DAFTAR PUSTAKA ______________, 2005. Catatan koalisi Resistance and Solidarity Against Agrochem TNCs/RESIST , Philipina. Aaron, Peacock, D. 2004. Methods of sampling microbial communities and apparatus therefore . The University of Tennessee Research Foundation. Alexander, M. 1977. Soil Microbiology , Second Edition. John Wiley & Sons,Ind., New York. BPLHD Jawa Barat. 2006. http://www.bplhdjabar.go.id/kategori/kehati/publikasi. BPLHD. 2004. Pengembangan Biomarker Sebagai Indikator Kerusakan LingkunganOleh Polutan Logam Berat . Propinsi Jawa Barat. Connell, Des. Chemistry and ecotoxicology of pollution , A willey-intersciene publication. Cowan. S. T. 1974. Manual for The Identification of Medical Bacteria , Cambridge university press. Crossley Jr. DA, Mueller BR & Perdue JC. 1992. Biodiversity of Microarthopds in Agricultural Soil: Relations To Processes . Agric. Ecosystem Environment. Departemen Kesehatan. 1998. Daftar Penggunaan Pestisida di Indonesia , Jakarta. Doran, JW. Parkin. 1994. Definning and Assessing Soil Quality for Sustainable Enironment . SSSA Special Publication 35. SSSA. Madison. Fadliah, Anna. 2006. Analisis Kesetimbangan Massa Profenofos dan Klorpirifos Di Persawahan Dalam Upaya Penentuan Potensi Residu di Air Permukaan . Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Hadisantosa, Fajar. 2004. Analisa Kualitas Air Permukaan Sungai Citarum Hulu Dihubungkan Dengan Tata Guna Lahan Dengan Menggunakan Biomarker , Tesis S-2, Program Magister Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan ITB. Bandung. Haug, G, Hoffmann. 1989. Chemistry of Plant Protection , Springer-Verlag Berlin, Heidelberg. Haque, R. 1975. Environmental Dynamic of Pesticides . Plenum Press, New York. xii
35
Embed
BIOMARKER PENCEMARAN INSEKTISIDA · PDF fileIsolasi dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Chlorpyrifos. Laporan Tugas Akhir ... Tabel hasil karakterisasi koloni bakteri ... morfologi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DAFTAR PUSTAKA
______________, 2005. Catatan koalisi Resistance and Solidarity Against
Agrochem TNCs/RESIST, Philipina.
Aaron, Peacock, D. 2004. Methods of sampling microbial communities and
apparatus therefore. The University of Tennessee Research Foundation.
Alexander, M. 1977. Soil Microbiology, Second Edition. John Wiley & Sons,Ind.,
New York.
BPLHD Jawa Barat. 2006. http://www.bplhdjabar.go.id/kategori/kehati/publikasi.
BPLHD. 2004. Pengembangan Biomarker Sebagai Indikator Kerusakan
LingkunganOleh Polutan Logam Berat. Propinsi Jawa Barat.
Connell, Des. Chemistry and ecotoxicology of pollution, A willey-intersciene
publication.
Cowan. S. T. 1974. Manual for The Identification of Medical Bacteria, Cambridge
university press.
Crossley Jr. DA, Mueller BR & Perdue JC. 1992. Biodiversity of Microarthopds
in Agricultural Soil: Relations To Processes. Agric. Ecosystem
Environment.
Departemen Kesehatan. 1998. Daftar Penggunaan Pestisida di Indonesia, Jakarta.
Doran, JW. Parkin. 1994. Definning and Assessing Soil Quality for Sustainable
Enironment. SSSA Special Publication 35. SSSA. Madison.
Fadliah, Anna. 2006. Analisis Kesetimbangan Massa Profenofos dan Klorpirifos
Di Persawahan Dalam Upaya Penentuan Potensi Residu di Air Permukaan.
Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan. Institut Teknologi Bandung.
Hadisantosa, Fajar. 2004. Analisa Kualitas Air Permukaan Sungai Citarum Hulu
Dihubungkan Dengan Tata Guna Lahan Dengan Menggunakan Biomarker,
Tesis S-2, Program Magister Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan ITB.
Bandung.
Haug, G, Hoffmann. 1989. Chemistry of Plant Protection, Springer-Verlag Berlin,
Heidelberg.
Haque, R. 1975. Environmental Dynamic of Pesticides. Plenum Press, New York.
Lapisan air dibuang Kolom Florisil 5 ml Hexan- Na2SO4-Florisil teraktivasi 3 gr-kapas
Bilas kolom dengan 5 ml Hexan
Evaporasi hingga 1-2 ml
Aseton hingga Vial 10 ml
Siap untuk Diinjeksikan
100 ml AcetonErlenmeyer 250 ml Keringkan &Ayak Sampel Tanah 25 gr Sampel Tanah
Upaya mengihindari kontaminasi :
1. Menghindari penggunaan sabun pencuci peralatan laboratrium
yang akan mengandung germisida.
2. Mengihindari penggunaan cairan penyemprot serangga, dan
berbagai jenis parfum.
B-4
3. Menghindari kemungkinan kontaminasi dari pengujian sebelumnya
yang tertinggal dalam:peralatan gelas, alat suntik, dan kolom
4.
ap dalam
5.
rluan analisis yang lain.
kromatografi, dengan jalan mencuci seluruh peralatan dengan
deterjen secara berulang, dan dilanjutkan dengan pembilasan
menggunakan aquades, kemudian dengan pelarut aseton.
Menghindari pemakaian alat yang terbuat dari polimer polivinil
klorida (PVC), karena sebagian besar pestisida terser
bahan ini. Peralatan yang digunakan sebaiknya terbuat dari gelas,
teflon (PTFE), atau karet silikon (silicone rubber), karena dikenal
tidak menyerap pestisida.
Memisahkan peralatan gelas untuk keperluan analisis pestisida dari
peralatan gelas untuk kepe
B-5
Prosedur Identifikasi Dan Perhitungan Jumlah Bakteri
A. Sterilisasi Alat
Otoklaf diisi air secukupnya, kemudian alat dan bahan yang akan disterilkan
disusun dengan baik dalam otoklaf. Otoklaf ditutup dan dikunci dengan rapat,
katup “release” dibiarkan terbuka. Setelah udara keluar semua, katup ditutup.
Temperatur dipanaskan hingga mencapai 121oC dan tekanan 1 atm (15 lbs),
maksimal 1,5 atm. Setelah itu waktu dihitung hingga 20 menit untuk alat dan 15
menit untuk bahan. Setelah itu, otoklaf dimatikan kemudian tunggu sampai
tekanan 0. Setelah selesai, kunci otoklaf dibuka. Alat – alat dapat dikeringkan
dioven dan bahan dapat disimpan.
B. Pengenceran
Sampel tanah seberat 10 gram diambil, lalu dimasukan kedalam tabung reaksi
yang telah diberi 100 ml NaCl fisiologis, lalu dikocok agar homogen. Dari tabung
tersebut diambil dengan menggunakan volume pipet sebanyak 1ml kedalam
tabung reaksi lain yang berisi 9 ml NaCl fisiologis untuk melakukan pengenceran
10-1.
Disiapkan beberapa tabung reaksi lain yang berisi 9 ml NaCl fisiologis untuk
pengenceran selanjutnya. Dari tabung reaksi hasil pengenceran 10-1 tadi , diambil
1 ml dengan menggunakan pipet 1 ml kedalam tabung reaksi kedua yang berisi 9
ml NaCl fisiologis agar mendapatkan pengenceran 10-2. Pengenceran terus
dilakukan hingga mendapatkan pengenceran 10-9.
C. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri dan Pembuatan Biakan Murni
Sampel tanah yang telah diencerkan selanjutnya dilakukan penanaman pada media
agar nutrisi. Koloni bakteri yang tumbuh pada cawan petri diamati keadaan
morfologi baik itu bentuk, pinggiran, warna, ataupun permukaan koloninya.
Koloni yang memiliki ciri yang sama pada satu cawan petri, dianggap kedalam
satu spesies. Koloni yang terlihat berbeda pada saat melakukan pengamatan
morfologi koloni tadi diambil dengan menggunakan oose yang telah disterilkan
B-6
dalam api bunsen. Masing – masing jenis bakteri yang berbeda diisolasi. Setelah
diperoleh koloni yang mampu hidup pada media, maka setiap koloni yang
diperoleh dibuat tiga ulangan. Akhirnya dari beberapa kali pengulangan, minimal
lima kali ulangan untuk setiap strain, ditemukan isolat murni dari bakteri tanah
tersebut. Isolat murni tersebut kemudian di tanam dalam agar miring. Kemudian
dilanjutkan dengan identifikasi isolat. Penyimpanan koloni bakteri dilakukan pada
suhu 40C dan siap untuk digunakan pada pengujian selanjutnya.
D. Isolasi
Tujuan dari isolasi adalah memisahkan mikroorganisme dari biakan campuran
hingga diperoleh biakan murni. Prinsip kerjanya adalah mikroorganisme terdapat
dimana-mana sehingga mikroorganisme mampu tumbuh dengan baik bila tersedia
medium atau makanan sebagai substratnya. Dalam satu substrat dapat tumbuh
lebih dari satu jenis mikroorganisme, dengan demikian dikembangkan satu teknik
isolasi /pemisahan sehingga dalam satu biakan terdapat hanya satu jenis
mikroorganisme atau yang disebut biakan murni.
Teknik isolasi yang digunakan adalah teknik menuang (poured plate), dimana
mikroorganisme yang akan dipisahkan berada dalam suatu suspensi, untuk
memisahkannya dituang kedalam medium tertentu.
bahan dan alat :
1. tabung medium NA
2. Cawan steril
3. biakan bakteri
4. jarum inokulasi dan pembakar spirtus
5. penangas air
Prosedur :
1. medium agardicairkan kedalam penangas airi hingga suhu 40oC.
2. medium cair dituangkan kedalamcawan petri steril biarkan membeku.
3. diambil sedikit bakteri dari biakan dengan jarum inokulasi
4. kemudian digoreskan pada medium padat dalam cawan petri tadi.
5. inkubasi pada suhu kamar sampai terjadi pertumbuhan dan diamati
B-7
E. Pewarnaan Gram
Sampel diambil dari koloni yang telah dimurnikan pada tabung, dan dibuat apusan
pada kaca objek sehingga membentuk film yang tipis. Setelah itu dikeringkan dan
difiksasi. Preparat ditetesi kristal ungu dan didiamkan selama 30 detik, dibilas
dengan akuades. Setelah kering diberi lugol, dibiarkan selama 30 detik lalu dibilas
kembali dengan akuades. Kemudian preparat didekolorasi dengan alkohol 95%
selama 10-20 detik dan dibilas dengan akuades. Preparat dikeringkan dan diberi
zat warna pembanding, air fuchsin selama 30 detik. Kaca objek tersebut
dikeringkan setelah dibilas dengan akuades. Lalu diamati di bawah mikroskop.
Bakteri gram positif (+) akan terlihat berwarna ungu. Sedangkan bakteri gram
negatif (-) terlihat berwarna merah. Pemeriksaan dibawah mikroskop
menggunakan perbesaran hingga 1000x. Sebelumnya preparat ditetesi sedikit
minyak imersi.
F. Pewarnaan Spora
Spora dapat diwarnai sehingga dapat diamati lebih seksama dan dibedakan dari sel
vegetatif.
Bahan dan alat :
- Kaca objek yang bersih dan kering
- Jarum inokulasi
- Mikroskop
- Pembakar spiritus
- Kertasi isap
- Biakan bakteri
- Larutan malacheet green dan safranin
- Penangas air dan ram kawat
Cara kerja :
1. Buat apusan dari tiap bakteri lalu fiksasi
2. Teteskan malacheet green hingga seluruh apusan terendam lalu letakkan
diatas penangas dengan menggunakan ram kawat. Lakuakn pemanasan
selama 5 menit. Jaga apusan jangan sampai kering dengan cara meneteskan
pewarna.
B-8
3. Cuci dengan air mengalir. Keringkan dengan kertas isap.
4. Teteskan safranin pada seluruh apusan sehingga seluruh apusan tertutup.
Biarkan selama 1-2 menit.
5. Cuci dengan air mengalir lalu keringkan dengan kertas isap.
6. Amati dengan mikroskop dengan menggunakan minyak imersi. Sel vegetatif
akan berwarna merah muda dan spora berwarna hijau.
G. Identifikasi bakteri
Berdasarkan S. T. Cowan maka test yang dilakukan untuk identifikasi bakteri
adalah sebagai berikut:
1. Pewarnaan gram
2. Pewarnaan spora
3. Motilitas
Inokulasi tabung dengan cara menusuk biakan pada media motilitas, inkubasi
pada suhu 37oC.
Hasil : Positif : media menjadi keruh
Negatif : media keruh hanya pada bekas goresan
Media motilitas :
- 80 g gelatin
- 10 g pepton
- 3 g beef extact
- 5 g nacl
- 4 g agar
- 1 l aquadest
Rendam gelatin dalam aquadest selama 30 menit, tambahkan bahan-bahan lain,
panaskan hingga larut. Distribusi dalam tabung @ 5 ml. Sterilisasi pada 115oC
selama 20 menit.
4. Katalase
Inokulasi medium agar nutrisi dengan metoda gores. Inkubasi pada suhu kamar
selama 2 hari. Teteskan H2O2 pada koloni yang tumbuh.
Hasil : Positif : ada gelembung udara
Negatif : tidak ada gelembung udara
B-9
5. Fermentasi Glukosa
Masukan suspensi bakteri kedalam tabung yang berisi media glukosa. Inkubasi
pada suhu 37oC selama 24 jam.
Hasil : Positif : kuning
Negatif : ungu
6. Oksidasi
Masukan suspensi bakteri kedalam tabung yang berisi media OF. Inkubasi pada
suhu 37oC selama 14 hari.
Hasil : Positif : kuning
Negatif : ungu
Media OF
- 2 g pepton
- 5 g NaCl
- 0,3 g K2HPO4
- 15 ml larutan BTB 0,2 %
- 1 L aquades
larutkan padatan dengan pemanasan dalam air tambahkan indikator. sterilisasi
115oC selama 20 menit.
7. Fermentasi
Masukan suspensi bakteri kedalam tabung yang berisi media OF. Inkubasi pada
suhu 37oC selama 14 hari.
hasil : positif : kuning
negatif : ungu
8. Pertumbuhan pada suhu 5oC
Bakteri ditanam pada agar nutrisi kemudian ditanam pada suhu 5oC
9. Pertumbuhan pada suhu 37oC
Bakteri ditanam pada agar nutrisi kemudian ditanam pada suhu 37oC
10. Pertumbuhan pada suhu 45oC
Bakteri ditanam pada agar nutrisi kemudian ditanam pada suhu 45oC
B-10
11. Pertumbuhan pada media agar SS
Bakteri ditanam pada agar SS kemudian ditanam pada suhu 37oC
12. Pertumbuhan pada media agar Mc Conkey
Bakteri ditanam pada agar Mc Conkey kemudian ditanam pada suhu 37oC
13. Pemakaian sitrat
Inokulai dengan membuat goresan pada permukaan agar simon’s citrate miring.
Inkubasi dan periksa hingga 7 hari untuk pertumbuhan dan perubahan warna
Hasil : positif : biru dan adanya pertumbuhan pada goresan
negatif : tetap hijau
14. Fermentasi sukrosa
Inokulasi media sukrosa dengan suspensi bakteri, inkubasi selama 24 jam
Hasil : positif : kuning
negatif : ungu
Media sukrosa :
- 10 g pepton
- 5 g sukrosa
- 5 ml larutan BCP 0,2%
- 1 L auquadest
Masukan pepton kedalam air dan panaskan hingga mendidih. Setelah agak dingin
masukan sukrosa dan BCP, distribusi dalam tabung @ 2ml. sterilisasi.
15. Fermentasi manitol
Inokulasi media manitol dengan suspensi bakteri, inkubasi selama 24 jam
Hasil : positif : kuning
negatif : ungu
Media manitol :
- 10 g pepton
- 5 g manitol
- 5 ml larutan BCP 0,2%
- 1 L auquadest
B-11
Masukan pepton kedalam air dan panaskan hingga mendidih. Setelah agak dingin
masukan manitol dan BCP, distribusi dalam tabung @ 2ml. Sterilisasi.
16. Fermentasi arabinose
Inokulasi media arabinose dengan suspensi bakteri, inkubasi selama 24 jam
Hasil : positif : kuning
negatif : ungu
media arabinose :
- 10 g pepton
- 5 g arabinose
- 5 ml larutan BCP 0,2%
- 1 L auquadest
Masukan pepton kedalam air dan panaskan hingga mendidih. Setelah agak dingin
masukan arabinose dan BCP, distribusi dalam tabung @ 2ml. Sterilisasi.
17. Fermentasi inositol
Inokulasi media inositol dengan suspensi bakteri, inkubasi selama 24 jam
Hasil : positif : kuning
negatif : ungu
media inositol :
- 10 g pepton
- 5 g inositol
- 5 ml larutan BCP 0,2%
- 1 L auquadest
Masukan pepton kedalam air dan panaskan hingga mendidih. Setelah agak dingin
masukan inositol dan BCP, distribusi dalam tabung @ 2ml. sterilisasi.
18. Fermentasi sorbitol
Inokulasi media sorbitol dengan suspensi bakteri, inkubasi selama 24 jam
Hasil : positif : kuning
negatif : ungu
media sorbitol :
B-12
- 10 g pepton
- 5 g sorbitol
- 5 ml larutan BCP 0,2%
- 1 L auquadest
Masukan pepton kedalam air dan panaskan hingga mendidih. Setelah agak dingin
masukan sorbitol dan BCP, distribusi dalam tabung @ 2ml. sterilisasi.
19. Fermentasi Rhamnosa
Inokulasi media Rhamnosa dengan suspensi bakteri, inkubasi selama 24 jam
Hasil : positif : kuning
Negatif : ungu
media Rhamnosa :
- 10 g pepton
- 5 g Rhamnosa
- 5 ml larutan BCP 0,2%
- 1 L auquadest
Masukan pepton kedalam air dan panaskan hingga mendidih. Setelah agak dingin
masukan Rhamnosa dan BCP, distribusi dalam tabung @ 2ml. sterilisasi.
20. Reduksi Nitrat
1. Inokulasi nitrat broth, inokulasi selama lebih dari 5 hari. Tambahkan 1 ml NIT
1 dan 1 ml NIT 2
hasil : positif : merah
negatif : tidak berwarna
2. Pada tabung yang tidak memberikan hasil warna merah dalam 5 menit
ditambahkan serbuk Zn lalu biarkan sesaat.
hasil : positif : kuning/tidak berwarna
negatif : merah
nitrate broth:
- 1g KNO3
- 1 L nutrien broth
B-13
Larutan KNO3 dalam nutrien broth. Sterlilisasi dengan autoclave.
reagen NIT 1:
- 0,8 g sulfanilic acid
- 100 ml acetic acid 5 N
reagen NIT 2
- 0,6 g N-N-dimethyl-1-naphthylamine
- 100 mL acetic acid
21. Produksi Indol
Inokulasi air pepton dan inkubasi selama 48 jam, tambahkan 1ml xylol lalu kocok.
Tambahkan 0,5 ml pereaksi ehrlich melalui sisi tabung.
Hasil : positif : merah / pink
negatif : kuning/tidak berwarna
Air pepton
- 10 g pepton
- 5 g NaCl
- 1 L aquadest
Campurkan pepton dan nacl ke dalam aquadest. Panaskan hingga seluruh bahan
larut. Sterilkan dengan autoclave.
22. Aktivitas Urease
Inokulasi Suspensi Bakteri pada tabung yang berisi media urea. Inkubasi pada
suhu 37oC selama 24 jam.
hasil : positif : merah / ungu
negatif : kuning
kaldu urea
- 1g pepton
- 1 g dextose
- 1,2 g Na2HPO4
- 0,8 g K2HPO4
- 5 g NaCl
- 0,004 g phenol red
- 1 L aquadest
B-14
Campurkan Semua bahan, panaskan dengan sterilisasi, kemudian dinginkan
sampai dengan ± 55oC. Tambahkan 5 ml urea steril 40 % secara aseptik. bagi
kedalam tabung steril sebanyak 5 ml.
23. Hidrolisis gelatin
Inokulasi gelatin agar dengan biakan inkubasi selama 3 hari. Basahi permukaan
dengan 5-10 ml HgCl2.
hasil : positif : permukaan bersih, HgCl2 keruh
negatif : HgCl2 bening
agar gelatin
- 4 g gelatin
- 50 mL aquadest
- 1 L nutrient agar cair
Rendam gelatin dalam aquadest sampai lunak tambahkan nutrient agar cair, aduk
kemudian sterilisasi.
24. Hidrolisis casein
Inokulasi agar susu dengan biakan , inkubasi 24-48 jam. Amati adanya bagian
yang bening. Pada bagian yang bening menunjukan adanya hidrolisis casein oleh
bakteri.
25. Hidrolisis Pati
Inokulasi agar pati dengan biakan , inkubasi 24-48 jam. Setelah terlihat adanya
pertumbuhan tuangkan larutan lugol pada biakan biarkan selama 5 manit sampai
terlihat adanya bagian yang bening dan biru. Bagian yang bening menunjukan
adanya hidrolisis pati oleh bakteri.
26. Hidrolisis Arginin
Inokulasi arginin broth dan setelah inkubasi selama 24 jam tambahkan 0,25 mL
pereaksi nessler.
hasil : positif : coklat
negatif : kuning
B-15
arginin broth
- 5 g pepton
- 5 g yeast extract
- 2 g K2HPO4
- 0,5 g glukosa
- 3 g arginin monohidroklorida
- 1 L aquadest
Larutkan dengan pemanasan hingga mendidih. Distribusikan dalam tabung @
5 ml sterilisasi.
reagen nessler
- 8 g KI
- 11,5 g Hg I2
- 50 mL NaOH 6 N
- 50 mL aquadest
Larutkan KI dan Hg I2 dalam 20 ml aquadest dan tambahkan aquadest hingga
50 mL. tambahkan NaOH. Kocok dan biarkan selama 24 jam. Reagen ini
harus terlindung dari cahaya.
27. Reaksi dekarboksilasi ornitin
Inokulasi tabung yang berisi media falkow’s-ornitin, inkubasi dan periksa setiap
hari sampai hari ke-4
Hasil : positif : ungu
negatif : kuning
28. Reaksi dekarboksilasi lisin
Inokulasi tabung yang berisi media falkow’s-lisin, inkubasi dan periksa setiap hari
sampai hari ke-4
Hasil : positif : ungu
negatif : kuning
media Falkow’s-ornitin/lisin
- 5 g pepton
- 3 g yeast extract
B-16
- 1 g glukosa
- 10 mL BCP 0,2 %
- 1 L aquadest
- L-lisin hidroklorida
- L-ornitin hidroklorida
Semua bahan dilarutkan dalam aquadest dan tambahkan larutan indikator.
Sterilisasi dengan autoclave selama 20 menit. Bagi menjadi dua bagian yang sama
dan tambahkan masing-masing l-lisin hidroklorida 0,5 % dan l-ornitin
hidroklorida 0,5%. Distribusikan kedalam tabung lalu sterilisasi
29. Produksi H2S
Inokulasi biakan pada media agarsecara tusuk. Inkubasi dan periksa setiap hari
hingga 7 hari.
Hasil : positif : warna hitam
negatif : tidak berwarna
media agar
- 20 g pepton
- 1 g K2HPO4
- 0,5 g feeric acid
- 15 g agar
- 1 L aquadest
Semua bahan kecuali agar dimasukan ke dalam aquadest. Panaskan hingga hampir
mendidih. Tambahkan agar secar perlahan sambil diaduk sehingga tidak
menggumpal. Masukan kedalam tabung-tabung reaksi. Sterilkan dengan
autoclave.
30. reaksi MR/VP
Inokulasi media MR/VP dengan biakan. Inkubasi selama 24 jam. Untuk MR
teteskan metil merah pada permukaan suspensi melalui pinggiran tabung. Untuk
untuk VP tambahkan 1 mL larutan alfa naftol, 1 mL KOH 40 % dan kreatin 0,3%
melalui dinding tabung campurkan dengan sempurna dan biarkan slama 5-30
menit.
Hasil : positif : terbentuk cincin merah
negatif : kuning
C-1
Lampiran C
Gambar dan Foto Penelitian
C-2
Gambar A.1 Shaker Gambar A.2 Evaporator
Gambar A.3 Corong pisah Gambar A.4 Kromatografi gas
Gambar A.5 Penyemprotan Insektisida
C-3
Gambar A.6 Mikroskop Gambar A.7 Colony Counter
Gambar 8 Bahan Penelitian Gambar 9 Inkubator
Gambar 10 Isolasi Gambar 11 Pewarnaan
C-4
Gambar 12 Agar SS dan Mc conkey
Gambar 13 Uji Biokimia
D-1
Lampiran D
Hasil Kromatografi Gas
D-2
Gambar 1 Kromatograf
D-3
BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN LABORATORIUM RESIDU BAHAN AGRO KIMIA
Jl. Laladon Raya No. 240, Ciomas, Bogor 16610, Telp/Fax. (0251) 638987
LAPORAN HASIL PENGUJIAN RESIDU PESTISIDA
KLORFIRIFOS DAN PROFENOPOS
Konsentrasi residu (ppm) No. Kode Sampel Klorfiripos Profenopos 1 A - -
2 B - -
3 C - -
4 D - -
5 E - -
Keterangan: - = Tidak terdeteksi
Bogor, 6 Juni 2007 Kepala Lab.
Eman Sulaeman,SP.
NIP : 080.136.802
D-4
BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN LABORATORIUM RESIDU BAHAN AGRO KIMIA
Jl. Laladon Raya No. 240, Ciomas, Bogor 16610, Telp/Fax. (0251) 638987
LAPORAN HASIL PENGUJIAN RESIDU PESTISIDA
Konsentrasi residu (ppm) No Kode 1 2 3 1 A 0,013 0,028 0,001 2 B 0,022 0,011 0,008 3 C 0,015 0,200 0,002 4 D 0,009 0,013 - 5 E 0,023 0,180 - 6 F 0,004 0,029 - 7 G 0,014 0,070 0,002
Keterangan: - = Tidak terdeteksi
1. klorpirifos 2. profenofos 3. diazinon
Bogor, 4 Mei 2007
Kepala Lab.
Eman Sulaeman,SP.
NIP : 080.136.802
E-1
Lampiran E
Foto Bakteri Hasil Isolasi
E-2
Gambar 1 Koloni berbentuk batang Gambar 2 Koloni berbentuk batang-kokus
Gambar 3 Koloni bentuk batang kurus Gambar 4 Koloni bentuk kokus
Gambar 5 Koloni bentuk batang Gambar 6 Koloni bentuk batang