanPotensi1TriliunDollarAS.http://nasional.kompas.com/read/2010/07/29/21361762/Optimalkan.Potensi.1.Triliun.Dollar.AS.
Diakses: 1 Desember 2014
NoorhidayahdanSidiyasa,K.2005.KeanekaragamanTumbuhanBerkhasiatObat
diTamanNasionalKutai,KalimantanTimur.JurnalAnalisisKebijakan
Kehutanan 2 (2): 115-128.
Primack,R.B.,J.Supriatna,M.Indrawan,danP.Kramadibrata.1998.Biologi
Konservasi.Yayasan Obor Indonesia.Jakarta.
PemerintahRepublikIndonesia.2013.Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor
11Tahun2013tentangPengesahanNagoyaProtocolonAccesstoGenetic
ResourcesandTheFairandEquitableSharingofBenefitsArisingfromTheir
UtilizationtoTheConventiononBiologicalDiversity(ProtokolNagoya
tentangAksespadaSumberdayaGenetikdanPembagianKeuntunganyang
AdildanSeimbangyangTimbuldariPemanfaatannyaAtasKonvensi
Keanekaragaman Hayati)
_______.1994.Undang-undangRepublikIndonesiaNomor5Tahun1994tentang
PengesahanUnitedNationsConventiononBiologicalDiversity(Konvensi
Perserikatan Bangsa-bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati)
PusatInovasiLIPI.2004.BioprospeksidanPembagianManfaat(BenefitSharing)
MelaluiKerjasamaPenelitian.MakalahDisampaikandalamSosialisasidan
CurahPendapatMengenaiKebijakanHKIdalamKerjasamaPenelitianAsing
diIndonesia,4Agustus2004,Samarinda.PusatInovasiLIPIdanBalai
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kalimantan.Samarinda.
Sukandar, E. Y. 2014. Tren dan Paradigma Dunia Farmasi:
Industri-Klinik-Teknologi
Kesehatan,PidatoIlmiahpadaAcaraDiesNatalisITByangke45,
DepartemenFarmasi,FMIPA,InstitutTeknologiBandung.Artikeltersedia
dari:http://www.itb.ac.id/focus/focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf.
Diakses: 1 Desember 2014. Supriatna, J.2008.Melestarikan Alam
Indonesia.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Wiratno,D.Indriyo,A.Syarifudin,danA.Kartikasari.2004.BerkacadiCermin
Retak:RefleksiKonservasidanImplikasiBagiPengelolaanTamanNasional.FOReSTPress,TheGibbonFoundationIndonesia,DepartemenKehutanan
Republik Indonesia, dan PILI NGO Movement. Jakarta.
[WRI-WCU-UNEP]WorldResourcesInstitute-TheWorldConservationUnion-
UnitedNationsEnvironmentProgramme.1995.StrategiKeanekaragaman
Hayati Global.PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Zuhud,E.A.M.,Ekarelawan,danS.Ridwan.1994.HutanTropikaIndonesiaSebagai
SumberKeanekaragamanPlasmaNutfahTumbuhanObat.Pelestarian
PemanfaatanKeanekaragamanTumbuhanObatHutanTropikaIndonesia.Bogor.