MAKALAHMETABOLISME ASAM LEMAK TAK JENUH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah
Biokimia
Disusun Oleh :KELOMPOK II
Budi Santoso Eva Fujiyanti Eliawati Ghea Kurniawan Firman Taofik
Ivan Vavlove Ika Sartika Dewi Maulidini Rahayu Melawati Mulyati Nia
Niti Nilla Meidiana Ridwan Effendi Omay Halimah Reka Rosiana Widya
Rohmawati
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN SUBANGJln.Brigjen
Katamso No.37 telp(0264)412250Tahun Akademik 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt,yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta kesempatan kepada kelompok
kami,sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Biokimia
Metabolisme Asam Lemak Tak Jenuh ini tepat pada waktunya. Tidak
lupa pula kami menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada Dosen
pembimbing kami yaitu Ibu Vely maula syifa yang telah membimbing
serta mengajarkan kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Seperti kata pepatah Tiada gading yang Tak
Retak, demikian pula dengan makalah ini, tentu masih banyak
kekurangan, maka dari pada itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses
pembelajaran bagi para mahasiswa, terutama bagi kami sebagai
penyusun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang
1B. Rumusan Masalah1BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Lemak2B.
Pengertian asam Lemak tak jenuh4BAB III PENUTUPA. Kesimpulan 15B.
Saran 15DAFTAR PUSTAKA
15
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangLipid merupakan salah satu kelompok senyawa
organic yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang
sangat berguna bagi kehidupan manusia. Senyawa lipid tidak
mempunyai rumus struktur yang mirip atau serupa. Sifat kimai dan
fungsi biologinya juga berbeda-beda.Jaringan bawah kulit di sekitar
perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid
terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atal
dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30%.Lipida
(dari kata Yunani, Lipos, lemak) dikenal oleh masyarakat awam
sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi),
lemak, dan lilin. Istilah "lipida" mengacu pada golongan senyawa
hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob, yang esensial dalam
menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena
nonpolar, lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau
alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau
kloroform.
B. TUJUAN Untuk mengetahui metabolisme lemak tak jenuh.
BAB IIPEMBAHASAN A. Pegertian LemakLemak adalah ester dari
gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi.gliserol ialah
suatu trihidroksi alcohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi
tiap atom karbom mempunyai gugus OH. 1. Struktur lemakSatu molekul
gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga, molekul asam lemak
dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida atau
trigliserida.
HO CH2 HO CH
HO CH2
Gliserol
R1 COO CH2
HO CH
HO CH2
Monogliserida HO CH2
R2 COO CH
R3 COO CH2
DigliseridaR1 COO CH2
R2 COO CH
R3 COO CH2
Trigliserida
Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam
lemak, oleh karena itu lemak adalah trigliserida. R1-COOH, R2-COOH,
dan R3-COOH. Ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol.
2.1 Fisis Lemaka. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa
zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.b. Lemak
yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam
lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga
molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 C, sedangkan
triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai
titik lebur 17 C.c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek
larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai
panjang tidak larut dalam air. (Mengapa?)d. Semua lemak larut dalam
kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang
baik.
2.2 SIFAT KIMIA LEMAKa. Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi
(Latin, sapo = sabun)Pada pembahasan terdahulu telah diketahui
bahwa lemak dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang paling umum
adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali
disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam
lemak yang disebut sabunReaksi umum:
Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan.
Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram
KOH yang dibutuhkan untuk menyabun satu gram lemak atau minyak.
Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang
pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa
besarnya bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul lemak
tersebut.b. HalogenasiAsam lemak tak jenuh, baik bebas maupun
terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I2
tau Br2) pada ikatan rangkapnyaGambar :
Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan
banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen
yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk menentukan
derajat ketidak jenuhan. Untuk menentukan derajat ketidak jenuhan
asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan
yodium. Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan banyaknya
gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat
bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul
yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh
karena itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula
bilangan yodium.
c. HidrogenasiSejumlah besar industri telah dikembangkan untuk
merubah minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi
katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak menjadi
lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan
proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas
hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 C) yang
mengandung katalis nikel yang terdispersi.
B. Pengertian Lemak tak jenuhSebagaimana pembahasan sebelumnya
bahwa molekul lemak terbentuk dari gliserol dan tiga asam lemak.
Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis
asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Asam lemak jenuhAsam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua
ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal
(jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat. Asam
lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang
mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam
oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.a. Pengertian dan struktur
asam lemak Asam lemak adalah asam organic yang terdafat sebagai
ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau
tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai
karbon panjang dengan rumus umum.
OR-C-OHDimana R adalah rangkai karbon yang jenuh atau yang tidak
jenuh dan terdiri atas 4-24 buah atom karbon. Rantai karbon yang
jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap,
sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai kabon tidak
jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon
genap.Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak
yang mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Asam lemak
tidak jenuh dapat mengandung satu ikatan rangkap atau lebih. CH3
(CH2 )7 CH = CH (CH2 )7 - COOHAsam Oleat Asam oleat mengandung satu
ikatan rangkap. Adanya ikatan rangkap ini memungkinkan terjadinya
isomer sis-trans.HC (CH2)7 COOH HC (CH2 )7 - COOH HC (CH2 )7 CH3
CH3 ( CH2)7 CH Asam oleat (sis)asam elaidat (trans)Asam lemak tidak
jenuh yang terdapat dalam alam adalah isomer sis.CH3 (CH2)4 CH = CH
CH2 CH = CH (CH2 )7 - COOH Asam linolenatAsam linoleat mempunyai
dua ikatan rangkap, sedangkan asam linolenat mempunyai tiga ikatan
rangkap. CH3 CH2 CH = CH CH2 CH = CH CH2 - CH = CH (CH2 )7 COOHAsam
linolenat ( )CH3 ( CH2 )4 CH = CH CH2 CH = CH = CH2 CH = CH ( CH2
)4 - COOHAsam linolenat ()
b. Macam-macam asam lemak tak jenuhTabel Asam Lemak Tak Jenuh
yang Memiliki Makna Fisiologis dan NutrisiJumlah Atom C serta
Jumlah dan Posisi Ikatan RangkapFamilyNama UmumNama
SistematikKeberadaan
Asam Monoenoat (satu ikatan rangkap)
16:1;97Palmitoleatcis-9-HeksadesenoatPada hampir semua lemak
18:1;99Oleatcis-9-OktadesenoatMungkin asam lemak tersering dalam
lemak alami
18:1;99Elaidattrans-9-OktadesenoatLemak terhidrogenasi dan
ruminansia
Asam Dienoat (dua ikatan rangkap)
18:2;9,126Linoleatall-cis-9, 12-OktadekadienoatJagung, kacang
tanah, biji kapas, kedelai, dan banyak minyak nabati
Asam Trienoat (tiga ikatan rangkap)
18:3;6,9,126 Linoleatall-cis-6,9,12-OktadekatrienoatSebagian
tumbuhan, misalnya minyak evening primrose, minyak borage, asam
lemak minor pada hewan
18:3;9,12,153 Linoleatall-cis-9,12,15-OktadekatrienoatSering
ditemukan bersama asam linoleat, tetapi terutama pada minyak biji
rami
Asam Tetraenoat (empat ikatan rangkap)
20:4;5,8,11,146Arakidonatall-cis-5,8,11,14-EikosatetranoatDitemukan
dalam lemak hewan; komponen penting fosfolipid pada hewan
Asam Pentanoat (lima ikatan rangkap)
20:5;5,8,11,14,173Timnodonatall-cis-5,8,11,14,17-EikosapentaenoatKomponen
penting pada minyak ikan, misalnya hati ikan cod, mackerel,
menhaden, minyak salmon
Asam Heksanoat (enam ikatan rangkap)
22:6;4,7,10,13,16,193Servonatall-cis-4,7,10,13,16,19-DokosaheksaenoatMinyak
ikan, fosfolipid dalam otak
c. Oksidasi asam lemak tidak jenuhSeperti asam lemak jenuh,
tahap pertama oksidasi asam lemak tidak jenuh adalah pembentukan
asilkoenzim a . selanjutnya molekul asilkoenzim a dari asam lemak
tidak jenuh tersebut mengalami pemecahan melalui proses oksidasi
seperti molekul asam lemak jenuh, hingga terbentuk senyawa-
sis-sis-asil Ko A atau trans-sis-asilKoA, yang tergantung pada
letak ikatan rangkap pada molekul tersebut. Untuk mendapatkan
gambaran yang menyeluruh dari proses oksidasi ini, akan diberikan
contoh oksidasi asam linoleat. Tahapan reaksi dalam oksidasi
dibawah ini :Linoleat KoA
d. Kepentingan BiomedisKandungan asam lemak tak jenuh di dalam
lemak alami merupakan penentu utama titik leleh dan sekaligus
fluiditasnya. Demikian pula, senyawa fosfolipid pada membran sel
mengandung asam lemak tak jenuh yang penting untuk mempertahankan
fluiditas membran. Rasio asam lemak tak jenuh majemuk
(polyunsaturated fatty acids) terhadap asam lemak jenuh (saturated
fatty acids) yang disingkat sebagai rasio P : S di dalam makanan
merupakan faktor utama dalam penurunan konsentrasi kolesterol
plasma melalui cara-cara diet dan dipandang menguntungkan untuk
mencegah penyakit jantung koroner. Prostaglandin dan tromboksan
merupakan hormon lokal yang disintesis dengan cepat saat diperlukan
dan bekerja di dekat lokasi sintesisnya. Peranan fisiologis utama
yang dimiliki oleh prostaglandin adalah sebagai modulator aktivitas
adenilil siklase, misal (1) dalam mengontrol agregasi trombosit dan
(2) dalam menghambat efek hormon antidiuretik di dalam ginjal.
Obat-obat anti-inflamasi non steroid, seperti aspirin, bekerja
dengan menghambat sintesis prostaglandin. Leukotrien mempunyai
sifat kemotaktik dan kontraktan otot yang menunjukkan bahwa
golongan senyawa ini memainkan peranan penting dalam reaksi alergi
dan inflamasi. Campuran senyawa leukotrien telah diketahui sebagai
zat anafilaksis yang bereaksi lambat (slow reacting substance of
anaphylaxis; SRS-A). Dengan menganekaragamkan porporsi berbagai
asam lemak tak jenuh majemuk di dalam makanan / diet, tipe senyawa
eikosanoid yang disintesis bisa dipengaruhi sehingga memberikan
petunjuk bahwa kita dapat mempengaruhi perjalanan penyakit dengan
cara diet.
e. Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal Disintesis Oleh Sistem D 9
DesaturaseSehubungan dengan asam lemak tak jenuh tunggal (mono
unsaturated fatty acids) yang nonesensial, beberapa jaringan
termasuk hati dianggap bertanggung jawab atas pembentukannya dari
asam lemak jenuh. Ikatan rangkap pertama yang disisipkan ke dalam
asam lemak jenuh hampir selalu berada pada posisi D9. Sebuah sistem
enzim, yakni D9 desaturase (Gambar 25-2) di dalam retikulum
endoplasma, akan mengkatalisis konversi palmitoil-KoA menjadi
pamitoleil-KoA, atau steroil-KoA menjadi oleil-KoA. Oksigen dan
salah satu dari NADH atau NADPH diperlukan untuk reaksi tersebut.
Enzim tersebut tampaknya serupa dengan suatu sistem monooksigenase
yang melibatkan sitokrom b5 (hidroksilase) (Bab 13). Enzim tersebut
terdiri atas tiga komponen protein, yaitu NADH-sitokrom b5
reduktase, sitokrom b5 dan desaturase yang sensitif-sianida serta
mengandung besi nonheme. Mekanisme pengeluaran hidrogen dari rantai
asil belum dipahami sepenuhnya.f. Sintesis Asam Lemak Tak Jenuh
Majemuk Melibatkan Sistem Enzim Disaturase Dan ElongaseIkatan
rangkap tambahan yang disisipkan ke dalam asam lemak tak jenuh
tunggal yang ada, selalu dipisahkan satu sama lain oleh gugus
metilen (diselingi metilen), kecuali pada bakteri. Pada hewan
dengan derajat lebih tinggi, semua ikatan rangkap tambahan
disisipkan diantara ikatan rangkap yang ada dan gugus karboksil,
tetapi pada tanaman dengan derajat lebih tinggi penyisipan ikatan
rangkap bisa terjadi di antara ikatan rangkap yang ada dan atom
karbon w (gugus terminal metil). Jadi, karena mempunyai enzim D9
desaturase hewan dapat menyintesis kelompok asam lemak w9 (asam
oleat) secara lengkap melalui penggabungan proses pemanjangan
rantai dengan desaturasi (Gambar 25-3). Akan tetapi, karena hewan
tidak mampu menyintesis baik asam linoleat (w6) maupun asam
a-linoleat (w3) mengingat sistem enzim desaturase yang diperlukan
itu tidak ada, maka kedua asam ini harus diperoleh dari dalam
makanan untuk melaksanakan sintesis anggota lainnya dari kelompok
asam lemak tak jenuh majemuk w6 dan w3. Linoleat dapat
dikonversikan menjadi arakidonat (Gambar 25-4). Lintasannya
mula-mula terjadi melalui dehidrogenase KoA lewat g-linoleat yang
kemudian diikuti oleh penambahan unit dua karbon lewat malonil-KoA
dalam sistem mikrosom bagi pemanjangan rantai (Gambar 23-6) untuk
memberikan eikosatrienoat (dihomo g-linoleat). Senyawa terakhir ini
membentuk arakidonat melalui dehidrogenasi selanjutnya. Sistem
dehidrogenasinya serupa dengan sistem yang diuraikan di atas untuk
asam lemak jenuh. Dengan demikian kebutuhan nutrisional arakidonat
dapat dipenuhi sendiri jika terdapat cukup linoleat di dalam
makanan. Kecuali palmitoleat (16:1, w7) dan asam lemak yang
bersesuaian dengan 18:1, w7 yang ditemukan di dalam otak yang
sedang berkembang, asam-asam lemak lainnya dari famili w7 tidak
ditemukan dengan jumlah berapa pun.Sistem desaturasi dan
pemanjangan rantai sangat menurun kerjanya pada keadaan puasa,
setelah pemberian glukagon serta epinefrin, dan dalam keadaan tanpa
insulin seperti pada penyakit diabetes melitus tipe I.g. Gejala
Defisiensi Timbul Jika Asam Lemak Esensial Tidak Terdapat Dalam
MakananPada tahun 1928, Evans dan Burr memperhatikan bahwa tikus
yang diberi makan nonlipid murni dengan ditambahkan vitamin A dan D
ternyata menunjukkan penurunan laju pertumbuhan dan defisiensi
sistem reproduksi. Penelitian selanjutnya memperlihatkan bahwa
sindrom defisiensi tersebut bisa disembuhkan dengan penambahan asam
linoleat, a-linolenat dan arakidonat ke dalam makanannya. Gambaran
klinis selanjutnya pada sindrom tersebut mencakup kulit yang
bersisik, nekrosis pada ekor dan lesi pada sistem urinarius, tetapi
semua kondisi tersebut tidak fatal. Asam-asam lemak ini ditemukan
dengan konsentrasi yang tinggi dalam berbagai minyak nabati dan
dengan jumlah yang sedikit di dalam daging hewan yang sudah
dipotong (karkas).Fungsi asam lemak esensial tampak beragam
walaupun tidak bisa ditentukan dengan jelas, selain fungsi
pembentukan prostaglandin dan leukotrien (lihat bawah). Asam lemak
esensial ditemukan pada lipid pembangun struktur sel dan berkenaan
dengan integritas struktural membran mitokondria.Asam arakidonat
terdapat dalam membran sel dan membentuk 5-15% asam lemak dalam
fosfolipid. Asam dekoheksaenoat (DHA : w3, 2:6) yang disintesis
dari asam a-linoleat atau diperoleh langsung dari minyak ikan,
terdapat dengan konsentrasi yang tinggi di dalam retina mata,
korteks serebri, testis dan sperma. DHA terutama diperlukan bagi
perkembangan otak dan dipasok lewat plasenta serta air susu. Segmen
sebelah luar sel-sel batang retina mengandung DHA dengan
konsentrasi yang sangat tinggi dan dengan sebagian besar fosfolipid
yang mengandung sedikitnya satu molekul. Fluiditas yang tinggi
sebagai akibat dari keadaan di atas tampaknya diperlukan bagi
pelaksanaan fungsi rodopsin yang jika diaktifkan oleh sebuah foton
akan menimbulkan gerakan lateral dan rotasi di dalam membran.
Penderita retinitis pigmentosa dilaporkan memiliki kadar DHA yang
rendah di dalam darahnya. Bayi prematur mempunyai aktivitas enzim
D4 desaturase yang rendah sehingga menurunkan kemampuannya dalam
menyintesis DHA dari prekursor asam lemak n-3.Diantara banyak
fungsi struktural yang dimilikinya, asam lemak esensial defisiensi
asam lemak esensial, asam lemak polienoat non esensial dari
kelompok w9 akan menggantikan asam lemak esensial dalam fosfolipid,
senyawa lipid kompleks lainnya dan membran sel, khususnya asam
eikosatrienoat D5,8,11 (Gambar 25-3). Rasio triena : tetraena dalam
lipid plasma dapat digunakan untuk mendiagnosis derajat defisiensi
asam lemak esensial.Asam Lemak-Trans Dapat Bersaing dengan Asam
Lemak-CisAsam lemak takjenuh trans dengan jumlah yang kecil
ditemukan di dalam lemak hewan pemamah biak (misal, lemak mentega
memiliki 2-7%) yang dihasilkan dari kerja mikroorganisme di usus
hewa tersebut; tetapi, keberadaan asam lemak takjenuh-trans dengan
jumlah yang besar dalam minyak nabati yang terhidrogenasi sebagian
(misal, margarin) menimbulkan pertanyaan tentang kemanannya sebagai
bahan aditif makanan. Sampai sebanyak 15% dari asam lemak jaringan
ditemukan pada saat otopsi dengan konfigurasi trans. Sampai saat
ini tidak ada efek serius yang bisa dibuktikan kebenarannya.
Meskipun demikian, asam lemak ini lebih banyak dimetabolisasi
seperti asam lemak jenuh daripada seperti asam lemak takjenuh-cis,
yang mungkin disebabkan oleh bentuk rantai-lurusnya yang serupa
(Bab 16). Dalam masalah ini, asam lemak tersebut cenderung
menaikkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL sehingga pemberiannya
dikontraindikasikan guna mencegah penyakit aterosklerosis dan
jantung koroner (Bab 28). Asam lemak takjenuh majemuk-trans tidak
memiliki aktivitas asam lemak esensial dan dapat mengatagonisasi
metabolisme asam lemak esensial serta memperberat kelainan
defisiensi asam lemak esensial.
BAB IIIPENUTUP
A. KesimpulanLemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam
karboksilat suku tinggi. Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa
molekul lemak terbentuk dari gliserol dan tiga asam lemak. Oleh
karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam
lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:Asam lemak jenuh dan Asam lemak
tak jenuh.
B. SaranLemak tak jenuh merupakan molekul yang sangat di
butuhkan bagi tubuh namun juga memberikan dampak negative jika
berlebihan. Oleh karena itu, komsumsi lemak tak jenuh harus dalam
keadaan seimbang. Lemak tak jenuh harus dapat di manfaatkan dalam
bentuk lain berdasarkan berbagai bentuknya misalnya minyak.
DAFTAR PUSTAKA
PUJIADI, ANNA, 1994.Dasar dasar biokimia/Universitas Indonesia:
Jakarta
Hadioetomo, R.S., 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium
Mikrobiologi, Gramedia, Jakarta.