Top Banner
108

bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Oct 19, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian
Page 2: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian
Page 3: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian
Page 4: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai

Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) serta memenuhi

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan Laporan Kinerja ini didasarkan atas Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja

(PK) Kepala BBPOPT dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

Berdasarkan Permentan No. 76/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Organisasi

dan Tata Kerja BBPOPT mengemban tugas melaksanakan dan mengembangkan

peramalan OPT serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura. Berdasarkan

Renstra 2015-2019, BBPOPT mempunyai visi Menjadi Lembaga Terpercaya dan Pusat

Pengembangan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Untuk mencapai visi

tersebut, BBPOPT menetapkan misi sebagai berikut: (a) Meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT,

(b) Menciptakan model peramalan OPT yang tepat dan akurat,

(c) Menciptakan metode pengamatan OPT yang tepat dan akurat, (d) Menyusun dan

mengembangkan teknologi pengendalian OPT tepat guna yang efektif, efisien, dan aman,

(e) Menerapkan dan mengembangkan teknologi PHT spesifik lokasi, dan (f) Meningkatkan

pelayanan dan diseminasi informasi pengamatan, peramalan dan teknologi pengendalian

OPT.

Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPOPT Tahun 2019 terdapat tiga

sasaran kegiatan yaitu 1) Meningkatnya kualitas layanan publik BBPOPT, 2) Meningkatnya

implementasi rekomendasi peramalan serangan OPT yang diberikan oleh BBPOPT, dan

3) Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan BBPOPT. Berdasarkan pelaksanaan

kegiatan BBPOPT Tahun 2019, hasil pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

sebagai berikut:

a. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik BBPOPT adalah 3,4 dari target

3,5 (skala likert).

b. Rasio luas serangan OPT tanaman padi yang terjadi terhadap luas serangan OPT yang

diramalkan adalah 85,2 % dari target 66 %.

c. Rasio luas serangan OPT tanaman jagung yang terjadi terhadap luas serangan OPT

yang diramalkan adalah 87,8 % dari target 66 %.

Page 5: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 iii

d. Rasio luas serangan OPT tanaman kedelai yang terjadi terhadap luas serangan OPT

yang diramalkan adalah 24,9 % dari target 19,5 %.

e. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan BBPOPT yang terjadi berulang (tidak

ada data)

f. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (tidak ada data)

Dukungan anggaran untuk melaksanakan kegiatan pengembangan peramalan

serangan organisme pengganggu tumbuhan Tahun 2019 berdasarkan SP.DIPA-

018.03.2.020072/2019 adalah sebesar Rp. 22.042.446.000,-. Pada perkembangannya

selama Tahun 2019 terdapat penambahan anggaran untuk mendukung kegiatan

pengamanan produksi, sehingga total anggaran BBPOPT Tahun 2019 menjadi sebesar

Rp. 22.542.446.000,-. Secara total sampai dengan 31 Desember 2019, realisasi

penyerapan anggaran BBPOPT adalah Rp. 19.762.253.472,- atau sebesar 87,67 %.

Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja BBPOPT ke depan, maka perlu

dilakukan langkah nyata mulai dari proses perencanaan sampai implementasi pelaksanaan

kegiatan di lapang melalui: 1) Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM/petugas

pelaksana pelayanan melalui pengikutsertaan dalam kegiatan pelatihan, 2) Pelaksanaan

sosialisasi dan bimbingan teknis peramalan OPT secara lebih intensif dan terstruktur dalam

rangka penerapan rekomendasi tindaklanjut hasil ramalan, dan 3) Peningkatan koordinasi

dengan stakeholder pusat dan daerah dalam pelaksanaan pengendalian OPT.

Page 6: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

IKHTISAR EKSEKUTIF ...............................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

DAFTAR TABEL ..........................................................................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................

LAMPIRAN ..................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................................

1.1. Latar Belakang ...........................................................................................

1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi .................................................................

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja................ ...........................................

1.4. Sumber Daya Manusia ...............................................................................

1.5. Dukungan Anggaran ..................................................................................

BAB II. PERENCANAAN KINERJA ............................................................................

2.1. Rencana Strategis 2015-2019 ...................................................................

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2019....................................................................

2.3. Pengukuran Indikator Kinerja ......................................................................

2.4. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ...................................

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ...........................................................................

3.1. Capaian Kinerja .........................................................................................

3.2. Realisasi Anggaran ...................................................................................

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................

LAMPIRAN ..................................................................................................................

i

ii

iv

v

vi

vii

1

1

2

3

5

8

10

10

12

13

15

17

17

71

76

77

Page 7: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 v

DAFTAR TABEL

Hal

1. Perjanjian Kinerja Kepala BBPOPT Tahun 2019 .............................................. 12

2. Capaian Kinerja BBPOPT Tahun 2019 ............................................................. 17

3. Realisasi nilai IKM BBPOPT Tahun 2019 dan Tahun 2018 .............................. 19

4. Nilai IKM BBPOPT 5 Tahun Terakhir ................................................................ 20

5. Perbanyakan Isolat Agens Hayati Tahun 2019 ................................................. 23

6. Distribusi Isolat Agens Hayati Tahun 2019 ....................................................... 23

7. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Sasaran Kegiatan Meningkatnya

Kualitas Layanan Publik BBPOPT ..................................................................... 27

8. Rekapitulasi Rasio Luas Serangan OPT Tanaman Pangan yang Terjadi

Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Tahun 2015-2019 (%) ................. 29

9. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Padi MT 2018/2019 ....................... 30

10. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Blas MT 2018/2019............ 31

11. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan PBP MT 2018/2019 ........... 32

12. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Padi MT 2019 ................................ 33

13. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan BLB MT 2019 ..................... 34

14. Realisasi dan Capaian Rasio Luas serangan OPT Padi yang Terjadi

Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Tahun 2018 dan 2019 ................. 35

15. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung MT 2018/2019 .................. 36

16. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung MT 2019 ........................... 37

17. Realisasi dan Capaian Rasio Luas serangan OPT Jagung yang Terjadi

Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Tahun 2018 dan 2019 ................ 38

18. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai MT 2018/2019 .................. 39

19. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai MT 2019 ........................... 40

20. Realisasi dan Capaian Rasio Luas serangan OPT Kedelai yang Terjadi

Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Tahun 2018 dan 2019 ................ 40

21. Efisiensi penggunaan sumberdaya pada sasaran kegiatan meningkatnya

implementasi rekomendasi peramalan serangan OPT yang diberikan

oleh BBPOPT .................................................................................................... 42

22. Capaian Indikator Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan BBPOPT 65

23. Efisiensi penggunaan sumberdaya pada sasaran kegiatan meningkatnya

akuntabilitas kinerja di lingkungan BBPOPT .................................................... 68

24. Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja .............................. 71

25. Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Output ........................................ 72

26. Perbandingan Realisasi Anggaran BBPOPT Tahun 2018 dan 2019 ............... 72

27. Pegawai yang Pensiun, Pindah/Mutasi dan Meninggal Tahun 2019............... 73

28. Rincian Pembelian Lahan Sawah Yang Terealisasi Tahun 2019 ..................... 73

29. Efisiensi Kegiatan Utama BBPOPT Tahun 2019 ............................................. 74

Page 8: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 vi

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Struktur Organisasi Balai Besar Peramalan OPT ............................................. 3

2. Nilai IKM BBPOPT Tahun 2019 ......................................................................... 19

3. Perkembangan Nilai IKM BBPOPT Dalam 5 Tahun Terakhir ........................... 20

4. Penyediaan Isolat Agens Hayati ....................................................................... 22

5. Identifikasi Penyakit Padi di Laboratorium PCR ............................................... 24

6. Pelaksanaan Bimbingan Teknis P3OPT .......................................................... 24

7. Grafik Perkembangan Rasio Luas Serangan OPT Tanaman Pangan yang

Terjadi Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Selama 5 Tahun Terakhir 28

8. Pengamatan Keadaan OPT pada Tanaman Bawang Merah di Kabupaten

Brebes, Jawa Tengah ........................................................................................ 58

9. Pelaksanaan Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment/VHT)

terhadap Mortalitas Lalat Buah Bactrocera papayae stadia Telur Tua pada

Buah Salak ........................................................................................................ 60

10. Pelaksanaan Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment/VHT)

terhadap Mortalitas Lalat Buah Bactrocera papayae stadia Telur Tua pada

Buah Naga.......................................................................................................... 61

11. Pelaksanaan Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment/VHT)

terhadap Kerusakan Buah Salak (Fruit Injury Test) ......................................... 62

12. Pelaksanaan Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment/VHT)

terhadap Kerusakan Buah Naga (Fruit Injury Test) .......................................... 63

13. Pelaksanaan Uji Host Status Buah Nanas terhadap Perkembangan Lalat

Buah di Laboratorium VHT ............................................................................... 64

14. Pelaksanaan Audit Kinerja oleh Tim Itjen ......................................................... 66

15. Penyerahan Penghargaan Juara III Lomba TIK Tahun 2019 ......................... 69

16. Piagam Penghargaan Lomba Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik

Lingkup Kementan Tahun 2019 ......................................................................... 70

Page 9: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 vii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Distribusi SDM BBPOPT pada Tahun 2019 Menurut Golongan,

Jenis Kelamin dan Pendidikan ........................................................................... 78

2. Perjanjian Kinerja Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu

Tumbuhan Tahun 2019 ...................................................................................... 79

3. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2019 ............................................. 81

4. Realisasi Fisik Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2019 ............................................. 83

5. Pengujian Sampel di Laboratorium Agens Hayati ............................................. 85

6. Pengujian Sampel di Laboratorium Fitopatologi ................................................ 86

7. Pengujian Sampel di Laboratorium PCR ........................................................... 88

8. Bimbingan Teknis P3OPT Tahun 2019 ............................................................ 91

9. Pelayanan Praktek Kerja Lapangan dan Penelitian Mahasiswa....................... 93

Page 10: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap

ke-3 (2015-2019) ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh

dengan menekankan pembangunan kompetitif perekonomian yang berbasis

sumberdaya alam yang tersedia, sumberdaya manusia yang berkualitas dan

kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Dalam mencapai tujuan untuk

memantapkan pembangunan secara menyeluruh memerlukan prasyarat dasar yaitu

pangan. Hal ini selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan yang menyebutkan bahwa kebutuhan akan pangan merupakan hak

mendasar bagi setiap penduduk, sehingga ketersediaan dan keterjangkauan

terhadap pangan yang bermutu dan bergizi seimbang menjadi sangat fundamental.

Ketersediaan pangan sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan suatu

bangsa. Suatu negara dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik apabila

mampu menyelenggarakan pasokan pangan yang stabil dan berkelanjutan bagi

seluruh penduduknya dan masing-masing rumah tangga mampu memperoleh

pangan sesuai kebutuhannya. Dengan demikian, ketahanan pangan merupakan

prasyarat bagi suatu bangsa untuk dapat membangun sektor-sektor lainnya.

Seiring dengan pertambahan penduduk akan berkorelasi dengan kenaikan

kebutuhan pangan. Berdasarkan data BPS, penduduk Indonesia diproyeksikan

berjumlah 269 juta jiwa pada tahun 2019 dan merupakan negara dengan jumlah

penduduk terbesar ke-4 di dunia. Penyediaan pangan dalam jumlah dan mutu yang

baik merupakan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan lebih bervariasi

untuk dihadapi. Salah satu isu strategis yang menjadi faktor penghambat dalam

penyediaan pangan adalah adanya serangan serangan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT). Dampak serangan OPT dapat menurunkan produksi tanaman,

yang beberapa kasus dilaporkan dapat menyebabkan kerugian/ kehilangan hasil

hingga 100 % (puso). Untuk meninimalisir dampak serangan OPT tersebut,

diperlukan sistem peringatan dini berupa peramalan serangan OPT. Peramalan OPT

adalah komponen penting dalam perlindungan tanaman sebagai salah satu dasar

pengambilan keputusan dalam pengendalian OPT. Adanya peringatan dini tersebut,

diharapkan mampu mendorong upaya-upaya tindakan preventif, sehingga risiko

kerugian/ kehilangan hasil yang lebih besar pada tanaman dapat dihindari. Untuk

Page 11: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 2

melaksanakan fungsi tersebut, berdasarkan Permentan Nomor

76/Permentan/OT.140/11/2011, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu

Tumbuhan (BBPOPT) diberikan mandat mengemban tugas untuk melaksanakan dan

mengembangkan peramalan OPT serta rujukan proteksi tanaman pangan dan

hortikultura di Indonesia. Tugas dan fungsi BBPOPT tersebut didukung oleh

Permentan Nomor 39/Permentan/HM.130/8/2018 tentang Sistem Peringatan Dini

Dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian, pada pasal 5

menyebutkan bahwa informasi peramalan/prakiraan OPT yang dikeluarkan oleh

BBPOPT digunakan sebagai satu-satunya sumber peringatan dini oleh pemerintah

dalam rangka menyusun rekomendasi dan strategi meminimalkan risiko serangan

OPT.

Untuk mendukung pelaksanaan tugasnya tersebut, BBPOPT telah

melaksanakan beberapa program dan kegiatan selama tahun 2019. Untuk mengukur

capaian kinerjanya, maka disusunlah Laporan Kinerja Balai Besar Peramalan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja

tersebut didasarkan pada : (1). Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; (2). Instruksi Presiden No. 7 Tahun

1999; (3). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Berdasarkan Permentan Nomor 76/Permentan/OT.140/11/2011 tanggal 30

November 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Peramalan

Organisme Pengganggu Tumbuhan, BBPOPT mengemban tugas melaksanakan dan

mengembangkan peramalan OPT serta rujukan proteksi tanaman pangan dan

hortikultura. Dalam melaksanakan tugasnya, BBPOPT menyelenggarakan fungsi

sebagai berikut:

1) Penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT,

dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;

2) Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT, dan faktor penentu

perkembangan OPT;

3) Pelaksanaan dan penyusunan peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT;

Page 12: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 3

4) Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan dan

pengamatan, pengendalian OPT berdasarkan sistem Pengendalian Hama

Terpadu (PHT);

5) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan,

pengamatan dan pengendalian OPT;

6) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu standar

Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP);

7) Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis peramalan, pengamatan, dan

pengendalian OPT;

8) Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT dan

rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;

9) Pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional; dan

10) Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja BBPOPT

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, BBPOPT dipimpin oleh

seorang Kepala dan dibantu oleh 3 (tiga) pejabat Eselon III dan 7 (tujuh) Eselon IV

sebagaimana tercantum dalam Permentan Nomor: 76/Permentan/OT.140/11/2011

tanggal 30 November 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Peramalan

Organisme Pengganggu Tumbuhan.

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar Peramalan OPT

Page 13: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 4

Pelaksanaan tugas pekerjaan secara rinci telah diatur dalam Permentan Nomor

44/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 19 Juni 2012 tentang Rincian Tugas Pekerjaan

Eselon IV lingkup BBPOPT. Tugas dan fungsi Eselon III lingkup BBPOPT adalah

sebagai berikut:

1. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, tata usaha,

keuangan, rumah tangga dan perlengkapan serta penyimpanan dan pengelolaan

cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional. Dalam melaksanakan

tugasnya, Bagian Umum mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Pelaksanaan urusan kepegawaian, surat menyurat dan kearsipan;

b) Pelaksanaan urusan keuangan;

c) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan;

d) Pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Umum dibantu oleh Subbagian

Kepegawaian dan Tata Usaha, Keuangan, serta Rumah Tangga dan

Perlengkapan.

2. Bidang Program dan Evaluasi

Pengelolaan penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan

peramalan OPT,dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura merupakan

tugas Bidang Program dan Evaluasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang

Program dan Evaluasi menyelanggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana, program dan anggaran peramalan, pengembangan

peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;

b) Pelaksanaan kerjasama peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan

rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;

c) Pemantauan dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan

rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;

d) Penyusunan laporan hasil peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan

rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.

Dalam melaksanakan fungsinya, Bidang Program dan Evaluasi dibantu oleh Seksi

Program, dan Seksi Pemantauan dan Evaluasi.

3. Bidang Pelayanan Teknis

Pengelolaan pemberian dan pelayanan peramalan, pengamatan dan pengendalian

OPT, penyusunan informasi dan dokumentasi hasil peramalan, pengamatan dan

Page 14: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 5

pengendalian OPT, pengembangan peramalan, pengamatan, pelaksanaan

pemberian bimbingan teknis peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT serta

rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura merupakan tugas Bidang

Pelayanan Teknis, Informasi dan Dokumentasi mempunyai fungsi :

a) Pemberian pelayanan teknis peramalan, pengamatan, dan pengendalian

OPT, pengembangan peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT, serta

rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.

b) Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil peramalan, pengamatan, dan

pengendalian OPT, serta pengembangan peramalan, pengamatan, dan

pengendalian OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura .

Dalam melaksanakan fungsinya, Bidang Pelayanan Teknis, Informasi dan

Dokumentasi dibantu oleh Seksi Pelayanan Teknis, dan Seksi Informasi dan

Dokumentasi.

1.4. Sumber Daya Manusia

Pada Tahun 2019 sumber daya manusia (SDM) BBPOPT berjumlah 81

pegawai, terdiri dari 11 Pejabat Struktural, 33 Fungsional Umum dan 37 Fungsional

POPT. Sedangkan proporsi pegawai berdasarkan Bagian/Bidang adalah Bagian

Umum sejumlah 22 pegawai, Bidang Program dan Evaluasi 9 pegawai, Bidang

Pelayanan Teknis, Informasi dan Dokumentasi 12 pegawai; dan Kelompok Jabatan

Fungsional 37 pegawai. Selama kurun waktu 2019 terjadi pengurangan jumlah

pegawai sebanyak 7 pegawai dan penambahan sebanyak 3 pegawai. Untuk

pengurangan jumlah pegawai sebanyak 7 orang dikarenakan pensiun, mutasi dan

meninggal dunia.

Adapun pengurangan jumlah pegawai tersebut atas nama:

1. Ir. Tri Susetyo, M.M., NIP.195903111983031022, diberhentikan dengan hormat

sebagai Pegawai Negeri Sipil karena telah mencapai Batas Usia Pensiun

Terhitung Mulai Tanggal 1 April 2019.

2. Wahyudin, NIP. 196107291987021001, diberhentikan dengan hormat sebagai

Pegawai Negeri Sipil karena telah mencapai Batas Usia Pensiun Terhitung Mulai

Tanggal 1 Agustus 2019.

3. Ir. Lilik Retnowati, NIP. 196512061991032001, mutasi ke Sekretariat Ditjen

Tanaman Pangan Terhitung Mulai Tanggal 8 Maret 2019.

4. Sujiono, SP NIP. 197809012011011005, mutasi ke Direktorat Serealia, Ditjen

Tanaman Pangan Terhitung Mulai Tanggal 9 April 2019.

Page 15: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 6

5. Berry Budhiarsa Agustina, S.P., NIP. 197908182009121003, mutasi ke Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan Terhitung Mulai Tanggal

9 April 2019.

6. Urip Slamet Riyadi, NIP. 196701151998031001, diberhentikan dengan hormat

sebagai Pegawai Negeri Sipil karena meninggal dunia Terhitung Mulai Tanggal 1

Juli 2019.

7. Shinta Stephanie Dian Lestari , A.Md., NIP. 198409022011012010, mutasi ke

Badan Karantina Pertanian Terhitung Mulai Tanggal 1 November 2019.

Sedangkan penambahan pegawai atas nama :

1. Dr. Ir. Enie Tauruslina Amarullah, MP., NIP. 196905031999032004 diangkat

menjadi Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Terhitung Mulai 29 Juli 2019 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor :

426/Kpts/Kp.230/M/6/2019 tanggal 21 Juni 2019.

2. Abdullah Wisnu, A.Md., NIP. 199512202019021001 diangkat menjadi Calon

Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Terhitung Mulai 1 Februari 2019 berdasarkan

Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 429/Kpts/Kp.120/A2/01/2019 tanggal 28

Januari 2019.

3. Ranti Riama Pardede,A.Md., NIP. 199709102019022001 diangkat menjadi Calon

Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Terhitung Mulai 1 Februari 2019 berdasarkan

Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 494/Kpts/Kp.120/A2/01/2019 tanggal 28

Januari 2019

Pada Tahun 2019 Kenaikan Jabatan Fungsional POPT sebanyak 3 pegawai atas

nama:

1. Willing Bagariang, S.P., dari Pengangkatan Kembali Dalam Jabatan POPT

Setelah Tugas Belajar, tanggal 24 Mei 2019,

2. Didah Mahmudah, dari POPT Terampil Pelaksana Pemula Ke POPT Terampil

Pelaksana, tanggal 21 Januari 2019,

3. Tika Dewi Munifah, dari POPT Terampil Pelaksana Pemula Ke POPT Terampil

Pelaksana, tanggal 31 Januari 2019,

Kenaikan Pangkat Pegawai sebanyak 19 pegawai dan Kenaikan Gaji Berkala

sebanyak 45 pegawai, Pencantuman Gelar pegawai atas nama Willing Bagariang,

S.P., berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 160/Kpts/Kp.320/A2/05/2019,

tanggal 15 Mei 2019 mencantumkan gelar akademik Willing Bagariang, NIP.

198104022011011007 dengan gelar akademik Magister Sains (M.Si) dan

Page 16: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 7

Pengangkatan Kembali Dalam Jabatan Fungsional Pengendali Organisme

Pengganggu Tumbuhan (POPT) Pegawai atas nama Willing Bagariang, S.P,

berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 597/Kpts/KP.240/A2.4/5/2019,

tanggal 24 Mei 2019.

Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) akhir Tahun 2019 komposisi Pegawai

Negeri Sipil (PNS) BBPOPT dikelompokkan sebagai berikut:

1. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan

Klasifikasi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dikelompokkan sebagai

berikut: SMP sebanyak 1 orang (1,2 %), SMA sebanyak 40 orang (49,4 %), D3

sebanyak 10 orang (12,3 %), Sarjana (S1) sebanyak 24 orang (29,6 %), dan

Magister (S2) sebanyak 6 orang (7,4 %). Saat ini Subbagian Kepegawaian dan Tata

Usaha sedang memproses mutasi kepegawaian atas nama Dr. Ir. Enie Tauruslina

Amarullah, MP dari BPTPH Sumatera Barat ke Ditjen Tanaman Pangan Kementan

serta proses pencantuman gelar S3.

2. Jumlah Pegawai berdasarkan Pangkat dan Golongan

Pengelompokan pegawai berdasarkan pangkat dan golongan sebagai berikut:

Golongan IV/b sebanyak 2 pegawai, Golongan IV/a sebanyak 1 pegawai, Golongan

III/d sebanyak 11 pegawai, Golongan III/c sebanyak 13 pegawai, Golongan III/b

sebanyak 20 pegawai, Golongan III/a sebanyak 13 pegawai, Golongan II/d

sebanyak 8 pegawai, Golongan II/c sebanyak 8 pegawai, Golongan II/b sebanyak 4

pegawai dan Golongan II/a sebanyak 1 pegawai.

3. Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi Pegawai BBPOPT berdasarkan Jenis Kelamin sebagai berikut: laki-laki

sejumlah 58 pegawai (71,6 %) dan perempuan sejumlah 23 pegawai (28,4 %).

Dalam rangka mendorong peningkatan layanan dan kinerja pada Tahun 2019,

BBPOPT mempunyai 24 orang tenaga kerja kontrak yang sumber pembiayaannya

dibebankan pada DIPA-BBPOPT TA 2019, sebagai berikut:

a. Tenaga Kerja Kebersihan Kantor dan Lingkungannya sebanyak 8 orang;

b. Tenaga Kerja Kebersihan Laboratorium, Rumah Kaca, Kebun Koleksi dan Kebun

Percobaan sebanyak 6 orang;

c. Tenaga Kerja Keamanan Kantor sebanyak 6 orang;

d. Tenaga Kerja Pengemudi Kendaraan Dinas sebanyak 2 orang;

e. Tenaga Kerja Pramu Humas sebanyak 2 orang.

Page 17: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 8

1.5. Dukungan Anggaran

Dukungan anggaran untuk melaksanakan kegiatan Pengembangan Peramalan

Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2019 telah disahkan oleh

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2019 Nomor: No :SP.DIPA-

018.03.2.020072/2019 tanggal 5 Desember 2018 pagu BBPOPT mengalami 4

(empat) kali revisi DIPA dengan rincian 2 kali terkait administratif adanya perubahan

kuasa pengguna anggaran tanpa merubah pagu DIPA, 1 (satu) kali revisi terkait

pengguguran tanda bintang untuk pengadaan lahan, terakhir revisi adalah

penambahan anggaran dari anggaran semula Rp. 22.042.446.000,- ditambah

Rp. 500.000.000,- menjadi Rp 22.542.446.000,-.

Adapun rincian lengkap revisi DIPA pada Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

a. Revisi I pada tanggal 30 April 2019 dilakukan Revisi administrasi Daftar Isian

Pelaksana Anggaran yang tujuannya adalah penggantian KPA semula atas nama

Ir. Tri Susetyo, M.M. menjadi Dr. Ir. Mohammad Takdir Mulyadi, M.M. sebagai

Kuasa Pengguna Anggaran yang baru.

b. Revisi II pada tanggal 2 Juli 2019, revisi dilakukan untuk pengguguran tanda bintang

untuk pengadaan lahan sebesar 30.725 m2.

c. Revisi III pada tanggal 16 Agustus 2019 dilakukan revisi administrasi Daftar Isian

Pelaksanaa Anggaran yang tujuannya adalah penggantian KPA semula atas nama

Ir. Dr. Ir. Mohammad Takdir Mulyadi, M.M. menjadi Dr.Ir. Enie Tauruslina Amarullah

M.P. sebagai Kuasa Pengguna Anggaran yang baru.

d. Revisi IV pada tanggal 08 Oktober 2019, Revisi DIPA ke IV dilakukan karena ada

penambahan anggaran sebesar Rp. 500.000.000,- sehingga anggaran total menjadi

Rp. 22.542.446.000,-.

Anggaran tersebut dikelola dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Pengembangan

Peramalan Serangan OPT yang dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis belanja sesuai

DIPA Revisi IV:

a. Belanja Pegawai yang meliputi pembayaran gaji dan tunjangan

Rp. 6.515.642.000,- atau 28,90 % dari total anggaran.

b. Belanja Barang Rp. 10.268.704.000,- atau 45,55% dari total anggaran.

c. Belanja Modal Rp. 5.758.100.000,- atau 25,55% dari total anggaran.

Page 18: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 9

Berdasarkan jenis output kegiatan, anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan

kegiatan dengan 3 (tiga) output kegiatan sesuai DIPA Revisi IV, yaitu:

a. Pengembangan Model Peramalan OPT (007) dengan anggaran sebesar

Rp. 6.714.989.000,- atau 29,78 % dari total anggaran, dan target volume 15 model.

b. Layanan Internal (Overhead) (951) dengan anggaran sebesar

Rp. 6.575.910.000,- atau 29,17 % dari total anggaran dan target volume 12 bulan.

c. Layanan Perkantoran (994) dengan anggaran sebesar Rp. 9.251.547.000,- atau

49,30% dari total anggaran, dan target volume 12 bulan. Porsi anggaran layanan

perkantoran mencapai 49,30 % dari total anggaran karena di dalamnya mencakup

gaji dan tunjangan yang sebesar Rp. 6.515.642.000,-.

Page 19: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 10

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis 2015-2019

1. Visi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta menjawab tantangan lingkungan

strategis yang dihadapi tersebut di atas, BBPOPT mempunyai visi “Menjadi

Lembaga Terpercaya dan Pusat Pengembangan Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan”.

2. Misi

Dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka BBPOPT merumuskan misi

sebagai berikut:

a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas di bidang pengamatan,

peramalan, dan pengendalian OPT;

b) Menciptakan model peramalan OPT yang tepat dan akurat;

c) Menciptakan metode pengamatan OPT yang tepat dan akurat;

d) Merakit dan mengembangkan teknologi pengendalian OPT tepat guna yang

efektif, efisien dan aman;

e) Menerapkan dan mengembangkan teknologi PHT spesifik lokasi;

f) Meningkatkan pelayanan dan diseminasi informasi pengamatan, peramalan,

dan pengendalian OPT.

3. Tujuan dan Sasaran BBPOPT

Dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, visi, dan misi, BBPOPT telah

merumuskan tujuan strategis, yaitu “Memberikan dukungan pengamanan produksi

dan mengoptimalkan penggunaan teknologi pengamatan, peramalan dan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim”.

Sesuai dengan tujuan strategis yang ingin dicapai, maka dirumuskan sasaran

strategi yang ingin dicapai BBPOPTsebagai berikut :

a) Meningkatnya sumber daya manusia (SDM) baik petugas, petani maupun

masyarakat lainnya di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT

dalam rangka pemahaman, pelaksanaan, pemasyarakatan dan pelembagaan

konsepsi PHT.

b) Tercapainya koordinasi dan sinkronisasi instansi pemerintah, swasta dan

masyarakat terkait dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

pembangunan perlindungan tanaman.

Page 20: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 11

c) Terlaksananya penyusunan program dan mengevaluasi peramalan,

pengembangan peramalan OPT dan rujukan proteksi tanaman pangan dan

hortikultura, serta sinkronisasi dengan program dan kegiatan perlindungan

tanaman antar berbagai instansi baik di tingkat pusat maupun daerah.

d) Terwujudnya dukungan teknologi di bidang peramalan, pengamatan, dan

pengendalian OPT (P3OPT) kepada pihak pengambil kebijakan dalam

pelaksanaan P3OPT dan rujukan proteksi.

e) Terwujudnya peran aktif dalam mendukung kegiatan pembangunan tanaman

pangan khususnya pencapaian dan pertumbuhan produksi pangan nasional

khususnya padi, jagung, kedelai dan ubi kayu pada tahun 2015-2019.

4. Arah Kebijakan

Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian OPT secara terpadu

merupakan salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang

melekat pada tugas dan fungsi Direktorat Perlindungan Tanaman dan BBPOPT.

Kebijakan tersebut untuk mendukung Program Peningkatan Produksi, Produktivitas,

dan Mutu Tanaman Pangan untuk mencapai Swasembada dan Swasembada

Berkelanjutan.

Dukungan tersebut diharapkan dapat menjadi arah kebijakan untuk menjamin

terjadinya peningkatan produksi dan produktivitas pada taraf tinggi, menguntungkan

bagi petani dan aman terhadap lingkungan.

5. Strategi

Strategi Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta misi untuk mencapai visi yang

diinginkan yaitu:

a) Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia yang

bergerak dalam bidang perlindungan tanaman.

b) Meningkatkan kuantitas dan kualitas teknologi peramalan dan rujukan proteksi

tanaman pangan.

c) Meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi, komunikasi dan diseminasi hasil

peramalan dan rujukan proteksi tanaman.

d) Menjalin dan meningkatkan kualitas kemitraan dalam rangka mewujudkan

hubungan sinergi antara kelembagaan perlindungan tanaman pangan dan

hortikultura di tingkat pusat dan daerah.

e) Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas, sumber daya manusia, dan dana untuk

pengembangan peramalan dan rujukan proteksi

Page 21: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 12

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kesepakatan kinerja antara

atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada

sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Permenpan RB Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen perjanjian kinerja

merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi

kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan

yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja terwujudlah komitmen

penerima amanah dan kesepakatan antara pemberi dan penerima amanah atas kinerja

yang terukur berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumberdaya yang

tersedia.

Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja antara Kepala Balai Besar Peramalan

Organisme Pengganggu Tumbuhan dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk

melaksanakan kegiatan yang mendukung Program Kementerian Pertanian. Perjanjian

Kinerja ini menjadi dokumen untuk mewujudkan capaian strategis Balai Besar

Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan pada Tahun Anggaran 2019.

Perjanjian Kinerja Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun

Anggaran 2019 sebagai berikut:

Tabel 1. Perjanjian Kinerja Kepala BBPOPT Tahun 2019

NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN TARGET

1Meningkatnya kualitas layanan publik

BBPOPT

1 Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas

layanan publik BBPOPT (skala likert)3,5

INDIKATOR KINERJA

Jumlah temuan BPK atas pengelolaan

keuangan BBPOPT yang terjadi berulang

66

66

19,5

0

2

3

Rasio luas serangan OPT tanaman padi yang

terjadi terhadap luas serangan yang

diramalkan (%)

Rasio luas serangan OPT tanaman jagung yang

terjadi terhadap luas serangan yang

diramalkan (%)

Rasio luas serangan OPT tanaman kedelai

yang terjadi terhadap luas serangan yang

diramalkan (%)

0

2

3 Meningkatnya akuntabilitas kinerja di

lingkungan BBPOPT

4

5

6

Meningkatnya implementasi

rekomendasi peramalan serangan OPT

yang diberikan oleh BBPOPT

Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP

yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai

Permenpan RB No. 12 Tahun 2015)

Page 22: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 13

Perjanjian kinerja Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Tahun 2019 mempunyai 3 sasaran program/kegiatan dan 6 indikator kinerja sasaran

kegiatan, besaran target dengan mempertimbangkan kriteria : spesifik, dapat diukur

(measurable), dapat dicapai (attainable), realistis (realistic) dan berjangka waktu

tertentu (time bound). IKU yang telah disusun dalam PK Kepala Balai Besar Peramalan

Organisme Pengganggu Tumbuhan merupakan turunan (cascade) dari IKU yang telah

diperjanjikan dalam PK Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Keselarasan ini

merupakan prasyarat kualitas pengukuran yang baik.

2.3. Pengukuran Indikator Kinerja

1. Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas layanan publik BBPOPT

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan hasil survei kepuasan

masyarakat terhadap layanan publik BBPOPT. Survei kepuasan masyarakat ini

dilakukan secara online dengan alamat website : ikm.pertanian.go.id dengan

mengisi kuesioner yang terdiri pertanyaan terkait 9 unsur pelayanan yang terdiri dari

persyaratan, prosedur, waktu pelayanan, biaya, produk layanan, kompetensi,

perilaku, sarana dan prasarana, serta penanganan pengaduan. Penilaian IKM ini

mengacu pada Permentan Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pedoman Survei

Kepuasan Masyarakat Unit Kerja Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian.

Interval IKM berdasarkan Permentan Nomor 19 Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

1. Nilai persepsi 1 = interval 1,00 – 2,599 (25,00 – 64,99), Mutu Pelayananan D

(Tidak Baik)

2. Nilai persepsi 2 = interval 2,60 – 3,064 (65,00 – 76,60), Mutu Pelayananan C

(Kurang Baik)

3. Nilai persepsi 3 = interval 3,0644 – 3,532 (76,61 – 88,30), Mutu Pelayananan B

(Baik)

4. Nilai persepsi 4 = interval 3,533 – 4,00 (88,31 – 100), Mutu Pelayananan A

(Sangat Baik)

2. Rasio luas serangan OPT tanaman padi yang terjadi terhadap luas serangan

OPT yang diramalkan

Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan luas serangan OPT tanaman padi

yang terjadi dengan luas serangan OPT tanaman padi yang diramalkan. Indikator

kinerja ini merupakan target minimize (semakin rendah semakin baik). Angka rasio

Page 23: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 14

ini diperoleh dari rata-rata tertimbang antara capaian hasil pada MT Okt 2018/Mar

2019 dengan capaian pada MT Apr/Sep 2019.

3. Rasio luas serangan OPT tanaman jagung yang terjadi terhadap luas

serangan OPT yg diramalkan

Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan luas serangan OPT tanaman

jagung yang terjadi dengan luas serangan OPT tanaman jagung yang diramalkan.

Indikator kinerja ini merupakan target minimize (semakin rendah semakin baik).

Angka rasio ini diperoleh dari rata-rata tertimbang antara capaian hasil pada MT Okt

2018/Mar 2019 dengan capaian pada MT Apr/Sep 2019.

4. Rasio luas serangan OPT tanaman kedelai yang terjadi terhadap luas

serangan OPT yg diramalkan

Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan luas serangan OPT tanaman

kedelai yang terjadi dengan luas serangan OPT tanaman kedelai yang diramalkan.

Indikator kinerja ini merupakan target minimize (semakin rendah semakin baik).

Angka rasio ini diperoleh dari rata-rata tertimbang antara capaian hasil pada MT Okt

2018/Mar 2019 dengan capaian pada MT Apr/Sep 2019.

5. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan BBPOPT yang terjadi

berulang

Indikator ini dengan menghitung jumlah temuan hasil audit BPK terhadap laporan

keuangan pada tahun ini dan tahun sebelumnya. Temuan BPK ini terkait dengan

kesesuaian laporan keuangan terhadap Standar Akuntansi Pemerintah (Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2020).

6. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang

Indikator ini dengan menghitung jumlah temuan hasil audit Inspektorat Jenderal

atgas implementasi SAKIP pada tahun ini dan tahun sebelumnya. Temuan Itjen ini

sesuai dengan 5 aspek SAKIP sesuai dengan Permenpan RB Nomor 12 Tahun

2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

Page 24: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 15

2.4. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran

Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran kinerja dikelompokan berdasarkan

penilaian capaian melalui metode scoring dengan kategori:

1) Sangat berhasil: realisasi >100% dari target,

2) Berhasil: realisasi 80-100% dari target,

3) Cukup berhasil: realisasi 60-79% dari target, dan

4) Kurang berhasil: realisasi <60% dari target.

Penilaian capaian sasaran kinerja BBPOPT Tahun 2019 dilakukan dengan

membandingkan realisasi masing-masing Indikator Kinerja terhadap target yang telah

ditetapkan pada Perjanjian Kinerja (PK) Kepala Balai Besar Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Tahun 2019.

2.5. Kegiatan Pendukung Untuk Pencapaian Sasaran Kegiatan

Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan pendukung untuk pencapaian sasaran kegiatan:

A. Meningkatnya kualitas layanan publik BBPOPT

1. Rencana kerja akreditasi ISO 17025

2. Pameran pembangunan pertanian

3. Layanan bahan publikasi (majalah, leaflet, poster dan brosur)

4. Pengembangan perpustakaan

5. Pengembangan website

6. Siaran radio dan TV

7. Layanan manajemen kepegawaian

8. Pengadaan alat pengolah data

9. Pengadaan peralatan dan mesin

10. Pembangunan/renovasi gedung dan bangunan

11. Pengadaan tanah (sawah percobaan)

12. Pemagaran lahan kebun percobaan

B. Meningkatnya implementasi rekomendasi peramalan serangan OPT yang

diberikan oleh BBPOPT

1. Pengamanan produksi tanaman pangan

2. Pengamatan keadaan lapang OPT tanaman pangan

3. Workshop pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT

4. Pelatihan agens hayati

5. Bahan operasional laboratorium pengelolaan BBPOPT

Page 25: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 16

6. Perbanyakan isolat dan produk agens pengendali hayati

7. Peramalan OPT pangan tingkat nasional dan spesifik lokasi

8. Workshop evaluasi peramalan OPT pangan

9. Pengembangan teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT

10. Pemantauan dan Evaluasi Mutu Laboratorium PHP dan AH

C. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan BBPOPT

1. Layanan manajemen BMN

2. Layanan manajemen keuangan

3. Rencana Anggaran BBPOPT

4. Rencana Kerja BBPOPT

5. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan BBPOPT

6. Sistem Pengendalian Intern

7. Laporan Kegiatan BBPOPT (Bulanan dan Tahunan)

8. Laporan Kinerja Instansi

9. Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Lapang BBPOPT

Page 26: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 17

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja

Berdasarkan Perjanjian Kinerja (PK) Kepala Balai Besar Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Tahun 2019 yang telah diperjanjikan dengan Direktur

Jenderal Tanaman Pangan, terdapat 3 sasaran kegiatan BBPOPT yaitu

a. Meningkatnya kualitas layanan publik BBPOPT

b. Meningkatnya implementasi rekomendasi peramalan serangan OPT yang diberikan

oleh BBPOPT

c. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan BBPOPT

Tabel 2. Capaian Kinerja Kepala BBPOPT Tahun 2019

A. Meningkatnya Kualitas Layanan Publik BBPOPT

Indikator kinerja dari meningkatnya kualitas layanan publik BBPOPT adalah angka

capaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik BBPOPT.

Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik menjelaskan bahwa

negara berkewajiban memberikan pelayanan kepada setiap warga Negara

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945. Pelayanan prima di lingkungan Kementerian Pertanian adalah salah

satu usaha yang dilakukan unit kerja/organisasi untuk meningkatkan kualitas

pelayanan publik dan memberikan kemudahan pelayanan berupa

barang/jasa/administratif dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut ditujukan agar

NOSASARAN

PROGRAM/KEGIATANNO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

CAPAIAN

(%)KATEGORI

1Meningkatnya kualitas

layanan publik BBPOPT

1 Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas

layanan publik BBPOPT (skala likert)3,5 3,4 97,1 BERHASIL

70,9

67,0

72,3

-

-

3 Meningkatnya

akuntabilitas kinerja di

lingkungan BBPOPT

5Jumlah temuan BPK atas pengelolaan

keuangan BBPOPT yang terjadi berulang 0

6

Jumlah temuan Itjen atas implementasi

SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP

sesuai Permenpan RB No. 12 Tahun 2015)0

2 Meningkatnya

implementasi

rekomendasi peramalan

serangan OPT yang

diberikan oleh BBPOPT

2 Rasio luas serangan OPT tanaman padi yang

terjadi terhadap luas serangan yang

diramalkan (%)

66

3 Rasio luas serangan OPT tanaman jagung

yang terjadi terhadap luas serangan yang

diramalkan (%)

66

4 Rasio luas serangan OPT tanaman kedelai

yang terjadi terhadap luas serangan yang

diramalkan (%)

19,5

CUKUP

BERHASIL

CUKUP

BERHASIL

CUKUP

BERHASIL

-

-

85,2

87,8

24,9

Tdk ada data

Tdk ada data

Page 27: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 18

kebutuhan pengguna layanan terpenuhi sesuai harapan. Pelayanan prima

(excellent service) memiliki makna pelayanan dan kualitas. Tujuan pemerintah

melaksanakan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan berkualitas yang

dapat memenuhi dan memuaskan masyarakat sebagai pelanggan/pengguna

layanan serta membangun dan menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat

terhadap pemerintah.

Pelayanan prima juga mendorong pelayanan publik yang berkualitas. Pelayanan

Publik yang berkualitas menuntut adanya upaya dari seluruh sumber daya manusia

yang ada dan bukan hanya dari petugas resepsionis untuk memberikan pelayanan

prima. Seluruh pegawai memiliki peran penting dalam menciptakan pelayanan yang

berkualitas bagi masyarakat. Keluhan masyarakat terhadap rendahnya kualitas

pelayanan dan rendahnya akuntabilitas kinerja aparatur menjadikan indikator

tingkat kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi belum baik.

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) merupakan

salah satu Instansi Pemerintah yang tugas dan fungsinya antara lain memberikan

pelayanan kepada masyarakat di bidang Pengamatan, Peramalan dan

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (P3OPT). Pelayanan yang

diberikan BBPOPT kepada masyarakat sesuai SK Kepala BBPOPT Nomor

138/OT.180/C.8/09/2019 tentang Penetapan Standar Pelayanan Publik Pada Jenis

Pelayanan Barang dan Jasa, terdiri dari dua jenis pelayanan yaitu pelayanan barang

dan pelayanan jasa. Jenis pelayanan barang mencakup antara lain dalam hal

Penyediaan Isolat Agens Hayati, Penyediaan Bibit Tanaman Nabati, Penyediaan

Pias Trichogramma, dan Penyediaan Benih Refugia. Sedangkan Jenis Pelayanan

Jasa terdiri dari Penyediaan Ruang Pertemuan dan asrama, Pengujian Efikasi

Pestisida, Pengelolaan Stok Pestisida Nasional, Bimbingan Teknis Teknologi

P3OPT, Pelayanan Magang/Praktek Kerja Lapang, dan Pelayanan Identifikasi

Sampel.

Penilaian tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan

BBPOPT yang disebut dengan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Penilaian

tingkat kepuasan masyarakat disusun berdasarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan

Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 19/Permentan/OT/080/4/2018 tentang Pedoman Survei Kepuasan

Masyarakat.

Page 28: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 19

Penilaian IKM Tahun 2019 dilakukan dengan cara melakukan pengisian kuesioner

secara online oleh pengguna layanan BBPOPT (responden). Pengguna layanan

BBPOPT terdiri dari petugas POPT, pegawai dinas pertanian, petani, dan pengguna

layanan lainnya. Kegiatan pendataan IKM dilakukan secara terus menerus dalam

satu tahun. Pengukuran IKM dilakukan secara online dengan mengisi melalui portal

Survei Kepuasan Masyarakat Kementan dengan alamat: ikm.pertanian.go.id. Data

hasil pengisian kuesioner IKM diolah menggunakan skala likert.

Gambar 2. Nilai IKM BBPOPT Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa kinerja pelayanan BBPOPT pada

tahun 2019 adalah dengan nilai 85 yang masuk pada Kriteria Baik dan jika dilakukan

konversi ke dalam skala likert pada angka 3,4. Jumlah responden yang mengisi

secara online pada tahun 2019 adalah sebanyak 870 orang dengan rincian 524 laki-

laki dan 346 perempuan dengan mayoritas latarbelakang pendidikan adalah SLTA

dan S1.

Tabel 3. Realisasi nilai IKM BBPOPT Tahun 2019 dan Tahun 2018

Nilai Likert Nilai Likert

2018 87,5 3,5 84,2 3,37 96,3

2019 87,5 3,5 85,0 3,4 97,1

Target RealisasiTahun Capaian (%)

Page 29: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 20

Berdasarkan Tabel di atas, jika dibandingkan dengan realisasi kinerja pelayanan

Tahun 2018 yang sebesar 84,2 (kategori baik). Ini menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan kualitas layanan publik BBPOPT pada tahun 2019 ini ditunjukkan

dengan meningkatnya capaian kinerja pelayanan dari Tahun 2018 sebesar 96,3 %

menjadi 97,1 %.

Tabel 4. Nilai IKM BBPOPT 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Nilai IKM Mutu

Pelayanan Kinerja UKPP

1 2015 87,7 A Sangat Baik

2 2016 87,3 A Sangat Baik

3 2017 87,4 A Sangat Baik

4 2018 84,2 B Baik

5 2019 85,0 B Baik

Grafik realisasi IKM BBPOPT dalam 5 tahun terakhir tersaji dalam gambar berikut

Gambar 3. Perkembangan Nilai IKM BBPOPT Dalam 5 Tahun Terakhir

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai kinerja pelayanan BBPOPT pada Tahun

2019 sebesar 85,0 (kategori Baik), jika dibandingkan dengan nilai kinerja pada

periode 2015-2017 pada kisaran nilai 87 (periode 2015-2017) yang berada di

kategori Sangat Baik. Hal ini dikarenakan adanya perubahan kriteria kategori hasil

penilaian IKM. Pada periode 2015-2017 menggunakan dasar Permentan No. 78

Tahun 2013 yang masih menggunakan 14 unsur secara manual, sedangkan pada

Tahun 2018 dan Tahun 2019 menggunakan dasar perhitungan sesuai dengan

Permentan 19 Tahun 2018 dengan 9 unsur dengan pengisian secara online.

87,7 87,3 87,4

84,285,0

80

90

100

2015 2016 2017 2018 2019

Nila

i IK

M

Tahun

Page 30: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 21

Keberhasilan peningkatan nilai IKM Balai Besar Peramalan OPT pada tahun 2019

jika dibandingkan tahun 2018 disebabkan oleh:

1. Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh BBPOPT, sehingga

memberikan tingkat kepuasan bagi pengguna layanan seperti POPT, petugas

dari Dinas/BPTPH, petani, maupun siswa/mahasiswa.

2. Peningkatan kompetensi petugas pelaksana pelayanan melalui pengikutsertaan

dalam kegiatan pelatihan, workshop, updating, inhouse training.

3. Pembaruan SK pelayanan publik BBPOPT dengan terbitnya yaitu SK Kepala

BBPOPT No. 138/OT.180/C.8/09/2019 tentang Penetapan Standar Pelayanan

Publik Pada Jenis Pelayanan Barang dan Jasa sebagai pengganti SK terdahulu

yang dikeluarkan pada 2015.

4. Penambahan fasilitas ruang khusus untuk pelayanan publik.

Kegiatan Layanan Publik BBPOPT yang diselenggarakan Tahun 2019 mengacu pada

SK Kepala Balai No. 138/OT.180/C.8/09/2019 adalah

1. Penyelenggaraan Workshop Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian

Organisme Pengganggu Tumbuhan (P3OPT)

Kegiatan workshop P3OPT pangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan petugas di bidang P3OPT pangan. Peserta workshop adalah

THL POPT dari seluruh Indonesia. Pelatihan dilaksanakan sebanyak 2 angkatan.

Workshop P3OPT Angkatan I diikuti oleh THL POPT sejumlah 30 orang.

Workshop dilaksanakan pada tanggal 7 – 20 April 2019. Peserta pelatihan berasal

dari 19 provinsi yaitu : Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Riau, Kepulauan Riau,

Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY,

Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,

Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. Nilai pretest rata-rata

adalah 47,9 sedangkan hasil setelah mengikuti workshop (post test) adalah 83,3

Rata-rata peningkatan kemampuan peserta setelah mengikuti workshop sebesar

35,4 poin (atau meningkat rata-rata sebesar 73,9 %).

Workshop P3OPT Angkatan II diikuti oleh THL POPT sejumlah 30 orang.

Workshop dilaksanakan pada tanggal 16 – 29 Juni 2019. Peserta workshop

berasal dari 13 provinsi yaitu: Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Lampung,

Jambi, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. Nilai pretest rata-rata adalah

53,3, sedangkan hasil setelah mengikuti workshop (post test) adalah 69,6 Rata-

Page 31: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 22

rata peningkatan kemampuan peserta setelah mengikuti workshop sebesar 16,3

poin (atau meningkat rata-rata sebesar 23,4 %).

2. Penyelenggaraan Workshop Agens Hayati

Kegiatan Workshop Agens Hayati mempunyai tujuan meningkatkan kompetensi

SDM laboratorium APH dalam memahami dasar dasar pengembangan APH dan

mampu melakukan praktek perkembangan APH spesifik lokasi. Workshop

dilaksanakan sebanyak 1 (satu) angkatan dengan peserta adalah staf

Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) ataupun petugas yang

mengembangkan agens hayati di daerah.

Workshop agens hayati diikuti oleh petugas laboratorium/LPHP yang menangani

agens hayati. Workshop dilaksanakan pada tanggal 17 – 30 Maret 2019 diikuti

oleh 31 orang. Peserta workshop berasal dari 15 provinsi yaitu: Aceh, Sumatera

Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa

Tengah, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,

Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat. Nilai pretest rata-rata adalah 61,6 sedangkan

hasil setelah mengikuti workshop (post test) adalah 83,3 Rata-rata peningkatan

kemampuan peserta setelah mengikuti pelatihan sebesar 21,7 poin (atau

meningkat rata-rata sebesar 35,2 %).

3. Penyediaan Isolat Agens Hayati

Dalam rangka penyebaran dan pemanfaatan Agens Pengendali Hayati (APH)

skala yang lebih luas di daerah untuk pengendalian OPT, BBPOPT melalui

Laboratorium Agens Hayati melakukan perbanyakan agens hayati. Jenis agens

hayati yang diperbanyak adalah jenis bakteri dan jamur/cendawan. Bakteri yang

diperbanyak meliputi Paenibacillus polymyxa, Bacillus subtilis dan Pseudomonas

fluorescens sedangkan jenis jamur meliputi Beauveria sp, Metarhizium sp,

Verticillium sp, Gliocladium sp, dan Trichoderma sp. Target perbanyakan agens

hayati tahun 2019 sebanyak 7.000 tabung reaksi (test tube).

Gambar 4. Penyediaan Isolat Agens Hayati

Page 32: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 23

Perbanyakan agens hayati tahun 2019 mencapai 7.461 tabung reaksi (test tube).

Agens hayati didistribusikan ke BPTPH Provinsi, LPHP, PPAH, dan petani atau

kelompok tani yang membutuhkan. Jumlah isolat agens hayati yang didistribusikan

ke daerah pada tahun 2019 sebanyak 6.460 tabung reaksi dan dikirimkan ke 32

provinsi seluruh Indonesia kecuali provinsi Sulawesi Tenggara dan Papua Barat.

Capaian perbanyakan isolat agens hayati pada tahun 2019 adalah 106,5 % dari

target (7.000 tabung reaksi).

Tabel 5. Perbanyakan Isolat Agens Hayati Tahun 2019

Tabel 6. Distribusi Isolat Agens Hayati Tahun 2019

1 Paenibacillus polymyxa 2.115

2 Bacillus subtilis 528

3 Pseudomonas fluorescens 403

4 Beauveria bassiana 1.344

5 Metarhizium sp. 811

6 Verticillium sp. 429

7 Trichoderma sp. 1.254

8 Gliocladium sp. 492

9 Lecanicillium sp. 85

7.461 Jumlah

Jumlah Perbanyakan

(test tube )No Jenis Agens Hayati

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

1 Paenibacillus polymyxa 159 40 206 348 155 175 109 211 88 55 105 334 1.985

2 Bacillus substilis - 20 49 182 20 44 25 52 24 - 33 10 459

3 Psedomonas fluerescens - - - - - - - 67 46 11 46 77 247

4 Beauveria bassiana 32 143 100 275 75 87 79 98 15 24 48 229 1.205

5 Metarhizium sp. 14 93 44 183 55 54 40 52 45 - 34 36 650

6 Verticillium sp. 2 20 44 185 10 39 25 15 14 - - 8 362

7 Trichoderma sp. 19 30 82 253 93 100 97 90 39 10 55 223 1.091

8 Gliocladium sp. 1 20 44 173 25 39 34 30 4 - 42 - 412

9 Leccanicilum - 5 1 10 2 - 10 5 16 - - - 49

JUMLAH 227 371 570 1.609 435 538 419 620 291 100 363 917 6.460

No TOTALJenis APHBULAN

Page 33: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 24

4. Pelayanan pengujian sampel agens hayati, penyakit, dan molekuler

Layanan utama pengujian sampel tanaman di BBPOPT meliputi pengujian mutu

agens hayati di Laboratorium Agens Hayati, identifikasi penyakit di Laboratorium

Fitopatologi dan identifikasi lanjutan penyakit yang disebabkan oleh fitoplasma

atau penyakit lain melalui analisa DNA di Laboratorium Polymerase Chain

Reaction (PCR). Sebagian besar sampel untuk identifikasi penyakit berasal dari

hasil surveillance lapangan, bimbingan teknis dan sampel yang di bawa oleh

petugas, petani atau mahasiswa. Jumlah pengujian sampel tanaman Tahun 2019

adalah 62 sampel (dari target 60 sampel).

Gambar 5. Identifikasi Penyakit Padi di Laboratorium PCR

5. Bimbingan Teknis Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT)

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor risiko

dalam budidaya tanaman yang menyebabkan kehilangan hasil. Perubahan waktu

tanam dan budidaya padi yang intensif dapat mendukung perkembangan OPT

antara lain tikus, WBC, PBP, blas, tungro, dan BLB. Dalam rangka memberikan

pemahaman dan pengembangan pengetahuan kepada petani/kelompok tani dan

petugas terkait pengaman produksi, BBPOPT memberikan bimbingan teknis

P3OPT. Pada tahun 2019 BBPOPT melakukan Bimbingan Teknis P3OPT di 20

Kab/kota di 11 Provinsi.

Gambar 6. Pelaksanaan Bimbingan Teknis P3OPT

Page 34: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 25

6. Bimbingan teknis pengembangan peramalan spesifik lokasi

Peramalan OPT adalah kegiatan untuk mendeteksi dan memprediksi populasi dan

serangan OPT serta kemungkinan penyebaran dan akibat yang akan ditimbulkan

dalam ruang dan waktu tertentu. Peramalan serangan OPT bertujuan untuk

memberikan informasi tentang populasi, intensitas dan luas serangan, serta

penyebaran OPT pada ruang dan waktu yang akan datang dan prakiraan

diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara keadaan akan dibutuhkannya

suatu kebijakan baru. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang, maka peran

prakiraan menjadi penting dan sangat dibutuhkan terutama dalam penentuan

kapan terjadinya suatu peristiwa serangan OPT, sehingga dapat dipersiapkan

tindakan-tindakan yang diperlukan dan upaya untuk memperkecil risiko dalam

usahatani, menekan populasi/serangan OPT, meningkatkan produktivitas

tanaman dan menjaga kelestarian lingkungan dapat dilakukan secara efektif dan

efisien. Dalam rangka memberikan peningkatan kapasitas petugas di tingkat

Provinsi (BPTPH) ataupun di LPHP yang menangani peramalan dan juga untuk

petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan, BBPOPT melaksanakan

bimbingan teknis pengembangan peramalan spesifik lokasi.

Materi bimbingan teknis ini meliputi: 1) Penyusunan data OPT pangan, 2) Analisis

data pengembangan peramalan OPT pangan (antar musim dan dalam musim), 3)

Pengembangan model peramalan spesifik lokasi dan 4) Evaluasi angka ramalan

terhadap angka kejadian. Pada tahun 2019 BBPOPT telah melaksanakan

bimbingan teknis pengembangan peramalan spesifik lokasi di 18 provinsi dari

target 16 provinsi (capaian 112 % dari target). Rincian provinsi yang sudah

dilaksanakan bimbingan teknis adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Jambi, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan

Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi

Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah

7. Pelayanan magang petugas, siswa dan mahasiswa

Mengacu pada SK Kepala BBPOPT No. 138/OT.180/C.8/09/2019 tentang

Penetapan Standar Pelayanan Publik Pada Jenis Pelayanan Barang dan Jasa,

salah satu layanan publik BBPOPT adalah pelayanan magang dan praktek kerja

lapang (PKL) untuk petugas, pelajar dan mahasiswa. Pada tahun 2019 BBPOPT

menerima 92 orang peserta PKL/penelitian dengan rincian 47 orang siswa SMK

dan 45 mahasiswa. Asal mahasiswa yang melaksanakan PKL/penelitian adalah

Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Islam Negeri

Page 35: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 26

Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Singaperbangsa Karawang,

Universitas Padjajaran, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Universitas

Jember, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Lampung, Universitas

Pembangunan Nasional Veteran Jogjakarta, Universitas Garut, dan Universitas

Siliwangi Tasikmalaya.

Berikut kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan BBPOPT dalam rangka peningkatan

kualitas tenaga pelaksana dan tanaga pendukung untuk meningkatkan kepuasan

layanan publik pada tahun 2019 adalah sebagai berikut:

1. Mengikuti Apresiasi Ketatausahaan Tata Naskah Dinas Elektronik Lingkup

Kementerian Pertanian di Surabaya pada tanggal 13-15 Februari 2019. Kegiatan

ini bertujuan untuk menciptakan kelancaran komunikasi, keseragaman, kerapian

(estetika) dan ketertiban dalam penyusunan naskah dinas lingkup Kementerian

Pertanian.

2. Mengikuti Sosialisasi Peningkatan Kemampuan Petugas Bidang Tata Usaha

Naskah Dinas Elektronik di Bandung pada tanggal 2-4 Mei 2019. Tujuan

sosialisasi ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan tata naskah

dinas dan kearsipan di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

3. Mengikuti Sosialisasi Peningkatan Kemampuan Pelayanan Petugas

Kesekretariatan, Pramubakti dan Teknisi Lingkup Direktorat Jenderal tanaman

pangan di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 21-23 Agustus 2019. Tujuan

sosialisasi ini adalah untuk meningkatan Kemampuan Pelayanan Petugas

Kesekretariatan, Pramubhakti dan Teknisi.

4. Mengikuti Workshop Manajemen Resistensi PBP Kuning pada tanaman padi di

Kebun Percobaan BB Padi Pusakanagara Subang pada tanggal 26 April 2019.

Tujuan workshop ini adalah a). Mengetahui Manfaat Pengelolaan Resisten

Insektisida, b). Mengetahui cara mencegah timbulnya resistensi.

5. Mengikuti pelatihan audit internal dalam rangka persiapan akreditasi ISO 17025 di

Hotel Blue Sky, Jakarta pada tanggal 20-21 Mei 2019. Tujuan pelatihan ini adalah

untuk memahami prinsip audit sistem manajemen laboratorium berdasarkan

panduan internasional ISO 19011.

6. Mengikuti Seminar Internasional dengan tema ”Plant Protection Science for Future

Life” dalam program Southeast Asia Plant Protection Conference di Bogor pada

tanggal 14 Agustus 2019. Tujuan keikutsertaan dalam seminar ini adalah untuk

mengembangkan perlindungan tanaman terhadap perkembangan status hama

dan penyakit di lapangan.

Page 36: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 27

7. Mengikuti Seminar Nasional ‘Pengendalian Pirit, Wereng Batang Coklat dan Layu

Fusarium dengan Teknologi Organik dan Hayati’ di Jakarta pada tanggal 28

Agustus 2019.

8. Mengikuti Konferensi Internasional dan Kongres Perhimpunan Entomologi

Indonesia di Denpasar, Bali pada tanggal 7-9 Oktober 2019.

9. Mengikuti kegiatan Uji Kompetensi Jabatan Pengendali OPT di Badan

Kepegawaian Negara, Jakarta pada 9-10 Oktober 2019.

10. Mengikuti Seminar Nasional ‘Peran Proteksi Tanaman dalam Mendukung

Pertanian Berkelanjutan Mencapai kemandirian Pangan Indonesia’ di Universitas

Andalas, Padang pada 19-21 November 2019.

11. Mengikuti Seminar Nasional dengan tema ”Teknologi Padi Inovatif Mendukung

Pertanian Presisi dan Berkelanjutan” di Subang Jawa Barat pada 10 Desember

2019.

12. Mengikuti Pelatihan Teknik Pengambilan Data Penginderaan Jarak Jauh di

Serpong, Banten pada 11-13 Desember 2019.

13. Mengikuti Pelatihan Petugas Pengambil Contoh dalam Rangka Inspeksi dan

Pengujian di Bogor pada 16-18 Desember 2019.

Tabel 7. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Sasaran Kegiatan Meningkatnya

Kualitas Layanan Publik BBPOPT

1 Rencana Kerja Akreditasi ISO 17025 Dokumen 1 1 162.970.000 162.882.864 0,05

2 Pameran Pembangunan Pertanian Pameran 4 4 80.796.000 80.727.150 0,09

3 Layanan Publikasi Cetak Judul 18 18 120.660.000 120.575.000 0,07

4 Pengembangan Perpustakaan Paket 1 1 23.225.000 23.104.000 0,52

5 Website BBPOPT Paket 1 1 31.790.000 31.772.000 0,06

6 Siaran Radio dan TV Paket 6 6 131.004.000 130.903.500 0,08

7 Layanan manajemen kepegawaian Kegiatan 2 2 34.843.000 34.842.400 0,00

8 Pengadaan alat pengolah data unit 19 19 106.100.000 104.447.650 1,56

9 Workshop P3OPT & Agens Hayati org 90 91 516.754.000 516.746.811 1,10

10 Pengadaan peralatan dan mesin unit 12 13 85.053.000 83.406.000 9,48

11 Pemeliharaan Gedung dan Bangunan paket 1 1 708.910.000 579.041.537 18,32

12 Pengadaan tanah (sawah percobaan) m2 30.725 24.589 4.831.200.000 3.234.293.857 16,35

4,0

Efisiensi

(%)Jenis Keluaran SatuanTarget Vol

Keluaran

(TVK)

Realisasi Vol

Keluaran

(RVK)

Pagu Anggaran per

Keluaran (PAK)

Realiasi Anggaran

per Keluaran (RAK)

No

Keluaran (Output) Volume Keluaran Anggaran (Rp)

RATA-RATA EFISIENSI

Page 37: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 28

Berdasarkan Tabel di atas, rata-rata efisiensi penggunaan anggaran terhadap output

pada sasaran kegiatan meningkatnya kualitas layanan publik BBPOPT pada tahun

2019 adalah sebesar 4,0 %. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat efisiensi sebesar

4,0 % dalam pencapaian sasaran kegiatan peningkatan kualitas layanan publik.

BBPOPT dapat mengoptimalkan anggaran yang telah dialokasikan untuk

menghasilkan capaian sasaran kegiatan yang telah ditetapkan. Efisiensi ini merupakan

gambaran upaya untuk memaksimalkan penyerapan anggaran untuk dimanfaatkan

dalam rangka mendukung program dan kegiatan. Berdasarkan Tabel di atas

menunjukkan semua kegiatan yang mendukung pelayanan publik BBPOPT telah

dilaksanakan secara efisien.

B. Meningkatnya Implementasi Rekomendasi Peramalan Serangan OPT yang

Diberikan Oleh BBPOPT

Indikator kinerja dari meningkatnya implementasi rekomendasi peramalan serangan

OPT yang diberikan oleh BBPOPT adalah a. Rasio luas serangan OPT Tanaman Padi

yang terjadi terhadap luas serangan yang diramalkan, b. Rasio luas serangan OPT

tanaman jagung yang terjadi terhadap luas serangan yang diramalkan, c. Rasio luas

serangan OPT tanaman kedelai yang terjadi terhadap luas serangan yang diramalkan.

Gambar 7. Grafik Perkembangan Rasio Luas Serangan OPT Tanaman Pangan yang Terjadi Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Selama 5 Tahun Terakhir

Page 38: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 29

Tabel 8. Rekapitulasi Rasio Luas Serangan OPT Tanaman Pangan yang Terjadi

Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Tahun 2015-2019 (%)

1. Rasio luas serangan OPT tanaman padi yang terjadi terhadap luas serangan

yang diramalkan Tahun 2019

Capaian rasio luas serangan OPT Tanaman Padi yang terjadi terhadap luas

serangan yang diramalkan pada tahun 2019 adalah sebesar 85,2 %. Angka rasio

ini diperoleh dari rata-rata tertimbang capaian hasil Evaluasi Peramalan MT

2018/2019 dan Evaluasi Peramalan MT 2019. Target yang tertera dalam IKU untuk

rasio untuk luas serangan OPT Tanaman Padi yang terjadi terhadap luas serangan

yang diramalkan adalah sebesar 66 %. Berdasarkan data capaian rasio 2019 untuk

tanaman padi yaitu sebesar 85,2% di atas target sebesar 66 % (kriteria cukup

berhasil), meskipun di atas target, realisasi luas serangan OPT tanaman padi yang

terjadi masih di bawah luas serangan yang diramalkan. Hal ini mengindikasikan

bahwa rekomendasi peramalan serangan OPT padi yang yang dikeluarkan oleh

BBPOPT telah dijadikan acuan/rujukan dan telah didesiminasikan ke Dinas

Pertanian Provinsi melalui BPTPH sebagian besar sudah ditindaklanjuti, sehingga

angka kejadian serangan OPT yang terjadi dapat dikendalikan.

a. Evaluasi Prakiraan Serangan MT 2018/2019

Berdasarkan hasil evaluasi yang disajikan pada tabel terlampir, diketahui bahwa

kejadian luas serangan OPT Utama Padi pada Musim Hujan (MT 2018/2019)

secara nasional adalah 154.959,6 ha atau sebesar 89,6 % dari luas prakiraannya

yaitu 172.927,9 ha. Hasil ini mengindikasikan bahwa informasi angka prakiraan

serangan dan saran tindak pengelolaan yang disampaikan telah memberi

manfaat dan ditindaklanjuti dengan kegiatan pengelolaannya secara

proporsional, kecuali pada serangan penyakit blas (Pyricularia oryzae). Hal ini

diakibatkan oleh belum optimalnya pemanfaatan agens pengendali hayati (APH)

yaitu Paenibacillus polymyxa dalam perlakuan benih, karena penyakit blas yang

disebabkan oleh P. oryzae ini merupakan penyakit yang tertular dan terbawa

benih. Secara umum serangan utama OPT padi masih di bawah angka ramalan,

No Komoditas 2015 2016 2017 2018 2019

1 Padi 98,6 83,7 122,9 81,8 85,2

2 Jagung 113,9 95,3 80,5 49,7 87,8

3 Kedelai 131,9 33,7 32,1 15,8 24,9

Page 39: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 30

namun angka kejadian serangan OPT yang terjadi masih di atas sasaran yaitu

PBP dan blas.

Tabel 9. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Padi MT 2018/2019

OPT Tanaman padi yang dievaluasi pada MT 2018/2019 merupakan 6 OPT

utama yaitu Penggerek Batang Padi (Scirpophaga spp), Wereng Batang Coklat

(Nilaparvata lugens Stal), Tikus Sawah (Rattus argentiventer), Penyakit Tungro

(ditularkan oleh Nephotettix virescens), Penyakit Blas (Pyricularia oryzae),

Penyakit Bacterial Leaf Blight (Xanthomonas campestris).

Kejadian serangan penyakit blas melebihi angka prakiraan yaitu sebesar

106,9 %. Tingginya serangan blas pada periode MT 2018/2019 disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain:

a. Faktor Kemampuan Patogen

Kemampuan patogen bertahan di sisa jerami, inang alternatif (Digitaria ciliaris,

Echinochloa colona), adaptasi ras blas yang cepat terhadap ketahanan

varietas padi.

b. Faktor Budidaya

Faktor yang mempengaruhi seperti penggunaan varietas yang rentan penyakit

blas (seperti varietas Ciherang, Inpari, Mekongga dan Lokal ), pemupukan

dengan kadar N tinggi seperti pemupukan urea dengan dosis melebihi

anjuran, penanaman dengan jarak yang rapat (tanpa aplikasi jajar legowo),

belum menerapkan aplikasi perlakuan benih yang disarankan seperti aplikasi

Paenibacillus polymyxa, di beberapa daerah seperti Jawa Tengah dan NTB

yang memakai pola jual beli bibit siap tanam maupun bibit hasil panen yang

langsung disemai kembali.

1 PBP 45.943,1 48.073,6 104,6

2 WBC 28.317,6 21.781,8 76,9

3 TIKUS 43.950,7 37.590,3 85,5

4 TUNGRO 1.683,6 804,5 47,8

5 BLAS 28.028,1 29.954,5 106,9

6 BLB 25.004,7 16.755,0 67,0

Jumlah 172.927,9 154.959,6 89,6

No OPT

Ramalan

Serangan OPT MT

2018/2019 (ha)

Kejadian Serangan

OPT MT 2018/2019

(ha)

Rasio Kejadian

Serangan OPT thd

Ramalan (%)

Page 40: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 31

Tabel 10. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan Blas MT 2018/2019

Persentase kejadian serangan penyakit blas yang melebihi angka ramalan terjadi

pada Musim Hujan MT 2018/2019 terdapat di enambelas (16) provinsi yaitu

provinsi Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY,

Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Tenggara, Babel, NTB, Maluku dan Papua.

Selain penyakit blas, rasio luas serangan OPT padi yang terjadi pada MT

2018/2019 terhadap luas serangan OPT yang diramalkan yang melebihi ramalan

adalah PBP yaitu 104,6 %.

No Provinsi

Ramalan MT

2018/2019

(ha)

Kejadian

Serangan MT

2018/2019 (ha)

Rasio Kejadian

Serangan thd

Ramalan (%)

1 Bali 604,6 300,5 49,7

2 Banten 828,6 587,0 70,8

3 Bengkulu 600,8 394,3 65,6

4 DI. Yogyakarta 87,0 266,4 306,1

5 DKI. Jakarta 0,0 0,0 0,0

6 Gorontalo 140,1 72,3 51,6

7 Jambi 92,9 157,1 169,0

8 Jawa Barat 4.939,3 5.378,5 108,9

9 Jawa Tengah 5.621,5 5.632,6 100,2

10 Jawa Timur 5.363,3 3.760,2 70,1

11 Kalimantan Barat 410,1 1.403,2 342,2

12 Kalimantan Selatan 59,0 127,9 216,8

13 Kalimantan Tengah 162,2 80,1 49,4

14 Kalimantan Timur 309,8 449,8 145,2

15 Kalimantan Utara 13,3 0,0 0,0

16 Kep. Bangka Belitung 48,4 133,2 275,3

17 Kepulauan Riau 0,0 0,0 0,0

18 Lampung 1.426,8 2.024,5 141,9

19 Maluku 8,9 293,0 3.309,5

20 Maluku Utara 0,0 0,0 0,0

21 Nusa Tenggara Barat 371,1 528,1 142,3

22 Nusa Tenggara Timur 270,6 130,5 48,2

23 Papua 69,3 147,7 213,0

24 Papua Barat 106,3 6,2 5,8

25 Aceh 584,7 1.693,8 289,7

26 Riau 194,0 375,7 193,7

27 Sulawesi Barat 449,8 258,0 57,3

28 Sulawesi Selatan 891,8 696,6 78,1

29 Sulawesi Tengah 121,0 216,8 179,1

30 Sulawesi Tenggara 612,1 815,0 133,2

31 Sulawesi Utara 14,1 5,8 41,2

32 Sumatera Barat 227,5 165,8 72,9

33 Sumatera Selatan 1.096,0 1.574,3 143,6

34 Sumatera Utara 2.303,3 2.280,0 99,0

Jumlah 28.028,1 29.954,5 106,9

Page 41: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 32

Penggerek batang padi (PBP) atau paddy stem borer merupakan hama tanaman

padi yang termasuk ordo lepidoptera dari famili Noctuidae dan Pyralidae. PBP

merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Stadia

dewasanya berupa ngengat dan tertarik lampu/cahaya pada malam hari. PBP

dapat menyerang semua stadium pertumbuhan tanaman padi. Serangan pada

stadium vegetatif menyebabkan kematian anakan muda yang disebut sundep

(deadhearts), sedangkan serangan pada stadium generatif menyebabkan malai

tampak putih dan hampa yang biasa disebut beluk (whiteheads).

Kejadian serangan PBP yang diramalkan melebihi ramalan diakibatkan oleh:

1. Kurangnya pengendalian pre-emptif dengan parasitoid pengumpulan

kelompok telur.

2. Rendahnya efektivitas pengendalian karena kurangnya pengetahuan petani

mengenai stadia PBP yang paling efektif untuk pengendalian dan jenis

insektisida yang digunakan.

3. Jenis varietas yang ditanam dominan rentan PBP seperti Ciherang, Inpari dan

Mekongga.

Tabel 11. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan PBP MT 2018/2019

No Provinsi

Ramalan MT

2018/2019

(ha)

Kejadian

Serangan MT

2018/2019 (ha)

Rasio Kejadian

Serangan thd

Ramalan (%)

1 Bali 269,2 336,7 125,1

2 Banten 996,2 506,0 50,8

3 Bengkulu 174,4 439,2 251,8

4 DI. Yogyakarta 859,5 1.529,2 177,9

5 DKI. Jakarta 28,7 10,4 36,2

6 Gorontalo 467,9 602,7 128,8

7 Jambi 319,7 164,4 51,4

8 Jawa Barat 6.219,0 6.160,5 99,1

9 Jawa Tengah 8.452,4 7.139,2 84,5

10 Jawa Timur 2.956,8 3.053,5 103,3

11 Kalimantan Barat 889,8 1.013,4 113,9

12 Kalimantan Selatan 96,6 26,3 27,3

13 Kalimantan Tengah 525,0 422,4 80,5

14 Kalimantan Timur 940,2 1.475,8 157,0

15 Kalimantan Utara 11,2 0,0 0,0

16 Kep. Bangka Belitung 10,4 27,9 268,5

17 Kepulauan Riau 0,0 0,0 0,0

18 Lampung 2.158,6 2.148,0 99,5

19 Maluku 502,5 735,5 146,4

Page 42: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 33

b. Evaluasi Prakiraan Serangan MT 2019

Prakiraan serangan OPT utama pada Tanaman Padi di Indonesia pada MT 2019

yaitu PBP diprakirakan serangannya 54.144,2 ha, WBC 35.977,3 ha, Tikus

45.220,8 ha, Tungro 1.669,4 ha, Blas 24.251,9 ha, dan BLB 14.640,2 ha. Total

prakiraan maksimum serangan OPT utama Padi MT 2019 seluas 175.903,7 ha.

Total kejadian serangan OPT utama Padi di lapangan pada MT 2019 mencapai

141.364,3 ha atau 80,4 % dari angka prakiraan.

Tabel 12. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Padi MT 2019

No Provinsi

Ramalan MT

2018/2019

(ha)

Kejadian

Serangan MT

2018/2019 (ha)

Rasio Kejadian

Serangan thd

Ramalan (%)

20 Maluku Utara 459,4 278,8 60,7

21 Nusa Tenggara Barat 739,9 769,9 104,1

22 Nusa Tenggara Timur 1.134,0 1.695,8 149,5

23 Papua 189,7 263,6 138,9

24 Papua Barat 318,6 699,8 219,7

25 Pemerintah Aceh 1.018,8 1.694,7 166,3

26 Riau 480,1 701,4 146,1

27 Sulawesi Barat 2.461,8 2.721,5 110,6

28 Sulawesi Selatan 2.339,2 3.816,3 163,1

29 Sulawesi Tengah 2.207,2 2.605,8 118,1

30 Sulawesi Tenggara 2.442,6 3.362,5 137,7

31 Sulawesi Utara 1.026,6 1.074,2 104,6

32 Sumatera Barat 40,4 139,5 345,2

33 Sumatera Selatan 3.608,3 1.634,6 45,3

34 Sumatera Utara 1.598,9 824,4 51,6

Jumlah 45.943,1 48.073,6 104,6

1 PBP 54.144,2 47.119,2 87,0

2 WBC 35.977,3 15.574,9 43,3

3 TIKUS 45.220,8 44.629,7 98,7

4 TUNGRO 1.669,4 1.449,3 86,8

5 BLAS 24.251,9 16.575,1 68,3

6 BLB 14.640,2 16.016,2 109,4

Jumlah 175.903,8 141.364,4 80,4

No OPT

Ramalan

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Kejadian

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Rasio Kejadian

Serangan OPT thd

Ramalan (%)

Page 43: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 34

Berdasarkan hasil evaluasi yang disajikan pada tabel tersebut, diketahui bahwa

kejadian luas serangan OPT Utama Padi pada MT 2019 (Musim Kemarau)

secara nasional adalah seluas 141.364,4 ha atau sebesar 80,4 % dari luas

prakiraannya yaitu 175.903 ha. Kejadian serangan OPT padi yang melebihi

angka ramalan (di atas 100 %) adalah BLB (Bacterial Leaf Blight) atau Hawar

Daun Bakteri.

Tabel 13. Evaluasi Prakiraan Terhadap Kejadian Serangan BLB MT 2019

No Provinsi

Ramalan

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Kejadian

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Rasio Kejadian

Serangan thd

Ramalan (%)

1 Bali 107,7 198,0 183,8

2 Banten 389,6 284,0 72,9

3 Bengkulu 305,8 65,8 21,5

4 DI. Yogyakarta 374,5 1109,0 296,1

5 DKI. Jakarta 39,5 9,0 22,8

6 Gorontalo 268,8 277,5 103,2

7 Jambi 86,1 38,8 45,0

8 Jawa Barat 3513,4 3123,0 88,9

9 Jawa Tengah 192,5 1488,2 773,1

10 Jawa Timur 2872,1 2833,7 98,7

11 Kalimantan Barat 195,6 73,1 37,4

12 Kalimantan Selatan 42,8 8,8 20,6

13 Kalimantan Tengah 21,9 2,0 9,1

14 Kalimantan Timur 44,6 26,0 58,3

15 Kalimantan Utara 0,0 0,0 0,0

16 Bangka Belitung 19,2 3,0 15,6

17 Kep. Riau 0,0 0,0 0,0

18 Lampung 1043,6 1220,0 116,9

19 Maluku 0,0 0,0 0,0

20 Maluku Utara 0,0 0,0 0,0

21 NTB 169,3 256,8 151,7

22 NTT 237,9 64,8 27,2

23 Papua 40,0 243,0 606,9

24 Papua Barat 39,7 120,0 301,9

25 Pemerintah Aceh 1762,1 1074,1 61,0

26 Riau 36,1 23,9 66,3

27 Sulawesi Barat 580,7 245,4 42,3

28 Sulawesi Selatan 282,8 101,9 36,0

29 Sulawesi Tengah 0,0 0,0 0,0

Page 44: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 35

Dari tabel di atas terdapat 10 provinsi yang angka kejadian serangannnya di atas

angka ramalan yaitu Provinsi Bali, DIY, Gorontalo, Jawa Tengah, Lampung, NTB,

Papua, Papua Barat, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.

Tabel 14. Realisasi dan Capaian Rasio Luas serangan OPT Padi yang Terjadi

Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Tahun 2018 dan 2019

Penghitungan indikator rasio luas serangan OPT tanaman padi yang terjadi

terhadap luas serangan yang diramalkan pada Tabel di atas merupakan target

minimize atau semakin kecil realisasinya semakin baik. Berdasarkan Tabel di

atas, capaian indikator rasio tersebut untuk komoditas tanaman padi pada tahun

2019 mengalami penurunan yaitu menjadi 70,9% dari semula pada tahun 2018

sebesar 77,9 %. Berikut ini beberapa permasalahan yang menyebabkan

penurunan capaian indikator rasio luas serangan OPT tanaman padi yang terjadi

terhadap luas serangan yang diramalkan pada tahun 2019 adalah

1. Belum semua Dinas Pertanian Provinsi yang menerima data angka prakiraan

OPT padi dari Balai Besar Peramalan OPT menggunakan data tersebut

sebagai sistem peringatan dini (early warning system) untuk meminimalkan

serangan OPT.

2. Rekomendasi untuk pengendalian OPT yang diberikan BBPOPT kepada

petugas Dinas Pertanian setempat dan petani tidak sepenuhnya

diaplikasikan/diterapkan.

No Provinsi

Ramalan

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Kejadian

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Rasio Kejadian

Serangan thd

Ramalan (%)

30 Sulawesi Tenggara 218,7 148,0 67,7

31 Sulawesi Utara 35,4 9,8 27,7

32 Sumatera Barat 80,4 13,8 17,2

33 Sumatera Selatan 690,0 794,5 115,1

34 Sumatera Utara 949,5 2160,6 227,6

Jumlah 14.640 16.016 109

Tahun Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) Kategori

2018 67 81,8 77,9 Cukup Berhasil

2019 66 85,2 70,9 Cukup Berhasil

Page 45: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 36

3. Kurangnya pengendalian pre-emptif terutama untuk perlakuan benih dengan

perendaman agens hayati (seperti paenibacillus polymyxa) dan aplikasi agens

hayati di persemaian maupun tanaman muda dilakukan oleh petani.

4. Sebagian wilayah yang mendapat pasokan air mencukupi dari irigasi tidak

melakukan jeda tanam.

2. Rasio Luas Serangan OPT Tanaman Jagung yang Terjadi Terhadap Luas

Serangan yang Diramalkan Tahun 2019

Capaian rasio luas serangan OPT Tanaman Jagung yang terjadi terhadap luas

serangan yang diramalkan pada tahun 2019 adalah sebesar 87,8 %. Angka rasio ini

diperoleh rata-rata tertimbang hasil Evaluasi Peramalan MT 2018/2019 (Musim

Hujan) dan Evaluasi Peramalan MT 2019 (Musim Kemarau). Target yang tertera

dalam IKU untuk rasio untuk luas serangan OPT Tanaman Jagung yang terjadi

terhadap luas serangan yang diramalkan adalah sebesar 66 %. Berdasarkan capaian

rasio untuk tanaman jagung yang sebesar 87,8 % yang di bawah target IKU sebesar

66 % (kriteria cukup berhasil). Meskipun di atas target, realisasi luas serangan OPT

tanaman jagung yang terjadi masih di bawah luas serangan yang diramalkan. Hal ini

mengindikasikan bahwa rekomendasi peramalan serangan OPT jagung yang yang

dikeluarkan oleh BBPOPT telah dijadikan acuan/rujukan dan telah didesiminasikan

ke Dinas Pertanian Provinsi melalui BPTPH sebagian besar sudah ditindaklanjuti,

sehingga angka kejadian serangan OPT yang terjadi dapat dikendalikan.

a. Evaluasi Prakiraan Serangan MT 2018/2019

Tabel 15. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung MT 2018/2019

1 Lalat Bibit 838,2 574,4 68,5

2 Penggerek Batang 4.272,3 3.501,4 82,0

3 Bulai 2.710,6 1.063,7 39,2

4 Tikus 1.628,0 1.821,6 111,9

5 Penggerek Tongkol 2.440,6 2.707,5 110,9

6 Ulat Grayak 1.167,6 2.624,6 224,8

Jumlah 13.057,3 12.293,2 94,1

No OPT

Ramalan

Serangan OPT MT

2018/2019 (ha)

Kejadian Serangan

OPT MT 2018/2019

(ha)

Rasio Kejadian

Serangan OPT thd

Ramalan (%)

Page 46: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 37

Berdasarkan hasil evaluasi yang disajikan pada tabel tersebut, diketahui bahwa

kejadian luas serangan OPT Utama Jagung pada MT 2018/2019 (Musim Hujan)

secara nasional adalah seluas 12.293 ha atau sebesar 94,1 % dari luas

prakiraannya yaitu 13.057 ha. Rasio kejadian serangan OPT jagung yang di atas

angka ramalan adalah jenis OPT Tikus (111,9 %), Penggerek Tongkol (110,9 %)

dan Ulat Grayak (224,8 %).

b. Evaluasi Prakiraan Serangan MT 2019

Tabel 16. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung MT 2019

Berdasarkan hasil evaluasi yang disajikan pada tabel tersebut, diketahui bahwa

kejadian luas serangan OPT Utama Jagung pada MT 2019 (Musim Kemarau)

secara nasional adalah seluas 16.195 ha atau sebesar 83,0 % dari luas

prakiraannya yaitu 19.506 ha. Rasio kejadian serangan OPT jagung yang di atas

angka ramalan adalah jenis OPT Tikus (105,3 %) dan Ulat Grayak (212,6 %).

Serangan OPT Tikus pada jagung di atas angka ramalan disebabkan petani pada

umumnya belum melakukan pengendalian tikus pada jagung dengan intensif dan

cenderung menganggap jagung merupakan tanaman yang tidak memerlukan

pengendalian. Populasi tikus ini dipengaruhi oleh tiga hal yaitu sumber air, sarang

dan sumber makanan. Tikus umumnya menyerang tanaman jagung pada fase

generatif atau fase pembentukan tongkol dan pengisian biji. Tongkol yang telah

masak susu dimakan oleh tikus sehingga tongkol menjadi rusak dan mudah

terinfeksi jamur. Pengendalian yang sebaiknya dilakukan adalah dengan

mengurangi sarang-sarang tikus, sanitasi lingkungan, pengembangan rumah

burung hantu (rubuha) dan memutus rantai makanan yang tersedia dengan

menerapkan jeda tanam.

1 Lalat Bibit 1.028,0 539,8 52,5

2 Penggerek Batang 6.717,6 2.612,6 38,9

3 Bulai 1.722,3 1.156,9 67,2

4 Tikus 2.585,5 2.721,9 105,3

5 Penggerek Tongkol 3.976,6 1.773,6 44,6

6 Ulat Grayak 3.476,5 7.391,1 212,6

Jumlah 19.506,5 16.195,9 83,0

No OPT

Ramalan

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Kejadian

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Rasio Kejadian

Serangan OPT thd

Ramalan (%)

Page 47: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 38

OPT Penggerek tongkol (Helicoverpa armigera) angka kejadian serangan OPT

pada tanaman jagung MH 2018/2019 di atas angka ramalan. Hal ini disebabkan

sebagian besar petani belum menerapkan rekomendasi untuk pengendalian

penggerek tongkol yang seharusnya dimulai dengan melakukan pengolahan tanah

secara sempurna, sehingga mampu merusak pupa yang terbentuk dalam tanah dan

dapat mengurangi populasi H.armigera berikutnya serta mengaplikasikan musuh

alami sebagai pengendali hayati untuk mengendalikan penggerek tongkol seperti

Trichogramma spp, yang merupakan parasitoid telur, dimana tingkat parasitasinya

pada semua tanaman inang bervariasi bisa sampai 49 %.

Tabel 17. Realisasi dan Capaian Rasio Luas serangan OPT Jagung yang Terjadi

Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Tahun 2018 dan 2019

Penghitungan indikator rasio luas serangan OPT tanaman jagung yang terjadi

terhadap luas serangan yang diramalkan pada Tabel di atas merupakan target

minimize atau semakin kecil realisasinya semakin baik. Berdasarkan Tabel di atas,

capaian indikator rasio tersebut untuk komoditas tanaman jagung pada tahun 2019

mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu menjadi 67,0 % dari semula pada

tahun 2018 sebesar 125,8 %.

Permasalahan yang menyebabkan penurunan capaian indikator rasio luas

serangan OPT tanaman jagung yang terjadi terhadap luas serangan yang

diramalkan pada tahun 2019 adalah tingginya angka kejadian serangan ulat grayak

pada tahun 2019 pada hampir di seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan masuknya

hama invasif ulat grayak S.frugiperda yang menyerang pertanaman jagung di 24

Provinsi se-Indonesia sejak awal tahun 2019. Spodoptera frugiperda atau fall army

worm (Lepidoptera: Noctuidae) merupakan hama invasif penting yang menyerang

tanaman jagung pada beberapa negara di dunia. S. frugiperda adalah hama asli

atau native species dari Amerika. Hama ini sudah menyebar ke negara-negara lain

seperti Afrika (2016), India (2018), Thailand (2018), China (2019), Myanmar (2019)

(CABI, 2019). S.frugiperda dapat berpindah sejauh 1.700 km pada musim semi

hingga musim gugur. Dalam satu malam, ngengat S. frugiperda mampu terbang

sejauh ratusan kilometer dengan bantuan angin (Westbrook et al., 2016). S.

Tahun Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) Kategori

2018 67 49,7 125,8 Sangat Berhasil

2019 66 87,8 67,0 Cukup Berhasil

Page 48: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 39

frugiperda bersifat polifag dan dilaporkan memiliki 353 tanaman inang dari 76 famili

tanaman di antaranya tanaman padi, sorgum, tebu, kedelai, kapas, bawang, tomat,

kentang, serta beberapa jenis gulma rumput-rumputan. Hasil pemantauan yang

dilakukan oleh Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan pada

periode April-Desember 2019, S. frugiperda telah ditemukan di 24 Provinsi yang ada

di Indonesia seperti Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera

Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan

Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan

Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Bali, NTB

dan Maluku. Besarnya luasan serangan S. frugiperda ini dipicu dengan kemampuan

terbang ngengat yang cukup jauh serta memiliki tanaman inang alternatif selain

jagung. Pengendalian yang dapat dilakukan untuk menekan serangan ulat grayak

S. frugiperda ini adalah dengan melakukan penanaman jagung secara serempak

untuk memutus rantai makanannya. Selain itu dengan melakukan pengumpulan

kelompok telur dan larva kemudian mematikannya.

3. Rasio Luas Serangan OPT Tanaman Kedelai yang Terjadi Terhadap Luas

Serangan yang Diramalkan Tahun 2019

Capaian rasio luas serangan OPT Tanaman Kedelai yang terjadi terhadap luas

serangan yang diramalkan pada tahun 2018 adalah sebesar 24,9 %. Angka rasio

ini diperoleh rata-rata tertimbang hasil Evaluasi Peramalan MT 2018/2019 (Musim

Hujan) dan Evaluasi Peramalan MT 2019 (Musim Kemarau). Target yang tertera

dalam IKU untuk rasio untuk luas serangan OPT Tanaman Kedelai yang terjadi

terhadap luas serangan yang diramalkan adalah sebesar 19,5 %.

a. Evaluasi Prakiraan Serangan MT 2018/2019

Tabel 18. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai MT 2018/2019

1 Penggerek Polong 656,3 227,2 34,6

2 Lalat Kacang 266,2 40,1 15,1

3 Ulat Grayak 556,9 324,4 58,3

4 Tikus 483,0 54,8 11,3

5 Penggulung Daun 1.179,7 183,0 15,5

6 Ulat Jengkal 161,3 89,2 55,3

Jumlah 3.303,4 918,8 27,8

No OPT

Ramalan

Serangan OPT MT

2018/2019 (ha)

Kejadian Serangan

OPT MT 2018/2019

(ha)

Rasio Kejadian

Serangan OPT thd

Ramalan (%)

Page 49: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 40

Berdasarkan hasil evaluasi yang disajikan pada Tabel di atas, diketahui bahwa

kejadian luas serangan OPT Utama Kedelai pada MT 2018/2019 secara nasional

adalah sebesar 27,8 % atau di atas target rasio luas serangan OPT kedelai yang

terjadi terhadap luas serangan OPT yang diramalkan sebesar 19,5 %.

b. Evaluasi Prakiraan Serangan MT 2019

Tabel 19. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai MT 2019

Berdasarkan hasil evaluasi yang disajikan pada tabel di atas, diketahui bahwa

kejadian luas serangan OPT Utama Kedelai pada MT 2019 secara nasional adalah

sebesar 17,0 % atau masih dibawah target rasio luas serangan OPT kedelai yang

terjadi terhadap luas serangan OPT yang diramalkan sebesar 19,5 %.

Tabel 20. Realisasi dan Capaian Rasio Luas serangan OPT Kedelai yang Terjadi

Terhadap Luas Serangan yang Diramalkan Tahun 2018 dan 2019

Penghitungan indikator rasio luas serangan OPT tanaman kedelai yang terjadi

terhadap luas serangan yang diramalkan pada Tabel di atas merupakan target

minimize atau semakin kecil realisasinya semakin baik. Berdasarkan Tabel di atas,

capaian indikator rasio tersebut untuk komoditas tanaman kedelai pada tahun 2019

mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu menjadi 72,3 % dari semula pada

tahun 2018 sebesar 121,0 %.

1 Penggerek Polong 433,3 208,2 48,0

2 Lalat Kacang 97,2 15,0 15,4

3 Ulat Grayak 681,4 51,4 7,5

4 Tikus 140,8 7,9 5,6

5 Penggulung Daun 469,0 43,2 9,2

6 Ulat Jengkal 182,8 14,7 8,0

Jumlah 2.004,5 340,4 17,0

OPT

Ramalan

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Kejadian

Serangan OPT

MT 2019 (ha)

Rasio Kejadian

Serangan OPT thd

Ramalan (%)

No

Tahun Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) Kategori

2018 20 15,8 121,0 Sangat Berhasil

2019 19,5 24,9 72,3 Cukup Berhasil

Page 50: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 41

Beberapa permasalahan yang menyebabkan penurunan capaian indikator rasio

luas serangan OPT tanaman kedelai yang terjadi terhadap luas serangan yang

diramalkan pada tahun 2019 adalah

1). Model peramalan untuk OPT kedelai sudah tidak bisa mengakomodasi

fenomena aktual yang terjadi di lapangan.

2). Pada tahun 2019 terjadi musim kemarau yang lebih panjang dari tahun

sebelumnya (El Nino), sehingga banyak OPT muncul di luar musim.

Berdasarkan tabel di atas, meskipun angka kejadian serangan pada Tahun 2019

masih di bawah angka ramalan, namun beberapa OPT yang angka kejadiannya

relatif tinggi adalah penggerek polong, ulat jengkal dan ulat grayak. Beberapa

rekomendasi yang perlu diterapkan adalah:

1). Melakukan updating model peramalan untuk OPT kedelai dengan tujuan untuk

mengakomodir fenomena yang terjadi di lapangan seperti fenomena El Nino.

2). Melakukan pergiliran tanaman untuk memutus rantai makanan bagi hama,

penanaman komoditas dengan tumpang sari (inter cropping) misalnya kedelai dan

jagung secara berselang-seling pada petak yang berbeda. Cara ini digunakan untuk

meningkatkan keragaman, sehingga tanaman inang tersamarkan dari serangan

hama.

3), Melakukan pengendalian hayati sejak dini melalui pembiakan/perbanyakan dan

pelepasan musuh alami. Beberapa jenis musuh alami ulat grayak antara lain

parasitoid telur Telenemus sp, parasitoid ulat Snellenius manilae, dan lain-lain.

Sedangkan untuk penggerek polong dengan pemanfaatan parasitoid telur

Trichogramma spp.

Page 51: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 42

Tabel 21. Efisiensi penggunaan sumberdaya pada sasaran kegiatan meningkatnya

implementasi rekomendasi peramalan serangan OPT yang diberikan oleh

BBPOPT

Berdasarkan Tabel di atas, rata-rata efisiensi penggunaan anggaran terhadap output

pada sasaran kegiatan meningkatnya implementasi rekomendasi peramalan

serangan OPT yang diberikan oleh BBPOPT pada tahun 2019 adalah sebesar 6,07

%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat efisiensi sebesar 6,07 % dalam pencapaian

sasaran kegiatan peningkatan kualitas layanan publik. BBPOPT dapat

mengoptimalkan anggaran yang telah dialokasikan untuk menghasilkan capaian

sasaran kegiatan yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan

semua kegiatan yang mendukung pelayanan publik BBPOPT telah dilaksanakan

secara efisien.

Beberapa kegiatan yang mendukung sasaran kegiatan meningkatnya implementasi

rekomendasi peramalan serangan OPT yang diberikan oleh BBPOPT pada tahun 2019

adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Teknologi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT

Pada tahun 2019, BBPOPT telah melaksanakan kegiatan Pengembangan Teknologi

Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

(P3OPT) dengan output yang dihasilkan berupa model kajian. Jumlah kajian P3OPT

yang dihasilkan pada tahun 2019 adalah 15 model kajian (dari target 15 kajian) dengan

realisasi fisik 100 %. Sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 514.983.216,-

(99,69 %) terhadap pagu.

1 Pengamanan produksi tanaman pangan Kab 21 28 770.581.000 770.565.489 25,0

2Pengamatan keadaan lapang OPT

tanaman panganData 60 62 213.685.000 213.684.100 3,23

3 Bahan operasional laboratorium Lab 8 8 713.357.000 694.776.356 2,60

4 Perbanyakan isolat dan produk APH Test tube 7000 7461 135.872.000 135.868.065 6,18

5Pengembangan peramalan OPT Pangan

Spesifik LokasiProv 16 18 168.034.000 167.945.000 11,16

6 Pengembangan Teknologi P3OPT Model 15 15 516.603.000 514.938.216 0,32

7 Workshop Evaluasi peramalan OPT Kegiatan 2 2 178.295.000 178.275.748 0,01

8 Pemantauan dan Evaluasi Mutu LPHP LPHP 5 5 15.012.000 15.002.111 0,07

6,07

Jenis Keluaran Satuan

RATA-RATA EFISIENSI

Target Vol

Keluaran

(TVK)

Realisasi Vol

Keluaran

(RVK)

Pagu Anggaran per

Keluaran (PAK)

Realiasi Anggaran

per Keluaran (RAK)

No

Keluaran (Output) Volume Keluaran Anggaran (Rp)Efisiensi

(%)

Page 52: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 43

Adapun hasil 15 judul kajian P3OPT Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan Model Peramalan Penyakit Blas Pada Padi Sawah Sistem

Tabela Tugal

Penyakit blas yang disebabkan oleh infeksi cendawan Pyricularia oryzae Cav

merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi di Indonesia dan telah

beradaptasi dari ekosistem padi huma/padi gogo (dataran tinggi dan tadah hujan) ke

ekosistem padi sawah (dataran rendah dan beririgasi). Selain itu teknik bertanam padi

juga banyak mengalami adaptasi terkait dengan efisiensi sumber daya manusia dan

minimalisasi masa stagnasi pertumbuhannya yang salah satunya adalah teknik

tanam tabor benih langsung dengan tugal (Tabela Tugal). Untuk mengantisipasi

perkembangan serangan dan meminimalisir kehilangan hasil yang diakibatkan

serangan penyakit blas di pertanaman padi sawah sistem tabela tersebut, diperlukan

prakiraan kejadian serangan penyakit blas pada ekosistem pertanaman padi Tabela

Tugal.

Kajian Pengembangan Model Peramalan Penyakit Blas pada Padi Sawah

Sistim Tabela Tugal yang bertujuan untuk mendapatkan model peramalan serangan

penyakit blas pada sistim tabela tugal (padi gogo sawah) dilaksanakan di Kabupaten

Subang, Jawa Barat pada bulan Agustus sampai Desember 2019 pada 20 hamparan

contoh yang tersebar di 3 kecamatan (Pabuaran, Pagaden Barat dan Cipunagara).

Pengamatan secara visual dilakukan pada 30 rumpun contoh di masing-masing

hamparan contoh (3 petak alami contoh dan 10 rumpun contoh per petak) dengan

menghitung intensitas serangan penyakit blas pada masing-masing rumpun contoh.

Keparahan serangan penyakit blas pada fase vegetatif (leaf blast) dinilai berdasarkan

skor rumpun terserang dan tingkat keparahan (intensitas) serangannya dihitung

menggunakan rumus serangan tidak mutlak. Keparahan serangan penyakit blas

pada fase generatif (neck blast) dinilai berdasarkan serangan mutak malai dan tingkat

keparahan (intensitas) serangannya dihitung menggunakan rumus serangan mutlak.

Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa gejala serangan Penyakit Blast

pada fase vegetatif telah ditemukan sejak umur 18 HST dan mencapai puncaknya

pada umur 77 HST; sedangkan pada fase generatif gejala neck-blast (busuk leher)

ditemukan pada saat menjelang panen. Kejadian serangan blast-daun (leaf-blast)

pada umur 77 HST dan gejala serangan neck-blast (busuk leher) secara nyata

ditentukan oleh serangannya pada umur 49 HST (leaf blast) dengan model

peramalan sebagai berikut :

Y=3,65 X + 1,25 (r2 = 0,83; p = 0,000 (Model 1)

Page 53: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 44

dimana :

Y = intensitas serangan blas pada umur 77 HST (hari setelah tanam benih); dan

X = intensitas serangan blas pada umur 49 HST (hari setelah tanam benih);

Y= 1,78 X + 1,63 (r2 = 0,76; p = 0,005 (Model 2)

dimana :

Y = intensitas serangan blas pada saat menjelang menjelang panen;

X = intensitas serangan blas pada umur 49 HST (hari setelah tanam benih);

b. Pengembangan Model Peramalan Penyakit Karat Daun (Puccinia arachidis)

Pada Tanaman Kacang Tanah

Penyakit karat daun pada kacang tanah yang disebabkan oleh infeksi jamur

Puccinia arachidis merupakan salah satu kendala dalam upaya peningkatan

produksi kacang tanah di Indonesia. Infeksi jamur ini dapat terjadi baik selama fase

vegetatif dan fase generatif pada saat pengisian polong dan dapat menurunkan hasil

sampai 50 %. Efektivitas dan keberhasilan kegiatan pengendalian penyakit karat

daun di lapangan sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kecukupan informasi

pendukungannya, khususnya informasi tentang hubungan antara intensitas

serangan dengan kehilangan hasil yang diakibatkannya. Kajian Pengembangan

Model Peramalan Penyakit Karat (Puccinia arachidis) Pada Tanaman Kacang

Tanah yang bertujuan untuk mengembangkan dan mendapat model perkembangan

serangan penyakit karat daun pada kacang tanah dilaksanakan pada musim

kemarau 2019 di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang pada 20

hamparan contoh yang tersebar di 3 kecamatan (Dawuan, Pondok Salam, dan

Pasawahan). Pengamatan secara visual dilakukan pada 90 rumpun contoh di

masing-masing hamparan contoh (3 petak alami contoh dan 30 rumpun contoh per

petak) dengan menghitung intensitas serangan penyakit karat daun pada masing-

masing rumpun contoh sejak tanaman umur 2 minggu setelah tanam (MST) sampai

dengan 11 MST (menjelang panen) dan populasi spora yang tertangkap oleh spore-

trap. Untuk mendapatkan model peramalan serangan penggerek polong, dilakukan

analisis dengan metode analisis regresi linear. Hasil analisis terhadap data hasil

pengamatan baik di Kabupaten Purwakarta maupun di Kabupaten Subang

menunjukkan bahwa intensitas serangan penyakit daun pada umur 10 MST

(menjelang panen) secara nyata dipengaruhi oleh oleh intensitas serangannya pada

Page 54: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 45

umur 7 MST. Model Peramalan intensitas serangan penyakit karat daun dan jumlah

tangkapan spora adalah sebagai berikut :

Y = 4,96 X + 3,06 (r² = 0,75; Sig F = 8,41E-14)

di mana :

Y = Intensitas serangan karat daun pada umur 10 MST; dan

X = Intensitas serangan karat daun pada umur 7 MST

Log (Y+1) = 0,22 log (X+1) + 0,014 (r² = 0,96; Sig F = 9,75E-14)

di mana :

Y = Jumlah tangkapan spora pada umur 10 MST; dan

X = Jumlah tangkapan spora pada umur 2 MST

c. Pengembangan Model Peramalan Hama Penggerek Polong (Maruca Testulalis)

Pada Tanaman Kacang Hijau

Hama Penggerek Polong (Maruca testulatis) yang menyerang pertanaman

kacang hijau pada fase generatif merupakan salah satu organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) yang sangat merugikan dan bisa menimbulkan ancaman

kegagalan panen. Kajian Pengembangan Model Peramalan Hama Penggerek

Polong pada Tanaman Kacang Hijau bertujuan untuk mendapatkan model

peramalan hama penggerek polong pada kacang hijau dilaksanakan pada bulan

Mei sampai Desember 2019 pada 20 hamparan yang tersebar di Kabupaten Cirebon

yang tersebar di 2 kecamatan (Susukan dan Ciwaringin) masing-masing 10

(sepuluh) hamparan. Pada masing-masing hamparan contoh diamati 30 (tiga puluh)

tanaman contoh yang terbagi dalam 3 petak alami contoh masing-masing 10

tanaman contoh yang ditentukan secara acak sistematis. Pengamatan dilakukan

secara visual dengan menghitung jumlah polong dan jumlah polong bergejala pada

masing-masing tanaman contoh. Untuk mendapatkan model peramalan serangan

penggerek polong, dilakukan analisis dengan metode analisis regresi linear.

Intensitas serangan penggerek polong pada masa panen kedua (9 MST) secara

nyata dipengaruhi dengan intensitas serangannya pada awal pembentukan polong

(7 MST) dan model peramalan serangannya adalah sebagai berikut :

Y = 10,98 X + 2,36 (r² = 0,65; Sig F = 5,79E-06)

di mana :

Y = Intensitas serangan Penggerek Polong pada umur 9 MST;

X = Intensitas serangan Penggerek Polong pada umur 7 MST

Page 55: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 46

d. Pengembangan Model Peramalan Penyakit Kerdil/Rumput Hampa Pada Padi

Sawah

Penyakit kerdil rumput (KR) dan penyakit kerdil hampa (KH) yang ditularkan

oleh hama wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) yang menyerang pertanaman

padi pada fase vegetatif dan generatif merupakan salah satu organisme

pengganggu tumbuhan (OPT) yang sangat merugikan dan bisa menimbulkan

ancaman kegagalan panen. Di Indonesia, kejadian serangannya mengalami

peningkatan pada 5 (lima) tahun terakhir. Kajian Pengembangan Model Peramalan

Hama Penyakit Kerdil Rumput/Kerdil Hampa pada Padi Sawah yang bertujuan untuk

mendapatkan model peramalan serangan penyakit KR/KH pada pertanaman padi

menjelang panen dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2019 pada

20 hamparan yang tersebar di Kabupaten Lampung Tengah yang tersebar di

Kecamatan Bumi Ratu Nuban. Pada masing-masing hamparan contoh diamati

3 (tiga) petak alami masing-masing 100 rumpun contoh (pengamatan penyakit

KR/KH) dan 10 rumpun contoh (populasi WBC dan musuh alami) yang ditentukan

secara acak sistematis pada fase vegetatif (1-4 minggu setelah tanam (MST).

Pengamatan dilakukan secara visual dengan menghitung jumlah rumpun bergejala

KR/KH dan jumlah populasi WBC dan musuh alaminya. Untuk mendapatkan model

peramalan serangan penyakit penyakit KR/KH, dilakukan analisis dengan metode

analisis regresi linear. Intensitas serangan penyakit KR/KH pada umur 4 MST secara

nyata dipengaruhi oleh intensitas serangannya pada umur 2 MST, dan model

peramalan intensitas serangan sebagai berikut :

Log (Y+1) = 0,9697 Log (X) + 0,5137 (r² = 0,8745; Sig F = 2,17E-11)

dimana :

Y = Intensitas serangan KR/KH (%) pada umur 4 MST

X = Intensitas serangan KR/KH (%) pada umur 2 MST

e. Pengaruh Tanaman Refugia Terhadap Kelimpahan Arthropoda Pada Ekosistem

Padi Sawah

Pengendalian hayati adalah suatu teknik pengelolaan OPT dengan

memanfaatkan/memanipulasikan musuh alami untuk kepentingan pengendalian.

Musuh-musuh alami yang dimanfaatkan/dimanipulasikan adalah agen pengendali

biologi yang meliputi predator, parasitoid dan patogen serangga. Pengendalian hayati

dapat dilakukan dengan pengendalian alami merupakan proses pengendalian yang

berjalan sendiri tanpa campur tangan manusia (tidak ada proses perbanyakan

Page 56: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 47

masal). Waktu kritis dalam pengendalian hayati adalah awal tanam, di mana populasi

OPT masih berada pada posisi yang rendah, namun pada saat yang bersamaan

populasi musuh alami juga pada posisi yang rendah, oleh sebab itu perlu dilakukan

modifikasi/rekayasi ekosistem yang mampu menyediakan musuh alami pada posisi

yang lebih tinggi. Penanaman refugia pada periode pra-tanam/ awal tanam di

ekosistem padi sawah merupakan salah satu cara untuk menyediakan makanan bagi

beberapa musuh alami OPT dalam jumlah yang memadai, sehingga dapat

mendukung perkembangan dan perbanyakannya di lapangan. Kajian Pengaruh

Tanaman Refugia terhadap Kelimpahan Populasi Arthropoda pada Ekosistem Padi

Sawah yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penanaman refugia (luas 2 ha)

terhadap kelimpahan populasi arthropoda dalam ekosistem padi sawah dilaksanakan

di Desa Besur, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan pada bulan Juli sampai

Agustus 2019 dan dibandingkan dengan control (non refugia). Pengamatan populasi

arthropoda dilakukan secara visual (pengamatan langsung terhadap populasi

arthropoda pada 30 rumpun contoh) pada radius 25 m, 50 m, 75 m, dan 100 m serta

kontrol) dan menggunakan jaring serangga (25 ayunan tunggal untuk pengambilan

sampel pada radius 25 m, 50 m, 75 m, dan 100 m serta kontrol) untuk

diamati/diidentifikasi di laboratorium. Penanaman refugia pada ekosistem padi sawah

secara nyata mampu (1) meningkatkan keragaman dan kelimpahan populasi

arthropoda berguna (parasitoid dan predator), (2) meningkatkan ketahanan

ekologisnya (kelimpahan populasi parasitoid dan predator sampai dengan radius 100

m dari plot refugia senantiana lebih tinggi dibandingkan kontrol), dan (3) menekan

perkembangan populasi hama sejak dini (mulai 4 minggu setelah tanam populasi

hama senantiasa lebih rendah dibandingkan kontrol).

f. Pengembangan Model Kehilangan Hasil Akibat Penyakit Hawar Daun Jagung

(Helminthosporium turcicum)

Penyakit hawar daun jagung (Helminthosporium turcicum) merupakan salah

satu penyakit penting yang menjadi kendala dalam upaya peningkatan produksi

jagung di lapangan, karena dapat mengakibatkan kehilangan hasil hingga 70 %

bahkan bisa mengancam gagal panen. Efektivitas dan keberhasilan kegiatan

pengendalian penyakit hawar daun jagung di lapangan sangat ditentukan oleh

ketersediaan dan kecukupan informasi pendukungannya, khususnya informasi

tentang hubungan antara intensitas serangan dengan kehilangan hasil yang

diakibatkannya.

Page 57: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 48

Kajian Pengembangan Model Kehilangan Hasil Akibat Serangan Penyakit

Hawar Daun Jagung (H. turcicum) yang bertujuan untuk mengembangkan model

hubungan antara intensitas serangan H. turcicum dengan kehilangan hasil ini

dilaksanakan pada musim kemarau 2019 di Kabupaten Majalengka pada 20

hamparan contoh yang tersebar di 3 kecamatan (Cigasong, Maja, dan Banjaran).

Pengamatan secara visual dilakukan pada 30 rumpun contoh di masing-masing

hamparan contoh (3 petak alami contoh dan 10 rumpun contoh per petak) dengan

menghitung intensitas serangan penyakit hawar daun jagung pada masing-masing

rumpun contoh. Sampel hasil panen diambil berdasarkan keragaman intensitas

serangan (mulai yang terendah sampai yang yang tertinggi) masing-masing 6 (enam)

tongkol sampel. Parameter produksi yang diamati adalah adalah jumlah pipil jagung,

kadar air (%), dan berat 100 butir (gram), serta berat butir pada kadar air standar

(gram).

Kehilangan hasil dihitung berdasarkan selisih antara potensi produksi (PP)

terhadap produksi riil (PR). Kehilangan hasil tanaman jagung (%) dan intensitas

serangan penyakit hawar daun jagung (%) memiliki hubungan yang nyata pada taraf

P.05, sehingga prakiraan kehilangan hasil tanaman jagung (Y, %) dapat dihitung

berdasarkan intensitas serangannya (X,%) dengan model sebagai berikut :

Y = 0,6034 X + 7,8188 (Sig F = 2,62E-37; r2 = 0,81)

dimana :

Y = kehilangan hasil (%)

X = Intensitas serangan penyakit hawar daun jagung menjelang panen (%)

g. Bioekologi Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda) Pada Tanaman Jagung

Spodoptera frugiperda J.E Smith (Lepidoptera:Noctuidae) merupakan hama

penting yang merugikan pada pertanaman jagung di Amerika, Afrika (2016), India

(2018), dan Thailand (2018). Pada bulan Maret 2019 hama ini ditemukan di Sumatera

Barat dan berdasarkan hasil verifikasi lapangan oleh BBPOPT sampai dengan akhir

Desember 2019 telah ditemukan di semua provinsi kecuali Nusa Tenggaran Timur,

Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Kajian yang bertujuan untuk mempelajari

bioekologi (pola dinamika populasi) hama S. frugiperda dilaksanakan di Kabupaten

Brebes dan Cirebon pada bulan Juni sampai Desember 2019 pada 20 hamparan

pertanaman jagung Varietas Eksotis (jagung manis) yang tersebar di 6 kecamatan

(1 kecamatan di Kabupaten Brebes dan 5 kecamatan di Kabupaten Cirebon).

Pengamatan secara visual dilakukan di masing-masing hamparan contoh (5 petak

Page 58: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 49

alami contoh dan 10 rumpun contoh) dengan menghitung populasi S. frugiperda

(kelompok telur dan larva), intensitas serangan S. frugiperda, dan musuh alaminya,

serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyebaran hama tersebut. Tingkat

kerusakan di lapangan dihitungan dengan menggunakan Skala Davis. Parameter

biologi S. frugiperda dipelajari dengan mengambil sampel serangga hama (kelompok

telur dan larva) dan dipelihara di Laboratorium untuk diamati dan dipelajari sejak

stadia telur hingga dewasa (siklus hidup). Analisis data intensitas serangan meliputi

kejadian serangan, tingkat keparahan serangan, padat populasi telur/larva

S. frugiperda. Pengamatan suhu dan kelembaban menggunakan alat

thermohigrometer. Kelompok telur ditemukan di lapangan pada periode 15-21 HST,

37-42 HST dan 67 HST, sedangkan ngengatnya ditemukan pada periode 29-35 HST.

Skor Intensitas serangan tertinggi pada fase vegetatif sebesar 4,82, dan pada fase

generatif tertinggi 5,42. Pengendalian kimiawi dengan aplikasi insektisida sangat

intensif dilakukan petani khususnya untuk untuk mengendalikan ulat supaya tongkol

jagung.

Telur S. frugiperda diletakkan secara berkelompok di permukaan bawah daun

dengan kisaran jumlah telur 100 – 200 telur/kelompok, dan jika populasinya tinggi

sebagian kelompok telur diletakkan di permukaan atas daun. Periode telur

S. frugiperda rata-rata 3-4 hari, dan setelah menetas larva akan berganti kulit

sebanyak 5 kali hingga menjadi punya yang ditengarai dengan berubahnya ukuran

tutup kepalanya (head-capsule). Larva muda memakan jaringan mesofil dengan

meninggalkan lapisan epidermis atas, sehingga akan meninggalkan gejala bercak-

bercak transparan. Larva aktif makan pada malam hari dan dapat berpindah dari

tanaman satu ke tanaman lainnya baik secara aktif maupun bantuan angin. Periode

larva instar 1 – 5 masing-masing 2 – 4 hari, 2 – 4 hari, 1-4 hari, 1 – 3 hari, 1 – 3 hari,

dan 1 – 3 hari dengan kisaran total periode larva 13 – 17 hari. Periode pupa

S. frugiperda berkisar 1 – 2 hari. Siklus hidup S. frugiperda sejak larva hingga imago

berkisar 20 – 28 hari Masa hidup imago (ngengat) berkisar 6 – 8 hari.

h. Metode Pengamatan OPT Pada Ekosistem Padi Rawa (Sistem Tabela)

Tanam benih langsung (Tabela) merupakan salah satu teknologi tanaman padi

pada ekosistem padi rawa dengan cara benih di tebar secara langsung pada kondisi

tanah yang lembab dan tidak tergenang air. Ekosistem pertanaman padi yang

terbentuk dengan teknik tabela adalah pertanaman padi dengan jarak antar rumpun

yang tidak teratur dan cenderung sangat rapat. Ekosistem padi rawa yang seperti ini

Page 59: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 50

juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan

populasi/serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang mempengaruhim

system pengelolaannya khususnya pengamatannya. Kajian Pengembangan Metode

Pengamatan OPT Pada Ekosistem Padi Rawa (Tabela Hambur) bertujuan untuk

mempelajari dan mengembangkan sistem pengamatan OPT sederhana dan aplikatif

dilaksanakan di lahan percobaan BBPOPT dan lahan padi rawa di Kecamatan

Krangkeng Kabupaten Indramayu Jawa Barat pada bulan Juli sampai November

2019. Pengamatan OPT dan musuh alaminya (di lahan BBPOPT) dilakukan

sebanyak 4 kali pada umur tanaman 21, 29, 48, dan 64 hari setelah semai (HSS) dan

sebanyak 3 kali pada umur tanaman 45, 62, dan 76 HSS (lahan Rawa Indramayu)

pada petakan 1 m x 1 m, 5 rumpun, 10 rumpun, 20 rumpun dan 30 rumpun dengan 5

ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan independent T-

Test dengan metode 30 rumpun sebagai pembanding. Hasil analisis kemudian dibuat

matriks dan dihitung jumlah tidak beda nyata (P value > 0,05) dan beda nyata (P value

< 0.05). Metode yang memiliki jumlah tidak beda nyata terbanyak dianggap sebagai

metode yang paling mewakili pembanding 30 rumpun. Hasil analisis independent T-

Test menunjukkan metode pengamatan 1x1 m memiliki hasil tidak beda nyata

sebanyak 35 analisis, dan beda nyata 5 analisis. Metode pengamatan 5 rumpun

memiliki hasil tidak beda nyata sebanyak 30 analisis, dan beda nyata 2 analisis.

Metode pengamatan 10 rumpun memiliki hasil tidak beda nyata sebanyak 26 analisis,

dan beda nyata 4 analisis. Metode pengamatan 20 rumpun memiliki hasil tidak beda

nyata sebanyak 25 analisis, dan beda nyata 3 analisis. Hasil kajian dapat disimpulkan

bahwa metode pengamatan 1 m x 1 m merupakan metode yang memiliki hasil tidak

beda nyata terbanyak sehingga paling mewakili metode pembanding 30 rumpun.

i. Pengembangan Metode Pendugaan Kehilangan Hasil OPT Kompleks Berbasis

Data Spektral

Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas sumber pangan utama dan

strategis bagi masyarakat Indonesia yang dalam pengusahaannya tidak terlepas dari

ancaman serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Beberapa OPT

dilaporkan selalu menyerang pertanaman padi di Indonesia dan sering menimbulkan

kerugian dari fase pesemaian sampai fase generatif pada musim hujan maupun

musim kemarau. Efektivitas dan efisiensi pengendalian serta antisipasi secara dini

dalam pengelolaan OPT ditentukan oleh informasi karakteristik OPT dan faktor

pengaruh serangan terhadap kehilangan hasil yang diakibatkannya.

Page 60: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 51

Kajian pengembangan model pendugaan kehilangan hasil padi akibat OPT

kompleks berbasis data spektral yang bertujuan untuk mendapatkan model

perhitungan kehilangan hasil tanaman padi yang diakibatkan oleh serangan OPT

kompleks baik serangan hama/penyakit yang dihubungkan dengan data citra satelit

Landsat 8 dilaksanakan di Kabupaten Indramayu pada musim kemarau 2019.

Pengamatan dilakukan pada 20 petak contoh masing–masing petak contoh sebanyak

30 rumpun. Pengambilan sampel panen sebanyak 10 rumpun per petak contoh,

sehingga jumlah sampel keseluruhan sebanyak 200 rumpun. Analisis data Intensitas

serangan mutlak dihitung berdasarkan jumlah anakan/tunas terserang (mutlak) dan

intensitas serangan tidak mutlak dihitung berdasarkan perhitungan kerusakan

penyakit kompleks/ganda. Parameter produksi yang diamati antara lain jumlah

anakan/malai (produktif; non-produktif), jumlah bulir (bernas; hampa); kadar air saat

panen (%), dan berat 1000 butir (gram). Kehilangan hasil dihitung berdasarkan selisih

antara potensi produksi (PP) terhadap produksi riil (PR). Intensitas serangan OPT

mutlak (X1:Tikus, PBP, Busuk Pelepah, neck-blast,%) dan tidak mutlak (X2:leaf-blast,

BLB,%) secara nyata menyebabkan kehilangan hasil tanaman padi (Y,%).

Model pendugaan kehilangan hasil tanaman padi oleh OPT kompleks tersebut :

Y = 13,8677 + 1,304 X1 + 0,0595 X2 (Sig F : 4,238E-13;r² =0,777)

di mana :

Y = Kehilangan Hasil Tanaman Padi (%)

X1 = Intensitas serangan komplek OPT-Mutlak (PBP, Tikus, Busuk Pelepah,

Neck-blast) (%)

X2 = Intensitas serangan komplek OPT-Tidak Mutlak (Leaf-blast, BLB) (%)

j. Pengembangan Model Kehilangan Hasil Akibat Penyakit Karat Daun (Puccinia

Arachidis) Pada Kacang Tanah

Penyakit karat daun pada kacang tanah yang disebabkan oleh infeksi jamur

Puccinia arachidis merupakan salah satu kendala dalam upaya peningkatan produksi

kacang tanah di Indonesia. Infeksi jamur ini dapat terjadi baik selama fase vegetatif

dan fase generatif pada saat pengisian polong dan dapat menurunkan hasil sampai

50 %. Efektivitas dan keberhasilan kegiatan pengendalian penyakit karat daun di

lapangan sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kecukupan informasi

pendukungannya, khususnya informasi tentang hubungan antara intensitas serangan

dengan kehilangan hasil yang diakibatkannya.

Page 61: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 52

Kajian Pengembangan Model Kehilangan Hasil Akibat Serangan Penyakit

Karat Daun (Puccinia arachidis) Pada Tanaman Kacang Tanah yang bertujuan untuk

mengembangkan dan mendapat model kehilangan hasil akibat serangan penyakit

karat daun pada kacang tanah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan

November 209 di Kabupaten Subang pada 20 hamparan contoh. Pengamatan

secara visual dilakukan pada 30 rumpun contoh di masing-masing hamparan contoh

(3 petak alami contoh dan 10 rumpun contoh per petak) dengan menghitung

intensitas serangan penyakit karat daun pada masing-masing rumpun contoh. Semua

sampel dalam pengamatan intensitas serangan penyakit karat daun tersebut

dijadikan sebagai sampel untuk penghitungan hasil panen. Parameter produksi yang

diamati adalah adalah jumlah dan berat polong (panen,kering) dan kadar air (%).

Kehilangan hasil dihitung berdasarkan selisih antara potensi produksi (PP) terhadap

produksi riil (PR).

Kehilangan hasil tanaman kacang tanah (%) dan Intensitas serangan penyakit

karat daun (%) memiliki hubungan yang nyata pada taraf P.05, sehingga prakiraan

kehilangan hasil tanaman kacang tanah (Y, %) dapat dihitung berdasarkan intensitas

serangannya (X, %) dengan model sebagai berikut :

Y = 0,2372 X – 0,036 (r² = 0,8105; Sig F = 0,000)

dimana :

Y = Kehilangan hasil kacang tanah pada saat panen (%); dan

X = Intensitas serangan penyakit karat daun pada saat panen (%)

k. Pengembangan Model Peramalan Populasi WBC dari Persemaian ke Fase

Vegetatif Awal

Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens Stal) merupakan hama utama yang

menyerang tanaman padi. Serangan wereng batang coklat (WBC) di lapangan sering

menyebabkan penurunan produksi di Indonesia. Infestasi WBC dapat terjadi pada

semua fase pertumbuhan padi. Model Peramalan WBC yang telah dikembangkan

adalah peramalan dari generasi pendatang (G0) ke generasi pertama (G1) dan

generasi kedua (G2), sedangkan model peramalan dari pesemaian ke fase vegetatif

awal (G-0, 1-4 MST) hingga saat ini belum dikembangkan. Kajian Pengembangan

Model Peramalan Wereng Batang Coklat di Pesemaian ke Fase Vegetatif Awal

bertujuan untuk mengetahui dan memengembangkan model hubungan populasi

WBC dari persemaian fase vegetatif awal dilaksanakan di Kabupaten Cirebon (pada

bulan Mei-Juli 2019 di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon dan pada bulan Juni-

Page 62: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 53

Agustus 2019 di Kecamatan Kaliwedi dan Susukan). .Pengamatan dan pengambilan

sampel ampel populasi WBC di persemaian dilakukan 20 lokasi persemaian dan

pengamatan populasi pada pertanaman di 7 lokasi (periode Mei-Juli), sedangkan

pada periode Juni-Agustus dilakukan di 31 lokasi persemaian dan pengamatan

populasi WBC di 12 lokasi. Jumlah persemaian yang disampel untuk setiap lokasi

berkisar 3-9 bidang persemaian dan jumlah rumpun sampel tanaman padi yang

diamati untuk setiap lokasi sebanyak 30 rumpun. Pengamatan populasi WBC di

persemaian dilakukan dengan menggunakan jaring serangga (sweeping net)

sebanyak 10 ayunan tunggal per bidang persemaian. Pengamatan populasi WBC di

pertanaman dilakukan setiap minggu mulai 1 minggu setelah tanam (MST) hingga 5

MST. Hasil kajian menunjukkan bahwa pada persemaian, persentase WBC jantan

(67%) yang tertangkap dengan jaring serangga lebih tinggi dari pada WBC betina

(33%) dan musuh alami yang banyak ditemukan di persemaian adalah laba-laba

sebanyak 62% kemudian diikuti oleh capung (25%), Cyrtorhinus sp (6%), kumbang

koksi (4%), Paederus sp (2%) dan Ophionea sp (1%). Jumlah WBC yang tertangkap

di persemaian pada periode tanam pertama lebih tinggi dari pada periode kedua

(P<0.05). Populasi WBC (nimfa/imago) di pertanaman (umur 1 MST dan 5 MST)

memiliki hubungan yang nyata dengan populasinya di pesemaian dan prakiraan

populasinya dapat dihitung dengan menggunakan model sebagai berikut :

Y = 0,596 X – 0,0588 (r2=0,79; dan Sig-F<0,05) (model1)

dimana :

Y = populasi WBC pada umur 1 MST (ekor/rumpun), dan

X = pop[ulasi WBC populasi WBC pada pesemaian (ekor/10 ayunan tunggal)

Y = 0,366 X – 0,0096 (r2=0,49; dan Sig-F<0,05) (model 2)

di mana :

Y = populasi WBC pada umur 5 MST (ekor/rumpun), dan

X = pop[ulasi WBC populasi WBC pada pesemaian (ekor/10 ayunan tunggal)

l. Aplikasi Agens Hayati Dalam Mengendalikan Penyakit Ubi Keras Pada Tanaman

Ubi Jalar

Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan salah satu komoditas potensial sebagai

sumber karbohidrat alternatif selain padi dan jagung. Salah satu kendala dalam upaya

peningkatan produksinya adalah serangan penyakit ubi keras/ busuk kering umbi

yang disebabkan oleh infeksi jamur Verticillium sp yang berasosiasi dengan jamur

Page 63: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 54

Monilochaetes infuscans dan Fusarium sp, dan teknik pengendaliannya yang ramah

lingkungan dan berkelanjutan yaitu adalah dengan pemanfaatan agens hayati. Kajian

yang bertujuan untuk mengetahui potensi agens hayati dalam mengendalikan

penyakit ubi keras/busuk kering umbi pada tanaman ubi jalar dilaksanakan di

Kelompok Tani Sawah Lega, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten

Sumedang, Jawa Barat pada bulan September hingga Desember 2019. Rancangan

percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan

5 perlakuan, 1 kontrol dan 3 ulangan dengan rincian (A) Perlakuan Trichoderma sp +

Kompos, (B) Perlakuan Gliocladium sp + Kompos, (C) Perlakuan Paenibacillus

polymyxa, (D) Perlakuan Bacillus subtilis, (E) Perlakuan Pseudomonas fluorescens

dan (F) Kontrol. Parameter yang diamati adalah kejadian penyakit, intensitas penyakit

pada umbi dan produksi ubi jalar pada saat panen, dan data hasil yang didapatkan

dianalisis dengan ANOVA pada taraf nyata 95%. Perlakuan A, B, D, dan E secara

nyata dapat menghambat perkembangan penyakit ubi keras/ busuk kering (4,20 %)

dibandingkan dengan perlakukan lainnya dan kontrol (37,56 %; 42,29 %; 46,93 %,

dan 57,70 %). Perlakuan Pseudomonas fluorescens secara nyata dapat menurunkan

kehilangan hasil panen dibandingkan dengan kontrol (berat hasil panen 400,91

gram/rpn).

m. Pengendalian Penyakit Hawar Daun Jagung Dengan Menggunakan Agens

Hayati

Penyakit Hawar daun jagung (Helminthosporium turcicum) merupakan salah

satu penyakit penting yang menjadi kendala dalam upaya peningkatan produksi

jagung di lapangan di banyak negara di Benua Amerika, Asia, Afrika, dan Eropa,

karena dapat mengakibatkan kehilangan hasil hingga 70 % bahkan bisa mengancam

gagal panen. Pengendalian hayati adalah suatu teknik pengelolaan OPT dengan

memanfaatkan/memanipulasikan musuh alami untuk kepentingan pengendalian.

Musuh-musuh alami yang dimanfaatkan/dimanipulasikan adalah agen antagonis dari

suatu patogen penyebab penyakit. Kajian Pengendalian Penyakit Hawar Daun

Jagung Menggunakan Agens Hayati yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

aplikasi agens hayati B. substilis dan P. polymyxa dalam menekan penyakit hawar

daun jagung dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2019 di Kabupaten

Pringsewu Provinsi Lampung dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) dengan 3 perlakuan yaitu Aplikasi Paenibacillus polymyxa (P), Aplikasi Bacillus

substilis (B) dan kontrol (tanpa aplikasi) dengan 9 ulangan pada pertanaman jagung

Page 64: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 55

Varietas Pioneer 27. Aplikasi perlakuan dilakukan pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu

setelah tanam (MST). Pengamatan dilakukan secara visual dengan mengamati

gejala hawar pada daun (skoring) masing-masing 30 rumpun contoh setiap petak

ulangan sejak umur 2, 4, 6, 8 dan 10 MST. Pengamatan rumpun tanaman diamati

setiap petak sebanyak 30 rumpun. Hasil pengamatan dianalisis dengan metode

ANOVA dan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5%. Gejala hawar

daun ditemukan pada saat umur 4 MST dan tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata antara perlakuan Paenibacillus polymyxa, Bacillus subtilis, dan kontrol hingga

tanaman berumur 8 MST. Agens Hayati Paenibacillus polymyxa, Bacillus substilis

secara nyata dapat menekan perkembangan penyakit hawar daun jagung, sehingga

intensitas serangannya (10 MST) menunjukkan perbedaan yang nyata antara kedua

perlakuan dan kontrol.

n. Pengendalian Pengerek Tongkol Dengan Menggunakan Agens Hayati

Penggerek Tongkol Jagung (Helicoverpa armigera) merupakan salah satu

hama penting yang menjadi kendala dalam upaya peningkatan produksi jagung di

lapangan di banyak negara di dunia khususnya di Indonesia karena dapat

mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Pengendalian hayati adalah suatu

teknik pengelolaan OPT dengan memanfaatkan/ memanipulasikan musuh alami

untuk kepentingan pengendalian. Musuh-musuh alami yang dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan pengendalian hama penggerek tongkol jagung adalah parasitoid

telur dan patogen serangga. Pengendalian hama ini menggunakan agens hayati

sangat diperlukan hal ini mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida terhadap

lingkungan. Kajian Pengendalian Penggerek Tongkol Jagung Dengan Menggunakan

Agens Hayati yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas pengendalian skala luas

penggerek tongkol dengan menggunakan agens hayati (parasitoid telur

Trichogramma sp, dan patogen serangga Metarhizium sp) dilaksanakan pada bulan

September sampai November 2019 di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dengan

menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 perlakuan yaitu Aplikasi

Trichrogramma, Aplikasi Metarhizium, dan kontrol (tanpa aplikasi) dengan

10 ulangan pada pertanaman jagung Varietas Pioneer 27. Aplikasi agens hayati

dilakukan sebanyak 3 kali (umur 40, 50, dan 60 HST) dan pengamatan dilakukan

sebanyak 5 kali. Pengamatan dilakukan secara visual dengan menghitung intensitas

serangan penggerek tongkol jagung pada 20 petak pengamatan. Data hasil

Page 65: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 56

pengamatan dianalisis menggunakan uji-T. Aplikasi agens hayati (Metarhizium dan

Trichogramma sp) secara nyata dapat menekan intensitas serangan penggerek

tongkol jagung dan berbeda nyata dengan kontrol/perlakuan petani (P-value = 0.012).

Efektifitas perlakuan agens hayati (Metarhizium dan Trichogramma sp) dalam

menekan serangan penggerek tongkol jagung sebesar 67,33 %.

o. Pengendalian Hama Invasif Spodoptera frugiperda di Lapangan

Hama ulat grayak Spodoptera frugiperda J.E Smith merupakan hama penting

pada tanaman jagung. Hama ini adalah hama asli dari benua Amerika dan dilaporkan

menyebabkan kehilangan hasil sebesar 10-70%. Pada tahun 2019, hama ini

dilaporkan menyerang pertanaman jagung di Indonesia. Kajian pengendalian hama

invasif S. frugiperda pada tanaman jagung dilaksanakan pada skala laboratorium

maupun skala lapang. Kajian Pengendalian Hama Invasif Spodoptera frugiperda

Pada Tanaman Jagung dilaksanakan pada bulan Juni sampai November 2019.

Pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap uji efikasi beberapa

cendawan entomopatogen, pestisida nabati, insektisida di laboratorium dan tahap uji

lapang. Pelaksanaan kegiatan di laboratorium dilaksanakan di LPHP Trimurjo

Lampung dan laboratorium BBPOPT. Pelaksanaan kegiatan lapang dilaksanakan di

Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon. Perlakuan yang digunakan dalam uji

efikasi terhadap mortalitas larva S. frugiperda adalah perlakuan aplikasi agens

pengendali hayati (APH) Metarhizium anisoplie (10⁸ konidia/ml), Beauveria bassiana

(10⁸ konidia/ml), ekstrak daun mimba, ekstrak sereh wangi dan insektisida

klorantraniliprol 2 cc/l. Uji lapang dilaksanakan menggunakan perlakuan yang paling

efektif berdasarkan uji efikasi tingkat laboratorium. Metode pelaksanaan di lapangan

menggunakan 3 perlakuan yaitu perlakuan aplikasi bahan aktif klorantraniliprol,

perlakuan petani dan kontrol dengan 3 ulangan. Aplikasi insektisida klorantraniliprol

dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada umur 1 MST, 3 MST dan 5 MST. Varietas jagung

yang digunakan di lapangan adalah jagung manis hibrida varietas Exsotic. Parameter

yang diamati di lapangan adalah intensitas serangan dan bobot tongkol. Perhitungan

intensitas serangan menggunakan skala Davis. Pengamatan intensitas serangan

dilakukan pada semua tanaman jagung yang ada di dalam plot perlakukan (± 500

tanaman/ulangan). Pengamatan intensitas serangan dilaksanakan setiap minggu

mulai dari 1-7 MST. Jumlah sampel panen yang diambil untuk setiap perlakuan

sebanyak 150 tongkol. Aplikasi Insektisida klorantraniliprol (dosis 2 cc/l)

mengakibatkan kematian yang tertinggi (mencapai 100%). Aplikasi ekstrak daun

Page 66: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 57

mimba (dosis 80 gr/l) mengakibatkan kematian mencapai 80%. Aplikasi insektisida

berbahan aktif klorantraniliprol dosis 2 cc/l mampu mengendalikan serangan hama S.

frugiperda di lapangan hingga intensitas serangan di bawah 5%. Selisih bobot tongkol

jagung yang dikendalikan dengan insektisida klorantraniliprol terhadap perlakuan

petani mencapai 10,2% dan perlakuan kontrol mencapai 25,4%.

2. Kegiatan Pengamanan Produksi Tanaman Pangan

Target kegiatan pengamanan produksi adalah 21 Kabupaten/Kota. Realisasi fisik

kegiatan pengamanan produksi terlaksana pada 28 Kabupaten/Kota (133,3 %) terhadap

sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp. 770.565.489,- (99,99 %).

3. Kegiatan Pengamatan Keadaan Lapang OPT Pangan

Target kegiatan pengamatan keadaan lapang OPT pangan adalah 60 data. Realisasi

fisik kegiatan pengamatan keadaan lapang OPT pangan adalah 62 data (103,3 %)

terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp. 213.684.100,- (99,99 %).

4. Workshop Evaluasi Peramalan OPT

Target kegiatan workshop evaluasi peramalan OPT adalah 2 kegiatan dalam setahun.

Realisasi fisik kegiatan workshop evaluasi peramalan OPT terlaksana pada 2 kegiatan

(100 %) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp. 178.275.748,- atau

(99,99 %).

5. Pengembangan Peramalan OPT Pangan Spesifik Lokasi

Target kegiatan pengembangan peramalan OPT pangan spesifik lokasi adalah 16

provinsi. Realisasi fisik kegiatan pengembangan peramalan OPT pangan spesifik lokasi

adalah 18 provinsi (112,5 %) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp. 167.945.808,- (99,95 %).

6. Kegiatan Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT Hortikultura

1) Peramalan OPT Hortikultura

Kegiatan terkait peramalan OPT hortikultura meliputi: koordinasi ke pusat (ke

Direktorat Perlindungan Hortikultura), pemberian bimbingan teknis, pengambilan

data serangan OPT dan penyusunan model peramalan OPT hortikultura dan

kegiatan hubungan intensitas serangan layu fusarium terhadap kehilangan hasil

panen bawang merah.

Bimbingan teknis kepada petugas lapangan (POPT) dan petani selama tahun 2019

telah dilaksanakan: (1) Pengenalan, pengamatan dan Pengendalian OPT

Page 67: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 58

Hortikultura yang Ramah Lingkungan di Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Belu

Provinsi NTT, (2) Pengamatan keadaan cabai dan buah naga di Kabupaten Badung

dan Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali; (3) Bimbingan Teknis Pengenalan dan

Pengendalian OPT Tanaman Buah di Provinsi Bengkulu. Materi yang disampaikan

diantaranya adalah pengenalan OPT hortikultura dan pengendaliannya, teknik

pengambilan sampel dan peramalan OPT hortikultura.

Selain itu juga dilakukan kajian “Hubungan intensitas serangan penyakit layu

fusarium terhadap kehilangan hasil panen pada bawang merah”. Kegiatan

dilaksanakan pada bulan September–Desember 2019 di Kabupaten Brebes, Jawa

Tengah sebagai sentra produksi bawang merah. Penentuan lokasi dilakukan

secara purposive sampling, yaitu lokasi atau titik pengamatan dipilih yang ada

serangan layu fusarium. Pengamatan gejala serangan dan pengambilan sampel

panen dilakukan di 27 titik pengamatan masing-masing titik pengamatan seluas 1

m2 dengan intensitas serangan yang bervariasi (serangan rendah-tinggi) dan pilih

titik pengamatan yang tidak terserang layu fusarium dan OPT lainnya untuk melihat

produksi optimum bawang merah. Sampel panen bawang merah untuk tiap titik

pengamatan (1 m2) ditimbang beratnya (berat basah/panen).

Kehilangan hasil panen akibat serangan layu fusarium dihitung berdasarkan selisih

antara potensi produksi (PP) terhadap produksi riil (PR). Tingkat keparahan penyakit

layu fusarium (X,%) secara nyata menyebabkan kehilangan hasil panen bawang

merah (Y,%) dengan model persamaan: Y = 0,979X + 0,721 (R2=0,91; p=0,000),

dimana Y=kehilangan hasil panen bawang merah (%); X=intensitas serangan layu

fusarium pada saat panen (%).

Gambar 8. Pengamatan Keadaan OPT pada Tanaman Bawang Merah di

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah

Page 68: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 59

Kegiatan penyusunan model peramalan OPT hortikultura spesifik lokasi

khususnya tanaman sayuran (cabai dan bawang merah). Data yang dikumpulkan

adalah data luas tambah serangan 5 tahun terakhir terakhir tergantung ketersediaan

data. Data diolah dan dianalisis dengan teknik regresi untuk mendapatkan model

hubungan/peramalan serangan OPT hortikultura antar musim. Model peramalan

yang didapat untuk tanaman cabai adalah penyakit antraknosa, virus kuning, trips

dan lalat buah. Sedangkan model peramalan OPT pada bawang merah yang

didapat adalah ulat bawang dan penyakit trotol.

Model peramalan OPT hortikultura/tanaman sayuran spesifik lokasi sebagai berikut:

Komoditas: Bawang Merah

a. Provinsi Jawa Tengah

Ulat Bawang

MH : Log (MH+1) = 0,7243 Log (MK+1) + 0,3473; R2=0,82 ; p=0,000

MK : Log (MK+1) = 0,9958 Log (MH+1) + 0,2341; R2=0,76; p=0,000

Penyakit Trotol

MH : Log (MH+1) = 0,8444 Log (MK+1) + 0,3909; R2=0,86; p=0,000

MK : Log (MK+1) = 0,7402 Log (MH+1) + 0,1989; R2=0,85; p=0,000

b. Provinsi NTB

Ulat Bawang

MH : Log (MH+1) = 0,5892 Log (MK+1) + 0,4759; R2=0,83; p=0,000

MK : Log (MK+1) = 1,2438 Log (MH+1) + 0,466; R2=0,90 ; p=0,000

Komoditas: Cabai

c. Provinsi Bali

Antraknosa

MH : Log (MH+1) = 1,1048 Log (MK+1) + 0,0705;R2=0,72; p=0,000

MK : Log (MK+1) = 1,5452 Log (MH+1) - 0,0279;R2=0,79

Virus Kuning

MH : Log (MH+1) = 0,8855 Log (MK+1) + 0,0079;R2=0,83; p=0,000

MK :Log (MK+1) = 0,971 Log (MH+1) + 1076;R2=0,82; p=0,000

d. Provinsi Jambi

Antraknosa

MH : Log (MH+1) = 1,02 Log (MK+1) + 0,089;R2=0,84; p=0,000

MK : Log (MK+1) = 1,0195 Log (MH+1) + 0,087;R2=0,85; p=0,000

Trips

MH : Log (MH+1) = 0,993 Log (MK+1) – 0,08;R2=0,86; p=0,000

MK : Log (MK+1) = 0,8446 Log (X+1);R2=0,84; p=0,000

Lalat Buah

MH : Log (MH+1) = 1,2893 Log (X+1);R2=0,89; p=0,000

MK : Log (MK+1) = 0,6664 Log (X+1);R2=0,84; p=0,000

Page 69: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 60

e. Provinsi Bengkulu

Antraknosa

MH : Log (MH+1) = 0,879 Log (MK+1) + 0,0905;R2=0,94; p=0,000

MK : Log (MK+1) = 0,9063 Log (MH+1) + 0,1712;R2=0,83; p=0,000

f. Provinsi NTB

Antraknosa

MH : Log (MH+1) = 0,7398 Log (MK+1) + 0,1959;R2=0,91; p=0,000

MK : Log (MK+1) = 0,9372 Log (MK+1) + 0,5672;R2=0,82; p=0,000

2) Uji Buah Dengan Perlakuan VHT

Kegiatan ini terdiri dari 2 kajian yaitu (1) kajian perlakuan VHT terhadap mortalitas

lalat buah pada beberapa buah uji dan (2) kajian perlakuan VHT terhadap kerusakan

buah (fruit injury test) pada beberapa buah uji.

a. Kajian Skala Kecil Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment/VHT) terhadap Mortalitas Lalat Buah Bactrocera papayae pada Buah Salak

Berdasarkan hasil kajian menunjukkan waktu paparan (holding time) 0 menit,

pada suhu 47,0 oC dan kelembaban 95 % mortalitas lalat buah mencapai 99.01

% sedangkan untuk waktu paparan 10, 20, 30, 40 dan 50 menit tidak ada lalat

buah yang hidup (100 % mati). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan VHT pada

suhu 47,0 oC dan waktu paparan 0 menit telur B. papayae masih resisten/tahan

terhadap uap panas. Oleh karena itu untuk menjamin keamanan perlakuan

karantina, maka untuk perlakuan VHT skala besar (Lag scale mortality test) dan

untuk simulasi skala komersial diperlukan waktu yang lebih panjang yaitu waktu

paparan 20 menit dengan target kematian 100 % dan buah salak tetap dalam

keadaan segar (tidak terjadi kerusakan pada buah).

Gambar 9. Pelaksanaan Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor

Heat Treatment/VHT) terhadap Mortalitas Lalat Buah

Bactrocera papayae stadia Telur Tua pada Buah Salak

Page 70: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 61

b. Kajian Skala Kecil Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment/VHT) terhadap Mortalitas Lalat Buah Bactrocera papayae pada Buah Naga

Berbeda dengan kajian VHT terhadap mortalitas lalat buah pada buah salak,

pada buah Naga menunjukkan waktu paparan (holding time) 0, 10, 20, 30,

40 dan 50 menit tidak ada lalat buah yang hidup (100 % mati). Hal ini

menunjukkan bahwa perlakuan VHT pada suhu 47,0 oC dan waktu paparan 0

menit sudah dapat mematikan 100 % lalat buah B. papayae. Berdasarkan hasil

kajian ini sebelum ke uji skala besar dan atau uji konfirmasi maka perlu ada

kajian simulasi suhu dan waktu paparan untuk mendapatkan kematian 100 %

lalat buah. Disarankan kajian perlakuan VHT terhadap mortalitas lalat buah

pada buah Naga menggunakan suhu dibawah 47,0 oC sehingga buah naga

tetap dapat dipertahankan kesegarannya.

Gambar 10. Pelaksanaan Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat

Treatment/VHT) terhadap Mortalitas Lalat Buah Bactrocera

papayae stadia Telur Tua pada Buah Naga

Page 71: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 62

c. Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment/VHT) terhadap

Kerusakan Buah Salak (Fruit Injury Test)

Berdasarkan hasil analisis terhadap untuk semua parameter yang diamati yaitu

berat buah (susut bobot), warna kulit buah, warna daging buah, kekerasan

daging buah dan kandungan gula (brix) tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara buah salak yang diperlakukan VHT dengan buah salak tanpa

perlakuan VHT (kontrol) sampai dengan pengamatan 7 hari setelah perlakuan

VHT. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan uap panas (VHT) pada suhu

47,0 oC, kelembaban 95 % dan waktu paparan (holding time) 20 menit pada

buah Salak Pondoh dapat mematikan 100 % lalat buah Bactrocera papayae

tanpa terjadi kerusakan pada buah. Oleh karena itu untuk membebaskan lalat

buah pada buah salak perlakuan uap panas (VHT) dapat digunakan sebagai

perlakuan karantina.

Pada pengamatan 14 hari setelah perlakuan VHT buah salak yang disimpan

pada suhu kulkas tidak menunjukkan perbedaan yang nyata untuk semua

parameter yang diamati kecuali susut berat buah. Berbeda dengan

penyimpanan buah pada suhu kulkas, penyimpanan buah pada suhu ruang

pada 14 hari setelah perlakuan VHT sebagian besar buah salak busuk. Hal ini

menunjukkan bahwa faktor suhu penyimpanan sangat berpengaruh terhadap

kesegaran dan kualitas buah.

Gambar 11. Pelaksanaan Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat

Treatment/VHT) terhadap Kerusakan Buah Salak

(Fruit Injury Test)

Page 72: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 63

d. Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor Heat Treatment/VHT) terhadap Kerusakan Buah (Fruit Injury Test) pada Buah Naga

Berdasarkan hasil analisis terhadap semua parameter yang diamati yaitu berat

buah (susut bobot), warna kulit buah, warna daging buah, kekerasan daging

buah dan kandungan kadar gula (brix) tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara buah naga yang diperlakukan VHT dengan buah naga tanpa perlakuan

VHT (kontrol). Hal ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan uap panas (VHT)

pada suhu 47,0 oC, kelembaban 95 % dan waktu paparan (holding time) 10

menit tidak menimbulkan kerusakan pada buah naga.

3) Rearing lalat buah

Selama tahun 2019 ada 4 spesies yang diperbanyak di laboratorium VHT Balai

Besar Peramalan OPT Jatisari adalah (1) Bactrocera papayae; (2) B. Carambolae;

(3) B. cucurbitae dan (4) B. albistrigata. Selain 4 spesies tersebut juga direaring

lalat buah yang berasal dari tanaman inang (host plant) buah salak Pondoh yang

diambil dari lapangan (Sleman, Yogyakarta). Hasil perbanyakan lalat buah selama

tahun 2019 telah digunakan untuk berbagai pengujian antara lain: (1) Uji

perkembangan lalat buah pada buah salak dan naga (uji pendahuluan); (2)

Perlakuan VHT terhadap mortalitas lalat buah pada buah salak; (3) Perlakuan VHT

terhadap mortalitas lalat buah pada buah naga; (4) Kajian disinfestasi lalat buah

dengan perlakuan iradiasi dan Kajian Hot Water Treatment (HWT) kerjasama

dengan Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP)

Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, serta (5) Uji host status buah nanas terhadap

perkembangan lalat buah.

Gambar 12. Pelaksanaan Kajian Perlakuan Uap Panas (Vapor

Heat Treatment/VHT) terhadap Kerusakan Buah

Naga (Fruit Injury Test)

Page 73: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 64

4) Uji Host Status Buah Nanas terhadap Lalat Buah

Kajian host status buah nanas terhadap perkembangan lalat buah spesies B.

papayae dan B. cucurbitae bertujuan untuk memastikan apakah buah nanas

sebagai inang lalat buah. Kajian ini dilaksanakan di laboratorium VHT pada bulan

Oktober-Desember 2019. Varietas buah nanas yang digunakan adalah Varietas

Cayene yang berasal dari Kabupaten Subang, Jawa Barat. Berat buah berkisar

600-1000 gram per buah. Metode infestasi telur lalat bua pada buah nanas untuk

kedua spesies lalat buah uji dilakukan secara alami. Siapkan 5 kurungan lalat buah

dewasa yang sudah siap bertelur (umur 14-28 hari seelah dewasa) masukkan 6

buah nanas per kurungan yang terdiri dari 3 buah nanas ditusuk dengan jarum

(jarum specimen serangga) dan 3 buah tanpa ditusuk dan dibiarkan selama 1 jam

dan 3 bauh nanas sebagai kontrol (tanpa infestasi lalat buah). Setelah peneluran

buah nanas disimpan secara individual pada suhu ruang hingga pengamatan

populasi larva instar ke-3 (6-7 hari) setelah peneluran.

Berdasarkan hasil pengamatan populasi larva dengan cara buah nanas dibelah

(dissecting) tidak ada larva yang ditemukan, baik larva hidup maupun yang mati

untuk kedua spesies lalat buah uji yaitu B. papayae dan B. cucurbitae. Hal ini

menujukkan bahwa kedua spesies lalat buah tersebut sampai saat ini buah nanas

bukan merupakan inangnya. Namun demikian untuk spesies lalat buah yang

lainnya perlu ada kajian lebih lanjut.

Gambar 13. Pelaksanaan Uji Host Status Buah Nanas terhadap

Perkembangan Lalat Buah di Laboratorium VHT

Page 74: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 65

C. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan BBPOPT

Indikator kinerja dari meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan BBPOPT adalah

(a). Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan BBPOPT yang terjadi berulang

dan (b). Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek

SAKIP sesuai Permenpan RB No. 12 Tahun 2015).

Tabel. 22. Capaian Indikator Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan BBPOPT

Capaian indikator jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan BBPOPT yang

terjadi berulang dan jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi

berulang adalah – (atau tidak ada data) karena pada tahun 2019 tidak ada pelaksanaan

audit pengelolaan keuangan oleh BPK dan audit/evaluasi implementasi SAKIP di

BBPOPT.

Pelaksanan evaluasi atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) pada tahun 2019 hanya dilaksanakan di tingkat Eselon I

(Direktorat Jenderal Tanaman Pangan). Penilaian SAKIP ini berdasarkan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun

2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah. Berdasarkan Kertas Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Unit

Kerja, SAKIP Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018 mendapatkan nilai 90,8 (predikat

AA/ sangat memuaskan) atau mencapai 106,82 % dari target indikator kinerja sebesar

85,0.

Kegiatan Pendukung Peningkatan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan BBPOPT

1. Pembinaan SPIP Oleh Tim Inspektorat Jenderal

Pembinaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) BBPOPT oleh Inspektur Jenderal

Kementan Bapak Justan Riduan Siahaan, Ak, M.Acc. Pembinaan SPI ini

dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2019 di Ruang Rapat Pertemuan I BBPOPT.

Kegiatan pembinaan SPI ini dihadiri oleh Kepala Balai Besar Peramalan OPT Dr. Ir.

Enie Tauruslina Amarullah, MP, Kepala Bagian Umum, Kepala Bidang Pelayanan

NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN No INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN

0 -

1 Meningkatnya akuntabilitas

kinerja di lingkungan BBPOPT 1

Jumlah temuan BPK atas pengelolaan

keuangan BBPOPT yang terjadi berulang 0 -

2

Jumlah temuan Itjen atas implementasi

SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP

sesuai Permenpan RB No. 12 Tahun 2015)

Page 75: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 66

Teknis, Informasi dan Dokumentasi, Pejabat Pembuat Komitmen, Eselon IV, dan

pegawai BBPOPT. Pada kegiatan ini Bapak Irjen menyampaikan materi tentang

Identifikasi Risiko dan Pengelolaan Aset. Selain itu, Pembinaan Sistem

Pengendalian Intern (SPI) dilakukan oleh dua orang auditor dari Inspektorat II yaitu

Ir. Sahala Sianturi, MM dan Wasis Budi Setyanto, SE, MM. Pembinaan SPI ini

merupakan bagian dari kegiatan Workshop Pendampingan dan Penyusunan

Laporan Keuangan dan BMN Tahun 2019. Pembinaan SPI ini berlangsung pada

tanggal 7 Oktober 2019 di Ruang Pertemuan I BBPOPT.

2. Pelaksanaan Audit Kinerja BBPOPT Oleh Inspektorat Jenderal

Sesuai dengan surat tugas No. B.0352/PW.130/G.3/07/2019 Tim Inspektorat

Jenderal yang dipimpin oleh Ir. Sahala Sianturi, MM selaku Pengendali Teknis dan

Abdussyahid, SP, MM sebagai Ketua Tim dengan anggota Felix Marcellinus, SP

dan Purnomo Ajie, SE, melaksanakan Audit Kinerja Kegiatan BBPOPT Tahun

Anggaran 2018. Audit Kinerja ini dilakukan dari tanggal 8 – 19 Agustus 2019 di

BBPOPT Jatisari.

Gambar 14. Pelaksanaan Audit Kinerja oleh Tim Itjen

3. Revaluasi Ulang Barang Milik Negara (BMN) oleh Tim Inspektorat Jenderal

Kegiatan Revaluasi Ulang Barang Milik Negara (BMN) dilaksanakan pada tanggal

19 - 26 Juni 2019.Tim Inspektorat II terdiri dari Meilani Anita Isabela,S.P., M.M.,

Zaelani Ahmad, S.P., Rina Utami, S.E., M.Ak., Supriyanto, S.E., M.M. dan Ir. Sahala

Sianturi S., M.M.

Tujuan Pelaksanaan Reviu atas Hasil Inventarisasi dalam rangka Revaluasi Ulang

BMN BBPOPT adalah memberikan keyakinan terbatas terhadap proses perbaikan

data inventarisasi BMN TA 2017-2018 telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang

Page 76: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 67

berlaku dan hasil pemeriksaan BPK atas Penilaian Kembali BMN TA 2017-2018

telah ditindaklanjuti.

Ruang Lingkup Pelaksanaan Reviu yaitu kegiatan perbaikan hasil inventarisasi

BMN TA 2017-2018 yang menjadi objek revaluasi sesuai pasal 5 Perpres Nomor 75

Tahun 2017 yaitu BMN yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015 dan

menjadi target penilaian kembali (Aset tanah sebanyak 12 NUP, Gedung dan

Bangunan sebanyak 26 NUP serta Irigasi sebanyak 3 NUP telah dilakukan

Inventarisasi dan Penilaian oleh KPKNL pada tahun 2018 dengan LHIP TA 2018

pada tanggal 22 Desember 2018.

Hasil Reviu:

Aset yang menjadi objek revaluasi 40 NUP senilai Rp. 160.009.563.000,- namun

yang dapat dilakukan revaluasi ulang pada TA 2019 sebanyak 39 NUP senilai

Rp 159.987.123.000,- berupa tanah sebanyak 12 NUP senilai Rp.

146.844.994.000,- seluas 166.752 m2, gedung dan bangunan 25 NUP senilai

Rp. 12.915.237.000,- dan jalan, irigasi serta jaringan sebanyak 2 NUP senilai Rp.

226.892.000,-.

Revaluasi ulang Tahun 2019 masih dalam proses pelaksanaan dan saat ini pada

tahap validasi dan verifikasi oleh KPKNL Purwakarta.

Aset irigasi berupa 1 unit bangunan penampung air baku sebanyak 1 NUP senilai

Rp. 22.440.000,- sesungguhnya tidak ada dan tidak dapat dilakukan revaluasi

ulang TA 2019. Hal ini karena adanya kesalahan pencatatan 1 unit aset irigasi

berupa banguna penampung air baku senilai Rp. 22.440.000,- dalam SIMAK

BMN satker, yang seharusnya dicatat sebagai aset peralatan dan mesin

BBPOPT sebagai akun peralatan dan mesin tandon air. Atas hal tersebut, pada

TA 2019 satker telah melakukan reklas pencatatan dari akun jaringan irigasi

bersamaan dengan pelaksanaan revaluasi ulang BMN TA 2019.

Rekomendasi:

Mengajukan surat mengupayakan percepatan proses verifikasi dan validasi

sebanyak 39 NUP senilai Rp 159.987.123.000,- kepada KPKNL Purwakarta

Melakukan monitoring dalam rangka revaluasi ulang atas aset tanah, gedung dan

bangunan serta irigasi sebanyak 39 NUP Rp 159.987.123.000,-.

Page 77: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 68

Tabel 23. Efisiensi penggunaan sumberdaya pada sasaran kegiatan meningkatnya

akuntabilitas kinerja di lingkungan BBPOPT

Berdasarkan Tabel di atas, rata-rata efisiensi penggunaan anggaran terhadap output

pada sasaran kegiatan meningkatnya implementasi rekomendasi peramalan

serangan OPT yang diberikan oleh BBPOPT pada tahun 2019 adalah sebesar 0,65

%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat efisiensi sebesar 0,65 % dalam pencapaian

sasaran kegiatan peningkatan kualitas layanan publik. BBPOPT dapat

mengoptimalkan anggaran yang telah dialokasikan untuk menghasilkan capaian

sasaran kegiatan yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan

semua kegiatan yang mendukung pelayanan publik BBPOPT telah dilaksanakan

secara efisien.

PENCAPAIAN KINERJA LAINNYA

1. PERINGKAT III LOMBA INOVASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI (TIK) TAHUN 2019

Lomba Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tahun 2019

diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian. Kategori yang dilombakan antara

lain : Aplikasi Layanan Publik, Aplikasi Layanan Internal, Inovasi Layanan/TIK

dan Website. Peserta lomba adalah Eselon I lingkup Kementerian Pertanian

dan SKPD lingkup pertanian provinsi, SKPD lingkup pertanian kabupaten/kota

dan UPT Pusat lingkup Kementerian Pertanian. Balai Besar Peramalan OPT

(BBPOPT) mengikuti lomba pada kategori website. Pendaftaran dilakukan pada

bulan Mei 2019.

1 Layanan Manajemen BMN Kegiatan 1 1 21.091.000 21.085.448 0,03

2 Layanan Manajemen Keuangan Paket 1 1 802.965.000 802.907.483 0,01

3 Rencana Anggaran BBPOPT Dokumen 1 1 42.660.000 42.630.007 0,07

4 Rencana Kerja BBPOPT Dokumen 1 1 451.671.000 447.055.626 1,02

5 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan BBPOPT Dokumen 1 1 31.642.000 31.641.571 0,00

6 Sistem Pengendalian Intern Laporan 1 1 34.407.000 34.322.358 0,25

7 Laporan Kegiatan BBPOPT Laporan 13 13 42.474.000 42.471.279 0,01

8 Laporan Kinerja Instansi Laporan 1 1 28.410.000 28.059.542 1,23

9 Pemantauan & Evaluasi Kegiatan Lapang Laporan 1 1 38.647.000 37.677.383 2,51

12 Pemagaran lahan kebun percobaan paket 2 2 844.647.000 833.136.533 1,36

0,65

No

Keluaran (Output) Volume Keluaran Anggaran (Rp)

Efisiensi

(%)Jenis Keluaran SatuanTarget Vol

Keluaran

(TVK)

Realisasi Vol

Keluaran

(RVK)

Pagu Anggaran per

Keluaran (PAK)

Realiasi Anggaran

per Keluaran (RAK)

RATA-RATA EFISIENSI

Page 78: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 69

Untuk kategori website, penilaian prakualifikasi meliputi : Kualitas Isi Situs Web,

Kualitas Fitur Situs Web dan Kinerja Situs Web. Hasil kualifikasi melanjutkan

pada tahap wawancara pada bulan Oktober 2019. Tim Juri yang berasal dari

Kementerian Komunikasi dan Informatika, Universitas Indonesia, Dewan TIK

Nasional, Ikatan Ahli Informatika Indonesia serta Himpunan Informatika

Pertanian Indonesia.

Wawancara ini merupakan Tahapan Akhir dari penilaian Tim Juri untuk 5 besar

masing-masing kategori “Website”. 5 besar yang masuk dalam tahap

wawancara ini adalah : (1.) Balai Besar Pengembangan Mekanisme

Pertanian, (2.) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, (3.) Balai

Besar Peramalan OPT Jatisari , (4.) Balai Besar Pengembangan Mutu

Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (5.) Dinas Ketahanan Pangan

Provinsi Riau.

Gambar 15. Penyerahan Penghargaan Juara III Lomba TIK Tahun 2019

2. PERINGKAT V LOMBA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK (KIP) 2019

Keterbukaan informasi merupakan salah satu keharusan bagi badan publik

dalam menyelenggarakan kegiatan didalamnya. Sejak ditetapkannya Undang-

undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008, secara bertahap

Badan Publik telah menerapkan Undang-undang tersebut. Kementerian

Pertanian pun menjawab hal tersebut dengan dikukuhkannya Pejabat

Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) sejak tahun 2011 bersama

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2011 yang pada tahun 2016 ini

telah direvisi dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 Tahun 2016.

una memberikan apresiasi UK/UPT Lingkup Kementerian Pertanian yang telah

membuka informasi publik melalui situs web secara transparan, maka

Page 79: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 70

dilaksanakan Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik Lingkup

Kementerian Pertanian Tahun 2019. Tahapan kegiatan pemeringkatan KIP

sebanyak 2 tahap, yaitu tahap 1 yang terdiri dari: Kuesioner Penilaian Mandiri

(Self Assesment Questionnaire), Verifikasi Website, dan Verifikasi Portal PPID.

Penilaian ini meliputi pemanfaatan Portal PPID diantaranya aplikasi Silayan

dalam pelayanan permohonan informasi publik, pengisian link di menu

transparansi kinerja, minimal 5 (lima) tahun terakhir dan pengisian dokumen

informasi publik di dalam aplikasi Sidado (Database Dokumen) masing-masing

5 (lima) tahun terakhir diantaranya Program (Rencana Kerja Tahunan dan

Rencana Strategis), Anggaran (Laporan Keuangan dan DIPA), Kinerja

(Laporan Tahunan dan LAKIP/ LAKIN) , Laporan PPID (Laporan Bulanan PPID

dan Laporan Tahunan PPID) serta Surat Keputusan (SK) PPID UK/UPT.

Tim Penilai yang terdiri dari Zaim Uchrowi, Astrid Debora dan Kepala Bagian

Pengelolaan Informasi Publik, melakukan pengecekan dokumen informasi

publik yang dikuasai BBPOPT dan kelengkapan counter layanan serta sarana

dan prasarananya dimana masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki.

Dalam pemeringkatan KIP ini, Kementan membagi dalam tiga kategori

berdasarkan eselon, yaitu, Kategori Eselon I, Kategori Eselon II dan Kategori

Eselon III. Untuk Kategori eselon II peringkat pertama diraih oleh Balai Besar

Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan

peringkat kedua, di peringkat ketiga Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang,

Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan di peringkat

keempat dan peringkat kelima oleh BBPOPT.

Gambar 16. Piagam Penghargaan Lomba Pemeringkatan Keterbukaan

Informasi Publik Lingkup Kementan Tahun 2019

Page 80: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 71

3.2. REALISASI ANGGARAN

Dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan peramalan serangan organisme

pengganggu tumbuhan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

(BBPOPT) pada Tahun Anggaran 2019 telah dialokasikan anggaran sebesar

Rp. 22.542.446.000,-. Capaian realisasi serapan anggaran BBPOPT per tanggal 31

Desember 2019 adalah sebesar Rp. 19.762.253.472,- atau sebesar 87,67 %.

Pagu dan realisasi anggaran berdasarkan pengelompokan jenis belanja adalah

sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai mempunyai anggaran sebesar Rp. 6.515.642.000,- atau

28,90% dari total anggaran BBPOPT. Realisasi penggunaan anggaran

Rp. 5.533.878.158,- atau capaian 84,93% dibandingkan pagu anggaran.

b. Belanja Barang mempunyai anggaran sebesar Rp. 10.268.704.000,- atau

45,55% dari total anggaran BBPOPT. Realisasi penggunaan anggaran

Rp. 10.069.630.145,- atau capaian 98,06% dibandingkan pagu anggaran.

c. Belanja Modal mempunyai anggaran sebesar Rp. 5.758.100.000,- atau 25,54%

dari total anggaran BBPOPT. Realisasi penggunaan anggaran

Rp. 4.158.745.169,- atau capaian 72,22% dibandingkan pagu anggaran.

Tabel 24. Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja

Pagu dan realisasi anggaran berdasarkan pengelompokkan output adalah sebagai

berikut:

a. Model Peramalan OPT mempunyai anggaran sebesar Rp. 6.714.989.000,- atau

29,78 % dari total anggaran BBPOPT. Realisasi serapan anggaran

Rp. 6.683.781.680,- atau capaian 99,54 % dibandingkan pagu anggaran.

b. Layanan Sarana dan Prasarana Internal mempunyai anggaran sebesar

Rp. 6.575.910.000,- atau 29,17 % dari total anggaran BBPOPT. Realisasi serapan

anggaran Rp. 4.834.325.577,- atau capaian 73,52% dibandingkan pagu anggaran.

(Rp) (%)

1 Belanja Pegawai 6.515.642.000 5.533.878.158 84,93

2 Belanja Barang 10.268.704.000 10.069.630.145 98,06

3 Belanja Modal 5.758.100.000 4.158.745.169 72,22

22.542.446.000 19.762.253.472 87,67

RealisasiNo Jenis Belanja Pagu

Jumlah

Page 81: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 72

c. Layanan Perkantoran mempunyai anggaran sebesar Rp. 9.251.547.000,- atau

41,04 % dari total anggaran BBPOPT. Realisasi serapan anggaran

Rp. 8.244.146.215,- atau capaian 89,11 % dibandingkan pagu anggaran.

Tabel 25. Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Output

Tabel 26. Perbandingan Realisasi Anggaran BBPOPT Tahun 2018 dan 2019

Berdasarkan perbandingan realisasi serapan anggaran Tahun 2019 dengan Tahun

2018 menunjukan bahwa realisasi serapan anggaran Tahun 2019 mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 95,85% menjadi 87,67 % di tahun 2019.

Berikut ini penyebab serapan anggaran BBPOPT di tahun 2019 hanya mencapai

87,67 % :

a. Adanya perpindahan/mutasi SDM ke luar BBPOPT yang menyebabkan alokasi

gaji dan tunjangan tidak terserap secara maksimal.

Jumlah pegawai PNS yang ada di BBPOPT sampai dengan bulan Desember 2019

yang mendapatkan gaji dan tunjangan sebanyak 79 pegawai (data aplikasi GPP

2019). Sedangkan pada tahun 2018 pegawai yang mendapatkan gaji dan

tunjangan sebanyak 84 pegawai (data aplikasi GPP 2018). Jumlah pegawai ASN

pada tahun 2019 lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pegawai ASN pada

tahun 2018, hal ini disebabkan pada tahun 2019 ada pegawai yang pensiun,

pindah/mutasi dan meninggal. Serta ada 2 orang pegawai BBPOPT yang gajinya

masih dari Satker TP dan Sumbar.

(Rp) (%)

1 Model Peramalan 6.714.989.000 6.683.781.680 99,54

2 Layanan Internal 6.575.910.000 4.834.325.577 73,52

3 Layanan Perkantoran 9.251.547.000 8.244.146.215 89,11

22.542.446.000 19.762.253.472 87,67

No Output PaguRealisasi

Jumlah

No Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%)

1 2018 16.068.446.000 15.401.456.576 95,85

2 2019 22.542.446.000 19.762.253.472 87,67

Page 82: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 73

Tabel 27. Pegawai yang Pensiun, Pindah/Mutasi dan Meninggal Tahun 2019

No Nama Pegawai Status

1. Wahyudin Pensiun

2. Ir. Lilik Retnowati Pindah/Mutasi

3. Sujiono, S.P Pindah/Mutasi

4. Bery Budhiarsa Agustina, S.P Pindah/Mutasi

5. Urip Slamet Riyadi Meninggal

b. Realisasi pembelian lahan sawah

Luas lahan sawah milik petani yang rencana dibebaskan adalah seluas 30.725 m2.

Sampai akhir tahun anggaran, luas lahan sawah yang bisa dilakukan pembebasan

seluas 24.589 m2 dengan rincian terlampir. Adapun penyebab tidak bisa terealisasi

seluruhnya adalah sebagai berikut:

- Proses selesainya pengguguran bintang dari DJA Kemenkeu baru pada bulan

Juli 2019, sehingga proses pembebasan lahan menjadi sangat pendek

waktunya.

- Pemilik lahan tanah/sawah bukan merupakan petani setempat dan sebagian

besar berdomisili di luar kota.

- Penelusuran keabsahan dokumen tanah di BPN Karawang memerlukan waktu

lama.

- Dokumen tanah yang ada di beberapa pemilik tercecer di lokasi yang berlainan

sehingga perlu waktu untuk penelusuran dan pengumpulan.

- Terdapat beberapa dokumen yang tidak sah/valid menurut notaris sehingga

harus dibatalkan proses pembebasannya.

- Beberapa dokumen yang dalam sengketa sehingga proses pembelian tanah

tidak dapat dilanjutkan daripada menimbulkan potensi hukum di kemudian hari.

Tabel 28. Rincian Pembelian Lahan Sawah Yang Terealisasi Tahun 2019

No Nama Pemilik Jumlah Dokumen Alamat Luasan (m2)

1 Akbar Ali Amin 9 Sertifikat Jakarta 6.262

2 Fatimah 3 Sertifikat Jakarta 2.088

3 Daly Saputra 3 AJB Karawang 7.830

4 Eem Binti Aris 2 Sertifikat Bandung 5.740

5 Een Nuraeni 1 Sertifikat dan AJB Kotabaru 2.669

24.589 Jumlah

Page 83: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 74

Tabel 29. Efisiensi Kegiatan BBPOPT Tahun 2019

Semakin sedikit anggaran yang digunakan untuk mencapai indikator kinerja yang

maksimal, maka nilai efisiensi semakin tinggi. Jika rasio penggunaan anggaran lebih

rendah dari rasio pagu anggaran untuk menghasilkan satu (1) satuan capaian output

kegiatan, maka menunjukkan penggunaan anggaran yang efisien. Berdasarkan

perhitungan menggunakan rumus di atas, efisiensi rata-rata pada capaian kegiatan

BBPOPT adalah sebesar 3,42 %. Kegiatan dengan nilai efisiensi tertinggi yaitu pada

kegiatan pengamanan produksi tanaman pangan dengan besaran efisiensi 25,0 %.

1 Rencana Kerja Akreditasi ISO 17025 Dokumen 1 1 162.970.000 162.882.864 0,05

2 Pameran Pembangunan Pertanian Pameran 4 4 80.796.000 80.727.150 0,09

3 Layanan Publikasi Cetak Judul 18 18 120.660.000 120.575.000 0,07

4 Pengembangan Perpustakaan Paket 1 1 23.225.000 23.104.000 0,52

5 Website BBPOPT Paket 1 1 31.790.000 31.772.000 0,06

6 Siaran Radio dan TV Paket 6 6 131.004.000 130.903.500 0,08

7 Layanan manajemen kepegawaian Kegiatan 2 2 34.843.000 34.842.400 0,00

8 Pengadaan alat pengolah data unit 19 19 106.100.000 104.447.650 1,56

9 Pengadaan peralatan dan mesin unit 12 13 85.053.000 83.406.000 9,48

10 Pemeliharaan Gedung dan Bangunan paket 1 1 708.910.000 579.041.537 18,32

11 Pengadaan tanah (sawah percobaan) m2 30725 24589 4.831.200.000 3.234.293.857 16,35

12 Pemagaran lahan kebun percobaan paket 2 2 844.647.000 833.136.533 1,36

13 Pengamanan produksi tanaman pangan Kab 21 28 770.581.000 770.565.489 25,00

14Pengamatan keadaan lapang OPT

tanaman panganData 60 62 213.685.000 213.684.100 3,23

15 Workshop P3OPT & Agens Hayati Org 90 91 516.754.000 516.746.811 1,10

17 Bahan operasional laboratorium Lab 8 8 713.357.000 694.776.356 2,60

18 Perbanyakan isolat dan produk APH Test tube 7000 7461 135.872.000 135.868.065 6,18

19Pengembangan peramalan OPT Pangan

Spesifik LokasiProv 16 18 168.034.000 167.945.000 11,16

20 Pengembangan Teknologi P3OPT Model 15 15 516.603.000 514.938.216 0,32

21 Workshop Evaluasi peramalan OPT PanganKegiatan 2 2 178.295.000 178.275.748 0,01

22 Pemantauan dan Evaluasi Mutu LPHP LPHP 5 5 15.012.000 15.002.111 0,07

23 Layanan Manajemen BMN Kegiatan 1 1 21.091.000 21.085.448 0,03

24 Layanan Manajemen Keuangan Paket 1 1 802.965.000 802.907.483 0,01

25 Rencana Anggaran BBPOPT Dokumen 1 1 42.660.000 42.630.007 0,07

26 Rencana Kerja BBPOPT Dokumen 1 1 451.671.000 447.055.626 1,02

27 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan BBPOPT Dokumen 1 1 31.642.000 31.641.571 0,00

28 Sistem Pengendalian Intern Laporan 1 1 34.407.000 34.322.358 0,25

29 Laporan Kegiatan BBPOPT Laporan 13 13 42.474.000 42.471.279 0,01

30 Laporan Kinerja Instansi Laporan 1 1 28.410.000 28.059.542 1,23

31 Pemantauan & Evaluasi Kegiatan Lapang Laporan 1 1 38.647.000 37.677.383 2,51

3,42Rata-rata Efisiensi

Pagu Anggaran per

Keluaran (PAK)

Realiasi Anggaran

per Keluaran (RAK)

No

Keluaran (Output) Volume Keluaran Anggaran (Rp)Efisiensi

(%)Jenis Keluaran SatuanTarget Vol

Keluaran

(TVK)

Realisasi Vol

Keluaran

(RVK)

Page 84: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 75

Tingginya efisiensi ini disebabkan dengan anggaran yang tersedia sebesar Rp

770.581.000,- untuk 21 Kab/kota yang direncanakan, realisasi pengamanan produksi

sampai akhir tahun 2019 dapat mencapai 28 Kab/Kota dengan serapan anggaran

Rp. 770.566.489,-. Secara umum, efisiensi pelaksanaan kegiatan tersebut

disebabkan oleh efektivitas pelaksanaan kegiatan di lapangan dan pengelolaan

anggaran secara tepat guna serta didukung manajemen SDM yang optimal. Nilai

efisiensi ini juga menjelaskan bahwa BBPOPT mampu untuk mengoptimalkan

sumber daya anggaran yang telah dialokasikan untuk menghasilkan capaian indikator

kinerja.

Hambatan dan Kendala

Pelaksanaan kinerja Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Tahun 2019 masih mengalami hambatan/kendala, sehingga pencapaian target

sasaran strategis belum seluruhnya tercapai. Dalam rangka meningkatkan kinerja

pada pada masa mendatang, maka perlu diketahui faktor yang menjadi hambatan

dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2019.

Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

a. Jumlah dan kompetensi SDM pelaksana yang belum memadai

b. Kurangnya kesadaran pemanfaatan angka ramalan oleh para pemangku

kepentingan, sehingga angka serangan untuk beberapa OPT masih di atas

angka ramalan.

c. Layanan organisasi tidak hanya melibatkan dan mengandalkan beberapa

personel tertentu dan tidak menjadi kesadaran semua elemen di Balai, yang

menjadikan pencapaian sasaran IKM masih di bawah target.

Upaya Tindak Lanjut

Tindaklanjut yang telah dan perlu terus dilakukan dalam upaya perbaikan

pelaksanaan kegiatan ke depan adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kapasitas SDM dengan mengikutsertakan pelatihan/training sesuai

dengan bidang keahlian dan tupoksi.

b. Sosialisasi dan bimbingan peramalan OPT secara lebih intensif dan terstruktur.

c. Sosialisasi dan internalisasi layanan publik BBPOPT kepada semua elemen

yang ada di BBPOPT

Page 85: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 76

BAB IV. PENUTUP

Berdasarkan hasil evaluasi atas capaian dan akuntabilitas kinerja BBPOPT tahun 2019,

dari enam indikator kinerja, satu indikator diantaranya dapat tercapai dengan kategori

berhasil, tiga indikator masuk dalam kategori cukup berhasil dan dua indikator lainnya tidak

ada data karena pelaksanaannya tidak di tingkat UPT. Satu indikator yang masuk kategori

berhasil adalah indikator IKM layanan publik BBPOPT. Indikator yang termasuk kategori

cukup berhasil adalah indikator indikator rasio luas serangan OPT tanaman padi yang

terjadi terhadap luas serangan yang diramalkan, rasio luas serangan OPT tanaman jagung

yang terjadi terhadap luas serangan yang diramalkan dan rasio luas serangan OPT

tanaman kedelai yang terjadi terhadap luas serangan yang diramalkan. Kinerja serapan

anggaran APBN BBPOPT Tahun 2019 terealisasi sebesar Rp. 19.762.253.472,- atau

sebesar 87,67 % dari pagu anggaran.

Beberapa upaya perbaikan untuk pencapaian sasaran untuk tahun berikutnya adalah

sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM/petugas pelaksana pelayanan melalui

pengikutsertaan dalam kegiatan pelatihan, workshop, updating, inhouse training dan

kegiatan lainnya.

2. Koordinasi lebih intensif antara BBPOPT dengan Dinas Pertanian Provinsi maupun

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam implementasi rekomendasi hasil peramalan dan

tindaklanjut pengendalian OPT sesuai hasil peramalan.

3. Sosialiasi dan bimbingan teknis peramalan OPT secara lebih terstruktur dalam rangka

penerapan rekomendasi tindaklanjut hasil ramalan.

4. Akselerasi pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran dalam rangka mendukung

optimalisasi realisasi serapan anggaran.

Page 86: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019 77

Page 87: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

78

Lampiran 1. Distribusi SDM BBPOPT pada Tahun 2019 Menurut Golongan, Jenis Kelamin dan Pendidikan

Kepala

Balai

Bagian

Umum

Bidang

Program

dan

Evaluasi

Bidang

Pelayanan

Teknis,

Informasi dan

Dokumentasi

Kelompok

Jabatan

Fungsional

A 1 1

B 2 2 4

C 1 7 8

D 4 1 3 8

A 3 3 2 4 12

B 8 2 5 6 21

C 1 2 10 13

D 3 2 2 4 11

A 1 1

B 1 1 2

C 0

D 0

E 0

L 58

P 23

S2 1 1 1 3 6

S1 4 2 5 12 23

D4 1 1

SM 0

D3 1 9 10

D2 0

D1 0

SMA 15 5 7 13 40

SMP 1 1

SD 0

Jenis

Kelamin

Pendidikan

Golongan, jenis

kelamin dan

pendidikan

GOL II

GOL III

GOL IV

Jumlah

(Orang)

Distribusi SDM (Orang)

81

81

81

Page 88: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

79

Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2019

Page 89: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

80

lanjutan

Page 90: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

81

Lampiran 3. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2019

Page 91: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

82

lanjutan

Page 92: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

83

Lampiran 4. Realisasi Fisik Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2019

Vol Satuan Vol %

1768.007 Model Peramalan OPT

051 Menyusun kebijakan program dan anggaran pengembangan peramalan

OPT

A Rencana Anggaran BBPOPT 2020 1 Laporan 1 100

B Rencana Kerja BBPOPT 1 Laporan 1 100

C Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan BBPOPT 1 Laporan 1 100

D Rencana Kerja Akreditasi ISO 17025 1 Laporan 1 100

E Pengamanan Produksi Tanaman Pangan 21 Kab 28 133,3

052 Melaksanakan Bimbingan dan Sosialisasi Pengembangan Informasi Data

Peramalan OPT

A Pengamatan Keadaan Lapang OPT Tanaman Pangan 60 Data 62 103,3

B UPSUS Peningkatan Produksi Pajale Tahun 2019 1 Laporan 1 100

C Pameran Pembangunan Pertanian 4 Pameran 4 100

D Layanan bahan publik cetak 18 Judul 18 100

E Pengembangan perpustakaan BBPOPT 1 Paket 1 100

F Website BBPOPT,PPID/KIP 1 Paket 1 100

G Siaran Radio dan Televisi 6 Paket 6 100

H Workshop P3OPT 2 Keg 2 100

I Layanan Manajemen Kepegawaian 2 Keg 2 100

J Layanan Manajemen BMN 1 Keg 1 100

K Pelatihan Agensia Hayati 1 Keg 1 100

L Layanan Manajemen Keuangan 1 Paket 1 100

053 Melaksanakan Pengembangan Teknologi Pengamatan dan Pendalian

OPT

A Bahan Operasional Laboratorium Pengelolaan Balai Besar Peramalan

OPT

8 Lab 8 100

B Perbanyak Isolat Dan Produk Agens Pengendali Hayati 7.000 Testube 7.461 106,6

C Peramalan OPT Pangan Tingkat Nasional dan Spesifik Lokasi 16 Prov 18 112,5

D Workshop Evaluasi peramalan OPT Pangan 2 Keg 2 100

E Pengembangan Teknologi Pengamatan Peramalan dan Pengendalian

OPT

15 Kajian 15 100

054 Melaksanakan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan

Pengembangan Peramalan OPT

A Sistem Pengendalian Internal (SPI) 1 Laporan 1 100

B Laporan Kegiatan BBPOPT (Bulanan dan Tahunan) 13 Laporan 13 100

C Laporan Kegiatan Instansi 1 Laporan 1 100

No Program/Kegiatan/KomponenTarget Fisik Realisasi Fisik

Page 93: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

84

lanjutan

Vol Satuan Vol %

D Pemantauan, Evaluasi Mutu Laboratorium PHP dan Agens Hayati 5 Lab 5 100

E Pemantauan dan evaluasi kegiatan lapang BBPOPT 1 Laporan 1 100

1768.951 Layanan Internal

051 Pengadaan Alat Pengolah Data

A Pengadaan Alat Pengolah Data 19 Unit 19 100

052 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

A Pengadaan Peralatan dan Mesin 12 Unit 13 108,3

054 Pembangunan/Renovasi Gedung dan Bangunan

A Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 1 Paket 1 100

B Pengadaan Tanah (Lahan Sawah) 30.725 m2 24.589 80

C Pemagaran Lahan Kebun Percobaan dan Pembuatan Tangga Disabilitas 2 Paket 2 100

1768.994 Layanan Perkantoran 12 bulan 0

001 Gaji dan Tunjangan

A Pembayaran Gaji dan Tunjangan 1 tahun 1 100

B Lembur Pegawai 1 tahun 1 100

002 Operasional dan pemeliharaan kantor

A Perbaikan peralatan kantor 156 Unit 156 100

B Langganan Daya dan Jasa 12 bulan 12 100

C Operasional pakaian dinas pegawai 190 Stel 190 100

D Operasional Perkantoran dan Pimpinan 12 bulan 12 100

No Program/Kegiatan/KomponenTarget Fisik Realisasi Fisik

Page 94: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

85

Lampiran 5. Pengujian Sampel di Laboratorium Agens Hayati

No No Sampel Target Hasil

1 10/AH/I/2019 Cendawan Trichoderma sp 5 X 104 CFU/ml

2 11/AH/I/2019 Cendawan Trichoderma sp 1,6 X 108 konidia/gram

3 11/AH/I/2019 Bakteri Paenibacillus polymyxa 3 X 1010 CFU/ml

4 13/AH/I/2019 Bakteri Paenibacillus polymyxa 8,5X 1010 CFU/ml

5 14/AH/I/2019 Bakteri Pseudomonas fluorescens 5X 103 CFU/ml

6 15/AH/I/2019 Bakteri Bacillus substilis 2,5X 109 CFU/ml

7 20/AH/I/2019 Bakteri Paenibacillus polymyxa 0 CFU/ml

8 21/AH/I/2019 Bakteri Pseudomonas fluorescens 0 CFU/ml

9 29/AH/3I/2019 Bakteri Paenibacillus polymyxa 5 X 108 CFU/ml

10 35/AH/I/2019 Bakteri Paenibacillus polymyxa 5 X 108 CFU/ml

11 36/AH/I/2019 Cendawan Beauveria bassiana 2,8 X 108 Konidia/ml

12 95/AH/XI/2019 Cendawan Beauveria bassiana 8,52 x 108Spora/ml

13 96/AH/XI/2019 Cendawan Beauveria bassiana 1,48 x 109Spora/ml

14 97/AH/XI/2019 Cendawan Beauveria bassiana 8,52 x 108Spora/ml

15 98/AH/XI/2019 Cendawan Beauveria bassiana 7,36 x 108Spora/ml

16 99/AH/XI/2019 Cendawan Beauveria bassiana 1,59 x 109Spora/ml

17 100/AH/XI/2019 Cendawan Beauveria bassiana 1,47 x 109Spora/ml

18 101/AH/XI/2019 Cendawan Beauveria bassiana 1,2 x 109 Spora/ml

Page 95: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

86

Lampiran 6. Pengujian Sampel di Laboratorium Fitopatologi

Positif

Ditemukan Colletotrichum

gloeosporioides

Negatif

Ditemukan Alternaria

alternata

Negatif

Ditemukan Cladosporium sp

4 09/FITO/I/2019 H008/F/I/2019 Pepaya (tanah) TanahDitemukan koloni bakteri

berwarna kuning cembung

Positif

Ditemukan koloni berwarna

putih susu, cembung dan

besar

Positif

Ditemukan konidia

Pyricularia oryzae

Pada daun yang terifeksi

hawar keluar oose bakteri

Positif

Ditemukan konidia

Pyricularia oryzae

Pada bagian batang

menghitam dan Fusarium

sp. pada bagian buku

batang yang patah

Positif

Koloni bakteri berwarna

putih susu.

Hasil pengujian KOH = gram

(-)

Positif

Ditemukan konidia

Alternaria sp

Positif

Ditemukan kumpulan miselia

yang diduga adalah miselia

Rhizoctonia solani

No Sampel

9 62/FITO/VI/2019 P044/F/VI/2019Timun Melon

(Daun)

Terdapat bercak daun

berwarna coklat di bagian ujung

daun yang dikelilingi halo

kekuningan

10 82/FITO/VIII/2019 P045/F/VIII/2019 Padi (rumpun)

Pada bagian pelepah batang

terdapat hawar tidak beraturan

berwarna coklat. Anakan pada

malai tidak membuka sempurna

7 52/FITO/IV/2019 P042/F/IV/2019 Padi (rumpun)

Pada bagian batang tanaman

terdapat busuk hitam dan

sebagian buku pada batang

patah

8 61/FITO/VI/2019 P043/F/IVI/2019 Padi (rumpun)

Pada bagian pangkal batang

tanaman terdapat busuk basah

dan tercium bau busuk dari

mikroba

5 28/FITO/II/2019 P040/F/II/2019 Padi (daun)

Pada bagian daun terdapat

bercak berbentuk bulat lonjong

berwarna oranye kemerahan

dan memanjang seperti meteor

jatuh

6 51/FITO/IV/2019 P041/F/IV/2019 Padi (rumpun)

Pada bagian daun terdapat

bercak coklat berbentuk belah

ketupat, juga terdapat hawar

daun disepanjang tulang daun

2 07/FITO/I/2019 H006/F/I/2019 Pepaya (batang)

Pada bagian batang terdapat

busuk kering pada bagian

pangkal batang berdekatan

dengan daun

3 08/FITO/I/2019 H007/F/I/2019 Pepaya (batang)

Pada pangkal batang terdapat

busuk berwarna coklat

kehitaman

No Kode Nama sampel Gejala Hasil Identifikasi

1 06/FITO/I/2019 H005/F/I/2019 Pepaya (buah)Pada bagian buah terdapat

bercak berwarna hitam yang

diselubungi seperti benang putih

Page 96: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

87

Lanjutan

Positif

Ditemukan konidia

Sclerotium oryzae

Positif

Jamur Fusarium root rot

(Fusarium sp. )

Positif

Jamur Fusarium sp

Positif

Jamur Fusarium sp.

Positif

Jamur Fusarium sp

16 103/FITO/X/2019 P051/F/XI/2019 Rumput bergejalaRumput terdapat noda-noda

putih keabuan

Ditemukan dua jenis

Penicillium sp. dan dua jenis

Aspergillus sp.

Positif

Jamur blas (Pyricularia

oryzae) dan busuk pelepah

(Sarocladium oryzae)

Hasil IdentifikasiNo Kode No Sampel Nama sampel Gejala

15 94/FITO/X/2019 P050/F/X/2019Tanaman

bawang merahTanaman layu

17106-

107/FITO/XI/2019P053/F/XI/2019 Tanaman Padi

Terdapat bercak belah ketupat

pada daun dan busuk pada

pelepah, serta tanaman

pertumbuhannya terhambat

13 92/FITO/X/2019 P048/F/X/2019Tanaman

bawang merahTanaman layu

14 93/FITO/X/2019 P049/F/X/2019Tanaman

bawang merahTanaman layu

11 83/FITO/VIII/2019 P046/F/VIII/2019 Padi (rumpun)Pada bagian batang tanaman

terdapat busuk berwarna hitam

12 84/FITO/IX/2019 P047/F/IX/2019 Umbi ubi jalar

Umbi keras dengan kulit tidak

normal dan jika dibelah umbi

terdapat noda-noda coklat dan

keras

Page 97: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

88

Lampiran 7. Pengujian Sampel di Laboratorium PCR

No No Sampel Jenis Hasil

1 01/PCR/1/2019 Virus KR Type 2 Negatif

KH Negatif

2 02/PCR/1/2019 Virus KR Type 2 Negatif

KH Negatif

3 16/PCR/1/2019 Bakteri Isolat Positif Bakteri Universal

4 17/PCR/1/2019 Bakteri Isolat Negatif Bakteri Universal

5 18/PCR/1/2019 Bakteri Isolat Positif Bakteri Universal

6 19/PCR/1/2019 Bakteri Isolat Positif Bakteri Universal

7 23/PCR/1/2019 Virus KR Type 2 Negatif

KH Negatif

8 24/PCR/1/2019 Virus KR Type 2 Negatif

KH Negatif

9 25/PCR/1/2019 Virus KR Type 2 Negatif

KH Negatif

10 26/PCR/2/2019 Virus KR Type 2 Negatif

KH Negatif

11 27/PCR/2/2019 Virus KR Type 2 Negatif

KH Negatif

12 30/PCR/2/2019 Virus KR Type 2 Positif

KH Negatif

13 31/PCR/2/2019 Virus KR Type 2 Positif

KH Positif

14 32/PCR/2/2019 Virus KR Type 2 Positif

KH Positif

15 33/PCR/2/2019 Virus KR Type 2 Negatif

KH Positif

16 34/PCR/2/2019 Virus KR Type 2 Positif

KH Positif

17 37/PCR/3/2019 Virus KR Type 2 Negatif

KH Negatif

18 38/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Negatif Cendawan Sarocladium

oryzae

19 39/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Negatif Cendawan Sarocladium

oryzae

20 40/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Negatif Cendawan Sarocladium

oryzae

Page 98: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

89

Lanjutan

No No Sampel Jenis Hasil

21 41/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Negatif Cendawan Sarocladium

oryzae

22 42/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Negatif Cendawan Sarocladium

oryzae

23 43/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Positif Cendawan Sarocladium

oryzae

24 44/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Positif Cendawan Sarocladium

oryzae

25 45/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Positif Cendawan Sarocladium

oryzae

26 46/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Positif Cendawan Sarocladium

oryzae

27 47/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Positif Cendawan Sarocladium

oryzae

28 48/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Positif Cendawan Sarocladium

oryzae

29 49/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Positif Cendawan Sarocladium

oryzae

30 50/PCR/3/2019 Cendawan Sarocladium

oryzae

Positif Cendawan Sarocladium

oryzae

31 53/PCR/4/2019 Virus KR Type 2 Positif

KH Negatif

32 54/PCR/4/2019 Virus KR Type 2 Positif

KH Negatif

33 55/PCR/4/2019 Virus vektor WBC KR Type 2 Positif

KH Negatif

34 57/PCR/4/2019 Bakteri Positif Bakteri BGR

(Burkholderia glumae)

35 58/PCR/4/2019 Bakteri isolat Positif Bakteri Universal

36 59/PCR/4/2019 Bakteri isolat Positif Bakteri Universal

37 61/PCR/6/2019 Virus KR Positif

KH Negatif

38 62/PCR/6/2019 Bakteri Erwinia Erwinia bp Positif

39 63/PCR/6/2019 KHKR KR Negatif

KH Negatif

40 64/PCR/6/2019 KHKR KR Positif

KH Negatif

41 65/PCR/6/2019 KHKR KR Positif

KH Negatif

Page 99: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

90

Lanjutan

No No Sampel Jenis Hasil

42 66/PCR/6/2019 KHKR KR Negatif

KH Negatif

43 67/PCR/6/2019 KHKR KR Negatif

KH Negatif

44 68/PCR/7/2019 Virus Gemini Virus Gemini Negatif

45 69/PCR/7/2019 KHKR KR Positif

46 70/PCR/7/2019 KHKR KR Negatif

47 71/PCR/7/2019 KHKR KR Negatif

KH Positif

48 72/PCR/7/2019 KHKR KR Negatif

KH Negatif

49 73/PCR/7/2019 KHKR KR Negatif

KH Negatif

50 74/PCR/7/2019 KHKR KR Negatif

KH Negatif

51 75/PCR/7/2019 KHKR KR Negatif

KH Negatif

52 76/PCR/7/2019 KHKR KR Positif

KH Negatif

53 77/PCR/7/2019 KHKR KR Positif

KH Negatif

54 78/PCR/7/2019 KHKR KR Negatif

KH Negatif

55 79/PCR/7/2019 KHKR KR Positif

KH Negatif

56 80/PCR/7/2019 KHKR KR Positif

KH Negatif

57 81/PCR/7/2019 KHKR KR Negatif

KH Negatif

58 88/PCR/9/2019 Nematoda Positif

59 89/PCR/9/2019 BGR Positif

60 108/PCR/11/2019 KHKR, fungi A Sarocladium Positif

B KH Negatif

61 109/PCR/11/2019 KHKR C KH Negatif

C KR Negatif

B KR Negatif62 110/PCR/11/2019 Virus Gemini Virus Gemini Negatif

Page 100: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

91

Lampiran 8. Bimbingan Teknis P3OPT Tahun 2019

No Lokasi Petugas Uraian Kegiatan

1Palembang, Sumatera

SelatanYadi Kusmayadi

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

2Semarang, Jawa

TengahIr. Mustaghfirin

Bimtek Pengelolaan Hama Wereng Batang

Coklat dan Tikus pada Tanaman Padi

3Pontianak,

Kalimantan BaratYadi Kusmayadi

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

4 Subang, Jawa Barat Cahyadi IrwanBimbingan Pengamatan Pengendalian OPT

Padi

5Purwakarta, Jawa

BaratNanar A. Cahyana

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

6 Subang, Jawa Barat Cahyadi IrwanBimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

7Seruyan, Kalimantan

Tengah

Wayan Murdita,

Cahyadi Irwan

Bimbingan Pengamatan Pengendalian OPT

Padi

8Paser, Kalimantan

TimurDedi Darmadi Bimbingan Teknis Pengendalian OPT Pangan

9 Bekasi, Jawa BaratAnton Yustiano, Dedi

Darmadi

Bimbingan Pengamatan Pengendalian OPT

Padi

10 Bekasi, Jawa Barat TuryadiBimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

11 Karawang, Jawa BaratDianto Momon

Sumono

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

12 Jambi Ir. MustaghfirinBimbingan Teknis Pengamatan Peramalan dan

Pengendalian OPT Jagung

13Kebumen, Jawa

TengahWilling Bagariang

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Jagung

14 Bogor, Jawa BaratUlfah Nuzulullia,

Dedi Darmadi

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

15Pemalang, Jawa

TengahYadi Kusmayadi

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

16 Bengkulu Dedi DarmadiBimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Jagung

17 Bandung, Jawa BaratUmi Kulsum, Anton

Yustiano

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

Page 101: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

92

Lanjutan

No Lokasi Petugas Uraian Kegiatan

18 Bekasi, Jawa BaratRosalia Maryana, Nur

Ikhsan Hidayat

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

19 Karawang, Jawa BaratCahyadi Irwan,

Turyadi

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

20Waikabubak, Sumba

Barat NTTWayan Murdita

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

21 Malang, Jawa Timur Anton YustianoBimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Kedelai

22 Solo, Jawa Tengah Yadi KusmayadiBimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

23 Kampar, Riau Umi KulsumBimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Kedelai

24Purwokerto, Jawa

TengahAnik Kurniati

Bimbingan Pengamatan dan Pengendalian OPT

Padi

Page 102: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

93

Lampiran 9. Pelayanan Praktek Kerja Lapangan dan Penelitian Mahasiswa

No Nama Jurusan Nama Sekolah Tujuan Tanggal Kegiatan

1 Putri Artha Leider Agroteknologi PadjadjaranPraktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Januari 2019 - 15

Februari 2019

2 Santa Monica Agroteknologi PadjadjaranPraktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Januari 2019 - 15

Februari 2019

3 Retno Putri Anjani Agroteknologi PadjadjaranPraktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Januari 2019 - 15

Februari 2019

4 Brinadia Solihati Agroteknologi PadjadjaranPraktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Januari 2019 - 15

Februari 2019

5 Nurul Fajrin S Agroteknologi PadjadjaranPraktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Januari 2019 - 15

Februari 2019

6 Amy SupriyantiProteksi

TanamanGadjah Mada

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

2 Januari 2019 - 2

Februari 2019

7Binti Laitul

Munawaroh

Proteksi

TanamanGadjah Mada

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

2 Januari 2019 - 2

Februari 2019

8 Rosalinda

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMK Negeri 1

Losarang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 November 2018 -

15 Februari 2019

9 Windi Widiawati

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMK Negeri 1

Losarang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 November 2018 -

15 Februari 2019

10 Windy Firdaniya

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMK Negeri 1

Losarang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 November 2018 -

15 Februari 2019

11Tania Riehz

Febriany

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMK Negeri 1

Losarang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 November 2018 -

15 Februari 2019

12 Lisa Fitria

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMK Negeri 1

Losarang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 November 2018 -

15 Februari 2019

13Mongan Wayne

Luther SawakiAgroteknologi

Jenderal

Soedirman

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 22

Februari 2019

14Muhammad Evan

Dania RohmanAgroteknologi

Jenderal

Soedirman

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 22

Februari 2019

15 Muhammad Fahmi AgroteknologiJenderal

Soedirman

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 22

Februari 2019

16 Rivan Taufiq Adnan AgroteknologiJenderal

Soedirman

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 22

Februari 2019

17Dede Yusuf

ZiaulhakAgroteknologi

Jenderal

Soedirman

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 22

Februari 2019

18 Syifa Nazliah AgroteknologiJenderal

Soedirman

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 22

Februari 2019

Page 103: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

94

Lanjutan

No Nama Jurusan Nama Sekolah Tujuan Tanggal Kegiatan

19 Fanny Purnadyanti AgroteknologiSingaperbangsa

Karawang

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 21

Februari 2019

20 Fitri Ratna Juwita AgroteknologiSingaperbangsa

Karawang

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 21

Februari 2019

21 Nining Sulastri AgroteknologiSingaperbangsa

Karawang

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 21

Februari 2019

22 Reza Pahlevi AgroteknologiSingaperbangsa

Karawang

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 21

Februari 2019

23 Ani Marlina

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Patokbeusi

Subang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

29 Januari 2019 - 5

Maret 2019

24 Selvi Nopianti

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Patokbeusi

Subang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

29 Januari 2019 - 5

Maret 2019

25 Dewi Anisah

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Patokbeusi

Subang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

29 Januari 2019 - 5

Maret 2019

26 Wildy Deltriana

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Patokbeusi

Subang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

29 Januari 2019 - 5

Maret 2019

27Amelia Puspita

Putri

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Patokbeusi

Subang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

29 Januari 2019 - 5

Maret 2019

28 Melia Antika

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Patokbeusi

Subang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

29 Januari 2019 - 5

Maret 2019

29Hilman Fahrul

Rahman

Teknik

Informatika

Buana

Perjuangan

Karawang

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

21 Januari 2019 - 4

Maret 2019

30 Milani Setiawati

Otomatisasi Tata

Kelola

Perkantoran

SMK IPTEK

Cilamaya

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

1 Februari 2018 - 30

April 2018

31 Alpiah Alpani

Otomatisasi Tata

Kelola

Perkantoran

SMK IPTEK

Cilamaya

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

2 Februari 2018 - 30

April 2018

32 Hanuf Nur Azizah AkuntansiSMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

16 Januari 2019 - 29

Maret 2019

33 Tiara Pransiska AkuntansiSMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

16 Januari 2019 - 29

Maret 2019

34 Ianatul FaujiahAdministrasi

Perkantoran

SMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

16 Januari 2019 - 29

Maret 2019

35 Febby AstutiProduksi

Tanaman PanganNegeri Lampung

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

4 Maret 2019 - 3 Mei

2019

36Indah Lidya Dove

Sibarani

Produksi

Tanaman PanganNegeri Lampung

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

4 Maret 2019 - 3 Mei

2019

Page 104: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

95

Lanjutan

No Nama Jurusan Nama Sekolah Tujuan Tanggal Kegiatan

37I Wayan Agus

Sayoga

Produksi

Tanaman PanganNegeri Lampung

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

4 Maret 2019 - 3 Mei

2019

38 MarantikaProduksi

Tanaman PanganNegeri Lampung

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

4 Maret 2019 - 3 Mei

2019

39 Alif Rumyati

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Pusakanagara

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 Januari 2019 - 17

Mei 2019

40 Nur Alfi Wahyuni

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Pusakanagara

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 Januari 2019 - 17

Mei 2019

41 Siti Amanah

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Pusakanagara

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 Januari 2019 - 17

Mei 2019

42 Toimah

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Pusakanagara

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 Januari 2019 - 17

Mei 2019

43 Aan Diani

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Cikampek

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 April 2019 - 28 Juni

2019

44 Pionita Rahayu

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Cikampek

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 April 2019 - 28 Juni

2019

45 Yulyanti

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Cikampek

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 April 2019 - 28 Juni

2019

46 Ela Nurlela AkuntansiSMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 April 2019 - 28 Juni

2019

47 Ela Yunia AkuntansiSMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 April 2019 - 28 Juni

2019

48 Muhamad Rizky P MultimediaSMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 April 2019 - 28 Juni

2019

49 Chandra Syahbilal Multimedia

SMK

Pembangunan

Global

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 April 2019 - 28 Juni

2019

50 Deni Alamsah Multimedia

SMK

Pembangunan

Global

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 April 2019 - 28 Juni

2019

51 Rizky Multimedia

SMK

Pembangunan

Global

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 April 2019 - 28 Juni

2019

52Muhammad Malik

Madani

Proteksi

Tanaman Pertanian Bogor

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

24 Juni 2019 - 19 Juli

2019

53 Farhan Alfian Nur Proteksi

Tanaman Pertanian Bogor

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

24 Juni 2019 - 19 Juli

2019

54 Sita NirmalasariProteksi

Tanaman Pertanian Bogor

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

24 Juni 2019 - 19 Juli

2019

Page 105: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

96

Lanjutan

No Nama Jurusan Nama Sekolah Tujuan Tanggal Kegiatan

55Azqia Maulida

Darda

Proteksi

Tanaman Pertanian Bogor

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

24 Juni 2019 - 19 Juli

2019

56 Elma Dwi Septiana Agroteknologi

Pembangunan

Nasional

"VETERAN"

Yogyakarta

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

17 Juni 2019 - 26 Juli

2019

57 Sri Ekawati Agroteknologi

Islam Negeri

(UIN) Sunan

Gunung Djati,

Bandung

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

17 Juni 2019 - 26 Juli

2019

58 Risti Yulia Lestari Agroteknologi

Islam Negeri

(UIN) Sunan

Gunung Djati,

Bandung

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

17 Juni 2019 - 26 Juli

2019

59Wida Amalia

AprianiAgroteknologi

Islam Negeri

(UIN) Sunan

Gunung Djati,

Bandung

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

17 Juni 2019 - 26 Juli

2019

60Yanrizal Heru

SusenoAgroteknologi

Islam Negeri

(UIN) Sunan

Gunung Djati,

Bandung

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

17 Juni 2019 - 26 Juli

2019

61 Taufiq Hilmany Agroteknologi GarutPraktek Kerja

Lapang (PKL)

1 Juli 2019 - 31 Juli

2019

62 Anggi Permata Sari Agroteknologi GarutPraktek Kerja

Lapang (PKL)

1 Juli 2019 - 31 Juli

2019

63Annisa Tiara

RamadaniAgroteknologi Garut

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

1 Juli 2019 - 31 Juli

2019

64 Ali Muhammad Agroteknologi GarutPraktek Kerja

Lapang (PKL)

1 Juli 2019 - 31 Juli

2019

65 Wildan Arrosyad Agroteknologi GarutPraktek Kerja

Lapang (PKL)

1 Juli 2019 - 31 Juli

2019

66 Wahyu Wijiati Agroteknologi LampungPraktek Kerja

Lapang (PKL)

1 Juli 2019 - 9 Agustus

2019

67Aghniya

Ilmahukami

Hama dan

Penyakit

Tumbuhan

BrawijayaPraktek Kerja

Lapang (PKL)

17 Juni 2019 - 13

Agustus 2019

68 Rafeeda Fauziyana

Hama dan

Penyakit

Tumbuhan

PadjadjaranPraktek Kerja

Lapang (PKL)

1 Juli 2019 - 16

Agustus 2019

69 Novi Rahmawati Agroteknologi SiliwangiPraktek Kerja

Lapang (PKL)

24 Juni 2019 - 14

Agustus 2019

70 Diana Safitri Agroteknologi SiliwangiPraktek Kerja

Lapang (PKL)

24 Juni 2019 - 14

Agustus 2019

71 Hermalia Rukma MultimediaSMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 Juni 2019 - 30

September 2019

72 Aita RohmahAdministrasi

Perkantoran

SMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 Juni 2019 - 30

September 2019

Page 106: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

97

Lanjutan

No Nama Jurusan Nama Sekolah Tujuan Tanggal Kegiatan

73 Vina KhoerunnisaAdministrasi

Perkantoran

SMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 Juni 2019 - 30

September 2019

74

Nurfadhillah

Nadiatul

Awaliyyah

MultimediaSMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

8 Juni 2019 - 30

September 2019

75Yogi Putra Wahyu

SetiawanAgroteknologi Jember

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Oktober 2019 - 15

November 2019

76Olivia Patricia Br.

SembiringAgroteknologi Jember

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Oktober 2019 - 15

November 2019

77Velia Nurul

HidayahAgroteknologi Jember

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Oktober 2019 - 15

November 2019

78Siska Agustina

PertiwiAgroteknologi Jember

Praktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Oktober 2019 - 15

November 2019

79 Nur Kholilah Agroteknologi JemberPraktek Kerja

Lapang (PKL)

3 Oktober 2019 - 15

November 2019

80Anggun Nur Julia

Putri

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Cikampek

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 Juli 2019 - 13

Desember 2019

81 Cindy Amelia

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Cikampek

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 Juli 2019 - 13

Desember 2019

82 Eka Suherman

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Cikampek

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 Juli 2019 - 13

Desember 2019

83 Fitria Herawati

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Cikampek

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 Juli 2019 - 13

Desember 2019

84 Novia Ramadhani

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMKN 1

Cikampek

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

15 Juli 2019 - 13

Desember 2019

85 Ratu Indira Yasmin

Agribisnis

Tanaman Pangan

dan Hortikultura

SMK N 1 Losarang

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

28 Agustus 2019 - 28

November 2019

86 Novi NuraeniAdministrasi

Perkantoran

SMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

1 Oktober 2019 - 31

Desember 2019

Page 107: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian

Laporan Kinerja BBPOPT Tahun 2019

98

Lanjutan

No Nama Jurusan Nama Sekolah Tujuan Tanggal Kegiatan

87 Novia Sri AstutiAdministrasi

Perkantoran

SMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

1 Oktober 2019 - 31

Desember 2019

88 Dela SapiraAdministrasi

Perkantoran

SMK Negeri 1

Jatisari

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

1 Oktober 2019 - 31

Desember 2019

89 Fitria NoviantiAdministrasi

Perkantoran

SMK

Pembangunan

Global

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

1 Oktober 2019 - 31

Desember 2019

90 Nasya FitrianiTeknik Komputer

jarinagn

SMK

Pembangunan

Global

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

12 Desember 2019 - 02

Maret 2020

91 NursopiahTeknik Komputer

jarinagn

SMK

Pembangunan

Global

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

12 Desember 2019 - 02

Maret 2020

92 CahyatiTeknik Komputer

jarinagn

SMK

Pembangunan

Global

Praktek Kerja

Industri

(Prakerin)

12 Desember 2019 - 02

Maret 2020

Page 108: bbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.idbbpopt-tanamanpangan.ppid.pertanian.go.id/doc/88/Lakin BBPOPT 201… · keterampilan SDM di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian