BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1574, 2018 KEMENAG. Statuta Institut Agama Kristen Negeri Tarutung. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG STATUTA INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi dan mengelola perguruan tinggi yang baik pada Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, perlu dibentuk Statuta; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agama tentang Statuta Institut Agama Kristen Negeri Tarutung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); www.peraturan.go.id
60
Embed
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1574-2018.pdf · Agama Kristen Negeri Tarutung, perlu dibentuk Statuta; b. bahwa berdasarkan pertimbangan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA No. 1574, 2018 KEMENAG. Statuta Institut Agama Kristen Negeri
Tarutung. Pencabutan.
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2018
TENTANG
STATUTA INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi dan
mengelola perguruan tinggi yang baik pada Institut
Agama Kristen Negeri Tarutung, perlu dibentuk Statuta;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Agama tentang Statuta Institut Agama Kristen
Negeri Tarutung;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -2-
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 496) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5007);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037);
11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -3-
12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
13. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
14. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 20);
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73
Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 831);
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14
Tahun 2014 tentang Kerja Sama Perguruan Tinggi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 253);
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87
Tahun 2014 tentang Akreditasi Program Studi dan
Perguruan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 1290);
18. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat pada
Perguruan Tinggi Keagamaan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1958);
19. Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada
Perguruan Tinggi Keagamaan yang Diselenggarakan oleh
Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1699);
20. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1952);
21. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pengangkatan Dosen Tetap Bukan Pegawai Negeri Sipil
Perguruan Tinggi Keagamaan dan Dosen Tetap Perguruan
Tinggi Keagamaan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 76);
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -4-
22. Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Ijazah, Transkrip Akademik, dan Surat Keterangan
Pendamping Ijazah Perguruan Tinggi Keagamaan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 231);
23. Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2016 tentang
Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan Tunjangan
Kinerja Pegawai pada Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 920);
24. Peraturan Menteri Agama Nomor 33 Tahun 2016 tentang
Gelar Akademik Perguruan Tinggi Keagamaan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1179)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 38 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 33 Tahun 2016 tentang
Gelar Akademik Perguruan Tinggi Keagamaan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1509);
25. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1462);
26. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 63 Tahun 2016 tentang Gelar dan Tata Cara
Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1463);
27. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
28. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penamaan Program Studi
pada Perguruan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 124);
29. Peraturan Menteri Agama Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Jam Kerja Dosen pada Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 160);
30. Peraturan Menteri Agama Nomor 25 Tahun 2017 tentang
Satuan Pengawasan Internal pada Perguruan Tinggi
Keagamaan Negeri (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1082);
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -5-
31. Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi
pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 365);
32. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Kristen Negeri
Tarutung (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 978);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG STATUTA INSTITUT
AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Institut Agama Kristen Negeri Tarutung yang selanjutnya
disebut Institut adalah perguruan tinggi keagamaan
negeri di bawah Kementerian Agama.
2. Statuta Institut yang selanjutnya disebut Statuta adalah
peraturan pengelolaan Institut yang digunakan sebagai
landasan penyusunan peraturan dan prosedur
operasional.
3. Rektor adalah unsur pelaksana kebijakan pada organ
Institut yang menjalankan fungsi penetapan kebijakan
dan pengelolaan Institut untuk dan atas nama Menteri.
4. Senat adalah unsur penyusun kebijakan pada organ
Institut yang menjalankan fungsi penetapan dan
pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik.
5. Satuan Pengawasan Internal adalah unsur pengawas
pada organ Institut yang menjalankan fungsi pengawasan
non-akademik untuk dan atas nama Rektor.
6. Dewan Penyantun adalah badan nonstruktural yang
terdiri atas unsur pemerintah dan tokoh masyarakat
yang mempunyai fungsi memberikan saran dan
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -6-
pertimbangan di bidang non-akademik kepada Rektor.
7. Gelar Akademik adalah gelar yang diberikan kepada
lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik.
8. Penilaian Pembelajaran adalah proses pengumpulan dan
pengelolaan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik.
9. Fakultas adalah himpunan sumber daya pendukung
yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan,
akademik, atau profesi dalam satu rumpun ilmu disiplin
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni.
10. Pascasarjana adalah kesatuan kegiatan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan program magister
dan/atau program doktor.
11. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan
pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode
pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan
akademik dan/atau pendidikan profesi.
12. Rencana Induk Pengembangan yang selanjutnya
disingkat RIP adalah instrumen perencanaan sebagai
bagian dari kebijakan umum Institut dan digunakan
sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan, prosedur,
dan penyelenggaraan tugas Tridharma perguruan tinggi
yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis.
13. Rencana Kinerja Tahunan yang selanjutnya disingkat
RKT adalah dokumen yang berisi penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam
rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh Institut
melalui berbagai kegiatan tahunan serta berisi informasi
mengenai tingkat atau target kinerja berupa output
dan/atau outcome yang ingin diwujudkan oleh Institut
pada satu tahun tertentu.
14. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -7-
15. Dekan adalah pemimpin Fakultas yang berwenang dan
bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan.
16. Direktur adalah pemimpin Pascasarjana pada Institut.
17. Ketua Lembaga adalah pemimpin Lembaga pada Institut.
18. Kepala Pusat adalah pemimpin pusat pada Institut.
19. Kepala Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut
Kepala UPT adalah pemimpin unit pelaksana teknis
penunjang akademik pada Institut.
20. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
21. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan
tinggi.
22. Alumni adalah lulusan Institut yang dibuktikan dengan
tanda kelulusan.
23. Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang
terdiri atas Dosen dan Mahasiswa.
24. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat dengan tugas utama
menunjang penyelenggaraan Pendidikan tinggi.
25. Warga Kampus adalah Sivitas Akademika dan Tenaga
Kependidikan Institut.
26. Kementerian adalah Kementerian Agama Republik
Indonesia.
27. Menteri adalah Menteri Agama Republik Indonesia.
28. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen yang
selanjutnya disebut Direktur Jenderal adalah pemimpin
satuan kerja yang salah satu tugasnya membidangi
pendidikan tinggi keagamaan Kristen pada Kementerian.
Pasal 2
Institut berdasarkan agama Kristen dan berasaskan
Pancasila.
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -8-
Pasal 3
Visi Institut yaitu pendidikan berorientasi pelayanan.
Pasal 4
Misi Institut yaitu menghasilkan sarjana yang cerdas,
terampil, dan religius.
Pasal 5
Tujuan Institut:
a. memberikan akses pendidikan tinggi yang lebih besar
terhadap masyarakat;
b. menyediakan tenaga cerdas, terampil, dan religius; dan
c. meningkatkan angka partisipasi masyarakat dalam
pendidikan.
Pasal 6
Strategi Institut yaitu melaksanakan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian melalui pemberdayaan
masyarakat.
BAB II
IDENTITAS
Bagian Kesatu
Nama, Kedudukan, dan Pendirian
Pasal 7
(1) Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri dalam Statuta ini
bernama Institut Agama Kristen Negeri Tarutung.
(2) Institut berkedudukan di Tarutung, Provinsi Sumatera
Utara.
(3) Institut berdiri pada tanggal 1 Maret 2018 berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung.
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -9-
Bagian Kedua
Lambang
Pasal 8
(1) Institut memiliki lambang sebagaimana terlukis di bawah
ini:
(2) Lambang Institut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas unsur yang memiliki makna:
a. segi lima sama sisi berwarna hitam (kode gradasi
#231F20) melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dalam Pancasila, bermakna sivitas akademika
IAKN Tarutung selalu menaati dan menjunjung
tinggi norma-norma agama dalam melaksanakan
tugas pemerintahan dalam Negara Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila;
b. segi lima sama sisi berwarna Hijau (kode gradasi
#0F6333) melambangkan Kementerian Agama
Republik Indonesia;
c. 17 kuntum bunga kapas bewarna putih (kode
gradasi #F6F3EE), 8 buah tiang rumah adat, dan 45
butir padi bermakna Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945;
d. butiran Padi dan Kapas yang melingkar berbentuk
bulatan bermakna sivitas akademika IAKN Tarutung
mengemban tugas untuk mewujudkan masyarakat
yang sejahtera, adil, makmur, dan merata;
e. Kitab Suci berwarna putih (kode gradasi #D1D2D4)
melambangkan kehadiran Allah dan kitab sebagai
sumber pengajaran;
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -10-
f. Salib berwarna coklat kayu (kode gradasi #714B1D)
melambangkan simbol kekristenan yang melekat
pada identitas Institut;
g. Lidah Api Roh Kudus berwarna merah (kode gradasi
#F7931D) pada Salib melambangkan Roh Allah yang
senantiasa memberikan semangat dan pertolongan
pada setiap orang yang percaya kepada-Nya;
h. Rumah Adat melambangkan perwujudan dari
peningkatan pendidikan dan penguatan budaya
bangsa;
i. tulisan "TARUTUNG" berwarna hitam (kode gradasi
#231F20) di posisi bawah melambangkan
kedudukan dan keteguhan;
j. tulisan "IAKN" berwarna magenta (kode gradasi
#B61F24) melambangkan keseimbangan antara
fisik, mental, spiritual, dan emosional; dan
k. kelengkapan makna lambang IAKN Tarutung
melukiskan visi yaitu pendidikan berorientasi
pelayanan.
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -11-
Bagian Ketiga
Mars, Hymne, dan Tari Kebesaran
Pasal 9
(1) Mars Institut:
l.
m.
n.
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -12-
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -13-
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -14-
(2) Hymne Institut:
(3) Tari kebesaran yaitu Tari Tor-tor Somba.
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -15-
Bagian Keempat
Bendera
Pasal 10
(1) Bendera Institut:
a. berbentuk empat persegi panjang yang lebarnya dua
pertiga dari panjangnya;
b. berwarna dasar biru tua (gradasi kode #000066);
c. di tengah-tengah bendera Institut terpampang
lambang Institut; dan
d. di bawah lambang bertuliskan Institut Agama
Kristen Negeri Tarutung.
(2) Bendera Fakultas dan Pascasarjana:
a. bendera Fakultas dan Pascasarjana berbentuk
empat persegi panjang yang lebarnya dua pertiga
dari panjangnya;
1. Fakultas pendidikan Kristen berwarna dasar
hijau (kode gradasi #005500), melambangkan
pertumbuhan dan kesuksesan:
2. Fakultas teologi berwarna dasar ungu (kode
gradasi #880088), melambangkan kerendahan
hati;
3. Fakultas ilmu sosial dan humaniora Kristen
berwarna dasar orange (kode gradasi #FF4500),
melambangkan kemampuan dalam
bersosialisasi; dan
4. Pascasarjana berwarna dasar merah (kode
gradasi #550000), melambangkan kesungguhan
dan komitmen;
b. di tengah bendera Fakultas dan Pascasarjana
terpampang lambang Institut; dan
c. di bawah lambang Institut terdapat tulisan nama
Fakultas dan Pascasarjana.
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -16-
Bagian Kelima
Busana Akademik
Pasal 11
(1) Busana akademik Institut terdiri atas toga jabatan, toga
wisudawan, dan jas almamater.
(2) Toga jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan jubah yang dikenakan oleh Rektor, wakil
Rektor, Dekan, Direktur, profesor, ketua Senat, sekretaris
Senat, dan anggota Senat.
(3) Toga jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dikenakan pada upacara akademik.
(4) Toga jabatan:
a. terbuat dari kain polos warna hitam (kode gradasi
#000000), berukuran besar sampai ke bawah lutut,
dengan bentuk lengan panjang melebar ke arah
pergelangan tangan;
b. pada pergelangan tangan dilapisi bahan kain motif
gorga selebar kurang lebih 12 cm (dua belas
sentimeter);
c. pada bagian atas lengan sebelah luar dan pada
bagian punggung toga terdapat lipatan atau plooi
serta untuk profesor di lengannya bergaris 4 (empat)
berwarna kuning (kode gradasi #FFD700); dan
d. leher toga dan sepanjang garis pembuka dilapisi
bahan berwarna hijau (kode gradasi #006400) untuk
Rektor dan wakil Rektor, toga profesor berwarna
kuning (kode gradasi #FFD700) dan untuk jabatan
lainnya disesuaikan dengan warna masing-masing
Fakultas dan dapat menggunakan atribut
alumninya.
(5) Toga jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilengkapi dengan topi jabatan dan kalung jabatan:
a. topi jabatan merupakan penutup kepala terbuat dari
bahan berwarna hitam (kode gradasi #000000),
berbentuk segi lima, sisi masing-masing 20 cm (dua
puluh sentimeter), di tengahnya terdapat hiasan
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -17-
kuncir lilitan benang berwarna sesuai dengan
leher/garis pembuka toga sesuai dengan Fakultas
masing-masing;
b. kalung jabatan Rektor, ketua Senat, wakil Rektor
berbentuk rangkaian lambang Institut terbuat dari
logam tipis berwarna emas (kode gradasi #FFD700);
dan
c. kalung jabatan anggota Senat berwarna perak (kode
gradasi #C0C0C0).
(6) Toga wisudawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan jubah yang digunakan wisudawan, terbuat
dari kain berwarna hitam (kode gradasi #000000),
ukuran besar dan panjang sampai ke bawah lutut,
lengan panjang dengan lebar yang merata, terdapat
lipatan atau plooi pada lengan atas dan punggung toga.
Program sarjana, pada pergelangan tangan terdapat 1
(satu) lingkaran warnanya disesuaikan dengan warna
Fakultas, program magister, pada pergelangan tangan
terdapat 2 (dua) lingkaran warnanya disesuaikan dengan
warna Fakultas, dan program doktor pada leher toga dan
sepanjang garis pembuka dilapisi berbentuk segi empat
dan lengannya terdapat 3 (tiga) lingkaran warnanya
disesuaikan dengan Fakultas.
(7) Kelengkapan toga wisudawan berupa topi wisudawan
yang bentuk, ukuran, dan warnanya sama dengan topi
jabatan, kuncir wisudawan berwarna sesuai dengan
warna bendera Fakultas.
(8) Jas almamater Institut berwarna biru (kode gradasi
#000066), pada bagian dada sebelah kiri terdapat
lambang Institut.
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -18-
BAB III
PENYELENGGARAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
Bagian Kesatu
Pendidikan
Paragraf 1
Kebebasan Akademik dan Otonomi Keilmuan
Pasal 12
(1) Institut menjunjung tinggi kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan.
(2) Kebebasan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan kebebasan Sivitas Akademika pada
Institut untuk mendalami dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara bertanggungjawab
melalui pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
(3) Kebebasan mimbar akademik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan wewenang Dosen dan
Mahasiswa untuk menyatakan secara terbuka dan
bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan
dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya.
(4) Otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan otonomi Sivitas Akademika pada suatu
cabang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
menemukan, mengembangkan, mengungkapkan,
dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut
kaidah, metodologi keilmuan, dan budaya akademik.
(5) Pimpinan Institut wajib mengupayakan dan menjamin
agar setiap anggota Sivitas Akademika melaksanakan
kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik
secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, serta dilandasi oleh
etika dan norma/kaidah keilmuan.
www.peraturan.go.id
2018, No. 1574 -19-
Paragraf 2
Penerimaan Mahasiswa
Pasal 13
(1) Mahasiswa terdiri atas warga negara Indonesia dan juga
warga negara asing yang memenuhi persyaratan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan penerimaan
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Rektor.
Pasal 14
Institut menjamin suatu sistem penerimaan mahasiswa untuk
seluruh jenjang pendidikan yang dilakukan secara objektif,
transparan, akuntabel, dan memperhatikan pemerataan
pendidikan.
Pasal 15
(1) Institut melakukan penerimaan Mahasiswa baru jenjang
sarjana melalui pola penerimaan secara nasional.
(2) Selain pola penerimaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Institut dapat melakukan penerimaan
Mahasiswa dengan pola lain.
(3) Institut melakukan penerimaan Mahasiswa baru jenjang
Pascasarjana secara mandiri.
(4) Penerimaan Mahasiswa baru jenjang Pascasarjana dapat
dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
akademik.
Paragraf 3
Sistem Perkuliahan
Pasal 16
(1) Penyelenggaraan perkuliahan menerapkan sistem kredit
semester yang bobot pelaksanaannya dinyatakan dalam