ALNA DESTRA SHAFIRA XI. TRANSMISI tugas agama biografi BIDANG
ILMU FILSAFAT 1. Nama lengkap al-Kindi adalah Abu Yusuf Yakub bin
Ishak al-Kindi. Namun, masyarakat Barat sering menyebutnya
al-Kindus. Al-Kindi berasal dari Arab Selatan. Ia lahir pada tahun
809. Keluarganya kaya dan terhormat. Setelah menyelesaikan
pendidikan dasarnya, al-Kindi pindah ke Basrah, Irak, untuk
menambah pengetahuannya di berbagai bidang. Setelah itu, ia pindah
lagi ke Baghdad untuk melanjutkan kuliah. Al-Kindi dikenal sebagai
seorang filosof yang mahir kimia dan matematika. Dalam sejumlah
karyanya, al-Kindi sering membahas masalah logika dan matematika.
Ia juga sering mengulas buku karya Aristoteles. Dalam catatan
biografi al-Kindi, al-Muntakhab, dikatakan bahwa ia adalah muslim
pertama yang terkenal di bidang filsafat. Sejumlah karya,
terjemahan, dan koreksi terhadap hasil karyanya sendiri adalah
bentuk sumbangsihnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Ia adalah
tokoh yang memperkenalkan masalah metafisika, psikologi, etika, dan
metode pendekatan secara logika serta ilmiah kepada masyarakat
muslim Arab. Para ilmuwan Arab menganggapnya sebagai pendiri
Filsafat Muslim Arab. Seorang filosof sempurna dan pemikir yang
bijak. Karya-karyanya yang luar biasa membuat namanya berada pada
posisi tertinggi di bidang ilmu pengetahuan. Dengan kecerdasan dan
keahlian yang dimilikinya, al-Kindi juga menulis buku tentang
kriptologi atau seni memecahkan kode. Dalam bukunya yang
berjudulRisalah fi Istikhraj al-Muamma atau Manuscript for the
Deciphering Cryptographic Messages itu, ia menjelaskan beberapa
cara menguraikan kode rahasia. Ia juga mengklasifikasikan kode
rahasia tersebut, menjelaskan ilmu fonetik Arab dan sintaksisnya.
Lewat buku tersebut, al-Kindi memperkenalkan penggunaan metode
statistika untuk memecahkan kode rahasia. Pengalamannya bekerja
sebagai penerjemah sandi rahasia dan pesan tersembunyi yang
terdapat dalam naskah asli Yunani dan Romawi, telah mempertajam
naluri al-Kindi di bidang kriptoanalisa. Sehubungan dengan itu, ia
pernah menjabarkan pengalamannya tersebut dalam sebuah makalah. Di
kemudian hari, makalah tersebut dibawa ke Barat untuk diterjemahkan
dan diterbitkan dalam bentuk buku yang berjudul Manuscript on
Deciphering Cryptographic Messages.Tidak hanya menguasai ilmu
kriptografi, al-Kindi juga pakar di bidang matematika. Ia telah
menghasilkan beberapa buku mengenai sistem penomoran, yang kemudian
menjadi dasar aritmatika modern. Selain itu, al-Kindi juga
memberikan kontribusi besar dalam bidang geometri bola, bidang yang
sangat mendukungnya dalam studi astronomi. Bersama al-Khawarizmi
dan Banu Musa bersaudara, ia diberi tugas menerjemahkan karya-karya
filosof Yunani dalam bahasa Arab oleh Khalifah al-Makmun. Al-Kindi
sangat mengagumi pemikiran para filosof Yunani Romawi. Ia sangat
terilhami oleh dua filosof besar Yunani, yaitu Socrates dan
Aristoteles. Pengaruh kedua tokoh ini bisa dilihat dalam beberapa
karya al-Kindi.
2. ibnu thufail Nama lengkap Ibnu Thufail adalah Abu Bakar
Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Muhammad bin Abu Thufayl
al-Qaysi, tapi lebih terkenal dengan nama al-Andalusi atau
al-Kurtubi al-Isybili. Ia lahir pada tahun 1110 di Guadix, Spanyol.
Ibnu Thufail adalah keturunan Kays, salah satu suku Arab yang
terkemuka. Di Barat, Ibnu Thufail lebih dikenal dengan nama
Abubacer. Ia adalah seorang ahli filsafat dan kedokteran. Semasa
hidupnya, nama Ibnu Thufail dikenal sebagai penulis kisah filsafat.
Kisah-kisahnya selalu didasarkan pada pertanyaan tentang asal mula
manusia, keberadaan dunia, dan pertanyaan filosofis lain. Ia
mengemas pandangan filsafatnya dalam sebuah karya sastra yang
berjudul Hayy Ibn Yaqzan (The Living Son of Vigilant). Karyanya
tersebut terinspirasi dari beberapa murid Ibnu Sina, yaitu Hayy Ibn
Yaqzan, Salaman, dan Absal. Hayy Ibn Yaqzan merupakah salah satu
karya yang paling cemerlang pada abad pertengahan. Ibnu Thufail
membuat Hayy Ibn Yaqzan berdasarkan sebuah cerita kuno di dunia
Timur, yaitu The Story of the Idol and the King and His Daughter.
Melalui bukunya ini, Ibnu Thufail mengajak pembacanya untuk
merasakan dan memahami pandangan filsafatnya. Secara garis besar,
buku tersebut berkisah tentang pengetahuan manusia yang muncul dari
sebuah kekosongan, sebelum kemudian ia menemukan pengalaman mistik
melalui hubungannya dengan Tuhan. Lewat ceritanya, Ibnu Thufail
juga ingin mengemukakan dua fakta penting. Pertama, kesatuan adalah
sisi lain dari keberagaman. Kedua, jiwa adalah sesuatu yang selalu
ada. Selain itu, Ibnu Thufail juga menyadari bahwa dunia tidak akan
ada tanpa ruang dan waktu. Dunia terbentuk karena suatu penyebab
awal. Penyebab itu adalah Tuhan. Ibnu Thufail juga menyimpulkan
bahwa hanya ada satu jalan untuk mencapai kebahagiaan hidup dan
mati, yaitu kehadiran sebuah energi yang selalu menuntunnya pada
Tuhan. Karya Ibnu Thufail ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa,
seperti Latin, Perancis, dan Spanyol. Ibnu Thufail pun dianggap
memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu filsafat. Ia
dianggap sebagai filosof kedua yang memiliki pengaruh besar di
dunia Barat setelah Ibnu Bajjah. Dalam setiap karyanya, Ibnu
Thufail selalu berupaya menyeimbangkan antara agama dan pemikiran
rasional, meskipun para filosof sebelum dan sesudah masanya jarang
melakukannya. Hal tersebut menunjukkan keinginan Ibnu Thufail untuk
mempertemukan filsafat dan agama. Ibnu Thufail meyakini bahwa ada
sebuah jalan mistis yang dapat dirasakan seseorang jika ia
berhubungan dengan Tuhan, misalnya melalui kegiatan spiritual
(ibadah) yang dijalankan secara teratur. Oleh beberapa kalangan,
pandangan Ibnu Thufail dianggap sebagai sebuah pencerahan. Ibnu
Thufail menghembuskan napas terakhirnya pada tahun 1185 di
Maroko.
3. Nama lengkap Ibnu Bajjah adalah Abu Bakr Muhammad Ibnu Yahya
bin as-Saigh at-Tujibi as-Sarakusti, tapi ia lebih populer dengan
nama Ibnu Bajjah atau Ibnu Saligh. Di Barat, Ibnu Bajjah dikenal
dengan nama Avempace, Avenpace, atau Aben Pace. Ibnu Bajjah adalah
salah seorang filosof muslim Arab terbesar dari Spanyol. Ia lahir
pada tahun 1802 di Saragosa, Spanyol, sebagai anak dari seorang
pandai emas. Meskipun demikian, beberapa sejarawan Barat mengatakan
bahwa nenek moyang Ibnu Bajjah adalah seorang Yahudi. Ibnu Bajjah
menghabiskan masa kanak-kanak dan mudanya di kota kelahirannya.
Ibnu Bajjah adalah filosof muslim pertama yang memisahkan antara
agama dan filsafat. Meskipun begitu, Ibnu Bajjah tidak menolak
agama. Sebaliknya, ia justru menempatkan agama sebagai sesuatu yang
dapat dipahami secara rasional. Dalam filsafatnya, Ibnu Bajjah
mengemukakan hakikat kebenaran, kebahagiaan hidup terbesar, dan
cara memperoleh kebahagiaan itu melalui kegiatan yang melibatkan
akal pikiran. Dasar filsafat yang dipelajari Ibu Bajjah adalah ilmu
matematika dan ilmu alam. Metode filsafat Ibnu Bajjah mirip dengan
metode yang dikembangkan oleh Immanuel Kant di kemudian hari. Dalam
bidang filsafat, kemampuan Ibnu Bajjah bisa disetarakan dengan
al-Farabi dan Aristoteles. Ia mengemukakan sebuah gagasan filsafat
ketuhanan yang menyatakan bahwa manusia boleh berhubungan dengan
akal pikiran melalui perantara ilmu pengetahuan dan pembangunan
potensi manusia. Menurut Ibnu Bajjah, cara manusia mendekati Tuhan
tidak harus melalui amalan tasawuf, seperti yang dikemukakan oleh
imam al-Ghazali, melainkan bisa juga dilakukan melalui amalan
berpikir. Dengan ilmu dan amalan berpikir, segala keutamaan dan
perbuatan moral dapat diarahkan untuk memimpin dan menguasai jiwa.
Usaha ini dapat menghilangkan sifat hewaniah yang bersarang dalam
hati dan diri seorang manusia. Berdasarkan pendapat tersebut, Ibnu
Bajjah berharap agar setiap manusia selalu berusaha berhubungan
dengan alam, baik dilakukan bersama masyarakat sekitarnya atau pun
terpisah. Jika orang tersebut berada di tengah-tengah masyarakat
yang tidak baik, sebaiknya ia menyepi dan menyendiri. Pandangan
filsafat Ibnu Bajjah ini banyak dipengaruhi oleh ide al-Farabi.
Ibnu Bajjah menulis pandangannya tersebut dalam Risalah al-Wida
danTadbir al-Muttawwahid. Secara umum, kedua buku tersebut
merupakan pembelaan atas karya al-Farabi dan Ibnu Sina. Ibnu Bajjah
juga menulis sebuah buku yang berjudul al-Nafs. Buku ini
membicarakan persoalan yang berkaitan dengan jiwa. Pembicaraan
tersebut banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Yunani.
Sehubungan dengan itu, Ibnu Bajjah banyak membuat ulasan atas karya
Aristoteles dan Galen. Ibnu Bajjah meninggal dunia pada tahun
1138.
4. Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad
Ibnu Muhammad Al-Ghazali, yang terkenal dengan hujjatul Islam
(argumentator islam) karena jasanya yang besar di dalam menjaga
islam dari pengaruh ajaran bidah dan aliran rasionalisme yunani.
Beliau lahir pada tahun 450 H, bertepatan dengan 1059 M di Ghazalah
suatu kota kecil yang terlelak di Thus wilayah Khurasah yang waktu
itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia islam.
Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, ayahnya
adalah seorang pengrajin wol sekaligus sebagai pedagang hasil
tenunannya, dan taat beragama, mempunyai semangat keagamaan yang
tinggi, seperti terlihat pada simpatiknya kepada ulama dan
mengharapkan anaknya menjadi ulama yang selalu memberi nasehat
kepada umat. Itulah sebabnya, ayahnya sebelum wafat menitipkan
anaknya (imam al-Ghazali) dan saudarnya (Ahmad), ketika itu masih
kecil dititipkan pada teman ayahnya, seorang ahli tasawuf untuk
mendapatkan bimbingan dan didikan. Meskipun dibesarkan dalam
keadaan keluarga yang sederhana tidak menjadikan beliau merasa
rendah atau malas, justru beliau semangat dalam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan, dikemudian beliau menjelma menjadi
seorang ulama besar. dan seorang sufi. Dan diperkirakan imam
Ghazali hidup dalam kesederhanaan sebagai seorang sufi sampai usia
15 tahun (450-456).
5. Ibnu Rusyd merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan
Islam. Nama lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di
Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko)
pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra
Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat.
Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab
yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang
kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran
di Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu
Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak
bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk
mempelajari ilmu Filsafat.
6. Ibnu Sina merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan
Islam. Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina,
lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di
Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu
hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17
tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran
Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di
antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanun Fi At-Tibb, yaitu
ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifa, ensiklopedi
tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
7. Al-Farabi merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan
Islam. Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag
AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat
di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi
menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika,
musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi.
Di antara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar- Royu Ahlul
al-Mad3nah wa aI-Fad3lah (pemikiran tentang penduduk negara
utama)
BIDANG KEDOKTERAN 1. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau
dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang
pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 930. Ar-Razi juga
diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu
ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun
251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah
mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam
bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad.
Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah
sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari
di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad,
ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar
penyakit cacar. Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang
menemukan penyakit alergi asma, dan ilmuwan pertama yang menulis
tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia
menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar
pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang
menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.
Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan
seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan
obat-obatan yang berasal dari merkuri..
2. JABIR IBN HAYYAN Tokoh besar yang dikenal sebagai the father
of modern chemistry. Jabir Ibn Hayyan (keturunan Arab, walaupun
sebagian orang menyebutnya keturunan Persia), merupakan seorang
muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan
astronomi.Jabir Ibn Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu
mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu
dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu
ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar
untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini.
Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam
sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia
juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam
klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. Jabir Ibn Hayyan
mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses
pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia
jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida
pada pembuatan gelas kaca. Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali
mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah
terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi
untuk menemukan etanol.
3. THABIT BIN QURRA (836-901), seorang astronom dan
matematikawan lahir di Turki hari ini, paling dikenal untuk
menerjemahkan karya-karya Yunani klasik tentang astronomi, dan
untuk datang dengan formula untuk pasangan bersahabat. Muhammad bin
Musa bin Syakir diundang Thabit untuk bekerja di Rumah Baghdad
Kebijaksanaan menerjemahkan karya-karya Yunani dan Suriah (seperti
Conics Apollonius atau karya Euclid dan Archimedes). Ketika dia
menerjemahkan teks, Tsabit diproduksi tubuh matematika sendiri.
Tsabit adalah salah satu dari Sabian. Ibadah mereka dari planet dan
bintang-bintang itu ditoleransi oleh khalifah Islam, yang tertarik
dalam pekerjaan mereka pada astronomi. Hal ini diyakini bahwa
Thabit datang dengan teori awal tentang ekuinoks, dan membuat
perkiraan yang cukup baik dari panjang tahun sidereal yang off oleh
hanya beberapa detik. Anak Tsabit adalah seorang dokter, dan
cucunya belajar kurva untuk membuat jam matahari yang lebih
baik.
4. Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi . Dalam dunia barat dia
dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam adat
kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama
orang terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui
apakah orang tersebut muslim atau bukan. Tetapi para sejarawan kita
sendiri maupun barat mengetahui dari buku-buku yang ditinggalkan
bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat
diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri. Al Khindi
ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli
matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli
filsafat Arab dan Yunani kuno. Al-Kindi adalah seorang filosof
muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah: Filosofi,
Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.
BIDANG MATEMATIKA 1. Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi (780 850)
adalah seorang pakar dalam bidang matematik, astronomi dan geografi
dari Iran. Al-Khawarizmi juga dikenali sebagai bapa algebra. Orang
Eropa menyebutnya dengan AlGorisma. Nama itu kemudian dipakai
orang-orang barat dalam arti kata Aritmatika atau ilmu hitung.
Mengapa ? Karena dia adalah seorang muslim yang pertama-tama dan
ternama dalam ilmu Matematika dan ilmu hitung. Bukunya yang
terkenal berjudul Al-jabar Wal Muqobalah, kemudian buku tersebut
disalin oleh orang-orang barat dan sampai sekarang ilmu itu kita
kenal dengan nama Al-Jabar.
BIDANG ASTRONOMIS1. Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya
Ibn Ismail Buzjani (Buzhgan, Nishapur, Iran, 940 997 / 998) adalah
seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun
959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya
trigonometri di sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah
satu kawah di bulan dinamai Abul Wfa sesuai dengan namanya. Salah
satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi
tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel
trigonometri.
2. Al Battani (sekitar 850 923) adalah seorang ahli astronomi
dan matematikawan dari Arab. Al Battani lahir di Harran dekat Urfa.
Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan
tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Al
Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri.3. Al
Farghani (870); pengarang buku tentang pergerakkan benda-benda
langit dan ilmu astronomi dan dipakai oleh Dante jauh kemudian.
4. Abu Abdallah Muhammad ibn Ibrahim al-Farazi (796-806) adalah
seorang filsuf muslim, matematikawan, dan astronom. Ia lahir di
tengah keluarga ilmuwan. Ayah beliau, Ibrahim al Fazari, juga
seorang astronomer dan matematikawan. Beberapa sumber mengatakan
bahwa dilihat dari nama, beliau berasal dari Arab tapi beberapa
yang lain mengatakan bahwa belia berasal dari Persia. Al Farazi
menetap serta berkarya di Baghdad, Irak, ibu kota kekhalifahan
Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah yang berkuasa saat itu memberikan
peluang dan dukungan yang sangat besar dalam pengembangan ilmu
pengetahuan apalagi dalam bidang astronomi. Khalifah al-Mansyur
adalah penguasa Abbasiyah pertama yang memberi perhatian serius
dalam pengkajian astronomi dan astrologi. Beliau tidak segan untuk
mengeluarkan dana besar untuk memulai pengembangan ilmu ini.
Khalifah mengumpulkan dan mendorong cendekiawan muslim untuk
menerjemahkan beragam literatur yang berasal dari Yunani, Romawi
Kuno, India, hingga Persia. Al Farazi adalah salah satu astronom
paling awal di dunia Islam. Beliau memegang peran penting dalam
kemajuan ilmu astronomi di masa Abbasiyah. Al-Fazari menerjemahkan
beberapa literatur asing ke dalam bahasa Arab dan Persia. Bersama
dengan beberapa cendekiawan lain, seperti Naubakht, dan Umar ibnu
al-Farrukhan al-Tabari, beliau meletakkan dasar-dasar ilmu
pengetahuan di dunia Islam.
ILMU HADIS1. Imam Muslim
Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pada tahun 202 H atau 817 M.
Imam Muslim bernama lengkap Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj
bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi. Naisabur, yang
sekarang ini termasuk wilayah Rusia, dalam sejarah Islam kala itu
termasuk dalam sebutanMaa Wara'a an Nahr, artinya daerah-daerah
yang terletak di sekitar Sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah.
Pada masa Dinasti Samanid, Naisabur menjadi pusat pemerintahan dan
perdagangan selama lebih kurang 150 tahun. Seperti halnya Baghdad
di abad pertengahan, Naisabur, juga Bukhara (kota kelahiran Imam
Bukhari) sebagai salah satu kota ilmu dan pusat peradaban di
kawasan Asia Tengah. Di sini pula bermukim banyak ulama besar.
Perhatian dan minat Imam Muslim terhadap ilmu hadits memang luar
biasa. Sejak usia dini, beliau telah berkonsentrasi mempelajari
hadits. Pada tahun 218 H, beliau mulai belajar hadits, ketika
usianya kurang dari lima belas tahun. Beruntung, beliau dianugerahi
kelebihan berupa ketajaman berfikir dan ingatan hafalan. Ketika
berusia sepuluh tahun, Imam Muslim sering datang dan berguru pada
seorang ahli hadits, yaitu Imam Ad Dakhili. Setahun kemudian,
beliau mulai menghafal hadits Nabi SAW, dan mulai berani mengoreksi
kesalahan dari gurunya yang salah menyebutkan periwayatan hadits.
Selain kepada Ad Dakhili, Imam Muslim pun tak segan-segan bertanya
kepada banyak ulama di berbagai tempat dan negara. Berpetualang
menjadi aktivitas rutin bagi dirinya untuk mencari silsilah dan
urutan yang benar sebuah hadits. Beliau, misalnya pergi ke Hijaz,
Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Dalam lawatannya itu,
Imam Muslim banyak bertemu dan mengunjungi ulama-ulama kenamaan
untuk berguru hadits kepada mereka. Di Khurasan, beliau berguru
kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray beliau
berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu 'Ansan. Di Irak beliau
belajar hadits kepada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin Maslamah;
di Hijaz beliau belajar kepada Sa'id bin Mansur dan Abu Mas
'Abuzar; di Mesir beliau berguru kepada 'Amr bin Sawad dan Harmalah
bin Yahya, dan ulama ahli hadits lainnya. Bagi Imam Muslim, Baghdad
memiliki arti tersendiri. Di kota inilah beliau berkali-kali
berkunjung untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits.
Kunjungannya yang terakhir beliau lakukan pada tahun 259 H. Ketika
Imam Bukhari datang ke Naisabur, Imam Muslim sering mendatanginya
untuk bertukar pikiran sekaligus berguru padanya. Saat itu, Imam
Bukhari yang memang lebih senior, lebih menguasai ilmu hadits
ketimbang dirinya. Ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara
Bukhari dan Az Zihli, beliau bergabung kepada Bukhari. Sayang, hal
ini kemudian menjadi sebab terputusnya hubungan dirinya dengan Imam
Az Zihli. Yang lebih menyedihkan, hubungan tak baik itu merembet ke
masalah ilmu, yakni dalam hal penghimpunan dan periwayatan
hadits-hadits Nabi SAW. Imam Muslim dalam kitab shahihnya maupun
kitab-kitab lainnya tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima
dari Az Zihli, padahal beliau adalah gurunya. Hal serupa juga
beliau lakukan terhadap Bukhari. Tampaknya bagi Imam Muslim tak ada
pilihan lain kecuali tidak memasukkan ke dalam Kitab Shahihnya
hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu. Kendatipun
demikian, dirinya tetap mengakui mereka sebagai gurunya. Imam
Muslim yang dikenal sangat tawadhu' dan wara' dalam ilmu itu telah
meriwayatkan puluhan ribu hadits. Menurut Muhammad Ajaj Al Khatib,
guru besar hadits pada Universitas Damaskus, Syria, hadits yang
tercantum dalam karya besar Imam Muslim, Shahih Muslim, berjumlah
3.030 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dengan pengulangan,
katanya, berjumlah sekitar 10.000 hadits. Sementara menurut Imam Al
Khuli, ulama besar asal Mesir, hadits yang terdapat dalam karya
Muslim tersebut berjumlah 4.000 hadits tanpa pengulangan, dan 7.275
dengan pengulangan. Jumlah hadits yang beliau tulis dalam Shahih
Muslim itu diambil dan disaring dari sekitar 300.000 hadits yang
beliau ketahui. Untuk menyaring hadits-hadits tersebut, Imam Muslim
membutuhkan waktu 15 tahun. Mengenai metode penyusunan hadits, Imam
Muslim menerapkan prinsip-prinsip ilmu jarh, danta'dil, yakni suatu
ilmu yang digunakan untuk menilai cacat tidaknya suatu hadits.
Beliau juga menggunakan sighat at tahammul (metode-metode
penerimaan riwayat), seperti haddasani(menyampaikan kepada saya),
haddasana (menyampaikan kepada kami), akhbarana(mengabarkan kepada
saya), akhabarana (mengabarkan kepada kami), dan qaalaa (ia
berkata). Imam Muslim menjadi orang kedua terbaik dalam masalah
ilmu hadits (sanad, matan, kritik, dan seleksinya) setelah Imam
Bukhari. "Di dunia ini orang yang benar-benar ahli di bidang hadits
hanya empat orang; salah satu di antaranya adalah Imam Muslim,"
komentar ulama besar Abu Quraisy Al Hafizh. Maksud ungkapan itu tak
lain adalah ahli-ahli hadits terkemuka yang hidup di masa Abu
Quraisy.
2. Imam Abu Dawud
Beliau lahir sebagai seorang ahli urusan hadits, juga dalam
masalah fiqh dan ushul serta masyhur akan kewaraannya dan
kezuhudannya. Kefaqihan beliau terlihat ketika mengkritik sejumlah
hadits yang bertalian dengan hukum, selain itu terlihat dalam
penjelasan bab-bab fiqih atas sejumlah karyanya, seperti Sunan Abu
Dawud.
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat
pada tahun 275 H di Bashrah.
Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadist yang berusaha
menggali makna hadist dalam berbagai sudut pandang dengan metoda
pendekatan dan sistem yang berbeda, sehingga dengan upaya yang
sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi generasi
selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar.
Di samping itu, mereka pun telah bersusah payah menghimpun
hadits-hadits yang dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara
hadits yang tampak saling menyelisihi. Hal tersebut dilakukan untuk
menjaga kewibawaan dari hadits dan sunnah secara umum. Abu Muhammad
bin Qutaibah (wafat 267 H) dengan kitab beliau Tawil Mukhtalaf
al-Hadits telah membatah habis pandangan kaum Mutazilah yang
mempertentangkan beberapa hadits dengan al-Quran maupun dengan
rasio mereka.
Selanjutnya upaya untuk memilahkan hadits dari khabar-khabar
lainnya yang merupakan hadits palsu maupun yang lemah terus
dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari dan beberapa
penyusun sunan dan lainnya. Salah satu kitab yang terkenal adalah
yang disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud. Kitab ini
memuat 4800 hadits terseleksi dari 50.000 hadits.
Beliau sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia
belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, beliau
sudah berada di baghdad. Kemudian mengunjungi berbagai negeri untuk
memetik langsung ilmu dari sumbernya. Beliau langsung berguru
selama bertahun-tahun. Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad bin
Hambal, al-Qanabi, Abu Amr adh-Dhariri, Abu Walid ath-Thayalisi,
Sulaiman bin Harb, Abu Zakariya Yahya bin Main, Abu Khaitsamah,
Zuhair bin Harb, ad-Darimi, Abu Ustman Said bin Manshur, Ibnu Abi
Syaibah dan lain-lain.
Sebagai ahli hukum, Abu Dawud pernah berkata: Cukuplah manusia
dengan empat hadist, yaitu: Sesungguhnya segala perbuatan itu
tergantung niatnya; termasuk kebagusan Islam seseorang adalah
meninggalkan apa yang tidak bermanfaat; tidaklah keadaan seorang
mukmin itu menjadi mukmin, hingga ia ridho terhadap saudaranya apa
yang ia ridho terhadap dirinya sendiri; yang halal sudah jelas dan
yang harampun sudah jelas pula, sedangkan diantara keduanya adalah
syubhat.
Beliau menciptakan karya-karya yang bermutu, baik dalam bidang
fiqh, ushul,tauhid dan terutama hadits. Kitab sunan beliaulah yang
paling banyak menarik perhatian, dan merupakan salah satu diantara
kompilasi hadits hukum yang paling menonjol saat ini. Tentang
kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata: Kitab sunannya
Abu Dawud Sulaiman bin Asyats as-sijistani rahimahullah adalah
kitab Islam yang topiknya tersebut Allah telah mengkhususkan dia
dengan sunannya, di dalam banyak pembahasan yang bisa menjadi hukum
diantara ahli Islam, maka kepadanya hendaklah para mushannif
mengambil hukum, kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho,
karena sesungguhnya ia telah mengumpulkan sejumlah hadits ahkam,
dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan, serta mengaturnya
dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian
sikapnya dengan membuang sejumlah hadits dari para perawi majruhin
dan dhuafa. Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem-
berikannya pula atas para pelanjutnya.3. Imam At
TirmidziAllahsubhanahu wa taalamenakdirkan segala kejadian yang ada
di alam semesta ini dengan perantara sebab akibat. Seperti halnya
jika kita meminta rezeki dari Allah, kita tidak bisa meminta agar
Allahtaalamenurunkan uang atau pun emas langsung turun dari langit.
Akan tetapi, kita harus mengambil sebab agar Allahtaalamemberikan
rezekinya untuk kita, yaitu dengan bekerja.Begitu pula dengan ilmu.
Allahtaalaingin menghidupkan dan menyebarkan ilmu agama ini untuk
seluruh umat manusia dengan dihidupkannya para ulama. Mereka adalah
orang-orang pilihan yang telah Allahtaalapilih di antara milyaran
manusia di muka bumi ini yang bertugas sebagai pewaris para
nabi.Dan di antara para ulama tersebut, yang telah banyak berjasa
untuk kaum muslimin adalah Imam Tirmidzirahimahullahu taala.Beliau
adalah salah satu Imam Ahli Hadis terkenal yang memiliki kitab
hadis yang monumental yaitu KitabAl-JamiatauSunan
at-Tirmidzi.Bagaimanakah biografi beliau? Mari kita simak kisah
perjalanan hidup beliau yang mulia. Semoga kita bisa mengambil
banyak pelajaran hidup darinya.Nama BeliauSalah satu ulama besar
yang dimiliki kaum muslimin ini bernama lengkap Muhammad bin Isa
bin Saurah bin Musa as-Sulami at-Tirmidzi. Dan beliau memiliki nama
kunyah Abu Isa.1Kelahiran BeliauImam ahli hadis ini dilahirkan pada
tahun 209 Hijriyah di sebuah daerah bernamaTirmidz. Dan nama beliau
tersebut dinisbatkan kepada sebuah sungai yang ada di daerah
tersebut yang sering dikenal dengan namaJaihun. Para ulama berbeda
pendapat akan kebutaan yang beliau alami pada waktu itu. Ada yang
mengatakan bahwa beliau mengalami kebutaan sejak beliau lahir. Akan
tetapi yang benar adalah beliau mengalami kebutaan pada masa tua
beliau, yaitu masa setelah beliau banyak melakukan perjalanan untuk
menuntut ilmu.2Kisah perjalanan beliau dalam menuntut ilmuPada
zaman kita saat ini, sangat jarang kita temukan ada seorang anak
muda yang sudah semangat menuntut ilmu agama di umurnya yang masih
belia. Biasanya, pada usia yang masih belia, mereka lebih menyukai
kebebasan bermain dan beraktivitas. Akan tetapi, dahulu para ulama
kita memiliki semangat untuk menuntut ilmu agama sejak usia mereka
yang masih muda. Termasuk di antaranya adalah Imam Tirmidzi. Beliau
memulai jihadnya dengan belajar agama sejak beliau masih muda.
Beliau mengambil ilmu dari para syekh yang ada di negara
beliau.3Kemudian beliau memulai melakukan perjalanan dalam menuntut
ilmu ke berbagai negara yang ada di muka bumi ini. Yang mana
perjalanan beliau itu hanya ditujukan untuk menimba ilmu agama.
Beberapa daerah yang pernah beliau datangi pada saat itu adalah
Khurasan, Iraq, Madinah, Mekkah, dan yang lainnya.4Karya-karya emas
beliauSalah satu hal yang menyebabkan orang berilmu akan selalu
terkenang namanya dan terus mengalir pahalanya adalah apabila dia
menulis ilmu-ilmunya dalam suatu buku yang akan dibaca oleh manusia
hingga akhir zaman. Dan di antara karya-karya beliau yang sampai
saat ini dimanfaatkan oleh kaum muslimin terutama para ulama
adalah:1. Al-Jami (Sunan at-Tirmidzi). Kitab yang satu ini adalah
kitab beliau yang paling monumental dan paling bermanfaat.2.
Al-Ilal.3. Al-Ilal al-Kabir4. Syamail an-Nabi shallallahu alaihi
wasallam. Kitab ini termasuk kitab yang paling bagus yang membahas
tentang sifat-sifat Nabi Muhammadshallallahu alaihi wasallam.5. At
Tarikh6. Az Zuhd7. Al-Asma wal-Kuna.7Dll
4. Ibnu MajahNama sebenarnya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin
Majah ar-Rabii al-Qazwini dari desa Qazwin, Iran. Lahir tahun 209
dan wafat tahun 273. Beliau adalah muhaddits ulung, mufassir dan
seorang alim. Beliau memiliki beberapa karya diantaranya adalah
Kitabus Sunan, Tafsir dan Tarikh Ibnu Majah. Ia melakukan
perjalanan ke berbagai kota untuk menulis hadits, anatara lain Ray,
Basrah, Kufah, Baghdad, Syam, Mesir dan Hijaz. Ia menerima hadit
dari guru gurunya antara lain Ibn Syaibah, Sahabatnya Malik dan
al-Laits. Abu Yala berkata, Ibnu Majah seorang ahli ilmu hadits dan
mempunyai banyak kitab. Beliau menyusun kitabnya dengan sistematika
fikih, yang tersusun atas 32 kitab dan 1500 bab dan jumlah
haditsnya sekitar 4.000 hadits. Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi
menghitung ada sebanyak 4241 hadits di dalamnya. Sunan Ibnu Majah
ini berisikan hadits yang shahih, hasan, dhaif bahkan maudhu. Imam
Abul Faraj Ibnul Jauzi mengkritik ada hampir 30 hadits maudhu di
dalam Sunan Ibnu Majah walaupun disanggah oleh as-Suyuthi. Ibnu
Katsir berkata, Ibnu Majah pengarang kitab Sunan, susunannya itu
menunjukan keluasan ilmunya dalam bidang Usul dan furu, kitabnya
mengandung 30 Kitab; 150 bab, 4.000 hadits, semuanya baik kecuali
sedikit saja. Al-Imam al-Bushiri (w. 840) menulis ziadah (tambahan)
hadits di dalam Sunan Abu Dawud yang tidak terdapat di dalam
kitabul khomsah (Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud,
Sunan Nasai dan Sunan Tirmidzi) sebanyak 1552 hadits di dalam
kitabnya Misbah az-Zujajah fi Zawaid Ibni Majah serta menunjukkan
derajat shahih, hasan, dhaif maupun maudhu. Oleh karena itu,
penelitian terhadap hadits-hadits di dalamnya amatlah urgen dan
penting. Ia wafat pada tahun 273 H
5. IMAM BUKHORINama lengkap Imam Bukhari adalah Muhammad bin
Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju'fi
Al-Bukhari. Beliau lahir pada hari Jum'at setelah shalat Jum'at, 13
Syawwal 194 H dikota bukhara. Maka tak heran jika beliau lebih
populer dengan sebutan Al-Bukhari. Karena penggunaan huruf 'al'
dirasa kurang familiar di Indonesia, maka masyarakat di sini
menyebut beliau Imam Bukhari atau Bukhari. Bukhari dididik dalam
keluarga yang berilmu. Ismail, Bapaknya, adalah seorang ahli hadits
yang memplajarinya dari sejumlah ulama terkenal. Seperti, Malik bin
Anas, Hammad bin Zaid, dan Abdullah bin Al-Mubarak. Ayahnya wafat
ketika Bukhari masih kecil, sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu
dalam kondisi yatim. Ayahnya meninggalkan Bukhari dalam keadaan
yang berkecukupan dari harta yang halal dan berkah. Harta tersebut
dijadikan Bukhari sebagai media untuk sibuk dalam menuntut ilmu.
Waktu kecil, kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi
melihat Khalilullah Nabi Ibrahim AS berujar kepadanya, "Wahai ibu,
sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena
banyaknya do'a yang kamu panjatkan kepada-NYA." Menjelang pagi
harinya, ibu Imam Bukhari mendapati penglihatan anaknya telah
sembuh. Menginjak usia 16 tahun, dia bersama ibu dan kakaknya
mengunjungi kota suci. Dia kemudian tinggal di Makkah dekat dengan
Baitullah beberapa saat untuk menuntut ilmu. Beberapa negeri yang
telah disinggahi dalam rangka rihlah mempelajari hadits antara lain
: Khurasan, Bashrah, Kufah, Baghdad, Hijaz (Makkah & Madinah),
Syam, Al-Jazirah (kota-kota yg terletak disekitar Dajlah &
Eufrat), Mesir. Karya-Karya Imam BukhariBanyak buku yang ditulis
oleh Imam Bukhari. Diantranya adlh Al-Jami' as-Sahih, Al-Adab
al-Mufrad, At-Tarikh ash-Shaghir, At-Tarikh al-Awsath, At-Tarikh
al-Kabir,At-Tafsir al-Kabir, Al-Musnad al-Kabir, Kitab al-'ilal,
Raf'ul Yadain fi ash-Shalah, Birrul Walidain, Kitab al-Asyribah,
Al-Qira'ah Khalfa, Al-Wihdan, Al-Fawa'id, Qadlaya ash-Shahabah wa
at-Tabi'in, dan Masykhah. Semua karya Imam Bukhari sangat penting
dalam ilmu hadits, Tetapi yang paling terkenal adalah kitab
Al-Jami' Ash-Shahih yang lebih populer dengan 'Shahih Al-Bukhari'.
Kitab ini mulai ditulis ketika beliau berada di Makkah. Penulisan
berakhir ketika beliau berada di Madinah. Dari sekian ribu hadits
yang dihafalnya, untuk dimasukkan kedalam kitabnya itu ia
mengadakan seleksi yang sangat ketat. Setiap hendak memasukkan
hadits kedalam kitabnya, beliau melakukan shalat sunah dan
beristikharah. Bila merasa mantap, beliau baru memasukkan hadits
tersebut. Beliau melakukan hal ini selama lebih kurang 16 Tahun.
Wafat Beliau Imam Bukhari keluar menuju Samarkand. Tiba di
khartand, sebuah desa kecil sebelum Samarkand, ia singgah untuk
mengunjungi beberapa familinya. Namun, di sana beliau jatuh sakit
selama beberapa hari. Dan akhirnya beliau meninggal pada hari
sabtu, tanggal 31 Agustus 870M (256H) pada malam Idul Fitri dalam
usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat
Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri.