Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Kiam Coat To Karya : Khu Lung Ebook oleh : Dewi KZ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://dewikz.byethost22.com/ http://ebook-dewikz.com/
http://cerita-silat.co.cc/
HARI BARU TERANG, matahari yang baru terbit itu menyinari puncak
"Hwe Ing" yang sangat curam dan diliputi oleh kabut. Seorang anak
laki-laki yang berusia 8-9 tahun tampak mendekati puncak tersebut,
sepasang tangannya yang bulat memandang terpesona pada kuil kuno
yang terdapat di atas puncak gunung itu, ia menghela napas lega.
Pada paras
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mukanya tampak rasa terkejut dan gembira. Setelah berhenti
sejenak, ia mulai mendaki tebing itu kembali. Kuil kuno itu tampak
berdiri tegak di bawah sinar matahari sunyi senyap tak terdengar
suara sedikitpunjua, se-akan2 tak terdapat seorangpun di dalam kuil
itu, ia berhenti sejenak sambil memejamkan matanya, Kemudian
menaiki tangga batu dan masuk ke dalam ruangan Kuil dengan
perlahan- lahan. Ditengah-tengah ruangan kuil yang besar itu
duduklah seorang tua yang rambutnya sudah putih semuanya dengan
muka menghadap pada pintu masuk kuil. Ketika melihat anak laki-laki
itu memasuki ruangan kuil, ia memandang dengan sinar mata yang
dingin, paras mukanya tak mengunjukkan perasaan sedikitpun jua.
Anak laki-laki itu mengangkat kepalanya and dengan mata penuh air
mata dipandangnya orang itu, kemudian berlututlah ia dengan
perlahan-lahan. orang tua itu memandangnya dengan dingin sambil
berkata: "Apakah engkau datang untuk belajar ilmu silat?" Tiap-tiap
kata yang diucapkannya itu sangat jelas dan suaranya menggema di
dalam ruangan kuil itu sehingga suasana di tempat itu diliputi oleh
napsu pembunuhanAnak laki-1aki itu menundukkan kepalanya dengar
tidak mengeluarkan sepatah katapun juga, dengan diam-diam ia telah
mengakuinya. orang tua itu tertawa dengan suara yang tak wajar, dia
berkata. "Apakah kedua orang tuamu telah dibunuh orang dan engkau
akan belajar ilmu silat untuk menuntut balas?" setelah berkata ia
mendengus. Anak laki-laki itu mengangkat kepalanya dan dengan
bercucuran air mata, berkatalah ia. "Boanpwe Boen ching mohon
sudilah locianpwe melepas budi untuk menerima boanpwe sebagai
murid." orang tua itu memandang anak laki-laki yang bernama Boen
ching, mukanya yang halus mungil itu telah penuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan air mata, kemudian mendengus dengan dingin dan berkata.
"Apakah engkau tidak mengetahui sifat-sifatku? Kalau engkau tidak
segera pergi, akan kubunuh di bawah telapak tanganku.." Anak laki2
itu tertawa sedih dan berkata: "Boanpwe sudah tahu semuanya. Tetapi
kalau loelanpwe tak mau menerima boanpwe sebagai murid boanpwe juga
akan mengalami kematian, lebih baik mati di bawah telapak loelanpwe
masih lebih berharga", ia berkata dengan mantap dan airmata
membasahi pipinya. orang tua itu mendengus dan berkata: "Mengapa
engkau hanya mempunyai jalan kematian? Siapa yang membunuh kedua
orang tuamu?" Boen ching mengangkat kepalanya dan berkata. "Pat
Huang Sin Mo". orang tua itu tersenyum mengejek, di matanya Pat
Huang Sin Mo bukan merupakan apa-apa, tetapi pada waktu itu yang
dapat mengalahkan Pat Huang Sin Mo cie Uh Chan ada berapa orang?
Kiranya hanya dia seorang. Berpikir sampai di sini tanpa terasa
terlintaslah di wajahnya senyum penuh kebanggaan- Dia memandang
Boen ching sejenak dan berkata dalam hatinya. "Meskipun anak ini
sangat menyenangkan tetapi aku telah membuat peraturan yang tak
dapat ku langgar sendiri, aku harus membunuh mati dia". Boen ching
memandang orang tua itu dalam hati kecilnya ia sudah dapat menerka
apa yang akan dikerjakan oleh orang tua itu. ia mengangkat badannya
pelahan-lahan dan berdiri mematung di sana dengan tidak merasa
gentar sedikitpunorang tua itu mengerutkan alisnya, anak di depan
matanya itu ternyata dapat menebak apa yang dipikirkan olehnya. Hal
ini membuat sangat terkejut. Dalam hatinya timbul rasa iri, maksud
untuk membunuh Boen ching menjadi lebih teguh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu hendak mengangkat tangannya tiba2 telinganya menangkap
suara lain yang menarik perhatiannya. Hal ini membuatnya mau tak
mau harus melepaskan segala gerak gerik Boen ching dan memandang
pada pintu kuil. Terdengar suara yang sangat perlahan dan dalam
ruangan kuil itu telah bertambah dengan tujuh orang sastrawan yang
masing2 menyoren sebilah pedang pada pundaknya. Boen ching sangat
terkejut, dia segera mengerti apa yang akan dikerjakan oleh tujuh
orang itu dan dengan perlahanlahan ia mengundurkan diri ke ujung
kuil itu. Ke tujuh orang itu memandang sejenak ke seluruh kuil.
Boen ching tak dipandang sebelah matapun oleh mereka. Tetapi demi
melihat didalam kuil itu selain si orang tua dan Boen ching tidak
terdapat orang lain lagi, pada muka ke tujuh orang itu tampak rasa
terkejut: orang tua itu tertawa dingin, matanya memandang ke tujuh
orang itu dan berkata. :Thian San ciet Kiam hari ini datang kemari
apakah ingin membereskan aku si orang tua?" selesai berkata ia
senyum mengejek. Ke tujuh orang yang dijuluki Thian San ciet Kiam
itu memiliki ilmu silat yang tinggi. Kali ini mereka bertujuh
diundang oleh tujuh partai besar untuk menghadapi orang yang
memiliki ilmu silat tertinggi pada waktu itu yakni Thian Jan shu.
Mereka sengaja datang terlambat tetapi masih tetap tak tampak tujuh
partai besar hadir di situ. Mereka merasa tertipu, tetapi ketika
mendengar Thian Jan Shu begitu memandang rendah mereka menjadi
gusar. Ketua dari Thian San chiet Kiam mendengus dan berkata.
"Thian Jan Shu, engkau tidak jelas dari golongan murni atau dari
golongan sesat, orang2 dunia kangouw sudah lama berniat untuk
menyingkirkanmu". Thian Jan Shu tertawa terbahak-bahak, sejenak
kemudian dia berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"orang-orang dunia kangouw mempunyai niat buruk menyingkirkan
aku? Kalau begini kamu tujuh orang tertipu dan datang kemari untuk
menahan pos yang pertama". Sebelum Thian San chiet Kiam sempat
menjawab, Thian Jan Shu tertawa lagi dan berkata: "Katanya Thian
San Pay telah dapat menandingi partai besar sejak munculnya kamu
bertujuh, Hari ini aku ingin melihat sampai dimanakah kepandaian
kalian". Dalam hati tujuh orang itu sebenarnya merasa jeri terhadap
Thian Jan Shu yang telah menggetarkan sungai telaga, tetapi demi
mendengar Thian Jan Shu menyinggung nama Thian San pay yang dapat
menandingi 7 partai besar semangat mereka menjadi berkobar dan
mereka membatin- "Kamu 7 partai besar sebenarnya iri terhadap Thian
San pay kami. ini hari kami bertujuh akan membereskan Thian Jan
Shu, akan kami lihat kamu dapat berbuat apa" Berpikir sampai di
sini semangat mereka menjadi terbangun dan berkata: "Thian Jan Sun
kami dengar kau merupakan seorang yang terkuat dalam puluhan
tahun-ini hari kami bertujuh saudara ingin mendapatkan pengajaran
darimu," sehabis berkata begitu mereka meloloskan pedangnya
masing-masing hingga ruangan kuil itu dipenuhi dengan sinar pedang
yang gemerlapanThian Jan Sun menatap ke langit dan tertawa
terbahakbahak sehingga menggetarkan seluruh ruangan kemudian
berkatalah ia dengan keras. "Telah lama aku tak bergerak, sungguh
tak kusangka kamu bertujuh mempunyai semangat yang menyala-nyala".
sehabis berkata demikian ia bangun berdiri dengan perlahan. Thian
San chit Kiam yang berhadapan dengan tokoh tinggi tersebut tidak
berani memandang ringan- Kaki mereka segera bergerak mengurung
Thian Jan Shu ditengah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Jan Shu memandang ketujuh orang itu dan pada wajahnya
tersungging senyuman mengejek. Begitu badannya bergerak dalam
sekejap mata telah melancarkan tujuh kali pukulan- Ketujuh orang
itu menangkis dengan pedangnya, tetapi segera mereka terhuyung
mundur setindak, mereka menjadi terkejut, ketika melihat Thian Jan
Shu berdiri di sana seolah-olah tak terjadi suatu apapun, dan
berkata dalam hatinya. Thian Jan shu benar-benar bukan nama kosong,
pada saat ini kiranya tiada orang kedua yang dapat mengundurkan
kami bertujuh dengan mudah", Ketua dari Thian San chiet Kiam lalu
mengangkat pedangnya dan ketujuh orang itu segera bergerak dengan
cepat mengerahkan ilmu pedang Thian San pay yang paling lihay yaitu
Tui Yun Toan Jiet cap Sah Sih" atau tiga belas jurus ilmu pedang
mengejar mega memotong matahari untuk menyerang Thian Jan Shu.
Thian Jan Shu tertawa dingin, kakinya segera bergerak dan dengan
sepasang kepalannya ia melawan tujuh batang pedang. Pada saat itu,
kuil yang tadinya sunyi senyap segera diliputi oleh suara angin
pukulan yang kencang dan sinar pedang yang menyilaukan mata. Boen
ching yang berdiri di pinggir memandang mereka yang sedang
bertempur dengan terpesona. Thian Jan Shu disamping menggunakan
pukulannya untuk mendesak serangan tujuh batang pedang itu
diam-diam berpikir. Dengan ilmu pedang mereka yang demikian lihay.
tidak heran kalau Thian San Pay dapat meliputi tujuh partai besar.
Berpikir sampai di sini, di mulutnya terlihat lagi senyuman
mengejek Tujuh batang pedang bersama-sama mengerubuti Thian Jan
Shu, tetapi belum sampai jurus pedang digunakan seluruhnya,
jalannya telah tertutup, Melihat hal ini ke tujuh orang itu menjadi
terkejut, karena sejak turun gunung belum pernah mereka mengalami
hal yang demikian- Thian Jan shu memandang ke tujuh orang itu dan
melancarkan pukulan ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
arah mereka dengan tiba-tiba, tetapi ternyata pukulan Thian Jan
Shu itu hanya pukulan kosong belaka. Ke tujuh orang itu segera
mengambil tempat di sudut utara. Thian Jan Shu mengerutkan alisnya
dan dia paham kalau ke tujuh orang itu segera akan mengerahkan
seluruh jurus dari "Tui Yun Toan Jiet cap Sah Sih". Pedang bergerak
secepat kilat dan menyerang dengan ganasnya, tetapi tetap tak dapat
mengenai Thian Jan Shu seujung rambutpun. Thian Jan Shu tersenyum
dan mendorongkan kedua tangannya ke depan, Thian San chiet Kiam
segera menangkis dengan pedangnya, tetapi tiba-tiba pukulan Thian
Jan Shu berubah arah sehingga badan Thian San chiet Kiam menjadi
miring, letak kakinya berubah arah dan saling bertubrukan. Sungguh
tidak terkira satu pukulan dari Thian Jan Shu ternyata dapat
membuat diri ke tujuh orang itu salah menginjak tempat dan
bertubrukan. Se jurus kemudian barisan pedang menjadi kacau balau
dan membuat Thian San chiet kiam dalam sekejap saja berada di bawah
anginKetika Thian Jan Shu akan memukul mati ke tujuh orang itu,
terlintaslah suara pikiran dalam otaknya. Telah banyak tahun ia
tidak menggerakan otot-ototnya. Meskipun tujuh orang itu tidak
dipandangnya sebelah mata, tetapi dalam dunia kangouw juga dapat
dihitung sebagai tokoh yang tinggi ilmunya. Mereka bertujuh dapat
juga membuat dia melemaskan otot-otot yang telah kaku. Berpikir
sampai di sini dia lalu berdiri diam tidak melanjutkan pukulannya.
Thian San chiet Kiam mengira mereka pasti mati tetapi ternyata
Thian Jan Shu tidak melanjutkan pukulannya. Dalam hati mereka
timbul rasa heran, apakah iblis ini tiba-tiba mempunyai rasa belas
kasihan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketua dari Thian San chiet Kiam mengangkat pedangnya, tujuh
orang maju selangkah ke depan dan mengeluarkan jurus Thian San Kiam
atau tujuh pedang hawa sakti. Begitu dikerahkan jurus pedang yang
tadinya cepat dan ganas segera berubah menjadi sangat lembut. ini
adalah ilmu pedang yang sangat lihay yang disertai dengan lwekang.
Thian Jan Shu tertawa keras dan berkata. "Yang ini mungkin masih
berarti" Tenaganya segera di kerahkan sehingga tiap pukulannya
mengeluarkan angin yang kencang. Makin lama Thian San chiet Kiam
makin gugup, Kalau pada pertempuran yang tadi Thian Jan Shu
kebanyakan menjaga diri daripada menyerang maka kali ini ia
membalas dengan serangannya sehingga tujuh orang itu tak dapat
bertahan lagi. Makin lama bertempur Thian Jan Shu menjadi makin
bersemangat. Tampak badannya berkelebat disertai dengan tertawanya.
Meskipun Than San chiet Kiam memiliki ilmu pedang yang tinggi,
tetapi dalam mata Thian Jan Shu, orang aneh dalam dunia kangouw
selama puluhan tahun ini, bukanlah merupakan apa-apa. Sekejap
kemudian Thian Jan Shu telah menotok jalan darah ke tujuh orang itu
dan bersama suara tertawanya ia telah kembali ke tempatnya semula.
Menurut suara hatinya, segera ia akan membunuh tujuh orang itu
tetapi pikirannya segera berubah. Tujuh orang bersama-sama menjagoi
Tionggoan, mungkin masih ada ilmu-ilmu lain yang belum sempat
dikeluarkan- Aku akan lihat Thian san chiet Kiam masih mempunyai
ilmu-ilmu yang lain atau tidak. Di bawah pandangan mataku ilmu
silat di dunia persilatan sudah tidak ada artinya. Berpikir sampai
di sini, Thian Jan Shu memandang tujuh orang itu dan tersenyum.
Badannya segera berkelebat membebaskan totokan Thian San chiet
Kiam. Thian San chiet Kiam tidak mengira kalau ilmu silat Thian Jan
Shu sedemikian tingginya, ternyata melebihi dari apa yang telah
mereka dengar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Jan Shu yang melihat tujuh orang itu memandangnya dengan
sinar mata terkejut, tertawa dengan senang. Dalam hati berpikir:
Tujuh orang ini sudah kukalahkan- Di tinggal juga tak ada gunanya.
Lebih baik kubunuh saja. Siapa tahu, belum sampai tertawanya
berhenti, dibelakang desiran angin yang menyerang ke badannya.
Dalam hati Thian Jan Shu berkata: "Segala macam senjata rahasia
akan menyerang aku? Kalau tidak kutunjukkan ilmu simpananku,
mungkin kamu matipun tidak meram". Dia masih menghadap ke langit
sambil tertawa tidak hentihentinya. Tiga desiran angin yang
menyerangnya telah menyentuh belakang bajunya dan mengancam tiga
jalan darah penting dipunggungnya yaitu, "Tjle Tong To", "Beng Bun
To" dan "Ling Tay To". Dia segera berhenti tertawa dan mengerahkan
tenaga Khie-kangnya untuk mementalkan senjata rahasia yang
menyerangnya. Mendadak muka Thian Jan Shu berubah dan menunjukkan
rasa ngeri dan jeri. Senjata rahasia itu ternyata dapat menembus
hawa Khi-kang yang melindungi badannya. Dia tak mengira kalau bisa
terjadi peristiwa demikian mendadak. Ternyata tenaga Khi-kang yang
melindunginya menjadi tak berguna. Badannya menggigil karena tiga
jalan darah penting punggungnya telah terkena senjata rahasia.
Mukanya menjadi pucat, lalu ia membalikkan tangannya untuk mencabut
satu senjata rahasia tersebut, senjata rahasia itu memancarkan
sinar yang gemerlapan, panjangnya lima inci. Ternyata itu adalah
pusaka "Thian Liong Suo" yang telah lama lenyap dari dunia kangouw.
Sungguh tak dinyana dapat muncul ditangan Thian San chie Kiam dan
karena terlalu memandang ringan lawannya sehingga dirinya menjadi
korbanThian San chiet Kiam juga terkejut, sungguh tak mereka
sangka-sangka setelah terkena senjata rahasia "Thian Liong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suo" pada tiga jalan darah yang terpenting. Thian Jan Shu masih
berdiri teguh. Mereka tak berani banyak berpikir, segera mengangkat
pedang dan maju menyerang. Thian Jan Shu yang mengalami luka parah
ketika melihat tujuh orang itu menyerang lagi, menjadi gusar
sekali. Badannya meleset ke angkasa "Tan Ciang Hoat" atau ilmu
pukulan Thian Jan- Terdengar suara jeritan ngeri, tubuh Thian San
ciet Kiam terpental keluar kuil dan binasa disaat itu juga. Thian
Jan Shu yang sekali pukul telah membinasakan ke tujuh orang itu,
pada mulutnya tersungging senyuman, dalam hati dia berpikir: "
Kiranya ilmu silat sekarang ini hanya sampai di situ saja, aku satu
kali pukulan ternyata dapat membunuh tujuh orang". Tetapi sewaktu
berpikir itu, punggungnya terasa sangat nyeri, suatu perasaan yang
sukar dilukiskan terlintas di wajahnya dan dalam hati ia berpikir
pula. "Apakah kiranya aku Thian Jan Shu harus mati secara demikian
.... tanpa suara dan tanpa apa2 ? . . . dan semua ilmu silat yang
kumiliki . . . harus turut aku masuk ke liang kubur begitu saja . .
." Matanya menyapu ke seluruh ruangan kuil, Boen ching yang berdiri
di sudut kuil itu masih tegak berdiri mematung dengan diliputi rasa
terkejut oleh peristiwa yang baru saja berlalu. Ternyata Thian Jan
Su tidak melihat padanya, matanya memandang lurus pada hiolo kuno
yang terdapat di sebelah kiri kuil, . . . tujuh buah hiolo kuno . .
. mulutnya tersungging senyuman . . . sebelum mati dia akan
meninggalkan seluruh ilmu yang dimilikinya, agar generasi yang akan
datang mengetahui bahwa di dunia tak ada seorangpun yang dapat
menandingi ilmu Thian Jan Shu sepersepuluhnyapunBerpikir sampai di
sini, punggungnya terasa sangat sakit dan bertambah nyeri, dia
mengerutkan dahinya menahan sakit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching tertegun di pinggir, lama baru ia menghela napas, dia
memandang pada Thian Jan Shu. Tampak pada punggungnya tertancap dua
buah senjata rahasia dari emas, disamping itu masih ada sebuah luka
lagi yang darahnya masih mengalir terus. Tetapi Thian Jan Shu
terhadap semua ini seolah2 tidak menggubris, matanya memandang
terpesona pada tujuh buah hiolo kuno yang terdapat di pinggir kuil
itu. Sesaat kemudian Thian Jan Shu melayangkan tubuhnya bagaikan
angin, dan melewati pinggir ke tujuh buah hiolo kuno itu, kemudian
kembali ke tempat semula dan duduk bersila. Ke tujuh hiolo kuno itu
mengeluarkan tujuh buah suara yang tak sama satu sama lain dan
menggema ke seluruh tebing tersebut. Pada hiolo kuno itu tertera
tujuh buah telapak tangan yang tidak sama dalamnya, tiap2 hiolo
tertera sebuah telapak tanganThian Jan Shu yang telah kembali ke
tempat semula, matanya memandang terpesona pada ketujuh buah
telapak tangan itu, mulutnya tersungging senyuman penuh kebanggaan
mukanya menjadi lebih pucat. Dalam hati ia berkata. Pada saat ini
siapakah yang memiliki ilmu yang demikian tinggi Yang memiliki
kecerdasan seperti aku? Siapakah yang dapat memahami ilmu silat
yang tertera dalam tujuh buah telapak tangan itu? Siapa... siapa
yang dapat memahami dan mengetahui rahasia tujuh buah hiolo kuno
tersebut, itulah yang dapat menjagoi dunia ini tanpa
tandinganBerpikir sampai di sini, tersenyumlah ia dan berpikir
lagi. "Aku kira tak dapat melampauinya. " Mendadak ia teringat pada
Boen ching, anak kecil itu yang dapat menebak sebelumnya apa yang
akan dilakukan olehnya, pandangan matanya beralih dan jatuh pada
badan Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika Boen ching nampak Thian Jan Shu begitu memandangnya,
perlahan-lahan ia menggeserkan kakinya dan jalan menuju kehadapan
Thian Jan Shu. Dalam hati Thian Jan Shu diam2 terkejut, pikirnya.
"Apakah kiranya anak kecil yang bernama Boen ching ini telah dapat
menebak kehendakku?" Dalam hatinya segera timbul rasa geram
terhadap anak itu. setelah Boen ching sampai dihadapan Thian Jan
Shu kemudian berlututlah dia. Mata Thian Jan Shu memancarkan sinar
dalam hati dia mendusin. " Kecerdasan anak ini tidak di bawahku,
dan aku akan segera meninggalkan dunia yang fana ini, apa lagi ia
masih anak-anak apakah sungguh di dunia ini ada orang yang
kecerdasannya melebihi diriku? Berpikir sampai di sini dalam
hatinya timbul rasa tidak puas. Dia memandang pada Boen ching,
mulutnya tersungging senyuman, dia berkata: "Apakah engkau ingin
belajar ilmu silat?" Boen ching angkat kepalanya memandang Thian
Jan Shu kemudian tunduk kembali. Thian Jan Shu memandang Boen
ching, dia dapat menebak apa yang dipikirkan oleh Boen ching,
pikirnya. Anak ini ternyata juga mempunyai rasa belas kasih. Begitu
menyebut soal ilmu silat ia teringat pada Thian san ciet Kiam lalu
berkata "Anak, engkau bisa bertemu dengan aku dan tidak dihukum
mati, ini merupakan pengecualian dalam sepuluh tahun ini, sekarang
Lohu tidak saja tidak akan memberi hukuman padamu, malah aku
hadiahkan ketujuh hiolo kuno itu, dapat kau selidiki secara
perlahan-lahan-" Boen ching berlutut sambil berkata: "Terima kasih
atas pemberian locianpwe"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Jan shu termenung sejenak dan berkata. "Pada hiolo kuno
itu tertera ilmu silat yang tinggi, jika engkau dapat
mempelajarinya tidak saja dapat menuntut balas, malah dapat menjadi
jago nomor wahid di Bu Lim" Selesai bicara ia angkat tangannya dan
menekankan tangannya ke atas ubun2 Boen ching, Boen ching merasa
seluruh badannya bergetar dan segera suatu arus panas mengalir
seluruh tubuhnya. Boen ching merasa bahwa arus panas itu
menyebabkan seluruh badannya menjadi segar dan nyaman yang belum
pernah dialami olehnya, pada mukanya timbul rasa terima kasih dan
ia berkata. " Locianpwe, boanpwe setelah meyakinkan ilmu silat itu,
tentu akan menuntut balas bagi Locianpwe." Habis berkata ia lihat
jidat Thian Jan Shu penuh keringat dingin, dan napaspun telah
berhenti. Ternyata orang aneh yang disegani oleh orangorang Bu Lim
selama puluhan tahun dia telah meninggalkan dunia yang fana dan
hanya meninggalkan tujuh buah hiolo kuno. Boen ching perlahan-lahan
berdiri, ketika ia akan melangkah menuju ke tujuh buah hiolo kuno
itu, dalam kuil nampak berkelebat tujuh buah bayangan. Boan ching
menjadi terkejut, kemudian ia memandangnya, tampak tujuh orang itu
terdiri dari dua orang Tosu, tiga orang berpakaian biasa seorang
Hweslo dan seorang Nikou. Ternyata mereka adalah para ciangbunjin
dari tujuh partai besar persilatan, Tujuh orang itu segera duduk
bersila, bagaikan tak melihat Boen elang. Orang yang paling kanan,
seorang Hweslo yang telah putih kumis dan alisnya menghela napas
dan berkata. "Kita tujuh orang ternyata datang terlambat, sehingga
Thian san chit kiam mati ditangan Thian Jan shu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang yang membuka suara tadi adalah ciangbunjin dari Siauw lim
pay, Hay Goattaysu, baru saja ia selesai bicara, yang duduk paling
pojok kiri ciangbunjin dari Khong tong pay. Bu Kie cie dengan
dingin berkata. "Benar, kita tujuh orang berjanji dengan mereka,
tapi telah tiba terlambat satu jam." Hay Goat terkejut dan berkata.
"Apa? kita telah mengajak mereka datang lebih pagi satu jam?" Bu
Kie cie menjawab. "Benar" Dia melihat mayat Thian Jan shu sejenak.
sungguh tak terkira olehnya kalau Thian Jan shu ternyata dapat
gugur bersama-sama dengan Thian san chiet kiam, sebenarnya ia hanya
mengharap Thian Jan shu terluka parah, kemudian tujuh orang
bersama-sama turun tangan membunuhnya, bukankah hal itu suatu
pahala yang besar? Tetapi sungguh tak terkira olehnya, pusaka yang
telah lama lenyap dari bulim yaitu senjata rahasia "Thian Liong
Suo" ternyata berada dalam tangan Thian san chiet Kiam. Hay Goat
Taysu merasa urusan ini sedikit tidak beres, matanya menyapu pada
lima orang ciangbunjin lainnya, wajah lima orang itu sedikitpun
tidak menampakkan perubahan, ia menjadi tertegun, kiranya Adalah
demikian pikirnya. ciangbunjin dari Go biepay, Gong Yun Suthay
perlahanlahan berkata. "Kini Thian Jan shu telah binasa, tetapi ia
malah meninggalkan ilmu silatnya pada tujuh buah hiolo Kuno itu"
Sambil berkata ia melayangkan pandangannya kepada enam orang
lainnya. tampak Hay Gwat Taysu yang sedang tunduk berpikir keras,
lima orang lainnya ternyata tak lepaslepasnya memandang tujuh hiolo
kuno itu. Begitu ia berteriak tujuh orang yang hadir di situ jadi
terperanjat. Ketua Khong tong pay Bu Kie chie yang duduk paling
dekat dengan Boen- ching badannya segera bergerak sekali tangkap ia
membawa Boen ching ke sampingnya, dengan tenang Boen ching
menangkapnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu Ke chie dalam hatinya terperanjat, dia tertawa dingin,
terhadap enam orang lainnya dia berkata, "Urusan ini hanya kita
orang yang boleh tahu." sambil berkata ia menyapu enam orang yang
lainTujuh orang itu merupakan ciangbunjin dari suatu partai besar
di daerah Tionggoan, mereka tahu akibat apa yang akan terjadi jika
urusan ini diketahui oleh orang lain-Tujuh orang bersama-sama
memandang Boen ching, muka mereka diliputi oleh suasana yang
tegang, Khong tong pay, Bu tong, Siauw lim, Go bie, Kun lun,
Hoasan, Thiam cong. Partai mana yang tidak mau mempertahankan nama
baiknya dalam Bulim? Hay Goat Thaysu sekalipun untuk menjaga nama
baik Siauw lim, diapun harus mengorbankan Boen ching . Kedua mata
Boen ching memandang bergantian pada tujuh orang ciangbunjin itu.
Ketua Khong tong pay, Bu Kie chie, Bu tong pay, Siong Ko Too, Go
bie pay Gong Yun Siucay, atau si Sastrawan berpedang emas
chiang-Thian Yu, Thian cong pay. "chiet po Tiu Hun Kiam, atau
sijago pedang tujuh tindak pencabut nyawa cie Koen tie. Ketua Hoa
sanpay "Sui Goat Ciang" atau sijago pukulan penghancur bulan Shiu
cui suat dan terakhir ketua Siauw lim pay Hay Goat Thaysu. Mereka
itu telah mempunyai nama yang cemerlang di dunia kangouw sebagai
seorang ciangbunjin ternyata dapat melakukan pekerjaan yang
demikian rendahnya. Tujuh orang yang dipandang oleh Boen ching
sedemikian rupa, dalam hati mereka timbul perasaan yang tak enak.
Bu Kie chie tertawa dingin, setelah memandang sejenak pada Boen
ching, ia berkata. Senjata rahasia "Thian Liong Suo" sudah tentu
harus dikembalikan kepada Thian san pay" kemudian tertawa serak,
terusnya. "Mereka tujuh orang mengira setelah membawa senjata
rahasia "Thian Liong Suo" tentu dapat menang lebih pagi satu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jam, ternyata menjadi demikian akhirnya, sungguh harus kita
hargai." selesai bicara ia tertawa dingin. Enam orang lainnyapun
dalam hatinya telah paham, Bu Kie chie berkata demikian adalah
dengan maksud memberi tahu kepada mereka bahwa nanti pada
orang-orang dunia kangouw mereka harus berbicara demikian juga,
kalau tidak nama baik tujuh partai tak dapat dipertahankanBoen chin
memandang tujuh orang itu, dia hanya tahu diantara tujuh orang itu,
Seorangpun tidak mengijinkan dia turun gunung hidup, hidup, dia
mengetahui urusan ini cepat pun tak ada gunanya. Diantara tujuh
orang itu, setiap orang dapat dihitung sebagai tokoh yang lihay
dalam Bulim dan dia? Seorang anak berusia 8 -9 tahun setiap orang
hanya perlu membalikkan tangannya saja telah dapat mencabut
nyawanya. Bu Kie chi nampak enam orang berdiam diri, dia tertawa
dingin dan berkata: "Pada ke tujuh buah hiolo kuno itu tertera ilmu
silat peninggalan Thian Jan Shu, sudah tentu kita tidak dapat
membiarkan bocah ini yang mendapatkan, lebih baik kita tujuh partai
masing-masing menyimpan satu hiolo, kiranya engkau enam orang
berpendapat bagaimana?" Boen ching tahu bahwa dia pasti mati,
dengan gusar ia membentak: "Kamu semua kawanan perampok", Mendengar
hal itu, hati tujuh orang bergetar, Bu Kie chie mendengus, tangan
kirinya segera mengerahkan tenaga, membuat Boen ching kesakitan dan
keringatnya menetes keluar. Bu Kie chie tertawa dingin, katanya.
"Bocah ini bilang bahwa Thian Jan Shu telah menghadiahkan tujuh
buah hiolo kuno itu kepada nya, sudah tentu dia anak muridnya Thian
Jan Shu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen chiang menahan sakit, dengan gusarnya dia memaki... "Kamu
kawanan perampok, tidak saja ingin merampok barangku, bahkan ingin
membunuhku secara menggelap." Hati tujuh orang sekali lagi
mendesir, "membunuh secara menggelap?" ciangbunjin dari tujuh
partai besar semuanya mengetahui bahwa mereka berbuat pekerjaan
yang rendah ini jika tersebar sampai ke dunia kangouw, apakah
orang-orang tujuh partai besar masih dapat tancapkan kaki mereka ke
dunia kangouw? Bu Kie chi mendorong tubuh Boen ching ke tengah
ruangan, sedang tangannya segera menotok jalan darah di dagunya.
Terhadap enam orang lainnya ia hanya berkata.. "Kalau enam orang
belum dapat berpikir suatu cara, tetapi aku mempunyai suatu cara
yang sangat bagus." Boen ching yang berdiri di tengah ruangan,
matanya memandang tujuh orang itu berganti-ganti, perlahan-lahan ia
menutup matanya, setetes air matanya mengalir melalui wajahnya,
mati baginya tidaklah mengapa tetapi terhadap Pat Huang Sin Mo yang
telah membunuh orang tuanya. bukankah selamanya ia tidak dapat
menuntut balas terhadapnya?" Ketua Bu tong pay, Siong Ko Tosu
berkata "Too-heng mungkin akan memberi petunjuk, silahkan
berbicara" Bu Kie chie tersenyum, katanya. .. "Kita tujuh partai
masing-masing mengambil sebuah hiolo kuno, tapi siapa dahulu dan
siapa belakang sukar ditentukan, tidak lebih baik kita tujuh orang
bersama-sama melancarkan pukulan, pukulan siapa yang terkena anak
itu lebih dahulu, itulah yang mengambil pertama. Saudara apakah
kiranya caraku ini dapat diterima?" Enam orang berdiam tidak
menjawab.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu Kie cie tertawa terbahak-bahak sambil berkata. "Kalau begitu
baiklah kita tentukan demikian" Dalam hatinya telah mempunyai
perhitungan, ia tertarik dari sebuah hiolo kuno, dalam hati dia
berpikir aku akan melancarkan pukulan yang pertama, bukankah dengan
demikian Khong tong pay akan menjadi pimpinan pada Bu lim? Habis
berpikir badannya berkelebat, telapak tangannya segera melancarkan
serangan kearah Boen ching, kemudian memungut tiga buah senjata
rahasia. "Thian Liong Suo," terhadap enam orang lainnya ia berkata.
"Pinto jalan lebih dahulu, ini tiga buah senjata rahasia "Thian
Liong Suo," akan kubawa untuk dikembalikan kepada Thian Sanpay."
Selesai berbicara, tangan kanannya segera diangkat, sebuah hiolo
kuno seberat lima enam ratus kati dengan mudah diangkat olehnya,
badannya berkelebat dan segera meninggalkan tempat tersebut. Boen
ching yang terkena serangan tangan Bu Kie cie segera terasa
badannya gemetar, bagaikan dimasukkan ke dalam gudang es, dingin
nya luar biasa sehingga hampir2 tak tahan dia telah terkena pukulan
hawa dingin atau "cien Hang chiang" dari Khong tong pay. Kalau
bukannya Thian Jan Shu sebelum meninggal telah memberikan
lweekangnya yang dilatih selama puluhan tahun itu ke dalam
tubuhnya, mungkin saat ini ia telah tewas karena pukulan tersebut.
Ketua Go biepay Gong Yu Suthay yang selamanya tak akur dengan Bu
Kie chie nampak bahwa Bu Kie chie mengambil diantara ke tujuh buah
hiolo kuno telah memilih dimana telapak tangan yang paling jelas
dan paling dalam tertera pada hiolo itu, segera ia mendengus.
Segera mereka memandang sekali lagi kepada Boen ching, dengan
semacam pukulan Bu Kie chie itu, sekali pukul sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat dengan mudah mencabut nyawa Boen ching sungguh suatu
perbuatan yang sangat kejam, ia mengerti, Bu Kie chie ingin
membebankan dosa membunuh Boen ching pada masing2 partai besar,
tetapi demikianpun baik pikir sampai di sini, dia tak ragu-ragu
lagi, badannya segera bergerak dan melancarkan suatu pukulan kearah
Boen ching kemudian mengambil salah sebuah hiolo kuno dan melayang
meninggalkan kuil. Sisanya lima orang nampak dua orang telah
berlalu, ketua Bu tong pay Siong Ko Tosu paling dulu tak sabar Bu
tong pay salah satu pimpinan Bu lim, bagaimana harus jatuh
dibelakang partai lain? Diapun segera bangun berdiri dan
melancarkan pukulannya kearah Boen ching dan mengambil hiolo kuno
yang ketiga. Badan Boen ching sempoyongan dia sudah merasa tak
tahan tetapi dia tetap mementangkan matanya jika dia masih dapat
hidup maka setiap saat tentu dia akan menuntut balas pada tiap2
partai, meskipun dia mengerti, semuanya ini tidak mungkin terjadi,
tetapi hanya dengan demikian dia baru dapat mempertahankan
kesadarannya. Ketua Thiam cong pay sijago pedang tujuh tindak
pencabut nyawa cie Koen Tie pun segara berdiri, Thiam cong pay
sebagai suatu partai yang mengutamakan dalam ilmu pedang, kalau ini
hari bisa mendapatkan ilmu silat peninggalan Thian Jan Shu bukankah
dengan demikian dapat pula sebagai pimpinan bu- lim dan inipun
merupakan hal yang diinginkan siang malam, segera dia melancarkan
satu pukulan kearah Boen ching dan mengambil hiolo yang ke empat.
Sepasang mata Boen ching menjadi kabur dalam tenggorokannya merasa
amis dan segera ia muntah darah. Ketika Kun lunpay, si Sastrawan
berpedang emas chiang Thian Yu, dan Ketua Hoa san pay, si jago
pukulan penghancur bulan Shia cuiSuat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bersama-sama bangun berdiri tetapi ternyata si Sastrawan
berpedang emas lebih cepat setindak. dua orang berturutturut
mengambil pergi hiolo yang kelima dan ke enam. Boen ching
berturut-turut kena dua kali pukulan, dadanya terasa tergetar dan
ia tak tahan. Hay Goat Thaysu termenung duduk di sana, ia memandang
pada hiolo kuno yang terakhir dan anak kecil pingsan di atas tanah
pikirannya menjadi melamun. Nama baik Siau lim pay tak dapat
dirusak oleh siapapun, meskipun dia harus mengerjakan pekerjaan
yang menakutkan sekalipun, asal dapat mempertahankan nama baik Siau
lim pay, apa saja ia mau lakukanMendadak suatu ingatan terlintas
pada benaknya. Seolaholah Boen ching sedang berteriak "lni adalah
suatu pembunuhan gelap." suatu bayangan yang mengerikan terbayang
dalam hatinya ia segera menarik kembali pukulan yang telah
dilancarkan tetapi terlambat pukulannya sebagian telah mengenai
tubuh Boen ching, Tubuh Boen ching tergetar meskipun dia telah
mendapatkan hawa murni Thian Jan Shu yang dilatih selama puluhan
tahun tetapi tetap dia tak kuat menahan tujuh pukulan dari tujuh
partai besar, sehingga badannya tak dapat bergerak. Keringat dingin
telah membasahi muka Hay Goat Thaysu, mendadak terpikir olehnya.
"aku adalah murid Buddha mengapa dapat berbuat pekerjaan dengan
bermain? Nama baik Sau lim pay meskipun harus rusak masih dapat
dihadapi, tetapi apakah hati nuraninya dapat menerima? Perbuatan
yang jahat telah dilakukannya, perbuatan yang telah salah tak dapat
ditambah lagi dengan suatu kesalahan, ia harus banyak berbuat
pekerjaan mulia untuk menebus dosanya itu. Berpikir sampai di sini,
ia segera membungkukkan badannya nampak wajah Boen ching sangat
pucat, waktu itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diperiksa nadinya dia mengetahui bahwa tak ada harapan untuk
ditolong lagi. Dia menghela napas, dari sakunya segera mengeluarkan
pil "Tze Kim Tan" dan memasukkannya ke dalam mulut Boen ching,
hatinya berpikir dengan demikian, dapat dipertahankan hidupnya
selama tiga jam, jika ada orang pandai yang datang kemari mungkin
masih dapat dipertahankan nyawanya, meskipun harapan ini sia-sia
belaka tetapi juga memperlihatkan sedikit harapanDia memalingkan
wajahnya memandang hiolo kuno itu, pada hiolo kuno itu tertera ilmu
silat peninggalan Thian Jan Shu. Jika ini jatuh ke tangan golongan
sesat, akibatnya tak dapat dibayangkan, badannya segera melayang
mengangkat hiolo kuno itu dan meninggalkan kuil. Dalam kuil kuno
itu kembali sunyi senyap tetapi dimuka kuil terlentang tujuh buah
mayat dan didalam kuil seorang tua mati dalam bentuk duduk bersila
dan seorang anak setengah mati terlentang ditengah ruangan kuil.
Dalam suasana yang mengerikan itu, sebuah bayangan bergerak
mendekati puncak gunung, seorang Siucay pertengahan dengan pakaian
serba hijau muncul di depan kuil kuno itu. Muka Siucay itu sangat
tampan pada punggungnya menyoren sebilah pedang. Dia hanya
memandang sejenak pada mayat Thian San chit Kiam bagaikan matinya
tujuh orang itu sedikit pun tidak aneh baginya, dia berjalan terus
menuju ke tengah ruanganSetelah masuk ke dalam ruangan, matanya
tertumbuk pada mayat Thian Jan Shu pada mulanya terlintas satu
perasaan kaget, dalam hatinya diam-diam berpikir "Apakah dengan
kepandaian yang dimiliki Thian San chiet Kiam dapat membunuh mati
Thian Jan Shu?" Berpikir sampai di sini mau tak mau ia harus
memperhatikan keadaan sekelilingnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam ruangan kuil itu selain Boen ching tak nampak seorangpun
juga. Matanya memandang Boon ching sekejap. ia berjalan mendekati
mayat Thian Jan Shu pada punggungnya tampak tiga buah luka yang
darahnya mulai mengering. Nampak tiga buah luka itu, siucay
pertengahan baru itu mendengus. Setelah Thian Jan Shu mati tentu
masih ada orang yang datang dan senjata rahasia yang menancap pada
punggung Thian Jan Shu tentulah suatu pusaka, dan telah membawa
pergi benda pusaka tersebut olehnya. Mendadak ia berpikir, Thian
Jan Shu Thian San chiet Kiam semuanya telah mempunyai nama yang
cemerlang di dunia kangouw sehingga mati disinipun masih dapat
dipercaya, tetapi anak kecil itu siapa? Ternyata juga mati ditempat
ini. Lalu ia menoleh memandang Boen ching, tiba2 ia melihat tubuh
Boen ching bergerak, Siucay pertengahan itu dalam hatinya menjadi
heran- anak kecil itu ternyata belum mati, ini sungguh aneh. Apa
yang di inginkannya mungkin dari mulut anak kecil ini dapat
diketahuinya. Dia berjalan mendekati Boen ching tubuhnya dibalik
baju di punggung Boen ching telah hancur semuanya, sedang pada
punggung yang telah yang hancur itu tertera tujuh buah telapak
tangan yang kacau. siucay pertengahan itu terkejut, telapak tangan
itu semuanya dia kenal, ilmu pukulan tunggal dari Khong tong pay.
"chieh Han ciang". Dari Butong pay, "Thay Shie ciang," Siauw lim
pay, "Kiem Kong ciang," dari Go bie pay, "Thay shie Mi ciang" dari
Kun lun pay,Jan Jang ciang dari Thian cong pay. chiet Seng ciang
dan terakhir dari Hoa san pay, ilmu "Sui Goat ciang". Ternyata
pukulan tunggal dari tujuh partai besar bersamasama muncul di tubuh
seorang anak kecil, bukankah ini merupakan suatu hal yang sangat
mengejutkan? Dan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih aneh lagi ternyata anak itu masih dapat hidup, Entah
karena apa? Tubuh Boen ching segera dibalik kembali, kemudian ia
memeriksa nadinya, mau tak mau ia mengerutkan alisnya. Dengan luka
dalam Boen ching yang demikian parahnya, tubuhnya terkena tujuh
pukulan dari tujuh partai besar, kalau ditolong dengan lweekangnya
sendiripun bukannya tidak mungkin, tetapi paling sedikit harus
makan waktu lima tahun baru dapat sembuh seluruhnya. Dia berdiri
dan jalan mondar-mandir dalam ruangan itu, demikian kecil anak itu,
harus di sembuhkan dengan bantuan lweekangnya selama lima tahun,
sesungguhnya tidak berharga, tetapi badannya terkena pukulan dari
tujuh partai besar, membuat tak tentram, dalam hatinya sebenarnya
ia ingin mengetahui sebenarnya apa yang terjadi jika hal ini
ditanyakan kepada tujuh partai, tentunya seorangpun tak ada yang
mau memberi tahu. Pukulan "Kiem Kong ciang" dari Siau lim pay pun
tertera pada punggung anak itu, dapat dibuktikan urusan ini sangat
besar hubungannya. Siau lim pay jarang sekali mencampuri urusan
dunia kangouw, tetapi dalam hal inipun ternyata tersangkut juga.
Lama ia melamun, melihat sejenak pada Boen ching, wajah yang mungil
dari Boen ching itu berubah menjadi wajah mungil dari seseorang. Ia
menghela napas, segera ia mengangkat bangun Boen ching, telapak
kirinya ditempelkan ke punggung Boen ching dan mengerahkan
Lweekangnya untuk menyembuhkan luka dalam Boen ching. Setengah jam
kemudian, wajah tampan dari siucay pertengahan itu berubah menjadi
pucat, sebaliknya Boen chingpun mulai merintih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah istirahat sejenak. dari sakunya Siucay pertengahan itu
mengeluarkan sebutir pil dan akan memasukkannya ke mulut Boen
ching. Tetapi dia ternyata dalam mulut Boen ching masih terdapat
pil "Tze Kiem Tan" dari Siauw lim pay yang belum lumer. Dalam
hatinya segera diliputi oleh teka teki, pil itu kemudian dimasukkan
ke dalam mulut Boen ching. Begitu kena air liur, pil itu segera
larut dan masuk ke tenggorokan Boen ching. Boen ching merintih,
dengan perlahan-lahan ia membuka kedua matanya, ia menjadi heran
mengapa ia masih dapat hidup ? Peristiwa tadi segera terbayang lagi
dalam benaknya, dengan sangat perlahan ia berkata. "Apakah aku
masih hidup ?" Siucay pertengahan itu tersenyum dan berkata. "
Engkau takkan dapat mati". Boen ching segera mengerti, ia telah
ditolong oleh orang, air matanya segera mengalir keluar. Siucay
pertengahan itu memandang Boen ching, dalam hatinyapun segera
timbul perasaan yang tak enak. ia menghibur Boen ching, katanya.
"Anak baik, jangan menangis, penderitaan yang kau alami tentu
terlalu banyak". Hati Boen ching segera timbul rasa berterima
kasih, selamanya belum ada orang sedemikian baik terhadapnya,
selain ibunya, bahkan ayahnya pun juga tidak pernah. Berpikir
tentang ayahnya sebuah wajah yang keren segera terbayang olehnya,
mendadak berubah menjadi wajah yang penuh dengan darah sambil
berteriak. "Anak ching lekas lari" Bayangan Pat Huang Sin Mo pun
muncul dalam benaknya, ia tambah sedih, air matanya mengalir keluar
tak henti2-nya. siucay pertengahan itu nampak Boen ching menangis
begitu sedihnya, ia pun tak tahan ingin menangis, segera ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menoleh ke tempat lain, matanya menyapu ke seluruh ruangan
menahan menetesnya air mata. Boen ching nampak Siucay pertengahan
itu menoleh kearah lain, dia mengetahui siucay pertengahan itu tak
suka ia menangis, ia merangkak bangun dan berlutut dihadapan Siucay
itu. Katanya: "Boanpwe Boen ching mengucapkan terima kasih atas
pertolongan cianpwe yang telah menolong jiwa boanpwe". siucay itu
menoleh memandang Boen ching sambil berkata. "Engkau bernama Boen
ching kah ? Mengapa engkau dipukul orang sehingga luka dalam
sedemikian parahnya ?"Boen ching pun segera menceritakan asal
usulnya dan peristiwa apa yang telah terjadi setelah ia berada
didalam kuil tersebut. setelah mendengar cerita tersebut, siucay
pertengahan itu menghela napas dan berkata. " Engkau sungguh sangat
kasihan, maukah jika engkau kuterima sebagai murid?" Sambil
berlutut Boen ching berkata. "cianpwe telah menolong jiwa ku, suruh
aku menjadi anjing atau kuda sekalipun boanpwe tak akan menolak."
siucay itu mengerutkan alisnya katanya^ "Apakah engkau ingin
membalas sakit hati orang tuamu?" Sambil meneteskan air matanya
Boen ching menjawab. "Murid tidak berani melupakan sakit hati kedua
orang tuaku." "Tetapi bila aku tak sanggup mengajar cukup ilmu
silat untuk menuntut balas, apakah engkaupun masih ingin mengikuti
aku?" Boen ching pikir nyawanyapun didapatkan secara tak disangka,
dia telah melepaskan budi padaku, mana boleh tidak membalasnya? Dia
menundukkan kepalanya dan berkata. "Murid mau"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siucay itu tersenyum, katanya. "Jika engkau menyesal, sekarang
masih sempat." sambil berkata ia melepaskan kain pengikat
kepalanya. Suatu rambut yang panjang hitam segera terurai. Ternyata
siucay pertengahan itu adalah seorang wanita. Dalam hati Boen ching
diam2 sangat kecewa tetapi ia tetap berkata. "Murid selamanya tak
akan menyesal." siucay itu meskipun seorang wanita, tidak saja
telah menolong jiwanya bahkan sangat baik terhadapnya, meskipun
tidak dapat dengan cepat menuntut balas sakit hati kedua orang
tuanya. tetapi akhirnya pada suatu saatpun ia tentu berhasil.
siucay itu menghela napas sambil berkata. "Baiklah, aku akan
memberi tahu siapakah aku ini, Aku adalah "Ie Bok Tocu" atau
pemilik pulau Ie Bok To, Ie Bok Sincoen-" Boen ching diam-diam
terkejut, Pemilik pulau Ie Bok To di laut Timur. Ie Bok Sincoen
namanya telah menggetarkan sungai telaga. waktu ia merantau ke
daerah Tionggoan, dengan pedangnya telah mengalahkan " Low San Ngo
cho" atau Lima setan dari gunung Low san, dan d engan pukulan
telapaknya membunuh "Ngo Hengpek Kuay sehingga menggetarkan seluruh
Bu- lim. Tetapi setelah Sin Liong muncul, ia tak pernah muncul lagi
di daerah Tionggoan. Sungguh tak terkira ini hari Boen ching dapat
bertemu dengannya, bahkan satu-satunya orang yang mengetahui bahwa
pemilik pulau IeBok To adalah seorang wanita. Ie Bok Tocu menghela
napas, tangannya membereskan rambutnya dan memakai kembali ikat
kepalanya. Boan ching sungguh tak menduga kalau yang dihadapannya
itu adalah Ie Bok Tocu yang telah menggetarkan Bu-lim, saking
gembiranya ia sampai tak dapat berkata apa-apa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kepada Boan ching, Ie Bok Tocu berkata. "Anak ching, mari kita
pulang", habis berkata ia mengempit tubuh Boan ching, dan lari
turun gunung. Dalam kuil kuno itu, suasana menjadi sunyi senyap
kembali dan sangat menyeramkan -ooo0dw0oooELANG EMAS DARI GURUN
PASIR WAKTU berjalan sangat cepatnya, tahun berganti dengan tahun,
tak terasa sepuluh tahun telah berlalu, Seorang pemuda berusia
delapan sembilan belas tahun berdiri di tepi pantai, sebuah kapal
dengan perlahan-lahan menjauhi pantai berlayar ke tengah lautan,
matanya terasa sedikit guram. Perahu layar itu perlahan-lahan
menghilang ditengah lautan, ia menoleh memandang ke daratan,
bisiknya. "Sudah sepuluh tahun, akhirnya aku datang pula ke sini."
Mulutnya tersungging suatu senyuman, tangannya meraba pedang yang
tergantung di pinggangnya, sedang tangan lainnya menjinjing
buntalannya dan berjalan menuju ke daratanIa adalah Boan ching yang
sepuluh tahun yang lalu telah ditolong oleh orang aneh dari luar
lautan Ie Bok Tocu. Setelah melalui sawah yang kering, Boan ching
masuk ke dalam suatu kota. Sepuluh tahun terakhir ini, dalam
perawatan yang cermat dan mendapat bimbingan dari Ie Bok Tocu,
sekali lagi ia datang ke daerah Tionggoan dengan tujuan merebut
kembali tujuh hiolo kuno yang sekarang disimpan oleh tujuh partai
besar, dan tak lupa dendam atas pukulan-pukulan yang diterimanya
dari para ketua tujuh besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berjalan sejenak didalam kota, ia mengangkat kepalanya,
kiranya ia telah berdiri dimuka rumah makan yang memakai merk "chih
Eng Lo." Hati Boan ching bergerak. pikirnya perutnya mulai merasa
lapar, lebih baik naik loteng, makan dahulu baru melanjutkan
perjalanannya. Begitu ia sampai di atas loteng, nampak semua orang
dengan sinar yang penuh keheranan memandang padanya, dalam hatinya
dia berpikir, mungkin dirinya terlalu asing bagi mereka dan ia tak
mau ambil perduli urusan itu, segera ia mencari tempat duduk yang
dekat dengan jendela. Baru saja Boan ching duduk, seorang laki-laki
kasar berbaju kuning membentak Boan ching "Hm kawan, aku kira kau
baru pertama kali ini datang kemari. Apakah karena engkau memangnya
tak mengerti aturan di sini ataukah memangnya sengaja mencari
setori?" Boan ching memandangnya penuh keheranan ia mengangkat
kepalanya memperhatikan orang itu dan bertanya. "Entah ada
peraturan apa, sudikah saudara memberi tahu?" orang itu tertawa
dingin katanya, "Tiga ratus lie sekitar perkampungan Sie Shia Ling,
kawan2 Bu-lim dilarang membawa senjata apapun jua." Boan ching
tertawa tawar, didalam hatinya berpikir, entah belakang ini daerah
Sie shia Ling ini telah kedatangan siluman macam apa yang lihaynya
sehingga sekitar tiga ratus lie di tempat ini orang tak boleh
membawa senjata. Tetapi nampak seorang itu rendah sekali ilmu
silatnya, tak ada perlunya mencari urusan, ia juga tak mau
menurunkan derajatnya, segera ia lepaskan pedangnya dan ditaruh di
atas meja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu nampak Boan ching melepaskan pedangnya, dan melihat
pedang itu adalah suatu pedang kuno yang sangat antik, tahu bahwa
pedang itu bukan barang sembarangan, nampak pula Boan ching seperti
tak dapat ilmu silat sedikitpun, hatinya menduga mungkin hanyalah
seorang Siucay yang membawa pedang untuk hiasan belaka. Segera ia
membentak. "Serahkan pedang itu padaku," sambil berkata tangannya
menyambar pedang itu. Boan ching melihat orang itu akan merampas
pedang pemberian suhunya, mana mau mengalah terhadap segala keroco
yang ingin merebut pedangnya. Ia menarik muka, tangan kirinya
segera mencengkeram urat nadi pergelangan tangan orang itu sambil
membentak "Kau mau berbuat apa?" Baru saja orang itu akan mencapai
pedang tersebut, urat nadi pergelangan tangannya telah dicengkeram
dan ia jadi terkejut, dalam hatinya dia mengetahui telah bertemu
dengan orang yang berilmu tinggi . Boan ching melepaskan
cengkeramannya sambil berkata. "Siapa pemilik perkampungan Sie Shia
Ling ini? Mengapa demikian tak tahu aturan?" Hati orang itu
sebenarnya sudah keder begitu mendengar Boan ching berkata
demikian, ia segera memaki: "Manusia rendah, kau berani memaki
Thian San Thay-hiap Pek Hong Siang, dia orang tua sungguh kau tak
menginginkan nyawa mu lagi." Boan ching mendengar nama yang disebut
orang ternyata adalah Pek Hong siang Sute dari Thin San chiet Kiam,
marahnya segera mereda, pikirnya "Boleh dikata Thian San chet Kiam
juga dibunuh oleh tujuh partai besar, dengan akupun sama menjadi
musuh dari tujuh partai besar, janganlah karena soal kecil
menyebabkan urusan menjadi besar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berpikir sampai di sini, dia ingin menyuruh pergi orang tadi,
tapi orang ini begitu melihat perubahan di wajah Boan ching,
disangkanya Boan ching menjadi takut, maka berteriaklah ia. "Hai
kunyuk, lebih baik kau lekas melepaskan tuan besarmu dan
mengangguk-anggukkan kepala tiga kali, mungkin tuan besarmu masih
bisa bicarakan hal ini dengan tuan besar Pek untuk mengampuni
jiwamu." Mendengar orang itu mengoceh tak keruan, dalam hati Boan
ching menjadi gusar ia mendengus sedang tangan kirinya diayunkan
membuat orang itu terlontar dan berguling jatuh ke bawah loteng,
karena sakitnya ia menjadi berkaokkaok. Boan ching tidak perduli,
ia menyapa pelayan minta beberapa macam sayur, wajah pelayan itu
masih nampak rasa terkejut, tapi ia tak berani membangkang
panggilan Boan ching. Boan ching bagaikan tak pernah terjadi apa2
dengan perlahan melahap santapannya, padahal dalam hatinya ia
sedang berpikir dengan cara apa ia harus menghadapi kalau ada orang
yang datang mencari gara-gara. Pada waktu peristiwa dipuncak Hwee
Ing itu terjadi, pihak Thian San Pay mungkin belum tahu hal yang
sebenarnya. Apa yang harus diperbuat untuk memberitahukan peristiwa
yang sebenarnya telah terjadi hingga Pek Hong Siang mau percaya?.
Baru saja ia selesai makan, telinganya mendengar derapan kuda yang
sangat ramai, ia menduga tentu orang tadi telah mengundang datang
pembantu-pembantunya. Tampak dua orang pemuda yang menyoren pedang
naik ke atas loteng. orang tadi itupun mengikuti dua orang pemuda
tersebut, sambil menuju kepada Boan ching ia berkata. " Itulah
orangnya yang telah memaki Pek Tayhiap dan mengatakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek Tayhiap tak dapat mendidik anak buahnya sehingga mereka
berbuat tidak keruan-" Boan ching mengangkat kepalanya dan
memperhatikan dua pemuda itu. Pemuda yang seorang memakai pakaian
ringkas berwarna hitam dan yang lain memakai pakaian ringkas
berwarna putih. Sepasang mata memancarkan sinar yang sangat tajam,
hingga sekali lihat Boan ching telah mengetahui kalau pemuda itu
memiliki ilmu silat yang tidak rendah. Kedua orang pemuda itupun
memperhatikan Boan ching, melihat tampak Boan ching yang seperti
tampang pelajar dan tak dapat diraba biasa dari partai mana, mereka
tak berani berbuat gegabah. Pemuda berpakaian putih itu membentak
Boan ching. "Saudara anak murid dari partai mana ? Apakah tak tahu
kalau perkampungan Sie Shia Ling ini adalah tempat tinggal Thian
San Tayhiap Pek Hong Siang? Mengapa kau berani memaki beliau
seenaknya?" Mendengar dua orang pemuda itu ternyata bukan anak
murid Thian San Pay, Boan ching menduga mereka mungkin adalah
bawahan dari Pek Hong Siang. Sambil berdiri ia berkata. "Siaute
Boan ching. mengharap dengan sangat dapat bertemu dengan Pek
Tayhiap." Pemuda berpakaian hitam itu berkata kepada kawannya.
"Suheng, tak usah banyak bicara dengannya." Kemudian ia membentak
Boan ching. "Tahukah kau bahwa kami adalah Khong tong Siang-kiam
(Sepasang jago pedang dari Khong tong pay ) cou Tiong Ku dan Lu cie
?" Begitu mendengar nama Khong tong Siang-kiam, wajah Boan ching
segera berubah, Khong-tong Siang-kiam? Ternyata mereka berasal dari
Khong tong pay. Di antara tujuh partai besar pandangannya terhadap
Khong tong pay adalah paling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
buruk. Suara Bu Kie chie pada waktu itu menjadi terbayang
kembali dalam ingatannya. Melihat wajah Boan ching berubah, Lu cie
menjadi bangga. Memang pada waktu itu pengaruh dari Khong tong pay
telah dapat melampaui enam partai besar lainnya, sehingga tidaklah
heran jika pemuda ini menjadi ber-ubah2 wajahnya begitu mendengar
nama Khong tong pay. Boan ching menahan hawa amarahnya dan
bertanya. "Apakah kamu dua orang benar2 berasal dari Khong tong
pay" Dengan dingin Lu cie menjawab. "Benar" Boan ching tertawa
terbahak-bahak. katanya "Kalau begitu aku ingin minta pelajaran
satu dua jurus dari kamu berdua." cou Tiong Ku sebagai murid kepala
dari Bu cie Khie ketika mendengar ucapan Boan ching yang seperti
mempunyai sakit hati dengan Khong tong pay segera bertanya.
"Saudara mempunyai sakit hati apa terhadap partai kami?" Boan ching
tak mau banyak bicara, dengan gusar ia membentak. " cabut pedangmu
" Dua pemuda itu terpengaruh oleh suara Boan ching, sehingga tanpa
sadar mereka mencabut pedangnya . Sambil bertukar pandangan, Lu cie
berkata kepada cou Tiong Ku. "Suheng, biarlah aku sendiri yang
membereskan manusia yang tak tahu tingginya langit dan tebalnya
bumi ini." SEHABIS BERKATA, ia membentak kepada Boan ching. "cabut
pedangmu " Dengan sombong Boan ching menjawab. " Untuk menghadapi
segala manusia rendah semacam engkau, tak perlu aku sampai mencabut
pedangku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar ucapan itu, Lu cie menjadi amat gusar, sambil tertawa
dingin ia berkata. "Bangsat, aku tidak percaya kalau aku tidak
dapat membuat tiga lubang di badanmu," sambil berkata ia mengangkat
pedangnya dan menyerang Boan ching. Selama sepuluh tahun Boan ching
mendapat bimbingan dari Ie Bok tocu, kini ia berani bicara demikian
sudah tentu telah mempunyai pegangan, ia melihat Lu chie demikian
memandang musuh dan membuka serangan dengan tusukanBoan ching
mendengus, secepat kilat dua jari tangan kanannya menjepit pedang
Lu chie dan kaki kanannya menendang mengarah kejalan darah
"Kwan-juan-to", sambil membentak " Lepaskan" Lu chie terdesak
mundur, pedang ditangan kanannya terlepas. Ia sadar karena terlalu
memandang rendah musuh, sehingga mengalami kekalahan- Dalam satu
gerakan saja Boan ching telah dapat merebut pedangnya, membuatnya
berdiri tertegun sejenak. Boan ching tersenyum. Sambil melontarkan
pedang kepada Lu cie, ia berkata. "Tangkap " Lu cie terkejut,
tangan kanannya cepat bergerak menangkap gagang pedang itu. Tetapi
tenaga yang dikerahkan Boan ching lebih hebat dari yang
dibayangkan, badannya tak bisa menahan tenaga lemparan tersebut dan
terhuyung-huyung mundur dua tindak. cou Tiong Ku yang menonton
disamping diam-diam merasa terkejut. Lwekang pemuda dihadapannya
itu ternyata demikian tingginya, hanya dalam satu gerakan saja ia
telah dapat mengalahkan Sutenya sedang dirinya tak mengetahui
pemuda yang bernama Boan ching ini menggunakan jurus dari partai
mana. Ia mengedipkan matanya kepada Lu cie, kemudian bertanya
kepada Boan ching. "Saudara anak murid dari partai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mana? Harap lekas memberi tahu, supaya jangan menyalahi kawan
sendiri." Dengan dingin Boan ching menjawab. "Engkau masih tak
mempunyai hak untuk bertanya aku dari partai mana. Mengenai
hubunganku dengan Khong tong pay, selamanya kami tak dapat hidup
bersama, sehingga kau tak usah kuatir kalau sampai menyalahi kawan
sendiri." Mendengar Boan ching berkata demikian, cou Tiong Ku tahu
kalau ia tak dapat lagi menghindari pertempuran ini. Dengan seorang
diri sudah tentu ia bukan tandingannya, tapi jika dua orang
ber-sama2 mengerubuti meskipun belum tentu menang tapi juga belum
tentu kalah. Sambil mengerdipkan matanya kepada Lu cie, Ia berkata.
"Kalau begitu kita tak perlu sungkan2 lagi." Boan ching mengetahui
maksud dari perkataan itu, ia tertawa tawar dan berkata. "Jika
kalian maju satu persatu tentu tak dapat menahan seranganku
sebanyak lima jurus, ber-sama2 pun tidak lebih dari dua puluh
jurus." cou Tiong Ku menjadi gusar, ia tertawa dingin dan berkata.
"Sungguh aku ingin berkenalan dengan ilmu saudara yang tinggi itu."
Sehabis berkata, ia mengangkat pedang dan menyerang Boan ching.
Boan ching tertawa panjang, badannya melayang dan berdiri di atas
meja, pada waktu itu Lu ciepun telah berdiri dibelakang Boan ching
dan bersama-sama membuka seranganSekarang mereka tak berani lagi
memandang rendah, mereka segera mengeluarkan ilmu yang didapatkan
langsung dari Bu Kie che yaitu "Hong cau Kiam Hoat" atau ilmu
padang mencakar angin untuk mendesak Boan ching. Dengan berdiri di
atas meja Boan ching mengeluarkan Ginkang nya yang tinggi untuk
menghindari tiap serangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang ditujukan kepadanya, sedang kakinya melancarkan tendangan
berantai untuk mendesak mereka. Makin bertempur mereka merasa
tekanannya makin berat. Sepasang mata Boan ching memandang dengan
tajam dan memperhatikan gerakan pedang dua orang itu. cou Tiong Ku
menusukkan pedangnya, Boan segera mengangkat kaki kirinya dan
menginjak ujung pedang cou Tiong Ku, sedangkan kaki kanannya
bagaikan kilat menyapu dan dengan tepat mengenai pergelangan tangan
Lu cie sehingga pedang nya terpental dan menancap pada atap loteng.
Boan ching tidak berhenti sampai di situ, badannya segera berputar
dan menendang ke arah dagu cou Tiong Ku. ciong Tiong Ku tidak
mengira kalau gerakan Boan ching demikian cepat pun sukar sekali
dirubah arahnya, dia terdesak mundur dan terpaksa melepaskan
pedangnya, kalau tidak ingin kepalanya kena tendangan yang
dilancarkan oleh Boan ching. Kaki kiri Boan ching segera mencongkel
pedang cou Tiong Ku dan dilemparkan ke arahnya Kedua orang itu
memandang Boan ching dengan terpesona, dengan dingin Boan ching
berkata. "Jika kamu merasa tidak puas boleh mencoba sekali lagi."
Meskipun dalam hati cou Tiong Ku telah tahu bahwa mereka berdua
bukan tandingan nya Boan ching, tetapi sebagai murid kepala dari Bu
Kie chie bagaimana mulutnya dapat mengeluarkan kata-kata mengaku
kalah? Lu cepun mengetahui maksud dari cou Tiong Ku. Badannya
segera melayang ke atas dan mencabut kembali pedangnya yang
tertancap di atas loteng itu. Boan ching memandang dua orang itu
sambil mengejek. Dalam hatinya kini mempunyai niat untuk
mempermainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka, hingga Bu Kie chie mau keluar mencarinya. sekali lagi
cou Tiong Ku dan Lu cie menyerang Boan ching. Boan ching tertawa
panjang, badannya bergerak dan melancarkan sepuluh kali tendangan
sekaligus mengancam seluruh tubuh cou Tiong Ku. cou Tiong Ku yang
didesak sedemikian rupa terus mundur ke belakang, keringat dingin
membasahi bajunya. Lu cie yang berdiri dibelakang Boan melancarkan
serangan kearah punggungnya. ching segera
Baru saja tubuh Boan ching mencapai tanah, pedang Lu cie telah
mengancam belakang tubuhnya, badannya segera berputar dan kaki
kanannya melancarkan serangan tendangan ke arah pedang ditangan Lu
cie, sedang kaki kirinya melancarkan suatu serangan kilat dan
menendang terbang pedang ditangan cou Tiong ku. Itu adalah ilmu
tendangan tunggal dari Ie Bok Tocu yang bernama "cing po chiet Yao"
atau ilmu tendangan ikan paus melompat tujuh kali, dua kakinya
dapat melancarkan tujuh kali tendangan tanpa menginjak tanah
terlebih dahulu. cou Tiong Ku dan Lu cie selamanya belum pernah
melihat ilmu tendangan yang demikian anehnya, kini melihat Boan
ching menggunakan ilmu tendangan yang aneh membuat wajah mereka pun
menjadi pucat. Tubuh Boan ching yang hampir menyentuh tanah segera
melayang lagi dan merampas dua bilah pedang itu, dan dengan
perlahan dipatahkannya sambil berkata kepada dua orang itu, "Lekas
kamu pulang ke Khong tong untuk memberi tahukan kepada Bu Kie chie,
suruh membuat persiapan, dalam satu tahun aku pasti mencarinya".
Dia tidak mau mengungkat peristiwa sepuluh tahun yang lalu, dengan
seorang diri ia hendak menghadapi tujuh partai besar, itu merupakan
suatu pekerjaan yang amat sulit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah cou Tiong Ku dan Lu cie menjadi bertambah pucat karena
terkejut, dengan tergesa-gesa mereka meninggaikan loteng itu. Hati
Boon ching menjadi lega, setelah meletakkan sepotong perak di atas
meja, ia turun dari loteng, orang di sekitarnya menjadi tertegun,
sungguh tak terduga oleh mereka pemuda yang kelihatannya lemah
lembut itu hanya dengan sepasang kakinya telah dapat membuat
kocar-kacir murid kepala dari Ketua Khong tong pay yang telah
menggetarkan dunia kangouw. Setelah turun dari rumah makan "chieh
Eng Lo", dalam hatinya ia berpikir: "Entah Thian San Tayhiap Pek
Hong Siang berada di perkampungan Sie Shia Ling atau tidak. jika
dia berada di sana, aku akan bertemu dengannya, berpikir sampai di
sini, ia segera berjalan menuju ke perkampungan Sie Shia Ling. Baru
saja sampai di pintu kota, dari arah muka tampak seekor kuda dengan
kencang, lari menghampirinya dan berhenti tepat dihadapan Boan
ching. Dalam hati Boan ching mereka orang ini tentu datang dari
Thian San pay, ketika ia mendongakkan kepalanya, yang datang itu
ternyata adalah seorang pemuda yang sangat tampan, usianya tidak
lebih dari dua puluh tahun. Pemuda itu memandang sejenak kepada
Boan ching, segera turun dari kudanya dan bertanya "Apakah Saudara
betul bernama Boan ching?" Boan ching tidak mengetahui siapakah
sebenarnya pemuda ini, mendengar ucapan yang tidak bermaksud baik,
ia mengangguk kan kepalanya sambil berkata: "cayhe adalah Boan
ching, apakah saudara betul orang Thian San pay? Aku ingin
menjumpai Thian San Tayhiap Pek Hong Siang". Pemuda itu dengan
dingin menjawab: "Sungguh besar omongan saudara, apakah kau kira
Thian San Tayhiap dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mudah dapat kau temui? Aku Pek Haw ingin mendapatkan pelajaran
dari saudara." Boan ching tersenyum, katanya. "cayhe ada urusan
penting ingin bertemu dengan Pek Cianpwe." Pek Haw tidak perduli,
segera ia turun dari kuda dan mencabut pedangnya, dengan dingin ia
berkata. "kawan, engkau salah terka, sepuluh tahun yang lalu tujuh
orang Supekku telah mengorbankan jiwanya untuk membunuh mati Thian
Jan shu, karena hal itu tujuh partai besar telah menyetujui kalau
tiga ratus lie antara Gunung Thiansan dan perkampungan Sie Shia
Ling, kawan-kawan Bu Lim dilarang membawa senjata, ini hari
ternyata engkau telah memaki ayahku dan membuat malu Khong tong
Siang Kiam, di samping juga akan merusak perkampungan Sie Shia Ling
jangankan ayahku tak ada, meskipun ada, juga tak akan menemuimu. "
"ooh ... " seru Boan ching dalam hati ia berpikir, Pek How ini
adalah putra Pek Hong Siang dan kini Pek Hong Siang ternyata tak
ada di sini. Sambil tertawa dia berkata. " Entah Pek cianpwe berada
dimana? bolehkah kiranya saudara memberi tahu?" Tangan Pek How
memegang pedang, menanti Boan ching mencabut pedangnya, demi
melihat Boan ching tak ada maksud untuk mencabut pedang, ia menjadi
gusar, dengusnya. "Jika ini hari kau tidak mematahkan pedang untuk
meminta maaf, jangan harap dapat meninggalkan tempat ini." Sesudah
berkata pedangnya melancarkan serangan kearah Boan ching, sedang
dalam hatinya ia berpikir. "Meskipun engkau tidak mau mencabut
pedang, kini mau tidak mau engkau harus juga mencabut
pedangmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba dari arah belakang terdengar derapan kuda dan tampak
tiga penunggang lari mendatangi ternyata yang datang adalah seorang
tua bersama dua arang pelayannya. Boan ching melihat Pek How telah
melancarkan serangannya dan mengancam jalan darah "cie bun to" di
dada kirinya, melihat serangan ini, ia diam-diam dapat menilai
ilmunya masih di atas Khong tong Siang Kiam. Tubuh Boan ching
segera bergerak dan dengan ringannya ia mengelakkan serangan itu.
Ketika melihat Boan ching tetap masih belum mencabut pedangnya, Pek
How menjadi bertambah gusar. Ketika mendengar cerita Khong tong
Siang Kiam yang begitu memuji tinggi ilmu silat Boan ching dan kini
melihat bahwa Boan ching lebih kecil darinya, pikirnya menjadi
berobah, dalam hatinya diam-diam ia berpikir, mungkin karena dua
orang itu pernah dikalahkan sehingga pecah nyalinya, dan memuji
kepandaian lawan untuk menutupi malu atas kekalahannya . Memang
sejak dulu Khong dipandang sebelah mata olehnya. tong Siang Kiam
tidak
Melihat Boan ching selalu menghindar, dengan gemas Pek How
memperhebat serangan, Boan ching segera mundur dua tindak dan
berkata: "Tahan" Pek How menarik pedangnya dan berkata. "Apakah
engkau mengaku kalah?" Boan ching yang mendengar Pek Hong siang tak
ada di situ, tak mau mencari ribut lagi, sambil tersenyum dia
berkata.. "Syarat yang kau minta terlalu berat untukku, dan tak
dapat kuterima" orang tua yang berdiri dibelakang Pek How
mendengus, katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keponakan Pek Biarlah aku saja yang maju menghadapinya, aku
ingin memaksa dia berlutut mengaku kalah." Boan ching memandang
orang tua itu sekejap. entah siapa orang tua itu pikirnya. Pek How
membalikkan tubuhnya, dengan sangat hormat ia berkata. "Kong Sun
Lopek, urusan ini biarlah keponakanmu saja yang membereskan." Boan
ching mendengar Pek How memanggil orang tua itu sebagaipaman Kong
Sun, diam2 ia merasa terkejut, sekali lagi ia memandang orang itu
pikirnya. "Kiranya orang itu adalah "Thay Mo Kiem ong" atau si
Elang Emas dari Gurun Pasir, Kong Sun Sek. katanya kepandaian yang
dimilikinya sangat tinggi dan tidak di bawah ciangbunjin dari
partai manapun jua, terutama dalam hal Ginkang. Sungguh tak terkira
ini hari dapat bertemu dengannya". . Kong sun Sek pun memperhatikan
Boan ching, dalam hatinya diam2 ia terkejut, pemuda itu-itu entah
anak dari mana, kalau dilihat dari cara menghindari serangan dari
Pek How tadi, dapat dipastikan Pek How bukan tandingnya, entah
pemuda itu datang kemari ada urusan apa ? Setelah Boan ching
melirik sejenak pada Kong Sun sek, berkatalah ia kepada Pek How.
"Aku dengan pihak Thian San Pay tak ada ganjalan apa2, tetapi
sebaliknya dengan pihak Khong tong pay ada sedikit urusan- Aku kira
Pek How tidaklah dengan mudah akan melepaskan aku pergi, jika dalam
tiga jurus aku bisa merebut pedang Pek-heng, Pek-heng harus
membereskan urusan hari ini dan tak mendendam padaku lagi".
Mendengar perkataan itu, bukan saja membuat Pek How menjadi gusar.
Kong Sun Sekpun tidak dapat menahan amarahnya, pikirnya. "Pemuda
ini sungguh takabur, dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiga jurus akan merebut pedang Pak How dengan tangan kosong?
Thian San Kiam Hoat bukanlah dengan mudah dapat dihadapi. Sekalipun
aku sendiri tak berani memandang rendah, pemuda itu ternyata berani
omong besar". Pek How tertawa besar, katanya. "Jika dalam tiga
jurus aku kehilangan pedangku, bukan saja tidak akan membuat susah
kau, sejak hari ini pula aku mengundurkan diri dari dunia Kangouw"
Boan ching mendengar Pek How berkata demikian, ia mengerutkan
alisnya, pikirnya. " orang ini mengapa begitu serius ?Jika demikian
hal nya malah membuat aku tak enak memaksa dia melepaskan
pedangnya, tetapi perkataan telah diucapkan, menyesalpun tak
berguna," kemudian katanya. "Pek-heng tak usah berbuat demikian,
jika begitu malah membuat aku serba susah".. Mendengar ucapan itu,
hati Pek How bertambah gusar, seolah2 Boan ching tidak memandang
sebelah mata, bahkan seperti sudah pasti ia tentu kalah di
tangannya. Sebelum ia buka mulut, Boan ching telah mengetahui apa
yang telah dipikirkan olehnya, dengan tertawa ia berkata. "Kalau
begitu lebih baik kita bertanding secara lisan terlebih dahulu".
Hati Pek How dan Kong Sun Kok menjadi heran, pikirnya. Bagaimana
caranya bertanding secara lisan ?-? Sambil tertawa Boan ching
berkata. "Ilmu pedang yang lihay dari Thian San Kiam IHoat adalah
"Tui Yun Toan ciet cap Sah Sih" atau tiga belas jurus ilmu mengejar
mega memotong matahari, kukira engkau tentu akan menggunakan ilmu
ini, untuk menghadapi aku bukan?" Dalam hati Pek How berpikir.
"Memang meskipun kehebatan "chieh San ciet Kiam" atau tujuh pedang
Dewa Sakti jika dibandingkan dengan "Tui Yun Toan Jiet cap Sah Sih"
lebih hebat, tetapi keganasan dan kegesitannya tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menandingi, lagi pula dengan lwekang yang dimilikinya sekarang
ini masih belum dapat melancarkan "chieh sian chiet Kiam" dengan
sempurna. Meskipun Boan ching dapat menebak tepat kalau dia tentu
akan menggunakan "Tui Yun ToanJiet cap Sah Sih" ia belum kagum,
ilmu pedang ini telah menggetarkan dunia kangouw, sekalipun Boan
ching dapat menyebutkan juga bukan merupakan hal yang aneh. Boan
ching sambil tertawa meneruskan, "benarkah jurus pertama dari Tui
Yun ToanJiet cap Sah Sih, adalah jurus Thian Way Lay Hong atau di
luar langit ada langit?" Diam2 Pek How terkejut. Yang mengetahui
ilmu pedang "Tui Yun Toan Jiet cap Sah Sih" tidak banyak. tetapi
yang mengetahui jurus2 itu dengan sangat mudah, apakah mungkin ia
masih ada hubungan dengan Thian San pay? Hal yang sebenarnya Suhu
Boan ching Ie Bok Tocu mempunyai pengetahuan yang sangat luas
tentang ilmu silat yang ada di dunia ini kebanyakan ia mengetahui,
selama sepuluh tahun Boan ching mendapat bimbingan yang langsung
dari suhunya, ditambah bakatnya sangat baik, pun sepuluh tahun yang
lalu waktu Thian Jan Shu bertempur dengan Thien San ciet Kiam Boan
ching hadir disana dan melihat setiap jurus yang digunakan oleh dua
pihak yang bertempur itu sehingga terhadap Thian San Kiam Hoat ini
sangat fatal. Hati Pek How belum saja tenang kembali. Boan ching
telah melanjutkan kata-katanya itu memang untuk mencoba kekuatan
lawanJurus itu baru saja dilancarkan setengah jalan, tubuh Boan
ching telah mendesak maju. dua jari tangan kanannya telah menotok
jalan darah "cie bun to" dibadan Boan ching, Pek How terdesak maju,
terpaksa Pek How mengangkat pedang melancarkan serangan untuk
mendesak Boan ching keluar lingkaran pertempuran, jurus yang
digunakan barusan ini adalah jurus "Lui Tian Rao Tong" atau kilat
geledek mengitari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hiolo. Boan ching putarkan tubuh, menghindar serangan pedang Pek
How. Tidak menunggu sampai ia mengganti jurus, Boan ching telah
melancarkan serangan tendangan dan mengarah ke pergelangan tangan
Pek How. Pek How sangat terkejut, sungguh tak terkira olehnya kalau
dengan jurus "Sin Kiam Thim Yuan- atau pedang sakti melancarkan
serangan, dengan demikian aku sudah dapat memaksa engkau melepaskan
pedangmu. Pek How dan Kong Sun Sek terkejut, Kong Sun sek kaget
karena gerakan aneh yang dikatakan Boan ching itu belum pernah ia
dengar, sedang Pek How terkejut karena Boan ching demikian jelas
mengetahui tentang ilmu "Tul Yun Toan Jiet cap Sah Sih" daripartai
nya, bahkan lebih jelas dari dirinya, pikirnya tentu dia mempunyai
hubungan dengan Thian San Pay. Boan ching tersenyum, katanya."
Engkau tentu masih belum mau percaya bolehkah maju coba-coba."
Dalam hati Pek How merasa tidak puas, pikirnya. "Apakah aku harus
melancarkan serangan sesuai dengan apa yang kau ucapkan?" Berpikir
sampai di situ, segera ia melancarkan serangannya kearah Boan ching
dengan menggunakan jurus "Thian Way Lay Hong atau di luar langit
ada langit, jurus ini adalah jurus pertama dari "Tui Yun Toan Jiet
Sah Sih" dan satu-satunya jurus yang dapat merubah keadaannya yang
kepepet itu menjadi pihak penyerang. Apa boleh buat, segera Pek How
melancarkan serangan dan mengancam pinggang Boan ching, jurus yang
digunakan ini adalah jurus "Sin Kiam Tui Yun" atau pedang sakti
mengejar mega, dalam hatinya berpikir," jurus ini meskipun telah
kau tebak tepat, tetapi akan kulihat dengan cara apa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
engkau akan menjepit pedangku kemudian memaksa aku melepaskan
pedang". Berpikir sampai di sini, ia mengerahkan seluruh tenaganya
dan di pusatkan pada gagang pedang itu. Boan ching meloncat ke
udara dan memutar tubuhnya, kedua tangannya dengan jurus "Tong cie
Pay Kwan im" atau anak kecil menyembah Dewi Kwan im menjepit pedang
Pek How, sedang kedua kakinya melancarkan tiga kali tendangan
berturut-turut, ini adalah tendangan "Liau Huan Tui" atau tendangan
berantai, semuanya terarah pada jalan darah di dada Pek How. Pek
How sudah ada persiapan, begitu ia melihat Boan ching menjepit
pedangnya, tangan kirinya segera mengerahkan lwekang nya menahan
jepitan pedang tersebut, pedang ditangan Pek How segera berubah
keras sekali, sehingga tak bergeming sedikitpunBaru saja ia
tertegun, serangan tendangan berantai Boan ching telah tiba, mau
tak mau dia harus melepaskan pedangnya dan meloncat mundur. Mukanya
segera berubah menjadi pucat pasi dan berdiri mematung di sana.
Kong Sun Sek nampak kepandaian Boan ching sangat tinggi, dalam
hatinya sangat terkejut. Membalik tubuh melancarkan tendangan,
menjepit pedang, beberapa jurus ini hanya dilakukan dalam sekejap
mata saja, serangan yang demikian hebatnya ini, dalam tiga jurus
telah memaksa Pek How untuk melepaskan pedangnya, biar dia dapat
melakukannya, entah pemuda ini anak murid siapa. Pek How menghela
napas, Boan ching membungkukkan badannya mengambil kembali peda itu
dan diangsurkan kepada Pek How sambil berkata. "Peng Heng, sungguh
maaf atas segala perbuatanku yang lancang tadi." Dengan rasa malu
Pek How menerima kembali pedangnya, pemuda dihadapannya ini
ternyata memiliki kepandaian yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian tingginya, sambil menerima pedangnya ia berkata. "Entah
Boan heng anak murid daripartai mana, ternyata begitu hapal dengan
Thian San Kiam Hoat" Boan ching tersenyum, jawabnya "suhu telah
berpesan untuk sementara waktu tak boleh menyebut nama beliau,
mengenai Thian San Kiam Hoat . .. ." dia berdiam sejenak.
pikirannya terbayang kembali peristiwa di puncak Hwee Ing, terusnya
"Karena Thian San chiet Kiam pernah melepas budi padaku." Sepuluh
tahun yang lalu, ketika di kuil kuno itu waktu Thian Jan Shu akan
membunuhnya, kalau bukannya tiba-tiba muncul Thian San chiet Kiam
ditempat itu, maka jiwanya tentu sudah melayang. Ketika mendengar
bahwa Boan ching ada hubungannya dengan tujuh orang Supeknya yang
telah meninggal, dengan segera sikap Pek How berubah menjadi sangat
menghormat, katanya "Kiranya begitu? jadi aku telah salah paham"
Setelah berkata demikian, ia berhenti untuk berpikir sebentar,
kemudian baru melanjutkan- "Partai kami sangat baik hubungannya
dengan Kong tong pay Entah karena urusan apa sehingga Boan heng
bentrok dengan mereka? Mungkin aku dapat membantu mendamaikan
urusan itu." Dalam hati Boan ching berpikir "Bu Kie chie adalah
merupakan pemimpin dari pembunuhan Thian San chiet Kiam. Jika
engkau tahu pasti segera akan mendendam nya, sekarang masih dapat
mengatakan hubungan dengan Khong tong pay sangat baik segala."
Katanya. "Urusan ini harus diselesaikan dengan mereka. Terima kasih
atas perhatian Pek heng." Di pinggir Kong Sun Sek mendengar
semuanya itu dan dalam hatinya segera timbul rasa simpatik terhadap
Boan ching. Selama dia selalu tak cocok dengan Bu Kie chi, tetapi
selama ini hubungan Bu Ki chie dengan Thian San Pay sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik hingga ia tidak enak banyak bicara, untuk mencegah orang
mengatakan ia ingin merenggangkan hubungan itu, juga meskipun ia
tidak cocok dengan Bu Kie chie, ia juga tidak dapat menerka apa
tujuan Bu Kie chie mendekati Thian San pay. Hal ini lebih-2 membuat
dia sukar untuk membuka mulut. Setelah Pek How mendengar Boan ching
berkata demikian, terpaksa ia hanya dapat berkata.. "Boan heng,
mencari ayah entah ada urusan apa? Nanti akan kusampaikan-" Boan
ching termenung sejenak. kemudian berkata: "Tentang urusan ini tak
dapat aku memberitahukan, mohon Pek heng suka memaafkan" Kong Sun
sek tertawa besar dan berkata. "Kamu anak kecil ada urusan begitu
saja berbelit-belit, sedikitnya tak ada semangat, aku si orang tua
paling benci dengan orang semacam itu". Pek How dan Boan ching
tertegun mendengar perkataan itu, Boan ching mengangkat kepalanya
memandang Kong Sun Sek. dan sambil menjura pada Pek How ia berkata.
"Tadi Pek heng tidak menurunkan tangan jahat, itu akan selalu
kuingat didalam hati. karena Pek Tayhiap tidak ada, maka aku juga
tidak akan tinggal lebih lama lagi. Jika ada kesempatan, dilain
waktu kita akan bertemu lagi". Kong sun sek melihat Boan ching akan
pergi, dalam hatinya berkata. "Mana dapat melepas dia pergi dengan
mudah? Aku harus mengetahui dulu dia anak murid dari partai mana".
Teriaknya. "Anak kurang ajar Ternyata kau ingin menghindari aku dan
mengangkat kaki ? Tidak memperdulikan aku si orang tua lagi ?"
Mendengar Kong sun sek berkata demikian, Boan ching jadi
mengerutkan alisnya. Pek How yang mengerti kalau Kong Sun Sek tak
ingin melepaskan Boan ching, dan pura-2 gila untuk menahannya,
dalam hati tertawa dan mundur ke samping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boan ching tersenyum kepada Kong Sun sek dan berkata. " Entah
ada pesan apa locianpwe?" Kong Sun sek yang melihat Boan ching
demikian merendah menjadi tertegun dan berpikir. "Anak muda ini
sungguh cerdik, kini malah aku yang tak dapat menghindarinya lagi.
Jika aku meneruskan berpura-pura gila, hal ini akan menurunkan
derajatku dan akan dikatakan yang tua menghina yang muda. ilmu
silatnya tidak berada di bawahku tetapi dia begitu menghormat pada
diriku." Dia berdiam sejenak, begitu mendongakkan kepalanya nampak
sepasang mata Boan ching memandang seperti sedang menertawakan
dirinya, hatinya menjadi mendelu dan membentak. "Anak kurang ajar,
aku ingin tanya siapakah suhumu ?" Boan ching tertawa dan berkata
dalam hati. "Kong Sun Sek ini memang ingin bergebrak denganku,
sudah mengerti masih sengaja bertanya". Dengan tawar ia berkata,
"Meskipun kau orang tua memaksa aku bergebrak dengan mu, belum
tentu kau dapat mengetahui asal perguruanku. Bicara apa harus
berputarputar? Lebih baik katakanlah secara blak-blakan". Kong Sun
Sek mendengar ucapan itu menjadi serba susah, sebenarnya ia ingin
gusar tetapi dia tak dapat berbuat demikian, kepalanya di dongakkan
dan tertawalah terbahakbahak. Sebenarnya hanya ingin mencoba
kepandaian Boan ching untuk mengetahui dia berasal dari partai
mana. Dia tak percaya kalau dirinya yang mencoba sendiri tak dapat
meraba ilmu silatnya itu berasal dari perguruan mana. Boan ching
tak menunggu sampai Kong Sun sek berhenti tertawa, tambahnya.
"cayhe bukannya tak mau melayani satu dua jurus dengan Locianpwe,
tetapi bukankah dengan demikian malah akan merusak nama baik
Locianpwe?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kong Sun Sek menjadi melongo, mukanya berubah merah padam
bagaikan kepiting rebus, sepatah katapun tak dapat diucapkan,
sedang dalam hatinya timbul perasaan yang sukar dikatakan. Ucapan
Boan ching itu telah membuat dirinya mati kutu, keinginan untuk
menjajal kepandaian Boan ching pun segera lenyap tanpa bekas. Pek
How yang melihat keadaan Kong Sun sek sedemikian rupa itu, teringat
pada sikapnya tadi yang ke-gila2an itu, ternyata ada juga hari
ini.. Tak tertahan tertawalah dia hingga mengeluarkan air mata. Dua
orang pelayan itupun tak dapat menahan gelinya, sedang dalam
hatinya mereka berpikir, kali ini Kong sun Loya telah ketemu
batunya. Kong Sun Sek tertegun, sambil menghela napas dia berkata.
"Engkoh cilik, kau sungguh hebat, Hari ini aku Kong Sun Sek
terpaksa harus mengaku kalah, tetapi perguruanmu akan tetap
kuselidiki." Boan ching sambil tersenyum membungkukkan badannya
memberi hormat dan katanya. "Terima kasih kepada Locianpwe yang tak
menurunkan tangan jahat kepadaku. Aku Boan ching dengan ini mohon
diri." Kong Sun Sek tersenyum, katanya " Khong tong pay bukanlah
lawan yang empuk. Engkau harus banyak berhatihati. Melihat sikapmu
yang sangat menyenangkan hati itu, lain hari kalau kau ada urusan,
jangan lupa padaku." Dalam hati Pek How diam-diam merasa heran.
"Thay Mo Klem Song" atau Si elang emas dari gurun pasir, Kong Sun
Sek ternyata dapat bersikap demikian baik terhadap Boan ching,
sehingga dia tak segan-segan turun tangan membantu pemuda itu untuk
bentrok dengan pihak Khong tong pay. Dari dulu hubungan antara
Thian-san-pay dengan Khong tong pay
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sangat baik, agaknya urusan ini akan sedikit mengalami
kesulitanBoan ching tersenyum kepada Kong Sun Sek. setelah
mengucapkan terima kasih, lalu berpisahlah dia dengan dua orang itu
dan melanjutkan perjalanannya. Kong Sun Sek dan Pek How memandang
sampai bayangan Boan ching lenyap dari pandangan, diantara dua
orang itu tak ada seorangpun yang mengetahui asal-usul Boan ching,
mereka hanya merasa ilmu silat yang dimilikinya itu sangat aneh,
juga sepertinya dia menyimpan banyak rahasia pada dirinya. Untung
dalam hati dua orang itu telah timbul rasa simpatik mereka terhadap
Boan ching. -ooo0dow0oooDENDAM KESUMAT UMAT PERSILATAN TIGA HARI
telah berlalu, kini Boan ching telah sampai di kota cu-jen, dalam
hatinya dia bermaksud untuk segera menuju Khong tong pay, untuk
menjajal tingginya ilmu silat yang dimiliki ciangbunjin dari Khong
tong pay, Bu Kie chie itu. Dengan langkah yang perlahan, dia
memasuki cu-jen, tiba2 seekor kuda hitam lewat disampingnya dengan
sangat cepat, di atas kuda itu duduk seorang pria berpakaian
ringkas berwarna hitam, pemuda itu menoleh memandang cepat Boan
ching sejenak dan kaburkan terus kudanya. Boan ching mengerutkan
alisnya. Dalam tiga hari ini, pemuda berpakaian hitam itu selalu
menguntit dibelakangnya, agaknya ada urusan yang ingin dibicarakan
dengannya, tetapi tidak berani menyapa. Ketika itu sampailah Boan
ching di sebuah rumah makanBaru saja dia duduk. nampak pemuda
berpakaian hitam itupun memasuki rumah makan itu, hal ini membuat
dia mengerutkan alisnya kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemuda berpakaian hitam itu mencari tempat duduk tepat
dihadapannya, dengan perlahan-lahan Boan ching menghabiskan
santapannya. tampak pemuda berpakaian hitam itupun agaknya tidak
terburu- buru, dia menundukkan kepalanya sambil minum teh, sedang
matanya beberapa kali melirik ke arah Boan ching. Baru saja Boan
ching selesai dengan santapannya, tampak pemuda berpakaian hitam
itu mengajukan tangan kanannya, cangkir teh yang ada di tangannya
itu segera melayang kearah tubuh Boan ching, sedang badannya
berkelebat keluar dari rumah itu, sesampainya di luar pintu dia
menoleh ke belakang dan menggapai kearah Boan ching, kemudian
melompat naik ke atas kudanya dan melarikannya dengan sangat cepat.
Sambil tangannya menerima cangkir teh, tersenyumlah Boan ching,
cangkir teh itu di letakkannya ke atas meja beserta sepotong uang
untuk membayar santapannya itu, dan iapun lari mengejar kearah
pemuda berpakaian hitam itu tadi menghilang. Waktu menerima cangkir
teh tadi, dia telah mengetahui kekuatan lwekang yang dimiliki
pemuda2 berpakaian hitam itu, kini tampak menggapai kearah dirinya,
entah ada urusan apa dia merasa ilmu silatnya itu, maka ia tak
takut akan terjadi apa-apa terhadap dirinya dan lari mengejar
pemuda itu. Setelah keluar dari pintu kota, nampak pemuda
berpakaian hitam telah menantinya di depan pintu kota, maka
dihampirilah pemuda itu. Pemuda berpakaian hitam itu sambil tertawa
berkata. "Aku bernama Hoa Suan, tadi telah mempermainkan Boan Toako
harap suka dimaafkan-" Boan ching nampak usia pemuda itu hampir
sebaya dengan dirinya, baru pertama kali bertemu telah begitu
ramah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sikapnya, lalu katanya. "Siaute Boan ching, entah Toa Heng
mencari aku ada urusan apa?" Hoa Suan memandang sekelilingnya,
sejenak kemudian baru dengan tertawa katanya. "Tempat ini tidak
sesuai, lebih baik kita cari tempat yang lebih aman untuk
berbicara." Dalam hati Boan ching berpikir, tampaknya Hoa Suan ini
tidak mengandung maksud jahat maka ia menganggukkan kepalanya. Hoa
Suan menuntun kudanya, sambil berjalan ia berkata. "Boan heng tiga
hari yang lalu kau telah mengalahkan Khong Tong Siang Kiam dengan
tendangan geledekmu, sungguh suatu pekerjaan yang sangat
menggembirakan- Dengan kepandaian Boan heng yang demikian tingginya
itu agar orang2 Khong Tong Pay mengetahui kalau orang Bu Lim tidak
mengganggu mereka adalah karena mereka mengalah, bukannya takut
terhadap pihak Khong Tong Pay, pekerjaan Boan heng kali ini sangat
menggembirakan hati." Dalam hati diam-diam Boan ching berpikir
"Kiranya adalah orang yang merasa tidak puas terhadap Khong Tong
Pay," tetapi pada mulut nya sambil tertawa dia berkata," Mana2,
berita Dunia Kangouw tak dapat dipercaya, kepandaian Siaute tak ada
harganya untuk dibanggakan-" Sambil berbicara kedua orang itu
sampai di suatu kuil bobrok. Hoa Suan menambatkan kudanya di depan
pintu kuil, kemudian bersama-sama Boan ching memasuki kuil itu. Hoa
Suan tidak menunggu sampai Boen ching membuka suara telah berkata^
"Siaute telah lama mengagumi kepandaian Boen heng, ini hari datang
kemari ingin mendapat pengajaran barang satu dua jurus." Boen ching
tidak mengira kalau Hoa Suan dapat berbuat demikian, ia menjadi
melongo, dengan tertawa ia berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kepandaian Hoa heng lebih tinggi dari kepandaianku, aku kira
lebih baik kita tak usah bertanding." Dengan dingin Hoa Suan
berkata. "Apakah Boen heng tidak memandang sebelah mata kepada ku?"
Boen ching tidak mengetahui Hoa Suan itu berasal dari aliran mana,
jika didengar dari ucapannya, agaknya mempunyai ganjalan dengan
pihak Khong Tong Pay, entah dia anak murid dari partai mana
diantara enam partai besar itu? Mengapa ia berbuat demikian? Belum
habis dia berpikir, Hoa Suan telah mulai melancarkan serangannya
sambil mulutnya membentak. "Siaute tidak akan sungkan-sungkan
lagi." Tangannya melepaskan piaw terbang ke atas Boen ching. Boen
ching tertawa tawar, ketika tadi dirumah makan dia melihat cara Hoa
Suan melemparkan cangkir teh ke arahnya itu telah mengetahui kalau
pemuda itu adalah seorang yang ahli didalam senjata rahasia.
Ternyata dugaannya tepat. Segera tangan kanannya diangkat dengan
menggunakan jari telunjuknya ia menangkap piaw terbang tersebut.
Serangan Hoa Suan tadi sebenarnya hanya untuk memberi tanda kepada
pihak lawan saja, begitu piauw terbang itu dilepaskan, segera
disusul dengan bermacam macam senjata rahasia lainnya yang meliputi
berpuluh-puluh macam menyerang kearah Boen ching. Dalam hati Boen
ching merasa terkejut melihat keahlian Hoa Suan didalam melepaskan
senjata rahasia, segera timbul niatnya untuk membuat Hoa Suan
terbuka matanya dan kagum terhadap kepandaiannya. Tangan kanannya
dengan menggunakan piau terbang tadi memukul jatuh senjata rahasia
yang menyerang tubuh bagian atasnya sedang kedua kakinya
melancarkan ilmu "Po chiet-yao" atau ikan paus melompat tujuh kali
menghalau senjata rahasia yang menyerang tubuh bagian bawahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat gerakan Boen ching membentak. "Bagus Hati2 lah".
ini,
Hoa
Suan
segera
Tubuhnya merendah, kedua belah tangan nya segera melontarkan
berpuluh-puluh plat baja, plat baja itu tebalnya seperti kertas
dari bawah kian ke atas mengikuti gaya lemparan nya dan mengurung
seluruh tubuh Boen ching. Nampak keadaan demikian itu Boen ching
menjadi terkejut, sedang dalam hatinya ia berpikir, bukankah ini
adalah ilmu, "Han Po Shie jiet" atau ombak dingin melanda matahari?
tak dapat diragukan lagi Hoa Suan tentu adalah murid dari Hwe Liong
Su, atau si naga melingkar Liauw Pek Ko yang telah menggetarkan
sungai telaga. Berpikir sampai di sini tersenyumlah dia, segera
badannya melayang mengeluarkan ginkang ajaran suhunya Ie bok Tocu
yaitu : "Hai Si Ju Shie" atau terbang melayang mengitari selat.
Badannya melayang mengikuti datangnya plat-plat baja, dengan
secepat kilat plat-plat baja itu menyambar lewat di bawah kakinya
dan tak dapat ditahan lagi semuanya menancap pada tembok kuil itu.
Hoa Suan menjadi sangat terkejut melihat ilmu meringankan tubuh
Boen ching yang demikian sempurnanya itu ia berdiri tertegun.
Sungguh tak terkira olehnya kalau ilmu meringankan tubuh Boen ching
dapat demikian tingginya pun tak terduga olehnya kalau ilmu
melepaskan senjata rahasia yang paling diandaikan dan tidak ada
tandingannya itu yaitu "Han Po Shieejut," atau ombak dingin melanda
matahari ternyata masih juga terdapat lubang kelemahannya. ini
merupakan hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya, lebih-lebih
gerakan Boen ching cepat seperti kilat, dimana ia dapat terapung
ditengah udara. Boen ching tersenyum dan dalam hatinya ia berpikir
ilmu silat aneh ini mungkin engkau dengarpun belum pernah. Kemudian
ia berjalan meninggaikan kuil itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja ia sampai di depan kuil, Hoa Suan telah sadar kembali
dan cepat berteriak: " Boen heng harap tunggu sebentar" Boan ching
menghentikan langkahnya dan sambil membalikkan tubuhnya ia berkata.
"Apakah Hoa heng masih tidak mau melepaskan aku?" Wajah Hoa Suan
berubah menjadi merah, jawabnya. "Mana aku berani? Siaute berbuat
demikian adalah karena terpaksa. Siaute mendapat perintah dari
seseorang untuk melakukan hal ini. ilmu silat Boen heng sungguh tak
dapat diukur tingginya, Siaute sangat kagum sekali". Boen ching
berdiam sejenak kemudian katanya, "Entah dengan maksud apa Hoa heng
tadi mencoba kepandaian Siaute? Harap Hoa heng suka menjelaskan"
Hoa Suan berkata sambil tersenyum. "Mungkin baru pertama kali ini
Boen heng menginjak dunia kangouw sehingga tidak mengenal namaku"
"Siaute adalah "Siauw Hek Liong" atau si naga hitam Hoa Suan-
Didalam Ngo Liong Hwee selamanya membantu yang lemah dan
menghancurkan yang kuat, tetapi baru-baru ini telah terjadi suatu
peristiwa dan ingin mohon bantuan Boen heng," Boen ching berdiam
sejenak kemudian katanya: "Urusan apakah itu? Mohon Hoa heng suka
memberi penjelasan" . Hoa Suan berpikir sebentar, kelihatannya
seperti tak tenteram hatinya kemudian berkata. "Aku telah berjanji
dengan Toako untuk bertemu ditempat ini, mengapa hingga saat ini
masih belum muncul juga". Baru saja ia selesai berkata tampak
seekor kuda putih berjalan mendekati. Diatasnya duduk seorang
lelaki berusia pertengahan, alisnya tebal dan mempunyai sepasang
mata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang besar wajahnya tampak gagah. Melihat orang itu Hoa Suan
berteriak. "Toako engkau baru datang" orang laki-laki berusia
pertengahan itu tersenyum dan berkata kepada Boen ching. "Yang ini
mungkin adalah Boen Siauw-hiap?" Dengan cepat Boen ching menjawab
"Siaute adalah Boen ching.." orang laki-laki berusia pertengahan
itu menghela napas dan berkata kepada Hoa Suan-"Perjanjian itu
masih empat hari lagi engkau juga boleh turut". Hoa Suan menjawab
dengan cepat, " ilmu silat Boen heng sangat lihay, tadi dengan
mudah ia telah dapat menghindari ilmu, "Han Po Shie Jiet," tidaklah
lebih baik minta dia untuk membantu kita?" Melihat keadaan kedua
orang itu, Boen ching segera berkata, "Jika saudara memerlukan
bantuanku tentu akan kubantu dengan sekuat tenaga". orang laki-laki
berumur pertengahan itu m