BENTUK PEMBINAAN KARIR PUSTAKAWAN DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Perpustakaan OLEH Arsyad Nuzul Hikmat IPT. 140319 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018
130
Embed
BENTUK PEMBINAAN KARIR PUSTAKAWAN JAMBI SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/82/1/IPT140319 Arsyad Nuzul... · 2019. 7. 24. · BENTUK PEMBINAAN KARIR PUSTAKAWAN DI DINAS PERPUSTAKAAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BENTUK PEMBINAAN KARIR PUSTAKAWAN
DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI
JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
dalam Ilmu Perpustakaan
OLEH
Arsyad Nuzul Hikmat
IPT. 140319
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORAUNIVERSITAS ISLAM NEGERISULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI2018
2
3
4
5
MOTTO
الذین آمنوا منكم والذین أوتوا العلم . . . لىقدرجات یرفع الله
بما تعملون خبیر :11)المجادلھ(والله
Artinya: “. . . Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al- Mujadilah, 58:11).21
21Pustaka Agama Jaya Ilmu, Alqur’an 30 juz. (Ditashihkan oleh Kementerian Agama RepublikIndonesia 23 Oktober 2014), Hlm. 434.
6
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT yang maha kuasa
serta Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Ibunda Saijah dan Ibunda Sri ahyati serta Ayahanda Sahidun,
Yang telah sabar, ikhlas dan selalu mendoakan kesuksesan ananda
7
KATA PENGANTAR
السلام علیكم ورحمة الله وبركاتھ
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
jasmani dan rohani serta hidayah yang sangat luar biasa kepada kita makhluknya,
khususnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
segala halangan dan rintangan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan alam, Nabi Muhammad SAW, sebab perjuangan dan pengorbanan Nabi-lah
kita dapat merasakan dunia yang sarat akan manisnya ilmu pengetahuan.
Dalam rangka penyelesaian Program Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Maka sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa-mahasiswi untuk menyusun
sebuah Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Strata
Satu (S1) Ilmu Perpustakaan. Berhubungan dengan hal tersebut, penulis memilih
penelitian dengan judul “Bentuk Pembinaan Karir Pustakawan di Dinas
Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Jambi”
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini masih
banyak kesulitan dan kesalahan, namun berkat bantuan, motivasi serta dorongan yang
begitu kuat dan sangat berarti bagi penulis. Alhamdulillah skripsi ini dapat
terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalamnya dan
tak terhingga kepada :
1. Bapak Muhammad Rum, M. SI selaku pembimbing I sekaligus Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan, dan Ibu Wenny Dastina, M. SI selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis menyelesaikan skripsi
2. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA., selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
8
3. Ibu Prof. Dr. Maisah, M. Pd.I selaku Dekan Fakultas Adab Dan Humaniora UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Alfian, S.Pd., M.Ed selaku wakil Dekan I, Bapak Dr. H.Muhammad Fadhil,
M.Ag selaku Wakil Dekan II dan Ibu Dr. Raudhoh, S.Ag.,SS.,M.Pd.I selaku Wakil
Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.
5. Ibu Masyrisal Milliani, SS, M.Hum selaku sekretaris jurusan Ilmu Perpustakaan
6. Ibu Athiatul Haqqi, M. I. Kom, selaku Pembimbing Akademik Penulis
7. Bapak H. Syamsurizal, SE, M. SI selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi, Bapak Afrizal, A. Ma, selaku Kasi Pembinaan dan
Pengembangan Tenaga Perpustakaan seta para Pustakawan dan seluruh staff Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data penelitian
8. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuannya kepada penulis
9. Para Karyawan dan Karyawati Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi
10. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
angkatan 2014 khusunya Jurusan Ilmu Perpustakaan
11. Dan semua pihak yang tidak mungkin penulis dapat sebutkan satu persatu, yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lupus dari berbagai salah dan
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik demi kesempurnaan
9
skripsi ini. Akhirnya, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kebaikan, kesehatan,
umur yang barakah serta balasan yang setimpal dari semua yang telah memberikan
bantuan kepada penulis Aamiin. Dan Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membacanya, dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Terima kasih serta salam hangat dari penulis
والسلام علیكم ورحمة الله وبركاتھ
Jambi, Oktober 2018
Penulis
Arsyad Nuzul Hikmat
IPT.140319
10
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pembinaan karir para pustakawanyang bekerja di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, faktor-faktorkendala dalam pembinaan karir para pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip DaerahProvinsi Jambi, dan upaya yang dilakukan guna mengatasi kendala dalam pembinaankarir para pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Penelitimenggunakan metode kualitatif dengan pendekatan secara deskriptif, metodepengambilan data sampel menggunakan Purposive Sampling. Teknik pengumpulandata menggunakan metode Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Untuk keabsahandata menggunakan reduksi, penyajian, verifikasi dan trianggulasi data. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa bentuk pembinaan karir yang dilaksanakan di Dinas Perpustakaandan Arsip Daerah Provinsi Jambi melalui empat bentuk, yaitu pembinaan melaluipendidikan, pembinaan melalui pelatihan, pembinaan melalui posisi kerja berdasarkanjabatan dan keahlian, serta pembinaan melalui organisasi profesi. Kemudian terdapatbeberapa kendala dalam pembinaan karir yaitu keterbatasan anggaran dana; dankurangnya perhatian dari pemerintah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh DinasPerpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi adalah mengupayakan menjalin kerjasama dengan Komisi X DPR RI dan Dinas Perpustakaan yang ada di provinsi lainnya,memanfaatkan anggaran dana yang ada secara optimal. Rekomendasi diharapkanadanya alokasi khusus pembinaan karir pustakawan yang dianggarkan setiap tahunnyaoleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, kemudian perlu adanyaregulasi tertulis mengenai pembinaan karir untuk pustakawan dan perlu adanya kerjasama saling menguntungkan antara Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah ProvinsiJambi dengan pihak-pihak tertentu yang mampu menjadi sponsor dalam setiap kegiatanyang akan dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
.
Arsyad Nuzul Hikmat. Bentuk Pembinaan Karir pustakawan Di DinasPerpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Skripsi Jurusan IlmuPerpustakaan, Fakultas Adab Dan Humaniora, UIN Sultan Thaha SaifuddinJambi. Pembimbing 1 : Muhammad Rum, M. Si. Pembimbing II : WennyDastina, M. Si.
Kata Kunci: Pustakawan; Pembinaan Karir; Perpustakaan Umum
M. Bidang Konservasi Arsip DPAD Provinsi Jambi .............81
N. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan DPAD
Provinsi Jambi...................................................................83
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Bentuk Pembinaan Karir Pustakawan di Lingkungan DPAD
Provinsi Jambi...................................................................85
B. Faktor – faktor kendala dalam Pembinaan Karir Pustakawan
di Lingkungan DPAD Provinsi Jambi ..............................98
C. Upaya yang dilakukan guna mengatasi kendala dalam
Pembinaan Karir Pustakawan di Lingkungan DPAD
Provinsi Jambi ................................................................102
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................106
B. Saran................................................................................107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbedaan Bimtek dan Diklat .....................................................35
Tabel 3.1 Nama Pejabat Kepala DPAD Provinsi Jambi .............................60
Tabel 3.2 Jumlah SDM DPAD Provinsi Jambi...........................................66
Tabel 3.3 Jumlah SDM berdasarkan jenjang Pendidikan ...........................67
Tabel 3.4 Jumlah SDM berdasarkan golongan Pegawai.............................67
Tabel 3.5 Nama-nama Pustakawan DPAD Provinsi Jambi ........................68
Tabel 3.6 Jumlah Eksemplar berdasarkan Klasifikasi ................................72
Tabel 3.7 Jumlah Koleksi Perpustakaan selain Buku .................................73
Tabel 4.1 Pustakawan DPAD yang menduduki jabatan Struktural ............95
Tabel 4.2 Pustakawan yang telah mengikuti Pendidikan S1 Ilmu Perpustakaan
di Uin Sultan Thaha Saifuddin Jambi ........................................100
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi DPAD Provinsi Jambi ..........................64
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kartu Konsultasi Skripsi Pembimbing 1
Lampiran 2 Kartu Konsultasi Skripsi Pembimbing 2
Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup Penulis
Lampiran 4 Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Lampiran 5 Daftar nama-nama Informan
Lampiran 6 Jadwal Penelitian
Lampiran 7 Dokumentasi selama pengumpulan data di DPAD Provinsi Jambi
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembinaan karir pustakawan di lingkungan perpustakaan atau lembaga
informasi pada hakikatnya lebih dimaksudkan agar masing-masing individu
dapat mempersiapkan diri untuk menempuh jenjang karir sesuai dengan yang
diharapkan ataupun direncanakan agar dapat bekerja secara optimal sehingga
mampu berkontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas lembaga.22
Konsep ini sejalan dengan undang-undang perpustakaan No. 43 tahun 2007
yang menyebutkan bahwa pustakawan berhak atas pembinaan karir sesuai
dengan tuntutan pengembangan kualitas.23 Karena itu dengan adanya
pembinaan maka diharapkan pustakawan dapat mengembangkan dan
menyempurnakan keahlian yang dimilikinya agar siap untuk menempuh
tahapan jenjang karirnya sebagai seorang pustakawan.
Konsep pembinaan tidak hanya difokuskan pada sumber daya manusia
yang menduduki jabatan struktural saja akan tetapi termasuk juga yang
menduduki jabatan fungsional. Salah satu jabatan fungsional yang ada di
lingkungan instansi pemerintah adalah jabatan fungsional pustakawan.24 Yaitu
22Muhammad Rum, Anwar Sadat, Pengembangan Karir Pustakawan di Lingkungan BadanPerpustakaan dan Arsip Provinsi Jambi (Tinjauan Terhadap Undang-undang No. 43 Tahun 2007).(Jambi: Lembaga Penelitian IAIN STS Jambi, 2013), hlm. 1.
23Undang-undang No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pasal 31 ayat b, hlm. 18.24Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002
tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.
18
jabatan yang dimiliki oleh seorang pegawai yang telah memenuhi syarat dan
kompetensi. Syarat yang dimaksud adalah memiliki latar belakang pendidikan
ilmu perpustakaan dan infromasi, atau sarjana lain yang telah mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang setara dengan 360 jam. Sementara syarat
kompetensi adalah memiliki kemampuan manajerial, pengetahuan dan
keahlian/keterampilan kepustakawanan sehingga dapat melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efisien. Berdasarkan syarat pendidikan dan kompetensi ini
maka pustakawan berhak untuk mendapakan pembinaan agar mampu
mengembangkan karir sesuai dengan pangkat dan jabatan fungsionalnya.
Pustakawan merupakan profesi bagi orang yang bekerja di perpustakaan
dan pusat informasi. Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menyatakan bahwa
pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan
dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas
lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi
yang dimiliki melalui pendidikan.25
Menurut Sudarsono kebanyakan pustakawan tidak memiliki latar
belakang tentang perpustakaan, mereka tidak menginginkan keberadaan
mereka dalam dunia perpustakaan, mereka terjun kedalam perpustakaan hanya
dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena tidak mendapatkan
pekerjaan yang lain, bahkan rata-rata mereka tidak mempunyai latar belakang
27Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2015), hlm. 14.
28Dimas Agung Trisliatanto, Analisis Faktor-faktor Pengembangan Karir Pustakawan. JurnalPalimpset Vol. 7 No. 2 Mei 2016
20
Hal ini dipertegas dengan adanya amanat dari undang-undang mengenai
pengembangan kualifikasi pustakawan dan disandangnya jabatan fungsional
pustakawan, maka pustakawan dituntut untuk senantiasa mengembangkan
karirnya dan tidak hanya terjebak dengan rutinitas harian, baik dalam
pengadaan koleksi, pengorganisasian koleksi, maupun aktivitas pelayanan
pengguna. Pustakawan harus selalu mengembangkan talenta yang dimiliki,
karena talenta yang tidak dikembangkan, akan diambil kembali olehnya.29
Penelitian Muhammad Burlian pada tahun 2005,30 mengungkapkan
bahwa dari 100%, terdapat hasil 64,2% yang menjelaskan bahwa
pengembangan karir dari sebuah pegawai akan sangat mempengaruhi tingkat
kinerja pegawai tersebut. Dapat diperhatikan bahwa, salah satu yang
mempengaruhi pengembangan karir yaitu bermula dari pembinaan karirnya.
Jika pembinaan karir yang diterima pustakawan itu baik dan sesuai dengan
kebutuhannya maka pustakawan-pun akan siap untuk mengembangkan karir
mereka.
Disinilah dibutuhkan peran dari seorang pimpinan perpustakaan, agar
memperhatikan bagaimana kebijakannya terkait pembinaan karir pustakawan,
dengan pembinaan karir yang benar maka pustakawan diharapkan mampu
29Fransisca Rahayuningsih, Paulus Suparno, Analisis Faktor-faktor yang MempengaruhiPengembangan Karir Pustakawan Non Pemerintah. (Jurnal Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta),hlm. 3.
30Muhammad Burlian, Pengaruh Pengembangan KarirTerhadap Kinerja Pegawai BalaiKarantina Ikan Polonia di Medan. (Medan: Sekolah Pascasarjana USU, 2005), hlm. iii.
21
mendapatkan karir yang cemerlang dan sesuai dengan yang diharapkan. Pada
akhirnya akan berdampak pada kinerja serta motivasi pustakawan dalam
bekerja sehingga menghasilkan sesuatu yang positif pula pada kemajuan
perpustakaan.
Di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi,
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal peneliti, bahwa terdapat 20
orang pustakawan yang bekerja di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, dengan rincian 9 orang pustakawan ahli dan 11 orang
pustakawan tingkat terampil. Terdapat beberapa permasalahan di dalam proses
karirnya sehingga menghambat proses karir para pustakawan tersebut. Seperti
kurangnya pembinaan karir untuk para pustakawan, tidak adanya regulasi
mengenai pembinaan karir pustakawan. Kondisi seperti ini jelas akan
berdampak pada kinerja pustakawan serta pada kemajuan perpustakaan.
Berdasarkan prolog diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
jauh pada masalah pembinaan karir pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi, dan peneliti menuangkannya dengan tema “BENTUK
PEMBINAAN KARIR PUSTAKAWAN DI DINAS PERPUSTAKAAN
DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk pembinaan karir pustakawan di lingkungan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi ?
22
2. Apa faktor-faktor kendala dalam pembinaan karir pustakawan di
lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi ?
3. Apa saja upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pembinaan
karir pustakawan di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi ?
C. Batasan Masalah
Pembatasan ruang lingkup penelitian ditetapkan agar dalam penelitian
nanti terfokus pada pokok permasalahan yang ada beserta pembahasannya,
sehingga diharapkan tujuan penelitian nanti tidak menyimpang dari sasarannya.
Sebab bisa jadi peneliti menghadapi pada suatu keadaan yang tidak bisa
dihindari dalam penelitian. Keadaan tersebut bisa berupa kendala yang bersifat
teknis dalam proses penelitian maupun kendala psikologis dan kultural.31
Di dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi pembinaan karir
pustakawan pada masa jabatan Bapak H. Syamsurizal, M. Si yang telah
menjabat sejak tahun 2016 sampai sekarang.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
31Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab-Sastra dankebudayaan Islam. (Jambi : Fakultas Adab dan Sastra Kebudayaan Islam IAIN Sulthan Thaha SaifuddinJambi, 2013), hlm. 28.
23
a. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pembinaan karir pustakawan di
lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor kendala dalam pembinaan karir
pustakawan di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi.
c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala
pembinaan karir pustakawan di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang berjudul bentuk Pembinaan Karir Pustakawan di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi ini diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain:
1. Kegunaan akademik, yaitu bagi penulis untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Fakultas Adab
dan Humaniora khusunya jurusan Ilmu Perpustakaan.
2. Kegunaan pada lembaga, yaitu sebagai bahan masukan atau pertimbangan
bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jambi untuk mengetahui lebih
lanjut tentang pembinaan karir pustakawan di perpustakaan tersebut.
3. Kegunaan Ilmiah, yaitu untuk menambah wawasan khasanah ilmu
pengetahuan mengenai pembinaan karir pustakawan dan khususnya
mengenai jurusan Ilmu Perpustakaan.
24
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Pembinaan Karir Pustakawan
Secara bahasa pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti
“bangun”. Jadi pembinaan dalam arti kegunaanya yaitu merubah sesuatu
sehingga menjadi baru yang memiliki nilai-nilai yang tinggi. Dengan
demikian pembinaan juga mengandung makna pembaharuan, yaitu
melakukan usaha-usaha untuk membuat sesuatu menjadi lebih sesuai atau
cocok dengan kebutuhan dan menjadi lebih baik dan bermanfaat.32
Sedangkan secara istilah pembinaan disebut sebagai sebuah
perbaikan terhadap pola kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia
memiliki tujuan hidup tertentu dan ia memiliki keinginan untuk
mewujudkan tujuan tersebut. Apabila tujuan hidup tersebut tidak tercapai
maka manusia akan berusaha untuk menata ulang pola kehidupannya.33
Mathis menjelaskan bahwa Pembinaan adalah suatu proses dimana
orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai
tujuan organisasi, lembaga, dll. Oleh karena itu, proses ini terkait dengan
berbagai tujuan organisasi.34 Sedangkan Ivanveich mendefinisikan
pembinaan sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam
32Moekijat, Analisa Jabatan CV (Bandung: Mandar Maju, 1992), hlm. 25.33Ibid, hlm. 23.34Mathis (2002, as cited in Defta Rustin Permata Sari, Pola Pembinaan Dinas Sosial Dalam
Menanggulangi Anak Jalanan Di Kota Bandar Lampung. (Bandar Lampung: Universitas Lampung,2013), hlm. 8.
25
pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya
segera.
Terdapat butir-butir penting pembinaan, yaitu pembinaan adalah
sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang atau
kelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja. Pembinaan terkait
dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan
yang sekarang sedang dilakukan atau yang akan dikerjakan. Dengan adanya
pembinaan maka akan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan
dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk keberhasilan dalam
pekerjaannya.35
Sementara karir secara bahasa adalah sebuah kata yang berasal dari
bahasa belanda, Carriere yaitu perkembangan dan kemajuan dalam
pekerjaan seseorang. Bisa diartikan sebagai jenjang dalam sebuah pekerjaan
tertentu.36
Secara istilah, Rivai menyebutkan bahwa karir merupakan seluruh
posisi kerja yang dijabat selama siklus kehidupan pekerjaan seseorang.37
35Ivanveich (2008, as cited in Defta Rustin Permata Sari, Pola Pembinaan Dinas Sosial DalamMenanggulangi Anak Jalanan Di Kota Bandar Lampung. (Bandar Lampung: Universitas Lampung)2013), hlm. 10.
36Ryan Artiana, Pengaruh Faktor Kepribadian dan Demografi terhadap Komitmen karir .(Semarang: Universitas Diponegoro, 2008), hlm. 12.
37Muhammad Muhajir, Analisis Pengembangan Karir Pegawai Pada Kantor DinasPendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. (Sulawesi Tengah: Universitas Tadulako, 2015), hlm.143.
26
Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan
imbalan berupa gaji maupun uang.38
Maka pembinaan karir merupakan istilah dalam peluang seseorang
pegawai untuk lebih maju. Istilah ini sebenarnya termasuk dalam pengertian
pengembangan pegawai, namun istilah pembinaan karir ini lebih spesifik
sebagai usaha untuk menciptakan kemungkinan seorang pegawai dapat
meniti atau menapak jabatan (kedudukan) yang lebih tinggi. Dengan
demikian yang dimaksud pembinaan karir adalah tugas setiap individu dan
para pemimpin untuk menciptakan peluang atau kesempatan agar mampu
menduduki jenjang jabatan yang lebih tinggi39.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pembinaan karir merupakan suatu usaha pengawasan untuk
mengubah atau memperbaiki sesuatu menjadi lebih baik serta memiliki nilai
yang lebih bermanfaat untuk kehidupan sekarang atau yang akan datang..
Sehingga pembinaan karir perlu diadakan guna menjamin para pegawai
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam proses
perjalanan karirnya.
Perpustakaan sebagai suatu satuan kerja organisasi, badan atau
lembaga yang dapat berdiri sendiri atau bagian dari organisasi diatasnya
38Muhammad Rum, Anwar Sadat, Op Cit, hlm. 6.39Supardi, Pengembangan dan Pembinaan Karir Pegawai. (Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia, 1992), hlm. 3-4.
27
yang lebih besar,40 harus menerapkan pelaksanaan pembinaan karir untuk
pustakawan. Pembinaan karir pustakawan diartikan sebagai proses atau
pola yang diterapkan sebuah perpustakaan dalam memberikaan pembinaan
dan membimbing para pustakawannya secara terarah untuk dapat
meningkatkan kualitas dan potensi diri guna meniti dan menapaki karir
jabatan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian terdapat
kemungkinan besar, model atau bentuk pembinaan antara satu perpustakaan
dengan perpustakaan lainnnya memiliki perbedaan. Sebab kebijakan
pembinaan karir ini tergantung pada keputusan kepala perpustakaan yang
sedang memimpin dan nantinya putusan ini akan merujuk pada Undang-
Undang No 43 Tahun 2007 sebagai sumber hukum dilingkungan
perpustakaan.
Seorang kepala perpustakaan mempunyai peranan besar dalam
pembinaan karir pustakawan, sebab kepala yang akan memutuskan
bagaimana regulasi yang berlaku terkait pembinaan karir pustakawan.
Kiranya seorang kepala perpustakaan harus mampu mempelajari siklus atau
tahapan karir para pustakawan, agar dapat memutuskan dengan bijaksana
bentuk pembinaan yang akan dilakukan.
40Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), hlm. 40
28
2. Dasar Hukum Pembinaan Karir Pustakawan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan. Pasal 31, bahwa tenaga perpustakaan berhak atas: (a),
penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial; (b), pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
dan (c), kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
perpustakaan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Konsep Pembinaan Karir Pustakawan
Pembinaan karir sebagai sebuah konsep maka harus disusun
sedemikian rupa, sehingga menjamin terciptanya kondisi objektif yang
dapat mendorong peningkatan para pegawai. Dengan adanya pembinaan
karir pustakawan, maka memberikan kesempatan kepada pustakawan untuk
mempersiapkan diri mengembangkan karirnya sepanjang arah itu
mencerminkan tujuan dan kemampuannya.
Muhammad rum di dalam artikelnya41 mengemukakan terdapat 4
bentuk pembinaan karir pustakawan yang dapat dilakukan oleh suatu
perpustakaan, yaitu:
a. Pembinaan karir pustakawan melalui pendidikan
41Muhammad Rum, Model Pembinaan Karir Pustakawan di Lingkungan Ikatan PustakawanIndonesia (IPI) Provinsi jambi. (Jambi: 2013), hlm. 10
29
Mount dan Massoud mensyaratkan minimal 3 kriteria yang harus
dimiliki oleh pustakawan yaitu: memiliki sifat dan kepribadian yang
baik, pendidikan yang baik dan pengalaman yang cukup.42
Salah satu syarat tersebut menyebutkan bahwa pustakawan harus
memiliki pendidikan yang baik. Pendidikan sendiri merupakan
indikator penting dalam menentukan kemampuan kerja pustakawan.
Pendidikan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk
melihat kemampuan seseorang.43 Menurut Hasibuan bahwa pendidikan
merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk
dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan latar belakang
pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu
jabatan tertentu.44
Terdapat beberapa macam jalur pendidikan, diantaranya:
1) Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersruktur
dan berjenjang.45 Pendidikan formal merupakan sarana, tempat,
dimana pustakawan atau calon pustakawan mempersiapkan diri
menjadi profesional. Pendidikan ini dapat di ikuti baik bagi mereka
42Testiani Makmur, Budaya Kerja Pustakawan di Era Globalisasi:perspektif organisasi, relasidan individu. (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2015), hlm. 8.
43Handoko T Hani, Manajemen Sumber Daya Manusia (Ed. 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,2008), hlm. 43.
44Hasibuan, Pengembangan Karir Guru. (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 54.45Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 13 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm.
10
30
yang akan terjun dalam dunia prosesi, ataupun bagi mereka yang
telah menjadi anggota profesi.
Pendidikan formal pustakawan dapat melalui seperti
universitas, institut, atau sejenisnya yang menyelenggarakan
program diploma, sarjana, magister atau doktor di bidang
perppustakaan, dokumentasi dan informasi. Pendidikan formal
tersebut dapat dilakukan di dalam maupun di luar negeri.46
Dengan tingkat pendidikan yang semakin baik dan semakin
tinggi, maka bukan tidak mungkin pustakawan dapat dengan mudah
untuk menapaki jenjang karir jabatan fungsionalnya. Sebab telah
mengetahui dan memiliki ilmu dan pengetahuan yang lebih baik dari
pustakawan lain yang berbeda latar pendidikan formalnya.
2) Pendidikan Non Formal
Untuk meningkatkan mutu profesional, disamping pendidikan
formal terdapat pula pendidikan non formal. Pendidikan non formal
adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan
non formal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan
formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah atau
46Muhammad Rum, Op Cit, hlm. 69.
31
masyarakat dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Seperti lembaga kursus dan pelatihan, dll.47 Pembinaan melalui
pendidikan informal pada pustakawan dapat dilakukan melalui
pendidikan dan pelatihan (diklat), penataran (up grading),
simposium, seminar, lokakarya, kursus, magang ( on the job
training), studi banding, dll.48
Untuk mengantisipasi perkembangan iptek, terutama yang
bersifat ketrampilan, setiap anggota profesi dapat dibina melalui
pendidikan non formal. Hal ini dilakukan mengingat pustakawan
dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sertara
dengan penggunanya. Jika pendidikan formal tidak memungkinkan,
maka pendidikan non formal adalah wadah yang tepat untuk
melakukan pembinaan.
Salah satu dari kegiatan pembinaan Perpustakaan Nasional RI
yaitu mengadakan diklat penyetaraan melalui pendidikan khusus
untuk memasuki jabatan fungsional bagi mereka yang bekerja di
perpustakaan dan pusat informasi. Diklat penyetaraan ini di
peruntukan bagi mereka yang berpendidikan terendah D3 ( sarjana
muda non-perpustakaan), lamanya sekitar 480 jam Pelatihan.
47Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Op Cit, hlm. 13.48Zulfikar Zen, Profesi Kepustakawanan. (Majalah bagi peserta pendidikan dan pelatihan
pustakawan, Pusdiklat Depag RI. Jakarta: 6 Juli 2007), hlm. 1.
32
Sedangkan bagi yang memiliki ijazah S1 (sarjana) untuk memasuki
jabatan fungsional pustakawanan harus mengikuti pendidikan
penyetaraan sekitar 720 jam pelatihan.49 Jenis- jenis diklat sebagai
berikut:
a) Diklat Fungsional Kepustakawanan, adalah diklat untuk
mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan
jenjang jabatan fungsional pustakawan. Terdiri atas:
(2) Diklat alih kategori keterampilan ke kategori keahlian (alih
kategori)
b) Diklat Teknis Kepustakawanan, adalah diklat yang
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pustakawan yang
diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia atau lemabaga diklat yang terakreditasi. Contoh:
(1) Diklat teknis pengelolaan perpustakaan
(2) Diklat teknis pengelola informasi perpustakaan
(3) Diklat teknis pengembangan koleksi bahan perpustakaan50
49Muhammad Rum, Op Cit, hlm. 70.50Peraturan Kepala perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, hlm. 17
33
Terdapat ragam manfaat yang bisa didapatkan oleh para
pustakawan yang sering mengikuti pendidikan non formal ini,
seperti pengalaman, pengetahuan dan tentu saja sertifikat sebagai
tanda bukti. Oleh karena itu pendidikan non formal merupakan salah
satu wadah terbaik untuk menambah pengetahuan. Dengan
pengetahuan yang didapat menjadi sebuah modal pula bagi
pustakawan untuk mengembangkan karirnya.
3) Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Pendidikan ini berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.51 Untuk mengembangkan diri, belajar dengan
sesama, menimba pengalaman orang lain serta menjalin hubungan
dengan rekan sejawat dapat dilakukan melalui pendidikan informal
baik secara individual maupun organisasi. Pembinaan yang bersifat
individual antara lain dengan belajar sendiri, terutama dengan
membaca, di samping belajar dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain, Pustakawan dapat belajar dari berbagai
51Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Op Cit, hlm. 14.
34
sumber. Setiap individu dapat mengembangkan dirinya,
mengadakan hubungan informal dengan teman sejawat.
Dalam jaringan ilmuwan dikenal dengan istilah “invisible
college”, yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan sesama
ilmuwan melalui jalur-jalur informal seperti bercengkerama dengan
teman sejawat.
Hubungan yang terjalin antar teman sejawat merupakan modal
dasar dalam melaksanakan pembinaan melalui pendidikan informal,
yang sangat berguna dalam mengembangkan diri mereka. semakin
intensif pendidikan informal dilakukan oleh para anggota profesi,
maka akan semakin cepat pula peningkatan kualitas anggota
profesi.52
b. Pembinaan Pustakawan melalui Pelatihan
Dalan dunia kepustakawanan, dikenal istilah Pelatihan Bimtek
(Bimbingan Teknis). Bimbingan Teknis adalah suatu kegiatan dimana
para peserta diberikan pelatihan berupa tuntutan yang bermanfaat dalam
meningkatkan kompetensi yang bersifat teknis untuk memecahkan
permasalahan dan menyelesaikan pekerjaan.53 Salah satu contoh
Bimtek di bidang perpustakaan adalah Bimbingan Teknis bagi
pengelola perpustakaan, seperti bimbingan pengkatalogan,
52Muhammad Rum, Op Cit, hlm. 71.53https://pusdiklatpemda.co.id, Op Cit
35
pengklasifikasian, penginputan koleksi ke katalog online melalui
software Slims, dll.
Berikut perbedaan Bimtek dan Diklat dilihat dari segi fungsi,
kurikulum serta metode:
Tabel 1.1
Perbedaan Bimtek dan Diklat54
Perbedaan Bimtek Diklat
Substansi Masalah/kasus Kompetensi Dasar
Metode Tatap muka/ceramah Andradogi
Tenaga Pengajar Narasumber Widyaiswara
Pelaksana SKPD Badan Diklat
Kurikulum Tidak ada Berbasis
Kompetensi
Peserta Semua apparat
pemerintahan/swasta
Pejabar Struktural
dan Fungsional
Tujuan Penyelesaikan
Masalah
Peningkatan
Kompetensi
54Ibid
36
c. Pembinaan karir pustakawan melalui posisi kerja berdasarkan jabatan
dan keahlian
Di dalam suatu organisasi pemerintahan, maka akan dikenal
istilah jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan adalah
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi
negara.55
Jabatan Struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil
dalam rangka memimpin suatu sistem organisasi negara. Sedangkan
jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil
dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan kepada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat
mandiri.56
Salah satu hal yang masih menjadi masalah bagi pustakawan
menurut Wanri Santoso didalam artikelnya adalah penempatan
pustakawan yang tidak sesuai pada tempatnya, kemudia para pejabat
struktural yang tidak memahami tentang jabatan fungsional
55Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 2 Tahun 2006 TentangPola Karier Pegawai Negeri Sipil, hlm. 2.
56Ibid
37
pustakawan. Sehingga anggapan para pejabat struktural adalah para
pustakawan merupakan bagian dari stafnya padahal pejabat fungsional
pustakawan dibenarkan untuk menduduki pangkat lebih tinggi dari
pejabat struktural. Di sisi lain, pustakawan yang telah terkondisikan
dalam tatanan kerja sebagai staf bidang, hanya bekerja atas dasar
perintah alasan, tidak ada keinginan untuk berkarya, berkreasi
menciptakan kegiatan untuk memenuhi tuntutan profesi yang nantinya
akan berdampak pada susahnya pustakawan untuk mengumpulkan
angka kredit.57
Agar terjadi pemerataan posisi dalam jabatan yang sesuai dengan
keahlian, maka pimpinan harus memahami tugas pustakawan sesuai
dengan tingkatannya. Adapun tugas pokok pustakawan sebagai berikut:
1) Pustakawan Tingkat Terampil, yaitu pustakawan yang memiliki
ijazah serendah-rendahnya D2 perpustakaan, dokumentasi, dan
informasi atau diploma lain yang mengikuti Diklat
Kepustakawanan. Tugas pokoknya meliputi:
a) Pengorganisasian dan Pendayagunaan koleksi bahan pustaka
atau sumber informasi, meliputi:
(1) Pengembangan koleksi
(2) Pengolahan bahan pustaka atau koleksi
57Wartini Santoso, Kelompok Kerja Tenaga Fungsional Pustakawan Sebagai Sarana MenujuPustakawan Profesional. (Majalah Media Pustakawan Vol. 17 No. 3: Juni 2010), hlm. 4.
38
(3) Penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka
(4) Pelayanan informasi
b) Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi,
meliputi:
(1) Penyuluhan
(2) Publisitas
(3) Pameran
2) Pustakawan Tingkat Ahli, yaitu pustakawan yang memiliki dasar
pendidikan minimal S1 saat pertama kali pengangkatannya sebagai
pustakawan. Adapun tugas pokoknya sama dengan pustakawan
tingkat terampil tetapi ditambah dengan Pengkajian Pengembangan
Perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
Pengkajian Pengembangan Perpustakaan, dokumentasi dan
informasi adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan
menganalisis data berdasarkan metodologi tertentu untuk
mengetahui kondisi atau akar permasalahan yang ada. Dan hasilnya
akan di informasikan kepada pihak lain dalam bentuk laporan.
Kegiatan ini meliputi penyusunan instrument, pengumpulan,
pengolahan data, analisis dan perumusan hasil serta evaluasi dan
penyempurnaan hasil kajian.58
58Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Repupblik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawa dan Angka Kreditnya
39
d. Pembinaan karir pustakawan melalui Organisasi Profesi
Pentingnya organisasi profesi perpustakaan dimulai pada abad 19
saat perpustakaan umum mulai berdiri. Dengan tujuan untuk
memperjuangkan kepentingan tenaga aktif yang bekerja di
perpustakaan. Kesadaran inilah melatar belakangi muncullah organisasi
pustakawan.59
Setiap profesi yang dilakoni oleh individu atau kelompok dalam
suatu lembaga maka membutuhkan lembaga formal yang dapat
memberikan ruang untuk berkembang maupun belajar menambah
wawasan dan pengalaman. Dibidang perpustakaan, telah banyak berdiri
organisasi profesi pustakawan seperti Ikatan Pustakawan Indonesia
(IPI), Asosiasi Perpustakaan Sekolah Indonesia (APUSI), Forum
Perpustakaan Peguruan Tinggi Indonesia (FPPTI), Jaringan
Perpustakaan Peguruan Tinggi Islam Indonesia, dan lain-lain.60
Salah satu keuntungan menjadi anggota organisasi profesi adalah
mengembangkan diri, belajar dengan sesama, menimba pengalaman
orang lain, serta menjalin hubungan dengan teman sejawat. Dengan
adanya organisasi profesi, maka pustakawan dapat membina diri sendiri
kerja professional,berkoordinasidengan bagiankepegawaian
56
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya DPAD Provinsi Jambi
Sebelum diberlakukannya otonomi daerah tahun 2001, Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi (sebelumnya bernama Perpustakaan Nasional
Provinsi Jambi) berdiri sejak tahun 1980 sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudyaaan Republik Indonesia Nomor 0221/a/O/1980 tanggal 2
September 1980, namun baru berjalan pada tanggal 4 April 1981 yang merupakan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen
Pendidikan Kebudayaan dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat
Pembinaan Perpustakaan, Direktoral Jenderal Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pada awal berdirinya (masih bernama Perpustakaan Wilayah Provinsi Jambi)
dalam menjalankan tugas dan fungsinya menempati salah satu gedung di dalam
komplek SMA Negeri 2 Jambi, yang beralamat di Jl. Veteran No. 169 menempati
bekas perumahan guru berukuran 95,40 m2. Pada awal berdiri, perpustakaan
mempunyai pegawai yang hanya berjumlah 6 orang dan ditunjuklah Bapak Ibrahim
Budjang, SH sebagai Kepala, Bapak Surul Hendry D sebagai Bendaharawan serta
dibantu oleh HJ. Hinopifah, BBA sebagai pemimpin proyek Pengembangan
Perpustakaan Wilayah Jambi tahun 1980/1981
57
Pada tanggal 15 September 1985 Perpustakaan Wilayah Jambi dipindahkan
ke lokasi gedung baru di Jl. Rd. Poerboyo Kolopaking Telanaipura dan diresmikan
pemakaiannya pada tanggal 6 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikaan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Bapak Prof. Dr. Fuad Hasan. Seiring dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat akan jasa layanan perpustakaan,
pada tanggal 6 Maret 1989 terbit Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1989
tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Berdasarkan Kepres tersebut
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Disebutkan dalam kepres bahwa
Perpustakaan Nasional RI merupakan wadah integrasi Perpustakan Nasional RI,
pusat pembinaan perpustakaan dan 26 perpustakaan wilayah Depdikbud diseluruh
Indonesia.
Perpustakaan Nasional memiliki satuan organisasi yang bernama
Perpustakaan Daerah yang berkedudukan di masing-masing Ibukota Provinsi yang
bertanggung jawab langsung Kepala Perpustakaan Nasional RI dan dalam
pelaksaan tugas dan fungsinya dengan memperhatikan petunjuk Gubernur. Sejak
Kepres Nomor 11 tahun 1989 inilah nama Perpustakaan Wilayah Jambi berubah
menjadi “Perpustakaan Daerah Jambi”.
Perubahan nama tidak sampai disitu saja, pada tahun 1997 Perpustakaan
Nasional mengalami perubahan cukup besar di lingkungannya, yaitu adanya
perluasan struktur satuan organisasi yang berada di daerah yang ditetapkan melalui
58
Keppres Nomor 50 Tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional RI, dimana
Perpustakaan Nasional Provinsi (sebelumnya perpustakaan daerah) disejajarkan
dengan Lembaga Non Pemerintah lainnya serta Departemen yang berada di
wilayah provinsi. Berdasarkan Keppres Nomor 50 Tahun 1997 inilah Perpustakaan
Daerah Jambi berubah nama menjadi “Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi”.
Pembentukan Lembaga Kearsipan Provinsi Jambi pada hakekatnya
merupakan implementasi dari amanat Undang-undang No.7 Tahun 1971 tentang
Ketentuan-ketentuan pokok kearsipan melalui Perda No.6 Tahun 1996 dibentuklah
“Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi” dan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Embrio
terbentuknya Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi adalah Subbag Arsip dan
Ekspedisi, bagian Tata Usaha Umum dan Arsip, Biro Umum pada Sekretariat
Wilayah Daerah Provinsi Jambi, dengan tingkat kewenangan setingkat dengan
Eselon V.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah, yakni sejak diserahkannya Aset P3D
Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Provinsi Jambi pada tanggal 22 Maret 2001, maka seluruh aset Perpustakaan
Nasional Provinsi Jambi diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jambi. Sehingga
sejak bulan Mei 2001 Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi resmi menjadi unit
satuan organisasi Pemerintah Provinsi Jambi.
Dengan terbitnya Perda Provinsi Jambi Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja , maka Perpustakaan Nasional Provinsi
59
Jambi berubah nama menjadi “Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jambi” yang
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jambi.
Keberadaan perpustakaan saat ini menjadi begitu penting dengan
diterbitkannya Undang-undang No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang
menjadi payung hukum bagi segala aktifitas perpustakaan dan seluruh elemen
pendukungnya meliputi pustakawan, geudng, koleksi, dan pemustaka
Selanjutnya, berdasarkan Perda Provinsi Jambi No.15 tahun 2008, bahwa
bergabungnya 2 institusi yaitu Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jambi dengan
Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi menjadi “ Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah (BPAD) Provinsi Jambi.
Kemudian pada akhir tahun 2016 terbitlah Perda Provinsi Jambi No.8 Tahun
2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jambi serta
Pergub Jambi No.46 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi, serta Tata Kerja BPAD Provinsi Jambi, maka berubah anama menjadi
“Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Provinsi Jambi” pada awal tahun
anggaran 2017.
Adapun Pejabat Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi Jambi yang
pernah memimpin sejak berdiri hingga sekarang sebagai berikut:
60
Tabel 3.1
Nama Pejabat Kepala DPAD Provinsi Jambi
No Nama Masa Jabatan
1 Ibrahim Budjang, SH (alm) (1981-1993)
2 Hj. Hinopifah, BBA (1993-1995)
3 Drs. Lukman Rahman (1995-1998)
4 D. Saifuddin Ishak, S.IP (1998-2000)
5 Hj. Drs. Ria Chazana (2000-2002)
6 H. Zayadi, SH (2002-2005)
7 Ripa’I, SH (2006-2011)
8 Drs. H. Abd Zaki, M.Si (Maret-Juli 2011 sbg PLT)
9 H. Ali Dasril, SH (2011-2012)
10 Drs. H. Edi Erizon (2012-2013)
11 Drs. H. Asvan Deswan, M.Si (2013-2016)
12 H. Syamsurizal, SE, M.Si (2016-sekarang)
B. Susunan Organisasi DPAD Provinsi Jambi
Berdasarkan Pergub No.25 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Pergub
No.46 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta
61
tata kerja DPAD Provinsi Jambi, susunan organisasi DPAD Provinsi Jambi terdiri
dari:
1. Kepala
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan; dan
c. Sub Bagian Program
3. Bidang Deposit, Pengembangan Koleksi Layanan dan Pelestarian Bahan
Perpustakaan, terdiri dari:
a. Seksi Deposit dan Pengembangan Bahan Perpustakaan;
b. Seksi Layanan, Otomasi dan Kerjasama Perpustakaan; dan
c. Seksi Pelestarian dan Alih Media Bahan Perpustakaan
4. Bidang Pembinaan, Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan
Kegemaran Membaca, terdiri dari:
a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Perpustakaan;.
b. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan; dan
c. Seksi Pengembangan Pembudayaan Kegemaran Membaca
5. Bidang Konservasi Arsip, terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan Arsip;
b. Seksi Pengolahan Arsip; dan
c. Seksi Akuisisi Arsip.
62
6. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan, terdiri dari:
a. Seksi Pembinaan Tenaga Kearsipan;
b. Seksi Pengembangan Kearsipan; dan
c. Seksi Pelestarian Arsip.
7. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
8. Kelompok Jabatan Fungsional
C. Tugas Pokok dan Fungsi DPAD Provinsi Jambi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam melaksanakan
tugas mengacu keapada peraturan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan
dan melaksanakan program-program kegiatan teknis perpustakaan dan kearsipan
dan tugas-tugas lain yang langsung berada dibawah Gubernur dan bertanggung
jawab kepada Gubernur.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai tugas
membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perpustakaan
dan kearsipan yang menjadi kewenangan daerah provinsi dan tugas pembantuan
yang ditugaskan kepada daerah provinsi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang perpustakaan dan kearsipan
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
perpustakaan dan kearsipan;
63
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perpustakaan dan kearsipanatas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang perpustakaan dan kearsipan;
4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perpustakaan dan kearsipan
64
D. Struktur Organisasi DPAD Provinsi Jambi
Gambar 3.1
Struktur organisasi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi
KEPALA DINASH. Syamsurizal, M Si
SEKRETARIS
KEPALA SUBBAGIAN UMUM
DANKEPEGAWAIAN
KEPALA SUBBAGIAN
KEUANGAN
SIHARMI, SE
KEPALASUB
BAGIANPROGRAM
KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL
PUSTAKAWAN DANARSIPARIS
KEPALA BIDANG DEPOSIT,PENGEMBANGAN KOLEKSI
LAYANAN, DANPELESTARIAN BAHAN
PERPUSTAKAAN
Dra. SONDANG PARDEDE
KEPALA BIDANGPEMBINAAN,
PENGEMBANGAN,PERPUSTAKAAN DAN
PEMBUDAYAAN KEGEMARANMEMBACA
MIRZA HASINA, SE
KEPALA BIDANGKONSERVASI ARSIP
KEPALA BIDANGKONSERVASI ARSIP
KEPALA SEKSI DEPOSITDAN PENGEMBANGAN
BAHAN PERPUSTAKAAN
RITA DEWI
KEPALA SEKSI PEMBINAANDAN PENGEMBANGAN
KELEMBAGAANPERPUSTAKAAN
UMIYATI. S. Sos
KEPALA SEKSIPELAYANAN
ARSIP
KEPALA SEKSIPEMBINAAN ARSIP
DIDI YANHAR
KEPALA SEKSILAYANAN, OTOMASI
DAN KERJASAMAPERPUSTAKAAN
TAMRIN, S. Pd
KEPALA SEKSI PEMBINAANDAN PENGEMBANGAN
TENAGA PERPUSTAKAAN
AFRIZAL, A, Ma
KEPALA SEKSIPENGOLAHAN
ARSIP
MASRI, SE, MM
KEPALA SEKSIPENGEMBANGAN
KEARSIPAN
DONNASIPAHUTAR, A. Ma
KEPALA SEKSIPELESTARIAN BAHAN
PERPUSTAKAAN
MARGAFNI, BBA
KEPALA SEKSIPENGEMBANGANPEMBUDAYAAN
KEGEMARAN MEMBACA
BADRUDIN SALAM, S. Pd
KEPALA SEKSIAKUISISI ARSIP
SRIRAHAYUNINGSIH,
S. Pd
KEPALA SEKSIPELESTARIAN
ARSIP
65
E. Visi dan Misi DPAD Provinsi Jambi
1. Visi
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Dinas Perpustakaan
dan Arsip daerah Provinsi Jambi harus eksis dan unggul, konsisten dan
berkelanjutan dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil yang dituangkan dalam pernyataan visi “Mewujudukan
Pelayanan Prima Dalam Bidang Perpustakaan Dan Kearsipan Yang Baik
Menuju Jambi Tuntas 2021”.
Visi diatas merupakan gambaran dan harapan yang ingin dicapai Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi di masa depan, yakni cita dan
citra yang ingin diwujudkan dalam membentuk masyarakat informatif dan
masyarakat yang sadar arsip.
2. Misi
Dalam rangka mendukung pencapain visi Dinas Perpustakaan dan Arsip
daerah Provinsi Jambi, maka ditetapkan misis sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan yang efisien dan
efektif untuk mewujudkan Good Governance
b. Pengembangan sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat
dalam urusan perpustakaan dan kearsipan yang berkualitas
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi dan budaya
kerja yang tinggi
66
d. Penyelamatan kandungan informasi dan pengembangan sistem
perpustakaan serta kearsipan daerah yang terintegrasi dengan sistem
nasional yang berbasis Teknologi Informasi (TI)
Melalui pernyataan misi tersebut diharapkan seluruh pegawai dan pihak
terkait (Customer dan Stakeholder) dapat mengenali tugas pokok dan fungsi
Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi Jambi serta mengetahui program
dan kegiatan yang sedang akan dilaksanakan, serta hasil dan manfaat yang akan
diraih di masa yang akan datang.
F. SDM DPAD Provinsi Jambi
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Perpustakaan dan
Arsip daerah Provinsi Jambi mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) berjumlah
seratus dua orang pegawai (PNS) yang terdiri dari:
Tabel 3.2
Jumlah SDM DPAD Provinsi Jambi
No Jabatan Jumlah
1 Pejabat Struktural 18 orang
2 Pejabat Fungsional 25 orang
3 Pelaksana 59 orang
Jumlah 102 orang
67
Menurut jenjang pendidikan para pegawai, dikelompokkan atas:
Tabel 3.3
Jumlah SDM berdasarkan jenjang pendidikan
No Jenjang Pendidikan Jumlah
1 SD 1 Orang
2 SLTP 2 Orang
3 SLTA/SMK 29 Orang
4 Diploma I 13 Orang
5 Diploma II 10 Orang
6 Strata I 39 Orang
7 Strata II 8 Orang
Jumlah 102 orang
Menurut Golongan para pegawai , terdiri dari:
Tabel 3.4
Jumlah SDM berdasarkan golongan pegawai
No Golongan Jumlah
1 Golongan IV/c 1 Orang
2 Golongan IV/b 6 Orang
3 Golongan IV/a 5 Orang
68
4 Golongan III/d 30 Orang
5 Golongan III/c 10 Orang
6 Golongan III/b 26 Orang
7 Golongan III/a 4 Orang
8 Golongan II/d 6 Orang
9 Golongan II/c 9 Orang
10 Golongan II/b 3 Orang
11 Golongan II/a 2 Orang
Jumlah 102 orang
G. Pustakawan DPAD Provinsi Jambi
Berikut nama-nama pustakawan yang bekerja di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi:
Tabel 3.5
Nama-nama Pustakawan DPAD Provinsi Jambi
No Nama Jabatan
1 Hasudungan Ambarita, S. Sos Pustakawan Madya
2 Mardamsyah, S. Pd Pustakawan Madya
3 Zaharman, S. Pd Pustakawan Madya
69
4 Irana Firlinawati, S. Pd Pustakawan Muda
5 Zunwanis, S. Pd Pustakawan Muda
6 Rahendra Sudrajat, S. Sos Pustakawan Muda
7 Ellisa, S. IP Pustakawan Muda
`8 Sumiantarsih, S. IP Pustakawan Muda
9 Hj. Jasmaniar Pustakawan Muda
10 Atan Br. Bangun Pustakawan Penyelia
11 Junaidi Pustakawan Penyelia
12 Arnold Lumbantoruan, A. Ma Pustakawan Penyelia
13 Fiona Florence Pustakawan Penyelia
14 Wuryani, A. Ma Pustakawan Penyelia
15 Elia Roza, A. Ma Pustakawan Penyelia
16 Mardianto, A. Ma Pustakawan Penyelia
17 Weni, A. Ma Pustakawan Pelaksana lanjutan
18 Salamuddin, A. Ma Pustakawan Pelaksana lanjutan
19 Sofiardi, A. Ma Pustakawan Pelaksana lanjutan
20 Mike Aflisa, A. Md Pustakawan Pelaksana
70
H. Sarana dan Prasarana DPAD Provinsi Jambi
1. Gedung Perpustakaan
Pada tahun-tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi, yakni dari tahun anggaran 1981/1982 sampai dengan
tahun anggaran 1985/1986, menempati gedung sementara yang berlokasi di
komplek SMPN 2 Jambi di Jl. Veteran No.169 jambi, dengan luas bangunan
95,40 m2.
Pembangunan gedung perpustakaan di Jl. RD. Poerboyo Kolopaking
Telanaipura, yang dimulai dari tahun anggaran 1982/1983, 1983/1984,
1984/1985 dan 1985/1986 dengan dana proyek Pengembangan Perpustakaan
Jambi dengan luas bangunan 1.500 m2. Berlantai tiga. Dan mulai ditempati
pada tanggal 15 Desember 1985. Sedangkan peresmian pemakaiannya oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Fuad Hasan, dilakukan pada
tanggal 6 Juni 1988.
Disamping gedung kantor, juga terdapat bangunan rumah dinas type 70
dibangun annex dengan pembangunan gedung lantai ke-3 tahun anggaran
1985/1986.
2. Gedung Arsip
Untuk gedung arsip sendiri saat ini masih bergabung dengan Dinas
Penelitian Pengembangan Daerah (BALITBANGDA), dan arsip memiliki depo
tersendiri untuk menyimpan arsip.
71
3. Kendaraan
Sejak tahun 1981 hingga sekarang Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi telah memiliki 49 unit kendaraan yang terdiri dari motor dinas,
mobil dinas, mobil perpustakan keliling dan mobil sadar arsip.
4. Koleksi Perpustakaan
Tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi hanya mempunyai jumlah koleksi buku sebanyak 4210 judul
dengan jumlah total 8866 eksemplar. Dengan semakin berkembangnya minat
baca masyarakat dari tahun ke tahun, koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi juga selalu dikembangkan dengan penambahan melalui
dana rutin dan proyek, hadiah maupun pertukaran antar perpustakaan serta
serah simpan karya cetak dan karya rekam. Sampai dengan tahun 2017
pengadaan koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
meningkat dengan pesat yakni sudah mencapai 57.670 eksemplar.
Berdasarkan hasil stock opname koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2017, maka koleksi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi setelah dikurangi dengan koleksi yang rusak berat,
dihadiahkan ke perpustakaan lain, dirotasikan ke perpustakaan desa dan yang
tidak diketemukan, maka koleksi yang ada dan siap dilayankan berdasarkan
klasifikasi sebagai berikut:
72
Tabel 3.6
Jumlah eksemplar berdasarkan klasifikasi
No Kelas Jumlah Eksemplar
1 Kelas 000 (Karya Umum) 3.830 eks
2 Kelas 100 (Filsafat, Psikologi) 2.100 eks
3 Kelas 200 (Agama) 5.324 eks
4 Kelas 300 (Ilmu Sosial) 4.949 eks
5 Kelas 400 (Bahasa) 2.345 eks
6 Kelas 500 (Ilmu Murni) 6.115 eks
7 Kelas 600 (Ilmu Terapan) 3.569 eks
8 Kelas 700 (Olahraga, Kesenian) 2.289 eks
9 Kelas 800 (Cerita, Kesusastraan) 4.981 eks
10 Kelas 900 (Sejarah, Geografi) 2.760 eks
Total 38.264 Eksemplar
73
Berikut jumlah koleksi perpustakaan selain buku:
Tabel 3.7
Jumlah koleksi perpustakaan selain buku
No Koleksi Jumlah
1 Koran pusat dan daerah 2.716 eks
2 Majalah hadiah 303 eks
3 Majalah rutin 203 eks
4 Majalah riset 1.447 eks
5 Jurnal 616 eks
Total 4.745 Eksmeplar
5. Koleksi Arsip
Hingga akhir tahun 2017, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
mempunyai koleksi arsip sebanyak 44.970 berkas, dengan rincian:
a. Arsip In-aktif
1) Arsip in-aktif 32.000 berkas
2) Arsip usul musnah 3.500 berkas
b. Arsip Statis
1) Naskah dinas 500 berkas
2) Statis buku 1.000 berkas
3) Foto digital printing 1.000 berkas
74
4) Foto gambar 900 berkas
5) Peta kartografi 3.625 berkas
6) Peta arsitektur 2.945 berkas
I. Jadwal Kunjungan Perpustakaan, Syarat Keanggotaan dan Keadaan
Pengunjung pada tahun 2017 di DPAD Provinsi Jambi
1. Jadwal Kunjungan Perpustakaan
Jadwal kunjungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
adalah sebagai berikut:
a. Senin-jum’at : 08.00-17.00 WIB
b. Sabtu : 09.00-15.00 WIB
c. Minggu dan Libur Nasional tutup
2. Syarat Keanggotaan
Untuk menjadi anggota perpustakaan harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Mengisi Formulir permohonan menjadi anggota
b. Menyerahkan pas foto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar
c. Menyerahkan foto copy kartu pelajar atau kartu mahasiswa (bagi pelajar
dan mahasiswa)
d. Surat keterangan dari kepala dinas/instansi (bagi karyawan) dan surat
keterangan dari lurah (untuk umum)
e. Pendaftaran anggota tidak dipungut biaya (gratis)
75
3. Keadaan pengunjung selama tahun 2017
Keadaan pengunjung Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi setiap tahunnya terus meningkat. Selama tahun 2017, jumlah pengunjung
mencapai 61.130 orang (s/d November 2017)
J. Bidang Layanan DPAD Provinsi Jambi
Bidang Layanan Perpustakaan dan Kearsipan mempunyai tugas
menyelenggarakan layanan informasi perpustakaan dan kearsipan. Sistem layanan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi bersifat Open Acces atau
terbuka untuk umum dimana siapapun boleh datang ke perpustakaan untuk
membaca dan menjadi anggota perpustakaan dengan memenuhi syarat-syarat
tertentu yang sudah ditetapkan, dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perpustakaan tidak memungut biaya apapun dari setipa administrasi calon anggota
perpustakaan.
Berikut layanan yang disediakan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi:
1. Layanan Ditempat, antara lain:
a. Layanan Sirkulasi
Pelayanan ini diberikan kepada anggota perpustakaan (dibuktikan
dengan kartu anggota Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi). Setiap anggota berhak meminjam 2 (dua) buah buku dalam waktu
1 (satu) minggu, setelah itu dapat diperpanjang kembali. Buku yang
76
dipinjam harus dikembalikan tepat waktu, sesuai dengan tanggal yang
tertera pada Data Due Slip.
b. Layanan Dewasa
Layanan dewasa merupakan layanan yang disediakan bagi pemustaka
yang datang ke perpustakaan untuk melakukan beberapa kegiatan antara
lain:
1) Layanan peminjaman buku;
2) Layanan pengembalian buku;
3) Layanan pembuatan kartu anggota;
4) Layanan perpanjangan kartu anggota;
5) Layanan bebas pustaka;
6) Layanan foto copy;
7) Layanan internet.
c. Layanan Anak-anak
Layanan anak-anak merupakan layanan yang disediakan bagi
pemustaka anak-anak yang datang keperpustakaan untuk melakukan
beberapa bagian antara lain:
1) Layanan peminjaman buku;
2) Layanan pengembalian buku;
77
3) Layanan story telling, menurut Kay Bishop dan Melanie A. Kimball,
“Story Telling is an ancient art, as old as oral communation itself” yaitu
mendongeng/ menceritakan cerita zaman dahulu dengan komunikasi84
4) Layanan referensi/rujukan.
d. Layanan Referensi/Rujukan
Layanan ini memberikan sumber-sumber rujukan berupa:
1) Kamus;
2) Ensiklopedia;
3) Bibliografi;
4) Indeks;
5) Abstrak;
6) Daftar buku;
7) Buku tahunan;
8) Almanac;
9) Buku pegangan;
10) Terbitan pemerintah;
11) Atlas dan peta;
12) Majalah dan surat kabar.
84 Kay Bishop dan Melanie A. Kimball. “Engganging Students in Story Telling” in presented at TheInternational Association Of School Librarianship Conference In Dublin, Ireland,2004. (Dublin:Association Of School Librarianship, 2004). Hlm. 28
78
Layanan ini bersifat tertutup yang artinya pemustaka tidak dapat
meminjam bahan rujukan untuk dibawa pulang. Bahan rujukan hanya
dibaca di ruangan di referensi yang telah disediakan oleh Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
2. Layanan Keluar (Ekstensi), antara lain:
a. Layanan perpustakaan mobil keliling (1x dalam sebulan) dan layanan
perpustakaan motor keliling (8x dalam sebulan)
1) Layanan perpustakaan mobil keliling, yaitu layanan yang dilaksanakan
ke pos-pos layanan perpustakaan keliling dilokasi sebagai berikut:
a) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lavenda;
b) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bougenville;
c) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pinang Merah;
d) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Seroja Aur Duri;
e) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Eka Jaya; dll
2) Layanan Perpustakaan motor keliling, yaitu layanan yang dilaksanakan
ke pesantren dan panti asuhan dalam kota jambi di lokasi sebagai
berikut:
a) Pesantren AL-Hidayah;
b) Panti Rehabilitasi DEPSOS;
c) Pesantren Teratai Jaya;
d) Panti Asuhan Asyiah;
79
e) Pesantren As’ad;
f) Pesantren Saadatudaren;
g) Madrasah Nurul Iman, dll.
b. Layanan Perpustakaan terpadu merupakan layanan perpustakaan yang
dilaksanakan bersama-sama dengan perpustakaan yang sudah
ditempat/pos-pos layanan
c. Layanan rotasi buku merupakan layanan yang dilaksanakan dalam rangka
pengembangan dan kerjasama layanan perpustakaan guna memenuhi
kebutuhan buku-buku yang diminati pemustaka yang berada di
perpustakaan Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi
K. Bidang Deposit, Pengembangan Koleksi Layanan dan Pelestarian Bahan
Perpustakaan DPAD Provinsi Jambi
Bidang deposit, pengembangan koleksi layanan dan pelestarian bahan
perpustakaan mempunyai tugas untuk membantu dinas dalam rangka memimpin
dan merencanakan kegiatan di bidang deposit, pengembangan koleksi layanan dan
pelestarian bahan perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk mendukung pelaksanaan tugas dinas.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka bidang ini menyelenggarakan
fungsi:
1. Pelaksanaan penghimpunan, penyimpanan, dan pelestarian karya cetak dan
karya rekam, penyusunan Bibliografi Daerah (BID) dan Katalog Induk Daerah
80
(KID) serta layanan deposit, pengembangan, pengolahan bahan perpustakaan,
verifikasi, validasi, pemasukan data ke Data Base;
2. Layanan sirkulasi, rujukan, literasi informasi, bimbingan pemustaka, dan
layanan ekstensi (Perpustakaan keliling, pojok baca dan sejenisnya),
pengembangan teknologi, informasi, komunikasi perpustakaan dan penyusunan
literature sekunder, pengelolaan jaringan perpustakaan dan supervise E-
Library, pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan; dan
3. Penyimpanan dan perawatan bahan perpustakaan serta naskah kuno, pelestarian
isi dan nilai informasi bahan perpustakaan melalui alih media, pemeliharaan
serta penyimpanan master informasi digital, dan penelusuran naskah kuno
L. Bidang Pembinaan, Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan
Kegemaran Membaca DPAD Provinsi Jambi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melalui bidang
pembinaan, pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca
selalu melakukan kegiatan pembinaan terhadap sumber daya manusia, pembinaan
semua jenis perpustakaan baik itu perpustakaan umum kabupaten, kota, kecamatan,
kelurahan/desa maupun sekolah, perguruan tinggi, khusus, taman bacaan
masyarakat dan perpustakaan rumah ibadah (perpustakaan masjid, gereja, dll).
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melalui bidang
pembinaan, pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca
mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka memimpin dan merencanakan
kegiatan di bidang pembinaan, pengembangan perpustakaan dan pembudayaan
81
kegemaran membaca sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, bidang ini menyelenggarakan fungsi:
1. Pengembangan berbagai jenis perpustakaanm impelmentasi norma, standar,
prosedur, dan kriteria (NSPK), pendataan kelembagaan perpustakaan,
pengembangan kelembagaan perpustakaan
2. Pendataan tenaga perpustakaan, bimbingan teknis tenaga pengelola
perpustakaan dan pustakawan, pelaksanaan pembinaan keterampilan,
kesejahteraan dan karir tenaga perpustakaan serta penilaian angka kredit
pustakawan
3. Pelaksanaan survey, pengkajian dan pelaksanaan pembudayaan kegemaran
membaca, pemasyarakatan perpustakaan
M. Bidang konservasi arsip DPAD Provinsi Jambi
Arsip merupakan memori bangsa, mengandung bukti sejarah, bahkan dapat
mendidik generasi yang akan datang untuk melihat sejauh mana keberhasilan,
kegagalan, pertumbuhan dan kejayaan suatu bangsa. Arsip sangat dibutuhkan bagi
/terlihat di arsip yang tercipta pada masa itu.
Arsip-arsip Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yang telah
diolah, baik arsip in-aktif maupun arsip statis dari hasil akuisisi dan penelusuran
adalah:
1. Arsip In-aktif
a. Arsip in-aktif = 32.000 berkas
generasi mendatang, sebab apa yang kita lakukan dimasa sekarang akan tergambar
82
b. Arsip usul musnah = 3.500 berkas
2. Arsip Statis
a. Naskah dinas = 500 berkas
b. Statis buku = 1.000 berkas
c. Foto digital printing = 1.000 berkas
d. Foto gambar` = 900 berkas
e. Peta kartografi = 3.625 berkas
f. Peta arsitektur = 2.945 berkas
Bidang konservasi arsip mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka
menyelenggarakan pelayanan, pengolahan, penyimpanan, dan akuisisi atau
penelusuran arsip. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang ini
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan bahan perumusan prosedur dan mekanisme layanan informasi
kearsipan, pelaksanaan administrasi peminjaman dan layanan arsip serta
digitalisasi arsip, pemberian layanan jasa teknis dan fasilitasi informasi lain
yang berkaitan dengan kearsipan, pelaksanaan pengelolaan ruang layanan dan
diorama kearsipan, penyelenggaraan jaringan sistem kearsipan dan teknologi
informasi kearsipan, pelaksaan koordinasi dan konsultasi dengan instansi
terkait
2. Penyelenggaraan pengkajian serta pengolahan arsip in-aktif dan arsip statis,
penyelenggaraan koordinasi, konsultasi dan hubungan kerja dengan pemerintah
83
provinsi, kabupaten/kota dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas,
penyelenggaraan kegiatan pengolahan arsip in-aktif dan arsip statis dari instansi
pemerintah, swasta, organisasi dan/atau peorangan/masyarakat, pelaksaan
pengolahan arsip in-aktif dan arsip statis di lembaga karsipan daerah (LKD),
pemberian konsultasi serta persetujuan dan penyerahan arsip dan
3. Penyelenggaran kegiatan akuisis arsip dari instansi pemerintah, swasta,
organisasi dan/atau perorangan/masyarakat, penyusunan program kegiatan
pelaksanaan, akuisisi arsip, penginventarisiran hasil reproduksi/reprografi
khazanah arsip, pengeditan hasil peliputan/rekaman dalam bentuk jurnal atau
tema tertentu, pengambilan film/poto yang bernilai guna. Pelaksaan penerbitan
naskah sumber daya dan penyusunan sejarah lisan
N. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan DPAD Provinsi Jambi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melalui bidang
pembinaan dan pengembangan kearsipan selalu melakukan kegiatan pembinaan
terhadap sumber daya manusia, pembinaan semua jenis lembaga arsip baik itu arsip
kabupaten/kota, SKPD, maupun kelurahan/desa.
Bidang pembinaan dan pengembangan kearsipan mempunyai tugas
membantu dinas dalam rangka menyusun bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang pembinaan dan oengembangan kearsipan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang ini
menyelenggarakan fungsi:
84
1. Penyusunan bahan pengkajian kebutuhan pendidikan dan pelatihan kearsipan
serta bahan pembinaan dan petunjuk teknis tenaga pengelola arsip dan arsiparis,
pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengembangan sumber daya manusia
serta menyelenggarakan bimbingan teknis, penyuluhan, pelatihan, sosialisasi
dan apresiasi kearsipan, penyiapan bahan-bahan media penyuluhan informasi
kearsipan melalui media massa dan melaksanakan pengelolaan penerbitan
dan statis, jadwal retensi arsip dan pola klasifikasi arsip, pelaksanaan
pembinaan keterampilan, kesejahteraan dan karir tenaga pengelola arsip serta
penilaian angka kredit arsiparis, pelaksanaan hubungan kerjasama dengan
instansi terkait dan/atau masyarakat di bidang kearsipan
2. Pelaksanaan gerakan sadar arsip, perencanaan dan melaksanakan kegiatan
pengembangan kearsipan dan penyelenggaraan transformasi/alih media digital,
penciptaan dan pendataan tenaga arsiparis, serta penilaian angka kredit jabatan
fungsional arsiparis
3. Pelaksanaan kerja sama bidang perawatan dan teknis penyimpanan arsip,
penyelamatan fisik dan informasi khasanah arsip baik karya cetak maupun
karya rekam melalui transformasi/alih media ke bentuk mikro dan reproduksi
foto/naskah dinas, alih media digital dan transmedia ke kaset, CD dan alat
teknologi tanformasi lain85
85Profil Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Jambi Tahun 2018, hlm. 1-35.
85
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Bentuk Pembinaan Karir Pustakawan di Lingkungan DPAD Provinsi Jambi
Jabatan fungsional pustakawan sama derajatnya dengan jabatan fungsional
lainnya seperti dosen, dokter, dll, mereka membutuhkan pembinaan agar bisa
mendapatkan hasil yang baik khususnya dalam bidang karir mereka, hingga karir
yang diharapkan bisa tercapai. Namun bentuk pembinaan dari setiap profesi itu
jelas berbeda dikarenakan sifat, fungsi dan kebutuhan mereka.
Di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi,
pembinaan karir yang dilakukan melalui empat bentuk yaitu:
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan
dan mengembangkan wawasan serta pengetahuan seorang pustakawan dalam
menunjang kegiatan kepustakawanannya sehingga dapat menciptakan
lingkungan kerja yang dinamis serta karir yang cemerlang.
Pendidikan sendiri terbagi kepada tiga Jalur yaitu:
a. Pendidikan Formal
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam
menyelenggarakan pembinaan melalui pendidikan formal dengan memberi
kesempatan kepada pustakawan untuk melanjutkan pendidikan formalnya.
Pembinaan seperti ini ditujukan kepada pustakawan tingkat terampil
1. Pembinaan melalui pendidikan
86
lulusan D2 atau D3 untuk melanjutkan ke jenjang Strata satu (S1) Ilmu
Perpustakaan begitupun seterusnya. Program ini sudah lama berjalan sejak
kurun waktu tahun 1990-an. Namun sejak otonomi daerah pada tahun 2004,
dan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah berpindah tangan ke Pemerintah
daerah program ini berhenti dan tidak dilanjutkan kembali.
Hal ini mengakibatkan banyak pustakawan yang tidak melanjutkan
pendidikan formalnya, sebab terkendala dana hingga surutlah motivasi
mereka. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang pustakawan yang
sempat merasakan program melanjutkan pendidikan formal, yaitu salah satu
pustakawan Madya di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, beliau menuturkan:
“Sejak berlakunya Otonomi Daerah, program melanjutkan pendidikanformal berhenti dan belum pernah dijalankan kembali, Padahal sayamerupakan salah satu pustakawan yang sempat merasakannya, padatahun 90-an saya mengikuti program tersebut dan dibiayai pendidikanS1 perpustakaan saya. Sehingga sayang sekali jika program bagusseperti ini berhenti dan tidak berjalan kembali”86
Senada pula dengan keterangan seorang Pustakawan Muda di
lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, beliau menuturkan:
“Sejak perpustakaan diambil alih oleh pemerintah daerah, programmelanjutkan pendidikan formal ini tidak berjalan lagi, sehinggapustakawan yang tidak memiliki biaya maka tidak dapat melanjutkanpendidikan karirnya, ditambah dengan tidak adanya bantuan. Sayasendiri pun mengalami ketika melanjutkan pendidikan formal sayadari D3 menuju S1 Perpustakaan, saya mengeluarkan biaya sendiriuntuk kuliah S1 Ilmu Perpustakaan,”87
86Wawancara dengan Pustakawan Madya DPAD Provinsi Jambi tanggal 23 Juli 201887Wawancara dengan Pustakawan Muda DPAD Provinsi Jambi tanggal 1 Agustus 2018
87
Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah
mengadakan beasiswa untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
bekerja sebagai pegawai sipil di intansi manapun. Dengan adanya beasiswa
tersebut maka terdapat peluang bagi para pustakawan di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi untuk dapat melanjutkan
pendidikan formalnya. Berikut keterangan dari Kepala Seksi Pembinaan
dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan terkait beasiswa tersebut:
“Setiap tahunnya pemerintah sekarang melalui Dinas Pendidikan,Badan Kepegawaian Negara dan lain-lain, membuka beasiswa untukmelanjutkan pendidikan para Aparatur Sipil Negara. Informasitersebut kami sebarkan kepada para pegawai di Dinas Perpustakaandan Arsip Daerah ini, jika berbentuk surat maka akan kami pajang diMading yang ada di instansi ini. Namun dalam beberapa tahunterakhir jarang ada dibuka beasiswa untuk pendidikan IlmuPerpustakaan, lebih banyak di ilmu-ilmu lainnya seperti kesehatan,pertanian, dan lainnya.”88
Tanggapan dari salah seorang pustakawan muda mengenai beasiswa
tersebut:
“Beasiswa yang diadakan untuk para aparatur sipil Negara tersebutmemang benar ada, dan menurut saya sudah berjalan dengan baikditandai dengan salah satu dari kami pegawai yang di bagian Arsipsedang melanjutkan kuliah dengan beasiswa tersebut. Karnainformasinya sudah jelas, maka kembali kepada pustakawan itusendiri apakah ada niat untuk melanjutkan pendidikan formalnya.Sebab banyak faktor yang menjadi pertimbangan jika inginmelanjutkan, seperti umur, keluarga dan lain-lain”89
88Wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga PerpustakaanDPAD Provinsi Jambi tanggal 29 Agustus 2018
89Wawancara dengan Pustakawan Muda DPAD Provinsi Jambi tanggal 29 Agustus 2018
88
b. Pendidikan Non Formal
Jika pembinaan melalui pendidikan formal tidak dapat berjalan, maka
pendidikan non formal adalah wadah yang tepat untuk melakukan
pembinaan, banyak ragam bentuk pendidikan non formal yang dapat
ditempuh. Menurut keterangan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi, bahwa “
“Setiap tahunnya, Perpustakaan Nasional telah membuat agendauntuk pendidikan, dan setiap tahun pula kita rutin mengutuspustakawan kita untuk mengikuti kegiatan tersebut, denganmencukupi semua persyaratan yang ada dan ketika pulang, akan kitaevaluasi ilmu apa yang di bawanya pulang setelah pendidikantersebut. Agar dapat berbagi ke sesama pustakawan lainnya.”90
Sementara menurut keterangan Kepala Seksi Pembinaan dan
Pengembangan Tenaga Perpustakaan menyebutkan bahwa:
“Setiap tahunnya pustakawan dilingkungan Dinas Perpustakaan danArsip Daerah Provinsi Jambi selalu mengikuti kegiatan seperti diklat,seminar, yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional, merekadikirim mengikuti pelatihan tersebut dengan tujuan agar mampumeningkatkan kualitas dan pengetahuan mereka agar mudah dalammelaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pustakawan.Dengan syarat pustakawan tersebut memenuhi syarat-syarat untukmendaftar kegiatan tersebut”91
Adapun ragam bentuk Pendidikan Non Formal yang diikuti oleh
Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yaitu seperti
90Wawancara dengan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi tanggal 15Agustus 2018
91Wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga PerpustakaanDPAD Provinsi Jambi tanggal 6 Agustus 2018
89
Diklat Management Perpustakaan pada tanggal 14 juli-24 juli 2018 di hotel
fashion Denpasar, Bali yang diikuti oleh Kepala DPAD Provinsi Jambi92.
Kemudian ada Diklat alih jalur pustakawan yang diikuti oleh Dra Sondang
Pardede, dan Siharmi, SE93
Selain itu DPAD Provinsi Jambi juga melakukan kunjungan studi
banding ke perpustakaan yang lebih maju, untuk bertukar pendapat dan
mencontoh perpustakaan yang telah maju tersebut pada bulan Januari 2018 dan
diikuti oleh semua pegawai DPAD Provinsi Jambi94.
Adapun bentuk lain dari pembinaan melalui pendidikan non formal yang
dilakukan di DPAD ProvinsiJambi:
1) Melibatkan pustakawan untuk menjadi tim penilai pada lomba
pemilihan pustakawan teladan yang setiap tahunnya diadakan untuk
dikirim ke tingkat nasional. Kegiatan ini melibatkan semua pustakawan
yang ada di lingkungan provinsi jambi, baik pustakawan perpustakaan
umum , khusus, sekolah, instansi pemerintah, dan perguruan tinggi.
Kegiatan ini sedang berjalan ketika peneliti mengadakan riset.
Dan beberapa pustakawan menjadi timteam penilai seperti, Bapak
Hasudungan Ambarita, Bapak Zaharman. Menurut keterangan Kepala
92Dokumentasi DPAD Provinsi Jambi per Juli 201893Dokumentasi BPAD Provinsi Jambi 201294Dokumentasi DPAD Provinsi Jambi per Januari 2018
90
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi beliau
menuturkan :
“Kegiatan seperti ini rutin kita adakan setiap tahunnya. Kitamemilih pustakawan terbaik mulai dari tiap kabupaten danbertahap. Dan akhirnya nanti semua pemenang akan berkumpuluntuk di kompetisikan kembali di tingkat provinsi. Pada akhirnyapememenang pustakawan teladan akan kita kirimkan ke tingkatnasional untuk mewakili provinsi jambi. Dalam kegiatan ini kitaberdayakan anggaran yang didapat dari Nasional dan setiaptahunnya kita rencanakan, sehingga program ini dapat berjalanrutin”95
Kemudian keterangan dari Kepala Seksi pembinaan dan
pengembangan tenaga perpustakaan bahwa:
“Dengan diadakannya kompetisi pemilihan pustakawan teladan.Kita berharap agar nantinya para calon pustakawan teladantersebut mampu memberikan pengaruh serta motivasi kepada parapustakawan lainnya demi kemajuan pustakawan yang ada diprovinsi jambi ini”96
c. Pendidikan Informal
Jika pendidikan formal dan non formal tidak dapat terlaksana dengan
rutin, maka pendidikan informal adalah pilihan yang terbaik sebagai wadah
untuk melakukan pembinaan yang dapat dilakukan secara rutin setiap
harinya. Pendidikan informal di Dinas Perpustakaan dan Arsip ini biasanya
dimulai dengan para pustakawan yang duduk dan berkumpul dan berbicara
95Wawancara dengan Kepala DPAD Provinsi Jambi tanggal 15 Agustus 201896Wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan
DPAD Provinsi Jambi tanggal 6 Agustus 2018
91
mengenai kepustakawanan. Selain itu, dengan memanfaatkan kecanggihan
teknologi sekarang, pustakawan memanfaatkan aplikasi android bernama
Whatssapp yang berguna untuk mengobrol dengan pustakawan yang jauh
berbeda lokasi.
Selain itu selama penelitian, peneliti memperhatikan kebiasaan para
pustakawan dipagi hari sebelum perpustakaan buka adalah berkumpul,
Berikut hasil wawancara dengan Kepala Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi:
“Di Perpustakaan ini, secara rutin jika tidak ada halangan, sayamengecek ke setiap bagian dan selalu memberikan motivasi, sertaberbicara seputar keilmuan perpustakaan, serta kendala yang merekadapat dalam bekerja. Dengan hal seperti itu maka secara tidaklangsung pengetahuan saya akan bertambah dan dapat mengertibagaimana kondisi, keluh kesah dan masalah yang dihadapi olehperpustakaan. Selain itu, kami juga rutin mengadakan diskusi denganpara pustakawan dan seluruh staff di perpustakaan untukmendiskusikan apa yang kurang, dan apa yang sebaiknya dilakukanuntuk kemajuan perpustakaan”
Dari temuan-temuan diatas, maka dapat dianalisis bahwa pembinaan
melalui pendidikan formal kurang berjalan dengan maksimal, sebab
keterbatasan anggaran dari DPAD, sementara pembinaan melalui
pendidikan non formal, dan informal telah berjalan dengan baik dan mampu
menambah wawasan, pengetahuan, serta pengalaman yang bermanfaat
untuk para pustakawan terutama memperbanyak bekal dalam proses
perjalanan karir profesionalnya.
92
2. Pembinaan melalui pelatihan
Seperti pendidikan, pelatihan juga merupakan faktor yang penting untuk
meningkatkan dan mengembangkan wawasan serta pengetahuan seorang
pustakawan dalam menunjang kegiatan kepustakawanannya sehingga dapat
menciptakan lingkungan kerja yang dinamis serta karir yang cemerlang.
Diharapkan dengan adanya pelatihan tersebut maka pendidikan yang
sebelumnya telah diajarkan mampu diterapkan secara langsung dalam pelatihan
yang diikuti dan pekerjaan sehari-hari sehingga akan terbekas dan tidak
gampang hilang dari ingatan pustakawan.
Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan adalah DPAD mengadakan
bimbingan teknis E-Arsip dan SKID pada 26 September 2018 di aula DPAD
Provinsi Jambi yang dihadiri oleh Kasubdit Wil II Pembinaan Kearsipan ANRI
serta salah seorang Arsiparis ANRI. Dan kegiatan ini diikuti oleh seluruh
Pustakawan DPAD Provinsi Jambi97
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
menuturkan bahwa :
“Perpustakaan nasional juga telah membuat agenda untuk setahun penuhmengenai pelatihan, dan kita secara rutin juga mengirim pustakawanuntuk mengikuti pelatihan tersebut dengan beberapa pertimbanganseperti: apakah perlu mengikuti pelatihan tersebut, adakah pustakawankita yang memenuhi syarat untuk mengikuti pelatihan tersebut, dan lain-lain. Dengan demikian tidak sembarang pustakawan dapat mengikutipelatihan tersebut.”98
97Dokumentasi DPAD Provinsi Jambi per September 201898Wawancara dengan Kepala DPAD Provinsi Jambi tanggal 15 Agustus 2018
93
Sama halnya dengan penuturan dari Kepala Seksi Pembinaan dan
Pengembangan Tenaga Perpustakaan, bahwa:
“Untuk pelatihan pustakawan DPAD, kita biasanya menunggu undangandari Perpustakaan Nasional yang setiap tahun selalu datang, Sementaraitu kami juga melibatkan para pustakawan untuk menjadi pembimbingdalam kegiatan pelatihan bimtek para pustakawan yang ada dilingkungan provinsi jambi”99
Selain pelatihan tersebut, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah provinsi
jambi memberikan kesempatan kepada untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
yang diadakan oleh intansi lainnya seputar pelatihan tersebut berhubungan
dengan dunia kepustakawanan. Dengan catatan pelatihan tersebut tidak
mengganggu kegiatan para pustakawan dan pustakawan tersebut telah
melengkapi persyaratan untuk menjadi peserta di kegiatan tersebut. Akan tetapi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi tidak memberikan
insentif kepada pustakawan yang pergi tersebut dikarenakan keterbatasan
anggaran yang dimiliki oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi.
Dari temuan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan melalui
pelatihan telah berjalan dengan baik walau masih ada kekurangan yang salah
satuya disebabkan kekurangan dana. Namun Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi selalu mengusahakan agar pustakawan mengikuti
pelatihan-pelatihan kepustakawan yang ada, dengan harapan agar pustakawan
99Wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga PerpustakaanDPAD Provinsi Jambi tanggal 6 Agustus 2018
94
tersebut mendapatkan ilmu yang dapat disebarkan kesesama pustakawan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
3. Pembinaan melalui posisi kerja berdasarkan jabatan dan keahlian
Salah satu hal yang mempengaruhi proses dan hasil dari sebuah
pekerjaan adalah keahlian dan skill yang dimiliki. Begitu pula di perpustakaan,
setiap pustakawan memiliki jabatan dan keahlian yang berbeda. Apabila
perpustakaan tidak menempatkan pustakawan tersebut sesuai dengan keahlian
yang dimilikinya maka sangat jelas pekerjaannya akan jadi lambat bahkan bisa
tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu penting bagi sebuah perpustakaan
dan para pejabat strukturalnya untuk mengenal sifat, karakter serta kemampuan
setiap pustakawan. Sehingga ditempatkan sesusai dengan jabatan dan skill yang
dimilikinya.
Berdasarkan penuturan dari salah seorang Pustakawan tingkatMadya
bahwa:
“Kami disini ditempatkan sesuai dengan jabatan fungsional sertakeahlian yang kami miliki. Sehingga dalam bekerja kami telahmemahami tupoksinya sehingga tidak ada kesulitan yang berarti, namunkarna kami kekurangan SDM, sehingga banyak pustakawan ahli yangmasih mengerjakan tugas dari pustakwaan terampil. Oleh karena itu,mengingat usia kami yang sudah tua dan beberapa tahun lagi akanpensiun,kami mengharapkan pemerintah membuka formasi ASN(aparatur sipil Negara) khusunya formasi perpustakaan agar ada peneruskami dan tidak terputus tali pengajarannya”100
100Wawancara dengan pustakawan madya DPAD Provinsi Jambi tanggal 25 Juli 2018
95
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah provinsi jambi memberikan
kesempatan kepada para pustakawan untuk menduduki jabatan struktural di
perpustakaan, dengan catatan jabatan fungsionalnya diberhentikan sementara
(DBS). Akan tetapi tidak semua pustakawan bisa menduduki jabatan struktural
sebab jabatan ini dipilih oleh pemerintah daerah yang saat memegang Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi jambi.
Hal ini sesuai dengan penuturan Kepala Seksi Pembinaan dan
pengembangan tenaga perpustakaan, bahwa:
“Tidak ada larangan bagi pustakawan untuk menduduki jabatanstruktural di perpustakaan ini, akan tetapi tidak semuanya bisamenduduki sebab dipilih dan diangkat oleh pemerintah daerah selain itubagi pustakawan yang menduduki jabatan struktural maka jabatanfungsionalnya akan dicabut sementara hingga ia pension ataumengundurkan diri dari jabatan strukrual dengan catatan mengundurkandiri sebelum 2 tahun masa pensiun jabatan fungsionalnya”101
Tabel 4.1
Pustakawan DPAD yang menduduki jabatan struktural
No Nama Jabatan Struktural Sejak
1 Dra. Sondang Pardede Kepala Seksi Deposit,
Pengembangan Koleksi,
Layanan dan Pelestarian
Bahan Perpustakaan
2017 s/d sekarang
101Wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga PerpustakaanDPAD Provinsi Jambi tanggal 6 Agustus 2018
96
2 Donna Sipahutar, A. Ma Kepala Seksi
Pengembangan Kearsipan
2017 s/d sekarang
3 Badrudin Salam, S. Pd Kepala Seksi
Pengembangan
Pembudayaan Kegemaran
Membaca
2012 s/d sekarang
4 Umiyati, S. Sos Kepala Seksi Pembinaan
dan Pengembangan
Kelembagaan
Perpustakaan
2009 s/d sekarang
5 Tamrin, S. Pd Kepala Seksi Layanan,
Otomasi dan Kerjasama
Perpustakaan
2009 s/d sekarang
Dari temuan diatas, maka dapat dianalisis bahwa pembinaan melalui
posisi kerja berdasarkan jabatan dan keahlian (skill) telah berjalan dengan baik,
para pustakawan telah ditempatkan sesuai dengan jabatan dan skill yang
dimiliki, walaupun ada beberapa pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh
pustakawan penyelia, namun dilakukan oleh pustakawan ahli, dikarenakan
kurangnya sumber daya manusia.
4. Pembinaan melalui Organisasi Profesi
Profesi pustakawan sama halnya seperti profesi lainnya, mempunyai
wadah organisasi yang dilakoni oleh beberpa individu yang berkumpul untuk
bermusyawarah, atau memberikan ruang untuk lebih berkembang maupun
97
belajar menambah wawasan. Bila di profesi dokter mempunyai organisasi yang
bernama IDI (Ikatan dokter Indonesia), profesi guru mempunyai wadah PGRI
(persatuan guru Republik Indonesia), profesi bidan mempunyai IBI (ikatan
bidan Indonesia). Maka pustakawan mempunyai IPI (ikatan pustakawan
Indonesia).
Dengan adanya organisasi profesi IPI ini maka seharusnya pustakawan
dapat bekerja dengan lebih giat dan professional. Sebab pergerakan pustakawan
mempunyai tambahan kekuatan dan perlindungan hukum dalam pekerjaannya.
Dengan adanya organisasi profesi ini juga, para pustakawan mampu
mengembangkan dan mengasah skill yang dimiliki dengan cara diskusi ilmiah
sesama pustakawan, mengikuti Rapat Kerja Nasional, seminar, workshop dan
lain-lain yang diadakan oleh IPI.
Menurut penuturan Kepala Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga
perpustakaan bahwa:
“Para pustakawan memiliki wadah organisasi profesi yang diakui yaituIkatan Pustakawan Indonesia. Seluruh pustakawan di lingkungan DinasPerpustakaan dan Arsip Daerah Alhamdulillah rata-rata sudah termasukanggota bahkan ada yang ambil bagian menjadi kepengurusan di IkatanPustakawan Indonesia yang ada di jambi”102
Senada dengan penuturan salah seorang pustakawan madya di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi:
“Kita semua pustakawan disini, saat menjadi seorang pustakawan makatentunya kita sudah menjadi bagian dari anggota organisasi profesipustakawan yaitu IPI, namun tetap ada beberapa pustakawan yang belum
102Ibid
98
bergabung menjadi anggota IPI. Yang saya rasakan saat ini IPI Jambistagnan atau tidak bergerak, besar kemungkinan karna tidak adanyadana. Sebab para pustakawan-pun tidak mengadakan sumbangan diorganisasi profesi ini ditambah kurangnya perhatian dari pemerintah.Jadi saya harapkan IPI mampu bekerja sama dengan Pemerintah daerahJambi agar profesi pustakawan dan perpustakaan lebih di perhatikan”103
Berikut tanggapan dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi:
“Pustakawan di Provinsi Jambi, mempunyai sebuah wadah persatuanyaitu Ikatan Pustakawan Indonesia cabang jambi, namun dalam 2 tahunterakhir organisasi ini tidak banyak melakukan pergerakan, bisadikatakan diam ditempat, oleh karena itu dalam waktu dekat akan adapenggantian kepala, yang saya harapkan betul-betul mampumenjalankan organisasi ini. Karna organisasi ini berada di luar badanpemerintah, sehingga organisasi ini tidak mendapatkan sokongan dana.Oleh karena itu, agar organisasi ini dapat berjalan dengan baik saya kiraperlu adanya uang kas sumbangan dari para anggota dan calon anggotayang akan bergabung”104
Dari temuan diatas, maka dapat dianalisis bahwa pembinaan melalui
organisasi profesi, kurang berjalan dengan baik dan optimal, dikarenakan
organisasi IPI Jambi tidak berjalan dengan semestinya sebagai wadah
pustakawan, sehingga menyebabkan pustakawan yang tergabung sebagai
anggota tidak dapat mengembangkan kemampuan diri.
B. Faktor – faktor kendala dalam pembinaan karir pustakawan di lingkungan
DPAD Provinsi Jambi
103Wawancara dengan pustakawan madya DPAD Provinsi Jambi tanggal 25 Juli 2018104Wawancara dengan Kepala DPAD Provinsi Jambi tanggal 15 Agustus 2018
99
1. Keterbatasan anggaran dana
Anggaran dana merupakan sebuah hal yang perlu disiapkan dalam
sebuah organisasi atau institusi agar dapat menampung kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan. Di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi,
anggaran yang didapatkan jumlahnya minim, ditambah tidak adanya alokasi
dana khusus untuk pembinaan karir pustakawan. Menurut Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, beliau menuturkan bahwa :
“Perpustakaan kita mendapatkan 2 sumber dana yaitu APBN dan APBD,dua dana itu kita sinkronisasikan dengan kebutuhan perpustakaanprovinsi ini, terutama untuk membina perpustakaan-perpustakaan yangberada di bawah naungan kita. Hal ini tentu mengurangi anggaran yangkita punya untuk membina dan membangun perpustakaan danpustakawan kita, oleh karenanya kita fokus satu per-satu terlebih dahuluuntuk membangun dan membina yang menjadi prospek utama kita”105
Kepala Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan
menuturkan bahwa :
“Kita mengalami kekurangan anggaran dana, sehingga tidak dapatmelakukan pembinaan para pustakawan secara maksimal. Dan hanyabisa menunggu kegiatan yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasionalyang berguna untuk pustakawan kita. Saya harapkan ke depannyaperpustakaan mendapatkan anggaran yang sesuai dengan yang kitabutuhkan guna membantu mewujudkan masyarakat jambi yang pintardan kreatif hingga terwujudlah Jambi tuntas 2021”106
Jika kurangnya anggaran dana selalu menjadi masalah maka
dikhawatirkan akan terjadi kembali peristiwa pada tahun 2013, yaitu beberapa
105Wawancara dengan Kepala DPAD Provinsi Jambi tanggal 15 Agustus 2018106Wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan
DPAD Provinsi Jambi tanggal 6 Agustus 2018
100
pustakawan yang melanjutkan pendidikan tidak mendapat bantuan sama sekali.
Keduanya merupakan pustakawan terampil yang melanjutkan pendidikan
hingga pustakawan ahli, namun keduanya melanjutkan dengan biaya sendiri
tanpa ada bantuan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
maupun pemerintah daaerah Provinsi Jambi.
Tabel 4.2
Pustakawan yang telah mengikuti pendidikan S1 Ilmu Perpustakaan di UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi
NoNama
Pustakawan
Jabatan
Pustakawan
Terampil
Jabatan
Pustakawan
Ahli
Pendidikan TahunSumber
Dana
1 Elisa, S. IP
III/b
Pustakawan
Pelaksana
Lanjutan
III/b
Pustakawan
Pertama
Sarjana Ilmu
Perpustakaan
UIN STS
Jambi
2013 Pribadi
2Sumintarsih,
S. IP
III/b
Pustakawan
Pelaksana
Lanjutan
III/b
Pustakawan
Pertama
Sarjana Ilmu
Perpustakaan
UIN STS
Jambi
2013 Pribadi
101
Maka dapat disimpulkan bahwa anggaran menjadi masalah terbesar
dalam upaya pembinaan karir para pustakawan di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi
2. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah
Pada dasarnya Dinas Perpustakaan merupakan suatu dinas yang sama
dan setara dengan dinas lainnya, seperti dinas kesehatan, dinas peternakan,
dinas pembangunan umum dan pembangunan rakyat (PUPR), dan dinas
lainnya. Akan tetapi perhatian dari pemerintah daerah ke dinas perpustakaan
masih minim. Dengan minimnya perhatian dari pemerintah, bagaimana
perpustakaan bisa maju dan bergerak jika tidak adanya kerjasama untuk
menuntaskan buta aksara, membudayakan minat baca serta mengembangkan
literasi di tengah masyarakat.
Menurut keterangan dari Kepala Seksi pembinaan dan pengembangan
tenaga perpustakaan:
“Dinas perpustakaan ini kurang mendapat perhatian dari pemerintahdaerah, sebab pemerintah berfokus pada infrastruktur, pendidikan dankesehatan. Sehingga perpustakaan tidak selalu mendapat bantuan sesuaidengan yang dibutuhkan. Akhirnya perpustakaan hanya bisamemanfaatkan anggaran dana yang tersedia serta menunggu dariPerpustakaan Nasional guna mengadakan atau mengikuti kegiatankepustakawan. Kedepannya kita berharap pemerintah dapat membantudan bekerja sama dengan perpustakaan untuk mencerdaskan kehidupanbangsa khususnya masyarakat provinsi jambi”107
107Wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga PerpustakaanDPAD Provinsi Jambi tanggal 6 Agustus 2018
102
Maka dapat disimpulkan, bahwa Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi menghadapai 2 faktor kendala dalam pembinaan karir. Yaitu
Keterbatasan anggaran dan minimnya perhatian dari pemerintah terhadap
profesi pustakawan
C. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala pembinaan karir
pustakawan di lingkungan DPAD Provinsi Jambi
Untuk menyikapi dan menghadapi kendala-kendala dalam pembinaan karir
pustakawan, maka Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
menempuh langkah-langkah yang strategis dalam pembinaan karir pustakawan.
Menurut keterangan Kepala Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga
perpustakaan dapat menempuh antara lain:
1. Menjalin Kerja sama dengan Komisi X DPR RI dan DPAD Provinsi Lainnya
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi menjalin kerja
sama dengan Komisi X DPR RI yang mencakup pendidikan, olahraga dan
sejarah. Dengan tujuan agar mendapat perhatian dan bantuan guna
mengembangan perpustakaan, terlebih dengan adanya putra daerah asli jambi
yaitu IR. H.A.R Sutan Adil Hendra, maka Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi mengharapkan melalui kerja sama ini Bapak Sutan adil
hendra mampu mewakili perpustakaan ini guna menyadarkan para pemerintah
daerah agar peduli serta cepat tanggap terhadap perpustakaan. Bila perpustkaan
maju bukan tidak mungkin masyarakat jambi juga akan maju dengan buku-
103
buku penuh ilmu yang disediakan secara lengkap di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi Provinsi Jambi.
Selain itu Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi Provinsi
Jambi juga mengadakan kerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi Provinsi Lainnya seperti Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi Provinsi D.I Yogyakarta, dengan adanya kerjasama ini
maka diharapkan DPAD Provinis Jambi mampu mempelajari dan menerapkan
hal-hal positif dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi D.I
Yogyakarta yang sudah maju khususnya mengenai pembinaan karir para
pustakawannya
2. Memanfaatkan anggaran yang ada secara optimal
Dengan keterbatasan anggaran yang tersedia, maka DPAD Provinsi
Jambi harus mampu memanfaatkan anggaran secara optimal guna kemajuan
perpustakaan. Sebab jika terjadi ketidakseimbangan dalam pemakaian dana
maka akan berdampak pada tidak bergeraknya program perpustakaan.
DPAD Provinsi Jambi, berdasarkan hasil observasi peneliti, dalam
beberapa tahun terakhir tampak hasil nyata pengalokasian dana guna kemajuan
perpustakaan seperti giat melakukan renovasi interior perpustakaan yang
peneliti rasa akan meningkatkan kenyamanan para pemustaka, kemudia pada
pertengahan tahun 2017 mengadakan Talk show dan dialog dengan
mengundang duta baca indonesai Najwa Shihab, di tahun yang sama pula
mengadakan lomba bercerita tingkat SD/MI, kemudian pada tahun 2018 ini
104
banyak mengadakan seminar, salah satunya seminar Literasi Parenting,
kemudian lomba membaca sekaligus pemilihan Pustakawan Teladan yang
diikuti oleh seluruh Pustkawan Provinsi Jambi dan yang paling update DPAD
Provinsi Jambi mengadakan lomba pemilihan Duta Baca Provinsi Jambi 2018
yang akan mewakili Provinsi Jambi dalam acara Gemilang Perpustakaan
Nasional RI.
Hal ini senada dengan penuturan dari Kepala DPAD Provinsi Jambi
bahwa:
“Sebagai pimpinan saya bekerja sama dengan semua pejabat DPADuntuk menyiapkan strategi guna memanfaatkan anggaran tersebutseoptimal mungkin untuk kemajuan perpustakaan ini. Oleh karenanyalangkah yang saya ambil untuk pemanfaatan anggaran ini dilakukanbertahap. Pada awal kepimpinan saya disini anggaran yang ada sayafokuskan secara bertahap untuk membangun perpustakaan yang idealdan nyaman serta ramai dikunjungi. Dimulai dari penataan kembaliinterior perpustakaa yang telah bergaya kekinian, penambahan ruangdiskusi yang bisa di gunakan oleh pihak siapa saja. Selanjutnya kitaakan fokus pada pembinaan dan pengembangan koleksi yang ada. Inshaallah dalam waktu dekat kita akan kedatangan buku-buku koleksiterbaru yang telah di pesan. Untuk saat ini kita fokuskan pada buku-buku ilmu kodokteran yang sangat sedikit sekali koleksinya yang kitapunya. Dan kedepannya kita sedang mempelajari untuk membuatsebuah aplikasi online E-Jambi, yang isinya adalah koleksi berbentukdigital dan bisa dipinjam beberapa hari melalui smartphone sehinggapemustaka tidak perlu bersusah payah untuk datang ke perpustakaan”108
Maka dapat disimpulkan, upaya yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam menanggulangi kendala dalam pembinaan
108Wawancara dengan Kepala DPAD Provinsi Jambi tanggal 15 Agustus 2018
105
karir pustakawan yaitu dengan cara menjalin kerja sama dengan Komisi X DPR RI
dengan harapan mereka mendengar keluh kesah serta permasalahan yang ada
sehingga bisa membantu, kemudian bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan di
provinsi lainnya, agar mampu mencontoh hal-hal positif dari dinas tersebut,
kemudia Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi akan memanfaatkan
dan mengelola dana yang tersedia sebaik mungkin agar mencukupi guna
pembinaan pustakawan serta khusunya untuk kemajuan Perpustakaan.
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan antara lain:
1. Bentuk pembinaan karir pustakawan yang dilakukan di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi dilakukan melalui: 1. pembinaan melalui
pendidikan, 2. pembinaan melalui pelatihan, 3. pembinaan melalui posisi kerja
berdasarkan jabatan keahlian, dan 4. pembinaan melalui organisasi profesi.
Secara umum semua pendekatan ini telah berjalan baik, namun tampak
kekurangan yang sangat jelas pada pembinaan melalui pendidikan formal dan
pembinaan melalui organisasi profesi. Kedua pembinaan tersebut tidak dapat
berjalan secara optimal.
2. Kendala-kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi dalam pembinaan karir pustakawannya adalah: Keterbatasan anggaran
dana dan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah
3. Upaya-upaya yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi untuk mengatasi kendala dalam pembinaan karir pustakawan adalah:
Menjalin kerjsama dengan Komisi X DPR RI dan DPAD Provinsi lainnya, dan
memanfaatkan anggaran yang ada secara optimal
107
B. Saran
1. Perlu adanya alokasi dana khusus pembinaan karir pustakawan yang
dianggarkan setiap tahunnya oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi. Alokasi tersebut akan berguna untuk setiap pembinaa yang
sedang dan akan dilakukan. Selain itu, alokasi ini berguna untuk persiapan
pembinaan para pustakawan baru yang akan berdatangan terutama pustakawan
yang bukan lulusan S1 Perpustakaan
2. Perlu adanya regulasi tertulis mengenai pembinaan karir untuk pustakawan.
Sehingga pustawan mengetahui apa saja hak mereka, yang bisa mereka
dapatkan dalam proses karir profesionalnya
3. Perlu adanya kerjasama saling menguntungkan antara Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi dengan pihak-pihak tertentu yang mampu untuk
menjadi sponsor dan membantu dana dalam setiap kegiatan yang akan
dilakukan. Sehingga perpustakaan mendapatkan dana yang bisa dialokasikan
guna pembinaan karir pustakawan
108
DAFTAR PUSTAKA
Dimas Agung Trisliatanto, Analisis Faktor-faktor Pengembangan Karir Pustakawan.