Top Banner
Jurnql Peternakan Indonesia., I2(l): I2-17, 2007 ISSN: 1907-1760 Karakteristik Morfogenetik Ayam Kokok Balenggek Di Kecarnatan Tigo l-urah Kabupaten Solok Firda Arlina, Dasmi Ahmad, Tinda Afriani, Lany Madina F akultas Peternakan Universitas Andalas Abstract The stutly was aimed to define the morphogenetic characteristics of native song fowl chickens of l{esl Sumatra called Kokok Balenggek. Sixty Kokok Balenggek chickens raised by farmers in Tigo Lurah sub district, Solok district were wed as samples. They consisted of 40 males and 20 females. Both qualitative and quantitative morphogenetic dats were collected and measured, including: color of feather and shank; form of comb; length of tars metatarsus, tibia, femur; body weight and distance between pelvis bone by females. By males, feather color of Kokok Balenggek chickens were dominated by wild feather type (e+) and silver (8 of a2,5 ok md 22,5 %, respectively. Comb were mostly singleform (9A %Q. While feather color of females were dominated by black (S) and white (25 % each), pea comb (90 %o), shank color of white yellow (Id) (85 %o). Length of metatarsusfor male andfemales of 100,2 + 11,05 mm, 80,03 + 8,61 mm; tibia of 134,40 + 18,73 and 117,14 + 10,24 mm; femur of 103,36 + 16,94 and 85,63 * i,1,47 mm; body weight of 1,74 + 0,46 kg and I,I I * 0,62 kg/head, respectively. Data of distance length between pelvis bone byfemales werefound 41,17 + 4,32 mm. Key word : Kokok Balenggek chickens, morphogenetic characters. Pendahuluan Ayam lokal sebagai asset nasional yang keberadaanya sudah tersebar dari sabang sampai Merauke merupakan komoditi utama ternak asli Indonesia dan merupakan sumber daya genetik unggas Indonesia yang perlu dipertahankan keberadaannya. Ayam lokal Indonesia yang mem- punyai ciri-ciri khusus telah ber- adaptasi dengan baik pada ling- kungannya sehingga membentuk kelompok - kelompok sendiri, dikenal dengan ayam kampung, ayam peltrng, ayam kedu dan ayarn Kokok Balenggek. Ayam Kokok Balenggek meru- pakan ayam lokal (asli) Sumatera Barat yang berkembang di kecamatan Payung Sakaki, Kabupaten Solok Sumatera Barat. Ayam Kokok Balenggek tergolong ayam penyanyi (song fowt) dengan suara kokok yang merdu dan bertingkat. Ayam ini ditetapkan sebagai maskot Kabupaten Solok. Dan merupakan salah satu jenis ternak yang mendapatkan perhatian tinggi dalam keberadaan dan pengembangannya. Meskipun memi- liki potensi yang cukup tinggi jumlah ayam Kokok Balenggek jantan di daerah ini relative sedikit. Populasinya sekitar 354 ekor (Abbas dkk, 1997). Populasi ini sangat rawan akan kepunahan. Kelebihan suara yang di miliki Ayam Kokok Balenggek ini menjadikan ayam ini berbeda dengan ayam kampung lainnya. Keunikan Firda Arlina: Karakteristik Morfogenetik Ayam Kokok Balenggek
6

Barat. - Unand

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Barat. - Unand

Jurnql Peternakan Indonesia., I2(l): I2-17, 2007 ISSN: 1907-1760

Karakteristik Morfogenetik Ayam Kokok Balenggek DiKecarnatan Tigo l-urah Kabupaten Solok

Firda Arlina, Dasmi Ahmad, Tinda Afriani, Lany Madina

F akultas Peternakan Universitas Andalas

Abstract

The stutly was aimed to define the morphogenetic characteristics of native song fowlchickens of l{esl Sumatra called Kokok Balenggek. Sixty Kokok Balenggek chickensraised by farmers in Tigo Lurah sub district, Solok district were wed as samples. Theyconsisted of 40 males and 20 females. Both qualitative and quantitative morphogeneticdats were collected and measured, including: color of feather and shank; form of comb;length of tars metatarsus, tibia, femur; body weight and distance between pelvis bone by

females. By males, feather color of Kokok Balenggek chickens were dominated by wildfeather type (e+) and silver (8 of a2,5 ok md 22,5 %, respectively. Comb were mostlysingleform (9A %Q. While feather color of females were dominated by black (S) andwhite (25 % each), pea comb (90 %o), shank color of white yellow (Id) (85 %o). Length ofmetatarsusfor male andfemales of 100,2 + 11,05 mm, 80,03 + 8,61 mm; tibia of 134,40 +18,73 and 117,14 + 10,24 mm; femur of 103,36 + 16,94 and 85,63 * i,1,47 mm; bodyweight of 1,74 + 0,46 kg and I,I I * 0,62 kg/head, respectively. Data of distance lengthbetween pelvis bone byfemales werefound 41,17 + 4,32 mm.

Key word : Kokok Balenggek chickens, morphogenetic characters.

Pendahuluan

Ayam lokal sebagai assetnasional yang keberadaanya sudahtersebar dari sabang sampai Meraukemerupakan komoditi utama ternak asliIndonesia dan merupakan sumberdaya genetik unggas Indonesia yangperlu dipertahankan keberadaannya.Ayam lokal Indonesia yang mem-punyai ciri-ciri khusus telah ber-adaptasi dengan baik pada ling-kungannya sehingga membentukkelompok - kelompok sendiri, dikenaldengan ayam kampung, ayam peltrng,ayam kedu dan ayarn KokokBalenggek.

Ayam Kokok Balenggek meru-pakan ayam lokal (asli) SumateraBarat yang berkembang di kecamatan

Payung Sakaki, Kabupaten SolokSumatera Barat. Ayam KokokBalenggek tergolong ayam penyanyi(song fowt) dengan suara kokok yangmerdu dan bertingkat. Ayam iniditetapkan sebagai maskot KabupatenSolok. Dan merupakan salah satu jenisternak yang mendapatkan perhatiantinggi dalam keberadaan danpengembangannya. Meskipun memi-liki potensi yang cukup tinggi jumlahayam Kokok Balenggek jantan didaerah ini relative sedikit. Populasinyasekitar 354 ekor (Abbas dkk, 1997).Populasi ini sangat rawan akankepunahan.

Kelebihan suara yang di milikiAyam Kokok Balenggek inimenjadikan ayam ini berbeda denganayam kampung lainnya. Keunikan

Firda Arlina: Karakteristik Morfogenetik Ayam Kokok Balenggek

Page 2: Barat. - Unand

Firda Arlina: Karakteristik Morfogenetik Ayam Kokok Bolenggek 13

ayam ini telah menjadi perhatianbanyak penggemar ayam hias,bahkan putra mahkota JepangPangeran Akisihino datang ber-kunjung ke Sumatera Barat untukmendengarkan kemerduan suaraAyam Kokok Balenggek danmenyaksikan dari dekat keberadaanAyam ini (Haluan, Agustus 1994\.Sekarang Ayam Kokok Balenggekmenjadi satwa endemik yangmerupakan fauna maskot KabupatenSolok (Rusfidra, 2001 a, Rusfidra2001 b).

Keterbatasan plasma nutfah iniadalah semakin banyaknya yangdijual atau dibawa keluar daerahyang menyebabkan populasinyamenurun. Populasi Ayam ini didaerah asalnya tinggal + 350 ekordari 29.000 ekor populasi ayam dicentra produksi Abbas dkk, (1987).Disamping itu dengan terbukanyadaerah ini dari isolasi transportasididuga ayam ini sudah mengalamipenunrnan dalam irama kokok yangbertingkat. Bahkan menurut pen-duduk lanjut usia dulu banyakditemukan yang mencapai lglenggek lebih.

Ayam Kokok Balenggek yangdipelihara mempunyai kombinasiwarna bulu yang elok, cantik danmenarik, bentuk jengger dan warnashank/cakar yang tidak jauh berbedadengan ayam kampung, yangistimewa pada Ayam KokokBalenggek terletak pada kombinasisuara yang menarik.

Nozawa (1980) melaporkanbahwa keragaman ukuran tubuhhewan disebabkan oleh faktorgenetik dan lingkungan. Ukurantubuh ayam yang penting untukdiamati dan dapat dijadikan penentukarakteristik antara lain bobot badan,panjang tarsometatarsus, panjangtibia, panjang fernur, tinggi jengger

Jurnal P eternqkan Indones ia., I 2 ( I ) : I 2 - I 7, 2 002

dan jarak antara tulang pelvis untukayam betina.

Untuk mempertahankan sumberdaya genetik yang dimiliki dansebagai peluang pelestarian danpengembangan Ayam Kokok ba-lenggek, sangat diperlukan datadasar tentang karakteristik genetikeksternal untuk sifat - sifat kualitatifdan kuantitatif seperti ukuranukuran tubuh sehingga memudahkankita untuk pengembangan ayam inidari segi pemuliaan.

Mengingat potensi ekonomi dankelangkaan Ayam Kokok Balenggekini dan informasi genetik yang masihkurang maka sangat perlu dilakukanpenelitian mengenai karakteristikgenetik eksternal ayam kokokbalenggek, dalam rangka menunjangprogram konservasi plasma nutfah.

Materi Dan Metode

Penelitian ini menggunakansampel 60 ekor Ayam KokokBalenggek yang terdiri dari 40 ekorjantan dan 20 ekor betina. Umurayam t 30 minggu dan sudah dewasakelamin yang di Kecamatan TigoLurah Kabupaten Solok, SumateraBarat. Alat yang digunakan adalahtimbangan dengan kapasitas 5 kg danalat ukur jangka sorong.

Metode penelitian adalah me-tode survey yang dilakukan melaluipengamatan secara langsung padausaha Peternakan Ayam KokokBalenggek di Kecamatan Tigo LurahKabupaten Solok. Pengumpulan datadilakukan dengan mengamati secaralangsung karakteristik morfogenetikbaik sifat kualitatif maupun kuan-titatif. Untuk sifat kualitatif AyamKokok Balenggek peubah yangdiamati meliputi:1. Warna bulu

a. Putih (I); Warna bulu putihdominan

ISSN: 1907-1760

Page 3: Barat. - Unand

14 Firda Arlina: Kqrskteristik Morfogenetik Ayam Kokok Balenggek

b. Hitam (E); Warna bulu hitamdominan

c. Keperakan (S); Warna buluputih keperakan yang bersifatsex - linked.

d. Emas (s); Warna bulu emaskeperakan yang bersifat sex -linked.

e. Bar (B); Warna bulu belanghitam putih yang bersifat sex-linked.

f. Bulu liar (e+); Warna bulumerupakan campuran hitamdan coklat; biru dan merah.

g. Columbian (e); Warna buluputih kecuali bagian leher,sayap dan ekor berwarnahitam atau merah.

2. Bentukjenggera. Pea (P); Berbentuk ercis

(riginya pendek dan tebal)b. Tunggal (pp); Bentuknya

berdiri tegak, pipih danterbagi seperti gergaji.

c. Walnut (W)d. Rose (r)

3. Warna kulit kaki /Shanka. Kuning/putih (ld); ShanV

cakar berwarna kuning atauputih polos.

b. Hitam (id) : Shank/cakarberwarna hitam abu - abu atauhijau polos.

Untuk karakteristik morfo-genetik untuk sifat kuantitatif peubahyang diukur adalah :

1. Panjang femur atau tulang paha(mm). Pengukuran dimulai daripersendian yang menghubung-kan arfiara tulang pangguldengan tulang paha.

2. Panjang tibia atau tulang kering(mm). Pengukuran dimulai daripersendian yang menghubung-kan antara tulang paha dengantulang kering

3. Panjang tarsometatarsus ataupanjang tulang kaki (mm).

.lurnql P eternskan Indones ia., I 2 ( I ) : I 2 - I 7, 2 0A7

Pengukurannya dimulai daripcrsendian yang mcnghubung-kan tibia dengan tarsometa-tarsus hingga persendian yangmenghubungkan antara tarso-metatarsus dengan shank (cakar)

4. Jarak antaratulang pelvis (mm).yaitu jarak yang diukur mulaidari ujung tulang panggulbagian kanan arah kedalamsampai tulang panggul bagiankiri.

5. Bobot badan (kg)Data yang di peroleh kemudian

dikelompokkan berdasarkan jeniskelamin untuk sifat kualitatif dihitungberdasarkan persentase. Untuk para-meter karakteristik genetik eksternalkuantitatif dilakukan analisis statistikdiskriptif dengan menghitung mean,dan simpangan baku.

Hasil Dan Pembahasan

Kar akler Genetik Elcs ternal Kuali tatifAyam Kokok Balenggek

Hasil penelitian terhadap sifatkualitatif ayam Kokok Balenggekdapat kita lihat pada Tabel l. PadaTabel 1 dapat kita lihat bahwa warnabulu ayam Kokok Balenggek yangbanyak ditemukan adalah tipe bululiar (e+) sebanyak 17 ekor (42,50 o ),hal ini disebabkan oleh karena ayamKokok Balenggek mewarisi sifatkualitatif dari nenek moyangnyaayam hutan merah. Sesuai denganpendapat Mufarid (1990) nenekmoyang aytrm lokal lndonesia adalahayam hutan merah dan ayam hutanhijau, ayam hutan merah banyakhidup disekitar hutan hutan diSumatera Barat. Sedangkan Hutt(1949) menyatakan bahwa salah satuciri - ciri dari ayam hutan merahadalah pada bagian leher, sayap,

ISSN: 1907-1760

Page 4: Barat. - Unand

Firda Arlina: Karakteristik Morfogenetik Ayam Kokok Balenggek

punggung bewarna merah dan bagiandada sebelah dalam bewarna hitam.Tabel l. Jumlah dan Persentase Sifat Kualitatif Ayam Kokok Balenggek

l5

No Peubah Fenotipe GenotipeJenis Kelamin

Jantan (%) Betina (%)1. Warna bulu Tipe bulu liar

Warna perakWarna emasBarNon barColombianPutihHitam

t7 (42,50)9 (22,50)6 (15,00)3 (7,50)3 (7,50)I (2,50)l ( 2,50)

2 (10,00)4 (15,00)1 (5,00)

2 (10,00)2 (10,00)

5 (25,00)

e*S

S

Bbbe

IE 5 (25,00)pP

2. BentukJengger TunggalPea

36 (90,00) 4 (20,00)4 (10,00) 16 (80,00)

-f- Warna shank KuningiputihHitam

(90,00) 17 (85,00)(10,00) 3 (15,00)

364

Idid

Tabel 2. Rataan dan Simpangan Baku Karakter MorfoGenetik untuk SifatKuantitatif Ayam Kokok Balenggek

No Peubah yang Diamati Rataan dan Simpangan BakuJantan Betina

l.)J.

4.5.

Panj ang tarsometatarsus (mm)Panjang tibia (mm)Panjang femur (mm)Bobot badan (kg)

100,20 + 11,05134,40 + 18,73103,36 * 16,94

1,74 + 0,46

80,03 r 8,64ll7,l4 * 10,2485,63 + 1I,47l,1l i 0,62

Jarak antara tul

Scdangkan bcntuk jcnggcr yangdominan adalah bentuk tunggal (p)90% pada jantan, hal ini eratkaitannya dengan asal usul ayamKokok Balenggek yang berasal dariayam hutan merah. Hutt (1949)menyatakan sebagian besar ayampiaraan yang ada sekarang inimemiliki bentuk jengger tunggalkemudian Mulyono dan Pangestu(1996) menyatakan bahwa bentuk.iengger ayam kampung umunyaberbebtuk tunggal dalam prosesdomestikasi ada perubahan bentukjengger pada ayam. Warna shankdominan adaLah warna kuning/putih

Jurnql P eternakan I ndones ia., I 2 ( 1 ) : I 2 - t 7, 2 00 z

41,17 ! 4,32

90 V,, pada jatrtan dan 85 7o padabetina.Karaher Genetik Elcsternal SfatKuanrtitatif Ayam Kokok Balenggek

Hasil pengamatan terhadapkarakter genetik eksternal untuk sifatkuantitatif ayam Kokok Balenggekdapat dilihat pada'fabel 2.

Dari l'abel 2 didapatkan rata-ratapanjang tarsometarsus pada ayanKokok Balenggek jantan dan betina100.20 + 11.05 mm dan 80,0i + 8"64mm. Hasil penelitian ini lebih rendahdibandingkan dengan dengan hasilpenelitian Mansjoer dkk (1989) padaayam kampung dimana panjangtarsometatarsus 131,8 film dan

ISSN: 1907-1760

Page 5: Barat. - Unand

16 Firda Arlina: Karakteristik Morfogenetik Ayam Kokok Balenggek

penelitian Mulyono dan Pangesrtu mm. Perbedaan ukuran - ukuran ml(1996) terhadap ayam Pelung 120,13 disebabkan oleh karena adanya perbe-

Tabel 3. Jenis Ayam Kokok Balenggek Berdasarkan Wama Bulu

No Jenis Ayam Kokok Balenggek Jumlah dan Persentase

1t.

2.

-t.

4.

-) -

Kinantan

Taduang

Jalak

Biriang

Kuriak

1 (2.s0)

t7 u2.501

e (22.s0\

e (22.s0)

4 (10.00)

Note : Angka dalam kurung adalah persentase

daan faktor genetik atau keturunanyaitu genotipe induknya danperbedaan makanan dan lingkungan.Sesuai dengan pendapat Nishida dkk(1982) yang menyatakan bahwakeragaman ukuran tubuh ternakdisebabkan oleh faklor genetik danlingkungan.

Panjang tibia ayam KokokBalenggek jantan dan betina 134,40 *18,73 mm dan 1 17,14 * 10,24. Hasilpenelitian ini lebih tinggi dari hasilpenelitian Khas (2001) terhadap ayamkampung dimana panjang tibianya130,31 mm dan 113,63 mm dan lebihrendah dari hasil penelitian Mansjoerdkk (1989) dan Mulyono dan Pangestu(1996) terhadap ayam kampungdengan panjang tibia 159.33 mm dan153,98 mm. Sedangkan panjang tbmurayam Kokok Balenggek jantan danbetina adalah 103,36 + 16,94 dan85,63 + 11,47, hasil ini juga lebihtinggi dibandingkan dengan hasipenelitian l(has (2001) 93,47 dan82,91 mm.

Jenis Ayam Kokok Balenggekyang banyak ditemukan adalah jenistaduang dimana warna tadrrang adalahmcmpunyai warna dasar hitam dandiselingi warna merah pada sayap ekordan punggung. Murad (1989)banyaknya jenis warna ini ditemukan

Jurnal Peternakan Indonesia., I2(I): I2-17, 2007

karena Ayam kokok balenggek masihmewarisi sifat kualitatif ayam hutanyang mempunyai wama dasar sepertijenis taduang ini.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa warna bulu ayamKokok Balenggek jantan yang banyakadalah warna tipe bulu liar (e+)bentuk jengger tunggal (p) dan warnakulit kaki putihlkuning (Id) danbetina warna hitam (E) dan putih (I),bentuk jengger Pea (P), warna kulitshank putih/kuning (Id). Sedangkanuntuk karakter morfogenetik masihberagan dan keragaman tertinggi padapanjang tibia dan femur.

Daftar PustakaAbbas, M.H, A. Arifin, S.Anwar,

A.Agustar, Y.Heryandi danZedril.lgg7. Studi AyamKokok BulcrrggckKecamatan Payung Sakaki,Kabupaten Solok: PotensiWilayah dan Genetik. LaporanPcnclitian Pusat Pcngka.iianl'ctct'nirkurr rlurr l'crtkurrtur.Fak. Peternakan UniversitasAndalas. Dinas PeternakanSumatera Barat. Padang.66p.

ISSN: 1907-1760

Page 6: Barat. - Unand

Firda Arlina: Karakteristik Modogenetik Ayam Kokok Balenggek t7

Haluan.2l juli 1993, Satu-satunyadidunia yang ada AyamKokok Balenggek hanyalah ditempat Payung Sakaki Solok.Harian Haluan. Padang.

Hutt, F.B.1949. Genetik of the Fowl,Mc Crraw Hill BookCompany - inc. New York,Toronto, London.

Mansjoer, I., S.S Mansjoer dan B.Sayuti. 1989. Studi BandingSifat-sifat Biologis ayamKampung, ayam Pelung danayam Bangkok. LembagaPenelitian IPB, Bogor S.P.Waluyo dan S.N Priyono.1993. Perkembangan BerbagaiJenis Ayam Asli Indonesia.Fakultas Peternakan IPB.Bogor.

Mufarid, H. 1990. Beternak AyamHutan. Penebar Swadaya,Jakarta.

Mulyono, R dan R.B Pangestu. 1996.Analisis Statistik Ukuran-ukuran Tubuh dan AnalisisKarakter-karakter Genetikekstemal pada AyamKampung, Pelung dan AyamKedu. Fakultas PetemakanIPB Bogor.

Murad,I. 1989. Ayam Yungkilok(Payung Sakaki Solok); AyamPenyanyi Yang Sudah Langkadlan Mengarah Kepunahan(Artikel no 1). Padang.

Natawidjaja, A.G dan K.Dwiyanto.1986. Status dan Ke-mungkinan PengembanganAyam Bukan ras (Buras) diKabupaten Gunung KidulIlmu dan Peternakan BPT, 2 :

123127.

Nozawa, K. 1980. PhylogeneticStudies of Native DomesticAnimal in East and SoutheastAsia. Tropical AgricultureResearch Centre. Japan !v :

24 43.Rusfidra.20Ol a. Konservasi Sumber

Daya Genetik Avam KokokBalenggek di Sumatera Barat.Makalah di Sampaikan PadaSeminar Nasional BidangIlmu Hayati. Tanggal 20September 2001. Pusat StudiIlmu Hayati Institut PertanianBogor.

Rusfidra 2001 b. Model AgribisnisTerpadu Berbasis AyamKokok Balenggek UntukKetahanan Pangan RumahTangga Petani di SumateraBarat. Makalah ini disertakanPada Lomba Karya TulisIlmiah Dalam Rangka DiesNatalis ke-38. Tel ISeptember 2001. Bogor.

Soedirdjoadmojo. 1984. BeternakAyam Kampung SebagaiUsaha. BP Karya Tani.Jakarta.

Alamat korespondensi: k. Firda Arlina, MSiJurusan Produksi Ternak Fakultas PeternakanUniversitas Andalas Kampus Limau ManisPadang

Diterima:3 Januari 2007, Disetuiui: 25 Jam:rrn2007

Jurnal P eternakan Indonesia., I 2 ( I ) : I 2 - I 7, 2 007 ISSN: 1907-1760