-
_______________________________________________________________________
1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP2 Staf Pengajar Jurusan
Teknik Elektro UNDIP
PERANCANGAN ANTENA QUADRIFILAR HELICOIDAL PADA BAND FREKUENSI
UHF TV (300-800 MHz)
Deddy Setiadji[1], Agung Budi P., ST., MIT.[2], Yuli
Christiyono, ST., MT.[2]
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
DiponegoroJln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
AbstrakAntena merupakan piranti transmisi yang penting dalam
system penerima sinyal televisi, sebab tidak
dimungkinkan lagi jika kabel tembaga digunakan sebagai saluran
transmisinya yang terbatas akan jarak.Antena televisiyang ada di
pasaran sekarang ini sudah banyak jenis nya, namun belum ada antena
televisi jenis Helix baik sebagi antenaluar (outdoor) maupun antena
dalam (indoor) yang beredar. Oleh karena itu muncul gagasan untuk
merancang antenapenerima televisi Quadrifilar Helicoidal yang
merupakan tipe antena jenis Helix dengan frekuensi kerja pada band
UHFTV (300MHz 800MHz). Sehingga dengan adanya antena Quadrifilar
Helicoidal diharapkan dapat menambah daftarjenis antena televisi di
pasar.
Perancangan dan pengukuran bentuk fisik merupakan langkah awal
dalam tugas akhir ini. Langkah berikutnyayaitu pembuatan antena
Quadrifilar Helicoidal. Langkah selanjutnya adalah pengujian
terhadap beberapa parameterpenting diantaranya frekuensi kerja,
VSWR, dan pola radiasi serta di ujikan secara langsung pada pesawat
televisi.Pengujian juga diperlakukan pada antena yang telah beredar
dipasaran sebagai bahan perbandingan.
Dari hasil pengujian, antena Quadrifilar Helicoidal beresonansi
pada frekuensi 540 Mhz, sedangkan frekuensiyang diharapkan 550 Mhz.
Pola radiasi antena Quadrifilar Helicoidal berbentuk lingkaran yang
merupakan tipe dariantena isotropis dan bentuk fisik nya tidak
terlalu besar, sehingga antena Quadrifilar Helicoidal cocok
digunakan sebagaiantena dalam (indoor). Untuk pengujian dengan
menggunakan pesawat televisi yang dilakukan di semarang,
antenaQuadrifilar Helicoidal memiliki kualitas penerimaan yang
baik.
kata kunci: UHF, antena, Televisi, quadrifilar helicoidal,
helix, penerima
I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologitelekomunikasi semakin
berkembang pesat, baik berupaaudio, maupun audio visual. Dimulai
dari pembangunanjaringan pemancar radio yang merupakan komunikasi
audio,hingga dikembangkan nya komunikasi dengan gambarbergerak dan
suara yang merupakan komunikasi audiovisual.
Salah satu alat yang berperan penting dalammemancarkan dan
menerima gelombang radio adalahantena. Semakin presisi
parameter-parameter yang terlibatdalam perencangan antena maka akan
semakin bagus pulasinyal yang diterima pada antena penerima.
Pada Tugas Akhir ini akan dirancang antenaQuadrifilar Helix atau
Quadrifilar Helicoidal sebagai antenapenerima (reciever) yang akan
di gunakan pada bandfrekuensi 300 800 MHz yaitu band frekuensi UHF
padastasiun televisi. Dipasaran sering dijumpai antena UHFdengan
bentuk Dipole dan Monopole yang merupakanantena segala arah (omni
directional), maupun antena Yagiyang pemasangannya harus diarahkan
pada arah tertentu(directional). Antena Quadrifilar Helicoidal
merupakanantena yang memiliki pola radiasi ke segala arah
sehinggadalam pemakaiannya, antena jenis ini tidak perlu
diarahkanke arah tertentu. Skema dari antena ini telah digunakan
padapesawat penerima GPS (Global Potitioning Service)Garmin. Dengan
perancangan antena Quadrifilar Helicoidaldiharapkan antena ini
dapat diaplikasakan pada penerimaansinyal pesawat televisi.
Kualitas antena dapat diketahui denganmelakukan pengujian atas
parameter-parameter yang
meliputi Pola Radiasi, Frekuensi Kerja dan VSWR,Sehingga
diharapkan sinyal yang di terima lebih baikdengan menggunakan
antena hasil perancangan tesebut.
1.2 TujuanTujuan dari tugas akhir ini adalah merancang dan
menguji antena Quadrifilar Helicoidal pada band frekuensiUHF
Televisi yaitu 300-800 MHz di sisi penerima.
1.3 Pembatasan masalahPada Tugas Akhir ini pembahasan akan
dibatasi
pada hal-hal berikut ini :1. Antena yang dirancang adalah antena
penerima pada
band frekuensi UHF televisi yaitu 300 - 800 MHzdengan frekuensi
tengah 550 MHz.
2. Antena yang di rancang merupakan antena QuadrifilarHelicoidal
setengah putaran.
3. Parameter-parameter yang diuji adalah FrekuensiKerja, Pola
Radiasi, dan VSWR.
II. TEORI DASAR ANTENA2.1 P engertian Antena
Salah satu perangkat yang digunakan untuk prosestransmisi dan
penerimaan sinyal Radio Frekuensi (RF)adalah antena. Oleh karena
itu antena dapat didefinisikanmenurut penggunaannya. Jika antena
digunakan sebagaiantena pemancar maka antena adalah konduktor
yangmengubah arus listrik frekuensi radio menjadi
gelombangelektromagnetik yang kemudian dipancarkan. Sedangkaanjika
antena digunakan sebagai antena penerima makaantena adalah
konduktor yang mengubah gelombangelektromagnetik menjadi arus
listrik frekuensi radio.
-
2Baik antena pemancar maupun antena penerimamempunyai prinsip
kerja yang sama, meskipun secarafungsi berbeda. Fungsi utama antena
adalah sebagaipenyesuai impedansi atau sebagai saluran transisi
antarasaluran transmisi dengan udara/ruang hampa danmengarahkan
radiasi gelombang elektromagnetik ke arahyang diinginkan atau
menekan radiasi yang tidakdiinginkan.
Dalam kaitan nya antena sebagai transisi antarasaluran transmisi
dan udara maka perlu di ketahui pulaproses lepas nya sinyal dari
saluran transisi ke udara.
Proses tersebut dapat di gambarkan denganmenghubungkan suatu
antena dengan sumber sinyal melaluisaluran atau kabel transmisi.
Sinyal yang di keluarkan darisumber sinyal akan mengalir ke saluran
transmisi sehinggamenimbulkan medan listrik di antara
konduktor-konduktornya. Medan listrik berhubungan dengan
garis-garis gaya listrik. Garis-garis gaya listrik cenderung
bereaksipada elektron-elektron bebas. Garis-garis gaya listrik
keluardari muatan-muatan positif dan berakhir di
muatan-muatannegatif. Dengan adanya garis-garis gaya listrik
akanmenimbulkan medan listrik di sekitar penghantar. Adanyamedan
listrik akan menimbulkan intensitas medan magnet.
Jika diasumsikan sinyal yang keluar dari sumbersinyal berupa
sinusoida, maka medan listrik di sepanjangsaluran transmisi juga
berupa sinusoida dengan periode-periode yang sama dengan periode
sumber sinyal. Besarnyaintensitas medan listrik relatif akan
ditunjukan oleh rapatgaris-garis gaya dengan anak panah yang
menunjukan arahpositif dan negatif. Timbulnya medan listrik dan
magnetyang berubah-ubah terhadap waktu, di antara
konduktor-konduktor membentuk gelombang elektromagnetik
yangmenjalar sepanjang kabel transmisi. Gelombangelektromagnetik
mengalir menuju antena. Seperti yangterlihat pada gambar 2.1.
Pada antena, gelombang elektromagnetik masih dibentuk oleh
muatan-muatan yang berada pada konduktornya. Saat sinyal
dilepaskan, garis-garis gaya listrik keluardari muatan-muatan
positif dan berakhir di tak hingga danjuga keluar dari tak hingga
dan berakhir di muatan-muatannegatif sehingga diasumsikan membentuk
suatu loop-looptertutup keluar atau berakhir pada suatu muatan.
Gelombangruang bebas juga berbentuk periodik. Titik Po
berfasekonstan bergerak kearah luar antena dengan kecepatancahaya
dan merambat sampai P1 sejauh dalam waktu setengah periode sinyal.
Demikian pula dari P1 menuju keP2 bergerak setengah periode seperti
yang terlihat padagambar 2.1. pada gambar 2.2 terlihat
sinyal-sinyal yangtelah lepas dari antena ke udara.
Gambar 2.1 Konsep dasar antena
Gambar 2.2 Radiasi gelombang elektromagnetik dari
suatuantena
Bila sebuah jalur transmisi terhubung dengansebuah antena
Dipole, maka Dipole tersebut akan berlakusebagai antena karena
melepaskan gelombangelektromagnetik ke ruang hampa. Dipole juga
bisadianggap sebagai bagian dari jalur transmisi yang
terbuka,selain itu Dipole juga dapat menunjukan beberapa
karakterdari resonator, sebab energi yang dipantulkan dari
ujungDipole melahirkan gelombang pembawa dan menyimpanenergi
didekat antena. Sehingga dalam kasus ini Dipolemenunjukan karakter
yang simultan sebagai antena, jalurtransmisi dan resonator yang
ditunjukan pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Dipole sebagai antena
2.2 Panjang GelombangPanjang Gelombang merupakan komponen
yang
paling penting dalam mendesain antena. Untukmenentukan panjang
antena yang akan didesain makaharus diketahui lebih dahulu
frekuensi acuan antena.Frekuensi acuan merupakan frekuensi kerja
dari antenayang akan dirancang. Jika akan dirancang sebuah
antenadengan band yang telah ditentukan, maka frekuensi acuanadalah
setengah dari frekuensi lebar pitanya. Antenamemiliki frekuensi
resonansi. Bentuk dasar sebuah antenaadalah (Half Wave Antena).
Hubungan antara panjanggelombang dan frekuensi dapat dirumuskan
:
FC
dengan : = Panjang gelombang (m)
C = Kecepatan cahaya (3.108 m/s)
F =Frekuensi (Hz)
-
32.3 Pola Radiasi AntenaPola radiasi adalah penggambaran
pancaran energi
antena sebagai fungsi koordinat ruang seperti pada gambar2.4.
Antena terletak pda titik asal koordinat ruang (0,0,0).Pancaraan
energi tersebut adalah intensitas medan listrikdan daya
Gambar 2.4 Pola radiasi antena
Berdasarkan pola radiasinya, antena dapat dikelompokan menjadi
dua jenis, antara lain :1. Antena terarah (directional), yaitu
antena yang mampu
memancarkan atau menerima gelombangelektromagnetik pada arah
tertentu.
2. Antena tidak terarah / segala arah (omni directional),yaitu
antena yang pancaran energinya atau penerimaanenerginya ke segala
arah.
Sebagai variasi pola radiasi dikenal istilah lobe
yangmenggambarkan pola radiasi pada antena. Lobe terdiri
dariberbagai macam jenisnya, antara lain :1. Mayor lobe (main
lobe), adalah bagian dari pola radiasi
yang memiliki nilai intensitas radiasi paling besar.Mayor lobe
merupakan pola radiasi yang dikehendaki.Pada gambar 2.4 digambarkan
Mayor lobe adalahbagian dari kurva yang paling besar. Tegak
vertikalsejajar sumbu z
2. Minor lobe, adalah bagian dari pola radiasi yang
nilaiintensitas radiasinya kecil. Minor lobe terdiri dari sidelobe
dan back lobe yang merupakan pola radiasi yangtidak
dikehendaki.
3. Side lobe, adalah bagian dari minor lobe yang
terletakdisamping mayor lobe dan merupakan minor lobe
yangterbesar.
4. Back lobe, adalah bagian dari minor lobe yang memilikiarah
pola radiasi berlawanan dengan mayor lobe.
2.4. Half Power Beamwidth (HPBW) dan First NullBeamwidth
(FNBW)
Gambar 2.5 Lobe dan lebar berkas pola radiasi antena
Half Power BeamWidth (HPBW) merupakanlebar berkas di antara
sisi-sisi mayor lobe yang memilikinilai daya setengah dari nilai
daya mayor lobe. SedangkanFirst Null Beamwidth adalah lebar berkas
di antara sisi-sisi mayor lobe yang memiliki nilai daya nol.
Tampakpada gambar 2.5 sudut HPBW yang terbentuk lebih kecildari
FNBW. HPBW dan FNBW dinyatakaan dalam satuanderajat sudut.
Sudut ruang sering pula dijelaskan mendekatisudut yang dibentuk
oleh daya setengah dari main lobedalam dua ruang utama, yang
besarnya
HPHPsr .)( (2.2)dengan HP dan HP = lebar berkas setengah daya
(halfpower beamwidth = HPBW).
Gambar 2.6 Pola medan antena dengan sistem
koordinatrectangular
Untuk menunjukkan lebih jelas mengenaiminor lobe, pola radiasi
antena dapat disajikan dalamkoordinat rectangular, seperti pada
Gambar 2.6, dengannilai daya radiasi antena dalam decibel adalah
logaritma10 dari ),( Pn .
Nilai daya maksimum pada mayor lobe dapatmenunjukkan kualitas
pemancaran atau penerimaan suatuantena yang disebut efisiensi
berkas (beam efficiency).Efisiensi berkas merupakan perbandingan
daya padamayor lobe dengan daya total antena.
2.5. Ketrarahan dan PenguatanKeterarahan (Directivity)
merupakan
penggambaran dari arah pancar atau arah terimagelombang
elektromagnatik dari suatu antena.Keterarahan ini dapat dilihat
dari bentuk pola radiasi darisuatu antena. Keterarahan dapat
diperoleh dari persamaansebagai berikut
4D (2.3)
Jika daya radiasi sama baik pada semua arahatau 1),( Pn untuk
semua dan , maka
sama dengan 4 , sehingga diperoleh D = 1. Nilaitersebut adalah
keterarahan untuk sumber isotropis danmerupakan nilai terkecil yang
mampu dimiliki antena.Maka
harus selalu sama dengan atau lebih kecil dari
4 , sedangkan keterarahan harus selalu sama denganatau lebih
besar dari 1.
Dengan memasukkan Persamaan 2.2 kePersamaan 2.3 akan
diperoleh
-
4
HPHPHPHP
D
.
41000.
4(2.4)
dengan : HP = lebar berkas setengah daya pada daerah , rad
HP = lebar berkas setengah daya pada daerah , rad
HP = lebar berkas setengah daya pada daerah
, deg
HP = lebar berkas setengah daya pada daerah , deg
Bila diubah dalam skala logaritmik, satuan Dadalah dBi. Misal D
suatu antena adalah 20 dBi berartiantena tersebut meradiasikan daya
pada arah main lobemaksimum yang besarnya )10( 10/20 atau 100 kali
lebihbesar dibandingkan bila diradiasikan oleh antena isotropispada
daya masukan yang sama.
Penguatan (Gain) merupakan besaran nilai yangmenunjukkan adanya
penambahan level sinyal dari sinyalmasukan menjadi sinyal keluaran.
Penguatan bergantungpada keterarahan dan efisiensi. Semakin
tinggiketerarahannya maka semakin besar pula
penguatannya,ditunjukkan pada persamaan berikut ini
DkG . (2.5)dengan : k = faktor efisiensi dari antena
Pada kenyataan nya untuk mengetahui gainantena bukan hal yang
mudah. Sebab faktor efisiensi inisusah untuk diketahui nilainya.
Namun ada suatu metodepengukuran dengan membandingkan antena yang
akan di ujidengan antena isotropis yang memiliki gain=1.
Pada kenyataan nya antena isotropis ini belumbisa di
realisasikan, sehingga untuk mengetahui gain suatuantena, di
butuhkan antena lain yang nilai gain nya sudahdiketahui. Dari
pendapat bapak Ono W Purbo, pengukurantersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Gain Antena = | Y X | + 3dBi + 0.25dB(2.6)
Keterangan:Y : sinyal yang diterima dengan menggunakan
antenaprototype (dBm)X : sinyal yang diterima dengan menggunakan
antenareferensi (dBm)3 dBi : gain antena referensi yang sebelum nya
telahdiketahui0,25dB: redaman pigtail
2.6. Polarisasi AntenaArus yang mengalir pada batang konduktor
akan
menghasilkan medan magnet disekitarnya (hukum BiotSavart).
Perubahan medan magnet dapat menghasilkanmedan listrik (hukum
Faraday). Perubahan medan listrukdiduga menghasilkan medan magnet
(Hipotesa James ClarkMaxwell, 1864). Hipotesa tersebut dapat
dibuktikan olehHeinrich Rudoph Hertz (1857 1894) dari jerman,
denganmenghasilkan gelombang elektromagnetik atau gelombangradio.
Gelombang elektromagnetik terdiri atas gelombanglistrik dan
gelombang magnet, yang saling tegak lurus.Keduanya terletak secara
tegak lurus pada arah rambatangelombang, yang ditunjukan pada
gambar 2.7
Gambar 2.7 Gelombang ElektromagnetikKeterangan :E : Arah medan
listrikB : Arah medan magnetF : Arah rambatan gelombang
elektromagnetik
Polarisasi gelombang elektromagnetiktergantung pada medan
listriknya. Medan listrik sejajardengan antena, sedangkan medan
magnet tegak lurusterhadap antena.
Posisi antena penerima harus sejajar denganmedan listrik atau
tegak lurus terhadap arah medanmagnet agar dapat menangkap daya
semaksimal mungkindari pemancar. Jika antena pemancar terletak
vertikal,maka polarisasi gelombang elektromagnetik nya
kearahvertikal. Pada antena vertikal, pancaran kesegala penjurusama
kuat, sama jauh dan dayanya sama besar. Jika antenaterletak
horisontal atau mendatar, maka polarisasigelombang elektromagnetnya
ke arah horisontal, padaantena horisontal pancaran terkuat ada pada
garis yangtegak lurus pada sumbu antena.
(a)(b)
Gambar 2.8 Polarisasi pada antena(a) Polarisasi pada antena
vertikal(b) Polarisasi pada antena horisontal
Polarisasi antena pada suatu arah didefinisikansebagai
polarisasi gelombang yang diradiasikan bilaantena sebagai pemancar
atau polarisasi gelombangdatang yang menghasilkan daya terbesar
pada terminalantena bila antena sebagai penerima (Balanis, 1982 :
48).Dengan catatan jika arah antena tidak ditentukan,
makapolarisasi ditentukan pada polarisasi pada arah
yangmenghasilkan gain maksimum. Dimana polarisasi darigelombang
teradiasi merupakan sifat-sifat radiasigelombang elektromagnetik
yang menggambarkanperubahan arah dan besar relatif vektor medan
listriksebagai fungsi waktu.
Jika vektor yang dilukiskan pada suatu titiksebagai fungsi waktu
selalu terarah pada satu garis, medanini dikatakan terpolarisasi
linier, seperti yang dilukiskanpada gambar 2.9
-
5Dalam keadaan tertentu, vektor medan listrikdapat berputar
terhadap garis rambatan. Ini disebabkan olehinteraksi gelombang
dengan medan magnet bumi padalapisan F2 dari ionosfer. Perputaran
vektor listrik dapat jugadihasilkan oleh jenis antena yang
digunakan. Alur yangdigambarkan oleh ujung dari vektor medan
listrik bisaberbentuk elips dan disebut polarisasi elips
yangdiilustrasikan.pada gambar 2.10. Suatu keadaan khusus dari
polarisasielips ialah polarisasi lingkaran.
(a) (b)
Gambar 2.9 Polarisasi linier(a) polarisasi linier dilihat pada
sumbu
pancaran(b) Polarisasi linier dilihat pada arah
rambatan
Gambar 2.10 Polarisasi elips
Gambar 2.11 Polarisasi lingkaran
2.7. Impedansi Terminal AntenaImpedansi masukan adalah impedansi
yang
ditunjukkan oleh antena pada terminalnya atau nilaiperbandingan
antara tegangan dan arus pada terminal antenaatau nilai
perbandingan antara komponen medan listrik danmedan magnet pada
suatu titik. Setiap impedansi antena
)(
Z yang dihubungkan dengan saluran transmisi akanmenghasilkan
gelombang pantul dengan koefisien pantulan
v dan perbandingan tegangan gelombang berdiri (VSWR)sebagai
berikut
11
__
VSWRVSWR
VV
datangteganganpantultegangan
i
rv
(2.7)
Koefisien pantul dapat juga dihitung atauditentukan dari nilai
impedansi terminal )( LZ danimpedansi karakteristik saluran
transmisi )( OZ . Sehinggadidapat persamaan sebagai berikut
OL
OL
ZZZZ
(2.8)
Dari Persamaan 2.7 didapat pula persamaan untuk VSWR,yaitu
11
VSWR (2.10)
Sehingga dari Persamaan 2.9 dan Persamaan 2.10 didapatpersamaan
VSWR sebagai berikut
O
L
ZZVSWR untuk OL ZZ dan
L
O
ZZ
VSWR
untuk LO ZZ (2.11)
2.8. Quadrifilar HelicoidalQuadrifilar Helicoidal adalah suatu
antena
yang terbuat seolah-olah dari dua antena bifilar helix
yangduhubungkan dengan sudut 90 derajat. Bentuk dasar dariantena
ini dikembangkan oleh Dr. C. C. Kilgus di JohnsHopkins
University
Quadrifilar helicoidal memiliki pola radiasiyang
omnidirectional. Parameter-parameter yang perludiperhatikan dalam
pembuatan benda kerjanya adalahtinggi antena atau axis ( lenp ),
diameter antena (D),jumlah putaran, frekuensi kerja, perimeter
(keliling daribifilar loop) dan perbandingan antara tinggi antena
(aksis)dengan diameternya
Gambar 2.12 Loop bujur sangkar dengankeliling =
Sebagi pengantar, akan dibahas bifilar loop,dengan panjang
gelombang dan setengah putaran.
Untuk membuat bifilar loop, diawali dengan membuat
-
6loop kotak atau bujur sangkar dengan keliling (perimeter)
=panjang gelombangnya () seperti terlihat pada gambar 2.12.
setiap sisi dari bujur sangkar memiliki panjang /4. sebagai
umpan ke terminalnya yang dihubungkan pada loop bagianbawah yang
terbuka. lenE atau lE merupakan bagian dariradiatornya dengan
panjang mulai dari umpan terminalmenuju ke atas dan berhenti
dibagian tengahnya. PanjanglenE adalah /2, sehingga konfigurasi ini
disebut bifilar loop
bujursangkar dengan nol putaran.
Bifilar loop bujur sangkar, diputar bagianatasnya setengah
putaran (180 derajat) denganmengasumsikan bagian tengah terdapat
tabung yangmemiliki diameter sehingga seperti tabung yang dililit
dengan dua kawat. Setiap dua sisi vertikal menjadi setengahputaran
helix. Dengan melakukan pemutaran ini, makapanjang diameter dan
tingginya akan menyusut seperti yangterlihat pada gambar 2.13.
Gambar 2.13 Bifilar helix
lp : tinggi bifilar helix ( lenp )D : diameter bifilar helix.lE
: Panjang radiator / filar.
Gambar 2.14 Antena Quadrifilar Helicoidal
Untuk membangun Quadrifilar helicoidal, yaitudengan
menghubungkan dua bifilar tersebut. Berdasarkandari penelitian RCAs
Astro-Electronics Division inPrinceton, New Jersey atau bisa
diakses melaluiwww.w2du.com, dua bifilar helix yang akan
dihubungkanmemiliki tinggi dan diameter yang berbeda. Untukdiameter
dan tinggi yang lebih besar disebut larger loopdan yang kecil
disebut smaller loop.
Quadrifilar helicoidal dan putaran,parameter larger loop dan
small loop dirumuskan sebagaiberikut :Larger loop:
D : 0,173 (2.12)lenP : 0,260 (2.13)Perimeter : 1,120 (2.14)
Smaller loop:D : 0,156 (2.15)lenP : 0,238 (2.16)Perimeter :
1,016 (2.17)
Keterangan:D : diameter looplenP panjang aksis (tinggi
loop)perimeter : keliling dari bifilar loop.
Perimeter juga dapat diartikan sebagai panjangkawat yang akan
digunakan untuk membuat bifilar loopatau panjang keliling loop
bifilar yang akan di buat..
Quadrifilar Helicoidal tidak memerlukanground plane dalam
pemakaiannya sehingga dapatmenghemat tempat dalam pemasangannya.
Antena jenisini telah digunakan pada satelit TIROS-N dan NOAAbuatan
RCA. Pada Tugas akhir ini akan dibuatperancangannya pada frekuensi
televisi sehinggadimensinya lebih besar dan hasil dari pembuatan
antenaini dapat langsung diamati dalam kehidupan sehari hariyaitu
pada pesawat televisi.
Pada gambar 2.14 merupakan gambar antenaQuadrifilar Helicoidal
disertai dengan salah satu darimetode pemberian umpan pada antena
ke kabel koaxial.Loop-loop dari antena pada gambar terbuat dari
kabelcoaxial.
III. PERANCANGAN ANTENA QUADRIFILARHELICOIDAL
3.1 Perancangan Antena Quadrifilar HelicoidalDalam merancang
suatu antena Quadrifilar
Helicoidal terlebih dahulu ditentukan parameternya.Adapun
parameter yang harus diperhatikan adalah sebagaiberikut
1. Frekuensi kerja dan lebar pita yang diinginkan2. Diameter
Antena3. Panjang Aksis Antena4. perimeter Antena5. feed point
(titik umpan)
3.2. Penentuan Frekuensi Kerja AntenaSetiap antena memiliki
frekuensi kerja, antena
Quadrifilar Helicoidal pada tugas akhir ini dirancang pada
-
7frekuensi kerja UHF TV. Rentang frekuensi pada UHV TVberkisar
antara 300 MHz 800 Mhz. Maka frekuensitengahnya yang merupakan
frekuensi kerjanya (Fc) dapatdicari dengan menggunakan rumus:
2
flfuflfc
2
300800300 fc
MHzfc 550
Keterangan:fc : Frekuensi tengah (Hz)fl : Frekuensi bawah (Hz)fu
: Frekuensi atas (Hz)
3.3. Penentuan Panjang Gelombang ()Panjang gelombang berhubungan
dengan
frekuensi kerja, semakin besar frekuensi kerja maka
panjanggelombang nya akan semakin kecil. Panjang gelombangberperan
dalam penentuan besar nya dimensi antena.Perhitungan panjang
gelombang pada perancangan antenaQuadrifilar Helicoidal setengah
putaran /2 adalah :
fC
Hzxsmx
6
8
10550/103
m545454,0mm454,545
Keterangan: : Panjang gelombang (m)C : kecepatan cahaya (3.108
m/s)f : Frekuensi (Hz)
3.4. Penentuan Diameter AntenaAntena Quadrifilar Helicoidal
diasumsikan
tersusun atas dua loop bifilar, yang masing-masing
memilikidiameter loop yang berbeda. Loop yang kecil disebutSmaller
loop dan yang besar dsebut Larger Loop.
a. Smaller LoopUntuk menentukan diameter smaller loopdigunakan
perhitungan sebagai berikut:
mmDmmxD
D
090,85454,545156,0
156,0
b. Larger loopUntuk menentukan diameter Larger Loopdigunakan
perhitungan sebagai berikut:
mmDmmxD
D
364,94454,545173,0
173,0
Keterangan:D : Diameter Loop (mm) : Panjang gelombang (mm)
3.5. Penentuan Panjang Aksis Antenaa. Smaller Loop
Panjang aksis Smaller Loop dapat ditentukanmelalui perhitungan
sebagai berikut:
mmlenpmmxlenp
lenp
818,129454,545238,0
238,0
b. Larger loopSedangkan perhitungan panjang aksis LargerLoop nya
adalah sebagai berikut:
mmlenpmmxlenp
lenp
818,141454,545260,0
260,0
Keterangan:lenp : Panjang Aksis (mm)
: Panjang gelombang (mm)
3.6. Penentuan PerimeterPerimeter merupakan keliling loop
atau
merupakan panjang keseluruhan konduktor yang dibutuhkan.
a. Smaller LoopPanjang perimeter Smaller Loop dapatditentukan
dengan perhitungan sebagai berikut:
cmPerimetermmPerimeter
mmxPerimeterPerimeter
418,55182,554
454,545016,1016,1
b. Larger LoopSedangkan perhitungan panjang perimeterLarger Loop
nya adalah sebagai berikut:
cmPerimetermmPerimeter
mmxPerimeterPerimeter
091,61909,610
454,545120,1120,1
3.7. Feed Point (titik Umpan)Feed Point atau titik umpan
merupakan suatu
titik pusat dimana pada titik tersebut terdapat hubungan
diantara konduktor yang satu dengan yang lain nya. Feedpoint ini
berada pada bagian atas antena QuadrifilarHelicoidal
Gambar 3.1 titik umpan
-
8S1 dan S2 merupakan komponen pembentuksmaller loop, sedangkan
L1 dan L2 merupakan komponenpembentuk larger loop, dengan panjang
sesuai padaperhitungan perimeter.
Gambar 3.2 Koneksi BNC
Gambar 3.2 merupakan hubungan antara filar-filar dengan BNC yang
berada pada bagian bawah antena.Pada filar smaller loop terhubung
langsung, sedangkan padafilar larger loop terhubung pada konektor
BNC
Gambar 3.3 gabungan inti dan outer
Gambar 3.3 merupakan bentuk ujung smallerloop yang berada pada
feed point juga merupakan ujungsalah satu filar larger loop yang
berada pada feed point dankoneksi ke BNC konektor.
3.8. Pemilihan BahanSebagai konduktornya dipilih kawat
tembaga,
sebab kawat tembaga relatif mudah didapatkan di pasarandan
memiliki konduktivitas yang cukup tinggi yaitu sebesar
71080,5 mho/m, sebagaimana ditunjukkan dalam tabelnilai
konduktivitas berbagai macam bahan dibawah ini.
Tabel 3.1 Sifat-sifat beberapa konduktor
Hal yang perlu diperhatikan yaitu diameterkonduktor, pada
pembuatan antena Quadrifilar Helicoidalbesar diameter konduktor
sama dengan diameter kabelcoaxial yang digunakan sebagai feed point
(titik umpan)nya.
Perhitungan besarnya diameter konduktordapat diperoleh :
mmdmmxd
d
799,4454,5450088,0
0088,0
Keterangan:d : diameter konduktor antena (mm) : Panjang
gelombang (mm)
3.9. Pembuatan Antena Quadrifilar HelicoidalSetelah menentukan
parameter, langkah
selanjutnya adalah pembuatan antena QuadrifilarHelicoidal. Ada
beberapa bahan yang digunakan untukpembuatan antena Quadrifilar
Helicoidal, antara lain,yaitu:
1. kabel koaxial dengan diameter outer 4,7cm
2. pipa PVC ukuran dan pipa alumunium3. konektor BNC dan timah
(tenol)
Sedangkan peralatan yang digunakan dalam pembuatanantena
Quadrifilar Helicoidal yaitu:
1. bor dan mata bor2. mistar, jangka sorong dan penyiku3.
gunting cutter dan gergaji4. solder, dll
Untuk langkah pembuatan antena QuadrifilarHelicoidal adalah
sebagai berikut
1. Membuat kerangka antena QuadrifilarHelicoidal dari pipa PVC
dan alumuniumsesuai dengan ukuran yang telah diperhitungkan.
Gambar 3.4 Kerangka Quadrifilar Helicoidal
-
98656B Signal GeneratorHEWLETT PACKARD
8901A Modulation AnalyzerHEWLETT PACKARD
Antena Antena
2. Membuat smaller loop pada QuadrifilarHelicoidal dengan
menggunakan kabelkoaksial sesuai dengan ukuran yang adadalam
perhitungan. Kemudian membentukujung-ujung nya seperti pada gambar
3.3
3. melilitkan smaller loop pada tiangpenyangga setengah putaran
dari atas kebawah.
4. membuat larger loop Quadrifilar Helicoidaldengan menggunakan
kabel koaksialsesuaidengan ukuran yang ada dalam
perhitungan,kemudian memotong menjadi dua bagianyang sama panjang.
Pada salah satu bagian,ujung2 nya di bentuk seperti pada gambar3.3
kemudian masing, masing dililitkan padatiang penyangga setengah
putaran dari ataske bawah.
5. pada bagian atas antena atau feed point,filar-filar tersebut
di hubungkan sesuai padagambar 3.1
6. pada bagian bawah antena, filar-filartersebut dihubungkan
sesuai pada gambar3.2
Adapun konstruksi antena Quadrifilar Helicoidaladalah seperti
gambar berikut
Gambar 3.5 Antena Quadrifilar Helicoidaltampak dari atas
Gambar 3.6 Antena Quadrifilar Helicoidaltampak dari samping
IV. PENGUJIAN DAN PEMBAHASANAntena quadrifilar helicoidal
setelah selesai di
buat, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa
untukmembuktikan bahwa konsep-konsep perancangan telah diterapkan
dan antena dapat berfungsi seperti yangdiharapkan. Pengujian
tersebut meliputi parameter-parameter yang telah di tentukan yaitu
Frekuensi kerja,Pola radiasi dan VSWR. Selain dilakukan
pengujianparameter teknis tersebut, juga dilakukan pengujiandengan
menggunakan pesawat televisi. Pengujiandilakukan tidak hanya pada
antena hasil perancangan,namun juga jenis antena lain yang beredar
dipasaransebagai perbandingan, yaitu PF-80 dan antena
doraemon.Pengujian ini dilakukan dengan metode polling(menanyakan
pada responden mengenai kualitas gambardan suara pada siaran
televisi) terhadap ketiga antenatersebut
4.1. Pengujian dan Analisa FrekuensiPengujian dan analisa
frekuensi ini bertujuan
untuk mengetahui frekuensi resonansi (frekuensi kerja)dan lebar
pita frekuensi dari antena uji. Dalam pengujianini menggunakan alat
ukur Signal Generator HewlettPackard 8656B yang merupakan perangkat
pemancar,Modulation Analyzer Hewlett Packard 8901A yangmerupakan
perangkat penerimaan sinyal, antena referensi(antena V), dan
konektor secukupnya. Adapun konfigurasipengujian adalah seperti
pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Konfigurasi Pengujian Frekuensi
Apabila antena quadrifilar helicoidal akan diujisebagai
pemancar, maka antena quadrifilar helicoidaldihubungkan pada Signal
Generator HP 8656B dan antenaV di hubungkan pada Modulation
Analyzer HP 8901A.Sebaliknya jika antena quadrifilar helicoidal
akan diujisebagai penerima maka antena quadrifilar
helicoidaldihubungkaan pada Modulation Analyzer HP 8901A yangakan
mendeteksi level daya yang diterima dan sebagaipemancarnya adalah
antena V yang dihubungkan padaSignal Generator HP 8656B. Demikian
pula untukpengujian frekuensi dari antena jenis yang
lainnyadilakukan dengan cara yang sama.
Sebelum melakukan pengukuran, pada SignalGenerator diatur
frekuensi dan daya sinyal yang akandibangkitkan. Untuk frekuensinya
diatur dari 200 MHzsampai 900 MHz dengan daya sinyal sebesar
13dBm(daya maksimal yang dapat dibangkitkan pada SignalGenerator HP
8656B).
Pengukuran frekuensi dilakukan dimulai dari 200MHz, dengan
kelipatan 10 MHz, kemudian dicatat dayasinyal yang dapat diterima
oleh Modulation Analyzer HP8901A sampai pada frekuensi 900 MHz dan
selanjutnyadapat dibuat grafiknya.
Setelah dilakukan pengujian untuk konfigurasisebagai pemancar
dan penerima dari masing-masing jenisantena didapat hasil sebagai
berikut :
-
10
Pengukuran Frekuensi PF-80 Sebagai Pemancar
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
FREKUENSI (MHz)
DA
YA(m
Wat
t)
Pengukuran Frekuensi PF-80 Sebagai Penerima
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
FREKUENSI (MHz)
DA
YA(m
Wat
t)Pengukuran Frekuensi Doraemon Sebagai Pemancar
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
FREKUENSI (MHz)
DA
YA(m
Wat
t)
Pengukuran Frekuensi Doraemon Sebagai Penerima
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
FREKUENSI (MHz)
DA
YA(m
Wat
t)
Pengukuran Frekuensi Quadrifilar Helicoidal sebagai Penerima
0.000
0.010
0.020
0.030
0.040
0.050
0.060
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
FREKUENSI (MHz)
DA
YA(m
Wat
t)
Pengukuran Frekuensi Quadrifilar Helicoidal Sebagai Pemancar
0.000
0.0100.020
0.030
0.0400.050
0.060
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
FREKUENSI (MHz)
DA
YA(m
Wat
t)4.1.1 Antena Quadrifilar Helicoidal
a. Sebagai Pemancar
Gambar 4.2 Grafik Pengujian Frekuensi Antena
QuadrifilarHelicoidal Sebagai Pemancar
b. Sebagai Penerima
Gambar 4.3 Grafik Pengujian Frekuensi Antena
QuadrifilarHelicoidal Sebagai Penerima
4.1.2 Antena PF-80a. Sebagai Pemancar
Gambar 4.4 Grafik Pengujian Frekuensi Antena PF-80Sebagai
Pemancar
b. Sebagai Penerima
Gambar 4.5 Grafik Pengujian Frekuensi Antena PF-80Sebagai
Penerima
4.1.3 Antena Doraemona. Sebagai Pemancar
Gambar 4.6 Grafik Pengujian Frekuensi AntenaDoraemon Sebagai
Pemancar
b. Sebagai Penerima
Gambar 4.7 Grafik Pengujian Frekuensi AntenaDoraemon Sebagai
Penerima
Berdasarkan data hasil pengujian tersebut dapatdilihat bahwa
antena quadrifilar helicoidal, antena PF-80dan antena doraemon
dapat memancarkan dan menerimasinyal dengan baik. Antena
quadrifilar helicoidalmemancarkan dan menerima signal pada rentang
frekuensi300 MHz sampai 800 MHz, sedangkan antena PF-80 danantena
doraemon menerima dan memancarkan sinyal padarentang frekuensi 300
MHz sampai 700 MHz.
Frekuensi resonansi yang paling baik dimilikioleh antena PF-80,
yaitu tepat pada 550 MHz, antenadoraemon memiliki frekuensi
resonansi 400MHz,sedangkan untuk antena quadrifilar helicoidal
memilikifrekuensi resonansi 540 MHz sehingga kurang sesuaidengan
yang diharapkan. Namun hal tersebut bukanmerupakan masalah yang
signifikan. Sebab frekuensiresonansi antena quadrifilar helicoidal
hanya bergeser 10MHz dari yang di harapkan (550 MHz) dan masih
masukdalam rentang band frekuensi UHF Televisi.
Bergesernya frekuensi resonansi antenaquadrifilar helicoidal
disebakan oleh kurang akurat nyadalam merealisasi panjang perimeter
saat rancang bangun.Pada pengujian frekuensi resonansi, antena yang
memilikifrekuensi resonaansi yang terbaik dimiliki oleh antena
PF-80, kemudian antena quadrifilar helicoidal dan yangterakhir
adalah antena Doraaemon.
-
11
4.2. Pengujian dan Analisa Pola RadiasiPengujian dan analisa
pola radiasi ini bertujuan
untuk mengetahui pola pancaran radiasi dari masing-masingantena.
Dengan mengetahui polaradiasi nya dapat ditentukan jenis antena
berdasarkan pola raadiasinya yaitudirectional (memiliki arah) dan
omnidirectional (tidakmemiliki arah / memancar ke segala arah).
Dalam pengujian ini menggunakan alat ukurSignal Generator
Hewlett Packard 8656B yang merupakanperangkat pemancar, Modulation
Analyzer Hewlett Packard8901A yang merupakan perangkat penerimaan
sinyal,antena referensi (antena V), dan konektor secukupnya.Adapun
konfigurasi pengujian adalah seperti pada Gambar4.8
Gambar 4.8 Konfigurasi Pengujian Pola Radiasi
Antena yang akan di uji dapat di fungsikan sebagaipemancar
maupun penerima. Namun pada pengujian iniantena uji difungsikan
sebagai penerima, sehingga antena ujidihubungkaan pada Modulation
Analyzer dan antena Vyang berfungsi sebagai pemancar dihubungkan
pada SignalGeneraor.
Sebelumnya Signal Generator diatur hanya padafrekuensi resonansi
antena uji yang memiliki daya sinyaltinggi. Untuk mendapatkaan pola
radiasi, antena uji diputar360 dengan setiap 10 dicatat level
sinyal yang diterimaoleh Modulation Analyzer, kemudian dengan data
tersebutdibuat pola radiasinya menggunakan program MATLAB7.01.
1. Pola Radiasi Antena Quadrifilar Helicoidal
Gambar 4.9 Pola Radiasi antena Quadriflar Helicoidal
2. Pola Radiasi Antena PF-80
Gambar 4.10 Pola Radiasi antena PF-80
3. Pola Radiasi Antena Doraemon
Gambar 4.11 Pola Radiasi antena Doraemon
Pada pengujian pola radiasi, antena quadrifilarhelicoidal
memiliki pola yang berbentuk relatif lingkaran.Pola tersebut
menunjukan bahwa antena uji merupakanjenis antena omnidirectional.
Pada semua antenaomnidirectional memiliki pola radiasi yang
relatiflingkaran oleh karena itu untuk menganalisa pola
radiasitersebut, dilakukan pengamatan pola di sisi horisontalantena
nya.Tabel 4.10 Hasil Pengujian Pola Radiasi HorisontalAntena
Quadrifilar Helicoidal
-
12
Pengukuran VSWR Quadrifilar Helicoidal
1.081.1
1.121.141.161.181.2
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Frekuensi (MHz)
VSW
R
Pengukuran VSWR PF-80
1.15
1.2
1.25
1.3
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Pengukuran VSWR Doraemon
1.15
1.2
1.25
1.3
1.35
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Gambar 4.12 Pola Radiasi Horisontal Antena
QuadrifilarHelicoidal
Hasil tersebut sesuai dengan leteratur yangdigunakan, walaupun
pola nya tampak kasar. Sebab dalampengujian dilakukan secara manual
dan pendataan hasilpengukuran dilakukan tiap kelipataan 10.
Pada pengujian pola radiasi aantena PF-80 dandoraemon, terdapat
raadiasi sinyal yang lebih kuat dibagiaan tertentu dan lebih lemah
di bagian tertentu,berdasarkaan polanya, antena jenis ini dapat di
golongkansebagai aantena yang memiliki arah atau directional.
4.3. Pengujian dan Analisa VSWRPengujian dan analisa VSWR
bertujuan untuk
mengetahui besarnya nilai VSWR dari masing-masingantena uji.
Dalam pengujian ini menggunakan alat ukurSignal Generator Hewlett
Packard 8656B sebagaaipembaangkit sinyal, SWR Meter SX-1000, dan
konektorsecukupnya. Adapun konfigurasi pengujian adalah sepertipada
Gambar 4.15
Gambar 4.13 Konfigurasi Pengujian VSWR
Pada pengujian ini sebelumnya Signal Generator diatur pada
frekuensi 300 MHz yang merupakan frekuensiaawal pengukuran sampai
800 MHz dan daya pancar nyadiatur 13 dBm. Frekuensi dinaikan dengan
kelipataan 10MHz dan dicatat hasilnya kemudian dibuat
grafiknya.
1. Qudrifilar Helicoidal
Gambar 4.14 Grafik Pengujian VSWR Antena
QuadrifilarHelicoidal
2. PF-80
Gambar 4.15 Grafik Pengujian VSWR Antena PF-80
3. Doraemon
Gambar 4.16 Grafik Pengujian VSWR Antena Doraemon
Berdasarkan hasil pengujian tersebut terlihatbahwa masing-masing
antena memiliki penyepadanimpedansi yang baik. Sebab bila antena
memiliki nilaiVSWR lebih kecil dari 1.25 pada frekuensi
resonansimaka dapat dikatakan antena tersebut memilikipenyepadan
impedansi yang baik. Pada pengujian iniantena quadrifilar
helicoidal memiliki nilai VSWR yangpling baik, ini dapat terjadi
sebab aantena tersebut dibuatdengan kabel koaksial 75 yang memiliki
impedansisama dengan saluran transmisi yang dipakainya.
4.4. Pengujian dan Analisa dengan TelevisiPada pengujian ini,
antena uji di hubungkan
langsung dengan televisi. Pengujian ini bertujuan
untukmengetahui kualitas masing-masing antena yang dihubungkan pada
pesawat televisi. Pengujian ini dilakukan
-
13
dengan metode polling yang dilakukan di wilayah
kotasemarang.
Parameter yang digunakan dalam pengisian pollingadalah sebagai
berikutNilai 8 jika:gambar jelas, suara jelas pada semua posisi
dengan memutarantena 360 derajat.Nilai 7 jika:gambar jelas, suara
jelas, hanya pada posisi tertentu denganmemutar antena 360
derajat.Nilai 6 jika:gambar jelas, suara kurang jelas pada semua
posisi denganmemutar antena 360 derajat.Nilai 5 jika:gambar jelas,
suara kurang jelas pada posisi tertentu denganmemutar antena 360
derajat.Nilai 4 jika:gambar kurang jelas, suara jelas pada semua
posisi denganmemutar antena 360 derajat.Nilai 3 jika:gambar kurang
jelas, suara jelas pada posisi tertentu denganmemutar antena 360
derajat.Nilai 2 jika:gambar kurang jelas, suara kurang jelas pada
semua posisidengan memutar antena 360 derajat.Nilai 1 jika:gambar
kurang jelas, suara kurang jelas pada posisi tertentudengan memutar
antena 360 derajat
Berikut ini hasil dari polling yang dilakukan diwilayah kota
semarang pada antena uji
Gambar 4.16 Grafik Pengujian VSWR AntenaDoraemon
Bila dilihat dari hasil polling diatas maka antenaquadrifilar
helicoidal dapat menerima sinyal dengan baik didalam kota
semarang.
Antena PF-80 dan doraemon dapat menerimasinyal dengan baik di
wilayah kota semarang namun perludiarahkan kearah yang tepat sebab
hanya pada sisi tertentusaja antena tersebut dapat menerima sinyal
dengan baik
V. PENUTUP5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukandidapatkan hal-hal
penting sebagai berikut :
1. Antena quadrifilar dapat di gunakan sebagai antenapenerima
siaran televisi di kota semarang.
2. Antena quadrifilar helicoidal beresonansi padafrekuensi 540
MHz, antena doraemonberesonansi pada frekuensi 400 MHz dan antenaPF
beresonansi tepat pada frekuensi 550 MHz.
3. Antena quadrifilar helicoidal merupakan antenaomni
directional sedangkan aantena PF-80 dandoraemon merupakan antena
directional
4. Pola radiasi antena quadrifilar helicoidal padaposisi antena
dipasang vertikal berbentuk relatiflingkaran dan bila dipasang
horisontal berbentukhampir setengah lingkaran.
5. Nilai VSWR untuk semua antena uji sudah baik,karena lebih
kecil dari 1,25. Antena quadrifilarhelicoidal memiliki nilai VSWR
yang palingbaik.
6. Antena quadrifilar helicoidal dapat menerimasinyal dengan
baik di sekeliling nya sedangkanantena PF-80 dan Doraemon hanya
pada posisitertentu saja dapat menerima sinyal dengan baik
5.2 SaranAdapun saran untuk penelitian rancang bangun
antena lebih lanjut adalah sebagai berikut :1. Dalam perancangan
dan pembuatan antena
hendaklah seakurat mungkin, baik nilai parameteryang akan
digunakan maupun peralatan yangdigunakan.
2. Dalam pengujian, skala untuk hasil pengujiandapat diperkecil
untuk memperoleh hasil yangakurat. Misalnya, untuk pola radiasi
gunakanskala pengujiannya sebesar 5 dan akan lebihbaik lagi jika
pengujian nya secara automatic,bukan manual.
3. Pengujian antena yang akurat sebaiknyadilakukan di lab khusus
antena, sehingga tidakterpengaruh oleh sinyal-sinyal yang ada
disekitarnya maupun efek pantulan.
4. Dapat di kembangkan untuk rancang bangunantena jenis lainnya,
selain antena quadrifilarhelicoidal dan antena yang sudah beredar
di pasar
DAFTAR PUSTAKA
[1] Balanis, Constantine, Antenna Theory, John Wileyand Sons
Inc., Kanada, 1997.
[2] Budi Basuki Subagio, Antena dan Propagasi,Politeknik Negeri
Semarang, Semarang, 2003.
[3] Greg ONeill, GPS Antenna Quadrifilar Design forPortable
Device, SkyCross, 2005
[4] Kraus, J.D. and Marhefka, R.J., Antennas : for
AllApplications, 3rd ed., Mc. Graw Hill, New York,2002.
[5] RCA, www.w2du.com[6] The ARRL Antenna Book, www.ARRL.org
-
14
Biodata Penulis
Deddy Setiadji(L2F305199)Penulis adalah mahasiswa S1
TeknikElektro Ekstensi konsentrasiElektronika Telekomunikasi
angkatn2005 Universitas Diponegoro, saat inisedang menyelesaikan
Tugas Akhirdan sebagai RF Engineer 2G GSMpada HCPT project west
Java area.
Menyetujui dan MengesahkanPembimbing I
Agung Budi P., S.T., M.I.T.NIP. 197106061995121003
Tanggal:...............
Pembimbing II
Yuli Christiyono, S.T., M.T.NIP. 196807111997121001
Tanggal:...............
Tanggal:...............