LATAR BELAKANG Batu Apung (pumice) adalah hasil gunung api yang kaya akan silika dan mempunyai struktur porous, yang terjadi karena keluarnya uap dan gas-gas yang larut di dalamnya pada waktu terbentuk, berbentuk blok padat, fragmen hingga pasir atau bercampur halus dan kasar.Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan udara luas secara tiba-tiba. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api yangmengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik.Eksplorasi secara umum dilakukan dengan tambang terbuka dan secara manual, yaitu tidak membutuhkan peralatan yang khusus untuk mendapatkannya. Kebanyakan batu apung yang diperoleh dari penambangannya hanya berupa batu apung yang dipisah berdasarkan ukurannyayang kemudian dijual dengan variasi ukuran tersebutTeknik Penambangan batuapung terdiri dari Eksplorasi, Penambangan dan Pengolahan. Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api Kuarter sampai Tersier muda. Batu apung lebih banyak digunakan di sektor industri. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LATAR BELAKANG
Batu Apung (pumice) adalah hasil gunung api yang kaya akan silika
dan mempunyai struktur porous, yang terjadi karena keluarnya uap dan gas-gas
yang larut di dalamnya pada waktu terbentuk, berbentuk blok padat, fragmen
hingga pasir atau bercampur halus dan kasar.Pumice terjadi bila magma asam
muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan udara luas secara tiba-tiba.
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api
yangmengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara
horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik.Eksplorasi secara umum
dilakukan dengan tambang terbuka dan secara manual, yaitu tidak membutuhkan
peralatan yang khusus untuk mendapatkannya. Kebanyakan batu apung yang
diperoleh dari penambangannya hanya berupa batu apung yang dipisah
berdasarkan ukurannyayang kemudian dijual dengan variasi ukuran
tersebutTeknik Penambangan batuapung terdiri dari Eksplorasi, Penambangan dan
Pengolahan. Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan dengan
rangkaian gunung api Kuarter sampai Tersier muda. Batu apung lebih banyak
digunakan di sektor industri.
1
PENDAHULUAN
Posisi geografis dan geologis Indonesia yang terletak di daerah tropis,
dimana sebagian besar di daerah di Indonesia terletak pada jalur pegunungan
berapi. Oleh karena itu, Indonesia sangat kaya dengan jenis-jenis batuan alam,
seperti misalnya bahan galian golongan C yang tersebar luas di beberapa daerah di
Indonesia. Bahan galian golongan C itu seperti batu kapur/ gamping, batu kali,
pasir (pasir urug dan pasir besi), batu bara, genteng, batu kerikil, gypsum,
kalsite, manner, pyrite, silt, batu lempung, trass, andesit,batu apung, dll. Namun
dalam makalah ini, kami hanya membahas batu apung.Batu apung atau pumice
adalah bahan galian industri yang termasuk golongan C yang cukup berperan
dalam sektor industri, baik sebagai bahan utama maupun sebagai bahan
tambahan. Batu Apung adalah hasil gunung api yang kaya akan silika dan
mempunyai struktur porous, yang terjadi karena keluarnya uap dan gas-gas yang
larut di dalamnya pada waktu terbentuk, berbentuk blok padat, fragmen
hingga pasir atau bercampur halus dan kasar. Batu Apung terdiri dari pada
gelap, kemerah-merahan, kekuning-kuningan, jingga. Bongkah-bongkah di
waktu kering dapat terapung diatas air.Penyelidikan umum dan eksplorasi batu
apung telah banyak dilakukan di Indonesia, salah satunya di beberapa daerah
yang tersebar di pulau lombok, NTB. Pulau Lombok salah daerah penghasil
batu apung terbanyak di Indonsia. Eksplorasi secara umum dilakukan dengan
tambang terbuka dan secara manual, yaitu tidak membutuhkan peralatan yang
khusus untuk mendapatkannya. Kebanyakan batu apung yang diperoleh dari
penambangannya hanya berupa batu apung yang dipisah berdasarkan
ukurannya yang kemudian dijual dengan variasi ukuran tersebut. Namun dalam
proses pengolahan selanjutnya untuk menghasilkan suatu produk yang berguna,
dilakukan oleh perusahaan yang cenderung menggunakan bahan baku batu apung,
contohnya industri cat.
2
Batu apung dapat diaplikasikan dalam sektor industri dan sektor
konstruksi.Aplikasinya dalam sektor industri cenderung memproduksi barang-
barang pelengkap, seperti cat, plamur, dan semen. Sedangkan pada sektor
konstruksi, cenderung menghasilkan bahan baku bangunan, seperti agregar
ringan beton.Perkembangan sector industri dan konstruksi, terutama di
Negara-negara maju, telah menunjukkan peningkatan yang berarti, dan hal ini
mengakibatkan segi permintaan akan batu apung Indonesia terus meningkat. Dari
segi pemasokan, produksi batu apung di Indonesia sebagian besar berasal dari
daerah Nusa Tenggara Barat dan sisanya dari daerah ternate, pulau Jawa
dan lain-lain. Sementara itu, impor batu apung dapat dikatakan tidak ada atau
untuk kebutuhan di dalam negeri sudah terpenuhi.Di Lombok Barat sedikitnya
ada 20 perusahaan pengololahan batuapung yang tersebar di berbagai wilayah.
Namun Saat ini penambangan batuapung di Lombok Barat banyak menuai
masalah, terutama masalah lingkungan, dimana sebagian besar penambangan
dilakukan tanpa memiliki perijinan dan tidak memperhatikan kelestarian
lingkungan.Limbah batu apung yang berasal dari pengayakan batu apung itu
sendiri telah merusak lingkungan. Hal ini dikarenakan pembuangannya pada
lahan yang masih produktif. Sehingga diperlukan suatu usaha untuk
menaggulangi limbah tersebut. Salah satunya yaitu dengan penggunaan limbah
batu apung sebagai bahan bangunan, berupa batako, paving blok, genteng
beton, beton ringan. Hal ini dikarenakan selain sebagai salah satu
penggulangan limbah batu apung, juga menjadi salah satu alternatif bahan
bangunan yang ekonomis, serta peluang lapangan kerja bagi masyarakat.
3
Definisi
Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelombang berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat.
Gambar 1 Batu Apung
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api
yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi
secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung
mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak
(berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya,
dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam
breksi gunungapi. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung
adalah :
-Feldspar
-Kuarsa
-Obsidian
-Kristobalit
-Tridimit
4
Proses pembentukan
Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan
dengan udara luas secara tiba-tiba. Buih gelas alam dengan gas yang
terkandung di dalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan magma
membeku dengan tiba-tiba.Pumice umumya terdapat sebagai fragmen yang
terlemparkan pada saat gunung api dengan ukuran dari kerikil sampai
bongkah. Pumice umumnya terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan,
bahan lepas, atau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula dibuat
dengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. Pemanasan yang
dilakukan pada obsidian dari Krakatau, suhu yang diperlukan untuk megubah
obsidian menjadi batu apung rata-rata 880 oC. Berat jenis obsidian yang semula
2,36 turun menjadi 0,416 sesudah perlakuan tersebut oleh sebab itu mengapung
didalam air. Batu apung ini mempunyai sifat hydraulis. Pumice berwarna putih
abu-abu, kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuran lubang yang
bervariasi baik berhubungan satu sama lain atau tidak struktur skorious dengan
lubang yang terorientasi. Kadang-kadang lubang tersebut terisi oleh zeolit atau
kalsit. Batuan ini tahan terhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu
higroskopis (mengisap air). Mempunyai sifat pengantar panas yang
rendah.Kekuatan tekan antara 30-20 kg/cm 2. Komposisi utama mineral silikat
amorf. Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal
terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan
scoria. Sedangkan mineral- mineral yang terdapat dalam batu apung adalah
feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit.Didasarkan pada cara
pembentukan (desposisi), distribusi ukuran partikel (fragmen) dan material
asalnya, endapan batu apung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Sub areal
- Sub aqueous
- New ardante, yaitu endapan yang dibentuk oleh pergerakan ke luar
secara horizontal dari gas dalam lava, yang menghasilkan campuran
5
fragmen dengan berbagai ukuran dalam suatu bentuk matriks.Hasil endapan
ulang (redeposit).
Gambar 2. Variasi ukuran batu apung
Gambar 3. Batu apung size 1-2 cm(triple small)
Gambar 4. Batu apung size 2-3 cm(double small)
6
Gambar 5. Batu apung size 3-5 cm(small)
Dari metamorfosisnya, hanya daerah-daerah yang relative ada gunung
api, akan mempunyai endapan batu apung yang ekonomis. Umur geologi dari
endapan-endapan ini antara tersier sampai sekarang. Gunung api yang aktif
selama umur geologi tersebut antara lain pada jalur pinggiran laut Pasifik dan
jalur yang mengarah dari laut Mediteran ke pegunungan Himalaya kemudian ke
India Timur.
Sifat-sifat batu apung
Sifat-sifat kimia batu apung adalah sebagai berikut:
a. Komposisi kimianya:
SiO2 : 60,00 – 75,00%
Al2O3 : 12,00 – 15,00%
Fe2O3 : 0,90 – 4,00%
Na2O : 2,00 – 5,00%
K2O : 2,00 – 4,00%
MgO : 1,00 – 2,00%
CaO : 1,00 - 2,00%
Unsur lainnya : TiO2, SO3, dan Cl.
7
b. Hilang pijar (LOI atau loss of ignition) : 6%
c. pH : 5
d. Berwarna terang
e. Mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas.
f. Sifat fisika:
Bobot isi ruah : 480 – 960 kg/cm3
Peresapan air : 16,67%
Gravitasi spesifik:0,8 gr/cm3
Hantaran suara : rendah
Rasio kuat tekan terhadap beban : Tinggi
Konduktifitas panas : rendah
Ketahanan terhadap api : s.d 6 jam
Teknik Penambangan
Batu apung sebagai bahan galian tersingkap dekat permukaan, dan relatif
tidak keras. Oleh sebab itu, penambangan dilakukan dengan tambang terbuka
atau tambang permukaan dengan peralatan sederhana. Pemisahan terhadap
pengotor dilakukan dengan cara manual. Apabila dikehendaki ukuran butir
tertebtu proses pemecahan (grinding) dan pengayakan dapat dilakukan.
1) Eksplorasi
Penelusuran keterdapatan endapan batu apung dilakukan dengan
mempelajari struktur geologi batuan di daerah sekitar jalur gunung api,
antara lain dengan mencari singkapan-singkapan dengan geolistrik atau
melakukan pengeboran dan pembuatan beberapa sumur uji. Selanjutnya,
dibuat peta topografi daerah yang diperkirakan mengandung endapan batu
apung dengan skala yang besar guna melakukan eksplorasi detail. Eksplorasi
8
detail bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas cadangan dengan
lebih pasti. Metode eksplorasi yang digunakan diantaranya adalah dengan
pengeboran (bor tangan dan bor mesin) atau dengan pembuatan sumur
uji.Dalam menentukan metode mana yang akan dipakai, harus dilihat kondisi
dari lokasi yang akan dieksplorasi, yaitu didasarkan pada peta topografi yang
dibuat pada tahap penelusuran (prospeksi). Metode eksplorasi dengan
pembuatan sumur uji, diawali dengan membuat pola empat persegi panjang
(dapat juga dengan bentuk bujur sangkar) dengan jarak dari satu titik atau dari
sumur uji yang satu ke sumur uji berikutnya antara 25-50 m. peralatan yang
dipakai dalam pembuatan sumur uji diantaranya adalah cangkul, linggis,
belincong, ember dan tali.Pada eksplorasi dengan pengeboran dapat dilakukan
dengan menggunakan alat bor yang dilengkapi dengan bailer (penangkap
contoh), baik bor tangan ataupun bor mesin. Dalam eksplorasi ini, dilakukan
juga pengukuran dan pemetaan yang lebih detail untuk digunakan dalam
perhitungan cadangan dan pembuatan perencanaan tambang.
2) Penambangan
Pada umumnya, endapan batu apung terletak dekat ke permukaan bumi,
sehingga penambangannya dilakukan dengan cara tambang terbuka dan selektif.
Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana (secara
manual) ataupun dengan alat-alat yang mekanis, seperti bulldozer, scraper,
dan lain-lain. Lapisan endapan batu apungnya sendiri dapat digali dengan
menggunakan excavator antara lain backhoe atau power shovel, lalu dimuat
langsung ke dalam truk untuk diangkut ke pabrik pengolahan.
9
Gambar 6. Eskavator
Gambar 7. Backhoe
10
Gambar 8. Power Shovel
3) Pengolahan
Untuk menghasilkan batu apung dengan kualitas yang sesuai dengan
persyaratan ekspor atau kebutuhan di sector konstruksi dan industri, batu apung
dari tambang diolah terlebih dahulu, antara lain dengan menghilangkan pengotor
dan mereduksi ukurannya.
Gambar 9. Batu apung yang telah dipilah sesuai ukuran
Secara garis besar, proses pengolahan batu apung terdiri atas:
a. Pemilahan (sorting); untuk memisahkan batu apung yang bersih dari batu
apung yang masih banyak pengotornya (impuritis), dan dilakukan dengan
scalping screens.
11
Gambar 10. Scalping Screens
b. Peremukan (crushing); dengan tujuan untuk mereduksi ukuran, dengan
menggunakan crusher, hamm er mills, dan roll mills.
Gambar 11. Impact crusher
Gambar 12. Cone crusher
12
Gambar 13. Roll Mill
c. Sizing; untuk memilah material berdasarkan ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar, yang dilakukan dengan menggunakan saringan (screen).
Gambar 14. Vibrating screen
d. Pengeringan (drying); dilakukan jika material dari tambang banyak
mengandung air, yang salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan
rotary dryer.
13
Gambar 15. Rotary Dryer
Gambar 16. Proses pengayaan batu apung
14
POTENSI
Tempat Diketemukan
Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan dengan
rangkaian gunung api Kuarter sampai Tersier muda. Tempat dimana batu