Top Banner
KELOMPOK 4 PERTAMBANGAN APRILLIA TIFANI SUMENDA (12.7034) GEDE ADITYA YOGA (12.7153) M.WILDAN AGUSTA (12.7237) MUHAMAD ZAINURI (12.7258) RIA ANGGRAINI SIMANJUNTAK (12.7336) TITIS SETYA WULANDARI (12.7404)
42

Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Jul 16, 2015

Download

Data & Analytics

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

KELOMPOK 4PERTAMBANGAN

APRILLIA TIFANI SUMENDA (12.7034)GEDE ADITYA YOGA (12.7153)M.WILDAN AGUSTA (12.7237)MUHAMAD ZAINURI (12.7258)RIA ANGGRAINI SIMANJUNTAK (12.7336)TITIS SETYA WULANDARI (12.7404)

Page 2: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Pertambangan adalah suatu kegiatanpengambilan endapan bahan galian berharga danbernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baiksecara mekanis maupun manual, padapermukaan bumi, di bawah permukaan bumi dandi bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antaralain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi,bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijihtembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan.

Page 3: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

BATUBARA

• Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil.Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.

• Batubara adalah batubara dengan kalori kotor senilai di atas 5.700 kcal/kg.

Page 4: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Mengapa Batubara ?

Page 5: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Produksi Barang Tambang Mineral, 1996-2012Sumber: Publikasi Statistik Pertambangan Non Minyak dan

Gas Bumi (BPS)

TahunBatu Bara Bauksit Nikel Emas Perak Granit Pasir Besi

(ton) (ton) (ton) (kg) (kg) (ton) (ton)

1996 50332047 841976 3426867 83564 255404 4827058 425101

1997 55982040 808749 2829936 86928 249392 8824088 516403

1998 58504660 1055647 2736640 123862 383191 9662649 509978

1999 62108239 1116323 2798449 127768 361377 8720155 502198

2000 67105675 1150776 2434585 109612 310430 5941370 420418

2001 71072961 1237006 2473825 148528 333561 3976274 440648

2002 105539301 1283485 2120582 140246 281903 3975434 190946

2003 113525813 1262705 2499728 138475 272050 3938915 245911

2004 128479707 1331519 2105957 86855 255053 4035040 79635

2005 149665233 1441899 3790896 142894 326993 4302849 87940

2006 162294657 2117630 3869883 138992 270624 4514654 84954

2007 188663068 1251147 7112870 117854 268967 1793440 84371

2008 178930188 1152322 6571764 64390 226051 2050000 4455259

2009 228806887 935211 5819565 140488 359451 na 4561059

2010 325325793 2200000 9475362 119726 335040 2172080 8975507

2011 r) 415765068 24714940 12482829 68220 227173 3316813 11814544

2012 *) 466307241 n.a 36235795 69291 n.a n.a 11545752

Page 6: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Page 7: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Kontribusi terhadap PDB Indonesia menurut sektor (2009)Sumber: RBA (Reserve Bank of Australia)

Page 8: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Tabel Perkiraan Kontribusi Sektor Batubara Terhadap PDB Indonesia 2011

Volume Nilai PDB Bagian (%)

Ekspor Batubara 300 Mt $88/t 3,0

PLTU Batubara 81 TWh $55/MWh 0,5

Pembuatan Baja 1,8 Mt $700/t

$125/t 0,2

Penggunaan

domestik

batubara lainnya

34 Mt $52/t 0,2

Total 4,0

Page 9: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Disamping kontribusi sektor pertambangan yang kecil terhadap PDB Indonesia, sektor ini juga sangat sedikit dalam menyerap tenaga kerja

sehingga adanya perusahaan pertambangan di suatu daerah tidak memungkinkan untuk membuka lowongan pekerjaan yang lebih luas.

Bahkan dampak negatif terhadap lingkungan yang disebabkan oleh sektor ini juga sangat besar seperti pertanian, kehutanan, perikanan, dll.

“Mengapa industri batubara berkontribusi relatif kecil terhadap perekonomian

Indonesia disamping produksi dan ekspor batubara yang terus meningkat selama satu

dekade terakhir?”

Page 10: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

PRODUKSI & KONSUMSI BATUBARA

Page 11: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Produksi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Data terakhir yang dikeluarkan BPS menunjukan bahwa produksi batubara di Indonesia telah menggelembung hingga mencapai 450 juta ton pada tahun 2013.

Produksi Batubara di Indonesia

Tahun 2008-2013

TahunBatu Bara

(ton)

2008 178.930.188

2009 228.806.887

2010 325.325.793

2011 415.765.068

2012 r) 466.307.241

2013 *) 458.462.153

Page 12: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Produksi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Peningkatan produksi ini tidak terlepas darisemakin tingginya permintaan akan energi yangada, dimana tingkat permintaan energi yangberlipat ini berkorelasi positif dengan peningkatanpenggunaan batubara yang meningkat.

Sebagian besar cadangan batubara negeri initersebar di tiga provinsi, yaitu Sumatera Selatan(39%), Kalimantan Timur (34%), dan KalimantanSelatan (16%).

Page 13: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Produksi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Dengan produksi yang semakin meningkatsecara konsisten sejak tahun 2008 hingga 2013,Indonesia pun mampu mencapai posisi ketiganegara penghasil batubara terbesar di dunia dibawah China dan Amerika Serikat setelahsebelumnya pada tahun 2008 Indonesia hanyamampu berada di posisi keenam.

Page 14: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Konsumsi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Selama ini pemanfaatan batubara di dalam negerimeliputi penggunaan di PLTU, industri semen, industrikertas, industri tekstil, industri metalurgi, dan industrilainnya.

Pemerintah memperkirakan kebutuhan batubaraIndonesia di tahun 2013 mencapai 74,320 juta ton untukkepentingan dalam negeri. Sebanyak 60,49 juta ton darikebutuhan tersebut dialokasikan untuk Pembangkit ListrikTenaga Uap, 0,74 juta ton digunakan untuk metalurgi.Untuk kebutuhan pupuk, semen, tekstil dan pupdiperkirakan konsumsi batu bara mencapai 13,09 jutaton.

Page 15: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Konsumsi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Namun pada realisasinya tidak seperti yangditargetkan, pada alokasi untuk PLTU misalnyahingga kuartil ketiga tahun 2013 realisasipenggunaan batubaranya baru mencapai 45,3juta ton yang dikarenakan:

1. Karena produksi air yang melimpah

2. Telatnya operasional sejumlah pembangkit listrik tenaga uap

Page 16: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Konsumsi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Dari kebutuhan batubara di Indonesia tersebut dapatdilihat bahwa konsumsi domestik batubara diIndonesia dapat dikatakan rendah jika dibandinganhasil produksi yang dihasilkan.

Page 17: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Konsumsi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Mengapa demikian?

1. Selama ini hasil produksi batubara Indonesialebih banyak digunakan untuk kebutuhanekspor

2. Kurangnya penyerapan pasar untukkebutuhan industri dalam negeri

Page 18: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Konsumsi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Namun, dalam periode waktu 20 tahun yang akandatang, kebutuhan konsumsi batubaradiproyeksikan akan meningkat lebih empat kali lipatdengan pertumbuhan rata-rata 8,3% per tahun,atau peningkatan dari 79,57 juta ton pada tahun2011 menjadi 361,41 juta ton pada tahun 2030.Sebagian besar dari kebutuhan tersebutdipergunakan untuk pembangkit listrik, disusuluntuk sektor industri, sedangkan untuk gasifikasidan batubara cair, hanya sebagian kecil saja

Page 19: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Konsumsi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Produksi dan Konsumsi Batubara di Indonesia

Page 20: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Konsumsi Batubara di IndonesiaTahun 2008-2013

Pangsa penggunaan batubara terhadapkebutuhan bahan bakar pada pembangkit listrikdiperkirakan akan meningkat dari hampir 57%pada tahun 2011 menjadi lebih dari 70% padatahun 2030. Kebutuhan batubara untukpembangkit listrik meningkat denganpertumbuhan rata-rata 9,5% per tahun dari 45juta ton pada 2011 menjadi 254 juta ton padatahun 2030.

Page 21: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

a

Kondisi Ekspor dan Harga Batubara

di Pasar dunia

Page 22: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Kondisi Ekspor Batubara

201.0217

234.7931

298.8444

353.3981

384.3072

424.3252

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Ekspor (Juta Tons)

Page 23: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Faktor faktor yang mempengaruhi

Ekspor Batubara

• Konsumsi batubara dalam negeri relatif rendah

• Meningkatnya pembangkit listrik tenaga

batubara

• Naiknya harga minyak dunia.

Page 24: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Harga Batubara di Pasar dunia

Pada tahun 2008 terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan yaitu mencapai

US$115,7/Mton, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya

(US$70,12/Mton).

Disebabkan oleh :

• Kenaikan harga minyak dunia

• Pemerintah Cina melakukan larangan sementara terhadap ekspor batubara thermal

guna menyediakan pasokan batubara untuk pasar domestik.

• Kelangkaan sumber energi di Afrika Selatan yang menyebabkan Anglo American

Plc menutup tambangnya

• Bencana banjir di Queensland, Australia pada bulan Januari dan Februari yang

mengakibatkan penundaan pengiriman batubara ke sejumlah perusahaan besar

Page 25: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Pada tahun 2009 harga batubara fluktuatif dan cenderung turun, terjadi

penurunan harga batubara disebabkan Jepang sebagai importir batubara

terbesar di dunia mengalami penurunan impor batubara thermal setidaknya

sebesar 3% yang disebabkan oleh meningkatnya penggunaan kapasitas

pembangkit listrik energi nuklir.

Pada pertengahan tahun 2010, harga batubara kembali melemah yang

disebabkan penurunan harga minyak bumi akibat ketidakpastian ekonomi

global. Kemudian pada akhir tahun 2010, harga batubara meningkat.

Kenaikan tersebut mengikuti tren kenaikan harga minyak bumi akibat

permintaan melonjak memasuki musim dingin terutama di Eropa dan

Amerika Serikat.

Page 26: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Pada pertengahan tahun 2011 kembali terjadi penurunan harga batubara. Penurunan harga

batubara dipasar internasional diperkirakan akibat melemahnya permintaan batubara di

beberapa negara dunia, antara lain adalah Jepang yang dikarenakan belum pulihnya negara

tersebut pasca tsunami. India akibat perlambatan aktivitas industri baja, semen dan Direct

Reduced Iron (DRI), Selain Jepang dan india, permintaan batubara dari Korea Selatan juga

mengalami penurunan. Serta beberapa negara di Eropa akibat melemahnya ekonomi global.

Pada awal tahun 2012, harga batubara masih dalam tren penurunan dari tahun

sebelumnya. Penurunan harga tersebut disebabkan oleh melemahnya permintaan global dan

tingginya pasokan dari negara-negara utama pengekspor batubara sehingga terjadi kelebihan

pasokan batubara dunia akibat penurunan permintaan tersebut. Kelebihan suplai batubara di

pasar itu diawali dari kelebihan cadangan batubara di Cina yang juga sebenarnya hasil ekspor

Indonesia.

Page 27: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

KETENAGAKERJAAN

Page 28: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Penyerapan Tenaga Kerja di Tambang Batubara

Kualitas tenaga kerja dalam suatu Negara dapatditentukan dengan melihat tingkat pendidikan Negaratersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkatpendidikan masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaanilmu pengetahuan dan teknologi rendah.

Perkembangan teknologi di zaman sekarang semakinmeningkat sehingga banyak industri yang menggunakanteknologi yang menyebabkan tenaga kerja dibatasi yangberdampak pada pengangguran

Page 29: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Dampak dari Tambang Batubara

Dampak positif :

1. Membuka daerah terisolasi dengandibangunnya jalan pertambangan

2. Sumber devisa negara

3. Sumber pendapatan asli daerah

4. Sumber energi alternatif, untuk masyarakatlokal

Page 30: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

Dampak Negatif

Dampak terhadap lingkungan

a) Air

b) Tanah

c) Udara

d) Hutan

e) Air laut

Dampak terhadap sosial dan kemasyarakatan

a) Terganggunya arus jalan umum

b) Konflik lahan hingga pergeseran sosial budayamasyarakat

Page 31: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Page 32: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

1. Perubahan sistem dari sentralisasi menjadi desentralisasiuntuk ijin pengusahaan batubara.

2. Pengembangan Energi Berbasis Batubara3. Turut serta dalam Pembangunan Daerah4. Wewenang untuk mengatur jumlah produksi, volume

ekspor, serta harga batubara5. Pengendalian Ekspor Batubara6. Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang

memprioritaskan BUMN dan perusahaan dalam negeriuntuk melakukan penambangan di Wilayah PencadanganNegara (WPN)

7. Melibatkan unsur hukum

Kebijakan Pertambangan Batubara

Page 33: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

1. Perubahan sistem dari sentralisasi menjadi desentralisasi untuk ijinpengusahaan batubara.• Selain menteri, penerbitan ijin pengusahaan batubara dapat dilakukan oleh

gubernur, bupati / walikota.

• Aturan iuran pertambangan berupa iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi(royalty) dan iuran tetap (land-rent) bumi yang dibagihasilkan ke daerah.

– PP No.32/1969, bagian pemerintah pusat 30% dan daerah 70% dari total iuranpertambangan.

– PP No.79/1992, bagian porsi daerah menjadi 80%. Perinciannya, propinsi 16% dandaerah tingkat II 64%.

– PP No.25/1999, untuk iuran tetap, pembagiannya 20% untuk pusat, 16% untukkabupaten/kota propinsi, dan 64% untuk kapupaten atau kota penghasil. Sementarauntuk royalty, pembagiannya 20% untuk pusat, 16% untuk kabupaten/kota propinsi,32% untuk kabupaten/kota penghasil, dan kabupaten/kota lain dalam propinsi.

• Konsekuensi : fungsi pusat akan menjadi pengambil kebijakan dan regulator.

• Pelaksanaan : tidak berjalan mulus. Masih banyak daerah yang belum siapmelaksanakan otonomi daerah. Selain itu, ada kendala pelimpahanankewenangan ke propinsi/kota masih kurang jelas. Apalagi untuk menanganihal-hal baru, khususnya menyangkut investasi asing. Di sisi lain, pusat jugamasih kurang serius dalam mendukung desentralisasi. Hal ini terlihat darikurangnya Peraturan Pelaksana (PP) yang menunjang otonomi daerah.

Page 34: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

2. Pengembangan Energi Berbasis Batubara

‾ Perkembangan teknologi pemanfaatan energi berbasis batubara merupakansuatu jalan untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi berbasis batubaraditanah air.

‾ Di Indonesia kecuali briket batubara, semua teknologi pemanfaatan energiberbasis batubara masih pada tatanan wacana. Kerjasama riset antara penelitidalam negeri maupun swasta sudah dilakukan pada skala pilot project. Halyang umum dilakukan oleh perusahaan pengusahaan batubara untukmeningkatkan produk jualnya adalah penggerusan (crushing), pencucian(washing) dan pencampuran (blending).

‾ Dalam UU Minerba dan Peraturan Pemerintah (PP) tentang PelaksanaanKegiatan Usaha Pertambangan Minerba telah mengisyaratkan para pelakuusaha pertambangan batubara (PKP2B, KP/IUP Batubara) untuk melakukanusaha peningkatan nilai tambah produk batubara dalam hal peningkatanteknologi pengolahan dan pemurnian.

‾ Contoh :– Teknologi pencairan batubara (coal liquifaction) ternyata telah lama dikenal dibeberapa

negara. Umumnya beberapa negara Eropa telah mengembangkan teknologi ini.

Page 35: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

‾ Di Indonesia, pengembangan teknologi pemanfaatan energi berbasis batubara masihbelum berkembang. Terutama untuk keperluan skala komersial, karena belum adapenghargaan kepada pelaku riset yang telah berjasa mengembangkan teknologipemanfaatan energi berbasis batubara. Harapannya kombinasi antarakebijakan/peraturan dan penghargaan akan mendorong semangat pelaku usaha danlembaga riset (negeri/swasta) yang sedang berjuang mengembangkan teknologipemanfaatan energi berbasis batubara.

• Gasifikasi batubara (coal gasification)dalam sebuah reactor, menggunakanpereaksi berupa udara, campuranudara dan uap air, atau campuranoksigen dan uap air. Di dunia, adabeberapa teknologi gasifikasi yangtelah dikembangkan. DiantaranyaLurgi, Winkler, Kopper-Totzek danTigar.

• Underground Coal Gasification (UCG)yaitu konversi batubara menjadiproduk gas langsung di dalam tanah.

Lanjutan…

Page 36: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

3. Turut serta dalam Pembangunan Daerah

• Kewajiban bagi pengusaha pertambangan untukmelakukan pembangunan daerah (communitydevelopment) dan penanganan lingkungan yang terkaitdengan pelaksanaan pertambangan, sehinggaperusahaan pertambangan, batubara pada khususnyatidak hanya menyumbang pencemaran padalingkungan, tapi justru berusaha melakukan usahapembangunan bersama pemerintah daerah, sehinggaada timbal balik kepada daerah yang menjadi lokasipenambangan.

• Contoh: pembuatan taman kota, reboisasi, gerakansosial, bantuan beasiswa, dsb

Page 37: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

4. Wewenang untuk mengatur jumlah produksi, volume ekspor, serta harga batubara

Pemberlakukan kewajiban suplai untuk kebutuhan domestic(Domestic Market Obligation / DMO) dan regulasi hargabatubara (Indonesia Coal Price Reference / ICPR).– Mewajibkan perusahaan menyisihkan min 30% produksi

bersih batubaranya ke penjualan domestik.– Mempertegas kebijakan kewajiban pemenuhan kebutuhan

batubara dalam negeri, sehingga pengusaha batubaradapat melaksanakannya secara riil.

Kondisi terkini, pemerintah telah menerbitkan danmenerapkan Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumberdaya Mineral untuk penerapan DMO dan penetapan hargabatubara Indonesia. Stok batubara nasional harus menjadiprioritas pengelolaan batubara di dalam negeri.

Page 38: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

5. Pengendalian Ekspor Batubara

• Agar lebih mementingkan kebutuhan dalam negeri.– Tetapi, kebijakan yang ada telah ada (KEN, KBN, Permen DMO, dll) belum memberikan dampak yang

konkrit terhadap pengurangan ekspor batubara ke luar negeri.• Undang-Undang Minerba tahun 2009 mengisyaratkan bahwa kebutuhan batubara dalam negeri

merupakan hal utama yang harus dipenuhi oleh pemerintah.– Tetapi melihat perkembangan realisasi di tahun 2009, realisasi DMO untuk penjualan domestik

mungkin di bawah 30% untuk sebagian besar perusahaan PKP2B tahap produksi.

• Kebijakan ini mengatur beberapa hal sebagai berikut:

– Tidak hanya peningkatan pendapatan negara tetapi juga pengamanan energi nasional terutamabatubara sebagai modal pembangunan dan pengembangan daerah penghasil batubara;

– Menjembatani kebijakan makro yang telah ada menjadi kebijakan yang lebih rinci dalam halpengendalian produksi/ekspor;

– Pengaturan peran antar sektor terkait, misalnya perdagangan, industri dan penanaman modal untukmendorong penggunaan batubara untuk industri dalam negeri;

– Memberikan parameter yang jelas untuk pengendalian produksi/ekspor termasuk pemerintahdaerah penghasil agar sesuai kebijakan nasional;

– Mengatur pemetaan daerah pemasok dan pasar domestik termasuk besaran kuota produksi danekspor per zona;

– Pengaturan lebih jelas untuk pemberlakuan DMO/penetapan harga pada pengusahaan batubara didaerah agar sesuai kebijakan nasional;

– Adanya sanksi tegas bagi siapapun pelaku usaha yang tidak mengindahkan kuota yang ditetapkanpada aturan mikro misalnya pengurangan produksi (terutama ekspor/pembantalan kontrak eksporsepihak) dan pemberhentian sementara operasional produksi;

Page 39: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

6. Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang memprioritaskan BUMN dan perusahaan dalam negeri untuk

melakukan penambangan di Wilayah Pencadangan Negara (WPN)

• Pasal 76 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (“UUMinerba”) menyatakan bahwa IUPK terdiri atas dua tahap:

1. IUPK Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studikelayakan;

2. IUPK Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan,pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.

• Selanjutnya diatur bahwa pemegang IUPK dapat melakukan sebagian atau seluruhkegiatan pertambangan sebagaimana diatur di atas.

• Pasal 77 UU Minerba mengatur bahwa setiap pemegang IUPK Eksplorasi dijaminuntuk memperoleh IUPK Operasi Produksi sebagai kelanjutan kegiatan usahapertambangannya. IUPK Operasi Produksi ini akan diberikan pada badan usahaberbadan hukum Indonesia yang telah memiliki data hasil kajian studi kelayakan.

• Pasal 49 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan KegiatanUsaha Pertambangan Mineral dan Batubara (“PP 23/2010”) mengatur bahwa IUPdiberikan oleh Menteri, gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengankewenangannya.

Page 40: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

7. Melibatkan unsur hukum

Wewenang penyelidikan memasukkan unsurkepolisian dan pejabat publik. Aturan hukummenjadi lebih keras, dari yang bersifat toleranmenjadi lebih tegas, serta memungkinkanhukuman pidana bagi badan hukum.

Page 41: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014

KESIMPULAN

Perekonomian Indonesia sekarang adalah ke-16 terbesar di dunia, dengan basismanufaktur yang kuat, sektor jasa yang hidup dan besar, dan pasar konsumen yangberkembang pesat. Negara ini tidak perlu ekspor batubara, industri dengan nilai rendahtetapi berdampak negatif yang besar pada masyarakat dan untuk kemakmuran masadepan.

Ekspor batubara yang tidak terkontrol hanya menyebabkan ketidakstabilan ekonomimakro yang tidak diinginkan,sementara gagal untuk memberikan manfaat bagimasyarakat setempat. Insentif publik dan investasi yang diarahkan ke industri batubaraakan menghasilkan lebih banyak pekerjaan, kemakmuran dan pertumbuhan jikadialihkan padainvestasi jasa, industri hi-tech, dan manufaktur – termasuk energi terbarukan. Kekuatanbesar dunia seperti Cina dan Amerika Serikat telah sadar akan bahaya pembangunanberbasis batubara. Hal ini telah menyebabkan jatuhnya prakiraan permintaan di negara-negara ini, dan memicu kelebihan pasokan besar di pasar.

Page 42: Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014