Universitas Gadjah Mada 1 BAB IV BATUAN SEDIMEN KLASTIK IV.1. PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK Asal mula mula batuan sedimen klastik adalah akibat dari proses-proses yang menyangkut siklus sedimentasi (pelapukan - erosi - transport - sedimentasi - diagenesa). Dalam batuan sedimen kelompok mineral penyusunnya adalah : a. Mineral autigenic Terbentuk di daerah sedimentasi dan langsung diendapkan Contoh : gipsum, kalsit, anhidrit, halit b. Mineral allogenic Tidak terbentuk pada daerah sedimentasi/pada scat sedimentasi. Telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan di daerah sedimentasi Syarat : o Tahan pelapukan o Tahan pengikisan selama transportasi sampai pengendapan Stabilitas mineral dalam batuan sedimen : 1. Mineral tak stabil Merupakan mineral yang berada pada transportasi, tetapi jarang sampai pada pengendapan. a. Mineral yang umumnya allogenic (jarang sekali/tidak pernah authigenic)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Universitas Gadjah Mada 1
BAB IV
BATUAN SEDIMEN KLASTIK
IV.1. PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Asal mula mula batuan sedimen klastik adalah akibat dari proses-proses yang menyangkut
siklus sedimentasi (pelapukan - erosi - transport - sedimentasi - diagenesa).
Dalam batuan sedimen kelompok mineral penyusunnya adalah :
a. Mineral autigenic
Terbentuk di daerah sedimentasi dan langsung diendapkan
Contoh : gipsum, kalsit, anhidrit, halit
b. Mineral allogenic
Tidak terbentuk pada daerah sedimentasi/pada scat sedimentasi.
Telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan di daerah sedimentasi
Syarat :
o Tahan pelapukan
o Tahan pengikisan selama transportasi sampai pengendapan
Stabilitas mineral dalam batuan sedimen :
1. Mineral tak stabil
Merupakan mineral yang berada pada transportasi, tetapi jarang sampai pada
pengendapan.
a. Mineral yang umumnya allogenic (jarang sekali/tidak pernah authigenic)
Universitas Gadjah Mada 2
b. Mineral yang umumnya authigenic
2. Mineral stabil
Mineral yang tetap ada mulai dari transportasi sampai dengan pengendapan.
Lempung (clay mineral)
Kuarsa
Chert
Muskovit
Tourmalin
Zirkon
Rutile
Brookit
Anatase
IV.2. PROSES PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Dalam pembentukan batuan sedimen klastik ada 2 fase proses yaitu :
1. Fase pembentukan endapan
2. Fase pembentukan batuan sedimen klastik
1. Fase pembentukan endapan Fase
ini meliputi :
Proses pelapukan
Proses erosi
Proses transportasi
Proses pengendapan
2. Fase pembentukan batuan sedimen klastik
Fase ini sedimen yang telah terendapkan akan mengalami beberapa proses yaitu:
Sementasi, endapan tersemenkan oleh larutan kimia (karbonat, silika, oksida
besi)
Pemadatan (compaction), memadatnya massa endapan karena pengisian
semen
Pemampatan (desication), keluarnya air dari rongga-rongga batuan
Pembatuan (litification), membatunya endapan yang telah kompak
Universitas Gadjah Mada 3
Berdasarkan proses yang terjadi dalam pembentukan batuan sedimen maka dapat dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Batuan sedimen basil proses mekanis, dengan media air, angin dan es. Dicirikan
oleh banyaknya mineral allogenik, mineralnya detritus, bertekstur klastik,
dibedakan :
berbutir kasar, misalnya: breksi, konglomerat
berbutir sedang, misalnya batupasir
berbutir halus, misalnya batulempung, batulanau
2. Batuan sedimen hasil proses kimia, banyak mengandung mineral autogenik,
komposisi material non detritus, teksturnya non klastik, dibedakan :
sedimen evaporasi, misalnya gipsum, anhidrit, garam
sedimen karbonat, misalnya batugamping, dolomit
3. Batuan sedimen yang dihasilkan akibat aktifitas jasad kehidupan (proses organis),
misal batubara, diatome, batugamping terumbu.
Cara pengendapan :
Secara mekanis, ini menghasilkan sedimen detritus (sedimen klastik)
Secara kimia, dengan reaksi anorganik (langsung) ataupun dengan reaksi organik
(dibantu oleh organisme)
Lingkungan pengendapan adalah direfleksikan oleh mineral - mineral dalam batuan.
Untuk menghasilkan batuan sedimen, tergantung pada:
1. Litologi batuan asal
2. Stabilitas dari mineral -mineral yang ada
3. Kecepatan erosi : merupakan banyaknya materal sedimen yang dapat
diangkut / ditransport, sehingga turut menentukan banyaknya material yang
dapat/akan diendapkan.
Transport akan menghasilkan :
Sorting/ pemilahan
Roundness/kebundaran, yaitu ukuran butiran menjadi kecil/lebih kecil
Proses diagenesa :
Dapat mengubah tekstur batuan sedimen
Dapat mengakibatkan rekristalisasi
Universitas Gadjah Mada 4
IV.3. KOMPONEN DASAR KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLATIK
Komponen komposisi pada batuan sedimen terbagi atas:
1. Komposisi kimia
2. Komposisi mineral
Faktor yang mempengaruhi susunan komposisi batuan sedimen :
a. Besar butir
Serpih/ lempung (Al2O3, K3O, FeO)
Pasir halus > SiO2
b. Tingkat maturity/kedewasaan
Keadaan batuan sedimen dibandingkan dengan batuan induknya
Tingkatan :
Super mature
Mature
Sub mature
Immature
Tingkatan tersebut dilihat berdasarkan :
Tekstur
Mineral
komposisi
Makin tinggi tingkat maturitynya maka makin banyak mineral stabil yang
dikandungnya.
Mineral-mineral yang umum adalah sebagai berikut
1. Mineral Utama
Mineral yang terbentuk sebagai penyusun batuan sedimen
Kuarsa
Feldspar
Mika
Lempung
Karbonat
2. Mineral ikutan/tambahan
Jumlahnya sedikit
Zirkon
Garnet
Magnetit
Tourmalin
Piroksen Manfaat dari
Universitas Gadjah Mada 5
komposisi mineral:
Menunjukkan komposisi batuan induk
Memberi nama batuan
Mengetahui proses pembentukannya
Mengetahui lingkungan sedimentasinya (environment)
Kepentingan ekonomi
IV.4. TEKSTUR DAN STRUKTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK
a. Tekstur batuan klastik
Batuan sedimen yang terbentuknya berasal dari hancuran batuan lain, kemudian
tertranportasi dan terdeposisi, selanjutnya mengalami diagenesa, sehingga terbentuk
batuan tersebut, misalnya : batupasir.
Khusus batuan sedimen klastik untuk penelitian hares diperhatikan mengenai ukurannya,
bentuk (shape), kebundaran (roundness), tekstur permukaan, orientasi dan komposisi
mineralnya.
Shape adalah bentuk daripada butiran tersebut, dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
Golongan I oblate/ tabular
Golongan H equent/equiaxial
Golongan III bladed/triaxial
Golongan IV prolate/rod shape
Sphericity, pengukurannya dengan cara membandingkan luas permukaan bola yang
berisi obyek yang volumenya sama dengan volume bola tersebut.
Roundness yaitu derajat kebulatan dari butiran tersebut atau bisa juga disebut dengan
keruncingan dari bola tersebut.
Bentuk dari pada sedimen sangat dipengaruhi oleh bentuk semula, struktur, Jaya tahan,
media transportasi, jarak transportasi dan lama tertransport.
Orientasi butir adalah susunan dari pada butiran tersebut, yang mencerminkan proses
pengendapannya.
Tekstur permukaan yaitu morfologi dan butiran akibat pengaruh media transportasi dan
proses setelah transportasi.
Maturity yaitu derajat kedewasaan diketahui dengan membandingkan komposisi mineral
pada suatu tempat dengan mineral yang terdapat pada batuan asalnya.
Universitas Gadjah Mada 6
Gambar IV. 1. Derajat kebundaran
Universitas Gadjah Mada 7
b. Struktur batuan sedimen
Struktur batuan sedimen klastik terbagi atas :
1. Struktur Syngenetik (terjadi bersamaan dengan terjadinya sedimentasi) a.
Proses fisik
Eksternal struktur yaitu kelihatan dari luar Misal ukuran dan bentuk dari
tubuh sedimen. Contoh : bentuk lembaran (sheet), lensa, lidah, delta dan
shoestring.
Ada juga yang hubungannya berupa konkresi, interfingering dan intertongue.
Internal struktur yang tercermin pada batuan sedimen itu tersendiri
Perlapisan dan laminasi (bedding dan lamination)
o Normal current bedding yaitu perlapisan karena arus normal, misal:
perlapisan sejajar. Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi :
- laminasi, bila tebal lapisan < 1 cm
- stratum, bila tebal lapisan lebih dari 1 cm
- bed, kumpulan dari beberapa laminer dan straith
o cross bedding (perlapisan silang siur) yang terjadi akibat adanya
perubahan arah arus.
o Graded bedding (perlapisan tersusun), yang terjadi karena adanya
pemilahan ukuran butir halus ke kesar atau sebaliknya
Freature of bedding planes yaitu bentuk dari permukaan lapisan selama
proses sedimentasi.
Ripplemark yaitu bentuk permukaan bergelombang karena adanya proses
arcs satu arah
Mud crack yaitu bentuk retak-retak pada lapisan lumpur, biasanya
berbentuk segi lima.
Rain drops prints yaitu bekas titik-titik air hujan pada permukaan batuan
Swash and riil marks yaitu jejak binatang pada permukaan lapisan
Flute cast yaitu bentuk gerusan pada permukaan lapisan yang bentuknya
seperti seruling
- Load cast yaitu lekukan pada baths perlapisan yang diakibatkan oleh
gaya tekan dari muatan yang ada diatasnya.
Deformational structure
Yaitu terjadinya perubahan struktur batuan pada saat sedimen terendapkan
karena adanya tekanan.
Post deposisional slump feature
Yaitu struktur luncuran yang terjadi akibat adanya desakan yang tinggi
Universitas Gadjah Mada 8
Intraformationalkonglomerat
Yaitu struktur hancuran yang menyerupai konglomerat karena adanya
pergerakan pada sedimen sebelum mengalami litifikasi
b. Struktur sedimen yang terbentuk akibat proses biologi
External structure
Biostromes
Bioherm
Keterangan menurut Cuming (1932) Bioherm adalah merupakan panggul
bukit, lensa atau yang serupa yang mempunyai penyebaran terbatas, terdiri
atas kerangka organisme yang belum tertransportasi dan dikelilingi oleh litologi
yang berbeda.
Biostromes menurut Cuming (1932) berupa struktur batugamping yang
berlapis sebagaimana shellbed , cronoid, coral bed, yang berupa akumulasi
sisa organisme yang belum tertransport dan tidak menunjukkan pembengkaan
seperti tanggul bukit atau lensa.
Biostromes menurut Lingk (1950) merupakan batugamping yang berlapis dan
terdiri dari organisme yang merambat dan membentuk lapisan keras.
Internal structure
Misal fosil dalam batuan
2. Struktur epigenetik terjadi setelah batuan tersebut terbentuk) a.
Karena proses fisik (mekanis)
External structure
Batas antara tiap lapisan
o Batas tegas atau gradual
o Baths selaras atau tak selaras
Lipatan dan sesar
Internal structure
Clastic dike yaitu terjadi karena adanya tekanan hidrostatika yang kuat sehingga
material seperti diinjeksikan
b. Karena proses kimia atau organisme
Corroion zone
Concretions
Stilolites
Cone in cone
Cristal mold and cast
Seins and dike
Universitas Gadjah Mada 9
IV.5. KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Universitas Gadjah Mada 10
Gambar IV. 3. Recent Sands as Seen in Thin Section
A. Firm beach sand, Point Reyes, California. Impregnated with plastic before collection
in order to preserve texture. Diam. 3 mm. Uncompacted sub-rounded grains very
well sorted; porosity very high—about 30%. This is a lithic sand with high feldspar