Top Banner
DESAIN CARBODY INTERURBAN BUS BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR SEBAGAI OPTIMALISASI BAGASI KABIN PERANCANGAN Disusun oleh: Gilang Tirta Kurnia NIM 1610056027 PROGRAM STUDI S-1 DESAIN PRODUK JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2021 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
28

BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

Oct 17, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

DESAIN CARBODY INTERURBAN BUS BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR

SEBAGAI OPTIMALISASI BAGASI KABIN

PERANCANGAN

Disusun oleh:

Gilang Tirta Kurnia NIM 1610056027

PROGRAM STUDI S-1 DESAIN PRODUK JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2021

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 2: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

ii

DESAIN CARBODY INTERURBAN BUS BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR

SEBAGAI OPTIMALISASI BAGASI KABIN

PERANCANGAN

Disusun oleh:

Gilang Tirta Kurnia NIM 1610056027

Tugas Akhir ini Diajukan kepada

Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana S-1 dalam Bidang

Desain Produk

2021

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 3: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 4: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 5: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 6: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

perancangan/penciptaan yang berjudul “Desain Carbody Interurban Bus bertipe

Medium-Deck Floor sebagai Optimalisasi Bagasi Kabin” dengan baik. Maksud

dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana S-1 Program Studi Desain Produk, Fakultas Seni Rupa,

Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Selama proses penyusunan laporan dan perancangan karya tugas akhir ini,

penulis menemukan banyak kekurangan dan hambatan dalam setiap prosesnya,

namun banyak pihak yang memberikan dorongan, bimbingan, bantuan baik secara

psikologis maupun materi. Oleh karena itu, secara khusus dan dengan segala hormat

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta kenikmatan-Nya

untuk selalu menyertai penulis selama melaksanakan Tugas Akhir Perancangan

Karya dengan baik dan lancar;

2. Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya;

3. Kedua Orang Tua (Bapak Adi dan Ibu Erna) serta keluarga penulis (Yuri, Ayu

dan Alya) yang selalu memberi semangat, dorongan, doa, dan juga dukungan

baik material maupun moral;

4. Pimpinan, Sekretaris Jenderal serta para staff dari DPP Askarindo (Asosiasi

Karoseri Indonesia) yang mau bekerja sama atas waktu dan izin wawancara

pengumpulan data guna kelengkapan data Tugas Akhir Perancangan Karya;

5. Pengurus dan Anggota khususnya Wakil Ketua dari Komunitas BMC

(Bismania Community) Korda Yogyakarta yang meluangkan waktu untuk

membantu pengumpulan data kuesioner serta izin wawancara guna

kelengkapan data Tugas Akhir Perancangan Karya;

6. Yth. Bapak Endro Tri Susanto, S.Sn., M.Sn. selaku dosen pembimbing I yang

dengan sabar telah membimbing, memberi masukan, nasihat, saran dan

dukungan selama proses penyusunan laporan dan pembuatan karya pada Tugas

Akhir Perancangan ini;

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 7: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

vii

7. Yth. Bapak Nor Jayadi, S.Sn., M.A. selaku dosen pembimbing II dan dosen

wali yang telah memberikan arahan dan pengertian selama proses penyusunan

laporan dan pembuatan karya pada Tugas Akhir Perancangan ini;

8. Yth. Bapak Dr. Rahmawan Dwi Prasetya, S.Sn., M.Si selaku Ketua Program

Studi Desain Produk, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta;

9. Yth. Bapak Martino Dwi Nugroho, S.Sn., M.A. selaku Ketua Jurusan Desain,

Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta;

10. Yth. Bapak Dr. Timbul Raharjo, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Seni Rupa,

Institut Seni Indonesia Yogyakarta;

11. Bapak Udin dan Mas Nuri selaku staff karyawan kantor Desain Produk yang

selalu membantu dalam memberikan informasi terkini terkait Tugas Akhir;

12. Sarah Widiaisyafitri Karominingtyas yang membantu dari awal penyusunan

laporan Tugas Akhir, serta Lu’lu’ Farhatul Amaniyah, Astelia Novia T. yang

juga turut membantu dalam proses Tugas Akhir Perancangan Karya; 13. Yuzakki Gilang Fajar Bagaskara, M Iqbal Putu, Erfinda Dwi Rahma Kusuma,

Radhitya Yoga, Muhammad Ayub Teguh, Cornelius Yoga, dan teman-teman

yang telah membantu proses display Pameran Tugas Akhir Perancangan

Karya;

14. Marantika Rizka Prasasti yang selalu memberi dukungan moral dan telah

membantu penulis selama proses penyusunan Tugas Akhir Perancangan;

15. Mas Rahmat N Garasi Malang yang telah menjadi narahubung dalam proses

pencarian pengrajin prototipe model;

16. Mas Hafis Hanafi yang telah membantu serta membimbing dalam proses

perancangan prototipe model dari awal hingga akhir;

17. Shaffira Cika Nur Fatihah dan Neysa Eveline yang telah meluangkan waktu

membantu penyuntingan tulisan Tugas Akhir Perancangan Karya

18. Audi Firza Mulyana yang telah membantu proses visualisasi desain dalam

penyusunan Tugas Akhir Perancangan Karya;

19. Seluruh pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis telah

turut serta mendukung proses penyusunan laporan dan perancangan Tugas

Akhir Perancangan Karya ini.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 8: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 9: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

ix

DESAIN CARBODY INTERURBAN BUS

BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR

SEBAGAI OPTIMALISASI BAGASI KABIN

Gilang Tirta Kurnia

ABSTRAK

Bus merupakan transportasi massal yang populer di Indonesia karena memiliki fleksibilitas tinggi dan juga tarif yang cukup terjangkau. Berkembangnya infrastruktur juga memicu perkembangan transportasi bus, mulai dari tren bus high-deck yang dibuat untuk memperluas ruang bagasi bawah, hingga model double-glass yang seolah-olah bus normal terlihat seperti bus tingkat. Dengan perkembangan desain dan juga fungsi yang ada di kebanyakan bus antarkota maupun pariwisata di Indonesia, tidak terlepas dari masalah-masalah yang belum dapat diselesaikan, seperti masalah akomodasi bagasi kabin yang kurang efektif dan efisien, serta keberadaan model double-glass yang memiliki sekat kaca di depan, sehingga mengganggu visibilitas dari pengguna baik penumpang maupun driver. Berdasarkan permasalahan tersebut, perancangan Interurban Bus atau bus antarkota dengan tipe medium-deck floor ini dilakukan sebagai optimalisasi bagasi kabin, sehingga pengguna dapat menyimpan barang bawaan dengan baik, aman dan nyaman, serta memperbarui model single-glass yang telah dianggap kuno agar menjadi solusi dari permasalahan visibilitas penumpang terhadap pandangan ke kaca depan.

Kata kunci: Bus Antarkota, Medium-Deck Floor, Bagasi Kabin, Visibilitas.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 10: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

x

CARBODY DESIGN OF INTERURBAN BUS

WITH MEDIUM-DECK FLOOR TYPE

AS OPTIMALIZATION OF CABIN COMPARTMENT

Gilang Tirta Kurnia

ABSTRACT

Buses are popular mass transportation in Indonesia because they have high flexibility and affordable fares. The development of infrastructure has also triggered the development of bus transportation, from the trend of high-deck buses designed to expand the lower luggage space, to double-glass models that seem like a normal bus looks like a double-decker bus. With the development of designs and functions that exist in most intercity and tourism buses in Indonesia, it is inseparable from problems that have not been resolved, namely the problem of ineffective and inefficient cabin baggage accommodation, as well as the existence of a double-glass model that has a bulkhead. glass in front, of course disturb the visibility of users, both passengers and drivers. Based on these problems, this design aims to design an Interurban Bus or intercity bus with a medium-deck floor type which is designed to optimize cabin baggage, so that users can store their belongings properly, safely and comfortably, and update the single-glass model which is considered ancient. in order to be a solution to the problem of passenger visibility in the eyes of the windshield.

Key words: Interurban Bus, Medium-Deck Floor, Cabin Compartment, Visibility.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 11: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

ASBTRAK ......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xxi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Batasan Lingkup Perancangan ........................................................... 4

D. Tujuan dan Manfaat Perancangan ..................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PERANCANGAN

A. Tinjauan Produk ................................................................................ 7

1. Deskripsi Produk ........................................................................... 7

2. Definisi Produk .............................................................................. 8

3. Gagasan Awal ................................................................................ 11

B. Perancangan Terdahulu ..................................................................... 12

1. Produk Eksisting ............................................................................ 12

2. Produk yang Relevan ..................................................................... 15

C. Landasan Teori .................................................................................. 16

1. Jenis-jenis Bus berdasarkan Ketinggian Lantai/Deck ................... 16

2. Layanan Bus Antarkota (Interurban Bus) ..................................... 19

3. Kompartemen Bagasi Bus ............................................................. 21

4. Regulasi Kendaraan di Indonesia (PP No. 55 Tahun 2012) .......... 24

5. Ergonomi Desain ........................................................................... 26

6. Komponen Eksterior Big Bus ........................................................ 32

7. Proses Produksi (Manufacturing) Bus ........................................... 49

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 12: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xii

8. Metode Perancangan ...................................................................... 60

BAB III. METODE PERANCANGAN

A. Metode Perancangan ......................................................................... 66

B. Tahapan Perancangan ........................................................................ 71

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 73

1. Sumber Data .................................................................................. 73

2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 75

3. Waktu dan Lokasi Pengumpulan Data .......................................... 77

D. Analisis Data ..................................................................................... 80

1. Observasi Lapangan ...................................................................... 80

2. Wawancara .................................................................................... 103

3. Kuesioner ....................................................................................... 112

BAB IV. PROSES KREATIF

A. Design Problem Statement ................................................................ 142

B. Brief Desain ....................................................................................... 142

1. Open Brief ..................................................................................... 142

2. Close Brief ..................................................................................... 142

3. Analysis of Design Brief ............................................................... 142

C. Image Board ....................................................................................... 144

D. Kajian Material dan Gaya .................................................................. 148

E. Sketsa Desain ..................................................................................... 149

F. Desain Terpilih ................................................................................... 154

G. Branding ............................................................................................ 171

H. Biaya Produksi ................................................................................... 175

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 178

B. Saran .................................................................................................. 179

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 181

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 13: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1 Analisis STP ..................................................................................... 8

Gambar 2.2.1 Scania Interlink MD 15 .................................................................... 12

Gambar 2.2.2 Setra S 419 UL ................................................................................. 13

Gambar 2.2.3 MAN Lion’s Intercity ........................................................................ 13

Gambar 2.2.4 Mercedes-Benz Tourismo RH M ...................................................... 14

Gambar 2.2.5 Morodadi Prima Patriot (1992) ....................................................... 15

Gambar 2.2.6 Adiputro Neoplan – Monocoque Body (1996) ................................. 15

Gambar 2.2.7 Laksana Great Panorama (1997) .................................................... 16

Gambar 2.2.8 New Armada Evonext Gen. 1 (2010) ................................................ 16

Gambar 2.3.1 Neoplan Transliner Monocoque Body – Big Bus Medium Deck ..... 17

Gambar 2.3.2 Adiputro Jetbus MD Long – Medium Bus ....................................... 17

Gambar 2.3.3 Laksana Legacy SR2 HD – High-Deck Single Glass ...................... 18

Gambar 2.3.4 Adiputro Jetbus HDD 3+ - High-Deck Double Glass ...................... 18

Gambar 2.3.5 Adiputro Jetbus SHD 3+ - Super High Deck Bus ............................ 19

Gambar 2.3.6 Kompartemen Bagasi Bawah Mercedes-Benz Tourismo 15 RHD ... 22

Gambar 2.3.7 Kompartemen Bagasi Kabin (Overhead Cabin) .............................. 23

Gambar 2.3.8 Kompartemen Bagasi Keranjang Bawah pada Bus Double-Decker 24

Gambar 2.3.9 Antropometri tubuh manusia dalam posisi berdiri ........................... 28

Gambar 2.3.10 Antropometri tubuh manusia dalam posisi berdiri dan duduk ....... 28

Gambar 2.3.11 Antropometri tubuh manusia dalam posisi duduk .......................... 29

Gambar 2.3.12 Antropometri tubuh pria dan wanita .............................................. 30

Gambar 2.3.13 Macam-macam posisi duduk bersandar pada kursi penumpang .... 31

Gambar 2.3.14 Dimension Angle Seating ............................................................... 32

Gambar 2.3.15 Monocoque Chassis Jaguar XE ..................................................... 33

Gambar 2.3.16 Tampak Perspektif Chassis Hino R260 RK8J ................................ 34

Gambar 2.3.17 Tampak Blueprint Chassis Hino R260 RK8J ................................. 34

Gambar 2.3.18 Tampak Perspektif Chassis Hino RN 285 ...................................... 34

Gambar 2.3.19 Tampak Blueprint Chassis Hino RN 285 ....................................... 35

Gambar 2.3.20 Tampak Perspektif Chassis Mercedes-Benz OH 1626 ................... 35

Gambar 2.3.21 Tampak Blueprint Chassis Mercedes-Benz OH 1626 .................... 35

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 14: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xiv

Gambar 2.3.22 Tampak Perspektif Chassis Mercedes-Benz O 500 RS 1836 ......... 35

Gambar 2.3.23 Tampak Blueprint Chassis Mercedes-Benz O 500 RS 1836 .......... 36

Gambar 2.3.24 Tampak Perspektif Chassis Mercedes-Benz OC 500 RF 2542 ...... 36

Gambar 2.3.25 Blueprint Chassis Mercedes-Benz OC 500 RF 2542 ..................... 36

Gambar 2.3.26 Tampak Perspektif Chassis Scania K360IB 4x2 ............................ 37

Gambar 2.3.27 Tampak Blueprint Chassis Scania K360IB 4x2 ............................. 37

Gambar 2.3.28 Tampak Perspektif Chassis Scania K410IB 6x2*4 ........................ 38

Gambar 2.3.29 Tampak Blueprint Chassis Scania K410IB 6x2*4 ......................... 38

Gambar 2.3.30 Tampak Perspektif Chassis Volvo B11R ........................................ 39

Gambar 2.3.31 Blueprint Chassis Volvo B11R ....................................................... 39

Gambar 2.3.32 Tampak Perspektif Chassis MAN RR4 ........................................... 39

Gambar 2.3.33 Cowl Depan Bus ............................................................................. 40

Gambar 2.3.34 LED Headlights Bus MAN ............................................................. 40

Gambar 2.3.35 LED Headlights Bus MAN ............................................................. 41

Gambar 2.3.36 Sekat Kaca sebagai pemisah kaca atas dan bawah (Luar) ............. 42

Gambar 2.3.37 Sekat Kaca sebagai pemisah kaca atas dan bawah (Dalam) .......... 42

Gambar 2.3.38 Ilustrasi Big Bus dengan model Double Glass ............................... 43

Gambar 2.3.39 Daimler Setra Top Class 500 dengan model Single Glass ............ 44

Gambar 2.3.40 Cowl Belakang Bus ........................................................................ 44

Gambar 2.3.41 Tail Lights ...................................................................................... 45

Gambar 2.3.42 Position Lamp ................................................................................ 46

Gambar 2.3.43 Rear Position Lamp pada bagian belakang bus terletak di atas .... 46

Gambar 2.3.44 Rear Window Setra ......................................................................... 47

Gambar 2.3.45 Engine Air Ventilation Mercedes-Benz Travego ............................ 47

Gambar 2.3.46 Side Garnish dari Setra S 516 HDH di atas kaca samping ............ 47

Gambar 2.3.47 Kompartemen Bagasi untuk menyimpan barang penumpang ........ 48

Gambar 2.3.48 Wheel Arch Scania Touring ........................................................... 48

Gambar 2.3.49 Ilustrasi struktur rangka/frame pada bus ........................................ 49

Gambar 2.3.50 Galvanised Steel Sheet ................................................................... 50

Gambar 2.3.51 Plat Bordes ..................................................................................... 51

Gambar 2.3.52 Dashboard dari bahan fiberglass ................................................... 51

Gambar 2.3.53 Kursi Bus dengan material kulit sintetis ........................................ 52

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 15: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xv

Gambar 2.3.54 Lantai bus dengan motif menyerupai papan kayu .......................... 53

Gambar 2.3.55 Proses mendesain bus oleh desainer karoseri ................................. 54

Gambar 2.3.56 Toyota Hilux yang telah diproses stripe off ................................... 54

Gambar 2.3.57 Rangka bus yang telah dinaikkan di atas chassis ........................... 55

Gambar 2.3.58 Lantai dasar yang dipasang pada Isuzu Elf NLR 55 BLx .............. 56

Gambar 2.3.59 Pemasangan plat body pada Isuzu Elf NLR 55 BLx ...................... 56

Gambar 2.3.60 Proses pendempulan (putty) pada mobil Isuzu Elf NLR 55 BLx ... 57

Gambar 2.3.61 Proses pengecatan dengan robot pada pabrikan Bus Yutong ......... 58

Gambar 2.3.62 Bus yang sedang dilakukan proses finishing interior ..................... 59

Gambar 2.3.63 Interior Bus yang akan dipasang jok .............................................. 59

Gambar 2.3.64 Bus yang diparkir di Departemen PDI (Pre delivery inspection)

sebelum didistribusikan ke konsumen .................................................................... 60

Gambar 2.3.65 The design brief formulation stage ................................................. 61

Gambar 2.3.66 The development stage ................................................................... 62

Gambar 2.3.67 Innovation flower of industrial product design .............................. 64

Gambar 2.3.68 Alur dari metode desain industri dasar oleh Pahl dan Beitz .......... 65

Gambar 2.3.69 Alur dari metode inovasi dalam bentuk kerangka metode desain

industri dasar oleh Pahl dan Beitz ........................................................................... 65

Gambar 3.1.1 The design brief formulation stage ................................................... 69

Gambar 3.1.2 The development stage of Interurban Bus Medium-Deck Floor ...... 70

Gambar 3.2.1 Innovation flower of industrial product design ................................ 72

Gambar 3.4.1 Bagasi Kabin pada Bus model Jetbus SHD 3+ (A2) ........................ 89

Gambar 3.4.2 Ilustrasi wilayah titik buta (blindspot) pada bus .............................. 90

Gambar 3.4.3 Sudut pandang ke arah kaca depan pada Jetbus SHD 3+ (A2) ........ 91

Gambar 3.4.4 Pandangan ke depan pada Jetbus SHD 3+ Voyager (A3) ................ 92

Gambar 3.4.5 Kaca depan tanpa sekat kaca pada Bus model Jetbus HD (A1) ....... 93

Gambar 3.4.6 Pandangan ke samping terganggu oleh garnish pada model

Jetbus SHD 3+ Voyager (A3) ................................................................................. 93

Gambar 3.4.7 Tampak luar garnish pada Jetbus SHD 3+ Voyager (A3) yang

terletak di kaca samping depan ............................................................................... 94

Gambar 3.4.8 Dimensi ukuran perbandingan Bus High-Deck (atas) dengan

Bus Super High-Deck (bawah) ............................................................................... 96

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 16: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xvi

Gambar 3.4.9 Suspensi udara (air suspension) untuk bus dan heavy-duty ............. 97

Gambar 3.4.10 Ilustrasi suspensi jenis leaf spring .................................................. 98

Gambar 3.4.11 Suspensi udara (air suspension) hasil custom karoseri Adi Putro . 99

Gambar 3.4.12 Technical Drawing Hino RK8 R260 – Medium-Deck Body

Concept ................................................................................................................... 99

Gambar 3.4.13 Technical Drawing Mercedes-Benz OH 1626 – Medium-Deck

Body Concept .......................................................................................................... 100

Gambar 3.4.14 Technical Drawing Mercedes-Benz O500R 1836 – Skylander

Body Concept .......................................................................................................... 100

Gambar 3.4.15 Technical Drawing Mercedes-Benz OC500RF 2542 –

Medium-Deck Body Concept ................................................................................... 101

Gambar 3.4.16 Technical Drawing Volvo B11R – Skylander Body Concept ......... 101

Gambar 3.4.17 Technical Drawing Scania K410IB – Skylander Body Concept .... 102

Gambar 3.4.18 Technical Drawing Scania K360IB – Medium-Deck Body

Concept ................................................................................................................... 102

Gambar 3.4.19 Intensitas Pengguna Bus dalam setahun terakhir ........................... 113

Gambar 3.4.20 Alasan utama menggunakan transportasi bus untuk berpergian

antarkota jarak dekat dan menengah ....................................................................... 114

Gambar 3.4.21 Titik keberangkatan transportasi bus .............................................. 115

Gambar 3.4.22 Data trayek berdasarkan intensitas penggunaan ............................. 116

Gambar 3.4.23 Diagram Batang Jenis Bagasi Penumpang Trayek

Surabaya-Yogyakarta .............................................................................................. 117

Gambar 3.4.24 Diagram Batang Jenis Bagasi Penumpang Trayek

Surabaya-Malang .................................................................................................... 118

Gambar 3.4.25 Diagram Batang Jenis Bagasi Penumpang Traye

Yogyakarta-Semarang ............................................................................................. 118

Gambar 3.4.26 Diagram Batang Jenis Bagasi Penumpang Trayek

Yogyakarta-Purwokerto .......................................................................................... 119

Gambar 3.4.27 Diagram Batang Jenis Bagasi Penumpang Trayek

Jakarta-Bandung ...................................................................................................... 119

Gambar 3.4.28 Diagram Lingkaran Klasifikasi Jalan Raya

Surabaya-Yogyakarta .............................................................................................. 122

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 17: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xvii

Gambar 3.4.29 Diagram Lingkaran Klasifikasi Jalan Raya

Surabaya-Malang .................................................................................................... 122

Gambar 3.4.30 Diagram Lingkaran Klasifikasi Jalan Raya

Yogyakarta-Semarang ............................................................................................. 123

Gambar 3.4.31 Diagram Lingkaran Klasifikasi Jalan Raya

Yogyakarta-Purwokerto .......................................................................................... 123

Gambar 3.4.32 Diagram Lingkaran Klasifikasi Jalan Raya

Jakarta-Bandung ...................................................................................................... 124

Gambar 3.4.33 Diagram Lingkaran Kondisi Infrastruktur Jalan

Surabaya-Yogyakarta .............................................................................................. 125

Gambar 3.4.34 Diagram Lingkaran Kondisi Infrastruktur Jalan

Surabaya-Malang .................................................................................................... 125

Gambar 3.4.35 Diagram Lingkaran Kondisi Infrastruktur Jalan

Yogyakarta-Semarang ............................................................................................. 126

Gambar 3.4.36 Diagram Lingkaran Kondisi Infrastruktur Jalan

Yogyakarta-Purwokerto .......................................................................................... 126

Gambar 3.4.37 Diagram Lingkaran Kondisi Infrastruktur Jalan

Jakarta-Bandung ...................................................................................................... 127

Gambar 3.4.38 Diagram Batang Kondisi Medan Jalan (Dimensi Jalan) ................ 128

Gambar 3.4.39 Diagram Batang Kondisi Medan Jalan (Tingkat Elevasi) .............. 129

Gambar 3.4.40 Diagram Batang Kondisi Medan Jalan (Sudut Belok) ................... 130

Gambar 3.4.41 Diagram Lingkaran Keluhan/Kesulitan Penumpang dalam

Transportasi Bus Trayek Surabaya-Yogyakarta ..................................................... 131

Gambar 3.4.42 Diagram Lingkaran Keluhan/Kesulitan Penumpang dalam

Transportasi Bus Trayek Surabaya-Malang ............................................................ 132

Gambar 3.4.43 Diagram Lingkaran Keluhan/Kesulitan Penumpang dalam

Transportasi Bus Trayek Yogyakarta-Semarang .................................................... 134

Gambar 3.4.44 Diagram Lingkaran Keluhan/Kesulitan Penumpang dalam

Transportasi Bus Trayek Yogyakarta-Purwokerto .................................................. 135

Gambar 3.4.45 Diagram Lingkaran Keluhan/Kesulitan Penumpang dalam

Transportasi Bus Trayek Jakarta-Bandung ............................................................. 136

Gambar 3.4.46 Interior Jetbus SHD 3+ yang memiliki sekat kaca melintang ........ 137

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 18: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xviii

Gambar 3.4.47 Diagram Lingkaran responden yang pernah dan belum pernah

menaiki bus dengan model double-glass ................................................................ 138

Gambar 3.4.48 Diagram Lingkaran alasan responden terkait gangguan

sekat kaca pada bus model double-glass ................................................................. 138

Gambar 3.4.49 Interior model bus double-glass (kiri); model bus

single-glass (kanan) ................................................................................................ 139

Gambar 3.4.50 Diagram Lingkaran pemilihan responden: bus single-glass

dan double-glass ...................................................................................................... 139

Gambar 3.4.51 Bus karoseri Adi Putro Jetbus UHD (Ultra High Deck) 3+

dengan tipe dek/lantai tinggi dan model double-glass ............................................ 140

Gambar 3.4.52 Bus karoseri Adi Putro Jetbus SDD (Super Double Decker) 3+

dengan tipe lantai tingkat (dua lantai) ..................................................................... 141

Gambar 4.3.1 Styling Board .................................................................................... 144

Gambar 4.3.2 Usage Board ..................................................................................... 145

Gambar 4.3.3 Material Board ................................................................................. 146

Gambar 4.3.4 Mood Board ...................................................................................... 147

Gambar 4.5.1 Sketsa Alternatif 1 Kompartemen Bagasi Kabin ............................. 149

Gambar 4.5.2 Sketsa Alternatif 2 Kompartemen Bagasi Kabin ............................. 149

Gambar 4.5.3 Sketsa Alternatif 3 Kompartemen Bagasi Kabin ............................. 150

Gambar 4.5.4 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 1 .................................................. 150

Gambar 4.5.5 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 2 .................................................. 151

Gambar 4.5.6 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 3 .................................................. 151

Gambar 4.5.7 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 4 .................................................. 151

Gambar 4.5.8 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 5 .................................................. 152

Gambar 4.5.9 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 6 .................................................. 152

Gambar 4.5.10 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 7 ................................................ 152

Gambar 4.5.11 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 8 ................................................ 153

Gambar 4.5.12 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 9 ................................................ 153

Gambar 4.5.13 Sketsa Siluet Eksterior Alternatif 10 .............................................. 153 Gambar 4.6.1 Sketsa Perspektif 1 ........................................................................... 156

Gambar 4.6.2 Sketsa Perspektif 2 ........................................................................... 156 Gambar 4.6.3 Sketsa Perspektif 3 ........................................................................... 157

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 19: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xix

Gambar 4.6.4 Desain Perspektif ¾ Depan .............................................................. 157

Gambar 4.6.5 Desain Perspektif ¾ Belakang ......................................................... 157

Gambar 4.6.6 Desain Perspektif Atas ..................................................................... 158 Gambar 4.6.7 Desain Interior pandangan ke kaca depan ........................................ 158 Gambar 4.6.8 Desain Interior Interurban Bus ........................................................ 158

Gambar 4.6.9 Desain Interior Kompartemen Bagasi Kabin ................................... 159 Gambar 4.6.10 Skylink S10 ..................................................................................... 159 Gambar 4.6.11 Skylink M12 .................................................................................... 160 Gambar 4.6.12 Skylink M12+ ................................................................................. 160

Gambar 4.6.13 Skylink L13+ .................................................................................. 161 Gambar 4.6.14 Skylink S10 Standard ...................................................................... 161 Gambar 4.6.15 Skylink M12 Standard .................................................................... 162 Gambar 4.6.16 Skylink M12 Xtra Capacity ............................................................ 162

Gambar 4.6.17 Skylink M12 Comfort ...................................................................... 162 Gambar 4.6.18 Skylink M12+ Standard .................................................................. 163 Gambar 4.6.19 Skylink M12+ Xtra Capacity .......................................................... 163 Gambar 4.6.20 Skylink M12+ Comfort ................................................................... 163

Gambar 4.6.21 Skylink M12+ Physical Distancing ................................................ 164 Gambar 4.6.22 Skylink L13+ Standard Toilet ........................................................ 164 Gambar 4.6.23 Skylink L13+ Xtra Capacity ........................................................... 164 Gambar 4.6.24 Skylink L13+ Comfort Toilet .......................................................... 165 Gambar 4.6.25 Skylink S10 Technical Drawing ..................................................... 166

Gambar 4.6.26 Skylink M12 Technical Drawing .................................................... 166 Gambar 4.6.27 Skylink M12+ Technical Drawing ................................................. 167 Gambar 4.6.28 Skylink L13+ Technical Drawing .................................................. 167 Gambar 4.6.29 Tampak Samping Kursi varian S (Standard) dan XC

(Xtra Capacity) setara dengan Bisnis RS/Eksekutif ............................................... 168 Gambar 4.6.30 Tampak Depan Kursi varian S (Standard) dan XC

(Xtra Capacity) setara dengan Bisnis RS/Eksekutif ............................................... 168 Gambar 4.6.31 Tampak Samping Kursi varian C (Comfort) setara dengan

Super Eksekutif ....................................................................................................... 169

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 20: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xx

Gambar 4.6.32 Tampak Depan Kursi varian C (Comfort) setara dengan

Super Eksekutif ....................................................................................................... 169 Gambar 4.6.33 Gambar Kerja Kompartemen Bagasi Kabin – Posisi Terbuka ....... 170 Gambar 4.6.34 Gambar Kerja Kompartemen Bagasi Kabin – Posisi Tertutup ...... 170 Gambar 4.7.1 Logo Tipografi Skylink Interurban Bus ........................................... 172

Gambar 4.7.2 Palet Warna Logo Skylink Interurban Bus ....................................... 172 Gambar 4.7.3 Ikon Varian/Trim pada Skylink Interurban Bus ............................... 173 Gambar 4.7.4 Ikon Interior Trim pada Skylink Interurban Bus .............................. 173 Gambar 4.7.5 Contoh penerapan ikon trim produk Skylink M12+ dan varian

Interior Standard ..................................................................................................... 174

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 21: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.3.1 Statistik deskriptif rute bus antarkota Jerman ...................................... 20 Tabel 2.3.2 Data Antropometri rata rata untuk negara Indonesia

(Semua dimensi dalam satuan cm) .......................................................................... 27

Tabel 2.3.3 Pengukuran antropometri (termasuk kelonggaran pakaian) pria dan

wanita dari BIFMA Ergonomics Guidelines, 2002. (Ukuran dalam inci) ............... 30

Tabel 3.4.1 Hasil observasi lapangan dan penilaian bus antarkota

Yogyakarta – Kudus (A1) ....................................................................................... 82

Tabel 3.4.2 Hasil observasi lapangan dan penilaian bus antarkota

Semarang – Cilacap (A2) ........................................................................................ 83

Tabel 3.4.3 Hasil observasi lapangan dan penilaian bus antarkota

Cilacap – Yogyakarta (A3) ..................................................................................... 84

Tabel 3.4.4 Hasil observasi lapangan dan penilaian model bus eksisting –

Adiputro Jetbus SHD 3+ Voyager (B1) .................................................................. 85

Tabel 3.4.5 Hasil observasi lapangan dan penilaian model bus eksisting –

Adiputro Jetbus MD 3+ Voyager (B2) .................................................................... 86

Tabel 3.4.6 Hasil observasi lapangan dan penilaian model bus eksisting –

Laksana Legacy Sky SR-2 XHD Prime (B3) ........................................................... 87

Tabel 3.4.7 Hasil observasi lapangan dan penilaian model bus eksisting –

Adiputro Jetbus SHD 3+ Voyager (B4) .................................................................. 88

Tabel 3.4.8 Ringkasan total skor hasil observasi pengamatan ................................ 88

Tabel 3.4.9 Faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan bus antarkota ............. 95

Tabel 3.4.10 Spesifikasi Teknis Chassis Hino RK8 R260

(satuan mm, dalam kondisi telah dibangun body bus) ............................................ 99

Tabel 3.4.11 Spesifikasi Teknis Chassis Mercedes-Benz OH 1626 L

(satuan mm, dalam kondisi telah dibangun body bus) ............................................ 100

Tabel 3.4.12 Spesifikasi Teknis Mercedes-Benz O500RS 1836

(satuan mm, dalam kondisi telah dibangun body bus) ............................................ 100

Tabel 3.4.13 Spesifikasi Teknis Mercedes-Benz OC500RF 2542

(satuan mm, dalam kondisi telah dibangun body bus) ............................................ 101

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 22: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

xxii

Tabel 3.4.14 Spesifikasi Teknis Volvo B11R

(satuan mm, dalam kondisi telah dibangun body bus) ............................................ 101

Tabel 3.4.15 Spesifikasi Teknis Scania K410iB

(satuan mm, dalam kondisi telah dibangun body bus) ............................................ 102

Tabel 3.4.16 Spesifikasi Teknis Scania K360iB

(satuan mm, dalam kondisi telah dibangun body bus) ............................................ 102

Tabel 3.4.17 Usia Responden .................................................................................. 112

Tabel 3.4.18 Wilayah Tempat Tinggal ................................................................... 113

Tabel 3.4.19 Tabel jenis dan jumlah bagasi penumpang ........................................ 120

Tabel 4.2.1 Analysis of Design Brief ....................................................................... 143

Tabel 4.6.1 Matriks Analisis Desain Terpilih (Eksterior) ....................................... 154

Tabel 4.6.2 Matriks Analisis Desain Terpilih (Kompartemen Bagasi Kabin) ........ 154

Tabel 4.6.3 Spesifikasi Varian/Trim Interurban Bus .............................................. 165

Tabel 4.8.1 Perincian Anggaran Biaya Bahan Baku ............................................... 175

Tabel 4.8.2 Perincian Anggaran Biaya Tenaga Kerja ............................................. 175

Tabel 4.8.3 Perincian Anggaran Biaya Overhad Aktual ......................................... 175

Tabel 4.8.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi berdasarkan

Biaya Overhead Aktual ........................................................................................... 176

Tabel 4.8.5 Perhitungan Biaya Administrasi dan Pemasaran ................................. 176

Tabel 4.8.6 Perhitungan Laba ................................................................................. 176

Tabel 4.8.7 Simulasi Estimasi Harga Jual Karoseri + Chassis/Mesin .................... 177

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 23: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bus adalah salah satu transportasi massal di dunia yang cukup populer,

termasuk Indonesia. Di Indonesia, kini berbagai PO. (Perusahaan Otobus)

berlomba-lomba menghadirkan armada terbaik mereka. Pemilihan sasis yang

lebih nyaman adalah salah satu cara yang dilakukan agar masyarakat semakin

percaya bahwa bus juga mencoba menawarkan kenyamanan seperti halnya pada

kereta api dan pesawat udara. Setelah sasis, sebuah bus pasti membutuhkan

komponen body agar menjadi satu kesatuan kendaraan yang utuh. Body bus

yang digunakan juga telah mengalami revolusi yang cukup drastis dari segi

desain hingga engineering/konstruksinya.

Bus dapat diklasifikasikan menurut jenis layanannya menjadi 3 jenis,

yaitu bus kota (city buses), bus antar-kota (interurban buses), dan bus jarak jauh

(coaches) (SETRA Rescue Guide, 2008). Di Indonesia, kita lebih mengenal

klasifikasi tersebut menjadi Bus Kota, Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP),

dan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Sedangkan dalam pelayanannya,

sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1, BAB 1, Keputusan Dirjen Perhubungan

Darat dalam SK. 1131/AJ.003/DRJD/2003 tentang Petunjuk Teknis Standar

Fasilitas Pelayanan Bus Umum Angkutan Antar Kota, yang menyatakan

pelayanan angkutan orang dalam trayek terdiri dari pelayanan ekonomi dan non

ekonomi. Pada praktiknya, setiap PO. memiliki strategi tersendiri dalam

menjalankan operasional angkutan umum mereka. Salah satu bentuk strategi

untuk menjaring konsumen adalah dengan melakukan peremajaan terhadap

body bus, serta menghadirkan berbagai fasilitas serta fitur-fitur yang

memanjakan konsumen, tidak lupa dengan mengikuti tren bus di Indonesia saat

ini.

Salah satu tren di Indonesia, adalah bus dengan tipe high-deck yang

mulai dipopulerkan oleh beberapa karoseri di Indonesia sejak awal tahun 2015.

Seiring berkembangnya teknologi, kebutuhan dan juga tren desain, bus bertipe

high-deck ini semakin populer dan mendominasi bus-bus di Indonesia baik bus

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 24: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

2

regular maupun pariwisata. Bahkan hingga kini bermunculan bus dengan tipe

single deck yang lebih tinggi, seperti super high-deck, ultra high-deck, extra

high-deck, high-deck transporter. Bus high-deck memliki ketinggian kendaraan

dari atas tanah sekitar 3700 mm hingga 3900 mm bergantung pada pabrikan

karoseri serta desain yang digunakan. Ketua Umum Asosiasi Karoseri

Indonesia, Sommi Lumadjeng bertutur bahwa PO. yang menggunakan armada

dengan desain seperti ini terus bertambah. Sampai kuartal pertama 2018 ini

peningkatan order rata-rata 20-22% per tahun. Pemesan bukan hanya PO-PO

besar, melainkan juga menengah dan kecil (Ara, 2018). Seluruh varian ini

dirancang sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan di kompartemen

bagasi yang ada di bawah lantai penumpang. Selain itu, bus-bus dengan tipe

high-deck yang beragam, membuat body bus bertambah dimensi tinggi,

sehingga menyebabkan bagian depan kaca bus tentu menjadi lebih tinggi/lebar.

Hal ini disiasati oleh para karoseri dengan membuat model double-glass yang

dipisahkan oleh sekat kaca atau yang lebih sering disebut dengan topi. Selain

fungsi dari double-glass itu sendiri untuk menghemat biaya maintenance, tren

ini dirancang agar seolah-olah bus dengan single-deck seolah-olah terlihat

seperti bus double-decker (bus tingkat). Dengan keberadaan topi atau sekat kaca

ini tentu sangat mengganggu visibilitas penumpang untuk melihat ke depan, dan

tentu menyebabkan blindspot di area kaca depan semakin bertambah, sehingga

ergonomi dari sisi driver serta penumpang juga akan terganggu. Di sisi lain,

dari aspek kompartemen bagasi kabin, dari segi fungsi belum dapat difungsikan

secara optimal karena ukurannya yang tanggung. Banyak penumpang lebih

memilih menaruh tas ransel/barang bawaan di bawah kursi atau di atas

pangkuan karena kompartemen bagasi kabin yang belum berfungsi secara

optimal karena masalah ukuran/space.

Dalam perkembangan serta upaya peremajaannya, tentu setiap PO.

memiliki masing-masing strategi dan kemampuan tersendiri. Akan tetapi,

apabila diperhatikan kondisi di Indonesia, armada-armada bus yang selalu

mengalami peremajaan didominasi oleh bus-bus regular yang berjenis layanan

jarak jauh, yang biasanya memiliki perjalanan dengan karakteristik waktu

tempuh lebih kurang diatas 5 jam, atau jarak tempuh lebih kurang diatas 150

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 25: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

3

kilometer. Armada yang digunakan tentu memiliki banyak varian jenis

bergantung pada medan trayek yang dilalui hingga kebutuhan setiap masing

masing PO. Hal ini tentu mengakibatkan kesenjangan tersendiri antara bus

jarak-jauh dan bus antar-kota jarak menengah yang biasanya memiliki jarak

tempuh lebih kurang dibawah atau sama dengan 150 kilometer. Bus-bus jarak

menengah ini biasanya jarang mengalami peremajaan dan tetap

mempertahankan mesin-mesin kuno serta body-body yang mulai keropos dan

juga telah dianggap usang. Fenomena yang muncul akhir-akhir ini

mengedepankan wajah transportasi publik antara lain adalah bus umum, yang

kurang memberikan kenyamanan, keamanan, dan keterjangkauan (S Aminah,

2018:33). Hal tersebut wajar terjadi dikarenakan biaya peremajaan cukup tinggi

karena karoseri-karoseri di Indonesia rata-rata hanya mengeluarkan bus-bus

dengan tipe atau karakteristik bus jarak jauh. Sedangkan apabila bus-bus

tersebut digunakan untuk jarak menengah, maka biaya yang dikeluarkan terlalu

tinggi serta banyak fitur-fitur standar yang sebenarnya kurang dibutuhkan lalu

menjadi kurang optimal.

Mengatasi hal tersebut, maka perancang merumuskan rancangan

Carbody Interurban Bus yang disesuaikan dengan klasifikasi bus dan jenis

layanannya, agar bus dengan jarak menengah ini menjadi jauh lebih terjangkau,

serta pengoptimalan fitur-fitur yang cukup untuk digunakan jarak menengah.

Dengan adanya Desain Carbody Interurban Bus, maka diharapkan setiap PO.

memiliki pilihan yang lebih leluasa lagi untuk peremajaan armada khususnya

jarak menengah. Desain Carbody Interurban Bus ini akan fokus pada

pengoptimalan kompartemen bagasi kabin yang dirasa kurang bermanfaat

karena ukuran yang tanggung. Dalam pengembangannya, desain carbody yang

meliputi eksterior hingga interior ini tentu tidak dapat lepas keterkaitannya

dengan ergonomi. Karena ergonomi adalah “ilmu yang mempelajari interaksi

antara bagian tubuh manusia dengan elemen benda lain dalam suatu sistem”

(Ramadhan & Sihombing, 2017). Sehingga, penyusunan elemen-elemen

interior yang berhubungan langsung dengan manusia/penumpang, akan

didesain sedemikian rupa agar mendekati sempurna, seperti halnya pada jenis

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 26: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

4

dudukan kursi, kompartemen bagasi kabin, jarak antar kursi, toilet, dan elemen-

elemen pendukung selama perjalanan dalam bus jarak menengah.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan, masalah perancangan yang telah

dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana rancangan Carbody eksterior dan interior dari Interurban Bus

yang berbasis Medium-Deck Floor?

2. Bagaimana desain fitur kompartemen bagasi kabin yang optimal pada

Interurban Bus dari aspek akomodasi dan estetika?

3. Bagaimana rancangan varian/tipe carbody Interurban Bus bertipe Medium-

Deck Floor yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan operasional

konsumen atau operator bus?

C. Batasan lingkup perancangan Agar pembahasan perancangan lebih terarah dan menghindari meluasnya

masalah, maka batasan lingkup perancangan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

1. Rancangan carbody ini hanya berfokus di desain eksterior dan

kompartemen bagasi kabin pada interior layout diagram bus bertipe

Medium-Deck Floor serta layanan Interurban Bus (Antar Kota Dalam

Provinsi) dengan jarak tempuh menengah 50 – 361 kilometer.

2. Hasil karya perancangan ini berbentuk prototype skala 1:20 sebagai

visualisasi desain eksterior dan kompartemen bagasi kabin pada interior

layout diagram, diluar detail engineering/mesin.

D. Tujuan dan Manfaat Perancangan a. Tujuan Perancangan

Tujuan yang hendak dicapai dalam perancangan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Mendapatkan rancangan Carbody eksterior dan interior dari Interurban

Bus yang berbasis Medium-Deck Floor.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 27: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

5

2. Mendapatkan desain fitur kompartemen bagasi kabin pada Interurban

Bus yang optimal dari aspek akomodasi dan estetika.

3. Mendapatkan desain rancangan varian/tipe Interurban Bus ini sebagai

pilihan bagi konsumen/operator Bus sesuai kebutuhan operasional

masing-masing.

b. Manfaat Perancangan

Adapun manfaat yang didapat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil perancangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi dunia otomotif khususnya pada transportasi umum darat bus dalam

kategori Interurban Bus mengenai kelas dan karakteristik masing-

masing fungsi serta fiturnya, sehingga konsumen sekaligus produsen

dapat memiliki pilihan yang bervariasi dan tepat guna.

2. Manfaat Praktis

a) Sebagai masukan bagi pihak perusahaan karoseri dalam rangka

evaluasi pada produk-produk eksisting.

b) Sebagai sumber pembelajaran bagi mahasiswa dalam

pengembangan ilmu desain otomotif khususnya dalam perancangan

carbody bus serta mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

perancangan ini.

c) Menambah wawasan lebih lanjut mengenai perancangan serta

manufacturing bus selama melakukan research perancangan

produk.

d) Sebagai sarana pembelajaran langsung proses dan tahapan yang

harus diperhatikan ketika merancang sebuah produk otomotif

khususnya bus.

e) Menjadi pemahaman lebih tentang produk rancangan serta produk-

produk kompetitor baik dari dalam maupun luar negeri.

f) Menambah wawasan seputar pasar otomotif khususnya bus di

Indonesia, serta beberapa strategi pasar yang dilakukan oleh pihak

produsen maupun konsumen.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 28: BERTIPE MEDIUM-DECK FLOOR - ISI JOGJA

6

g) Dapat menjadi referensi bagi perancang lain yang akan mengangkat

tema berkaitan dengan perancangan ini namun dari sudut pandang

yang berbeda.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta