BATU METAMORF (pengertian dan jenis)
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur
dan tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke
padat) meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan
mineral-mineral baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama
sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya terbentuk. Banyak
mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang jika
dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas tersebut maka
akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk
mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan
dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana
fluida (H2O) dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau
pori-pori batuan yang pada umumnya mengandung ion terlarut akan
mempercepat proses metamorfisme.Batuan metamorf memiliki beragam
karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
dalam pembentukan batuan tersebut ;Komposisi mineral batuan
asalTekanan dan temperatur saat proses metamorfismePengaruh gaya
tektonikPengaruh fluidaPada pengklasifikasiannya berdasarkan
struktur, batuan metamorf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
:oliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari
pengaruh tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses
metamorfisme.Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak
memperlihatkan penjajaran mineral-mineral dalam batuan
tersebut.Jenis-jenis MetamorfismeMetamorfisme
kontak/termalMetamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma
atau ekstrusi lava.Metamorfisme regionalMetamorfisme oleh kenaikan
tekanan dan temperatur yang sedang, dan terjadi pada daerah yang
luas.Metamorfisme DinamikMetamorfisme akibat tekanan diferensial
yang tinggi akibat pergerakan patahan lempeng.Berikut adalah contoh
dan karakteristik dari betuan metamorf :1. Gneiss (ganes)
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan
beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat
diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika
dan amphibole.Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale,
granitWarna : Abu-abuUkuran butir : Medium Coarse grainedStruktur :
Foliated (Gneissic)Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole,
mikaDerajat metamorfisme : TinggiCiri khas : Kuarsa dan feldspar
nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan
mika.
Ganes adalah batuan matemorf dengan kristal-kristal yang kasar,
biasanya berlapis-lapis akibat pemisahan mineral-mineral yang
berbeda sehingga membentuk foliasi sekunder yang kasar. Terbentuk
pada tempat yang dalam dan pada tingkat metamorfise, yang tinggi
bersama-sama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada prinsipnya
gneiss berasal dari batuan beku silllicaous seperti granit, monozit
kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi dapat juga dari rhyolit,
tuff, arkosa dan batu pasir feldspatik. Mineral-mineral utama pada
gneis adalah kwarsa dan feldspat, sedangkan mineral-mineral yang
lain adalah, biotite, horblende dan augite. Warna bervariasi
tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Pelapisan disini
dihasilkan oleh pergantian warna-warna mineral yang terang dan
gelap atau oleh perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal
dan kasar ataupun tipis. Sering mengandung mineral-mineral metamorf
yang lain seperti garnet, epidot, tournaline, graphite, dan
silimanite. Jika batuan beku (sebagian bahn induknya) adalah sari
batuan mafic tertentu, mungkin greiss tersebut dapat berkembang
manjadi serpentine olivin, augite, horblede dan biotite. Jika bahan
beku (sebagian bahan induknya) dapat dikenal maka nama batuan dapat
ditentukan seperti misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss ataupun
granite gneiss. Gneiss yang berasal dari batuan sedimen, contohnya
: quatzite gneiss conglomerate gneiss, politic gneiss (dari sedimen
clay) dan calc gueniss (dari cilliceous limetone dan dolomite)
gneiss yang berbentuk oleh penerobosan mineral-mineral batuan beku
kedalam folisasi akan menghasilkan campuran batuan dalam bentuk
dike yang tipis dari material-material quartzfeldspathic. Ini
disebut injection gneiss. Batuan ini tersebar luas dan mungkin
menempati bagian terbesar dari tipe gneiss lainnya.
2. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan
mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah
menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan
kristal yang mengkilap.Asal : Metamorfisme siltstone, shale,
basaltWarna : Hitam, hijau, unguUkuran butir : Fine Medium
CoarseStruktur : Foliated (Schistose)Komposisi : Mika, grafit,
hornblendeDerajat metamorfisme : Intermediate TinggiCiri khas :
Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal
garnet3. MarmerTerbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan
panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit.
Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat,
kompak dan tanpa foliasi.Asal : Metamorfisme batu gamping,
dolostoneWarna : BervariasiUkuran butir : Medium Coarse
GrainedStruktur : Non foliasiKomposisi : Kalsit atau DolomitDerajat
metamorfisme : Rendah TinggiCiri khas : Tekstur berupa butiran
seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.
Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu
kapur kalsit maupun batu kapur dolomit. Terbentuknya terutama
disebabkan oleh reksistelisasi calsit. (dolomit) yang biasanya
berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer yang
terbentuk oleh dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic marble).
Akibat proses metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan sering
meliuk atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya marmer
danmarmer dolomit terbentuk oleh metamorfisme kontak atau regional
dan dijumpai bersama-sama dengan phyllite, slate, schist, dan
metakwarsa. Struktur batu kapur sangat bervariasi dari yang
berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe
metamorfose kontak ditunjukan dari adanya orientasi kristal-kristal
yang memanjang sebagai hasil tekanan yang searah. Meneral-mineral
aksesor pada marmer banyak macamnya antara lain: tremolit,
forserite, periclose, diopside, wollastonite, brucite, spincl,
felspar, dan garnet, yang kesemuanya ini tergantung pada macam
material batuan asalnya. Warna yang ditimbulakn mulai dari cerah
atau putih apabila terdiri dari kalsit dan dolomit, tetapi bisa
berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna tergantung pada
mineral-mineral aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer yakni:
breccia marble, tremolite marble, graphite marble, talcose marble,
phlogopite marble.4. KuarsitAdalah salah satu batuan metamorf yang
keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat
tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir
bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami
rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada
batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .Asal : Metamorfisme
sandstone (batupasir)Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat,
merahUkuran butir : Medium coarseStruktur : Non foliasiKomposisi :
KuarsaDerajat metamorfisme : Intermediate TinggiCiri khas : Lebih
keras dibanding glass5.MilonitMilonit merupakan batuan metamorf
kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok
yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan.
Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti
schistose.Asal : Metamorfisme dinamikWarna : Abu-abu, kehitaman,
coklat, biruUkuran butir : Fine grainedStruktur : Non
foliasiKomposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuanDerajat
metamorfisme : TinggiCiri khas : Dapat dibelah-belah6.
serpinitSerpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih
mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses
serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses
proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan
air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan
ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.Asal : Batuan beku
basaWarna : Hijau terang / gelapUkuran butir : Medium
grainedStruktur : Non foliasiKomposisi : SerpentineCiri khas :
Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku
jari7.HornfelsHornfels terbentuk ketika shale dan claystone
mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk
di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil.
Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.Asal : Metamorfisme kontak
shale dan claystoneWarna : Abu-abu, biru kehitaman, hitamUkuran
butir : Fine grainedStruktur : Non foliasiKomposisi : Kuarsa,
mikaDerajat metamorfisme : Metamorfisme kontakCiri khas : Lebih
keras dari pada glass, tekstur merata8. Sekismika
Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat
lebih tinggi dibandingkan phyllite, mempunyai foliasi dan
kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite
tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh
kristal-kristal berbentuk lempeng (play) dan kristal-kristal
prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain
: chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan
mineral-mineral prismatik adalah actinolite, kyanite, hornblede,
staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist hanya terdiri dari
satu macam mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya
terdiri dari dua atau lebih mineral seperti calcite - sericalcite
albite schist. Sekis sering mengandung mineral-mineral yang
bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic),
tetapi equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang
biasanya bertekstur porphyroblastic. Batuan-batuan scihist dapat
pula berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan
sandstone. Jika beberapa teksture asli batuan asal masih ada,
akibat tekanan yang kuat, maka batuan disebut, metabasalt,
metagabbro dan sebagainya.9. Filit
Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu
baliknya temperatur atau bertambah besarnya rekristalisasi maka
slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan tersusun dari
mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan
chlorite. Batuan ini lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas
yang tegas antara keduanya baik dalam hal ukuran butir maupun
kandungan mineralnya. Mineral-mineral seperti muscovit, mika,
sericite, dan cholite terdapat dalam jumlah yang besar.
Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit antara lain
megnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula
sericite phllite, chlorite phyllite atau sericite phyllite. Warna
dari putih perak, merah sampai kehijau-hijauan. Sifat dalam
(tenacery) : brittle dan sering mempunyai pegangan halus hingga
agak kasar. Filit dihasilkan oleh metamorfose regional tingkat
rendah terutama dari mineral clay, shall, dan juga tuff dan
tuffacous sedimen.
10. Sabak
Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai
achistosity planar, tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu
biasanya mempunyai beberapa sudut untuk masing-masing perlapisan
sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis.
Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya
dengan komposisinya. Perlapisan asli dari slate masihg dapat
terlihat, apabila berasal dari abtuan beku basalt seperti struktur
amigdoloidal. Sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat
dideterminasi dengan mikroskop. Hanya sedikit mineral sabak yang
berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar, cholorite, biotite,
magnetite, hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada
batuan shale. Warna yang ditimbulakan dari warna merah, hijau,
abu-abu, hingga hitam. Warna merah karena ada mineral yang hemalit,
hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu karena adanya
mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit.
Sabak yang berasal dari batu pasir graywacke disebut graywacke
slate.
11. kuarsit
Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya
tak mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya.
Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan
rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit
dapat mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan
tekstur granoblastik. Kuarsit sangat keras karena adanya sementasi
sirikat (biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan disekitar
butir-butir kuarsa yang lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan
butir yang sangat kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam kuarsit
adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede. Kuarsit dapat
berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional dari
pada panas dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit,
dan kuarsit pigmatit. Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung
fosil. Warna dari kuarsit bervariasi dari putih, coklat hingga
mendekati hitam. Adanya hematit memberikan warna merah muda (pink)
sedangkan chlori memberikan warna kehijau-hijauan.Batuan Beku
Batuan beku terjadi darimagma cair pijar yang rnernbeku karena
mengalami pendinginan (penurunan temperatur). Berdasarkan tempat
terjadinya, batuan beku dapat dibedakan menjadi tiga macam. Batuan
beku dalam atau batuan beku plutonis: Batuan ini membeku pada
daerah jauh di permukaan bumi. Contoh: granit, diorit, bathol it,
dan lakolit. Batuan beku korok ataugang atau batuan beku hypoabsis:
Batuan ini juga disebut batuan hypoabsis, biasanya terjadi pada
celah-celah atau pipa magma gunung berapi. Contoh: granitporfiris
dan diorit profiris, Batuan beku luar atau batuan beku efusit:
Magma yang keluar dari dapur magma dan sampai di permukaan bumi
disebut lava. Contoh: obsidian dan batu apung, scoria, basalt,
andesit, dan riolit.Batuan Endapan atau Sedimen
Batuan ini dibentuk karena pengaruh peristiwa alam atau proses
kimia (pelapukan). Hasil pelapukan yang mengendap inilah yang
disebut batuan endapan. Berdasarkan proses pengendapannya,batuan
sedimen dikelompokkansebagai berikut. Batuan sedimen klastik adalah
batuan sedirnen yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia
batuan asal. ' Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terjadi
karena proses kimia. Misalnya pelarutan, penguapan, oksidasi,
dehidrasi, dan sebagainya. Salah satu contoh akibat proses kimia
ini adalah terbentuknya stalaktit dan stalakmit, ' Batuan sedimen
organik adalah batuan sedimen yang terjadi karena selama proses
pengendapannya mendapat bantuan dari organisme.Berdasarkan tenaga
alam yang mengangkutnya, batuan sedimen diklasifikasikan sebagai
berikut. Batuan sedimen aeolik (aerik) diangkut oleh tenaga angin.
Contoh: tanah los, tanah pasir, tanah tuff. Batuan sedimen akuatik
diangkut oleh air mengalir. Contoh: tanah liat, tanah pasir, dan
batu pasir. Batuan sedimen glacial diangkut oleh gletser/es.
Contoh: moraina. Batuan sedimen marin diangkut oleh tenaga air
laut. Contoh: tanah pasir, tanah gunung pasir, tanah
los.Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dikelompokkan
sebagai berikut.
Batuan sedimen teristris adalah batuan sedimen yang diendapkan
di darat. Contoh: tanah los, batu pasir, tanah pasir, dan tuff.
Batuan sedimen marine adalah batuan sedimen yang diendapkan di
laut, selat, teluk, dan lautan. Contoh: batu kapur, batu karang,
dan batu garam. Batuan sedimen limnis adalah batuan sedimen yang
diendapkan di rawa-rawa atau danau. Contoh: tanah rawa dan tanah
gambut. Batuan sedimen fluvial adalah batuan sedimen yang
diendapkan di sungai-sungai. Contoh: pasir dan tanah liat. Batuan
sedimen glasial adalah batuan sedimen yang diendapkan pada
daerah-daerah yang mengalami padang es atau gletser. Contoh: batu
lim dan morein,Batuan Malihan atau Metamorf
Batuan malihan atau metamorf adalahbatuan yang terbentuk karena
proses metamorfosis atau perubahan. Faktor penting yang berperan
dalam proses pembentukan batuan malihan adalah tekanan besar, suhu
tinggi, dan waktu lama. Berdasarkan penyebabnya, batuan malihan
dibedakan sebagai berikut:
Batuan malihan termik, terjadi karena meningkatnya suhu yang
sangat besar. Contoh: batu pualam (marmer) dan batu antrasit.
Batuan malihan dinamik, terjadi karena meningkatnya tekanan sebagai
akibat gaya tektonik. Contoh: batu bara, batu sabak, dan batu
pasir. Batuan malihan pneumatolisi kontak, terjadi karena
rneningkatnya suhu yang sangat besar disertai menyusupnya magma ke
dalam batuan. Contoh: topas, batu permata, azurit mineral, dan
turmalin.Sekian materi bumi tentangMengenBatuan Beku
Batuan beku terjadi darimagma cair pijar yang rnernbeku karena
mengalami pendinginan (penurunan temperatur). Berdasarkan tempat
terjadinya, batuan beku dapat dibedakan menjadi tiga macam. Batuan
beku dalam atau batuan beku plutonis: Batuan ini membeku pada
daerah jauh di permukaan bumi. Contoh: granit, diorit, bathol it,
dan lakolit. Batuan beku korok ataugang atau batuan beku hypoabsis:
Batuan ini juga disebut batuan hypoabsis, biasanya terjadi pada
celah-celah atau pipa magma gunung berapi. Contoh: granitporfiris
dan diorit profiris, Batuan beku luar atau batuan beku efusit:
Magma yang keluar dari dapur magma dan sampai di permukaan bumi
disebut lava. Contoh: obsidian dan batu apung, scoria, basalt,
andesit, dan riolit.Batuan Endapan atau Sedimen
Batuan ini dibentuk karena pengaruh peristiwa alam atau proses
kimia (pelapukan). Hasil pelapukan yang mengendap inilah yang
disebut batuan endapan. Berdasarkan proses pengendapannya,batuan
sedimen dikelompokkansebagai berikut. Batuan sedimen klastik adalah
batuan sedirnen yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia
batuan asal. ' Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terjadi
karena proses kimia. Misalnya pelarutan, penguapan, oksidasi,
dehidrasi, dan sebagainya. Salah satu contoh akibat proses kimia
ini adalah terbentuknya stalaktit dan stalakmit, ' Batuan sedimen
organik adalah batuan sedimen yang terjadi karena selama proses
pengendapannya mendapat bantuan dari organisme.Berdasarkan tenaga
alam yang mengangkutnya, batuan sedimen diklasifikasikan sebagai
berikut. Batuan sedimen aeolik (aerik) diangkut oleh tenaga angin.
Contoh: tanah los, tanah pasir, tanah tuff. Batuan sedimen akuatik
diangkut oleh air mengalir. Contoh: tanah liat, tanah pasir, dan
batu pasir. Batuan sedimen glacial diangkut oleh gletser/es.
Contoh: moraina. Batuan sedimen marin diangkut oleh tenaga air
laut. Contoh: tanah pasir, tanah gunung pasir, tanah
los.Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dikelompokkan
sebagai berikut.
Batuan sedimen teristris adalah batuan sedimen yang diendapkan
di darat. Contoh: tanah los, batu pasir, tanah pasir, dan tuff.
Batuan sedimen marine adalah batuan sedimen yang diendapkan di
laut, selat, teluk, dan lautan. Contoh: batu kapur, batu karang,
dan batu garam. Batuan sedimen limnis adalah batuan sedimen yang
diendapkan di rawa-rawa atau danau. Contoh: tanah rawa dan tanah
gambut. Batuan sedimen fluvial adalah batuan sedimen yang
diendapkan di sungai-sungai. Contoh: pasir dan tanah liat. Batuan
sedimen glasial adalah batuan sedimen yang diendapkan pada
daerah-daerah yang mengalami padang es atau gletser. Contoh: batu
lim dan morein,Batuan Malihan atau Metamorf
Batuan malihan atau metamorf adalahbatuan yang terbentuk karena
proses metamorfosis atau perubahan. Faktor penting yang berperan
dalam proses pembentukan batuan malihan adalah tekanan besar, suhu
tinggi, dan waktu lama. Berdasarkan penyebabnya, batuan malihan
dibedakan sebagai berikut:
Batuan malihan termik, terjadi karena meningkatnya suhu yang
sangat besar. Contoh: batu pualam (marmer) dan batu antrasit.
Batuan malihan dinamik, terjadi karena meningkatnya tekanan sebagai
akibat gaya tektonik. Contoh: batu bara, batu sabak, dan batu
pasir. Batuan malihan pneumatolisi kontak, terjadi karena
rneningkatnya suhu yang sangat besar disertai menyusupnya magma ke
dalam batuan. Contoh: topas, batu permata, azurit mineral, dan
turmalin.Sekian materi bumi tentangMengenal Jenis-jenis Batuan
Bumi,semoga bermanfaat.al Jenis-jenis Batuan Bumi,semoga
bermanfaat.
PROSES PEMBENTUKAN BATUAN METAMORF SERTA TIPE-TIPEMETAMORFISME2
April 2012Prihatin Tri SetyobudiTinggalkan komentarGo to
commentsPROSES PEMBENTUKAN BATUAN METAMORF SERTA TIPE-TIPE
METAMORFISMEA. Proses Pembentukan Batuan MetamorfBatuan metamorf
merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada
sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi
mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase
padat(solid rate)akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan
kondisi kimia di kerak bumi (Ehlers and Blatt, 1982).Jadi batuan
metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh
proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses
pengubahan batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya
aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor
tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana
tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang
mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000C 8000C,
tanpa melalui fase cair (Diktat Praktikum Petrologi,
2006).Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya metamorfosa adalah
perubahan temperatur, tekanan dan adanya aktifitas kimia fluida
atau gas (Huang, 1962).Perubahan temperatur dapat terjadi oleh
karena berbagai macam sebab, antara lain oleh adanya pemanasan
akibat intrusi magmatit dan perubahan gradien geothermal. Panas
dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya gesekan atau
friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada batuan
silikat batas bawah terjadinya metamorfosa pada umumnya pada suhu
1500C+ 500C yang ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg
carpholite, Glaucophane, Lawsonite, Paragonite, Prehnite atau
Slitpnomelane. Sedangkan batas atas terjadinya metamorfosa sebelum
terjadi pelelehan adalah berkisar 6500C-11000C, tergantung pada
jenis batuan asalnya (Bucher & Frey, 1994).Tekanan yang
menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi dasarnya.
Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan
permukaan yang besarnya beberapa bar saja. Sedangkan metamorfosa
yang terjadi pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan
tekanan lebih dari 30-40 kBar (Bucher & Frey, 1994).Aktivitas
kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir
batuan, mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida
aktif yang banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam
hidroklorik dan hidroflorik. Umumnya fluida dan gas tersebut
bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat membentuk
reaksi kimia dan penyetimbang mekanis (Huang WT, 1962).B. Tipe-Tipe
MetamorfosaBucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan
tatanan geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
:1. Metamorfosa regional / dinamothermalMetamorfosa regional atau
dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang
sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah yang sangat luas.
Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu : metamorfosa
orogenik, burial, dan dasar samudera(ocean-floor).Metamorfosa
OrogenikMetamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana
terjadi proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya
batuan metamorf yang dihasilkan mempunyai butiran mineral yang
terorientasi dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampai
ribuan kilometer. Proses metamorfosa ini memerlukan waktu yang
sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun lalu.Metamorfosa
BurialMetamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan
temperatur pada daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi
intensif, kemudian terlipat. Proses yang terjadi adalah
rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.Metamorfosa
Dasar dan SamuderaMetamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan
pada kerak samudera di sekitar punggungan tengah samudera(mid
oceanic ridges).Batuan metamorf yang dihasilkan umumnya
berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya pemanasan air laut
menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dan air
laut tersebut.2. Metamorfosa LokalMerupakan metamorfosa yang
terjadi pada daerah yang sempit berkisar antara beberapa meter
sampai kilometer saja. Metamorfosa ini dapat dibedakan menjadi
:Metamorfosa KontakTerjadi pada batuan yang menalami pemanasan di
sekitar kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif.
Perubahan terjadi karena pengaruh panas dan material yang
dilepaskan oleh magma serta oleh deformasi akibat gerakan massa.
Zona metamorfosa kontak disebut contact aureole. Proses yang
terjadi umumnya berupa rekristalisasi, reaksi antara mineral,
reaksi antara mineral dan fluida serta penggantian dan penambahan
material. Batuan yang dihasilkan umumnya berbutir halus.
Gambar Metamorfisme Kontak dan Mineral Penyusun
BatuanPirometamorfosa/ Metamorfosa optalic/Kaustik/Thermal.Adalah
jenis khusus metamorfosa kontak yang menunjukkan efek hasil
temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada kondisi
volkanik atauquasivolkanik. Contoh pada xenolith atau pada zone
dike.Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/DinamikTerjadi pada
daerah yang mengalami deformasi intensif, seperti pada patahan.
Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis yang mengakibatkan
penggerusan dan sranulasi batuan. Batuan yang dihasilkan bersifat
non-foliasi dan dikenal sebagai faultbreccia, fault gauge,
ataumilonit.Metamorfosa Hidrotermal/MetasotismeTerjadi akibat
adanya perkolasi fluida atau gas yang panas pada jaringan antar
butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga menyebabkan
perubahan komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga dipengaruhi
oleh adanyaconfining pressure.Metamorfosa ImpactTerjadi akibat
adanya tabrakanhypervelocitysebuah meteorit. Kisaran waktunya hanya
beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan terbentuknya
mineralcoesitedanstishovite. Metamorfosa ini erat kaitannya dengan
pab\nas bumi (geothermal).Metamorfosa Retrogade/DiaropterisTerjadi
akibat adanya penurunan temperature sehingga kumpulan mineral
metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil
pada temperature yang lebih rendah (Combs, 1961).
Gambar Lokasi dan Tipe Metamorfism
Batuan Sedimen (1)Ditulis pada17 April 20121. PendahuluanBatuan
sedimen adalah batuan hasil pengendapan baik yang berasal dari
hasil sedimentasi mekanis (hasil rombakan batuan asal), sedimentasi
kimiawi (hasil penguapan larutan) maupun sedimentasi organik (hasil
akumulasi organik). Batuan sedimen hasil sedimentasi mekanis
terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi yang meliputi pelapukan,
erosi, transportasi, sedimentasi dan diagenesa. Proses pelapukan
yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses
erosi dan transportasi terutama dilakukan oleh media air, angin
atau es.2. Klasifikasi Batuan SedimenBatuan sedimen sangat banyak
jenisnya dan tersebar sangat luas ( 75% dari luas permukaan bumi)
dengan ketebalan beberapa centimeter sampai beberapa kilometer.
Berdasarkan proses pembentukan, batuan sedimen dapat dikelompokan
menjadi 5 yaitu : Batuan Sedimen Detritus (Klastik), Batuan Sedimen
Karbonat, Batuan Sedimen Evaporit, Batuan Sedimen Batubara, dan
Batuan Sedimen Silika (Gambar 1).
Gambar 1. Golongan batuan sedimen utama serta proses-proses
pembentukannya (Koesoemadinata, 1985).2.1. Batuan Sedimen
KlastikBatuan sedimen klastik terbentuk oleh proses sedimentasi
mekanis.Komponen pembentuk batuan sedimen klastik (Gambar 2) :
Butiran (grain) : butiran klastik yang tertransport yang berupa
mineral, fosil atau fragmen batuan (litik). Masa dasar (matrix) :
berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm) dan diendapkan
bersama-sama dengan butiran. Semen (cement) : material berukuran
halus yang mengikat butiran dan matrik, diendapkan setelah fragmen
dan matrik, contoh : semen karbonat, silika, oksida besi, lempung,
dll.
Gambar 2. Komponen pembentuk batuan sedimen klastik : butiran
(clasts), masa dasar (matrix), dan semen (semen oksida besi
berwarna coklat kemerahan)2.1.1. Tekstur Batuan Sedimen
KlastikTekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang
menyangkut butir sedimen seperti besar butir, kebundaran, pemilahan
dan kemas. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena
mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut (terutama
proses transportasi dan pengendapanannya) dan dapat digunakan untuk
menginterpretasikan lingkungan pengendapan batuan sedimen.Besar
Butir (Grain Size)Besar Butir adalah ukuran/diameter butiran, yang
merupakan unsur utama dari batuan sedimen klastik, yang berhubungan
dengan tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan.
Klasifikasi besar butir menggunakan skala Wentworth (Tabel 1)Besar
butir ditentukan oleh : Jenis pelapukan : pelapukan kimiawi
(butiran halus), pelapukan mekanis (butiran kasar) Jenis
transportasi Waktu/jarak transportasi ResistensiTabel 1.Klasifikasi
besar butir
Tabel 1. Klasifikasi besar butirPemilahan (sorting)Pemilahan
(sorting) adalah derajat keseragaman besar butir. Istilah yang
dipakai dalam pemilahan adalah terpilah sangat baik, terpilah baik,
terpilah sedang, terpilah buruk dan terpilah sangat buruk (Gambar
3).
Gambar 3. Pemilahan dan tingkat penamaan keseragaman
butirKebundaran (Roundness)Kebundaran (roundness) adalah tingkat
kebundaran atau ketajaman sudut butir, yang mencerminkan tingkat
abrasi selama transportasi. Kebundaran dipengaruhi oleh komposisi
butir, besar butir, jenis transportasi, jarak transportasi dan
resistensi butir. Istilah yang dipakai dalam kebundaran adalah very
angular (sangat menyudut), angular (menyudut), sub angular
(menyudut tanggung), sub rounded (membundar tanggung), rounded
(membundar) dan well rounded (sangat membundar) (Gambar 4).
Gambar 4. Tingkat kebundaran butirKemas (fabric)Kemas (fabric)
adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau
diantara semennya, sebagai fungsi orientasi butir dan packing.
Kemas secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran
dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan.
Istilah yang dipakai adalah kemas terbuka (bila butiran tidak
saling bersentuhan) dan kemas tertutup (bila butiran saling
bersentuhan). Jenis-jenis kontak antar butir (Gambar 5) :
Gambar 5. Jenis-jenis kontak antar butirPorositasPorositas
adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total batuan
(dinyatakan dalam persen). Porositas dapat diuji dengan meneteskan
cairan (air) ke dalam batuan. Istilah yang dipakai adalah porositas
baik (batuan menyerap air), porositas sedang (di antara
baik-buruk), dan porositas buruk (batuan tidak menyerap air).
Jenis-jenis porositas : intergranular, microporosity, dissolution
dan fracture (Gambar 6).
Gambar 6. Jenis-jenis porositasWarnaWarna pada batuan sedimen
mempunyai arti yang penting karena mencerminkan komposisi butiran
penyusun batuan sedimen dan dapat digunakan untuk
menginterpretasikan lingkungan pengendapan. Warna batuan merah
menunjukan lingkungan oksidasi,sedangkan warna batuan hitam atau
gelap menunjukan lingkungan reduksi. Secara umum warna pada batuan
sedimen dipengaruhi oleh : Warna mineral pembentuk batuan sedimen,
contoh : bila mineral pembentuk batuan sedimen didominasi oleh
kuarsa maka batuan akan berwarna putih (misal batupasir quartz
arenite). Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen
mengandung oksida besi, maka batuan akan berwarna coklat kemerahan.
Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh :
batupasir kuarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna
hijau Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan
dengan komposisi sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya
akan cenderung lebih gelap.KekompakanKekompakan adalah sifat fisik
dari batuan. Beberapa istilah yang dipakai dalam kekompakan batuan
adalah : Dense : sangat padat Hard : keras dan padat Medium hard :
agak keras tetapi masih dapat digores dengan jarum baja Soft :
lunak, mudah tergores dan dipecahkan. Friable : keras tetapi dapat
diremas dengan tangan Spongy : beronggaSumber : Diktat Praktikum
GEODAS-Tim Asisten Lab. Geofisika Unhas