Bai’ Dayn (Jual Beli Hutang) Sub Bab : Jual Beli Terlarang
Oleh
Irma Nurul Anwar|20120430076
Sabila Yusrina|20120430285
Mancung Septi Susanti |20120430285
Ida Sholekah|20120430285
Devi Ninggarwati|20120430072
Latar BelakangIslam merupakan ajaran yang kompleks. Islam merupakan sebuah sistem yang mengatur semua kehidupan manusia dari kita membuka mata hingga kita menutup mata. Pun tidak terkecuali dengan jual beli. Jual beli telah disyariatkan dalam Islam dan hukumnya mubah atau boleh, berdasarkan Al Quran, sunnah, ijma’ dan dalil aqli. Allah SWT membolehkan jual-beli agar manusia dapat memenuhi kebutuhannya selama hidup di dunia ini. Namun dalam melakukan jual-beli, tentunya ada ketentuan-ketentuan ataupun syarat-syarat yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar. Seperti jual beli yang dilarang yang akan kita bahas ini, karena telah menyelahi aturan dan ketentuan dalam jual beli, dan tentunya merugikan salah satu pihak, maka jual beli tersebut dilarang.
Bagan Ba’i Ad Dayn
Ba’i Ad-Dayn (Jual
Beli Piutang)
Ba’i Al Kali Bil Kali
(Menjual Piutang dengan Hutang)
(Menjual Piutang dengan
Tunai pada saat
Transaksi)
Apa itu Bai’ Al Kali Bi Al Kali ???Ba’i al kali bil kali adalah menjual hutang dengan hutang.
Literatur review
Masih bingung ? Contoh :Mancung membeli bolpen di Wakwak seharga 100ribu dengan cara kredit dalam waktu satu bulan. Pada saat jatuh tempo ternyata Wakwaw kehabisan stok bolpen dan Wakwaw menyuruh Mancung untuk menjual kembali bolpennya (yang belum didapat) kepada Wakwaw dengan kredit dan harga yang lebih mahal serta tambahan beberapa waktu.
Penjelasan :1 adalah tanda jika penjual (Wakwaw) menjual barang kepada pembeli (Mancung) secara kredit dan dalam tempo tertentu, misal 1 bulan. Pada saat jatuh tempo barang yang dibeli kehabisan stok.2 Pembeli (Mancung) menjual kembali barang yang dibelinya namun belum dia terima kepada si penjual (Wakwaw) dengan tambahan waktu dan uang.
Penjual(Wakwaw)
Pembeli (Mancung)
Skema1
2
Kredit
Kredit riba
Berdasarkan Hadist هى ن�� م ل وس� ه لي� ع� ال�له ى ل ص� ى ب� ال�ن� �ن ا� ه ي� ع� ال�له ى� رض� مر ع� �ن اب�� �ن ع�( ى� ( طب� وال�دارق�* وال�حاك�م ال�كب�رى ى� ف� �ي� ئ7 سا ال�ن� رواه الي� ك ال� ب�� الي� ك ال� ع ي� Dب� �ن ع�Artinya : Dari Ibnu Umar ra bahwasanya Nabi
SAW melarang jual beli hutang dengan hutang. (HR. An-Nasa’i dalam Sunan Al-
Kubra, Daruquthni dan Al-Hakim)
Berdasarkan Ayat Al-Qur’anه* ف� اع� ض� م� ا عاف�� ض�� ا� ا ب�7 ال�ر لوا Rك ا� ب�* لا وا ن� م� Xا �ن �Rب د� ال� ها ن�7 ا� ا ون� ب�� لح ف� ت�* م ك عل ل� اهلل وا ق* وات�*
Al-Imran 130
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”
Tafsir Qur’an Al Imran 130
( *ccه �ccف اع� �cccccccccض م� cا اف�� cccccccccccع ض�� ا� ccا ب�7 ال�ر وcccا cccccل Rك �cا *�cccccccccccccccب cا cccccccccccل وcccا ن� م� Xا �ب�Rن د� ال� cا ccccه ن�7 ا� ccا ��ccccccccccب)Janganlah kalian memakan riba yang berlipat ganda hanya dengan menangguhkan pembayaran modal, sehingga modal menjadi berlipat, seperti yang biasa kalian lakukan pada zaman jahiliyahImam Ar-Razi mengatakan, “pada masa jahiliyah, bila seseorang berutang kepada seseorang sebanyak seratus dirham, jika telah tiba waktu pembayaran, ternyata orang yang berhutang belum bisa membayar utangnya, ia akan mengatakan “Tambahilah waktu pembayarannya, biar nanti aku tambah jumlah pembayarannya”. Demikianlah yang dimaksud dalam firmanNya, ad’afan muda’afah
Tafsir Al-Maraghi Jilid 4
( �وccن ccccccح ل �ccف *�ccccccccccccccت cccccم ك cعل �cccccccل ccccاهلل وcccا ق* *�cوات)Bertakwalah kalian kepada Allah dalam hal hal yang dilarang, diantaranya ialah riba, dan janganlah kalian hati kalian berlaku keras terhadap hamba-hambaNya yang membutuhkan dan sengsara, sehingga kalian membebankan utang yang tak kuat mereka tanggung, dan kalian memeras
Tafsir Qur’an
ا ب�7 ال�ر لوا Rك ا� ب�* لا وا ن� م� Xا �ن �Rب د� ال� ها ن�7 ا� ا ب��Yang dimaksud dengan makan riba ialah mengambilnya.
Mengambil diungkapkan dengan makan karena kebanyakan
dan kebiasaan yang sangat lumrah. Mengambil riba sangat
berkaitan dengan makanan, dan dan makanan mengandung
makna lebih buruk
Tafsir Ruhul Bayan
ه* ف� اع� ض� م� ا عاف�� ض�� ا�Dengan penambahan yang berulang-ulang. Pada zaman
jahiliyah, apabila seseorang punya hutang kepada orang lain
sebanyak 1000 dirham, namun penghutang tidak dapat
melunasinya tatkala jatuh tempo pelunasan, pemilik hutang
berkata “tambahlah hutangku, nanti kamu saya kasih
tempo”. Pemilik hutang mungkin minta tambah 100 dirham
lagi.Adl’af jamak dari dla’fun yang dikaitkan dengan riba, yakni :
dengan berlipat ganda
اهلل وا ق* وات�*Dari apa-apa yang dilarangnya, terutama riba dan perbuatan
Riba.
�ون لح ف� ت�* م ك عل ل�Maksud dari mendapat keberuntungan adalah mendapat
kebahagiaan.
Qowaid Fiqiyahب�ره dي ع� ت�* ع�لى� ل ال�دل�ي� دل ب�� ى� ح�ب* احه* �Rب lالا ال�معام�له* ى� ف� ص�ل الا�
Artinya :Asli dari muamalah adalah pembolehan sampai
ada dalil yang mengubahnya.
Asbabun Nuzul Tentang sebab turunnya ayat di atas, Mujahid mengatakan, “Orang-orang Arab sering mengadakan transaksi jual beli tidak tunai. Jika jatuh tempo sudah tiba dan pihak yang berhutang belum mampu melunasi maka nanti ada penundaan waktu pembayaran dengan kompensasi jumlah uang yang harus dibayarkan juga menjadi bertambah maka Allah menurunkan firman-Nya.
Syaikh Abu Bakar Jabir al Jazairi mengatakan, “Ketahuilah wahai orang yang beriman bahwa riba yang dipraktekkan oleh bank konvensional pada saat ini itu lebih zalim dan lebih besar dosanya dari pada jahiliah yang Allah haramkan dalam ayat ini dan beberapa ayat lain di surat al Baqarah. Hal ini disebabkan riba dalam bank itu buatan orang-orang Yahudi sedangkan Yahudi adalah orang yang tidak punya kasih sayang dan belas kasihan terhadap selain mereka.
Keterangan :1 menunjukkan jika C (Wakwaw) meminjam beras sebanyak 1 kg kepada A (Mancung) dan belum dibayar2 menunjukkan jika A (Mancung) menjual beras yang dipinjam oleh C (Wakwaw) kepada B (fahmi) dengan waktu pembayaran satu bulan
A (Mancung) B (Fahmi) C (Wakwaw)
1
2
Bagaimana jika menjual hutang dengan hutang
kepada orang lain yang tidak berhutang ???
Menjual hutang dengan Tunai pada saat Transaksi
Keterangan :1 menunjukkan jika C (Wakwaw) meminjam beras sebanyak 1 kg kepada A (Mancung) dan belum dibayar2 menunjukkan jika A (Mancung) menjual beras yang dipinjam oleh C (Wakwaw) kepada B (fahmi) dengan pembayaran secara tunai dengan harga yang sama tanpa ada penambahan.
A (Mancung) B (Fahmi) C (Wakwaw)
1
2
Hadist , ! : ر: ( ب� �Rن ا ب�� ال�د ب�� ع ي� Drب ا� ف�� ع ي� ق* ي� ال� ب�� ع ي� Drب ا� ي� � rئ lا اهلل ول رس� ا ب�� لت* ف�* ال ف�* , , ه د� ه� �ن م� ا د� ه� د� خ�� Xا ر ب� �Rن ا ب�� ال�د د� خ�� Xوا م راه� ال�د ب�� ع ي� Drب وا� م راه� ال�د د� خ�� Xوا
:- - ? لا م ل وس� ه لي� ع� اهلل ى ل ص� اهلل ول رس� ال ف* ف�� ا د� ه� �ن م� ه د� ه� ى� ط ع� وا�رواه ) ء ى� ش� ما ك ن� dن Dوب� ا ف�* ف�ر ي* ب�� م ل� ا م� ها وم� ي�� سعر Dب� ا ه� د� خ�� ا� ب�* �ن ا� س ا� م, ب�� اك� ح ال� ه ح ح وص� مسه* خ� ال�Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku berkata,
wahai Rasulullah, aku menjual unta di Baqi'. Aku menjual dengan dinar tapi aku menerima dirham, aku menjual
dengan dirham tapi aku menerima dinar, aku mengambil ini dari ini tapi aku menerima itu dari itu. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak apa-apa engkau mengambilnya dengan harga pada hari itu selama engkau berdua belum berpisah dan antara kamu berdua
tidak masalah." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Hakim.
Syarat diperbolehkannya Ba’i Ad Dayn
1. Dibayar dengan tunai (cash), dan tidak boleh dibayar dengan tunda (cicil)
2. Terhindar dari praktek riba3. Objek yang ditransaksikan haruslah jelas
4. Syarat-syarat lain yang disampaikan oleh Madzhab Maliki seperti adanya pengakuan dari orang yang
berhutang, adanya kepastian bahwa orang yang berhutang sanggup untuk melunasi hutangnya
5. Syarat lainnya adalah syarat yang dikemukakan oleh Madzhab Syafi;i, yaitu bahwa objeknya (hutang) haruslah termasuk dalam kategori maal mustaqir (yang jelas dan tetap serta tidak adanya kemungkinan bahwa hutang
tersebut menjadi diputihkan), dsb.
Kesimpulan Bai’ Ad dayn (Jual Beli Hutang) dilarang dan diperbolehkan dengan ketentuan
: Jual beli hutang dengan hutang karena didalamnya terdapat unsur riba dan
gharar. Termasuk dalam bay kali bi al-kali Bay Ad dayn diperbolehkan selama memenuhi syarat yaitu :1. Dibayar dengan tunai (cash), dan tidak boleh dibayar dengan tunda (cicil).2. Terhindar dari praktek riba. 3. Objek yang ditransaksikan haruslah jelas4. Syarat-syarat lain yang disampaikan oleh Madzhab Maliki seperti adanya
pengakuan dari orang yang berhutang, adanya kepastian bahwa orang yang berhutang sanggup untuk melunasi hutangnya
5. Syarat lainnya adalah syarat yang dikemukakan oleh Madzhab Syafi;i, yaitu bahwa objeknya (hutang) haruslah termasuk dalam kategori maal mustaqir (yang jelas dan tetap serta tidak adanya kemungkinan bahwa hutang tersebut menjadi diputihkan), dsb.