Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1) Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | ISSN 2654-5411 BERMAIN ORIGAMI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK RETARDASI MENTAL SEDANG Dwi Hastuti, Khrisna Wisnu Sakti, Citra Rahmawati Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi [email protected]ABSTRAK Tahun 2011, terdapat 30.400 anak mengalami penurunan fungsi intelektual dibawah 70 di Indonesia dan Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan berkisar 15,41%. Tahun 2017, sekitar 65% anak mengalami penurunan fungsi intelektual di Kabupaten Cianjur dan sebagian anak yang disebut retardasi mental tergolong kategori sedang. Anak retardasi mental sedang merupakan kondisi anak dengan penurunan fungsi intelektual (IQ) 36-51 yang memiliki kelemahan dalam kemampuan motorik halus. Pemberian terapi bermain origami merupakan stimulasi tepat untuk menggerakkan tangan dan jari dan menciptakan gerakan halus tetapi guru kelas di SLB BC Purnama Cipanas Kabupaten Cianjur belum menerapkan terapi permainan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terapi bermain origami terhadap kemampuan motorik halus pada anak retardasi mental sedang di SLB BC Purnama Cipanas Kabupaten Cianjur. Rancangan penelitian menggunakan pra eksperimen dengan one group pre test post test design. Jumlah sampel sebanyak 15 responden dengan teknik total sampling pada anak SDLB kelas III-VI. Intervensi perlakuan dilakukan selama 30 menit dalam 12 kali pertemuan,dengan dilakukan pre test sebelum perlakuan dan post test setelah perlakuan. Hasil uji T dependent menunjukkan skor rata-rata hasil kemampuan motorik halus pada pra test adalah 1,33 sedangkan pada post adalah 2,24 sehingga terdapat pengaruh terapi bermain origami terhadap kemampuan motorik halus (p 0,001). Disarankan agar pihak sekolah menerapkan terapi bermain origami sebagai pengembangan untuk mengoptimalkan kemampuan motorik halus pada anak retardasi mental sedang. Kata kunci : Origami, Motorik Halus, Retardasi Mental Sedang ABSTRACT In 2011, there were 30,400 children decreased intellectual function below 70 in Indonesia and West Java Province ranked first with 15.41% range. In 2017, approximately 65% of children decreased intellectual function in Cianjur and some children called mental retardation classified as a category is. Mentally retarded child was a child's condition with decreased intellectual functioning (IQ) 36-51 who have a weakness in fine motor skills. Origami play therapy is an appropriate stimulation to move the hand and fingers and create smoother motion but the class teacher in SLB BC Purnama Cipanas Cianjur district has not implemented the play therapy. This study aims to determine the therapeutic play origami on fine motor skills in children with mental retardation were in SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur regency. The study design using pre experiment with one group pretest posttest design. The total sample of 15 respondents with a total sampling technique in children SDLB class III-VI. Treatment intervention carried out for 30 minutes in 12 meetings, conducted a pre-test and post-test before treatment after treatment. Dependent T test results showed an average score of fine motor skills results in pre-test was 1.33, while the post is 2.24 so that there is play therapy origami influence on fine motor skills (p 0.001). It is suggested that the school apply play therapy origami as to optimize the development of fine motor skills in children with mental retardation were. Keywords : Origami, Fine Motor Ability, Moderate Mental Retardation PENDAHULUAN WHO memperkirakan bahwa lebih dari 450 juta orang didunia mengalami retardasi mental dan akan meningkat pada tahun 2020. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sharma, et al. (2016) terhadap anak berusia 1- 10 tahun di Zona Goiter, India Selatan, ditemukan 91 anak dari total 5300 anak menderita retardasi mental. Pravelensi tertinggi lebih banyak pada kelompok usia 73- 120 bulan berkisar 3,3%, pada anak laki-laki Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 169 Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533 Tlp: 0226631622 - 6631624
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1) Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 |
Oktober 2018 | ISSN 2654-5411
BERMAIN ORIGAMI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
ANAK RETARDASI MENTAL SEDANG
Dwi Hastuti, Khrisna Wisnu Sakti, Citra Rahmawati Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi
ABSTRAK Tahun 2011, terdapat 30.400 anak mengalami penurunan fungsi intelektual dibawah 70 di Indonesia dan
Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan berkisar 15,41%. Tahun 2017, sekitar 65% anak
mengalami penurunan fungsi intelektual di Kabupaten Cianjur dan sebagian anak yang disebut retardasi
mental tergolong kategori sedang. Anak retardasi mental sedang merupakan kondisi anak dengan penurunan fungsi intelektual (IQ) 36-51 yang memiliki kelemahan dalam kemampuan motorik halus. Pemberian terapi
bermain origami merupakan stimulasi tepat untuk menggerakkan tangan dan jari dan menciptakan gerakan
halus tetapi guru kelas di SLB BC Purnama Cipanas Kabupaten Cianjur belum menerapkan terapi permainan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terapi bermain origami terhadap kemampuan motorik
halus pada anak retardasi mental sedang di SLB BC Purnama Cipanas Kabupaten Cianjur. Rancangan
penelitian menggunakan pra eksperimen dengan one group pre test post test design. Jumlah sampel sebanyak
15 responden dengan teknik total sampling pada anak SDLB kelas III-VI. Intervensi perlakuan dilakukan selama 30 menit dalam 12 kali pertemuan,dengan dilakukan pre test sebelum perlakuan dan post test setelah
perlakuan. Hasil uji T dependent menunjukkan skor rata-rata hasil kemampuan motorik halus pada pra test
adalah 1,33 sedangkan pada post adalah 2,24 sehingga terdapat pengaruh terapi bermain origami terhadap kemampuan motorik halus (p 0,001). Disarankan agar pihak sekolah menerapkan terapi bermain origami
sebagai pengembangan untuk mengoptimalkan kemampuan motorik halus pada anak retardasi mental sedang.
Kata kunci : Origami, Motorik Halus, Retardasi Mental Sedang
ABSTRACT
In 2011, there were 30,400 children decreased intellectual function below 70 in Indonesia and West Java Province ranked first with 15.41% range. In 2017, approximately 65% of children decreased intellectual
function in Cianjur and some children called mental retardation classified as a category is. Mentally
retarded child was a child's condition with decreased intellectual functioning (IQ) 36-51 who have a weakness in fine motor skills. Origami play therapy is an appropriate stimulation to move the hand and
fingers and create smoother motion but the class teacher in SLB BC Purnama Cipanas Cianjur district has
not implemented the play therapy. This study aims to determine the therapeutic play origami on fine motor
skills in children with mental retardation were in SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur regency. The study design using pre experiment with one group pretest posttest design. The total sample of 15 respondents with a
total sampling technique in children SDLB class III-VI. Treatment intervention carried out for 30 minutes in
12 meetings, conducted a pre-test and post-test before treatment after treatment. Dependent T test results showed an average score of fine motor skills results in pre-test was 1.33, while the post is 2.24 so that there
is play therapy origami influence on fine motor skills (p 0.001). It is suggested that the school apply play
therapy origami as to optimize the development of fine motor skills in children with mental retardation were.
Keywords : Origami, Fine Motor Ability, Moderate Mental Retardation
PENDAHULUAN
WHO memperkirakan bahwa lebih dari
450 juta orang didunia mengalami retardasi
mental dan akan meningkat pada tahun 2020.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Sharma, et al. (2016) terhadap anak berusia 1-
10 tahun di Zona Goiter, India Selatan,
ditemukan 91 anak dari total 5300 anak
menderita retardasi mental. Pravelensi
tertinggi lebih banyak pada kelompok usia 73-
120 bulan berkisar 3,3%, pada anak laki-laki
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 169
Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533 Tlp: 0226631622 - 6631624
Bermain Origami Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Retardasi Mental Sedang
Bermain Origami Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Retardasi Mental Sedang
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2017). Data Jumlah Siswa Tunagrahita
di SLB Seluruh Provinsi Jawa Barat. Efendi, Muhammad. (2009). Pengantar
Psikopedagogik Anak Berkelainan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Efrina, Elsa. (2013). Assesman Anak
Berkebutuhan Khusus. Padang:
Universitas Negeri Padang.
Faisal, Yusup. Nur. (2016). Pengaruh
Kegiatan Origami Terhadap Kemampuan
Motorik Halus Penderita Retardasi
Mental Ringan, Semarang, Universitas
Islam Sultan Agung . Fitrianita, Daniati. (2016). Pengaruh Terapi
Bermain Puzzle Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Retardasi Mental Sedang Di SLB C Budaya Bangsa Kopo Bandung, Skripsi, Cimahi, STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Gunardi, Hartono., et al (2011). Kumpulan Tips
Pediatri. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Hapsari, Iriani Indri. (2016). Psikologi
Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks.
Haryanto. (2011). Pengantar Asesmen Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, Elizabeth B. (2012). Perkembangan
Anak 1. Jakarta: Erlangga. ________________. (2012). Perkembangan
Anak 2. Jakarta: Erlangga. James, Susan Rowen., Kristine Ann Nelson
dan Jean Weiler Ashwill. (2013). Nursing
Care Of Children: Principles and
Pratice. United States of America:
Elseivier Health Science.
Kemenkes. (2011). Pedoman Pelayanan
Kesehatan Anak Di Sekolah Luar Biasa Bagi
Petugas Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
________. (2014). Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Sekolah Luar Biasa
Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
________.(2014). InfoDatin Penyandang Disabliitas Pada Anak. Jakarta: Pusat
Nuryuliani, Lisa. (2016). Kegiatan Melipat Kertas Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang Di SLB C Sumbersari Bandung. Tesis, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Oxford. (2010). Ensiklopedia Pelajar. England: Oxford University Press.
Halus Pada Anak Retardasi Mental dalam Bermain Di SLB C Karya Tulus Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, Karya Tulis Ilmiah, Medan, STIKES Sumatera Utara.