JURNAL STUDI KORELASI ANTARA KUALITAS KONTEN, DAYA TARIK KONTEN DAN TERPAAN TAYANGAN VIDEO BLOG PADA AKUN BEAUTY BLOGGER ABEL CANTIKA DI YOUTUBE DENGAN PERILAKU IMITASI SISWI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA Disusun Oleh: Aan Wulan Kartika D1216001 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019
21
Embed
BEAUTY BLOGGER ABEL CANTIKA DI YOUTUBE ... D1216001.pdfperolehan sebesar 87,13%, diikuti pemanfaatan internet untuk download musik, download atau nonton film, berita entertainment,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURNAL
STUDI KORELASI ANTARA KUALITAS KONTEN, DAYA TARIK
KONTEN DAN TERPAAN TAYANGAN VIDEO BLOG PADA AKUN
BEAUTY BLOGGER ABEL CANTIKA DI YOUTUBE DENGAN
PERILAKU IMITASI SISWI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA
Disusun Oleh:
Aan Wulan Kartika
D1216001
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
1
Studi Korelasi Antara Kualitas Konten, Daya Tarik Konten Dan Terpaan
Tayangan Video Blog Pada Akun Beauty Blogger Abel Cantika Di Youtube
Dengan Perilaku Imitasi Siswi di SMK Negeri 4 Surakarta
Aan Wulan Kartika
Firdastin Ruthnia Y.
Program Studi Ilmu Komunikasi Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
YouTube is the most frequently used social media by the people of
Indonesia. As a development, now many YouTube accounts upload blog videos or
vlogs. Blog video is a form of blogging by using a video medium over using text or
audio as the main media source. Aspects of communication in this research is the
study of the effect of media from the phenomenon of beauty vlogger on YouTube.
Abel Cantika is one of the most famous beauty vloggers among young women. The
YouTube account already has a number of subscribers of 314,490. This study
aims to find out whether there is a relationship between the quality of content, the
attractiveness of content, and the exposure of Abel Cantika's video blog on
YouTube to the imitation behavior of teenage girls in SMK Negeri 4 Surakarta.
In this study using several theories, including the Stimulus-Organism-
Response theory. The basic assumption of this theory is that communication is a
process of action-reaction, that verbal words, non-verbal cues, certain symbols
will stimulate other people to respond in certain ways. Exposure can be
interpreted as a means of hearing, seeing, and reading media message messages
or having experience and attention to those messages that can occur in
individuals or groups.
The method used is a quantitative method. The sampling technique used is
non-probability by means of purposive sampling. The selected respondents were
female students majoring in Beauty at SMK Negeri 4 Surakarta with a sample of
122 respondents. Data collection techniques in this study used a questionnaire.
Test results of this research show the value of the correlation of 0.532, so
pointed out that there was a significant positive relationship between the quality
of the content, the attractiveness of content, and the exposure of Abel Cantika's
video blog on YouTube to the imitation behavior of teenage girls in SMK Negeri 4
Surakarta.
Keywords: Video Blog, YouTube, Exposure, Imitation Behavior
2
Pendahuluan
Fenomena pemanfaatan internet dalam beralih ke platform online sangat
meningkat. Berdasarkan survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) pada tahun 2017 pengguna internet Indonesia mencapai 143,26
juta jiwa dari total penduduk Indonesia 262 juta jiwa. Pemanfaatan internet
terbanyak digunakan untuk mengakses media sosial (social media) dengan
perolehan sebesar 87,13%, diikuti pemanfaatan internet untuk download musik,
download atau nonton film, berita entertainment, baca berita, bermain game dan
membaca berita olahraga. (www.apjii.go.id, diakses pada 2 Maret 2018).
Salah satu media sebagai penyebar informasi adalah YouTube. Informasi
yang disampaikan kepada khalayak dikemas dalam bentuk video. Berdasarkan
data dari databoks kadata penggunaan media sosial YouTube memperoleh
presentase tertinggi dibanding media yang lain.
Gambar 1
Media Sosial yang Paling Sering Digunakan di Indonesia
Sumber: www.databoks.kadata.co.id
YouTube merupakan situs online berbagi video yang memberikan
kemudahan bagi penggunanya untuk memuat video ataupun menonton video.
Kemudahan dalam pembuatan akun dan pengunggahan video membuat banyak
orang berkreasi menciptakan berbagai video. Umumnya konten yang dimuat
merupakan video clip music, film, cuplikan tayangan televisi, dan video dari
kreator para pengguna YouTube. Sebagai perkembangannya kini banyak akun
YouTube yang mengunggah video blog atau vlog. Untuk sebutan para pengguna
YouTube yang membagikan video blog adalah vlogger. Menurut Forbenius (dalam
3
Sokol, 2016) menyebutkan bahwa seorang vlogger adalah seseorang membuat
video dari diri mereka berbicara ke kamera dan mengunggahnya ke internet
(dalam kasus ini adalah YouTube), dimana penonton dapat menilai dan
meninggalkan komentar. Sokol menambahkan bahwa vlogger memanfaatkan
berbagai strategi komunikasi.
Gambar 2
Pengguna YouTube Indonesia yang berlangganan saluran YouTube
Sumber: www.eMarketer.com
Berdasarkan data dari eMarketer, penelitian JakPat pada bulan Februari
2017, menghasilkan temuan bahwa pengguna YouTube di Indonesia paling
banyak berlangganan konten tutorial. Selain itu, konten yang biasa diikuti
pengguna YouTube Indonesia adalah tutorial (turorial), personal/YouTube artist
(artis YouTube), Tv shows/studios/produksion house (pertunjukan tv/studio/rumah
produksi), news and information (berita dan informasi), dan celebrity (selebriti).
Beauty vlog merupakan konsep video blog baru yang membuat vlog
kecantikan dengan membagi tips tentang kecantikan, tutorial dalam berdandan
(make up), ulasan suatu produk kecantikan, dan tips berbagai perawatan kulit
yang ditujukan untuk perempuan. Sedangkan untuk sebutan pengguna YouTube
yang membagikan tips seputar kecantikan berupa video yang diunggah ke
YouTube disebut beauty vlogger.
Aspek komunikasi dalam penelitian ini adalah studi mengenai efek media
dari fenomena beauty vlogger di YouTube. Kredibilitas seorang beauty vlogger
dinilai berdasarkan kualitas informasi dan kreatifitas dari konten videonya.
Misalnya, dengan memberikan tutorial berdandan (make up) yang digunakan
4
dalam berbagai kepentingan acara. Abel Cantika merupakan seorang beauty
vlogger yang kontennya merupakan tutorial make up. Abel Cantika memiliki
jumlah subscriber (pengikut) sebesar 314,490 dengan total penonton videonya
sejumlah 27,729,108. Dalam kurun waktu tiga tahun, Abel Cantika telah
mengunggah 107 video dengan membagi 6 kategori, yaitu beauty tutorial, beauty
review, bittersweet, vlog – Abel Cantika, Q & A Abel Cantika, dan pillow talk.
Pemilihan video blog Abel Cantika sendiri didasari karena penyajian
konten videonya yang informatif dan menarik dan jumlah subscribernya yang
terbilang banyak, melampaui 300,000. Selain itu, konten video blog Abel Cantika
memiliki daya tarik tersendiri yaitu dengan menyajikan ciri khasnya dalam
berdandan dengan tampilan yang flawless natural. Ciri khas Abel yang lain dalam
setiap kontennya, ia ingin menanamkan bahwa konten tersebut „Abel banget‟.
Berdasarkan artikel yang memuat tentang survei yang dilakukan oleh
perusahaan entertainment digital, Defy Media, yang berjudul Youth Media Diet,
remaja yang lebih memilih menonton video di YouTube daripada media yang lain.
Alasannya karena video digital sebagai wadah informasi dan tempat untuk belajar
sesuatu yang baru (www.defimedia.com diakses pada 1 April 2018).
Berdasarkan pemaparan pada paragraf-paragraf sebelumnya, fokus
penelitian ini adalah pada studi hubungan kualitas konten, daya tarik konten, dan
terpaan tayangan video blog Abel Cantika di YouTube dengan perilaku imitasi
siswi di SMK Negeri 4 Surakarta.
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Adakah hubungan yang signifikan antara kualitas konten video blog Abel
Cantika di YouTube dengan perilaku imitasi siswi di SMK Negeri 4
Surakarta?
2. Adakah hubungan yang signifikan antara daya tarik konten video blog Abel
Cantika di YouTube dengan perilaku imitasi siswi di SMK Negeri 4
Surakarta?
5
3. Adakah hubungan yang signifikan antara terpaan tayangan video blog Abel
Cantika di YouTube dengan perilaku imitasi siswi di SMK Negeri 4
Surakarta?
4. Adakah hubungan yang signifikan antara kualitas konten, daya tarik konten,
dan terpaan tayangan video blog Abel Cantika di YouTube dengaan perilaku
imitasi siswi di SMK Negeri 4 Surakarta?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara kualitas konten,
daya tarik konten, dan terpaan tayangan video blog Abel Cantika di YouTube
dengan perilaku imitasi siswi di SMK Negeri 4 Surakarta. Semakin tinggi
hubungan antara kualitas konten, daya tarik konten, dan terpaan tayangan video
blog Abel Cantika, maka akan menunjukkan hubungan yang kuat dengan perilaku
imitasi.
Keranga Teori
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pertukaran pesan. Cangara menjelaskan
definisi komunikasi dari kelompok sarjana komunikasi.
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan
antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha
mengubah sikap dan tingkah laku itu (Book,1980).” (Cangara, 2016; 21-
22)
Menurut Lasswell (dalam Mulyana, 2007: 69) menjelaskan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa,
dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (who? Says
what? In which channel? To whom? With what effect?).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan dari sumber ke penerima
6
melalui saluran atau media tertentu yang dapat menghasilkan efek. Dengan
keterlibatan lima unsur komunikasi menghendaki perubahan perilaku seseorang
2. Intermediated Communication
Intermediated Communication merupakan suatu komunikasi perantara.
Komunikasi perantara yang dimaksud adalah suatu sarana komunikasi. Ioana
Cristina Brastescu Muscalu (2016: 6) pada penelitiannya yang berjudul
Intermediated Communication and Aging, menyatakan bahwa ada hubungan
antara penggunaan intermediated communication pada usia lanjut dengan
kepuasan kebutuhan, kualitas kesehatan dan berdampak pada kesehatan psikis,
emosional dan relasional. Ioana juga menyebutkan bahwa penggunaan sarana
komunikasi menengah (intermediated communication) secara eksklusif merujuk
pada lingkungan virtual. Dari pemaparan Ioana tersebut, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa intermediated communication adalah suatu sarana komunikasi
menengah atau komunikasi perantada antara media konvensional dengan media
virtual.
3. Media Sosial
Mandibergh (dalam Nasrullah, 2015: 11) mendefinisikan media sosial
sebagai "media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang
menghasilkan konten (User generated content)". Sedangkan Van Dijk (dalam
Nasrullah, 2015:11) menjelasakan media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
beraktifitas maupun berkolaborasi.
Media sosial memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan media
lainnya. Adapun karakteristik media sosial menurut Nasrullah (2015: 16) adalah
jaringan (network), informasi (information), arsip (archive), interaksi
(interactivity), simulasi sosial (simulation of society), konten oleh pengguna (user
generated content).
7
4. YouTube
YouTube merupakan situs web yang menyediakan berbagai video dari para
penggunanya. YouTube mulai diluncurkan pada bulan Desember 2005. Budiargo
mendefinisikan YouTube sebagai video online dan yang utama dari kegunaan
situs sebagai media untuk mencari, melihat, dan berbagi video yang asli ke dan
dari segala penjuru dunia melalui suatu web. YouTube memudahkan orang untuk
mengambil dan berbagi video klips melalui www.YouTube.com. Orang dapat
melihat semua kejadian dan hal-hal menarik serta hobi engan cepat. Yang
menarik, YouTube dapat membantu anda untuk menjadi seorang broadcaster
masa mendatang karena melalui YouTube ini kita dapat mendokumentasikan
segala kejadian yang ada, dan ini merupakan suatu latihan (Budiargo, 2015: 47).
5. Video Blog
Video Blog atau Video-Blogging, atau bisa disingkat vlogging merupakan
suatu bentuk kegiatan blogging dengan menggunakan medium video. Edgecom
dalam Fariz dikutip oleh Alianto (2017:27) menjelaskan bahwa vlog merupakan
situs web yang menggunakan video sebagai pengiriman konten utamanya,
daripada tulisan atau gambar. Alianto (2017: 27) mendefinisikan video blog
sebagai video diary online yang berbasis blog.
Menurut Forbenius (dalam Sokol, 2016) menyebutkan bahwa seorang
vlogger adalah seseorang membuat video dari diri mereka berbicara ke kamera
dan mengunggahnya ke internet (dalam kasus ini adalah YouTube), dimana
penonton dapat menilai dan meninggalkan komentar. Sokol menambahkan bahwa
vlogger memanfaatkan berbagai strategi komunikasi yang berbeda dari media
tradisional pada umumnya.
6. Kualitas Konten
Pada penjelasan kualitas konten ini mengadaptasi dari penjelasan kualitas
pesan yang dijabarkan oleh Kotler. Menurut Kotler (1996) dalam afrianto (2010),
pesan harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan
(interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan
(action). Tidak jauh beda dengan konten, konten juga harus menarik perhatian,
8
mempertahankan ketertarikan, dan membangkitkan keinginan. Dampak dari pesan
tidak hanya tergantung pada apa yang di katakan, tetapi bagaimana
mengatakannya. Kualitas berkaitan dengan kejelasan informasi dan kelengkapan
informasi.
7. Daya Tarik Konten
Konten yang menarik merupakan konten yang memiliki kemampuan daya
tarik. Daya tarik mengacu pada pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan
perhatian konsumen dan mempengaruhi perasaan mereka terhadap produk atau
jasa yang ditawarkan (Belch dan Belch, 2004).
Daya tarik konten berkaitan dengan tayangan video menjelaskan suatu hal
seperti video blog Abel Cantika. Seperti kejelasan video apakah
merepresentasikan Abel Cantika dalam memberikan informasi, gambar dapat
menarik perhatian followers, menimbulkan efek hingga subscribers ikut meniru.
Menurut Kenneth E. Andersen dalam Rakhmat (2009:52), perhatian
adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita
mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan
masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Perhatian atau atensi yang
diberikan khalayak dalam menonton tayangan video blog Abel Cantika dapat
dinilai dari penggunaan kata-kata yang menarik perhatian subscriber. Menurut
Rakhmat (2011:50-51), kata-kata yang menarik adalah katakata yang jelas dan
pantas, kata-kata juga harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup, dan merebut
perhatian.
8. Terpaan Media
Terpaan media merupakan kegiatan yang muncul setelah pengguna terlibat
dalam kegiatan penggunaan media. Menurut Slater dalam jurnal Vreese & Peter
terpaan media dapat didefinisikan secara sederhana sebagai sejauh mana audiens
telah mengalami pesan tertentu atau kelas pesan/konten media. Tingkat perhatian
dalam media exposure dapat bervariasi dari pra-perhatian (pemindaian media
dalam cara bawah sadar), perhatian penuh/fokus (cukup perhatian untuk
9
menentukan isi konten), pemahaman (menetapkan makna), dan elaborasi
(menghasilkan koneksi dan citra pribadi) (Vreese & Peter, 70-71).
Terpaan merupakan intensitas keadaan khalayak dimana terkena pesan
pesan yang disebarkan oleh media. Menurut Ardianto dan Erdinaya (2005: 2),
terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik
jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi. Terpaan media (media
exposure), menurut Rosengren dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu
yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan
berbagai hubungan antar individu konsumen media dengan isi media yang
dikonsumsi atau dengan media keseluruhan (Rakhmat: 2011, 66).
9. Perilaku Imitasi
Kata imitasi berasal dari bahasa Inggris to imitate yang berarti mencontoh,
mengikuti suatu pola, istilah imitasi ini secara populer di artikan secara meniru.
Menurut pendapat Tarde, hubungan sosial berkisar kepada proses imitasi, bahkan
semua pergaulan antar manusia itu, menurut pendapat ini, hanyalah berdasarkan
proses imitasi itu (Gerungan, 2004: 31).
Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan
maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai
penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah
informasi dari rangsangan dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan
motorik (Hurley, 2005: 137). Menurut Miller dan Dolland dalam Sarwono (2017:
25-27) adalah rangsangan yang menetapkan apakah suatu tingkah laku-balas akan
diulang atau tidak dalam kesempatan lain. Imitasi terbagi menjadi tiga mekanisme
tiruan, yaitu same behavior (tingkah laku sama), matched dependent behavior