Top Banner

of 172

BIOGRAFI Umar Bin Khattab

Oct 19, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Sang Singa Padang PasirBIOGRAFIBeliau memiliki nama lengkapUmar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Rabah bin Qurth bin Razah bin Ady bin Kaab bin Luay, terlahir di Mekkah, dari BaniAdi, salah satu rumpun suku Quraisy yakni suku yang mulia dan memiliki martabat yang tinggi dikalangan bangsa Arab. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisy dan ibunya Hantamah binti Hasyim, dari marga Bani Makhzum. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad yaituAl Faruqyang berarti orang yang bisa memisahkan antara yang haq dan bathil.Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.Umar bin Khattab memiliki kecerdasan yang luar biasa. Salah satu keahliannya adalah mampu memperkirakan hal-hal yang akan terjadi dimasa datang.Ia memiliki watak yang keras, berani dan disiplin. Sehingga ketika remaja ia adalah seorang pegulat yang sering tampil pada pesta tahunan pasar Ukaz. Umar juga memiliki tutur bahasa yang halus dan kemampuan bicara yang fasih. Oleh karena itu ia sering dipilih menjadi wakil kabilahnya untuk melakukan perundingan-perundingan dengan suku lain.Pekerjaan Umar sehari-hari adalah berdagang, terkadang ia juga pergi ke Syam untuk berniaga. Disamping itu ia juga memelihara ternak milik ayahnya.Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaumjahiliyahMekkah saat itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adatMekkahyang masih barbar. Setelah memelukIslamdi bawahNabi Muhammad S.A.W., Umar dikabarkan menyesali perbuatannya dan menyadari kebodohannya saat itu sebagaimana diriwayatkan dalam satuhadits"Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku".Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuhalkoholsama sekali. Tetapi, setelah masuk Islam, belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas. Sehingga ada kisah, pada malam hari, Umar bermabuk-mabukkan sampai Subuh. Ketika waktu Subuh tiba, beliau pergi ke masjid dan ditunjuk sebagai imam. Ketika membaca surat Al-Kafirun, karena ayat 3 dan 5 bunyinya sama, setelah membaca ayat ke 5, beliau ulang lagi ke ayat 4 terus menerus. Akhirnya, Allah menurunkan larangan bermabuk-mabukkan yang tegas.*****

MEMELUK ISLAMBeliau radhiallaahu 'anhu dikenal sebagai seorang yang temperamental dan memiliki harga diri yang tinggi. KetikaNabi Muhammad S.A.W.menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan bahwa kaumMuslimsaat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad S.A.W.Sebenarnya, secara lahiriyah apa yang menghinggapi perasaannya amatlah kontras, antara keharusan menghormati tatanan adat yang telah dibuat oleh nenek moyangnya, kekaguman terhadap mental baja kaum muslimin dalam menghadapi berbagai cobaan demi menjaga aqidah mereka serta timbulnya berbagai keraguan dalam dirinya sementara sebagai seorang cendikiawan dia beranggapan bahwa apa yang diseru oleh Islam bisa saja lebih agung dan suci dari selainnya; oleh karena itu begitu memberontak langsung saja dia berteriak lantang.Bermula dari tindakannya pada suatu malam, ia bermalam di luar rumahnya, lalu dia pergi menuju al-Haram dan masuk ke dalam tirai Ka'bah. Saat itu, Nabi Shallallhu 'alaihi wasallam tengah berdiri melakukan shalat dan membaca surat al- Haqqah. Pemandangan itu dimanfaatkan oleh Umar untuk mendengarkannya dengan khusyu' sehingga membuatnya terkesan dengan susunannya. Dia berkata: "Aku berkata pada diriku: 'Demi Allah! Ini (benar) adalah (ucapan) tukang sya'ir sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Quraisy!'. Lalu beliau Shallallhu 'alaihi wasallam membaca : "Innah laqaulu raslin karm. Wa m huwa biqauli sy'ir. Qallan m tu'minn (artinya: Sesungguhnya Al-Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia, dan Al-Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kalian beriman kepadanya)" (Q.S. al-Hqqah: 40-41). Lantas aku berkata pada diriku: "Ini adalah (ucapan) tukang tenung". Lalu beliau meneruskan bacaannya: "Wa l biqauli khin. Qallan m tadzakkarn. Tanzlun min rabbil 'lamn (artinya: 'Dan, bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kalian mengambil pelajaran darinya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Rabb semesta alam')" (Q.S. al-Hqqah: 42-43). Hingga akhir surat tersebut maka, ketika itulah Islam memasuki::relung::hatiku".Inilah awal benih-benih Islam merangsak ke dalam relung hati Umar ibn al-Khattab. Tetapi kulit luar sentimentil jahiliyyah dan fanatisme terhadap tradisi serta kebanggaan akan agama nenek moyang justru mengalahkan inti hakikat yang dibisikkan oleh hatinya. Akhirnya, dia tetap bergiat dalam upayanya melawan Islam, tanpa menghiraukan perasaan yang bersemayam dibalik kulit luar tersebut.Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Rasulullah. Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umarbin Khattab, Mau kemana wahai Umar? Umarbin Khattabmenjawab, Aku ingin membunuh Muhammad. Lelaki tadi berkata, Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad? Maka Umar menjawab, Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu. Tetapi lelaki tadi menimpali, Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesugguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini.Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa pada suatu ketika Umar berjalan ditengah terik matahari yang menyengat. Ia memergoki Lila dan suaminya , Amir bin Rabiah, yang hendak menaiki untanya untuk pergi ke negeri Habsyi.Hei hendak kemana kalian?! teriak Umar.Engkau telah menganiaya kami dan seluruh kawan-kawan yang mengikuti seruan Muhammad dengan kejam. Sekarang kami mau mengungsi ke bumi Allah, ke tempat dimana kami dapat beribadah dengan tenang tanpa terganggu lagi. Jawab Laila dengan pasrah.Hm, mudah-mudahan Allahmu yang tak kelihatan itu menyertai kalian. Sahut Umar denagn sebal. Kemudian Ia pergi sambil mulutnya menyumpah-nyumpah.Dipersimpangan jalan, Umar bertemu dengan Sa`ad bin Abi Waqash, salah seorang sahabat dekatnya.Mau kemana kau anak Khattab? Mengapa kau menghunus pedangmu?. Sapa Saad bin Abi Waqash.Aku hendak mencari Muhammad, si budak celaka itu akan kucincang tubuhnya dengan pedangku ini sampai lumat. Si bodoh itu sungguh berani mendirikan agama baru, sehingga terputuslah hubungan persaudaraan kita. Orang-orang kita dianggapnya tolol, berhala-berhala kita dicaci maki, agama nenek moyang kita dicemoohnya, dan masih bertumpuk-tumpuk lagi kejahatannya. Akan kuhabisi nyawa si bedebah laknat itu!Ah, Umar! Kau ini lebih kecil dan lebih hina dari Muhammad . Kata Saad. Seperti tak melihat wajah umar yang merah padam menahan amarah. Bagaimana kau akan membunuhnya? Kau kira semua keturunan Abdul Muthalib akan diam berpangku tangan. Mereka pasti akan memburu dan membunuhmu.Sejenak Umar melongo, ia tak menyangka bahwa sahabatnya akan berkata seperti itu kepada dirinya. Dengan kasar kemudian ia membentak: Rupanya sekarang kau telah berani terhadapku, Saad!, ini pertanda kau juga telah berganti agama. Benar yang ku katakan.!?Saad Abi Waqash diam hanya mengangguk.Kurang ajar! teriak Umar dengan gusar. Jadi kau sudah mengikuti ajakan Muhammad itu? Hm, dengan demikian diantara kita halal saling menumpahkan darah, Saad. Akan kuhabisi nyawamu sekarang juga!!Hai Umar! Kepada orang lain dan sahabatmu kau berani bersikap kejam, tapi kepada adik iparmu kau diam saja! kata Saad seraya mencabut pedangnya untuk menghadapi serangan Umar.Apa yang kau katakan?! teriak Umar melototkan matanya. Apakah Fatimah dan suaminya juga menjadi pengikut Muhammad.?Apakah kau pura-pura tak tahu, atau memang tak tahu bahwa mereka telah lama menjadi pengikut Muhammad yang taat?. Kata Saad.Kurang ajar! gemeletuk gigi Umar menahan geram. Tak disangka adik dan suaminya juga telah memeluk islam. Akan kubunuh mereka berdua. Akan ku potong kepala mereka.!Dengan cepat Umar meninggalkan Saad untuk menuju rumah adiknya dengan masih menghunus pedang. Di rumahnya, Fatimah saat itu bersama suaminya, Said bin Zaid, tengah belajar Al-Quran dari Khabab bin Al-Arat, bekas budak Umar sendiri.Khabab bin al-Arat yang membawa shahfah (lembaran Al-Quran) bertuliskan: "Thha" dan membacakannya untuk keduanya, sebab dia secara rutin mendatangi keduanya dan membacakan Al-Quran terhadap keduanya. Tatkala Khabab mendengar gerak-gerik Umar, dia menyelinap ke bagian belakang rumah sedangkan saudara perempuan Umar menutupi shahifah tersebut. Ketika mendekati rumah, Umar telah mendengar bacaan Khabab terhadap mereka berdua, karenanya saat dia masuk langsung bertanya: "Apa gerangan suara bisik-bisik yang aku dengar dari kalian?".Keduanya menjawab: "tidak, hanya sekedar perbincangan::diantara::kami".Dia berkata lagi: "Nampaknya, kalian berdua sudah menjadi::penganut::ash-Shbiah".Iparnya berkata: "wahai Umar! Bagaimana pendapatmu jika kebenaran itu berada pada selain agamamu?".Mendengar itu, Umar langsung melompat ke arah iparnya tersebut lalu memukulnya hingga terluka dan berdarah. Lantas saudara perempuannya datang dan mengangkat suaminya menjauh darinya namun dia justru ditampar oleh Umar sehingga darah mengalir dari wajahnya, dalam riwayat Ibnu Ishaq disebutkan bahwa dia memukulnya sehingga memar terluka. Saudaranya berkata dalam keadaan marah: "Wahai Umar! Jika kebenaran ada pada selain agamamu, maka bersaksilah bahwa tiada Tuhan (Yang berhak disembah) selain Allah dan bersaksilah bahwa Muhammad adalah Rasulullah".Manakala Umar merasa putus asa dan menyaksikan kondisi saudaranya yang berdarah, dia menyesal dan merasa malu, lalu berkata: "Berikan kitab yang ada ditangan kalian ini kepadaku dan bacakan untukku!".Saudaranya itu berkata: "Sesungguhnya engkau itu najis, dan tidak ada yang boleh menyentuhnya melainkan orang-orang yang suci; oleh karena itu, berdiri dan mandilah!". Kemudian dia berdiri dan mandi, lalu mengambil kitab tersebut dan membaca: Bismillhirrahmnirrahm. Dia berseloroh: "Sungguh nama-nama yang baik dan suci". Kemudian dia melanjutkan dan membaca (artinya): "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Illah (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku". (QS. 20/thha: 14). Dia berseloroh lagi: "Alangkah indah dan mulianya kalam ini! Kalau begitu, tolong bawa aku ke hadapan Muhammad!".Saat Khabab mendengar ucapan Umar, dia segera keluar dari persembunyiannya sembari berkata: "Wahai Umar, bergembiralah karena sesungguhnya aku berharap engkaulah yang dimaksud dalam doa Rasulullah pada malam Kamis : "Ya Allah! Muliakanlah/kokohkanlah Islam ini dengan salah seorang dari dua orang yang paling Engkau cintai: Umar ibn al-Khattab atau Abu Jahal (Amru) bin Hisyam". Sementara Rasulullah (saat ini) ada di rumah yang terletak di kaki bukit Shafa.Beliau berada dirumah Al Arqam, sedang berdakwah.Dimana rumah Al Arqam.? Tanya UmarDikampung Shafa.Umar mengambil pedangnya sembari menghunusnya, lalu berangkat hingga tiba di rumah tempat beliau Shallallhu 'alaihi wasallam berada tersebut. Dia mengetuk pintu, lalu seorang penjaga pintu mengintip dari celah-celah pintu tersebut dan melihatnya menghunus pedang. Penjaga tersebut kemudian melaporkan hal itu kepada Rasulullah. Para shahabat yang berjaga bersiaga penuh mengantisipasinya. Gelagat mereka tersebut mengundang tanda tanya Hamzah:"Ada apa gerangan dengan kalian?".Mereka::menjawab:;;"Umar!".Dia berkata: "Oh, Umar! Bukakan pintu untuknya! Jika dia datang dengan niat baik, kita akan membantunya akan tetapi jika dia datang dengan niat jahat, kita akan membunuhnya dengan pedangnya sendiri".Saat itu, Rasulullah masih di dalam rumah dan diberitahu perihal Umar, maka beliau pun keluar menyongsongnya dan menjumpainya di bilik. Beliau memegang baju dan gagang pedangnya, lalu menariknya dengan keras, seraya bersabda : "Tidakkah engkau akan berhenti dari tindakanmu, wahai Umar hingga Allah menghinakanmu dan menimpakan bencana sebagaimana yang terjadi terhadap al-Walid bin al-Mughirah? Ya Allah! Inilah Umar bin Khattab!:Ya::Allah! Muliakanlah/kokohkanlah Islam dengan Umar bin al-Khattab!". Umar berkata : "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (Yang berhak disembah) selain Allah dan engkau adalah Rasulullah". Dan dia pun masuk Islam yang disambut dengan pekikan takbir oleh penghuni rumah sehingga terdengar oleh orang yang berada::didalam::al-Masjid::(al-Haram).Umar radhiallaahu 'anhu merupakan sosok yang memiliki rasa harga diri yang tinggi dan keinginan yang tidak boleh dihalang-halangi; oleh karena itulah, keislamannya menimbulkan goncangan luar biasa di kalangan kaum Musyrikun dan membuat mereka semakin terhina dan patah arang sementara bagi kaum Muslimin, hal itu menambah 'izzah, kemuliaan dan kegembiraan.Ibnu Ishaq meriwayatkan dengan sanadnya dari Umar, dia berkata : "Tatkala aku sudah masuk Islam, aku mengingat-ingat, sesiapa penduduk Mekkah yang paling keras terhadap Nabi Shallallhu 'alaihi wasallam. Aku berkata: Pasti Abu Jahal lah orangnya". Lalu aku datangi dia dan aku ketuk pintu rumahnya. Dia pun keluar menyambutku::sembari::berkata:::"Selamat datang! Ada apa denganmu?"."Aku datang untuk memberitahumu bahwa aku telah beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad, serta membenarkan apa yang telah dibawanya".Lalu dia menggebrak pintu di hadapan wajahku sembari::berkata:::"Mudah-mudahan Allah menjelekkanmu dan apa yangengkaubawa".Dalam versi Ibnu al-Jauziy disebutkan bahwa Umar radhiallaahu 'anhu berkata : "Dulu, jika seseorang masuk Islam, maka orang-orang menggelayutinya lantas memukulinya dan dia juga memukuli mereka, namun tatkala aku telah masuk Islam, aku mendatangi pamanku, al-'shiy bin Hsyim, dan memberitahukan kepadanya hal itu, dia malah masuk rumah. Lalu aku pergi ke salah seorang pembesar Quraisy sepertinya Abu Jahal dan memberitahukannya perihal keislamanku, tetapi dia juga malahmasukrumah".Ibnu Hisyam juga menyebutkan -demikian pula Ibnu al-Jauziy secara ringkas- bahwa ketika dia (Umar) masuk Islam, dia mendatangi Jamil bin Ma'mar al-Jumahiy yang merupakan penyambung lidah Quraisy yang paling getol dan memberitahukan kepadanya tentang keislamannya, orang ini langsung berteriak dengan sekeras-kerasnya bahwa Ibnu al-Khaththab telah menjadi penganut ash-Shbiah. Umar pun menimpali di belakangnya : "Dia bohong, akan tetapi aku telah masuk Islam". Merekapun menyergapnya sehingga akhirnya terjadilah pertarungan antara Umar seorang diri melawan mereka. Pertarungan itu baru selesai saat matahari sudah berada tepat diatas kepala mereka, tetapi Umar sudah nampak kepayahan. Dia hanya bisa duduk sementara mereka berdiri dekat kepalanya. Dia berkata kepada mereka :"Lakukanlah apa yang kalian suka. Sungguh aku bersumpah atas nama Allah, bahwa andai kami berjumlah tiga ratus orang, niscaya telah kami biarkan mereka untuk kalian atau kalian biarkan mereka untuk kami".Setelah kejadian itu, kaum Musyrikun berangkat dalam jumlah besar menuju rumahnya dengan tujuan akan membunuhnya. Imam al-Bukhariy meriwayatkan dari 'Abdullah bin Umar, dia berkata :"Saat Umar berada di rumahnya dalam kondisi cemas, datanglah al-'sh bin Wil as-Sahmiy, Abu Amruu, sembari membawa mantel dan baju yang dilipat dan terbuat dari sutera. Dia berasal dari suku Bani Sahm yang merupakan sekutu kami di masa Jahiliyyah. Umar berkata kepadanya: "Ada apa denganmu?"."Kaummu mengaku akan membunuhku bila aku masukIslam",katanya.Umar berkata setelah mengatakan kepadanya : kamu aman : "kalau begitu, tidak akan ada yang bisa melakukan hal itu terhadapmu".Asl-sh kemudian keluar dan mendapatkan banyak orang yang sudah memadati lembah tersebut, lantas dia berkata kepada mereka:" hendak kemana kalian?"Mereka menjawab:"menemui si Ibnu al-Khaththab yang sudah menjadi penganut ash-Shbiah ini!".Dia menjawab: "kalian tidak akan bisa melakukan hal itu terhadapnya". Orang-orang itupun pergi secara bergerilya.Dalam riwayat Ibnu Ishaq disebutkan : "Demi Allah! Seolah-olah mereka itu bagaikan pakaian yang tersingkap".Demikianlah dampak keislamannya terhadap kaum Musyrikun, sedangkan terhadap kaum muslimin adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Mujhid dari Ibnu 'Abbas, dia berkata : "Aku bertanya kepada Umar: 'kenapakamudijulukial-Frq?::'.Dia berkata: 'Hamzah masuk Islam tiga hari lebih dahulu dariku selanjutnya dia menceritakan kisah keislamannya, dan diakhirnya dia berkata lalu aku berkata (saat::aku::sudah::masuk::Islam):"Wahai Rasulullah! Bukankah kita berada diatas kebenaran;mati::ataupun::hidup?".Beliau Shallallhu 'alaihi wasallam menjawab: "Tentu saja! Demi Yang jiwaku berada ditanganNya, sesungguhnya kalian berada diatas kebenaran; mati ataupun::hidup".Lalu aku berkata: "Lantas untuk apa bersembunyi-sembunyi? Demi Yang telah mengutusmu dengan kebenaran, sungguh kita harus keluar (menampakkan diri). Lalu beliau Shallallhu 'alaihi wasallam membagi kami dalam dua barisan; salah satunya dipimpin oleh Hamzah dan yang lainnya, dipimpin olehku. Deru debu dan pasir tersebut yang ditinggalkannya ibarat ceceran gandum yang dihaluskan. Akhirnya kami memasuki al-Masjid al-Haram. Kemudian aku menoleh ke arah Quraisy dan Hamzah; mereka tampak diliputi oleh kesedihan yang tidak pernah mereka rasakan seperti itu sebelumnya. Sejak saat itulah, Rasulullah menamaiku al-Frq ".Ibnu Mas'ud sering berkata : "Sebelumnya, kami tak berani melakukan shalat di sisi Ka'bah hingga Umar masuk::Islam".Dari Shuhaib bin Sinan ar-Rmiy radhiallaahu 'anhu, dia berkata : "Ketika Umar masuk Islam, barulah Islam menampakkan diri dan dakwah kepadanya dilakukan secara terang-terangan. Kami juga berani duduk-duduk secara melingkar di sekitar Baitullah, melakukan thawaf, mengimbangi perlakuan orang yang kasar kepada kami serta membalas sebagian yang diperbuatnya".Dari 'Abdullah bin Mas'ud, dia berkata:"kami senantiasa merasakan 'izzah sejak Umar masuk Islam".*****

Kehidupan di MadinahPada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad S.A.W. dan pemeluk Islam lainberhijrah(migrasi) keYatsrib(sekarangMadinah) . Ia juga terlibat padaperang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Nabi Muhammad S.A.W. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad S.A.W. dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka ia ikut menyiksa para pengikutnya Nabi Muhammad S.A.W.*****

Wafatnya RasulullahPada saat kabar wafatnya Nabi Muhammad S.A.W. pada 8 Juni632M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah) di Madinah sampai kepada umat Muslim secara keseluruhan, Umar dikabarkan sebagai salah seorang yang paling terguncang atas peristiwa itu. Persiapan pemakamannya dihambat oleh Umar yang melarang siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Ia berkeras bahwa Nabi tidaklah wafat melainkan sedang tidak berada dalam tubuh kasarnya, dan akan kembali sewaktu-waktu. Abu Bakar yang kebetulan sedang berada di luar Madinah, demi mendengar kabar itu lantas bergegas kembali. Ia menjumpai Umar sedang menahan muslim yang lain dan lantas mengatakan.Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah mati. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati.Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Quran :Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Surat Ali Imran ayat 144).Umar lantas menyerah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan.*****

Kekhalifahan Umar Bin KhattabPada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk menggantikannya. Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqash mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk shalat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk shalat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia shalat.Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar itulah penaklukan-penaklukan penting dilakukan orang Arab. Tak lama sesudah Umar pegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Arab menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636), pasukan Arab berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641, pasukan Arab telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639, pasukan Arab menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.Penyerangan Arab terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Arab terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637, terjadi di masa kekhalifahan Umar. Menjelang tahun 641, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Arab. Dan bukan cuma itu, pasukan Arab bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642) mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar di tahun 644, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara.Sama pentingnya dengan makna penaklukan-penaklukan yang dilakukan Umar adalah kepermanenan dan kemantapan pemerintahannya. Iran, kendati penduduknya masuk Islam, berbarengan dengan itu mereka memperoleh kemerdekaannya dari pemerintahan Arab. Tetapi Suriah, Irak dan Mesir tidak pernah memperoleh hal serupa. Negeri-negeri itu seluruhnya diArabkan hingga saat ini.Umar sudah barangtentu punya rencana apa yang harus dilakukannya terhadap daerah-daerah yang sudah ditaklukkan oleh pasukan Arab. Dia memutuskan, orang Arab punya hak-hak istimewa dalam segi militer di daerah-daerah taklukan, mereka harus berdiam di kota-kota tertentu yang ditentukan untuk itu, terpisah dari penduduk setempat. Penduduk setempat harus bayar pajak kepada penakluk Muslimin (umumnya Arab), tetapi mereka dibiarkan hidup dengan aman dan tenteram. Khususnya, mereka tidak dipaksa memeluk Agama Islam. Dari hal itu sudahlah jelas bahwa penaklukan Arab lebih bersifat perang penaklukan nasionalis daripada suatu perang suci meskipun aspek agama bukannya tidak memainkan peranan.Keberhasilan Umar betul-betul mengesankan. Sesudah Nabi Muhammad, dia merupakan tokoh utama dalam hal penyerbuan oleh Islam. Tanpa penaklukan-penaklukannya yang secepat kilat, diragukan apakah Islam bisa tersebar luas sebagaimana dapat disaksikan sekarang ini. Lebih-lebih, kebanyakan daerah yang ditaklukkan dibawah pemerintahannya tetap menjadi Arab hingga kini. Jelas, tentu saja, Muhammadlah penggerak utamanya jika dia harus menerima penghargaan terhadap perkembangan ini. Tetapi, akan merupakan kekeliruan berat apabila kita mengecilkan saham peranan Umar. Penaklukan-penaklukan yang dilakukannya bukanlah akibat otomatis dari inspirasi yang diberikan Muhammad. Perluasan mungkin saja bisa terjadi, tetapi tidaklah akan sampai sebesar itu kalau saja tanpa kepemimpinan Umar yang brilian.Memang akan merupakan kejutan buat orang Barat yang tidak begitu mengenal Umar membaca penempatan orang ini lebih tinggi dari pada orang-orang kenamaan seperti Charlemagne atau Julius Caesar dalam urutan daftar buku ini. Soalnya, penaklukan oleh bangsa Arab di bawah pimpinan Umar lebih luas daerahnya dan lebih tahan lama dan lebih bermakna ketimbang apa yang diperbuat oleh Charlemagne maupun Julius Caesar.Islam sempat dituduh menyebarluaskan dirinya melalui ujung pedang. Tapi riset sejarah modern yang dilakukan kemudian membuktikan bahwa perang yang dilakukan orang Muslim selama kekhalifahan Khulafaurrosyidin adalah untuk mempertahankan diri.Sejarawan Inggris, Sir William Muir, melalui bukunya yang termasyur, Rise, Decline and Fall of the Caliphate, mencatat bahwa setelah penaklukan Mesopotamia, seorang jenderal Arab bernama Zaid memohon izin Khalifah Umar untuk mengejar tentara Persia yang melarikan diri ke Khurasan. Keinginan jenderalnya itu ditolak Umar dengan berkata, Saya ingin agar antara Mesopotamia dan negara-negara di sekitar pegunungan-pegunungan menjadi semacam batas penyekat, sehingga orang-orang Persia tidak akan mungkin menyerang kita. Demikian pula kita, kita tidak bisa menyerang mereka. Dataran Irak sudah memenuhi keinginan kita. Saya lebih menyukai keselamatan bangsaku dari pada ribuan barang rampasan dan melebarkan wilayah penaklukkan. Muir mengomentarinya demikian: Pemikiran melakukan misi yang meliputi seluruh dunia masih merupakan suatu embrio, kewajiban untuk memaksakan agama Islam melalui peperangan belum lagi timbul dalam pikiran orang Muslimin.Umar adalah ahli strategi militer yang besar. Ia mengeluarkan perintah operasi militer secara mendetail. Pernah ketika mengadakan operasi militer untuk menghadapi kejahatan orang-orang Persia, beliau yang merancang komposisi pasukan Muslim, dan mengeluarkan perintah dengan detailnya. Saat beliau menerima kabar hasil pertempurannya beliau ingin segera menyampaikan berita gembira atas kemenangan tentara kaum Muslimin kepada penduduk, lalu Khalifah Umar berpidato di hadapan penduduk Madinah: Saudara-saudaraku! Aku bukanlah rajamu yang ingin menjadikan Anda budak. Aku adalah hamba Allah dan pengabdi hamba-Nya. Kepadaku telah dipercayakan tanggung jawab yang berat untuk menjalankan pemerintahan khilafah. Adalah tugasku membuat Anda senang dalam segala hal, dan akan menjadi hari nahas bagiku jika timbul keinginan barang sekalipun agar Anda melayaniku. Aku berhasrat mendidik Anda bukan melalui perintah-perintah, tetapi melalui perbuatan.Pada tahun 634 M, pernah terjadi pertempuran dahsyat antara pasukan Islam dan Romawi di dataran Yarmuk. Pihak Romawi mengerahkan 300.000 tentaranya, sedangkan tentara Muslimin hanya 46.000 orang. Walaupun tidak terlatih dan berperlengkapan buruk, pasukan Muslimin yang bertempur dengan gagah berani akhirnya berhasil mengalahkan tentara Romawi. Sekitar 100.000 orang serdadu Romawi tewas sedangkan di pihak Muslimin tidak lebih dari 3000 orang yang tewas dalam pertempuran itu. Ketika Caesar diberitakan dengan kekalahan di pihaknya, dengan sedih ia berteriak: Selamat tinggal Syria, dan dia mundur ke Konstantinopel.Beberapa prajurit yang melarikan diri dari medan pertempuran Yarmuk, mencari perlindungan di antara dinding-dinding benteng kota Yerusalem. Kota dijaga oleh garnisun tentara yang kuat dan mereka mampu bertahan cukup lama. Akhirnya uskup agung Yerusalem mengajak berdamai, tapi menolak menyerah kecuali langsung kepada Khalifah sendiri. Umar mengabulkan permohonan itu, menempuh perjalanan di Jabia tanpa pengawalan dan arak-arakan kebesaran, kecuali ditemani seorang pembantunya. Ketika Umar tiba di hadapan uskup agung dan para pembantunya, Khalifah menuntun untanya yang ditunggangi pembantunya. Para pendeta Kristen lalu sangat kagum dengan sikap rendah hati Khalifah Islam dan penghargaannya pada persamaan martabat antara sesama manusia. Uskup agung dalam kesempatan itu menyerahkan kunci kota suci kepada Khalifah dan kemudian mereka bersama-sama memasuki kota.Ketika ditawari bersembahyang di gereja Kebaktian, Umar menolaknya dengan mengatakan: Kalau saya berbuat demikian, kaum Muslimin di masa depan akan melanggar perjanjian ini dengan alasan mengikuti contoh saya. Syarat-syarat perdamaian yang adil ditawarkan kepada orang Kristen. Sedangkan kepada orang-orang Yahudi, yang membantu orang Muslimin, hak milik mereka dikembalikan tanpa harus membayar pajak apa pun.Penaklukan Syria sudah selesai. Seorang sejarawan terkenal mengatakan: Syria telah tunduk pada tongkat kekuasaan Khalifah, 700 tahun setelah Pompey menurunkan tahta raja terakhir Macedonia. Setelah kekalahannya yang terakhir, orang Romawi mengaku takluk, walaupun mereka masih terus menyerang daerah-daerah Muslimin. Orang Romawi membangun sebuah rintangan yang tidak bisa dilalui, antara daerahnya dan daerah orang Muslim. Mereka juga mengubah sisa tanah luas miliknya di perbatasan Asia menjadi sebuah padang pasir. Semua kota di jalur itu dihancurkan, benteng-benteng dibongkar, dan penduduk dipaksa pindah ke wilayah yang lebih utara. Demikianlah keadaannya apa yang dianggap sebagai perbuatan orang Arab Muslim yang biadab sesungguhnya hasil kebiadaban Byzantium. Namun kebijaksanaan bumi hangus yang sembrono itu ternyata tidak dapat menghalangi gelombang maju pasukan Muslimin. Dipimpin Ayaz yang menjadi panglima, tentara Muslim melewati Tarsus, dan maju sampai ke pantai Laut Hitam.Menurut sejarawan terkenal, Baladhuri, tentara Islam seharusnya telah mencapai Dataran Debal di Sind. Tapi, kata Thabari, Khalifah menghalangi tentaranya maju lebih ke timur dari Mekran.Suatu penelitian pernah dilakukan untuk menunjukkan faktor-faktor yang menentukan kemenangan besar operasai militer Muslimin yang diraih dalam waktu yang begitu singkat. Kita ketahui, selama pemerintahan khalifah yang kedua, orang Islam memerintah daerah yang sangat luas. Termasuk di dalamnya Syria, Mesir, Irak, Persia, Khuzistan, Armenia, Azerbaijan, Kirman, Khurasan, Mekran, dan sebagian Baluchistan. Pernah sekelompok orang Arab yang bersenjata tidak lengkap dan tidak terlatih berhasil menggulingkan dua kerajaan yang paling kuat di dunia. Apa yang memotivasikan mereka? Ternyata, ajaran Nabi S.A.W. telah menanamkan semangat baru kepada pengikut agama baru itu. Mereka merasa berjuang hanya demi Allah semata. Kebijaksanaan khalifah Islam kedua dalam memilih para jenderalnya dan syarat-syarat yang lunak yang ditawarkan kepada bangsa-bangsa yang ditaklukan telah membantu terciptanya serangkaian kemenangan bagi kaum Muslimin yang dicapai dalam waktu sangat singkat.Bila diteliti kitab sejarah Thabari, dapat diketahui bahwa Umar al-Faruq, kendati berada ribuan mil dari medan perang, berhasil menuntun pasukannya dan mengawasi gerakan pasukan musuh. Suatu kelebihan anugerah Allah yang luar biasa. Dalam menaklukan musuhnya, khalifah banyak menekankan pada segi moral, dengan menawarkan syarat-syarat yang lunak, dan memberikan mereka segala macam hak yang bahkan dalam abad modern ini tidak pernah ditawarkan kepada suatu bangsa yang kalah perang. Hal ini sangat membantu memenangkan simpati rakyat, dan itu pada akhirnya membuka jalan bagi konsolidasi administrasi secara efisien. Ia melarang keras tentaranya membunuh orang yang lemah dan menodai kuil serta tempat ibadah lainnya. Sekali suatu perjanjian ditandatangani, ia harus ditaati, yang tersurat maupun yang tersirat.Berbeda dengan tindakan penindasan dan kebuasan yang dilakukan Alexander, Caesar, Atilla, Ghengiz Khan, dan Hulagu. Penaklukan model Umar bersifat badani dan rohani.Ketika Alexander menaklukan Sur, sebuah kota di Syria, dia memerintahkan para jenderalnya melakukan pembunuhan massal, dan menggantung seribu warga negara terhormat pada dinding kota. Demikian pula ketika dia menaklukan Astakher, sebuah kota di Persia, dia memerintahkan memenggal kepala semua laki-laki. Raja lalim seperti Ghengiz Khan, Atilla dan Hulagu bahkan lebih ganas lagi. Tetapi imperium mereka yang luas itu hancur berkeping-keping begitu sang raja meninggal. Sedangkan penaklukan oleh khalifah Islam kedua berbeda sifatnya. Kebijaksanaannya yang arif, dan administrasi yang efisien, membantu mengonsolidasikan kerajaannya sedemikian rupa. Sehingga sampai masa kini pun, setelah melewati lebih dari 1.400 tahun, negara-negara yang ditaklukannya masih berada di tangan orang Muslim. Umar al-Faruq sesungguhnya penakluk terbesar yang pernah dihasilkan sejarah.Sifat mulia kaum Muslimin umumnya dan Khalifah khususnya, telah memperkuat kepercayaan kaum non Muslim pada janji-janji yang diberikan oleh pihak Muslimin. Suatu ketika, Hurmuz, pemimpin Persia yang menjadi musuh bebuyutan kaum Muslimin, tertawan di medan perang dan di bawa menghadap Khalifah di Madinah. Ia sadar kepalanya pasti akan dipenggal karena dosanya sebagai pembunuh sekian banyak orang kaum Muslimin. Dia tampaknya merencanakan sesuatu, dan meminta segelas air. Permohonannya dipenuhi, tapi anehnya ia tidak mau minum air yang dihidangkan. Dia rupanya merasa akan dibunuh selagi mereguk minuman, Khalifah meyakinkannya, dia tidak akan dibunuh kecuali jika Hurmuz meminum air tadi. Hurmuz yang cerdik seketika itu juga membuang air itu. Ia lalu berkata, karena dia mendapatkan jaminan dari Khalifah, dia tidak akan minum air itu lagi. Khalifah memegang janjinya. Hurmuz yang terkesan dengan kejujuran Khalifah, akhirnya masuk Islam.Khalifah Umar pernah berkata, Kata-kata seorang Muslim biasa sama beratnya dengan ucapan komandannya atau khalifahnya. Demokrasi sejati seperti ini diajarkan dan dilaksanakan selama kekhalifahan ar-rosyidin hampir tidak ada persamaannya dalam sejarah umat manusia. Islam sebagai agama yang demokratis, seperti digariskan Al-Quran, dengan tegas meletakkan dasar kehidupan demokrasi dalam kehidupan Muslimin, dan dengan demikian setiap masalah kenegaraan harus dilaksanakan melalui konsultasi dan perundingan. Nabi S.A.W. sendiri tidak pernah mengambil keputusan penting tanpa melakukan konsultasi. Pohon demokrasi dalam Islam yang ditanam Nabi dan dipelihara oleh Abu Bakar mencapai puncaknya pada jaman Khalifah Umar. Semasa pemerintahan Umar telah dibentuk dua badan penasehat. Badan penasehat yang satu merupakan sidang umum yang diundang bersidang bila negara menghadapi bahaya. Sedang yang satu lagi adalah badan khusus yang terdiri dari orang-orang yang integritasnya tidak diragukan untuk diajak membicarakan hal rutin dan penting. Bahkan masalah pengangkatan dan pemecatan pegawai sipil serta lainnya dapat dibawa ke badan khusus ini, dan keputusannya dipatuhi.Umar hidup seperti orang biasa dan setiap orang bebas menanyakan tindakan-tindakannya. Suatu ketika ia berkata: Aku tidak berkuasa apa pun terhadap Baitul Mal (harta umum) selain sebagai petugas penjaga milik yatim piatu. Jika aku kaya, aku mengambil uang sedikit sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari. Saudara-saudaraku sekalian! Aku abdi kalian, kalian harus mengawasi dan menanyakan segala tindakanku. Salah satu hal yang harus diingat, uang rakyat tidak boleh dihambur-hamburkan. Aku harus bekerja di atas prinsip kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Suatu kali dalam sebuah rapat umum, seseorang berteriak: O, Umar, takutlah kepada Tuhan. Para hadirin bermaksud membungkam orang itu, tapi Khalifah mencegahnya sambil berkata: Jika sikap jujur seperti itu tidak ditunjukan oleh rakyat, rakyat menjadi tidak ada artinya. Jika kita tidak mendengarkannya, kita akan seperti mereka. Suatu kebebasan menyampaikan pendapat telah dipraktekkan dengan baik.Ketika berpidato suatu kali di hadapan para gubernur, Khalifah berkata: Ingatlah, saya mengangkat Anda bukan untuk memerintah rakyat, tapi agar Anda melayani mereka. Anda harus memberi contoh dengan tindakan yang baik sehingga rakyat dapat meneladani Anda.Pada saat pengangkatannya, seorang gubernur harus menandatangani pernyataan yang mensyaratkan bahwa Dia harus mengenakan pakaian sederhana, makan roti yang kasar, dan setiap orang yang ingin mengadukan suatu hal bebas menghadapnya setiap saat. Menurut pengarang buku Futuhul-Buldan, di masa itu dibuat sebuah daftar barang bergerak dan tidak bergerak begitu pegawai tinggi yang terpilih diangkat. Daftar itu akan diteliti pada setiap waktu tertentu, dan penguasa tersebut harus mempertanggung-jawabkan terhadap setiap hartanya yang bertambah dengan sangat mencolok. Pada saat musim haji setiap tahunnya, semua pegawai tinggi harus melapor kepada Khalifah. Menurut penulis buku Kitab ul-Kharaj, setiap orang berhak mengadukan kesalahan pejabat negara, yang tertinggi sekalipun, dan pengaduan itu harus dilayani. Bila terbukti bersalah, pejabat tersebut mendapat ganjaran hukuman.Muhammad bin Muslamah Ansari, seorang yang dikenal berintegritas tinggi, diangkat sebagai penyelidik keliling. Dia mengunjungi berbagai negara dan meneliti pengaduan masyarakat. Sekali waktu, Khalifah menerima pengaduan bahwa Saad bin Abi Waqqashh, gubernur Kufah, telah membangun sebuah istana. Seketika itu juga Umar memutus Muhammad Ansari untuk menyaksikan adanya bagian istana yang ternyata menghambat jalan masuk kepemukiman sebagian penduduk Kufah. Bagian istana yang merugikan kepentingan umum itu kemudian dibongkar. Kasus pengaduan lainnya menyebabkan Saad dipecat dari jabatannya.Seorang sejarawan Eropa menulis dalam The Encyclopedia of Islam: Peranan Umar sangatlah besar. Pengaturan warganya yang non-Muslim, pembentukan lembaga yang mendaftar orang-orang yang mendapat hak untuk pensiun tentara (divan), pengadaan pusat-pusat militer (amsar) yang dikemudian hari berkembang menjadi kota-kota besar Islam, pembentukan kantor kadi (qazi), semuanya adalah hasil karyanya. Demikian pula seperangkat peraturan, seperti sembahyang tarawih di bulan Ramadhan, keharusan naik haji, hukuman bagi pemabuk, dan hukuman pelemparan dengan batu bagi orang yang berzina.Khalifah menaruh perhatian yang sangat besar dalam usaha perbaikan keuangan negara, dengan menempatkannya pada kedudukan yang sehat. Ia membentuk Diwan (departemen keuangan) yang dipercayakan menjalankan administrasi pendapatan negara.Pendapatan persemakmuran berasal dari sumber :Zakat atau pajak yang dikenakan secara bertahap terhadap Muslim yang berharta. Kharaj atau pajak bumi Jizyah atau pajak perseorangan. Dua pajak yang disebut terakhir, yang membuat Islam banyak dicerca oleh sejarawan Barat, sebenarnya pernah berlaku di kerajaan Romawi dan Sasanid (Persia). Pajak yang dikenakan pada orang non Muslim jauh lebih kecil jumlahnya dari pada yang dibebankan pada kaum Muslimin. Khalifah menetapkan pajak bumi menurut jenis penggunaan tanah yang terkena. Ia menetapkan 4 dirham untuk satu Jarib gandum. Sejumlah 2 dirham dikenakan untuk luas tanah yang sama tapi ditanami gersb (gandum pembuat ragi). Padang rumput dan tanah yang tidak ditanami tidak dipungut pajak. Menurut sumber-sumber sejarah yang dapat dipercaya, pendapatan pajak tahunan di Irak berjumlah 860 juta dirham. Jumlah itu tak pernah terlampaui pada masa setelah wafatnya Umar.Ia memperkenalkan reform (penataan) yang luas di lapangan pertanian, hal yang bahkan tidak terdapat di negara-negara berkebudayaan tinggi di zaman modern ini. Salah satu dari reform itu ialah penghapusan zamindari (tuan tanah), sehingga pada gilirannya terhapus pula beban buruk yang mencekik petani penggarap. Ketika orang Romawi menaklukkan Syria dan Mesir, mereka menyita tanah petani dan membagi-bagikannya kepada anggota tentara, kaum ningrat, gereja, dan anggota keluarga kerajaan.Sejarawan Perancis mencatat: Kebijaksanaan liberal orang Arab dalam menentukan pajak dan mengadakan land reform sangat banyak pengaruhnya terhadap berbagai kemenangan mereka di bidang kemiliteran.Ia membentuk departemen kesejahteraan rakyat, yang mengawasi pekerjaan pembangunan dan melanjutkan rencana-rencana. Sejarawan terkenal Allamah Maqrizi mengatakan, di Mesir saja lebih dari 20.000 pekerja terus-menerus dipekerjakan sepanjang tahun. Sejumlah kanal di bangun di Khuzistan dan Ahwaz selama masa itu. Sebuah kanal bernama Nahr Amiril Mukminin, yang menghubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah, dibangun untuk menjamin pengangkutan padi secara cepat dari Mesir ke Tanah Suci.Selama masa pemerintahan Umar diadakan pemisahan antara kekuasaan pengadilan dan kekuasaan eksekutif. Von Hamer mengatakan, Dahulu hakim diangkat dan sekarang pun masih diangkat. Hakim ush-Shara ialah penguasa yang ditetapkan berdasarkan undang-undang, karena undang-undang menguasai seluruh keputusan pengadilan, dan para gubernur dikuasakan menjalankan keputusan itu. Dengan demikian dengan usianya yang masih sangat muda, Islam telah mengumandangkan dalam kata dan perbuatan, pemisahan antara kekuasaan pengadilan dan kekuasaan eksekutif. Pemisahan seperti itu belum lagi dicapai oleh negara-negara paling maju, sekalipun di zaman modern ini.Umar sangat tegas dalam penegakan hukum yang tidak memihak dan tidak pandang bulu. Suatu ketika anaknya sendiri yang bernama Abu Syahma, dilaporkan terbiasa meminum khamar. Khalifah memanggilnya menghadap dan ia sendiri yang mendera anak itu sampai meninggal. Cemeti yang dipakai menghukum Abu Syahma ditancapkan di atas kuburan anak itu.Kebesaran Khalifah Umar juga terlihat dalam perlakuannya yang simpatik terhadap warganya yang non Muslim. Ia mengembalikan tanah-tanah yang dirampas oleh pemerintahan jahiliyah kepada yang berhak yang sebagian besar non Muslim. Ia berdamai dengan orang Kristen Elia yang menyerah. Syarat-syarat perdamaiannya ialah: Inilah perdamaian yang ditawarkan Umar, hamba Allah, kepada penduduk Elia. Orang-orang non Muslim diizinkan tinggal di gereja-gereja dan rumah-rumah ibadah tidak boleh dihancurkan. Mereka bebas sepenuhnya menjalankan ibadahnya dan tidak dianiaya dengan cara apa pun. Menurut Imam Syafii ketika Khalifah mengetahui seorang Muslim membunuh seorang Kristen, ia mengijinkan ahli waris almarhum menuntut balas. Akibatnya, si pembunuh dihukum penggal kepala.Khalifah Umar juga mengajak orang non Muslim berkonsultasi tentang sejumlah masalah kenegaraan. Menurut pengarang Kitab al-Kharaj, dalam wasiatnya yang terakhir Umar memerintahkan kaum Muslimin menepati sejumlah jaminan yang pernah diberikan kepada non Muslim, melindungi harta dan jiwanya, dengan taruhan jiwa sekalipun. Umar bahkan memaafkan penghianatan mereka, yang dalam sebuah pemerintahan beradab di zaman sekarang pun tidak akan mentolerirnya. Orang Kristen dan Yahudi di Hems bahkan sampai berdoa agar orang Muslimin kembali ke negeri mereka. Khalifah memang membebankan jizyah, yaitu pajak perlindungan bagi kaum non Muslim, tapi pajak itu tidak dikenakan bagi orang non Muslim, yang bergabung dengan tentara Muslimin.Khalifah sangat memperhatikan rakyatnya, sehingga pada suatu ketika secara diam-diam ia turun berkeliling di malam hari untuk menyaksikan langsung keadaan rakyatnya. Pada suatu malam, ketika sedang berkeliling di luar kota Madinah, di sebuah rumah dilihatnya seorang wanita sedang memasak sesuatu, sedang dua anak perempuan duduk di sampingnya berteriak-teriak minta makan. Perempuan itu, ketika menjawab Khalifah, menjelaskan bahwa anak-anaknya lapar, sedangkan di ceret yang ia jerang tidak ada apa-apa selain air dan beberapa buah batu. Itulah caranya ia menenangkan anak-anaknya agar mereka percaya bahwa makanan sedang disiapkan. Tanpa menunjukan identitasnya, Khalifah bergegas kembali ke Madinah yang berjarak tiga mil. Ia kembali dengan memikul sekarung terigu, memasakkannya sendiri, dan baru merasa puas setelah melihat anak-anak yang malang itu sudah merasa kenyang. Keesokan harinya, ia berkunjung kembali, dan sambil meminta maaf kepada wanita itu ia meninggalkan sejumlah uang sebagai sedekah kepadanya.Khalifah yang agung itu hidup dengan cara yang sangat sederhana. Tingkat kehidupannya tidak lebih tinggi dari kehidupan orang biasa. Suatu ketika Gubernur Kufah mengunjunginya sewaktu ia sedang makan. Sang gubernur menyaksikan makanannya terdiri dari roti gersh dan minyak zaitun, dan berkata, Amirul mukminin, terdapat cukup di kerajaan Anda; mengapa Anda tidak makan roti dari gandum? Dengan agak tersinggung dan nada murung, Khalifah bertanya, Apakah Anda pikir setiap orang di kerajaanku yang begitu luas bisa mendapatkan gandum? Tidak, Jawab gubernur. Lalu, bagaimana aku dapat makan roti dari gandum? Kecuali bila itu bisa dengan mudah didapat oleh seluruh rakyatku. Tambah Umar.Dalam kesempatan lain Umar berpidato di hadapan suatu pertemuan. Katanya, Saudara-saudara, apabila aku menyeleweng, apa yang akan kalian lakukan? Seorang laki-laki bangkit dan berkata, Anda akan kami pancung. Umar berkata lagi untuk mengujinya, Beranikah anda mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan seperti itu kepadaku? Ya, berani! jawab laki-laki tadi. Umar sangat gembira dengan keberanian orang itu dan berkata, Alhamdulillah, masih ada orang yang seberani itu di negeri kita ini, sehingga bila aku menyeleweng mereka akan memperbaikiku.Seorang filosof dan penyair Muslim tenar dari India menulis nukilan seperti berikut untuk dia : Jis se jigar-i-lala me thandak ho who shabnam Daryaan ke dil jis se dabel jaen who toofan.Seperti embun yang mendinginkan hati bunga lily, dan bagaikan topan yang menggelagakkan dalamnya sungai.Sejarawan Kristen Mesir, Jurji Zaidan terhadap prestasi Umar berkomentar: Pada zamannya, berbagai negara ia taklukkan, barang rampasan kian menumpuk, harta kekayaan raja-raja Persia dan Romawi mengalir dengan derasnya di hadapan tentaranya, namun dia sendiri menunjukkan kemampuan menahan nafsu serakah, sehingga kesederhanaannya tidak pernah ada yang mampu menandingi. Dia berpidato di hadapan rakyatnya dengan pakaian bertambalkan kulit hewan. Dia mempraktekkan satunya kata dengan perbuatan. Dia mengawasi para gubernur dan jenderalnya dengan cermat dan dengan cermat pula menyelidiki perbuatan mereka. Bahkan Khalid bin Walid yang perkasa pun tidak terkecuali. Dia berlaku adil kepada semua orang, dan bahkan juga bagi orang non-Muslim. Selama masa pemerintahannya, disiplin baja diterapkan secara utuh.Michael H. Hart, penulis buku 100 tokoh paling berpengaruh di dunia, menempatkan Umar bin Khattab pada urutan 50 orang paling berpengaruh sepanjang sejarah. Beliau dinilai paling berperan dalam memperluas Daulah Khilafah Islamiyah serta sebagai Penerus cita-cita Nabi Muhammad S.A.W. Nabi Muhammad S.A.W. sendiri berada di urutan pertama sebagai orang paling berpengaruh sepanjang sejarah umat manusia.Adapun jasa-jasa Umar selama menjadi Khalifah adalah :1. Perluasan Wilayah IslamUmar meneruskan kebijakan Abu Bakar siddiq untuk meluaskan wilayah Islam ke luar semenanjung Arab. Pada masa itu, perluasan Islam terjadi besar-besaran dan dikenal dengan periode Futuhat al-Islamiyyah. Secara berturut-turut, pasukan Islam berhasil menguasai Suriah, Persia dan Mesir.2.Menetapkan aturan pembagian harta warisan3.Perumusan prinsip qiyas4.Pengangkatan para hakim5.Pemakaian cambuk dalam melaksanakan hukuman badan6.Penetapan hukuman 80 kali dera bagi pemabuk7.Pemungutan zakat atas kuda yang diperdagangkan8.Larangan penyebutan nama wanita dalam lirik syair9.Penentuan al-manak (kalender) hijriah10.Penyelenggaraan salat terawih berjamaah11.Penambahan kalimat as-Shalatu khairun minan naum pada azan salat subuh.

*****

Wafatnya Umar Bin KhattabPada tahun 23 hijriyah beliau mengerjakan ibadah haji ke Baitul Haram Mekkah. Setelah pulang dari ibadah haji beliau berdoa kepada Allah agar dimatikan dalam keadaan syahid di kota Madinah. Beliau juga mengadu kepada Allah bahwasanya beliau sudah tua sehingga beliau takut kalau tidak mampu menjalankan kewajiban dengan baik.Pada hari Rabu 3 hari sebelum bulan Dzulhijjah berakhir, beliau ditikam Abu luluah Fairuzal-Majusi, budak Mughirah bin Syubah, saat shalat shubuh dengan tiga tikaman. Fairuz adalah orangPersiayang masukIslamsetelahPersia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lu'luah (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Abu Luluah juga menikam sahabat Nabi lainnya yang seluruhnya berjumlah 13 orang. Akibatnya 7 orang meninggal akibat banyak kehilangan darah.Beliau meninggal pada hari Sabtu dalam usia 63 atau 65 tahun. Pada hari Ahad bulan Muharam 24 Hijriyah jenazah beliau dikuburkan di rumah Aisyah, berdampingan dengan kuburan dua sahabatnya, Rasulullah dan Abu Bakar ash-Shiddiq. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Utsman bin Affan.Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu :1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.*****

Khalid bin Walid, Si Pedang AllahKhalid bin Walid adalah seorang panglima perang yang termasyhur dan ditakutidi medan tempur. Ia mendapat julukan Saifullah Al-Maslul (Pedang Allah yang Terhunus). Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang::karirnya.Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi Khalid, adalah istri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali::dengan::baik.Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Perang Uhud, Khalid yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit Uhud, langsung menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Namun justru setelah perang itulah Khalid masuk::Islam.Ayah Khalid, Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia orang yang kaya raya. Dia menghormati Kabah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Kabah. Pada masa ibadah haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang::datang::berkumpul::di::Mina.Suku Bani Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, merekalah yang mengurus gudang senjata dan tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit. Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang lebih dibanggakan seperti Bani Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam di lembah Abu Thalib, orang-orang Bani Makhzumlah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.Ketika Khalid bin Walid masuk Islam, Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat membela panji-panji Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan Khalid diangkat menjadi panglima perang dan menunjukkan hasil kemenangan atas::segala::upaya::jihadnya.Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid bin Walid ditunjuk menjadi panglima pasukan Islam sebanyak 46.000, menghadapi tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Dia sama sekali tidak gentar menghadapinya, dia hanya khawatir tidak bisa mengendalikan hatinya karena pengangkatannya dalam peperangan yang dikenal dengan Perang Yarmuk itu.Dalam Perang Yarmuk jumlah pasukan Islam tidak seimbang dengan pihak musuh yang berlipat-lipat. Ditambah lagi, pasukan Islam yang dipimpin Khalid tanpa persenjataan yang lengkap, tidak terlatih dan rendah mutunya. Ini berbeda dengan angkatan perang Romawi yang bersenjata lengkap dan baik, terlatih dan jumlahnya lebih banyak. Bukan Khalid namanya jika tidak mempunyai strategi perang, dia membagi pasukan Islam menjadi 40 kontingen dari 46.000 pasukan Islam untuk memberi kesan seolah-olah pasukan Islam terkesan lebih besar::dari::musuh.Strategi Khalid ternyata sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di Arab utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima bagian; depan, belakang, kanan, kiri dan tengah. Heraklius telah mengikat tentaranya dengan besi antara satu sama lain. Ini dilakukan agar mereka jangan sampai::lari::dari::peperangan.Kegigihan Khalid bin Walid dalam memimpin pasukannya membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi dan menaklukkan wilayah itu.Perang yang dipimpin Khalid lainnya adalah perang Riddah (perang melawan orang-orang murtad). Perang Riddah ini terjadi karena suku-suku bangsa Arab tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Abu Bakar di Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Rasulullah, dengan sendirinya batal setelah Rasulullah::wafat.Oleb sebab itu, mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan. Maka Abu Bakar mengutus Khalid bin Walid untuk menjadi jenderal pasukan perang Islam untuk melawan kaum murtad tersebut, hasilnya kemenangan ada di pihak Khalid.Masih pada pemerintahan Abu Bakar, Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah pada 634 M. kemudian Khalid bin Walid diperintahkan oleh Abu Bakar meninggalkan Irak untuk membantu pasukan yang::dipimpin::Usamah::bin::Zaid.Ada kisah yang menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas.Hal ini ditunjukkannya saat Khalifah Umar bin Khathab mencopot sementara waktu kepemimpinan Khalid bin Walid tanpa ada kesalahan apa pun. Menariknya, ia menuntaskan perang dengan begitu sempurna. Setelah sukses, kepemimpinan pun ia serahkan kepada penggantinya, Abu Ubaidah bin Jarrah.Khalid tidak mempunyai obsesi dengan ketokohannya. Dia tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan. Itu dianggapnya sebagai sebuah perjuangan dan semata-mata mengharapkan ridha Sang Maha Pencipta. Itulah yang ia katakan menanggapi pergantiannya, "Saya berjuang untuk kejayaan Islam. Bukan karena Umar!"Jadi, di mana pun posisinya, selama masih bisa ikut berperang, stamina Khalid tetap prima. Itulah nilai ikhlas yang ingin dipegang seorang sahabat Rasulullah seperti Khalid::bin::Walid.Khalid bin Walid pun akhirnya dipanggil oleh Sang Khaliq. Umar bin Khathab menangis. Bukan karena menyesal telah mengganti Khalid. Tapi ia sedih karena tidak sempat mengembalikan jabatan Khalid sebelum akhirnya "Si Pedang Allah" menempati posisi khusus di sisi Allah SWT.*****

Amru bin Ash, Pembebas MesirAda tiga orang gembong Quraisy yang amat menyusahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam disebabkan sengitnya perlawanan mereka terhadap da'wahnya dan siksaan mereka terhadap sahabatnya.Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu berdo'a dan memohon kepada Tuhannya agar menurunkan::adzabnya::pada::mereka.Tiba-tiba sementara ia berdo'a dan memohon itu, turunlah wahyu atas kalbunya berupa ayat yang mulia ini:Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim (Q.S. 3 Ali Imran: 128).Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memahami bahwa maksud ayat itu ialah menyuruhnya agar menghentikan do'a untuk menyiksa mereka serta menyerahkan urusan mereka kepada Allah semata. Kemungkinan, mereka tetap berada dalam keaniayaan hingga akan menerima adzab-Nya. Atau mereka bertaubat dan Allah menerima taubat mereka hingga akan mempereroleh::rahmat::karunia-Nya.Maka Amru bin Ash adalah salah satu dari ketiga orang tersebut. Allah memilihkan bagi mereka jalan untuk bertaubat dan menerima rahmat, maka ditunjukiNya mereka jalan untuk menganut Islam, dan Amru bin Ash pun beralih rupa menjadi seorang Muslim pejuang, dan salah seorang panglima yang gagah berani.Dan bagaimana pun juga sebagian dari pendiriannya yang arah pandangannya tak dapat kita terima, namun peranannya sebagai seorang shahabat yang mulia, yang telah memberi dan berbuat jasa, berjuang dan berusaha, akan selalu membuka mata dan hati kita terhadap::dirinya.Dan di sini di bumi Mesir sendiri, orang-orang yang memandang Islam itu adalah Agama yang lurus dan mulia, dan melihat pada diri Rasulnya shallallahu 'alaihi wasallam rahmat dan ni'mat serta karunia, serta penyampai kebenaran utama, yang menyeru kepada Allah berdasarkan pemikiran dan mengilhami kehidupan ini dengan sebagian besar dari kebenaran dan ketaqwaan, orang-orang yang beriman itu akan memendam rasa cinta kasih kepada laki-laki, yang oleh taqdir dijadikan alat-alat bagaimanapun untuk memberikan Islam ke haribaan Mesir, dan menyerahkan Mesir ke pangkuan Islam! Maka alangkah tinggi nilai hadiah itu, dan alangkah besar jasa Pemberinya! Sementara laki-laki yang menjadi taqdir dan dicintai oleh mereka itu, itulah dia Amru bin Ash radhiyallahu::'anhu.Para ahli sejarah biasa menggelari Amru radhiyallahu 'anhu dengan "Penakluk Mesir". Tetapi, menurut kita gelar ini tidaklah tepat dan bukan pada tempatnya. Mungkin gelar yang paling tepat untuk Amru radhiyallahu 'anhu ini dengan memanggilnya "Pembebas Mesir". Islam membuka negeri itu bukanlah menurut pengertian yang lazim digunakan di masa modern ini, tetapi maksudnya tiada lain ialah membebaskannya dari cengkraman dua kerajaan besar yang menimpakan kepada negeri ini serta rakyatnya perbudakan dan penindasan yang dahsyat, yaitu imperium Persia dan Romawi.Mesir sendiri, ketika pasukan perintis tentara Islam memasuki wilayahnya, merupakan jajahan dari Romawi, sementara perjuangan penduduk untuk menentangnya tidak membuahkan hasil apa-apa. Maka tatkala dari tapal batas kerajaan-kerajaan itu bergema suara takbir dari pasukan-pasukan yang beriman: "Allahu Akbar, Allahu Akbar", mereka pun dengan berduyun-duyun segera menuju fajar yang baru terbit itu lalu memeluk Agama Islam yang dengannya mereka menemukan kebebasan mereka dari kekuasaan kisra maupun kaisar.Jika demikian halnya, Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu bersama anak buahnya tidaklah menaklukkan Mesir! Mereka hanyalah merintis serta membuka jalan bagi Mesir agar dapat mencapai tujuannya dengan kebenaran dan mengikat norma dan peraturan-peraturannya dengan keadilan, serta menempatkan diri dan hakikatnya dalam cahaya kalimat-kalimat Ilahi dan dalam::prinsip-prinsip::Islami.Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu, amat berharap sekali akan dapat menghindarkan penduduk Mesir dan orang-orang Kopti dari peperang agar pertempuran terbatas antaranya dengan tentara Romawi saja, yang telah menduduki negeri orang secara tidak sah, dan mencuri harta penduduk dengan sewenang-wenang.Oleh sebab itulah kita dapati ia berbicara ketika itu kepada pemuka-pemuka golongan Nasrani dan uskup-uskup besar mereka, katanya: "Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam membawa kebenaran dan menitahkan kebenaran itu. Dan sesungguhnya beliau shallallahu 'alaihi wasallam telah menunaikan tugas risalahnya kemudian berpulang setelah meninggalkan kami di jalan lurus terang benderang.Di antara perintah-perintah yang disampaikannya kepada kami ialah memberikan kemudahan bagi manusia. Maka kami menyeru kalian kepada Islam Barang siapa yang memenuhi seruan kami, maka ia termasuk golongan kami, beroleh hak seperti hak-hak kami dan memikul kewajiban seperti kewajiban-kewajiban kami dan barang siapa yang tidak memenuhi seruan kami itu, kami tawarkan membayar pajak, dan kami berikan padanya keamanan serta perlindungan. Dan sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kami telah memberitakan bahwa Mesir akan menjadi tanggung jawab kami untuk membebaskannya dari penjajah, dan diwasiatkannya kepada kami agar berlaku baik terhadap penduduknya, sabdanya : Sepeninggalku nanti, Mesir, menjadi kewajiban kalian untuk membebaskannya, maka perlakukanlah penduduknya dengan baik, karena mereka masih mempunyai ikatan dan hubungan kekeluargaan dengan::kita (HR.:Muslim). Maka jika kalian memenuhi seruan kami ini, hubungan kita semakin kuat dan bertambah erat.Amru radhiyallahu 'anhu menyudahi ucapannya, dan sebagian uskup dan pendeta menyerukan: "Sesungguhnya hubungan silaturrahmi yang diwasiatkan Nabimu shallallahu 'alaihi wasallam itu adalah suatu pendekatan dengan pandangan jauh, yang tak mungkin disuruh hubungkan kecuali oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam".Percakapan ini merupakan permulaan yang baik untuk tercapainya saling pengertian yang diharapkan antara Amru radhiyallahu 'anhu dan orang Kopti penduduk Mesir, walau panglima-panglima Romawi berusaha::untuk::menggagalkannya.Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu tidaklah termasuk angkatan pertama yang masuk Islam. Ia baru masuk Islam bersama Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu tidak lama sebelum::dibebaskannya::kota::Mekah.Anehnya keislamannya itu diawali dengan bimbingan Negus raja Habsyi. Sebabnya ialah karena Negus ini kenal dan menaruh rasa hormat terhadap Amru radhiyallahu 'anhu yang sering bolak-balik ke Habsyi dan mempersembahkan barang-barang berharga sebagai hadiah bagi raja. Di waktu kunjungannya yang terakhir ke negeri itu, tersebutlah berita munculnya Rasul yang menyebarkan tauhid dan akhlaq mulia di tanah Arab.Hadits tersebut (HR.:Muslim di atas) memberi petunjuk bahwa orang-orang Kopti di Mesir merupakan paman-paman dari Ismail shallallahu 'alaihi wasallam. Karena ibunda Ismail Siti Hajar seorang wanita warga Mesir, diambil oleh Ibrahim 'alaihi wasallam menjadi isterinya, sewaktu ia datang ke Mesir dan diberi hadiah oleh Fir'aun dan kemudian melahirkan Ismail 'alaihissalam.Maharaja Habsyi itu menanyakan kepada Amru radhiyallahu 'anhu kenapa ia tak hendak beriman dan mengikutinya, padahal orang itu benar-benar utusan Allah? "Benarkah begitu?" tanya Amru radhiyallahu 'anhu kepada Negus. "Benar", ujar Negus, "Turutlah petunjukku, hai Amru dan ikutilah dia! Sungguh dan demi Allah, ia adalah di atas kebenaran dan akan mengalahkan orang-orang::yang::menentangnya".Secepatnya Amru radhiyallahu 'anhu terjun mengarungi lautan kembali ke kampung halamannya, lalu mengarahkan langkahnya menuju Madinah untuk menyerahkan diri kepada Allah Robbul'alamin.Dalam perjalanan ke Madinah itu ia bertemu dengan Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu dan Utsman bin Thalhah, yang juga datang dari Mekah dengan maksud hendak bai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.Demi Rasul shallallahu 'alaihi wasallam melihat ketiga orang itu datang, wajahnya pun berseri-seri, lalu katanya pada sahabat-sahabatnya : "Mekah telah melepas jantung-jantung hatinya kepada kita". Mula-mula tampil Khalid radhiyallahu 'anhu dan mengangkat bai'at. Kemudian majulah Amru radhiyallahu 'anhu dan katanya: "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Aku akan bai'at kepada anda, asal saja Allah mengampuni dosa-dosaku::yang::terdahulu!".Maka jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Hai Amru! Bai'atlah, karena Islam menghapus dosa-dosa yang::sebelumnya!".Amru radhiyallahu 'anhu pun bai'at, dan diletakkannya kecerdikan dan keberaniannya dalam darmabaktinya kepada Agamanya yang baru.Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpindah ke Rafiqul A'la, Amru radhiyallahu 'anhu sedang berada di Oman menjadi gubernurnya. Dan di masa pemerintah Umar radhiyallahu 'anhu, jasa-jasanya dapat disaksikan dalam peperangan-peperangan di Syria, kemudian dalam membebaskan Mesir dari penjajahan Romawi.Wahai, kenapa Amru bin Ash tidak menahan ambisi pribadinya untuk dapat berkuasa! Seandainya demikian, tentulah ia akan dapat mengatasi dengan mudah sebagian kesulitan yang dialaminya disebabkan ambisinya ini! Tetapi ambisinya ingin berkuasa ini, sampai suatu batas tertentu, hanyalah merupakan gambaran lahir dari tabiat bathinnya yang bergejolak dan dipenuhi bakat.Bahkan bentuk tubuh, cara berjalan dan bercakapnya, memberi isyarat bahwa ia diciptakan untuk menjadi amir atau penguasa. Hingga pernah diriwayatkan bahwa pada suatu hari Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu melihatnya datang. Ia tersenyum melihat caranya berjalan itu, lalu katanya: "Tidak pantas bagi Abu Abdillah untuk berjalan di muka bumi::kecuali::sebagai::amir".Sungguh, sebenarnya Amru atau Abu Abdillah tidak mengurangkan hak dirinya ini. Bahkan ketika bahaya-bahaya besar datang mengancam Kaum Muslimin, Amru radhiyallahu 'anhu menghadapi peristiwa-peristiwa itu dengan cara seorang amir, seorang amir yang cerdik dan licin serta berkemampuan, menyebabkannya percaya akan dirinya, serta yakin akan keunggulannya.Tetapi di samping itu ia juga memiliki sifat amanah, menyebabkan Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu seorang yang terkenal amat teliti dalam memilih gubernur-gubernurnya menetapkannya sebagai gubernur di Palestina dan Yordania, kemudian di Mesir selama hayatnya::Amirul::Mu'minin::ini.Bahkan ketika Amirul Mu'minin radhiyallahu 'anhu mengetahui bahwa Amru radhiyallahu 'anhu, dalam kesenangan hidup telah melampaui batas yang telah digariskannya terhadap para pembesamya, dengan tujuan agar taraf hidup mereka setingkat atau hampir setingkat dengan taraf hidup umumnya rakyat biasa, maka khalifah tidaklah memecatnya, hanya mengirimkan Muhammad bin Maslamah radhiyallahu 'anhu dan memerintahkannya agar membagi dua semua harta dan barang Amru radhiyallahu 'anhu, lalu meninggalkan untuknya separohnya, sedang yang separuhnya lagi hendaklah dibawanya ke Madinah untuk Baitul mal.Seandainya Amirul Mu'minin radhiyallahu 'anhu mengetahui bahwa ambisi Amru radhiyallahu 'anhu terhadap kekuasaan sampai menyebabkannya agak lalai terhadap tanggung jawabnya, tentulah jiwanya yang waspada itu tidak akan membiarkannya memegang kekuasaan walau agak sekejap pun.Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu adalah seorang yang berfikiran tajam, cepat tanggap dan jauh pandang hingga Amirul Mu'minin Umar radhiyallahu 'anhu, setiap ia melihat seorang yang singkat akal, dipertepukkannya kedua telapak tangannya dengan keras karena herannya, seraya::katanya:"Subhanallah! Sesungguhnya Pencipta orang ini dan Pencipta Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu hanyalah Tuhan Yang Tunggal, keduanya sama benar!".Di samping itu ia juga seorang yang amat berani dan berkemauan::keras.Pada beberapa peristiwa dan suasana, keberaniannya itu disisipinya dengan kelihaiannya, hingga disangka orang ia sebagai pengecut atau penggugup. Padahal itu tiada lain dari tipu muslihat yang istimewa yang oleh Amru radhiyallahu 'anhu digunakannya secara tepat dan dengan kecerdikan mengagumkan untuk membebaskan dirinya dari bahaya yang mengancam.Amirul Mu'minin Umar radhiyallahu 'anhu mengenal bakat dan kelebihannya ini sebaik-baiknya, serta menghitungkannya::dengan::sepatutnya.Oleh sebab itu sewaktu ia dikirimnya ke Syria sebelum pergi ke Mesir, dikatakan orang kepada Umar radhiyallahu 'anhu bahwa tentara Romawi dipimpin oleh Arthabon, maksudnya panglima yang lihai dan gagah berani.Jawaban Umar radhiyallahu 'anhu ialah: "Kita hadapkan arthabon Romawi kepada arthabon Arab, dan baiklah kita saksikan nanti bagaimana akhir kesudahannya Ternyata bahwa pertarungan itu berkesudahan dengan kemenangan mutlak bagi arthabon Arab dan ahli tipu muslihat mereka yang ulung Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu, sehingga arthabon Romawi, meninggalkan tentaranya menderita kekalahan dan meluputkan diri ke Mesir, yang tak lama antaranya akan disusul oleh Amru radhiyallahu 'anhu ke negeri itu untuk membiarkan bendera dan panji-panji Islam di angkasanya yang aman damai.Tidak sedikit peristiwa, di mana kecerdikan dan kelicinan Amru radhiyallahu 'anhu menonjol dengan gemilang! Dalam hal ini kita tidak memasukkan perbuatan sehubungan dengan Abu Musa al-'Asy'ari pada peristiwa tahkim, yakni ketika kedua mereka menyetujui bahwa masing-masing akan menanggalkan Ali dan Mu'awiyah radhiyallahu 'anhuma dari jabatan mereka, agar urusan itu dikembalikan kepada Kaum Muslimin untuk mereka musyawarahkan bersama. Ternyata Abu Musa radhiyallahu 'anhu melaksanakan hasil persetujuan tersebut, sementara Amru radhiyallahu 'anhu tidak melaksanakannya.Sekiranya kita ingin menyaksikan bagaimana kelicinan serta kesigapan tanggapnya, maka pada peristiwa yang dialaminya bersama komandan benteng Babilon di saat peperangannya dengan orang-orang Romawi di Mesir, atau menurut riwayat-riwayat lain, bersama arthabon Romawi di pertempuran Yarmuk di Syria.Yakni ketika ia diundang oleh komandan benteng atau oleh arthabon untuk berunding, dan sementara itu komandan Romawi telah menyuruh beberapa orang anak buahnya untuk menggulingkan batu besar ke atas kepalanya sewaktu ia hendak pulang meninggalkan benteng itu, sementara segala sesuatu dipersiapkan, agar rencana tersebut dapat berjalan lancar dan menghasilkan apa::yang::dimaksud::mereka.Amru pun berangkat menemui komandan, tanpa sedikit pun menaruh curiga, dan setelah berunding mereka berpisahlah. Tiba-tiba dalam perjalanannya ke luar benteng, terkilaslah olehnya di atas tembok, gerakan yang mencurigakan, hingga membangkitkan gerakan refleknya dengan amat cepatnya, dan dengan tangkas berhasil menghindarkan diri dengan cara yang mengagumkan.Dan sekarang ia kembali mendapatkan komandan benteng dengan langkah-langkah yang tepat dan tegap serta kesadaran tinggi yang tak pernah goyah, seolah-olah ia tak dapat dikejutkan oleh sesuatu pun dan tidak dapat dipengaruhi oleh rasa curiga Kemudian ia masuk ke dalam, lalu katanya kepada komandan: "Timbul dalam hatiku suatu fikiran yang ingin kusampaikan kepada anda sekarang ini. Di pos komandoku sekarang ini sedang menunggu segolongan sahabat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam angkatan pertama masuk Islam, yang pendapat mereka biasa didengar oleh Amirul Mu'minin radhiyallahu 'anhu untuk mengambil sesuatu keputusan penting. Bahkan setiap mengirim tentara, mereka selalu diikutsertakan untuk mengawasi tindakan tentara dan langkah-langkah yang mereka ambil. Maka maksudku hendak membawa mereka ke sini agar dapat mendengar dari mulut anda apa yang telah kudengar, hingga mereka beroleh penjelasan yang sebaik-baiknya mengenai urusan kita::ini".Komandan Romawi itu secara bersahaja maklum karena nasib mujurnya, Amru lolos dari lobang jarum, dengan sikap gembira ia menyetujui usul Amru radhiyallahu 'anhu, hingga bila Amru radhiyallahu 'anhu nanti kembali dengan sejumlah besar pimpinan dan panglima Islam pilihan, ia akan dapat menjebak mereka semua, daripada hanya Amru seorang dan secara sembunyi-sembunyi hingga tidak diketahui oleh Amru, dipertahankannyalah untuk tidak mengganggu Amru dan menyiapkan kembali perangkap yang disediakan untuk panglima Islam tadi, guna menghabisi para pemimpin mereka::yang::utama.Lalu dilepasnya Amru dengan besar hati, dan disalaminya amat hangat sekali, disambut oleh ahli siasat dan tipu muslihat Arab itu dengan tertawa dalam hati.Dan di waktu subuh keesokan harinya, dengan memacu kudanya yang meringkik keras dengan nada bangga dan mengejek, Amru radhiyallahu 'anhu kembali memimpin::tentaranya::menuju::benteng. Memang, kuda itu merupakan suatu makhluk lain yang banyak mengetahui kelihaian dan kecerdikan tuannya.Dan pada tahun ke-43 Hijrah, wafatlah Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu di Mesir, sewaktu ia menjadi gubernur di sana. Di saat-saat kepergiannya itu, ia mengemukakan riwayat hidupnya, itu secara bersahaja maklum bahwa kepergiannya katanya: "Pada mulanya aku ini seorang kafir, dan orang yang amat keras sekali terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga seandainya aku meninggal pada saat itu, pastilah masuk neraka. Kemudian aku bai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka tak seorang pun di antara manusia yang lebih kucintai, dan lebih mulia dalam pandangan mataku, daripada beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Dan seandainya aku diminta untuk melukiskannya, maka aku tidak sanggup karena disebabkan hormatku kepadanya, aku tak kuasa menatapnya sepenuh mataku. Maka seandainya aku meninggal pada saat itu, besar harapan akan menjadi penduduk surge. Kemudian setelah itu, aku diberi ujian dengan beroleh kekuasaan begitupun dengan hal-hal lain. Aku tidak tahu, apakah ujian itu akan membawa keuntungan bagi diriku ataukah kerugian!".Lalu diangkatnya kepalanya ke arah langit dengan hati yang tunduk, sambil bermunajat kepada Tuhannya Yang Maha Besar lagi Maha Pengasih, katanya: "Ya Allah, daku ini orang yang tak luput dari kesalahan, maka mohon dimaafkan Daku tak sunyi dari kelemahan, maka mohon diberi pertolongan. Sekiranya daku tidak beroleh rahmat karunia-Mu, pasti celakalah nasibku".Demikianlah ia asyik dalam bermohon dan berhina diri hingga akhirnya ruhnya naik ke langit tinggi, di sisi Allah Rabbul- 'izzati, sementara akhir ucapan penutup hayatnya, ialah : La ilaha illallah.Di pangkuan bumi Mesir, negeri yang diperkenalkannya dengan ajaran Islam itu, bersemayamlah tubuh kasamya.Dan di atas tanahnya yang keras, majlisnya yang selama ini digunakannya untuk mengajar, mengadili dan mengendalikan pemerintahan, masih tegak berdiri melalui kurun waktu, dinaungi oleh atap mesjidnya yang telah berusia lanjut "Jami'u Amru", yakni mesjid yang mula pertama didirikan di Mesir, yang disebut di dalamnya asma Allah Yang Tunggal lagi Esa serta dikumandangkan ke setiap pojoknya dari atas mimbarnya kalimat-kalimat Allah serta pokok-pokok Agama Islam.*****

Saad bin Abi Waqqash, Sang Singa yang Menyembunyikan KukunyaIa berasal dari klanBani Zuhrahdarisuku Quraisy, dan paman NabiMuhammaddari garispihak ibu.Abdurrahman bin Auf, sahabat nabi yang lain, merupakan sepupu.Saad lahir dan besar di kotaMekkah. Ia dikenal sebagai pemuda yang serius dan memiliki pemikiran yang cerdas. Sosoknya tidak terlalu tinggi namun bertubuh tegap dengan potongan rambut pendek. Orang-orang selalu membandingkannya dengan singa muda. Ia berasal dari keluarga bangS.A.W.an yang kaya raya dan sangat disayangi kedua orangtuanya, terutama ibunya. Meski berasal dari Makkah, ia sangat benci pada agamanya dan cara hidup yang dianut masyarakatnya. Ia membenci praktik penyembahan berhala yang membudaya di Mekkah saat itu.Suatu hari dalam hidupnya, ia didatangi sosokAbu Bakaryang dikenal sebagai orang yang ramah. Ia mengajak Sa'ad menemui Nabi Muhammad di sebuah perbukitan dekat Makkah. Pertemuan itu mengesankan Sa'ad yang saat itu baru berusia 20 tahun.Ia pun segera menerima undangan Nabi Muhammad S.A.W. untuk menjadi salah satu penganut ajaranIslamyang dibawanya. Sa'ad kemudian menjadi salah satu sahabat yang pertama masuk Islam.Sa'ad sendiri secara tidak langsung memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah S.A.W. Ibu rasul, Aminah binti Wahhab berasal dari suku yang sama dengan Saad yaitu dari Bani Zuhrah. Karena itu Saad juga sering disebut sebagai Sa'ad of Zuhrah atau Sa'ad dari Zuhrah, untuk membedakannya dengan Sa'ad-Sa'ad lainnya.Namun ke-Islaman Saad mendapat tentangan keras terutama dari keluarga dan anggota sukunya. Ibunya bahkan mengancam akan bunuh diri. Selama beberapa hari, ibu Sa'ad menolak makan dan minum sehingga kurus dan lemah. Meski dibujuk dan dibawakan makanan, namun ibunya tetap menolak dan hanya bersedia makan jika Sa'ad kembali ke agama lamanya. Namun Sa'ad berkata bahwa meski ia memiliki kecintaan luar biasa pada sang ibu, namun kecintaannya pada Allah SWT dan Rasulullah S.A.W. jauh lebih besar lagi.Mendengar kekerasan hati Sa'ad, sang ibu akhirnya menyerah dan mau makan kembali. Fakta ini memberikan bukti kekuatan dan keteguhan iman Sa'ad bin Abi Waqqash. Di masa-masa awal sejarah Islam, kaum Muslim mengungsi ke bukit jika hendak menunaikan salat. Kaum Quraisy selalu mengalangi mereka beribadah. Saat tengah salat, sekelompok kaum Quraisy mengganggu dengan saling melemparkan lelucon kasar. Karena kesal dan tidak tahan, Sa'ad bin Abi Waqqash yang memukul salah satu orang Quraisy dengan tulang unta sehingga melukainya. Ini menjadi darah pertama yang tumpah akibat konflik antara umat Islam dengan orang kafir. Konflik yang kemudian semakin hebat dan menjadi batu ujian keimanan dan kesabaran umat Islam.Setelah peristiwa itu, Rasulullah meminta para sahabat agar lebih tenang dan bersabar menghadapi orang Quraisy seperti yang difirmankan Allah SWT dalamal-Qur'anSurah Al-Muzzammilayat 10. Cukup lama kaum Muslim menahan diri. Baru beberapa dekade kemudian, umat Islam diperkenankan melakukan perlawanan fisik kepada para orang kafir. Di barisan pejuang Islam, nama Sa'ad bin Abi Waqqash menjadi salah satu tonggak utamanya.Ia terlibat dalamPertempuran Badarbersama saudaranya yang bernamaUmair bin Abi Waqqashyang kemudian syahid bersama 13 pejuang Muslim lainnya. PadaPertempuran Uhud, bersama Zaid, Sa'ad terpilih menjadi salah satu pasukan pemanah terbaik Islam. Saad berjuang dengan gigih dalam mempertahankan Rasulullah S.A.W. setelah beberapa pejuang Muslim meninggalkan posisi mereka.Saad memang seorang pemanah terkenal. Ketenarannya itu tidak lain karena dialah orang muslim pertama yang melepaskan anak panah untuk berjuang di jalan Allah, sebagaimana penuturannya: Demi Allah, sayalah orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah. Peristiwa itu terjadi ketika Rasulullah mengutus enam puluh orang ke Mekah di bawah pimpinan Ubaidah bin Haris. Mereka diutus karena kaum kafir Quraisy sering melakukan pelanggaran terhadap isi Perjanjian Hudaibiyah. Di antara keenam puluh orang itu, salah satunya adalah Saad. Setibanya di Hijaz, mereka menuju mata air yang bernama Wadi Rabig. Ternyata, di sana telah menunggu pasukan kafir Quraisy yang berjumlah dua ratus orang di bawah pimpinan Abu Sufyan. Akhirnya, kedua pasukan yang tidak seimbang itu pun berhadap-hadapan dan siap saling menyerang. Melihat keadaan yang tidak begitu menguntungkan, Saad dan teman-temannya berusaha untuk menghindari pertempuran. Mereka mengutus delegasi untuk melakukan perundingan dengan pihak kafir Quraisy. Dari perundingan itu dicapailah kesepakatan damai, sehingga pertempuran yang tidak seimbang terhindarkan. Namun demikian, sempat juga terjadi bentrokan singkat ketika beberapa anggota pasukan kafir Quraisy menyerang. Saat itu, Saad yang bersenjatakan panah dengan gagah berani melepaskan anak panahnya. lnilah anak panah yang pertama dilepaskan untuk membela agama Allah, yang membuat Saad terkenal sebagai pemanah pertama di jalan Allah.Keahlian Saad dalam memanah diakui oleh semua sahabat pada masanya. Bahkan Rasulullah S.A.W. pun mengakuinya, sampai-sampai beliau menjaminkan kedua orang tuanya untuk anak panah yang dilepaskan Saad. lni terjadi ketika perang Uhud berkecamuk. Saat itu Rasulullah S.A.W. berseru kepada Saad, Panahlah hai Saad, bapak dan ibuku menjadi jaminan bagimu!Tentang hal ini Ali bin Abi Thalib berkomentar, Tidak pernah saya dengar Rasulullah menyediakan ibu bapaknya sebagai jaminan seseorang, kecuali bagi Saad.Tidak hanya keahlian memanahnya yang memperoleh jaminan Rasulullah, ketakwaannya sebagai seorang mukmin pun memperoleh jaminan dari beliau. Dikisahkan, suatu hari Rasulullah sedang duduk-duduk bersama para sahabat. Tiba-tiba beliau menatap dan menajamkan pandangannya ke suatu arah seperti sedang menunggu bisikan atau kata-kata rahasia. Kemudian beliau menoleh kepada para sahabat, lalu berkata, Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni surga.Para sahabat pun menengok ke segala arah untuk mengetahui siapakah laki-laki yang sangat beruntung menjadi penghuni surga itu. Tidak lama kemudian, muncullah di hadapan mereka Saad bin Abi Waqqas. Tentu saja para sahabat dibuat kagum karenanya, bahkan sebagian dari mereka merasa penasaran. Apa gerangan yang menjamin Saad masuk surga?Salah seorang sahabat yang penasaran itu adalah Abdullah bin Amru bin Ash. Dia mendatangi Saad di rumahnya, kemudian meminta Saad untuk memberi tahu rahasia amalannya yang menjaminnya sebagai penghuni surga.Wahai Saad, amal ibadah apakah yang menyebabkan engkau disebut oleh Rasulullah sebagai penghuni surga? tanya Abdullah kepada Saad.Amal ibadah yang kukerjakan sama dengan amal ibadah kalian. Kata Saad.Tidak mungkin! sergah Abdullah. Jika amalmu sama dengan amalku, mengapa aku tidak terjamin masuk surga sepertimu? Kamu jangan bohong, Saad. Kamu pasti memiliki amalan khusus yang membuatmu istimewa di hadapan Allah. Desak Abdullah.Demi Allah, saya tidak berbohong, Abdullah. Bagaimana mungkin amalan kita berbeda, sedangkan sumber kita sama? Kata Saad mencoba meyakinkan Abdullah.Kalaupun ada yang berbeda di antara kita, yang itu menyebabkan diriku menjadi istimewa di hadapan-Nya, mungkin satu hal.Apa hal yang satu itu, wahai Saad? Seru Abdullah tak sabar. Tampak kedua matanya berbinar-binar penuh harap.Aku tidak pernah menaruh dendam ataupun dengki kepada seorang pun di antara kaum muslimin. Mungkin itu yang membuatku istimewa di hadapan Allah. Wallahu alam, kata Saad. Jawaban Saad ini menunjukkan betapa mulia hatinya, sehingga tidak terbersit sedikit pun di hatinya rasa dengki, apatagi kebencian atau dendam kepada saudara-saudaranya seiman.Saad juga terkenal sebagai kesatria berkuda yang gagah berani. Dia mempunyai dua senjata yang amat ampuh, yaitu panahnya dan doanya. Jika dia memanah musuh dalam peperangan, pastilah akan mengenai sasarannya, dan jika dia menyampaikan suatu permohonan kepada Allah pastilah dikabulkan-Nya. Hal ini disebabkan oleh doa yang diucapkan Rasulullah S.A.W., ketika pada suatu hari Rasulullah menyaksikan sesuatu yang menyenangkan dalam diri Saad. Karena sangat berkenan, beliau pun berdoa :Alhhumma saddid ramyatahu wa ajib dawatahu. (Ya Allah, tepatkanlah bidikan panahnya dan kabulkanlah doa-doanya). Doa manusia pilihan yang menjadi kekasih Allah inilah yang menjadi jaminan bagi ketepatan anak panah Saad serta kemakbulan doanya.Sejak saat itu, Saad terkenal dengan doanya yang sangat makbul. Saad sendiri menyadari benar kekuatan doanya, sehingga dia enggan berdoa bagi kerugian orang lain kecuali menyerahkan keputusan kepada Allah swt. Riwayat berikut menggambarkan betapa doa Saad makbul, dan betapa Saad benar-benar menjaga lidahnya. Suatu hari Saad mendengar seorang laki-laki memaki AIi bin Abi Thalib, Talhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam. Ketiganya adalah sahabat-sahabat Nabi S.A.W. yang utama. Mendengar makian laki-laki itu, Saad merasa sangat risih. Dia lalu berusaha menyuruh laki-laki itu menghentikan makiannya, namun orang itu tidak menggubrisnya.Kalau begitu, saya akan mendoakan kamu. ancam Saad.Rupanya kamu hendak menakut-nakutiku, seolah-olah kamu seorang nabi. Silakan saja mendoakan aku. Aku tidak takut! jawab laki-laki itu menantang.Maka Saad pergi mengambil wudhu, kemudian dia mengerjakan salat dua rakaat. Setelah itu, diangkatlah kedua tangannya seraya berdoa, Ya Allah, sekiranya menurut ilmu-Mu laki-laki ini telah memaki segolongan orang yang telah beroleh kebaikan dari-Mu, dan tindakannya itu mengundang murka-Mu, maka mohon jadikanlah hal itu sebagai pertanda dan suatu pelajaran. AminSelepas Saad menyelesaikan doanya, dari salah satu pekarangan rumah muncul seekor unta liar dan tanpa bisa dibendung masuk ke dalam lingkungan orang banyak, seolah-olah ada yang dicarinya. Begitu dilihatnya laki-laki pemaki, unta itu pun menerjang. Ditendangnya laki-laki itu dengan kaki-kakinya yang panjang dan kuat. Laki-laki itu tersungkur di tanah, sementara unta liar itu berdiri di atasnya sambil meraung marah. Selanjutnya unta liar itu kembali menyiksa laki-laki pemaki hingga akhirnya dia tewas menemui ajalnya. Demikianlah gambaran kekuatan doa Saad.Sementara itu, keberanian dan kegagahannya sebagai seorang prajurit telah dibuktikan oleh sejarah. Saad tidak pernah absen dalam setiap peperangan yang diikuti oleh Nabi S.A.W. Setelah Nabi S.A.W. wafat, dia juga tetap menjadi salah seorang prajurit kepercayaan para khalifah. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Saad diangkat menjadi panglima perang Qadisiyah yang amat menentukan keberhasilan syiar lslam di wilayah lrak. Perang Qadisiyah terjadi antara pasukan muslimin yang berjumlah sekitar tiga puluh ribu orang dengan pasukan Persi yang jumlahnya mencapai seratus ribu orang.Saat memimpin perang, Saad sedang sakit. Sekujur tubuhnya dipenuhi bisul yang sangat menyiksa, yang berpecahan setiap kali tubuhnya terhentak di atas kudanya. Namun, meskipun sekujur tubuhnya berlumuran darah akibat bisul-bisul yang berpecahan, Saad tetap bersemangat memimpin pasukannya. Meski sakit menderanya, dia tetap meneriakkan aba-aba dan takbir penggugah semangat dengan lantang sehingga pasukannya terus bertempur dengan semangat juang yang gigih.Ayo Abdullah, serang bagian sayap kiri. Engkau al-Haris masuk ke jantung pertahanan musuh. Engkau Fulan, ke arah sana. Ayo kita sambut surga Allahu akbar!Teriakan Saad yang lantang dan penuh semangat terbukti mampu membangkitkan ruh jihad pasukannya. Pasukan muslimin yang kalah dalam jumlah mampu mengungguli pasukan musuh dalam semangat dan keberanian, Mereka bertempur tanpa takut atau gentar, bahkan seakan-akan mereka berebut menyambut kematian. Dan memang demikianlah adanya, mati sebagai syahid di jalan Allah adalah dambaan setiap diri prajurit muslim yang gagah berani itu, Akhirnya peperangan yang menelan ribuan korban itu dimenangkan oleh pasukan muslimin, setelah panglima perang Persi terbunuh lebih dahulu sehingga pasukannya kocar-kacir. Dalam sakitnya, Saad masih membuktikan keperwiraannya sebagai seorang kesatria berkuda yang tangguh. Pantaslah jika Khalifah Umar bin Khattab mempercayakan kepemimpinan pasukan muslimin di Qadisiyah kepadanya.Saad meninggal pada usia yang sangat lanjut, sehingga dia termasuk sahabat Nabi yang meninggal paling akhir. Ketika hendak menemui ajalnya, Saad meminta anaknya untuk membuka sebuah peti yang ternyata isinya adalah sehelai kain tua yang telah usang dan lapuk. Saad meraih kain itu dari tangan putranya, kemudian menciumnya dengan penuh perasaan.Telah kuhadapi orang-orang musyrik waktu perang Badar dengan memakai kain ini. Aku telah menyimpan kain ini sekian lama untuk keperluan seperti hari ini. kata Saad.Apa maksud ayah? tanya putranya.Anakku, setelah aku mati nanti, kafanilah jasadku dengan kain ini. Aku ingin menghadap Allah dengannya. kata Saad.Setelah itu, Saad menghembuskan nafasnya yang terakhir. Jasadnya dikafani dengan sehelai kain lusuh, kemudian dimakamkan di dekat sahabat-sahabat Nabi S.A.W. yang telah mendahuluinya.*****

Abu Ubaidah bin Jarrah, Aminul MumininAbu Ubaidah Amir bin Abdullah bin Al Jarrah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin Al Harits bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah. termasuk orang yang pertama masuk Islam, beliau memeluk Islam selang sehari setelah Sayyidina Abu Bakar As Shiddiq memeluk Islam. Beliau masuk Islam bersama Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Mazun dan Arqam bin Abu al-Arqam, di tangan Abu Bakar as Shiddiq. Sayyidina Abu Bakar yang membawakan mereka menemui Rasulullah S.A.W. untuk menyatakan syahadat di hadapan Baginda. Kualitasnya dapat kita ketahui melalui sabda Nabi S.A.W.: Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan, dan kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah.Abu Ubaidah bin Jarrah lahir di Mekah, di sebuah rumah keluarga suku Quraisy terhormat. Nama lengkapnya adalah Amir bin Abdullah bin Jarrah yang dijuluki dengan nama Abu Ubaidah. Abu Ubaidah adalah seo