BENIGN PROSTAT HYPERPLASI PENDAHULUAN Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak disebelah inferior buli-buli dam membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa ± 20 gram. McNeal (1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona ,antara lain : zona perifer, merupakan 70 % bagian volume dari kelenjar prostat dewasa muda, zona sentral, sebanyak 25 %, zona transisional, zona fibromuskuler anterior dan zona periuretra. Sebagian besar hiperplasia prostat berasal dari zona transisional, 60 – 70 % pertumbuhan karsinoma prostat (CaP) berasal dari zona perifer, 10 – 20 % berasal dari zona transisional dan 5 – 10 % dari zona sentral(McNeal et al, 1988). 2 EPIDEMIOLOGI BPH merupakan tumor jinak yang paling sering pada laki-laki dan insidennya berdasarkan dari umur. Prevalensi dari hasil studi otopsi BPH menunjukkan peningkatan kira-kira sebanyak 20% pada pria dengan umur 41-50 tahun, menjadi 50 % pada pria dengan umur 51-60 tahun dan menjadi > dari 90% pada pria > dari 80 tahun(Berry et al, 1984). 1,2 Walaupun bukti klinis dari penyakit
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BENIGN PROSTAT HYPERPLASI
PENDAHULUAN
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak disebelah inferior
buli-buli dam membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu
uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli.
Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa ± 20 gram. McNeal
(1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona ,antara lain : zona perifer, merupakan
70 % bagian volume dari kelenjar prostat dewasa muda, zona sentral, sebanyak 25 %, zona
transisional, zona fibromuskuler anterior dan zona periuretra. Sebagian besar hiperplasia
prostat berasal dari zona transisional, 60 – 70 % pertumbuhan karsinoma prostat (CaP) berasal
dari zona perifer, 10 – 20 % berasal dari zona transisional dan 5 – 10 % dari zona sentral(McNeal
et al, 1988).2
EPIDEMIOLOGI
BPH merupakan tumor jinak yang paling sering pada laki-laki dan insidennya
berdasarkan dari umur. Prevalensi dari hasil studi otopsi BPH menunjukkan peningkatan kira-
kira sebanyak 20% pada pria dengan umur 41-50 tahun, menjadi 50 % pada pria dengan umur
51-60 tahun dan menjadi > dari 90% pada pria > dari 80 tahun(Berry et al, 1984).1,2 Walaupun
bukti klinis dari penyakit lebih jarang muncul, gejala dari obstruksi prostat juga berhubungan
dengan umur. Pada umur 55 tahun, kira-kira sebanyak 25% pria mengeluhkan gejala voiding
symptoms. Pada umur 75 tahun, 50% dari pria mengeluhkan penurunan dari pancaran dan
jumlah dari pembuangan urin. Faktor resiko dari BPH masih belum terlalu dimengerti. Beberapa
hasil studi menyebutkan predisposisi genetik dan beberapa studi lainny memberi perhatian
pada perbedaan ras. Kira-kira 50% dari pria dibawah umur 60 tahun yang telah menjalani
operasi pembedahan BPH mungkin memiliki suatu bentuk genetika dari penyakit. Bentuk ini
paling banyak merupakan bentuk autosomal dominan trait(Sanda et al, 1994).2,4
ETIOLOGI
Hingga sekarang etiologi dari BPH masih belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa
penelitian secara laboratorium maupun klinik menyebutkan bahwa terdapat 2 faktor yang erat
kaitannya dengan BPH yaitu; peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging
(menjadi tua) (McConnell, 1995). Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya
hiperplasia prsostat adalah ; 1) teori dihidrotestoteron, 2) adanya ketidakseimbangan antara
estrogen dan testosteron, 3) interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat, 4) berkurangnya
kematian sel (apoptosis) dan 5) teori stem sel.2,3,4
1) TEORI DIHIDROTESTOSTERON
Dihidrotestosteron atau DHT adalah metabolit androgen yang sangat penting pada
pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. Dibentuk dari testosteron didalan sel prostat oleh
enzim 5α-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH. DHT yang telah terbentuk
berikatan dengan reseptor androgen (RA) yang membentuk kompleks DHT-RA pada inti
sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang menstimulasi
pertumbuhan sel prostat. Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DHT pada
BPH tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH,
aktivitas enzim 5α-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal
ini menyebabkan sel-sel prostat pada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi
sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal.
2) KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA ESTROGEN – TESTOSTERON
Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun, sedangkan kadar estrogen
relatif tetap sehingga perbandingan antara estrogen : testosteron relatif meningkat.
Telah diketahui bahwa estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proliferasi
sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensitifitas sel-sel prostat terhadap
rangsangan hormon androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel-sel
prostat(apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun rangsangan
terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan testosteron menurun, tetapi sel-sel prostat
yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa prostat jadi lebih
besar.
3) INTERAKSI SEL STROMA DAN EPITEL
Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat
secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui mediator (grwoth factor)
tertentu. Setelah sel-sel stroma mendapatkan stimulasi DHT dan estradiol, sel-sel
stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya mempengaruhi sel-sel stroma
itu sendiri secara intrakrin dan autokrin, serta mempengaruhi sel-sel epitel secara
parakrin. Stimulasi itu menyebabkan terjadinya proliferasi sel-sel epitel maupun sel
stroma.
4) BERKURANGNYA KEMATIAN SEL PROSTAT
Program kematian sel prostat (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik
untuk mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi
kondensasi dan fragmentasi sel yang selanjutnya sel-sel yang mengalami apoptosis akan
difagositosis oleh sel-sel disekitarnya kemudian didegradasi oleh enzim lisosom. Pada
jaringan normal, terdapat keseimbangan antara laju proliferasi sel dengan kematian sel.
Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat dewasa, penambahan
jumlah sel-sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan seimbang. Berkurangnya
jumlah sel-sel prostat yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah sel-sel prostat
secara keseluruhan menjadi meningkat sehingga menyebabkan pertambahan massa
prostat.
5) TEORI SEL STEM
Untuk mengganti sel-sel yang telah mengalami apoptosis, selalu dibentuk sel-sel baru.
Di dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu suatu sel yang mempunyai
kemampuan berproliferasi sangat ekstensif. Kehidupan sel ini sangat tergantung pada
keberadaan hormon androgen, sehingga jika hormon ini kadarnya menurun seperti yang
terjadi pada kastrasi, menyebabkan terjadinya apoptosis. Terjadinya proliferasi sel-sel
pada BPH dipostulasikan sebagai ketidaktepatnya aktivitas sel stem sehingga terjadi
produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel epitel.
ANATOMI & FISIOLOGI
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli, di depan
rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri dengan ukuran 4 x 3
x 2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram. Kelenjar ini terdiri atas jaringan fibromuskuler dan
glandular yang terbagi dalam beberapa daerah atau zona, yaitu zona perifer, zona sentral, zona
transisional, zona preprostatik sfingter dan zona anterior (McNeal 1970). Secara histopatologik
kelenjar prostat terdiri atas komponen kelenjar dan stroma. Komponen stroma ini terdiri atas
otot polos, fibroblas, pembuluh darah, saraf, dan jaringan penyanggah yang lain.1,2
Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari cairan
ejakulat. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk
kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi. Volume cairan
prostat merupakan ± 25% dari seluruh volume ejakulat.2,4
Prostat mendapatkan inervasi otonomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus
prostatikus. Pleksus prostatikus (pleksus pelvikus) menerima masukan serabut parasimpatik
dari korda spinalis S2-4 dan simpatik dari nervus hipogastrikus (T10-L2 ). Stimulus parasimpatik
meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostat, sedangkan rangsangan simpatik
menyebabkan pengeluaran cairan prostat ke dalam uretra posterior, seperti pada saat
ejakulasi. Sistem simpatik memberikan inervasi pada otot polos prostat, kapsula prostat dan
leher buli-buli. Di tempat-tempat itu banyak terdapat reseptor adrenergik-α. Rangsangan
simpatik menyebabkan dipertahankan tonus otot polos tersebut.4
Jika kelenjar ini mengalami hiperplasia jinak atau berubah menjadi kanker ganas dapat
membuntu uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran kemih.
PATOFISIOLOGI HIPERPLASIA PROSTAT
Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan
menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesike. Untuk
dapat mengeluarkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu.
Kontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik buli-buli berupa hipertrofi
oto detrusor, tarbekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli. Perubahan
struktur pada buli-buli tersebut, oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih
sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejala
prostatimus.1,2,3,4
Tekanan intravesikel yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali
pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran
balik urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesiko-ureter. Keadaan ini jika
berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh