Macam-Macam Motif Batik Di Indonesia (38 macam motif)Baik, kali
ini saya akan memposting tentang "macam-macam batik di
indonesia"
I. PENGERTIAN BATIK
Batik adalah salah satu budaya bangsa Indonesia, karena sejak
zaman nenek moyang dulu kita sudah bisa mengenal apa itu batik. hal
ini dibuktikan dengan ditemukannya berbagai macam motif batik pada
keramik dan lain sebagainya. Indonesia kaya akan berbagai
macam-macam batik dengan teknik dan ragam hias yang beraneka
ragam.
Macam-macam Batik
Jika dilihat dari ornamennya, batik daerah di Indonesia banyak
yang bersumber dari ragam hias zaman prasejarah seperti motif
geometris dan perlambangan. Macam-macam batik bisa dilihat dari
motif yang dipakai. seperti halnya budaya, ragam hias pada batik
pun mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungannya.
Adapun motif-motif batik bisa dikelompokkan ke dalam beberapa
jenis, yaitu :1. Motif Geometris dengan pola hias tumpal, meander
dan pola pilin.2. Motif flora, seperti dedaunan, tumbuhan menjalar
dan lain sebagainya.3. Motif fauna seperti kupu-kupu, burung dan
lain sebagainya.4. motif benda alam seperti bebatuan, awan dan lain
sebagainya.
Sehubungan dengan itu ragam batik bisa dikelompokan menjadi 2
kelompok, yang Pertama, Batik Keraton, yaitu batik yang tumbuh
didaerah lingkungan istana, khususnya Jawa Tengah, Cirebonan
seperti batik solo, batik jogja dan batik cirebon. Motif yang
dihasilkan berdasarkan berdasarkan filsafat kebudayaan yang mengacu
pada nilai spiritual. Kedua batik pesisir yaitu batik yang tumbuh
diluar batiik keraton dan mengalami perubahan yang berbeda dengan
batik keraton.
Teknik Pembuatan Batik
Batik merupakan teknik rekalatar, yang pengerjaannya menggunakan
semacam lilin yang disebut malam. Ada 3 macam teknik pembuatan
Batik :
1. Batik TulisCara pembuatan batik dengan melukiskan sebuah pola
pada kain dengan menggunakan tangan, alat-alat yang diperlukan
antara lain : Canting, fungsinya sebagai pena yang terbuat dari
tembaga dengan menggunakan malam. Gawangan, berfungsi untuk
membentangkan batik yang akan dilukis Wajan, kauli yang terbuat
dari tanah liat atau logam untuk mencairkan malam. Anglo, perapian
dari tanah liat, api dinyalakan dengan menggunakan arang. Tipas/
Tepas, gunanya untuk membesarkan api2. Batik CapBatik cap adalah
motif kain batik yang dihasilkan dari proses pencelupan semacam
alat yang dibuat dari tembaga yang sudah dibentuk sedemikian rupa
pada kain. dalam proses ini yang perlu diperhatikan adalah
sambungan pada tiap sisinya, hingga nantinya motif tidak terlihat
terkotak-kotak.
3. Batik PrintingTeknik pembuatan batik yang prosesnya sama
dengan pembuatan kain textil pada umumnya, yang membedakan yakni
motifnya.
II. PERKEMBANGAN BATIK DI INDONESIASejarah pembatikan di
Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan
kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik
banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada
masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian batik merupakan
kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu
kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.Awalnya batik
dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk
pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena
banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian
batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan
ditempatnya masing-masing. Dalam perkembangannya lambat laun
kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya
meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk
mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya
pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang
digemari, baik wanita maupun pria.Bahan kain putih yang
dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang
bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli
Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu,
tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta
garamnya dibuat dari tanah lumpur. Jadi kerajinan batik ini di
Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus
berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya
kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya
suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad
ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu
atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian
tradisional Indonesia.
III. BERBAGAI MACAM BATIK DI INDONESIACorak dan motif batik
Indonesia sendiri sangat banyak, ada yang merupakan motif asli dari
nenek moyang bangsa kita dan ada juga yang merupakan akulturasi
dengan bangsa lain.Di bawah ini merupakan macam-macam batik yang
terdapat di Indonesia:1. Batik Kraton
Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di
Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup.Batik-batik ini
dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang
hidup di lingkungan kraton.Pada dasarnya motifnya terlarang untuk
digunakan oleh orang biasa seperti motif Parang Barong, Parang
Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.2. Batik
Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari
kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera
masyarakat saudagar.Mereka juga mengubah motif larangan sehingga
motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik
Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi
atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang
didominasi warna soga dan biru tua.Batik Sudagaran menyajikan
kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan
ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik
keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek
(bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.3. Batik
Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di
rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang.
Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus.Motifnya turun
temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara
tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan
pun diikutkan ke saudagar.4. Batik Belanda
Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik
Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa
Eropa.Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif
tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.5. Batik Jawa
Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam
batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga
seperti bunga sakura dan krisan.Hampir semua batik Jawa Hokokai
memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif
parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi,
misalnya motif bunga padi.Batik Indonesia Khususnya Di Daerah
Jawa:
Batik Hokokai
Kata Hokokai berasal dari bahasa Jepang. Motif Hokokai didisain
ketika Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1940-an.Kawung
Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa
atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata
rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan
sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga
yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan
kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan
besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif
tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung yang tersusun
oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai
sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah
motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar
daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang
yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah
sen. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar
daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.
Naga
Batik Jawa Baru
Setelah Perang Dunia II usai, Jepang takluk dan angkat kaki dari
Indonesia, batik sebagai industri mengalami masa surut. Namun,
motif-motif batik terus berkembang, mengikuti suasana. Ketika itu
juga muncul istilah seperti batik nasional dan batik Jawa baru.
Batik Jawa baru bisa disebut sebagai evolusi dari batik Hokokai.
Pada tahun 1950-an batik yang dihasilkan masih menunjukkan pengaruh
batik Hokokai yaitu dalam pemilihan motif, tetapi isen-isen-nya
tidak serapat batik Hokokai.
Batik Jawa Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam
batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga
seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai
memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif
parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi,
misalnya motif bunga padi.Lasem Sekar Jagad
Kombinasi dari berbagai macam bunga dan kupu-kupu. Batik dengan
motif kombinasi ini dibuat di Lasem, sebuah kota kecil di Jawa
Tengah.
IV. CONTOH BATIK DI BERBAGAI DAERAH INDONESIA1. Batik
Yogyakarta
Batik Yogyakarta adalah salah satu dari batik Indonesia yang
pada awalnya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton
saja. Warna batik tradisionalnya adalah biru-hitam, serta soga
cokelat dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun
tanaman indigofera yang disebut juga nila atau tom yang
difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari
campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna
merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning.Sered atau pinggiran
kain diusahakan tidak kemasukan soga atau pewarna. Oleh sebab itu,
pinggiran batik Yogyakarta berwarna kain latar.Karakter motif batik
Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh pada pakem.
Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton Yogya yang
anti-kolonial.Ragam hias batik Yogyakarta ada yang geometris
seperti lereng atau garis miring lerek, garis silang atau ceplok,
kawung, anyaman, dan limaran. Ragam hias yang nongeometris seperti
semen, lung-lungan, dan boketan. Ada juga ragam hias yang bersifat
simbolis misalnya meru melambangkan gunung atau tanah (bumi), naga
melambangkan air, burung melambangkan angin atau dunia atas, dan
lain-lain. Ragam motif batik Yogyakarta sangat banyak dan semuanya
sangat indah, mulai dari motif bunga, tumbuhan air, tumbuhan
menjalar, satwa, dan lain-lain
Ada ratusan jenis batik Yogya di antaranya telah dipatenkan.
Motif Batik Yogya tidak sembarang motif. Setiap motif yang tergores
di atas batik sarat akan filosofi. Setiap motif yang tergores di
atas batik sarat akan filosofi.Motif tersebut antara lainMotif
parang rusak barong, memiliki filosofi Parang menggambarkan
senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini bisa
berlipat kekuatannya.Sido Asih bermakna si pemakai selalu diliputi
kasih sayang dalam berumah tangga. Truntum berarti cinta yang
bersemi. Ratu Ratih dan Semen Roma melambangkan kesetiaan seorang
isteri. Parang Kusumo, memiliki arti bunga yang mekar, diharapkan
pemakainya terlihat indah.Cuwiri, memiliki filosofi pengharapan
pemakainya terlihat pantas dan dihormati2. Batik Solo
Solo adalah salah satu daerah yang harus disebut ketika kita
membahas tentang batik. Batik Solo terkenal dengan corak dan pola
tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya.
Ragam motif batik asal Solo dipengaruhi dengan makna-makna simbolis
yang berasal dari kebudayaan Hindu. Dari kesemuanya, secara umum
corak batik Solo merupakan perpaduan dari bentuk-bentuk geometris
yang berukuran kecil-kecil. Selain itu, ciri khas yang terdapat
pada batik Solo adalah terletak dalam pewarnaannya. . Bahan-bahan
yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai
bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal
sejak dari dahulu.Warna soga (kecokelatan) menjadi ciri khas batik
Solo, dan kemudian disebut sebagai batik Sogan ,ini memiliki arti
kerendahan hati, bersahaja menandakan kedekatan dengan bumi, alam,
yang secara sosial bermakna dekat dengan rakyat. Batik Solo
menguarkan aura megah dan kesan anggun. Tidak semata-mata karena
paduan warna dan lekuk motifnya, melainkan makna yang terkandung di
balik setiap motif itu. Dalam sejarah, hanya di wilayah Jawa,
tepatnya di Solo dan Jogjakarta, batik masuk ke ranah kekuasaan.
Motif-motif batik khusus dibuat untuk raja dan kalangan
keraton.Beberapa motif batik solo antara lain motif Wahyu Tumurun,
artinya restu dari Tuhan Yang Maha Esa. Diharapkan berkat datang
sehingga pangkat naik, atasan memberikan penghargaan, kehidupan
membaik, dan rezeki pun melimpah. Motifnya terbilang simpel,
seperti juga Sidomulyo. Sido dalam bahasa Jawa berarti jadi,
sedangkan mulyo berarti mulia. Singkatnya, pola Sidomulyo
mengandung harapan untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenteraman
dari Tuhan. Untuk perkawinan, ada yang namanya motif Semen Rante.
Dalam motif ini, gambar rantai dipadukan dengan bunga kantil. Bunga
tersebut terkenal sebagai simbol panjang umur. Biasanya kain batik
bermotif Semen Rante dijadikan bingkisan lamaran supaya hubungan
kedua calon mempelai semakin erat.3. Batik Pekalongan
Pekalongan adalah salah satu daerah produksi utama batik dengan
desain utara Jawa pesisir. Walaupun Pekalongan bukan penghasil
batik pesisir tertua, namun paling halus dan sampai sekarang
penghasil batik utama. Ragam hias Hindu-Jawa melekat namun tidak
seperti Solo-Yogya yang terikat peraturan-peraturan keraton.
Pembatik santri di Pekalongan pun menerapkan seni hias dari nuansa
Islam. Pengaruh dominannya datang dari Cina dan Belanda, dan akibat
paparan dengan berbagai budaya, sangat berbeda dengan batik di
pedalaman Jawa. Warna lebih beraneka dan ragam hiasnya
naturalistis. . Ada lebih dari 100 desain Batik yang sudah
dikembangkan sejak 1802, dan beberapa yang populer Batik Pekalongan
antara lain batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim
dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi
Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan
Jepang.Warna cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju
pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan
terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas.
Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos,
sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar
negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya,
menjadi berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera.
4. Batik Cirebon
Kota Cirebon dikenal dengan kerajinan batik tulisnya dengan
salah satu motif yang paling dikenal adalah motif mega mendung.
kain batik tulis ini sangat cocok digunakan sebagai suvernir maupun
di pakai secara langsung sebagai busanaBatik Cirebon menampilkan 2
kategori motifnya yaitu: Menampilkan motif keratonan yang diambil
dari ornamen-ornamen keraton baik dari unsur bangunan maupun
benda-benda yang ada di sekitar keraton dan warnanya cenderung pada
warna sogan dan babar mas. Selain keratonan, juga menampilkan motif
pesisiran yang berisi flora dan fauna baik dari darat maupun laut
yang warnanya lebih terang, misal biru,merah, dll.Adapun Bahan yang
digunakan adalah dari sutra, katun, katun primisima dan prima.Motif
batik Cirebon yang paling diingat orang sekaligus dijadikan lambang
kota tersebut adalah motif awan Mega Mendung. Motif ini banyak
dipengaruhi oleh budaya China. Garis-garis awan dalam motif mega
mendung diinspirasi dari motif China. Meski demikian, mega mendung
ala Cirebon tetap memiliki ciri khas sendiri yakni bentuk
garis-garis awan yang berbentuk lonjong, lancip dan segitiga yang
berbeda dengan garis awan motif China yang umumnya berbentuk
bulatan atau lingkaran. Sentuhan budaya China pada batik Cirebon
itu pada akhirnya melahirkan motif batik baru khas Cirebon.Mega
mendung Cirebon sarat makna religius dan filosofi. Garis-garis
gambarnya merupakan simbol perjalanan hidup manusia, dari lahir,
anak-anak, remaja, dewasa hingga menemui akhir hayatnya. Rangkaian
kehidupan, dari lahir sampai temui ajal ini merupakan simbol
kebesaran Sang Ilahi. Selain perjalanan manusia, corak mega mendung
juga melukiskan kepemimpinan yang mengayomi dan juga perlambang
keluasan serta kesuburan.Selain motif Mega Mendung, Batik Cirebon
juga memiliki motif khas, yaitu motif Kompeni. Motif ini konon
dulunya diciptakan oleh pengusaha Belanda di Cirebon pada saat
jaman penjajahan dulu.Adapun ciri motif kompeni adalah biasanya
tentang kehidupan tentara kompeni jaman dulu dengan ciri khas
membawa bedil/senapan, ada juga tentang kehidupan petani, pedagang.
Intinya ciri motif batik kompeni ialah bercerita tentang kehidupan,
baik jaman dulu waktu semasa penjajahan Belanda ataupun jaman
sekarang.5. Batik Indramayu
Batik Indramayu sering disebut juga dengan batik dermayon,
memiliki ciri khas motif berupa gambar datar flora dan fauna,
dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan),
latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang
dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen
(sawut) yang pendek dan kaku. Ragam hias batiknya dipengaruhi mata
pencaharian penduduk kota ini yang merupakan nelayan. Selain itu,
kebudayaan Cina, seni dan kepercayaan Hindu berperan dalam
bentuk-bentuk yang tampak sampai sekarang. Sifatnya cenderung
dinamis dan bermacam-macam. Tidak mengherankan, kebanyakan produk
seni budaya merupakan bagian akulturasi dan asimilasi atau
perbauran budaya yang berlainan.Beberapa contoh motif batik
dermayon antara lain : motif Banji Tepak salah satu yang dihasilkan
di Indramayu. Secara umum, banji sendiri adalah simbol keadilan dan
kemakmuran. Banji Tepak terdiri dari 38 submotif, di antaranya
semen, kembang gempol, dan sawat suri. Tepak adalah kotak untuk
menyimpan perhiasan dan diletakkan di bagian dalam tembok, di bawah
ubin tepatnya, dalam kondisi terkunci. Motif Obar-abir berbentuk
dasar segitiga. Terinspirasi peristiwa ombak besar disertai angin
kencang. Motif Etong, menggambarkan berbagai satwa laut yang dibawa
pulang oleh setelah ikan laut seperti ikan, udang, cumi, ubur-ubur
dan kepiting. motif Kembang Gunda adalah tanaman yang tinggal di
pesisir pantai dan bisa menjadi lauk pecel. Motif Perang Teja, yang
menggambarkan kisah peperangan rakyat Indramayu dengan serdadu
Belanda sepanjang tepi kali Cimanuk. Motif Srintil. Srintil adalah
sejenis burung yang hidup dan beterbangan di kawasan pantai
Indramayu. Sering kali burung Srintil tersangkut jala nelayan.Ada
lagi motif Jendral Pesta, dahulu dikenakan oleh Gubernur Hindia
Belanda ketika menghadiri pesta penobatan Ratu Wilhelmina. Selain
itu, ada motif Puyong. Puyong adalah burung berparuh besar dan
berleher panjang yang bentuknya menyerupai merpati. Burung ini
hidup bebas di hutan, kebanyakan di Pulau Nila. Konon di pulau
tersebut, para nelayan asal Paoman kerap bersembunyi.6. Batik
Madura
Ternyata, Pulau Madura tak hanya tersohor dengan karapan sapi
dan garamnya. Wilayah yang termasuk Provinsi Jawa Timur ini juga
terkenal sebagai penghasil batik. Bahkan, produk batiknya memiliki
ragam warna dan motif yang tidak kalah dengan produksi daerah lain.
Maklum, batik Madura menggunakan pewarna alami sehingga warnanya
cukup mencolok. Selain warna yang mencolok, seperti kuning, merah
atau hijau, batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif yang
beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan,
ada sejumlah motif mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.Karakteristik Batik Madura
adalah dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari
Jawa, Disain batik Madura memiliki warna cerah dan lebih banyak
kebebasan dalam aplikasi desain. Warna utama batik Madura umumnya
merah, merah tua atau jingga, biru tua, hijau tua, hitam dan putih.
Di daerah Pamekasan, batik Madura kemudian juga mulai menggunakan
warna seperti biru muda, cokelat muda mengikuti perkembangan zaman.
. Selain warna yang mencolok, batik Madura juga memiliki
perbendaharaan motif yang beragam.Ragam hias batik madura bersifat
naturalistis., apa yang dilihat di alam sekitar, itulah yang
digambar. Contohnya, ayam bekisar, udang, kepiting maupun
tumbuh-tumbuhan Ragam hias batik Madura juga tidak mengenal
stilisasi. Semua bentuk diwujudkan secara utuh, tidak membentuk
simbol-simbol tertentu. Coraknya biasanya digambarkan besar-besar
sehingga motif yang kecil-kecil tidak menonjol. Ini erat
hubungannya dengan sifat alamnya yang keras, dan watak orang Madura
yang berani dan tegas.Salah satu batik terkenal dari Madura adalah
Batik Gentongan, yang memiliki karakteristik tertentu dalam
mewarnai, yang dihasilkan dari pengolahan yang berbeda dibandingkan
dengan batik lainnya. Pada tahap pertama dari proses tersebut,
kapas (mori) didicuci dan direndam dalam tong air yang dicampur
dengan minyak khusus dari residu kayu. Pada langkah terakhir dari
pengolahan kain diletakkan kembali ke dalam tong selama sedikitnya
dua bulan untuk membuat efek yang selalu awet dan perbedaan
warna.7. Batik Tegal
Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain
batik Tegalan adalah berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan
itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar
atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak
eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna
disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda)
dengan warna terang yang mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung
garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam
warna agak gelap.Dalam perkembangannya, batik Tegalan dapat
dibedakan dalam dua motif dasar, yakni motif klasik dan motif
pengembangan. Motif klasik dibedakan lagi menjadi dua macam, yakni
motif klasik irengan yang didominasi warna hitam, coklat dan biru
serta motif klasik bangjo yang dipengaruhi tradisi Batik Lasem yang
didominasi warna kuning, coklat, merah, hijau dan biru. Motif yang
dikategorikan sebagai motif klasik irengan diantaranya motif
gribikan, jahe-jahenan, kawung mlinjo, sidomukti ukel, udan liris,
ukel wit-witan, kopi pecah, parang, parang angkik, putihan, sawat
candra atau sawat ireng, rujak sente, welut gumbel, kecubungan,
buntat, kawung endog, manggaran, cempaka putih, cempaka mulya, ukel
pyur, semut runtung, serta sidomukti putihan. Sedang motif yang
termasuk motif klasik bangjo adalah motif wadas gempal, jamblangan,
gribikan, kawungjenggot, cecek kawe, unian, sokaraja, blarakan,
kopi pecah, gribikan, galaran, buntut bajing, semut runtung, beras
mawur, tumbar bolong, dan tambangan.
Motif Pengembangan merupakan motif yang dipengaruhi tradisi
batik lain dalam pembuatan Batik Tegalan. Meski demikian modifikasi
Motif Pengembangan ini tidak mengubah karakteristik Batik Tegalan
dengan warna-warna terang dan motif flora fauna yang banyak ditemui
di Tegal. Motif Pengembangan ini diantaranya motif gedong kosong,
manuk emprit, sotong, manuk surwiti, kipas-kipasan, juga kembang
kertas.8. Batik Banten
Motif batik banten yang paling terkenal dan menjadi ciri khas
batik Banten adalaha Motif Datulaya. Datulaya berarti tempat
tinggal pangeran. Dasarnya belah ketupat berbentuk bunga, dan
lingkaran yang dibingkai sulur-sulur daun. Warna dasarnya biru,
divariasikan dengan sulur daun abu dan dasar kainnya berwarna
kuning.Pangeran yang dimaksud adalah Sultan Hasanuddin. Motifnya
diambil dari ruang keluarga kesultanan tersebut.Warna batik Banten
sangat meriah. Itu merupakan hasil perpaduan warna-warna pastel
yang ceria namun lembut. Warna ini konon sulit ditiru perajin batik
dari daerah lain karena menggunakan air Banten asli yang kabarnya
menguatkan warna.Kombinasi warna ini juga dipengaruhi tanah. Ketika
dicelup, warna-warna terang tadi berubah menjadi nuansa pastel yang
lebih kalem. Warna-warna tersebut mencerminkan karakter orang
Banten yang bersemangat, ekspresif tetapi rendah hati.Semangat
kesultanan dan sejarah semakin terlihat pada nama-nama motif batik
Banten kebanyakan. Ada Sabakingking (dari gelar Sultan Hasanuddin),
Kawangsan (ada hubungannya dengan Pangeran Wangsa), Kapurban (ada
kaitan dengan gelar Pangeran Purba), serta Mandalikan (berhubungan
dengan Pangeran Mandalika). Ada lagi motif Srimanganti yaitu tempat
raja bertatap muka dengan rakyat dan motif Surosowan, yaitu ibukota
kesultanan Banten. Semuanya merupakan ragam hias dari karya seni
abad ke-17 yang dibangkitkan kembali9. Batik Tuban
BATIK Tuban merupakan batik yang paling khas di Jawa Timur,
Kenapa? karena proses pembatikannya dimulai dari bahan kain yang
digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Jadi
gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah
jadi selembar kain lalu dibatik. Batik ini kemudian disebut Batik
Gedog.Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe
Elliot tertulis, sebenarnya batik Tuban mirip dengan batik Cirebon
pada pertengahan abad ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan
benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses
pencelupan. Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis
dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap
seperti semula.
Batik Tuban termasuk ke dalam batik pesisir. Kebanyakan orang
menyebut motif dari Batik Tuban mirip dengan Batik Cirebon. Selain
warna yang mencolok, Batik tuban memiliki ciri khas motif batik
pesisir yang didominasi oleh kebudayaan Jawa, Cina, dan Islam. .
Misalnya, gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban
terpengaruh dari budaya tiongkok. Hal ini bisa dilihat dari gambar
burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut, burung Hong.
Sedang pada motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif
tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah pulau
Jawa. Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis tuban
terlihat pada motif dengan nama yang religious seperti kijing
miring.Dalam hal tata warna, pada mulanya batik Tuban dibatasi pada
warna biru indigo, merah mengkudu, hitam, dan putih serta
kekuning-kuningan yang berasal dari akar mengkudu.Namun belakangan
mulai muncul tata warna putihan, yaitu latar putih dengan corak
hiasan berwarna biru tua dan hitam; tata warna pipitan, yaitu latar
putih corak berwarna merah atau biru tua, dan tata warna bangrod,
yaitu latar putih dengan motif berwarna merah.Batik tuban sering
dikenal dengan istilah batik Gedog. Proses pembatikannya dimulai
dari bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung
dari kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu
ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik. Hal ini lah
yang membuat batik Tuban menjadi batik yang paling khas di jawa
timur.Salah satu contoh motif batik tuban adalah Motif kawung
merupakan penggambaran dari daun kelapa yang bentuknya disusun
silang, yang menjelaskan struktur dari jagad raya. Pusat
persilangannya diartikan sebagai sumber energi. Apabila ditemukan
motif memanjang yang letaknya tepat di tengah kain, maka motif ini
disebut dengan motif suluran dan masih masuk dalam keluarga motif
kawung Cirebon, dan biasa disebut dengan motif dudo.10. Batik
Banyumas
Batik Banyumas memiliki sejarah yang tak lepas dari pengaruh
budaya, seperti Yogyakarta dan Surakarta, maupun Pekalongan. Asal
mula batik Banyumas memang belum dapat dilacak. Namun dari
informasi para sesepuh dan penggiat batik Banyumas, disebutkan
batik Banyumas muncul, lantaran pengaruh berdirinya
kademangan-kademangan di daerah Banyumas dan para pengikut Pangeran
Diponegoro yang mengungsi di daerah Banyumas. Batik Banyumas
identik dengan motif Jonasan, yaitu kelompok motif non geometrik
yang didominasi dengan warna-warna dasar kecoklatan dan hitam.
Warna coklat karena soga, sementara warna hitam karena wedel.
Motif-motif yang berkembang sekarang ini antara lain: Sekarsurya,
Sidoluhung, Lumbon (Lumbu), Jahe Puger, Cempaka Mulya, Kawung
Jenggot, Madu Bronto, Satria Busana, Pring Sedapur. Tentu saja,
para penggiat batik Banyumas juga menghasilkan motif-motif lain
dengan melakukan kombinasi, terobosan motif baru sehingga tercipta
satu karakter seni lukis yang indah. Bahan batik Banyumas antara
lain: mori sen, dobi, sutera, paris. Batik Banyumas dibedakan dari
cara pembuatannya ada dua yaitu batik cap dan batik tulis. Batik
cap bisa diselesaikan dalam waktu tiga hari sementara batik tulis
bisa tiga sampai enam bulan, sehingga harganya pun jauh berbeda.
Batik cap berkisar puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah,
sedangkan batik tulis dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah.11.
Batik Purwokerto
12. Batik Betawi
Bukan cuma Solo, Yogyakarta atau Pekalongan yang punya batik,
tapi Jakarta juga. Jakarta tempo dulu pernah diramaikan dengan
tempat usaha pembuatan batik yang pemiliknya orang-orang Betawi
asli.Batik ini dibuat secara rumahan dan diwariskan secara
turun-temurun. Daerah yang terkenal dengan usaha batiknya yaitu di
Palmerah, Bendungan Hilir, Karet Tengsin, dan Kebon Kacang. Hasil
dari pembatikan, menjadi barang-barang dagangan yang dijual di
pasar-pasar.Batik dari Jakarta atau Batik Betawi mempunyai
warna-warna yang semarak sesuai dengan selera orang Betawi yang
meriah. Warna-warnanya didominasi warna-warna cerah dengan sedikit
corak, seperti biru terang, shocking pink , oranye, dan
hijau.Pengaruh kebudayaan China juga muncul melalui warna-warna
merah, kuning terang dan ungu muda. Batik Betawi jarang menggunakan
warna gelap karena menggambarkan kesedihan. Seiring dengan
pertumbuhan kota, akhirnya pengrajin batik Betawi pun hilang dari
Jakarta karena dianggap tidak cocok untuk lingkungan dan
popularitasnya pun tenggelam. Belakangan ini akhirnya Batik Betawi
muncul kembali dengan motif-motif yang baru namun tetap dengan ciri
khas Betawi.Motif khas Batik Betawi biasanya berbentuk ondel-ondel,
nusa kelapa, alat musik tanjidor, menggembala kerbau, menumbuk
padi, menjala ikan, pengantin Betawi, topeng Betawi, dan
sebagainya. Setelah dikembangkan, muncul juga motif Islami seperti
masjid, marunda dan lainnya.13. Batik Kalimantan
Sebenernya ini bukan batik tapi coraknya bisa dibilang mirip
batik lah. Di Kalimantan ga ada batik, namanya Kain Sasirangan
(Prosesnya Penyelupan kain ke campuran warna). Jelas itu tidak sama
sekali dengan Batik yang notabene di canting yang terisi oleh lilin
..14. Batik Papua
Batik Papua yang dapat di temukan di pasaran, seperti motif
Burung Cenderawasih, motif Komoro, motif Sentani, dan lainnya,
dengan dasar warna yang cerah, seperti merah ataupun orange, ada
juga motif yang di variasi dengan sentuhan garis - garis emas dan
di juluki batik Prada.
Keunikan batik Papua membuatnya kini banyak dilirik pencinta
batik lokal maupun international. Batik papua tak hanya
melambangkan culture masyarakat yang ada di sekitar, tapi juga
menorehkan unsur sejarah dan arkeolog di dalamnya.
Berikut ini adalah gambar - gambar batik Papua sesuai dengan
nama dan motifnya :
Batik Komoro dengan motif gambar patung berdiri
Batik Asmat dengan motif gambar patung duduk
Batik Sentani, dengan motif gambar alur melingkar
Motif Cederawasih, dengan gambar yang di dominasi dengan burung
cenderawasih
Batik khas daerah Papua, yang merupakan ciri khas culture
kehidupan masyarakat di papua, ini layak untuk kita lestarikan
karena merupakan aset nasional lainnya, bila tertarik untuk
memiliki batik - batik papua.15. Batik Padang
Pemakaian batik tanah liek dahulu hanya digunakan untuk
acara-acara adat. Dulu pemuka adat seperti datuak (penghulu atau
kepala adat), bundo kanduang (pemimpin wanita di Minang), raja-raja
kecil di Sungai Pagu, Solok, Jambu Lipo, Punjung, Sawah Lunto, dan
Sijujung memakai batik ini. Biasanya batik dipakai sebagai
perlengkapan adat, bisa berupa selendang atau saluak/peci. Para
Datuak memakai selendang dengan melingkarkannya di leher, sedangkan
untuk kaum wanita melampirkan selendang itu di bahu dengan ujung
kain pertama dililit dua kali di bahu kiri dan ujungnya disampirkan
di tangan kanan melalui bagian belakang badan.
Batik Padang agak sulit ditemukan tetapi sekarang sudah mulai
digiatkan kembali agar batik ini mudah ditemukan dan dinikmati oleh
orang. Salah satu yang berusaha menaikkan kembali batik Tanah Liek
adalah Ranah Minang Inaaya yang mempunyai showroom batik Padang di
Marapalam Padang.
Sentra Bisnis Batik Padang
Di Sumbar, sentra batik tanah liek ada di tiga daerah, yakni
Padang dengan Batik Monalisa, di Dharmasraya dan Pesisir Selatan.
Meski sama-sama batik tanah liek, namun motif di masing-masing
daerah berbeda-beda sesuai topografi dan kekayaan alam
masing-masing. Di Dharmasraya misalnya, selain motif dasar, juga
ada pembaharuan motif seperti bunga sawit yang terinspirasi dari
bunga sawit yang mekar di perkebunan sawit yang banyak terdapat di
daerah ini
Warna Batik PadangBatik Padang atau dalam bahasa Minangkabau
disebut batik tanah liek (tanah liat) adalah jenis kain batik yang
berasal dari Minangkabau. Dinamakan batik tanah liat karena batik
ini menggunakan tanah liat dalam proses pewarnaannya.
Batik Ranah Minang punya ciri khas tersendiri jika dibandingkan
dengan batik jawa, baik corak maun warna. Terutama, media pewarna
dasar kain berupa tanah liat dengan cara merendam dasar kain yang
belum dibubuhi motif batik ke dalam larutan tanah liat. Perendaman
ini bisa memakan waktu lebih dari satu hari untuk mendapatkan
ketahanan warna tanah yang menyatu dengan kain. Setelah itu, kain
dicuci bersih lalu dibubuhi motif batik, seperti kaluak paku, itiak
pulang patang, parang rusak, maupun motif berupa kekayaan flora dan
fauna alam Ranah Minang.
Warna Batik Padang kebanyakan hitam, kuning, merah, ungu.
Keterbatasan warna di pasaran karena batik ini menggunakan tanah
liat sebagai pewarna. Sesuai dengan permintaan pasar, warna batik
tanah liat kini tidak hanya berwarna coklat. Batik ini pada
akhirnya juga diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam
lainnya. Sebut saja seperti kulit jengkol, kulit rambutan, gambir,
kulit mahoni, dan lain-lain.
Bahan batik pun ada yang terbuat dari katun ataupun sutera
sehingga cocok digunakan untuk baju, selendang, setelan sarung, dan
lain-lain.
Motif Batik Padang
Motif Batik Padang antara lain motif kaluak paku, motif pucuk
rebung, motif rangkiang, motif itiak pulang patang, motif parang
rusak, motif tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis,
dan lain-lain.
Pola Batik Padang mirip dengan Batik Banyumas, Indramayu, Solo,
Yogya.
Di Padang, batiknya yang terkenal bernama batik tanah liek/tanah
liat. Dinamakan demikian karena dalam proses pewarnaannya, batik
ini dicelupkan ke dalam tanah liat. Namun, seiring dengan
permintaan pasar, batik tanah liek ini tidak hanya berwarna cokelat
saja. Batik ini pada akhirnya juga diwarnai menggunakan
sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja seperti kulit
jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, dan lain-lain.
Bahannya pun ada yang terbuat dari katun ataupun sutera. Motifnya
juga bermacam-macam antara lain tumbuhan merambat atau akar
berdaun, keluk daun pakis, pucuk rebung, dan lain-lain.Ini dia
beberapa motif dari batik Tanah Liek:Warna batik Padang kebanyakan
hitam, kuning, merah, ungu. Polanya Banyumasan, Indramayuan, Solo,
Yogya.
16. Batik Aceh
Batik Aceh mengeluarkan warna-warna yang cenderung berani,
merah, hijau, kuning, merah muda. Biasanya motif batik Aceh yang
tertera pada kain melambangkan falsafah hidup masyarakatnya. Motif
pintu misalnya, menunjukkan ukuran tingi pintu yang rendah. Motif
tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap
rumah adat, motif ini mengandung arti bahwa masyarakat Aceh
cenderung mudah menerima perbedaan.Motif bunga jeumpa-bunga kantil,
diambil karena banyak terdapat di aceh. Kuatnya pengaruh islam juga
turut mewarnai motif-motif batik diantaranya ragam hias berbentuk
sulur, melingkar, dan garis.
17. Batik Bengkulu
Motif batik khas Bengkulu, konon, merupakan sebuah adopsi
campuran dari motif kaligrafi Jambi dengan Cirebon. Adopsi itu
membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu. Batik khas Bengkulu
secara umum terdiri dari dua jenis. Pertama adalah batik Besurek
dengan motif khasnya berupa tulisan kaligrafi. Dan kedua adalah
batik Pei Ka Ga Nga atau disebut juga dengan batik Ka Ga Nga yang
memiliki motif berupa tulisan asli masyarakat Rejang Lebong.
Beberapa motif dasar dari batik Besurek antara lain: motif
kaligrafi (diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Untuk batik Besurek
modern, biasanya kaligrafinya tidak bermakna); motif bunga
rafflesia; motif burung kuau (bergambar burung yang terbuat dari
rangkaian huruf-huruf kaligrafi); motif relung paku; dan motif
rembulan.Berikut ini beberapa motif batik Besurek:
Kain Besurek memiliki motif khas yang bernuansa kaligrafi Jambi
dan Cirebon. Adopsi ini akhirnya membentuk sebuah desain batik khas
Bengkulu. Batik Kanganga memiliki motif khas yaitu berupa huruf
asli Rejang.Motif kain besurek yang bertuliskan huruf arab yang
dapat dibaca, kain ini sangat sakral, terutama pada pemakaian kain
upacara adat pengantin dan untuk menutupi mayat. Kain jenis ini
biasanya berbentuk kerudung wanita calon pengantin yang digunakan
untuk upacara ziarah ke makan para leluhur. Kain jenis ini tidak
boleh dipergunakan secara sembarangan.
18. Batik Bali
Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade
1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut
Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati Gianyar, dengan
teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan
sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Kerapnya orang Bali
mengenakan batik untuk berupacara sebagai bahan kain maupun udeng
(ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus
berkembang dang maju. Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri
Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga corak-corak
perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua,
Bali-Pekalongan, dan lain-lain.
19. Batik Lampung
Mungkin lebih banyak orang mengenal Lampung dari kain tenun
tapis-nya. Tapi jangan salah, Lampung juga memiliki batik dengan
corak tersendiri. Batik ini lahir melalui proses panjang yang
dilakukan oleh Andriand Damiri Sangadjie, seorang budayawan,
bersama kawan-kawannya. Motif batik Lampung yang paling terkenal
dan sering menjadi rebutan kolektor asing adalah motif perahu dan
pohon kehidupan.Ini adalah beberapa contoh motif dari batik
Lampung:
20. Batik Toraja
Batik merupakan warisan seni dan budaya bangsa yang sampai saat
ini banyak diminati dari berbagai kalangan dan tanpa batasan umur,
batik juga telah menjadi ciri khas budaya bangsa yang tak kan
lekang oleh waktu.Lahirnya batik Toraja masih tergolong baru yaitu
sekitar satu tahun yang lalu, meskipun demikian keindahan serta
ciri khas pada batiknya tidak kalah dengan batik-batik yang ada di
daerah lainnya. Dan saat ini batik Toraja telah mengalami
perkembangan yang cukup signifikan, motif dan warna yang
digunakanpun sangat beragam serta mengandung unsur-unsur budaya
daerah yang mengembangkannya.Batik Toraja memiliki motif atau corak
batik yang cukup beragam juga mengandung arti tertentu, seperti
motif pare allo yang berarti matahari, motif pa'teddong yang
berarti kepala kerbau juga menjadi lambang kebesaran di daerah
Toraja, motif poya mundudan yang dalam bahasa Indonesia berarti
burung blibis, Proses pembuatan batik Toraja hampir sama dengan
pembuatan batik pada umumnya serta bahan yang di gunakanpun sama
dengan batik lainnya yaitu menggunakan malam atau lilin.
21. Batik Palembang
Batik Palembang menggunakan bahan sutra, organdi, jumputan,
katun, dan blongsong. Adapun motif batik Palembang di antaranya
Kembang Jepri, Lasem, Sisik Ikan, Gribik, Encim, Kembang Bakung,
Kerak Mutung, Sembagi dan Salahi. Untuk pewarnaan menggunakan warna
cerah khas Melayu, seperti merah, kuning dan hijau terang. Memang
tidak mudah untuk menemukan pebatik khas Palembang yang mau
menggunakan media canting atau menulis kain sehingga jadi batik
saat ini. Pihak Kesultanan Palembang berupaya melestarikaan
kekayaan seni dan budaya peninggalan nenek moyang mereka tersebut,
tentunya dengan menggali dan mengumpulkan serta memproduksi kembali
batik tulis.YANG membedakan batik Palembang dengan batik Jawa yakni
motifnya. Batik Palembang itu ada dua motif yang cukup dikenal.
Yang pertama motif Lasem, yang hak paten motifnya sudah didapatkan
pemerintah Palembang. Ciri-ciri motif ini ramai dengan simbol
tanaman atau bunga. Lalu dihiasi pula dengan garis-garis simetris.
Kemudian motif Bungo Teh, yakni kain yang dipenuhi oleh bungo
teh.Intinya batik Palembang itu tidak ada gambar binatang. Hal ini
ada pengaruh dari ajaran Islam yang melarang simbol binatang atau
manusi dijadikan hiasan
22. Batik Jambi
Kain dasar batik Jambi diberi pewarna alami dari tanaman dan
buah-buahan seperti getah kayu dan saga. Warna khas : merah,
kuning, biru, hitam. Motif batik Jambi pada umumnya diambil dari
alam, seperti tumbuhan, hewan dan aktivitas sehari-hari warga
Jambi.Motifnya satu-satu atau biasa disebut ceplokan. Motif batik
Jambi yang sangat terkenal adalah motif kapal sanggat, kuau
berhias, durian pecah, merak ngeram, tampok manggis.Berbeda dengan
batik Jawa yang menggunakan potongan-potongan kain panjang, batik
Jambi biasanya datang dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau
sebagai selendang/syal. Warna khas yang biasa dijumpai pada batik
Jambi adalah merah, biru, hitam, dan kuning. Motifnya pada umumnya
diambil dari alam, seperti tumbuhan, hewan, dan aktivitas
sehari-hari warga Jambi. Motif batik Jambi yang terkenal antara
lain adalah motif kapal sanggat, burung kuau, durian pecah, merak
ngeram, dan tampok manggis.Berikut ini adalah motif-motif Batik
Jambi yang beraneka ragam.
23. Batik Bojonegoro
Sejak lama Bojonegoro sangat kaya dengan motif batik. Beberapa
motif di antaranya siap dipatenkan. Motif batik asli Bojonegoro,
mengambil tema dari budaya lokal yang cukup arif dan potensi
Bojonegoro yang cukup terkenal. Di antaranya motif Mliwis Putih,
Sapi, Jagung, Kahyangan Api, Tembakau, Minyak, Wayang Tengul, Padi
dan motif batik Jati. Hingga saat ini pasar produksi batik tersebut
kini telah sampai di Singapura.
24. Batik Purbalingga
Sekilas memang mirip batik dari Banyumas, karena Purbalingga
memang pernah saru karisidenan dengan Banyumas.Buat yang ngga tahu
di mana itu Purbalingga, Purbalingga terletak di provinsi Jawa
Tengah. Disebelah selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten
Banyumas (Purwokerto). Sebelah timur dengan Kabupaten Banjarnegara
dan sebelah utara dengan Kabupaten Pemalang.
25. Batik Garut
26. Batik RiauDi Riau, konon ada batik Selerang yang sempat
begitu terkenal pada tahun 1990-an namun sayangnya kabarnya saat
ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula yang namanya batik
Tabir. Batik Tabir yang dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek
ini warna-warnanya terang dan cerah, seperti merah, kuning, hijau.
Corak dan motifnya antara lain adalah bunga bintang, sosou,
cempaka, dan kenduduk.Ini adalah beberapa motif dari batik Tabir
Riau:
Di Riau ada batik Batik Selerang yang sayangnya kabarnya sudah
menghilang dan Batik Tabir. Batik Tabir warnanya lebih terang dan
cerah seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motif batik Riau
adalah bunga bintang, sosou, cempaka, kenduduk
27. Batik SemarangDiproduksi para pengrajin di Kampung Batik,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Semarang, batik Semarang juga
menawarkan beragam motif yang khas dibanding motif-motif batik dari
daerah Jawa Tengah lainnya. Pada umumnya batik Semarang berwarna
dasar oranye kemerahan karena mendapat pengaruh dari China dan
Eropa. Selain itu, motif dasar batik Semarang banyak dipengaruhi
budaya China yang pada umumnya banyak menampilkan motif fauna yang
lebih menonjol daripada flora. Misalnya merak, kupu-kupu, jago,
cendrawasih, burung phoenix, dan sebagainya. Adapun motif Semarang
yang menonjolkan ikon kota Semarang seperti Tugu Muda, Lawang Sewu,
Burung Kuntul, Wisma Perdamaian, dan Gereja Blenduk.
Beberapa motif dari batik Semarang:
28. Batik RembangBatik yang sangat terkenal di Rembang adalah
batik Lasem. Batik Lasem ini pasarannya pun sudah menembus pasar
mancanegara. Berikut ini adalah motif-motif dari batik Lasem:
29. Batik PacitanBatik tulis khas pacitan tergolong jenis klasik
seperti Motif Sidomulyo, Sekar Jagat, Semen Romodan
Kembang-Kembang.
30. Batik SidoarjoSidoarjo juga punya Kampoeng batik dengan nama
Batik Jetis, Kampoeng ini memproduksi batik tulis dengan motif yang
khas dari Sidoarjo. Motif kain batik asal Jetis didominasi flora
dan fauna khas Sidoarjo yang memiliki warna-warna cerah, merah,
hijau, kuning, dan hitam. Motifnya juga motif kuno, tidak banyak
perubahan dari motif yang dulu dipakai oleh para pendahulu. Ada
abangan dan ijo-ijoan (gaya Madura), motif beras kutah, motif
krubutan (campur-campur) lalu ada motif burung merak, dan
motif-motif lainnya.
31. Batik Banyuwangi
Tak banyak orang yang tahu, bahwa sejatinya Banyuwangi merupakan
salah satu daerah asal batik di Nusantara. Banyak motif asli batik
khas Bumi Blambangan. Namun hingga sekarang, baru 21 jenis motif
batik asli Banyuwangi yang diakui secara nasional. Jenis-jenis
batik Banyuwangi itu salah satunya antara lain: Gajah Oling;
Kangkung Setingkes; Alas Kobong; Paras Gempal; Kopi Pecah, dan
lain-lain.Semua nama motif dari batik asli Bumi blambangan ini
ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam. Misalnya, Batik
Gajah Oling yang cukup dikenal itu, motifnya berupa hewan seperti
belut yang ukurannya cukup besar. Motif Sembruk Cacing juga
motifnya seperti cacing dan motif Gedegan juga kayak gedeg (anyaman
bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan kekayaan
alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik seperti di Banyuwangi ini
tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan khas
Banyuwangi.
32. Batik Mojokerto
Batik Mojokerto merupakan sebuah budaya kerajinan batik yang
sejarahnya berkembang dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit.
Keunikan batik Mojokerto adalah pada nama-nama coraknya yang sangat
asing dan aneh di telinga sebagian orang. Misalnya gedeg rubuh,
matahari, mrico bolong, pring sedapur, grinsing, atau surya
majapait. Batik Mojokerto kini memiliki 6 motif yang telah
dipatenkan, yakni pring sedapur, mrico bolong, sisik gringsing,
koro renteng, rawan indek dan matahari.Desain batik itu Mojokerto
mengambil corak alam sekitar kehidupan manusia. Misalnya motif
pring sedapur merupakan gambar rumpun bambu dengan daun-daun
menjuntai. Ada burung merak bertengger. Warna dasarnya putih dengan
batang bambu warna biru. Sedangkan daunnya warna biru dan hitam.
Demikian pula motif gedeg rubuh, coraknya mirip seperti anyaman
bambu yang miring. Kalau mrico bolong, motifnya berupa bulatan
merica berlubang.
33. Batik PonorogoBatik Ponorogo terkenal dengan motif meraknya
yang diilhami dari kesenian reog yang menjadi ikon di daerah ini.
Hingga kini paling tidak sudah 25 corak batik Ponorogo
diciptakan.Motif batik lainnya antara lain merak tarung, merak
romantis, sekar jagad, dan batik reog.
34. Batik Tulungagung
Pesona batik Tulungagung terletak pada tingkat keberanian
memadukan warna untuk menghasilkan batik dengan warna yang berbeda.
Dari yang kebanyakan berwarna coklat maupun hitam, kini lebih
berani dengan memainkan warna yang lebih cerah. Beberapa motif yang
paling banyak dibuat di Tulungagung antara lain buket ceprik
gringsing,buket ceprik pacit ungker, serta lereng buket. Ketiga
motif tersebut merupakan satu di antara 86 motif yang dimiliki para
perajin di Tulungagung.Batik Tulungagung, Jawa Timur yang juga
dikenal dengan Barong Gung, kini mulai dilirik pengusaha timur
tengah. Adalah pengusaha asal Arab Saudi Talal Omar Al Yafee yang
berniat memasarkan Barong Gung ke tanah kelahirannya.35. Nusa
TenggaraDaerah Nusa Tenggara juga memiliki batik dengan motif
khasnya sendiri. Contohnya adalah batik Sasambo (Sasak Samawa
Mbojo) yang dijadikan sebagai pakaian batik resmi lokal NTB. Di
NTT, juga terdapat batik. Bahkan setiap pulaunya bisa menghasilkan
batik dengan keunikan masing-masing. Pulau Sumba misalnya batik
tenunnya khas dengan motif hewan. Pulau Rote khas dengan motif
daunnya.
36. Batik Sumedang atau Batik Kasumedangan
Dengan warna kain merah, motif batik Kasumedangan yaitu berpola
ceplokan motif utama pada latar vertikal, horisontal atau polos,
dan menemukan makna-makna simbolis dari motif-motif tersebut.37.
Batik Tasikmalaya : Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug), Batik
Sukaraja/Sukapura (Batik tulis khas tasikmalaya)
Warna dasar kain merah, kuning, ungu, biru, hijau, orange dan
soga. Dan warnanya cerah namun tetap klasik dengan dominasi biru.
Batik Sukapura : berciri khas warna merah, hitam, coklat.Motifnya
kental dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan burung,
selain itu ada juga motif Merak-ngibing, Cala-culu, Pisang-bali,
Sapujagat, Awi Ngarambat.
Batik Tasik memiliki kekhususan tersendiri yaitu bermotif alam,
flora, dan fauna. Batik Tasik hampir sama dengan Batik Garut hanya
berbeda dari warna, Batik Tasik lebih terang warnanya.38.
SulawesiSulawesi juga memiliki motif batik yang beraneka ragama.
Sebagai contoh, batik Sulawesi Selatan memiliki motif-motif seperti
Toraja, Bugis dan Makassar. Batik Sulawesi Selatan umumnya
menggunakan teknik pembuatan yang sama dengan batik Jawa, namun
tetap memiliki kekhasan sendiri. Sedangkan di Sulawesi Tengah rata
rata mendatangkan bahan baku tekstil batik dari Jawa, namun
pembuatan motifnya dilakukan oleh masyarakat pengrajin batik di
Sulawesi Tengah tepatnya di kota Palu dan motifnya sesuai dengan
ciri khas motif lokal Palu. Motif yang digunakan batik-batik di
Sulawesi Tengah kebanyakan menggambarkan motif burung maleo, motif
bunga merayap, motif resplang, motif ventilasi dan motif ukiran
rumah adat Kaili ataupun motif bunga dan buah cengkeh.