BASALIOMA PADA WAJAH I. PENDAHULUAN Basalioma atau yang dikenal juga sebagai karsinoma sel basal adalah salah satu keganasan pada kulit yang berasal dari sel-sel epidermis sepanjang lapisan basal. Insidens basalioma bebanding lurus dengan umur dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis. Etiologinya mungkin multifaktorial, tetapi paparan terhadap cahaya matahari memegang peran penting. Sekitar 80 % dari basalioma terjadi pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher. Basalioma biasanya lambat berkembang dan jarang bermetastasis, tetapi dapat menyebabkan destruksi lokal yang signifikan secara klinis jika diabaikan atau diterapi secara tidak adekuat. (1,2,3,4) II. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI Insiden basalioma diseluruh dunia sampai saat ini meningkat hingga 10% pertahun. Di Amerika Serikat, insidens tahunan adalah 900.000 kasus (550.000 pada laki-laki dan 350.000 pada perempuan). Insidens per 100.000 individu berkulit putih adalah 475 kasus pada laki-laki dan 250 kasus pada perempuan. Resiko terkena basalioma sepanjang hidup 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BASALIOMA PADA WAJAH
I. PENDAHULUAN
Basalioma atau yang dikenal juga sebagai karsinoma sel basal adalah
salah satu keganasan pada kulit yang berasal dari sel-sel epidermis sepanjang
lapisan basal. Insidens basalioma bebanding lurus dengan umur dan
berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis.
Etiologinya mungkin multifaktorial, tetapi paparan terhadap cahaya matahari
memegang peran penting. Sekitar 80 % dari basalioma terjadi pada daerah
terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan
leher. Basalioma biasanya lambat berkembang dan jarang bermetastasis, tetapi
dapat menyebabkan destruksi lokal yang signifikan secara klinis jika
diabaikan atau diterapi secara tidak adekuat. (1,2,3,4)
II. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI
Insiden basalioma diseluruh dunia sampai saat ini meningkat hingga
10% pertahun. Di Amerika Serikat, insidens tahunan adalah 900.000 kasus
(550.000 pada laki-laki dan 350.000 pada perempuan). Insidens per 100.000
individu berkulit putih adalah 475 kasus pada laki-laki dan 250 kasus pada
perempuan. Resiko terkena basalioma sepanjang hidup pada populasi kulit
putih adalah 33-39 % pada laki-laki dan 23-28 % pada perempuan. Basalioma
dapat terjadi pada umur berapa pun tetapi umumnya terjadi setelah umur 40
tahun. Insidens tertinggi terjadi pada orang dengan kulit cerah, jarang terjadi
pada orang berkulit gelap. Rasio laki-laki dan perempuan untuk basalioma
adalah 3 : 2.(1,2,3,11)
III. ANATOMI KULIT
Kulit terdiri atas dua lapisan dasar yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis merupakan bagian terluar yang mengandung empat tipe sel utama:
keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel. Epidermis ini terbagi
menjadi lima lapisan: stratum korneum, stratum lucidum, stratum granulosum,
stratum spinosum, dan stratum basale. Dermis lebih tebal daripada epidermis
1
dan kaya akan elemen nonseluler jaringan konektif berupa kolagen, elastin,
dan substansi dasar lainnya. Saraf, pembuluh darah, limfatik, serat otot,
pilosebaseus, dan unit apokrin dan ekrin terdapat pada dermis. (1)
Gambar 1. Penampang anatomi kulit. Dikutip dari kepustakaan 6
IV. ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI (1,2,3,5)
1. Radiasi sinar ultraviolet
Paparan kronik terhadap sinar matahari merupakan penyebab paling
penting dan paling sering dari basalioma. Radiasi sinar UV gelombang
pendek (290-320 nm) dipercaya mempunyai peran penting dalam
pembentukan basalioma daripada radiasi sinar UV gelombang panjang
(320-400 nm).
2. Radiasi sinar x juga berhubungan dengan terjadinya basalioma.
3. Terpapar arsen, bahan kimia yang bersifat karsinogenik baik dari
makanan maupun dari pekerjaan berhubungan dengan perkembangan
basalioma.
4. Keadaan imunosupresi, berhubungan dengan peningkatan resiko
basalioma.
5. Xeroderma pigmentosum. Merupakan penyakit autosomal resesif,
berawal dari perubahan pigmen kemudian berkembang menjadi
basalioma, karsinoma sel squamous, dan melanoma maligna.
6. Sindrom BCC nevoid (sindrom Gorlin). Penyakit autosomal dominan
yang terjadi pada umur muda dengan multipel basalioma. Odontogenik
keratocyst, palmoplantar pitting, kalsifikasi intrakranial, dan anomali
tulang iga dapat ditemui.
2
7. Sindrom Bazex. Merupakan penyakit genetik kromosom x-linked
dominan yang ditandai dengan atropoderma, multipel basalioma,
anhidrosis lokal, dan kongenital hipotrikosis.
8. Iritasi kronik atau ulserasi
9. Riwayat kanker kulit nonmelanoma sebelumnya meningkatkan resiko
seseorang untuk terkena kanker kulit.
V. PATOGENESIS
Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah
menjadi sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan
folikular. Sel ini diproduksi sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar
sebasea dan kelenjar apokrin. Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul di
bagian luar selubung akar rambut, khususnya dan stem sel folikel rambut,
tepat di bawah duktus glandula sebasea. Sinar UV menginduksi mutasi pada
gen supresor tumor p53, yang terletak pada kromosom 17p. Sebagai
tambahan, mutasi gen supresor tumor pada pita 9q22 yang meyebabkan
sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan autosomal dominan ditandai dengan
timbulnya basalioma secara dini. (3,5)
Awalnya terjadi pada lapisan epidermis kulit, kemudian tumbuh pelan-
pelan tanpa rasa sakit. Dengan pertumbuhan kulit baru yang mudah berdarah
atau tidak dapat sembuh, maka diagnosa basalioma sudah dapat ditegakkan.
Basalioma hampir tidak pernah menyebar. Tetapi, jika tidak diterapi,
kemungkinan menyebar ke tulang ataupun jaringan terdekat. (11)
VI.GAMBARAN KLINIS
Predileksi basalioma adalah area yang sering terpapar sinar ultraviolet,
terutama pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, periorbital) dan
leher, kadang juga ditemukan dikulit kepala. Gambaran klasik basalioma
memiliki tepi yang meninggi dan daerah tengah yang mengkilap seperi
mutiara dengan telangiektasis. Dapat nampak bersisik dengan daerah atrofi
atau parut akibat inflamasi kronik. (1,10)
Basalioma diklasifikasikan menjadi subtipe yang menggambarkan
3
apakah basalioma tersebut agresif atau tidak. (1)
1. Nodular
Bentuk ini paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai lesi
tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial,
dahi, dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak papul atau nodul kecil,
transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm dengan tepi
meninggi. Permukaannya tampak mengkilat, sering dijumpai adanya
telangiektasia dan kadang-kadang dengan skuama yang halus atau krusta
yang tipis. Lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah
lesi menjadi cekung yang dapat berkembang menjadi ulkus rodens dengan
destruksi jaringan di sekitarnya. Dengan trauma ringan atau bila krusta
diangkat, mudah terjadi perdarahan.(3,7)
Gambar 2. Basalioma tipe nodular. Dikutip dari kepustakaan 7
2. Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan yang tipe nodular. Bedanya, pada jenis
ini berwarna coklat atau hitam berbintik-bintik atau homogen, yang secara
klinis dapat menyerupai melanoma.(3,7)
4
Gambar 3. Basalioma tipe berpigmen. Dikutip dari kepustakaan 7
3. Morfea / Fibrosing / sklerosing
Merupakan tipe basalioma agresif dan biasanya terjadi pada kepala dan
leher. Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih
kekuningan dengan batas tidak jelas. (3,7)
Gambar 4. Basalioma tipe morfea. Dikutip dari kepustakaan 5
4. Superfisial
Lesi biasanya multipel, mengenai badan, dan sedikit kemungkinan untuk
invasif. Secara klinis tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai
berpigmen terang, berbentuk oval sampai ireguler dengan tepi berbatas
tegas, sedikit meninggi.(3,7)
Gambar 5. Basalioma tipe superfisial. Dikutip dari kepustakaan 5
5
Gambaran klinis yang jarang ditemukan adalah tumor metastase ke
jaringan sekitar, ke kelenjar limfe regional dan destruksi terhadap tulang.
Destruksi tulang sering ditemukan pada basalioma wajah dan kepala. (15)
VII. STADIUM DAN KLASIFIKASI (2)
Klasifikasi TNM digunakan sebagai sistem klasifikasi pada tumor
ganas kulit non melanoma. Klasifikasi TNM Tumor Ganas Kulit ( kecuali
Melanoma Maligna ) :
T : tumor primer
Tx : tumor primer tidak dapat dievaluasi
T0 : tidak ditemukan tumor primer
Tis : karsinoma insitu
T1 : tumor dengan ukuran terbesar tidak melebihi 2 cm.
T2 : tumor dengan ukuran terbesar antara 2-5 cm.
T3 : tumor dengan ukuran lebih dari 5 cm.
T4 : tumor menginvasi struktur ekstradermal dalam misalnya kartilago,
otot skelet atau tulang.
N : kelenjar getah bening
Nx : kelenjar getah bening tidak dapat diperiksa
N0 : tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional
N1 : ada metastasis kelenjar limfe regional
M : metastasis jauh
Mx : tidak dapat diperiksa
M0 : tidak ada metastasis jauh
M1 : ada metastasis jauh
Stadium tumor ganas kulit non melanoma menurut American Joint
Committee on Cancer tahun 2006 :
Stadium T N M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
6
IIT2 N0 M0
T3 N0 M0
IIIT4 N0 M0
Tiap T N1 M0
IV Tiap T Tiap N M1
Tabel 1. Stadium tumor ganas kulit non melanoma menurut AJCC tahun 2006.
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG (3,4)
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis basalioma yaitu pemeriksaan histopatologis. Biopsi
kulit sering diperlukan untuk memperkuat diagnosis dan menentukan
gambaran histopatologi. Dari pemeriksaan ini dapat ditemukan :
Karsinoma sel basal tipe nodular : nukleus oval besar, hiperkromatik,
dan sitoplasma sedikit. Bentuk sel seragam dan bila ada gambaran mitotik
biasanya sedikit. Bentuk padat biasanya bergabung dengan pola berbentuk
palisade di daerah perifer dan membentuk sarang-sarang. Biasanya ada
peningkatan produksi musin di sekitar stroma dermis. Pembelahan sel,
yang dikenal sebagai artefak retraksi biasanya muncul diantara sarang-
sarang basalioma dan stroma, yang berkurang selama fiksasi dan
pewarnaan.
Karsinoma tipe berpigmen : mengandung melanosit yang terdiri dari
sitoplasma granula melanin dan dendrit.
Karsinoma sel basal tipe morfea : pola sarang pertumbuhannya tidak
melingkar tapi membentuk untaian.
Karsinoma sel basal tipe superfisial : penampakannya seperti semak-
semak sel basaloid yang berlekatan dengan epidermis. Sarang-sarang
berbagai ukuran sering terlihat di dermis.2,3,7
7
(a) (b)
Gambar 6. Gambaran histopatologi kulit normal(a). Basalioma (b).
Dikutip dari kepustakaan 14
Untuk basalioma yang metastasis atau yang berpenetrasi ke tulang
dapat dilakukan pemeriksaan radiologi. Salah satunya adalah dengan MRI
(Magnetic Resonance Imaging). Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas yang
tinggi untuk mendeteksi terjadinya destruksi tulang pada basalioma.
a b
Gambar 7. Dikutip dari kepustakaan 15
(a) Ulserasi supefisial dari tumor yang berpenetrasi ke lapisan superfisial