Paksakan diri untuk memulai Luangkan waktu Pelajari hal-hal yang mudah terlebih dahulu Buat pertanyaan-pertanyaan sederhana Mendiskusikan apa yang kita pelajari dengan orang lain Selamat mencoba! Sahabat EKSPEDISI semoga harimu kian cerah. EKSPEDISI meru- pakan media yang mengupas tentang dunia pendidikan dimana didalamnya ter- dapat ekspresi penuh kreasi, dan dikemas dengan layout ala Buletin, dengan harapan semoga menjadi inspirasi kepada para mahasiswa sekaligus para calon pendidik, namun tetap lugas untuk dibaca oleh siapapun. Saat ini pemerintah dengan gencarnya ingin menumbuhkan pendidikan karakter terhadap anak bangsa , Sebenarnya apa sih pendidikan karakter itu dan bagaimana implementasinya di sekolah-sekolah? Sehingga pada kesempatan kali ini sahabat EKSPEDISI akan mengajak teman-teman semua untuk belajar tentang “Kecakapan Dalam Menum- buhkan Pendidikan Karakter Terhadap Anak Bangsa Melalui Budaya Membaca” itulah tema kita pada edisi kal ini. Ok, pada edisi kali ini kami juga akan menyajikan beberapa artikel dan tentunya kreasi- kreasi yang lain. Selamat membaca. EKSPEDISI Merangsang kecintaan Anak Pada Alam Lewat Buku 1 Pengantar Redaksi 1 Tips membaca buku pelajaran 1 Buku dan Pendidikan Karakter 2 Pendidikan Karakter Melalui Dunia Baca 2 Pentingnya Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa 3 Puisi “Guru” 3 Daftar Isi: Belajar membaca bagai- kan menyalakan api; setiap suku kata yang di eja akan menjadi percik yang menerangi. (Victor Hugo) Penulis: Ali Sobri (edukasi.kompas.com) Meningkatkan minat baca sekaligus memperkenalkan ling- kungan hidup akan lebih mudah bila dimulai dengan menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap buku terlebih dahulu. Penanggung Jawab Pekan Buku Dyah Ayu Pitaloka mengatakan, dengan menggelar pameran buku anak-anak, siswa bisa belajar mencintai lingkungan. Kecintaan pada buku dan lingkungan dikembangkan pula melalui pesta kostum karakter dari buku-buku Indonesia. Anak-anak diajak untuk menggali kekayaan isi buku sambil bermain dengan kostum karakter-karakter yang ada di dalamnya, mulai dari Wiro Sableng, Jaka Tarub, sampai Malin Kundang. Buku anak yang mengandung pesan moral untuk mencintai lingkungan sekitar dan mengangkat wawasan kekayaan alam, akan memberi masukan yang baik soal penanaman karakter anak. "Buku bacaan menarik seperti buku cerita anak yang membahas binatang, tanaman dan pemandangan alam, tersirat ada pesan bahwa mereka harus melindunginya, terlibat, dan interaksi dengan bumi. Kegiatan tur edukasi tadi mis- alnya, membuat anak-anak mau bergerak, membaca buku, menghafal lagu, dan mereka menanam pohon," katanya kepada Kompas.com usai mengikuti kegiatan tur, Kamis (8/11/2012) siang. Menurut Dyah, pengetahuan yang diperoleh anak dari buku diperdalam melalui rangkaian kegiatan Tur Edukasi Bumiku Lestari. Tur yang digawangi oleh penyanyi Oppie Andaresta ini kaya akan pesan-pesan yang disampaikan melalui lagu, musik dan kegiatan langsung, seperti daur ulang. Anak-anak berkebutuhan khusus di SD Global Mandiri juga dilibatkan untuk bernyanyi. "Dalam seminggu, mereka sudah hafal lagunya. Selain dari membaca buku Bumiku Lestari dari WWF, mereka juga setiap harinya mendengar Radio Top Primary, radio sekolah ini. Jadi semakin sering membaca dan mendengar, anak-anak bisa melakukan itu," ucapnya. Para siswa kelas I-VI juga diajak untuk melakukan aksi menanam pohon. Ada 12 pohon yang ditanam pada hari itu oleh para siswa yang mewakili masing-masing kelas. Setelah itu, para siswa kelas IV, V dan VI melakukan kegiatan daur ulang dari kertas koran men- jadi paper bag, membuat pigura dari kardus bekas, serta tempat pensil dari botol bekas. Selanjutnya para siswa juga diajak menonton film tentang hewan yang hampir langka dan butuh dilindungi ber- sama. Film orangutan dari Kalimantan membuat anak-anak sadar bahwa ada satawa di muka bumi yang harus dilindungi dari ancaman kepunahan. Cerpen Motifasi Pendidikan “ Kekacauan Sandy” 4
4
Embed
Belajar membaca bagai- kan menyalakan api; setiap suku ... · 3 Puisi “Guru” 3 Daftar Isi: Belajar membaca bagai-kan menyalakan api; setiap suku kata yang di eja akan menjadi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
pakan media yang mengupas tentang dunia pendidikan dimana didalamnya ter-
dapat ekspresi penuh kreasi, dan dikemas dengan layout ala Buletin, dengan
harapan semoga menjadi inspirasi kepada para mahasiswa sekaligus para calon
pendidik, namun tetap lugas untuk dibaca oleh siapapun.
Saat ini pemerintah dengan gencarnya ingin menumbuhkan pendidikan
karakter terhadap anak bangsa , Sebenarnya apa sih pendidikan karakter itu
dan bagaimana implementasinya di sekolah-sekolah? Sehingga pada kesempatan kali ini sahabat
EKSPEDISI akan mengajak teman-teman semua untuk belajar tentang “Kecakapan Dalam Menum-
buhkan Pendidikan Karakter Terhadap Anak Bangsa Melalui Budaya Membaca” itulah tema kita pada
edisi kal ini. Ok, pada edisi kali ini kami juga akan menyajikan beberapa artikel dan tentunya kreasi-
kreasi yang lain. Selamat membaca.
EKSPEDISI
Merangsang kecintaan Anak
Pada Alam Lewat Buku 1
Pengantar Redaksi 1
Tips membaca buku pelajaran 1
Buku dan Pendidikan Karakter 2
Pendidikan Karakter Melalui
Dunia Baca
2
Pentingnya Menumbuhkan
Minat Baca Pada Siswa 3
Puisi “Guru” 3
Daftar Isi:
Belajar membaca bagai-
kan menyalakan api;
setiap suku kata yang di
eja akan menjadi percik
yang menerangi. (Victor
Hugo)
Penulis: Ali Sobri (edukasi.kompas.com)
Meningkatkan minat baca sekaligus memperkenalkan ling-kungan hidup akan lebih mudah bila dimulai dengan
menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap buku terlebih
dahulu. Penanggung Jawab Pekan Buku Dyah Ayu Pitaloka mengatakan, dengan menggelar pameran buku anak-anak,
siswa bisa belajar mencintai lingkungan.
Kecintaan pada buku dan lingkungan dikembangkan pula
melalui pesta kostum karakter dari buku-buku Indonesia. Anak-anak diajak untuk menggali kekayaan isi buku sambil
bermain dengan kostum karakter-karakter yang ada di dalamnya, mulai dari Wiro Sableng, Jaka Tarub, sampai
Malin Kundang.
Buku anak yang mengandung pesan moral untuk mencintai lingkungan sekitar dan mengangkat wawasan kekayaan
alam, akan memberi masukan yang baik soal penanaman karakter anak.
"Buku bacaan menarik seperti buku cerita anak yang membahas binatang, tanaman dan pemandangan alam, tersirat
ada pesan bahwa mereka harus melindunginya, terlibat, dan interaksi dengan bumi. Kegiatan tur edukasi tadi mis-alnya, membuat anak-anak mau bergerak, membaca buku, menghafal lagu, dan mereka menanam pohon," katanya
kepada Kompas.com usai mengikuti kegiatan tur, Kamis (8/11/2012) siang.
Menurut Dyah, pengetahuan yang diperoleh anak dari buku diperdalam melalui rangkaian kegiatan Tur Edukasi
Bumiku Lestari. Tur yang digawangi oleh penyanyi Oppie Andaresta ini kaya akan pesan-pesan yang disampaikan
melalui lagu, musik dan kegiatan langsung, seperti daur ulang. Anak-anak berkebutuhan khusus di SD Global Mandiri juga dilibatkan untuk bernyanyi.
"Dalam seminggu, mereka sudah hafal lagunya. Selain dari membaca buku Bumiku Lestari
dari WWF, mereka juga setiap harinya mendengar Radio Top Primary, radio sekolah ini.
Jadi semakin sering membaca dan mendengar, anak-anak bisa melakukan itu," ucapnya. Para siswa kelas I-VI juga diajak untuk melakukan aksi menanam pohon. Ada 12 pohon
yang ditanam pada hari itu oleh para siswa yang mewakili masing-masing kelas. Setelah itu, para siswa kelas IV, V dan VI melakukan kegiatan daur ulang dari kertas koran men-
jadi paper bag, membuat pigura dari kardus bekas, serta tempat pensil dari botol bekas.
Selanjutnya para siswa juga diajak menonton film tentang hewan yang hampir langka dan butuh dilindungi ber-sama. Film orangutan dari Kalimantan membuat anak-anak sadar bahwa ada satawa di muka bumi yang harus
buku berfungsi sebagai refer-ensi demi menguak dan men-
guasai ilmu pengetahuan, tapi
sekaligus untuk membentuk karakter.
Masalahnya, dunia
pendidikan kini kering keron-
tang dari tradisi membaca
buku. Dunia pendidikan se-
makin lumpuh saat diharap-kan mampu menumbuhkan
tradisi membaca buku dalam
realitas hidup sehari-hari peserta didik. Bahkan, guru-
guru yang gemar membaca
buku pun semakin minoritas jumlahnya. Dengan demikian
berarti, dalam kancah pen-
didikan nasional sesung-guhnya tengah berlangsung
pengabaian terhadap salah
satu faktor penentu pemben-tukan karakter. Jangan heran
jika pendidikan karakter di
Indonesia pelik dan tak dapat diwujudkan secara mudah.
Anwari WMK
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai
-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Dasar pendidikan karak-
ter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut
para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age) karena usia ini terbukti
sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas
kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Pen-
ingkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pen-
didikan karakter dimulai dari dalam keluarga yang merupakan lingkungan
pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Namun, bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang
terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak
masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan karena guru
adalah ujung tombak di kelas yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Membaca merupakan kegiatan aktif
untuk semua kalangan. Membaca dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang perkembangan ilmu, teknologi, iman, taqwa di dunia. Membaca juga akan melangsungkan integrasi pemikiran dengan masalah-masalah
baru di lingkungan kita. Kurangnya kesadaran akan pentingnya harkat pendidikan, ditambah keterbatasan ekonomi
serta informasi tampaknya merupakan satu kombinasi yang sangat kuat bagi pemberdayaan masyarakat setempat. Dalam keadaaan yang demikian, buku bisa menjadi alternatif untuk membedah wawasan warga.
Dengan demikian, yang perlu ditekankan adalah pengadaan buku untuk “memenuhi kebutuhan warga”.
Buku tentang pertanian, perkebunan, peternakan sangat diperlukan untuk menunjang pekerjaan warga dewasa. Adapun bagi anak-anak dan usia remaja, seperti buku tentang pelajaran sekolah, pembelajaran agama dan bahasa,
dongeng nasihat akan sangat membantu kebutuhan mereka. Dari keterpenuhan kebutuhan warga tersebut diharap-
kan nantinya membaca bisa tertanam lebih lanjut menjadi suatu budaya positif. Membaca adalah jendela dunia ilmu pengetahuan.
Pendidikan karakter melalui dunia baca, pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya melalui dunia baca. Dengan membaca, kita dapat mengetahui segala informasi dan ilmu pengeta-huan yang menunjang mutu atau kualitas hidup kita nantinya sebagai masyarakat Indonesia yang berintelektual
dan bermoral.Membaca akan mengenalkan belajar sebenarnya dengan mengubah karakter untuk mewujudkan
inovasi dari pengalaman peristiwa di dunia yang tidak lain kita ketahui dari kegiatan membaca serta manfaat yang akan kita dapatkan dengan permanen untuk perjalanan hidup manusia.
By: By: Oleh Wiwin Widyawati Rahayu (indonesiabuku.com/)