Page 1
A. BUNUH DIRI DAN EUTHANASIA
Dalam topik ini ada dua masalah yang akan dibahas, yaitu mengenai bunuh diri dan
euthanasia, terutama tentang bunuh diri banyak dimuat dalam media massa yang penyebab
dan caranya bermacam-macam ragam.
a. Bunuh Diri
Orang yang nekat bunuh diri, biasanya kerena putus asa. Di antara penyebabnya
adalah penderitaan hidup. Ada yang menderita fisiknya (jasmaninya), karena memikirkan
sesuap nasi untuk diri dan keluarganya. Keperluan pokok dalam kehidupan sehari-hari
tidak terpenuhi, apalagi pada zaman sekarang ini, pengeluaran lebih besar daripada
pemasukan.
Ada pula orang yang menderita batinnya yang berakibat patah hati, hidup tidak
bergairah, masa depannya kelihatan suram, tidak bercahaya. Batinnya kosong dari cahaya
iman dan berganti dengan kegelapan yang menakutkan. Penderitaan kelompok kedua ini,
belum tentu karena tidak punya harta, tidak punya kedudukan dan punya nama. Rupa-
rupanya, harta, kedudukan dan nama tenar, belum tentu dan kalanya tidak dapat
membahagiakan seseorang. Pada media massa kita baca ada jutaan, ada artis dan ada
tokoh yang memilih mati untuk mengakhiri penderitaannya itu, apakah penderitaan
jasmani atau penderitaan batin.
Kalau kita perhatikan, maka tampak jelas, baik kelompok pertama maupun kedua,
sama-sama tidak mampu menghadapi kenyataan dalam hidup ini. Mereka tidak mampu
menghayati dan memahami, bahwa dunia ini dengan segala isinya adalah pemberian
Allah dan pinjaman yang akan dikembalikan, dan suka duka pun silih berganti dalam
menghadapinya.
Cara yang mereka tempuh bermacam ragamnya, ada yang menggantungkan diri,
ada yang melompat dari gedung bertingkat, ada yang menembak dirinya dengan senjata
api, ada yang meminum racun dan cara-cara lainnya.
Page 2
Dari tulisan yang dimuat dalam harian Republika Selasa tanggal 22 Agustus 1995,
yang bersumber dari Polda Metro Jaya, terlihat, bahwa cara bunuh diri itu bermacam-
macam.
Dari 35 kasus yang terjadi dari Januari – Juli 1995, ternyata :
1). Bunuh diri dengan menggantung diri
sebanyak = 17 orang
2). Bunuh diri dengan minum obat serangga
sebanyak = 15 orang
3). Bunuh diri dengan membakar diri
sebanyak = 1 orang
4). Bunuh diri dengan menyebur ke dalam sumur
sebanyak = 1 orang
5). Bunuh diri (tidak disebutkan caranya)
sebanyak = I orang
Jumlah = 35 orang
Dilihat dari jenis kelaminnya, laki-laki sebanyak 21 orang dan wanita sebanyak
14 orang. Jadi lebih banyak laki-laki daripada wanita. Tanpa kita ketahui penyebabnya,
tetapi dari kenyataan ini, bahwa peristiwa bunuh diri perlu diperhatikan dan dicarikan
penangkalnya.
Orang yang bunuh diri tidak dibenarkan oleh Islam dan dilarang keras untuk
melakukan perbuatan nekat tersebut, sebagaimana fiman-Nya :
�wur … (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VJÏmu� : )٣٩النســاء(
Artinya :
Page 3
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa:39).
Ibnu Abbas dan kebanyakan ulama menafsirkan ayat di atas dengan pengertian:
“Jangan saling membunuh antara sesama muslim”. Sedangkan ‘Amru bin ‘Ash
memahami dengan pengertian: “Jangan bunuh diri”. Penafsiran ‘Amru bin’Ash inipun
dibenarkan oleh Rasulullah. Umpamanya seorang yang sakit payah, dilarang oleh dokter
mandi dengan air dingin. Orang yang melanggar larangan dokter tersebut, termasuk ke
dalam pengertian ayat di atas, karena secara langsung atau tidak, akan membawa bahaya
dan akibatnya berakhir dengan kematian.
Bunuh diri atau saling membunuh menurut penafsiran ‘Amru bin ‘Ash dan Ibnu
Abbas, kedua-duanya tidak dibenarkan oleh agama Islam, walaupun penyebabnya
berbeda.
Orang bunuh diri karena putus asa, sedang orang yang saling membunuh, karena
memendam dendam, karena iri hati atau saling bermusuhan, walaupun menganut agama
yang sama (Islam), tetap tidak dibenarkan oleh Islam.
Sebenarnya Islam menghendaki pemeluk-pemeluknya mempunyai kemauan yang
kuat menghadapi segala macam tantangan dan penderitaan. Dalam keadaan bagaimana
Islam tidak membenarkan pemeluk-pemeluknya lari dari perjuangan hidup dan lari dari
kenyataan. Yang ada kalanya pahit daripada manisnya.
Setiap mukmin diciptakan untuk berjuang (jihad), bukan untuk berpangku tangan,
maju dan bertahan, bukan lari dari medan perjuangan. Kepada orang yang ingin bunuh
diri, Rasulullah memperingatkan, bahwa orang itu dilarang (diharamkan) masuk syurga,
dan yang layak menjadi tempatnya adalah neraka. Nabi bersabda :
ت رفأالدمحتىما فخربهايدهفما سكينا فأخذ فجزع جرح به قبلكمرجل فيمن كان
. متفقعليه الجنة عليه فحرمت بنفسه للهبادرنىعبدى ا .﴾فقال
Artinya :
Page 4
Pernah ada sebelum kamu seorang laki-laki yang terluka, lalu ia berkeluh kesah.
Kemudian ia mengambil pisau dan memotong tangannya (nadinya). Lalu darahnya tidak
henti-hentinya keluar sampai ia meninggal dunia. Allah pun berfirman : “Hamba-ku
telah menyegerakan kematiannya (sebelum Aku mematikanya). Karena itu Aku haramkan
surga untuknya. (H.R. Muttafaqun ‘alih).
Ayat Al-Qur’an dan Hadits tersebut di atas dengan jelas menunjukkan, bahwa
bunuh diri itu dilarang keras oleh Islam dengan alasan apapun.
Dengan demikian keliru sekali, kalau ada anggapan, bahwa dengan jalan bunuh
diri, segala persoalan telah selesai dan berakhir. Pada hal azab dan penderitaan yang lebih
berat, telah menyongsongnya di akhirat kelak.
b. Euthanasia
Menurut Ensiklopedi Indonesia, bahwa euthanasia (Yunani: euthanasia = matinya
gampang).
Istilah untuk pertolongan medis adalah agar kesakitan atau penderitaan yang
dialami seseorang yang akan meninggal di peringan. Juga berarti mempercepat kematian
seseorang yang ada dalam kesakitan dan penderitaan hebat menjelang kematiannya.
Umpamanya, seorang penderita AIDS atau kanker tahap akhir yang sudah tidak
ada harapan sembuh secara medis dan telah kehabisan harta untuk biaya pengobatannya.
Dalam hal ini Islam tidak memperbolehkan si penderita menghabisi nyawanya, baik
dengan tangan sendiri, maupun dengan bantuan orang lain, seperti dokter dengan cara
memberi suntikan atau obat yang dapat mempercepat kematiannya (euthanasia positif)
atau dengan cara menghentikan segala pertolongan terhadap si penderita termasuk
pengobatannya (euthanasia negatif).
Orang yang mengakhiri hidupnya dengan cara demikian, berarti ia telah
mendahului atau melanggar kehendak Allah dan wewenang-Nya. Seharusnya orang
bersikap sabar dan tawakkal menghadap musibah dan berdo’a kepada Allah semoga
berkenan memberi ampunan kepadanya dan memberikan kesehatan kembali, apabila
hidupnya masih bermanfaat dan lebih baik baginya. Sebaliknya boleh memohon
Page 5
kematian disegerakan, apabila kematian itu lebih baik baginya. Jadi, bukan si penderita
yang mengambil keputusan akhir, tetapi Allah yang menciptakanya.
Peristiwa lain mungkin saja terjadi seperti seseorang tidak tega lagi melihat
penderitaan orang lain, apakah orang tuanya atau keluarganya, dan secara medis orang
tersebut dinyatakan akan meninggal dalam waktu yang amat singkat. Lalu dia
menyarankan kepada dokter, untuk mempercepat kematiannya, atau dengan jalan
mencabut infusnya. Perbuatan yang semacam ini pun sama halnya seperti tindakan
seseorang yang mendahului wewenang Allah, dan tetap dinggap perbuatan dosa.
Menurut hemat penulis, penyebab utama terjadi bunuh diri adalah karena lemah
iman dan kurang percaya pada diri sendiri. Oleh sebab demikian, penangkal yang paling
ampuh adalah agama, yang harus dintensifkan, terutama masalah akidah. Di samping itu,
perbaikan sosial ekonomi perlu ditingkatkan, walaupun masalah itu bukan faktor penentu
untuk tidak melakukan bunuh diri.
B. TRANSPLANTASI (PENCANGKOKAN) ANGGOTA BADAN
trasplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat
untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi lagi dengan baik. Pada
saat ini juga, ada upaya untuk memberikan organ tubuh kepada orang yang memerlukan,
walaupun orang itu tidak menjalani pengobatan, yaitu untuk orang yang buta. Hal ini khusus
donor mata bagi orang buta.
Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu ini adalah : mata,
ginjal, dan jantung, karena ketiga organ tubuh tersebut sangat penting fungsinya untuk
manusia, terutama sekali ginjal dan jantung. Mengenai donor mata pada dasarnya dilakukan,
karena ingin membagi kebahagiaan kepada orang yang belum pernah melihat keindahan
alam ciptaan Allah ini, ataupun orang yang menjadi buta karena penyakit.
Untuk mengembalikan penglihatan bagi orang yang buta karena penyakit, adalah
merupakan suatu kebahagiaan juga bagi donor dan bagi si penerimanya (resipien).
Orang yang menderita penyakit mata (buta sejak lahir), ginjal dan penyakit jantung,
untuk mengharapkan dari para donor, yaitu donor mata, ginjal dan jantung.
Page 6
Para donor yang kita kenal sekarang ini, lebih banyak dari kalangan orang yang sudah
meninggal dunia dan tidak banyak dari orang yang masih hidup.
a. Donor Orang Yang Masih Hidup
Orang yang masih hidup sehat, ada juga yang ingin menyumbangkan organ
tubuhnya kepada orang yang memerlukan umpamanya karena hubungan keluarga. Si
kakak tidak tega melihat adiknya karena ginjalnya tidak berfungsi lagi dan tipis harapan
untuk sembuh dengan cara pengobatan. Kemungkinan lain, ada orang yang mau
mengorbankan organ tubuhnya, dengan harapan ada imbalan dari orang yang
memerlukan, disebabkan karena dihimpit penderitaan hidup.
Kendatipun ada si donor yang bersedia memberikan organ tubuhnya, dalam
pelaksanaannya harus hati-hati, karena bisa berbahaya bagi si donor dan resipien
(penerima).
Pertama yang perlu diperhatikan, adalah kecocokan organ tubuh itu antara si
donor dan resipien. Percuma saja diangkat dari si donor tetapi tidak cocok untuk resipien
dan bila dikembalikan lagi, belum tentu fungsinya sama seperti semula.
Kedua, perlu diperhatikan juga kesehatan si donor, baik sebelum diangkat organ
tubuhnya maupun sesudahnya. Keinginan menolong orang lain memang suatu perbuatan
terpuji, tetapi jangan sampai mencelakakan diri sendiri. Berkenaan dengan hal ini Allah
memberi petunjuk, dengan firman-Nya :
… �wur (#qà)ù=è? ö/ä3�Ï�÷�r'Î/ �n<Î) Ïps3è=ökJ9$# … :(١٩٥ )ســوراة البقرة
Artinya:
…Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan…)Al-Baqarah: 195(.
Ayat tersebut di atas mengingatkan manusia ini, jangan terlalu gegabah dan
ceroboh dalam melakukan sesuatu, apalagi suatu perbuatan yang banyak menanggung
risiko. Umpamanya, seseorang ingin memberikan ginjalnya, kerena alasan-alasan telah
disebutkan terdahulu. Buat sementara, si donor dan resipien dapat hidup, masing-masing
Page 7
dengan satu ginjal. Tetapi bila ginjal si donor tidak berfungsi lagi, maka dia sukar untuk
ditolong kembali. Jadi, sama halnya, menghilangkan suatu penyakit (dari resipien)
dengan cara membuat penyakit baru (bagi si donor), sesuai dengan kaidah hukum Islam.
بالضـرر الضـرراليـزال
Bahaya (kemudharatan) tidak boleh dihilangkan dengan bahaya (kemudharatan) lainnya.
Begitu juga bunyi kaidah :
المصــالح ىجلب مقـدمعل ســـد المفا درء
Menghindari kerusakan, didahulukan atas menarik kemaslahatan.
Kemudian bagaimana halnya dengan orang yang masih hidup, tetapi sudah dalam
keadaan koma (tidak sadar), apakah boleh organ tubuhnya diangkat/diambil dan
kemudian diberikan kepada orang lain?
Menurut hemat penulis, selama orang itu masih hidup, tidak boleh organ
tubuhnya diambil, karena hal itu berarti mempercepat kematiannya, dan berarti pula
mendahului kehendak Allah, walaupun menurut pertimbangan dokter, orang itu akan
segera meninggal. Mengambil organ tubuhnya, boleh dikatakan sama dengan menyuntik
orang itu supaya cepat meninggal. Di samping mendahului kehendak Allah, juga tidak
etis memperlakukan orang yang sudah koma (sekarat), dengn cara mempercepat
kematiannya. Selama masih ada nyawanya, orang yang sehat wajib berikhtiar untuk
menyembuhkan orang yang sedang koma itu, sebab berdasarkan kenyataan ada saja satu,
dua orang yang sembuh kembali, walaupun secara medis sudah dinyatakan tidak ada
harapan untuk hidup.
b. Donor Orang Yang Sudah Meninggal
Adapun donor (mata, ginjal, dan jantung) yang berasal dari orang yang sudah
meninggal dunia menurut hemat penulis, tidak menyalahi ketentuan agama Islam, dengan
alasan :
Page 8
1). Alangkah baik dan terpuji, bila organ tubuh itu dapat dimanfaatkan oleh orang lain
yang sangat memerlukannya, daripada rusak begitu saja sesudah mayat itu di
kuburkan.
2). Tindakan kemanusiaan sangat dihargai oleh agama Islam sebagaimana firman Allah :
ô`tBur….. $yd$u�ômr& !$uK¯Rr'x6sù $u�ômr& }¨$¨ 9Y $# $Yè�ÏJy_ …
Artinya :
…Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia Telah memelihara kehidupan
manusia semuanya…)Al-Maidah: 32(.
3). Menghilangkan penderitaan orang lain, baik sakit jantung, ginjal maupun buta,
disuruh oleh Islam, apakah dengan cara pengobatan atau dengan cara pencangkokkan
organ tubuh, sesuai dengan kaidah hukum Islam :
الضـــرريـزال
Bahaya (kemudharatan) itu dihilangkan.
Akal sehat pun sebenarnya mengakui dan mendukung alasan-alasan di atas,
sebab penyembuhan orang yang sakit itu ditempuh dengan cara mengambil organ
tubuh dari orang (mayat) yang tidak memerlukan lagi organ tersebut.
Kendatipun dilihat dari kemaslahatan, pencangkokan organ tubuh itu
dibenarkan, tetapi perlu diperhatikan segi lain, yaitu izin dari keluarga si mayat,
supaya tidak timbul fitnah di kemudian hari dan tidak memojokkan orang tertentu
seperti dokter dan pihak-pihak lain dengan tuduhan memperjualbelikan organ tubuh.
Selain izin dari keluarga si mayat, dapat juga berbentuk wasiat dari donor selagi dia
hidup, dan wasiat itu wajib ditunaikan.
Dengan pencangkokan organ tubuh mayat, penulis berpendapat sebagaimana
telah dikemukakan di atas, yaitu diperbolehkan persyaratan-persyaratan tertentu.
Namun juga di antara ulama yang mengharamkan karena berpegang kepada ayat :
Page 9
ô�s)s9ur $oYøB§�x. ûÓÍ_t/ tPy�#uä ö .....٧٠ ׃﴿اإلسراء﴾.
Artinya :
Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam…
)Al-Isra’: 70(.
Juga berpegang kepada hadits Rasulullah:
ماجـه ( وابن وابردارد رواهأحمـد حيــا كسـرعظمـه مثـل كسـرعظـمالميت إن
(
Artinya :
Sesungguhnya memecahkan tulang mayat, sama seperti memecahkan tulangnya
sewaktu hidup. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah).
Menurut hemat penulis, perbuatan itu haram hukumnya, apabila unsur
merusak mayat sebagai penghinaan baginya. Sedangkan pencangkokan organ tubuh
adalah untuk kemaslahatan, membantu orang lain dan tidak ada sedikitpun unsur
penghinaan.
Kemudian ada lagi persoalan lain yang dipertanyakan, yaitu mengenai si
donor dan resipien yang berlainan agama, dan organ tubuh yang dicangkokan itu
berasal dari hewan seperti babi.
Kekhawatiran orang yang mendonorkan organ tubuhnya pada orang yang
berlainan agama ataupun pada orang yang berbuat maksiat, memang cukup beralasan.
Sebab, bila resipien dapat tertolong dengan organ tubuh itu, berarti pebuatan
maksiatnya akan berkelanjutan. Menolong orang yang berlainan agama juga
demikian. Orang yang selama ini buta, tetapi karena ia menerima mata, kemungkinan
ia akan melihat maksiat. Dosa-dosa inilah dikhawatirkan oleh para donor itu.
Kekhawatiran itu akan terjawab oleh ayat-ayat berikut, Allah berfiman :
Page 10
br&ur }§ø�©9 Ç`»|¡SM~Ï9 �wÎ) $tB 4Ótëy� ÇÌÒÈ ¨br&ur ¼çmu�÷èy� t$ôqy� 3�t�ã� ÇÍÉÈ §NèO çm1t�øgä� uä!
#t�yfø9$# 4�nû÷rF}$# . النجم .﴾٤١-٣٩׃﴿سورة
Artinya :
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang Telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan
diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna. )An-Najm:39-41(.
Allah berfirman :
�wr& â�Ì�s? ×ou�Î�#ur u�ø�Ír 3�t�÷zé& . النجم .﴾٣٨׃﴿سورة
Artinya :
Bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain. )An-Najm: 38(.
Berdasarkan ayat tersebut di atas, bahwa seseorang akan dapat balasan sesuai
dengan amalnya di dunia. Demikian juga, dosa orang lain pun tidak menjadi tanggung
jawabnya. Di samping itu hendaknya dilihat pula, bahwa yang salah bukanlah organ
tubuh itu, tetapi pusat pengendali, yaitu pusat urat syaraf.
Jadi, mengenai pencangkokan organ tubuh tidak usah dipersoalkan para donor dan
resipiennya, karena tujuannya untuk kemanusiaan dan yang dilakukan dalam keadaan
darurat. Sama halnya seperti transfusi darah, tidak dipersoalkan si donor dan resipiennya.
Adapun mengenai organ tubuh binatang yang diharamkan yang dicangkokan kepada
manusia ada dua pendapat, yaitu haram dan tidak haram dalam keadaan darurat.
Hukumnya halal (mubah), karena darurat dan tidak ada jalan jalan lain lagi, yang
dapat ditempuh, sejalan dengan kaidah hukum Islam :
المظورات تبــيح الضرورة
(Keadaan) darurat itu membolehkan (hal-hal) yang dilarang.
Page 11
Berdasarkan uraian di atas, barangkali sudah dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam menentukan sikap, bagi orang yang menjadi donor dan resipien (penerima) mengenai
pencangkokan (transplantasi) organ tubuh.
C. OPERASI PENGGANTIAN DAN PENYEMPURNAAN KELAMIN
A. Pendahuluan
Allah berfirman di dalam Al Quran :
ا �ي�ه� �نا الناس� ي�آأ ن�اك�م إ ل�ق� وأ�نث�ى ذ�ك�ر� م�ن خ�
ع�ل�ن�اك�م� ع�وب#ا و�ج� ب�آئ�ل� ش� ك�م� إ�ن و�ق� م� ند� أ�ك�ر� ع�اك�م� الله� �ت�ق� ب�ير1 ع�ل�يم1 الله� إ�ن أ الحجرات:} خ�13}
Artinya: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari
seorang pria dan seorang wanita dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. AL Hujarat: 13)"
Ayat di atas mengajarkan prinsip equality before God and law, artinya manusia
di hadapan Tuhan dan hukum itu kedudukannya sama. Dan yang menyebabkan tinggi
dan rendahnya kedudukan manusia itu bukanlkah karena perbedaan jenis kelamin,
Page 12
ras, bahasa, kekayaan, kedudukan dan sebagainya, melainkan karena ketaqwaannya
kepada Allah.
Manusia yang lahir dalam keadaan normal jenis kelaminnya sebagai pria atau
wanita karena mempunyai alat kelamin satu berupa dzakar (penis) atau farj (vagina)
yang normal karena sesuai dengan organ kelamin dalam, tidak diperkenankan oleh
hukum Islam melakukan operasi ganti kelamin.
B. Hukum Mengubah jenis kelamin
Jenis kelamin yang normal yang dianugerahkan Allah kepada manusia
patutlah disyukuri dengan jalan menerima kodratnya dan menjalankan semua
kewajibanya sebagai mahluk terhadap Khaliqnya sesuai dengan kodratnya tanpa
mengubah jenis kelaminnya. Maka mengubah jenis kelamin, seperti jenis kelamin laki-
laki diubah menjadi menjadi perempuan, begitupun sebaliknya, adalah hukumnya
haram.
Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Surat An Nisa ayat 119 :
م� لنه� م� و�أل�ض� ن�ي�نه� م� و�أل�م� نه� ر� ل�ي�ب�ت�ك�ن و�أل�م� ف�م� ا�أل�ن�ع�ام� ء�اذ�ان� نه� ر� ن و�أل�م� ل�ي�غ�ي�ر� ل�ق� ف� الله� خ�ذ� و�م�ن ي�ط�ان� ي�تخ� ل�يGا الش د� الله� د�ون� م�ن و� ق� ف�
ر� ان#ا خ�س� ر� ب�ين#ا خ�س� {119النساء:} م�
Artinya : "Dan aku (setan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan aku suruh mereka
Page 13
(memotong telinga binatang ternak, lalu mereka benar-benar memotongnya untuk
berhala), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, lalu mereka benar-benar
mengubah ciptaan Allah. Dan barang siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung
selain Allah, maka sunggug dia telah merugi dengan kerugian yang nyata (QS. An Nisa :
119)"
Dalam beberapa kitab tafsir, seperti tafsir at-Thabari, As Shawi, AL Khazin,
yang dikutip Prof. Masjfuk Zuhdi, bahwa disebut beberapa perbuatan manusia yang
diharamkan karena termasuk mengubah ciptaan Allah, seperti: mengebiri manusia,
homoseksual, lesbian, menyambung rambut dengan sopak, pangur (meratakan gigi)
membuat tato, mencukur bulu alis dan takhannuts, yaitu orang pria berpakaian dan
bertingkah laku seperti wanita atau sebaliknya.
Di era kini, dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
canggih, termasuk alat-alat medis cukup lengkap dan moderen, orang bisa berbuat
banyak hal, termasuk operasi plastik, kecantikan dan bahkan merubah jenis kelamin
sekalipun. Sehingga tidak sedikit kasus yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,
seperti tato di seluruh badan, operasi jenis kelamin, dan lan-lain. Pada hal semua itu
hukumnya haram dan terkutuk. Dengan demikian ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak jarang dijadikan alat untuk mendurhakai Khaliqnya.
Haramnya mengubah jenis kelamin dan lain-lain sebagaimana telah
disebutkan di atas ditegaskan pula oleh hadits Rasulullah Saw:
Page 14
�ل�م�ست��وشم�ات ال�و�اشم�ات الله� �ل��ع�ن� ا و�
ات ت�ن�مص�ات �والنامص� ال�م� لجات و� ت�ف� �ل�م��� �وا
ن ات للح�س� غ�ير� ل�ق ال�م� البخارى )رواه الله خ�
والجماعة(
Artinya : "Allah mengutuk para wanikta tukang tato, yang meminta ditato, yang
menghilangkan bulu muka (alis), yang minta dihilangkan bulu mukanya (bulu alisnya),
dan para wanita yang memotong (pangur) giginya; yang semuanya itu dikerjakan dengan
tujuan untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah (HR. Bukhari dan Jamaah dari
Ibnu Mas'ud ra)".
Hadits ini bisa menunjukkan bahwa seorang pria tau wanita normal jenis
kelaminnya dilarang oleh Islam untuk menggantikan atau mengubah jenis kelaminnya
tersebut, karena mengubah ciptaan Allah tanpa alasan yang haq yang dibenarkan oleh
Islam. Juga seorang pria atau wanita yang lahir normal jemis kelaminnya, tetapi
karena lingkungannya menderita kelainan semacam kecenderungan seksnya yang
mendorongnya lahiriah "banci' dengan berpakaian dan bertingkah laku yang
berlawanan dengan jenis kelaminnya yang sebanarnya. Maka dalam hal ini juga
diharamkan oleh Islam mengubah jenis kelaminnya, sekalipun ia menderita kelainan
seks. Sebab pada hakekatnya jenis/organ kelaminnya normal, tetapi psikisnya tidak
normal. Karena itu upaya kesehatan mentalnya ditempuh melalui pendekatan
keagamaan dan kejiwaan.
Page 15
Perlu diketahui, bahwa berpakaian dan bertingkah laku yang berlawanan
dengan jenis kelaminnya dilarang oleh agama berdasarkan sabda Nabi Saw :
به�ات الله �ل�ع�ن� ت�ش� اء من� الم��� بالرج�ال النس�
بهي�ن� ال�مت�ش� اء �الرج�ال من و� بالنس�
Artinya : "Allah mengutuk wanita-wanita yang menyerupai pria-pria dan mengutuk pria-
pria yang menyerupai wanita-wanita (HR. Turmudzi)"
Bagaimana kalau orang yang lahir tidak normal jenis kelaminnya, bolehkah
melakukan operasi ?
Mengenai orang yang lahir tidak normal jenis kelaminnya, hukum melakukan
operasi kelaminnya tergantung kepada keadaan organ kelamin luar dan dalam, dan
hal ini dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Apabila seorang mempunyai organ kelamin dua/ganda, penis dan vagina,
maka untuk mempertegas identitas jenis kelaminnya, ia boleh melakukan
operasi mematikan organ kelamin yang satu dan menghidupkan kelamin
yang lain yang sesuai dengan organ kelamin bagian dalam. Misalnya
seseorang mempunyai dua alat kelamin yang berlawanan, yakni penis dan
vagina, dan di samping itu ia juga mempunyai rahim dan ovarium yang
merupakan ciri khas dan utama jenis kelamin wanita, maka ia boleh,
bahkan disarankan operasi mengangkat penisnya demi mempertegas
identitas kelamin kewanitannya. Dan sebaliknya ia tidak boleh mengangkat
Page 16
vaginanya dan membiarkan penisnya, karena berlawanan dengan organ
kelaminnya yang bagian dalam yang lebih vital, yakni rahim dan ovarium.
2. Apabila seseorang mempunyai organ kelamin satu yang kurang sempurna
bentuknya, misalnya ia mempunyai vagina yang tidak berlobang dan ia
mempunyai rahim dan ovarium, mak ia boleh bahkan dianjurkan oleh
agama untuk operasi memberi lobang pada vaginanya. Demikian pula kalau
seseorang punya penis dan tertis, tetapi lobang penisnya tidak berada di
ujung penisnya (glans penis), tetapi di bagian bawah penisnya, maka ia boleh
operasi untuk dibuatkan lobangnya yang normal.
Adapun dalil syar'I yang bisa membenarkan operasi yang bersifat
memperbaiki/menyempurnakan organ kelamin, antara lain :
1. � المفسد�ة ودفع المصلحة لج�لب Artinya untuk mengusahakan kemaslahatannya dan menghilangkan
kemudaratnya.
Orang yang lahir tidak normal jenis/organ kelaminnya terutama yang 'banci
alami" bisa mudah mengalami kelainan psikis dan sosial, akibat masyarakat yang
tidak memperlakukanya secara wajar, yang pada gilirannya bisa menjerumuskan
ia ke dalam dunia pelacuran dan menjadi sasaran kaum homo yang sangat
berbahaya bagi dirinya dan masyarakat. Sebab perbuatan anal sex (hubungan seks
melalui anus) dan oral sex (hubungan seks melalui mulut) yang biasa dilakukan
oleh kaum homo bisa juga menyebabkan terjangkitnya penyakit AIDS yang sangat
ganas yang hingga kini belum ditemukan obatnya.
Page 17
Karena itu apabila kemajuan teknologi kedokteran bisa memperbaiki kondisi
kesehatan fisik dan psikis/mental si banci alami itu melalui operasi kelamin, maka
Islam bisa membolehkan. Bahkan menganjurkan/memandang baik, karena akan
mencapai kemaslahatan yang lebih besar daripada mudaratnya. Apalagi kalau
kebancian alami bisa dikategorikan 'penyakit" yang menurut pandangan Islam,
wajib berikhtiar diobati sebagaimana tersebut dalam hadits:
يضع لم تع����الى الله� �فان� �ت�د�او�وا�عب�اد�الله
الهرم داءواحد دواءغير له االوضع داء
عثامه( عن احمد )رواه
Artinya: "Berobatlah hai hamba-hamba Allah. Karena sesungguhnya Allah tidak
mengadakan penyakit kecuali mengadakan pula obatrnya, kecuali satu penyakit, ialah
penyakit tua (pikun) HR. Ahmad)"
2. Adapun hadits Nabi saw yang melarang orang mengubah
ciptaan Allah sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan lain-lain dari Ibnu
Mas'ud di atas, apabila tidak membawa maslahah yang besar, bahkan
mendapatkan mafsadah resiko, misalnya pengebirian seorang pria dengan
mengangkat testisnya, yang bisa menyebabkan kemandulan tetap. Tetapi apabila
mengubah ciptaan Allah itu membawa masalah yang besar dan menghindari
mafsadah, Islam membenarkan. Misalnya, khitan anak pria dengan jalan
menghilangkan kulup (qulfah, bahasa Arab, atau preputium, bahasa Latin),
dibenarkan oleh Islam, bahkan hukumnya menjadi wajib. Sebab kalau kulup yang
tidak dipotong, justru kulup itu menjadi sarang penyakit kelamin. Demikian pula
Page 18
operasi kelamin bagi anak lahir tidak normal jenis kelaminnya diizinkan oleh
Islam, apabila secara medis bisa diharapkan terwujudnya kemaslahatan yang besar
bagi yang bersangkutan untuk kesehatan dan mentalnya.
Bagaimanakah status jenis kelamin seseorang setelah ia dioperasi kelaminnya?
Jika ada kasus merubah jenis kelamin, misalnya dari jenis kelamin wanita ke jenis
pria, maka status hukumnya tetap, yakni wanita, dan ia tidak berhak menuntut
bagian warisanya sama dengan bagian pria (2:1). Sebab ia menurut hukum tetap
berstatus sebagai wanita. Di samping operasi ganti kelamin bisa menimbulkan
konflik dalam rumah tangga. Karena suami/sitri yang telah menjalani operasi
gantiu kelamin itu tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami istri yang
normal. Karena itu, yang bersangkutan bisa menggugat cerai lewat lembaga
peradilan dengan alasan pasangan (partnernya) tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai suami/istri yang normal.
Sebagai konseksuensi diizinkan seorang banci alami menjalani operasi
perbaikan jenis kelaminnya, maka ia boleh melakukan perkawinan dengan
pasangan yang berbeda jenis kelaminnya, dan ia berhak mendapat warisan sesuai
dengan jenis kelaminnya setelah operasi. Perubahan status hukum banci alami
menjadi pria atau wanita setelah perbaikan kelamin dapat dibenarkan oleh Islam
karena dua sebab yang utama,yaitu :
1. Pada hakekatnya Allah hanya menciptakan manusia terdiri dari dua jenis
kelamin, pria dan wanita sebagaiman tersebut dalam Al Quran Surat An Nisa
ayat 1 dan Surat Al Hujarat ayat 13.
Page 19
2. Hasits Nabi Saw : والله بالظاهر احكم ان امرت
السرائر يتولى
Artinya : "Aku diperintah memutuskan hukum berdasarkan fakta yang tampak,
sedangkan Allah yang mengetahui segala yang rahasia"
Perlu diketahui, bahwa di kalangan ulama ahli Fiqh, "waria" yang dalam istilah
fiqh disebut khuntsa, dirumuskan sebagai "orang yang mempunyai organ
kelamin ganda yang berbeda, organ kelamin pria dan wanita, atau tidak
mempunyai sama sekali (tidak jelas identitas kelaminnya). Apabila si khuntsa
mempunyai indikasi-indikasi yang lebih cenderung menunjukan kejenis kelamin
kalakiannya, atau sebaliknya, maka ia disebut khuntsa ghairu musykil, artinya
waria yang tidak confused (membingungkan). Misalnya ia kencing lewat lubang
penisnya dan ia mempunyai kumis atau indikasi lain khas pria, maka ia
dikategorikan sebagai "pria". Sebaliknya kalau si khuntsa itu kencing lewat
lubang vaginanya dan ia mempunyai payudara atau indikasi lain yang khas
wanita, maka ia dikategorikan 'wanita".
Tetapi apabila si khuntsa itu tidak mempunyai ciri-ciri khas atau indikasi-
indikasi yang menunjukkan ke arah jenis kelamin tertentu, pri/wanita, atau ia
mempunyai indikasi atau ciri-ciri khas yang kontradiktif, maka ia disebut
khuntsa musykil, dan ia diperlakukan dalam status hukum warisnya sebagai ahli
waris yang kurang beruntung nasibnya. Sebab ia hanya menerima bagian
warisan yang lebih kecil dari alternatif bagian warisan dengan status hukum pria
Page 20
atau wanita. Sudah tentu kalau sekiranya khuntsa musykil di atas menjalani
operasi ganti kelamin, maka bagian warisannya disesuaikan dengan identitas
jenis kelamin riil sesudah operasi.
Adalah suatu keputusan yang bijaksana dan tepat dari Seminar tentang
"Tinjauan Syari'at Islam tentang Operasi ganti Kelamin yang diselenggarakan
oleh pimpinan NU Jawa Timur pada tanggal 26-28 Desember 1989 di Pon Pes
Nurul Jadid Probolinggo, bahws manusia yang mengalami gangguan identitas
jenis kelamin (waria/khuntsa) menurut pandangan Islam, adalah manusia yang
wajar dan tidak tercela. Karena itu seminar menghimbau kepada masyarakat
agar bisa menerima dan memperlakukan mereka secara manusiawi, tidak
menguclikan dan tidak memberikan perlakuan yang justru bisa menambah
penderitaan kepada mereka.
D. BEDAH MAYAT
Ilmu pengetahuan semakin berkembang sejalan dengan perubahan zaman. Perubahan
terjadi dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu pengetahuan secara keseluruhan, maupun
dalam bidang teknologi yang kesemuanya ditujukan dan dimaksudkan untuk kepentingan
umat manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan telah mengantarkan umat manusia untuk menelaah
lebih jauh tentang kepentingan dan kemaslahatannya, lebih-lebih dari tinjauan kemaslahatan
serta keabsahan menurut hukum Islam.
Semua penemuan baru sebagai hasil dari perkembangan teknologi tersebut,
hendaknya disejalankan dengan kaidah-kaidah hukum Islam, seperti “hukum bedah mayat”
menurut pandangan Islam.
Page 21
Ilmu bidang kedokteran memerlukan teori dan praktek untuk memperoleh kebenaran
atau yang mendekati kebenaran. Begitu juga halnya dengan bedah mayat, diperlukan untuk
meneliti dan memperoleh data-data yang diperlukan dalam menjalankan tugas berbagai
pihak. Ada di antaranya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan ada pula untuk
kepentingan penegakan hukum.
Untuk kepentingan ilmu pengetahuan, lebih tepat dan baik, bila langsung
dipraktekkan kepada tubuh manusia, tidak kepada hewan seperti monyet, kera, atau kelinci,
karena dalam banyak hal tidak sama antara tubuh binatang itu dengan tubuh manusia.
Di bawah ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan bedah mayat itu, yaitu:
pengertian, tujuan dan hukumnya.
a. Pengertian Bedah Mayat
Perkataan bedah mayat dalam bahasa Arab disebut :
المـوتى جثث يح تـســر
Bedah mayat adalah sustu upaya tim dokter ahli untuk membedah mayat, karena ada
maksud atau kepentingan tertentu.
Jadi, bedah mayat tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, kalaupun hanya
sekedar mengambil barang dari tubuh (perut) mayat itu. Sebab, manusia harus dihargai
kendati pun ia sudah menjadi mayat. Apalagi yang ada hubungannya dengan ilmu
pengetahuan dan penegakan keadilan
b. Tujuan Bedah Mayat
Di antara tujuan yang terpenting bedah mayat adalah :
1). Untuk menyelamatkan janin yang masih hidup dalam rahim mayat
Pada prinsipnya ajaran Islam memberikan tuntutan pada umatnya, agar selalu
berjihad dalam hal-hal yang tidak ada ditemukan nashnya dan sebagai landasannya
adalah firman Allah :
Page 22
)#rß�Î »g y_ur �Îû «!$# ¨,ym ÍnÏ$ygÅ_ uqèd öNä38u;tFô_$# $tBur �@yèy_ ö/ä3ø�n=tæ �Îû ÈûïÏd�9$# ô`ÏB 8lt�ym …سوراة﴿
.﴾٧٨׃الحج
Artinya :
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan…)Q.S. Al-
Hajj: 78(.
Untuk mengatasi kesulitan yang dialami manusia, harus menggunakan akal
pikiran yang disebut ijtihad dalam Islam, yang hasilnya untuk kemaslahatan umat
dengan ketentuan, bahwa kemaslahatan umum lebih diutamakan daripada
kemaslahatan perorangan. Demikian juga halnya kemaslahatan orang hidup lebih
diutamakan daripada orang mati. Dalam hal ini berarti, janin perlu diselamatkan.
2). Untuk mengeluarkan benda yang berharga dari tubuh mayat
Dalam kehidupan sehari-hari bisa saja terjadi, bahwa seseorang menelan
permata orang lain, apakah karena alasan ingin menghilangkan jejak barang curian,
atau karena alasan lainnya dan sesudah itu diapun meninggal (kebetulan?). Kemudian
pemilik barang tersebut menuntut, agar barang (permata) tersebut dapat dikembalikan
kepadanya. Untuk mengeluarkan benda tersebut tentu membedahnya. Ada suatu hal
yang sepantasnya menjadi pertimbangan si pemilik barang, yaitu tentang nilai barang
yang ditelan orang itu. Mungkinkah dapat dimaafkan, atau diminta pengganti yang
senilai dengan barang itu. Walaupun membenarkan, tetapi hendaknya ada
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang amat erat hubungannya dengan
kemanusiaan dan kepribadian (pribadi muslim).
Page 23
3). Untuk kepentingan penegakan hukum
Untuk menegaskan hukum yang adil menurut Islam, tentu diserahkan
kepada ahlinya, agar para ahli itu dapat menerapkannya dengan cara yang adil dan
benar, sebagaimana firman Allah :
¨bÎ) ©!$# öNä.ã�ãBù't� br& (#r��xsè? ÏM»u »Z tBF{$# #�n<Î) $ygÎ=÷dr& #s�Î)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨ 9Z $# br&
(#qßJä3øtrB ÉAô�yèø9$$Î/ … لنساء .﴾٥٨ ׃﴿سورة
Artinya :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil… (Q.S. an-Nisa: 58).
Biasanya bedah mayat dilakukan, bila kematian seseorang diragukan, apakah
karena diracun, atau sengaja minum racun atau pembunuhan yang dilakukan dengan
cara lain. Bahkan bila ada keanehan dan kecurigaan, mayat yang sudah dikuburkan
pun digali kembali.
Penghormatan terhadap si mayat memang perlu dihargai, tetapi penegakan
hukum lebih penting lagi, karena menyangkut dengan nasib seseorang yang akan
dijatuhi hukuman, berat atau ringan.
4). Untuk kepentingan penelitian ilmu kedokteran
Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang ada relevansi yang dengan
pembedahan mayat, yaitu ilmu anatomi, yang dasar-dasarnya sudah disebutkan dalam
Al-Qur’an sejak empat belas abad yang lalu.
Konsep inilah sebenarnya yang dikembangkan oleh sarjana muslim pada abad
pertengahan dan kemudian dipelajari oleh bangsa barat lewat penelitian ilmiah.
Konsep tersebut berbunyi:
...�öNä3à)è=ø�s� �Îû ÈbqäÜç/ öNà6ÏG»yg¨Bé& $Z)ù=yz .`ÏiB Ï�÷èt/ 9,ù=yz �Îû ;M»yJè=àß ;]»n=rO …
Page 24
الزمر ﴾.٦ ׃﴿سورة
Artinya :
…..Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan…)Q.S. Az-Zumar: 6(.
Adapun tiga kegelapan yang dimaksud dalam ayat tersebut di atas adalah :
kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup anak dalam rahim. Setelah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan, maka
yang dimaksud dengan lafazh “ ثـلث ظلمـت adalah chorion, amnion dan “ فى
dinding uterus.
Penelitian tentu terus berlanjut dan berkesinambungan untuk menyelidiki
semua organ tubuh, seperti syaraf, otak, hati, jantung dan organ tubuh lainnya. Bahan
yang akan dijadikan penelitian adalah bahan yang asli, bukan tiruan yang
memungkinkan ialah organ tubuh mayat.
c. Hukum Bedah Mayat
Tujuan bedah mayat yang telah dikemukakan di atas, perlu dikaitkan dengan
hukum Islam, agar orang yang akan melaksanakannya tidak merasa ragu-ragu dan
dianggap bertentangan dengan ajaran agama.
1). Ketentuan hukum tentang pembedahan mayat untuk menyelamatkan janin
Dibolehkan dalam Islam membedah mayat yang di dalam rahimnya terdapat
janin yang masih hidup untuk menyelamatkannya. Maka urusan tertsebut diserahkan
kepada tim dokter ahli untuk melaksanakannya, sekaligus merawat janin yang sempat
diselamatkan itu. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa wajib hukumnya
membedah mayat bila mengandung janin yang masih hidup. Karena janin tersebut
tidak berdaya untuk menyelamatkan dirinya, maka orang hiduplah yang berkewajiban
untuk menolongnya, meskipun dengan melalui pembedahan mayat. Tetapi perlu
diketahui bahwa pembedahan tersebut, tidak boleh melewati batas-batas yang
menjadi hajat diadakan pembedahan itu. Dalam hal ini, Abdullah bin Sulaiman
mengemukakan Qaidah Imam Al-Ghazaly yang berbunyi :
Page 25
بضـده منعكس حـدهفإنه طغيعن .ما
Artinya :
Sesuatu yang melampaui batas dari ketentuannya, maka hal itu bertentangan
dengan yang seharusnya.
Tentang kewajiban membedah mayat untuk menyelamatkan janin yang ada
dalam rahimnya, diterangkan oleh Abu Ishaaq asy-Syiraazy dengan mengatakan :
ف حيبإتال استبقاء آلنه جوفها حتىشق وفىجوفهاجنين امرأة تت ما وان
الميـت من .جزء
Artinya :
Dan apabila ada seorang perempuan yang meninggal, padahal dalam perutnya
terdapat janin yang masih hidup, maka (wajib) dibedah perutnya. Kerena cara
mempertahankan kehidupan (janin itu), ia harus dipisahkan dari mayat (ibunya).
2). Ketentuan hukum tentang pembedahan mayat untuk mengeluarkan benda yang
berharga dari perutnya
Kalau pemilik barang mengajukan tuntutannya agar barangnya, yang telah
ditelan mayat itu harus dikembalikan kepadanya, maka mayat itu wajib dibedah oleh
tim dokter ahli. Karena hal itu berkaitan dengan hak milik orang lain, yang dapat
mengganggu mayat di alam kubur, sebab menjadi pertanyaan yang harus dijawabnya
di hadapan malaikat Munkar dan Nankir.
Selama barang itu belum dikembalikan kepada pemiliknya, selama itu pula
mayat selalu tersiksa di kubur. Oleh karena itu, orang hiduplah yang berkewajiban
untuk menolongnya, terutama sekali keluarga yang harus memprakarsai
pembedahannya untuk mengeluarkan benda tersebut dari perutnya, guna
mengembalikan kepada pemiliknya.
Page 26
Ketentuan hukum Islam tentang pembedahan mayat yang di dalam perutnya
terdapat benda berharga, diterangkan oleh Abu Ishaaq Asy-Syiraazy dengan
mengatakan :
وردت جوفها شق صاحبها ـــب وطاـل ت لغيرهوما جوهرة الميت بلع وإن
صارت آلنها يشق هما أحد ن وجها ففيه الجوهرةله نت كا الجوهرةوإن
فلم ته فىحيا استهلكها آلنه نىاليجب فهيكجوهرةاألجنبيوالثا للورثة
الورثة حق بها .يتعلق
Artinya :
Dan apabila si mayat telah menelan batu permata orang lain (yang
menyebabkan) kematiannya, lalu pemilik (barang itu) menuntut agar
dikembalikannya, maka (wajib) membedah perutnya, lalu dikembalikan batu permata
itu. Dan apabila batu permata itu milik sendiri, maka terjadi 2 macam ketetapan
hukum. Pertama; diwajibkan membedahnya, karena barang itu menjadi milik
pewarisnya. Maka disamakan keduanya dengan batu permata orang lain. Kedua;
tidak wajib kerena barang itu dianggap sudah hancur (habis) di masa hidupnya,
maka tidak ada hubungannya dengan hak milik pewarisnya.
Dari keterangan di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa wajib hukumnya
membedah mayat bila dalam perutnya terdapat batu permata orang lain. Dan tidak
diwajibkan bila batu permata atas nama miliknya sendiri.
3). Ketentuan hukum tentang pembedahan mayat untuk kepentingan penegakan hukum
Menjatuhkan sangsi hukum terhadap si terdakwa, tidak boleh dihalang-
halangi oleh siapapun dan alasan apapun; misalnya, pelaku terhadap si korban tidak
diketahui, sedangkan tidak ada tanda-tanda yang dapat dijadikan bukti. Kalau hal itu
sulit dibuktikan dengan melalui penyelidikan di luar badan mayat, maka dibolehkan
dalam Islam untuk membedah mayat sebagai wahana untuk mencari data-data yang
diperlukan untuk pengusutan lebih lanjut.
Page 27
Peralatan modern kadang-kadang sulit membuktikan sebab kematian
seseorang dengan hanya penyelidikan dari luar tubuh mayat. Maka kesulitan tersebut
menjadi alasan untuk membolehkan membedah mayat sebagai wahana penyelidikan,
karena dianggap sangat dihajatkan dalam penegakan hukum. Hajat inilah yang
membolehkan hal-hal yang diharamkan, sebagaimana maksud Qaidah Fiqhiyah yang
berbunyi :
الحاجة مع والكراهة الضرورات مع .الحرام
Artinya :
Tiada haram (bila) bersama darurat, dan tiada makruh (bila) bersama dengan
hajat.
صة أوخا نت كا عامة الضرورة منزلة تنزل .الحاجة
Artinya :
Hajat menempati kedudukan darurat, baik hajat umum maupun hajat
perorangan.
Salah satu tujuan menjatuhkan sangsi hukum kepada si terdakwa adalah
memberikan pelajaran kepada mereka, dan menakut-nakuti orang lain yang masih
mempunyai niat seperti si terdakwa. Karena itu, menjatuhkan sangsi hukum, tidak
dapat dikatakan sebagai perbuatan yang tidak manusiawi. Bahkan dalam Al-Qur’an
memerintahkan menjatuhkan hukuman potong tangan bagi pencuri, kerena Islam
lebih mengutamakan ketenteraman orang banyak darpada perorangan.
Kalau penegak hukum tidak mau mengusut kejahatan karena yang dianiaya
sudah mati, lalu takut mengadakan pengusutan dengan melalui pembedahan mayat,
maka berarti ia memberi jalan kepada penjahat untuk tidak takut bersaksi. Padahal
perkataan Allah yang mengatakan :
.... #s�Î)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨ 9Z $# br& (#qßJä3øtrB ÉAô�yèø9$$Î/ (٥٨: ..)النساء
Page 28
Artinya :
Bermaksud menjatuhkan hukum sejauh mungkin, meskipun
melalui pembedahan mayat dan pembongkaran kuburan untuk
mencapai keadilan. )An-Nisa : 58(.
Untuk melaksanakan masalah tersebut di atas, maka seharusnya penegak
hukum bekerja sama dengan tim dokter ahli yang dapat di percaya kejujurannya, agar
mayat tersebut mendapatkan visum et repertum, sehingga dari hasil
penyelidikan itu dapat memberi keterangan kepada penegak hukum untuk mengetahui
pelaku tindak pidana itu.
5). Ketentuan Hukum tentang Pembedahan Mayat untuk Keperluan Penelitian Ilmu
Kesehatan
wajib kifayah bagi orang Muslim mempelajari ilmu-ilmu umum, antara lain
ilmu Kedokteran, Biologi, dan Fisika, baik dengan melalui literatur, maupun dengan
praktikum dan penelitian, termasuk bedah mayat sebagai sarananya.
Kalau memang dibutuhkan mayat sebagai sarana penelitian untuk
pengembangan Ilmu Kedokteran, maka dalam Islam dibolehkannya. Karena
pengembangan ilmu kedokteran, bertujuan untuk mensejahterakan umat manusia,
sedangkan misi Islam sejalan dengan tujuan tersebut.
Begitu halnya. agama Islam membolehkan suntikan paru-paru atau limpa
mayat yang disebut istilah mutpunctie untuk mencegah berjangkitnya penyakit yang
diderita mayat, karena dinyatakan darurat di tempat yang bersangkutan. Sedangkan
darurat membolehkan hal-hal yang diharamkan, sebagaimana maksud Qaidah
Fiqhiyah yang berbunyi :
ت المحظورا تبيح ت .الضرورا
Artinya :
Persoalan darurat itu membolehkan sesuatu yang diharamkannya.
Page 29
Kebolehan membedah mayat dalam Islam, dilandasi oleh alasan bahwa
memperbaiki nasib orang hidup lebih diutamakan daripada kepentingan orang yang
sudah mati.
d. Pendapat Para Ulama Tentang Bedah Mayat
Dalam menentukan hukum bedah mayat, tidak sama pendapat para ulama,
sebagaimana terlihat pada uraian berikut :
1). Imam Ahmad bin Hambali
seorang yang sedang hamil dan kemudian dia meninggal dunia, maka
perutnya tidak perlu dibedah, kecuali sudah diyakini benar, bahwa janin itu masih
hidup.
2). Imam Syafi’i
Jika seorang hamil, kemudian dia meninggal dunia, dan ternyata janinnya
masih hidup, maka perutnya boleh dibedah untuk mengeluarkan janinnya. Begitu juga
hukumnya, kalau dalam perut si mayat itu ada barang yang berharga.
3). Imam Malik
Seorang yang meninggal dunia dan di dalam perutnya ada barang yang
berharga, maka mayat itu harus dibedah, baik barang itu milik sendiri maupun milik
orang lain. Tetapi tidak perlu (tidak boleh dibedah), kalau hanya untuk mengeluarkan
janin yang diperkirakan masih hidup.
4). Imam Hanafi
seandainya diperkirakan janin masih hidup, maka perutnya wajib dibedah
untuk mengeluarkan janin itu.
Page 30
Kalau kita perhatikan pendapat para Imam Mujtahid di atas jelas, bahwa yang
disinggung hanya dua masalah saja, yaitu penyelamatan janin dan mengeluarkan benda
yang berharga dari perut si mayat. Mengenai bedah mayat untuk kepentingan penegakan
hukum dan kepentingan pendidikan dan penelitian tidak dibicarakan dan tidak disinggung
sama sekali. Hal ini disebabkan, karena masalah tersebut tidak terpikirkan oleh mereka
dan belum ada tuntutan yang memerlukan pemecahan dengan segera. Masalah yang
dihadapi, masih sederhana, tidak seperti sekarang ini.
Persoalan inipun sebenarnya merupakan salah satu indikasi, bahwa apa yang
diperlukan pada saat ini, belum tentu kita temukan hukumnya dalam kitab fiqh lama.
Dalam kondisi seperti inilah, peran ilmuwan dalam masing-masing ilmunya sangat
diperlukan untuk menuntaskan berbagai masalah yang mencul dalam masyarakat.
Pada masa lalu, berbagai masalah barangkali dapat ditemukan hukumnya oleh
seorang mujtahid, tetapi amat berbeda dengan zaman sekarang ini, yang menuntut
berbagai macam disiplin ilmu dalam memecahkan suatu masalah.