-
Bambusa sp. SEBAGAI
BIOMATERIAL
Disusun oleh:
Sessy Faudinna Fathani (19813003)
Muslih Hakim (19813024)
Nadine Claudia Elvira Suban (19813058)
Muhammad Adi Rini (19813099)
Ananda Teli R. (19813112)
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
-
DAFTAR ISI
BAB 1 PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
...................................................................................................
03 1.2 Tujuan
................................................................................................................
04
BAB 2 ISI
2.1 Biologi Komoditas
.............................................................................................
05
2.2 Potensi Industri
..................................................................................................
11
2.3 Teknologi
...........................................................................................................
12
2.4 Industri yang Sudah Ada
...................................................................................
13
2.5 Manajemen
.........................................................................................................
13
2.6 Market
................................................................................................................
18
2.7 Kebijakan
...........................................................................................................
18
2.8 Aspek Sosial Komoditas
....................................................................................
18
2.9 Industri Prospektif
..............................................................................................19
BAB 3 KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
..............................................................................................................
21
-
BAB 1
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Sekarang kita sudah berada di era globalisasi dengan teknologi
yang semakin
berkembang pesat dan pertumbuhan penduduk yang tahun demi tahun
meningkat, secara
langsung berdampak kepada kebutuhan energi terus meningkat.
Karena kebutuhan energi
yang meningkat dan diimbangi oleh kemajuan teknologi, kita
sebagai manusia wajib
menjaga keberlangsungan energi agar di masa depan kita tidak
kekurangan energi, karena
kita sebagai manusia sangat bergantung kepada energi terutama
energi fosil. Dengan
mengkembangkan teknologi yang ramah lingkungan yaitu
bio-technology kita dapat
menghasilkan energi yang dapat diperbaharui dan juga dapat
menggantikan
kertgantungan kita terhadap energi yang tidak dapat diperbahrui
seperti energi fosil. Dan
salah satu bidang yang tergantung terhadap energi yang tidak
dapat diperbahuri
adalahindustri material, industri material sangat bergantung
terhadap energi yang tidak
dapat diperbaharui oleh karena itu kita wajib mencari alternatif
yang baru. Dengan
menggunakan bioteknologi kita dapat membuat biomaterial
industry, dengan
menggunakan bahan yang dapat diperbaharui seperti bambu. Bambu
adalah tumbuhan
yang dapat digunakan untuk menjadi alternatif baru untuk
industri material, karena di
dunia terdapat 1500 spesies bambu yang bervariasi yang
memungkinkan untuk menjadi
bahan alternatif untuk industri material. Selain bambu merupakan
tumbuhan yang masa
panennya sangat cepat kurang dari 1 bulan, lebih cepat dari
kayu. Jadi sangat
memungkinkan apabila kita memanfaatkan bambu sebagai bahan
material yang baru.
Dengan beralih kepada biomaterial dengan menggunakan bambu,
genarasi
selanjutnya dapat tetap menikmati energi yang tidak dapat
diperbaharui. Selain itu Bumi
juga akan menjadi lebih nyaman untuk kita apabila kita
memanfaatkan bioteknologi ini.
-
1.2 Tujuan
Tujuan mengapa kita menggunakan bambu sebagai biomaterial
industrydikarenakan
sebagai berikut :
Untuk menjaga keberlangsungan energi.
Potensi dari bambu untuk industri material.
Kegunaan dari bambu yang kurang dimanfaatkan dalam industri
material.
-
BAB 2
ISI
2.1 Biologi Komoditas
Bambu merupakan kelompok dari kayu sejati yang hidup berumpun,
di seluruh dunia
terdapat 75 genus dan 1.500 spesies bambu. Di Indonesia sendiri
dikenal ada 10 genus
bambu, antara lain: Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus,
Dinochloa, Gigantochloa,
Melocanna, Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan
Thyrsostachys. Bambu tergolong
keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass
(rumput raksasa), Terdiri
dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari
mulai rebung, batang muda
dan sudah dewasa pada umur 3-4 tahun. Batang bambu berbentuk
silindris, berbuku-buku,
beruas-ruas, berongga, berdinding keras, pada setiap buku
terdapat mata tunas atau cabang.
Klasifikasi Tanaman Bambu
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Poaceae
Genus : Bambusa
Species : Bambusa sp
Ukuran bambu bervariasi dari ukuran kecil hingga bambu kayu
raksasa . Bambu telah
berkembang 30 sampai 40 juta tahun yang lalu , setelah punahnya
dinosaurus . Bambu adalah
tanaman berkayu yang tumbuhnya tercepat di dunia . Bambu dapat
tumbuh hingga 91-122 cm
/ hari ( 3,8-5,0 cm / jam ).
Bambu pada umumnya memiliki batang yang berongga, kedap air dan
menyebar
dengan sistim akar rizoma. Bambu ber-rumpun (clumping) umumnya
berasal dari kawasan
tropis seperti Indonesia, Burma, Brazil, Columbia, India dan
Selatan Cina. Beberapa jenis
bambu yang tumbuh di Himalaya dan Andes merupakan rumpun yang
tumbuh di iklim
sedang yang dapat tumbuh baik di daerah dingin. Bambu merambat
(running) umumnya
berasal dari iklim sejuk seperti Jepang, Cina Utara, Siberia dan
Amerika Utara. Bambu dapat
berupak semak, dengan ukuran 3 meter hingga pohon besar dengan
tinggi 30 meter.
Seperti kebanyakan rerumputan, bambu tumbuh dan berbunga,
menghasilkan biji dan
mati. Karena bambu sangat jarang berbunga, biasanya
dikembangbiakkan secara vegetatif.
-
Bambu jenis menjalar, biasanya dikembangkan dengan potongan
rizomanya. Sedangkan
bambu rumpun biasanya dikembangbiakkan dengan potongan batang
bambu yang
menyertakan ruas yang memiliki bakal tunas. Cabang tunas ini
nantinya akan membantuk
akar dan menghasilkan rizoma dan batang bambu baru.
Batang bambu memiliki rongga dan dibatasi oleh node (buku)
tempat tumbuhnya ranting dan
daun bambu. Tunas monokotil seperti bambu dan palem tidak
memiliki kambium.
Kekuatan struktur dan kerasnya batang bambu disebabkan oleh
serat dan lignin
tracheid yang dimilikinya, yang terdiri atas selulosa. Selain
itu batang bambu juga banyak
mengandung silica (5%). Meskipun batang bambu bukan merupakan
pohon sejati, namun
bisa sangat keras karena kandungan silica dan ligninnya.
Bambu merupakan tumbuhan yang sangat penting secara ekologi dan
ekonomi. Ia
merupakan salah satu tumbuhan yang paling berguna dan bernilai
bagi manusia serta
meyediakan bahan makanan utama bagi jenis hewan seperti panda.
Beberapa spesies bambu
berbunga secara rutin dan mati, fenomena ini masih dipelajari
oleh peneliti tanaman.
Bambu adalah tumbuhan yang sangat bernilai guna di kawasan
tropis, baik pada masa lalu
maupun masa kini. Menurut perkiraan bambu digunakan oleh lebih
dari setengah populasi
dunia setiap harinya. Menurut A. Lewington (Plants For People
1990), ada lebih dari 1000
produk berbeda yang terbuat dari bahan bambu.
Anatomi Bambu
Batang bambu (culm), merupakan bagian yang paling banyak
digunakan oleh manusia.
Batang bambu memiliki tiga bagian utama yakni batang,
tunggul/bongkot, dan umbi akar
Batang: merupakan bagian yang muncul di permukaan tanah,
berbantuk lurus dan bulat
dan terdiri dari ruas-ruas yang dibatasi oleh sekat antar ruas
(buku). Setiap bagian buku
bambu (node) memiliki dua cincin, bagian
bawah disebut dengan cincin kelopak/pelepah
yang merupakan tempat kelopak batang bambu
melekat dan sering terlihat bekas kelopak
dibambu jika lepas. Sedangkan cincin bagian
atas disebut dengan cincin tunas, merupakan
bekas yang muncul akibat dari tumbuhnay ruas
bambu.
Tunggul/bongkot bambu: adalah bagian
bawah dari batang, sebagian tertanam di tanah
dan sebagian dapat dilihat di permukaan tanah.
Bagian ini terhubung lansung dengan sistem
akar dan rizoma bambu. Bagian ini merupakan
tempat tumbuh mata tunas bambu yang
nantinya menjadi rebung dan batang bambu
baru, atau dapat tumbuh menjadi rizoma baru.
Akar rizoma/umbi: merupakan bagian
paling bawah dari bambu yang terdiri dari
puluhan bagian-bagian kecil, semakin jauh
bagian ini semakin mengecil dan tidak
memiliki mata tunas bambu.
Identifikasi Bambu
Identifikasi dan klasifikasi spesies bambu bergantung pada
observasi dan deskripsi dari
semua bagian bambu. Sangat jarang hanya satu bagian saja dapat
digunakan untuk mengenal
spesies bambu sercara langsung. Biasanya identifikasi dengan
-
kombinasi karakteristik yang dapat menunjukkan spesies bambu
secara tepat. Berikut ini
adalah karakteristik dan fitur umum yang dapat digunakan untuk
identifikasi bambu.
Rizoma. Panjang dan diameter rizoma: pendek dan tebal, panjang
dan tipis.
Sifat rizoma: sebagai penopang batang, merambat di permukaan,
atau merambat di
bawah tanah.
Kehadiran mata tunas pada rizoma: Ada atau tidak ada
Posisi Akar: hanya di sekeliling nodes atau acak.
Batang Jarak antar batang: berdekatan dan membentuk rumpun,
atau
terpisah dan tidak membentuk rumpun rapat.
Sifat batang: Tegak lurus, tegak dan melengkung, bersandar,
merambat
Ukuran batang: TInggi dan diameter
Kehadiran nodes: menyendiri atau rapat.
Bentuk nodes: Paralel, kecil dibawah dan lebar diatas.
Permukaan nodes: licin, tidak.
Warna nodes: Hijau, hijau terang, hijau dengan garis putih,
kuning dengan garis hijau.
Permukaan ruas:Kasar, licin, kasar di bawah dan licin semakin
ke
atas.
Bentuk ruas, bulat, tidak.
Isi ruas (jika berongga): Kosong, berdebu, ada cairan.
Kelopak Batang Jumlah kelopak batang.
Variabel kelopak batang: bentuk sama, tipis, dan panjang di
ujung, lebar dan pendek di
pangkal, mengecil ke ujung.
Warna dan pola kelopak: berbintik, bergaris.
Permukaan kelopak: licin, diselimuti rambut, kasar.
Tekstur kelopak: Keras, lunak
Postur kelopak: tegak, reflex, horizontal.
Keberadaan kelopak di batang: tetap ada, lepas dari batang.
-
Cabang Posisi cabang: dibagian atas batang saja, diseluruh
batang.
Sifat dan panjang cabang: cabang utama, cabang atas atau
bawah.
Jumlah cabang: tunggal, dua, tiga.
Tempat muncul cabang: pada garis node, diatas node.
Postur cabang: horizontal, menyudut ke atas, menyudul ke
bawah.
Modifikasi: memiliki duri.
Daun Sifat daun: Kaku, tegak, menggantung
Warna daun: Hijau pada kedua sisi, lebih terang disatu sisi.
Bentuk daun: linear, meruncing.
Ukuran daun: lebar dan panjang
Struktur urat daun: terlihat jelas atau tidak terlihat bagian
tengah, ada atau tidak ada
cabang urat.
Bunga Sifat: Tegak, lunak, lentur.
Tempat muncul bunga: apakah muncul pada cabang yang memiliki
daun,
atau bunga bambu muncul pada cabang tanpa daun.
Ukuran: Panjang dan lebar bunga.
Warna: barwarna hijau atau ungu.
Jenis-Jenis Bambu
Bambu memiliki lebih dari 1.000 spesies dengan 100-an genera.
Ahli menempatkan bambu
dalam tribe Bambuseae dalam family rumput Poaceae, yang
merupakan keluarga besar yang
terdiri dari lebih 10.000 spesies. Bambu dapat ditemui dalam
ukuran kecil (Poa annua)
hingga ukuran pohon raksasa (Dendrocalamus giganteus). Keluarga
bambu adalah tumbuhan
paling penting didunia yang menyediakan mayoritas kebutuhan
makanan manusia dan ternak.
Rumput-rumputan adalah tumbuhan yang relative baru bagi flora
bumi, muncul sekitar 30-40
juta tahun lalu, lama setelah punahnya dinosaurus di permukaan
bambu. Pdang rumput telah
memberikan sumber makanan terhadap perkembangan mamalia
herbivore dan kemudian
menyediakan berbagai jenis makanan pada hewan karnivora.
Beberapa tanaman yang
populer disebut bambu (seperti lucky bamboo yang tumbuh secara
hidroponik untuk hiasan
dalam rumah), sebenarnya bukanlah keluarga rumput, tapi
merupakan Dreceana sanderana,
family Agavaceae, sejenis dengan teratai atau lily air.
Bagian ini berisi informasi tentang jenis-jenis dan spesies
bambu, baik yang tumbuh di
Indonesia maupun di bagian dunia lainnya.
Berikut ini beberapa data genus dan spesies dari bambu:
Tabel 2.1.1 Data Genus dan Spesies
Genus (Jlh Spesies) Nama Spesies
Acidosasa (21) Acidosasa bilamina ,Acidosasa
breviclavata, Acidosasa brilletii,
Acidosasa chinensis.
-
Alvimia (3) Alvimia auriculata, Alvimia gracilis,
Alvimia lancifolia
Ampelocalamus (11) Ampelocalamus actinotrichus,
Ampelocalamus anhispidis,
Ampelocalamus calcareus
Apoclada (3) Apoclada arenicola, Apoclada
cannavieira
Arberella (7) Arberella bahiensis, Arberella
costaricensis, Arberella dressleri
Arthrostylidium
(32)
Arthrostylidium angustifolium,
Arthrostylidium auriculatum,
Arthrostylidium banaoense
Atractantha (5) Atractantha amazonica, Alractantha
aureolanata, Atractantha cardinalis
Aulonemia (39) Aulonemia amplissima, Aulonemia
aristulata, Aulonemia bogotensis
Bambusa (157) Bambusa teres , Bambusa textilis ,
Bambusa textilis 'Maculata', Bambusa
textilis 'Purpurascens', Bambusa
textilis var. Glabra, Bambusa textilis
var. Gracilis, Bambusa thalaw-wa
,Bambusa thorelii ,Bambusa truncata,
Bambusa tsangii, Bambusa tulda,
Bambusa tuldoides, Bambusa tuldoides
'Nana' ,Bambusa tuldoides, 'Ventricosa
Kimmei' ,Bambusa tuldoides
'Ventricosa' ,Bambusa utilis, Bambusa
valida, Bambusa variostriata, Bambusa
villosula ,Bambusa vinhphuensis,
Bambusa viridis ,Bambusa vulgaris
Bambusa vulgaris 'Kimmei', Bambusa
vulgaris 'Vittata' ,Bambusa vulgaris
'Wamin' ,Bambusa vulgaris var.
Constrictinoda, Bambusa
wenchouensis ,Bambusa xiashanensis
,Bambusa xueana ,Bambusa
yunnanensis
Bashania (6) Bashania auctiaurita, Bashania faberi
Bonia (5) Bonia amplexicaulis, Bonia levigata
Borinda (11) Borinda angustissima
Cephalostachyum Cephalostachyum burmanicum,
Cephalostachyum capitatum,
-
(17) Cephalostachyum capitatum var.
Decompositum
Chimonobambusa
(38)
Chimonobambusa angustifolia,
Chimonobambusa armata,
Chimonobambusa brevinoda,
Chimonobambusa rigidula
Chimonocalamus
(16)
Chimonocalamus
bicorniculatus,Chimonocalamus
burmaensis,Chimonocalamus
callosus,Chimonocalamus delicatus
Chusquea Chusquea sneidernii, Chusquea
spadicea, Chusquea spathacea
Colanthelia (7) Colanthelia burchellii, Colanthelia
cingulata,
Criciuma (1)
Cryptochloa (9) Cryptochloa capillata ,Cryptochloa
concinna Cryptochloa decumbens
Cryptochloa dressleri Cryptochloa
granulifera Cryptochloa soderstromii
Cryptochloa strictiflora Cryptochloa
unispiculata Cryptochloa variana
Genus (Jlh Spesies) Nama Spesies
Diandrolyra (2) Diandrolyra bicolor ,Diandrolyra
tatianae
Ekmanochloa (2) Ekmanochloa aristata, Ekmanochloa
subaphylla
Elytrostachys (2) Elyfrostachys clavigera, Elytrostachys
typica
Ferrocalamus (2) Ferrocalamus rimosivaginus,
Ferrocalamus strictus
Gigantochloa (37) Gigantochloa hirtinoda, Gigantochloa
holttumiana, Gigantochloa kachinensis
Greslania (1) Greslania circinnata, Greslania
montana ,Greslania multiflora
,Greslania rivularis
Hickelia (4) Hickelia africana ,Hickelia alaotrensis
,Hickelia madagascariensis, Hickelia
perrieri
-
Genus (Jlh Spesies) Nama Spesies
Indosasa (27) Indosasa acutiligulata, Indosasa
angustata, Indosasa angustifolia,
Indosasa bacquangensis
Kinabaluchloa (2) Kinabaluchloa nebulosaKinabaluchloa
wrayi
Lithachne (4) Lithachne horizontalism Lithachne
humilism Lithachne pauciflora ,
Lithachne pineti
Olmeca (2) Olmeca recta mOlmeca reflexa
Olyra (23) Olyra amapana, Olyra buchtienii,
Olyra caudata
2.2 Potensi Industri
Potensi dari bambu untuk dijadikan industri sangatlah banyak,
untuk mempermudah,
potensi-potensi ini akan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Kerajinan tangan: dibuat dengan menggunakan tenaga manusia
manual agar bernilai jual dan seni yang lebih karena unik setiap
buahnya dan akan menjadi barang yang
hanya tersedia terbatas sehingga bernilai ekonomi yang tinggi.
Kerajinan tangan dari
bamboo ini mencakup:
Nampan dari bambu
Kapal hiasan untuk souvenir
Anyaman bambu
Topeng
Gelang kebudayaan
Lampu hias
Hiasan dinding
Kaligrafi
Patung dari akar bambu
Ikat kepala
Sabuk
2. Rebung bambu : material dari bambu atau bambu muda yang dapat
di olah menjadi makanan dan bernilai orisinil untuk setiap daerah
di asia dan memiliki nilai ekonomis.
Rebung adalah tunas muda yang tumbuh dari akar bambu. Penduduk
Indonesia
maupun Asia umumnya menggunakan rebung sebagai bahan makanan.
Selain
digunakan sebagai isi lumpia , rebung juga sering digunakan
sebagai bahan sayur
untuk masakan khas Jawa Tengah. Selain itu, rebung juga diolah
menjadi lema.
Saat ini , rebung sudah dapat diolah untuk berbagai macam bahan
makanan
olahan berbahan dasar rebung seperti tepung rebung yang memiliki
kandungan pati
tinggi, cuka rebung, keripik rebung, rebung beku, dan asinan
rebung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Tunashttp://id.wikipedia.org/wiki/Bambuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lumpiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sayurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lema_%28makanan%29http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tepung_rebung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Cukahttp://id.wikipedia.org/wiki/Keripikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rebung_beku&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asinan
-
Rebung memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan dua belas
asam amino
penting yang sangat diperlukan oleh tubuh. Konsumsi rebung
secara teratur diyakini
merupakan salah satu tindakan preventif untuk menghambat
berbagai jenis penyakit,
termasuk kanker.
3. Di proses secara industri: proses secara industry melibatkan
proses secara semi otomatis ataupun otomatis. Pemprosessan secara
instri ini membuka peluang bagi
banyak kalangan karena tentunyaakan membutuhkan banyak sekali
bahan baku dan
daerah-daerah pinggiran akan cocok sebagai tempat dan penyuplai
dari bamboo
ini.Bamboo yang di proses secara industry dapat dibagi menjadi
banyak kategori
berdasarkan bahan yang dipakai:
Premium processing (cth: flooring, laminated furniture)
Medium value processing (cth:chopsticks, mat boards)
Low value and bulk processing (cth:charcoal, paper &
pulp)
Unprocessed culms (cth: scaffolding and traditional
construction.
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Kanker
-
2.3 Teknologi
Teknologi Pengolahan Bambu
Salah satu kelemahan bambu adalah umur pakainya yang relatif
singkat (kurang
awet). Keawetan alami bambu adalah daya tahan bambu secara alami
untuk mencegah
kerusakan dari faktor
Biologis.
Beberapa faktor yang mempengaruhi umur pakai ini antara
lain:
waktutebang, umur saat tebang, kandungan pati, pengeringan, cara
penyimpanan, iklim dan
serangan organisme perusak.
Berikut teknologi pengolahan Bambu:
Pengeringan merupakan salah satu cara memperpanjang masa pakai
bambu. Batang bambu yang
sudah ditebang sebaiknya dikeringkan terlebihdahulu. Pengeringan
bambu yang baik
adalah dengan cara diangin-anginkan diudara terbuka atau di
tempat yang teduh.
Pengeringan langsung denganpenjemuran di bawah sinar matahari
sebaiknya
dihindarkan karena bambu akanretak sehingga mengurangi mutu
(Berlian dan Estu,
1995).Bambu yang telah ditebang adakalanya tidak langsung
digunakan
sehinggaperlu disimpan terlebih dahulu. Cara penyimpanan bambu
perlu diperhatikan
agarbambu tidak cepat rusak karena hama atau jamur. Bambu
sebaiknya disimpan
ditempat tempat yang mempunyai pertukaran udara yang baik,
kering dan
tidakterpengaruh oleh angin atau hujan.Cara penyimpanan bambu
yang baik
adalahdisandarkan pada dinding.Selain itu, di sekitar tempat
penyimpanan bamboo
sebaiknya diletakkan gumpalan kapur yang berfungsi sebagai bahan
penyerap airdan
untuk mencegah pertumbuhan jamur. Jamur berkembang biak pada
suhu sekitar 28-
30 derajat celcius.C dan pada kelembaban 80%.
Pengawetan dikenal dua metode pengawetan yaitu pengawetan bambu
tanpa bahan kimia (metode
tradisional) dan pengawetan bambu dengan bahan kimia. Metode
pengawetan bambu
tanpa bahan kimia dipandang cocok digunakan dalam pengawetan
bambu.Metode ini
paling sering digunakan, mudah pelaksanaannya, ekonomis serta
bersahabat dengan
lingkungan meskipun beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode tersebut
hanya efektif terhadap serangan bubuk kayu kering.
Pengasapan Teknologi pengawetan ini meskipun sederhana tetapi
sudah terbukti keunggulannya.
Bambu yang digunakan sebagai rangka atap dapur yang senantiasa
terkena asap
terbukti lebih tahan lama dan mampu bertahan hingga 15
tahun.
Pelaburan Bahan yang dimanfaatkan untuk melabur bambu antara
lain aspal, kapur dan minyak
tanah. Caranya: bahan-bahan tersebut dilaburkan pada potongan
melintang pada
bagian pangkal dan ujung batang bambu.
Perebusan Metode ini akan membuat bambu resisten terhadap
serangan organisme perusak.
Pengawetan dengan perebusan dikaitkan dengan sifat Universitas
Sumatera Utarazat
pati.zat pati pada bambu tidak hanya dapat terurai oleh enzim
yang dihasilkan oleh
bakteri tetapi juga oleh suhu dan air.
Perendaman
-
Pengawetan bambu dengan cara merendam dibedakan menjadi tiga,
yaitu dalam air
tergenang, air mengalir dan lumpur. Perendaman dalam air
mengalir lebih banyak
dilakukan dibanding dalam air menggenang sebab dapat mencegah
bau busuk. Jenis
bambu yang cocok diawetkan dengan perendaman umumnya adalah yang
kadar
patinya rendah.
2.4 Industri yang Sudah Ada
Berikut ini adalah contoh dari sekian banyak perusahaan yang
telah bergerak
di bidang industri pengolahan bambu:
Namaperusahaan Bidangolahan
M/s Mizoram Venus Bamboo Products (P)
Ltd Bamboo Laminated Board, Door etc.
M/s CeeKee Bamboo & Wood Products (P) Bamboo Mat Board, Ply
Board etc
M/s ZonunMatply (P) Ltd Bamboo Mat Board, Ply Board etc
M/s Panson Bamboo Chipping Mill Bamboo Chips
M/s Sena Bamboo Chipping Mill Bamboo Chips
M/s Grace RTP Bamboo Bamboo Mat and Ply Board
M/s Ephraim Bamboo Industry Bamboo Sliver and Mat
M/s L.Z.Bamboo Industry Raw Bati and Incense Stick
M/s Nutech Bamboo Projects (P) High Compressed bamboo timber
M/s S.K. Bamboo Vinegar Unit Bamboo Charcoal & Vinegar
M/s S.K. Bamboo Chipping Mill Bamboo Chips
PT. Bambu Nusa Verde (BNV) Bioteknologiperbanyakanbambu
PT. Dekor Asia Jayakarya Produk bamboo olahantangan
MujurMakmur Tusuk sate daribambu
PT. Prima Indo Grafika Pengepakanbambu
Zencraft Kerajinanhiasanbambu
PT. WarnaKeramik Ubinbambu
Cv. TolisindoPersada Material bangunandaribambu
UD. Medan Deli Plastik Importer bamboo dari china danvietnam
http://www.indotrading.com/company/co9096.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co687.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co2623.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co2452.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co6685.aspx
-
UD. SumberBenih Penyediabenihbambu
CvSinarGlodok Lestari Lampuhiasbambu
Cv. KelolaBumi Nusantara Benihunggultanamanbambuhias
Chiara Souvenir Souvenir bamboo
PT. SolusiDatta Indonesia Ubin bamboo
CV. Indonesia Surya Agung Furniture Furniture bamboo
CV. KaryaBarokah Bibit tanaman unggul
Cv. BumiCipta Lestari Material bangunan
Cv. WijayaMandiri Furniture dan perlengkapan bambu
2.5 Manajemen
2.5.1 Managemen bio-resources
Manajemen bio-resorces terdiri dari:
-Pemilihan species atau bibit bambu
-Penanaman bambu secara masal
-Perawatan bambu
-Pemananenan Bambu
Berikut penjelasannya:
Memilih Bibit Bambu
Pilih bambu yang anda inginkan, seperti ukuran, lebar. Pilih
bambu sesuai kebutuhan
yang anda inginkan, ingat harus bergantung kepada keinginan
pasar. Dan jangan lupa,
pelajari dulu karakteristik bambu yang ingin anda tanam. Dan
bambu yang biasanya sering
digunakan adalah bambu Genus Phyllostachys. Karena bambu
tersebut sangat produktif.
Genus Phyllostachys adalah yang paling akrab di antara bambu
ditemukan di dunia
beriklim sedang. Kebanyakan spesies asli menengah ke Cina timur,
Jepang dan Asia .
Ketinggiannya mencapai 6 10 metet. Phyllostachys juga menawarkan
beberapa bambu yang
paling produktif , seperti P. aureosulcata " Yellow Groove " dan
P. heteroclada " Air Bambu
.Bambu Ini kuat , cepat menyebarnya dan juga bambu yang dapat
menahan panas, dingin,
serta kekeringan. Dan yang harus diingat bambu ini sangan
produktif dan kuat.
Untuk pertumbuhan, Batang baru Bambu dapat tumbuh lebih dari
satu kaki sehari, muncul
dari tanah di bulan April dan mencapai 15 meter pada bulan
Juni.
Cara Menanam Bambu dalam sekala besar
http://www.indotrading.com/company/co2406.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co1709.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co4523.aspxhttp://www.indotrading.com/company/chiara-souvenir.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co7245.aspxhttp://www.indotrading.com/company/cv-indonesia-surya-agung-furniture.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co8448.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co2916.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co3144.aspx
-
Tanam dahulu bibit bambu didalam pot. Agar kita dapatkan bibit
unggul. Bibit ini
didapatkan dari induk bambu, yang tumbuh disebelah bambu.
Tinggal diambil dari tanah
bersama akar rhizomanya.
Siapkan barisan lahan .Gunakan traktor untuk membagi lahan untuk
menanam bambu.
Jangan lupa bersihkan rumput liar agar tanaman bambu tidak
berebut nutrisi dengan tanaman
liar tersebut.
Sebelum lahan dibajak , kita ukur jarak antara
bagian lahan yang dibajak. Agar memudahkan saat memanen
Bambu.
Ukur jarak antara pohon bambu, setiap jarak tanaman bambu
sebaiknya 50
centimeter.Itu juga dapat memudahkan kita untuk memanen serta
membantu bibit tanaman
bambu berkembang jadi antara bibit bambu tidak berebut
nutrisi.
-
Setekah diukur jarak antara pohon, buatlah lubang untuk menanam
bambu. Bisa
menggunakan bor, tapi apabila tidak adak bor bisa digunakan skop
atau pacul.
Setelah tersedia lubang lubang untuk bibit bambu, tanamlah bibit
bambu pada
lubang lubang tersebut. Dan jangan lupa berikan air kepada bambu
yang sudah di tanam.
Saat bambu sudah dikasih air bentuklah, tanah
seperti mangkok agar bambu lebih mudah nahan air.
Cara Memanen Tanaman Bambu
Apabila tinggi dan lebar bambu sudah sesuai yang diharapkan dari
setiap jenis
misalnya seperti bambu genus Phyllostachys yang biasa digunakan
untuk timberland, yang
tinggi biasanya bisa mencampai 6 20 meter. Kita bisa memanen
bambu tersebut saat
ketinggiannya sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan
tergantung dari permintaan
pasar.
-
Gunakanlah Gergaji mesin untuk memanen bambu, dengan cara
memotong bambu
tersebut. Jadi mudah dan gampang.
Apabila pasar meminta bambu yang ada akarnya, mungkin akarnya
bisa dijual untuk
industri obat atau makanan . kita bisa gunakan alat ini :
Sesudah itu pindahkan bambu kedalam tempat penyimpanan untuk
dikelola lebih
lanjut. Kita bisa menggunakan truk agar lebih mudah.
2.5.2 Managemen hasil produk
Yang terdiri dari:
-
-alat yang digunakan untuk memanen
- Pengelolaan bambu pasca panen
-untuk industri bangunan
-untuk industri makanan
-untuk industri mebel
Berikut penjelasannya:
Cara Mengelola Bambu sesudah masa panen
Untuk bahan material, konsumen biasanya ingin bambu yang siap
pakai. Pertama
tama kita bersihin bambu dari daun daunnya dengga menggunakan
golok atau pisau. Setelah
itu bambu harus dijemur oleh sinar matahari agar air pada bambu
hilang.
Setelah dijemur bambu kita pisahkan sesuai dengan ukurannya
masing masing,
misalnya sesuai lebarnya bambu itu.
Setelah itu untuk industri material kita buat jenis bambu yang
bervariasi. Misalnya
untuk atap kita bisa potong tipis tipis bambu tersebut.
Setelah itu bambu siap dijual kepada orang yang membutuhkan
bambu untuk
membuat rumah atau membuat sesuatu yang membutuhkan bambu. Kita
bisa export atau
import.
2.6 Market
Penjualan bambu tertuju pada :
-Bambu bisa dijual kepada kontraktor yang membutuhkan kontruksi
untuk bangunan
-
-Bambu juga pasarkan untuk bahan baku kertas
-Bambu dapat dipasarkan dalam bidang farmasi (obat)
-Bambu dapat dijual dalam bentuk peralatan rumah tangga dan
juaga meubel
Sebelumnya bambunya itu dikelola lebih dulu untuk dijual sesuai
dengan ke butuhan dalam
pasar.
Bambu di Indonesia merupakan tanaman yang telah dikenal sejak
zaman nenek
moyang. Karena itu penyebaran dan penerapannya telah sangat
beragam dan tersebar di
seluruh Indonesia dengan konsentrasi di jawa dan Sumatra, juga
tercatat di Kalimantan,
Sulawesi, Maluku dan bali. Sedangkan di papua dan nusa tenggara
belum sebanyak di tempat
yang disebutkan di awal. Sedangkan bamboo dimanfaatkan sebagai
barang yang bernilai
ekonomi di semua bagian Indonesia.
2.7 Peraturan
Sejauh ini di Indonesia belum ada peraturan pasti untuk
mengatur
penanaman,penebangan, maupun penggunaan bambu. Karena sejauh ini
bambu masih dapat
diproduksi oleh kalangan sendiri dan untuk peraturan hutan bambu
sejauh ini sama seperti
peraturan penebangan kayu secara keseluruhan.
2.8 Aspek Sosial dari Komoditas Dampak keuangan Pro - Kemiskinan
: Di tengah-tengah dari pendekatan ini adalah
penggunaan pengukuran dampak keuangan pro - miskin. Ini adalah
komponen dari
dampak keuangan secara keseluruhan terkait dengan pendapatan
yang dialirkan , dan
pendapatan bagi petani dan usaha kecil dekat dengan sumber .
Studi kelayakan
menunjukkan bahwa ini biasanya berjumlah sekitar 75 % untuk
sektor ini ( kecuali
untuk produk seperti bubur / kertas ) .
Penciptaan lapangan kerja : jumlah Purna Waktu Equivalent ( FTE
) pekerjaan yang
diciptakan dalam pertanian , pra - pengolahan, pengolahan
sekunder dan aktivitas
terkait seperti transportasi dan pemuatan , perdagangan dan
grosir.
Jumlah penerima manfaat langsung : jumlah pekerja dan petani
memperoleh manfaat
langsung dari sektor ini . Jumlah penerima manfaat langsung akan
lebih tinggi
daripada penciptaan lapangan kerja FTE karena kebanyakan petani
hanya
menghabiskan sebagian waktu mereka untuk menumbuhkan bambu .
Pembagian keuntungan antara pria dan wanita : distribusi
persentase analisis manfaat
antara laki-laki dan perempuan juga dilakukan untuk setiap
rantai pasokan ,
berdasarkan pangsa penciptaan lapangan kerja .
Manfaat distribusi Pedesaan : distribusi penciptaan lapangan
kerja sepanjang masing-
masing rantai pasokan , antara petani , pedagang , pra -
pengolahan dan pekerja
pengolahan sekunder , digunakan sebagai ukuran proxy untuk
distribusi geografis
potensi manfaat dan karenanya potensi manfaat yang ditangkap
oleh daerah yang
lebih terpencil (masyarakat miskin) . Indikator ringkasan yang
digunakan adalah
persentase pekerjaan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi
masyarakat
pedesaan yang diasumsikan dengan penciptaan lapangan kerja
seperti: petani ,
pedagang dan pekerja pengolahan primer.
2.9 Industri Prospektif
Bambu di Indonesia sudah sangat banyak industrinya dan di semua
bidang sudah ada
pengusaha ataupun industri yang memegang peranan. Untuk lebih
jelas dari hal ini dapat di
-
lihat di tabel industry yang telah ada di makalah ini.
Kebanyakan dari penelitian tentang
bambu di Indonesia telah terimplementasikan di industry karena
kebanyakan penelitian
tersebut di lakukan ataupun didanai oleh industry yang
bersangkutan. Tetapi ada suatu
penelitian tentang cara penanaman bambu yang efektif. Penelitian
ini lebih kearah para petani
bamboo yang memiliki usaha penanaman bambu yang lalu hasilnya
akan dilempar ke
industry. Sehingga sampai saat ini bambu industri di Indonesia
belum memiliki bidang
penerapan yang prospektif karena sudah penuh oleh
industry-industri menengah di daerah
masing-masing.
Tanaman bambu memiliki prospek yang sangat menjanjikan di masa
depan, ditengah
perhatian dunia yang lebih, terhadap perubahan iklim dan
perlindungan hutan.
Bambu adalah tanaman sumber penghasil kayu yang dapat tumbuh
dengan cepat di
bumi. Dan merupakan tanaman pengganti kayu dari hutan tropis
yang saat ini sudah sangat
berkurang akibat dari permintaan yang sangat besar dari
industri, oleh karena itu perhatian
terhadap produksi bambu mulai meningkat di semua benua baik
Asia, Afrika, maupun
Amerika.
Bagaimanapun juga permintaan bambu secara global tumbuh lebih
cepat dari tingkat
ketersediaannya. Sehingga peluang bisnis perkebunan bambu masih
sangat besar dan terbuka.
Dari waktu ke waktu bambu selalu dapat membuktikan sebagai bahan
baku yang
dapat diandalkan dalam berbagai aplikasi praktis. Di abad 21 ini
bambu akan terus menjadi
komoditas industri yang semakin berharga. Kita berharap akan
semakin sering menemukan
lebih banyak produk berbahan baku bambu di pasaran dan juga
furniture dari bambu di
rumah kita.
-
BAB 3
KESIMPULAN
Keberlangsungan energi pada saat ini menjadi topik yang hangat
seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat dan perkembangan
teknologi yang semakin
pesat. Bambu sebagai salah satu material yang jumlahnya banyak
dapat menjawab tantangan
kebutuhan energi pada saat ini. Sehingga bambu sangat baik untuk
dijadikan biomaterial.
Lalu potensi bambu sebagai industri material juga sangat besar.
Selain karena faktor
penduduk yang sudah dari dulu mengenal bambu sebagai material
untuk alat-alat tradisinal,
penduduk sekarang juga sudah semakin sadar dengan potensi yang
bisa diambil dari bambu.
Seperti untuk material pokok pembuatan rumah, kapal dan
lain-lain. Hal ini disebabkan
karena tekstur dari bambu serta serat yang sifatnya sangat kuat
yang dimiliki oleh bambu.
Namun belum banyak masyarakat yang sadar dengan potensi besar
yang dimiliki oleh
bambu. Hal ini menyebabkan potensi yang dimiliki bambu kurang
dimanfaatkan oleh industri
material sekarang.