BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang pembuatan makalah tentang kalimat adalah selain untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia juga untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kalimat, yang bersangkutan dengan pengertiannya, jenis-jenis kalimat dan lain sebagainya. B. Tujuan Dalam setiap pekerjaan pasti memiliki tujuan masing-masing, begitu pula dengan pembuatan makalah ini, memiliki beberapa tujuan, diantaranya : 1. Untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia. 2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. C. Batasan-batasan Masalah Agar pembahasan tentang kalimat ini tidak berbelit-belit dan akan menuju ke arah yang tidak berkepentingan, maka diberi lah batasan-batasan masalah, diantaranya : 1. Pengertian kalimat 2. Jenis-jenis kalimat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang pembuatan makalah tentang kalimat adalah selain untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia juga untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kalimat, yang
bersangkutan dengan pengertiannya, jenis-jenis kalimat dan lain sebagainya.
B. Tujuan
Dalam setiap pekerjaan pasti memiliki tujuan masing-masing, begitu pula dengan pembuatan
makalah ini, memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. Untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
C. Batasan-batasan Masalah
Agar pembahasan tentang kalimat ini tidak berbelit-belit dan akan menuju ke arah yang tidak
berkepentingan, maka diberi lah batasan-batasan masalah, diantaranya :
1. Pengertian kalimat
2. Jenis-jenis kalimat
BAB IIISI
A. Pengertian KalimatKalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling
kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda
tanya (?) dan tanda seru (!).
Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tesebut
ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan
kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Namun hal itu belum
menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku.
Contoh kalimat:
di tempat itu dijadidkan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di Poso.
Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas. Hal itu karena
tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut. Ciri kalimat baku menurut Susilo (1990:4),
yaitu: gramatikal, masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari kontaminasi, bebas dari
interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa Indonesia.
B. Pengertian SPOK
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan
membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
a. Subjek / Subyek (S)
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat.
Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
(2) memperjelas makna,
(3) menjadi pokok pikiran,
(4) menegaskan makna,
(5) memperjelas pikiran ungkapan,
(6) membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
5. Kalimat Berdasarkan Susunan Pola Subjek-Predikat
Kalimat yang dilihat dari struktur Subjek & Predikatnya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kata predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya
dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata yang pertama kali muncul pada kalimat
versi merupakan tolak ukur yang akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula yang
akan menimbulkan suatu kesan pada pendengarnya.
Contoh:
- Bawa buku itu kemari! P S
- Ambilkan koran di atas kursi itu! P S
- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota. S P K
Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola
kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
S P O K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini.
S P K
6. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas akan terwujud jika kalimat tersebut diawali oleh unsur utama (induk
kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan
dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah
bermakna lengkap.
Contoh:
- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jikasaya lulus ujian sarjana. Induk kalimat/kalimat utama anak kalimat
- Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya selesai mengerjakan PR. Induk kalimat/kalimat utama anak kalimat
Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks akan terwujud jika kalimat tersebut diawali oleh anak kalimat dan
diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.
Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh
karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
- Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit Maagnya sering kambuh. anak kalimat induk kalimat/kalimat utama
Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh:
- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan
transaksi, dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat
dengan leluasa.
- Harga pangan saat ini makin melonjak, pedagang dan konsumen mempermasalahkan harga
yang semakin naik.
7. Kalimat Berdasarkan Subjeknya
Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Kalimat Aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat
berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya
pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
- Imbuhan "me-"
Koki itu membuat menu baru untuk restorannya.
- Imbuhan "ber-"
Kami bermain di taman.Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan mempunyai
tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikatnya biasanya berawalam “me-“ dan
selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“.
Contoh:
Kami membuat kue. (kalimat aktif) dapat dirubah menjadi
Kue dibuat oleh kami. (kalimat pasif).
Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan
mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek. Predikat pada kalimat ini
biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Kami berjaga diluar rumah.
- Andi berteriak dari dalam kamar mandi.
Kalimat Semi Transitif adalah jenis kalimat yang tidak dapat dirubah kedalam bentuk pasif, hal
itu dikarenakan adanya unsur pelengkap bukannya objek. Ciri-cirinya berupa adanya
subjek,predikat,pelengkap,dan tanpa atau dengan keterangan.
Contoh:
- Tata tertib ini berdasarkan keputusan bersama.
S P Pel
- Dia menjadi ketua kelas.
S P Pel
b) Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat
bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan “di-“ dan “ter-“ dan diikuti kata
depan “oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:
Kalimat Pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk
predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.
Contoh: - Sampah dibuang Rina.
- Barang itu dijual paman. Kalimat Pasif Zero adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek
penderita tanpa ada sisipan dari kata yang lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran “-
kan” sehingga membuat awalan “di-“ menghilang dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan
kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata kerja yang tidak bisa
menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“).
Contoh: - akan saya sampaikan pesanmu.
- Saya berikan bukuku.
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)
. Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus,
kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif). PR harus kukerjakan. (pasif)
8. Kalimat Mayor dan Minora) Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti).
Kalimat mayor klausanya minimal harus terdiri atas subjek dan predikat.
misalnya :
- Saya mengantuk.
- Presiden berkunjung ke Australia.
- Susilo pergi
b) Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti). Kalimat minor
hanya dibentuk oleh subjek atau predika atau objek bahkan keterangan saja. Meskipun hanya
dibentuk dengan satu kata, kalimat minor dapat dipaham pesannya karena sudah diketahui
konteksnya (kalimat,situasi,topic yang dibicarakan). Kalimat dapat berupa kalimat jawaban-
jawaban singkat,seruan, pertanyaan, salam, dan sapaan.
Contoh :
- pergi!
- mana?
- hai!
-diam!
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling kurang
mengandung subjek dan predikat.
2. Kalimat memiliki unsur penyusun kalimat, yaitu Subjek,Predikat,objek,dan Predikat (SPOK).
3. Pola dasar kalimat adalah :
1. KB + KK
2. KB + KS
3. KB + KBil
4. KB + (KD + KB)
5. KB1 + KK + KB2
6. KB1 + KK + KB2 + KB3
7. KB1 + KB2
4. Jenis-jenis Kalimat :
1. Kalimat berdasarkan pengucapan
2. Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)
3. Kalimat berdasarkan isi atau fungsinya
4. Kalimat berdasarkan unsur kalimat
5. Kalimat Berdasarkan Susunan Pola Subjek-Predikat
6. Kalimat berdasarkan bentuk gaya penyajiannya(retorikanya)
7. Kalimat berdasarkan subjeknya
8. Kalimat Mayor dan Minor
9. Kalimat Efektif
AB II PEMBAHASANA. Pengertian Kalimat Arti kalimat secara leksikal atau arti kamus bahasa Indonesia adalah: ä Kalimat adalah susunan kata atau kelompok kata yang teratur dan mengandung maksud atau pikiran yang jelas. ä Kalimat adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri dan tidak merupakan bagian dari kesatuan yang lebih besar yang lain yang diakhhiri dengan intonasi final, terdiri atas satu atau lebih klausa. ä Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran, perasaan dan perkataan. ä Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Berikut ini ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai arti dari kalimat: Menurut Cook, 1971; Elson dan Picket, 1969 Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri-dari ataus klausa. Menurut Bloomfield, 1955 Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal. Menurut Hockett, 1985
Menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi gramatikal lain. 1 2. Menurut Lado (1968) Mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap. Menurut Ramlan (1996) Mengatakan bahwa Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang diserta nada akhir turun atau naik.B. Unsur kalimat Subyek Disebut juga pokok kalimat. Merupakan unsur inti dari kalimat. Biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan. Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “siapa” dan “apa”. Contoh : Aku sebetulnya seorang artis. Sukses yang kuperoleh di bidang lain, tidak lain karena nasib baik. Predikat Merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan subjek. Biasanya berupa kata kerja atau kata sifat.Untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”. Contoh : Rasa jemu mengamuk jua dalam jiwaku. Pekerjaan itu tidak kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan yang besar darinya. Pelengkap Seringkali sebuah kalimat harus dilengkapi lagi dengan unsur lain, sehingga terjadilah suatu pernyataan yang lebih lengkap. Contoh: Adik menulis surat. Pemerintah membangun pusat kegiatan remaja. 2 Kata Perangkai3. Unsur ini berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur predikat, atau dua unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat. Contoh: Tujuan dan ambisi mereka berbda jauh dengan getaran jiwaku. Kata PenghubungKegemaranku ialah menulis dan melukis. Ada kalanya unsur ini terdiri atas suatu kata dan ada pula yang terdiri atas suatu kelompok kata; berfungsi untuk menghubungkan (jika perlu) dua buah informasi di dalam satu kalimat. Contoh: Pekerjaan itu tida kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan yang besar darinya. Kata ModalitasAku tidak puas, dan keadanku jauh dari bahagia. Unsur ini sering juga disebut “kata warna”, berfungsi untuk mengubah keseluruhan arti sebuah kalimat. Contoh: Aku sebetulnya seorang artis. FrasePekerjan itu memang tidak kusukai. Bentuknya merupakan sebuah kelompok kata dan sering kali berfungsi sebagai keterangan predikat untuk keperluan-keperluan tertentu. Misalnya, untuk menyatakan keterangan waktu, keterangan sebab, keterangan tempat, dan lain sebagainya. Contoh: Karena tak setuju, ia terpaksa mencari jalan lain. Klausarapat akan dilanjutkan lagi sehabis makan siang. Sama dengan sebuah frase, klausa juga berbentuk sebuah kelompok kata. Bedanya, klausa mempunyai unsur-unsur subyek dan predikat, frase tidak. Contoh: Buku itu tak jadi saya beli karena harganya mahal. Sementara hujan masih turun, pekerjaan terpaksa dihentikan. 3 4. Bentuk Absolut Unsure ini dinamakan bentuk absolute, sebab secara gramatikal tidak punya hubungan apa-apa dengan unsur-unsur yang lain di dalam sebuah kalimat. Contoh: Tidak, orang tuanya bukan seorang penjahat. Omong kosong, tanpa uang mana bias membangun.C. Pola Kalimat 1. Pola SP ( Subyek – Predikat ) 2. Pola SPO ( Subyek – Predikat – Obyek ) 3. Pola SPK ( Subyek – Predikat – Keterangan ) 4. Pola SPOK ( Subyek – Predikat – Obyek – Keterangan ) Contoh dalam kalimat: Pola SP : Pak Toha guru S P Pola SPO : Pak Toha guru bahasa Indonesia S P O Pola SPK : Pak Toha guru di sekolah dasar S P K Pola SPOK: Pak Toha guru bahasa Indonesia di sekolah dasar S P O K Cara menentukan pola SPOK di atas sebagai berikut: a) Siapa yang menjadi guru ? Pak Toha Pak Toha sebagai Subjek. b) Apakah pekerjaan Pak Toha ? Guru Guru adalah predikat atau jabatan ( pekerjaan Pak Toha ) c) Bidang study apa yang diajarkan Pak Toha? Bahasa Indonesia Bahasan Indonesia sebagai Objek. d) Di mana Pak Toha mengajar bahasa Indonesia? Di sekolah dasar. Sekolah dasar sebagai keterangan tempat. 4
5. D. Kalimat Efektif Menurut Gorys Keraf, kalimat yang memenuhi syarat – syarat adalah berikut : a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. KalimatCiri – ciri kalimat efektif sebagai berikut : efektif mengandung kesatuan gagasan. a) Subyek dan atau predikat kalimat eksplisit. Contoh : Tidak efektif: Berhubungan itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun. Efektif: Sehubungan dengan itu, dikemukakannya juga minat baca kaum remaja menurun. b) Subyek dan predikat kalimat hendaknya tidak terpisah terlalu jauh agar kesatuan gagasan terjamin. Contoh : Kurang kuat: Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru, menghendaki pengembangan bakat – bakat pendukung kebudayaan bangsa disegala lapangan mulai dari hal – hal yang tampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga, cara baergaul dan cara memperoleh hiburan sampai meningkatkan kemasalah – masalah besar seperti pembangunan kota, memproduksi pangan, menciptakan berbagai bentuk kesenian baru, pendeknya segala soal yang membina kebudayaan baru. Efektif: Pembangunan jelas munuju zaman keemasan yang baru. Oleh karena itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat – bakat kebudayaan bangsa disegala lapangan, mulai dari hal – hal yang nampaknya kecil sampai kemasalah – masalah besar. c) Keterangan harus ditempatkan setepat – tepatnya dan seterang – terangnya dalam kalimat sehingga sama sekali tidak mengganggu pemahaman. Keterangan yang dimaksud disini mencakup atribut, opsisi, adverbial, dalam bahasa Inggris disebut modifer. 5 6. - Squinting modifiers ( keteranga menjuling )Contoh :Tidak efektif: Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.Efektif : SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.- Dangling modifires ( keterangan tak terkait )Contoh :Tidak efektif: Dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang –hutangnya dapat dilunasi.Efektif: Karena dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya ia dapatmelunasi semua hutangnya.- Misplaced modifiers ( keterangan salah letak )Contoh:Tidak Efektif: Dalam keramaian serupa itu, merekapun tidak mau kalah dengan yang muda –muda, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun.Efektif: Dalam keramaian serupa itu, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun, merekapuntidak mau kalah dengan yang muda – muda.- Unidiomatic modifiers ( keterangan yang tidak idiomatis )Contoh:Tidak efektif: Kalimat tersebut harus disusun sedemikian rupa agar tidak membingungkanpembaca.Efektif: Kalimat tersebut harus disusun sebaik – baiknya agar tidak membingungkanpembaca.- Abrupt modifiers ( keterangan mendadak ) Contoh : Tidak efektif: Kami berkeputusan, karena keluarga kami dan kawan – kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, untuk menginap dirumah penginapan penduduk. Efektif: Karena keluarga dan kawan – kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, kami berkeputusan untuk menginap di rumah penginapan penduduk. 6 7. - Related modifiers illogicaly separated ( keterangan yang berkaitan terpisah tak logis ) Contoh: Tidak efektif: Meskipun guru itu masih dlam perawatan dokter kegagalannya memberitahukan absennya kepada kepala sekolah tidak diterima, biarpun sebenarnya ternyata ia sudah berusaha memberi tahu. Efektif: Meskipun guru itu masih dirawat dokter dan sebenarnya sudah berusaha memberitahukan absennya kepada kepala sekolah, kegagalannya untuk memberitahu tidak dapat diterima.- Fragment ( kalimat tak lengkap ) Contoh: Tidak Efektif: Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis. Efektif: Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar dan menulis.d) Tanda baca harus dapat digunakan sebaik – baiknya. Kalimat yang efektif harus bersih dari kesalahan – kesalahan berikut ini : o Runing on
sentences ( fused sentences ) kalimat bertumpukan. Contoh: Tidak efektif: Kita semua mengemban amanat penderiataan rakyat harus selalu mengupayakan kesejahteraan bangsa kita, baik jasmani maupun rohani. Efektif: Kita semua, selaku mengemban amanat penderitaan rakyat, harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita. o Comma splices ( comma faults ) kesalahan pemakaian koma dalam kalimat. Contoh: Tidak efektif: Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung cita – cita. Efektif: Seorang mahasiswa, seumpama pendaki gunung sedang mendaki gunung cita – cita. 7 8. e) Kalimat efektif hendaknya bersih juga dari : o Kontamisani ( kerancuan ) Contoh: Tidak efektif: Di sekolah itu para siswa diajarkan berbagai macam ketrampilan. Efektif : Disekolah itu kepada siswa diajarkan bermacam – macam ketrampilan. o Pleonasme dan trutologi ( penambahan yang tidak perlu) Contoh : Tidak efektif: Pada zaman dulu kala, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang sangat arif lagi bijaksana. Efektif: Pada zaman dahulu, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang arif. o Hiperkorek ( membetulkan apa yang sudah betuk sehingga salah ) Contoh : Tidak efektif: Semua ijazahnya dilaminasi Supaya awet. Kalimat efektifEfektif: Semua ijazahnya dilamisai supaya awet. mewujudkan koheresi yang baik dan kompak. Koheresi adalah pertautan antara unsur – unsur yang mebangun kalimat dan alinea. Tiap kata atau frase dalam kalimat harus berhubungan kedalam maupun keluar. Untuk menjaga koheresi itu, hendaknya penulis : Kritis terhadap pemakaian kata ganti dalam kalimat. Ada kemungkinan bahwa pemakaian kata ganti tersebut menyebabkan kalimat tidak efektif. Kritis terhdap pemakaian kata depan, adakalanya terpakai kata depan yang sebenarnya tidak diperlukan atau sebaliknya, terhapus kata depan yang sebenarnya harus dipakai. Memanfaatkan kata – kata peralihan atau transisi untuk mengeksplisitkan dan memperjelas hubungan gagasan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dalam alinea, antara alinea yang satu dengan yang lain dalam paragraf. Kalimat efektif merupakan komunikasi yang berharkat. Harkat berarti daya, tenaga, kekuatan, bila penulis ingin agar komunikasinya sampai dan mengesam. Kalimat yang ditulis harus berharkat dan bertenaga. 8 9. Cara – cara untuk mengharkatkan kalimat antara lain: Bagian kalimat yang hendaknya dipentingkan atau diutamakan diletakkan pada awal kalimat, dalam hal ini dapat terwujud ialah INVERSI pada awal kalimat atau prolepsi atau gabungan inversi dan prolepsis. Inversi : Predikat diletakkan didepan subjek Contoh: Biasa : Penyakit AIDS merajalela dikalangan orang barat. Berharkat: Dikalangan orang barat penyakit AIDS merajalela. Prolepsis : keterangan atau objek diletakkan didepan subjek . prolepsis keterangan lebih banyak terjadi pada prolepsis objek. Contoh: Biasa : Ayah suka makan sate ; bakso tidak Berharkat: Sate, ayah suka ; bakso tidak Gabungan inversi dan prolepsis Bila penulisan menyebutkan serangkaian hal ( peristiwa ) hendaknya diperhatikan dan diusahakan agar urutan hal (peristiwa) itu logis, kronologis dan berklimaks. Kata kunci diulang. Kata atau frase yang hendak dipentingkan dapat ditambah partikel pementing lah, pun, dan kah. Serangkaian hal yang disebutkan dapat menjadi lebih kuat dengan Kalimat efektif memperhatikan pararelisme.pararelisme. Pararelisme ( kesejajaran ) adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur – unsur yang sama fungsinya. Jika sebuah pikirannya dinyatakan dengan frase, maka pikiran – pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk Me- di- dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me- di- dan sebagainya. 9 10. Upaya – upaya untuk berhemat kata antara lain: Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan. Menghindari pemakaian superordinat dan hiponim bersama – sama. Menjatukan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu. Menghindari penguraian kata yang
tidak perlu. Menghilangkan kata – kata pembalut seperti, fakta, faktor, unsur yang sebenarnya tidak perlu. Kalimat Menghilangkan pleonasme. efektif didukung variasi. Yang dimaksud dengan variasi kalimat disini ialah variasi kalimat – kalimat yang membangun paragraf atau alinea. Kalimat efektif dibantu pemakaian EYD. Pemakaian huruf kapital. Huruf kapital digunakan sebagai : # Huruf pertama pada awal kalimat # Huruf pertama petikan langsung. # Huruf pertama dalam ungkapan yang bnerhubungan dengan kitab suci, nama tuhan, termasuk kata gantinya. # Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. 10 11. BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). 11 12. B. SARAN Kalimat merupakan hal yang pokok untuk kita ketahui sebagai manusia yang ingin berkomunikasi dan membutuhkan orang lain umumnya dan juga sebagai mahasiswa dan pelajar umumnya, karena baik langsung maupun tidak langsung, baik disengaja ataupun tidak mahasiswa setiap hari bergelut dengan kalimat. Misalnya saja apabila kita membuat karya tulis dan karya sastra lainya harus mempunyai pengetahuan yang matang tentang penggunaan kalimat yang baik, benar dan berbobot serta bisa dimengerti oleh penulis dan pembaca. 12 13. DAFTAR PUSTAKADwipayana, Gatot. dkk. 2002. Intisari Bahasa Indonesia: Graha Cipta Pustaka, Bandung.Keraf, Gorys.1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa: Nusa Indah, Flores, NTT.Razak, Abdul.1985. Kalimat Efektif, struktur Gaya dan Variasi: PT Gramedia, Jakarta. 13
KALIMAT Oleh : Sugeng Rahardjo http://u13aps.blogspot.com 2. Pengertian Kalimat• Bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subyek (S) dan predikat (P) serta intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.Unsur Kalimat- Subyek - Pelengkap- Predikat - Keterangan- Obyek 3. Subyek (S)*Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subyek biasanya diisi oleh kata/frasa benda (nominal), klausa, frasa verbal. Contoh: - Ayahku sedang melukis. - Meja direktur besar. - Yang berbaju batik, dosen saya. - Berjalan kaki menyehatkan badan. - Membangun jalan raya sangat mahal. 4. Predikat (P)* Bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagimana subyek (pelaku, tokoh, atau benda dalam kalimat). Predikat (P) dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subyek (S).Contoh:- Kuda meringkik.- Ibu sedang tidur siang.- Putrinya cantik jelita.- Kota Jakarta dalam kedaan aman.- Kucingku belang tiga.- Robi, mahasiswa baru 5. Obyek (O)* Bagian kalimat yang melengkapi predikat. Obyek biasanya diisi oleh nomina, frasa nominal atau klausa.Contoh: - Ibu menimang bayi. - Presiden mengundang tokoh LSM terkenal. - Slobodan Milosevic menculik lawan politiknya. - Pemerintah mengumumkan bahwa harga BBM akan naik. 6. Pelengkap (Pel) atau Komplemen Bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P. Posisi ini sama dengan O. Perbedaan Pel dan O. - Posisi O bisa diubah menjadi S, sedangkan Pel tidak - Pengisi Pel selain sama seperti pengisi O, juga diisi oleh frasa adjektival dan frasa preposisional - Letak Pel selain di belakang P juga di belakang O.
7. Contoh: Banyak orsospol belandaskan pancasila. Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil. 8. Keterangan (Ket)• Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya (S,P,O,Pel). Posisinya bisa di awal, tengah, maupun akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbia, atau klausa.Contoh: Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas. Lia memotong roti dengan pisau. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. 9. Kalimat EfektifKalimat Efektif adalah :• Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.Syarat Kalimat Efektif :- kesatuan - ketepatan- kepaduan - kehematan- keparalelan - kelogisan 10. 1. KesatuanTerdapat satu ide pokok dalam kalimat.Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:* Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau)Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :* Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.. 11. 2. Kepaduan (Koherensi)Hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat (kata, frasa, klausa serta tanda baca yang membentuk S-P-O- Pel-Ket dalam kalimat.Contoh kalimat yang tidak koheren :* Saya punya rumah baru saja diperbaiki.Contoh kalimat yang koheren :* Rumah saya baru saja diperbaiki. 12. 3. Keparalelan (Kesejajaran)Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.Contoh paralelisme yang salah.• Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label.Contoh Paralelisme yang benar.* Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku. 13. 4. PenekananSuatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.Cara yang dipakai untuk memberi penekanan:- Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan.- Melakukan pengulangan kata (repetisi).- Melakukan pengontrasan kata kunci.- Menggunakan partikel/penegas. 14. Contoh: Pada bulan Desember kita ujian akhir semester (bukan bulan November) Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi. Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen. Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah ini. 15. 5. Kehematan Kehematan adalah menghindari pemakaian kata yang tidak perlu ( tidak memakai kata-kata yang mubazir, tidak mengulang subyek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak)Contoh kalimat yang tidak hemat: Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang.Contoh kalimat yang hemat:* Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian. 16. 6. KelogisanKelogisan ialah mengupayakan agar ide kalimat masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis.Contoh kalimat yang tidak logis: Kepada Bapak Direktur, waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilahkan) Uang bertumpuk itu terdiri dari pecahan ratusan, puluhan, sepuluh ribuan, lima puluh ribuan, dua puluh ribuan. (tidak runtut dalam merinci)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain
karena melalui kalimat lah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Satuan
bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak)
dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat
mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai
kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar
suatu kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat
(P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final
kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru.
Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-
mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan
makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai
pengungkap maksud penuturannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat ?
2. Unsur - unsur apa sajakah yang termasuk dalam kalimat ?
3. Tuliskan dan jelaskan apa saja yang termasuk dalam jenis – jenis kalimat ?
1.3 TUJUAN
Dengan dibuatnya makalah ini kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan
makalah ini sangat berguna bagi seluruh pembaca dan dengan makalah yang berjudul “kalimat
bahasa indonesia” para pembaca akan mengetahui apa saja yang dimaksud dengan pengetian
kalimat,unsur-unsur kalimat dan jenis-jenis penggunaan dalam sebuah kalimat.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik
turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca
seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada
wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti
mereka melambangkan kesenyapan.
2.2 UNSUR - UNSUR KALIMAT
1. Predikat
Adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan
bagaimana subjek (pelaku).
Contoh: putrinya cantik jelita.
2. Subjek
Adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang
menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Contoh: yang berbaju batik dosen saya
3. Objek
Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Contoh : Nurul menimbang gula
4. Pelengkap dan komplemen
Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Contoh : Banyak orsospol berlandaskan Pancasila.
S P Pel.
5. Keterangan
Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
Contoh : Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuannya ( ket. Tujuan )
2.3 JENIS - JENIS KALIMAT
o Berdasarkan pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung
juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang
ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat
tanya atau kalimat perintah.
Contoh: “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang
lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi
kalimat berita.
Contoh:
- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek
dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang
panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga
ditelusuri Pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja) Contoh: sintia beryanyi
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat) Contoh: Ika sangat rajin