LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I ACARA-ACARA : KARBOHIDRAT KIMIA LIPIDA UJI KUALITATIF PROTEIN BAHAN MAKANAN PENETAPKAN AMILASE (WOHLGEMUTH) OLEH TAUFIK ABDULLAH GIC 007 043 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS MATARAM 2009 i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA I
ACARA-ACARA :
KARBOHIDRAT KIMIA LIPIDA
UJI KUALITATIF PROTEIN BAHAN MAKANAN
PENETAPKAN AMILASE (WOHLGEMUTH)
OLEH
TAUFIK ABDULLAH GIC 007 043
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS MATARAM 2009
i
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan ini tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih pertama kepada dosen
pembimbing, anggota kelompok, beserta semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini
Belajar adalah nafas kehidupan bagi pelajar atau mahasiswa. itulah kesan yang
mengapung kepermukaan selama ini. Karena hampir tidak pernah ditemukan pelajar atau
mahasiswa yang tidak belajar selama berstudi. Yang ada hanyalah perbedaan frekuensi
belajar dengan hasil yang bervariasi. Belajar dan selalu belajar adalah tugas mereka.
Dengan sedikit pengecualian tentu saja tidak ada alasan untuk tidak belajar. Setiap hari
harus belajar.
Didalam laporan ini tentu saja memiliki banyak kekurangan namun terdapat pula
keistimewaan didalamnya, seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu juga
halnya dengan laporan ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati saran-saran dan kritik
yang konstruktif sangat diharapkan dari pembaca demi peningkatan kualitas laporan ini di
masa mendatang.
Akhirnya, kami ucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun laporan ini, dan harapan kami adalah mudah-mudahan
laporan ini bermamfaat dan benar-benar memperolah pemahaman secara menyeluruh dan
lengkap.
Mataram, 28 Desember 2009
Penyusun,
ii
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
ACARA I: KARBOHIDRAT........................................................................ 4
ACARA II: KIMIA LIPIDA ......................................................................... 17
ACARA III: UJI KUALITATIF PROTEIN .................................................. 28
ACARA IV: BAHAN MAKANAN .............................................................. 39
ACARA V: PENETAPKAN AMILASE (WOHLGEMUTH) ....................... 51
iii
4
ACARA I
KARBOHIDRAT
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum :
- Untuk mempelajari isolasi amilum dari umbi/ biji-bijian
- Untuk mempelajari identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida dan
polisakarida) dengan cara mengetahui sifat-sifat reaksinya dan perubahan
warna
2. Waktu Praktikum : Sabtu, 5 Desember 2009
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar Lantai II, Fakultas MIPA
Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa kita makan ialah beras, jagung, sagu,
dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan
dan senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat, yang
terdapat sebagai amilum atau pati. Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh
mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain
glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis
dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Dari
contoh-contoh tadi kita mengetahui bahwa amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau
sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam
kehidupan manusia (Poedjiadi, 2007: 8-9).
Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan
sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O). Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam dan mereka
dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang/pendeknya
rantai serta jenis ikatan akan membedakan karbohidrat yang satu dengan lain. Dari
kompleksitas strukturnya dikenal kelompok karbohidrat sederhana (seperti monosakarida
dan disakarida) dan karbohidrat dengan struktur yang kompleks atau polisakarida (seperti
pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa). Di samping itu, terdapat oligosakarida (stakiosa,
rafinosa, fruktooligosakarida galakto-oligosakarida) dan dekstrin yang memiliki rantai
5
monosakarida yang lebih pendek dari polisakarida (http://
- Berwarna keputihan, busa putih - Setiap penambahan endapan terdapat
gelembung
- Larutan bening Endapan merah/ coklat mengapung di atas permukaan dan sebagian di dasar tabung
- Larutan bening Endapan berwarna ungu dan terdapat cincin ungu pada batas keduanya
- Larutan bening Endapan merah/ coklat mengapung di atas dan sebagian di dasar tabung
- Larutan bening Terdapat cincin ungu di tengah-tengah
13
Ø Laktosa
- Laktosa + α-naftol
- + H2SO4 pekat c. Reaksi Benedict Ø Glukosa
- Glukosa + reagen benedict - Δ (penangas air)
Ø Fruktosa
- Fruktosa + reagen benedict
- Δ (penangas air) Ø Laktosa
- Laktosa + reagen benedict - Δ (penangas air)
antara larutan bening dengan endapan
- Larutan bening Terdapat endapan merah dan coklat di permukaan dan di dasar tabung
- Terbentuk 3 lapisan Atas: keruh, warna coklat terapung Tengah: terbentuk cincin ungu Bawah: endapan merah
- Larutan warna biru - Terbentuk 2 lapisan, di atasnya hijau
kecoklatan dan dibawah berwarna biru
- Larutan biru terbentuk seperti 2 lapisan, seperti minyak, lapisan bawah biru agak tua dan terbentuk seperti cincin di atasnya berwarna agak hijau bening
a. Identifikasi senyawa dengan menggunakan Grease spot test (tes noda
lemak)
b. Identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan penyabunan
c. Identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan asam
d. Identifikasi kualitas minyak melalui penentuan bilangan peroksida
1. Waktu Praktikum : Sabtu, 12 Desember 2009
2. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar lantai II, Fakultas MIPA,
Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Yang dimaksud dengan lemak disini adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol.
Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. jadi tiap atom
karbon mempunyai gugus –OH. Suatu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga
molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida,atau
trigliserida. Lemak pada hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan,
sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai
titik lebur tinggi mengandung asam lemak cair atau yang biasa disebut minyak
mengandung asam lemak tak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan
asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam lemak
yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Minyak kelapa sawit
mengandung asam lemak tidak jenuh dan engan proses hidrogenasi ini akan terjadi lemak
padat. Ini adalah salah satu proses pada pembuatan margarin dan minyak kelapa sawit
(Poedjiadi,2007:59).
Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan
minyak pada daging buah kelapa tua adalah 34,7%, minyak kelapa digunakan sebagai
bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa diperoleh dari daging
buah kelapa segar. Proses untuk membuat minyak kelapa dari daging buah kelapa segar
19
dikenal dengan proses basah karena pada proses ini ditambahkan air untuk mengekstraksi
minyak (Tarwiyah,2001:56).
Lemak dan minyak merupakan makronutrien penting yang menempati urutan kedua
setelah HA sebagai bahan bakar untuk memberikan energi kepada sel-sel tubuh. Lemak
mempunyai fungsi lain yang tidak dimiliki oleh HA seperti pembentukan komponen
membran vitamin larut lemak. Berdasarkan bentuknya, lemak dibedakan drngan minyak
yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Lemak atau minyak yang
terdapat didalam tubuh disebut pula lipid. Lemak yang ada dalam makanan maupun tubuh
dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama yaitu:trigliserida, kolesterol dan
fosfolipid. Asam lemak dapat dibedakan pula antara asam lemak jenuh dan tidak jenuh.
Keduanya dibedakan berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap antara dua atom karbonnya
dalam rumus bangunnya. Minyak nabati seperti minyak jaitu, kanola dan kacang lebih
banyak mengandung asam lemak omega-9 atau asam oleat sementara minyak kelapa
mengandung lebih banyak asam lemak jenuh atau asam palmitat. Karena itu, dua jenis
minyak yang disebutkan terakhir ini sering digolongkan kedalam jenis minyak jenuh
kendati minyak sawit sendiri dengan pemrosesan dalam industri sudah terolah menjadi
jenis minyak yang mengandung cukup banyak asam lemak tak jenuh (Hartono,2006:28).
Croton tiglium L. Merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk kedalam famili
Euphorbiaceae. Tumbuhan ini diketahui dapat menghasilkan minyak yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku biofuel, oleh sebab itu perlu dikembangkan suatu
penelitian untuk mendapatkan suatu metode yang efektif untuk mendukung pemanfaatan
tersebut. Pelaksanaan penelitian melalui beberapa tahap yang meliputi perkecambahan biji,
induksi, dan perbanyakan kalus, ekstraksi Lipid, analisis total lipid extrack (TLE), dan
analisis Thin Layer Cromatography (TLC). Hasil analisis menunjukkan kalus dapat
dipisahkan menjadi tujuh komponen, sedangkan lipid pada biji dipisahkan menjadi lima
komponen senyawa. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kalus
tumbuhan croton tiglium mampu untuk membentuk lipid dan menginduksi komponen lipid
lain yang tidak terdeteksi pada biji ( Puspasari, 2009 : 1).
20
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat Praktikum :
§ Kaca Arloji
§ Erlenmeyer 50 ml
§ Penangas uap
§ Timbangan Analitik
§ Buret
§ Statif
§ Pipet Tetes
2. Bahan-bahan Praktikum :
§ Minyak Goreng
§ Eter
§ Kertas Saring
§ KOH 0,1 N
§ Etanol
§ Indikator pp
§ HCl 0,5N
§ Alkohol 95%
§ KOH 0,1 N
§ Aquades
§ Kloroform
§ Na-Tiosulfat 0,1 N
§ Indiukator Amilum
§ Kertas Label
§ Tisue
21
D. SKEMA KERJA
a. Grease Spot Test (tes noda lemak)
- kocok dengan eter - tuang kedalam gelas arloji
- usap gelas dengan kertas saring
b. Penentuan bilangan penyabunan
- timbang
- masukkan ke dalam erlenmeyer
- + 50 mL KOH 0,5 N
- hubungkan erlenmeyer dengan pendingin
tegak
- Didihkan minyak sampai semua tersabunkan
dinginkan
Tintrasi dengan HCl 0,5 N
Minyak goreng Baru dan Minyak gorenmg bekas
Hasil
Hasil
4 gram Minyak goreng Baru dan Minyak gorenmg bekas
Hasil
Hasil
Hasil
22
c. Penentuan bilangan asam
- masukkan ke dalam erlenmeyer
- + 50 mL alkohol 95 %
- tutp erlenmeyer dengan pendingin - ∆ sampai mendidih ( dikocok)
- dinginkan - + indikator pp - Titrasi dengan KOH 0,1 N
d. Penentuan bilangan peroksida
- masukkan dalam erlenmeyer - + 30 mL pelarut campuran kloroform
asam asetat glasial (2:3)
+ larutan KI jenuh, kocok + 30 mL aquades
+ indikator amilium
- titrasi dengan Na tiosulfat 0,1 N
20 gram minyak goreng Baru dan minyak goreng bekas
Hasil
Hasil
Hasil
0,5 gram minyak goreng Baru dan minyak goreng bekas
Hasil
Hasil
Hasil
23
E. HASIL PENGAMATAN
1. Grease spot test (tes noda lemak)
Langkah Kerja Pengamatan
Lemak/minyak dikocok dengan eter
tuang dalam kaca arloji uapkan eternya.
usap kaca arloji dengan kertas saring
atau kertas buram.
-minyak baru mengandung banyak lemak
-minyak baru + eter = larutan memisah dan
setelah di usap dengan kertas saring, kertas
saring menjadi bening.
- minyak bekas + eter = minyak larut dan
mengandung sedikit lemak
2. Penentuan Bilangan Penyabunan
Langkah kerja Pengamatan
· 4gram minyak dalam erlenmeyer 50 ml
+ 50 ml KOH 0,5 N dalam etanol
· Erlenmeyer dihubungkan dengan
pendingin tegak dan minyak di didihkan
dengan penangas.
· Sampai minyak tersabunkan
· Larutan didinginkan + 5 tetes indikator
PP.
· Di titrasi dengan larutan HCl standar
0,5 N.
· Tentukan untuk blangko dan 3 macam
minyak
· Warna bening untuk minyak yang
masih baru
· Warna kecoklatan untuk minyak yang
bekas
· Minyak baru = 14,2 mL
· Minyak bekas = 4,8 mL
24
3. Penentuan Bilangan Asam
Langkah kerja Pengamatan
· 20 gr minyak dalam erlenmeyer 250
ml + 50 ml alkohol 95%
· erlenmeyer ditutup dengan pendingin
balik dipanaskan sampai mendidih
dan di gojog kuat
· didinginkan, larutan dititrasi dengan
larutan standar KOH 0,1 N dengan
indikator PP
· minyak baru = larut bewarna kuning
bening setelah di titrasi larutan terdapat
partikel bewarna pink kemerahan
dengan volume titrasi 0,6 mL
· berat erlenmeyer 87,02 gram
· minyak bekas = larutan bewarna kuning
kecolatan. Setelah dititrasi bewarna pink
kemerahan dengan volume titrasi 0,7
mL
· berat erlenmeyer 87,02 gram
4. Penentuan Bilangan Asam
Langkah kerja Pengamatan
· 0,5 gram minyak + 30 mL pelarut
kloroform asam asetat glasial (2 :3
v/v) di kocok
· Di tambahkan kedalamnya 0,5 mL
larutan KI jenuh sambil dikocok + 30
mL aquades
· Iodium yang dibebaskan oleh
peroksida di titrasi dengan larutan
standar Na-tosulfat 0,1 N dengan
indikator amilum
· Minyak baru berbau tengik dengan
larutan bewarna bening
· Minyak bekas bewarna agak kuning
· Minyak baru + KI = larutan kuning +
aquades = larutan keruh (larutan
terpisah, bagian atas bewarna kuning,
bagian bawah bewarna = bening)
· Minyak baru + KI = larutan kuning +
aquades = larutan keruh (larutan
terpisah, bagian atas bewarna agak
keruh, bagian bawah bewarna = sangat
keruh)
· Minyak baru = setelah dititrasi larutan
menjadi bening
· Minyak baru = setelah dititrasi larutan
menjadi terpisah, badian atas bewarna
bening dan bagian bawah bewarna
25
kuning.
· Volume titrasi = 1,9 mL
F. ANALISIS DATA
a. Perhitungan
1. Penentuan Bilangan Penyabunan
diketahui: V1 untuk minyak baru = 42 ml
V2 untuk minyak baru = 14,2 ml
V1 untuk minyak bekas = 42 ml
V2 untuk minyak bekas = 4,8 ml
a. Bilangan Penyabunan untuk minyak baru
Bilangan Penyabunan = ( )Minyakberat
xvv 5,2821 -
= ( )xgr4
2,1442- 28,5
= 198,075 mg KOH/gram minyak
b. Bilangan Penyabunan untuk minyak bekas
Bilangan Penyabunan =( )
Minyakberatxvv 5,2821 -
= ( )xgr4
8,442- 28,5
= 165,05 mg KOH/gram minyak
2. Penentuan Bilangan Asam
a. Untuk minyak baru
Bilangan Asam = ( )MinyakBerat
KOHxmlKOHxNorm 1,56.
= ( )grxx
201,561,06,0
= 0,1683 mg KOH/ gram minyak
26
b. Untuk minyak bekas
Bilangan Asam = ( )MinyakBerat
KOHxmlKOHxNorm 1,56.
= ( )grxx
201,561,07,0
= 0,1964 mg KOH/ gram minyak
3. Builangan Peroksida
a. Untuk minyak baru
Bilangan Peroksida = ( )MinyakBerat
xOSxNNaOSasiNavolumetitr 1000322322
= ( )grxx
2010001,02
= 400 mg Na2S2O3/gr minyak
b. Untuk minyak bekas
Bilangan Peroksida = ( )MinyakBerat
xOSxNNaOSasiNavolumetitr 1000322322
= ( )grxx
2010001,09,1
= 380 mg Na2S2O3/gr minyak
27
G. PEMBAHASAN
Lemak atau lipid tidak sama dengan minyak. Minyak kelapa merupakan
salah satu jenis minyak konsumsi yang ada diindonesia. Minyak kelapa selain
dimanfaatkan sebagai minyak goreng, sekarang ini juga telah dimanfaatkan sebagai
minyak kesehatan. Bertambahnya manfaat dari minyak kelapa membuat permintaan
akan minyak tersebut semakin bertambah. Pross produksi minyak yang telah diteliti
saat ini yaitu antara lain yaitu cara pengasaman, cara penggaraman dan salah satu cara
untuk mempercepat proses produksi adalah dengan pemanasan. Analisis secara
sederhana adalah penentuan bilangan asam, yaitu untuk menentukan jumlah asam
lemak dalam sampel, dengan cara ini jenis komponen asam lemak tidak jenuh yang
merupakan kandungan lemak tidak diketahui, hasil penentuannya hanya untuk
keseluruhan asam lemak.
Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram zat. Bilangan asam menunjukkan
banyaknya asam lemak bebas dalam minyak yang dinyatakan dengan mg basa per 1
gram minyak. bilangan asam merupakan parameter penting untuk penentuan kualitas
minyak, dan bilangan ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam
minyak akibat adanya reaksi hidrolisis akibat dari reaksi kimia dan pemanasan.
Untuk menentukan bilangan asam dengan cara titrasi menggunakan KOH-
Alkohol yang ditambahkan dengan indikator PP. Semakin tinggi bilangan asamnya,
maka akan semakin banyak minyak yang sudah terhidrolisis. Dari hasil perhitungan
diperoleh bilangan asam sebesar 0,1863 mg KOH/gr minyak untuk minyak baru dan
0,1964 mg KOH/gr minyak untuk minyak bekasdan ini merupakan bilangan asam yang
cukup kecil sehingga diperkirakan sangat sedikit terjadi proses hidrolisis.
Selain menentukan bilangan asam dari minyak, pada praktikum ini juga
dilakukan penentuan bilangan penyabunan pada minyak. Penyabunan adalah suatu
peristiwa dimana suatu lemak/minyak terkomposisi menjadi suatu suspensi. Dimana
setiap lemak/minyak dapat terjadi penyabunan dengan kondisi-kondisi yang berbeda-
beda. Hal ini karena perbedaan gugus –R pada lemak membuat perbedaan sifat dan
karakteristik lemak/minyak tersebut.
28
R1 COO CH2
R2 COO CH
R3 COO CH2
Struktur trrgliserida
Banyaknya minyak yang dapat mengalami penyabunan ditunjukkan dengan
bilangan penyabunan. Dengan bilangan tersebut dapat kita ketahui berapa miligram
KOH yang dibuthklan untuk menyabunkan 1(satu) gram sampel minyak tersebut. Jika
sejumlah sampel minyak disabunkan dengan larutan KOH dalam alkohol, maka KOH
akan bereaksi dengan trigliserida yaitu, tiga molekul KOH bereaksi dengan satu
molekul minyak, yang penentuannya dilakukan dengan cara me-refluks dengan larutan
KOH-alkohol selama 30menit, diinginkan sehingga larutan alkali yang tertinggal
dilakukan dengan titrasi menggunakan HCl sehingga KOH yang bereaksi dapat
diketahui yaitu terbentuknya warna oranye dan minyak tidak bisa menyatu dengan
KOH.
H. Kesimpulan
1. Bilangan asam merupakan jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan
asam lemak bebas dalam 1 gram zat.
2. Karakteristik, sifat dan nilai-nilai bilangan penyabunan, asam, ester dan lain-lain
ditentukan oleh gugus –R pada struktur minyak tersebut.
3. Bilangan Penyabunan didefinisikan sbagai jumah KOH (mg) yang diperlukan
untuk menetralkan asam lemak bebas dan asam lemak hasil hidrolisis dalam 1
gram zat
4. Bilangan Asam minyak baru yang diperoleh yaitu sebesar 0,1864 mg KOH/gram
minyak dan Bilangan Asam minyak bekas sebesar 0,1964 mg KOH/gram minyak
5. Dalam penetapan bilangan penyabunan larutan alkali yang digunakan yaitu KOH.
6. Diperoleh bilangan penyabunan yng cukup besar untuk minya baru dan bekas
yaitu 198,075 mg KOH/gram minyak dan 265,05 mg KOH/gram minyak, yang
berarti bahwa kualitas minyak itu bagus.
29
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Andry.2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Poedjiadi, Anna.2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Puspasari, Keni. 2009. Induksi Penentuan Kalus san Analisis Lipid Pada Kalus
Croton tiglium L. Jurnal Penelitian dan Skripsi.
Tarwiyah, Kemal.2001. Minyak Kelapa Dalam Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Industri. Sumatera Barat
30
ACARA III
UJI KUALITATIF PROTEIN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum :
Secara khusus, praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi protein secara
kimia dengan mengenal sifat pengendapan dan perubahan warna yang terjadi
bila ditambahkan dengan senyawa kimia tertentu.
2. Waktu Praktikum : Selasa, 15 Desember 2009
3. Tempat : Laboratorium Kimia Dasar lantai II, FMIPA Universitas
Mataram
B. LANDASAN TEORI
Protein (protos yang berarti ”paling utama") adalah senyawa organik kompleks yang
mempuyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Peptida dan protein
merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus
amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya
digolongkan sebagai polipeptida. Proetin banyak terkandung di dalam makanan yang
sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya.
Secara umum, sumber dari protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat
penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki
sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita
untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Oleh karena itu,
kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida dari suatu
protein, membuktikan adanya asam amino bebas dalam suatu protein, membuktikan
adanya asam amino yang berinti benzena, mengetahui kelarutan protein terhadap suatu
pelarut tertentu, dan mengetahui titik isoelektrik dari suatu protein secara
kualitatif.(Jalip,2008:17)
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang paling erat
hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Didalam sel, protein terdapat sebagai
protein struktural maupun sebagai protein metabolik. Protein metabolik ikut serta dalam
31
reaksi-reaksi biokimia dan mengalami perubahan bahkan mungkin sintesa protein baru.
Penentuan protein dalam makanan sebaiknya mengenai kuantitas maupun kualitasnya.
Kuantitas protein ditentukan melalui penentuan nitrogen total dengan metoda dstruksi (
Djaeni,2004:53).
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya
larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang
sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan
kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan
menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi
molekul-molkeul protein. Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk
pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan
berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan
peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Semua asam
amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi dengan
ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan
hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning (Trevor,1995:76).
Telur mempunyai manfaat yang begitu banyak bagi tubuh dan di dalam telur itu
sendiri tersimpan sumber protein, vitamin, mineral, dan lemak dan semua itu sangat
penting bagi tubuh kita. Melihat pentingnya protein dan lemak bagi tubuh manisia dan
belum ada pengujian pengasianan telur menggunakan MgCl2 dan KCl. Oleh sebab itu
perlu adanya pengujian protein dan lemak pada telur asin hasil pengasinan dengan abu
pelapah kelapa ( Wulansih, 2008 : 5).
C. ALAT dan BAHAN
1. Alat - alat:
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
- Penangas air
- Gelas kimia
- Penjepit
32
2. Bahan-bahan:
- Putih telur
- ZnSO4 encer
- HNO3 pekat
- Asam cuka
- NaOH 40%
- CuSO4 0,5%
- Aquades
- HgCl2
- Alpha naftol
- H2SO4 pekat
- Kertas Label
- Tisue
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Uji Kualitatif Protein
a. Pengendapan dengan Logam Berat
+ Setetes ZnSO4 encer (tabung I )
+ ZnSO4 encer berlebih (tabung II )
+ CuSO4 (tabung III)
+ HgCl2 (tabung IV)
Larutan Protein encer
Hasil
33
b. Pengendapan dengan Asam
+ 3 mL HNO3 pekat
+ 2 tetes asam cuka ∆ 5 menit
2. Uji Warna Protein
a. Reaksi Biuret
+ 1 mL NaOh 40 % + 1 tetes CusO4 0,5 %
b. Xanthoprotein
+ 3 mL HNO3 pekat ∆ (penangas air)
Dinginkan
+ NH3
5 mL larutan protein
Hasil
3 mL larutan protein
Hasil
5 mL larutan protein
Hasil
5 mL larutan protein
Hasil
Tabung I Tabung I
Hasil
34
c. Molisch
+ 2 mL larutan alpha naftol Di kocok
+ 1 mL H2SO4 (dialirkan pelan-pelanmelalui dinding tabung)
E. HASIL PENGAMATAN
A. Uji Kualitatif Protein 1. Pengendapan dengan Logam Berat
Langkah Kerja Pengamatan (Perubahan Warna)
Tabung I Larutan protein encer + setetes ZnSO4 encer → Terjadi endapan (bagi 2 tabung)
Putih telur warna bening terdapat endapan putih susu
Tabung II Endapan 1 + larutan ZnSO4 berlebih
Larutan bening
Tabung IV Endapan ditambah CuSO4
Terdapat endapan kental
Tabung V HgCl2
Larutan membentuk koloid bewarna putih
2. Pengendapan oleh asam
Langkah Kerja Pengamatan (Perubahan Warna)
a. 3 ml larutan asam nitrat pekat + 3 ml larutan protein lewat dinding tabung dengan memiringkan tabung
b. 5 ml larutan protein + 2 tetes larutan 1
N asam cuka. Panaskan tabung dalam penangas air (5 menit)
a. putih telur berubah menjadi warna kuning, bagian atas tampak keruh. - asam nitrat tidak dapat melarutkan
putih telur - larutan putih susu dan mengental
b. protein mengendap (warna putih)
setelah dipanaskan larutan dapat larut dan bewarna putih keruh
5 mL larutan protein
Hasil
Hasil
35
B. Uji Warna Protein
Langkah Kerja Pengamatan
a) Reaksi Biuret 3 ml larutan protein + 1 ml larutan NaOH 40% tambahkan 1 tetes CuSO4 0,5%
d) Reaksi Santoprotein
1) 3 ml larutan protein dan 1 ml larutan HNO3 pekat dipanaskan dengan penangas
2) Dinginkan dibagi dalam 2 tabung
3) Tabung I ditambahkan amonia
e) Reaksi Molisch o 1 ml larutan protein + 2 larutan
alpha-Naftol dan kocok o Alirkan ke dalam tabung reaksi 1
ml H2SO4 pekat berlahan-lahan melalui dinding tabung (tabung agak dimiringkan)
Protein + NaOH→ serat putih (kental + CuSO4)↓
- warna ungu pada bagian atas - bagian bawah kental
Sebelum dipanaskan larutan bewarna kuning bening, setelah dipanaskan di dalamnya terdapat endapan kering
Terdapat Terdapat endapan coklat susu dalam larutan. Filtrate bewarna coklat + H2SO4 terbentuk cincin bewarna merah bata. Bagian atas bewarna merah dan bagian bawah bewarna kuning bening
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan reaksi
a. reaksi pengandapan kasein
[Na2+] [Kasein]2- + 2CH3COOH Ca(CH3COO)2 + Kasein
b. reaksi xantoprotein NH2 NH2
CH2 CH2 CH COOH OH CH2CHCOOH
c. reaksi Biuret
O O O NH2
NH2 C NH C NH2 NH2 C NH C + NH3
CuSO4 + H2O Cu(OH)2 + H2SO4
Cu(OH)2 + NH3 warna ungu
36
d. Reaksi Molisch
O
R C OH + Cu2+ R CH2OH + Cu2O↓ (merah bata
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini akan dilakukan uji kualitatif protein, ada beberapa percobaan
yang akan dilakukan pada percobaan ini antara lain : pengendapan dengan logam berat,
pengendapan denhgan asam, reaksi biuret, reaksi xanthoprotein, dan reaksi molisch.
Adapun Inti dari praktikum ini ialah denaturasi protein, dimana struktur protein
dirusak karena adanya perubahan kondisi sekitar yang tidak dapat ditolerir oleh protein itu
sendiri, baik karena adanya logam berat, pH, suhu dan sebagainya. Hal tersebut
ditunjukkan oleh terbentuknya endapan, dan perubahan warna.
Pada proses pengendapan dengan logam berat. Proses pengendapan dilakukan
dengan dengan menambahkan ZnSO4 encer. Fungsi penambahan ini adalah untuk
mengendapkan protein. Pada proses ini diperoleh gumpalan protein di dasar tabung. Yang
berbeda ialah hanya kondisi yang digunakan. Seperti kita ketahui bersama, protein tersusun
dari asam amino, dimana asam amino ini memiliki muatan yang berbeda, ada kation dan
anion, jadi bias besifat asam maupun basa. Dengan adanya logam berat, muatan yang
dimilik oleh logam akan mengganggu kestabilan dari struktur protein hingga akhirnya
terjadi pemutusan ikatan polipetida yang mengakibatkan terbentuknya endapan. Hal yang
serupa terjadi pada penambahan asam, muatan yang seimbang pada protein terganggu oleh
adnya ion H+ yang menyebabkan protein dalam suasana basa dan kelebihan electron yang
mebuat ikatan polipetida tidak sabil dan putus.
Untuk uji warna protein, dilakukan tiga macam reaksi, yaitu reksi biuret, reaksi
xanthoprotein, dan reaksi molisch. Pada percobaan reaksi biuret, reagen biuret, dan CuSO4
akan membentuk kompleks dengan protein yang ditunjukkan warna ungu pada larutan.
Percobaan ini khas untuk ikatan peptide. Sedangkan pada reaksi xantoprotein, asam nitrat
ditambahkan kedalam larutan protein kemudian dipanaskan menyebabkan warna kuning.
Fungsi dari pemanasan disini adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi dan akibat dari
pemanasan ini adalah adanya endapan kering didasr tabung. Reaksi xanthoprotein adalah
membuktikan nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein yang
ditunjukkan dengan warna oranye pada endapan protein tersebut. Kemudian yang paling
terakhir adalah reaksi molisch. Pada reaksi ini terdapat endapan coklat susu, kemudian
37
filtratnya ditambahkan H2SO4 yang menyebabkan terbentuknya cincing bewarna merah
bata. Bagian atas bewarna merah lapisan ini dicurigai merupakan gugus pentosa pada
protein yang lepas, sedangkan bagian bawah bewarna kuning bening yang merupakan
senyawa organic yang terekstrak pada larutan naftol yang bersifat nonpolar.
H. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan analisis data, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Uji Biuret adalah suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau
lebih, dapat beraksi dengan ion Cu 2+ dalam suasana basa dan menghasilkan
senyawa komplek yang berwarna biru ungu
2. pengendapan protein dengan asam merubah kelarutan protein
3. penmbahan NaOH berfungsi agar larutan protein menjadi alkalis
4. warna ungu timbul karena adanya reaksi antara protein dan Cu2+ dalam
suasana alkali
5. dasar uji xnthoprotein yaitu nitrasi inti benzena asam amino dalam protein
menjadi senyawa nitro bewarna kuning.
6. Endapan pada putih telur menunjukan hasil yang positif (ada warna lembayung
). Hal ini disebkan karena adanya protein yang terkandung dalam endapan
tersebut.
7. Putih telur yang ditambah HNO3 akan menghasilkan gumpalan – gumpalan
kuning. Hal ini disebabkan karena larutan asam nitrat jika di tambahkan dengan
HNO3 ke dalam larutan protein akan terbentuk endapan putih yang dapat
berubah kuning apabila di panaskan. Reaksi ini terjadi karena nitrasi pada inti
benzena yang terdapat pada molekul protein.
38
DAFTAR PUSTAKA
Djaeni, Achmad.2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid IA. Jakarta: Penerbit
Dian Rakyat
Jalip, I.S. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Laboratorium Kimia
Fakultas Biologi Universitas Nasional Press
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi.Bandung : Penerbit ITB Wulansih, Suprapti. 2008. Uji Protein dan Lemak Pada Telur Asin Hasil Pengasinan Abu
Pelepah Kelapa. Jurnal Penelitian dan Skripsi.
39
ACARA IV
BAHAN MAKANAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum :
a. Menentukan dan membenadingkan berat jenis air susu (air susu
murni, air susu yang diencerkan 1 kali dengan aquades, dan filtrat air susu
dari percobaan pengendapan kasein (B3)
b. Menguji air susu
c. Menguji air susu secara kualitatif dengan pengendapan kasein
d. Menguji reaksi warna protein dengan menggunakan beberapa
pereaksi
e. Menguji endapan kasein dengan menggunakan Grease Spot Test (tes noda
lemak)
f. Menunjukkan adanya laktalbumin dari pengendapan kasein
g. Menunjukkan adanya laktosa dari filtrat pengendapan kasein
2. Waktu Praktikum : Sabtu, 21 November 20089
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar Lantai II, FMIPA Universitas
Mataram
B. LANDASAN TEORI
Bahan makanan disebut juga komoditas pangan dalam perdagangan,ialah apa yang
kuta beli, kita masak, dan kita susun menjadi hidangan. Contoh dari bahan makanan adalah
beras, jagung, daging. Telur dan sebagainya. Ada kelompok ahli gizi yang menambahkan
air dan oksigen sebagai makanan pula. Bahan makanan itu terdiri dari karbohidrat, protein,
lemak dan viatamin. Karbohidrat misalnya,adalah nama kelompok bagi ikatan-ikatan
organic yang mempunyai fungsi menghasilkan energi dan mempunyai karakteristik sejenis.
Karbohidrat terdiri dari unsure C, H, O dan merupakan polyalcohol. Lemak juga
merupakan kumpulan ikatan-ikatan organic dengan berbagai struktur molekul, tapi
mempunyai karakteristik yang sama yaitu larut dalam zat-zat pelarut tertentu. Bahan
makanan sering juga disebut bahan pangan dan dalam perdagangan disebut komoditi
40
pangan adalah apa yang kita produksi atau perdagangkan, seperti daging, sayur, buah dan
juga termasuk susu.(Soediaoetama,2004:17)
Di dalam makanan terkandung banyak senyawa antara lain protein, lemak,
karbohidat, vitamin, mineral, dan air. Salah satu bahan makanan yang bergizi yaitu susu
yang merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat, vitamin (terutama vitamin A dan
niasin) serta mineral seperti kalsium dan fosfor. Satu satuan penukar mengandung 110
- Terbagi 2 lapisan Lapisan atas: coklat susu Lapisan bawah: endapan merah bata
- Kertas saring menjadi
bening → ada lemak - Larutan berwarna
kuning bening terdapat
48
- Berwarna biru - Berwarna coklat
kekuningan
endapan seperti gel
- Berwarna biru
1. Larutan berwarna biru kehijauan, bawah hijau tua
2. Larutan cenderung hijau bening, bawah hijau tua
3. Larutan cenderung berwarna coklat teh, bagian bawah hijau tua
E. ANALISIS DATA
1. Perhitungan Penetapan berat jenis
a. Susu sapi
Ø Susu murni
Dik : m = 83,18 – 31,84 = 51,34 gr
V = 50,177 cm3
Jawab:
Ø Susu encer
Dik : m = 82,21 – 32,21 = 50,00 gr
V = 49,907 cm3
Jawab:
Ø Filtrat kasein
Dik : m = 82,31 – 32,21 = 50,10 gr
V = 49,907 cm3
Jawab:
49
b. Susu kedelai
Ø Susu murni
Dik : m = 82,79 – 31,84 = 50,95 gr
V = 50,249 cm3
Jawab:
Ø Susu encer
Dik : m = 82,13 – 31,88 = 50,25 gr
V = 50,080 cm3
Jawab:
2. Reaksi
Pengendapan kasein
Susu(l) + H2O kasein(s)
50
F. PEMBAHASAN
Penentuan massa jenis pada susu murni maupun susu yang telah diencerkan tidak
memiliki perbedaan tyang signifikan, karena pada dasarnya komponen dasar susu 84%
adalah air, sisanya adalah lemak, protein dan kandungan lainnya. Susu yang maih segar
atau belum dikeluarkan dari tempatnya memiliki pH netral, karena belum terkontaminasi
oleh lingkungan. Ketika dibiarkan bebrapa saat pH susu menjadi turun atau semakin asam,
karena bakteri pembusuk yang terdapat pada susu mulai bekerja, hal ini ditunjukkan
dengan berubahnya kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan semula ketika wadah
susu baru di buka tidak ada perubahan pada kertas lakmus.
Setiap protein memiliki aktivitas biologis yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya, baik suhu, pH dsb. Suatu protein aktivitas biologisnya akan berlangsung secara
optimum jika suhu, pH dan lingkungan sekitarnya pada kondisi yang tepat. Jika tidak,
maka protein akan terdenaturarisasi, sama halnya pada susu. Untuk percobaan
pengendapan kasein dan menunjukkan adanya lactalbumin diperoleh endapan karena pH
dan suhunya dirubah sehingga kedua protein tersebut terdenaturarisasi.
Percobaan selanjutnya untuk menunjukkan adanya kandungan karbohirat pada susu.
Dari reaksi benedict diperoleh endapan merah bata, yang menunujukkan adanya
karbohidrat pada susu yaitu lactosa. Dan yang terakhir adalah grease spot test, yaitu uji
noda lemak, lemak sangat mudah dipisahkan dari susu karena sifanya yang mudah larut
dalm pelarut nonpolar, sedangkan komponen lainya mudah larut dalam air. Hal ini
dimanfaatkan untuk membuktikan adanya lemak dengan melarutkan kesein kering hasil
percobaan sebelumnya dalam eter. Lemak secara langsung terlarut dalam eter sedangkan
komponen susu yang lain tidak. Eter yang mudah menguap akan ikut membawa lemak
menguap, akan tetapi karena adanya kertas saring, molekul minyak yang besar tidak dapat
melewati kertas saring, sehingga lemak akan tertinggal dikertas saring, sedangkan eter aka
habis menguap. Hal ini ditunjukkan oleh noda transparan yang merupakan lemak yang
tertinggal.
Dari keseluruhan acara tersebut, dapat dibuktikan beberapa hal yaitu susu
mengandung air, protein, karbohidrat, dan lemak. Serta banyak hal lagi yang dapat dikaji
dari susu.
51
G. KESIMPULAN
1. Massa jenis antara susu murni, dan susu yang telah diencerkan tidak jauh
berbeda, karena susu murni terdiri dari 84% air.
2. Susu murni jika didiamkan dalam keadaan terbuka akan mengalami
pembusukkan oleh bakteri, ditunjukkan oleh pHnya yang semula netral menjadi
asam.
3. Protein sangat mudah rusak jika pH dan suhunya dirubah, dan akan engalami
denaturarisasi dibuktikan dengan adanya endapan (terkoagulasi).
4. Susu terbukti mengandung protein, karbohirat dan lemak
52
DAFTAR PUSTAKA
Ajiel. 2009. Pengaruh Jenis Bahan penstabil dan Lama Simpan Terhadap Sifat Fisik
Kimia Mikrobiologi dan Organoleptik Susu Jagung Manis Kacang Hijau Germinasi. Jurnal Unila: Lampung.
Deman, John M.. 1997. Kimia Makanan. Bandung: ITB-Press. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga. Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press. Soediaoetama, Djaeni Achmad. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan profesi jilid IA.
Jakarta : Penerbit Dian Rakyat
53
ACARA V
PENETAPAN AMILASE (WOHLGEMUTH)
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar amilase
(diastase) dalam air seni
2. Waktu Praktikum : Senin, 23 November 2009
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia dasar, FMIPA-Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Organisme dapat hidup karena didalamnya terdapat senyawa dan reaksi yang
serempak dan sengat teratur. Senyawa organik berikatan kovalen, sehingga umumnya
reaksi dalam larutan berair berjalan lambat bila dilakukan dilaboratorium. Akan tetapi
dalam organisme, reaksi organik berlangsung cepat, karena adanya katalis khusus yang
disebut enzim. Enzim dapat mempercepat laju reaksi 109-1010 kali dibanding dengan enzim
hanya bekerja pada satu jenis reaksi, sehingga reaksi sampingan yang tidak diharapkan
dapat dihindari (Syukri,1999.722).
Amilase adalah enzim golongan glikosida hidrolase yang paling penting. Enzim
pengurai pati ini dapat dipilah dalam dua kelompok, ada yang disebut enzim
pengacabangan yang secara khas menghidrolisis ikatan 1,6 antara rantai-rantai, dan enzim
yang memutuskan ikatan 1,4 antara satuan glukosa pada rantai lurus. Golongan terakhir
terdiri atas endoenzim yang memutus ikatan-ikatan pada titik acak sepanjang rantai dan
eksoenzim yang memutus ikatan pada titik khusus dekat ujung rantai. Perilaku ini telah
digambarkan oleh machell diantarsambungkan dengan ikatan 1,6 glikosida membentuk
molekul yang dangat bercabang-cabang. Molekul terdiri atas tiga jenis rantai antara lain :
rantai A tanpa penyelih, rantai B mengandung rantai lain yang terikat pada hidroksil
primer, dan molekul hanya mengandung hanya satu rantai C dengan satuan glukosa
mereduksi yang bebas. Panjang rantai itu 25 sampai 30 satuan dalam pati dan hanya 10
satuan glikogen dalam glikogen ( Deman, 1997 : 454).
54
Enzim amilase dapat mencegah ikatan-ikatan pada amilum sehingga terbentuk
maltosa. Ada tiga macam enzim amilase, yaitu : α-amilase, β-amilase, . α-amilase terdapat
dalam saliva dan pangkreas. Enzim ini mencegah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilum
yang disebut molekul amilum. Sebab enzim ini mencegah bagian dalam atau bagian tengah
molekul amilum. β-amilase terutama terdapat pada tumbuhan dan dinamakan ekso
amilase, sebab memecah dua unit glukosea yang terdapat pada ujung molekul amilum
secara berurutan sehingga pada akhirnya terbentuk maltosa ( Poedjiadi, 2007 : 155).
Diastase merupakan kelompok enzim yang mempercepat penguraian pati menjadi
maltosa. Diastase ini merupakan enzim yang ditemukan pada tahun 1833 oleh Anselme
Payen, yang menemukannya dalam larutan malt. Sekarang, diastase terdapat dalam bentuk
α-, β-, or γ-amylase ( semuanya merupakan hidrolase) yang memutus ikatan karbohidrat
(http:// en.wikipedia.org/wiki/diastase.htm)
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh
peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah
melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat mekanisme berkeringat dan juga rasa haus
yang kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini. Fungsi utama
urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan
dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi,
sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan
saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak
berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh,
bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan menghasilkan
bau yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea.
(http://wikipediaindonesia.com).
Urine merupakan hasil filtrasi darah oleh glomelorus ginjal. Tujuannya adalah
membersihkan darah dari sisa-sisa metabolisme dan mengatur jumlah air dan metabolisme
55
dan elektrolit tubuh. Fungsi ini disebut sebagai fungsi homeostatik tubuh oleh ginjal yang
dijalankan oleh glomelorus dan tubuli (Panil, 2008:140)
Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam
suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat
yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena
enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah
terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis
enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan
perbedaanstruktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-
amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa. Enzim
merupakan protein berbentuk bundar yang diperlukan untuk semua reaksi kimia yang
berlangsung di dalam tubuh. Sebagian kecil enzim diproduksi di kelenjar liur di bagian
mulut. Namun kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh kelenjar pankreas. Ada dua
golongan enzim, yaitu enzim pencernaan yang berfungsi sebagai katalisator, dan enzim
metabolisme yang bertanggung jawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk
kembali sel-sel dalam tubuh. Enzim pencernaan yang utama terdiri dari enzim protease
Azmi, Johni. 2006. Penentuan Kondisi Optimum Fermentasi Aspergillus Oryzae Untuk
Isolasi Enzim Amilase Pada Medium Pati Biji Nangka (Arthocarphus Heterophilus
Lmk). Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):55-58.
Deman, M John. 1997. Kimia Makanan Edisi 2. Bandung : ITB Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. UI : UI Press. Hutagalung, Halomoan. 2007. Karbohidrat. Sumatera Utara: USU Press
Wirahadikusumah, M. 2008. Biokimia (Enzim, Protein, dan Asam Nukleat). Bandung : ITB