Top Banner
RELEVANSI AYAT-AYAT AL-TIJĀRAH DALAM AL- QURĀN DENGAN PRAKTEK JUAL BELI ON-LINE (Studi Penafsiran al-Tijārah dan penerapanya) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salasatu Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Novia Harsela Salpin Sarah NIM: 1113034000200 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUYLLAH JAKARTA 1441H./ 2020 M.
120

Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

Mar 16, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

RELEVANSI AYAT-AYAT AL-TIJĀRAH DALAM AL-

QURĀN DENGAN PRAKTEK JUAL BELI ON-LINE

(Studi Penafsiran al-Tijārah dan penerapanya)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salasatu Persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Novia Harsela Salpin Sarah

NIM: 1113034000200

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATUYLLAH

JAKARTA

1441H./ 2020 M.

Page 2: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

RELEVANSI AYAT-AYAT AL-TIJĀRAH DALAM AL-QURĀN PADA

PRAKTEK JUAL BELI ON-LINE

(Studi Penafsiran al-Tijārah dan penerapanya)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salasatu Persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Novia Harsela Salpin Sarah

NIM: 1113034000200

Pembimbing

Drs. H. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A.

NIP: 196908221997031002

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATUYLLAH

JAKARTA

1439H./ 2017 M.

Page 3: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf
Page 4: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul RELEVANSI AYAT-AYAT AL-TIJARAH DALAM AL-QUR'AN DENGAN PRAKTIK JUAL BELI ON-LINE (STUDI PENAFSIRAN AL-TIJARAH DAN PENERAPANNYA) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 13 Agustus 2020

Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M. Ag

Fahrizal Mahdi , Lc, MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. Abd Moqsith, M.Ag

Dr. Abdul Hakim Wahid, MA NIP. 19710607 200501 1 002 NIP. 19780424 201503 1 001

Pembimbing,

Drs. H. Ahmad Rifqi Muchtar, MA NIP. 19690822 199703 1 002

Page 5: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

ABSTRAK

Novia Harsela Salpin Sarah (1113034000200)

Relevansi Ayat-Ayat Al-Tijārah dalam Al-Qurān Dengan Praktek

Jual Beli Online (Studi Penafsiran al-Tijarah dan Penerapannya)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat

praktek jual beli menjadi berkembang measuki era digital dengan adanya

praktek jual beli online. Dalam al-Qurān banyak dijumpai ayat-ayat

perdagangan diantaranya ayat-ayat yang mengandung lafadz al-Tijārah.

Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana tafsir ayat-ayat al-

tijārah dan relevansinya dalam al-Qurān dengan praktek jual beli on line.

Untuk memperoleh jawaban dari rumusan masalah ini, penulis

menggunakan metode tafsir tematik yang membahas lafadz-lafadz al-

tijārah serta mengkaji berbagai pendapat para mufasir mengenai

pengertian secara etimologis dan terminologis. Serta mengklasifikasikan

ayat al-tijārah yang mengandung makna hubungan muamalah

(perdagangan antar manusia) dengan ayat-ayat yang memiliki makna

hubungan makhluq dengan sang khaliq.

Hasil penelitian ini adalah terdapat dua bentuk penggunaan

istilah al-tijārah dalam al-Qurān, yaitu perdagangan antar manusia

dengan manusia dan perdagangan antar Allah dengan manusia. Ayat-

ayat al-tijārah tentang perdagangan antar manusia lebih mengarah

kepada etika-etika perdagangan, antara lain:pertama, tata cara hutang

piutang dalam jual beli online terdapat komponen penunjang sesuai

standar protokol SET (Secure Electronic Transaction) yaitu: (1) Virtual/

Physical Smart Card, (2) Virtual Point off Sale, (3) Virtual Aquirer atau

Payment Gateway (4) Visa Credit Card. Media yang digunakan bisnis

online diantaranya, marketplace, website, webblog, forum, media sosial.

Kedua melakukan transaski jual beli saling ridho antar kedua beliah

pihak dengan cara proses komuikasi via chating melalui media yang ada.

Ketiga perintah untuk meninggalkan jual beli ketika waktu shalat tiba

dapat terpenuhi dengan adanya keluasan waktu dalam transaksi jual beli

online.

Page 6: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis ucapkan kehadirat Allah swt. yang telah

memberikan nikmat tiada henti sehingga penulis dapat

menyelesaikan salah satu karya ilmiah berjudul RELEVANSI

AYAT-AYAT AL-TIJĀRAH DALAM AL-QURĀN PADA

PRAKTEK JUAL BELI ON-LINE (Studi Penafsiran al-

Tijārah dan penerapanya) yang menajdi salasatu syarat untuk

mendapat gelar Sarjana Agama. Selawat serta salam semoga

dilimpahkan kepada uswah ḥasanaḥ Nabi Muhammad saw.,

semoga kita mendapat syafaat beliau di akherat nanti.

Penelitian ini dapat diselesaikan dengan usaha penuh

penulis, dan tentunya dengan bantuan-bantuan dari berbagai pihak.

Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-

banyaknya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, terus memberikan dorongan moril

maupun materil serta nasehat bagi penulis agar terus

menyelesaikan pendidikan sampai selesai. Serta Adik-Adik

Tercinta, Della Dwi Ayu dan Muhammad Adam Al-Faruq,

beserta suami dan anak tersayang, keluarganya yang terus

meberi semangat dan dukungan bagi penulis selama karir

pendidikan ini.

2. Prof. Dr. Hj. Amani Lubis, MA selaku Rektor uin syarif

Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajarannya.

3. Dr. Yusuf Rahman, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajarannya

yang telah menyediakan seluruh fasilitas yang dibutuhkan.

Sekaligus sebagai dosen penbasehat akademik yang terus

memberikan masukan dan arahan bagi penulis selama

perkuliahan.

4. Dr.Eva Nugraha, MA selaku ketua Program Studi Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir dan Fakhrizal Mahdi, Lc., MIRKH. selaku

sekretaris Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir beserta

jajarannya yang selalu menyempatkan waktunya dalam

menyiapkan berbagai kebutuhan yang diperlukan penulis.

Page 7: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

5. Bapak Drs. Ahmad Rifki Muchtar, MA, Maselaku dosen

pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak arahan

yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian.

6. Seluruh dosen Fakultas Ushuludin khususnya prodi Ilmu Al-

Quran dan Tafsir dan Prodi Ilmu Hadis yang telah memberikan

pengajaran serta pemahaman yanga baru bagi penulis.

7. Bapak dan Ibu petugas Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Ushuludin,

Perpustakaan Pusat Studi Al-Quran, dan pihak lain yang

mempersiapkan tempat dan berbagai referensi yang digunakan

oleh penulis.

8. Kawan-kawan di senior-senior dan kawan-kawan di Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI), kawan-kawan DEMA UIN Jakarta

2018, serta teman berbagi cerita Omarwati, Arimah, Rindi, dan

lain-lain yang tidak bisa saya sebut satu Persatu. terimakasih

memberikan pelajaran keorganiasian dan dinamika kampus.

9. Seluruh crew @desapernik Alice Mutiara Tasti, dan Tim yang

telah bekerjasama menjalankan projek Desa Pernik.

Sebagai penutup, penulis berharap semoga karya tulis ini

memberikan manfaat akademis bagi perguruan dan manfaat

praktis bagi pembaca pada umumnya. Tidak lupa semoga karya

tulis ini menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis sampai akhir

nanti.

Ciputat, 20 Juli 2020

Novia Harsela Salpin Sarah

Page 8: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada

Romanisasi Standar Bahasa Arab (Romanization of Arabic) yang pertama kali

diterbitkan pada tahun 1991 dari American Library Association (ALA) dan

LibraryCongress (LC).

I. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alīf .......... Tidak dilambangkan ا

Bā′ B Be ب

Tā′ T Te ت

Tsā′ Ts Te dan Es ث

Jā′ J Je ج

Hā′ Ḥ Ha titik bawah ح

Khā′ Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Dzal Dz De dan zet ذ

Rā′ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sīn S Es س

Syīn Sy Es dan ye ش

Ṣād Ṣ Es titik bawah ص

Ḍād Ḍ De titik bawah ض

Ṭā′ Ṭ Te titik bawah ط

Ḍā′ Ẓ Zet titik bawah ظ

Page 9: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

viii

ʻAyn ...ʻ... Koma terbalik (di atas) ع

Gayn Gh Ge غ

Fā′ F Ef ف

Qāf Q Qi ق

Kāf K Ka ك

Lām L El ل

Mīm M Em م

Nūn N En ن

Waw W We و

Hā′ H Ha ه

Hamzah ...′... Apostrof ء

Yā′ Y Ye ي

II. Konsonan rangkap karena tasydīd ditulis rangkap

Ditulis mutaʻddidah متعددة

Ditulis ʻiddah عدة

III. Tā′ marbūṭāh di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h:

ditulis Hibah هبة

ditulis Jizyah جزية

Page 10: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

ix

(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap

ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, sholat, dan sebagainya, kecuali

dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain ditulis t:

ditulis niʻmatullah نعمة للا

ditulis zakat al-fiṭri زكاة الفطر

IV. Vokal pendek

Fatḥah Ditulis a contoh ضرب ditulis ḍaraba

Kasrah Ditulis i contoh فهم ditulis Fahima

Ḍammah Ditulis u contoh كتب ditulis Kutiba

V. Vokal panjang

1. Fatḥah + alif ditulis ā (garis di atas)

ditulis Jāhiliyyah جاهلية

2. Fatḥah + alif maqṣurah ditulis ā (garis di atas)

ditulis yasʻā يسعى

3. Kasrah + ya mati ditulis ī (garis di atas)

Ditulis Majīd مجيد

4. Ḍammah + waw mati ditulis ū (garis di atas)

ditulis Farūd فرود

Page 11: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

x

VI. Vokal rangkap

1. Fatḥah + ya mati ditulis ai

Ditulis Bainakum بينكم

2. Fatḥah + waw mati ditulis au

ditulis Qaul قول

VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisah dengan

apostrof

Ditulis a′antum أأنتم

Ditulis u′iddah أعدة

Ditulis la′insyakartum لئن شكرتم

VIII. Kata sandang alif dan lam

1. Bila diikuti huruf qamariyyah ditulis al

Ditulis al-Qur′ān القرءان

Ditulis al-Qiyās القياس

2. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis sama dengan huruf qamariyyah

Ditulis al-Syams الشمس

′Ditulis al-samā السمآء

IX. Huruf besar

Huruf besar dalam tulisan latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD).

Page 12: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

xi

X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut

penulisannya

Ditulis dzawī al-furūḍ ذوى الفروض

Ditulis ahlal-sunnah أهل السنة

Page 13: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

DAFTAR ISI

LAMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................... i

LEMBAR PERNYATAAN ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................. iii

ABSTRAK .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................ v

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................ 9

C. Tujuan Penelitian ..................................................... 10

D. Tinjauan Pustaka ....................................................... 11

E. Metode Penelitian ..................................................... 14

F. Sistematika Penulisan .............................................. 17

BAB II AL-TIJĀRAH DALAM AL-QURĀN .................. 18

A. Pengertian al-Tijārah ................................................. 18

B. Lafadz al-Tijārah dalam Al-Qurān ............................ 20

Page 14: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

C. Pandangan Para Mufassri tentang ayat al-Tijārah..... 27

D. Cara dan Adab Bertijarah .......................................... 30

BAB III JUAL BELI ONLINE .......................................... 40

A. Pengertian Jual Beli Online ...................................... 40

B. Subjek dan Objek Jual Beli Online ........................... 41

C. Komponen Jual Beli Online . .................................... 42

D. Tempat Jual Beli Online .......................................... 46

E. Jenis Transaksi Jual Beli Online .............................. 48

F. Mekanisme Transaksi Jual Beli Online .................... 51

G. Kelebihan dan Kekurangan Jual Beli Online ........... 52

BAB IV RELEVANSI AL-TIJĀRAH DENGAN JUAL BELI

ONLINE .............................................................................. 63

A. Prinsip Dasar dalam Ayat-Ayat Al-Tijārah ............. 63

B. Penerapan Ayat Tijarah dalam Perdagangan Online

1. Tijarah dalam Konteks Muamalah ...................... 69

2. Menjauhi Perbuatan Bathil dan Bersikap Saling Ridha

dalam Berbisnis .................................................. 77

3. Tijarah dalam Konteks Agama ........................... 82

4. Ber –Tijārah Tidak Melupakan Dzikir, Shalat,

Berzakat dalam Kesibukan Berbisnis ................ 83

Page 15: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

5. Ber-tadarrus Al-Qurān, Shalat dan Menafkahkan

Sebagian dari Rezeki merupakan Bentuk Bisnis dari

Allah dengan Balasan Surga-Nya ....................... 87

6. Beriman dan Berjihad di Jalan-Nya sebagai Bentuk

Bisnis dari-Nya untuk Terselamatkan dari Siksa-Nya

............................................................................. 91

7. Kerugian Menukar Petunjuk-Nya dengan Kesesatan

selain dari-Nya laiknya Sebuah Bisnis yang Merugikan

............................................................................. 93

8. Tidak Meninggalkan Ibadah karena Bisnis dan Ajakan

Berbisnis dengan-Nya ......................................... 96

BAB V PENUTUP ............................................................... 98

A. Kesimpulan ......................................................... 98

B. Saran-Saran ......................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam memiliki arti penyerahan, atau penyerahan diri

secara total kepada Allah SWT.1 Dalam wilayah “penyerahan”

itu, ada ruang Allah SWT. untuk menyuruh umat-Nya, tidak

sekedar pasrah, tetapi juga memerintahkan untuk giat bekerja

keras dan berusaha agar mampu mengubah hidupnya menjadi

lebih baik.

Dalam al-Qurān secara tegas disebutkan, Allah tidak

aka merubah suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah

nasibnya.2 Bahkan dalam ayat lain disebutkan, tiada manusia

peroleh kecuali yang diusahakan. 3 Itu artinya manusia

diizinkan untuk dimampukan Allah untuk memperbaiki

keadaan, termasuk menjadi pribadi yan mandiri dan berdaulat.

Dengan demikian juga dinyatakan, sungguh dalam kesukaran

itu terdapat kemudahan, karena itu selesaikan tugas dan giatlah

1 IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta:

Djambani, 1992), hlm.701 2 Firman Allah SWT. QS. Ar-Ra’d: 11 يغي ر ما بقوم حتى يغي روا ما بأنفسهم

ل yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu إن للا

kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri.” (Lihat Qurān Terjemah Departemen Agama)

Dan bahwasanya seorang manusia tiada“ وأن ليس لإلنسان إل ما سعى 3

memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS. An-Najm : 39), al-

Qurān terjemah Departemen Agama

Page 17: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

2

bekeja keras.4 Nabi Muhammad SAW. Pernah mewanti-wanti,

sungguh Allah SWT.menyukai hamba yang bekerja dan

terampil. Barangsiapa yang bersusah payah mencari nafkah

demi keluarganya maka serupa dengan pejuang fisabilillah.

Salah satu jalan untuk mencari nafkah adalah melalui kegiatan

bisnis, yaitu kegiatan yang berjiwa entrepreneur, yang

memupuk kemandirian dan kedaulatan. Bisnis selain untuk

nafkah keluarga juga untuk kepentingan kemaslahatan

masyarakat. Manusia adalah makhluk yang memerlukan orang

lain atau kelompok lain. Bisnis diperlukan karena tidak ada

seorangpun yang dapat hidup dengan sempurna, mampu

menyediakan segala keperluan dan tuntutan hidupnya sendiri

tanpa melibatkan orang lain.5

Para sahabat sahabat Rasul juga banyak yang menjadi

pengusaha dan businessman yang sukses. Di antaranya adalah

Abu Bakar, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, dan

lain-lain. Tidak heran jika perjuangan Islam mendapatkan

kewibawaan dimata kawan dan lawan.

Jual beli adalah sebuah keniscayaan, seiring

berjalannya waktu dan zaman. Teknologi hampir tidak bisa

dipisahkan dikalangan masyarakat dalam kebutuhan sehari

hari terlebih lagi dalam bidang perdagangan, jasa, keilmuan

4 يسرا العسر مع artinya, “maka sungguh bersama kesulitan فإزن

terdapat kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 5) 5 M. Azrul Tanjung dkk, Reinventing Budaya Bisnis: Untuk

Kesejahteraan dan Kejayaan Islam, (Jakarta: Grafindo Creatif Writing,

2004), hlm.63

Page 18: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

3

dan lainnya. Banyak kita jumpai pada zaman yang sudah

modern ini semua kebutuhan dan keinginan bisa dikendalikan

dengan mudah dengan Teknologi & Informasi termasuk dalam

kegiatan jual beli. Oleh karena itu, praktek jual beli yang

dilakukan manusia semenjak masa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam hingga saat ini menunjukkan bahwa umat

telah sepakat akan disyariatkannya jual beli.6

Dalam al-Qurān banyak dijumpai istilah-istilah yang

dekat dan telah dikenal dalam dunia perdagangan. Istilah

tersebut misalnya adalah kata istarā dalam QS al-Taubah: 111,

kata bā’a dalam QS Al-Baqarah: 254, kata qarḍ dalam QS Al-

Maidah: 12, kata rahn dalam QS Al-Ṭūr: 21, kata al-tijarah

dalam QS. Al-Ṣaf: 10 dan sebagainya. Pengungkapan

perdagangan dalam al-Qurān ditemui dalam tiga bentuk

kalimat (kata), yaitu tijarāh, bay’, dan syirā.7 Term bā’a dalam

al-Qurān disebutkan sebanyak 15 kali dalam 8 surat8. Term

isytara dan syira dalam al-Qurān disebutkan sebanyak 25 kali

dalam 8 surat. Setelah diteliti ternyata dari 25 ayat tersebut

hanya 2 ayat saja yang berkonotasi perdagangan dalam

konteks bisnis yang sebenarmya,yaitu pada ayat yang

mengisahkan nabi Yusuf as yang dijual oleh orang yang

6 Fiqih Sunnah Jilid 3. Hlm 46, Sayyid Sabid, Tarjamah Bidayatul

Mujtahid Jilid III hlm. 181 7 Nila Libasut Taqwa, Aspek Perdagangan Perspektif al-Qur’an, 8 Muhammad Fuad Abdul Bāqiy, al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfādh al-Qur’an al-Karīm, (Bandung, Diponegoro, tt), h. 179-180.

Page 19: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

4

menemukannya yang terdapat dalam surah yusuf ayat 20 dan

21, dan yang selebihnya adalah majazi (bukan sebenarnya)

yang berkonotasi perdagangan teologi, selain itu masih banyak

lagi istilah-istilah lain yang berkaitan dengan perdagangan,

seperti, ribh, khusr, dayn, amwāl, rizq, syirkah, dan sejumlah

perintah melakukan perdagangan global.

Term Tijārah terdapat pada 8 surat dalam al-Qurān,

diantarannya QS Al-Nisa: 29; QS Al-Baqarah: 16; QS. Al-

Shaff : 10-11; QS. Al-Nur: 30; QS. Al Taubah : 24, QS Fatir

29-30; QS Al-Jumuah:11.9

Menurut Ar-Raghib Al-Asfahani, tijarah berarti

membelajakan modal dengan tujuan mencari keuntungan. 10

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dagang adalah

pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli

barang untuk memperoleh keuntungan, jual-beli, niaga.

Berdagang sama dengan berjual-beli, berniaga. Bisnis usaha

dagang, usaha komersial di dunia perdagangan; bida ng

usaha.11

9 Jurnal At-Tubyan Vol. II No.1 Januar-Juni 2017, Al-Tijarah

(Perdagangan) dalam Al-Quran (Studi Komparatif Tafsir Jami’ :o Ahkam

alquran dan Tafsir al-Misbah, hlm. 115-123 10 Ar-Raghib Al-Asfahani, Mu’jam Mufradat Alfadz Al-Qur’an,

(Mesir: Dar al-Kitab al-’Arabi, t.t.), hlm. 171-172 11 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 1993), hlm. 179

Page 20: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

5

Term tijarāh, bay’, dan syirā mempunyai makna yang

hampir sama, yaitu jual-beli dan perniagaan. Jika mengikuti

prinsip jual beli secara Islam, jual beli merupakan sarana

tolong menolong antar sesama manusia. Orang yang sedang

melakukan jual beli tidak dilihat sebagai orang yang melihat

keuntungan semata, akan tetapi juga dipandang sebagai orang

yang sedang membantu saudaranya.12

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,

membuat praktek jual beli di masyarakat terbagi kedalam dua

metode, yaitu off- line 13 dan on-line 14 . Penggunaan media

internet sangat efisien, bagi penjual tidak perlu membangun

toko, terikat jam kerja buka dan tutup, memiliki pegawai yang

banyak seperti teller, satpam, cleaning service, tidak perlu

memajang barang secara fisik, serta lebih menghemat modal.

Bagi pembeli, keuntungan belanja dengan media on-line antara

lain dapat mengunjungi penjual kapan saja dan dapat

dilakukan dimana saja. Pembeli dengan leluasa dapat masuk

kesebuah situs belanja dan melihat barang-barang yang

12 M. Yazid Affandi, Fiqih Muamalah dan Implementasinya

Dalam Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: LogungPustaka, 2009)

hlm. 54. 13 Perdagangan secara konvensional yang terjadi melalui tatap

muka secara langsung antara penjual dan pembeli pada suatu tempat

tertentu seperti toko, pasar, tempat pameran, maupun pada waktu tertentu

sesuai dengan jam buka toko yang bersangkutan. 14 Menggunakan teknologi modern berupa internet sebagai alat

bantu untuk memperlancar kegiatan usaha, transaksi perdagangan terjadi

melalui dunia maya (via internet atau online) sehingga antara penjual dan

pembeli tidak dibatasi oleh tempat dan waktu.

Page 21: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

6

terdapat dalam katalog tanpa harus merasa tidak nyaman

diawasi oleh petugas jaga.15

Dalam perkembangan selanjutya ternyata internet

melahirkan jutawan-jutawan baru. Dalam arti mulai banyak

yang menggunakan media internet sebagai sarana berbisnis

(bisnis on-line). Dari pengalaman sebagian besar orang

ternyata banyak sekali peluang bisnis yang dapat dilakukan

menggunakan internet. Pada dasarnya, bisnis didunia maya

tidak berbeda dengan dunianyata. Bisnis didunia maya juga

memerlukan ketekukan dan keseriusan. Dalam Islam, hukum

asal segala transaksi adalah diperbolehkan, selama tidak ada

dalil al-Qurān atau sunnah yang melarangnya. Sebaliknya jika

tidak ada dalil alquran yang melarangnya maka hukumnya

menjadi mubah.16

Internet tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-

hari, menurut lembanga riset pasar e-Marketer populasi

pengguna internet tanah air mencapai 83,7 juta orang pada

2014, lalu pada tahun 2017 e-Marketer memperkirakan

pengguna internet di Indonesia akan mencapai 112 orang, dan

akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Angka ini

sudah mengalahkan Jepang diperingkat kelima yang

15 Jurnal Transformasi Voll.11 No.1 2015 hal. 65-71

16 Apip Purkon, Bisnis Onlline Syariah, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2014), hlm. 2-3.

Page 22: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

7

pertumbuhannya lebih lamban. 17 Pertumbuhan pengguna

internet yang cukup pesat di Indonesia menjadi salah satu

pemicu munculnya tren berbelanja online, berdasarkan data

pada tahun 2000, pengguna internet di Indonesia baru

mencapai 2 juta orang, dengan 400.000 orang mertupakan

pelanggan terdaftar. Jumlah tersebut meningkat hingga empat

kali lipat pada tahun 2003, mencapai 8 juta pengguna internet18

Penggunaan internet dalam bisnis berubah dari dari

fungsi sebgai alat pertukkaran informasi secara elektronik

menjadi alat untuk aplikasi strategi bisnis, seperti: pemasaran,

penjualan, pelayanan pelanggan. Pemasaran di internet

cenderung menembus berbagai rintangan, batas bangsa, dan

tanpa aturan yang baku. Sedangkann pasar konvensional,

barang mengalir dalam partai-partai besar, melalui pelabuhan

laut, pakai kontainer, distributor, lembanga penjamin, importir

dan lembaga bank. Pemasaran konvensional lebih banyak yang

terlibat dibandingkan pemasaran lewat internet. Pemasaran di

internet sama dengan direct marketing19, dimana konsumen

berhubungan langsung dengan penjual.

17 Yovita Hamdani, Revolusi Asuransi digital, (Jakarta: PT

Gramedia Jakarta: 2014), hlm. 31 18 Case Center Departemen Manejemen, fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Cases in Management: Indonesian’s Business

Challenges (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 274. 19 Direct marketing adalah menjual barang dan layanan lsngsung

kepada pelanggan. Direct marketing biasanya mempunyai respons,

semacam sarana dimana pelanggan dapat berkomunikasi denganpenjual

barang secara langsung. Mural Raphel, Neil Raphel, dan Janis S Raye,

Page 23: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

8

Internet mendukung komunikasi dan kerjasama global

antara pegawai, konsumen, penjual, dan rekan bisnis yang lain.

Internet memungkinkan orang dari organisasi atau lokasi yang

berbeda bekerjasama sebagai satu tim virtual. Dengan internet

memungkinkan aplikasi Electronic Commerce 20 dapat

digunakan pada jaringan global, dan biasanya dilengkapi

dengan aplikasi pemrosesan pesan secara On-Line, Electronic

Data Interchange (EDI) untuk mengirim dokumen bisnis,

keamanan sistem pembayaran Eelectronic Found Transfer

(EFT). 21 Akibat internet, pemasaran terhadap perusahaan

menjadi proses yang interaktif saat ini. Situs Web perusahaan

bukan hanya sekedar menyajikan katalog produk dan media

promosi, melainkan digunakan untuk berdialog, berdiskusi,

dan berkonsultasi dengan konsumen secara On-Line, bulletin

boards, kuisioner elektronik, mailing lists, dan pengiriman

surat elektronik. Sehingga konsumen dapat dilibatkan secara

langsung dalam perancangan, pengembangan, pemasaran, dan

penjualan produk.

Transaksi barang dan jasa melalui media online

termasuk kategori muamalah dibidang perdagangan atau

bisnis, yang menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan

Winning CustomerLoyality: panduan lengkap untuk meraih kesetiaan

pelanggan. 20 Hendra Haloman Sipayung dan Fransisca esther Butar Butar,

Cara Gila Menjual apa pun lewat Internet, (Bandung: Kaifa, 2011) 21 Olivia Yenti Yuliana, Jurnal Akutansi & Keuangan Vol. 2, No.

1, Mei 2000: 36-52 http://puslit.petra.ac.id/jurnals/accounting/

Page 24: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

9

oleh pihak penjual atau penyedia jasa dengan pembeli dalam

memenuhi kebutuhan masing-masing. Yang dimaksud dengan

fiqih muamalah secara termonologi didefinisikan sebagai

hukum-hukum yang berkairtan dengan tindakan hukum

manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan. Mislnya dalam

persoalan jual beli, utang piutang, kerjasama dagang,

perserikatan, perkongsian.22

Dari latar belakang diatas, penulis mengangkat judul

skripsi Relevansi Ayat-ayat al-Tijārah dalam al-Qurān

pada Praktek Jual Beli On-Line (Studi Penafsiran al-

Tijārah dan penerapanya). Dengan lebih fokus pada kajian

lafadz al-Tijarah dalam al-Qurān.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas

dalam penelitian ini, maka penulisan skripsi ini akan diberi

batasan agar tersusun lebih terarah dan sistematis, yakni dalam

mengkaji ayat-ayat Al-Qurān tentang jual-beli lebih lanjut

mengkaji lafadz al-Tijārah, serta menggali substansi muatan-

muatan yang terkadandung didalam ayat-ayatnya.

Dengan adanya pembatasan diatas, penulis

mengarahkan pembahasan ini dengan rumusan masalah yang

22 Abdul Manan, Reformasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2006) , hlm. 30

Page 25: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

10

akan menjadi bahasan dalam skripsi yang disusun dalam

pokok permasalahan untuk memandu bahasan dalam skripsi

ini, antara lain:

1. Bagaimana Tafsir ayat-ayat Tijārah dalam Al-Qurān?

2. Bagaimana penerapan ayat Tijārah dan relevansinya

dalam praktek perniagaan on-line?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan adalah:

1. Untuk melengkapi hazanah tentang kajian tafsir dan

ilmu keislaman di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Untuk melengkapi penelitian yang sudah ada

sebelumnya tentang jual beli dalam al-Qurān

3. Untuk mengetahui relevansi ayat Tijārah dalam

praktek jual beli on line.

4. Guna melengkapi salah satu persyaratan pada akhir

program sarjana Jurusan Tafsir Hadits, Fakultas

Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, dalam meraih gelar Sarjana

Strata satu (S1).

D. Tinjauan Pustaka

Page 26: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

11

Sebelum melakukan penelitian, terlebih daluhu penulis

mengkaji penelitian-penelitian lain yang telah dilakukan

berkaitan dengan objek sejenis maupun tema terkait untuk

mendudukan posisi penulis dalam kajian ini.

Kajian jual beli (al-bay’u) dan riba dan ayat-ayat yang

berkaitan dengan jual beli, seperti yang di tulih oleh Siswadi,

S.Ag., S.Pd., M.Pd.I pada Jurnal Ummul Qura Vol III, No. 2,

Agustus 2013 yang berjudul Jual Beli Dalam Perspektif

Islam membahas lebih kepada syariat dan hukum,rukun dan

syarat jual beli itu sendiri. Menurut kesimpulan dari

tulisannya, jual beli adalah pertukaran harta dengan harta

dengan menggunakan cara tertentu. Pada dasarnya merupakan

akad yang diperbolehkan, hal ini berdasarkan atas dalil-dalil

yang terdapat dalam al-Qurān, Hadits dan Ijma’ Ulama. Rukun

jual beli meliputi tiga hal, yaitu: harus adanya akid (orang yang

melakukan akad), ma’qud alaihi (barang yang diakadkan) dan

shighat, yang terdiri atas ijab qabul. Jual beli yang batil adalah

akad yang salah satu rukun dan syaratnya tidak terpenuhi

dengan sempurna, seperti penjual yang bukan berkompeten,

barang yang tidak bisa diserahterimakan dan sebagainya.

Dalam tulisan lain, Nila Libasut Taqwa dalam skripsinya

yang berjudul Aspek Perdagangan Dalam Perspektif Al-Qurān

(Tajian Tafsir Tematik), penulis menjelaskan makna istilah

perdagangan dan penggunaannya yang terdapat di dalam al-

Qur‟an. Penulis lebih fokus pada pemaknaan istilah

Page 27: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

12

perdagangan dalam al-Qur‟an kajian kata isytarā dan bā‟a

serta derivasinya dengan menggunakan penafsiran Abū

Ḥayyān23 (w. 745 H), Al-Zamakhsyari24 (w. 538 H), Fakhru

al-Dīn al-Rāzi25 (w. 606 H), Ibn Āsyūr26 (w. 1393 H).

Skripsi tulisan Hasdiah dari Fakultas Ushuludin UIN

Alaudin Makassar yang berjudul Al-Tijārah dalam Al-Qurān

(Suatu Kajian Tematik) tahun 2013. Permasalahan pada skripsi

ini adalah bagaimana hakekat al-tijārah dalam al-Qurān dan

eksistensi al-tijārah serta bagaimana eksistensi dan

23 Imam Abū Ḥayyan mempunyai kitab tafsir yang berjudul Bahr al-

Muhiṭ yang merupakan kitab tafsir yang memakai metode penafsiran tahlili

dan bercorak lughawi (kebahasaan). Beliau tidak lalai dalam menjelaskan

sisi kebahasaan al-Qur‟an. Beliau juga menyebutkan asbabun nuzul, nasikh

mansukh, qira‟at, dan masalah-masalah ushuliyyah. Lihat Muhammad

Husein al-Żahabi, at-Tafsīr wa al-Mufassirūn (Kairo: Dar al-Hadith, 2012),

h. 271-272. 24 17Imam Al-Zamakhsyari mempunyai kitab tafsir yang berjudul

al-Kasysyāf yang merupakan kitab tafsir yang memakai metode penafsiran

tahlili dan bercorak lughawi (kebahasaan). Di dalam tafsir tersebut kental

akan unsur-unsur kebahasaan al-Qur‟an, sehingga al-Qur‟an dapat bernilai

mu`jizat dari kebahasaannya. Lihat Muhammad Husein al-Żahabi, at-

Tafsīr wa al-Mufassirūn (Kairo: Dar al-Kutub, 1961), h. 305-307. 25 Imam Fakhruddīn al-Rāzi mempunyai kitab tafsir yang berjudul

Mafātīḥ al-Ghaib yang menafsirkan al-Quran dengan memakai metode

tahlili dan bercorak falsafi dan ilmi. Namun, ia juga menjelaskan al-Qur‟an

dengan masalah-masalah uṣuliyah, nahwiyah, dan balaghiyah sebagaimana

dalam masalah eksakta dan alam. Lihat Muhammad Husein al-Żahabi, at-

Tafsir wa al-Mufassirun(Kairo: Dar al-Kutub, 1961), h. 210. 26 Thahir Ibn „Āsyūr memiliki kitab tafsir yang berjudul al-Taḥrīr

wa al-Tanwīr yang cenderung memakai metode tahlili dalam menafsirkan.

Itu bisa dilihat dari cara beliau memaparkan makna ayat demi ayat dari

segala aspek kebahasaan dan balagahnya dengan tujuan mendapatkan

makna yang benar dari setiap ayat. Selain itu, ia juga menafsirkan ayat demi

ayat secara muṣhafi dari surat al-Fatihah sampai surat al-Nas. Sedangkan

corak yang dipakai cenderung pada corak adabi ijtimia‟i, yaitu penafsiran

yang menjelaskan ayat- ayat al-Qquran berdasarkan ketelitian ungkapan-

ungkapan dengan bahasa yang lugas dengan menekankan tujuan pokok

Page 28: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

13

pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Penelitian ini

merupakan penelitian kepustakaan dengan metode deskriptif

kuantitatif. Sebuah kajian tafsir maudhu’I menghasilkan

kesimpulan bahwa dalam al-Qurān disebut al-tijārah adalah

suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar

manusia untuk menjemput rizki Allah SWT. Al-Qurān

menyebut al-tijārah dalam beberapa ayat. Ayat yang

menjelaskan hakekat perdagangan atau perniagaan terdapat

dalam QS. Al-Ṣaf: 10-11. Ayat tersebut menjelaskan al-tijārah

yang berhubungan dengan masalah aqidah (keyakinan).

Adapun dalam ayat yang lain perniagaan sebagai bentuk

mensyukuri nikmat Allah SWT., untuk menjelaskan

perniagaan hakiki tersebut, Allah SWT. memberi tuntunan

ketika memilih berniaga didunia ini. Menjelaskan bahwa

salasatu kecintaan seseorang pada perniagaan dan anak, serta

keluarganya, dimana perniagaan tersebut dia usahakan untuk

mereka yang erat kaitanya dengan tujuan dan tugas keluarga,

menghidupi keluarga dalam kehidupan ini, walaupun yang

diinginkan ialah cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya yang

harus lebih diutamakan diatas segala-galanya.

Penelitian selanjutnya berupa skripsi Dwi Sakti

Muhammad Huda yang berjudul Tinjauan Hukum Islam

terhadap Penerapan Khiyar dalam Jual Beli Barang Elektronik

Secara Online (Studi Kasus di Toko Online Kamre MBantul)

Fakultas Syariah Hukum UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

Page 29: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

14

dengan menganalisis data yang terkumpul menggunakan

metode kuantitatif. Hasil penelitian dianalisis dengan

menggunakan teori jual beli khiyār dan hokum Islam. Bentuk

jual beli dan proses transaksi yang ditetapkan pada toko online

Mbantul tidak berbeda jauh dengan jual beli pada umumnya,

hanya saja system online digunakan sebagai media jual dan

media transaksi. Selain itu bentuk jual beli khiyār diterapkan

diterapkan, yaitu khiyār syarat dan khiyār ‘aib.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, menggunakan studi

kepustakaan (Library Research). Dengan merujuk pada

sumber-sumber primer seperti al-Qurān dan kitab-kitab tafsir

dan sekunder lainnya yang mengandung dan berkaitan dengan

masalah yang dibahas diantaranya, buku, jurnal, kamus,

maupun berbagai literature yang terdapat dalam perpustakaan.

Lebih dari itu, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,

yaitu penelitian yang mengedepankan data-data kualitatif

berupa: ayat-ayat al-Qurān, penafsiran al-Qurān, sunah nabi,

atsar sahabat, pendapat-pendapat para ulama, riwayat,

pengertian bahasa dan lafaz al-Qurān, serta kaedah maupun

teori ilmu pengetahuan.

2. Sumber data

Dalam penulisan skripsi ini ayat-ayat al-Qurān

berkaitan dengan jual beli menjadi objek utama. Adapun

sumber data yang digunakan dalam skripsi ini terdari data

Page 30: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

15

primer dan data sekunder.data primer adalah sumber pokok

kajian, yaitu al-Qurān. Adapun data sekunder adalah sekunder

adalah data pendukung yang memudahkan kajian. Kata kunci

yang digunakan untuk data sekunder adalah: metode tafsir,

penelitian tematik, al-tijārah, ulumū-l-Qurān, dll

Beberapa sumber rujukan antara lain: Tafsir Al-Misbāh

karya M. Quraish Shihab; Tafsir Aṭ-Ṭabari karya Abū Ja’far

Muhammad bin Jarīr Aṭ-Ṭabari; Mukhtasar Tafsir ibnu Katsir,

Karya Syaikh Ahmad Syākir, Tafsir Al-Manar karya Sayyid

Muhammad Rasyid Ridhā. Tafsir Surat-Surat Pilihan karya

Murtaḍā Muṭṭahari; Tafsir al-Qurān Tematik oleh kementrian

Agama Republik Indonesia; Asbabun Nuzul karya Jalāluddin

as-Sūyūṭi; Metode Tafsir Mawdhui’y karya al-Ḥayy al-

Farmawi; Kaidah Tafsir karya M. Quraish Shihab; Pengantar

Studi al-Qurān karya Manna’ al-Qaṭṭan; Wawasan al-Qurān

karya M. Quraish Shihab. Al-Qurān dan Terjemahannya oleh

Kementrian Agama Republik Indonesia; dan berbagai sumber

lain yang mendukung penulisan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis

dalam menyelesaikan penelitian ini adalah teknik

dokumentasi, yaitu mengumpulkan data tertulis dari literature-

literatur yang ada dengan menggunakan kata-kata kunci

terkait, yakni; tafsir,al-tijarah, al-bay’u

Page 31: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

16

4. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan adalah

analisis-deskriptif dengan mengedepankan metode induktif.

Deskriptip diartikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka. Karakteristik tersebut

membuat penelitian ini diisi kutipan-kutipan data yang

digunakan untuk memberi gambaran penyajian laporan.

Adapun motode induktif diartikan analisa yang dilakukan

sejak awal pengumpulan data sampai akhir untuk memecah

masalah yang dihadapi. Secara bahasa, induktif berarti bersifat

induksi, yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan

yang khusus untuk diperlakukan secara umum.

Langkah-langkah yang digunakan adalah dengan

mengedepankan langkah penafsiran tematik yang dirumuskan

oleh Abd. al-Ḥayy al-Farmawi. Pertama, memilih atau

menetapkan masalah al-Qurān yang akan dikaji secara tematik.

Dalam hal ini penulis memilih tema jual beli dalam al-Qurān.

Kedua, melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan

dengan masalah yang telah ditetapkan. Ketiga, menyusun ayat-

ayat tersebut secara runut menurut kronologi masa turunya,

disertai pengetahuan asbābun nuzūl. Keempat,mengetahui

munāsabah ayat-ayat dalam masing-masing surat. Kelima,

menyusun tema bahasan didalam kerangka yang pas,

sistematis, sempurna, dan utuh (outline). Keenam, melengkapi

bahasan dengan al-hadis dan pendapat ulama, jika perlu.

Page 32: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

17

Ketujuh, mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan

menyeluruh.

F. Sistematika Penulisan

Sistenatika penulisan di bagi menjadi empat bab,

diantaranya BAB I menguraikan pendahuluan ini merupakan

langkah awal dalam penelitian yang akan dibahas, untuk

memudahkan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas

tentang masalah yang dihadapi, serta mempermudah pembaca

memahami skripsi ini secara keseluruhan. Untuk

mempermudah tersusunnya materi pembahasan dalam

penelitian ini, penulis membaginya kedalam empat bab.

BAB II: berisi tentang pandangan umum mengenai al-

tijārah, mulai dari membahas pengertian, ayat-ayat yang

terdapat lafadz al-tijārah, pandangan mufasir serta adab dalam

bertijarah.

BAB III: membahas tentang hakikat jual beli on-line,

meliputi pengertian jual beli on-line, jual beli on-line dalam

pandangan ekonomi dan syariat Islam.

BAB IV: membahas telaah tafsir ayat al-tijārah, dan

relevansinya dengan praktek jual beli online

BAB V: penulis menutup kajian ini dengan kesimpulan

hasil penelitian yang dilakukan penulis, dan saran-saran dari

penulis untuk melakukan riset lanjutan.

Page 33: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

18

BAB II

AYAT - AYAT AL-TIJĀRAH DALAM AL-QURĀN

A. Pengertian Al-Tijārah

Kata al-tijārah ( اتلجارة) secara bahasa, asalnya

terdiri dari tiga huruf , اء اتلت , يتم ,

ا لت تراء -al-tā’, al) وال

jīm, dan al-rā’) bermakna وتفة تمعتر ا ل جارة yakni اتلت

perdagangan.1 Secara verbal membentuk kata – ترر تترا–يتتج (tajara – yatjuru – tajran) yang bermakna

باع و ى yaitu menjual dan (’syarā dan bāa) ش

membeli.2 Kata اتلجارة adalah bentuk maṣdar dari kata

.(tajara) تر

Secara istilah terdapat perbedaan orientasi di

antara para ulama dalam mendefinisikan istilah al-

tijārah Sebagai berikut:

1. Menurut al-Raghib al-Aṣfahāni berkata: al-

tijārah adalah تمالطلبا سا لترأ فت اتلصف

1 Abu al-Ḥusain Aḥmad ibn Faris ibn Zakariah, Mu’jam Maqāyis

al-Lughah, Juz I (t.t., Daar al-Fikr, t.th), h.93. 2 Ibn Manẓūr, Lisan al-‘Arab, Juz.V (Kairo: Dār al-Marif, t.th),

h.420.

Page 34: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

19

بتح yakni mengelola modal untuk للر

mencari laba (keuntungan).3

2. Menurut Ibrahim Muṣṭāfa berkata: al-

tijārah adalah تمال ليتبال فيتهوتقت تتجر ماي بتح لر

ا yakni sesuatu yang لغرتض

diperdagangkan dan pengelolaan harta

untuk mencari keuntungan.4

3. Menurut al-Jurjānī, al-tijārah memiliki

makna ل باع ء شت اء ش عنت عبارة ungkapan tentang membeli sesuatu untuk

dijual karena mencari laba.5

4. Menurut Abdul Rauf al-Munāwī, al-tijārah

memiliki makna تمال ال ليتب باتلصففيتهتقتبتح لر

6 لغرتضلغرتضا

Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa kata al-tijārah menunjukan dua pengertian; pertama,

aktivitas jual beli (perdagngan) yang diistilahkan al-buyū’

bentuk jamak dari kata al-bay dan al-syirā. Kedua, komoditas

(barang) dagangan yang diistilahkan ‘urūḍ. Dalam al-Qurān,

kata al-tijārah tersebut tidak saja digunakan untuk menunjukan

3 Abu al-Qasim al Husain ibn Muhammad al-Ma’ruf bi al-Raghib

al-Aṣfahāni, al-Mufaradāt fi Garīb al-Qurān, (Beirut: Dār al-Ma’rifat, t.th.,

h.178. 4 Ibrahim Mustafa dkk, Qamus al-MuniṬ, Juz.I, (t.t.: Dār al-

Da’wah, t.th.), h.82 5 Ali ibn Muhammad ibn Ali al-Jurjānī, al-Ta’rifāt, Juz.I, (Bairūt:

Dār al-Kitāb al-‘Arabī), h. 73. 6 Muhammad Abdur Rauf al-Munāwī, al-Taqwif ala Muhimmāt al-

Ta’ārīf, Juz. I (Bairūt: Dār al-Fikr al-Mu’asir), h. 160.

Page 35: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

20

aktivtas transaksi dalam pertukran barang atau produk tertentu

pada kehidupan yang nyata sehari-hari. Tetapi juga digunakan

untuk menunjukan sifat ketaatan seorang hamba kepada Allah

swt., yang mencangkup pengertian ibadah dan keimanan

kepada-Nya.7

B. Lafadz al-Tijārah dalam al-Qurān

Lafadz al-tijārah dengan segala bentuk devariasinya

terulang sebanyak 8 kali dalam al-Qurān,8 sebagai berikut:

1. Lafadz al-tijārah yang bermakna perdagangan

secara material, yaitu proses perniagaan

keuntungannya ada yang berupa materi, dapat

diindera atau dapat dilihat berupa barang dan yang

semisalnya

a. QS. Al-Baqarah (2): 282

ها يأ ينٱي ل سم ى جلم

أ إذاتداينت مبدينإل ت ءامن وا

كت ب وه ٱف ب كتب م وليلعدل ٱولكت ببينك أ

نيكت بكماعلمه فليكت بول ملللل ٱكتبأ

يٱ ل لقٱعليه ٱولتق ۥربه لل يبخسمنه ولفننكنشي يٱا ولقٱعليهل

وضعيفاأ

سفيهاأوله فلي ملل و ه ي مل ن

أ يستطيع ۥل لعدل ٱب

7 Jusmaliani, M.E., dkk, Bisnis Berbasis Syari’ah, Cet.I, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), h.24. 8 Muhammad Fuād Abdul Bāqi, Mu’jam al Mufahras li Alfāẓ al

Qurān al-Karīm, (Kairo: Dār al-ḥadīs, t.th), h.52.

Page 36: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

21

تٱو وا ستشهد ل مفنن منر جالك ونامشهيدين يك لي لورج تانٱفرج

نترضونمنمرأ هداءٱمم نلش

أ

ما إحدىه ر فت ذك ما إحدىه خرى ٱتضل ل

يأ ول

هداء ٱ ولتسلش ت وا اإذاماد ع غغ نتكت ب وه أ ت وا م

ا كب وجلهإلأ

أ ۦ عند قسط

أ م ٱذلك لل قوم

وأ

تجرة ون تك نأ إل ت ترتاب وا ل

أ دن

وأ هدة للش

لناحأ مج مفليسعليك ونهابينك ةىت دير حاض

تبايعت إذا ت وا شهد لكتبوولي ضارم تكت ب وهاوأ

فننه ت تفعل وا إون وۥشهيد م بك وق تٱف س وا ق ٱت لل م ٱوي عل م ك ٱولل ءعليملل ش

ل ٢٨٢بك

Terjemahannya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu

bermu´amalah tidak secara tunai untuk waktu

yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis

di antara kamu menuliskannya dengan benar.

Dan janganlah penulis enggan menuliskannya

sebagaimana Allah mengajarkannya, meka

hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang

yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang

akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa

Page 37: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

22

kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia

mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.

Jika yang berhutang itu orang yang lemah

akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia

sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka

hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur.

Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari

orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada

dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan

dua orang perempuan dari saksi-saksi yang

kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka

yang seorang mengingatkannya. Janganlah

saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)

apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu

jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun

besar sampai batas waktu membayarnya. Yang

demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih

menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada

tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah

mu´amalahmu itu), kecuali jika mu´amalah itu

perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara

kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)

kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah

apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis

dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu

lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya

Page 38: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

23

hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan

bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu;

dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”9

b. Q.S. Al-Nisā (4): 29

ها يأ ينٱي مل بينك م مولك

أ ت ل وا ك

تأ ل ت ءامن وا

م وللبطلٱب نك ونتجرةعنتراضم نتك أ إل

م إن سك نف أ ت ٱتقت ل وا الل مرحيمى ٢٢كنبك

Terjemahan

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu saling memakan harta sesamamu dengan

jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-

suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu”

c. Q.S. al-Taubah (9) : 24

مق ل إوخون ك م بناؤ ك وأ م ءاباؤ ك كن إن

مولوأ م ت ك وعش م ك زوج

وهاٱوأ قتفت م

ترضونها ومسكن كسادها تشون وتجرةن مم إلك حب

ٱأ وللل ۦوجهادفسبيلهۦورس

9

Page 39: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

24

تفت وا بص تيأ ٱحت لل مره

بأ ٱوۦ يلل هديل

٢٢لفسقيٱلقومٱTerjemahan:

“Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak,

saudara-saudara, isteri-isteri, kaum

keluargamu, harta kekayaan yang kamu

usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri

kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu

sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan

Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka

tunggulah sampai Allah mendatangkan

keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang yang fasik”

d. Al-Nur (24): 37

ميوم ل ه رج وأ يديهم

وأ م لسنت ه

أ عليهم تشهد يعمل ون ت ٢٢بماكن وا

Terjemahan

“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki

mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa

yang dahulu mereka kerjakan”

Page 40: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

25

e. Q.S. Al- Jumu’ah (62): 11

إوذا لهوا وأ تجرة ت وا

تٱرأ وا وكنفض وترك إلها

عند ما ق ل ا ٱقائمى لل ن م هوٱخومنلل

ٱوتل جرة ٱ لل زقيٱخ ١١لرTerjemahan

“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau

permainan, mereka bubar untuk menuju

kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang

berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di

sisi Allah lebih baik daripada permainan dan

perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi

rezeki”

2. Lafadz al-tijārah yang bermakna immaterial, yaitu

proses perniagaan selain keuntungan yang materi

ada juga keuntungan non materi (maknawi), baik

berupa pahala, balasan kebaikan, maupun syurga

dan semisalnya di akhirat. Diantaranya sebagai

berikut:

a. Q.S. al-Baqarah (2): 16

ئك ل وت ينٱأ تٱل ا و للةٱشت لض دىٱب ربحتله فما

هتدين م ت موماكن وا ١١ت جرت ه Terjemahannya

Page 41: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

26

“Mereka itulah orang yang membeli kesesatan

dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung

perniagaan mereka dan tidaklah mereka

mendapat petunjuk”

b. Q.S. Faṭir (35): 29

ينٱإن يتل كتب ٱل ون تلل وا قام لوةٱوأ ولص نفق

توأ ا

ونتجرةىلنتب ور يرج اوعلنيةى مس ى ارزقنه ٢٢ممTerjemahannya:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu

membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan

menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami

anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam

dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan

perniagaan yang tidak akan merugi”

c. Q.S. al-Ṣaff (61): 10

يأ ينٱهاي مل تجرةت نجيك ملع د لك

هلأ ت ءامن وا

لمنعذا أ ١١م

Terjemahannya:

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu

aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat

menyelamatkanmu dari azab yang pedih”

Page 42: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

27

C. Pandangan Para Mufassir Tentang Ayat al-Tijārah

Ibn Katsīr menafsirkan ayat al-tijārah pada Q.S. al-

Baqarah (2): 282 bahwa ayat ini mengharuskan para pihak yang

ber-tijārah untuk menulis hutang piutang dan

mempersaksikannya dihadapan pihak ketiga yang dipercaya

(dalam kondisi tertentu dihadapan notaris atau kuasa hukum),

sambil menekankan perlunya menulis hutang walau sedikit

disertai dengan dengan jumlah dan ketetapan waktu hutang

tersebut menjadi jelas.10

Kata al-tijārah dalam ayat ini diartikan sebagai

perdagangan yang sifanta meteril, ia memberi penegasan atau

petunjuk bahwa jika perdagangan yang engkau jalankan itu

adalah perdagangan tunai, maka tidak boleh ada dosa bagi kami

jika kami menulisnya. Oleh karena itu, dengan perintah

menulis hutang piutang yang mengakibatkan terpeliharanya

harta sehingga tercermin keadilan seperti yang didambakan

oleh al-Qurān, maka lahirlah jalan tengah antara rahmat dan

hikmah-Nya.

Ibn Jarīr al-Ṭabarī menafsirkan ayat pada QS.al-Nisā’

(4) : 29, bahwa al-tijārah tidak akan sah melainkan dengan

kerelaan hati antara kalian, ayat ini juga mengindikasikan agar

seorang hamba senantiasa mencari harta dengan jalan yang

10 Ismā’īl Ibn Katsīr, Tafsir al-Qurān al-‘Adzīm, Jilid II. Cet.I,

(Kairo: Dār al-Quṭūbah,2000), h.505

Page 43: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

28

halal yang Allah telah halalkan bagi siapa saja yang

mencarinya dan mengusahakannya.11

Wahbah al-Zuḥailī menafsirkan ayat pada QS Al-

Taubah (9): 24, bahwa kecintaan seseorang terhadap al-tijārah

merupakan tabu’at manusia, karena al-tijārah berfungsi

sebagai pendapatan (penghasilan untuk kehidupan). Oleh

karena itu, manusia bersemangat mengembangkan al-tijārah-

nya dan memperbanyak keuntungannya agar ia memperoleh

faedah dari al-tijārah tersebut.12

Muḥammad Ṭāhir ibn ‘Āsyur al-Tūnisī menjelaskan

ayat pada QS. Al-Nūr (24): 37 bahwa para lelaki tidak

dilalaikan oleh al-tijārah karena mereka senantiasa berdzikir

kepada Allah tetapi tidak dikatakan bahwa mereka tidak ber-

tijārah pada kesempatan yang lain. Al-tijārah ini merupakan

bentuk usaha menarik komoditas untuk memperoleh

keuntungan darinya dengan cara mengolah dana tersebut.13

Abū Muḥammad al-Baghwi menjelaskan ayat pada QS.

Al-Jumuah (62): 11 bahwa ayat ini turun berkenaan al-tijārah

yang dilakukan Duḥaiyah ibn al-Khalīfah al-Kalbī dari kota

Syam (sekarang Suriah) sebagaimana yang dikabarkan oleh

11 Muhammad Ibn Jarīr al-Ṭabari, Jāmi’ al-Bayān fī Ta’wīl al-

Qurān, Jilid VIII, Cet.I, (t.tp: Muassasah al-Risālah, 1420 H/ 2000M),

h.227. 12 Wahbah ibn Muṣṭafā al-Zuḥailī, Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah

wa al-Syarī’ah wa al-Manḥaj, Juz.10, (Damaskus: Dār al-Fikr, 1418 H),

h.151. 13 Muḥammad Ṭāhir ibn Muhammad ibn ‘Āsyur al-Tūnisī, al-

Tahrīr wa al-Tanwīr , Juz 18, (Tunis: Dār al-Tūnisiyah, 1984 M), h. 249.

Page 44: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

29

Jābir ibn Abdillah dalam riwayat al-Bukharī, dimana ketika itu

Nabi Muḥammad saw. berkhutbah sedang manusia asyik ber-

tijārah hingga tersisa 12 orang didalam mesjid, maka turunlah

ayat tersebut sebagai teguran terhadap perbuatan mereka. Oleh

karenanya, al-tijārah tidaklah lebih baik dibandingkan

keberuntungan dari Allah Yang Maha Memberi rizki.14

Al-Rāgib al-Aṣfahānī menjelaskan ayat pada Q.S al-

Baqarah(2): 16, bahwa perniagaan itu ada dua bentuk yaitu

bentuk perniagaan yang antara penjual dengan penjual dan

antara penjual dengan pembeli, dimana keduanya

mengharapkan keberuntungan atas perniagaannya, dan ayai ini

menjelaskan bahwa perniagaan mereka tidak beruntung karena

kerugian yang terjadi disebabkan tidak taatnya kepada penjual

yaitu Allah yang Maha Kaya lagi Maha Pemberi rizki.15

Abdurraḥmān ibn Nāṣir al-Si’dī menjelaskan ayat pada

Q.S. Fāṭir (35): 29 bahwa mereka mengharapkan al-tijārah

yang tidak akan merugi, karena sebaik-baik al-tijārah, yang

paling afḍal-nya, adalah riḍā Rabb mereka, dengan ganjaran

yang banyak, keselamatan dari murka dan sanksi-Nya, karena

didalamnya mereka beramal ikhlas dan mereka tidak

14 Abū Muḥammad al-Ḥusain al-Baghwi, Ma’ālim al-Tanzīl, juz

VIII, cet. IV (t.tp.: Dār al-Ṭayyibah, 1417 H/ 1997 M), h.123. 15 Abū Qāsim al-ḥusain ibn Muhammad al-Ma’ruf Al-Rāgib al-

Aṣfahānī, Tafsīr Al-Rāgib al-Aṣfahānī, Juz I, (t.tp.: Jāmi’ah Ṭanṭa Fak.

Adab, 1420.H/ 2000 M), h. 105.

Page 45: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

30

mengharapkan tujuan –tujuan yang buruk niat-niat yang jelek,

lagi rusak sedikitpun.16

Wahbah Zuḥaili dalam Tafsīr al-Wasīṭ menjelaskan

ayat pda Q.S. al-Ṣaff (61): 10, bahwa ayat ini merupakan jenis

al-tijārah immaterial yakni teguh lagi konsisten beriman

kepada Allah swt. dan Rasul-Nya, Ikhlas beramal kepada-Nya,

berjihad untuk meninggikankalimat Allah dan menyebarkan

agama-Nya dengan jiwa (diri) dan hartanya. Al-tijārah yang

dimaksud adalah amal shaleh.17

D. Cara dan Adab ber-tijārah

1. Cara ber-tijārah

a. Sesuai Syariat18

Ada perangkat atau ketentuan tertentu yang

harus dipenuhi oleh setiap orang yang hendak

melakukan aktifitas jual-beli. Diantara komponen

tersebut adalah memperhatikan masalah akad. Yang

16 Abdurraḥmān ibn Nāṣir al-Si’dī, Tafsīr Karim al-Raḥmān fī

tafsīr Kalām al-Mannān, Cet.I, (t.tp: Muassasah al-Risālah, 1420 H/ 2000

M), h.689. 17 Wahbah ibn Muṣṭafā al-Zuḥailī, Tafsir al-Wasīṭ, Juz III,

(Damaskus: Dār al-Fikr, 1418 H), h.2649. 18 Quraish Shihab, Etika Bisnis dalam Wawasan Al-Qurān, (t.tp:

Jurnal ulum al-Qur’an, 1997), h.7-8

Page 46: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

31

membedakan ada tidaknya unsur Riba dan Gharar

(penipuan) dalam sebuah transaksi adalah terletak pada

akadnya. Sebagai contoh adalah akad murabahah19 dan

pinjaman bunga dalam bank konvensional.

Beberapa sistem akad al-tijārah dikenal dalam

Islam meliputi, pertama sistem murabahah. Jika

akadnya murabahah, maka harus jelas barang apa yang

diperjualbelikan dan berapa marjin profit yang

disepakati. Misal pihak A membeli produk dari pabrik.

Kemudian A menjual kepada B dengan mangatakan

“saya menjual produk ini kepada anda dengan harga

Rp. 11.000,- harga pokoknya Rp. 10.000,- dan saya

ambil keuntungan Rp. 1.000,- selanjutnya B tidak bisa

langsung bertransaksi dengan pabrik, jika B mau

menjual kepada C, maka prosesnya sama dengan A

(keuntungan yang diambil terserah kepada B, pihak

penjual).

Kedua sistem muḍārabah. Jika akanya

muḍārabah, maka harus jelas jenis usahanya, siapa

yang bertindak sebagai rabbul māl (pemilik modal) dan

19 Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan

harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan

pembeli. Dalam tenkis perbankan syariah, akad ini merupakan salahsatu

bentuk natural certanty contracts, karena dalam murabahah ditentukan

require rate of profitnya (keuntungan yang ingin diperoleh). Berapa besar

keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau

dalam bentuk presentase dari harga pembeliannya, seperti 10% atau 20%.

Lihat Ir. Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.113

Page 47: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

32

mudarib-nya (pengelola usaha), sebagaimana rasio bagi

hasilnya. Muḍārabah adalah akad kerjasama suatu

usaha antar dua pihak pertama (mālik, ṣāhib al-māl,

Lembaga Koprasi Simpan-Pinjam) menyediakan

seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil, muḍārib,

nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan

usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang

dituangkan dalam kontrak. Jika ada keuntungan, dibagi

sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak

antara pemodal dan pengelola modal, sementara

kerugian ditanggung hanya oleh pemilik modal. Sebab

dalam muḍārabah berlaku hukum wakalah

(perwakilan), sementara seorang wakil tidak

menanggung kerusakan harta atau kerugian dana yang

diwakilkan kepadanya. Namun demikian, pengelola

turut menanggung kerugian jika kerugian itu terjadi

karena kesengajaannya atau karena melanggar syarat-

syarat yang ditetapkan pemodal. Muḍārabah sendiri

terdiri dari dua macam, yaitu muṭalaqah adalah kontrak

muḍārabah yang tidak memiliki ikatan tertentu, dan

muqayyadah yang berarti, pada akadnya dicantumkan

untuk persyaratan-persyaratan tertentu.

Ketiga sistem musyārokah. Jika akadnya

musyārokah maka harus jelas jenis usahanya, berapa

rasio keuntungan dan kerugian, dan bagaimana rasio

terhadap aspek manajemennya. Musyarokah adalah

Page 48: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

33

akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk usaha

tertentu, dimana masing-masing memberikan

kontribusi dana dengan dan resiko akan ditanggung

bersama sesuai dengan kesepakatan. Misalkan A

kerjasama dengan B untuk menjual produknya, dan

kesepakatan A menyediakan barang, sedangkan B

menanggung biaya transportasi pemasaran, selanjutnya

hak masing-masing diagi sesuai kesepakatan.

b. Tidak sesuai syariat

Adapun ber-tijārah yang tidak sesuai syariat

yaitu sebagai berikut20:

1) Jika akad ber- tijārah itu menyulitkan ibadah,

misalnya mengambil waktu salat.

Seorang pedagang sibuk jual beli sampai

terlambat melakukan shalat jum’ah di mesjid, baik

tertinggal seluruh shalat ataupun masbuq. Berniaga

sampai melalaikan shalat itu dilarang, sebagaimana

firman Allah swt. dalam Q.S. al-Jumu’ah (62): 9

ها يأ ينٱي ل يوم من لوة للص ن ودي إذا ت عةٱءامن وا ل م

تٱف سعوا ذكر ٱإل تلل وا مإنليع ٱوذر لك مخ ذلك

ون نت متعلم ٢ك

20 Syaikh Shalih al Fauzan bin Fauzan, Fiqh wa Fatwa al-Buyu’

(Riyāḍ: Jāmi’ah ibn Su’ud , 1441 H0, h. 125-137

Page 49: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

34

Terjemahan

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk

menunaikan shalat Jum´at, maka bersegeralah kamu

kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.

Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui”

Dalam ayat lain Q.S al-Munāfiqūn (63): 9 Allah berfirman,

sebagai berikut:

ها يأ ينٱي مل ك ولد

أ ول م مول ك

أ م ت لهك تل ءامن وا

ٱعنذكر م لل ئكه ل وت ونٱومنيفعلذلكفأ ٢لخس

Terjemahan:

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu

dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat

Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka

mereka itulah orang-orang yang merugi

Dalam firman Allah swt. “maka merekalah orang yang

merugi”. Allah menyatakan mereka dalam kerugian, meskipun

mereka kaya, berhasil mengumpulkan banyak harta dan

memiliki banyak anak. Sesungguhnya harta dan anak-anak

tidak bisa menggantikan dzikir yang terlewatkan.

Seorang pedagang akan meraih keuntunan yang hakiki,

jika meraih dua kebaikan, yaitu yaitu memadukan antara

mencari rezeki dengan ibadah kepada Allah swt.

Page 50: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

35

Melangsungkan akad jual beli pada waktunya, dan menghadiri

shalat pada waktunya. Allah berfirman dalam Q.S al-

Ankabūt(29) : 17;

م ئنك تلأ ت ون

لر جالٱأ بيلٱوتقطع ون فلس ت ون

وتأ

م ٱناديك نكر تۦفماكنجوا قومهلم نقال واأ ئتناٱإل

ٱبعذا نتمنلل دقيٱإنك ٢٢لصTerjemahan

“Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi

laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di

tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya

tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada

kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang

benar"21

Jadi, perniagaan itu ada dua, yaitu perniagaan dunia dan

akhirat. Perniagaan dunia menggunakan harta dan

usaha.Sedangkan perniagaan akhirat menggunakan amal

shalih. Allah berfirman dalam Q.S al-Ṣaff(61): 10-13;

21 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qurān dan

Terjemahnya, h. 398.

Page 51: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

36

ها يأ ينٱي نل مم تجرةت نجيك ملع د لك

هلأ ت ءامن وا

لمت ؤمن ون١١عذا أ ٱب وللل ونفسبيلۦورس وت جهد

ٱ نت ملل ك إن م لك خ م ذلك م سك نف وأ م مولك

بأ

ون مذ ن وبيغفر١١تعلم مجنتتريلك موي دخلك ك

نهر ٱمنتتهاذلكل عدن جنت ف بةى طي ومسكن

خرى١٢لعظيم ٱلفوز ٱ نوأ نصم بونها ٱت وفتحقريبلل

ؤمنيٱوبش ١١لم Terjemahan

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu

aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat

menyelamatkanmu dari azab yang pedih (10). (yaitu)

kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan

berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah

yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (11).

Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan

memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di

bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke

tempat tinggal yang baik di dalam jannah ´Adn. Itulah

keberuntungan yang besar (12). Dan (ada lagi) karunia

Page 52: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

37

yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari

Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan

sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang

beriman (13)”22

Inilah perniagaan yang menguntungkan, jika ditambah

lagi dengan pernigaan dunia yang diperbolehkan, maka itu

berarti kebaikan di atas kebaikan.Jika seseorang hanya

melakukan perdagangan di dunia dan mengabaikan

perdagangan di akhirat, inilah orang yang rugi.Sebagaimana

firman Allah, yang artinya mereka itulah orangorang yang

merugi.

Seandainya seseorang melakukan ibadah, shalat, dzikir

dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya, niscaya Allah

membukakan pintu rezeki baginya. Dan perintahkanlah kepada

keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam

mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu,

Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang

baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa (Q.S Ṭāha(20): 132).

Shalat yang dianggap oleh sebagian orang sebagai

penghalang mencari rezeki, ternyata sebaliknya, ia bisa

membuka pintu rezeki, kemudahan dan barakah. Jika engkau

berdzikir dan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, maka

22 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’a>n dan

Terjemahnya, h. 552.

Page 53: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

38

Allah akan memberikan kemudahan dan membukakan pintu

rezeki buatmu, dan Allah adalah sebaik-baik Pemberi rezeki.

Allah SWT.menjelaskan sifat-sifat hambaNya yang

beriman dalam Q.S al- Nūr(24): 36-37

ذنف ٱب ي وتأ نت رفعوي ذكرفيهالل

ه ٱأ ل ي سۥسم ۥب ح

ٱفيهاب و د ت لهيهمتجرةولبيعرجال١١ألغالٱولغ ل

ٱعنذكر لل ٱإوقام لوة لص ٱإويتاء كوة الز يومى ياف ون

فيه ل و ٱتتقلب بصر ٱولق ١٣ل

Terjemahan:

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang

telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut

nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu

petang (36). Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh

perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari

mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang,

dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada

suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan

menjadi goncang (37).”23

23 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qurān dan

Terjemahnya, h. 355.

Page 54: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

39

Ketika menafsirkan ayat ini, sebagian ulama salaf

mengatakan, orang-orang mukmin itu melakukan akad jual

beli. Jika salah seorang di antara mereka mendengar adzan,

sedangkan timbangan masih ada di tangannya, maka dia akan

menurunkan timbangan itu dan pergi mengerjakan shalat.

Kesimpulannya, jika jual beli menghalangi seseorang

dari shalat, maka hal itu termasuk jual beli yang dilarang, bathil

dan hasilnya haram.

Page 55: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

40

BAB III

JUAL BELI ON LINE

A. Pengertian Jual Beli Online

Kegiatan jual beli online saat ini semakin marak,

apalagi situs yang digunakan untuk transaksi jual beli online

semakin baimk dan beragam. Namun, seperti yang kita ketahui

bahwa dalam sistem jual beli online produk yang ditawarkan

hanya berupa penjelasan spesifikasi barang dan gambar yang

bisa jadi belum tentu keakuratannya. Untuk itu sebagai

pembeli, maka sangat penting untuk mencari tahu kebenaran

apakah baranmg yangdibeli itu sudah sesuai atau tidak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jual

beli adalah persetujuan saling mengikat antara penjual, yakni

pihak yang menyerahkan barang , dan pembeli sebagai pihak

yang membaray harga barang yang dijual.1 Menurut Rahmat

Syafe’i, secara bahasa jual beli adalah pertukaran sesuatu

dengan sesuatu yang lain.2

Kata online terdiri dari dua kata, yaitu on (Inggris) yang

berarti hihup atau didalam, dan line (Inggris) yang berarti garis,

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa, Edisi IV , Cet. I, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,

2008), h.589 2 Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Cet. X, (Bandung, CV.

Pustaka Setia, 2001) h. 73

Page 56: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

41

lintasan, saluran, atau jaringan.3 Secara bahasa online dapat

diartikan “didalam jaringan” atau “dalam koneksi”. Online

adalah keadaan terkoneksi dengan jaringan intenet. Dalam

keadaan online, kita bisa melakukan kegiatan secara aktif

sehingga dapat menjalin komunikasi, baik komunikasi satu

arah seperti membaca berita online dan artaikel di website

maupun komunikasi dua arah seperti chatting di media sosial

dan saling berkirim e-mail. Online bisa diartikan sebagai

keadaan dimana menghunakan jaringan, satu perangkat dengan

perangkat lainnya terhubung sehingga dapat saling

berkomunikasi.

Dari pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa jual

beli online adalah persetujuan saling mengikat melalui internet

antara penjual sebagai pihak yang menjual barang dan

pembelin sebagai pihak yang membayar harga barang yang

dijual. Jual beli secara online menerapkan sisrtem jual beli di

internet, tidak ada kontak langsung antara penjual dan pembeli.

Jual beli dilakukan melalui suatu jaringan yang terkoneksi

dengan menggunakan handphone, komputer, tablet, dan lain-

lain.

B. Subjek dan Objek Jual Beli Online

Dalam transaksi jual beli online, penjual dan pembeli

tidak bertemu langsung dalam suatu tempat, proses komunikasi

3 “sederet.com”, Online Indonesia English Dictionary.

http://mobile.sederet.com/ (9 Juli 2020)

Page 57: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

42

melalui jaringan internet di dunia maya. Adapun yang menjadi

subjek jual beli online tidak berbeda dengan jual beli secara

konvensional, yaitu pelaku usaha sebagai penjual yang menjual

barangnya dan pembeli sebagai konsumen yang membayar

harga barang. Penjualan dan pembelian online terkadang hanya

dilandasi oleh kepercayaan, artinya pelaku jual beli online

kadang tidak jelas sehingga rentan terjadinya penipuan.

Adapun yang menjadi objek jual beli online, yaitu

barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen, namun barang atau

jasa yang dibeli tidak dilihat langsung pembeli selaku subjek

jual beli online. Sangat berbeda dengan jual beli secara

konvensional dimana penjual dan pembeli dapat bertemu dan

melihat objek jual beli secara langsung, sehingga

memungkinkan pembeli mendapatkan kepastian terkait

dengan kualitas barang yang akan dibelinya, sehingga

memininalisir terjadi tindakan penipuan.

C. Komponen Jual Beli Online

Ada beberapa pihak yang terlibat dalam jual beli online

atau sering disebut sebagai e-commerce, pihak-pihak ini lebih

tepat disebut sebagai komponen-komponen karena semuanya

bersifat maya atau virtual. Sesuai dengan standar protokol SET

Page 58: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

43

(Secure Electronic Transaction), komponen yang terlibat

dalam jual beli online, yaitu:4

1. Virtual/ Physical Smart Card

Virtual atau Physical Smart Card adalah media yang

digunakan pembeli atau pelaku transaksi dalam menyerahkan

kartu kreditnya kepada kasir di counter. Penyerahan kartu

kredit ini tidak dilakukan secara fisik lagi, tetapi dengan alat

yang disebut dengan smart card. Dengan smart card ini

pembeli akan mengirimkan informasi dari kartu kredit yang

dibutuhkan oleh penjual barang untuk selanjutnya dilakukan

otoritas atas informasi yang diperolehnya.

Pengirim informasi kartu kredit ini sudah terjamin

keamanannya karena smart card yang digunakan sudah

memiliki CA (Certificate Autority) tertentu. Saat ini smart card

untuk jual beli online tersedia dalam bentuk software, yang

biasa dikenal dengan virtual smart card. Dengan virtual smart

card, pelaku transaksi tidak perlu mengetikan nomor kreditnya

setiap kali melakukan transaksi, tetapi tinggal hanya

menjalankan software ini dan menekan satu tombol tertentu

untuk melakukan pembayaran. Contoh Contoh software virtual

card ini adalah vWallet, Microsoft Wallet dan Smartcard.

2. Virtual Point of Sale

4 Disa Nusia Nisrina, Skripsi: Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Jual Beli Online dan Relevansinya terhadap undang-undang perlindungan

konsumen, (UIN Alaudin Makasar, 2010), h.52

Page 59: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

44

Sebagai tempat penjualan, tentunya penjual harus

mempunyai software aplikasi yang benar-benar baik dan

lengkap yang mendukung transaksi online, antara lain:

menyediakan interface untuk operasi-operasi penjualan.

Pengiriman laporan transaski ke pembeli dan kebagian

keuangan yang juga online, pengontrolan penyediaan barang

atau inventori, memiliki interface untuk otoritas secara

transpasan dan mendukung SET demi keamanan pengiriman

dan penerimaan data antara pembeli dan penjual. Dengan

adanya sofware virtual point of sale, pembeli akan benar-benar

merasakan seolah-olah berada di toko atau tempat penjualan

yang sesungguhnya. Pembeli dapat melakukan pemilihan

barang yang dibutuhkan, berapa stok barang yang tersedia,

mengetahui jumlah barang yang dibelinya, berapa banyak

transaksinya, kapan barang yang dibeli akan tiba, tanpa rasa

was-was akan salah tagih atau salah debet atas kartu kreditnya.

Penyebabnya, pembeli akan dapat langsung mencetak dengan

printer segala transaski yang telah dilakukan pada saat itu juga

melalui komputernya, juga tanpa merasa kuatir akan keamanan

informasinya yang telah dikirim atau diterimanya saat

melakukan transaski kepada penjual barang tersebut. Salahsatu

contoh software ini adalah vPost.

3. Virtual Acquirer atau Payment Gateway

Transaksi yang sesungguhnya pihak penjual akan

melakukakan otoritas kartu kredit pembeli kepada pihak bank

Page 60: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

45

yang bekerjasama dengan visa atau master card, sehingga

dapat diperoleh apakah kartu kredit itu valid atau tidak,

bermasalah atau tidak. pabila memang tidak bermasalah, pihak

penjual akan mengirim jumlah transaksi yang ilakukan pembeli

ke pihak bank. Sealanjutnya pihak bank akan mengeluarkan

kartu kredit melakukan penagihan kepada pemilik kartu kredit

untuk dibayarkan ke pihak penjual. Pada bank sentral,

tranksaksi yang terjadi adalah transfer sejumlah dana antar

bank, di mana bank A akan mengirim memo kepada bank

sentral atas pemindahan dana nasabahnya kepada nasabah bank

B, bank sentral akan meneruskan memo ini ke bank B,

selanjutnya setelah bank B menerima memo ini, bank B akan

menambahkan sejumlah dana account nasabahnya. Dalam jual

beli online, karena seluruh transaksi dilakukan secara online

maka softwarelah yang memegang peranan penting dalam

transaksi ini. Software ini dapat saja diletakkan di beberapa

bank tertentu bekerjasama dengan beberapa penjual untuk

membangun suatu sistem jual beli online atau bisa juga

diletakkan di ISP. Salah satu perusahaan yang menerapkan ini

adalah Wells Fargo dan General Electric.

4. Visa Credit Card

Visa adalah suatu keharusan untuk mendukung 100%

transaksi online di internet. Mereka bekerjasama dengan

berbagai bank di seluruh dunia dan pihak-pihak pengembang

software jual beli online. Visa sendiri harus menyediakan data

base yang handal dan terjaga kerahasiannya yang dapat di

Page 61: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

46

akses setiap saat oleh para pembeli. Di internet ini pun visa

menyediakan layanan-layanan online seperti ATM Locator,

Electronic Banking, Bill Paymet dan lain sebagainya.

D. Tempat Jual Beli Online

Ada beberapa tempat yang biasa ditempati oleh pelaku

usaha untuk berjualan online, yaitu:5

1. Marketplace

Pelaku usaha menjajakan produk yang dijual dengan

mengunggah foto produk dan deskripsi produk yang dijual di

marketplace. Marketplace tersebut telah menyediakan sistem

yang tertata sehingga pelaku usaha hanya perlu menunggu

notifikasi jika ada konsumen yang melakukan pembelian.

Contoh dari marketplace adalah BukaLapak.com,

Tokopedia.com, Shopee, dan lain-lain.

2. Website

Seorang pelaku usaha online dapat membuat situs yang

ditujukan khusus untuk berbisnis online. Situs tersebut

memiliki alamat atau nama domain yang sesuai dengan nama

toko onlinenya.

5 Disa Nusia Nisrina, Skripsi: Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Jual Beli Online dan Relevansinya terhadap undang-undang perlindungan

konsumen, (UIN Alaudin Makasar, 2010), h.54

Page 62: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

47

Untuk membuat situs dengan nama yang sesuai seperti

itu, pelaku usaha harus membayar biaya hosting. Beberapa

penyedia web menawarkan paket-paket situs dengan harga

yang berbeda-beda. Ada yang termasuk template atau desain

dari situs tersebut, atau ada pula yang terpisah. Ini tergantung

paket apa yang dipilih oleh seorang pelaku usaha. Contohnya

ialah, desapernik.com6, vindyka.com, vanilahijab.com dan

lain-lain.

3. Webblog

Pelaku usaha yang memiliki budget yang terbatas bisa

mengandalkan webblog gratis seperti blogspot atau wordpress.

Dengan format blog, pelaku usaha dapat mengatur desain atau

foto-foto produk yang ia jual. Contohnya ialah, www.

bajumuslimtermurah.blogspot.com,

http://morinabusana.blogspot.com.

4. Forum

Salah satu tempat berjualan secara online yang paling

banyak digunakan adalah forum yang digunakan sebagai

tempat jual beli. Biasanya, forum ini disediakan oleh situs-situs

yang berbasis komunitas atau masyarakat. Dari forum ini,

seseorang dapat menemukan apa yang ia cari dan apa yang

sebaiknya ia jual. Untuk mengakses dan membuat posting

disebuah forum, pelaku usaha diharuskn untuk sign up terlebih

6 Usaha yang dimiliki penulis

Page 63: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

48

dahulu untuk menjadi member dari situs tersebut. Contohnya

ialah, Kaskus.co.id dan Paseban.com

5. Media Sosial

Salah satu sarana yang cukup efektif untuk berbisnis

online, adalah mediamedia yang menyentuh masyarakat secara

personal, yaitu media sosial. Contohnya ialah, Facebook,

twitter, instagram, dan lain-lain.

E. Jenis Transaksi Juali Beli Online

Konsumen jual beli online semakin dituntut untuk

mengetahui lebih dalam mengenai proses, resiko serta

keamanan dari sebuah transaksi online. Saat ini jenis transaksi

online juga semakin beragam mulai dari jenis konvensional

dimana pembeli dan penjual harus bertatap muka dalam

melakukan proses transaksi hingga yang menggunakan proses

transaksi otomatis tanpa harus bertatap muka.

Di Indonesia sendiri ada beberapa jenis transaksi jual

beli online yang biasa dilakukan oleh konsumen jual beli

online, yaitu:7

1. Transfer Antar Bank

Transaksi dengan cara transfer antar bank merupakan

jenis transaksi yang paling umum dan popular digunakan oleh

para pelaku usaha atau penjual online. Jenis transaksi ini juga

7 Maxmanroe, “3 Jenis Transaksi Jual Beli Online Terpopuler di

Indonesia”, Blog Maxmanroe.https://www.maxmanroe.com/2014/01/3-

jenis-transaksi-jual-beli-online-terpopuler-diindonesia.html

Page 64: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

49

memudahkan proses konfirmasi karena dana bisa dengan cepat

di cek oleh penerima dana atau penjual. Prosesnya adalah

pertama-tama konsumen mengirim dana yang telah disepakati

lalu setelah dana masuk, maka penjual akan mengirimkan

barang transaksi yang dijanjikan.

Kekurangan transaksi antar bank adalah diperlukannya

kepercayaan yang tinggi dari para pembeli sebelum

memutuskan mengirim dana. Disini tidak jarang terjadi

penipuan, setelah dana terkirim ternyata barang tak kunjung

diterima.

2. COD (Cash on Delivery)

Pada sistem COD sebenarnya hampir dapat dikatakan

bukan sebagai proses jual beli secara online, karena penjual

dan pembeli terlibat secara langsung, bertemu, tawar-

menawar, dan memeriksa kondisi barang baru kemudian

membayar harga barang.

Keuntungan dari sistem ini adalah antara pelaku usaha

dan konsumen lebih bisa leluasa dalam proses transaksi.

Konsumen bisa melihat dengan detil barang yang akan dibeli.

Jenis transaksi ini dipopulerkan oleh website jual beli seperti

Tokobagus, Berniaga, dan lainnya.

Kekurangan dari sistem ini adalah keamanan baik

pelaku usaha maupun konsumen karena boleh jadi pihak yang

akan ditemui pelaku usaha atau konsumen adalah orang yang

berniat jahat.

Page 65: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

50

3. Kartu Kredit

Kartu kredit merupakan alat pembayaran yang semakin

popular, selain memberikan kemudahan dana proses verifikasi,

pembeli juga tidak perlu melakukan semua tahap transaksi.

Akan tetapi karena tidak semua pembeli mempunyai kartu

kredit sehingga cara pembayaran ini menjadi pilihan kedua.

Bahkan pengguna dengan

kartu kredit pun akan berusaha memastikan bahwa toko si

pelaku usaha memiliki tingkat keamanan yang tinggi guna

menghindari tindakan pencurian data oleh pihakpihak tertentu.

4. Rekening Bersama

Jenis transaksi ini disebut juga dengan istilah escrow.

Cara pembayaran ini mempunyai perbedaan dengan proses

pembayaran melalui transfer bank. Jika dalam transfer bank

pihak ketiganya adalah bank, sedangkan dengan sistem

rekening bersama yang menjadi pihak ketiga adalah lembaga

pembayaran yang telah dipercaya baik oleh pihak pelaku usaha

maupun konsumen.

Prosesnya, yaitu pertama konsumen mentransfer dana

ke pihak lembaga rekening bersama. Setelah dana dikonfirmasi

masuk, lalu pihak rekening bersama meminta pelaku usaha

mengirim barang yang sudah disepakati. Jika barang sudah

sampai, baru dana tersebut diberikan pada si pelaku usaha.

Dengan sistem ini dana yang diberikan oleh pembeli

bisa lebih terjamin keamanannya karena dananya hanya akan

Page 66: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

51

dilepas jika barang benar-benar sudah sampai ditangan

konsumen. Jika terjadi masalah pun dana bisa ditarik oleh sang

konsumen. Sistem ini banyak digunakan pada proses jual beli

antar member forum Kaskus.

5. Potongan Pulsa

Metode pemotongan pulsa biasanya diterapkan oleh

toko online yang menjual produk-produk digital seperti

aplikasi, musik, ringtone, dan permainan. Transaksi ini masih

didominasi oleh transaksi menggunakan perangkat seluler atau

smartphone.

F. Mekanisme Transaksi Jual Beli Online

Dalam mekanisme jual beli online hal pertama yang

dilakukan oleh konsumen, yaitu mengakses situs tertentu

dengan cara masuk ke alamat website toko online yang

menawarkan penjualan barang. Setelah masuk dalam situs itu,

konsumen tinggal melihat menunya dan memilih barang apa

yang ingin dibeli. Misalnya, jam tangan, klik jam tangan,

merek apa yang disukai, klik dan pilih harga yang cocok, lalu

klik sudah cocok, bisa lakukan transaksi dengan menyetujui

perjanjian yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak. Kalau

sudah terjadi kesepakatan secara digital, pelaku usaha akan

mengirimkan nomor rekening dan alamatnya pada konsumen

Page 67: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

52

dan setelah itu konsumen menunggu barangnya sekitar

seminggu.8

Adapun saat ini dengan berbagai macamnya sosial

media seperti facebook, Line, Black Berry Massanger (BBM),

WhatsApp, dan lainnya. Konsumen tinggal melihat postingan

pelaku usaha berupa gambar-gambar produk yang ditawarkan

kepada konsumen, lalu kemudian konsumen tinggal

mengkonfirmasi lewat komentar, inbox atau sms dan telepon

jika ingin memesan barang yang di inginkan. Biasanya

digambar itu telah tertera nomor rekening pelaku usaha,

sehingga setelah mengkonfirmasi pelaku usaha, maka

konsumen bisa langsung mentransfer uangnya lewat bank, lalu

mengirimkan bukti transfernya ke pelaku usaha, setelah

itukonsumen menunggu barang yang dibelinya paling cepat

biasanya dalam waktu seminggu.

G. Kelebihan dan Kekurangan Jual Beli Online

Dalam melakukan transaksi elektronik dalam hal ini jual

beli online, ada kelebihan dan kekurangan yang didapatkan

oleh pelaku usaha dan konsumen. Adapun kelebihan dan

kekurangan bagi pelaku usaha dan konsumen dalam melakukan

transaksi jual beli online, yaitu:

8 Misbahuddin, E-Commerce dan Hukum Islam (Cet. 1; Makassar:

Alauddin University Press, 2012), h. 242.

Page 68: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

53

1. Kelebihan dan Kekurangan Jual Beli Online Bagi

Pelaku Usaha

Ada beberapa kelebihan jual beli online bagi pelaku

usaha, yaitu:9

a) Dapat digunakan sebagai lahan untuk menciptakan

pendapatan yang sulit atau tidak dapat diperoleh

melalui cara konvensional, seperti memasarkan

langsung produk atau jasa, menjual informasi,

iklan, dan sebagainya. Contohnya, pelaku usaha

tidak lagi repot-repot memasarkan barang jualan

secara langsung, tetapi cukup melakukan

pemasaran barang jualan melalui media online;

b) Jual beli dapat dilakukan tanpa terikat pada tempat

dan waktu tertentu. Jual beli online merupakan

bisnis yang dapat dilakukan kapanpun dan

dimanapun, selama tersedia fasilitas untuk

mengakses internet. Contoh: Seorang pengusaha

melakukan perjalanan bisnis, kemudian pada saat

itu juga ada konsumen yang ingin memesan barang

sedangkan pengusaha tersebut tidak sedang di

kantor, pengusaha tersebut menganjuran agar

melakukan transaksi via internet dan barang

pesanan dapat diambil esoknya.

9 Arip Purkon, Bisnis Online Syariah: Meraup Harta Berkah dan

Berlimpah Via Internet (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014), h. 20.

Page 69: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

54

c) Modal awal yang diperlukan relatif kecil. Modal

yang diperlukan adalah fasilitas akses internet dan

kemampuan mengoperasikannya. Banyak penyedia

jasa yang menawarkan media promosi, baik yang

berbayar maupun yang gratis. Contoh: Anto

termasuk pengusaha pemula dengan modal

pemasaran yang sedikit, namun pada saat

bersamaan anto juga menerapkan pemasaran lewat

internet sehingga tidak terlalu mengeluarkan modal.

d) Jual beli online dapat berjalan secara otomatis.

Pelaku usaha hanya melakukan bisnis jual beli ini

beberapa jam saja setiap harinya sesuai dengan

kebutuhan. Selebihnya dapat digunakan untuk

melakukan aktivitas yang lain. Contoh: andi

seorang pengusaha namun juga merupakan seorang

guru disalah satu smp ternama di jakarta, namun itu

tidak mengganggu usahanya karena andi

menerapkan penjualan online sejak 2 tahun yang

lalu.

e) Akses pasar yang lebih luas. Dengan adanya akses

pasar yang lebih luas, potensi untuk mendapatkan

pelanggan baru yang banyak semakin besar.

Contoh: Penggunaan internet sekarang semakin

luas, pasar internet merupakan salah satu pasar

modern yang diterapkan sekarang, dengan hadirnya

Page 70: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

55

seperti zalora, berniaga.com, olx dll. Membuktikan

bahwa pasar online telah terbuka bebas.

f) Pelanggan (konsumen) lebih mudah mendapatkan

informasi yang diperlakukan dengan online.

Komunikasi antara pelaku usaha dan konsumen

akan menjadi lebih mudah, praktis, dan lebih hemat

waktu serta biaya. Contoh: Banyaknya website yang

menyediakan layanan jual beli online

memungkinan untuk dapat mengakses dengan

mudah spesifikasi barang yang ingin dibeli.

g) Meningkatkan efisiensi waktu, terutama jarak dan

waktu dalam memberikan layanan kepada

konsumen selaku pembeli. Contoh: Seorang

pengusaha dan konsumen yang bertransaksi 2

negara yang berbeda.

h) Penghematan dalam berbagai biaya operasional.

Beberapa komponen biaya seperti transportasi,

komunikasi, sewa tempat, gaji karyawan dan yang

lainnya akan lebih hemat. Dengan adanya

penghematan biaya dalam berbagai komponen

tersebut, secara otomatis akan meningkatkan

keuntungan. Contoh: dengan adanya fasilitas online

untuk melakuka transaksi jual beli online sehingga

seorang pengusaha dapat menghemat biaya

operasional terutama yang berbeda tempat yang

Page 71: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

56

sangat jauh, dengan hanya biaya kirim saja yang

menjadi tanggungan.

i) Pelayanan ke konsumen lebih baik. Melalui internet

pelanggan bisa menyampaikan kebutuhan maupun

keluhan secara langsung sehingga pelaku usaha

dapat meningkatkan pelayanannya. Contoh: Jual

beli online menyediakan fasilitas chat agar

konsumen dan pengusaha dapat berkomunikasi

secara langsung untuk menyampaikan kebutuhan-

kebutuhannya.

Selain beberapa kelebihan tersebut, jual beli online atau

bisnis online ini juga mempunyai kekurangan, yaitu: 10

a) Masih minimnya kepercayaan masyarakat pada

bentuk transaksi online. Masih banyak masyarakat

khususnya di Indonesia yang belum terlalu yakin

untuk melakukan transaksi online, apalagi berkenan

dengan pembayaran. Biasanya mereka lebih suka

transaksi secara langsung walaupun dengan orang

sudah dikenal. Contohnya, konsumen yang memilih

datang langsung berbelanja ke toko dibandingkan

dengan online shopping karena takut terjadinya

penipuan;

b) Masih minimnya pengetahuan tentang teknologi

informasi, khususnya dalam pemanfaatan untuk

10 Arip Purkon, Bisnis Online Syariah: Meraup Harta Berkah dan

Berlimpah Via Internet, h. 20.

Page 72: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

57

bisnis sehingga menimbulkan banyak

kekhawatiran. Contohnya, banyak pedagang baju

dipasar lebih memilih untuk menjual barangnya

secara langsung ketimbang menjualnya secara

online karena ketidaktahuannya dalam

pengoperasian teknologi informasi;

c) Adanya peluang penggunaan akses oleh pihak yang

tidak berhak, khususnya yang bermaksud tidak

baik, misalnya pembobolan data oleh para hacker

yang tidak bertanggung jawab, pembobolan kartu

kredit, dan rekening tabungan. Contohnya, pelaku

usaha yang memasarkan produknya melalui social

media facebook, akan tetapi akun facebooknya telah

di hack oleh hacker sehingga mengambil alih akun

pelaku usaha yang dapat berakibat kerugian bagi

pelaku usaha dan konsumen;

d) Adanya gangguan teknis, misalnya kesalahan

dalam penggunaan perangkat komputer dan

kesalahan dalam pengisian data. Hal ini bisa terjadi,

khususnya bagi yang belum mahir (kurang

berpengalaman) dalam menggunakan teknologi

informasi. Contohnya, pelaku usaha yang salah

menuliskan alamat konsumen sehingga barang

yang dibeli konsumen tidak sampai kepada

konsumen karena pengiriman barang kepada alamat

yang salah;

Page 73: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

58

e) Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan

pelayanan (server). Hal ini dapat terjadi ketika

pesanan sedang ramai, tetapi internet tidak dapat

diakses karena masalah teknis, sehingga

kesempatan lewat begitu saja. Contohnya, toko

online yang sedang ramai dikunjungi oleh

konsumen, akan tetapi pelaku usaha tidak dapat

berkomunikasi dengan konsumen akibat

terganggunya jaringan internet yang berakibat

konsumen tidak jadi memesan barang atau produk

pelaku usaha.

f) Penyebaran reputasi didunia maya dapat dilakukan

dengan cepat, baik reputasi baik, maupun buruk.

Disatu sisi, hal ini bisa berdampak negatif, apalagi

digunakan oleh pihak tertentu yang tidak

bertanggung jawab dan bermaksud digunakan oleh

pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab dan

bermaksud yang disebarkan adalah reputasi baik.

Contohnya, toko online yang menjual barang

jualannya tetapi konsumen tidak puas dengan

barang yang dibelinya dari pelaku usaha karena

adanya ketidaksesuaian antara gambar dengan

aslinya yang membuat konsumen kecewa dan

akhirnya mempengaruhi konsumen lain bahwa

barang yang dijual oleh pelaku usaha tidak sesuai

Page 74: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

59

dengan yang ada digambar sehingga hal ini

berakibat buruk pelaku usaha.

2. Kelebihan dan Kekurangan Jual Beli Online Bagi

Konsumen

Ada beberapa kelebihan jual beli online bagi

konsumen, yaitu:11

a) Home shopping. Pembeli dapat melakukan

transaksi dari rumah sehingga dapat menghemat

waktu, menghindari kemacetan, dan menjangkau

toko-toko yang jauh dari lokasi. Contohnya,

konsumen hanya memesan barang yang diingankan

melalui media online dimanapun dan kapanpun,

meskipun konsumen hanya berada di rumah;

b) Mudah melakukannya dan tidak perlu pelatihan

khusus untuk bisa belanja atau melakukan transaksi

melalui internet. Contohnya, konsumen hanya

mencari sebuah situs online penjualan barang

kemudian memesan barang dikolom komentar situs

tersebut;

c) Pembeli memiliki pilihan yang sangat luas dan

dapat membandingkan produk maupun jasa yang

ingin dibelinya. Contohnya, konsumen dapat

melihat-lihat foto barang-barang yang diposting

11 Rif’ah Roihanah, Perlindungan Hak Konsumen Dalam

Transaksi Elektronik (E-commerce), (Justitia Islamica 8, no.2, 2011) h. 112.

Page 75: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

60

oleh pelaku usaha, baik itu pelaku usaha a, b,

maupun c;

d) Tidak dibatasi oleh waktu. Pembeli dapat

melakukan transaksi kapan saja selama 24 jam per

hari. Contohnya, konsumen dapat malukukan

transaksi jual beli kapan saja tanpa harus takut toko

pelaku usaha tertutup;

e) Pembeli dapat mencari produk yang tidak tersedia

atau sulit diperoleh di outlet atau pasar tradisional.

Contohnya, konsumen ingin membeli makanan

khas suatu daerah, akan tetapi makanan khas

tersebut tidak terdapat di wilayah tempat tinggal

konsumen, sehingga konsumen memesannya secara

online.

Selain kelebihan yang didapatkan oleh konsumen

dalam melakukan transaksi online, konsumen juga sering

menghadapi masalah-masalah yang berkenan dengan haknya.

Hal ini bisa dikatakan sebagai kekurangan saat melakukan

transaksi jual beli online, seperti:12

a) Konsumen tidak dapat langsung mengidentifikasi,

melihat, atau menyentuh barang yang akan dipesan.

Contohnya, konsumen hanya melihat foto barang

yang diiginkan melalui postingan pelaku usaha;

12 Rif’ah Roihanah, Perlindungan Hak Konsumen Dalam

Transaksi Elektronik (E-commerce), (Justitia Islamica 8, no.2, 2011) h. 113.

Page 76: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

61

b) Ketidakjelasan informasi tentang barang yang

ditawarkan. Contohnya, konsumen tidak dapat

mengetahui secara jelas apakah barang tersebut

berkualitas a atau b karena hanya melihat foto

barangnya saja;

c) Tidak jelasnya status subjek hukum dari si pelaku

usaha. Contohnya, penjual selaku pelaku usaha

yang tidak memberikan jaminan kepastian agar

konsumen tidak merasa dirugikan;

d) Tidak ada jaminan keamanan bertransaksi dan

privasi, serta penjelasan terhadap resiko-resiko

yang berkenaan dengan sistem yang digunakan,

khususnya dalam hal pembayaran secara elektronik,

baik dengan credit card maupun electronic cash.

Contohnya, konsumen yang melakukan transaksi

pembayaran melalui electronic cash tidak dijamin

keamanannya dari para hacker;

e) Pembebanan resiko yang tidak berimbang, karena

umumnya terhadap jual beli diinternet, pembayaran

telah lunas dilakukan dimuka oleh konsumen,

f) sedangkan barang belum tentu diterima atau akan

menyusul kemudian karena jaminan yang ada

adalah jaminan pengiriman. Contohnya, konsumen

yang mentransfer uang terlebih dahulu kepada

pelaku usaha saat membeli suatu produk, dan

produk tersebut baru dikirim kepada konsumen

Page 77: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

62

setelah konsumen mentransfer uangnya kepada

pelaku usaha.

Page 78: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

63

BAB IV

RELEVANSI AYAT AL-TIJĀRAH DALAM

PERDAGANGAN ONLINE

A. Prinsip dasar ayat-ayat al-tijārah

Sebelum memaparkan penerapan ayat-ayat al-tijārah,

terlebih dahulu perlu diketahui prinsip-prinsip dasar al-tijārah,

yaitu sebagai berikut:1

1. Iman dan Jihad

Apresiasi Islam membawa kenyataan bahwa dalam

Islam terkait erat kepada pesan moral untuk menjamin

keseimbangan hak-hak asasi manusia, baik kaitannya dengan

individual maupun sosial bahkan spiritual. Hal ini sejalan

dengan firman Allah swt. dalam Q.S al-Ṣaff(61): 10-11

ها يأ ين ٱ ي ن لذ تجرة تنجيكم م دلكم لع

ءامنوا هل أ

لم تؤمنون ٠١عذاب أ ٱب وتجهدون ف سبيل ۦورسول للذ

ٱ نفسكم ذلكم خي لذكم إن كنتم للذمولكم وأ

بأ

٠٠علمون ت Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu

aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat

menyelamatkanmu dari azab yang pedih (10). (yaitu)

kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan

1 Lihat Quraish Shihab, Etika Bisnis dalam Wawasan al-Qurān

(t.tp: Jurnal Ulumul Qur’an, 1997), h. 5.

Page 79: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

64

berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah

yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (11)”2

Al-Rāgib al-Aṣfaḥānī berkata bahwa ayat ini

menjelaskan petunjuk transaksi yang menguntungkan dan

perniagaan yang bermanfaat, yang dengannya pelaku bisnis

akan mendapatkan keuntungan besar dan keberhasilan yang

kekal. Perniagaan yang dimaksud bukan hanya pada persoalan

kepedulian sosial dalam hal berzakat, berinfak dengan harta

yang dimiliki. Akan tetapi, erat kaitannya dengan tataran

keimanan, keikhlasan, dan jihad dengan segala potensi yang

dimiliki baik jiwa maupun harta.3

2. Kerelaan Bersama

Kerelaan bersama secara hakikat dapat terwujud

dengan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan al-Qurān dan

al-Hadis. Dalam pandangan Islam kerelaan bersama tersebut

tidaklah bersifat mutlak/absolut. Ajaran Islam sangat

menjunjung tinggi kemerdekaan seseorang untuk memiliki

sesuatu selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.Hak

kerelaan bersama itu didasarkan atas kemaslahatan dan sifatnya

sebagai amanah Allah, juga sebagai titipan fungsional

sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Nisā(4): 29.

2 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qurān dan

Terjemahnya (Bandung: PT.Syamil Cipta Media, 2005), h. 552. 3 Abū al-Qāsim al-Ḥusain ibn Muḥammad al-Ma’rūf al-Rāgib al-

Aṣfahānī, Al-Mufradāt fī Garīb al-Qurān, (Beirut: Dār al-Ma’rifah, t.th.), h.

73.

Page 80: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

65

ها يأ ين ٱ ي لذ مولكم بينكم ب

كلوا أ

لبطل ٱءامنوا ل تأ

نكم ول تقتلوا ن تكون تجرة عن تراض م أ إلذ

نفسكم إنذ ٱأ ٩٢كن بكم رحيما للذ

Terjemahan

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,

kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu”

Ayat ini berisi perintah supaya orang-orang yang

beriman tidak berbuat ẓālim kepada sesama dengan cara

memakan harta mereka secara batil. Kata ta’kulū yang berarti

mengambil dan menggunakan manfaat harta orang lain tanpa

izin yang semuanya melanggar hak kepemilikan. Tapi ia harus

rela dalam bertransaksi.

Islam memelihara keseimbangan antara hal-hal

berlawanan yang terlalu dilebih-lebihkan.Tidak hanya

mengakui hak milik pribadi, tetapi juga dengan menjamin

pembagian kekayaan yang seluas-luasnya.

3. Pemanfaatan Kepemilikan

Berhubungan dengan ini harta yang dimiliki oleh

seseorang maka harus dia manfaatkan, karena harta tersebut

Page 81: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

66

sebagai sarana dan investasi dalam kehidupannya sesuai

dengan koridor Islam.

Adapun aplikasi al-tijārah yang erat kaitannya dengan

hak milik pribadi dan aplikasi penggunaannya sebagai berikut:4

a) Pemerataan Kekayaan

Ketentuan pertama dalam syariat ialah tidak

diperbolehkannya memiliki kekayaan yang tidak digunakan.

Ketentuan terhadap pemerataan kekayaan secara terus menerus

juga berlaku bagi cara memanfaatkannya. Hal tersebut karena

tujuan system perekonomian Islam untuk melakukan

pembagian kekayaan yang seluasluasnya, dan paling berfaedah

melalui lembaga yang didirikannya serta melalui dorongan

moral. Allah berfirman dalam Q.S al-Ḥasyar(59) : 7

ا فاء مذ ٱأ رسول للذ هل ۦلع

فللذه وللرذسول ولي لقرى ٱمن أ

بيل ٱ بن ٱو لمسكي ٱو لتم ٱو لقرب ٱ ي ك ل يكون دولة ب لسذغنياء ٱ

نهىكم عنه ومافخذوه لرذسول ٱمنكم وما ءاتىكم ل ٱف ٱو نتهوا ه ٱ تذقوا ٱإنذ للذ ٧ لعقاب ٱشديد للذ

Terjemahannya:

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah

kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari

penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk

Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

4 M. Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi

(Yogyakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1999), h. 262.

Page 82: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

67

miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya

harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja

di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,

maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,

maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”5

Ayat ini menjelaskan tentang pemerataan kekayaan

secara terus menerus pada seluruh lapisan masyarakat dan

jangan dimonopoli oleh orang kaya saja. Pada dasarnya ayat ini

berhubungan dengan hukum fa’i (harta rampasan perang yang

diperoleh dari musuh sebelum terjadi peperangan). Pada ayat

ini diterangkan bahwa harta fa’i yang berasal dari orang Kafir

diserahkan kepada Allah SWT.dan Rasul- Nya, digunakan

untuk kepentingan public dan tidak dibagi-bagikan kepada

kaum Muslimin. Cara pembagian tersebut merupakan

implementasi keadilan distribusi harta dengan satu tujuan,

yaitu supaya haarta tersebut tidak hanya beredar di antara

orang-orang kaya saja.

Kebijakan ini diutamakan untuk kepentingan public

yang lebih luas, yaitu anak yatim, orang miskin dan orang

dalam perjalanan di jalan Allah SWT. Kebijakan dan besarnya

alokasi pembagian tersebut ditentukan oleh pemimpin atau

pemerintah.Pemerintah mengalokasikan distribusi kekayaan

dalam bentuk subsidi bukan korupsi.Dengan demikian, upaya

5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’ān dan

Terjemahnya, h. 546.

Page 83: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

68

untuk menurunkan angka kemiskinan bukan sekedar impian

saja.

b) Pembayaran zakat

Seorang hamba mengetahui dirinya bahwa dia dituntut

untuk berzakat jika dia seorang Muslim. Hal ini Allah

tegaskan dalam Q.S al-Taubah(9): 103.

عليهمه يهم بها وصل رهم وتزك مولهم صدقة تطه

خذ من أ

سميع عليم ذهم وٱللذ ٠١١إنذ صلوتك سكن ل

Terjemahannya

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka

dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu

itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”6

Ayat ini menjelaskaan tentang peristiwa Abu Lubābah

dan sahabatnya yang tertinggal dalam suatu peperangan dan

datang dengan hartanya untuk disedekahkan, namun Nabi

berkata: ‚Aku tidak diperintahkan untuk mengambil harta

kalian sedikitpun, lalu Allah swt. menurunkan ayat ini.

c) Penggunaan yang berfaedah

6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qurān dan

Terjemahnya, h. 203.

Page 84: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

69

Harta yang dimiliki oleh seorang hamba yang kaya

maupun miskin menggunakannya dalam hal yang bermanfaat

bukan selainnya. Hal ini juga Allah SWT.tegaskan dalam

firman-Nya pada Q.S al-Taubah(9): 60

ما دقت ٱ۞إنذ عليها لعملي ٱو لمسكي ٱللفقراء و لصذقاب ٱقلوبهم وف لمؤلذفة ٱو ٱوف سبيل لغرمي ٱو لر للذبيل ٱ بن ٱو ن لسذ ٱفريضة م ٱو للذ ٠١عليم حكيم للذ

Terjemahaan

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-

orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus

zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang

dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Bijaksana”

B. Penerapan Ayat Al-Tijārah dalam Perdagangan

Online

1. Tijarah dalam Konteks Muamalah

a) Kebolehan utang piutang dalam bisnis (al-

Baqarah/2: 282)

ها يأ ين ٱ ي سم لذ جل م

إذا تداينتم بدين إل أ ءامنوا

ٱف كتبوه ب ك لعدل ٱولكتب بذينكم كتب بتب ول يأ

ن يكتب كما علذمه ٱأ يٱفليكتب ولملل للذ ه علي لذ ٱولتذق لق ٱ فنن كن ول يبخس منه شي ۥربذه للذ ا

Page 85: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

70

يٱ ن يملذ لق ٱعليه لذو ل يستطيع أ

و ضعيفا أ

سفيها أ

ۥهو فليملل وله ٱو لعدل ٱب شهيدين من ستشهدواذ تان ٱفرجل و يكونا رجلي م ر جالكمه فنن ل

ن مرأ ممذ

هداء ٱترضون من ر إحدىهما لش ن تضلذ إحدىهما فتذك أ

خرى ٱب ل

هداء ٱول يأ ول تس لش ن إذا ما دعوا

أ موا

و كبيا جله إل تكتبوه صغيا أ

قسط عند ۦ أ

ذلكم أ

ٱ ن تكون تجرة للذ أ لذ ترتابوا إلذ

دن أ

هدة وأ قوم للشذ

وأ

لذ ة تديرونها بينكم فليس عليكم جناح أ حاض

شهدوا إذا تبايعت وأ يد كتب ول شه ول يضارذ م تكتبوها

ٱفسوق بكم و ۥإون تفعلوا فننذه قوا ه ٱ تذ ٱويعل مكم للذ للذ ٱو ء عليم للذ ش

٩٨٩بكل Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu

bermu´amalah tidak secara tunai untuk waktu yang

ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan

hendaklah seorang penulis di antara kamu

menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis

enggan menuliskannya sebagaimana Allah

mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan

hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan

(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa

kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi

sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu

orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya)

atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka

hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan

persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-

Page 86: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

71

orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki,

maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan

dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang

lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah

saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila

mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis

hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu

membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi

Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat

kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah

mu´amalahmu itu), kecuali jika mu´amalah itu

perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu,

maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak

menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual

beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit

menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian),

maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada

dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah

mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala

sesuatu”

Quraish Shihab berpendapat, kata tijārah (جتارة) pada

ayat ini diartikan sebagai perdagangan yaitu bilamana

perdagangan yang dilakukan secara tunai, maka tidak mengapa

jika tidak menuliskan transaksinya, hal ini berbeda dengan

penggalan awal ayat bercerita tentang perdagangan dalam

bentuk utang-piutang yang menganjurkan untuk menuliskan

disertai adanya saksi dari transaksi tersebut. Ayat dimana kata

ini disebut (QS. al-Baqarah/2: 282),4merupakan ayat جتارة

yang terpanjang dalam al-Qurān dan dikenal juga dengan

sebutan ayat al-mudayanah atau ayat yang berhubungan

Page 87: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

72

dengan utang-piutang. Transaksi utang-piutang atau dalam

istilah fiqh disebut al-Qardh oleh para ulama diperbolehkan

berdasarkan al-Qurān, hadis, dan ijma‘ Ulama.7

Menurut Muhammad Quraish Shihab ayat tersebut

mempunyai posisi yang strategis yang diposisikan setelah ayat-

ayat yang menguraikan anjuran bersedekah dan berinfak (QS.

al-Baqarah / 2 : 271-274), kemudian disusul dengan ayat-ayat

larangan melakukan transaksi riba (QS. al-Baqarah/ 2: 275-

279), serta ayat-ayat yang menganjurkan memberikan

tangguh/dispensasi kepada yang berutang jika tidak mampu

membayar utangnya hingga mereka (yang berutang) mampu

untuk membayarnya atau bahkan sebaiknya si pemberi utang

menyedekahkan sebagian atau semua utang yang mereka

transaksikan karena kesulitan yang berutang dalam

melunasinya (QS. al-Baqarah(2) : 280).8

Ayat tersebut mengandung beberapa pokok pikiran,

diantaranta yang pertama, yaitu anjuran menulis utang-piutang,

secara redaksional tujukan kepada orang-orang yang beriman,

tetapi yang dimaksud adalah mereka yang melakukan transaksi

utang-piutang. Bentuk utang-piutang yaitu ketika seseorang

membutuhkan sesuatu yang mengharuskan meminjam

sejumlah modal/uang dari seseorang yang menjadi pemberi

utang ataukan jika seseorang memiliki modal tetapi tidak

7 M. Syafi‘i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek (Jakarta:

GIP, 2001), h. 13. 8 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 1, h. 730.

Page 88: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

73

pandai berdagang atau tidak memiliki kesempatan untuk

berdagang, sedangkan orang lain pandai dan cakap serta

memiliki waktu yang cukup untuk berdagang, tetapi tidak

memiliki modal maka diperbolehkan diberikan pinjaman

(utang-piutang)9 Muhammad Quraish Shihab mengatakan

bahwa menulis transaksi utang-piutang oleh banyak ulama

sebagai anjuran, bukan sebuah kewajiban. Namun demikian,

ayat ini mengisyaratkan perlunya belajar tulis-menulis karena

dalam kehidupan saat ini setiap orang dapat mengalami

kebutuhan pinjam dan meminjamkan serta aktivitas lainnya. Itu

diisyaratkan oleh penggunaan kata iza (apabila) pada awal

penggalan ayat ini, yang lazim digunakan untuk menunjukkan

kepastian akan terjadinya sesuatu.10

Kedua yaitu anjuran bersikap jujur dan adil menulis

utang-piutang, sebagaimana dalam potongan ayat “…dan

hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnya dengan

adil…” yakni menuliskan transaksi utang-piutang dengan

benar, tidak menyalahi ketentuan Allah dan aturan yang

berlaku dalam masyarakat di mana mereka berada. Tidak juga

merugikan salah satu pihak yang berdagang, oleh sebab itu

sebaiknya bagi seorang pencatat utang-piutang memiliki

kemampuan menulis/mencatat transaksi utang-piutang,

pengetahuan akan aturan yang berlaku terkait proses utang-

9 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algesindo,

2005), h. 209 10 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 1, h. 730.

Page 89: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

74

piutang dan bersikap adil, jujur lagi benar dalam menjalankan

tugasnya. Selain itu juga adanya keadilan dan kejelasan juga

harus ada dalam objek peminjaman, dimana salah satu

indikatornya bisa diukur, ditakar, ditimbang dan sebagainya.11

Ketiga yaitu dibolehkan adanya pihak ketiga dalam

proses transaksi (menuliskan serta mengimlakan) utang-

piutang. Dalam proses tersebut dari ayat ini membolehkan

pihak ketiga jika salah satu dari orang yang bertransaksi tidak

pandai baca-tulis, lemah akalnya (tidak pandai mengurus

harta), atau lemah keadaannya seperti sudah tua renta ataukah

sakit keras, dan alasan lain yang mengharuskan adanya pihak

ketiga dalam melancarkan proses transaksi tersebut.

Keempat yaitu anjuran mengimlakan bagi orang yang

berutang kepada si pemberi utang. Mengapa dalam ayat ini

yang mengimlakan harus dari yang berutang? Menurut

Muhammad Quraish Shihab karena orang yang berutang

berada di posisi lemah. Karena jika yang memberi utang yang

mengimlakan, bisa jadi suatu ketika yang berutang

mengingkarinya. Proses imla/pembacaan hasil transaksi utang-

piutang yang dilakukan sendiri oleh yang berutang di depan

penulis/pencatat dan si pemberi utang maka tidak ada alasan

bagi yang berutang untuk mengingkari isi perjanjian.

Kelimayaitu anjuran adanya persaksian (bukti) dalam

transaksi utang-piutang. Kata saksi yang digunakan dalam ayat

11 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 1, h. 734.

Page 90: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

75

ini menggunakan kata شهدين (syahidain) bukan kata شاهدين

(syahidain), menurut Muhammad Quraish Shihab12, hal

tersebut berarti bahwa saksi yang dimaksud benar-benar yang

wajar serta dikenal kejujurannya sebagai saksi dan telah

berulang-ulang melaksaksanakan tugas tersebut. Dengan

demikian, tidak ada keraguan dalam kesaksiannya.

Selanjutnya keenam, dibolehkannya berdagang tanpa

pencatatan/penulisan transaksi dalam bentuk tunai. Hal ini

disebabkan telah jelasnya proses transaksi, berbeda dengan

penundaan pembayaran (utang-piutang) yang mengharuskan

adanya bukti dengan bentuk pencatatan/penulisan dan saksi

atau apapun yang bias mnejadi bukti kuat (missal: surat

bermaterai) dalam proses utangpiutang, agar memberi rasa

aman kepada si pemberi utang dan berhati-hati dalam

pengembalian uang/barang yang dipinjam oleh si berutang.

yaitu larangan memudaratkan dalam proses utang-

piutang. Sebagaimana kita kenal bahwa utang-piutang (al-

Qarḍ) masuk dalam aqad taṭawwu’i atau akad saling

membantu dan bukan transaksi komersial13, akan tetapi perlu

diingat hal ini berisi anjuran agar bersikap proporsional dan

adil yakni janganlah penulis dan saksi memuḍaratkan yang

bermuamalah atau juga sebaliknya janganlah yang

12 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 1, h. 734. 13 M. Syafi‘i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek

(Jakarta: GIP, 2001),., h. 131

Page 91: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

76

bermuamalah memuḍaratkan para saksi dan penulis seperti

menunda pembayaran/pengembalian pinjaman14 atau antar

yang bermuamalah (kreditur dan debitur) misalnya tidak

mengembalikan jumlah pinjaman yang sama, dimana didalam

utang-piutang dituntut untuk mengembalikan pinjaman dengan

jumlah yang sama15. Oleh karenanya diperbolehkan

memberikan mereka (penulis/pencatat utang-piutang) biaya

transport atau biaya administrasi sebagai imbalan jerih payah

dan penggunaan waktu mereka.

Dalam hal jual beli online, ada pihak yang terlibat

dalam jual beli online, pihak tersebut berupa komponen yang

sesuai dengan standar protokol SET (Secure Electronic

Transaction), yaitu; Virtual atau Physical Smart Card, Virtual

Point of Sale, Virtual Acquirer atau Payment Gateway, Visa

Credit Card.16 Komponen tersebut berfungsi dalam pencatatan

pembayaran berupa cash/debit atau credit.

2. Menjauhi Perbuatan Batil dan Bersikap saling

Ridha dalam Berbisnis

14 Rasulullah saw. Bersabda: Penundaaan pembayaran utang oleh

orang kaya/mampu adalah perbuatan zalim” (HR. Muslim), lihat Imam

Muslim, Shahih Muslim bi al-Syarh al-Nawawi (Kairo: Dar al-Hadits,

1994), Vol. V, h. 493. 15 M. Muslichuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam (Jakarta:

Rineka Cipta, 1990), h. 8. Lihat juga Warkum Sumitro, Azas-azas

Perbankan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), h. 97. Lihat

juga Karnaen Purwaatmaja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia

(Depok: Usaha Kami, 1996), h. 33. Lihat juga M. Umar Chapra, Al-Qurān

Menurut Sistem Moneter Yang Adil (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Primayasa, 1997), h. 40. Lihat juga Toto Abdul Fatah, Bank Tidak Identik

dengan Riba (Jawa Barat: MUI, t.th), h. 42. 16 Lihat BAB III halaman 34 - 36

Page 92: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

77

Allah swt berfirman dalam Q.S. al-Nisa (4): 29 sebagai

berikut:

ها يأ ين ٱ ي لذ مولكم بينكم ب

كلوا أ

لبطل ٱءامنوا ل تأ

نكم ول تقتلوا ن تكون تجرة عن تراض م أ إلذ

نفسكم إنذ ٱأ ٩٢ كن بكم رحيما للذ

Terjemahan

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,

kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu

Kata جتارة pada ayat ini oleh Muhammad Quraish

Shihab diartikan sebagai perniagaan, yaitu perniagaan yang

diridhai Allah adalah dengan syarat perniagaan yang

berdasarkan kerelaan/saling ridha (yang tidak melanggar

ketentuan agama) atau ketiadaan paksaan17 di antara pihak

yang bertransaksi, yaitu dari orang yang memberi utang

(kreditur) ataupun yang berutang (debitur) dimana, pada

penggalan ayat sebelumnya bercerita akan larangan memeroleh

harta secara batil (tidak sesuai dengan syariat), dan pada

penggalan kalimat terakhir ayat ini untuk menghindari bunuh

diri dari segala aktifitas khususnya perniagaan yang mereka

lalui dalam kehidupan. Melalui ayat ini, Allah swt.

17 M. Quraish Shihab, Bisnis Sukses Dunia Akhirat.., h. 79.

Page 93: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

78

mengingatkan kepada orang-orang yang beriman agar

memakan yakni memeroleh harta tidak secara batil, yakni tidak

sesuai dengan tuntunan syariat18, tetapi hendaknya memeroleh

harta itu dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan

yang tidak melanggar ketentuan agama.

Ayat ini berbicara mengenai larangan perolehan harta

secara batil, sebagaimana dalam penggalan ayat كلوال تأ

مولكم بينكم بلبطل ٱأ (....janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil....). Quraish Shihab

berpendapat bahwasanya penggunaan kata makan untuk

melarang perolehan harta secara batil disebabkan (salah satu)

kebutuhan pokok manusia adalah makan dan oleh karena

makan yang merupakan kebutuhan pokok itu terlarang

memerolehnya dengan batil, tentu lebih terlarang lagi bila

perolehan dengan batil menyangkut kebutuhan sekunder

apalagi tersier,19 hal ini tidak lepas dari defenisi harta yang

merupakan segala sesuatu yang sangat diinginkan oleh manusia

untuk menyimpan dan memilikinya.20 Menurut Quraish

18 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Ed.

II, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 67. 19 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 2, h. 497. 20 Majduddin al-Firouzabadi, al-Qamus al-Muhith (Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyyah, 2009), h. 52. Ibnu Asyur mnegatakan bahwa: kekayaan

pada mulanya berarti emas dan perak, tetapi kemudian berubah

pengertiannya menjadi segala barang yang disimpan dan dimiliki”. Lihat

Yusuf al-Qardawi, Fiqhuz Zakat (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1973), Vol.

Page 94: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

79

Shihab, al-Qurān al-Karim dalam semua uraiannya, termasuk

dalam bidang ekonomi, selalu memandang manusia secara

utuh, sehingga al-Qurān memaparkan ajarannya dengan

memperhatikan kepentingan individu dan masyarakat. Individu

dilihatnya secara utuh; fisik, akal, dan kalbu, dan masyarakat

dihadapinya dengan menekankan adanya kelompok lemah dan

kuat, tetapi tidak menjadikan mereka dalam kelas-kelas yang

saling bertentangan sebagaimana halnya komunisme, namun

mendorong mereka semua untuk bekerja sama guna meraih

kemaslahatan individu tanpa mengorbankan masyarakat atau

sebaliknya21

Menurut Quraish Shihab kesatuan kemanusiaan

mengantar pengusaha Muslim menghindari segala bentuk

eksploitasi terhadap sesama manusia, Muslim atau non-

Muslim. Dari sini dapat dimengerti mengapa Islam

mengharamkan bukan saja riba, tetapi juga penipuan atau

dugaan dapat mengakibatkan penipuan walau terselubung,

seperti larangan memperjualbelikan sesuatu yang tidak/belum

jelas sifat dan keadaannya (bai’ al-gharar), sebagaimana

melarang pula menawarkan barang pada saat konsumen

menerima tawaran yang sama dari orang lain. Larangan

memakan harta yang berada di tengah mereka dengan batil itu

1, h. 123. Lihat juga Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007), h. 9. Lihat juga, Habib Nazir dan Afif

Muhammad, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syari’ah (Bandung:

Kaki Langit, 2004), h. 368. 21 Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi…, h. 194.

Page 95: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

80

mengandung makna larangan melakukan

transaksi/perpindahan harta yang tidak mengantar masyarakat

kepada kesuksesan, bahkan mengantarnya kepada kebejatan

dan kehancuran, seperti praktik-praktik riba, perjudian, jual

beli yang mengandung penipuan, dan lain-lain. Jika memakan

harta dengan cara yang batil dibiarkan tanpa adanya

peringatan/punisment dapat menimbulkan pemahaman

bahwasanya harta mengatarkan kepada keburukan,

menganggap segala sesuatu yang berkaitan dengan kenikmatan

materi merupakan kotoran bagi ruhani, yang mengajarkan

idealisme dan moral yang baik, oleh sebab itu dikenalnya

falsafah Brahma di India sebagai sebuah pradigma dari hal

tersebut.22

Ayat di atas (Q.S. Al-Nisa (4): 29) menekankan akan

keharusan mengindahkan peraturan-peraturan yang ditetapkan

dan tidak melakukan apa yang diistilahkan oleh ayat di atas

dengan (ابلاطل ) al-batil, yakni pelanggaran terhadap

ketentuan agama atau persyaratan yang disepakati. Dalam

konteks ini, Nabi saw. bersabda, "Kaum Muslimin sesuai

dengan (harus menepati) syarat-syarat yang mereka sepakati

selama tidak menghalalkan yang haram atau mengharamkan

yang halal."

22 Yusuf al-Qardhawi, Sistem Masyarakat Islam dalam al-Qurān

dan Sunah (Solo: Citra Islami Press, 1997), h. 78.

Page 96: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

81

Selanjutnya ayat tersebut mengandung anjuran

berniaga berdasarkan kerelaan dalam penggalan ayat:

نكم.... ن تكون تجرة عن تراض م ....أ

.... (hendaklah) perniagaan yang berdasarkan kerelaan

di antara kamu..., yakni menekankan keharusan adanya

kerelaan kedua belah pihak atau yang diistilahkannya dengan

نكم Walaupun kerelaan .(an taradin minkum') عن تراض م

sesuatu yang abstrak atau tersembunyi di lubuk hati, indikator

dan tanda-tandanya dapat terlihat. Ijab dan kabul, atau apa saja

yang dikenal dalam adat kebiasaan sebagai serah terima adalah

bentuk-bentuk merupakan dan dapat digunakan dalam

menghukumi serta menunjukkan adanya sikap kerelaan antara

mereka yang bertransaksi. Sikap saling rela dalam bertransaksi

menimbulkan hubungan timbal balik yang harmonis, adanya

peraturan dan syariat serta sanksi yang menanti, merupakan

tiga hal yang selalu berkaitan bisnis dan di atas ketiga hal

tersebut, ada etika yang menjadikan pelaku bisnis tidak sekadar

menuntut keuntungan materi yang segera, tetapi melampauinya

yakni mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri,

karena Islam lebih atas dasar ajaran sosial dan moralnya23.

3. Al-Tijārah dalam Konteks Agama

23 Achmad Ramzy Tadjoedin, Berbagai Aspek Ekonomi Islam

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), h. 13.

Page 97: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

82

a) Anjuran Tidak Lebih Mencintai Bisnis Duniawi

dari Allah, Rasul dan Berjihad di jalan-Nya dalam

Q.S. al-Taubah(9): 24

ٱ وا ٱيت ا‍ب شت وا عن سبيله للذ ما إنذهم ساء ۦ ثمنا قليل فصد ٢كنوا يعملون

Terjemahan

Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga

yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari

jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang

mereka kerjakan itu

Kata جتارة pada ayat ini oleh Quraish Shihab diartikan

sebagai perniagaan yang mempunyai konteks akan beberapa

hal yang dicintai manusia24, selain perniagaan disebutkan juga

bapak, anak, saudara, istri, kerabat, harta kekayaan, dan rumah

tempat tinggal. Dari hal-hal yang dicintai manusia tersebut

hendaknya seorang muslim beriman lebih mencintai Allah,

rasul, dan berjihad di jalan-Nya. Bagi orang yang lebih

mencintai selain ketiga tersebut dapat digolongkan sebagai

orang fasik dan akan mendapatkan siksa-Nya. Ayat ini menurut

Quraish Shihab salah satu bukti keinginan manusia untuk

meraih sebanyak mungkin untuk diri dan keluarganya dan hal

ini bukan berarti melarang mencintai keluarga, harta benda dan

24 M. Quraish Shih

ab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 2, h. 497.

Page 98: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

83

lain sebagainya.25 Bagaimana melarangnya padahal cinta

terhadap harta dan anak adalah naluri dan dorongan fitrah

manusia26

Ayat tersebut juga menjelaskan ketika bapak, anak,

saudara, istri, kaum keluarga, harta kekayaan, perniagaan, dan

rumah lebih dicintai daripada Allah, Rasul-Nya dan berjihad di

jalan-Nya, maka Allah akan mendatangkan keputusan-Nya

(misal: musibah) yang tidak dapat kamu elakkan, akibat sikap

buruk itu, dan mereka menjadi orang-orang fasik yang keluar

dan menyimpang dari tuntunan Ilahi27. Berkaitan dengan

kekayaan, kekayaan sering dikemukakan untuk direnungkan

sebagai rahmat Allah yang paling nyata kepada manusia.

Karena itu, seorang Muslim yang sibuk berproduksi dan

mengupayakan kekayaan berarti melaksanakan suatu tindak

pengabdian yang fundamental kepada Allah atau ibadah.28

4. Tidak Melupakan Zikir, Shalat dan Berzakat dalam

Kesibukan Berbisnis

Allah swt. Berfirman dalam Q.S. al-Nur(24): 37:

25 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi.., h. 195 26 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mi shbah, Vol. 5, h. 55. 27 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik atas

Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1996), h. 503 28 Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam Sebuah Pengantar (Yogya:

LPPI, 2001), h . 68-72, 81

Page 99: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

84

ٱلذ تلهيهم تجرة ول بيع عن ذكر رجال ل ٱإوقام للذ لصذ وة ٱإويتاء كوة بصر ٱو لقلوب ٱيافون يوما تتقلذب فيه لزذ

ل

١٧ Terjemahan

“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan

tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan

(dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)

membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari

yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi

goncang”

Kata جتارة pada ayat ini oleh Quraish Shihab diartikan

sebagai perniagaan dimana kesibukan dalam perniagaan

menjadi salah satu sebab kelalaian manusia beribadah kepada

Allah swt., oleh karenanya ayat ini mengajak manusia untuk

tidak lalai dalam perniagaan dan proses jual-beli yang sudah

dan akan dilakukan. Salah satu hal yang sering dilalaikan

karena perniagaan adalah adalah berzikir, karena memikirkan

keuntungan dan kerugian, dan ibadah salat karena sibuk dalam

perniagaan, serta ibadah zakat yang sering dilupakan atau

bahkan disengaja karena khawatir kekurangan harta. Menjadi

tanda bagi orang yang senantiasa berzikir, salat dan berzakat

adalah mereka takut akan siksa yang akan ditimpakan pada hari

kiamat nanti.

Page 100: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

85

Quraish Shihab mengutip perkataan Ibn Asyur bahwa

kata رجال (rijal) dipahami dalam pengertian lawan dari kata

perempuan. Hal ini disebabkan karena yang bertasbih di gereja

adalah para rahib yang kesemuanya merupakan laki-laki,

mereka itu yang berkosentrasi dalam ibadah sehingga jual beli

dan perdagangan tidak melalaikan mereka dari mengingat

Allah. Pujian yang diberikan kepada mereka disebabkan

keimanan mereka ketika itu masih dinilai sahih dan ketika itu

pun ajaran Islam belum mereka kenal.29

Kata رجال “(rijal)” sebenarnya tidak harus dipahami

dalam arti antonim perempuan. Kata ini digunakan juga dalam

arti manusia, baik laki-laki maupun perempuan, selama mereka

memiliki keistimewaan atau ketokohan atau ciri tertentu yang

membedakan meraka dari yang lain

Dalam hal perniagaan dan jual beli menjadu sebab

kelalaian dari tuntunan Allah swt., Quraish Shihab berpendapat

bahwasanya kata (جتارة ) tijarah dan (بيع ) bai' biasa

diterjemahkan jual beli‖. Sementara ada ulama memahami kata

bai' dalam arti ( بيع) tijarah dalam arti membeli dan ( جتارة)

29M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 9, h. 561.

Page 101: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

86

menjual. Ada juga yang membedakannya dengan menyatakan

bahwa kata bai' terbiasa digunakan untuk menggambarkan

telah terjadinya transaksi dan diperolehnya keuntungan,

sedangkan kata tijarah menggambarkan profesi jual beli.

Dengan demikian, seseorang yang tidak dilengahkan oleh

tijarah belum tentu ia tidak dilengahkan oleh bai'. Tabataba'i

berpendapat bahwa kata tijarah, jika diperhadapkan dengan

bai', ia berarti kesinambungan dalam upaya mencari rezeki

dengan jalan jual beli, sedang bai' adalah upaya jual-beli yang

menghasilkan keuntungan ril yang sifatnya langsung30. Dengan

demikian, penggalan ayat ini bagaikan menyatakan, bahwa

manusia-manusia itu tidak pernah lengah dari mengingat Allah

sepanjang upaya mereka yang bersinambung guna mencari

keuntungan dan tidak juga pada saat mereka sedang melakukan

jual beli dan meraih keuntungan. Ibn 'Asyur memahami kata

tijarah dalam arti mendatangkan barang untuk memeroleh

keuntungan dengan jalan menjualnya, sedangkan bai' adalah

menjual sesuatu karena kebutuhan akan harganya.

Dalam ayat ini dijelaskan tanda orang yang berzikir,

salat dan berzakat serta taat kepada Allah, dimana penggalan

ayatnya yang berbunyi ...kepada suatu hari yang (ketika itu)

guncang hati dan penglihatan…. Kata (تقلب ) taqallub

30 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 9, h. 562-563.

Page 102: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

87

terambil dari kata (قل ب ) qallaba yang berati membolak-

balik/guncang. Dari akar kata yang sama, lahir kata qalb yakni

hati karena hati sifatnya berbolak-balik, sekali senang sekali

susah, sekali menerima kali lain menolak dan seterusnya.

Tabataba'i menyimpulkan bahwa mereka merasa

khawatir tentang taqallub itu karena salah satu sisinya adalah

ketiadaan perolehan cahaya Ilahi dan limpahan karunia-Nya

dan itulah kesengsaraan abadi dan dengan demikian pula maka

pada hakikatnya mereka merasa takut terhadap bahaya yang

akan menimpa diri mereka.31

5. Ber-tadarrus Al-Qurān, Shalat dan Menafkahkan

Sebagian dari Rezeki merupakan Bentuk Bisnis

dari Allah dengan Balasan Surga-Nya

Firman Allah swt. Dalam Q.S. Fatir (35) 29

ين ٱ إنذ ٱيتلون كتب لذ للذ قاموالوة ٱوأ ا لصذ ممذ نفقوا

وأا وعلنية يرجون تجرة لذن تبور ٩٢رزقنهم س

Terjemahan:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca

kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan

sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada

mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka

itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”

31 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 9, h. 564-565.

Page 103: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

88

Kata جتارة pada ayat ini oleh Muhammad Quraish

Shihab diartikan sebagai perniagaan, yaitu sebuah ajakan

berbisnis dengan Allah yang dijanjikan tidak akan merugikan

orang yang menjadi mitra dagangnya, ungkapan hubungan

timbal balik antara Allah dan manusia, yakni dengan

melaksanakan perintah-Nya, seperti mempelajari kitab-Nya,

salat dan bersedekah akan dibalas dengan pahala dari-Nya.

Kata tijarah/perniagaan digunakan al-Qurān antara

lain sebagai ungkapan hubugan timbal balik antara Allah dan

manusia. Al-Qurān dalam mengajak manusia memercayai dan

mengamalkan tuntunan-tuntunannya dalam segala aspek sering

kali menggunakan istilah-istilah yang dikenal oleh dunia

bisnis, seperti perdagangan, jual beli, untung rugi, kredit, dan

sebagainya (QS. as-Shaf: 10, QS. al-Hadid: 11, QS. ash-Shaf:

12 dan QS. at-Taubah: 111). Demikian terlihat al-Qurān

menggunakan logika pelaku bisnis dalam menawarkan ajaran-

ajarannya.32

Dalam Q.S. Fatir (25): 29, Allah swt. menggunakan

lafadz yang mengandung makna pengukuhan "sesungguhnya"

Allah berkata kepada orang-orang yang senantiasa ,(إنذ )

membaca kitab Allah dengan mengkaji dan mengamalkan

32 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 11, h.66.

Page 104: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

89

pesan-pesannya dan telah melaksanakan salat serta

menafkahkan sebagian rezeki yang dianugerahkan kepada

mereka, baik dengan cara rahasia, diam-diam, dan maupun

secara terang-terangan, banyak jumlahnya atau sedikit, dalam

keadaan mereka lapang atau sempit, mereka yang melakukan

hal tersebut dengan tulus ikhlas mengharapkan perniagaan

dengan Allah yang hasilnya tidak pernah akan merugi. Mereka

dengan amalan-amalan itu mengharap agar Allah

menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan

menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya

Allah Maha Pengampun segala kekhilafan lagi Maha

Mensyukuri segala ketaatan. Bahwasanya salah satu ciri yang

dimaksud dengan ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang

mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah. Memang, boleh

jadi dewasa ini sebagian umat muslim belum menyadari

keuntungan berbisnis dengan-Nya (yakni ganjaran dari usaha

taat kepada-Nya), bahkan boleh jadi ada yang merasa rugi,

tetapi sekali lagi mari kita gunakan logika pebisnis sukses dan

bertanya: Bukankah seorang pebisnis suatu perusahaan harus

berhitung tentang keuntungan jangka panjang? Terkadang

bahkan demi keuntungan itu, perusahaan bersedia

mengeluarkan biaya terlebih dahulu, bukan saja dengan

mengurangi pemasukan keuntungannya, tetapi juga mengambil

Page 105: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

90

dari modal kerjanya? Itu mereka lakukan, walau belum ada

kepastian tentang keuntungan masa depan itu.33

Terdapat pokok pikiran dari ayat ini, yang pertama,

anjuran membaca kitab Allah (tadarrus), salat dan bersedekah;

sebagaimana penggalan ayat

ين ٱ إنذ ٱيتلون كتب لذ للذ قاموالوة ٱوأ ا لصذ ممذ نفقوا

وأ

....رزقنهم

Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitab Allah

dan telah melaksanakan salat serta telah menafkahkan

sebagian dari apa yang Kami anugerahkan kepada mereka34

Kata (يتلون ) yatluna menggunakan bentuk kata kerja mudhari'

(masa kini dan datang) ketika berbicara tentang yatluna kitaba

Allah/membaca kitab Allah sebagai isyarat bahwa mereka

senantiasa dan dari saat ke saat membacanya. Quraish Shihab

mengatakan bawasanya dalam ayat ini pelaksanaan salat dan

bernafkah dilukiskan oleh ayat di atas dengan menggunakan

bentuk kata kerja masa lampau. Ini mengutip Ibn 'Asyur karena

ketetapan tentang keduanya telah mereka ketahui dan telah

33 M. Quraish Shihab, Berbisnis dengan Allah: Bisnis Sukses

Dunia Akhirat, (Ciputat: Lentera Hati, 2008), h. 86.. 34 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 11, h.64-65

Page 106: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

91

mantap, berbeda dengan ayat-ayat al-Qurān yang masih

berlanjut proses turunnya. Sedang, mengutip al-Biqa'i,

penggunaan bentuk kata kerja masa lampau itu sebagai

perintah halus dan anjuran agar selalu bersegera

melakukannya.

Menurut Quraish Shihab ada tiga kemungkinan bagi

seorang pemilik harta untuk menggunakan hartanya, pertama,

dibelanjakan, kedua, diinvestasikan, dan ketiga ditumpuk.

Ketiga hal ini, jika menimbulkan kerusakan akhlak, dilarang

keras oleh al-Qurān, seseorang boleh membelanjakan hartanya

asal tidak mengakibatkan pemborosan atau membuang-

buangnya. Seseorang tidak dibenarkan menggunakan hartanya

untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi yang sejak awal

telah diharamkan, seperti berjudi, berzina, dan minum

minuman keras, bahkan seseorang yang terbiasa memberi

bantuan bukan pada tempatnya dapat dikenakan pembatasan

kewenangan menggunakan hartanya.35

6. Beriman dan Berjihad di Jalan-Nya sebagai Bentuk

Bisnis dari-Nya untuk Terselamatkan dari Siksa-

Nya

Firman Allah swt. dalam Q.S. al-Ṣaff (61): 10, sebagai

berikut

35 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi: al-Quran dan

Dinamika Kehidupan Masyarakat, (Ciputat: Lentera Hati, 2006), h. 199

Page 107: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

92

ها يأ ين ٱ ي ن عذاب لذ تجرة تنجيكم م دلكم لع

ءامنوا هل أ

لم ٠١أ

Terjemahan

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku

tunjukkan suatu perniagaan yang dapat

menyelamatkanmu dari azab yang pedih”

Kata جتارة pada ayat ini oleh Quraish Shihab adalah

amal-amal saleh. Memang, al-Qurān sering kali menggunakan

kata itu untuk makna tersebut karena memotivasi ummat dalam

beramal saleh adalah untuk memeroleh ganjaran persis seperti

perniagaan yang dijalankan seseorang guna meraih keuntungan

dan perhitungan. Islam adalah agama yang mampu

menyeimbangkan antara dunia dan akhirat antara hablum

minallah (hubungan dengan Allah) dan hablumninannas

(hubungan antara sesama manusia, oleh karenanya seorang

Muslim dituntun untuk selalu menyeimbangkannya (dunia dan

akhirat), disebabkan itu tidak sedikit penggunaan terminolog

keduniawian dipakai dalam masalah akhirat seperti berdagang

dengan Allah. Quraish Shihab menyatakan berkaitan dengan

ayat setelahnya, yaitu Q.S. al-Ṣaff (61): 11 sebagai berikut

Page 108: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

93

ون تؤمن ٱب ٱوتجهدون ف سبيل ۦورسول للذ للذنفسكم ذلكم خي لذكم إن كنتم

مولكم وأ

بأ

٠٠تعلمون Terjemahannya

“(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan

berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah

yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”

Ayat tersebut dipahami bahwa Allah mengajak orang-

orang yang beriman suatu perniagaan besar yang bila dilakukan

dapat menyelamatkan dari siksa yang pedih. Perniagaan itu

ialah berjuang di jalan Allah, yakni beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya dan berjihad (bersungguh-sungguh)36

Yang kedua, terdapat anjuran untuk senantiasa beriman

dan berjihad di jalan-Nya. Kata tu'minun demikian juga

tujahidun berbentuk mudari' tetapi maksudnya adalah perintah.

Makna ini dikuatkan oleh kata yagfir yang dapat dinilai sebagai

dampak dari perintah yang disampaikan dalam bentuk kata

kerja mudari' itu.

7. Kerugian Menukar Petunjuk-Nya dengan

Kesesatan selain dari-Nya laiknya Sebuah Bisnis

yang Merugikan

Firman Allah swt dalam Q.S. al-Baqarah (2): 16

sebagai berikut:

36 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi: al-Quran dan

Dinamika Kehidupan Masyarakat, (Ciputat: Lentera Hati, 2006), h. 32

Page 109: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

94

ئك ولين ٱ أ ٱ لذ وا للة ٱ شت لضذ فما ربحت ت جرتهم وما لهدى ٱب

٠٠كنوا مهتدين Terjemahan

“Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan

petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka

dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”

Kata جتارتهم pada ayat ini oleh Quraish Shihab

diartikan sebagai perniagaan. 37 yaitu perniagaan yang

mempunyai konteks ketidakberuntungan disebabkan menukar

petunjuk dengan kesesatan, dalam artian menjauh dari tuntunan

agama serta mendekat serta menggantinya kepada kekufuran.

Dalam ayat ini mengandunh beberapa pokok pikiran,

diantarannya pertama, berbicara perihal menukar kesesatan

dengan petunjuk Allah swt., dalam penggalan ayat ...mereka

itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk…

(.... ئك ولين ٱ أ ٱ لذ وا للة ٱ شت لضذ لهدى ٱب ...), Quraish Shihab

menafsirkan kata isytarau ( وا membeli dengan/ (ٱشت

menukar.38 Ayat diatas bermaksud menggambarkan keadaan

kaum munafikin yang bergaul dengan kaum Muslimin dengan

menampakkan keimanan dan mengenakan pakaian hidayah,

37 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 1, h. 134. 38 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 1, h. 134.

Page 110: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

95

tetapi ketika ia menyendiri dengan rekan-rekannya yang

durhaka, ia menukar pakaian itu dengan pakaian yang lain yaitu

pakaian kesesatan. Penukaran itu diibaratkan dengan jual beli

untuk mengisyaratkan bahwa apa yang dilakukannya itu

terlaksana dengan kerelaan, sebagaimana layaknya semua jual

beli. Selanjutnya, karena setiap jual beli pasti dimotivasi oleh

perolehan keuntungan, di sini ditegaskan bahwa perniagaan

mereka tidak menghasilkan keuntungan. Berkaitan dengan

pokok pikiran kedua, dalam penggalan ayat ... فما ربحت

مهتدين maka tidaklah beruntung…) ....ت جرتهم وما كنوا

perniagaan mereka dan sejak dahulu tidaklah mereka

termasuk kelompok orang-orang yang mendapat petunjuk.)

Kalimat وما كنوا مهتدين (makanu muhtadin), bukan dalam arti

tidak mempunyai pengetahuan tentang seluk-beluk

perdagangan, seakan-akan yang ditekankan di sini adalah

kesalahan memilih barang dagangan, bukan ketidakmampuan

berdagang. Ayat ini diartikan oleh Quraish Shihab bahwa

mereka tidak memeroleh keuntungan dalam perniagaan

mereka, akibat dari bentuk keseimbangan alam dan tanggung

jawab ketaatan kepada-Nya, bahkan mereka rugi dan

kehilangan modal. Modal yang dimiliki oleh setiap orang

adalah fitrah kesucian. Ini mereka abaikan, padahal seharusnya

modal tersebut mereka manfaatkan guna memperoleh

Page 111: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

96

keuntungan berupa amal-amal saleh. Tetapi, nyatanya,

jangankan tidak memeroleh keuntungan, modal pun lenyap

karena keimanan tidak menghiasi jiwa mereka.

8. Tidak Meninggalkan Ibadah karena Bisnis dan

Ajakan Berbisnis dengan-Nya

Firman Allah swt. dalam Q.S. al-Jumu’ah (62) : 11,

sebagai berikut

و لهوا إوذاوا تجرة أ

ٱرأ وا قل ما نفض إلها وتركوك قائما ٱعند ن للذ هو ٱخي م

ٱومن للذ ٱو ل جرة زقي ٱخي للذ ٠٠ لرذTerjemah

“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau

permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan

mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah).

Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada

permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik

Pemberi rezeki”

Kata جتارة pada ayat ini oleh Quraish Shihab diartikan

sebagai perniagaan yaitu salah satu yang menjadi bentuk

kelalaian dalam beribadah kepada Allah swt., diceritakan pada

ayat sebelumnya. kaum Muslimin diperintahkan agar

menghadiri ibadah salat Jum'at. Tetapi, ada sekelompok orang

yang lalai dan tidak memenuhi secara baik perintah tersebut.

Ayat di atas mengecam mereka dan tidak lagi mengarahkan

pembicaraan kepada mereka, untuk mengisyaratkan bahwa

mereka tidak pantas mendapat kehormatan diajak berdialog

dengan Allah. Ayat pada QS. al-Jumu‘ah (62): 11 di atas secara

Page 112: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

97

detail berbicara tentang sikap sementara sahabat Nabi saw.

ketika hadirnya kafilah dari Syam yang dibawa oleh Dihyat Ibn

Khalifah al-Kilabi. Ketika itu harga-harga di Madinah

melonjak, sedang kafilah tersebut membawa bahan makanan

yang sangat dibutuhkan, ketika tabuh tanda kedatangan kafilah

di pasar terdengar oleh jamaah Jum'at sebagian jamaah masjid

berpencar dan berlarian menuju pasar untuk membeli karena

takut kehabisan. Maka, terhadap ulah mereka tersebut ayat

tersebut turun.39

39 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Vol. 1, h. 62-63

Page 113: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

99

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan telaah dan analisis yang telah dipaparkan,

maka penulis menyimpulkan bahwa, ayat-ayat al-tijārah

terbagi dalam tiga kategori, pertama ayat mengandung makna

hubungan bisnis sesama manusia (muamalah) yakni bersifat

material-kuantitatif, terdapat dalam Q.S. al-Baqarah (2): 282

dan Q.S. al-Nisa (4): 29; kedua, ayat yang memiliki makna

hubungan bisnis Allah swt. kepada manusia, yakni bersifat

immaterial-kuantitatif terdapat dalam Q.S. al-Taubah (9): 24,

Q.S. Al-Nur (24):37, Q.S. Fatir (35): 29, Q.S. al-Ṣaff (61): 10,

dan Q.S. Al-Baqarah (2): 16; dan ketiga ayat yang memiliki

makna hubungan bisnis Allah swt. kepda manusia, sekaligus

mencakup antar sesama manusia. Terdapat dalam Q.S. al-

Jumu’ah (62): 11.

Dalam hal relevansi ayat al-tijārah dengan praktek jual

beli onlie, jual beli online memiliki prinsip dasar yang sama

dengan jual beli konvensional (secara offline) dengan beberapa

keuntungan kan kerugian. Dalam tansaksi bisnis non-tunai,

terdapat komponen penunjang yang aman sesuai standar

protokol SET (Secure Electronic Transaction) yaitu: (1)

Virtual/ Physical Smart Card, (2) Virtual Point off Sale, (3)

Virtual Aquirer atau Payment Gateway (4) Visa Credit Card.

Page 114: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

Media yang digunakan bisnis online diantaranya,

marketplace, website, webblog, forum, media sosial. Dalam

proses pembayarannya bisa dengan cara transfer bank dan

COD (cash on delivery) semua menunjang dalam upaya

melakukan transaski saling riḍo dan ikhlas, dan kemudahan

dalam ijab qobul (serah terima).

B. SARAN-SARAN

Penelitian ini masih banyak kekurangan disana-sini,

untuk itu penulis menyarankan kepada peneliti-peneliti

selanjutnya agar membahas lebih komprehensif mengenai

istilah-istilah etika bisnis dalam al-Qurān serta relevansinya

dengan perkembangan dunia digital. Karena masih banyak hal-

hal yang belum penulis teliti, antara lain: Mengkaji lebih dalam

Istilah-istilah perdagangan dan penafsiran al-tijārah menurut

mufassir klasik dan kontemporer. Serta perlu dikaji lebih dalam

bagaimana relevansi nilai al-Qurān dalam perkembangan

zaman termasuk perkembangan teknologi digital.

Demikianlah penelitian ini penulis buat dengan

sebenar-benarnya, diharapkan ada penelitian lanjutan yang

lebih komprehensif, dan mohon koreksi atas penelitian saya.

Page 115: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, M. Yazid. Fiqih Muamalah dan Implementasinya

Dalam Lembaga Keuangan Syariah.

Yogyakarta: LogungPustaka, 2009

al-Aṣfahānī, Abū Qāsim al-ḥusain ibn Muhammad al-

Ma’ruf Al-Rāgib. Tafsīr Al-Rāgib al-

Aṣfahānī, Juz I. t.tp.: Jāmi’ah Ṭanṭa Fak.

Adab, 1420.H/ 2000 M

............., Abū al-Qāsim al-Ḥusain ibn Muḥammad al-Ma’rūf

al-Rāgib. Al-Mufradāt fī Garīb al-Qurān,

Beirut: Dār al-Ma’rifah, t.th.

............., Ar-Raghib. Mu’jam Mufradat Alfadz Al-Qur’an.

Mesir: Dar al-Kitab al-’Arabi, t.t.

al-Baghwi, Abū Muḥammad al-Ḥusain. Ma’ālim al-Tanzīl,

juz VIII, cet. IV. t.tp.: Dār al-Ṭayyibah, 1417

H/ 1997 M.

Ali ibn Muhammad ibn Ali al-Jurjānī, al-Ta’rifāt, Juz.I,

(Bairūt: Dār al-Kitāb al-‘Arabī), h. 73.

al-Jurjānī, Ali ibn Muhammad ibn Ali. al-Ta’rifāt, Juz.I.

Bairūt: Dār al-Kitāb al-‘Arabī

al-Munāwī, Muhammad Abdur Rauf, al-Taqwif ala

Muhimmāt al-Ta’ārīf, Juz. I. Bairūt: Dār al-

Fikr al-Mu’asir

al-Qardawi, Yusuf. Fiqhuz Zakat. Vol I. Beirut: Muassasah

ar-Risalah, 1973.

............., Yusuf. Sistem Masyarakat Islam dalam al-Qurān

dan Sunah. Solo: Citra Islami Press. 1997

al-Si’dī, Abdurraḥmān ibn Nāṣir. Tafsīr Karim al-Raḥmān fī

tafsīr Kalām al-Mannān, Cet.I. t.tp:

Muassasah al-Risālah, 1420 H/ 2000 M

Page 116: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

al-Ṭabari, Muhammad Ibn Jarīr. Jāmi’ al-Bayān fī Ta’wīl al-

Qurān, Jilid VIII, Cet.I. t.tp: Muassasah al-

Risālah, 1420 H/ 2000M

al-Zuḥailī, Wahbah ibn Muṣṭafā. Tafsir al-Munīr fī al-

‘Aqīdah wa al-Syarī’ah wa al-Manḥaj,

Juz.10. Damaskus: Dār al-Fikr, 1418 H.

Antonio, M. Syafi‘i. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek.

Jakarta: GIP, 2001

Bāqi, Muhammad Fuād Abdul. Mu’jam al Mufahras li Alfāẓ

al Qurān al-Karīm. Kairo: Dār al-ḥadīs, t.th

Bāqiy, Muhammad Fuad Abdul. al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfādh al-Qur’an al-Karīm. Bandung,

Diponegoro, t.t.

bin Fauzan, Syaikh Shalih al Fauzan. Fiqh wa Fatwa al-

Buyu’. Riyāḍ: Jāmi’ah ibn Su’ud , 1441 H.

Case Center Departemen Manejemen, fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Cases in

Management: Indonesian’s Business

Challenges. Jakarta: Salemba Empat, 2008

Chapra, M. Umar. Al-Qurān Menurut Sistem Moneter Yang

Adil. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Primayasa. 1997

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qurān dan

Terjemahnya. Bandung: PT.Syamil Cipta

Media, 2005

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa, Edisi IV , Cet. I.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. 2008

Fatah,Toto Abdul. Bank Tidak Identik dengan Riba. Jawa

Barat: MUI, t.th

Page 117: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

Hamdani, Yovita. Revolusi Asuransi digital. Jakarta: PT

Gramedia Jakarta: 2014.

IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia.

Jakarta: Djambani, 1992

Ibn ‘Āsyur al-Tūnisī, Muḥammad Ṭāhir ibn Muhammad. al-

Tahrīr wa al-Tanwīr , Juz 18, Tunis: Dār al-

Tūnisiyah, 1984 M

Ibn Katsīr, Ismā’īl. Tafsir al-Qurān al-‘Adzīm, Jilid II. Cet.I.

Kairo: Dār al-Quṭūbah,2000.

Ibn Manẓūr, Lisan al-‘Arab, Juz.V (Kairo: Dār al-Marif,

t.th), h.420.

Ibn Manẓūr. Lisan al-‘Arab, Juz.V. Kairo: Dār al-Marif, t.th

Ibn Zakariah, Abu al-Ḥusain Aḥmad ibn Faris. Mu’jam

Maqāyis al-Lughah, Juz I. t.t., Daar al-Fikr,

t.th

Ibrahim Mustafa dkk, Qamus al-MuniṬ, Juz.I, (t.t.: Dār al-

Da’wah, t.th.), h.82

Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam Sebuah Pengantar.

Yogya: LPPI, 2001.

Jurnal At-Tubyan Vol. II No.1 Januar-Juni 2017, Al-Tijarah

(Perdagangan) dalam Al-Quran (Studi

Komparatif Tafsir Jami’ : Ahkam alquran

dan Tafsir al-Misbah

Jurnal Transformasi Voll.11 No.1 2015 hal. 65-71

Jusmaliani, M.E., dkk, Bisnis Berbasis Syari’ah, Cet.I.

Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Karim, Ir. Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan

Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007.

Page 118: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

M. Muslichuddin. Sistem Perbankan Dalam Islam. Jakarta:

Rineka Cipta. 1990

Majduddin al-Firouzabadi, al-Qamus al-Muhith. Beirut: Dar

al-Kutub al-Ilmiyyah, 2009

Manan, Abdul. Reformasi Hukum Islam di Indonesia.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006

Misbahuddin, E-Commerce dan Hukum Islam. Cet. 1;

Makassar: Alauddin University Press. 2012

Muhammad Abdur Rauf al-Munāwī, al-Taqwif ala

Muhimmāt al-Ta’ārīf, Juz. I (Bairūt: Dār al-

Fikr al-Mu’asir), h. 160.

Muhammad Fuād Abdul Bāqi, Mu’jam al Mufahras li Alfāẓ

al Qurān al-Karīm, (Kairo: Dār al-ḥadīs,

t.th), h.52.

Muhammad, Habib Nazir dan Afif. Ensiklopedi Ekonomi

dan Perbankan Syari’ah Bandung: Kaki

Langit, 2004

Mustafa ,Ibrahim, dkk. Qamus al-MuniṬ, Juz.I. t.t.: Dār al-

Da’wah, t.th.

Purkon, Arip. Bisnis Online Syariah: Meraup Harta Berkah

dan Berlimpah Via Internet. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2014.

Purwaatmaja, Karnaen Membumikan Ekonomi Islam di

Indonesia. Depok: Usaha Kami. 1996

Raharjo, M. Dawam. Islam dan Transformasi Sosial

Ekonomi. Yogyakarta: Lembaga Studi

Agama dan Filsafat, 1999

Page 119: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

Rasyid, Sulaiman. Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 2005), h. 209

Roihanah, Rif’ah. Perlindungan Hak Konsumen Dalam

Transaksi Elektronik (E-commerce). Justitia

Islamica 8, no.2. 2011

Shihab , M. Quraish. Berbisnis dengan Allah: Bisnis Sukses

Dunia Akhirat. Ciputat: Lentera Hati. 2008

............., Quraish. Etika Bisnis dalam Wawasan Al-Qurān.

t.tp: Jurnal ulum al-Qur’an, 1997.

............., M. Quraish Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik

atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung:

Mizan. 1996

............., Quraish. Etika Bisnis dalam Wawasan al-Qurān

t.tp: Jurnal Ulumul Qur’an, 1997

............., Quraish. Menabur Pesan Ilahi: Al-Qurān dan

Dinamika kehidupan Masyarakat. Ciputat,

Lentera Hati, 2006

............., Quraish. Tafsir Al-Misbah, Ciputat: Lentera Hati,

2016

Sipayung, Hendra Haloman. dan Fransisca esther Butar

Butar, Cara Gila Menjual apa pun lewat

Internet. Bandung: Kaifa, 2011

Sri Nurhayati dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia,

Ed. II. Jakarta: Salemba Empat, 2011

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. 2007

Page 120: Baru Skripsi Novia Harsela Salpin Sarah.pdf

Sumitro,Warkum. Azas-azas Perbankan Islam. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada 1997

Syafe’i, Rahmat. Fiqih Muamalah, Cet. X. Bandung, CV.

Pustaka Setia, 2001

Tadjoedin, Achmad Ramzy. Berbagai Aspek Ekonomi Islam.

Yogyakarta: Tiara Wacana. 1992

Tanjung, M. Azrul, dkk, Reinventing Budaya Bisnis: Untuk

Kesejahteraan dan Kejayaan Islam. Jakarta:

Grafindo Creatif Writing, 2004

Taqwa, Nila Libasut. Aspek Perdagangan Perspektif al-

Qur’an,

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, 1993

Yuliana, Olivia Yenti. Jurnal Akutansi & Keuangan Vol. 2,

No. 1, Mei 2000.

Nisrina, Disa Nusia. Skripsi: Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Jual Beli Online dan Relevansinya

terhadap undang-undang perlindungan

konsumen, UIN Alaudin Makasar. 2010.

http://mobile.sederet.com/

.https://www.maxmanroe.com/2014/01/3-jenis-transaksi-

jual-beli-online-terpopuler-diindonesia.html