Top Banner
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen- eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi filsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Filsafat merupakan ilmu yang paling tua. Itulah sebabnya orang mengatakan bahwa filsafat merupakan ibu dari segala ilmu. Aristoteles dalam Bakry membagi filsafat menjadi empat bagian yaitu: (1) logika; (2) filsafat teoretis yang membawahi tiga cabang ilmu yaitu: fisika, matematika dan biologi; (3) filsafat praktis yang juga melingkupi tiga cabang yakni: etika, ekonomi, dan politik; serta (4) filsafat puitika atau kesenian. Filsafat berhubungan dengan logika. Namun, apa yang dimaksud dengan filsafat dan bagaimanakah hubungannya dengan logika? Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Aristoteles berpendapat bahwa logika merupakan ilmu yang menjadi dasar segala ilmu. Ia merupakan ilmu pendahuluan bagi filsafat. Secara etimologis, kata logika dalam bahasa Indonesia dipungut dari bahasa Belanda yang mulanya berasal dari bahasa Yunani dengan kata sifat logika yang berkaitan dengan kata logos dengan makna kata atau pikiran. Kata atau pikran
24

Berfikir Benar Dan Rasional

Dec 17, 2015

Download

Documents

asadsdf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis

    dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-

    eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,

    mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.

    Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi filsafat,

    mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

    Filsafat merupakan ilmu yang paling tua. Itulah sebabnya orang mengatakan bahwa filsafat

    merupakan ibu dari segala ilmu. Aristoteles dalam Bakry membagi filsafat menjadi empat bagian

    yaitu: (1) logika; (2) filsafat teoretis yang membawahi tiga cabang ilmu yaitu: fisika, matematika

    dan biologi; (3) filsafat praktis yang juga melingkupi tiga cabang yakni: etika, ekonomi, dan

    politik; serta (4) filsafat puitika atau kesenian. Filsafat berhubungan dengan logika. Namun, apa

    yang dimaksud dengan filsafat dan bagaimanakah hubungannya dengan logika?

    Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran

    yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang

    filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu

    logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan

    teratur. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

    Aristoteles berpendapat bahwa logika merupakan ilmu yang menjadi dasar segala ilmu. Ia

    merupakan ilmu pendahuluan bagi filsafat. Secara etimologis, kata logika dalam bahasa

    Indonesia dipungut dari bahasa Belanda yang mulanya berasal dari bahasa Yunani dengan kata

    sifat logika yang berkaitan dengan kata logos dengan makna kata atau pikiran. Kata atau pikran

  • 2

    yang dimaksud di sini adalah yang benar atau yang sehat. Pikiran yang benar atau sehat itu

    dimanifestasikan dalam bahasa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa logika atau mantiq adalah suatu

    disiplin ilmu yang mempelajari pikiran sehingga orang yang mempelajarinya itu dapat berpikir

    dan berbahasa secara benar.

    Jadi benar bahwa logika adalah bagian dari filsafat. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika

    berpikir dan logika bahasa. Yang kemudian berhubungan dengan logika berpikir rasional dan

    benar. Pada makalah ini, logika berpikir benar dan rasional mejadi topik pembahasan kelompok

    kami.

    1.2 Rumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat

    dikemukakan adalah : Bagaimana cara kita untuk berfikir benar dan rasional dalam

    memecahkan masalah ?

    1.3 TujuanPenulisan

    Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

    a. Melatih kami agar bisa berfikir benar dan rasional dalam setiap memecahkan masalah

    b. Agar kami lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang Bagaimana cara

    kita untuk berfikir benar dan rasional dalam memecahkan masalah

    1.4 Metode Penulisan

    Dari banyak metode yang kami pelajari, kami menggunakan metode kepustakaan. kepustakaan tidak

    hanya memanfaatkan perpustakaan, tetapi juga memanfaatkan internet. Kami menggunakan metode

    ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data data

    tentang topik ataupun materi yang kami gunakan untuk makalah ini.

  • 3

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    A. Berpikir Rasional

    2.1 Berpikir Rasional Here and Now

    Berpikir rasional adalah berpikir tentang masalah sekarang yang kita hadapi yang perlu

    kita selesaikan dan menjadi prioritas karena masalahnya memang perlu dan penting

    untung diselesaikan. Berpikir rasional mengidentifikasikan permasalahan berdasarkan

    data-data dan fakta yang ada, bukan berdasarkan asumsi-asumsi yang tidak jelas yang

    membuat kita menjadi tidak efektif bahkan bisa menjadi depresi.

    Berpikir Rasional diperlukan untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang

    kita hadapi sehari-hari. Pada kenyataannya kita memang sejak kecil berhadapan dan

    berinteraksi dengan hal-hal yang tidak rasional, namun demikian kita tetap hidup dapat

    hidup dengan keyakinan-keyakinan yang tidak rasional tersebut.

    2.2 Berfikir Rasional di Ranah Publik

    Berfikir rasional adalah berfikir menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk

    mencari kebenaran faktual, kegunaan dan derajat kepentingannya. Berfikir rasional

    dipakai bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu. Juga amat perlu bila kita bekerja

    untuk kepentingan orang banyak, masalah publik, dimana berhadapan dengan bermacam

    macam orang, tradisi dan kepercayaan, maka kita bakal punya alasan obyektif yang bisa

    ditunjukkan kepada orang banyak (transparansi), punya alat bukti, punya referensi, bisa

    diperdebatkan (argumentasi yang logik dan relevan) serta bisa dibandingkan karena

    punya alat ukur. Hal hal yang emosional tidaklah demikian. Berfikir rasional lawannya

  • 4

    adalah berfikir emosional.

    Berfikir emosional berguna untuk mendapat rasa senang. Bahagia dan kepuasan pribadi,

    yang didasari selera. Tolok ukur selera berbeda pada setiap orang, sesuai tingkat senang

    dan tidak senangnya seseorang, itu artinya tidak universal. Berfikir emosional menjadi

    dasar ikatan-ikatan emosional, dan tindakan tindakan emosional. Tetapi sukar dimengerti

    orang lain.

    Disini tidak perlu ada fakta atau sesuai fakta, atau pembuktian, cukup dugaan, simbol,

    atau rekayasa atau fantasi yang keluar dari rasa senang tidak senang, suka tidak suka,

    benci, sayang, penghormatan, percaya, kagum, respect, persahabatan, kekeluargaan dll.

    Misalnya si A bisa begitu cinta (=emosional) kepada seseorang atau suatu ajaran tetapi

    orang lain tidak habis pikir mengapa dia bisa begitu tergila gila dengan orang itu atau

    ajaran itu.

    Cara berfikir spiritual, yang keluar dari keinginan tahu, kagum, juga sangat penting untuk

    menimbulkan inspirasi, motive dll. Berfikir spiritual, filosofis merupakan kegiatan awal,

    untuk dijabarkan lebih lanjut melalui pola fikir rasional maupun emosional. Hanya saja

    bila motive dan rencana itu berhubungan dengan kepentingan publik atau akan dijalankan

    diranah publik maka perlu pertimbangan lain yang rasional. (Berfikir spiritual dalam

    pembicaraan disini, saya jadikan satu dengan yang emosional, karena sama sama tidak

    harus ada data faktual atau pembuktian).

    2.3 Berpikir Logika dan Berpikir Emosional

    Masing masing punya manfaat dan tempatnya yang sesuai. Jadi untuk kepentingan dan

    kesenangan pribadi atau kelompok yang punya kepentingan sama, bisa bertindak

  • 5

    emosional dengan cara berfikir emosional.

    Tetapi dalam masyarakat yang luas, yang berbaur, yang bhineka maka kita harus

    bertindak dengan menggunakan cara yang rasional, supaya bisa dimengerti dan bisa

    diikuti alur fikirnya oleh orang banyak.

    Kita menghargai masing masing orang atau kelompok orang, yang Bhineka itu. Dengan

    cara berfikir emosionalnya, budaya kelompoknya dalam wadah personal domain, tetapi

    kitapun harus menjunjung tinggi kepentingan bersama, kepentingan seluruh macam orang

    di negara ini berupa kebijakan Tunggal, tidak memihak, dengan berfikir yang rasional

    dalam wadah public domain. Demikianlah secara prinsip, kita haruslah mengenal

    pemisahan antara kepentingan publik tidak tercampur dengan kepentingan personal.

    Kegiatan emosional tetapi tidak berbahaya bagi publik, tidak mengganggu aktifitas

    publik, sebaliknya malah bisa menggembirakan publik seperti pementasan budaya, seni,

    tentu yang demikian, boleh berada di ranah publik. Kadang-kadang justru

    kepentingan/kegiatan publik terpaksa mengganggu kepentingan personal, seperti

    pelebaran jalan, kalau itu memang harus dilakukan, maka harus diberikan kompensasi.

    Berfikir emosional bisa untuk dirinya sendiri atau kelompoknya sendiri (di personal

    domain). Tentu diapun bisa juga memakai cara berfikir rasional ini untuk dirinya sendiri

    atau kelompoknya bila ingin maju. Sedangkan yang rasional dia harus pakai dalam

    posisinya sebagai anggota masyarakat yang bhineka di public domain.

    Dengan mengenal kedua pola berfikir dan kedua ranah ini maka kita akan bisa

    menempatkan diri. Pola berfikir dan tindakan yang mana yang cocok untuk urusan

    pribadi dan mana yang cocok untuk urusan publik.

  • 6

    Kiranya ini menjadi sangat penting untuk menjaga ketertiban masyarakat agar tidak jatuh

    dalam anarki, korupsi, nepotisme dan terorisme . Anarki dan terorisme hanya terjadi bila

    kepentingan pribadi atau kelompoknya mau dipaksakan ke kelompok lain (masuk dalam

    domain personal lain) atau kedalam domain publik .

    Sedangkan Korupsi dan Nepotisme terjadi bila mereka, para pejabat publik,

    menggunakan fasilitas publik atau fasilitas negara, untuk kepentingan pribadinya, atau

    kelompoknya (keluarga dan kroninya). Masih tercampur.

    Kepentingan publik haruslah sesuatu yang berpotensi dibutuhkan orang banyak, artinya

    oleh setiap orang anggota, atau setiap kelompok masyarakat, lintas kelompok, di domain

    publik itu. Misalnya keamanan, jalan raya pastilah dibutuhkan semua orang. Kalau

    sampai ada satu kelompok saja dalam domain publik yang tidak membutuhkan masalah

    itu, maka masalah itu tidak bisa disebut sebagai masalah publik, tetapi itu adalah masalah

    pribadi atau personal.

    Produk negara, kegiatan kenegaraan, serta cara-cara negara, seperti pemilihan umum,

    adanya partai politik serta undang undang seharusnya adalah hal hal yang melulu

    kepentingan publik , kepentingan seluruh lapisan masyarakat yang bhineka tunggal ika.

    Bukan berorientasi kepada kepentingan kelompok. Kalau yang terjadi adalah kepentingan

    kelompok, maka kegiatan negara ini seolah olah hanya milik kelompok tertentu, milik

    rezim tertentu.

    Tetapi karena pengertian personal issue, public issue dan personal domain serta publik

    domain belumlah kuat, belum membudaya, maka banyak hal hal yang sifatnya personal

    atau kelompok atau kedaerahan, sampai saat ini masih berkecimpung dalam public

    domain, dalam bentuk undang undang, peraturan atau tradisi pejabat.

  • 7

    Reformasi yang digebrak tahun 1998 mempunyai slogan hapuskan KKN (Korupsi,

    Kolusi dan Nepotisme) adalah gambaran betapa hebatnya waktu itu masalah personal

    issue masuk dalam publik domain. Kepentingan personal para pejabat masuk menjadi

    urusan negara.

    Tetapi saat itu para tokoh reformasi, pimpinan politik dan negara belum mampu

    menerjemahkan reformasi sampai ke akarnya yaitu menghindari tercampurnya masalah

    personal masuk public domain.

    Sampai saat ini belum ada suatu produk hukum yang keluar, yang mengatur secara umum

    untuk melarang personal issue masuk dalam public domain .Maka menurut hemat saya

    tujuan reformasi itu macet, KKN masih berjalan terus.

    Jadi, Reformasi bukanlah kebablasan. Kalau kebablasan artinya kita pernah sampai dan

    keluar menembusnya. Yang ada adalah kita belum pernah sampai.

    Tampaknya kita sudah terlalu lama dan sudah terlalu jauh meninggalkan prinsip penting

    dalam bernegara, yaitu berperilaku menempatkan masalah apa ditempat mana, secara

    benar, bukan menempatkannya secara acak .

    Bila saja kepentingan kelompok tertentu dapat prioritas dipublik domain, itu akan

    menimbulkan rasa diskriminatif, rasa iri, mengusik rasa keadilan. Kita akan sukar

    bersatu, aman dan maju. Maka tidak ada pilihan lain dari pada mengubah perilaku ini

    sampai ke dasarnya. Kepentingan kelompok seharusnya diurus sendiri oleh

    kelompoknya.

    Perubahan perilaku yang didasari penempatan pola pikir itu menjadi infrastruktur

    pembangunan mental bangsa.dalam menhadapi masalah publik.

    Infrastruktur-fisik adalah jalan raya, energi (listrik mis), air bersih, terminal bus, kapal

  • 8

    laut, kapal terbang. Kalau itu sudah tersedia dengan baik, maka pembangunan fisik

    seperti industri, perdagangan, dll akan mudah.. Kita mudah maju. Begitu pula

    infrastruktur mental dalam hal ini memakai berfikir rasional diranah publik, akan

    memudahkan para pejabat publik membuat keputusan yang benar, begitu pula seluruh

    bangsa ini bisa mengontrol perilaku para pejabat, bangsanya dan dirinya sendiri secara

    benar. Kita mudah bersatu, makmur dan maju.

    Sungguh prihatin dinegara ini masih saja tampak kejadian diranah publik orang bentrok

    keroyokan satu kelompok dengan kelompok yang lain, demo yang brutal, anarki,

    menggambarkan perilaku emosional diranah publik, menunjukkan masih rendahnya

    infrastruktur mental ini. Bahkan digedung DPR, gedung negara untuk memecahkan

    masalah negara masih ada yang membentuk kubu, fraksi, poros. Yang begini pastilah

    akan berorientasi pada kepentingan kelompoknya, bukan kepentingan rakyat pada

    umumnya. Ini menunjukkan belum membudayanya pemikiran diatas bagi kebanyakan

    orang dan para pejabatnya.

    Tanpa pengertian yang menyeluruh dan membudaya, dibangsa ini kita akan sukar untuk

    berubah.

    Oleh karena itu untuk bersatu, aman, makmur dan maju tidak ada pilihan lain daripada

    mengembangkan prinsip ini dalam system yang kuat, dilaksanakan dengan kepimpinan

    yang bersih serta dijaga oleh aparat yang tangguh.

    2.4 Pendapat Tentang Berpikir Rasional

    Kami sampai saat ini, masih saja meragukan kegiatan berpikir yang dilakukan. Keragu-

    raguan itu terkait dengan pertanyaan seberapa rasionalkah kegiatan berpikir kami? Tentu

    saja, menurut kami, berpikir secara rasional atau tidak rasional tidak bisa dibedakan

  • 9

    seperti hitam atau putih, tetapi ada gradasinya. Dalam penerimaan akan rasionalitas,

    maka gradasi yang dimaksudkan adalah kegiatan berpikir dapat dilakukan dari sangat

    tidak rasional sampai pada sangat rasional. Pada satu titik, kami merasa bahwa apa yang

    dipikirkan kurang rasional, tetapi pada titik yang lain, kami merasa bahwa apa yang

    dipikirkan itu cukup atau sangat rasional sehingga layak dinyatakan kepada orang lain.

    Bagaimana kami sendiri bisa mengetahui bahwa apa yang dipikirkan itu sangat tidak

    rasional atau kurang rasional atau cukup rasional atau sangat rasional? Berpikir rasional

    bagi kami adalah suatu keharusan bagi semua manusia. Dengan kemampuan kerja otak

    sedemikian rupa, maka hal itu adalah suatu keharusan tak terbantahkan.

    Bagi sementara orang, ketika suatu pemikiran dikatakan sangat rasional, maka

    sesungguhnya pemikiran itu juga sangat filosofis. Tentu saja kami sangat mendukung

    pendapat ini, walaupun masih banyak orang yang menganggap bahwa esensi filsafat

    adalah tentang ide-ide atau teori-teori tentang hakekat alam semesta dan tempat manusia

    di dalamnya. Hal itu tidaklah salah, seratus persen benar, namun ide-ide dan teori-teori

    seperti itu selalu dimulai dari argumen-argumen yang rasional, yang starting pointnya

    adalah premis-premis yang dapat diterima dan tak terbantahkan.

    Pada titik itu, pemikiran filosofis kemudian mesti memayungi seluruh upaya berpikir

    manusia, termasuk pemikiran religius yang starting pointnya adalah spekulasi-spekulasi

    tentang hal-hal yang sakral dan transenden. Selain itu, tradisi pemikiran Barat pun sarat

    dengan ide tentang berpikir rasional, tidak rasional atau anti-rasional sementara tradisi

    pemikiran Timur, Afrika, Pribumi Amerika dan masyarakat-masyarakat tradisional

    lainnya kurang memperhatikan hal itu, walaupun tetap ada penjelasan-penjelasan tentang

    klaim-klaim yang mereka bangun.

  • 10

    Tentu saja, kami tidak hendak mengatakan bahwa filsafat adalah satu-satunya disiplin

    yang mengharuskan seluruh manusia yang punya kemampuan berpikir untuk berpikir

    secara rasional. Namun untuk menjadi bagian dari barisan para pemikir secara filosofis,

    maka syaratnya adalah terus menerus melatih diri untuk berpikir secara rasional. Filsafat

    memiliki seperangkat alat untuk digunakan dalam latihan itu. Seperti sepak bola, semakin

    melatih kemampuan dribbling, semakin baik melakukannya dalam pertandingan yang

    sebenarnya. Salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan oleh seseorang yang

    rasional adalah berargumentasi. Melatih kemampuan berargumentasi dengan berangkat

    dari premis-premis yang telah diterima dan berujung pada konklusi adalah hal yang tak

    bisa ditawar lagi.

    Jadi, mari kita mulai melatih diri untuk berpikir rasional.

    B. Bepikir Benar

    3.1 Berpikir Positif

    Berpikir positif erat kaitannya dengan berpikir benar. Kedua-duanya penting bagi

    kehidupan. Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat

    kepribadian atau karakter. Ini juga berarti bahwa kita bisa menjadi pribadi yang lebih

    matang, lebih berani menghadapi tantangan, dan melakukan hal-hal yang hebat. Pikiran

  • 11

    positif tak akan membuat kita berhenti karena keterbatasan atau kelemahan kita, namun

    pikiran positif justru akan membuat kita mencari kekuatan kita hari demi hari.

    Pascal pernah mengutarakan kalimat-kalimat bijak, yang kira-kira bunyinya seperti ini:

    Pikiran positif datang dari kepercayaan, pikiran negatif datang dari keragu-raguan; rasa

    takut yang benar adalah rasa takut yang digabungkan dengan harapan, karena itu lahir

    dari kepercayaan, serta kita berharap pada Tuhan yang kita yakini; sementara rasa takut

    yang salah digabungkan dengan keputusasaan, karena kita takut pada Tuhan; beberapa

    orang takut kehilangan-Nya, sementara yang lain takut mencarinya.

    Jadi, kita tak perlu ragu-ragu akan kemampuan kita. Kita harus percaya pada kemampuan

    kita. Harga diri yang kita miliki seharusnya bisa membuat kita kuat dan terus bersikap

    positif. Kita juga seharusnya tak pantas untuk menjadikan membuat alasan sebagai

    kebiasaan kita. Sikap seperti ini tak akan bisa membuat kita menjadi pemenang dalam

    kehidupan ini. Sikap seperti inilah yang akan membunuh ambisi, melemahkan kemauan,

    dan membahayakan diri kita sendiri.

    Orang-orang yang terus menerus dikelilingi oleh ketakutan tak tahu betapa banyaknya

    pikiran-pikiran negatif yang mempengaruhi mereka tiap harinya. Mereka membatasi diri

    mereka sendiri dengan sugesti bahwa keterbatasan mereka menghalangi mereka untuk

    sukses, dan mereka juga percaya bahwa diri mereka tidak berharga. Mereka tidak berpikir

    bagaimana caranya agar sukses, tapi mereka justru berpikir bagaimana mereka bisa gagal.

    Pernahkah Anda mendengar tentang Washington Irving? Irving adalah seorang sastrawan

    Amerika yang terkenal dengan karyanya yang berjudul The Legend of Sleepy Hollow.

    Suatu ketika, Washington Irving pernah diminta untuk memimpin suatu acara makan

    malam untuk kedatangan Charles Dickens, namun dia merasa bimbang dan yakin bahwa

  • 12

    dirinya tak akan berhasil. Irving ditunjuk sebagai seorang pemimpin perjamuan, dan

    akhirnya dia menerima tugas tersebut.

    Tapi, Irving terus menerus mengatakan bahwa dia takut jika dia akan gagal. Saat malam

    perjamuan tiba, Irving membuat pembukaan yang bagus, tapi tiba-tiba dia berhenti dan

    menutup pembicaraannya. Ketika dia duduk, dia berbisik pada teman di sebelahnya,

    Sudah saya bilang, saya pasti gagal dan itu baru saja terjadi!

    Cara berpikir Irving tersebut adalah alasan mengapa ia gagal. Seandainya ia berpikir

    bahwa dia pasti bisa, bukan pasti gagal, maka saya yakin kejadiannya tidak akan seperti

    itu.

    Dalam membangun kebiasaan berpikir positif dengan hanya melihat yang terbaik

    dalam diri Anda dan orang lain, percaya bahwa Anda mampu melakukan hal-hal besar

    perlu ditekankan bahwa pikiran kita memang suatu hal yang akan menentukan

    keberhasilan kita. Apa yang Anda lakukan kemarin menentukan diri Anda hari ini, dan

    apa yang Anda lakukan hari ini akan menentukan jadi apa Anda besok.

    Coba tanyakan pertanyaan berikut: Apakah Anda mendapat manfaat dari berpikir

    negatif? Apakah Anda ingin memikirkan sesuatu yang akan menghambat diri Anda untuk

    melakukan hal-hal hebat? Apakah Anda menginginkan pikiran negatif yang pasti akan

    membawa ketidakpuasan, kesedihan, dan kegagalan?

    Jika Anda seperti saya, pasti jawaban Anda untuk semua pertanyaan tersebut adalah

    tidak. Namun jika Anda tidak waspada, pikiran semacam itu akan menyelundup masuk

    ke dalam kepala Anda. Cara yang terbaik untuk mencegahnya adalah dengan terus

    mengisi pikiran Anda dengan pikiran positif, dengan berpikir bahwa Anda adalah bagian

    dari ciptaan Tuhan yang hebat, yang punya kemungkinan tak terbatas, yang terus tumbuh

  • 13

    baik secara mental maupun spiritual, serta terus berjalan menuju keberhasilan.

    Memang sulit untuk terus berpikir positif ketika keadaan kita berlawanan dengan mimpi-

    mimpi kita. Namun, ketika kita membiasakan diri untuk terus berpikir positif, maka

    kebiasaan tersebut akan menjadi suatu daya tarik bagi kita. Pikiran baik kita lama

    kelamaan akan menjadi pikiran besar, sehingga kita akan bisa melakukan hal-hal yang

    kelihatannya mustahil.

    Dalam buku digitalnya yang berjudul Guaranteed Success Thinking, Jim Ewards

    mencontohkan bahwa kebiasaan berpikir kita bisa diibaratkan dengan bagaimana kita

    merawat sebuah taman. Benih tanaman adalah pikiran kita, dan bagaimana tukang kebun

    bekerja diibaratkan sebagai tindakan kita.

    Kita, sebagai tukang kebun, harus selalu merawat benih yang ditanam dengan baik. Kita

    harus membersihkan taman dari kotoran, dan menyingkirkan rerumputan liar yang

    tumbuh. Kasus ini sama seperti pikiran, yaitu kita harus menyingkirkan hal-hal negatif

    yang ada dalam kepala kita. Jika kita bisa terus menjaganya, maka suatu saat nanti kita

    pasti akan mendapat hasil yang kita inginkan, yaitu bunga atau buah yang manis hasil

    dari kerja keras kita.

    Oleh karena itu, Anda tak boleh meremehkan pikiran yang ada dalam kepala Anda sejak

    Anda bangun tidur. Pikiran positif ketika Anda mengawali hari akan dapat mengubah

    rasa takut menjadi keberanian. Pikiran tersebut dapat menggerakkan Anda untuk berbuat

    hal-hal besar.

    Berpikir positif sangatlah penting diterapkan dalam hidup, karena pikiran tersebut dapat

    mempengaruhi Anda untuk melakukan hal-hal yang tepat. Ada banyak orang yang salah

  • 14

    mengambil profesi atau bisnis karena mereka tidak berpikir dengan matang dan positif.

    Mereka tidak bisa membuat pilihan yang tepat bagi hidup mereka.

    Sidney Smith pernah berkata:

    Jika kita mengibaratkan profesi dalam hidup sebagai lubang di sebuah meja, ada yang

    bundar, kotak, dan bujur sangkar; dan manusia sebagai potongan kayu yang bentuknya

    sesuai lubang tersebut, maka pada umumnya kita menemukan bahwa orang-orang yang

    berbentuk segitiga masuk ke dalam lubang yang kotak, yang bujur sangkar masuk ke

    lubang segitiga, sementara yang kotak memaksa diri untuk masuk ke lubang yang

    bundar.

    3.2 Berpikir Benar

    Bagaimana kita berfikir, maka seperti itulah kehidupan kita. Sebagaimana segala sesuatu

    bisa ditebak dengan melihat wadah dan tempatnya. MARCUS AURELIUS, seorang

    Kaisar Romawi mengatakan, Hidup kita dibentuk oleh pikiran kita. Dan Rasulullah

    SAW pernah menasehati kita umatnya dalam sebuah sabda beliau : Barangsiapa yang

    rela maka baginya kerelaan, dan barangsiapa yang benci maka baginya kebencian.

    Memang demikanlah adakalanya seseorang menerima ujian dan cobaan-Nya dengan dada

    sempit dan jiwa penuh kemurungan ia merasakan deritanya yang bertindih-tindih dan

    adapula seorang yang berlapang hati menghadapi kesulitan di hadapan langkah kakinya.

    Kesadaran bahwa ujian yang menimpanya hanyalah perputaran hidup yang mesti di

    lewati, kesabaran menjalaninya akan melahirkan kemudahan serta gugurnya dosa dan

    kesalahan di masa lalu, maka tidakkah kita rela menjalani kepahitan jika itu mampu dan

    bisa membersihkan hati dan jiwa ?

  • 15

    Dan akhirnya, marilah kita mencoba untuk selalu berfikir benar, memperbaharui akal dan

    pandangan dengan Islam yang jauh dari kesempitan, dan insya Allah akan kita jumpai

    sangat banyak perubahan dalam diri kita. Pergeseran terbaik dan kemajuan-kemajuan

    terindah yang ada kalanya kita sendiri sulit untuk mempercayainya. Tapi ini adalah jalan

    yang pasti dan tak akan ada sedikitpun kerugian di dalamnya

    3.3 Pendidikan Berpikir Salah.

    Di Sekolah (bahkan berlanjut hingga lulus), kita dibiasakan untuk berpikir sesuai benar

    dengan rumus atau mengikuti pola yang sudah terbukti sukses dan diterima masyarakat.

    Pola kegiatan berpikir benar ini akan membentuk siklus rutin yang tidak progresif,

    karena membentuk kebiasaan untuk selalu menghasilkan solusi dengan cara mencari

    rumus atau metode yang dapat menjawab permasalahannya. Kebiasaan ini akan

    membentuk mentalitas aplikator (bukan ideator) yang hanya terbiasa mengaplikasikan

    rumus dan contoh, bukan justru membuat yang baru.

    Fakta dalam dunia pendidikan memang nampaknya tidak separah generalisasi di atas.

    Banyak sekolah yang sudah menyuburkan pendidikan kreatif; sebuah studi yang salah

    satunya menganjurkan untuk berpikir salah. Tapi juga merupakan bagian dari fakta

    bahwa masih banyak sekolah yang mengartikan kreativitas sebagai pendidikan

    keterampilan (bukan kepribadian), sehingga sah saja kalau bentuk pendidikannya berupa

    kegiatan melukis atau teater, bahkan diposisikan sebagai ekstra kurikuler. Dengan

    mewujudkan kreativitas sebagai keterampilan bahkan diposisikan sebagai ekstra, maka

    timbul pandangan bahwa tidak semua orang harus menguasainya bahkan menghayatinya.

    Kesannya, kalau anda ingin jadi dokter, ahli fisika, ahli hukum, maka anda tidak perlu

  • 16

    kreatif. Bila sudah demikian maka jangan salahkan kalau banyak sarjana yang tidak

    punya solusi untuk bisa eksis dan bermanfaat dalam masyarakatnya karena ia tidak

    kreatif. Sarjana sibuk mencari pekerjaan, karena itulah jalur benar dalam berprofesi. Ia

    tidak terbiasa berpikir salah dalam membentuk eksistensi, sehingga akhirnya hanya bisa

    reaktif bahkan pasif pada keadaan.

    Salah satu cara salah yang sebaiknya kita pikirkan adalah dengan memasukkan unsur

    pendidikan kreatif dalam kesetaraan dengan pendidikan moral dan etika di sekolah.

    Pendidikan moral berupaya membentuk prinsip benar atau salah, memaknai kebaikan

    atau keburukan. Tanpa pengaruh kreativitas maka moralitas kehilangan esensinya, karena

    kita hanya memaknai moralitas sebagai tatanan yang harus diikuti, tidak membuka

    skenario bagaimana jika moralitas itu salah yang justru dapat mengungkap nilai

    sesungguhnya dari tatanan moral itu. Tanpa kreativitas maka tidak ada improvisasi

    tatanan moral, sehingga manusia bentuknya seperti robot yang kaku pada aturan,

    sehingga kehilangan kemampuan memaknai nilai di balik aturan itu.

    3.4 Upaya Berpikir Baik dan Benar

    Biasanya orang yang sedang marah atau kalap, tidak dapat berpikir secara akal sehat dan

    tanpa berpikir secara penalaran, sehingga dalam keadaan seperti ini akal akan dikalahkan

    oleh emosi yang meledak. Manusia yang marah pasti tanpa adanya kesadaran dan

    keseimbangan pikiran. Pada akhirnya suatu saat dia akan kecewa oleh tingkahnya sendiri.

    Orang yang berbahagia dan tenteram hidupnya ialah orang yang memikirkan setiap

    langkahnya secara akal sehat. Dia melihat kemampuan dirinya dan selalu menarik

  • 17

    kesimpulan dari pertimbangan-pertimbangan dengan akal sehat (rasional)

    Dibawah ini merupakan suatu upaya bagaimana berpikir baik dan benar dengan

    melakukan cara penalaran, yang konon bisa dipelajari :

    Harus berpikir secara kritis, hal ini dilakukan agar apabila ada sesuatu keterangan yang

    tidak atau belum pasti hendaknya jangan dipercaya begitu saja.

    Sebelum bertindak sebaiknya harus berpikir lebih dahulu untuk beberapa saat

    (konsentrasi).

    Pandangan harus lebih luas daripada pikiran kita sendiri, sehingga harus waspada

    terhadap prasangka-prasangka sendiri. Jangan menganggap benar apa yang kita sukai dan

    menolak apa yang kita benci.

    Berpikir dua kali dan jangan gegabah mengambil keputusan atau mengemukakan

    pendapat seakan-akan kebenaran mutlak/terlalu berani tanpa perhitungan.

    Bersikap terbuka, mungkin pendapat kita dibenarkan/dikoreksi atau ditinggalkan sama

    sekali atas dasar informasi yang benar.

    Hendaknya kita berpikir dalam jangka panjang dan berpandangan luas.

    Kita harus bersikap kritis terhadap apa yang dikemukakan oleh orang lain, untuk check

    and recheck juga terhadap pendapat sendiri.

    Kita wajib bersikap optimis, mencari segi-segi positif dalam segala hal dan berdiskusi

    juga dalam hal berpikir, serta bersikap simpatik terhadap orang lain.

    Harus bertaqwa, karena taqwa itu sendiri adalah merupakan sumber kejujuran. Dengan

    bertaqwa tentunya akan diikuti oleh kewibawaan.

    Bersikap jujur, orang banyak belajar dari kesalahannya sendiri, asal disadari dan

    diakuinya.

  • 18

    Harus belajar terus-menerus

    Bekerja dengan hatinurani yang tulus dan berpikir secara teratur dan berencana, agar

    mampu tampil secara profesional.

    3.5 Analogi Lampu Lalu Lintas

    Tanpa pengaruh kreativitas dalam moral dan etika, orang hanya patuh pada norma, tapi

    tidak memahami nilainya. Orang hanya patuh pada lampu lalu lintas, tapi tidak mengerti

    nilai kedisiplinan dan keselamatan. Maka ketika lampu di perempatan itu hijau, maka ia

    segera maju, tidak peduli bahwa salah satu jalurnya masih macet, juga tidak mau

    mempertimbangkan nilai bahwa kalau ia maju maka akan memperparah kemacetan. Ia

    yakin benar bahwa lampu hijau itu benar. Ia tidak punya alternatif berpikir bahwa lampu

    hijau itu salah.

    Analogi ini juga berlaku untuk orang yang meyakini bahwa apabila ia melakukan hal

    yang juga dilakukan oleh orang lain di lingkungannya, itu adalah hal yang benar. Kalau

    sudah demikian maka jangan disalahkan kalau banyak orang korupsi. Tapi jangan salah

    menilai; Korupsi sudah pasti bukan produk dari berpikir salah, karena itu sudah ada

    rumusnya: kalau ingin cepat kaya maka cara termudah adalah korupsi. Mereka yang tidak

    ingin korupsi pastilah ada yang salah dalam cara berpikirnya.

    3.6 Muara Berpikir Salah

    Berpikir salah bukan maksudnya berpikir asal-asalan yang penting salah, atau dilandasi

    semangat memberontak tanpa alasan, yang sudah pasti benar-benar tidak berguna.

    Berpikir salah dimaksudkan untuk menyuburkan ide, memperkaya kemungkinan,

  • 19

    memotivasi untuk berani berimajinasi dan berpikir sungguh-sungguh dengan semangat

    membentuk nilai baru yang lebih bermanfaat dan kaya kualitas etika. Berpikir salah

    bukan dalam maksud memberanikan orang untuk melanggar lampu merah.

    Berpikir salah sudah pasti memerlukan referensi dan pemetaan dari berpikir benar,

    sehingga sifatnya bukan mengulang dari nol atau mengesampingkan progres yang dapat

    membuatnya menjadi kegiatan yang tidak efisien dan kontra produktif. Studi berpikir

    salah akan baik untuk ditanamkan sebagai prinsip penyeimbang ilmu pasti dan akan

    berguna bila disuburkan dalam kegiatan produksi ide.

    1. Contoh Kasus

    Berpikir Rasional

    Hebohnya berita dukun cilik ponari yang didatangi ribuan warga karena bias dianggap

    bias menyembuhkan segalam macam penyakit adalah bagian dari gambaran mentalitas

    budaya bangsa Indonesia. Fenomena dukun cilik Ponari mencerminkan mantalitas

    budaya bangsa Indonesia. Fenomena dukun cilik Ponari mencerminkan mentalitas

    budaya mistis yang disebut dengan mentalitas ideasional.

    Masyarakat dengan mentalitas budaya ideasional, cenderung kurang berpikir rasional.

    Masyarakat ideasional, selalu berharap dapat menyelesaikan masalah dengan cara-cara

    ajaib, dan cepat seperti sulap seperti dalam cerita-cerita film Aladin. Masyarakat

    ideasional, selalu berharap dapat menyelesaikan maslah dengan cara-cara ajaib, dan cepat

    seperti sulap seperti dalam cerita-cerita film Aladin. Masyarakat ideasional sangat

    percaya bahwa pada benda-benda keramat, ada keajaiban yang dapat memenuhi segala

    keinginan. Akibatnya, tindakan-tindakan masyarakat ideasional sangat percaya bahwa

  • 20

    pada benda-benda keramat, ada keajaiban yang dapat memenuhi segala keinginan.

    Akibatnya, tindakan-tindakan masyarakat ideasional, kurang dimengerti dan dipahami

    oleh akal sehat.

    Dilihat dari mentalitas budaya rasional, fenomena tindakan-tindakan masyarakat seperti

    kasus Ponari, bisa dilihat sebagai sebagai tindakan-tindakan bodoh masyarakat yang

    kurang memperhitungkan pola-pola pikir rasional. Tetapi itulah realitasnya, bahwa

    mnasyarakat ideasional sangat mempercayai keajaiban-keajaiban sampai

    menghilangkanpotensi-potensi pikran rasionalnya. Untuk itulah realitasnya, bahwa

    masyarakat ideasional dalam kasus tertentu mudah sekali terkena tipu daya. Seperti kita

    ketahui, pernah terjadi penipuan dalam kasus-kasus berbau mistik seperti penggnadaan

    uang, hipnotis, dan praktek-praktek dukun cabul.

    Berpikir Benar

    Pagi ini, saya berangkat kerja pada jam yang sama seperti hari-hari biasanya. Tapi di

    tengah jalan saya terjebak macet tidak seperti biasanya. Saya tidak bisa melihat di depan

    ada apa pastinya, tapi kalau tidak salah mungkin ada acara karnaval anak-anak TK daerah

    situ.

    Tetap disitu, saya akan tetap terjebak macet. Akhirnya saya memilih jalan yang lain,

    memutar, dengan harapan saya bisa lolos dari kemacetan tersebut. Tapi dasar apes, di rute

    kedua itu saya malah terjebak kemacetan yang lebih parah dari jalan yang pertama.

    Alhasil, saya terlambat tiba di kantor.

    Apa pilihan saya salah?

    Bila langsung melihat hasilnya, tentu anda akan mengatakan saya tolol. Lha wong di rute

  • 21

    kedua lebih macet kenapa milih jalan tersebut? Lebih baik kan tetap di rute pertama?

    Hehe, sayangnya dalam hidup kita tak pernah bisa langsung tahu hasilnya sebelum

    dilakukan. Diprediksi mungkin bisa, tapi tak menjamin keakuratannya. Dalam kasus saya

    di atas, saya tidak menyesal dengan pilihan saya untuk melalui rute kedua. Karena pilihan

    saya yang salah berdasar pemikiran saya yang benar. Saya berpikir seperti ini;

    Bila saya tetap berada di jalan pertama, sudah pasti saya akan terjebak macet. Mungkin

    10 menit, atau bisa jadi lebih.

    Bila saya mencoba alternatif lain, yaitu rute kedua, saya mungkin akan terjebak lebih

    parah lagi, tapi tentu ada kemungkinan sebaliknya. Mungkin saya bisa lolos dari

    kemacetan.

    Ini yang saya sebut dengan berpikir benar. Dan bagi saya, lebih baik memilih salah

    karena berpikir benar daripada pilihan benar karena berpikir salah.

    Salah satu faktor yang kurang dieksplorasi dalam dunia pendidikan kita adalah

    keberanian untuk berpikir salah. Dari Sekolah Dasar hingga tingkat Tinggi, aktivitas

    belajar kita didominasi oleh anjuran untuk selalu berpikir benar, boleh berpikir beda

    tetapi kalau salah akan seringkali diganjar dengan nilai buruk dan dilecehkan dalam

    pergaulan karena dianggap tidak intelek. Kita jadi trauma berpikir salah.

    Berpikir Benar dan Rasional (Video)

    Video ini berjudul Think (Berpikir), menggambarkan betapa pentingnya berpikir.

    Digambarkan ada seorang individu (sebut saja A) yang bingung mencari tahu, bagaimana

    caranya melampaui suatu lubang di tembok, yang menghubungkan dengan dunia lain di

  • 22

    luar sana. Ketika dia sedang bingung hadirlah orang-orang yang datang menawarkan

    kebenaran. Ikuti saya ! Kata mereka.

    Faith (Kepercayaan), membawa A menuju tempat peribadatan, mengajari A, untuk

    beribadah. Namun A pergi, bukan itu yang dia cari.

    Politic (Politik), setelah A pergi dari Faith, lalau dia melihat kerumunan Politik, dia

    tertarik dan mendekat ke kerumunnan tersebut. Lalu ingin bergabung, namun

    mengurungkan niatnya melihat symbol Dollar (Uang) pada pimpinan Politic, yang berbau

    materialism.

    Fight (Perjuangan), bertemulah A dengan fight. Namun Akhirnya pergi, setelah melihat

    symbol senjata, kekuatan yang seolah-olah menjunjung tinggi kekuasaan.

    Usai, perjalanannya A bertemu orang-orang tersebut lalu, kembalilah A, ke tempat

    semula, di depan lubang tembok tadi, sambil melanjutkan mencorat-coret, mencari tahu

    cara masuk ke dalam lubang tembok tersebut. Tak lama kemudian, datang Faith, Politic,

    dan Fight dengan pengikutnya masing-masing yang kemudian mencoba masuk ke dalam

    lubang dengan cara masing-masing, yakin caranya sendiri yang paling benar. Namun

    tidak ada yang berhasil. Lalu A berpikir (THINK), dan menemukan caranya sendiri lalu

    berhasil masuk dan melewati lubang tersebut, menemukan dunia baru di luar sana yang

    ternyata lebih indah. Itulah Reality ( Kenyataan ).

    Pesan yang disampaikan:

    Seseorang kadang bingung dengan memecahkan masalah/ memutuskan sesuatu,

    kemudian kerap mengikuti cara/ajakan orang lain untuk menyelesaikan semua itu.

    Namun ternyata apa yang dia ikuti tidak selamanya cocok dan benar adanya. Sampai

  • 23

    pada akhirnya seseorang tersebut tersadar, dan berpikir (THINK) lalu dia akan mampu

    menyelesaikan semua.

    Ketika seseorang berpikir, dalam hal ini berpikir benar dan rasional bukan sekedar ikut-

    ikut maka dia akan menemukan jawaban. Kemudian mendapat sesuatu yang kadang tidak

    terbayangkan indahnya.Kebenaran adalah kenyataan itu sendiri (REALITY), kenaran

    adalah sesuatu yang telah terbukti dan menjadi kenyataan.

    Berpikir Benar dan Rasional diperlukan dalam kehidupan. Berpikir rasional diperlukan

    untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang kita hadapi sehari-hari. Dampak

    dari keyakinan dan perilaku yang tidak rasional tersebut adalah bahwa perilaku kita tidak

    efektif dalam mengerjakan dan menyelesaikan masalah yang kita hadapi.

    Berfikir rasional dipakai bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu. Juga amat perlu

    bila kita bekerja untuk kepentingan orang banyak dan juga kepentingan kita pribadi.

    Berpikir benar juga penting terutama untuk menciptakan kreator-kreator ide baru, yang

    bermanfaat bagi kehidupan. Ketika kita berfikir benar maka kemungkinan besar realita

    yang terjadi akan seperti yang kita fikirkan. Jadi, mari kita mulai melatih diri untuk

    berpikir rasional dan benar agar kita tidak salah dalam bertingkah laku.

  • 24

    BAB 3

    PENUTUP

    Berpikir rasional adalah berpikir tentang masalah sekarang yang kita hadapi yang perlu kita

    selesaikan dan menjadi prioritas karena masalahnya memang perlu dan penting untung

    diselesaikan. Berpikir rasional mengidentifikasikan permasalahan berdasarkan data-data dan

    fakta yang ada, bukan berdasarkan asumsi-asumsi yang tidak jelas yang membuat kita menjadi

    tidak efektif bahkan bisa menjadi depresi.

    berfikir yang benar adalah cara berfikir yang sesuia dengan kenyataan konkrit.Tidak berfikir

    sesuai dengan keinginan atau fikiran kita sendiri yang sifatnya subyektif, karena pada dasarnya

    ide atau pikiran berasal dari situasi konkrit atau kenyataan.

    Jadi kesimpulannya adalah berfikir rasional dan berfikir benar saling berkaitan. karena jika kita

    berfikir benar untuk memecahkan masalah dengan berfikir benar maka permasalahan yang kita

    hadapi akan mudah untuk di selesaikan.