Nurul Ria Senin, 12 Desember 2011BUAH BELIMBING WULUH SEBAGAI
PENGOBATAN ALTERNATIF DAN RADIKAL BEBAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena atas kehendak-Nya ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Dengan makalah yang berjudul : BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa
bilimbi L.)) SEBAGAI PENGOBATAN ALTERNATIF DAN RADIKAL BEBAS.
Selain untuk mengikuti karya ilmiah ini, penulis berkeinginan
memaparkan manfaat lain dari Buah Belimbing wuluh yang selama ini
belum termanfaatkan secara optimal. Adapun tujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas sekolah. Dalam penyelesaian
karya ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan
akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai
pihak akhirnya karya ini dapat terselesaikan walaupun masih
terdapat kekurangan didalamnya. Karena itu, sepantasnya jika
penulis mengucapkan terima kasih kepada ALLAH SWT. Dan tidak lupa
pula saya ucapkan terima kasih kepada bapak Julianto, s.Kom sebagai
pendamping saya yang telah banyak memberikan saran dan arahan dalam
penyusunan karya ilmiah ini.Demikian semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi saya dan para pembaca pada umumnya. Sebagai seorang
pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya
ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Sumenep, 12 Desember 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR
...................................................... iDAFTAR ISI
.......................................................................
iiBAB I PENDAHULUAN .......................................a. Latar
Belakang .............................................. 1b.
Perumusan Masalah ...................................... 1c. Tujuan
Masalah ............................................. 2d. Manfaat
Penulisan ......................................... 2e. Batasan
Masalah ........................................... 2f. Metode
Penelitian ......................................... 3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................... a.Pengertian
...................................................... 4 b.
Klasifikasi .......................................................
6c. Kandungan .....................................................
7d. Cara Pemakaian ..............................................
7e. Pembudidayaan ...............................................
10
BAB III PENUTUP
......................................................a. Kesimpulan
..................................................... 18b. Saran
...............................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................19
BIODATA PENULIS A. Riwayat Hidup :
Nama : Nurul QomariyahTempat, tanggal lahir : Sumenep, 11
November 1996NAS : 21Kelas : IX-BSekolah : SMPN 1 SumenepStatus :
PelajarAgama : IslamAlamat : Jl. Dr. Cipto Gg 5 No. 4 KolorOrang
Tua : a. Ayah : SUMARTO b. Ibu : R.Aj Siti Fatimah
B. Riwayat Pendidikan :
Lulus TK Wijaya Kusuma tahun 2003 Lulus SDN Kolor II tahun 2009
Masuk SMPN I Sumenep tahun 2009
BAB I PENDAHULUANI. Latar Belakang Banyak tanaman di Indonesia
yang sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat, namun belum
dibudidayakan secara khusus. Salah satu diantaranya adalah
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi). Belimbing wuluh merupakan
tumbuhan berjenis pepohonan yang hidup di ketinggian dari lima
sampai 500 meter diatas permukaan laut. Tanaman ini mudah sekali
tumbuh dan berkembang biak melalui cangkok atau persemaian bijinya.
Jika ditanam lewat biji, pada usia 3-4 tahun, ia sudah mulai
berbuah, yang setahunnya bisa mencapai 1.500 buah perpohon. Buahnya
lonjong, warna buahnya hijau muda bila masih muda, jika sudah
matang berwarna kekuningan kusam, mengandung banyak air dan rasanya
asam segar. Setiap musim belimbing, tanaman belimbing wuluh banyak
menghasilkan buah, dikarenakan buahnya bergerombol. Bisa
dimengerti, karena keasamannya ini kehadiran belimbing wuluh seakan
terabaikan. Ia terhitung jarang ditanam apalagi sampai dikebunkan
seperti belimbing manis. Sebab, kata kebanyakan penggemar tanaman
buah, tanamannya saja tidak dapat diandalkan untuk ditanam di
pekarangan sebagai sumber keteduhan. Padahal tanaman ini mudah
ditanam dan diperbanyak. (Lin, 1994).Padahal secara tradisional
tanama ini banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit
seperti batuk, diabetes, rematik, gondongan, sariawan, sakit gigi,
gusi sampai berdarah tekanan darah tinggi.Bagian yang biasa
digunakan adalah buah, batang, daun dan bunganya. Keempat bagian
tersebut banyak mengandung senyawa yang berkhasiat. Diantaranya
adalah saponin, tannin, glukosida, hingga kalsium. Salah satu yang
paling dikenal orang belimbing wuluh sebagai obat sariawan. Konon
rasanya yang masam mengandung vitamin C yang tinggi, caranya dengan
mengunyah atau ditempelkan pada bagian yang sariawan.Khasiat lain
adalah sebagai obat asma atau sesak nafas. Cukup dengan merebus
bunga belimbing wuluh dengan air dan gula batu. Lalu diminum sehari
2-3 kali sehari samapai asama dan alerginya sembuh. Belimbing wuluh
juga mampu mengobati batuk kering, kandungan kaliumnya mampu
melancarkan dahak dan menurunkan panas.II. Rumusan
MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya
adalah : Apakah khasiat dari belimbing wuluh. Apakah Belimbing
wuluh membantu penyembuhan penyakit pada kulit.
1
2III. Tujuan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah, maka tujuan penelitian adalah :1. Untuk mengetahui Kasiat
dari belimbing Wuluh2. Untuk mengetahui Apakah Belimbing wuluh
membantu penyembuhan penyakit pada kulit.IV. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penelitian antara lain :1. Untuk menyelesaikan
tugas pelajaran Tekhnologi Informasi dan Komunikasi (TIK).2.
Sebagai bahan dalam memberikan sumbangan pemikiran pada masyarakat
dalam meningkatan kesehatan pada masing-masing anggota keluarga
mereka.3. Untuk mengetahui apakah kesehatan masyarakat telah
terpenuhi dengan baik atau sebaliknya. 4. Karya ini akan membantu
dalam pelaksanaan program selanjutnya terlebih jika siswa lanjut
dibidang kedokteran atau keperawatan.V. Batasan Masalah Dalam
penelitian ini penulis membatasi permasalahan pada : Berdasarkan
perumusan masalah di atas, maka saya dapat mengambil batasan
masalah sebagai berikut : Penelitian ini hanya meneliti dan
membahas tentang kandungan dan manfaat belimbing wuluh di bidang
kesehatan, tidak meluas ke bidang-bidang yang lain.
3VI. Metode Penelitian 1. Pengumpulan DataPada tahap pengumpulan
data menggunakan metode sebagai berikut:a. Study
LiteraturMengumpulkan dan mempelajari study pusaka yang berkaitan
dengan bahasa pemograman yang digunakan.b. SurveyMelakukan survey
sistem informasi kebutuhan pada dinas terkait
2. Analisa Kebutuhan SistemAnalisa kebutuhan sistem merupakan
tahap awal dari pengembangan sistem. Dalam tahap ini dapat
didefinisikan pokok permasalahan yang ada pada suatu instansi
sebagai objek penelitian dan penentuan tujuan perancangan sebagai
acuan untuk penentuan sebagai acuan untuk menentukan tahap-tahap
penting berikutnya.3. Perancangan Perancangan merupakan tahap awal
yang nantinya akan di aplikasikan pada suatu proses. Pada
perancangan sistem ini, terdapat beberapa perancang.4.
ImplementasiImplementasi merupakan tahap awal merealisasikan sebuah
sistem yang dibuat dengan diawali proses sebagai kerangka awal
menjadi suatu sistem yang diharapkan dan dapat membantu mengatasi
permasalahan yang ada.5. Uji Coba Dalam tahap ini dilakukan uji
coba ulang hasil implementasi yang dibuat untuk mengetahui faridasi
sistem.6. Penulisan Tugas AkhirDalam tahap ini dilakukan proses dan
penyusunan laporan karya tulis.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian
Belimbing WuluhBelimbing wuluh atau disebut juga belimbing sayur,
belimbing asam atau belimbing buluh dengan nama latin Averrhoa
bilimbi merupakan tanaman yang mempunyai buah berasa asam yang kaya
khasiat sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau campuran jamu.
Belimbing wuluh atau belimbing sayur diduga berasal dari kepulauan
Maluku dan kini tersebar keseluruh Indonesia dan negara-negara
sekitar seperti Filipina, Myanmar, dan Srilanka.Pohon belimbing
wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan diameter pangkal
batang mencapai 30 cm. Batangnya bergelombang dan tidak rata. Daun
belimbing sayur merupakan daun majemuk sepanjang 30-60 cm dengan
11-45 pasang anak daun. Anak daun berwarna hijau, bertangkai
pendek, berbentuk bulat telur hingga jorong dengan ujung agak
runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, panjang 2-10 cm, lebar
1-3 cm. Belimbing wuluh mempunyai bunga majemuk yang tersusun dalam
malai, berkelompok. Bunga belimbing asam, seperti buah kepel,
tumbuh keluar dari batang atau percabangan yang besar. Buah
belimbing buluh berupa buni berbentuk lonjor bersegi, dengan
panjang 4-6 cm. Buahnya berwarna hijau kekuningan, berair dan jika
masak berasa asam.Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) yang
ternyata kaya khasiat. Juga disebut blimbing buloh (Bali), limbi
(Bima), libi (Sawu), balimbeng (Flores), belerang (Sangi), lumpias,
rumpeasa dureng, wulidan, lopias, lembetue (Gorontalo), bainang
(Makasar), calene (Bugis), takurela (Ambon), kerbol (Timor), malibi
(Halmahera), uteke (Papua). Dalam bahasa Inggris dikela sebagai
cucumber tree atau bilimbi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut
Averrhoa bilimbi. Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat
dimanfaatkan sebagai sirup, bumbu masakan atau sayur, membersihkan
noda pakaian, mengkilatkan barang-barang dari kuningan, dan sebagai
bahan obat tradisional.
4
5
Belimbing Asam/ Belimbing Wuluh
Sering disebut dengan belimbing asam, atau belimbing buluh
(besi) karena rasa buahnya yang asam. Bentuk tanaman memanjang ke
atas bisa mencapai 12 meter.berdaun tersuun berpasangan, bentuk
lonjong (bulat tlur) terletak di ujung cabang atau ranting.
Bentuk buah bulat lonjong berwarna hijau pekat pada waktu muda,
dan berbuah kekuniongan setelah matang. Buah-buah seukuran telur
puyuh ini muncul dan bergelantungan pada batang dan dahannya.
Dagingnya banyak mengadung air dengan rasa sangat asam. Walaupun
namanya belimbing seperti belimbing manis, dan jarang di konsumsi
langsung sebagaii buah segar, namun belimbing jenis ini banyak
berguna sebagai bumbu seperti manisan dan lain sebagainya.
Belimbing Manis
Belimbing ini berbeda dengan belimbing asam jika belimbing asam
sedikit cabang maka belimbing manis ini sebaliknya mmbpunyai dahan
dan ranting yang tumpuh dengan rapat dan rimbun, tinggi semampai
dapat mencapai ketinggia 12 meter. Daun majemuk, bunga bakal buah
berbentuk kecil-kecil dan berwarna muda. Dan bunga sangat mudah
rontok jika terkena gearan.Buah belimbing manis berbentuk lonjong
bersegi lima, jika dilihat dari bawah, bentuk penampang lintang
buahnya mirip dengan bentuk bintang. Ukuran nya dapat mencapai
ukuran gelas besar. Dan mempunyai rasa yang manis. Pada waktu muda
buah berwarna hijau muda, dan akan berubah menjadi kuning sampai
kemerahan jika telah tua.
Secara umum tanaman ini banyak di sukai orang dari bentuk
tanamannya karena dapat dijadikan tanaman pelindung atau peneduh
dikarenakan bentuknya yang rimbun dan banyak ditanam diperkarangan
rumah maupun kebun.
Dilihat dari penanaman belimbing ini tidaklah sulit. Dan bisa di
tanam di mana saja. Jika penanaman dengan biji pada usia 3 4
tatahun sudah dapat berbuah, hasil tanaman bisa mencapai 1.500 buah
pertahunnya. Selain buah segar belimbing jenis ini dapat dijadikan
makanan olahan seperti dijadikan selai, sari buah, rujak dan lain
sebagainya. Dan belimbing jenis ini pun diperkaya dengan vitamin C
dan vitamin lainnya.
6Selain buah, daun dan batangnya juga bisa dijadikan campuran
obat. Ini lantaran beberapa zat kimia yang terkandung pada tanaman
seperti sponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asal
format, dan peroksidase yang terkandung pada batang belimbing
wuluh. Juga tanin, sulfur, asal sulfat, peroksidase, kalsium
oksalat dan kalium sitrat pada daunnya. Sedangkan buah belimbing
wuluh sendiri berkhasiat sebagai analgesik, dan diuretik.2.1.2.
Klasifikasi Belimbing WuluhAdapun susunan taksonomi belimbing wuluh
adalah sebagai berikut :Kingdom : Plantae (Tumbuhan)Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbiTanaman belimbing dibagi menjadi 2
jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa corambola) dan belimbing
asam (Averhrhoa blimbi) atau sering diebut belimbing wuluh.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dikenal dengan berbagai
daerah dengan nama yang berbeda, seperti: limeng, selimeng (Aceh),
Selemeng (Gayo), asom belimbing, balimbingan (Batak), malimbi
(Nias), balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu),
balimbing (Lampung), belimbing wuluh (jawa), calincing wulet
(Sunda), bhalingbhing bulu (Madura). 7 Bunga belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi) dapat digunakan sebagai obat sariawan dan batuk.
Sedangkan daunnya dapat mengobati perut sakit, gondong (parotitis),
tekanan darah tinggi, dan rematik. Buah belimbing wuluh berkhasiat
sebagai obat tradisional untuk batuk rejan, gusi berdarah,
sariawan, sakit gigi berlubang, jerawat, panu, tekanan darah
tinggi, kelumpuhan, gangguan pencernaan, dan radang
rektum.Sayangnya saya bukan ahli di bidang obat-obatan sehingga
khasiat belimbing wuluh sebagai obat tradisional tidak dapat saya
uraikan secara detail. Yang saya ketahui, tumbuhan dengan nama
latin Averrhoa bilimbi ini, yang konon merupakan tumbuhan asli
Indonesia, ternyata tidak dapat dianggap sepele.2.1.3. Kandungan
Belimbing WuluhKandungan Gizi Belimbing sayur, belimbing wuluh,
belimbing buluh, atau belimbing asam per 100 g bagian yang bisa
dimakan : * Kelembaban : 94,2-94,7 g * Protein : 0,61 g * Ash :
0,31-0,40 g * Fiber : 0.6g * Fosfor : 11.1 mg * Kalsium : 3.4 mg *
Besi : 1,01 mg * Thiamine : 0,010 mg * Riboflavin : 0,026 mg *
Karoten : 0,035 mg * Ascorbic Acid : 15,5 mg * Niacin : 0,302
mg
2.1.4. Cara Pemakaian Blimbing Wuluh menyebuhkanGusi berdarah
Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik segar maupun manisan secara
rutin tiap hari Dua buah belimbing wuluh dimakan tiap hari Blimbing
Wuluh sebagai Obat Gondongan 1/2 genggam daun belimbing wuluh
ditumbuk dgn 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yg
gondongan.
8 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daun dan 4 butir
bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan
ketempat yg sakit. Blimbing Wuluh sebagai Obat Rematik Segenggam
daun belimbing wuluh dicuci tumbuk sampai halus tambahkan kapur
sirih gosokkan ke bagian yg sakit. 100 gr daun muda belimbing wuluh
10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus
tambahkan cuka secukup sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan
adonan bubur tadi ketempat yg sakit. 5 buah belimbing wuluh 8
lembar daun kantil (Michelia champaca L.) 15 biji cengkeh 15 butir
lada hitam dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 2 sendok makan
air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai utk
menggosok dan mengurut bagian tubuh yg sakit. Lakukan 2-3 kali
sehari. Blimbing Wuluh sebagai Obat Sariawan 10 kuntum bunga
belimbing wuluh asam jawa gula aren direbus dgn 3 gelas air sampai
air tinggal 3/4 saring minum 2 kali sehari. Segenggarn bunga
belimbing wuluh gula jawa secukup dan 1 cangkir air direbus sampai
kental. Setelah dingin disaring dipakai utk membersihkan mulut dan
mengoles sariawan. 2/3 genggam bunga belimbing wuluh dicuci lalu
direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah
dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali 3/4 gelas. 3 buah
belimbing wuluh 3 butir bawang merah 1 buah pala yg muda 10 lembar
daun seriawan 3/4 sendok teh adas 3/4 jari pulosari dicuci lalu
ditumbuk halus diremas dgn 3 sendok makan minyak kelapa diperas
lalu disaring. Dipakai utk mengoles luka-luka akibat sariawan 6-7
kali sehari. Blimbing Wuluh sebagai Obat Sakit gigi Lima buah
belimbing wuluh setelah dicuci bersih dikunyah dgn garam. Ulangi
beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya.Blimbing Wuluh sebagai
Obat Pagel linu Satu genggam daun belimbing wuluh yg masih muda 10
biji cengkeh 15 biji lada digiling halus lalu tambahkan cuka
secukupnya. Lumurkan ketempat yg sakitBlimbing Wuluh sebagai Obat
Penghilang Panu Sepuluh buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling
halus tambahkan kapur sirih sebesar biji asam diremas sampai rata.
Ramuan ini dipakai utk menggosok kulit yg terserang panu. Lakukan 2
kali sehari.
9Blimbing Wuluh sebagai Obat Sakit Gigi Berlubang 5 buah
belimbing wuluh dicuci bersih makan dgn sedikit garam kunyah
ditempat gigi yg berlubangBlimbing Wuluh sebagai Obat Penurun
Tekanan Darah Tinggi Siapkan 3 buah belimbing wuluh dan biji
srigading 25 gr yg sudah dicuci bersih. Biji srigading ditumbuk
halus. Masukkan ke dalam panci berisi 4 gelas air dan rebuslah
bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum.
Cukup diminum 1 gelas sehari. Buah yg besar dan berwarna hijau
diparut ambil air dan diminum. 3 buah belimbing diparut peras air
diminum sekali sehari. 3 buah belimbing wuluh dicuci lalu
dipotong-potong seperlu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring minum setelah makan pagi.
10 buah belimbing wuluh 1 jari rimpang kunyit 1/4 genggam daun
meniran 3 jari labu air 3 jari gula enau dicuci dan dipotong-potong
seperlu lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin disaring minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
Blimbing Wuluh sebagai Obat Batuk Daun bunga buah yg masing-masing
sama banyak direbus dalam air yg mendidih selama 1/2 jam dan minum
airnya. Segenggam daun belimbing wuluh segenggam bunga dan 2 buah
belimbing gula batu rebus dgn 2 gelas air sampai air tinggal
setengah saring minum 2 kali sehari. Segenggam bunga belimbing
wuluh beberapa butir adas gula secukup dan air 1 cangkir ditim
selama beberapa jam. 25 kuntum bunga belimbing wuluh 1 jari rimpang
temu-giring 1 jari kulit kayu manis 1 jari rimpang kencur 2 butir
bawang merah 1/4 genggam pegagan 1/4 genggam daun saga 1/4 genggam
daun inggu 1/4 genggam daun sendok dicuci dan dipotong-potong
seperlu direbus dgn 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas.
Setelah dingin disaring diminum dgn madu seperlunya. Sehari 3 kali
3/4 gelas. Buah belimbing wuluh dibuat manisan sehari makan 3 x 6-8
buah. Blimbing Wuluh sebagai Obat Diabetes Enam buah belimbing
wuluh dilumatkan direbus dgn 1 gelas air sampai air tinggal
setengah saring minum 2 kali sehari. Blimbing Wuluh sebagai Obat
Penghilang Jerawat Siapkan 3 buah belimbing wuluh segar. Cuci
hingga bersih. Buah diparut dan diberi sedikit garam. Tempelkan
pada kulit yg berjerawat. Lakukan 2 kali sehari. Buah belimbing
wuluh secukup dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn air garam
seperlu utk menggosok muka yg berjerawat. Lakukan 3 kali
sehari.
10 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang
digiling halus lalu diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis.
Ramuan ini dipakai utk menggosok dan melumas muka yg berjerawat.
Lakukan 2-3 kali sehari.
2.1.6. Pembudidayaan Belimbing Wuluh1. PEMBIBITAN
1) Persyaratan Benih dan Bibit
Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu
menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif
(cangkok, okulasi, enten, dan susuan). Pembiakan secara generatif
dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan
keturunan berbeda dengan induknya (segregasi genetis). Oleh karena
itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk
menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan
pada perbanyakan vegetatif.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara pembiakan
vegetatif (cangkok, okulasi, susuan dan enten). Khusus pada
perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi, enten,
susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yang berasal
dari biji (pembiakan generatif).
Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih)
belimbing sebagai berikut :
a) Pilih buah belimbing yang sudah matang dipohon dan keadaannya
sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.b)
Ambil (keluarkan) biji dari buah dengan cara membelahnya, kemudian
tampung dalam suatu wadah.c) Cuci biji belimbing dengan air bersih
hingga bebas dari lendirnya.d) Keringanginkan biji belimbing
ditempat teduh dan kering hingga kadar airnya berkisar antara 1214
%.e) Simpan biji belimbing dalam suatu wadah tertutup rapat dan
berwarna, atau langsung disemai di persemaian.
3) Teknik Penyemaian Benih
Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut
:
a) Tentukan (pilih) areal untuk lahan persemaian di tempat yang
strategis dan tanahnya subur.b) Olah tanahnya cukup dalam antara
30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama 15
hari.c) Buat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan
panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedengan sebaiknya
membujur posisi Utara-Selatan.
11
d) Tambahkan pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2
kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara
merata, kemudian rapikan bedengan dengan alat bantu papan kayu atau
bambu ataupun cangkul.e) Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur
bedengan setinggi 100-150 cm dan di sisi Barat 75-100 cm, kemudian
pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.f) Pasang
atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening
(transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dengan atapnya
siap disemai biji belimbing.
Tatalaksana menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut :
a) Rendam biji belimbing dalam air dingin atau hangat kuku
(55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.b) Kecambahkan biji
belimbing dengan cara disimpan dalam gulungan kain basah di tempat
yang lembab selamabeberapa waktu.c) Semai biji belimbing yang telah
berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di
sepanjang garitanatau alur-alur dangkal pada jarak antar alur
sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dengan tanah tipis.d) Biarkan
kecambah tumbuh dan berkembang menjadi bibit muda.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
a) Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau
tergantung keadaan cuaca.b) Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea,
ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gram/10
literuntuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.c)
Pengendalian hama atau penyakit dengan cara memotong bagian yang
terserang parah, perbaikan drainase tanahdan penyemprotan pestisida
pada konsentrasi rendah antara 3050 % dari yang dianjurkan.
5) Pemindahan Bibit
Penyapihan (pendederan bibit pada umur 68 bulan dari pesemaian
ke dalam polibag atau keranjang atau lahan yang telah diisi media
campuran tanah dengan pupuk kandang.
2. PENGOLAHAN MEDIA TANAMAN
1) PersiapanLuasan minimum yang diperlukan untuk operasional
pembibitan adalah 2.000 m2, yang dapat menampung bibit sebanyak
5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan untuk pohon induk dapat
disediakan tersendiri atau ditanam dalam lahan operasional. Syarat
utama dalam pemilihan lahan adalah tersedianya air bagi
12tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber air
dapat digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di
daerah yang banyak mengandung air. Ciri lain lahan yang mengandung
air adalah daerah tersebut berada di suatu lembah bukit atau
pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbin di dataran rendah sampai
ketinggian 500 m dpl, dengan kedalaman air tanah antara 50200 cm
dibawah pemukaan tanah dan memiliki pH 5,57,5. Tanah lahannya
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan
drainasenya baik, serta waktu penanaman yang paling baik di daerah
yang mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan
kering.
2) Pembukaan LahanTentukan areal lahan yang strategis dan subur,
cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan dan pencangkulan)
tanah lahan cukup dalam antara 3040 cm hingga gembur, kemudian
dikeringanginkan selama 15 hari. Tambahkan pada tanah lahan yang
telah diolah pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2
kemudian rapikan bedengan sambil dicampurkandengan tanah atas
secara merata, dan dirapikan dengan alat bantu papan kayu atau
bambu atau cangkal dan selanjutnya lahan siap ditanami.
3) Pembentukan BedenganBedengan dibuat dengan ukuran lebar
100120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan.
Bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan. Pasang
(tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi
100150 cm, dan di sisi Barat 75100 cm, kemudian pasang pula
palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dari dedaunan
(jerami) atau plastik bening (transparan) sehingga bedengan siap
digunakan.
3. TEKNIK PENANAMAN
1) Penentuan Pola TanamPenetuan jarak tanam dan pola tanam
biasanya relatif tergantung pada luas lahan yang ada. Pada umumnya,
bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman
belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dapat pula digunakan
dalan jarak tanam 5 x 5 m dengan pola tanam dalam bentuk kultur
perkebunan secara permanen dan dipelihara intensif.
2) Pembuatan Lubang TanamSebelum bibit ditanam, terlebih dulu
dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang
digali sedalam 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan,
lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setelah cukup
dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dengan pupuk kandang ayam
dengan perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10
sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah dan
pupuk itu dimasukkan kembali ke dalam lubang.
3) Cara PenanamanLubang yang sudah dipersiapkan untuk ditanami
seperti diatas, setelah diberi pupuk tidak langsung ditanami,
tetapi dibiarkan selama 1 minggu setelah itu baru ditanami. Bila
yang ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu
13
ditanam di lapang harus dikombinasikan/ diseling dengan bibit
klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami
B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk membantu penyerbukan, karena
menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini bersifat male
sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dalam
penyerbukannya.
4. PEMELIHARAAN TANAMAN
1) Penjarangan dan PenyulamanPenjarangan dan penyulaman
dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang dan distribusi
makanan hanya untuk buah yang dipelihara. Dalam penjarangan ini
diusahakan tidak ada buah yang bergerombol atau berdempetan. Satu
pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing yang dipelihara
sampai besar. Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,55 cm, atau
510 hari setelah bunga bermekaran.
2) Penyiangan, Pembubunan dan PerempalanPenyiangan, pembubunan
dan perempalan dilakukan agar tanaman belimbing menghasilkan buah
secara produktif, dan mendapatkan hasil yang maksimal. Penyiangan
dilakukan dengan melakukan pemangkasan untuk membentuk tajuk
tanaman agar tanaman tidak saling berhimpitan. Hal ini untuk
mendorong produksi buah dan memudahkan pemanenan.
3) PemupukanPemupukan untuk 3 bulan setelah tanam adalah 25 kg
pupuk kandang ayam dengan 50 gram NPK/pohon. Umur setahun 25 kg
pupuk kandang dengan 150 gram NPK/pohon. Umur 2 tahun diberikan 50
kg pupuk kandang dan 500 gram NPK/pohon, dan umur 3 tahun keatas
diberikan 75 kg pupuk kandang dengan 1 kg NPK/pohon. Untuk media
tanam berupa pot atau tanaman buah dalam pot (tabulampot) pemupukan
diberikan pada waktu umur tanaman 1 bulan diberi pupuk dasar berupa
campuran urea, TSP atau SP dan KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr atau 2
sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut dibenamkan dalam pot.
Setiap sebulan sekali dipupuk dengan pupuk nitrogen ZA sebanyak 10
gr dilarutkan dalam 10 liter air, larutan ini disiramkan pada
tanaman belimbing dalam pot hingga tampak cukup basah. Pada tanaman
belimbing yang sudah mulai berbunga dan berbuah diberi pupuk NPK
sebanyak 2550 gram/pohon (pot)/tahun. Waku pemberian pupuk
sebaiknya sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, dan seusai
panen, sehingga tiap tahun minimal dilakukan pemupukan 3 kali
masing-masing 1/3 dosis.
4) Pengairan dan PenyiramanTanaman belimbing banyak membutuhkan
air sepanjang hidupnya. Di daerah yang sepanjang tahun mendapatkan
air tentu tidak masalah, namun di daerah yang kering tanaman perlu
diberi pengairan dan disiram. Sebagai indikasi bila tanaman perlu
disiram yaitu bila rumput-rumput yang tumbuh dibawah pohon sudah
mulai layu. Penyiraman dapat dilakukan dengan cara penggenangan
(dileb) atau disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah.
Meskipun selalu
14
butuh air, tanaman ini kurang menyukai air tergenang, perlu
diberi sarana drainase dan air segera dialirkan ke luar kebun agar
tidak menggenang.
5) Waktu Penyemprotan PestisidaSebagai pencegahan terhadap hama
dan penyakit tanaman belimbing maka perlu dilakukan penyemprotan
pestisida. Waktu penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali,
misalnya dengan Thamaron Super yang takarannya disesuaikan dengan
dosis yang tertera pada kemasan.
5. HAMA DAN PENYAKIT
Hama
1) Lalat buah (Dacus pedestris)Lalat ini berwarna coklat
kekuning-kuningan dengan dua garis membujur, pinggangnya ramping,
bersayap seperti baju tidur yang strukturnya tipis dan transparan.
Lalat betina meletakkan telur pada kulit buah, kemudian menetas
menjadi larva. Larva inilah yang kemudian merusak daging buah
belimbing hingga menyebabkan bususk dan berguguran.
Pengendalian: dilakukan dengan cara pembungkusan buah pada
stadium pentil (umur 1 bulan dari bunga mekar), mengumpulkan dan
membakar sisa-sisa tanaman yang berserakan di bawah pohon, memasang
sex pheromone seperti Methyl eugenol dalam botol aqua bekas.
2) Hama lainkutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina)
dan kelelawar. Pengendalian : kutu daun dan semut dapat disemprot
dengan insektisida yang mangkus seperti Matador 25 EC dll,
sedangkan kelelawar harus dengan cara dihalau.
Penyakit
1) Bercak daunPenyebab: cendawan Cercospora averrhoae Fres.
Gejala: terjadi bercak-becak klorotik berbentuk bulat dan
kecil-kecil pada anak daun. Daun yang terserang berat menjadi
kuning dan rontok, bahkan sampai gundul pada tanaman muda atau
stadium bibit. Pengendalian: dengan cara memotong (amputasi) bagian
tanaman yang sakit dan disemprot fungisida yang berbahan aktif
Kaptafol, seperti Difolatan, dll.
2) Penyakit kapang jelagaPenyakit ini hidup sebagai saprofit
pada madu yang dihasilkan oleh kutu-kutu putih. Gejala: permukaan
daun tertutup oleh warna hitam, sehingga dapat mengganggu proses
fotosintesis. Pengendalian : disemprot dengan fungisida yang
mangkus, misalnya Dithane M45 pada konsentrasi yang dianjurkan.
15 PANEN Ciri dan Umur Panen
Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak
geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan dan iklim. Di dataran
rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar
3560 hari setelah pembungkusan buah atau 6590 hari setelah bunga
mekar. Ciri buah belimbing yang sudah saatnya dipanen adalah
ukurannya besar (maksimal), telah matang dan warna buahnya berubah
dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna
lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing
Cara PanenCara panen buah belimbing dilakukan dengan cara
memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu
dengan memilih buah yang telah matang. Waktu panen yang paling baik
adalah pagi hari, saat buah masih segar dan sebelum cuaca terlalu
panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segera dimasukkan
(ditampung) dalam suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar
atau rusak. Periode PanenPeriode panen buah belimbing, umumnya
penen perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam. Pembungaan dan
pembuahan belimbing dapat terus menerussepanjang tahun, masa panen
paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.
Prakiraan ProduksiPotensi hasil/produksi buah belimbing varietas
unggul yang ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara
intensif dapat mencapai antara 150 - 300 buah/pohon/tahun. Bila
jarak tanam 5 x 5 m dengan populasi per hektar antara 250 - 400
pohon dengan produktivitas 150300 buah/pohon dan berat per buah
rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6 -
19 ton.
6. PASCAPANEN
Seusai panen belimbing perlu penanganan pascapanen lebih lanjut,
terutama bila jumlahnya melimpah (banyak).
Tahapan penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai
berikut :
1. PengumpulanKumpulkan buah belimbing di suatu tempat atau
ruangan yang teduh.
2. Penyortiran dan PenggolonganPilih buah bedasarkan tingkat
kematangan dan ukuran yang seragam. Pisahkan (buang) buah yang
rusak, cacat atau diserang hama dan penyakit. Bersihkan buah dari
kotoran yang mungkin menempel dengan alat bantu kuat lembut
(halus).
16 3. PenyimpananSimpan buah belimbing dalam wadah dan ruangan
(tempat) yang dingin untuk persediaan keluarga, atau simpan kotak
karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara
5-20 derajat C.
4. Pengemasan dan Pengangkutan1) Bungkus tiap buah atau beberapa
buah dengan plastik regang atau kertas tissue atau polysterene
net.2) Masukkan buah belimbing ke dalam wadah (kontainer) berupa
kotak karton yang bagian dasar dan dindingnya dialasi (dilapisi)
busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing
dengan posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah
belimbing yang sudah dikemas siap diangkut ke tempat
penjualan/penampungan.
7. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
Analisis Usaha BudidayaPotensi produksi buah belimbing yang
ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara intensif, dengan
jarak tanam antara 5x5 m atau 6x6 m, bila populasi tanaman
belimbing per hektar antara 250400 pohon dengan potensi
produktivitas 150300buah/pohon/tahun, dan berat per buah rata-rata
160 gram, maka dapat dihasilkan/tingkat produksi per hektar
mencapai 619 ton buah belimbing. Pada panen raya belimbing, harga
belimbing rata-rata mencapai Rp. 750,- sampai Rp. 5.000,- per kg.
Maka kita dapat menghitung berapa Rupiah besar penghasilan yang
didapat dalam 1 hektar per tahun. Tentunya setelah dikurangi
biaya-biaya produksi yang dikeluarkan, seperti: pembibitan,
pemeliharaan, pemupukan, panen/pascapanen, dll.
Gambaran Peluang AgribisnisProspek pemasaran belimbing di dalam
negeri diperkirakan makin baik. Hal ini antara lain disebabkan oleh
pertambahan jumlah penduduk dan semakin banyaknya konsumen
menyadari pentingnya kecukupan gizi dari buah-buahan. Pada tahun
1993 Indonesia baru andil 0,4 % dari total nilai impor dunia buah
tropis. Bila pada tahun 1989 tingkat konsumsi buah-buahan per
kapita penduduk Indonesia hanya mencapai 22,92 kg/tahun, maka untuk
mencapai kecukupan gizi yang sesuai dengan anjuran FAO menargetkan
rata-rata 60 Kg per kapita per tahun. Salah satu jenis buah
potensial yang mudah dibudidayakan untuk mendukung pencapaian
target tersebut adalah belimbing. Perkiraan permintaan setiap tahun
semakin meningkat, peningkatan permintaan tersebut adalah sebesar
6,1 %/tahun (19952000), 6,5 %/tahun (20002005), 6,8 %/tahun
(20052010), dan mencapai 8,9 %/tahun (2010 - 2015). Jelaslah bahwa
prospek usahatani (agribisnis) belimbing amat cerah bila dikelola
secara intensif dan komersial, baik dalam bentuk kultur perkebunan,
pekarangan, maupun Tabulampot.
17 8. STANDAR PRODUKSI Ruang LingkupStandar produksi ini
meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh
dan cara pengemasan.
Diskripsi Klasifikasi dan Standar Mutu Pengambilan ContohContoh
diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat di bawah
ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 buah dari
bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat
(startified random sampling) sampai diperoleh minimum 20 buah untuk
dianalisis.1. Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100,
contoh yang diambil 5.2. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101
sampai dengan 300, contoh yang diambil 7.3. Jumlah kemasan dalam
partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9.4. Jumlah kemasan dalam
partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10.5. Jumlah kemasan
dalam partai (lot) lebih dari 1000, contoh yang diambil 15
(minimum).Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu
orang yang berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai
ikatan dengan badan hukum. PengemasanBuah belimbing dikemas dengan
peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 30
kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain
: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode
perusahaan,berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia,
daerah asal.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanDalam pembahasan yang telah dapat di simpulkan
bahwa belimbing wuluh ini adalah tanaman yang mempunyai buah berasa
asam yang kaya khasiat sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau
campuran jamu. Buah belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat
tradisional untuk batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi
berlubang, jerawat, panu, tekanan darah tinggi, kelumpuhan,
gangguan pencernaan, dan radang rektum.Tanaman ini banyak
dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti batuk,
diabetes, rematik, gondongan, sariawan, sakit gigi, gusi berdarah
sampai tekanan darah tinggi.Bagian yang biasa digunakan adalah
buah, batang, daun dan bunganya. Keempat bagian tersebut banyak
mengandung senyawa yang berkhasiat. Diantaranya adalah saponin,
tannin, glukosida, hingga kalsium. Salah satu yang paling dikenal
orang belimbing wuluh sebagai obat sariawan. Konon rasanya yang
masam mengandung vitamin C yang tinggi, caranya dengan mengunyah
atau ditempelkan pada bagian yang sariawan.3.2 SaranDengan lebih
mengetahui banyaknya manfaat yang terdapat dalam kandungan buah ini
sudah selayaknya kita dapat mengolahnya menjadi makanan bernutrisi
yang dapat bernilai ekonomis tinggi. Sebagai aktivitas akademika
kita juga dapat melakukan penelitian agar buah ini juga bisa
dijadikan salah satu produk pertanian unggulan dalam negeri untuk
bisa bersaing dalam perdagangan global saat ini.
18
19DAFTAR PUSAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Belimbing_sayur 2.
http://www.anneahira.com/tanaman-obat/belimbing-wuluh.htm 3.
http://alamendah.wordpress.com/2010/08/15/belimbing-wuluh-averrhoa-bilimbi-kaya-khasiat/
4.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/bioengineering-and-biotechnology/2163331-belimbing-
wuluh/ 5.
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Averrhoa_bilimbi_ripe.JPG 6.
http://www.plantamor.com/index.php?plant=164 7.
http://www.coecoes.com/kesehatan/manfaat-dan-khasiat-belimbing-wuluh
Diposkan oleh Riia Timmy di 21:20 Kirimkan Ini lewat
EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Rina Kusuma "GaRin" Rabu, 23 Mei 2012Pemanfaatan Belimbing Wuluh
untuk Menghilangkan Kusam dan Mengembalikan Kilap Kuningan HALAMAN
PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul Pemanfaatan Belimbing Wuluh
untuk Menghilangkan Kusam dan Mengembalikan Kilap Kuningan diajukan
guna mengikuti Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN) Tingkat Kota
Semarang Tahun 2011 telah disetujui dan disahkan pada:
Hari : Senin Tanggal : 25 Juli 2011
Semarang, 25 Juli 2011
MengetahuiKepala Sekolah Pembimbing
Drs. Edi Drajat Wiarto, M. Pd. Sri utami, S PdNIP. 19610925 1988
03 1 007 NIP. 19691223 2008 01 2 007
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan adalah milik
penulis seutuhnyaLakukan tugas dan kewajiban dengan sepenuh hati
maka hasilnya akan maksimalSesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. (QS. At Tin: 4)Jika saat ini hidupmu seperti pasir suatu
saat nanti pasir itu bisa berubah menjadi sebuah mutiaraJanganlah
cepat puas dengan apa yang telah kamu kerjakan karena belum tentu
pekerjaanmu itu sempurna.
PERSEMBAHAN:Kedua orang tuaGuru pembimbingMasyarakat daerah
penulisKeluarga besar SMK Negeri 7 SemarangDinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah Semua pihak yang telah memberi semangat pada
penulis
KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr.WbPuji syukur kehadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini dengan judul Pemanfaatan Belimbing Wuluh untuk
Menghilangkan Kusam dan Mengembalikan Kilap Kuningan. Karya tulis
ini disusun untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Siswa sebagai salah
satu mata lomba yang dipertimbangkan dalam Lomba Olimpiade Sains
Terapan Nasional Tahun 2011 Tingkat Kota Semarang.Materi pokok
dalam karya tulis ini adalah beberapa hal yang dapat diupayakan
sebagai langkah alternatif untuk penghematan biaya yang digunakan
untuk membersihkan kuningan.Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis
menggucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membimbing
serta memberikan dukungan baik secara materi maaupun nonmateri
dalam penyusunan karya tulis ini kepada:1. Drs. Edi Drajat Wiarto,
M.Pd. selaku Kepala SMK Negeri 7 Semarang2. Sri Utami,S.Pd. selaku
pembimbing penulis3. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada penulisAkhirnya penulis hanya bisa mengucapkan
banyak terima kasih dan mohon maaf atas ketidaksempurnaan karya
tulis ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk menyempurnakan karya tulis
ini.Wassalamualaikum Wr. Wb
Semarang, 25 Juli 2011Penulis
ABSTRAK
Belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi ) merupakan tanaman yang
dapat tumbuh di mana saja termasuk di pekarangan rumah. Buah ini
biasanya dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai penyedap
pada sayur asam karena rasanya yang masam. Di luar itu buah
belimbing wuluh dibiarkan saja terbuang di tanah tanpa
dimanfaatkan. Padahal belimbing wuluh mempunyai banyak manfaat,
antara lain untuk mengobati batuk, menurunkan tekanan darah tinggi,
membersihkan logam-logam, keramik, kaca dan lain-lain karena
senyawa-senyawa yang dikandungnya. Bisa dikatakan bahwa belimbing
wuluh merupakan sumber daya alam nabati yang pemanfaatannya belum
maksimal. Untuk itu kami membuat suatu alternatif dengan membuat
krim pengkilap pada kuningan menggunakan bahan belimbing wuluh.
Kelebihan pembuatan krim pengkilap ini adalah bahan yang mudah
didapatkan dan juga bahan-bahan tambahan lainnya yang ekonomis.
Sehingga dapat kita manfaatkan pula sebagai peluang usaha bagi
masyarakat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...........................................................................................................
iHALAMAN PENGESAHAN
...........................................................................................
iiMOTTO DAN PERSEMBAHAN
.....................................................................................
iiiKATA PENGANTAR
........................................................................................................
ivABSTRAK
..........................................................................................................................vDAFTAR
ISI
.......................................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN
...................................................................................................
11.1 Latar Belakang
..................................................................................................
11.2 Ruang Lingkup
..................................................................................................21.3
Rumusan Masalah
.............................................................................................
21.4 Tujuan Penelitian
..............................................................................................
21.5 Manfaat Penelitian
............................................................................................
2
BAB 2 LANDASAN TEORI
.............................................................................................4
2.1 Belimbing Wuluh
..............................................................................................4
2.2 Logam
...............................................................................................................5
2.3 Kuningan
...........................................................................................................6
2.4 Pengawet dan Bahan Kimia
..............................................................................7
2.5 Pencemaran Lingkkungan
.................................................................................
7
BAB 3 METODE PENULISAN
.......................................................................................8
3.1 Studi Pustaka
....................................................................................................
8 3.2 Penelitian
..........................................................................................................8
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
..................................................... 10 4.2 Hasil
Penelitian
................................................................................................
10 4.3 Pembahasan
.....................................................................................................
10
BAB 5 PENUTUP
.............................................................................................................
11 5.1 Simpulan
..........................................................................................................
11 5.2 Saran
................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKADAFTAR LAMPIRAN
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi ) merupakan tanaman yang
dapat tumbuh di mana saja termasuk di pekarangan rumah. Buah ini
biasanya dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai penyedap
pada sayur asam karena rasanya yang masam. Di luar itu buah
belimbing wuluh dibiarkan saja terbuang di tanah tanpa
dimanfaatkan. Padahal belimbing wuluh mempunyai banyak manfaat,
antara lain untuk mengobati batuk, menurunkan tekanan darah tinggi,
membersihkan logam-logam, keramik, kaca dan lain-lain karena
senyawa-senyawa yang dikandungnya. Bisa dikatakan bahwa belimbing
wuluh merupakan sumber daya alam nabati yang pemanfaatannya belum
maksimal. Seiring perkembangan zaman, masyarakat lebih memilih
produk yang siap pakai atau yang sering disebut produk instan.
Tanpa menghiraukan hal-hal negatif yang mungkin terjadi ketika
menggunakan produk-produk instan. Kebanyakan produk-produk instan
tersebut banyak mengandung zat kimia yang limbahnya apabila tidak
dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan dan mengganggu
kesehatan. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahan-bahan kimia
untuk membersihkan properti atau peralatan rumah tangga yang
terbuat dari keramik, porselen, tembaga, kuningan dan lain-lain.
Penggunaan bahan-bahan kimia sebagai pembersih ini memang praktis
dan cepat namun meninggalkan limbah yang berdampak buruk terhadap
lingkungan karena sisa-sisanya dapat mencemari tanah maupun air
yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme pengurai.Oleh karena itu,
jika bisa memanfaatkan sumber daya alam terbarui yang tersedia
disekeliling masyarakat mengapa tidak dilakukan? Selain mendapatkan
manfaat seperti yang penulis harapkan, juga bisa menjaga lingkungan
dari pencemaran, menghemat uang bahkan membuka peluang usaha yang
dapat menghasilkan pendapatan. Hal inilah yang melatarbelakangi
rumusan masalah yang penulis ambil dalam tulisan ilmiah ini.
1.2 Ruang LingkupAgar pembahasan karya tulis ini tidak terlalu
panjang serta tidak keluar dari materi,maka perlu adanya pembatasan
masalah atau ruang lingkup. Dalam karya tulis ini, penulis akan
membahas bagaimana cara memanfaatkan belimbing wuluh untuk
membersihkan dan mengembalikan warna pada kuningan yang telah kusam
menjadi mengkilap kembali.1.3 Rumusan MasalahBerdasarkan Latar
Belakang Masalah diatas maka rumusan masalah yang penulis ajukan
adalah Bagaimana memanfaatkan belimbing wuluh untuk membersihkan
dan mengembalikan warna pada kuningan yang telah kusam menjadi
mengkilap kembali?1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Untuk
mengetahui manfaat apa saja yang dapat diambil dari belimbing
wuluh2. Untuk memaksimalkan pemanfaatkan buah belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi)terutama sebagai pembersih logam kuningan.3.
Untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia di dalam rumah tangga
yang dapat mencemari lingkungan 4. Membuka peluang usaha bagi
masyarakat melalui wirausaha dengan memanfaatkan belimbing wuluh
yang tersedia melimpah di alam Indonesia ini
BAB 2LANDASAN TEORI2.1 Belimbing Wuluh Belimbing wuluh,
belimbing sayur, belimbing buluh, atau belimbing asam adalah
berbagai macam sebutan untuk Averrhoa bilimbi, sejenis pohon kecil
yang hidup di ketinggian dari 5m - 500m di atas permukaan air laut.
Tanaman ini mudah sekali tumbuh dan berkembang biak melalui cangkok
atau persemaian bijinya. Jika ditanam lewat biji, pada usia 3-4
tahun, belimbing wuluh sudah bisa berbuah dan setahun buahnya bisa
mencapai 1500 buah per pohon. Buahnya lonjong, warna buahnya hijau
muda bila masih muda, jika sudah matang berwarna kekuningan kusam
dan mengandung banyak air dan rasanya asam segar. Diperkirakan
berasal dari Kepulauan Maluku, dan dikembangbiakkan serta tumbuh
bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Myanmar. Tumbuhan ini
biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Buahnya yang
memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu masakan, terutama
untuk memasak sayur asam karena belimbing wuluh memang berasa
masam. Pohon tahunan dengan tinggi dapat mencapai 5-10m. Batang
utamanya pendek dan cabangnya rendah. Batangnya bergelombang (tidak
rata). Daunnya majemuk, berselang-seling, panjang 30-60 cm dan
berkelompok di ujung cabang. Pada setiap daun terdapat 11 sampai 37
anak daun yang berselang-seling atau setengah berpasangan. Anak
daun berbentuk oval. Kandungan Gizi belimbing wuluh per 100 g berat
bersih adalah sebagai berikut :Nama senyawaJumlah
Protein0,61 g
Karbohidrat7 g
Vitamin C25 mg
Fiber0.6 g
Fosfor11.1 mg
Kalsium3.4 mg
Besi1,01 mg
Thiamine0,010 mg
Riboflavin0,026 mg
Karoten0,035 mg
Ascorbic Acid15,5 g
Sedangkan kandungan senyawa-senyawa yang lain yang terdapat
dalam belimbing wuluh antara lain : asam oksalat, asam sitrat, asam
tartrat, asam suksinat, asam format, glukosida, flavonoid, kalium
oksalat, fenol, pektin, saponin, dantanin. Khasiat belimbing wuluh
adalah menyembuhkan gusi berdarah, Gondongan, Rematik, Sariawan,
Sakit gigi, Pegel linu, penghilang panu, diabetes sampai penghilang
jerawat. Selain itu belimbing wuluh juga bisa digunakan sebagai
pembersih kaca, keramik, porselen, logam-logam seperti tembaga atau
kuningan.2.2 Logam Logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah
unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan
logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di
awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur
yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan
metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal
digambar dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam dari
nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut
semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas
adalah nonlogam.Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada
logam, tetapi logam banyak terdapat dalam tabel periodik. Beberapa
logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi, timah, perak,
titanium, uranium, dan zink.Alotrop logam cenderung mengkilap,
lembek, dan konduktor yang baik, sementara nonlogam biasanya rapuh
(untuk nonlogam pad at), tidak mengkilap, dan insulator.a. Sifat
Kimia Logam bereaksi dengan oksigen di udara untuk membentuk oksida
basa. Contohnya:4 Na + O2 2 Na2O (natrium oksida)2 Ca + O2 2 CaO
(kalsium oksida)4 Al + 3 O2 2 Al2O3 (aluminium oksida)Logam-logam
transisi seperti besi, tembaga, seng, dan nikel, membutuhkan waktu
lebih lama untuk teroksidasi. Lainnya, seperti palladium, platinum
dan emas, tidak bereaksi dengan udara sama sekali. Beberapa logam
seperti aluminium, magnesium, beberapa macam baja, dan titanium
memiliki semacam "pelindung" di bagian paling luarnya, sehingga
tidak dapar dimasuki oleh molekul oksigen.Proses pengecatan,
penyepuhan atau platting pada logam biasanya merupakan
langkah-langkah terbaik untuk mencegah korosi.b. Sifat fisikaLogam
pada umumnya mempunyai angka yang tinggi dalam konduktivitas
listrik, konduktivitas termal, sifat luster dan massa jenis. Logam
yang mempunyai massa jenis, tingkat kekerasan, dan titik lebur yang
rendah (contohnya logam alkali dan logam alkali tanah) biasanya
bersifat sangat reaktif. Jumlah elektron bebas yang tinggi di
segala bentuk logam padat menyebabkan logam tidak pernah terlihat
transparan.Mayoritas logam memiliki massa jenis yang lebih tinggi
daripada nonlogam. Meski begitu, variasi massa jenis ini
perbedaannya sangat besar, mulai dari litium sebagai logam dengan
massa jenis paling kecil sampai osmium dengan logam dengan massa
jenis paling besar.c. Kegunaan logamPenggunaan logam-logam sangat
luas sekali hampir di segala bidang pembangunan menggunakan segala
macam logam, industri mesin-mesin, kendaraan bermotor , pesawat
sampai peralatan rumah tangga banyak yang terbuat dari logam.
Karena beberapa logam mempunyai sifat mudah mengalami korosi, maka
dilakukan usaha-usaha untuk mencegah korosi pada logam-logam
tersebut diantaranya dengan mengecat, melumuri dengan oli atau
gemuk, disalut dengan plastik, dilapisi atau disepuh dengan timah,
zink atau krom.2.3 KuninganKuningan adalah paduan logam tembaga dan
logam seng dengan kadar tembaga antara 60-96% berat. Dalam
perdagangan dikenal 3 jenis kuningan, yaitu: Kawat kuningan (brass
wire) kadar tembaga antara 62-95% berat Pipa kuningan (seamless
brass tube) kadar tembaga antara 60-90% (Sumber: Dep.PU, 1985) Plat
kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%Dalam kehidupan
sehari-hari kuningan banyak digunakan sebagai gesper ikat pinggang,
cincin, handle pintu, bel pintu, vas bunga, peralatan rumah tangga,
gamelan dan lain-lain. Dalam jangka waktu lama, benda-benda yang
terbuat dari kuningan yang mulanya berwarna kuning mengkilat akan
berubah warna menjadi kusam dan tidak menarik karena teroksidasi
oleh udara. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk mengembalikan
warna kuningan menjadi kuning mengkilat seperti semula.2.4 Pengawet
Dan Bahan KimiaSecara garis besar pengawetan dapat dibagi dalam 3
golongan yaitu :1) Pengawetan Secara AlamiProses pengawetan secara
alami meliputi pemanasan dan pendinginan.2) Pengawetan Secara
Biologisa. Peragian (Fermentasi), merupakan proses perubahan
karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat yang bekerja pada proses ini
ialah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Lamanyaproses peragian
tergantung dari bahan yang akan diragikan.b. Enzim adalah suatu
katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dandapat
membantu mempercepat bermacam-macam reaksi biokimia tersebut. Enzim
dapat menyebabkan perubahan dalam bahan pangan. Enzim Bromalin,
didapat dari buah nenas, digunakan untuk mengempukkan daging
cepatproses bekerjanya, Enzim Papain, berupa getah pepaya, disadap
dari buahnya yang berumur 2,5~3 bulan digunakan untuk mengepukan
daging, bahan penjernih pada industri minuman bir, industri
tekstil, industri penyamakan kulit, industri pharmasi dan alat-alat
kecantikan (kosmetik) dan lain-lain.3) Pengawetan Secara Kimiaa.
Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat), sering
digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang.b. Asam Sitrat
(citric acid), merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang
berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini maudah larut
dalam air, spriritus, danethanol, tidak berbau, rasanya sangat
asam, serta jika dipanaskan akan meleleh kemudian terurai yang
selanjutnya terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat juga
terdapat dalam sari buah-buahan seperti nenas, jeruk, lemon,
markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur
tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minum, produk air susu,
selai, jeli, dan lain-lain. c. Benzoat (acidum benzoicum atau
flores benzoes atau benzoic acid)Benzoat biasa diperdagangkan
adalah garam natrium benzoat, dengan ciri-ciri berbentuk serbuk
atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada
pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar.d. Bleng, e. Garam
dapur (natrium klorida)f. Garam sulfatg. Gula pasir dan
lain-lain
2.5 Pencemaran LingkunganPencemaran dapat disebabkan oleh
berbagai bahan buangan yang tidak dikelola dengan baik (limbah).
Limbah dapat berasal dari industri, pertanian dan peternakan, rumah
sakit, perhotelan dan perdagangan serta pemukiman. Limbah menurut
wujudnya digolongkan menjadi 3, yaitu : padat, cair dan gas. Limbah
rumah tangga yang berwujud padat contohnya sampah plastik, kaleng
bekas, kaca, tekstil, karet, bekas kemasan makanan atau bahan
pembersih dan lain-lain. Sedangkan limbah rumah tangga yang
berwujud cair contohnya air bekas cucian pakaian dan peralatan
rumah tangga, tinja, air sisa pengolahan makanan, sisa oli, sisa
pembersih dan lain-lain. Limbah padat ini apabila tidak didaur
ulang maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan mengganggu
kesehatan serta estetika.
BAB 3METODE PENULISAN
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa
metode untuk mengumpulkan informasi, data maupun segala sesuatu
yang berkaitan dengan pemanfaatan belimbing wuluh sebagai pembersih
alternatif yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan yaitu
metude studi pustaka dan penelitian.3.1 Studi PustakaUntuk
melengkapi data atau informasi maupun pengetahuan yang penulis
perlukan dalam menyusun karya tulis ini penulis melakukan studi
pustaka dengan membaca buku-buku di perpustakaan sekolah,
perpustakaan wilayah kota Semarang. Selain itu penulis juga
melakukan pencarian di internet.3.2 PenelitianPenulis melakukan
penelitian sederhana untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat
bermanfaat bagi masyarakat umum. Penulis membuat atau mengolah
belimbing wuluh untuk dijadikan bahan pembersih kuningan. Metode
penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
3.2.1 Waktu dan Tempat penelitian : Waktu penelitian mulai
tanggal 22 25 Juli 2011 Tempat penelitian di rumah guru
pembimbing3.2.2 Alat dan Bahan : Alat : Blender/juicer, penyaring,
gelas ukur, kain/lap lembut, benda-benda yang terbuat dari
kuningan. Bahan : Belimbing wuluh, Na-benzoat, bahan pengental
3.2.3 Cara Kerja :1) Pilih belimbing wuluh yang tua dan banyak
air2) Cuci bersih belimbing wuluh3) Timbang belimbing wuluh sebelum
di blender/dijus4) Blender belimbing wuluh sampai halus5) Saring6)
Tambahkan Na-benzoat sebagai pengawet7) Campur dengan bahan
pengental lalu panaskan di atas kompor sambil terus diaduk rata8)
Tunggu hingga dingin, masukkan dalam wadah tertutup 9) Pembersih
kuningan dari belimbing wuluh siap digunakan
BAB 4HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Dari 300 gram belimbing wuluh yang
diblender/dijus didapatkan 190 ml cairan belimbing wuluh. Cairan
ini kemudian disaring lagi dan didapatkan 175 ml. Cairan ini
berwarna hijau muda agak keruh tapi sudah tak bisa lagi disaring
dan berbau khas belimbing wuluh. Ke dalam cairan ini kemudian
ditambahkan Natrium benzoat yang berfungsi sebagai pengawet
kemudian ditambahkan bahan pengental . Penambahan bahan pengental
ini ditujukan agar mudah penyimpanannya dan siap digunakan sebagai
pembersih kuningan.
4.2PembahasanUji coba penulis lakukan dengan menggosok gesper
ikat pinggang dan juga vas bunga yang terbuat dari kuningan.
Barang-barang ini penulis olesi dengan pembersih yang telah penulis
buat, kemudian penulis gosok dengan lembut menggunakan lap / kain
yang halus. Setelah beberapa saat nampak gesper dan vas bunga
kuningan yang telah kusam menjadi mengkilat kembali. Kusamnya
benda-benda yang terbuat dari kuningan karena bersinggungan dengan
oksigen sehingga terjadi reaksi oksidasi dan kuningan menjadi
kusam. Pembersihan benda-benda yang terbuat dari kuningan dengan
menggunakan pembersih dari belimbing wuluh yang mengandung asam
menyingkirkan lapisan kusam yang terbentuk dari proses oksidasi
logam kuningan sehingga kuningan menjadi mengkilat
kembali.Pemakaian belimbing wuluh sebagai pembersih mengurangi
pemakaian bahan-bahan kimia di dalam rumah tangga sehingga
mengurangi ancaman pencemaran lingkungan. Di samping itu menghemat
biaya dan bila dikerjakan secara profesional dapat menjadi peluang
usaha untuk mendapatkan penghasilan.
BAB 5PENUTUP
5.1 SimpulanBelimbing wuluh (Averrhoa bilimbi,L) merupakan
tanaman yang mudah tumbuh di mana saja termasuk di
pekarangan-pekarangan rumah. Belimbing wuluh sejauh ini hanya
dimanfaatkan sebagai bumbu sayur asem karena rasanya yang masam,
selain itu belimbing wuluh dibiarkan tua, rontok dan akhirnya busuk
terbuang.Belimbing wuluh mengandung bermacam-macam kandungan gizi
misalnya karbohidrat, protein, vitamin C, kalsium, fosfor, zat besi
dan juga bermacam-macam senyawa seperti asam oksalat, asam sitrat,
asam tartrat, asam suksinat, asam format, glukosid, flavonoid,
kalium iksalat, fenol, pektin, tanin dan saponin. Kandungan gizinya
menyebabkan belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai obat batuk,
pegal linu, gondongan, rematik, sariawan, jerawat, panu, darah
tinggi, diabetes dan juga sakit gigi. Sedangkan kandungan senyawa
asamnya dapat digunakan sebagai pembersih kaca, keramik, porselen,
dan logam-logam seperti tembaga maupun kuningan. Dalam hal ini
penulis memfokuskan manfaat belimbing wuluh sebagai pembersih
kuningan.Pemakaian belimbing wuluh sebagai pembersih kuningan,
dapat mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia di dalam rumah
sehingga dapat mengurangi ancaman pencemaran lingkungan oleh limbah
bahan-bahan kimia dari sisa-sisa pemakaiannya dan juga
kaleng-kaleng kemasannya.Pemanfaatan belimbing wuluh untuk dibuat
cairan pembersih kuningan maupun pealatan rumah tangga yang lain
dapat menghemat uang dan juga apabila dikerjakan secara profesional
dapat membuka peluang usaha untuk mendapatkan penghasilan.
5.2 Saran Dengan mengetahui manfaat belimbing wuluh, penulis
berharap tulisan ini dapat digunakan sebagai media sosialisasi
manfaat belimbing wuluh kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat
mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia sebagai pembersih peralatan
rumah tangga terutama yang terbuat dari kuningan sehingga
mengurangi ancaman pencemaran lingkungan. Selain itu penulis
berharap masyarakat tergerak untuk memproduksi cairan pembersih
dari belimbing wuluh sehingga dapat menciptakan peluang usaha untuk
mendapatkan penghasilan dan menjadi seorang wirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2010. Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan
untuk SMK dan MAKKelas X. Jakarta: Erlangga.Margono, Tri dkk. 1993.
Buku Panduan Tekknologi Pangan. Jakarta: Pusat Informasi Wanita
dalam Pembangunan PDII-LIPI.Anonim. 2011. Modul Acuan Siswa
Terampil IPA untuk SMK Kelas XI. Klaten:
Avivahttp//www.wikipedia.comhttp//www.khasiat
belimbingwuluh.comhttp// www.kandungan belimbingwuluh.com
GB.1 Penyaringan air belimbing
GB.2 memasukkan air belimbing kedalam sprayer
GB.3 tembaga sebelum diolesi krim blimbing dan digosok
GB.4 penyemprotan air belimbing wuluh
GB.5 kuningan setelah diolesi krim blimbing dan digosok
GB.6 Perbedaan antara gasper yg digosok menggunakan krim
belimbing wuluh dengan yang tidak di gosok
GB.1
GB.2
Diposkan oleh Rina Kusuma "GaRin" di 18:48 Kirimkan Ini lewat
EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookTidak ada
komentar:Poskan KomentarPosting Lebih Baru Beranda Langganan:
Poskan Komentar (Atom) Baris Video
powered by
Arsip Blog 2012 (2) Mei (2) Pemanfaatan Belimbing Wuluh untuk
Menghilangkan K... Pemanfaatan Belimbing Wuluh untuk Menghilangkan
K...Mengenai Saya
Rina Kusuma "GaRin" heeey welcome to My Blog ;)Lihat profil
lengkapku
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.