7/26/2019 bahasa_indonesia.pdf http://slidepdf.com/reader/full/bahasaindonesiapdf 1/379 Bahan Belajar Mandiri B GI GURU Bahasa indonesia SMP Paket Pembelajaran BERMUTU Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher UpgradingDirektorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional Gedung D Lantai 15 Jl. Jendral Sudirman Pintu I Senayan Jakarta Telp/fax. 021-57974128, 57974129, 57974130, 57974131, 57974132, 57974133 [email protected]
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Better Education Through Reformed Management andUniversal Teacher Upgrading
Direktorat Pembinaan Pendidikan dan PelatihanDirektorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga PendidikanDepartemen Pendidikan NasionalGedung D Lantai 15 Jl. Jendral Sudirman Pintu I Senayan JakartaTelp/fax. 021-57974128, 57974129, 57974130, 57974131, 57974132, [email protected]
Dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, Menteri Pendidikan Nasional melalui Direktorat JenderalPeningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) melaksanakanProgram Better Education through Reformed Management and Universal TeacherUpgrading (BERMUTU) yang dimulai pada tahun 2008 sampai tahun 2013 yangdilaksanakan di 75 Kabupaten/Kota di 16 provinsi. Program BERMUTU bertujuan untukmeningkatkan mutu pembelajaran sebagai dampak peningkatan kompetensi, kualifikasi,dan kinerja guru peserta. Salah satu komponen strategis Program BERMUTU untukmencapai tujuan tersebut adalah penguatan peningkatan mutu dan profesional gurupeserta secara berkelanjutan.
Besarnya jumlah guru peserta yang belum memenuhi kualifikasi minimal S1/D4
menjadi dasar pemikiran untuk memberdayakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) yang mewadahi guru bidang studi di SMP, dalam hal ini adalah MGMP Bahasa
Inggris SMP. Dalam Program BERMUTU, peningkatan kompetensi guru peserta akan
ditingkatkan dengan memberdayakan MGMP sehingga mampu menyelenggarakan
berbagai kegiatan pengembangan profesional guru termasuk pendidikan dan pelatihan
yang terakreditasi bagi guru peserta yang belum memiliki Ijazah S1/D4.
Paket Pembelajaran Model BERMUTU telah dikembangkan untuk dimanfaatkan
sebagai perangkat utama dalam proses pendidikan dan pelatihan terakreditasi bagi guru
peserta di MGMP. Paket Pembelajaran Model BERMUTU yang dirancang dengan
mengintegrasikan pendekatan penelitian tindakan kelas, lesson study, dan studi kasus,
diharapkan dapat memandu guru-guru peserta untuk melakukan kajian kritis terhadap
proses pembelajaran yang dilaksanakan, memperbaiki dan mengembangkan kurikulum
pembelajarannya, serta mempraktekkan pembelajaran yang baik berdasarkan metode
PAKEM dan strategi pembelajaran inovatif lainnya.
Paket Pembelajaran Model BERMUTU dikembangkan dengan melibatkan
sejumlah widyaiswara dari P4TK, dosen LPTK, guru, kepala sekolah dan pengawas
sekolah, serta mengintegrasikan berbagai masukan dari praktisi lapangan dan nara
sumber ahli dari LPTK. Dengan Paket Pembelajaran Model BERMUTU, beragam kegiatan
pengembangan profesional guru di MGMP dapat dilaksanakan secara aktif.
Penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya disampaikan kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam pengembangan Paket Pembelajaran Model BERMUTU ini
yang dikoordinasikan oleh Direktorat Pembinaan Diklat, Ditjen PMPTK. Semoga PaketPembelajaran Model BERMUTU ini dapat bermanfaat bagi guru-guru dan komunitas
pendidikan pada umumnya, sehingga pada akhirnya dapat tercapai cita-cita luhur
peningkatan kualitas pendidikan di tanah air.
Jakarta, 20 November 2008Direktur Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan
4. Sumber Belajar .................................................................... 210
5.
Kegiatan Belajar .................................................................. 2116. Penilaian .......................................................................... 216
b. Pentingnya Topik Penyusunan Laporan ................................... 270
c. Ruang Lingkup ................................................................ 270
d. Petunjuk Kegiatan ........................................................... 271
2.
Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi .......................... 272
3.
Persiapan........................................................................... 2734. Sumber Belajar .................................................................... 274
5. Kegiatan Belajar .................................................................. 275
a. Kedudukan Topik Penyusunan Laporan ..................................... 329b. Pentingnya Topik Penyusunan Laporan .................................... 329
c.
Ruang Lingkup ................................................................. 329d. Petunjuk Kegiatan ............................................................. 329
2. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi .......................... 331
Bahan Belajar Mandiri pada dasarnya disusununtuk menjadi pedoman bagi guru guru pemandu danguru anggota MGMP dalam melaksanakan kegiatanbelajar dalam upaya meningkatkan kemampuan diridan memperbaiki kualitas pem-belajaran melaluiimplementasi Program BERMUTU. Kegiatan belajar gurudi MGMP dalam Program BERMUTU menggunakanpendekatan PTK, Lesson Study , dan Case Study . Melaluipenerapan kegiatan PTK, Lesson Study , dan CaseStudy , diharapkan guru dapat melakukan pengkajiandan perbaikan pembelajaran secara komprehensif.
Kegiatan belajar guru di MGMP akan dilakukanminimal 16 kali pertemuan (tatap muka) masing-masing4 x 50 menit, ditambah dengan tugas-tugas terstrukturdan mandiri. Dari 16 kali pertemuan MGMP, 6 kalipertemuan pertama guru dan guru pemandumelaksanakan kegiatan belajar menggunakan BBMGenerik, berikutnya 2 kali pertemuan belajar denganBBM ICT, dan 8 kali pertemuan berikutnya belajarmenggunakan BBM Bidang Studi. Pedoman ini hanyauntuk BBM Bidang Studi.
Alur kegiatan belajar, mulai dari pertemuanpertama sampai pertemuan terakhir mengikuti aluryang dijelaskan pada “Pola Umum Kegiatan BelajarGuru dalam Program BERMUTU. Pada prinsipnya guruharus secara aktif mengikuti kegiatan belajar tatapmuka, kemudian menyelesaikan tugas-tugas terstrukturdan tugas mandiri. Tugas-tugas tersebut disusundengan pertimbangan tidak terlalu memberatkan guru.Karena pada dasarnya setiap guru yang mengikutikegiatan Program BERMUTU tetap menjalankan tugasmengajar rutin di sekolahnya.
Selain menggunakan BBM para guru jugamenggunakan kumpulan sumber belajar yang disiapkan,dan menggunakan hasil kerjanya dalam Buku KerjaGuru. Sumber belajar dihimpun dalam dua bentuk,yakni berupa bahan cetak dan kumpulan file komputer.Kegiatan belajar dalam Program BERMUTU ini menuntutpartisipasi aktif para guru peserta agar alur kegiatanbelajar dapat dilaksanakan, serta tujuan yangditetapkan dapat dicapai seperti yang diharapkan.
9 Identifikasi Masalah Guru peserta dengan difasilitasi Gurupemandu:
1) melaksanakan curah pendapat(brainstorming) mengenai masalah-masalah yang dihadapi guru dalampembelajaran,
2)
berlatih mengidentifikasi masalah daristudi kasus (Case Study ). Dilanjutkandengan menganalisis faktor penyebabtimbulnya masalah dan merumuskanmasalah,
3) berlatih merumuskan masalahberdasarkan masalah yang dipilih olehmasing-masing guru guru peserta belajardi KKG/MGMP, dan
4) berlatih mengklasifikasi masalah ke dalamaspek pengembangan kurikulum, materisubjek, dan praktik pembelajaran.
1) Melaksanakanpembelajaran dan diamatioleh rekan sejawat
2) Menyusun studi kasus
3) Menentukan masalah dankalimat rumusan masalah
yang akan dicari solusinya
Mempelajari bukusumber yang terkaitdengan topik yangsudah dipelajari(Identifikasi Masalah)dan yang akan
1) berdiskusi tentang hasil analisis daninterpretasi data dari masing-masing guru(dalam kelompok kecil/berpasangan),
2) berlatih merefleksi hasil pelaksanaantindakan berdasarkan hasil analisis daninterpretasi data serta menyusun rencana
tindakan Siklus II (secara pleno, dari salahsatu hasil terpilih atau dari data openclass, dipimpin oleh Guru pemandu,
3) berlatih melakukan refleksi dan menyusunrencana tindakan untuk siklus 2berdasarkan data/hasil tindakan masing-masing guru peserta, dan
4) berdiskusi tentang rencana tindakan untukSiklus II dari masing-masing guru peserta.
1) Melanjutkan menulis hasilrefleksi dan rencanatindakan pada siklus II.
2) Melaksanakan tindakansiklus II di sekolah masing-masing (disarankanberpasangan atau memintaobserver dari teman disekolahnya, diberi waktu 2-3 minggu)
1) berdiskusi tentang hasil pelaksanaantindakan Siklus II yang sudah dianalisis,diinterpretasi dan direfleksikan darimasing-masing guru (dalam kelompokkecil/berpasangan),
2) brlatih menyusun laporan (secara pleno,dari salah satu hasil PTK terpilih, dipimpinoleh Guru pemandu), dan
3) berlatih menyusun laporan PTKberdasarkan hasil PTK dalam dua siklus darimasing-masing guru peserta.
Melanjutkan penulisanLaporan PTK (sampaimenjadi draf-1)
1) Membaca bukurujukan untukmemperolehtambahan rujukanilmiah untuk
• Guru peserta menyerahan laporan akhirPTK bersama LKG (Lembar KerjaGuru/Portofolio) ke Guru pemandu denganbatas waktu dua minggu setelah pertemuanke 16.
• Guru pemandu menyerahkan kumpulanlaporan ke District Core Team (DCT) untukpengurusan sertifikat dan pengakuan nilaiSks
Paket Pembelajaran BERMUTU merupakan program inovatif untuk meningkatkankualitas pengajaran melalui kelompok kerja guru, kepala sekolah, dan
pengawas. Program ini akan diadakan di 76 kabupaten/kota di Indonesia denganharapan akhirnya program ini dapat dijadikan model pengembangan profesionalyang sistematis bagi KKG dan MGMP di seluruh Indonesia.
PENDAHULUAN
Ada dua Paket Pembelajaran BERMUTU, yaitu Paket Pembelajaran Bidang Ilmuuntuk guru dan Paket Pembelajaran Manajemen untuk kepala sekolah danpengawas.
Terdapat 3 tujuan utama dari program ini.
Tujuan
1. Meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas dalammemperbaiki kualitas pengajaran.
2. Memberikan kontribusi pada peningkatan kualifikasi para peserta denganadanya angka kredit yang diberikan kepada yang berhasil menyelesaikanprogram ini.
3. Memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas sistem pengembangantenaga profesional melalui tersedianya program kelompok kerja guru,kepala sekolah, dan pengawas yang dapat diterapkan, sistematis, danberkelanjutan.
Paket Pembelajaran Bidang Ilmu diharapkan akan meningkatkan kualifikasidan kompetensi guru dalam pembelajaran bidang ilmu secara profesional, sertadiarahkan untuk mencapai peningkatan keterampilan guru dalam:
Paket Pembelajaran Bidang Ilmu
1. melakukan kajian sistematis terhadap proses belajar mengajar daribeberapa aspek, yaitu aspek kurikulum, aspek bidang ilmu, dan aspekpraktek mengajar;
2. merancang tindakan perbaikan secara cermat dan sistematis;
3. melaksanakan tindakan perbaikan, dan
4. melakukan refleksi terhadap proses belajar mengajar yang dilaksanakan,
menganalisis dampak perbaikan yang dijalankan, serta merangkum hasil-nya untuk menjadi acuan untuk proses belajar mengajar berikutnya.
Paket Pembelajaran Bidang Ilmu terdiri atas beberapa komponen:
Struktur Paket
(1) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Generik ptk yang memperkenalkan strategibelajar yang diutamakan dalam Paket Pembelajaran Bidang Ilmu;
(2) Panduan Bidang Studi per jenjang (4 mata pelajaran per SD Kelas Tinggidan SMP; satu-tematik-untuk Kelas Awal)
(4) halaman (Website) Cakrawala guru sebagai media penyimpan (repository)sumber belajar pendukung dan fasilitas interaksi, dan
(5) Panduan Pengelolaan Program Belajar Bermutu, yang ditujukan kepadaDinas setempat dan pengurus program Bermutu di tingkat KKG/MGMP.
Ruang Lingkup Paket Pembelajaran Bidang Ilmu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1: Ruang Lingkup Paket Pembelajaran Bidang Ilmu
Jenjang TIK Kajian Pengajaran Bidang Ilmu
Bahan Belajar
Mandiri (BBM)
Tematik
Bahan Belajar
Mandiri (BBM) TIK
dalam
Pembelajaran
Bahan Belajar
Mandiri (BBM)
Generik ptk
Tematik
Bahan Belajar
Mandiri (BBM)
SD/MI Kelas
tinggi
Bahan Belajar
Mandiri (BBM) TIK
dalam
Pembelajaran
Bahan Belajar
Mandiri (BBM)
Generik ptk
Maths
IPA
IPS
BInd
Bahan Belajar
Mandiri (BBM)
SMP/MTs
Bahan Belajar
Mandiri (BBM) TIK
dalam
Pembelajaran
Bahan Belajar
Mandiri (BBM)
Generik ptk
Maths
IPA
BInd
BIngg
Bahan Belajar Mandiri (BBM) Generik ptk mengembangkan tiga jenis strategiyang terfokus pada peningkatan kompetensi guru dalam mengevaluasi danmeningkatkan kemampuan mengajar, serta pengembangan kompetensi gurumenggunakan strategi tersebut. Ketiga strategi tersebut adalah sebagaiberikut.
(1) menggunakan dan menuliskan studi kasus pribadi sebagai catatanpengalaman mengajar;
(2) menggunakan beberapa strategi dalam Studi Pelajaran (Lesson Study ),terutama pengamatan dan pemodelan pengajaran di kelas terbuka,
refleksi kelompok dan perencanaan, serta(3) menggunakan keterampilan PTK guna peningkatan pengajaran.
Bahan Belajar Mandiri (BBM) Program BERMUTU bertujuan memantapkanpengetahuan, kapasitas dalam mengembangkan kurikulum, dan praktikmengajar para guru. Tiap-tiap aspek digali melalui keterampilan yang dipelajaridalam BBM Generik ptk untuk diterapkan pada bidang ilmu tertentu.
Panduan TIK dalam Pembelajaran menyediakan kompetensi dasar komputeryang relevan bagi para guru: dasar pengolah kata, dasar lembar sebar untukmerekam kemajuan para siswa, dan penggunaan internet untuk pencarianinformasi.
Para guru diharapkan untuk menggunakan bahan-bahan ini secara kolaboratif didalam pertemuan-pertemuan KKG/MGMP. Di dalam pertemuan tersebut terjadipembelajaran sesama/ sejawat yang dipandu oleh guru pemandu. Sesi tatap
muka dari modul dirancang berdasarkan asumsi bahwa pertemuan KKG/MGMPbiasanya berlangsung selama 4 jam.
Panduan ditujukan bagi guru pemandu yang akan memandu pembelajaran gurudi tingkat KKG/MGMP. Panduan dimaksudkan pula agar digunakan oleh parapeserta KKG/MGMP sebagai paket pembelajaran mandiri untuk memeriksakembali yang mereka pelajari dalam sesi tatap muka; untuk mengerjakantugas-tugas yang terdapat di dalam paket; dan untuk menggunakan bahan-bahan yang terdapat di dalamnya guna meningkatkan cara mereka mengajar.
Pertemuan tatap muka ini ditindaklanjuti dengan kegiatan pembelajaranterstruktur (Tugas Terstruktur) dan studi bebas (Tugas Belajar Mandiri). Dalam
Tugas Terstruktur setiap guru peserta menerapkan di kelas atau sekolahmasing-masing hal-hal yang telah dipelajari. Hasil tugas terstruktur darimasing-masing guru peserta akan menjadi dasar untuk belajar pada pertemuanKKG/MGMP berikutnya.
Tugas belajar mandiri dimaksudkan untuk memantapkan, memperluas, danmemperdalam pemahaman guru. Tugas belajar mandiri dilaksanakan padasetiap tahap kegiatan. Uraian tugas terstruktur dan mandiri terdapat di dalamBBM.
Guru yang menyelesaikan paket Pembelajaran BERMUTU akan menghasilkan
portofolio belajar yang minimal terdiri atas: satu rancangan atau proposal PTK,satu laporan PTK, dan 3 buah hasil kajian kritis.
Program Pembelajaran BERMUTU dirancang untuk membantu peningkatankualifikasi para guru. Sesuai dengan Undang-Undang No 14/2005 tentang Gurudan Dosen, kesempatan recognition of prior learning (RPL) atau pengakuanhasil belajar sebelumnya diciptakan melalui program studi yang sesuai yangdisampaikan di dalam kegiatan pengembangan profesional KKG dan MGMP.Panduan telah dikembangkan agar para guru dapat memperoleh angka kreditdari program pembelajaran BERMUTU pada KKG dan MGMP. Jumlah jam tatap
muka dan jumlah jam tugas belajar mandiri didasarkan pada jumlah jam yangdiwajibkan pada alokasi SKS.
Kerjasama dengan LPTK
Selain itu LPTK akan berpartisipasi dalam pembimbingan yang diberikan kepadapara guru khususnya dalam aspek PTK. Guna memenuhi persyaratanpenjaminan mutu untuk pengakuan studi para guru oleh LPTK, para dosen perlumenyediakan pembimbingan setidaknya dua kali dalam 16 (enam belas) kalipertemuan. Sangat direkomendasikan agar mereka mengunjungi titik-titikproses PTK yang teridentifkasi di dalam tabel untuk membantu para gurumenganalisis temuan mereka. Para dosen juga akan menjadi asesor portofoliopara guru.
Setiap Paket Pembelajaran BERMUTU memiliki bobot untuk dipelajari selama 16minggu dalam waktu 1 semester sampai satu tahun. Meskipun demikian, prosespertemuan di KKG/MGMP diatur untuk mengakomodasikan peserta mempelajari
beberapa Paket Pembelajaran selama 16 kali pertemuan, sehingga diperolehpola pertemuan sebagai berikut.
Kalender Pembelajaran Program Bermutu
Tabel 2: Urutan Paket Pembelajaran BERMUTU
16 x pertemuan dalam waktu 1 tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Generik ptk TIK/ICT Bidang Ilmu Laporan
P e n d a h u l u a n ( M o d e l B E R M U T U
I d e n t i f i k a s i M a s a l a h
P e r e n c a n a a n T i n d a k a n
P e l a k s a n a a n T i n d a k a n
A n a l i s i s d a n I n t e r p r e t a s i
R e f l e k s i d a n T i n d a k L a n j u t
K e t e r a m p i l a n T I K / I C T 1 &
2
I d e n t i f i k a s i M a s a l a h
P e r e n c a n a a n T i n d a k a n
P e n y u s u n a n P r o p o s a l
P e l a k s a n a a n T i n d a k a n
A n a l i s i s d a n I n t e r p r e t a s i
R e f l e k s i d a n P e r e n c a n a a n S i k l u s 2
P e n y u s u n a n L a p o r a n
P e n d a h u l u a n ( M o d e l B E R M U T U
I d e n t i f i k a s i M a s a l a h
Agar pembelajaran terkait bidang studi ini berhasil optimal, guru pemandu danguru peserta hendaknya mengikuti urutan belajar sebagaimana tampak dalamTabel 2. Dengan urutan ini keterampilan yang dibutuhkan untuk mengikuti BBMbidang studi /ilmu sudah tercapai.
Kesimpulan
Program BERMUTU diciptakan untuk membuka era baru pengembangan guruyang diangkat berdasarkan Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen. Program
ini mentransformasikan kelompok kerja guru menjadi sumber pengembanganmutu profesional yang berkelanjutan.
Selain menggunakan bahan-bahan yang merupakan ‘ good practice’ yang telahdikembangkan untuk peningkatan mengajar belajar, BERMUTU juga membangunkompetensi guru ke arah yang lebih tinggi, dalam arti kompetensi untukmembangun komunitas pembelajaran profesional sebagai sumber utamapeningkatan guru pada masa yang akan datang.
Sebelum pertemuan ini dimulai, guru peserta sebaiknya telah memahami materi pada pertemuansebelumnya, yaitu: (1) pengenalan prosespembelajaran BERMUTU, (2) pengenalan PTK,Lesson Study , dan Case Study , serta (3)pelaksanaan PTK model BERMUTU. Pemahamanakan materi tersebut merupakan prasyarat untuk
Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini ditujukan kepadapemandu yang akan memandu kegiatan belajar di MGMPdan guru-guru Bahasa Indonesia SMP sebagai gurupeserta dalam merefleksikan pembelajaran yang telahdilakukan sebagai dasar untuk memperbaiki mutu prosespem-belajaran melalui pengidentifikasian masalahsebagai dasar penyusunan rencana PTK. Sebagai bahanlatihan, BBM ini berisi contoh bagaimana melakukanprosedur awal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Selanjutnya, guru peserta dapat menerapkan contohtersebut pada masalah lain.
Sebelum pembelajaran dimulai, agar pembelajaran
lebih terarah dan terfokus, ada beberapa hal yang perludiketahui oleh pemandu. Hal-hal tersebut di antaranyaadalah berikut ini.
a. Kedudukan Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan topik bahasan per-temuan minggu ke-9 dari 16 pertemuan dalam prosesbelajar BERMUTU. Topik yang merupakan bagian daritahap perencanaan, yaitu tahap pertama dari empat
tahap utama dalam PTK ini pada dasarnya adalahpengaplikasian dari topik generik yang telah dipelajaridalam pertemuan sebelumnya.
b. Pentingnya Prosedur Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah awal dalampelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal inikarena PTK bertolak dari adanya permasalahan dalam
kegiatan belajaran yang dilakukan guru peserta. Tanpaadanya permasalahan, langkah-langkah berikut-nyatidak akan bisa direncanakan dan PTK tidak dapatdilakukan. Setelah menyadari adanya masalah, gurupeserta memikirkan cara untuk memecahkannya dalamrangka peningkatan kualitas pembelajaran yangdikelolanya. Berdasarkan hal tersebut, tahapan inisangat penting dilakukan sebagai modal dasar untukperbaikan kinerja guru peserta dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, masalah yangdihadapi guru berkenaan dengan tiga hal, yaknipengembangan kurikulum, penguasaan materi, danpelaksanaan pembelajaran. Aspek pengembangankurikulum meliputi pemahaman tujuan mata pelajaranbahasa Indonesia, kemampuan menganalisis standarkompetensi dan kompetensi dasar, pengembangansilabus, RPP, dan penilaian. Penguasaan materi meliputipemahaman dan penguasaan materi bahasa Indonesiadalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, danmenulis, baik sastra maupun nonsastra. Pelaksanaanpembelajaran antara lain mencakup pemilihan strategi/model pembelajaran, pendekatan, metode, media
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian prosesdan hasil belajar. Berdasarkan hal tersebut, ruanglingkup pembahasan dalam topik ini adalahpermasalahan yang terkait dengan keterampilanmengidentifikasi masalah tersebut.
d. Petunjuk Kegiatan belajaran
Kegiatan belajaran pada topik ini dirancang untuk gurupeserta yang dilakukan pada saat tatap muka di MGMPdan di luar MGMP (di sekolah atau di rumah) yangdirancang dalam tugas terstruktur dan tugas mandiri.
Kegiatan Tatap Muka
Kegiatan pemandu dalam pembelajaran pada sesi iniadalah memandu guru peserta untuk melakukankegiatan-kegiatan berikut.
• Curah pendapat (brainstorming) mengenaipermasalahan yang menghambat prosespembelajaran.
• Diskusi untuk menentukan cara mengidentifikasimasalah dari berbagai sumber belajar.
• Latihan mengidentifikasi masalah, menganalisismasalah, dan merumuskan masalah berdasarkancase study yang tersedia.
1) Peserta melakukan pembelajaran di kelas. Prosespembelajaran tersebut diamati oleh teman sejawat
dengan menggunakan lembar observasi yang telahdisediakan.
2) Setelah pembelajaran selesai, peserta langsungmerenungkan (merefleksi) proses tersebut danmenuangkannya dalam bentuk case study .
3) Berdasarkan case study , hasil observasi dari temansejawat dan hasil kerja siswa, guru pesertamengidentifikasi masalah yang menghambat prosespembelajaran dan solusi yang digunakan.
4) Hasil tugas terstruktur dibuat dalam laporan singkatdan dibawa pada pertemuan berikutnya di forumMGMP. Laporan tersebut akan menjadi salah satutagihan yang akan dijadikan bukti untuk melihatketercapaian indikator hasil belajar dan dijadikanbahan portofolio guru.
Tugas Mandiri
Menugasi guru peserta untuk mengkaji lebih lanjutlangkah identifikasi masalah dalam penelitian tindakankelas dari sumber belajar. Hasil kajiannya tersebutdisusun dalam sebuah laporan.
Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajarantopik ini antara lain sebagai berikut.
Sumber Belajar Nama Rujukan Keterangan
Sumber Belajar 1 Bahan Ajar Topik IdentifikasiMasalah.
Lampiran
Sumber Belajar 2 Format Observasi Kegiatanbelajaran.
Lampiran
Sumber Belajar 3 Contoh case study dalampelaksanaan pembelajaranbahasa Indonesia Beberapa Halyang tak Terduga danperangkat pembelajarannya
Lampiran
Sumber Belajar 4 Penelitian Tindakan Kelas(Buku 3 Materi PelatihanTerintegrasiBerbasisKompetensi Guru MataPelajaran Bahasa Indonesia),Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama, Direktorat JenderalPendidikan Dasar danMenengah, DepartemenPendidikan Nasional, Jakarta,2005.
Lampiran
Sumber Belajar 5 Hylite Module Unit 6:Perencanaan PTK
• Mengapa identifikasi masalah perlu dilakukandalam PTK?
• Bagaimana cara mengidentifikasi masalah?
• Bagaimana cara menetapkan solusi?
• Bagaimana cara menyusun rumusan masalah?
• Bagaimana hubungan identifikasi masalah denganlangkah selanjutnya dalam penelitian tindakankelas pembelajaran bahasa Indonesia?
Penjelasan Alur
Kegiatan 1 Pengantar (Penjelasan topik yang akan
dipelajari)
Langkah awal pembelajaran pemandu mengucapkansalam dan menginformasikan topik yang akan dipelajari,kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, ruanglingkup pembelajaran, dan kegiatan belajaran yangakan dilakukan melalui Bahan Ajar 1: PengantarPembelajaran Pertemuan Identifikasi Masalah.
Langkah selanjutnya, pemandu memberikan penguatanpada kedudukan identifikasi masalah dalam tahapanpelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Kedudukanidentifikasi masalah dapat diperlihatkan melalui BahanAjar 2: Kedudukan Identifikasi Masalah dalam PTK .Untuk mengingatkan, sebelumnya alangkah lebihbaiknya dipandu dengan pertanyaan berikut.
Pada saat menampilkan Bahan Ajar 2, guru pemandumengingatkan dan mengiformasikan kembali bahwaidentifikasi masalah berada pada tahapan RefleksiAwal. Refleksi awal dilakukan oleh guru peserta danberkolaborasi dengan teman sejawat atau praktisi untukmencari informasi dalam mengenali dan mengetahuikondisi awal dari permasalahan yang akan dicarisolusinya. Refleksi awal dapat dilakukan dengan caramenelaah kekuatan atau kelemahan dari suatu prosespembelajaran yang telah dilakukan baik dari aspek dirisendiri, siswa, sarana belajar atau sumber/lingkunganbelajar atau aspek pengembangan kurikulum, materisubjek, dan pelaksanaan pembelajaran. Temuan-temuan awal, difokuskan pada identifikasi masalah yang
Apakah Anda pernah mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia? Cobasebutkan! Apa yang menyebabkan hal tersebut?
Kegiatan 2 Curah Pendapat (Mengidentifikasi permasa-lahan pembelajaran Bahasa Indonesia)
Guru Pemandu memandu kegiatan curah pendapatmengenai berbagai masalah yang dihadapi dalampembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Sebagai langkahawal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan denganbaik, pemandu dapat menggunakan pertanyaan berikut.
Berdasarkan hasil curah pendapat, guru pemandumengumpulkan dan menuliskan di papan tulis per-masalahan yang sering dihadapi para guru peserta.Sebagai pembanding, pemandu menampilkan BahanAjar 3: Contoh Daftar Masalah dalam PembelajaranBahasa Indonesia Selanjutnya, guru pemandu memintapeserta duduk berkelompok. Satu kelompok terdiri atas4 -5 orang untuk menelaah dan mengkasifikasikanpermasalahan ke dalam aspek pengembangan kuriku-lum, materi subjek, dan pelaksanaan pembelajarandengan menggunakan format terlampir (Bahan Ajar 4 :Format Pengklasifikasian Permasalahan dalam Pem-belajaran Bahasa Indonesia).
Selanjutnya, guru pemandu meminta salah satukelompok untuk melaporkan hasil diskusinya danmeminta kelompok lain untuk menyimak danmenanggapinya. Sebagai penguatan guru pemandumengingatkan guru peserta pada topik sebelumnya yangtelah dipelajari dalam materi generik PTK mengenaimakna masalah dan ciri-ciri rumusan masalah dengan
menggunakan Bahan Ajar 5: Masalah danPerumusannya.
PB/IDENTIFIKASI MASALAH/09/BAHASA INDONESIA SMP 11
Kegiatan 3 Diskusi Kelompok (Mendiskusikan permasa-lahan dari case study )
Setelah peserta memiliki persepsi yang sama mengenaimakna masalah dan rumusan masalah, guru pemandumengajak mereka untuk berlatih mengidentifikasimasalah pada case study berjudul Beberapa Hal ya ngTak Terduga (Sumber Belajar 3). Mintalah pesertauntuk membacakan case study tersebut dan perangkatpembelajarannya. Selanjutnya, guru pemandu memintaguru peserta untuk menanggapinya secara bebastentang pengalaman yang direkam dalam case studytersebut. Tujuan diskusi bebas ini adalah untuk menarikperasaan empati dan ownership terhadap masalah yangmungkin pernah dialami mereka sendiri.
Langkah selanjutnya, pemandu meminta guru pesertaduduk berkelompok kembali untuk mendiskusikanpertanyaan yang telah dipersiapkan pada Bahan Ajar 6:Pertanyaan untuk Diskusi. Setelah itu, guru pesertadiminta untuk mengklasifikasikan permasalahan-permasalahan yang dihasilkan dari case study ke dalamaspek pengembangan kurikulum, materi subjek, danpelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan formatterlampir. Setelah itu, mintalah kelompok untukmengidentifikasi salah satu permasalahan yang sangatpenting lalu menetapkan solusi dan merumuskanpermasalahannya.
Kegiatan 4 Presentasi (Melaporkan hasil diskusi danmenanggapinya)
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasildiskusinya dan kelompok lain menanggapinya. Setelahselesai, guru pemandu memberikan penguatan dengan
memperlihatkan Bahan Ajar 7: Contoh JawabanPertanyaan Guru tentang Case St udy . Kemudian gurupemandu menjelaskan bagaimana rumusan masalah bisaditarik dari analisis masalah yang dilakukan denganmenggunakan Bahan Ajar 8: Contoh Analisis danRumusan Masalah
Kegiatan 5 Penutup (Tanya Jawab, Rangkuman, Refleksi,dan Tindak Lanjut)
Guru Pemandu memberikan kesempatan kepada gurupeserta untuk mengajukan pertanyaan atau pernyataanterkait dengan topik identifikasi masalah. Setelah tanyajawab, beberapa guru peserta diminta untukmerangkum pembelajaran yang diperkuat oleh gurupemandu dengan menampilkan Bahan Ajar 9:Rangkuman.
Langkah selanjutnya pemandu dan peserta melakukanrefleksi pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengancara memeriksa apakah indikator yang telah ditetapkan
dalam mempelajari topik pada pertemuan ini telahtercapai. Berdasarkan hal tersebut, guru pemandumemberikan arahan tindak lanjut pembelajaran denganmemberikan kegiatan mandiri berupa tugas struktur dantugas mandiri. Tugas terstrukur yang harus dikerjakanguru peserta sesuai dengan langkah yang disusun padaPengantar. Tugas tersebut diperlihatkan melalui BahanAjar 10: Tugas Terstruktur dan Tugas Mandiri.
Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru pemandumenegaskan bahwa tugas mengidentifikasi masalahharus dilakukan apa adanya. Artinya, mengungkapkan
semua yang memang merupakan permasalahan yangdialaminya dan mencari solusinya. Agar pembelajaranlebih menyegarkan, guru pemandu menampilkan katamutiara berikut ini.
Kata mutiara tersebut sebagai pengingat danpemotivasi. Setelah itu, guru pemandu mengakhirikegiatan dengan ucapan salam dan menginformasikan
topik bahasan pertemuan minggu berikutnya yang akan
PB/IDENTIFIKASI MASALAH/09/BAHASA INDONESIA SMP 13
6. PENILAIAN
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar gurupeserta dilakukan melalui produk yang dihasilkan.Produk yang dapat dinilai adalah laporan tugasterstruktur berupa daftar identifikasi masalah, rumusanmasalah pembelajaran, data atau deskripsi kondisipenyebab timbulnya masalah. Produk guru peserta akandilampirkan dalam portofolio.
Masalah Pengembangan Kurikulum Kesulitan guru dalam mengembangkan silabus. Ketidaksiapan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi. Kesulitan guru dalam menentukan proporsi alokasi waktu untuk
setiap KD. Kesulitan guru dalam menentukan kriteria ketuntasan minimum
(KKM). Kesulitan guru dalam mengembangkan indikator hasil belajar. Kesulitan guru dalam menentukan teknik dan bentuk instrumen
penilaian hasil belajar.
Kesulitan guru dalam memilih materi yang bervariasi.
Masalah Penguasaan Materi Guru kurang menguasai KD berpidato. Guru kurang menguasai KD memerankan naskah drama. Guru kurang menguasai KD membaca cepat. Guru kurang menguasai KD membaca memindai. Guru kurang menguasai KD membaca puisi. Guru kurang menguasai KD menulis puisi. Guru kurang menguasai KD menulis cerpen. Guru kurang menguasai KD menulis drama.
Masalah Praktik Pembelajaran Kesulitan guru dalam menentukan model pembelajaran yang
sesuai dengan KD yang akan dipelajari. Kesulitan guru dalam mengoptimalkan kerja kelompok siswa. Kesulitan siswa dalam membangun/menemukan konsep sendiri. Kesulitan guru dalam mengembangkan LKS untuk
mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Kesulitan guru dalam mengembangkan materi menjadi bahan
ajar.
Kesulitan guru dalam memilih metode yang sesuai dengan KD. Guru masih memandang pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai
belajar mengenai struktur, bukan keterampilan berbahasa. Guru kurang memberdayakan media pembelajaran yang ada. Siswa kurang berani mengemukakan pendapat. Siswa tidak mau tampil di depan kelas Motivasi siswa untuk belajar bahasa Indonesia rendah Siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru Kemampuan membaca cepat siswa rendah Motivasi belajar siswa rendah
Bahan Ajar 3 Contoh Daftar Masalah dalam PembelajaranBahasa Indonesia
Belum seluruhnya siswa menguasai penulisan suratdinas dengan benar.
• Alokasi waktu yang tersedia belum efektif danefisien .
Analisis penyebab masalah
• Guru kurang mengkondisikan siswa untuk siapbelajar.
• Kegiatan belajar mengajar belum efektif di managuru pada kegiatan diskusi belum menggali potensikreatif siswa.
Solusi
Digunakan strategi yang dapat menggali potensi kreatifsiswa, yaitu strategi raulette writing. Strategi inimerupakan aktivitas pembelajaran menulis secarakolaboratif atau kerjasama di antara semua siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis penyebab masalah tersebut,masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
Apakah penerapan strategi rau le t te wr i t ing dapatmeningkatkan kompetensi siswa kelas VII-A SMPN IMalang dalam menulis surat dinas
PB/IDENTIFIKASI MASALAH/09/BAHASA INDONESIA SMP 23
Keterampilan mengidentifikasi masalahmerupakan langkah pertama PTK yang harusdilakukan. Hal ini dapat dilakukan pada saatmerefleksikan pembelajaran yang telah dilaku-kan. Dalam refleksi diingat kembali kejadian atauhal-hal yang membuat guru tidak puas. Masalahmerupakan kesenjangan antara yang diharapkandan kenyataan, jadi dapat berupa situasi yangtidak memuaskan. Rumusan masalah dapatdinyatakan dengan pertanyaan yang akan dicarisolusinya. Jika merasakan adanya ketidakpuasansetelah melaksanakan pembelajaran, tuliskan
dalam sebuah catatan. Kaji ulang penyebabtimbulnya ketidakpuasan tersebut.
Salah satu cara untuk mendokumenkan pem-belajaran yang telah dilakukan adalah dengan
1. Lakukanlah pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas Anda dengan diamati oleh dua orang guruteman sejawat Anda. Mintalah teman Andauntuk mencatat hal-hal penting yang terjadidalam pembelajaran. Gunakan format yang ada(Sumber Belajar 4: Observasi Kegiatanbelajaran) Mintalah komentar melalui kegiatanrefleksi dengan teman Anda. Jangan lupatulislah kejadian-kejadian yang Anda alami,rasakan, dan pikirkan ke dalam sebuah casestudi.
4. Berikan alasan mengapa masalah tersebutpenting untuk segera dicarikan pemecahannya…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Tentukan faktor–faktor penyebab munculnya
masalah yang Anda rumuskan tersebut…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tugas Mandiri (Kajian Kritis)
Bacalah bahan bacaan dari sumber belajar 4, 5,dan 6 tentang identifikasi masalah. Kemudiantulislah laporannya dalam bentuk kajian kritissepanjang 2 sampai 3 halaman (lihat kembali
Pembelajaran di kelas VIIIA kali ini merupakanpertemuan kedua setelah pertemuan pertama yangpenuh kekacauan karena ada pembagian buku paket.Saat itu aku hanya mengajak anak-anak untukmerefleksikan keberhasilan dan kekurangan di kelas VIIserta harapan di kelas VIII. Tidak lupa kuingatkan apasaja yang harus dilakukan di kelas VIII. Tidak adamasalah dalam komunikasi dengan mereka karena di
kelas VII dulu aku juga yang mengajar mereka. Padaakhir pertemuan pertama itu kutugasi mereka untukmembawa contoh surat dinas untuk dibawa padapertemuan berikutnya.
Pembelajaran hari Kamis, 24 Juli 2008 kali inimengambil kompetensi dasar (KD) menulis sura t dina s
berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan
sistemat ika yang tepat dan bahasa baku . KuanggapKD ini mudah karena sudah pernah dipelajari di SekolahDasar (SD) kelas VI. Setelah sekitar dua menit kusapa
anak-anak dengan menanyakan kabar mereka,pertemuan kuawali dengan mengecek surat dinas yangdibawa oleh mereka. ”Anak-Anak, seperti yangditugaskan oleh Bapak kemarin, tolong yang tidakmembawa contoh surat dinas mengacungkan tangan!”kucoba untuk mengecek PR. Tidak ada yangmengacungkan tangan. Beberapa anak tampak menolehke kiri dan kanan, tampak ragu-ragu. Aku kembalibertanya dengan mengubah bunyi pertanyaan, ”Yangmembawa contoh surat dinas tolong mengacungkantangan!” Serentak anak-anak mengacungkan tangan.Kuhitung, ternyata ada sepuluh anak yang tidak
membawa contoh surat dinas.
Seperti sudah menjadi langganan, lima di antaranyamerupakan anak-anak yang biasa tidak beres dalammengerjakan tugas. Justru yang mengherankan adalahlima anak lainnya. Mereka kunilai baik-baik saja karenabiasanya beres-beres saja dalam menyelesaikan tugas.Tetapi kali ini lain kenyataannya.
Hati ini sebenarnya marah, tetapi niat untukmenghukum kuurungkan dengan memberi peringatankepada mereka. Kurencanakan siswa mengidentifikasi
bagian-bagian surat dinas secara individu. Bagaimana
PB/IDENTIFIKASI MASALAH/09/BAHASA INDONESIA SMP 27
dengan sepuluh siswa yang tidak membawa contoh suratdinas? Sejenak aku berpikir. Untunglah tidak sampaimembuat proses pembelajaran macet. Segera kuubahstrategi pembelajaran dengan mengajak siswa untukmengidentifikasi bagian-bagian surat dinas secaraberpasangan. Baru hasil kerja mereka dipadu dalamkelompok melalui diskusi. Di kelas VIII A ini sudah adakelompok permanen dengan anggota lima anak. Sampaidengan presentasi tidak ada masalah. Seperti biasanya,hasil kerja yang belum sempurna kuminta untukdilengkapi dengan mengambil pendapat kelompok lainyang lebih lengkap.
Ada dua kegiatan yang akan diikuti sekolah dalamrangka peringatan Agustusan, yaitu senam massal dalampembukaan perkemahan Hari Pramuka dan pawai
pembangunan. Kedua kegiatan itu melibatkan sebagianbesar siswa dan guru. Karena itu kuangkat sebagai temapembelajaran kali ini. Setelah kutawarkan kepadasiswa, sebagian besar memilih senam massal.Kuputuskanlah mengambil tema tersebut. Beberapasiswa yang memilih pawai pembangunan jelas sekalimenunjukkan ekspresi kekecewaan. Ada perasaanbersalah di hati ini karena tidak bisa memenuhikeinginan mereka.
Para siswa kubagi menjadi empat macam tugas.Pertama, kelompok 1 dan 2 menulis surat dari Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kepada KepalaSekolah yang berisi permintaan menampilkan senammassal. Kedua, kelompok 3 dan 4 menulis surat dariKepala Sekolah kepada pelatih senam berisi permohonankesediaan untuk melatih. Ketiga, kelompok 5 dan 6menulis surat dari Kepala Sekolah kepada Kepala DinasPendidikan dan Kebudayaan berisi ucapan terima kasihkarena diberi kesempatan untuk tampil. Keempat,kelompok 7 dan 8 menulis surat dari Kepala DinasPendidikan dan Kebudayaan kepada Kepala Sekolah yangberisi ucapan terima kasih karena penampilan senammassal sangat bagus. Tugas itu dikerjakan secaraindividu, baru kemudian didiskusikan dalam kelompok.
Pembelajaran berlanjut dengan sharing antarkelompok.Kuminta kelompok yang mempunyai tugas samamenukarkan hasil pekerjaannya, kemudian salingmemberikan komentar pada pekerjaan kelompok lainyang diterima. Sampai di sini ada masalah. Kelompok 1tidak mau menukarkan hasil kerjanya dengankelompok 2. Aku merasa kesal. Sejenak aku berpikir.Mengapa? Sekedar caper (cari perhatian) ataukahsebagai ekspresi kekecewaan karena keinginannya tidak
kuturuti? Setelah kuberi pengertian beberapa saat,akhirnya mereka pun bersedia bertukar pekerjaan.
Setelah waktu habis, kuminta anak-anak mengumpulkanhasil pekerjaannya. Pembelajaran kuakhiri denganrefleksi. ”Adakah kesulitan dalam pembelajaran kaliini?” tanyaku. ”Tidak, Pak.” jawab mereka. ”Bagaimanaperasaan kalian?” sambungku. ”Kami senang, Pak,”suara yang paling dominan. Kupastikan denganmenunjuk salah satu siswa, ”Saya enjoy saja, Pak.” Satujawaban yang cukup jujur. Untuk lebih memberikanruang bagi mereka untuk mencurahkan isi hatinya,kupersilakan mereka mengisikan refleksi dalam jurnalbelajar masing-masing. Kutugasi mereka untukmemperbaiki surat dinas yang telah ditulis.
Setelah kuperiksa pekerjaan mereka, ternyata masihkutemukan banyak anak yang membuat kesalahan.Padahal, waktu para siswa mengerjakan tugas secaraindividu, berdiskusi kelompok, maupun mengomentaripekerjaan kelompok lain, sudah kuupayakanmendampingi mereka. Kutemukan kesalahan-kesalahandalam penulisan surat dinas. Lima belas siswa masihbelum bisa membuat kalimat yang efektif. Dua belassiswa masih mengalami kesalahan dalam penulisantanda baca. Tujuh anak masih salah dalam penulisangelar.
Ada beberapa catatan yang tertinggal dalam benak ini.
1. Mengapa PR membawa contoh surat dinas yangkuanggap mudah, ternyata tidak dapat dikerjakanoleh sepuluh siswa?
2. Haruskah aku menuruti keinginan semua siswa dalamhal memilih tema agar mereka semua merasa”memiliki” dan dapat terlibat dalam pembelajaransecara fisik dan mental?
3. Bagaimanakah cara yang efektif untuk mendorongsiswa agar dapat dengan cepat melakukan tugas dari
guru, terutama saat sharing antar kelompok agartidak menghabiskan banyak waktu?
4. Mengapa masih juga ada anak yang belum menguasaipenulisan surat dinas dengan benar meskipun sudahada diskusi kelompok dan pendampingan dari guru?
Satu hal yang menggembirakan bagiku adalahkesigapanku dalam mengatasi situasi kritis saat tidaksemua siswa membawa contoh surat dinas. Kuubahstrategi pembelajaran, yaitu kegiatan individu kuubahmenjadi kegiatan berpasangan dengan tidak mengurangi
1. Guru dan siswa bertanya jawabtentang tugas yang diberikansebelumnya (contoh-contoh suratdinas).
2. Guru menjelaskan kompetensi yangakan dicapai dan rencana kegiatanyang akan dilaksanakan.
Klasikal/5’
Tanya jawab
Ceramah
II. Kegiatan Inti
1. Siswa menganalisis sistematika suratdinas
2. Siswa menentukan topik yang akanditulis dalam surat dinas. Guru dapatmemandu dan mengarahkan topikpada kegiatan seputar Agustusanyang diadakan di sekolah. Misalnya,kegiatan senam massal dalam rangkapembukaan perkemahan menyambutHari Pramuka.
3. Siswa menulis surat dinas sesuaidengan pembagian tugas untukmasing-masing kelompok (tiapanggota dalam satu kelompokmendapat tugas yang sama danberbeda dengan kelompok lainnya).Pertama, kelompok 1 dan 2 menulissurat dari Kepala Dinas Pendidikandan Kebudayaan kepada KepalaSekolah yang berisi permintaanmenampilkan senam massal. Kedua,kelompok 3 dan 4 menulis surat dari
Kepala Sekolah kepada pelatihsenam berisi permohonan kesediaanuntuk melatih. Ketiga, kelompok 5dan 6 menulis surat dari KepalaSekolah kepada Kepala DinasPendidikan dan Kebudayaan berisiucapan terima kasih karena diberikesempatan untuk tampil. Keempat,kelompok 7 dan 8 menulis surat dariKepala Dinas Pendidikan danKebudayaan kepada Kepala Sekolahyang berisi ucapan terima kasih
PB/IDENTIFIKASI MASALAH/09/BAHASA INDONESIA SMP 33
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester : VIII/1
Kompetensi Dasar : 4.2 Menulis surat dinas berkenaandengan kegiatan sekolah dengansistematika yang tepat danbahasa baku
Indikator : - Siswa dapat menjelaskanbagian-bagian surat dinas.
- Siswa dapat menulis surat dinasberkenaan dengan kegiatan
sekolah dengan sistematika yangtepat dan bahasa baku
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Kerjakan tugas-tugas berikut ini secara individu,berpasangan, atau berkelompok.
1. Analisislah bagian-bagian surat dinas yang sudahkamu bawa. Diskusikan dengan teman sebangkumu
dan tuliskan hasilnya pada lembaran kertas.2. Dengan panduan guru, tentukan topik yang akan
kamu tulis dalam surat dinas. Misalnya, kegiatansenam massal dalam rangka pembukaan perkemahanmenyambut Hari Pramuka atau pawai pembangunan.
3. Tulislah surat dinas sesuai dengan pembagian tugasyang disepakati oleh masing-masing kelompok (tiapanggota dalam satu kelompok mendapat tugas yangsama dan berbeda dengan kelompok lainnya).Pertama, kelompok 1 dan 2 menulis surat dariKepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kepada
Kepala Sekolah yang berisi permintaan menampilkansenam massal. Kedua, kelompok 3 dan 4 menulissurat dari Kepala Sekolah kepada pelatih senamberisi permohonan kesediaan untuk melatih. Ketiga,kelompok 5 dan 6 menulis surat dari Kepala Sekolahkepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaanberisi ucapan terima kasih karena diberi kesempatanuntuk tampil. Keempat, kelompok 7 dan 8 menulissurat dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaankepada Kepala Sekolah yang berisi ucapan terimakasih karena penampilan senam massal sangatbagus.
PB/IDENTIFIKASI MASALAH/09/BAHASA INDONESIA SMP 35
Sumber Belajar 6Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3 Materi PelatihanTerintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia). Direktorat Pendidikan LanjutanPertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,2005.
a. Merasakan Adanya Masalah
Jika Anda tergolong pemula dalam PTK, pertanyaanyang mungkin timbul adalah bagaimana memulai PTK?Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, yang harusAnda miliki adalah perasaan tidak puas terhadap praktikpembelajaran yang selama ini Anda lakukan. Meskipunsebenarnya terdapat banyak hambatan yang Anda alamidalam pengelolaan proses pembelajaran, mungkin agaksulit bagi Anda untuk memunculkan pertanyaan seperti
tersebut, yang oIeh sebab itu, agar Anda dapatmenerapkan PTK sebagai upaya untuk memperbaikidan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secaralebih profesional, Anda dituntut untuk beranimengatakan secara jujur khususnya kepada diri sendirimengenai sisi-sisi lemah yang masih terdapat dalamimplementasi program pembelajaran yang Anda kelola.Dengan kata lain, Anda harus mampu merefleksi,merenung. serta berpikir balik, mengenai apa saja yangtelah dilakukan dalam proses pembelajaran dalamrangka mengidentifikasikan sisi-sisi lemah yang mungkin
ada. Dalam proses perenungan itu, terbuka peluang bagiAnda untuk menemukan kelemahan-kelemahan praktikpembelajaran yang selama ini mungkin Anda lakukansecara tanpa Anda sadari. Oleh karena itu, untukmemanfaatkan secara maksimal potensi PTK bagiperbaikan proses pembelajaran, Anda perlu memulainyasedini mungkin begitu merasakan adanya persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran.
Jadi, permasalahan yang diangkat dalam PTK harusbenar-benar merupakan masalah-masalah yang Andahayati sebagai guru dalam praktik pembelajaran. Bukanpermasalahan yang disarankan, apalagi ditentukan olehpihak luar termasuk oleh Kepala Sekolah yang menjadimitra. Permasalahan tersebut dapat berangkat(bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum,interaksi pembelajaran, dan basil belajar siswa.
b. Identifikasi Masalah PTK
Sebagaimana telah dikemukakan, penetapan arah PTKberangkat dari diagnosis terhadap keadaan yang bersifatumum. Anda juga bisa memicu proses penemuanpermasalahan tersebut dengan bertolak dari gagasan-gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaanyang perlu diperbaiki.
Menurut Hopkins (1992), untuk mendorong pikiran-pikiran dalam mengembangkan fokus PTK. kita bisabertanya kepada diri sendiri, misalnya:
(1 ) Apa yang sedang lerjadi sekarang?
(2) Apakah yang terjadi itu mengandungpermasalahan?
(3) Apa yang hisa saya lakukan untukmengatasinya?
Merasakan adanya masalah:Tidak puas terhadap pembelajaran yang dilakukanBerpikir balik untuk mehhat sisi lemahpembelajaranAda usaha/kemauan untuk mengatasil memecahkan
PB/IDENTIFIKASI MASALAH/09/BAHASA INDONESIA SMP 37
Bila pertanyaan lersebut ada dalam pikiran guru sebagaiaktor PTK, langkah tersebut dapat dilanjulkan denganmengembangkan beberapa pertanyaan scperti berikutini.
Pada tahap ini yang paling penting adalah menghasilkangagasan-gagasan awal mengenal permasalahan aktualyang Anda alami sebagai guru di kelas. Dengan
berangkat dan gagasan-gagasan awal tersebut. Andadapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaandengan menggunakan PTK. Masalah yang Anda rasakanatau pernah Anda alami dapat Anda catat/daftar(masalah dapat berasal dari guru, siswa. bahan ajar,kurikulum, interaksi pembelajaran. hasil belajar,media).
Jika mengalami kesulitan dalam mengidentifikasikanpermasalahan, Anda dapat meminta bantuan padasesama guru. berdiskusi dengan dosen mitra dan/ataumelacak sumber-sumber kepustakaan yang relevan.
Namun. para kolega itu perlu memaklumi bahwa adakemungkinan Anda akan lebih terfokus padakesulitannya daripada kepada tujuan dan perubahanyang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Bilamenghadapi hal seperti ini. Anda perlu mendalami lebihjauh permasalahan yang dihadapi. Mitra dan kepalasekolah harus siap menjadi pendengar yang baik danterbuka agar semua permasalahan yang Anda hadapi didalam tugas dapat diidentifikasi. Sebaliknya, mitra dankepala sekolah harus berupaya keras. Agar mereka tidakterperosok dan menempatkan diri sebagai pembina alaupengarah, sebab mereka juga ada pada posisi
membutuhkan kesempatan belajar, baik dalammemahirkan diri dalam PTK maupun dalam mengakrabilapangan.
c. Analisis Masalah
Setelah memperoleh sederet permasalahan melaluiproses identifikasi ini, Anda sebagai peneliti -secaraindividu alau bermitra dengan guru lain-melakukananalisis terhadap masalah-masalah tersebut untukmenentukan urgensi pengatasan. Dalam hubungan ini,akan tertemukan permasalahan yang sangat mendesak
(I) Saya berkeinginan memperbaiki ....(2) Berapa orangkah yang merasa kurang puas tentang ....(3) Saya dibingungkan oleh ....(4) Saya memilih untuk mengujicobakan di kelas saya
untuk diatasi seperti penguasaan operasi matematika,atau yang dapat ditunda pengatasannya tanpa kerugianyang besar, seperti kemampuan membaca peta buta.Bahkan, memang ada permasalahan yang tidak dapatdiatasi dengan PTK. Seperti kesalahan-kesalahan faktualdan/atau konseptual yang terdapat dalam buku paket.Menurut Abimanyu (1995), arahan yang perludiperhatikan dalam pemilihan permasalahan untuk PTKadalah sebagai berikut.
I) Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh gurusendiri dan muridnya, atau topik yang melibatkanguru dalam serangkaian aktivitas yang memangdiprogramkan oleh sekolah.
2) Jangan memilih masalah yang berada di luar
kemampuan dan/atau kekuasaan guru untukmengatasinya.
3) Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanyacukup kecil dan terbatas (managable).
4) Usahakanlah untuk bekeIja seeara kolaboratif dalampengembangan fokus penelitian.
5) Kaitkan PTK yang akan dilakukan dengan prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencanapengembangan sekolah.
Tidak perlu ditekankan lebih kuat lagi bahwa analisismasalah perlu dilakukan secara cermat sehabkeberhasilan pada tahap analisis masalah akanmenentukan keberhasilan keseluruhan prosespelaksanaan PTK. Jika PTK berhasil dilaksanakan denganmembawa kemanfaatan yang dapat Anda rasakan dandapat dirasakan pula oleh sekolah (intrinsicallyrewarding), keberhasilan ini akan menjadi motivasi bagiAnda untuk meneruskan usaha di masa-masa yang akandatang. Di samping itu, temuan-temuan yang dihasilkanmelalui PTK itu akan menarik bagi guru lain yang belum
mengikuti program PTK untuk juga mencobamelaksanakannya.
d. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan focus permasalahan sertamenganalisisnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil,selanjutnya Anda perlu merumuskan permasalahansecara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusanmasalah yang jelas' akan membuka peluang bagi Andauntuk menetapkan tindakan perbaikan (alternatif solusiyang periu dilakukannya, jenis data yang perludikumpulkan termasuk prosedur perekamannya serta
PB/IDENTIFIKASI MASALAH/09/BAHASA INDONESIA SMP 39
cara mengintenpretasikannya, khususnya yang perludilakukan sementara tindakan perbaikan dilaksanakandan data mengenai proses dan/atau hasilnya itudirekam. Di samping itu, penetapan tindakan perbaikanyang akan diujicobakan itu juga memberikan arahankepada Anda untuk melakukan berbagai persiapantermasuk yang berbentuk Iatihan guna meningkatkanketerampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yangdimaksud. Sebagaimana yang telah dikemukakan dalambagian I, dalam PTK, Anda merupakan aktor pelaksanatindakan perbaikan disamping sebagai peneliti.
Contoh rumusan masalah (dapat dirumuskan dalamkalimat berita atau kalimat tanya):
1) Kemampuan stswa kelas II-I SMP Negeri I Darussalamdalam mengubah kalimat aktif ke kalimat pasif atausebaIiknya masih rendah.
2) Kecepatan membaca siswa kelas 6 Sekolah DasarNegeri Ketintang masih sangat rendah.
3) Bagaimanakah peningkatan kualitas pembelajaransiswa kelas I SMPN 12 Surabaya melalui strategipembelajaran kooperatif?
Perencanaan adalah proses mengembangkan rencanatindakan yang secara kritis untuk meningkatkan ataumemperbaiki proses pembelajaran. Tahapan ini berupamenyusun rancangan tindakan yang menjelaskantentang apa, mengapa, bagaimana, kapan, di mana,oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akandilakukan. Agar pembelajaran lebih terarah danterfokus, ada beberapa hal yang perlu diketahui olehguru pemandu yang akan memandu kegiatan ini. Hal-hal tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Kedudukan PerencanaanPertemuan ini merupakan pertemuan ke-10 dari 16pertemuan yang direncanakan dalam paket BERMUTU.Topik pembelajaran pada pertemuan ini merupakanlangkah kedua dari PTK. Setelah pada pertemuansebelumnya telah didiskusIkan mengenai topik identifikasimasalah dan setiap guru peserta telah menentukan satumasalah yang akan dicari solusinya. Pada pertemuan ini,akan didiskusikan alternatif pemecahan masalah yangdiajukan guru peserta, sebagai rangkaian dari kegiatan
identifikasi masalah.
Dalam pertemuan ke-10 ini akan didiskusikan perencanaantindakan yang berhubungan dengan perencanaanpembelajaran sebagai bentuk tindak lanjut untukperbaikan pembelajaran. Produk dari kegiatan ini berupaperbaikan/penyempurnaan perencanaan pembelajaranpada satu topik terpilih.
b. Pentingnya Langkah Perencanaan
Modal awal penyusunan rencana adalah adanyapermasalahan. Berdasarkan permasalahan (jugamencakup penyebab timbulnya masalah), guru pesertamencoba mencari cara untuk memperbaiki ataumengatasi masalah tersebut. Dengan perkataan lain,dalam langkah ini, guru peserta merencanakan tindakanperbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahtersebut. Langkah ini sangat penting untuk dilakukankarena melalui perencanaan yang matang, makapelaksanaan tindakan dapat dilaksanakan dengan baiksehingga dapat diperoleh balikan.
Ruang lingkup pembahasan pada topik ini meliputirencana tindakan perbaikan pembelajaran, penyusunan
perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, danbahan ajar (LKS), serta penentuan dan penyusunan alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkanbukti atau data.
d. Petunjuk Kegiatan Belajar
Kegiatan belajar pelaksanaan tindakan ini dilakukan padasaat tatap muka di MGMP dan di luar forum MGMP dalam
bentuk open class. Selain itu, guru peserta melaksanakanpembelajaran sendiri yang dirancang dalam bentuk tugas
terstruktur dan tugas mandiri.
Kegiatan Tatap Muka
Kegiatan pembelajaran pada sesi ini adalah membuatperencanaan tindakan. Pada kegiatan ini pemandumemandu guru peserta untuk melakukan kegiatan hal-hal berikut.
a. Curah pendapat (brainstorming) mengenai hal-halyang perlu dipersiapkan dalam membuatperencanaan dan kesulitan-kesulitan yangdihadapinya.
b. Mengkaji tugas terstruktur pertemuan topikidentifikasi masalah.
c. Menentukan rencana tindakan perbaikan pem-belajaran.
d. Menggali sumber belajar untuk menentukan
tindakan perbaikan pembelajaran.
e. Diskusi untuk menyusun perangkat pembelajaran(silabus, RPP, LKS).
f. Diskusi menentukan alat-alat dan teknik yangdiperlukan untuk mengumpulkan bukti atau data.
Untuk melaksanakan pembelajaran pada langkah ini,diperlukan persiapan seperti berikut ini.
a. Guru Pemandu atau pendamping mempelajari topikdan sumber belajar yang relevan.
b. Guru Pemandu menyiapkan bahan ajar berikut ini.
• Bahan Ajar 1 Pengantar Pembelajaran LangkahPerencanaan
• Bahan Ajar 2 Kedudukan Langkah Perencanaandalam PTK
• Bahan Ajar 3 Landasan Pemilihan Masalah
• Bahan Ajar 4 Kata Mutiara
• Bahan Ajar 5 Tugas Terstruktur dan TugasMandiri
c. Guru Pemandu atau pendamping menyiapkancontoh perangkat pembelajaran yang meliputisilabus, RPP, dan bahan ajar (LKS).
d. Guru Pemandu menyiapkan contoh instrumenpenilaian hasil belajar dan contoh instrumenobservasi.
e. Guru Pemandu menyiapkan alat dan bahanpembelajaran, seperti ATK, papan tulis, kertasplano, spidol, OHP, plastik transparan, LCD danlaptop (jika memungkinkan).
Sumber belajar yang dapat digunakan dalampembelajaran topik ini antara lain berikut ini.
Sumber belajar Nama Rujukan Keterangan
Sumber Belajar 1 Handout Topik Perencanaan Lampiran
Sumber Belajar 2 Standar Kompetensi dan KompetensiDasar Mata Pelajaraan BahasaIndonesia SMP/MTs
Lampiran
Sumber Belajar 3 Handout Penyusunan Silabus dan RPP Lampiran
Sumber Belajar 4 Handout Pengembangan Bahan Ajar(LKS)
Lampiran
Sumber Belajar 5 Contoh Skenario Pembelajaran BahasaIndonesia (RPP)
Lampiran
Sumber Belajar 6 Contoh Bahan Ajar PembelajaranBahasa Indonesia (LKS)
Lampiran
Sumber Belajar 7 Contoh Lembar Observasi Lampiran
Sumber Belajar 8 Panduan Pengembangan RPP BahasaIndonesia
Lampiran
Sumber Belajar 9 Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3Materi Pelatihan Terintegrasi BerbasisKompetensi Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia. DirektoratPendidikan Lanjutan Pertama,Direktorat Jenderal Pendidikan Dasardan Menengah, Departemen PendidikanNasional, Jakarta, 2005
Lampiran
Sumber Belajar 10 Metodologi Pembelajaran Bahasa (Buku3 Materi Pelatihan TerintegrasiBerbasis Kompetensi Guru MataPelajaran Bahasa Indonesia).Direktorat Pendidikan Lanjutan
Guru Pemandu mengawali kegiatan pembelajarandengan mengucapkan salam, lalu menginformasikan
topik yang akan dipelajari, kompetensi, indikatorpencapaian kompetensi, ruang lingkup pembelajaran,dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan melaluiBahan Ajar 1 Pengantar Pembelajaran LangkahPerencanaan.
Selain itu, guru pemandu memberikan penjelasantentang kedudukan langkah perencanaan dalam tahapanmelaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Informasitersebut dapat diperjelas dengan menayangkan BahanAjar 2 Kedudukan Langkah Perencanaan dalam PTK.
Agar suasana kelas lebih hidup, sebelum menayangkanBahan Ajar tersebut, alangkah lebih baiknya pemandumengajukan beberapa pertanyaan yang mengarah ketopik pembelajaran.
Kegiatan 2 Kajian Tugas Mandiri
(Mengkaji tugas terstruktur topikidentifikasi masalah)
Guru Pemandu membagi guru peserta menjadi beberapakelompok (4 orang per kelompok) dan meminta masing-masing anggota kelompok saling mengoreksi danmenanggapi tugas terstruktur topik identifikasi masalah.Guru Pemandu berkeliling dan memandu tiap kelompok.Berdasarkan hasil koreksi dan tanggapan, pesertamemperbaiki tugasnya. Setelah itu, masing-masingkelompok memilih salah satu permasalahan yang palingurgen. Permasalahan-permasalahan yang terkumpul darimasing-masing kelompok kemudian dipilih kembalisecara klasikal. Permasalahan dipilih berdasarkan
tingkat esensial, kompleksitas, dan prosedural. Untuklebih jelasnya pemandu memperlihatkan Bahan Ajar 3:Kriteria Pemilihan Masalah. Akhir kegiatan inimenghasilkan satu permasalahan yang akan diangkatmenjadi model.
Guru Pemandu membentuk tiga kelompok besar sesuaidengan permasalahan yang sering dihadapi guru peserta
ketika mengembangkan perangkat pembelajaran, yaitu:
1. kelompok pengembangan skenario pembelajaran(RPP);
2. kelompok pengembangan LKS; dan
3. kelompok pengembangan instrumen penilaian.
Masing-masing guru peserta dibagi ke dalam tigakelompok tersebut sehingga terbentuk tiga kelompokahli, yaitu kelompok ahli mengembangkan RPP, ahli
mengembangkan LKS, dan ahli mengembangkaninstrumen penilaian. Setelah itu, mintalah setiapkelompok membaca, mengkaji, dan menelaah sumberbelajar yang berhubungan dengan hal yang ingin merekapahami tersebut. Adapun sumber belajar yang dirujukadalah sumber belajar 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, dan 11yang telah disediakan (terlampir), serta sumber belajarlainnya yang relevan.
Setelah setiap kelompok ahli mengkaji dan menelaahmasing-masing sumber belajar yang terkait, merekadiminta mempresentasikannya dan ditanggapi oleh
kelompok lain.
Kegiatan 4 Kerja Kelompok
(Menyusun rencana tindakan)
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipilih padakegiatan 2, Pemandu meminta masing-masing kelompokuntuk menyusun perencanaan tindakan terhadap
permasalahan tersebut dengan mencermati kesesuaianpendekatan, strategi dan metode yang akan digunakan.Adapun pembagian tugasnya adalah sebagai berikut.
Pada saat menyusun tugas di atas, tiap kelompok dapatmempergunakan sumber belajar pada kegiatan 3 danSumber Belajar 9 Metodologi Pembelajaran Bahasa dan Sumber Belajar 14 Modul DBE2: Teaching
St r at egy untuk dijadikan referensi.
Sebelum memulai diskusi, guru pemandu memperlihat-kan Bahan Ajar 4 Kata Mutiara. Guru Pemandu mengingatkan dan memotivasi bahwa sebuah tujuanakan tercapai dengan lancar dan berhasil jikadirencanakan dengan penuh kedisiplinan. Disiplinhendaknya selalu menghiasi setiap langkah kehidupan.
Guru Pemandu memonitor kegiatan yang berlangsung.Setelah berdiskusi, pemandu meminta masing-masingperwakilan kelompok mempresentasikannya dan
mempersilakan kelompok lain menanggapinya. Akhirdari kegiatan ini adalah peserta dapat menghasilkanperangkat pembelajaran yang akan dijadikan model.
Kegiatan 5 Diskusi Kelas
(Menyusun instrumen observasi pembelajaran)
Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah mempersiap-kan alat penggalian data dalam bentuk instrumenobservasi pembelajaran. Untuk penyediaan instrumenobservasi, pemandu meminta peserta mengkajiinstrumen yang disediakan guru pemandu untukdisesuaikan dengan kondisi pembelajaran yang akandilakukan atau data yang harus digali. Adapun lembarobervasi yang telah disediakan terdapat pada SumberBelajar 7 Contoh Lembar Observasi. Pemandu memintaagar perbaikan dilakukan secara langsung ditulis padalembar observasi tersebut untuk memudahkan perbaikan
pengetikan ulang sebelum digandakan dan akandiberikan pada para observer nantinya.
Setelah itu, pemandu mempersilakan guru pesertaberdiskusi untuk memilih seorang guru peserta yangakan menjadi model dalam pelaksanaan pembelajaranyang dirancang secara open class. Kemudian, setelahguru model dapat ditetapkan, maka menetapkan siswakelas berapa dan sekolah mana yang akan digunakan.Guru Peserta yang tidak berperan sebagai modelseluruhnya menjadi observer.
(Tanya Jawab, Penguatan, Refleksi, dan TindakLanjut)
Guru Pemandu memberi kesempatan kepada pesertauntuk mengajukan pertanyaan berkaitan dengan topikperencanaan yang telah dipelajari. Pada sesi tanyajawab ini guru lain dapat membantu menjawab. Setelah
tanya jawab, beberapa peserta diminta untukmerangkum pembelajaran.
Langkah selanjutnya pemandu dan guru pesertamelakukan refleksi pembelajaran. Pemandumempersilakan setiap guru peserta menuliskan hasilrefleksi diri tentang pengalaman melaksanakan pembe-lajaran topik perencanaan, khususnya pada keter-capaian kompetensi dan indikator pembelajaran dalambuku kerja.
Setelah itu, pemandu memberikan arahan tindak lanjut
pembelajaran dengan memberikan kegiatan mandiriberupa tugas struktur dan tugas belajar mandiri. Agarlebih jelas, guru pemandu memperlihatkan Bahan Ajar5: Tugas Terstruktur dan Tugas Mandiri
Guru Pemandu mengakhiri kegiatan dengan ucapansalam dan menginformasikan topik bahasan pertemuanberikutnya, yaitu pelaksanaan tindakan dan pengum-pulan data.
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar gurupeserta dilakukan melalui produk yang dihasilkan.Produk yang dihasilkan berupa skenario pembelajaranatau RPP, LKS, instrumen penilaian, dan lembarobservasi. Produk guru peserta akan dilampirkan dalamportofolio.
Pada pertemuan ke-9 Anda sudah mengidentifikasi danmerumuskan masalah pembelajaran yang dihadapi.Berdasarkan hal tersebut, buatlah perencanaanpenelitian tindakan kelasnya. Adapun hal-hal yang harus
disiapkan adalah sebagai berikut.1. Pilih KD lalu kembangkan indikatornya.
2. Tetapkan strategi (model) dan media pem-belajaran yang relevan.
3. Susunlah skenario pembelajaran atau RPP ber-dasarkan model tersebut.
4. Susunlah bahan ajar (LKS) untuk mendukungpelaksanaan pembelajaran sesuai dengan skenarioyang sudah Anda buat!
5. Susunlah instrumen penilaian untuk mengukurkeberhasilan pembelajaran yang Anda lakukan!
6. Susunlah lembar observasi untuk mengumpulkanbukti atau data tindakan!
Tugas Mandiri
Untuk meningkatkan kemampuan perencanaan, bacadan kajilah bahan bacaan dari sumber belajar 9, 12, dan13, serta sumber belajar yang relevan. Kemudiantuliskanlah laporannya dan diserahkan pada pertemuanberikutnya.
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik danmerupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajarisemua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkanmembantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya,dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan danperasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yangmenggunakan bahasa tersebut, dan menemukan sertamenggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yangada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untukmeningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik danbenar, baik secara lisan maupun tulis, sertamenumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraanmanusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesiamerupakan kualifikasi kemampuan minimal pesertadidik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadapbahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi inimerupakan dasar bagi peserta didik untuk memahamidan merespon situasi lokal, regional, nasional, danglobal.
Dengan standar kompetensi mata pelajaran BahasaIndonesia ini diharapkan:
1. peserta didik dapat mengembangkan potensinyasesuai dengan kemampuan, kebutuhan, danminatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaanterhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektualbangsa sendiri;
pengembangan kompetensi bahasa peserta didikdengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasadan sumber belajar;
3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukanbahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengankondisi lingkungan sekolah dan kemampuan pesertadidiknya;
4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibatdalam pelaksanaan program kebahasaan daankesastraan di sekolah;
5. sekolah dapat menyusun program pendidikantentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengankeadaan peserta didik dan sumber belajar yang
tersedia;
6. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajarkebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisidan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikankepentingan nasional.
B. Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuaidengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupuntulis
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasaIndonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasanegara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannyadengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkankemampuan intelektual, serta kematanganemosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untukmemperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuanberbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesiasebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
15.1 Mengidentifikasi kebiasaan, adat, etikayang terdapat dalam buku novelangkatan 20-30 an
15.2 Membandingkan karakteristik novelangkatan 20-30 an
Menulis
16. Menulis naskah drama 16.1 Menulis naskah drama berdasarkancerpen yang sudah dibaca
16.2 Menulis naskah drama berdasarkanperistiwa nyata
E. Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arahdan landasan untuk mengembangkan materi pokok,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaiankompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatanpembelajaran dan penilaian perlu memperhatikanStandar Proses dan Standar Penilaian
Nama Sekolah : …………………………………………………Mata Pelajaran : …………………………………………………Kelas/Semester : …………… / ………………………………..Alokasi Waktu : ....................................................................
Pengertian RPPRencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) adalahrencana yang menggambarkanprosedur dan pengorganisasianpembelajaran untuk mencapaisatu kompetensi dasar yangditetapkan dalam Standar Isi dandijabarkan dalam silabus. LingkupRencana Pembelajaran palingluas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang terdiri atas1 (satu) indikator atau beberapaindikator untuk 1 (satu) kalipertemuan atau lebih.
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakanoleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupapetunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatutugas. Tugas yang tertuang dalam lembar kegiatan harusjelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembarkegiatan dibuat untuk seluruh mata pelajaran. Tugas-tugas dalam lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakanoleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapidengan buku lain atau referensi lain yang terkait denganmateri tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepadapeserta didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugaspraktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah
artikel tertentu, kemudian membuat resume untukdipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupakerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya surveytentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatutempat.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Pengadaan bahan ajar bertujuan untuk:
a. Memudahkan guru dalam melaksanakanpembelajaran
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajarsecara mandiri dan belajar memahami untukmelaksanakan tugas tertulis.
Lembar kegiatan siswa akan memberikan manfaat bagiguru dan siswa. Guru akan memiliki bahan ajar yang siapdigunakan, sedangkan siswa akan mendapatkanpengalaman belajar mandiri dan belajar memahami tugastertulis yang tertuang dalam LKS.
C. Langkah Kerja Menyiapkan LKS
Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukandengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukankompetensi mana yang memerlukan bahan ajar LKS.Analisis dilakukan dengan cara mempelajari standarkompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,pengalaman belajar, dan indikator ketercapaian hasilbelajarnya.
2. Menyusun peta kebutuhan LKS
Peda kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahuijumlah LKS yang harus ditulis dan sekuensi atau urutanLKS-nya juga dapat dilihat. Sekuen LKS ini sangatdiperlukan dalam menentukan prioritas penulisan.Dalam menyusun peta kebutuhan LKS dapat digunakancara sebagai berikut.
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensidasar atau materi-materi pokok yang terdapat dalamkurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagaijudul LKS apabila kompetensi itu tidak terlalu besar,sedangkan besarnya kompetensi dasar dapat dideteksiantara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materipokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, makakompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judulLKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP,maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecahmisalnya menjadi 2 judul LKS. Judul LKS tidak harus samadengan yang tercantum dalam Kurikulum, yang penting
adalah bahwa kompetensi dasar yang harus dicapai secaraesensi tidak berubah. Penentuan judul akan menjadi lebihmudah apabila pengalaman belajar siswa diuraikanterlebih dahulu.
4. Penulisan LKS
Penulisan LKS dibuat setelah silabus disusun, dimulaidengan analisis kurikulum. Langkah-langkah penulisanLKS adalah sebaga berikut.
a. Perumusan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai
Rumusan kompetensi dasar pada suatu LKS langsungditurunkan dari buku Pedoman KhususPengembangan Silabus.
b. Menentukan alat Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasilkerja peserta didik. Karena pendekatanpembelajarannya yang digunakan adalah
kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan padapenguasaan kompetensi, maka alat penilaian yangcocok adalah menggunakan pendekatan PanilaianAcuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainyamelalui proses dan hasil kerjanya.
informasi pendukung, yaitu gambaran umum atauruang lingkup substansi yang akan dipelajari.Materi dapat diambil dari berbagai sumber sepertibuku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat,maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensiyang digunakan agar siswa membaca lebihmendalam tentang materi itu. Tugas-tugas harusditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaandari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswadapat melakukannya, misalnya tentang tugasdiskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dandidiskusikan dengan siapa, berapa orang dalamkelompok diskusi dan berapa lama.
Memahami ragam teks non-sastra dengan berbagai caramembaca
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi bacaansetelah membaca cepat 200kata per menit
Indikator : - Membaca cepat 200 kataper menit untuk me-nyimpulkan isi bacaan
- Menjawab pertanyaandengan peluang ketepatan
75% dari seluruh per-tanyaan yang tersedia.
- Menyimpulkan isi bacaandalam 2-3 kalimat
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswamampu menjawab pertanyaan dengan peluangketepatan 75% dan mampu menyimpulkan isibacaan setelah membaca cepat 200 kata per
menit
II. Materi Ajar
Teks bacaan terdiri atas 600 atau 900 kata
• Teknik membaca cepat
Teknik SQ3R (Survey, Question, Read,Recite, Review)
f. Siswa berlatih menghitung kecepatanmembaca dengan rumus kecepatanmembaca.
g. Siswa diberi waktu 3 menit untukmenjawab pertanyaan yang dibuatnyatanpa melihat kembali materi bacaan(recite).
g. Siswa melihat kembali materi bacaan/mengulang (review ) sambil me-meriksajawaban yang didapatnya selama 2 menit.
h. Setelah kelima langkah tersebutdilaksanakan, siswa diminta untuk me-ngerjakan soal selama 10 menit.
i. Guru dan siswa membahas jawaban darisoal-soal tersebut bersama-sama.
j. Siswa menghitung tingkat pemahamanterhadap isi bacaan.
4. Secara berpasangan dan bergantian, siswamembaca cepat dengan menggunakan teknikSQ3R.
5. Siswa menghitung kecepatan membacanya
dengan rumus membaca cepat.
6. Siswa menjawab pertanyaan mengenai isibacaan.
7. Siswa menyimpulkan isi bacaan dalam 2-3kalimat.
8. Siswa saling mengoreksi hasil pekerjaannya.
9. Siswa saling mengungkapkan pendapat tentangfungsi membaca cepat.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa dengan difasilitasi oleh gurumenyimpulkan pembelajaran, khususnyatentang fungsi membaca cepat dan caramembaca cepat dengan menggunakanteknik SQ3R.
Menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200kata per menit
Indikator
• Membaca cepat ± 200 kata per menit untukmenyimpulkan isi bacaan
• Menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan75% dari seluruh pertanyaan yang tersedia
• Menyimpulkan isi bacaan dalam 2-3 kalimat
Petunjuk Belajar
1. Baca LKS kamu dengan cermat.
2. Kerjakan setiap langkah sesuai dengan petunjuk.
3. Pergunakan stopwatch untuk mengukur waktumembaca.
4. Jika menemukan kesulitan dalam menyelesaikan
tugas berkonsultasilah pada gurumu
Informasi
Membaca cepat adalah jenis membaca yang meng-utamakan kecepatan tanpa meninggalkan pemahamanterhadap isi bacaan. Kecepatan membaca seseorangdiukur dengan jumlah kata yang dibaca dibagi denganwaktu yang digunakan untuk membaca bacaan. Waktudihitung dalam detik. Kemudian, hasilnya dikalikandengan angka 60 (sesuai dengan jumlah detik dalamsatu mnit), sehingga kecepatan membaca ditentukan
dalam satuan kata per menit.
LEMBAR KERJA SISWAJudul : Membaca Cepat 200 Kata Per MenitMata Pelajaran : Bahasa dan Sastra IndonesiaKelas : VIIWaktu : 2 x 40 menitTempat : Ruang kelas atau perpustakaan
Adapun jika digambarkan dengan menggunakan rumusakan tampak seperti berikut ini.
Pemahaman terhadap isi bacaan diukur dengan caramenghitung kemampuanmu dalam menjawabpertanyaan mengenai isi bacaan. Cara menghitungnyadengan menghitung skor yang kamu peroleh dibagidengan skor maksimal. Kecepatan membaca yang baikminimal 200 kata per menit.
Di samping memperhatikan kecepatan, pemahamanterhadap isi bacaan juga menjadi faktor penting dalammenentukan keberhasilan membaca cepat. Tingkatpemahaman yang baik paling sedikit sebesar 75%.Pemahaman isi bacaan didapat dari jumlah skor yangdiperoleh dibagi dengan skor ideal, kemudian dikalikandengan 100%.
Tingkat pemahaman terhadap isi bacaan dapatdigambarkan dengan rumus berikut ini.
Pada saat membaca cepat hendaknya kamumenghindari hal-hal berikut ini.
1. Menggerak-gerakkan anggota tubuh (kaki, tangan,dll.)
2. Membaca sambil bergumam/bersuara atau
bersenandung.
3. Berhenti lama pada setiap awal baris
4. Mengulang kata atau kalimat yang sudah dibaca.
Jumlah kata
Kecepatan Membaca = _____________ X 60
Waktu (detik)
Skor yang diperolehPemahaman Isi = ____________________ X 100%
1. Lakukan kegiatan ini secara berpasangan danbergantian!
2. Tentukanlah kamu atau temanmu yang akanberperan terlebih dahulu sebagai pembaca danjuri dalam pengukuran waktu!
3. Juri harus mencatat waktu yang diperlukan untukmembaca dengan cermat. Setelah selesaimembaca, pembaca dapat meminta soal dari juri,dan juri menarik teks bacaan yang telah dibaca.
4. Setelah kamu dan temanmu selesai membaca teksdan menjawab soal yang disediakan, cocokkanjawaban soal berdasarkan kunci yang sudahdisediakan!
5. Simpulkan isi bacaan tersebut dalam dua sampaitiga kalimat!
6. Berdasarkan data yang tersedia, hitunglahkecepatan membacamu dan tingkat pemahamanmuterhadap isi bacaan.
Usahakan agar kecepatan membacamu mencapai200 kata per menit dan pemahamanmu terhadapisi bacaan minimal 75%. Jika belum, berlatihlahdengan menggunakan teks bacaan lain!
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil. Ukurannya 1km lebih, yang terbesar 700 km. Terdapat beribu-ribuAsteroid dalam sistem tata surya. Sebagian besarditemukan daerah khusus asteroid antara planet mars danplanet yupiter. Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumidinamakan asteroid "Apollo". Banyak diantara asteroid yangsudah dinamakan oleh para ilmuwan dengan nama parailmuwan yang menemukannya.
Sejarah penemuan asteroid
Penemuan asteroid yang pertama terjadi lebih dari duaabad yang lalu, yaitu pada tahun 1801, oleh Piazzi seorangastronom Italia. Asteroid temuannya yang diberi namaCeres, pada awalnya diduga sebagai planet yang hilangsebagaimana diramalkan oleh hukum Titius-Bode. Bendaangkasa tersebut hingga kini memegang rekor sebagaiasteroid terbesar di Tata Surya dengan taksiran garistengah lebih dari 900 kilometer.
Terbentuknya Asteroid
Asteroid terbentuk dari material yang menjadi saksi bisudari proses terbentuknya Tata Surya sekitar empatsetengah miliar tahun yang lalu di bawah pengaruhinteraksi gravitasi. Sebagian besar populasi asteroiddijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Jupiter,daerah yang dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt).Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, adapula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, sepertikelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple AAsteroids - Amor, Apollo, Aten).
Lain halnya dengan komet. Benda langit yang oleh banyakkultur bangsa diidentikkan dengan pertanda buruk iniberasal dari tepian Tata Surya. Awan Oort yang berada jauhdi luar orbit Pluto dipercaya sebagai tempatpembiakannya. Seperti anggota Tata Surya lainnya, kometpun mengorbit Matahari. Akibat gangguan gravitasi dariplanet-planet raksasa di Tata Surya, komet-komet tersebutdapat berubah orbitnya. Dari yang semula berada di tepianTata Surya menjadi bermukim di Tata Surya bagian dalammenjadi komet berperiode pendek.
Ukurlah pemahamanmu dengan menjawab soal-soal dibawah ini tanpa melihat kembali bahan bacaan!
1. Benda langit yang diidentikkan sebagai pertandaburuk adalah ....
a. asteroid
b. komet
c. meteor
d. awan qort
Waktu selesai membaca: pukul…menit ... detik…
Apakah Meteor Itu ?
Meteor atau disebut juga bintang jatuh adalah bagiandari angkasa yang terpisah dari asteroid. Orbit meteorterhadap matahari dinamakan "Meteoroid" yang terdiridari bebatuan dan bongkahan logam seperti besi dannikel. Meteor yang jatuh jika kita lihat mempunyaicahaya yang melewati langit seperti bola api.
Terkadang, bumi dijatuhi meteor. Hal ini disebutsebagai hujan meteor. Hujan meteor atau pancaranmeteor terlihat di langit hampir pada tanggal yangsama dalam setiap tahun. Kejadian yang paling indahterjadi sekitar tanggal 3 januari, 12 agustus dan 14desember. Jutaan meteor masuk kedalam atmosfir
bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis sebelummencapai permukaan bumi. Kadang-kadang meteoryang besar tidak terbakar habis dan jatuh ke bumi.Sebuah meteor yang jatuh kebumi disebut dengan batubintang. Meteor besar pernah jatuh di daerah AfrikaSelatan, Antartika, Rusia, Kanada dan sejumlah tempatlainnya.
Meteor besar yang jatuh ke bumi akan membentukkawah-kawah seperti kawah Barringer di wilayahArizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuhkira-kira 40.000 tahun yang lalu.
Waktu mulai membaca: pukul ... menit ... detik ....
PENYU HIJAU DAN LUBANG TIPUANNYA
Penyu hijau adalah reptilia penting di Suaka MargasatwaCikepuh. Usaha pengelolaannya dengan penetasan semialamiahdilaksanakan sejak tahun 1980. penyu memang memilikikeunikan dan daya tarik sendiri. Bentuk tubuh dan carabergeraknya berbeda dengan hewan lain. Jika kura-kura dapatmenarik leher dan keempat kakinya, penyu tidak dapat samasekali. Melihat penyu bertelur mungkin merupakan salah satu
atraksi yang paling unik yang dapat dilihat tiap malam, padabulan Juli hingga September setiap tahun.
Herpetology adalah salah satu cabang biologi yangmendukung pemecahan masalah “bagaimana melestarikan,mengelola, dan memanfaatkan penyu hijau demi kepentinganumat manusia.” Herpetologi mempelajari seluk beluk hewanamphibian dan reptilian. Beberapa aspek yang dapat dipelajaridlam herpetology antara lain ialah aspek ekologi dan aspekperilaku.
Penyu hijau termasuk dalam kelas reptilian dan
bangsanya Testudinata. Menurut catatan mengenaiklasifikasinya, bangsa Testudinata dibagi menjadi lima keluarga,yaitu Testudinatadae, sperti contohnya kura-kura darat (Testudoemys); keluarga Chelonidae, contohnya penyu hijau (Cheloniamydas); keluarga Dermochellydae, contohnya penyu belimbing(Dermochelis corriacea); kelurga Trionychidae, contohnya bulusair tawar (Trinyx corriageneus); dan keluarga Chelidae,contohnya kura-kura leher panjang (Chelodina novaguinea).
Pada penyu dewasa, pinggiran carapacenya halus, samasekali tidak bergigi. Lengannya berbentuk dayung dan hanya
mempunyai sebuah cakar. Warna carapacenya coklat tua,kadang-kadang ada warna olive (hijau pudar). Permukaancarapace yang bergelombang ini dihiasi juga oleh bintik-bintikyang warnanya lebih gelap daripada warna dasarnya, seprticoklat tua. Bagian plastron (perutnya) berwarna kekuning-kuningan. Pada tukik, carapacenya berwarna abu-abu sampaihitam. Demikian pula pinggiran sisik-sisik pelindung kulit dansirip. Plastronnya berwarna putih kehitaman.
Walaupun sepanjang hidupnya berada di laut, ternyatauntuk meneruskan keturunannya penyu hijau harusberhubungan dengan daratan. Semua penyu
perkembangbiakannya melalui telur. Penyu hijau di Cikepuhmendarat pada waktu hari mulai gelap, sekitar pukul 20.00sampai dengan pukul 03.00 pagi. Empat sampai sepuluh ekorpenyu hijau betina mendarat tiap malam. Kecuali keadaanlingkungan yang tidak memungkinkan baginya, seperti ombakyang terlalu besar dan turunnya hujan lebat.
Menunggu penyu yang sedang bertelur dapatdiibaratkan menanti seorang ibu yang sedang melahirkan dirumah sakit bersalin. Waktu yang digunakan penyu hijaubetina untuk bertelur cukup lama. Mulai mendarat, merayapke tempat sarang telur, bertelur, sampai kembali
meninggalkan pantai diperlukan waktu sekitar dua sampaidengan tiga setengah jam. Hal lain yang cukup menarik ialahjalan penyu di pasir, memperlihatkan seperti bekas jalan-jalan tank=tank amphibi.
Pada mulanya penyu hijau merayap lambat mencaritempat yang cocok bagi telur-telurnya. Biasanya ia memilihtempat yang cocok bagi telur-telurnya. Biasanya ia memilihtepat pantai berpasir yang takterkena genangan air laut padawaktu pasang. Setelah mendapat tempat yang dirasanyacukup baik, ia mulai menggali lubang sebagai sarang telurnya.
Sarang tempat berleur itu dibuat dalam dua tahap.Pertama, penyu hijau membuat lubang besar yang agak dalamdengan menggunakan keempat kakinya. Lubang galian yangbesar dan agak dalam ini digunakan sebagai tempat untukmenyembunyikan tubuhnya yang besar, sewaktu iamengelurakan telur-telurnya nanti. kemudian setelahbadannya cukup tersembunyi, barulah ia membuat lubangkecil di antara kaki belakangnya. Dalamnya, kira-kira samapanjang dengan kaki belakangnnya, yaitu 30 – 50 cm.
Lubang kecil inilah yang digunakan sebagai tempat
menyimpan telur-telurnya. Setelah selesai membuat lubangtelurnya, ia akan meraba ekornya dengan kaki belakang danmendekatkannya pada mulut lubang itu. Telur dikeluarkansatu-persatu dari kloakanya. Kadang-kadang lebih dari satubutir telur dikeluarkan secara bersamaan, tetapi tidak lebihdari tiga butir telur. Pada telur yang keluar, cangkang ataukulitnya dilapisi dengan cairan. Ini penting untuk melindungiembrio dalam masa inkubasi.
Penyu hijau betina biasanya bertelur dalam jumlah 100 –140 butir telur. Penyu hijau betina yang berukuran besar dapatmenyimpan dan mengelurkan telur sampai 160 butir. Jumlah yang
dikeluarkan biasanya sesuai dengan umur penyu itu sendiri.
Di Suaka Margasatwa Cikepuh, berat badan penyu hijaubetina rata-rata 200 kg, sedangkan panjangnya 1,4 meter. Iniadalah hasil pengukuran dan penimbangan yang pernah dilakukandi sana. Bentuk atau rupa telur penyu hijau agak berbeda-beda.Cangkang telur berkulit lunak sebesar bola pingpong, berwarnaputih dan tidak begitu bulat. Diameternya 40 – 60 mm.
Perilaku yang cukup menarik dari penyu hijau pada waktusetelah bertelur ialah membuat lubang tipuan. Lubang inidigunakan penyu sebagai cara untuk mengelabui pencuri telur-telurnya.pencuri atau predator telur penyu hijau biasanya biawak(varanus sp), macan tutul (panthera pardus), dan manusia. Prosespembuatan lubang tipuan sama dengan pembuatan lubang asli.Bedanya, pada lubang tipuan tidak ada tempat menyimpan telur,jadi hanya lubang badan saja. Jarak antara lubang asli dan lubangtipuan biasanya tidak lebih dari lima meter. Bak seorang ibu,tentu akan merasa sedih dan menangis jika ia dipisahkan dengananaknya. Peristiwa ini pun terlihat pada penyu hijau betinasewaktu menutupi lubang telur-telurnya.
Sebenarnya tidaklah demikian. Mata penyu betina
seringkali tertutup pasir yang disebabkan kibasan kakinya padawaktu membuat dan menutup lubang telur. Karena itu, penyubetina akan selalu mengeluarkan cairan yang berfungsi untukmatanya agar tidak kemasukan pasir. Hal inilah yangmenyebabkan penyu itu kelihatan menangis karena ia tidak akanpernah melihat anak-anaknya nanti.
(Sumber bahan ajar: web/ buku tentang Latihan Membaca)
Waktu selesai membaca: pukul ... menit ... detik....
Dalam rangka mengimplementasikan pogram pem-belajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guruharus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalammelaksanakan pembelajaran baik di kelas, laborato-rium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi
dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPPmemuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitaspembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaansuatu Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan StandarKompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yangakan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinciharus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pem-belajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkahKegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, danIndikator dikutip dari silabus yang disusun olehsatuan pendidikan
Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaiansatu kompetensi dasar yang bersangkutan, yangdinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknyapertemuan. Oleh karena itu, waktu untukmencapai suatu kompetensi dasar dapatdiperhitungkan dalam satu atau beberapa kalipertemuan bergantung pada karakteristikkompetensi dasarnya.
B. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran berisi penguasaankompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentukpernyataan yang operasional dari kompetensidasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudahoperasional, rumusan tersebutlah yang dijadikandasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah
tujuan atau beberapa tujuan.
C. Mencantumkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yangdigunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.Materi pembelajaran dikembangkan denganmengacu pada materi pokok yang ada dalamsilabus.
D. Mencantumkan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagaimetode, tetapi dapat pula diartikan sebagai modelatau pendekatan pembelajaran, bergantung padakarakteristik pendekatan dan/atau strategi yangdipilih.
E. Mencantumkan Langkah-langkah KegiatanPembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harusdicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap per-temuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan tetapi,dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan,sesuai dengan karakteristik model yang dipilih,menggunakan urutan sintaks sesuai denganmodelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutuptidak harus ada dalam setiap pertemuan.
F. Mencantumkan Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada per-umusan yang ada dalam silabus yang dikembangkanoleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakupsumber rujukan, lingkungan, media, narasumber,alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secaralebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam
silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harusdicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang,dan halaman yang diacu.
G. Mencantumkan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentukinstrumen, dan instrumen yang dipakai untukmengumpulkan data. Dalam sajiannya dapatdituangkan dalam bentuk matrik horisontal atauvertikal. Apabila penilaian menggunakan tekniktes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas
rumah yang berupa proyek harus disertai rubrikpenilaian.
b. Siswa mendapatkan tugas untuk mendatahal-hal yang terdapat di lingkungansekolahnya yang dapat diangkat sebagaiberita dan menuliskan pokok-pokokberitanya dengan memperhatikan 5W+1H
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Awal
Siswa dan guru bertanya jawab tentang tugasrumah penulisan teks berita
2. Kegiatan Inti
a. Siswa mendiskusikan hasil tugas rumahnyadengan bimbingan guru
b. Siswa mengembangkan pokok-pokok beritamenjadi sebuah teks berita denganmemperhatikan 5 W + 1 H
c. Secara berkelompok, siswa menilai hasilkerja temannya dengan rubrik yang sudah
disepakati kemudian menyuntingnya
d. Siswa memperbaiki tulisan berdasarkanhasil suntingan teman
e. Siswa dan guru memilih tiga tulisan terbaik
f. Siswa memajang berita terbaik darimasing-masing kelompok di papan pajangkelas
Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3 Materi Pelatihan Terintegrasi
Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia).Depdiknas, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, DirektoratJenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, DepartemenPendidikan Nasional, Jakarta, 2005.
a. Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan
Dilihat dari sudut lain, altematif tindakan perbaikanjuga dapat dilihat sebagai hipotesis dalam artimengindikasikan dugaan mengenai perubahan dalam artiperbaikan yang bakal terjadi jika suatu tindakandilakukan. Misalnya, jika kebiasaan membacaditingkatkan melalui penugasan mencari kata atauistilah serapan, perbendaharaan kata akan meningkatrata-rata 10% setiap bulannya. Dari contoh ini hipotesistindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapatmemecahkan masalah yang ingin diatasi denganpenyelenggaraan PTK .
Jika hipotesis penelitian formal menyatakan adanyahubungan antara dua variabel atau lebih ataumenyatakan adanya perbedaan antara dua kelompokatau lebih,maka hipotesis tindakan tidak menyatakan
demikian, tetapi menyatakan "kita percaya tindakankita akan merupakan suatu solusi yang dapatmemecahkan permasalahan yang diteliti". Sebagaicontoh lain, "pelibatan orang tua dalam perencanaankegiatan akademik sekolah, akan berdampakmeningkatkan perhatian mereka terhadap penyelesaiantugas siswa di rumah".
Dari hasil pengkajian/diskusi tersebut. dapat diperolehlandasan untuk membangun hipotesis tindakan. MenurutSoedarsono (1997) beberapa hal yang perlu diperhatikandalam merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
I) Rumuskan altematif tindakan perbaikan berdasarkanhasil kajian. Dengan kata lain, altematif tindakanperbaikan hendaknya mempunyai landasan yang
mantap secara konseptual.
2) Kaji ulang setiap altematif tindakan perbaikan yangdipertimbangkan dan evaluasi dan segi relevansinyadcngan tujuan, kelaikan teknis, sertaketerlaksanaannya. Di samping itu, tetapkan jugacara penilaiannya sehingga dapat memfasilitasipengumpulan serta analisis data secara cepat namuntepat selama program tindakan perbaikan itudiimplementasikan.
3) Pilih altematif tindakan serta prosedur implementasi
yang dinilai paling menjanjikan hasil yang optimalnamun masih tetap ada dalam jangkauankemampuan guru untuk melakukannya dalam kondisidan situsasi sekolah yang aktual.
4) Pikirkan dengan saksama perubahan-perubahan atauperbaikan-perbaikan yang secara implisit dijanjikanmelalui hipotesis tindakan itu, baik yang herupaproses dan hasil belajar siswa maupun teknikmengajar guru.
Setelah diperoleh gambaran awal mengenai sejumlahhipotesis tindakan, selanjutnya Anda perlu melakukanpengkajian terhadap kelaikan dan masing·masinghipotesis tindakan itu dari segi "jarak" yang terdapatantara situasi nyata dengan situasi ideal yang dijadikanrujukan. Jika terdapat jarak yang terlalu jauh di antarakeduanya sehingga dalam praktik akan terlalu sulituntuk mengupayakan perwujudannya, tindakan yangdilakukan tidak akan membuahkan hasil yang optimal.
Oleh karena itu. kondisi dan situasi yang dipersyaratkanuntuk penyelenggaraan sesuatu tindakan perbaikandalam rangka PTK harus ditetapkan sedemikian sehinggamasih ada dalam batas-batas kemampuan guru serta
dukungan fasilitas yang tersedia di sekolah maupunkemampuan rata-rata siswa untuk "mencernakannya".Dengan kata lain, sebagai aktor PTK, guru hendaknyacukup realistis dalam menghadapi kenyataan kesehariandunia sekolah di mana ia berada dan melaksanakantugasnya.
Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik. ltuberarti bahwa baik proses 'implementasi tindakan yangdilakukan maupun dampak yang diakibatkannya dapatdiamati oleh guru yang merupakan aktor PTK maupunmitra kerjanya. Sebagian dan gejala-gejala yang dapat
diamati ito dapat dinyatakan dalam angka·angka,namun sebagian lagi hanya dapat diberikan secarakualitatif Namun, yang paling penting, gejala-gejaJatersebut harus dapat diverifikasi oleh pengamat lain,apabila diperlukan.
Pada gilirannya, untuk melakukan tindakan agarmenghasilkan dampak/hasil sebagaimana diharapkan,diperlukan kajian mengenai kelaikan hipotesis tindakanterlebih dahulu. Menurut Soedarsono (1997), beberapahal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji kelaikanhipotesis tindakan sebagai berikut.
I) Implementasi PTK akan berhasil, hanya apabiladidukung oleh kemampuan dan komitmen guru yangmerupakan aklomya. Di pihak lain, sebagaimanatelah dikemukakan dalam bagian terdahulu, untukpelaksanaan PTK kadang-kadang memang masihdiperlukan peningkatan kemampuan guru melaluiberbagai bentuk pelatihan sebagai komponenpenunjang. Selanjutnya, selain persyaratankemampuan, keberhasilan pelaksanaan PTK jugaditentukan oleh adanya komitmen guru yang merasa
Dengan kata lain, PTK dilakukan bukan karenaditugaskan oleh atasan atau didorong oleh keinginanuntuk memperoleh imbalan finansial.
2) Kemampuan siswa juga perlu diperhitungkan baikdan segi fisik, psikologis dan sosial budaya maupunetik. Dengan kata lain, PTK seyogyanya tidakdilaksanakan apabila diduga akan berdampakmerugikan siswa.
3) Fasilitas dan sanana pendukung yang tersedia dikelas atau disekolah juga perlu diperhitungkan.sehab pelaksanaan PTK dengan mudah dapattersabotase oleh kekurangan dukungan fasilitaspenyelenggaraan. Oleh karena itu, demikeherhasilan PTK maka guru dan mitranya dituntut
untuk dapat mengusahakan fasilitas dansarana yangdiperlukan.
4) Selain kemampuan siswa sebagai perorangan,keberhasilan PTK juga sangat tergantung pada iklimbelajar di kelas atau sekolah. Namun pertimbanganini tentu tidak dapat diartikan sebagaikecenderungan untuk mempertahankan status kuo.Dengan kata lain, perbaikan iklim belajar di kelasdan di sekolah memang justru dapat dijadikansebagai salah satu sasaran PTK.
5) Karena sekolah juga merupakan sebuah organisasi,maka selain iklim belajar sebagaimana dikemukakanpada butir 4), iklim kerja sekolah juga menentukankeberhasilan penyelenggaraan PTK. Dengan katalain, dukungan dan kepala sekolah serta rekansejawat guru dapat memperbesar peluangkeberhasilan PTK.
Selain itu semua, tim PTK juga perlu membahas seearamendalam tentang kemungkinan konsekuensi atasdilakukannya tindakan yang harus diantisipasi. Demikianpula kemungkinan timbulnya masalah baru dengan
adanya tindakan di kelas.
Atas dasar babagai pertimbangan di atas maka penelitidapat secara lebih cermat menyusun rencana yang akandilakukan.
c. Persiapan Tindakan
Sebelum PTK dilaksanakan. apa saja yang perlu Andapersiapkan? Tim PTK perlu melakukan berbagaipersiapan sehingga semua komponen yang direncanakandapat dike lola dengan baik. Langkah-langkah persiapanyang perlu ditempuh itu sebagai berikut.
1) Membuat skenario pembelajaran yang berisikanlangkah-Iangkah yang dilakukan guru di sampingbentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalamrangka implementasi tindakan perbaikan yang telahdirencanakan.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yangdiperlukan di kelas, seperti gambar-gambar danalat-alat peraga.
3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisisdata mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan,kalau perlu juga dalam bentuk pelatihan-pelatihan.
4) Melakukan simulasi pelaksanaan. tindakan perbaikanuntuk menguji keterlakasanaan rancangan, sehingga
dapat menumbuhkan serta memperlebal kepercaya-an diri dalam pelaksanaannya yang sebenarnya.Sebagai aktor PTK, guru hampir terbebas dari rasatakut gagal dan takut berbuat kesalahan.
Proposal PTK merupakan paparan rencana kegiatan yang
dituangkan dalam bentuk naratif guna mengorganisasi-kan seluruh rangkaian tahap kegiatan PTK.
a. Kedudukan Penyusunan Proposal
Topik penyusunan proposal merupakan topik bahasanpertemuan minggu ke-11 dari 16 pertemuan dalamproses belajar BERMUTU. Topik ini bukan bagian daritahapan pelaksanaan PTK, tetapi hanya sebagai saranadalam rangka mempermudah pelaksanan PTK yang akandilakukan.
b. Pentingnya Prosedur Penyusunan Proposal
Tujuan PTK adalah adanya keinginan guru peserta yanghendak meneliti untuk memecahkan masalahnya melaluitindakan atau intervensi yang sudah dipertimbangkandan direncanakan dengan sungguh-sungguh, sehinggahasilnya akan mampu menubuhkan perubahan yangmengarah pada perbaikan proses pembelajaran. Untukitu, penyusunan proposal penelitian sangat pentingdilakukan dan dipersiapkan dengan maksimal agar adapegangan, panduan atau pedoman bagi peneliti dalammelaksanakan tindakan.
c. Ruang Lingkup
Pada pertemuan ini akan dibahas tentang sistematikaproposal dan berlatih menyusun proposal. Hal inidipandang penting agar ada pedoman yang dapatdigunakan sebagai pegangan para peserta sebelummelaksanakan tindakan.
d. Petunjuk Kegiatan Pembelajaran
Total alokasi waktu yang dipergunakan dalam topik iniadalah 12 jam pelajaran yang meliputi tatap muka diMGMP selama 4 jam pelajaran (@ 50 menit), tugasterstruktur 4 jam pelajaran (@ 60 menit), dan tugasmandiri 4 jam pelajaran (@ 60 menit). Adapun petunjukdari masing-masing kegiatan tersebut dijabarkansebagai berikut.
Kegiatan pembelajaran pada sesi ini adalah proses untukmemahami penyusunan proposal atau usulan penelitian
dan berlatih menyusunnya. Pada kegiatan ini pemandumemandu dan membimbing guru peserta dalam berlatihmenyusun proposal penelitian tindakan kelas berdasar-kan satu permasalahan yang diangkat.
Tugas Terstruktur dan Tugas Mandiri
Setelah kegiatan belajar tatap muka di forum MGMP,guru peserta diharuskan melakukan kegiatan mandiri,yaitu mengerjakan tugas terstruktur berupa menyusunproposal PTK berdasarkan permasahan yang sudahdipilihnya. Selain tugas terstruktur, guru peserta pun
diberi tugas mandiri, yaitu menelaah lebih lanjuttentang teknik atau cara penyusunan proposal darisumber belajar yang tersedia dan sumber yang relevan.Setelah itu, guru peserta menyusun laporan kajian kritishasil penelaahannya dan membawanya dalam per-temuan berikut.
Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pem-belajaran topik ini antara lain:
Sumber Belajar Nama RujukanKeteranganLampiran
Sumber belajar 1 Bahan Ajar Topik PenyusunanProposal.
Lampiran
Sumber belajar 2 Contoh poposal PTK Lampiran
Sumber belajar 3 Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3Materi Pelatihan TerintegrasiBerbasisKompetensi Guru MataPelajaran Bahasa Indonesia).Depdiknas, Direktorat PendidikanLanjutan Pertama, DirektoratJenderal Pendidikan Dasar danMenengah, Departemen PendidikanNasional, Jakarta, 2005.
Lampiran
Sumber belajar 4 Hylite Module Unit 7: PenyusunanProposal
Setelah mengucapkan salam, guru pemandumenjelaskan secara ringkas tentang topik yang akandibahas, kompetensi, indikator pencapaian kompetensi,ruang lingkup, dan kegiatan belajar yang akan dilakukanmelalui Bahan Ajar 1: pengantar pembelajaran topikpenyusunan proposal
Langkah selanjutnya, guru pemandu mengingatkan danmenginformasikan kembali pentingnya kegiatanpenyusunan proposal sebelum PTK dilaksanakan. Agarkelas lebih hidup, pemandu bisa memberikanpertanyaan terlebih dahulu tentang seputar pentingnyapenyusunan proposal
Kegiatan 2 Kajian Tugas Mandiri(Mengkaji tugas mandiri tentangperencanaan tindakan)
Guru Pemandu membagi guru peserta menjadi beberapakelompok (2 - 3 orang per kelompok) dan memintamasing-masing anggota kelompok saling mengoreksi danmenanggapi tugas terstruktur topik perencanaan tindak.Guru Pemandu berkeliling, memandu, dan membimbingtiap kelompok. Berdasarkan hasil koreksian dantanggapan, peserta memperbaiki tugasnya.
Pertanyaan guru pemandu:
Aktivitas sebuah penelitian, tak terkecuali PTKdalam pembelajaran bahasa Indonesia, dimulai
dengan membuat rencana yang umumnya disebutproposal penelitian. Mengapa? Adakah perbedaanproposal PTK dalam pembelajaran bahasaIndonesia dengan PTK dalam pembelajaran mata
Kegiatan 3 Diskusi dan Presentasi Kelompok(Menganalisis bagian-bagian proposal PTK)
Guru Pemandu membagi kelas menjadi lima kelompok
besar. Lalu membagikan contoh proposal PTK yangdiperoleh dari Sumber Belajar 2: Contoh Proposal PTK kepada tiap kelompok. Setelah itu, masing-masing ke-lompok peserta diberi waktu untuk membaca ataumencermati contoh proposal tersebut. Berikutnya gurupemandu mempersilakan kepada masing-masing kelom-pok untuk menganalisis bagian-bagian proposal, apa danbagaimana isinya. Pertanyaan berikut dapat digunakansebagai arahan/pemandu.
Langkah selanjutnya, guru pemandu mempersilakansalah satu kelompok untuk mempresentasikan hasildiskusinya dan meminta kepada kelompok lain untukmenanggapinya. Setelah itu, guru pemandu memper-lihatkan Bahan Ajar 2: Sistematika Proposal Penelitiandan meminta kepada guru peserta untuk menemukankesamaan dan perbedaannya dengan format yang di-pakai dalam contoh proposal PTK. Hasil dari kegiatanini adalah format proposal hasil gabungan darikeduanya. Format ini akan digunakan dalam latihanmenyusun proposal PTK.
Kegiatan 4 Kerja Kelompok(Latihan menyusun proposal PTK)
Guru Pemandu menugasi masing-masing kelompok untukmenyusun proposal PTK berdasarkan perencanaan yangsudah disusun pada pertemuan sebelumnya. Padalangkah pertama pemandu mempersilakan tiap ke-lompok mendiskusikan judul yang mencerminkan per-masalahan pokok yang akan dipecahkan dalam PTK.Selain itu, judul juga harus singkat dan spesifik.
Pertanyaan guru pemandu
• Tuliskan bagian-bagian dari contoh proposal PTK
dalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebut!
Penomoran atau notasi bagian atau sub-bagian
tuliskan seperti yang ada dalam proposal!
• Apa inti dari isi masing-masing bagian tersebut?
Penerapan Metode Membaca SQ3Runtuk Meningkatan KemampuanMembaca Siswa Kelas VII A SMPNJayanti
Pada langkah kedua, pemandu mengajak kelompokuntuk memulai menulis proposal. Bagian pertama me-nuliskan latar belakang masalah. Bagian ini di antaranyamengemukakan bahwa masalah tersebut merupakanmasalah faktual dan nyata, dan masalah tersebut me-rupakan masalah yang penting dan mendesak untukdipecahkan.
Contoh:
Latar Belakang Masalah
• Permasalahan yang diangkat adalah masihrendahnya kemampuan siswa dalam membacacepat. Hal ini tercermin dari masih rendahnyakecepatan membaca siswa dan rendahnya pe-
mahaman terhadap isi bacaan.
• Penting bagi siswa memiliki kemampuan membacacepat untuk menjalani hidup masa kini dan masaakan datang, khususnya untuk mendukungkemampuan berbahasa produktif, seperti ber-bicara dan menulis.
• Banyaknya informasi yang perlu diakses oleh siswadalam rangka pengembangan pengetahuan danwawasan.
• Kemampuan membaca dapat berpengaruh ter-hadap mata pelajaran lain.
• Perlunya metode atau teknik yang dapat me-ningkatkan kemampuan membaca.
Setelah penyusunan latar belakang, guru pemandumemandu tiap kelompok untuk merumuskan masalah.Perumusan masalah biasanya berupa pertanyaan yangakan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan.Perumusan masalah dirumuskan dengan kalimat tanya
dan mengajukan alternatif tindakan yang akan di-lakukan.
Contoh:
Perumusan Masalah
Apakah penerapan metode membaca SQ3R dapatmeningkatan kemampuan membaca cepat siswa kelasVIIA SMPN Jayanti?
Berikutnya, guru pemandu meminta tiap kelompokmerumuskan tujuan dan manfaat penelitian. Tujuanpenelitian dikemukakan secara singkat dan harusterjawab dalam kesimpulan hasil penelitian. Sedangkanmanfaat penelitian menguraikan kontribusi hasil
penelitian tentang kualitas pembelajaran sehinggatampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponenpendidikan di sekolah terkait.
Contoh:
Tujuan Penelitian
Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca
cepat melalui metode membaca SQ3R.
Manfaat Penelitian
• Proses belajar mengajar bahasa Indonesia,khususnya aspek membaca menjadi lebih menarik,menantang, dan menyenangkan.
• Ditemukan metode dan teknik pembelajaran aspekmembaca yang tepat (tidak konvensional) danvariatif.
• Kecepatan membaca siswa meningkat.
Langkah selanjutnya, guru pemandu mempersilakan tiapkelompok mengembangkan kajian teori. Teori tersebutdigunakan untuk menjelaskan tentang variabel yangakan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawabansementara terhadap rumusan masalah yang diajukan.
Contoh
Kerangka teori dari judul PTK Penerapan MetodeMembaca SQ3R untuk Meningkatan KemampuanMembaca Siswa Kelas VII A SMPN Jayanti
Setelah itu, guru pemandu membimbing tiap kelompokuntuk menuliskan metodologi penelitian yang akandigunakan dalam PTK. Hal pertama menentukan settingpenelitian yang menjelaskan tentang tempat dan waktuPTK dilakukan serta berapa siklus PTK yang akandilakukan.
Contoh:
Tempat dan Waktu Penelitian
PTK ini dilaksanakan di SMP Negeri Jayanti, Tangerang
pada awal tahun ajaran baru 2008/2009, yaitu bulanSeptember s.d. Noveber 2008
Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk meihatpeningkatan kecepatan efektif membaca siswa melaluipenerapan metode membaca SQ3R
Hal kedua menentukan subjek penelitian yang berisiinformasi tentang di kelas mana PTK dilaksanakan danjumlah siswa yang menjadi sasaran PTK.
Contoh:
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A yangterdiri atas 40 siswa dengan komposisi perempuan21 siswa dan laki-laki 19 siswa.
Selanjutnya, menentukan teknik dan alat pe-ngumpulan data.
Contoh:
Teknik Pengumpulan Data PTK
1. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentangkecepatan membaca dan pemahaman siswa ter-hadap isi bacaan.
2. Observasi digunakan untuk mengumpulkan datatentag aktivitas siswa dalam PBM dan implementasipembelajaran melalui metode SQ3R.
3. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolabo-rator untuk refleksi hasil siklus PTK.
Langkah seanjutnya menentukan rencana kerja mulaidari awal kegiatan sampai penyusunan laporan PTK.
Contoh:
Rencana Kerja
No. Jenis Kegiatan Minggu ke-
1 2 3 4 5 6
1. Penyusunan proposal x
2. Pelaksanaan siklus 1 x
3. Pelaksanaan siklus 2 x
4. Pelaksanaan siklus 3 x
5. Tabulasi dan analisis data x x x x
6. Penyusunan laporan PTK x
7. Seminar hasil PTK x
8. Perbaikan laporan TK x
9. Penjilidan x
Setelah proposal tersusun, guru pemandu meminta salahsatu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya danmeminta kelompok lain menanggapinya.
Kegiatan 5 Tugas Mandiri(Menyusun proposal PTK berdasarkan
permasalahan yang diangkatnya)
Guru Pemandu mempersilakan kepada guru pesertamenyusun proposal PTK berdasarkan permasalahannyayang diangkatnya. Pada pertemuan ini hendaknya gurupeserta mengembangkan garis besarnya. Sebagaipengingat, guru pemandu menayangkan Bahan Ajar 4Kata Mutiara. Guru Pemandu mengingatkan sekaligusjuga memotivasi bahwa pada saat menyusun proposalhendaknya dilakukan dengan cermat, teliti, dan disiplin,baik berpikir maupun bertindak.
peserta untuk mengajukan pertanyaan atau pernyataanterkait dengan topik penyusunan proposal. Setelahtanya jawab, beberapa guru peserta diminta untukmerangkum pembelajaran.
Langkah selanjutnya guru pemandu dan guru pesertamelakukan refleksi pembelajaran. Guru pemandumemper-silakan setiap guru peserta menuliskan hasilrefleksi diri tentang pengalaman melaksanakan latihanpenyusunan proposal dalam buku kerja.
Guru Pemandu memberikan arahan tindak lanjut
pembelajaran dengan memberikan kegiatan mandiriberupa tugas struktur dan tugas belajar mandiri.Pemandu mengingatkan guru peserta denganmenampilkan Bahan Ajar 3: Tugas Terstruktur danTugas Belajar Mandiri. Kemudian guru pemandumengakhiri kegiatan dengan ucapan salam daninformasikan topik bahasan pertemuan mingguberikutnya yang akan dibahas, yaitu analisis daninterpretasi data.
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar gurupeserta dilakukan melalui produk yang dihasilkan.Produk yang dapat dinilai adalah laporan tugasterstruktur berupa proposal penelitian. Produk gurupeserta akan dilampirkan dalam portofolio.
Peningkatan Kemampuan Siswa dalamMendengarkan Cerita melalui KerjasamaKelompokoleh Drs. Eman Hidayat, M.M.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mendengarkan sebuah cerita adalah salah satu
kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai dikuasaioleh siswa sekolah dasar kelas enam. Kemampuanmendengarkan sebuah cerita merupakan salah satujenis kemampuan mendengarkan yang sangat pentingbagi siswa dalam menjalani kehidupan sehari- hari.Pada setiap saat siapa pun pasti akan mendengarkanberbagai informasi. Salah satu informasi tersebutberupa cerita. Jadi, betapa pentingnya siswa memilikikemampuan mendengarkan cerita.
Pembelajaran mendengarkan sebuah cerita telahpeneliti lakukan secara klasikal. Dalam pembelajaran
tersebut peneliti membacakan sebuah cerita yangdiambil dari buku pegangan siswa. Siswa secaraperorangan ditugasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan antara lain mencatat tokoh cerita, alurcerita, latar cerita, sebab-sebab terjadinya konflik,dan menulis ringkasan cerita. Hasil pembelajarantersebut ternyata di bawah Kriteria KetercapaianMinimal (KKM).
Hasil refleksi diperoleh data bahwa selama prosespembelajaran para siswa banyak yang mengeluh dan
munculnya rasa tidak percaya diri. Mereka merasasangat kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugasnya.Ini merupakan gambaran kegagalan prosespembelajaran.
Uraian tersebut merupakan gambaran kegagalanterhadap proses dan hasil belajar. Kegagalan tersebutmerupakan masalah yang harus segera diatasi. Sebab,kemampuan mendengarkan merupakan kemampuanyang sangat penting bagi siswa. Kemampuanmendengarkan merupakan bekal bagi siswa untukmempelajari KD yang lain dalam mata pelajaran bahasa
kemampuan mendengarkan sebagai bekal bagi siswadalam menjalani kehidupannya di masyarakat.
Untuk mengatasi kegagalan tersebut, penelitimempelajari beberapa buku model pembelajaran.Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasikegagalan pembelajaran tersebut adalah modelkerjasama kelompok. Model kerjasama kelompokmerupakan salah satu komponen model kontekstualyang dikenal dengan istilah masyarakat belajar.
Departemen Pendidikan Nasional (2002a:15)menjelaskan, ”Konsep masyarakat belajarmenyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh darikerjasama dengan orang lain.” Konsep tersebutmenunjukkan bahwa masyarakat belajar merupakan
kumpulan individu yang bekerjasama dalam satukesatuan kelompok yang setiap anggotanya bekerjasesuai dengan tugas dan fungsi yang telah disepakatisesuai dengan kompetensinya dan mempunyaihubungan tertentu untuk mencapai tujuan bersamayang telah ditetapkan. Dengan cara kerjasama antarsiswa dalam kelompok, peneliti yakin bahwa prosespembelajaran mendengarkan cerita akan berlangsungsecara efektif dan hasil belajar pun akan meningkat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti akanmelakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Siswa dalam MendengarkanCerita melalui Kerjasama Kelompok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian tersebut peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai rumusanmasalah sebagai berikut. “Apakah melalui kerjasamakelompok kemampuan siswa dalam mendengarkancerita dapat meningkat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untukmeningkatkan kemampuan siswa dalam mendengarkancerita melalui kerjasama kelompok.
Manfaat penelitian ini meliputi dua aspek yaitu aspekpeneliti dan aspek keilmuan. Kedua aspek tersebutdapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Manfaat bagi Peneliti
a. Sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksana-kan pembelajaran kompetensi dasar mendengarkancerita melalui kerjasama kelompok.
b. Sebagai bahan diseminasi dalam kegiatan KKGtentang peningkatan kemampuan siswa dalammendengarkan cerita melalui kerjasama kelompok.
c.
Sebagai bahan diskusi tindak lanjut dengan kepala-kepala sekolah dan para pengawas sekolah tentangbagaiman cara meningkatkan kemampuan siswadalam mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok.
2. Manfaat Keilmuan
a. Memberikan kontribusi kepada para siswa tentangbagaimana cara meningkatkan kemampuannyadalam mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok.
b. Memberikan kontribusi kepada seluruh anggotaKKG di tingkat kecamatan dan di tingkat kotaDepok tentang bagaimana cara meningkatkankemampuan siswa dalam mendengarkan ceritamelalui kerjasama kelompok.
c. Memberikan kontribusi kepada para pengawassekolah dan kepala sekolah tentang bagaimanacara meningkatkan kemampuan siswa dalammendengarkan cerita melalui kerjasama kelompok.
d. Memberikan kontribusi kepada kepala bidangpendidikan dasar dan jajarannya tentangbagaimana cara meningkatkan kemampuan siswadalam mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok.
Salah satu kompetensi dasar (KD) yang harus dicapaioleh siswa kelas VI dalam Kurikulum 2004 Sekolah Dasaradalah mendengarkan sebuah cerita. Indikatornyaadalah (1) mencatat tokoh cerita, alur cerita, latarcerita, dan konflik. (2) Menulis ringkasan cerita (dalambeberapa kalimat) dan hasil belajarnya membuatringkasan cerita.
1.
Tokoh Cerita
“Tokoh cerita adalah pelukisan yang jelas tentangditampilkan dalam sebuah cerita, ”(Nurgiyantoro, 2000:164). Selanjutnya Nurgiyantoro, (2000: 166) menjelas-kan bahwa “Tokoh cerita mencakup masalah siapa tokohcerita dan bagaimana perwatakannya dalam sebuahcerita sehingga sanggup memberikan gambaran yangjelas kepada pembaca.” Berdasarkan penjelasantersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa yangdimaksud dengan tokoh cerita adalah pelukisan yangjelas tentang siapa dan bagaimana perwatakannya yang
ditampilkan dalam sebuah cerita dan dapat memberikangambaran yang jelas kepada pembaca.
2. Alur Cerita
Nurgiyantoro, (2000: 142) menjelaskan alur ceritamerupakan unsur waktu, baik dikemukakan secaraeksplisit atau implisit. Alur cerita tidak harus disajikansecara urutan waktu, runtut, atau kronologis yangdimulai dengan peristiwa awal, kemudian disusul denganperistiwa tengah dan diakhiri dengan peristiwa akhir.Dalam sebuah cerita dapat saja dimulai dengan bagian
mana pun.
Alur cerita harus bersifat padu. Maksudnya antaraperistiwa yang diceritakan dahulu dengan peristiwa yangdiceritakan kemudian ada hubungannya, saling keter-kaitan. Kaitan antar peristiwa tersebut hendaklah jelas,logis, dan dapat dikenali hubungan kewaktuannya lepasdari tempat peristiwa yang diceritakan atau latar. Aluryang utuh dan padu akan membentuk cerita yang utuhdan padu pula.
Nurgiyantoro, (2000:216) menjelaskan latar merupakanlandasan tumpu yang mengarah pada tempat, waktu,dan lingkungan sosial terjadinya peristiwa-peristiwayang diceritakan. Latar dikelompokkan bersama dengantokoh dan alur ke dalam fakta. Ketiga hal inilah yangsecara konkret dan langsung membentuk cerita dandapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual. Latarmemberikan pijakan cerita secara konkrit dan jelas. Halini yang akan memberikan kesan realistik kepada pem-baca. Latar menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah ada dan terjadi.
4. Konflik
Nurgiyantoro, (2000:122) menjelaskan bahwa konflikmengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yangseimbang dan menyiratkan ada aksi dan reaksi.Peristiwa dan konflik berkaitan erat. Suatu konflik akanmemunculkan suatu peristiwa. Konflik demi konflik akanmemunculkan peristiwa demi peristiwa yang padaakhirnya mencapai klimak atau titik puncak suatuperistiwa.
Bentuk peristiwa dalam sebuah cerita dapat berupaperistiwa fisik atau batin. Peristiwa fisik melibatkanaktivitas fisik yaitu interaksi antara tokoh cerita dengan
sesuatu di luar dirinya antara lain tokoh lain ataulingkungan. Peristiwa batin adalah sesuatu ang terjadidalam batin atau hati seorang tokoh. Kedua bentukkonflik tersebut saling berkaitan atau saling menyebab-kan terjadinya peristiwa.
5. Ringkasan Cerita
Ringkasan cerita atau cerita yang diringkas padahakikatnya adalah sama dengan alur cerita. Sebab alurcerita merupakan rangkaian antara peristiwa yangdiceritakan dahulu dengan peristiwa yang diceritakan
kemudian. Rangkaian peristiwa antar peristiwa tersebuthendaklah jelas, logis, dan dapat dikenali hubungan ke-waktuannya. Alur yang utuh dan padu akan membentukcerita yang utuh dan padu pula. Begitu pula denganringkasan cerita. Ringkasan cerita harus utuh dan padu,agar pembaca memahami rangkaian antara peristiwayang diceritakan dahulu dengan peristiwa yangdiceritakan kemudian.
Departemen Pendidikan Nasional (2002a:15) menjelas-kan, ”Konsep kerjasama kelompok menyarankan agarhasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama denganorang lain.” Konsep tersebut menunjukkan bahwakerjasama kelompok merupakan kumpulan individu yangbekerjasama dalam satu kesatuan kelompok.
Lewin (1958) dalam Munir (2001:5) menjelaskan,“Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyaihubungan tertentu yang saling ketergantungan dalamukuran-ukuran yang bermakna.” Sukamta (1980) dalamMunir (2001:6) menjelaskan kualifikasi sebuah kelompokadalah “Terjadinya interaksi tatap muka denganfrekuensi yang sangat tinggi dan menyebabkan
terjalinnya hubungan psikologis yang nyata, sepertisaling rasa memiliki, rasa solidaritas, saling keter-gantungan, adanya norma kelompok, dan terbentuknyastruktur kelompok.”
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dinyatakanbahwa dalam kerja kelompok harus terjalin hubunganbekerjasama saling pengertian, menghargai, danmembantu dengan disertai komunikasi secara empatisebagai upaya untuk memaksimalkan kondisi pem-belajaran. Hasil pembelajaran harus merupakan hasilsharing antar siswa dalam satu kelompok atau antar
kelompok. Siswa yang pandai mengajari yang lemah,yang tahu mengajari yang tidak tahu, yang cepatmemahami mengajari yang lamban, yang mempunyaigagasan segera memberi usul, dan sebagainya.
“Kerja kelompok akan terjadi apabila setiap anggotanyasaling ketergantungan, siswa saling belajar dari sesama-nya baik dalam kelompok kecil atau kelompok besar,“(Depdiknas, 2003:15). Mereka tidak ada yang merasapaling tahu atau tidak tahu. “setiap siswa harus merasabahwa setiap siswa lain memiliki pengetahuan, pe-ngalaman, dan keterampilan yang berbeda dan perludipelajarinya,” (Depdiknas, 2002a:16). Bila setiap siswamerasa membutuhkan dan mau belajar dari siswa lain,maka setiap siswa dapat menjadi sumber belajar. Bilasetiap siswa dapat menjadi sumber belajar, maka antarsiswa akan terjalin hubungan kerjasama dan komunikasiyang harmonis.
Kondisi kerja kelompok dapat menumbuhkan kesadaranmenjadi warga negara yang baik, mengembangkankemampuan sosial dan semangat berkompetisi secarasehat dengan tidak melupakan semangat bekerjasama
yang disertai dengan komunikasi secara empati, dan
sikap solidaritas yang tinggi, Depdiknas (2002b:5).Kondisi tersebut sangat diperlukan oleh siswa baikdalam kehidupannya pada masa sekarang maupun masayang akan datang.
C. Pola Pikir
Berdasarkan penjelasan tersebut berikut ini penelitiakan menjelaskan cara menerapkan kerjasamakelompok dalam meningkatkan kemampuan siswa dalammendengarkan cerita. Departemen Pendidikan Nasional(2002a:15) menjelaskan, ”Konsep kerjasama kelompokmenyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh darikerjasama dengan orang lain.” Konsep tersebut
menunjukkan bahwa kerjasama kelompok merupakankumpulan individu yang bekerjasama dalam satukesatuan kelompok.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka langkah awaladalah peneliti membentuk kelompok. Kelas dibentukmenjadi lima kelompok yang setiap kelompokberanggotakan 7 dan 8 siswa. Dalam setiap kelompokterdiri atas siswa yang kurang, sedang, dan yang pandai.Hal ini dimaksudkan agar hasil pembelajaran merupakanhasil sharing antar siswa dalam satu kelompok atauantar kelompok. Siswa yang pandai mengajari yang
lemah, yang tahu mengajari yang tidak tahu, yang cepatmemahami mengajari yang lamban, yang mempunyaigagasan segera memberi usul, dan sebagainya.
Selanjutnya, peneliti membagikan tugas-tugas yangharus dikerjakan melalui kerjasama kelompok. Setiapkelompok hanya diberi satu lembar tugas saja. Dengancara demikian, maka akan terjalin hubungan psikologisyang nyata, seperti saling rasa memiliki, rasasolidaritas, saling ketergantungan, adanya normakelompok, dan terbentuknya struktur kelompok.
Setiap kelompok dipersilakan membaca tugas-tugas yangharus dikerjakannya sampai benar-benar paham.Barulah peneliti memperdengarkan cerita melalui taperecorder. Cerita diperdengarkan sampai tiga kali.Kemudian, kelompok dipersilakan bekerjasamamengerjakan tugas-tugas.
Ketika itu, peneliti melakukan penilaian proses dengancara mengunjungi setiap kelompok untuk memberikanmotivasi belajar, memberikan bantuan seperlunya, danmengecek hasil kerja setiap kelompok. Bantuan di-berikan kepada kelompok yang membutuhkan dalamrangka mencapai belajar tuntas yaitu setiap kelompok
mampu mencapai KKM. Dengan cara demikian, makaproses dan hasil belajar siswa terpantau secara efektifdan efisien.
Setelah diketahui setiap kelompok menyelesaikan tugas-tugasnya, peneliti mempersilakan setiap kelompokuntuk membacakan hasil kerjanya di depan kelas laluditanggapi dan dinilai secara langsung oleh kelompoklain. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaranmenjadi warga negara yang baik, mengembangkankemampuan sosial, dan semangat berkompetisi secarasehat dengan tidak melupakan semangat bekerjasamayang disertai dengan komunikasi secara empati, dansikap solidaritas yang tinggi, Depdiknas (2002b:5). Selainitu, agar terjadi sharing hasil belajar antar kelompoksesuai dengan prinsip kerjasama kelompok.
Akhir pembelajaran peneliti melakukan refleksipembelajaran dengan cara meminta pendapat, saran,masukan, atau yang lainnya dari para siswa tentangberbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran yangbaru dilakukannya sebagai dasar untuk memperbaikiatau meningkatkan perencanaan dan pelaksanaanpembelajaran siklus berikutnya.
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengajukanhipotesis sebagai berikut. “Kemampuan siswa dalammendengarkan cerita dapat meningkat, jika diterapkanmodel kerjasama kelompok.”
Prosedur penelitian tindakan kelas terhadappembelajaran mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok telah peneliti lakukan sampai dua siklus.Dalam setiap siklus terdapat empat fase yaitu (1)merencanakan PTK, (2) melaksanakan PTK, (3)melaksanakan observasi, dan (4) melakukan refleksi.
Keempat fase tersebut direncanakan dan dilaksanakanuntuk meningkatkan kemampuan siswa dalammendengarkan cerita melalui kerjasama kelompok.
Fase-fase pada siklus pertama dirancang dari hasilrefleksi kegiatan pembelajaran sehari-hari. Sedangkanfase-fase pada siklus kedua dirancang dari hasil refleksisiklus pertama. Dengan cara demikian diharapkan padasiklus kedua seluruh siswa meningkatkan kemampuannyadalam mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok.
Berikut ini, peneliti menjelaskan kegiatan yangdilakukan pada setiap fase sebagai berikut.
1. Merencanakan PTK
Kegiatan yang peneliti lakukan dalam merencanakanPTK adalah sebagai berikut. (a) Menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) mendengarkan ceritadengan menerapkan teknik kerjasama kelompok. (b)Membuat pedoman observasi sebagai instrumen untukmengumpulkan data tentang proses pembelajaran. (c)Membuat tugas kelompok yang harus dikerjakan selama
proses pembelajaran untuk mengukur tingkatketercapaian indicator.
2. Melaksanakan PTK
Kegiatan melaksanakan PTK adalah melaksanakanpembelajaran mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok dengan berpedoman pada rencana pelaksana-an pembelajaran yang telah disusun.
Obsevasi atau pengamatan dilakukan oleh tiga orangobserver terhadap proses pembelajaran yang dilakukanoleh peneliti. Observasi ini menggunakan pedomanobservasi (lampiran 4). Ketiga observer itu adalahSuwoto,Spd., Herina,S.Pd., dan Dra. Rosiana.
4. Melakukan Refleksi
Refleksi dilakukan bersama ketiga observer dandilakukan setelah proses pembelajaran siklus pertamaberakhir. Hasil refleksi adalah ditemukannya masalahyang menjadi penghambat peningkatan pemahamansiswa terhadap mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok.
Pada akhir pembelajaran siklus kedua penelitimelakukan analisis data dengan urutan kegiatan sebagaiberikut. Pertama, mereduksi data, kedua,mengorganisasi data, dan ketiga, menarik kesimpulan,(Wardani, 2002:2.18). Mereduksi data adalah kegiatanmembuang data yang tidak relevan dan mencatat datayang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis.Mengorganisasi data artinya mendeskripsikan datasecara naratif sesuai dengan urutan kegiatanpembelajaran. Menarik kesimpulan adalah kegiatanmengolah data secara kuantitatif dan untuk menarik
kesimpulan.
B. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalampenelitian ini adalah observasi dan tes. Pelaksanaanobservasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaanperbaikan pembelajaran.
Bogdan dalam Moehadjir (1996: 102) menjelaskan,bahwa dalam melakukan observasi kita harus dapatmendeskripsikan secara rinci berbagai kejadian bukanringkasan atau opini dan mengutip pernyataan orangbukan meringkas apa yang dikatakan orang.
Selanjutnya dijelaskan bahwa dimensi-dimensi yangperlu dideskripsikan adalah (1) tampilan fisik siswa danguru; (2) dialog sebagaimana yang terjadi dalampembelajaran; (3) lingkungan fisik atau kelas denganberbagai situasinya atau seting pembelajaran; dan (5)kejadian-kejadian khusus yang dilakukan oleh siswa
ketika berinteraksi dengan sumber-sumber belajar; (6)berbagai aktivitas siswa dan guru dalam meng-implementasikan tahapan-tahapan model pembelajaran,serta (7) pikiran dan perasaan peneliti perludideskripsikan secara rinci, karena dalam penelitiankualitatif peneliti merupakan bagian dari penelitian.
2. Teknik Tes
Teknik tes yang digunakan adalah tes yang dilakukanoleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Testersebut merupakan pelaksanaan evaluasi proses yaituevaluasi yang dilaksanakan selama pembelajaran ber-langsung. Proses pembelajaran dan evaluasi prosesberlangsung secara simultan. Ketika itu, peneliti dapatmemberikan motivasi belajar, memberikan bantuan
kepada siswa ataukelompok yang mendapatkankesulitan, dan sekaligus dapat mengecek hasil belajarsetiap kelompok.
C. Teknik Pengolahan Data
Data yang digunakan untuk mengukur tingkatkemampuan mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok adalah data dari hasil kerjasama kelompoksiklus pertama dan siklus kedua. Karena data tersebut
berupa angka, maka teknik pengolahan data yangdigunakan adalah teknik kuantitatif. Teknik kuantitatifyang peneliti gunakan sebagaimana dilakukan dalampembelajaran sehari-hari dengan cara sebagai berikut.Pertama, peneliti membandingkan prosentasiketercapaian setiap indikator dari setiap kelompok padasiklus kesatu dengan kedua. Kedua, penelitimembandingkan prosentasi ketercapaian seluruhindikator dari setiap kelompok pada siklus kesatudengan siklus kedua. Ketiga, hasil perbandingankeduanya diubah ke dalam bentuk diagram batang dandiagram lingkaran.
Selisih hasil tes siklus kedua dan siklus pertamamerupakan hasil belajar, (Arikunto,1998:84). Hasilbelajar tersebut merupakan peningkatan kemampuanmendengarkan cerita melalui kerjasama kelompok.Apabila terjadi peningkatan kemampuan siswa dalammendengarkan cerita, berarti hipotesis terbukti. Atausebaliknya, jika tidak terjadi peningkatan kemampuansiswa dalam mendengarkan cerita, berarti hipotesistidak terbukti.
Sumber Belajar 3Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3 Materi PelatihanTerintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia). Depdiknas, Direktorat Pendidikan LanjutanPertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2005.
Pada umumnya usulan PTK itu terdiri atas dua bagian
penting, yakni bagian awal dan bagian isi usulan PTK.
a. Bagian Awal Usulan PTK
Bagian awal usulan PTK itu berisi halaman judul luar,halaman pengesahan.Halaman judul luar berisi judulPTK yang diusulkan, nama peneliti, dan lembagatempatpeneliti bekerja. Bagian pengesahan berisi:
1) Judul PTK; bidang ilmu; dan kategori penelitian,
2) Tim peneliti termasuk nama ketua tim dan anggota-
anggotanya. Lazimnya menyebutkan identitas parapeneliti, termasuk, nama lengkap dengan gelar,golongan, pangkat, dan NIP, jabatan fungsional,sekolah atau lembaganya.
3) Lokasi penelitian,
4) Biaya penelitian,
5) Sumber dana penelitian.
b. Bagian lsi Usulan PTK
Bagian ini lazimnya berisikan judul penelitian,pendahuluan/latar belakang masalah. perumusanmasalah, cara pemecahan masalah, tinjuan pustaka(kerangka teori dan hipotesis tindakan), tujuanpenelitian, kontribusil manfaat, metode penelitian ataurencana penelitian, jadwal penelitian, rencanaanggaran penelitian, daftar pustaka, lampiran dan lain-lain (Ditjen Dikti, 2004). Urutan itupun masih dapatdipertukarkan. Berikut ini adalah penjelasan bagian-bagian itu.
Judul PTK hendaknya menyatakan dengan cermat danpadat permasalahan serta bentuk tindakan yangdilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah.Formulasi judul hendaknya singkat spesifik, jelas, dansederhana. Namun secara tersirat telah menampilkansosok PTK dan bukan sosok penelitian formal. Dengankata lain, judul cukup jelas mewakili gambaran tentangmasalah yang akan diteliti dan tindakan yang dipilihuntuk menyelesaikan atau sebagai solusi terhadapmasalah yang dihadapi.
Judul penelitian berikut ini bukanlah judul yang baikuntuk sebuah PTK.
(a) Kemampuan Menulis Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar Se-Kecamatan Jambangan, Surabaya.
(b) Dampak Pemhelajaran Kooperatif terhadap PrestasiBelajar Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar Se-KecamatanLembeyan. Kabupaten Magetan.
(c) Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan MetodeLangsung.
(d) Sopan Santun Siswa SMU Kodya Surabaya.
(e) Belajar Mandiri dan Dampaknya terhadap PrestasiSiswa.
Judul-judul itu tidak menggambarkan sosok PTK. Judul-judul itu lebih menampakkan penelitian kelas. Di dalamjudul itu belum tersirat atau tersurat usaha atau upayauntuk meningkatkan atau memperbaiki keadaan didalam kelas menjadi lebih baik daripada keadaansebelumnya.
Judul berikut ini merupakan judul PTK. Judul ini diambil
dari judul PTK yang dibiayai oleh Proyek PGSM.
(a) Upaya Peningkatan Daya Serap Siswa denganMengkomunikasikan Tujuan Pembelajaran Khusus(TPK) di Awal Pertemuan pada Pembelajaran Biologidi Kelas 1-5 SMUN Pakanbaru.
(b) Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas 11-5 SMUN IMataram akan Beberapa Konsep IImu Kimia melaluiMetode Eksperimen.
hendaknya diuraikan urgensipenanganan masalah yangakan diajukan oleh penelitimelalui PTK. Untuk itu. harusditunjukkan kesenjanganantara das Sollen dan dasSein, antara apa yangseharusnya dan apa yangterjadi di lapangan, antarade jure dan de facto. Perludisampaikan fakta-fakta yang
mendukung atas dasar
(c) Optimalisasi Pembelajaran Matematika melalui
Pengorganisasian Tugas Terstruktur dan Kuis pada SiswaKelas " SMUN I Godean Yogyakarta Tahun Pembelajaran1999/2000.
(d) Strategi Pengembangan Kinerja Guru dalamMelaksanakan Penilaian Portofolio untuk MeningkatkanMutu Pembelajaran Pendidikan IPS.
(e) Mengoptimalkan Kemampuan Guru Bahasa Indonesiadalam Mengembangkan Kompetensi Komunikatif SiswaMelalui Pembelajaran Menulis Terpadu di Kelas II SLTPNegeri Kendari.
(f) Meningkatkan Kualitas Pembelajaran KeterampilanMenulis Bahasa Inggris di SMU Melalui PendekatanProses.
(g) Efektivitas Pembimbingan Guru Baru Bahasa Inggris diSLTP dalam Mengimplementasikan Teknik MembacaTerpadu untuk Meningkatkan Keterampilan KomunikatifSiswa.
(h) Upaya Meningkatkan Ketuntasan Belajar Biologi padaSiswa Kelas I F SMUN 5 Bengkulu melalui Penerapan
Strategi Pemetaan Konsep.
(i) Upaya Meminimalkan Kesalahan Konsep Fisis SiswaKelas 11-2 SMU Negeri II Binjai melalui PeningkatanPembelajaran Fisika Model Konstruktivis.
pengalaman guru atau pengamatan guru selamamengajar dan pengamatan guru melalui kajian danberbagai bahan pustaka yang relevan.
Dukungan dari hasil penelitian terdahulu sangatdiharapkan untuk dapal memperkukuh alasanmengangkat pennasalahanpenelilian dan memperkukuhalasan dilakukannya PTK itu.Karakteristik khas PTK yangberbeda dengan penelitianfonnal hendaknya tercennindalam uraian dalam bagian ini.
Perlu diperhatikan pula bahwaPTK dilakukan untuk
memecahkan permasalahan pendidikan danpembelajaran. Oleh sebab itu, masalah yang akanditeliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi disekolah dan diagnosis oleh guru dan/atau tenagakependidikan Iainnya di sekolah. Lebih lanjut, masalahitu merupakan sebuah masalah penting dan mendesakuntuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat darisegi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukunglainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.Setelah didiagnosis (diidentifikasi) masalahpenelitiannya, maka selanjutnya perlu diidentifikasi dandideskripsikan secara cermat akar penyebab dari
masalah tersebut. Penting juga digambarkan situasikolaboratif antar anggota peneliti dalam mencarimasalah dan akar penyebab munculnya masalahtersebut. Di samping itu, prosedur dan alat yangdigunakan dalam melakukan identifikasi (inventarisasi)perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis.
3) Perumusaan Masalah
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melaluiPTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini.Masalah hendaknya benar-benar diangkat dari masalahkeseharian di sekolah yang memang layak dan perludiselesaikan melalui PTK. Sebaliknya, permasalahanyang dimaksud sebaiknya bukan permasalahan yangsecara teknis metodologis di luar jangkauan PTK. Uraianpennasalahan yang ada hendaknya didahului olehidentifikasi masalah yang dilanjutkan dengan analisismasalah serta diikuti dengan refleksi awal sehinggagambaran pennasalahan yang periu ditangani itu tampakmenjadi lebih jelas. Dengan kata lain, bagian ini dikuncidengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.
Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi,asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimatTanya dengan mengajukan altematif tindakan yang akandiambil dan hasil positif yang diantisipasi.
4) Car a Pemecahan Masal ah
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untukmemecahkan masalah yang dihadapi serta pendekatandan konsep yang digunakan untuk menjawab masalahyang diteliti, sesuai dengan kaidah PTK. Altematifpemecahan masalah yang diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolakdan hasil anal isi masalah. Cara pemecahan masalahtelah menunjukkan akar penyebab permasa-lahan dan
bentuk tindakan (action) yang ditunjang dengan datayang lengkap dan baik. Di samping itu, juga harusdibayangkan kemungkinan kemanfaatan hasilpemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajarandan/atau berbagai program sekolah tainnya. Juga harusdicermati bahwa artikulasi kemanfaatan PTK berbedadan kemanfaatan penelitian formal.
5) Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan
Dalam bagian ini diuraikan landasan substantif-dalam
anti teoretik dan/atau metodologik yang dipergunakanpeneliti dalam menentukan altematif tindakan yangakan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalambagian ini diuriakan kajian terhadap pengalamanpeneliti pelaku PTK sendini yang relevan dan pelaku-pelaku tindakan PTK lain di samping terhadap teori-teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan.Argumentasi logik dan teoretik diperlukan gunamenyusun kerangka konseptual. Atas dasar kerangkakonseptual yang disusun itu, hipotesis tindakandirumuskan.
6) Tinjauan Pustaka (Kerangka Teori dan HipotesisTindakan)
Dalam bagian ini diuraikan landasan substantif dalamarti teoretik dan/atau metodologik yang dipergunakanpeneliti dalam menentukan altematif tindakan yangakan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalambagian ini diuraikan kajian terhadap pengalamanpeneliti pelaku PTK sendiri yang relevan dan pelaku-pelaku tindakan PTK lain di samping terhadap teori-teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan.
gagasan yang meodasari penelitian yang akan dilakukanperlu dilakukan. Teori, temuan dan bahan penelitianlain yang dipahami sebagai acuan, yang dijadikanlandasan untuk menunjukkan ketepatan tentangtindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi per-masalahan penelitian tersebut juga dikemukakan.Uraian itu digunakan untuk menyusun kerangka berpikiratau konsep yang akan digunakan dalam penelitian.Argumentasi logik dan teoretik diperlukan gunamenyusun kerangka konseptual. Atas dasar kerangkakonseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan yangmenggambarkan tingkat keberhasilan tindakan yangdiharapkan/diantisipasi dirumuskan pada bagian akhir.
7) Tujuan Penelitian
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara singkatdengan mendasarkan pada pennasalahan yangdikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikandengan jelas, sehingga tampak keberhasilannya.secarajelas. Sasaran antara dan sasaran akhir tindakanpenelitian hendaknya dipaparkan secara gamblangdalam bagian ini.
Perumusan tujuan harus taat asas dengan hakikatpermasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagiansebelumnya. Dengan sendirinya, artikulasi tujuan PTKberbeda dengan penelitian formal. Sebagai contoh
dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuanmeningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPAmelalui penerapan strategi PBM yang ham, pemanfaatanlingkungan sebagai sumber belajar, partisipasi siswadalam proses belajar mengajar, dan sebagainya.Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM barubukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnyaketercapaian tujuan hendaknya dapat diverifikasi secaraobjektif, syukur kalaujuga dapat dikuantifikasikan.
8) KontribusilKemanjaatan Hasil Penelitian
Di samping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkin-an kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan, perlu di-paparkan secara spesifik keuntungan-keuntungan yangdijanjikan terhadap kualitas pendidikan dan/ataupembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi siswasebagai pemetik manfaat langsung hasil PTK, di sampingbagi guru khususnya guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan guru lainnya, bagi para dosen LPTK sebagaipendidik guru, maupun komponen pendidikan di sekolahlainnya.
Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dad penelitianini Berbeda dari konteks penelitian formal. kemanfaatanbagi pengembangan ilmu. teknologi. dan seni tidakmerupakan prioritas dalam kontcks PTK. meskipunkemungkinan kchadirannya tidak ditolak.
9) Metode Penelitian atau Rencana Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan diuraikanseeara jelas. demikian juga subjek, setting, dan lokasipenelitian. Prosedur hendaknya dirinci dari pe-rencanaan-tindakan-observasi/evaluasi-refleksi, yangbersifat daur ulang atau siklus. Siklus-siklus kegiatanpenelitian hendaknya menguraikan tingkat keberhasilanyang dicapai dalam satu siklus sebelum pindah ke sikluslainnya. Jumlah-jumlah siklus diusahakan lebih dari satu
siklus, meskipun harus di-ingat juga jadwal kegiatanbelajar di sekolah (cawu/semester).
a) Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian
Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebutdilakukan. di kelas berapa dan bagaimana karakteristikdan kelas tersebut seperti komposisi siswa pria danwanita, latar belakang sosial ekonomi yang mungkinreleYan dengan permasalahan, tingkat kemampuan danlain sebagainya. Aspek substantif permasalahan sepertimatematika kelas II SMP atau bahasa Inggris kelas III
SMU, dikemukakan pada bagian ini.
b) Variabel yang diteliti
Dalam penelitian ini ditentukan variabel Penelitian yangdijadikan titik-titik incar untuk menjawab permasalahanyang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (I)variabel masukan (input) yang terkait dengan siswa,guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedurevaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2)variabel proses penyelengganaan KBM seperti interaksibelajar mengajar, keterampilan bertanya guru, gaya
mengajar guru, cara belajar siswa. impkmentasiberbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya,dan (3) variabel keluaran (output) seperti rasakeingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikanpengetahuan, motivasi. siswa, hasil belajar siswa. sikapsiswa terhadap pengalaman belajar yang telah digclarmclalui tindakan perbaikan, dan sebagainya.
c) Rencana tindakan
Pada bagian ini dikemukakan rencana tindakan untukmeningkatkan mutu pembelajanan seperti:
(1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukansehubungan dengan PTK yang diprakarsai sepertipenetapan entry behaviour, pelancaran tes diagnostikuntuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenariopembelaj aran, pengadaan alat-alat dalam rangkaimplementasi PTK, dan lain-lain yang terkait denganpelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkansebelumnya. Di samping itu, juga diuraikan altematif-altematif solusi yang akan dicobakan dalam rangkaperbaikan masalah. Format kemitraan misalnya, antaraguru dengan dosen LPTK, atau antara guru dengan gurulain, antara guru dengan kepala sekolah, antara gurudengan pengawas sekolahjuga dikemukakan pada bagianini.
(2) lmplementasi tindakan, yaitu deskripsf tindakan
yang akan digelar, skenario kerja tindakan perbaikan,dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
(3) Observasi dan interpretasi, yaitu uraian tentangprosedur perekaman dan penafsiran data mengenaiproses dan produk dan implementasi tindakan perbaikanyang dirancang.
(4) Analisis dan refleksi, yaitu uraian tentang proseduranalisis terhadap hasil pemantauan dan refleksiberkenaan dengan proses dan dampak tindakanperbaikan yang akan digelar, personel yang akan
dilibatkan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan daurberikutnya.
d) Data dan cara pengumpulan data
Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis datayang akan dikumpulkan yang berkenaan baik denganproses maupun dampak tindakan perbaikan yang digelaryang akan digunakan sebagai dasar untuk menilaikeherhasilan atau kekurangberhasilan tindakanperbaikan 'pembelajaran yang dicobakan. Format datadapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi
keduanya.
Di samping itu, teknik pengumpulan data yangdiperlukan juga harus diuraikan dengan jelas sepertimelalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnalharian, observasi aktivitas di ketas, (termasuk berbagaikemungkinan format dan/atau alat bantu rekam yangakan digunakan), pengggambaran interaksi di dalamkelas (analisis sosiometnik), pengukuran hasil belajardengan berbagai prosedur asesmen, dan sebagainya.Selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini
tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK. para
guru juga harus aktif sebagai pengumpul data, bukansemata-mata sebagai sumber data.
Akhirnya, semua teknologi pengumpulan data yangdigunakan harus mendapatkan penilaian kelaikan yangcermat dalam konteks PTK yang khas itu. Meskipunmungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yangjauh lebih baik. penggunaan teknologi perekaman datayang canggih dapat saja terganjal keras pada tahaptayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasidata.
e)Indikator kinerja
Pada bagian ini tolok ukur keberhasilan tindakanperbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga
memudahkan verifikasinya. Untuk tindakan perbaikanmelalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahankonsep siswa, misalnya, perlu ditetapkan kriteriakeberhasilan dalam bentuk pengurangan Genis dan/atautingkat kegawatan) miskonsepsi yang tertampilkan.
10) Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yangmenggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.Dalam petunjuk pelaksanaan PTK dari Dikti, jadwalkegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan.
pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitiandisusun selama 10 bulan.
I I) Rencana Anggaran
Dalam buku panduan dari Dikti (2004) disebutkanbahwaa biaya penelitian untuk seliap usulan maksimumRp8.000.000,00 (delapan juta rupiah), dengan petunjukrincian sebagai berikut.
a) Honorarium Ketua Peneliti dan anggota (tidakmelebihi dari 30% total biaya usulan);
b) Biaya operasional kegiatan penelitian di sekolah(minimal 30% dari tolal biaya);
c) Biaya perjalanan disesuaikan dengan kebutuhan riildi lapangan, termasuk biaya perjalanan anggotapeneliti ke tempat di mana monitoring dilakukan;
Berikut ini adalah beberapa hal yang berhubungandengan perencanaan anggaran.
a) Komponen Pembiayaan
Rencana anggaran meliputi kebutuhan dukungan untuktahap persiapan, pelaksanaan penelitian, dan pe-laporan.
Seeara lebih rinci, pembiayaan yang termasuk dalamsetiap bidang adalah sebagai berikut.
(I) Persiapan
Kegiatan persiapan di antaranya meliputi pertemuananggota tim peneliti untuk menetapkan jadwal
penelitian dan pembagian kerja, menyusun instrumenpenelitian, menetapkan format pengumpulan data,menetapkan teknik anal isis data, dan sebagainya.
(2) Kegiatan operasional di lapangan
Dalam kegiatan operasional dapat tercakup di antaranyapelancaran tes diagnostic dan analisis hasilnya, gladibersih implementasi tindakan perikan, pelaksanaantindakan perbaikan, observasi dan interpretasi pe-laksanaan tindakan perbaikan, pertemuan refleksi,perencanaan tindakan ulang, dan sebagainya.
(3) Penyusunan laporan hasil PTK
Pembiayaan dalam bagian ini adalah penyusunan konsepawal laponan, reviu konsep laporan, penyusunan konseplaporan akhir, seminar lokal hasil penelitian, seminarnasi anal hasil penelitian, dan sehagainya. Jugatennasuk dalam pembiayaan adalah penggandaan danpengiriman laparan hasil PTK , serta pembuatan artikelhasil PTK (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris).
b) Cara Merinci Kegiatan dan Pembiayaan
Biaya penelitian harus dirinci berdasarkan kegiatanoperasional yang dijabarkan dan metodologi yangdikemukakan. Agar dapat dihitung biayanya, kegiatanoperasional itu harus jelas namanya, tempatnya,lamanya, jumlah pesertanya, sarana yang diperlukandan kelilaran yang diharapkan.
Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatanpembelajaran yang dilakukan dalam rangkamemperbaiki dan meningkatkan kualitas prosesdan hasil belajar. Agar dapat melaksanakan
tindakan yang berhasil, guru peserta perlumenyusun rencana tindakan dan persiapanperangkat pembelajaran yang baik. Pemahamanakan materi tersebut merupakan prasyarat yangharus dimiliki oleh guru peserta untuk memulaipembelajaran pada topik ini.
Tindakan pada dasarnya merupakan realisasi dari teori
dan teknik mengajar serta tindakan yang sudahdirencanakan. Pada saat tindakan dilaksanakan itulahpengumpulan data dilakukan. Data yang dikumpulkanmencakup semua yang dilakukan oleh siapa pun yangada dalam situasi terkait, perubahan-perubahan yangperlu dilakukan, pola interaksi yang terjadi, dan prosesyang berlangsung. Dalam konteks PTK model BERMUTUini kegiatan pelaksanaan tindakan akan dilakukan dalambentuk modeling open class sebagaimana dalamkegiatan lesson study , yakni salah satu peserta menjadiguru model yang akan mengimplementasikan rencana
pembelajaran (skenario) di kelasnya, sementara pesertayang lain menjadi observer. Hal ini pun sudah dilakukanpada pertemuan sebelumnya (pertemuan ke-4).
a. Kedudukan Pelaksanaan Tindakan danPengumpulan Data
Topik pelaksanaan tindakan dan pengumpulan datamerupakan topik bahasan pertemuan minggu ke-12 dari16 pertemuan dalam proses belajar BERMUTU. Topik ini
merupakan tahap kedua dari empat tahap utama dalamPTK.
b. Pentingnya Prosedur Pelaksanaan Tindakandan Pengumpulan Data
Tahap implementasi rencana tindakan merupakanbagian yang terpenting dari PTK karena pada tahap
inilah peneliti akan dapat memperoleh data yangdiperlukan. Data dapat diperoleh melalui observasipelaksanaan pembelajaran atau dengan melakukan carapengumpulan data yang lain. Misalnya, wawancaraterhadap siswa atau tes hasil belajar. Dengan diperolehdata, guru akan dapat melihat atau mengevaluasikeberhasilan rencana tindakan atau dampak daritindakan yang dilakukan guru.
persiapan praktik pelaksanaan tindakan yang meliputipenjelasan tentang skenario pembelajaran sertapenggunaan instrumen pengambilan data kepada semuaanggota, pelaksanaan pembelajaran open class olehguru “model”, observasi pembelajaran oleh anggotauntuk memperoleh data, dan melakukan diskusi refleksibersama.
d. Petunjuk Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan belajar pelaksanaan tindakan ini dilakukan
pada saat tatap muka di MGMP dan di luar forum MGMP
dalam bentuk open class. Selain itu, guru melaksanakan
pembelajaran sendiri yang dirancang dalam bentuk tugas
terstruktur dan tugas mandiri.
Kegiatan Tatap Muka
Kegiatan pelaksanaan tindakan dalam bentuk modelingopen class sebagaimana dalam kegiatan lesson study .
Pada kegiatan ini pemandu memandu peserta untukmelakukan kegiatan hal-hal berikut ini.
• Penjelasan skenario pembelajaran sertapenggunaan instrumen pengambilan data kepadapeserta oleh guru model.
• Pelaksanaan pembelajaran oleh guru model.
• Observasi pembelajaran oleh anggota untukmemperoleh data.
• Diskusi refleksi kegiatan pembelajaran yang sudahdilakukan.
Tugas Terstruktur
1) Guru Peserta melaksanaan tindakan danmengumpulkan data sesuai dengan perencanaanyang telah dibuatnya pada tugas pembelajaransebelumnya. Proses pembelajaran tersebutdiamati oleh teman sejawat dengan menggunakanlembar observasi yang telah disediakan.
2) Guru Peserta melaksanakan diskusi refleksi denganobserver.
3) Hasil refleksi atau case study , hasil observasi dariteman sejawat, RPP, LKS, dan hasil kerja siswa
dibawa pada pertemuan berikutnya di MGMP.
Tugas Mandiri
Menugasi guru peserta untuk menelaah lebih lanjutlangkah pelaksanaan tindakan dan pengumpulan datadari sumber belajar yang tersedia dan sumber yangrelevan.
Sumber belajar yang dapat digunakan dalampembelajaran topik ini antara lain berikut ini.
Sumber Belajar Nama Rujukan Keteranganperolehan
Sumber Belajar 1 Bahan Ajar Pembelajaran TopikPelaksanaan Tindakan dan PengumpulanData
Lampiran
Sumber Belajar 2 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Lampiran
Sumber Belajar 3 Bahan Belajar Mandiri Penggunaan
Lembar Observasi
Lampiran
Sumber Belajar 4 Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3 MateriPelatihan Terintegrasi BerbasisKompetensi Guru Mata Pelajaran BahasaIndonesia). Jakarta: DirektoratPendidikan Lanjutan Pertama, DirektoratJenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional,Jakarta, 2005.
Lampiran
Sumber Belajar 5 Hylite Modul Unit 7: Pelaksanaan PTK Website
Langkah awal pembelajaran pemandu mengucapkansalam dan menginformasikan topik yang akan dipelajari,kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, ruanglingkup pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yangakan dilakukan melalui Bahan Ajar 1: PengantarPembelajaran Topik Pelaksanaan Tindakan danPengumpulan Data
Langkah selanjutnya, pemandu memberikan penguatankedudukan langkah pelaksanaan tindakan danpengumpulan data dalam tahapan melaksanakanPenelitian Tindakan Kelas. Penjelasan mengenai hal inidapat dibantu dengan memperlihatkan Bahan Ajar 2: K edudukan Pelaksanaan Tindakan dan PengumpulanData dalam PTK. Untuk mengingatkan, sebelummemperlihatkan Bahan Ajar alangkah lebih baiknyadipandu dengan pertanyaan berikut.
Pada saat menayangkan Bahan Ajar 2, pemandumengingatkan dan mengiformasikan kembali bahwatahap pelaksanaan tindakan dan pengumpulan datasebenarnya berjalan bersamaan. Pengumpulan datadilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Pertanyaan guru pemandu:
Bagaimana hubungan pelaksanaan tindakan danpengumpulan data dengan langkah sebelum dansetelahnya dalam penelitian tindakan kelas
Kegiatan 2 Persiapan Pelaksanaan Tindakan(Penjelasan tentang skenario pembelajaranyang akan di-open-class-kan dan penjelasan
penggunaan instrumen untuk pengumpulandata)
Sebelum praktik pelaksanaan rencana tindakan dimulai,pemandu mengingatkan bahwa kegiatan pembelajaranpada pertemuan ini akan berjalan dengan baik jikadilaksanakan dengan bekerja sama. Seperti kata mutiaraberikut ini.
Setelah itu, meminta guru model atau guru peserta yangakan melaksanakan rencana tindakan yang telahditetapkan pada pertemuan sebelumnya menjelaskanterlebih dahulu skenario pembelajaran yang akan di-open class-kan. Hal ini penting agar peserta yangbertindak sebagai observer dapat mengikuti alurpembelajaran dengan baik. Selain itu, guru model jugamenjelaskan penggunaan instrumen untuk pengumpulandata yang telah dipilih, termasuk lembar observasi(Sumber Belajar 2: Lembar Observasi Pembelajarandan Sumber Belajar 3: Bahan Belajar MandiriPenggunaan Lembar Observasi).
Selanjutnya, guru pemandu mempersilakan pesertamengungkapkan tanggapan terhadap informasi yangditerimanya.
Kegiatan 3 Pelaksanaan Tindakan(Melaksanakan rencana tindakan danmengobservasinya)
Persiapan awal sebelum pelaksanaan rencana tindakan,pemandu meminta kepada guru model untuk memilihkelas dan mempersiapkannya untuk kegiatan open class.Persiapan dimaksud meliputi pengelolaan kelas, missal-nya menyangkut pengaturan tempat duduk dengandisertai denah yang berisikan posisi dan nama siswa. Halini akan memudahkan bagi pengamat untuk meng-identifikasi nama-nama siswa yang menjadi fokuspengamatannya. Barangkali juga penting disampaikankepada siswa bahwa dalam pembelajaran yang akandilakasanakan nanti akan ada beberapa guru pengamat.
Disarankan kepada siswa agar mereka tidak perlu takut,grogi, atau berbuat yang aneh-aneh. Mereka harusbelajar sebagaimana biasa. Jika ada kesulitan dalambelajar tidak perlu tanya kepada pengamat, tetapilangsung pada guru yang mengajar.
Langkah selanjutnya, pemandu mempersilakan gurumodel melaksanakan pembelajaran. Sebagaimanapembelajaran reguler yang biasa dilakukan oleh gurupeserta, maka pada saat melaksanakan tindakan gurujuga melakukan kegiatan belajar mengajar sebagaimanabiasa, hanya dalam kesempatan ini diikuti oleh
beberapa orang pengamat. Guru model diharapkandapat melaksanakan pembelajaran di kelas sesuaidengan rencana tindakan untuk perbaikan pem-belajaran. Walaupun demikian, bukan berarti gurupeserta harus secara ”kaku” melaksanakan langkah-langkah pembelajaran. Guru peserta dapat melakukanmodifikasi-modifikasi yang dianggap sangat perlu untukkelancaran pelaksanaan pembelajaran.
Pada waktu yang bersamaan guru pemandu punmeminta guru peserta yang lain untuk melakukanpengamatan. Guru Pemandu mengingatkan bahwaselama pelaksanaan pembelajaran para guru pesertayang bertindak sebagai pengamat atau observermelakukan tugasnya untuk mengobservasi pelaksanaanpembelajaran dengan menggunakan instrumen yangtelah ditentukan. Walaupun fokus pengamatan sudahdituangkan dalam lembar observasi, para pengamatdiharapkan dapat membuat catatan-catatan anekdotalsebagai tambahan data yang memang dianggap perlu.Selain itu, para pengamat diharapkan mematuhi rambu-rambu sebagai observer yang baik, antara lain dengantidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran, seperti
Kegiatan 4 Diskusi Refleksi(Mendikusikan proses belajar berdasarkanhasil observasi)
Setelah pembelajaran selesai, pemandu meminta semuaguru peserta, baik yang bertindak sebagai guru modelmaupun para pengamat kembali ke ruang pertemuanuntuk melakukan diskusi refleksi. Sebelum diskusirefleksi dimulai para pengamat dipersilahkan untukmelengkapi catatan hasil observasinya.
Guru Pemandu meminta salah seorang guru untukmenjadi moderator kegiatan diskusi refleksi. Sebelum-nya moderator mempelajari sumber belajar agardiskusi berjalan lebih tertib dan terarah. Awal
kegiatan ini adalah moderator meminta guru modeluntuk memberikan klarifikasi tentang berbagai hal yangterjadi dalam pelaksanaan pembelajaran. Kegiatanklarifikasi ini dapat berupa refleksi diri dari guru model.
Moderator mempersilakan para pengamat menyampai-kan tanggapan yang didasarkan pada hasil observasinya.Setelah itu, semua lembar observasi dikumpulkan dandiserahkan pada guru model karena data ini semua akanmelengkapi data atau informasi untuk guru model.Artinya dengan diskusi refleksi guru model akan dapatmelengkapi dan sekaligus memverifikasi datanya.
Pada akhir kegiatan diskusi refleksi guru pemandumeminta guru model yang melaksanakan tindakanpembelajaran segera mengkompilasi dan merangkumdata-data yang diperolehnya untuk keperluan analisis,interpretasi dan refleksi.
peserta untuk mengajukan pertanyaan atau pernyataanterkait dengan topik pelaksanaan tindakan danpengumpulan data. Setelah tanya jawab, pesertadiminta untuk merangkum pembelajaran dan diperkuatoleh guru pemandu dengan memperlihatkan Bahan Ajar3: rangkuman pembelajaran topik pelaksanaantindakan dan pengumpulan data.
Langkah selanjutnya, guru pemandu dan guru pesertamelakukan refleksi pembelajaran. Guru Pemandumempersilakan setiap peserta menuliskan hasil refleksidiri tentang pengalaman melaksanakan rencana
tindakan, observasi pembelajaran, dan pengumpulandata dalam buku kerja.
Guru Pemandu memberikan arahan tindak lanjutpembelajaran dengan memberikan tugas struktur dantugas mandiri. Tugas terstrukur yang harus dikerjakanpeserta sesuai dengan langkah yang disusun padapengantar. Guru Pemandu mengingatkan guru pem-belajar dengan memperlihatkan Bahan Ajar 4: tugasterstruktur dan tugas mandiri. Kemudian, gurupemandu mengakhiri kegiatan dengan ucapan salam dan
informasikan topik bahasan pertemuan minggu berikut-nya yang akan dibahas, yaitu analisis dan interpretasidata.
1. Lakukanlah pelaksanaan tindakan pembelajaran BahasaIndonesia di kelas Anda sesuai dengan rencana tindakanyang sudah dibuat terkait dengan tugas terstruktur padatopik perencanaan. Mintalah teman sejawat Anda (1 orangteman pasangan) untuk mengobservasi pembelajaran Anda.Gunakan lembar observasi yan disepakati bersama!
2. Mintalah teman sejawat menuangkan hasil observasinya kedalam lembar observasi!
3. Kumpulkanlah data-data yang dihasilkan dari prosespembelajaran yang sudah Anda lakukan untuk dijadikanbahan pertemuan selanjutnya!
Tugas Mandiri
Kajilah bahan bacaan dari sumber belajar 4, 5, dan 6 Kemudian
Salah satu komponen aktivitas dalam Program BERMUTUadalah melakukan upaya perbaikan kualitas pembelajar-an melalui pendekatan PTK, lesson study dan casestudy , dengan menggunakan basis KKG/MGMP. Pen-dekatan yang dimaksud adalah memperbaiki kualitaspembelajaran dengan cara melaksanakan PTK danmengadopsi teknik-teknik tertentu dari lesson study dancase study . Teknik-teknik yang diambil dari praktiklesson study , antara lain: ketika melaksanakanidentifikasi masalah pembelajaran (untuk PTK)dilakukan melalui observasi dan refleksi pembelajaran
secara kolaboratif, melaksanakan penyusunan rencanapembelajaran secara kolaboratif, kemudian melaksana-kan pembelajaran dengan diobservasi oleh anggotaKKG/MGMP, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusirefleksi bersama. Observasi pembelajaran dalam lessonstudy lebih difokuskan pada aktivitas belajar siswa,namun tanpa harus mengabaikan peran dan aktivitasyang dilakukan guru dalam mengajar. Sementara itu,dalam diskusi refleksi membahas proses pelaksanaandan hasil pembelajaran dilakukan secara bersama danmenfokuskan bahasan diskusi pada aktivitas belajar
siswa, dan menghindarkan diri untuk tidak mengkritikguru. Pendekatan case study yang dimaksud dalamprogram ini adalah pemanfaatan salah satu teknik dalamcase study , yakni guru atau observer harus dapatmenuangkan segala temuannya yang berkaitan denganaktivitas pembelajaran kedalam uraian naratif. Dengancara ini, maka akan dapat diungkapkan berbagaipermasalahan dan kelebihan dari suatu kasuspembelajaran. Di sisi lain cara ini akan dapat mengatasikesulitan umum yang dialami sebagian besar gurupeserta selama ini, yakni menuangkan gagasannyadalam tulisan berbentuk narasi ilmiah.
Bahan Belajar Mandiri observasi ini diharapkan dapatmembantu guru peserta (pengamat pembelajaran)dalam konteks kegiatan KKG/MGMP, untuk dapatmerekam berbagai aspek pembelajaran dan akhirnyadapat menemukan berbagai permasalahan yang dapatdiangkat sebagai salah satu masalah pembelajaran, yangakan diperbaiki melalui PTK. Lembar diobservasi inibukan dimaksudkan untuk membatasi keluasan aspekdalam pembelajaran yang semestinya dapatdiidentifikasi oleh pengamat, namun semata-mata untukmenjadi sualtu cara altrnatif sederhana bagi guru untuk
menjelaskan materi ajar atau masuk langsungke kegiatan inti.
b. Apersepsi dapat dilakukan oleh guru pesertadengan cara menyampaikan pertanyaan-pertnyaan untuk menggali pengethuan awalsiswa.
c. Pada akhir langkah apersepsi/motivasi, apakahtimbul konflik kognitif atau masalah pada dirisiswa? Hal ini dapat diungkapkan oleh siswadalam bentuk pertanyaan kepada guru.Misalnya, mengapa kok terjadi demikian ...?Seharusnya kan demikian ...? Bagaimana jika...? dst.
d. Dalam mengawali kegiatan inti, apakah gurupeserta memberikan penjelasan umum tentangmateri ajar secara garis besar, ataumenjelaskan langkah-langkah kerja yang akandilakukan siswa? Apakah penjelasan diberikandengan cara yang cukup jelas dan maksudnyamudah dipahami siswa? Perhatikan, apakahsiswa memperhatikan dengan baik dan dapatmemahami maksud penjelasan tersebut? Berapafrekuensi siswa yang memperhatikan danmemahaminya? Berikan komentar singkattentang hal tersebut. Apakah sudah cukup baik
dilakukan oleh guru? Adakah yang perludiperbaiki?
e. Apakah materi ajar atau kegiatan-kegiatan yangdilakukan dikaitkan dengan realita kehidupan disekitar siswa, sehingga menjadi bermakna danmembangkitkan ketertarikan siswa? Hal iniberkaitan dengan nilai kontekstualpembelajaran. Tuliskan penjelasan singkattentang hal ini.
f. Apakah untuk pelaksanaan pembelajaran tersebut
tersedia sumber belajar, media, peralatan yangmemadai (jumlah dan kualitas)? Bagaimanapengelolaan oleh guru peserta danpemanfatannya oleh siswa? Apakah sumberbelajar/media cukup efisien membantu siswamenemukan atau memahami konsep materiajar? Uraikan temuan Anda tentang hal ini.
g. Secara umum, apakah guru pesertamenggunakan strategi pembelajaran tertentudengan alur yang sesuai, dan dilakukannya
belajar tersebut dengan baik atau tampakmenjadi kebingungan?
h. Bagaimana cara guru peserta membimbing danmengarahkan siswa, atau memberikanpertanyaan arahan? Apakah pertanyaan-peranyaan tersebut efektif dalam mengarahkankerja dan cara perpikir siswa?
i. Apakah siswa beraktivitas secara fisik maupunmental (berpikir) dalam belajar? Berapafrekuensi siswa yang telah benar-benar belajardan berapa yang tidak?
j. Apakah ada siswa yang bertanya ataumenyampaikan pendapat secara langsung
kepada guru peserta? Berapa orang? Apakahguru peserta memberikan respons terhadappertanyaan atau komentar siswa?
k. Pada kegiatan penutup, apakah guru melakukanpenguatan terhadap hasil belajar siswa, misaldengan cara; membuat rangkuman ataukesimpulan, mengajak siswa mereviu prosesdan hasil belajar, atau memberikan tugas rumahuntuk remidi bagi yang kurang berhasil atauuntuk penguatan bagi yang telah berhasil?
l. Apakah tampak adanya kepuasan pada siswasetelah kegiatan belajar selesai? Hal ini akanditandai oleh kegembiraan pada siswa, tidakada siswa yang terlihat lesu atau murung, tidaktanpak siswa yang masih kebingungan ataubertanya-tanya tentang materi pelajaran ataupekerjaan rumah yang diberikan?
m. Apakah guru peserta melakukan evalusiterhadap hasil belajar? Bagaimana dengancapaian hasil belajar siswa (jika mungkindilihat)?
5. Setelah melakukan observasi pembelajaran, makapara pengamat diharapkan dapat menuliskankomentar yang obyektif dan terkait denganketerlaksanaan skenario pembelajaran yang telahdisusun atau direncanakan? (harus lihat RPP guru).
6. Selain itu pengamat diharapkan dapat menemukanatau menidentifikasi pelajaran-pelajaran berhargadari observasi pembelajaran tersebut. Nantinyapelajaran berharga tentang teknik-teknikpengajaran ini dapat dicoba-terapkan di sekolah
Sumber Belajar 4 Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3Materi Pelatihan TerintegrasiBerbasis Kompetensi Guru Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia).Depdiknas, Direktorat PendidikanLanjutan Pertama, DirektoratJenderal Pendidikan Dasar danMenengah, Departemen PendidikanNasional, Jakarta, 2005
Sebagaimana telah dikemukakan dalam bagian
terdahulu, sangatlah beralasan untuk beranggapan
bahwa PTK dilakukan oleh searang guru atas
prakarsanya sendiri, meskipun memang terbuka peluang
bagi pelaksana PTK secara kolaboratif itu berarti bahwa
observasi yang dilakukan oleh guru sebagai aktor PTK
tidak dapat digantikan oleh pengamat luar atau olehsarana perekam. betapapun canggihnya.
Dengan kata lain, penyaturagaan implementasi tindakan
dan observasi interprestasi proses dan hasil
implementasi tindakan tersebut terjadi, tidak lebih dan
tidak kurang karera keduanya merupakan bahagian tidak
terpisahkan dalam tindakan alamiah pembelajaran.
Kekhasannya adalah bahwa dalam konteks PTK, kedua
kegiatan dilakukan dengan tingkatan kesadaran serta
eksplisitasi yang lebih tinggi, seringkali bahkan dengan
melibatkan sejawat dan mitra di samping berbagai
peralatan pembantu rekam yang lazimnya tidak
digunakan dalam konteks pembelajaran sehari-hari.
Akhimya. agar tidak menmibulkan kerancuan yang tidak
perlu. perlu dicatat bahwa Hopkins (1992) secera
eksplisit menandaskan bahwa paparan mengenai
observasi kelas itu ditampilkannya bukan semata-mata
dalam konteks PTK. Melainkan dalam konteks
pengembangan guru dan sekolah yang lebih luas
4. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interprestasi
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 205
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
BAHAN BELAJAR MANDIRI
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP
Sebelum pembelajaran pada pertemuan inidimulai, guru peserta terlebih dahulu harusmemiliki data-data yang diperlukan untukdianalisis. Data ini dapat diperoleh dari kegiatanpelaksanaan pembelajaran pada open class ataupelaksanaan pembelajaran di sekolah guru pesertayang diamati teman sejawatnya. Data tersebutmencakup data hasil observasi, hasil refleksi diri(case study ), hasil kerja siswa, dan hasil penilaianaspek kognitif siswa dalam pemahaman konsepterkait dengan topik yang telah diajarkan padawaktu proses pembelajaran.
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 206
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
1. PENGANTAR
Analisis data merupakan usaha untuk memilih,
memilah, membuang, menggolongkan, mengatur
urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Langkah ini
sangat penting dilakukan agar data yang terkumpul
dapat bermakna dan menjawab keberhasilan tindakan
yang telah dilakukan. Kegiatan ini sebagai tindak
lanjut dari kegiatan pengumpulan data. Jika kegiatan
pengumpulan data sebagai jantungnya penelitian
tindakan, maka analisis data akan memberi kehidupan
dalam kegiatan penelitian tersebut. Oleh karena itu,
peserta perlu memahami teknik analisis data yang
tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah
yang tinggi .
a. Kedudukan Analisis dan Interpretasi Data
Analisis dan interpretasi data merupakan topik bahasanpertemuan minggu ke-13 dari 16 pertemuan dalamproses belajar BERMUTU. Topik ini merupakan saturangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebelumtahapan refleksi dan evaluasi pada proses PTK
b. Pentingnya Analisis dan Interpretasi Data
Prosedur analisis dan interpretasi data penting untukdipelajari karena walaupun data telah dikumpulkan dan
valid serta lengkap. Jika guru peserta tidak mampumenganalisis, data yang telah dikumpulkan tidakmemiliki makna. Kegiatan pengumpulan data yang benarmemang merupakan jantungnya PTK, sementara ituanalisis data akan “menghidupkan” PTK yang dilakukan
guru peserta. Untuk itu, peserta perlu memahami
teknik analisis data yang tepat agar penelitian tindakankelas yang dilakukan lebih bermanfaat dan memilikinilai ilmiah yang tinggi.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam topik ini adalahpermasalahan yang terkait dengan pengolahan atauanalisis data dan interpretasinya. Pembahasan tentanganalisis data difokuskan pada masalah menganalisis datakuantitatif dan menganalisis data yang bersifat
kualitatif (deskriptif kualitatif). Sementara itu,
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 207
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
pembahasan tentang interpretasi data difokuskan padamasalah pemaknaan terhadap hasil analisis data. Hasilanalisis dapat dikatakan masih bersifat faktual sehinggaperlu diberi arti atau makna. Interpretasi hendaknyamencerminkan jawaban dari permasalahan yangdiajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian,tujuan penelitian, landasan teori, data, analisis data,dan interpretasi tidak memiliki runtutan yang jelas.
d. Petunjuk Kegiatan Pembelajaran
Sama halnya dengan pertemuan sebelumnya. Kegiatanpembelajaran pada topik ini dirancang untuk gurupeserta yang dilakukan pada saat tatap muka di MGMPdan di luar forum MGMP (di sekolah atau di rumah)yang dirancang dalam tugas terstruktur dan tugasmandiri.
Kegiatan Tatap Muka
Kegiatan pembelajaran pada sesi ini adalah melakukankegiatan utama yaitu diskusi kelompok untuk berlatihmemilah data ke dalam data kualitatif dan datakuantitatif, mengorganisasikan data, menganalisis, danmenginterpretasikannya.
Tugas Terstruktur1) Mengecek kembali data yang telah diperoleh dan
diorganisasikan sesuai dengan jenis data danrelevansinya dengan tujuan pelaksanaan PTK.
2) Menganalisis data tersebut dan membuatinterpretasinya.
Tugas Mandiri
1) Menugasi peserta untuk membaca dan memahamilangkah analisis data dan interpretasi dari sumberbelajar dan referensi yang relevan.
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 210
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
4. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar yang dapat digunakan dalampembelajaran topik ini antara lain:
Sumber Belajar Nama Rujukan Keterangan
perolehan
Sumber Belajar 1 Handout topik analisis data danInterpretasi
Lampiran
Sumber Belajar 2 Contoh analisis data kualitatif Lampiran
Sumber Belajar 3 Contoh analisis data kuantitatif Lampiran
Sumber Belajar 4 Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3Materi Pelatihan TerintegrasiBerbasis Kompetensi Guru MataPelajaran Bahasa Indonesia).Depdiknas, Direktorat PendidikanLanjutan Pertama, DirektoratJenderal Pendidikan Dasar danMenengah, Departemen PendidikanNasional, Jakarta, 2005
Lampiran
Sumber Belajar 5 Hylite Module Unit 9: Analisis Data Website
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 212
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
Penjelasan Alur
Kegiatan 1: Pengantar (Penjelasan tentang topik yang
akan dipelajari)Guru emandu mengawali kegiatan pembelajaran denganmengucapkan salam, lalu melalui Bahan Ajar 1: Pengantar Pembelajaran Langkah Analisis Data dan Interpretasi pemandu menginformasikan kompetensi,indikator, kegiatan belajar yang akan dilakukan, danhasil belajar yang diharapkan.
Setelah itu, guru pemandu menginformasikan bahwasetelah peserta melakukan observasi dan memperolehsejumlah data, mereka tidak dapat langsung pada
tahapan refleksi dan evaluasi. Ada satu kegiatan yangperlu dilakukan, yaitu analisis data dan interpretasi.
Selanjutnya dapat diperlihatkan Bahan Ajar 2:Kedudukan Langkah Analisis Data dan Interpretasidalam PTK . Agar suasana kelas lebih hidup, sebelumnyapemandu mengajukan beberapa pertanyaan yangmengarah ke topik pembelajaran.
Pada saat memperlihatkan bahan ajar 2, guru pemandu
menginformasikan bahwa analisis data dan interpretasidiwakili oleh momen refleksi putaran penelitian
tindakan kelas. Dengan melakukan refleksi peneliti akanmemiliki wawasan autentik yang akan membantu dalammenafsirkan datanya. Informasikan pula bahwa pen-jelasan lebih lanjut tentang refleksi ada dalam topiktersendiri.
Pertanyaan guru pemandu:
• Mengapa analisis dan interpretasi data perludilakukan dalam PTK?
• Bagaimana hubungan analisis data daninterpretasi dengan langkah sebelum danselanjutnya dalam penelitian tindakan kelas
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 213
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
Kegiatan 2: Kajian Tugas Mandiri (Mengkaji tugas ter-struktur berupa data-data hasil pelaksanaantindakan yang sudah dilakukan)
Guru Pemandu meminta guru peserta untuk menyiapkandata-data yang dihasilkan dari pelaksanaan tindakanyang sudah dilakukannya. Data tersebut berupa datahasil observasi, case study , dan hasi belajar siswa. Lalumembentuk kelompok kecil (3 orang per kelompok).Masing-masing anggota kelompok saling mengoreksi danmenanggapi kumpulan data tersebut. Guru Pemanduberkeliling, memandu, dan membimbing tiap kelompok.Berdasarkan hasil koreksian dan tanggapan, masing-masing peserta menyempurnakan tugasnya.
Kegiatan 3: Diskusi Kelompok dan Kerja Kelompok(Menganalisis data dan menginterpretasi-kannya)
Guru Pemandu meminta peserta untuk menyiapkandata-data hasil pembelajaran pada kegiatan open class.Secara berkelompok (@ 4 orang) guru peserta meng-analisis data-data tersebut. Supaya lebih terarah,pemandu mencontohkannya terlebih dahulu.
Contoh:
Judul PTK
Penerapan Metode Membaca SQ3R untuk MeningkatkanKemampuan Membaca Efektif (KEM) Siswa Kelas VIIISMP N Jayanti
Data yang diperoleh dipilah dan dikategorikan dalamdata kualitatif dan kuatitatif:
Data Kualitatif Data Kuantitatif
Hasil observasi
Refleksi dalam bentukcase study
Hasil belajar siswa
Apabila diperlukan, pemandu mengingatkan kembalipada definisi data kualitatif dan data kuantitatif.Gunakan Bahan Ajar 3: Definisi Data Kualitatif dan
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 215
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
Kegiatan 6: Penutup (Tanya jawab, penguatan, refleksi,dan tindak lanjut)
Guru Pemandu memberikan kesempatan kepada guru
peserta untuk mengajukan pertanyaan terkait dengantopik analisis data dan interpretasi yang telahdipelajari. Pada kegiatan ini jawaban pertanyaan dapatdiberikan oleh guru peserta yang lain. Setelah Tanyajawab, beberapa guru peserta diminta untuk merang-kum pembelajaran dan diperkuat oleh guru pemandudengan menayangkan Bahan Ajar 5: RangkumanPembelajaran Topik Analisis Data dan Interpretasi.
Langkah selanjutnya pemandu dan peserta melakukanrefleksi pembelajaran. Guru Pemandu mempersilakansetiap peserta menuliskan hasil refleksi diri tentang
pengalaman menganalisis data menginterpretasikannyatermasuk ketercapaian indikator yang telah ditetapkandalam mempelajari topik analisis data dan interpretasi.
Setelah itu, guru pemandu memberikan arahan tindaklanjut pembelajaran dengan memberikan kegiatanmandiri berupa tugas struktur dan tugas belajarmandiri. Hal tersebut diperjelas dengan Bahan Ajar 6:Tugas Terstruktur dan Tugas Mandiri. Kemudian gurupemandu mengakhiri kegiatan dengan ucapan salam danmenginformasikan topik bahasan pertemuan minggu
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 216
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
6. PENILAIAN
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar gurupeserta dilakukan melalui produk yang dihasilkan.Produk tersebut di antaranya adalah laporan hasilpengorganisasian, analisis, dan interpretasi data. Produkguru peserta akan dilampirkan dalam portofolio.
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 223
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
Dari tabel tersebut, jawablah pertanyaa-pertanyaan berikut:
1. Informasi mengenai apasaja yang dapat diperoleh?
2. Bagaimana Saudara menginterpretasi informasi berdasarkankolom Jumlah Siswa?
3. Bagaimana Saudara menginterpretasi informasi berdasarkankolom Persentase?
4. Bagaimana Saudara menginterpretasi informasi berdasarkankolom Rerata Skor?
5. Apa artinya setiap dua baris data diberi batas dengan garis
solid? Ada informasi apa?
6. Bagaimana pendapat Saudara dengan melihat perbandingananimo bersekolah di SD vs MI, Sekolah Inti vs Sekolah Imbas,Sekolah Negeri vs Sekolah Swasta, berdasarkan data pada tabel?
7. Bagaimana pendapat Saudara mengenai kelengkapan fasilitassekolah, pada SD/MI, Sekolah Inti/Imbas, SekolahNegeri/Swasta, berdasarkan data pada tabel?
8. Bagaimana pendapat Saudara mengenai kualitas pembelajaranpada SD/MI, Sekolah Inti/Imbas, Sekolah Negeri/Swasta,
berdasarkan data pada tabel?
9. Bagaimana pendapat Saudara mengenai kualitas guru padaSD/MI, Sekolah Inti/Imbas, Sekolah Negeri/Swasta, berdasarkandata pada tabel?
C. Susunlah laporan kajian kritis terhadap kegiatan tersebut danmembawanya dalam pertemuan berikutnya!
PB /ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA/13/B. INDONESIA SMP 238
ANALISIS DAN INTERPRESENTASI
Sumber Belajar 4Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3 Materi Pelatihan TerintegrasiBerbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia).Depdiknas, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, DirektoratJenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, DepartemenPendidikan Nasional, Jakarta, 2005.
Salah satu ciri khas profesionalitas adalah dilakukannya
pengambilan keputusan ahli sebelum, sementara, dansetelah tindakan layanan ahli dilaksanakan. Deogan
bermodalkan kemampuan dan wawasan kependidikan,
Anda dapat membuat rancangan pembelajaran
berdasarkan serentetan keputusan situasional dengan
mcnggunakan apa yang telah Anda keketahui seperti
tujuan, materi, kesiapan siswa dan dukungan lingkungan
belajar sebagai titik·titik berangkat.
Dengan bersenjatakan prinsip reaksi (principle of
reaction) sebagai rujukan. Anda dapat melakukan
diagnosis dan mengambil keputusan secara sangat cepat
untuk melakukan penyesuaian (fine-luning) yang
diperlukan, sementara kegiatan dan peristiwa
pembelajaran berlangsung. Dengan bertolak dari apa
yang tercapai dan tidak tercapai dalam sesuatu episode
pembelajaran, serta dipandu oleh kerangka pikir
perbaikan yang telah ditetapkan, Anda dapat
mengidentifikasi sasaran perbaikan yang dikehendaki
serta menjajaki strategi perbaikan yang perlu digelar
untuk mewujudkannya.
Untuk dapat melakukan secara efektif pengambilan
keputusan sebelum, sementara, dan setelah suatu
program pembelajaran dilaksanakan, Anda sebagai guru
dan terlebih-Iebih ketika juga berperan sebagai
pelaksana PTK, melakukan refleksi. Artinya, Anda
merenungkan secara intens apa yang telah terjadi dan
tidak terjadi, mengapa segala sesuatu terjadi dan/atau
tidak terjadi. serta menjajaki altematifalternatif solusi
yang perlu dikaji, dipilih dan dilaksanakan untuk dapat
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/ B. INDONESIA SMP 244
REFLEKSI & TINDAK LANJUT
BAHAN BELAJAR MANDIRI
PB /REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/B. INDONESIA SMP
Refleksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukanuntuk melihat kembali apakah rencana tindakan yangtelah dilaksanakan dapat menghasilkan perbaikanpembelajaran sesuai dengan yang diinginkan. Padadasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,interpretasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi
yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Oleh sebabitu, pembelajaran pada pertemuan ini akan berjalandengan baik jika guru peserta sudah memahami danmemiliki data dan hasil analisis data tersebut.
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/B. INDONESIA SMP 245
1. PENGANTAR
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis
(reflective) tentang perubahan yang terjadi pada siswa,suasana kelas, dan guru (Arikunto, dkk., 2008:133).Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawabpertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), danseberapa jauh (to what extent) intervensi telahmenghasilkan perubahan. Berdasarkan hal tersebutlewat refleksi kita berusaha untuk memahami halberikut ini.
• Proses, masalah, persoalan, dan kendala yangnyata dalam tindakan strategik, dengan memper-timbangkan ragam perspektif yang mungkin ada
dalam situasi pembelejaran kelas.
• Persoalan pembelajaran dan keadaan kelas dimana pembelajan dilaksanakan
Dalam melakukan refleksi, kolaborasi dengan teman(termasuk para ahli) akan berperan penting dalammemutuskan judging the value, menghasilkan rekon-struksi makna situasi pembelajaran kelas (seberapa jauhaction telah membawa perubahan, apa/di manaperubahan terjadi, mengapa demikian, apa kelebihan/kekurangan), dan memberikan dasar per-baikan rencana
siklus berikutnya.
a. Kedudukan Refleksi dan Tindak Lanjut
Refleksi dan tindak lanjut merupakan topik bahasanpertemuan minggu ke-14 dari 16 pertemuan dalamproses belajar BERMUTU. Topik ini merupakan fase akhirdari sebuah PTK, yaitu setelah fase perencanaan,tindakan, dan observasi. Fase ini sangat penting
dilakukan karena untuk mengetahui apakah masaah PTKsudah tuntas diatasi atau belum. Jika sudah, makakegiatan PTK dihentikan pada siklus itu, sedangkan jikabelum tuntas, maka harus diteruskan ke siklusberikutnya. Siklus ini merupakan perbaikan dari siklussebelumnya. Peneliti mencoba untuk mengatasikekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakanyang telah dilakukan.
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/ B. INDONESIA SMP 246
REFLEKSI & TINDAK LANJUT
b. Pentingnya Refleksi dan Tindak Lanjut
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kegiatan refleksidan tindak lanjut merupakan kegiatan terakhir dari
suatu siklus PTK. Pada kegiatan ini guru peserta akandapat mengetahui berhasil tidaknya rencana tindakanyang dilaksanakan. Pada kegiatan refleksi ini pulapeserta baru dapat menentukan tindak lanjut apa yangharus dilakukan jika ternyata perbaikan pembelajaranyang dilakukan belum sesuai dengan tujuan yang telahditetapkan. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat perludilakukan.
c. Ruang LingkupRuang lingkup pembahasan dalam topik ini adalahpermasalahan yang terkait dengan kemampuanmerefleksi dan tindak lanjut. Pembahasan difokuskanpada hal-hal yang harus ada dalam sebuah refleksi dantindak lanjut, langkah-langkah merefleksi, danmenyusun program tindak lanjut.
d. Petunjuk Kegiatan PembelajaranTotal alokasi waktu yang dipergunakan dalam topik iniadalah 12 jam pelajaran yang meliputi tatap muka diMGMP selama 4 jam pelajaran (@ 50 menit), tugasterstruktur 4 jam pelajaran (@ 60 menit), dan tugasmandiri 4 jam pelajaran (@ 60 menit). Adapun petunjukdari masing-masing kegiatan tersebut dijabarkansebagai berikut.
Kegiatan Tatap Muka
Kegiatan pembelajaran pada sesi ini adalah melakukankegiatan utama yaitu diskusi kelompok untuk berlatihmelakukan refleksi terhadap tindakan yang sudahdilakukan dan menentukan tindak lanjutnya.
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/B. INDONESIA SMP 249
3. PERSIAPAN
Untuk melaksanakan pembelajaran topik refleksi dan
tindak lanjut, guru pemandu perlu mempersiapkan hal-
hal berikut ini.
a. Mempelajari alur kegiatan pembelajaran yangdisarankan dalam panduan ini.
b. Mempelajari materi terkait topik refleksi dantindak lanjut pada sumber belajar yang disarankandalam daftar sumber belajar.
c. Menyiapkan dan memahami bahan ajar berikut ini.
• Bahan Ajar 1 Pengantar Pembelajaran Langkah
Refleksi dan Tindak Lanjut.
• Bahan Ajar 2 Kedudukan Refleksi dan Tindak
Lanjut dalam PTK.
• Bahan Ajar 3 Langkah-langkah Melakukan
Refleksi.
•
Bahan Ajar 4 Contoh Rumusan Refeksi danTindak Lanjut.
• Bahan Ajar 5 Rangkuman Pembelajaran Topik
Refleksi dan Tindak Lanjut.
• Bahan Ajar 6 Tugas Terstruktur dan Tugas
Mandiri.
d. Menyiapkan alat dan bahan, seperti papan tulis,kertas plano, spidol, OHP, plastik tranparancies,LCD, Laptop, ATK dan kalkulator.
Selain itu, guru pemandu mengingatkan gurupeserta agar membawa data hasil pelaksanaanpembelajaran sesuai dengan masalah dan rencanaPTK-nya dan laporan hasil analisis data daninterpretasinya.
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/ B. INDONESIA SMP 250
REFLEKSI & TINDAK LANJUT
4. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar yang dapat digunakan dalampembelajaran topik ini antara lain:
Sumber Belajar Nama Rujukan Keteranganperolehan
Sumber Belajar 1 Bahan Ajar T opik Refleksi dan TidakLanjut
Lampiran
Sumber Belajar 2 Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis
Kompetensi Guru Mata PelajaranBahasa Indonesia). Depdiknas,Direktorat Pendidikan LanjutanPertama, Direktorat JenderalPendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional,Jakarta, 2005
Lampiran
Sumber Belajar 3 Hylite Modul Unit 7. Subunit 2.Persiapan dan Pelaksanaan PTK
WebsiteCakrawalaGuru
Sumber Belajar 4 Hylite Modul: Unit:9 Analisis Data Website
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/ B. INDONESIA SMP 252
REFLEKSI & TINDAK LANJUT
Penjelasan Alur
Kegiatan 1 Pengantar (Penjelasan tentang topik yang
akan dipelajari)Guru Pemandu menginformasikan topik yang akandipelajari, kompetensi, indikator pencapaiankompetensi, ruang lingkup pembelajaran, dan kegiatanpembelajaran yang akan dilakukan melalui Bahan Ajar1: Pengantar Pembelajaran Langkah Refleksi danTindak Lanjut.
Langkah selanjutnya, guru pemandu memberikanpenguatan kedudukan refleksi dan tindak lanjut dalamtahapan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Hal
tersebut dapat diperlihatkan melalui Bahan Ajar 2:Kedudukan Refleksi dan Tindak Lanjut dalam PTK. Namun sebelumnya, pemandu melakukan tanya jawabseputar topik refleksi dan tindak lanjut PTKpembelajaran bahasa Indonesia dengan guru peserta.
Pertanyaan pemandu:• Apa yang dimaksud dengan refleksi dan tindak
lanjut itu?• Mengapa perlu ada refleksi dan tindak lanjut
dalam PTK?
• Apa hubungan refleksi dengan langkahsebelumnya dalam penelitian tindakan kelaspembelajaran bahasa Indonesia?
• Bagaimana melakukan refleksi dan tindaklanjut?• Hal-hal apa sajakah yang perlu direfleksi dan
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/B. INDONESIA SMP 253
Kegiatan 2 Kajian Tugas Mandiri(Mendiskusikan dan mengkaji hasil analisis daninterpretasi data masing-masing guru)
Guru Pemandu membagi peserta dalam kelompok kecil(@3 orang). Setiap kelompok diberi tugas untukmendiskusikan hasil analisis dan interpretasi datamasing-masing. Pada akhir kegiatan ini setiap gurupeserta diharapkan sudah mempunyai hasil analisis daninterpretasi untuk data kelas masing-masing.
Kegiatan 3 Diskusi Kelompok dan Kerja Kelompok(Berlatih membuat refleksi dan tindak lanjut
berdasarkan tindakan yang dilakukan pada saatopen class)
Guru Pemandu meminta guru peserta untuk menyiapkandata-data hasil pembelajaran pada kegiatan open class dan laporan hasil analisis data dan interpretasinya.Secara berkelompok (@ 4 orang) guru peserta membuatrefleksi tindakan open class tersebut dan menentukantindak lanjutnya. Sebelumnya, pemandu mengingatkankembali tentang konsep refleksi dan tindak lanjut dalamPTK.
Konsep dasar refleksiRefleksi merupakan kegiatan telaah terhadap keseluruhan informasiyang telah diperoleh dari pelaksanaan rencana tindakan. Informasi yangterkumpul ditelaah, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lain,dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya atau dengan standarttertentu dan digunakan untuk mengevaluasi ketercapaian tujuanperbaikan pembelajaran.
Konsep dasar tindak lanjutTindak lanjut merupakan kegiatan lanjutan yang harus dilakukanapabila hasil refleksi menunjukkan bahwa tujuan perbaikanpembelajaran belum berhasil seperti yang diharapkan.Untuk menentukan tindak lanjut yang tepat, guru perlu mencarifaktor-faktor yang diduga kuat sebagai penyebab kekurangberhasilanperbaikan pembelajaran. Penyebab inilah yang harus digunakansebagai dasar untuk membuat perencanaan pada siklus berikutnya.
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/ B. INDONESIA SMP 254
REFLEKSI & TINDAK LANJUT
Selain itu, agar lebih terarah, guru pemandumengingatkan kembali langkah-langkah melakukanrefleksi melalui Bahan Ajar 3: Langkah-langkahMelakukan Refleksi dan Tindak Lanjut. Selanjutnya,pemandu memberikan contohnya denganmemperlihatkan Bahan Ajar 4: Contoh RumusanRefeksi dan Tindak Lanjut
Pada kerja kelompok, setiap kelompok diberi tugasuntuk menulis kembali tujuan perbaikan pembelajaransaat open class, membuat deskripsi hasil analisis daninterpretasi data open class, merumuskan refleksi, danmerumuskan tindak lanjut. Setiap kelompok dimintauntuk menuangkan hasil kerjanya ke dalam formatberikut:
Tujuan Perbaikan
(Open class )
Deskripsi Temuan
(Open class )
Refleksi Tindak lanjut
Pada kegiatan ini, guru pemandu memandu guru peserta
dalam berlatih membuat refleksi dan tindaklanjutberdasarkan studi kasus tersebut.
Kegiatan 4 Kunjung Karya(Menanggapi hasil kerja kelompok)
Guru Pemandu meminta setiap kelompok memajangkanhasil kerja kelompoknya. Setelah itu, setiap kelompokdipersilakan melihat, mengunjungi, dan mengomentari
atau menanggapi hasil kerja kelompok tersebut.Berdasarkan hasil komentar tersebut, tiap kelompokmenyempurnakan hasil kerjanya.
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/B. INDONESIA SMP 255
Kegiatan 5 Latihan dan Penugasan(Membuat refleksi dan tindak lanjutberdasarkan tindakan yang telah dilakukanmasing-masing)
Guru Pemandu mempersilakan guru peserta membuatrefleksi tindakan PTK yang sudah dilakukannya denganmenggunakan hasil analisis data dan interpretasinya yagsudah dirumuskan pada pertemuan sebelumnya. Padapertemuan ini hendaknya guru peserta mengembangkangaris besarnya saja. Guru Pemandumemfasilitasi/membimbing guru secara individu dalamhal menyelesaikan tugas tersebut. Sebelumnya pemandumengingatkan bahwa hendaknya ketika merefleksi harusjujur akan kekurangan yang dimiliki agar kekurangan itu
dapat diperbaiki pada tindakan selanjutnya. Sepertiyang terungkap dalam kata mutiara berikut ini.
Kegiatan 6 Penutup(Tanya Jawab, Penguatan, Refleksi, dan TindakLanjut)
Guru Pemandu memberikan kesempatan kepada pesertauntuk mengajukan pertanyaan terkait dengan topikrefleksi dan tindak lanjut yang telah dipelajari. Padakegiatan ini jawaban pertanyaan bisa diberikan olehpeserta lain. Setelah tanya jawab, pemandumemberikan penguatan degan menayangkan BahanAjar 5: Rangkuman Pembelajaran Topik Refleksi danTindak Lanjut.
Langkah selanjutnya guru pemandu dan guru pesertamelakukan refleksi pembelajaran. Guru Pemandumempersilakan setiap guru peserta menuliskan hasilrefleksi diri tentang pengalaman membuat refleksi danmenyusun tindak lanjutnya termasuk ketercapaianindikator yang telah ditetapkan dalam mempelajaritopik refleksi dan tindak lanjut.
Setelah itu, guru pemandu memberikan arahan tindaklanjut pembelajaran dengan memberikan kegiatanmandiri berupa tugas struktur dan tugas belajarmandiri. Hal tersebut diperjelas dengan Bahan Ajar 6:
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/ B. INDONESIA SMP 256
REFLEKSI & TINDAK LANJUT
6. PENILAIAN
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar gurupeserta dilakukan melalui produk yang dihasilkan.Produk yang dapat dinilai adalah hasil refeksi danrancangan tindak lanjut PTK pada siklus berikutnya.Produk guru peserta akan dilampirkan dalam portofolio
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/ B. INDONESIA SMP 260
REFLEKSI & TINDAK LANJUT
Bahan Ajar 4 Contoh Rumusan Refeksi dan TindakLanjut
Tujuan
PerbaikanDeskripsi Temuan Refleksi Tindak Lanjut
Guru pesertamampumeningkatkanketerampilansiswa dalammelakukantahapanmetode SQ3R
Kerja berpasanganberlangsung lancar,tetapi hanya limapasangan yanganggotanya aktifmelakukan tahapanmetode SQ3R. Untukpasangan yang lain,masih kaku danbelum dapatmemanfaatkanwaktu. Ini terjadikarena siswa masihbeum memahamitujuan penggunaanmetode SQ3R, gurujuga tidak menegursiswa yang ngobrol,guru hanyaberkeliling kesemuakelompok tanpa
PB/REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT/14/ B. INDONESIA SMP 262
REFLEKSI & TINDAK LANJUT
Sumber Belajar 2
Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3 Materi Pelatihan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata PelajaranBahasa Indonesia). Depdiknas, Direktorat PendidikanLanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasardan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional,Jakarta, 2005.
Salah satu ciri khas profesionalitas adalah dilakukannya
pengambilan keputusan ahli sebelum, sementara, dan
setelah tindakan layanan ahli dilaksanakan. Deogan
bermodalkan kemampuan dan wawasan kependidikan,
Anda dapat membuat rancangan pembelajaran
berdasarkan serentetan keputusan situasional dengan
mcnggunakan apa yang telah Anda keketahui seperti
tujuan, materi, kesiapan siswa dan dukungan lingkungan
belajar sebagai titik·titik berangkat.
Dengan bersenjatakan prinsip reaksi (principle of
reaction) sebagai rujukan. Anda dapat melakukan
diagnosis dan mengambil keputusan secara sangat cepat
untuk melakukan penyesuaian (fine-luning) yang
diperlukan, sementara kegiatan dan peristiwa
pembelajaran berlangsung. Dengan bertolak dari apa
yang tercapai dan tidak tercapai dalam sesuatu episode
pembelajaran, serta dipandu oleh kerangka pikir
perbaikan yang telah ditetapkan, Anda dapat
mengidentifikasi sasaran perbaikan yang dikehendaki
serta menjajaki strategi perbaikan yang perlu digelaruntuk mewujudkannya.
Untuk dapat melakukan secara efektif pengambilan
keputusan sebelum, sementara, dan setelah suatu
program pembelajaran dilaksanakan, Anda sebagai guru
dan terlebih-Iebih ketika juga berperan sebagai
pelaksana PTK, melakukan refleksi. Artinya, Anda
merenungkan secara intens apa yang telah terjadi dan
tidak terjadi, mengapa segala sesuatu terjadi dan/atau
tidak terjadi. serta menjajaki altematifalternatif solusi
Laporan PTK pada hakikatnya merupakan upayamenceritakan kembali seluruh kegiatan dari awalsampai akhir kegiatan, mulai dari perencanaan,tindakan (pelaksanaan), pengamatan (observasi), danrefleksi. Setiap aktivitas PTK dilaporkan secara jelas danterperinci dari masalah yang dirasakan, tindakan yangdiambil untuk mengatasi masalah tersebut, caramengobservasi, cara menganalisis dan merefleksi, sertabagaimana hasilnya. Seperti penelitian formal,penelitian tindakan kelas dalam melaporkan hasilpenelitian juga mengikuti aturan pelaporan kegiatanilmiah.
a. Kedudukan Penyusunan Laporan dalamPembelajaran
Penyusunan laporan merupakan topik bahasanpertemuan minggu ke-15 dari 16 pertemuan dalamproses belajar BERMUTU. Kegiatan ini dilakukan setelahguru peserta melakukan kegiatan penelitiannyaberdasarkan proposal yang telah dipersiapkannya.
b. Pentingnya Penyusunan Laporan
Penyusunan Laporan penting dilakukan karena laporan
merupakan bukti fisik dari suatu kegiatan yang
memaparkan pelaksanaan dan hasilnya.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam topik ini adalahmengkaji dan menyusun laporan berdasarkan sistema-tika penyusunan laporan PTK.
Kegiatan pembelajaran dilakukan pada saat tatap muka
di MGMP dan pembelajaran sendiri yang dirancang
dalam bentuk tugas terstruktur dan tugas mandiri.
Kegiatan Tatap Muka
Kegiatan pembelajaran pada sesi ini adalah melakukankegiatan utama yaitu mendiskusikan hasil pelaksanaantindakan siklus 2 yang sudah dianalisis dan diinterpretasioleh masing-masing guru peserta, berlatihan menyusunlaporan secara bersama-sama untuk PTK yang dilakukanmelalui tindakan Open Class, dan berlatih menyusunlaporan hasil tindakan siklus 1 dan siklus 2 masing-masing guru peserta.
Tugas Terstruktur
1) Mengecek kembali data-data yang telah diperolehdan diorganisasikan dari pelaksanaan tindakan siklus1 dan siklus 2 sesuai dengan jenis data danrelevansinya dengan tujuan pelaksanaan PTK guru.
2) Memahami hasil analisis data dan interpretasi datapelaksanaan tindakan siklus 1 dan 2 yang telahdirumuskan.
3) Menyusun laporan hasi penelitian tindakan kelassiklus 1 dan 2.
Tugas Mandiri
Membaca dan memahami sumber belajar dan referensiyang relevan lalu menyusun laporan kajian kritisnya.
Untuk memfasilitasi guru peserta berdiskusi di MGMPdalam topik penyusunan laporan terdapat beberapa hal
yang perlu dipersiapkan guru pemandu, di antaranyasebagai berikut.
a. Mempelajari alur kegiatan pembelajaran yangdisarankan dalam Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini.
b. Mempelajari materi terkait topik penyusunanlaporan pada sumber belajar yang disarankandalam daftar sumber belajar.
c. Menyiapkan dan memahami bahan ajar untukdigunakan dalam memfasilitasi guru di MGMP.
• Bahan Ajar 1 Pengantar Pembelajaran TopikPenyusunan Laporan
• Bahan Ajar 2 Format Laporan
• Bahan Ajar 3 Tugas Terstruktur dan TugasMandiri
d. Menyiapkan alat dan bahan, seperti papan tulis,kertas plano, spidol, OHP, plastik tranparancies,
LCD, Laptop, ATK dan kalkulator.
Selain itu, Guru pemandu mengingatkan kepada gurupeserta agar membawa data hasil analisis data daninterpretasi serta refleksi pelaksanaan tindakan siklus 1dan 2.
Guru pemandu menginformasikan topik yang akandipelajari, kompetensi, indicator pencapaian kompe-tensi, ruang lingkup pembelajaran, dan kegiatanpembelajaran yang akan dilakukan melalui Bahan Ajar1: Pengantar Pembelajaran Topik PenyusunanLaporan.
Langkah selanjutnya, guru pemandu melakukan tanyajawab seputar topik penyusuna laporan PTK pem-belajaran bahasa Indonesia dengan guru peserta didik
Kegiatan 2 Kajian Tugas Mandiri(Mendiskusikan dan mengkaji hasil analisis daninterpretasi data siklus 2)
Guru pemandu membagi guru peserta dalam kelompokkecil (@ 3 orang). Setiap kelompok diberi tugas untukmendiskusikan hasil analisis dan interpretasi data serta
refleksi siklus 2 yang dilakukan oleh masing-masing.Pada akhir kegiatan ini setiap guru peserta diharapkansudah mempunyai data dan deskripsi pelaksanaan siklus2.
Pertanyaan guru pemandu:
• Haruskah kita membuat laporan setelah prosesPTK selesai? Mengapa?
• Hal-hal apa sajakah yang harus dipersiapkansebelum menyusun laporan?
Kegiatan 3 Diskusi Kelompok dan Kerja Kelompok(Berlatih menyusun laporan PTK siklus 1 dan siklus2 berdasarkan tindakan yang dilakukan pada saatopen class)
Guru pemandu meminta guru peserta untuk menyiapkandata-data hasil pembelajaran siklus 2 pada kegiatanopen class. Secara berkelompok (@ 4 orang) gurupeserta mendiskusikan hasil pelaksanaan tindakan siklus2 tersebut dengan cara menganalisis dan meng-interpretasi data yang dihasilkan pada saat tindakan.
Setelah itu, setiap kelompok diberi tugas untuk menuliskembali tujuan perbaikan pembelajaran saat open class, membuat deskripsi hasil analisis dan interpretasi datasiklus 2 open class, dan merumuskan refleksinya. Setiap
kelompok diminta untuk menuangkan hasil kerjanya kedalam format berikut:
Tujuan Perbaikan (Siklus 2) Deskripsi Temuan (Siklus 2) Refleksi
Guru pemandu meminta masing-masing kelompokmempersiapkan data hasil siklus 1 dan 2 open class.
Kemudian berlatih meyusun laporan penelitianya.Adapun format penulisan yang dapat dijadikan rujukanadalah Bahan Ajar 2: Format Laporan. Selain itu, gurupeserta dapat juga menggunakan Sumber Belajar 2:Contoh Laporan PTK sebagai bahan referensi ataucontoh dalam penulisan laporan PTK. Kegiatan ini padadasarnya untuk mempertanggungjawabkan proses PTKyang telah dilakukan. Guru peserta, dalam hal inisebagai peneliti, harus segera mempertanggung-jawabkan tindakannya dalam bentuk laporan dan tidaklepas tanggung jawab. Seperti yang tersirat dalam katamutiara berikut ini.
Kegiatan 4 Presentasi(Melaporkan dan menanggapi hasil kerja kelompok)
Guru pemandu meminta salah satu kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Pada saatperwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjakelompoknya, kelompok lain dipersilakan memberikankomentar atau tanggapan. Pada kegiatan ini, Gurupemandu memfaslitasi jalannya diskusi.
Kegiatan 5 Latihan dan Penugasan(Menyusun laporan berdasarkan tindakan siklus 1dan siklus 2 yang telah dilakukan masing-masing)
Guru pemandu mempersilakan guru peserta menyusunlaporan PTK yang sudah dilakukannya denganmenggunakan hasil analisis data dan interpretasi hasilsiklus 1 dan 2 yag sudah dirumuskan pada pertemuansebelumnya. Pada pertemuan ini hendaknya gurupeserta mengembangkan garis besarnya saja. Guru intimemfasilitasi/membimbing guru secara individu dalamhal menyelesaikan tugas tersebut.
Kegiatan 6 Penutup(Tanya Jawab, Penguatan, Refleksi, dan TindakLanjut)
Guru pemandu memberikan kesempatan kepada gurupeserta untuk mengajukan pertanyaan terkait dengantopik penyusunan laporan yang telah dipelajari. Padakegiatan ini jawaban pertanyaan dapat diberikan olehguru lain. Setelah tanya jawab, beberapa guru pesertadiminta untuk merangkum pembelajaran.
Langkah selanjutnya Guru pemandu dan guru peserta
melakukan refleksi pembelajaran. Guru pemandumempersilakan setiap guru peserta menuliskan hasilrefleksi diri tentang pengalaman menyusun laporan PTKtermasuk ketercapaian indikator yang telah ditetapkandalam mempelajari topik ini. Setelah itu, Guru pemandumemberikan arahan tindak lanjut pembelajaran denganmemberikan kegiatan mandiri berupa tugas struktur dantugas belajar mandiri. Agar lebih jelas, Guru pemandumenayangkan Bahan Ajar 3 Tugas Terstruktur danTugas Mandiri.
Memuat judul penelitian, nama-nama peneliti, namainstitusi dan tahun.
LEMBAR PENGESAHAN
Berisi pengesahan oleh Guru Guru pemandu, Pembimbingdan Kepala Sekolah tempat penelitian.
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
Berisi saripati unsur-unsur penelitian: permasalahan,tujuan, prosedur penelitian, hasil penelitian, kesimpulan,dan saran, ditulis tidak melebihi satu halaman.
DAFTAR ISI
Berisi daftar judul-judul di dalam laporan dan nomorhalamannya
Bab I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang: uraian masalah pembelajaran,identifikasi dan analisis masalah, akar penyebabmasalah, pentingnya masalah tersebut untuk diatasi
B.
Perumusan Masalah: berisi hasil identifikasi dan analisismasalah sebagai rumusan masalah ditulis dalam kalimattanya, yang akan dpecahkan melalui penelitian
C. Tujuan Penelitian: ditulis sesuai dengan rumusanmasalah dan tindakan perbaikan. Tujuan Penelitianberbeda dengan tujuan pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian: penjelasan tentang manfaat penelitian bagi guru, siswa, lembaga dan pengembangan pembelajaran
E. Definis Operasional: penjelasan tentang pengertian
atau maksud atau batasan dari istialah utama yangdigunakan, khususnya dalam judul penelitian.
Uraian kajian konsep, teori, pendapat pakar, pengalamannyata, hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah danmenjadi landasan tindakan yang dirancang dalam bentukkerangka pikir untuk meyakinkan tindakan perbaikan yangdirencanakan dapat mengatasi masalah. Dari kajian pustakainiharus menghasilkan hipotesis tindakan, yaitu hasil pemecahan masalah sementara yang didasarkan pada kajian pustaka.
BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN
Uraian tentang subjek penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, prosedur setiap siklus (perencanaan, pelaksanaan & pengumpulan data, refleksi)
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Uraian tentang data hasil penelitian, mulai dari hasilobservasi awal, pelaksanaan pada siklus I, dst.
Sajian hasil analisis data diurutkan sesuai rumusanmasalah.
Pembahasan dapat ditulis terpadu dengan sajian hasil penelitian, dapat pula ditulis terpisah setelah sajian hasil penelitian Setiap sajian hasil disertai pembahasan,argumentasi mengapa hasilnya seperti itu, dikaitkandengan pengalaman praktis, teori, pendapat pakar, atau
penelitian lain dalam kajian pustaka
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi uraian singkat tentang kesimpulan dan saran.
Kesimpulan mengacu pada rumusan masalah, sementara itu
saran mengacu pada hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar semua referensi (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi,
dll) yang digunakan sebagai acuan penelitian, ditulis secara
konsisten mengikuti aturan tertentu (biasanya mencakup nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, nama jurnal dan
nomor/edisi/volume, nama kota penerbit, nama penerbit)
LAMPIRAN
RPP, lembar observasi, instrumen penelitian, hasil kegiatan
belajar, hasil tes, foto-foto kegiatan, dokumen lain yang
Peningkatan Kemampuan Siswa dalamMendengarkan Cerita melalui KerjasamaKelompok
oleh Drs. Eman Hidayat, M.M.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mendengarkan sebuah cerita adalah salah satukompetensi dasar (KD) yang harus dicapai dikuasai olehsiswa sekolah dasar kelas enam. Kemampuanmendengarkan sebuah cerita merupakan salah satu jeniskemampuan mendengarkan yang sangat penting bagisiswa dalam menjalani kehidupan sehari- hari. Pada
setiap saat siapa pun pasti akan mendengarkan berbagaiinformasi. Salah satu informasi tersebut berupa cerita.Jadi, betapa pentingnya siswa memiliki kemampuanmendengarkan cerita.
Pembelajaran mendengarkan sebuah cerita telahpeneliti lakukan secara klasikal. Dalam pembelajarantersebut peneliti membacakan sebuah cerita yangdiambil dari buku pegangan siswa. Siswa secaraperorangan ditugasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan antara lain mencatat tokoh cerita, alurcerita, latar cerita, sebab-sebab terjadinya konflik, dan
menulis ringkasan cerita. Hasil pembelajaran tersebutternyata di bawah Kriteria Ketercapaian Minimal (KKM).
Hasil refleksi diperoleh data bahwa selama prosespembelajaran para siswa banyak yang mengeluh danmunculnya rasa tidak percaya diri. Mereka merasasangat kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Inimerupakan gambaran kegagalan proses pembelajaran.
Uraian tersebut merupakan gambaran kegagalanterhadap proses dan hasil belajar. Kegagalan tersebutmerupakan masalah yang harus segera diatasi. Sebab,kemampuan mendengarkan merupakan kemampuan
yang sangat penting bagi siswa. Kemampuan men-dengarkan merupakan bekal bagi siswa untukmempelajari KD yang lain dalam mata pelajaran bahasa
Indonsia dan mata pelajaran yang lain. Bahkankemampuan mendengarkan sebagai bekal bagi siswadalam menjalani kehidupannya di masyarakat.
Untuk mengatasi kegagalan tersebut, peneliti mem-pelajari beberapa buku model pembelajaran. Salah satumodel pembelajaran yang dapat mengatasi kegagalanpembelajaran tersebut adalah model kerjasamakelompok. Model kerjasama kelompok merupakan salahsatu komponen model kontekstual yang dikenal denganistilah masyarakat belajar.
Departemen Pendidikan Nasional (2002a:15) menjelas-kan, ”Konsep masyarakat belajar menyarankan agarhasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama denganorang lain.” Konsep tersebut menunjukkan bahwamasyarakat belajar merupakan kumpulan individu yangbekerjasama dalam satu kesatuan kelompok yang setiapanggotanya bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi yangtelah disepakati sesuai dengan kompetensinya danmempunyai hubungan tertentu untuk mencapai tujuanbersama yang telah ditetapkan. Dengan cara kerjasamaantar siswa dalam kelompok, peneliti yakin bahwaproses pembelajaran mendengarkan cerita akan
berlangsung secara efektif dan hasil belajar pun akanmeningkat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti akanmelakukan penelitian tindakan kelas dengan judul“Peningkatan Kemampuan Siswa dalam MendengarkanCerita melalui Kerjasama Kelompok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian tersebut peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai rumusanmasalah sebagai berikut. “Apakah melalui kerjasamakelompok kemampuan siswa dalam mendengarkancerita dapat meningkat?
Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untukmeningkatkan kemampuan siswa dalam mendengarkancerita melalui kerjasama kelompok.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini meliputi dua aspek yaitu aspekpeneliti dan aspek keilmuan. Kedua aspek tersebutdapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Manfaat bagi Peneliti
a. Sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksanakanpembelajaran kompetensi dasar mendengarkancerita melalui kerjasama kelompok.
b. Sebagai bahan diseminasi dalam kegiatan KKGtentang peningkatan kemampuan siswa dalam
mendengarkan cerita melalui kerjasama kelompok.
c. Sebagai bahan diskusi tindak lanjut dengan kepala-kepala sekolah dan para pengawas sekolah tentangbagaiman cara meningkatkan kemampuan siswadalam mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok.
2. Manfaat Keilmuan
a. Memberikan kontribusi kepada para siswa tentangbagaimana cara meningkatkan kemampuannyadalam mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok.
b. Memberikan kontribusi kepada seluruh anggota KKGdi tingkat kecamatan dan di tingkat kota Depoktentang bagaimana cara meningkatkan kemampuansiswa dalam mendengarkan cerita melalui kerja-sama kelompok.
c. Memberikan kontribusi kepada para pengawassekolah dan kepala sekolah tentang bagaimana carameningkatkan kemampuan siswa dalam mendengar-kan cerita melalui kerjasama kelompok.
d. Memberikan kontribusi kepada kepala bidangpendidikan dasar dan jajarannya tentang bagaimanacara meningkatkan kemampuan siswa dalam men-dengarkan cerita melalui kerjasama kelompok.
Salah satu kompetensi dasar (KD) yang harus dicapaioleh siswa kelas VI dalam Kurikulum 2004 Sekolah Dasaradalah mendengarkan sebuah cerita. Indikatornyaadalah (1) mencatat tokoh cerita, alur cerita, latarcerita, dan konflik. (2) Menulis ringkasan cerita (dalambeberapa kalimat) dan hasil belajarnya membuat
ringkasan cerita.
1. Tokoh Cerita
“Tokoh cerita adalah pelukisan yang jelas tentangditampilkan dalam sebuah cerita, ”(Nurgiyantoro,2000:164). Selanjutnya Nurgiyantoro, (2000: 166)menjelaskan bahwa “Tokoh cerita mencakup masalahsiapa tokoh cerita dan bagaimana perwatakannya dalamsebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran
yang jelas kepada pembaca.” Berdasarkan penjelasantersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa yangdimaksud dengan tokoh cerita adalah pelukisan yangjelas tentang siapa dan bagaimana perwatakannya yangditampilkan dalam sebuah cerita dan dapat memberikangambaran yang jelas kepada pembaca.
2. Alur Cerita
Nurgiyantoro, (2000: 142) menjelaskan alur cerita
merupakan unsur waktu, baik dikemukakan secaraeksplisit atau implisit. Alur cerita tidak harus disajikansecara urutan waktu, runtut, atau kronologis yangdimulai dengan peristiwa awal, kemudian disusuldengan peristiwa tengah dan diakhiri dengan peristiwaakhir. Dalam sebuah cerita dapat saja dimulai denganbagian mana pun.
Alur cerita harus bersifat padu. Maksudnya antaraperistiwa yang diceritakan dahulu dengan peristiwa yangdiceritakan kemudian ada hubungannya, salingketerkait-an. Kaitan antar peristiwa tersebut hendaklahjelas, logis, dan dapat dikenali hubungan kewaktuannyalepas dari tempat peristiwa yang diceritakan atau latar.Alur yang utuh dan padu akan membentuk cerita yangutuh dan padu pula.
3. Latar Cerita
Nurgiyantoro, (2000:216) menjelaskan latar merupakan
landasan tumpu yang mengarah pada tempat, waktu,dan lingkungan sosial terjadinya peristiwa-peristiwayang diceritakan. Latar dikelompokkan bersama dengantokoh dan alur ke dalam fakta. Ketiga hal inilah yangsecara konkret dan langsung membentuk cerita dandapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual. Latarmemberikan pijakan cerita secara konkrit dan jelas. Halini yang akan memberikan kesan realistik kepadapembaca. Latar menciptakan suasana tertentu yangseolah-olah ada dan terjadi.
4. Konflik
Nurgiyantoro, (2000:122) menjelaskan bahwa konflikmengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yangseimbang dan menyiratkan ada aksi dan reaksi.Peristiwa dan konflik berkaitan erat. Suatu konflik akanmemunculkan suatu peristiwa. Konflik demi konflik akanmemunculkan peristiwa demi peristiwa yang padaakhirnya mencapai klimak atau titik puncak suatuperistiwa.
Bentuk peristiwa dalam sebuah cerita dapat berupaperistiwa fisik atau batin. Peristiwa fisik melibatkanaktivitas fisik yaitu interaksi antara tokoh cerita dengansesuatu di luar dirinya antara lain tokoh lain ataulingkungan. Peristiwa batin adalah sesuatu ang terjadidalam batin atau hati seorang tokoh. Kedua bentukkonflik tersebut saling berkaitan atau salingmenyebabkan terjadinya peristiwa.
Ringkasan cerita atau cerita yang diringkas padahakikatnya adalah sama dengan alur cerita. Sebab alurcerita merupakan rangkaian antara peristiwa yangdiceritakan dahulu dengan peristiwa yang diceritakankemudian. Rangkaian peristiwa antar peristiwa tersebuthendaklah jelas, logis, dan dapat dikenali hubungankewaktuannya. Alur yang utuh dan padu akanmembentuk cerita yang utuh dan padu pula. Begitupula dengan ringkasan cerita. Ringkasan cerita harusutuh dan padu, agar pembaca memahami rangkaianantara peristiwa yang diceritakan dahulu denganperistiwa yang diceritakan kemudian.
B. Kerjasama Kelompok
Departemen Pendidikan Nasional (2002a:15) menjelas-kan, ”Konsep kerjasama kelompok menyarankan agarhasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama denganorang lain.” Konsep tersebut menunjukkan bahwakerjasama kelompok merupakan kumpulan individu yang
bekerjasama dalam satu kesatuan kelompok.
Lewin (1958) dalam Munir (2001:5) menjelaskan,“Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyaihubungan tertentu yang saling ketergantungan dalamukuran-ukuran yang bermakna.” Sukamta (1980) dalamMunir (2001:6) menjelaskan kualifikasi sebuah kelompokadalah “Terjadinya interaksi tatap muka denganfrekuensi yang sangat tinggi dan menyebabkanterjalinnya hubungan psikologis yang nyata, sepertisaling rasa memiliki, rasa solidaritas, saling keter-gantungan, adanya norma kelompok, dan terbentuknya
struktur kelompok.”
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dinyatakanbahwa dalam kerja kelompok harus terjalin hubunganbekerjasama saling pengertian, menghargai, danmembantu dengan disertai komunikasi secara empatisebagai upaya untuk memaksimalkan kondisipembelajaran. Hasil pembelajaran harus merupakanhasil sharing antar siswa dalam satu kelompok atauantar kelompok. Siswa yang pandai mengajari yanglemah, yang tahu mengajari yang tidak tahu, yang cepatmemahami mengajari yang lamban, yang mempunyaigagasan segera memberi usul, dan sebagainya.
“Kerja kelompok akan terjadi apabila setiap anggotanyasaling ketergantungan, siswa saling belajar darisesamanya baik dalam kelompok kecil atau kelompokbesar,“ (Depdiknas, 2003: 15). Mereka tidak ada yangmerasa paling tahu atau tidak tahu. “setiap siswa harusmerasa bahwa setiap siswa lain memiliki pengetahuan,pengalaman, dan keterampilan yang berbeda dan perludipelajarinya,” (Depdiknas, 2002a: 16). Bila setiap siswamerasa membutuhkan dan mau belajar dari siswa lain,maka setiap siswa dapat menjadi sumber belajar. Bilasetiap siswa dapat menjadi sumber belajar, maka antarsiswa akan terjalin hubungan kerjasama dan komunikasiyang harmonis.
Kondisi kerja kelompok dapat menumbuhkan kesadaranmenjadi warga negara yang baik, mengembangkan
kemampuan sosial dan semangat berkompetisi secarasehat dengan tidak melupakan semangat bekerjasamayang disertai dengan komunikasi secara empati, dansikap solidaritas yang tinggi, Depdiknas (2002b: 5).Kondisi tersebut sangat diperlukan oleh siswa baikdalam kehidupannya pada masa sekarang maupunmasa yang akan datang.
C. Pola Pikir
Berdasarkan penjelasan tersebut berikut ini penelitiakan menjelaskan cara menerapkan kerjasamakelompok dalam meningkatkan kemampuan siswa dalammendengarkan cerita. Departemen Pendidikan Nasional(2002a: 15) menjelaskan, ”Konsep kerjasama kelompokmenyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh darikerjasama dengan orang lain.” Konsep tersebutmenunjukkan bahwa kerjasama kelompok merupakankumpulan individu yang bekerjasama dalam satukesatuan kelompok.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka langkah awaladalah peneliti membentuk kelompok. Kelas dibentukmenjadi lima kelompok yang setiap kelompokberanggotakan7dan 8 siswa. Dalam setiap kelompokterdiri atas siswa yang kurang, sedang, dan yang pandai.Hal ini dimaksudkan agar hasil pembelajaran merupakanhasil sharing antar siswa dalam satu kelompok atauantar kelompok. Siswa yang pandai mengajari yanglemah, yang tahu mengajari yang tidak tahu, yang cepatmemahami mengajari yang lamban, yang mempunyai
Selanjutnya, peneliti membagikan tugas-tugas yangharus dikerjakan melalui kerjasama kelompok. Setiapkelompok hanya diberi satu lembar tugas saja. Dengancara demikian, maka akan terjalin hubungan psikologisyang nyata, seperti saling rasa memiliki, rasasolidaritas, saling ketergantungan, adanya normakelompok, dan terbentuknya struktur kelompok.
Setiap kelompok dipersilakan membaca tugas-tugasyang harus dikerjakannya sampai benar-benar paham.Barulah peneliti memperdengarkan cerita melalui taperecorder. Cerita diperdengarkan sampai tiga kali.Kemudian, kelompok dipersilakan bekerjasamamengerjakan tugas-tugas.
Ketika itu, peneliti melakukan penilaian proses dengan
cara mengunjungi setiap kelompok untuk memberikanmotivasi belajar, memberikan bantuan seperlunya, danmengecek hasil kerja setiap kelompok. Bantuandiberikan kepada kelompok yang membutuhkan dalamrangka mencapai belajar tuntas yaitu setiap kelompokmampu mencapai KKM. Dengan cara demikian, makaproses dan hasil belajar siswa terpantau secara efektifdan efisien.
Setelah diketahui setiap kelompok menyelesaikantugas-tugasnya, peneliti mempersilakan setiapkelompok untuk membacakan hasil kerjanya di depan
kelas lalu ditanggapi dan dinilai secara langsung olehkelompok lain. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkankesadaran menjadi warga negara yang baik,mengembangkan kemampuan sosial, dan semangatberkompetisi secara sehat dengan tidak melupakansemangat bekerjasama yang disertai dengan komunikasisecara empati, dan sikap solidaritas yang tinggi,Depdiknas (2002b:5). Selain itu, agar terjadi sharinghasil belajar antar kelompok sesuai dengan prinsipkerjasama kelompok.
Akhir pembelajaran peneliti melakukan refleksipembelajaran dengan cara meminta pendapat, saran,masukan, atau yang lainnya dari para siswa tentangberbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran yangbaru dilakukannya sebagai dasar untuk memperbaikiatau meningkatkan perencanaan dan pelaksanaanpembelajaran siklus berikutnya.
Prosedur penelitian tindakan kelas terhadappembelajaran mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok telah peneliti lakukan sampai dua siklus.Dalam setiap siklus terdapat empat fase yaitu (1)merencanakan PTK, (2) melaksanakan PTK, (3)melaksanakan observasi, dan (4) melakukan refleksi.Keempat fase tersebut direncanakan dan dilaksanakanuntuk meningkatkan kemampuan siswa dalammendengarkan cerita melalui kerjasama kelompok.
Fase-fase pada siklus pertama dirancang dari hasilrefleksi kegiatan pembelajaran sehari-hari. Sementaraitu fase-fase pada siklus kedua dirancang dari hasilrefleksi siklus pertama. Dengan cara demikiandiharapkan pada siklus kedua seluruh siswameningkatkan kemampuannya dalam mendengarkan
cerita melalui kerjasama kelompok.
Berikut ini, peneliti menjelaskan kegiatan yangdilakukan pada setiap fase sebagai berikut.
1. Merencanakan PTK
Kegiatan yang peneliti lakukan dalam merencanakanPTK adalah sebagai berikut. (a) Menyusun rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) mendengarkan cerita
dengan menerapkan teknik kerjasama kelompok. (b)Membuat pedoman observasi sebagai instrumen untukmengumpulkan data tentang proses pembelajaran. (c)Membuat tugas kelompok yang harus dikerjakan selamaproses pembelajaran untuk mengukur tingkatketercapaian indicator.
Kegiatan melaksanakan PTK adalah melaksanakanpembelajaran mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok dengan berpedoman pada rencanapelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.
3. Melaksanakan Observasi
Obsevasi atau pengamatan dilakukan oleh tiga orangobserver terhadap proses pembelajaran yang dilakukanoleh peneliti. Observasi ini menggunakan pedomanobservasi (lampiran 4). Ketiga observer itu adalahSuwoto,Spd., Herina,S.Pd., dan Dra. Rosiana.
4. Melakukan Refleksi
Refleksi dilakukan bersama ketiga observer dandilakukan setelah proses pembelajaran siklus pertamaberakhir. Hasil refleksi adalah ditemukannya masalahyang menjadi penghambat peningkatan pemahamansiswa terhadap mendengarkan cerita melalui kerjasamakelompok.
Pada akhir pembelajaran siklus kedua penelitimelakukan analisis data dengan urutan kegiatansebagai berikut. Pertama, mereduksi data, kedua,mengorganisasi data, dan ketiga, menarik kesimpulan,(Wardani, 2002: 2.18). Mereduksi data adalah kegiatanmembuang data yang tidak relevan dan mencatat datayang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis.Mengorganisasi data artinya mendeskripsikan datasecara naratif sesuai dengan urutan kegiatanpembelajaran. Menarik kesimpulan adalah kegiatanmengolah data secara kuantitatif dan untuk menarikkesimpulan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalampenelitian ini adalah observasi dan tes.Pelaksanaanobservasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaanperbaikan pembelajaran.
Bogdan dalam Moehadjir (1996: 102) menjelaskan,bahwa dalam melakukan observasi kita harus dapatmendeskripsikan secara rinci berbagai kejadian bukanringkasan atau opini dan mengutip pernyataan orangbukan meringkas apa yang dikatakan orang.
Selanjutnya dijelaskan bahwa dimensi-dimensi yangperlu dideskripsikan adalah (1) tampilan fisik siswa dan
guru; (2) dialog sebagaimana yang terjadi dalampembelajaran; (3) lingkungan fisik atau kelas denganberbagai situasinya atau seting pembelajaran; dan (5)kejadian-kejadian khusus yang dilakukan oleh siswaketika berinteraksi dengan sumber-sumber belajar; (6)berbagai aktivitas siswa dan guru dalammengimplementasikan tahapan-tahapan modelpembelajaran, serta (7) pikiran dan perasaan peneliti
perlu dideskripsikan secara rinci, karena dalampenelitian kualitatif peneliti merupakan bagian daripenelitian.
2. Teknik Tes
Teknik tes yang digunakan adalah tes yang dilakukanoleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.Tes tersebut merupakan pelaksanaan evaluasi prosesyaitu evaluasi yang dilaksanakan selama pembelajaran
berlangsung. Proses pembelajaran dan evaluasi prosesberlangsung secara simultan. Ketika itu, peneliti dapatmemberikan motivasi belajar, memberikan bantuankepada siswa ataukelompok yang mendapatkankesulitan, dan sekaligus dapat mengecek hasil belajarsetiap kelompok.
Data yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampu-an mendengarkan cerita melalui kerjasama kelompokadalah data dari hasil kerjasama kelompok sikluspertama dan siklus kedua. Karena data tersebut berupaangka, maka teknik pengolahan data yang digunakanadalah teknik kuantitatif. Teknik kuantitatif yangpeneliti gunakan sebagaimana dilakukan dalampembelajaran sehari-hari dengan cara sebagai berikut.Pertama, peneliti membandingkan prosentasi keter-capaian setiap indikator dari setiap kelompok padasiklus kesatu dengan kedua. Kedua, peneliti mem-bandingkan prosentasi ketercapaian seluruh indikator
dari setiap kelompok pada siklus kesatu dengan sikluskedua. Ketiga, hasil perbandingan keduanya diubah kedalam bentuk diagram batang dan diagram lingkaran.
Selisih hasil tes siklus kedua dan siklus pertamamerupakan hasil belajar, (Arikunto,1998: 84). Hasilbelajar tersebut merupakan peningkatan kemampuanmendengarkan cerita melalui kerjasama kelompok.Apabila terjadi peningkatan kemampuan siswa dalammendengarkan cerita, berarti hipotesis terbukti. Atausebaliknya, jika tidak terjadi peningkatan kemampuansiswa dalam mendengarkan cerita, berarti hipotesis
Pelaksanaan perbaikan melalui kerjasama kelompokdalam pembelajaran mendengarkan cerita yangdifasilitasi oleh peneliti pada siswa SDS Tugu Ibu kotaDepok, kelas VI. Siklus pertama dilaksanakan pada hariRabu, tanggal 15 Juli 2007, jam ke satu dan ke dua.Observer dalam pembelajaran ini adalah guru-guru SDSTugu Ibu kota Depok yaitu Suwoto,Spd., Herina,S.Pd.,dan Dra. Rosiana. Pelaksanaan pembelajaran iniberpedoman pada RPP siklus pertama (lampiran 4) yangtelah disusun dalam fase perencanaan.
B. Deskripsi Refleksi Siklus Pertama
1. Komponen yang Perlu Diperbaiki
Refleksi dilakukan bersama-sama dengan ketigaobserver dengan tujuan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki serta menetapkansolusinya. Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaranpada siklus pertama diperoleh dua komponenpembelajaran yang tidak sesuai dengan karakterkerjasama kelompok dan perlu diperbaiki adalah sebagai
berikut.
Pertama, dalam pembelajaran siswa mendengarkancerita yang dibacakan peneliti. Dalam pembacaan ceritapeneliti membaca dengan intonasi dan tekanan yangselalu berubah. Karena kemampuan peneliti dalammembacakan semakin berkurang ketika pembacaan yangkedua kalinya, apalagi pembacaan yang ketiga kalinya.Perubahan intonasi dan tekanan dalam pembacaancerita akan mengakibatkan terjadinya perubahan maknakalimat. Ini akan mengakibatkan kesalahan dalammenafsirkan makna kalimat.
Kedua, tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswadiberikan setelah pembacaan cerita selesai. Inimengakibatkan siswa kehilangan arah. Siswa tidak dapatmemastikan bagian mana dari cerita yang didengarnyayang harus diperhatikan dan dapat digunakan untukmengerjakan tugas-tugasnya.
2. Solusi yang Digunakan
Masalah pertama yang harus dicarikan solusinya adalahdalam pembelajaran siswa mendengarkan cerita yangdibacakan oleh peneliti. Dalam proses pembacaan ceritapeneliti membaca dengan intonasi dan tekanan yang
selalu berubah. Karena kemampuan peneliti dalampembacaan yang kedua kalinya semakin berkurang,apalagi pembacaan yang ketiga kalinya.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengandigunakannya tape recorder untuk memperdengarkancerita sampai tiga kali. Dengan menggunakan taperecorder untuk memperdengarkan cerita, maka intonasidan tekanan dalam pembacaan tidak berubah. Sehinggasiswa tidak akan melakukan kesalahan dalammenafsirkan makna kalimat-kalimat yang didengarnya.
Masalah kedua yang harus dicarikan solusinya adalahtugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa diberikansetelah pembacaan cerita selesai. Ini mengakibatkansiswa kehilangan arah. Siswa tidak dapat memastikanbagian mana dari cerita yang didengarnya yang harusdiperhatikan dan dapat digunakan untuk mengerjakantugas-tugasnya.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalahdibagikannya lembar tugas yang harus dikerjakan olehsiswa sebelum pembacaan cerita dimulai. Dengan caraini, maka siswa mendapatkan bahkan diberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk membaca danmemahami dengan sebaik-baiknya tugas-tugas tersebut,agar siswa dapat menentukan dengan pasti bagian-bagian mana yang perlu diperhatikan dan dapatdigunakan untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
3. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwaproses pembelajaran mendengarkan cerita pada sikluskedua dilakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut.
Pertama, digunakan tape recorder untukmemperdengarkan cerita, agar intonasi dan tekanandalam pembacaan tidak berubah. Sehingga siswa tidakakan melakukan kesalahan dalam menafsirkan maknakalimat-kalimat yang didengarnya.
Kedua, dibagikannya lembar tugas yang harusdikerjakan oleh siswa sebelum pembacaan ceritadimulai. Dengan cara ini, maka siswa mendapatkankesempatan yang seluas-luasnya untuk memahamidengan sebaik-baiknya tugas-tugas tersebut. Dengancara ini, siswa dapat menentukan dengan pasti bagian-bagian mana yang perlu diperhatikan dan dapatdigunakan untuk mengerjakan tugas-tugasnya.Kesimpulan tersebut akan direalisasikan dalam RPPsiklus kedua.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Kedua
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaranmendengarkan cerita dengan menerapkan kerjasamakelompok pada siswa SDS Tugu Ibu kelas enam. Sikluskedua dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2007 jampelajaran ke satu dan ke dua. Observer dalam
pembelajaran ini tetap guru-guru SDS Tugu Ibu, kotaDepok yaitu Suwoto,Spd., Herina,S.Pd., dan Dra.Rosiana. Pelaksanaan pembelajaran ini berpedomanpada RPP siklus kedua (lihat lampiran 5) yang telahdisusun dalam fase perencanaan.
1. Kegiatan Penduhuluan
Dalam kegiatan pendahuluan peneliti berkata, ” Anak-anak pada hari ini kalian akan mempelajari kompetensi
dasar yang sama dengan minggu yang lalu, yaitupembelajaran mendengarkan cerita denganmenggunakan teknik kerjasama kelompok. Bapakmengulangi pembelajaran ini, karena Bapak masihbelum puas terhadap hasil belajar yang kalian peroleh.
Karena itu, Bapak minta agar kalian lebih serius danteliti lagi dalam mengerjakan tugas-tugas yang akanBapak berikan. Tugas-tugas itu akan Bapak bagikanpada setiap kelompok sebelum pembacaan ceritadimulai. Dengan demikian, kalian dapat memahamidengan sebaik-baiknya tugas-tugas tersebut. Selain itu,kalian dapat menetapkan bagian-bagian mana yang
harus kalian perhatikan untuk menjawab tugas-tugastersebut.
“Dalam kegiatan pembelajaran ini, kalian harus dapatbekerjasama untuk bertukar pikiran dalam mengerjakantugas-tugas tersebut. Adapun manfaat bagi kalianmempelajari tugas-tugas ini adalah agar kalian sebagaiwarga kota Depok dan sekaligus sebagai warga duniamampu mendengarkan berbagai informasi dengan baik.Dengan demikain, maka kalian akan menjadi orang yang
dapat berpikir kritis, mampu memberikan tanggapanatau alasan terhadap informasi yang kalian dengar. Inisangat bermanfaat bagi kalian dalam menjalani hidupagar kalian dapat bertahan sebagai bangsa Indonesiayang bermartabat sesuai dengan Pancasila.”
Kemudian peneliti memberikan penjelasan ulangtentang tokoh, alur, latar, dan konflik dalam sebuahcerita secara singkat untuk meningkatkan pemahamansiswa. Lalu peneliti bertanya, “ Kalian memahami?” “Paham,” seluruh siswa menjawab dengan serentak. “Kalau kalian telah paham, sekarang kalian kembali padakelompok yang dahulu.” Para siswa dengan serempakberkumpul dalam kelompoknya dan segera mengaturtempat duduk masing-masing. Dalam waktu singkatkelas telah berubah menjadi lima kelompok.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan dibagikannya lembar tugassiswa kepada setiap kelompok. Setelah itu setiapkelompok dipersilakan membaca dan memahami dengansebaik-baiknya tugas-tugas tersebut dengan carabekerjasama dan bertukar pikiran. Pada setiapkelompok terlihat seorang siswa membacakan tugas-tugas itu secara berbisik-bisik dan siswa yang lainnyamendengarkan dengan tenang dan teliti.
Beberapa menit kemudian peneliti mengunjungi setiapkelompok untuk melihat melihat dari dekat kegiatanyang dilakukan oleh setiap kelompok. Setelah diketahuibahwa setiap kelompok memahami unsur cerita yangharus diperhatikan, selanjutnya peneliti berkata, “Anak-anak sekarang kalian dengarkan dengan sebaik-baiknyacerita yang akan Bapak perdengarkan ini. Bapak tidakakan membacakan cerita, tetapi Bapak akanmenggunakan tape recorder untuk memperdengarkancerita ini sampai tiga kali. Nah... Kalian sudah siap?”
Siswa menjawab dengan serempak,”Siap!” Kemudianpeneliti memperdengarkan cerita melalui tape recorder.Seluruh siswa terlihat berkonsentrasi dan mendengar-an dengan teliti. Setelah cerita diperdengarkan sampaitiga kali. Peneliti mempersilakan setiap kelompok untukbekerjasama mengerjakan tugas-tugasnya.
Setelah beberapa menit berlalu, peneliti mengunjungisetiap kelompok untuk memberikan motivasi belajar,memberikan penjelasan seperlunya agar setiap siswamemahami setiap nomor tugasnya, dan sekaligusmengecek hasil kerjasama setiap kelompok. Selamakegiatan ini seluruh siswa bekerjasama dalamkelompoknya masing-masing.
Setelah enam puluh menit berlangsung peneliti
mengunjungi lagi setiap kelompok untuk melihat hasilkerjasama setiap kelompok dan ternyata setiapkelompok telah dapat menyelesaikan tugas-tugasnyadengan baik.
a. Laporan Hasil Kerjasama Kelompok Satu
Peneliti berkata, “Anak-anak, kalian telah menyelesai-kan seluruh tugas. Sekarang setiap kelompok akanmembacakan hasil kerjasamanya lalu ditanggapi dan
dinilai oleh kelompok lain. Tetapi sebelum kalianmembacakan hasil belajar Bapak minta agar kalianmengumpulkan hasil belajar lebih dahulu kepada Bapak.Itu dimaksudkan agar kalian tidak memperbaikinya.Setuju, Anak-anak?”
Seluruh siswa menjawab serempak, “Setuju...” Salahseorang dari setiap anggota kelompok menyerahkanlembar kerja kepada peneliti. Selanjutnya penelitiberkata, “Bapak minta bantuan pada anak laki-laki yangbesar untuk membawa delapan buah kursi ke depankelas untuk tempat duduk kelompok yang akan
membacakan hasil kerjanya. Lima orang siswa yangditunjuk segera menyiapkan kursi.
Selanjutnya, peneliti berkata, “Bapak persilakankelompok satu untuk tampil ke depan membacakan hasilkerjasamanya. Kelompok yang lain harus mencatatjawaban kelompok lima. Kemudian kalian dipersilakanuntuk mengajukan pertanyaan atau taggapan terhdapjawaban yang dibacakan oleh kelompok satu ini.Selanjutnya, kalian menilai benar atau salah danmemberikan nilai kepada kelompok satu tersebut.Bapak akan mencatat di papan tulis hasil penilaiankalian tersebut. Mengerti Anak-anak?”
“Baiklah, terima kasih. Tepuk tangan Anak-anak untukkelompok satu.” Seluruh siswa bertepuk tangan denganserempak. Kemudian peneliti mengucapkan terima kasihdan mempersilakan kelompok satu untuk membacakanhasil kerjasamanya.
Ke tujuh siswa anggota kelompok satu ke depan kelas.Setelah mereka duduk di kursi yang telah disiapkan lalupeneliti berkata, “Kelompok satu dipersilakan mem-bacakan hasil kerjasamanya.”
Seorang siswa perempuan berdiri lalu berkata, “SayaRista akan membacakan hasil belajar kami. Tetapisebelumnya akan saya perkenalkan lebih dahulu teman-
teman saya sebelah kiri saya adalah Fatimah, Giovani,dan Alfi. Sebelah kanan saya adalah Bening, Adliana,dan Widiasari.
Selanjutnya saya persilakan Fatimah untuk membacakanjawaban nomor satu. Fatimah berdiri lalumembacakannya, sebagai berikut, “Nama-nama tokohcerita yang diperdengarkan adalah Udin, Rusli, danibunya Udin.”
Kemudian Rista berkata, “Giovani dipersilakan untukmembacakan jawaban nomor dua.” Giovani berdiri lalu
membacakan jawabannya, “ Rangkaian peristiwa dalamcerita itu adalah Udin seorang pengemis yang bercita-cita ingin jadi orang kaya. Ia berpikir dengan mengemisakan dapat uang banyak lalu ia melakukannya. Iamengemis di kereta listrik dan ia dapat kecelakaansampai tangan kirinya patah lalu ia mengemis di lampumerah dan mendapat uang banyak. Ia pulang menemuiibunya dan ibunya sangat bahagia.”
Rista berkata,” Bening dipersilakan membacakanjawaban nomor tiga.” Bening berdiri lalumembacakannya sebagai berikut. “Tempat peristiwa
yang terjadi dalam cerita atau latar cerita itu adalah Stasiun kereta listrik dan lampu merah di kota Bogordan Jakarta. Rista mempersilakan Widiasari untukmembacakan jawaban nomor empat. Widiasari berdirilalu berkata, “Permasalahan yang menyebabkanterjadinya konflik adalah Keinginanannya menjadi orangkaya, ” Demikian, terima kasih.
Rista mempersilakan Adli untuk membacakan jawabannomor lima. Adli berdiri lalu berkata,” Ringkasan ceritaitu sebagai berikut. Udin seorang pengemis yang
bercita-cita ingin jadi orang kaya lalu ia mengemis dandapat uang yang banyak. Lalu pulang menemui ibunya.
Peneliti berkata, “Anak-anak, sekarang kaliandipersilakan untuk bertanya dan langsung menilaibagaimana jawaban kelompok lima itu. Kalian mulaimenilai dari jawaban nomor 1, 2,3, 4, dan 5.” Faidmengangkat tangan lalu berkata, “Saya, Pak!” “SilakanFaid.” Menurut saya jawaban kelompok satu semuanyabenar! Betul tidak teman-teman? Secara serempakmereka menjawab, Benar, betul semua.” Penelitimembenarkan bahwa jawaban kelompok lima benarsemua dan peneliti mengucapkan terima kasih.
b.
Laporan Hasil Belajar dari Kelompok Dua
Selanjutnya, peneliti berkata, “Bapak persilakankelompok dua untuk tampil ke depan membacakan hasilkerjasamanya. Tepuk tangan Anak-anak untuk kelompokdua.” Seluruh siswa bertepuk tangan dengan serempak.Peneliti mengucapkan terima kasih. Ketujuh siswaanggota kelompok dua duduk di depan kelas lalupeneliti berkata, “Kelompok dua dipersilakanmembacakan hasil kerjasamanya.”
Seorang siswa perempuan berdiri lalu berkata,”Saya
Erisa mau memperkenalkan teman-teman. Teman yangduduk di sebelah kiri adalah Rivai, Farid, dan Hilmidan sebelah kanan adalah Finta, Arinka, dan Dilla.Selanjutnya Erisa mempersilakan Dilla untukmembacakan jawaban nomor satu. Dilla berdiri lalumembacakannya, sebagai berikut, “Tokoh cerita yangkami dengar adalah Udin, Rusli, dan Ibu Udin. Terimakasih.”
“Selanjutnya Rivai dan Finta dipersilakan unukmembacakan jawaban tugas nomor dua dan tiga,” kataErisa. Rivai berdiri lalu membacakannya,” Alur cerita
atau rangkaian peristiwa dalam cerita itu adalah Udinseorang pengemis yang bercita-cita ingin jadi orangkaya. Ia berpikir dengan mengemis akan dapat uangbanyak lalu melakukannya. Ia mengemis di dalam keretalistrik dan ia dapat kecelakaan sampai tangan kirinyapatah lalu ia mengemis di lampu merah dan mendapatuang banyak. Ia pulang menemui ibunya dan ibunyasangat bahagia. Terima kasih. ”
Finta segera berdiri lalu berkata,” Tempat peristiwayang terjadi dalam cerita atau latar cerita itu adalah
stasiun kereta listrik Jakarta –Bogor dan lampu merah dikota Bogor dan Jakarta. Terima kasih.”
“Selanjutnya Hilmi dan Arinka dipersilakan unukmembacakan jawaban tugas nomor empat dan lima,”kata Erisa. Hilmi segera membacakan jawaban tugasnomor empat,” Permasalahan yang menyebabkanterjadinya konflik adalah keinginanan Udin untukmenjadi orang kaya. Sementara itu ia hanya seorangpengemis. Mana mungkin pengemis menjadi kaya?Sekian terima kasih.”
Arinka berdiri lalu membacakan jawaban tugas nomorlima,” Ringkasan cerita itu sebagai berikut. Udinseorang pengemis yang bercita-cita ingin jadi orangkaya lalu ia mengemis dan dapat uang yang banyak. Lalu
pulang menemui ibunya.”
Penulis berkata,”Anak-anak tepuk tangan untuk untukkelompok dua.” Seluruh siswa bertepuk tangan denganmeriah. “Terima kasih Bapak ucapkan kepada kelompokdua dan seluruh siswa. Selanjutnya, Bapak persilakankalian untuk memberikan tanggapan atau tertanyaan.”
Tsanome mengangkat tangannya sambil berkata,” SayaPak!” “Silakan Tsanome.” “Terima kasih, Pak. Sayamau bertanya, Pak. Mengapa pengemis tidak dapatmenjadi kaya? Pengemis dapat saja menjadi orang kaya
asalkan ia berhemat. Selalu menabung. Kan adaperibahasa hemat pangkal kaya boros pangkal miskin.Begitu, Pak. Terima kasih.”
“ Ya...terima kasih Tsanome. Bapak kembalikan kepadakelompok dua. Bagaimana pendapat Tsanome tadi.Kelompok dua dipersilakan.” Terlihat kelompok duaberunding abak lama. Lalu Erisa berdiri dan berkata,”Teman-teman, orang kaya itu kan orang yangmempunyai rumah yang bagus, punya mobil bagus,makan enak, dan sebagainya. Kami belum melihat adaseorang pengemis yang begitu. Jadi yan tidaklah
mungkin ada pengemis menjadi orang kaya. Begitu,Teman-teman terima ksih.”
Peneliti segera mengambil jalan tengah lalu berkata,”Anak-anak, kalian semua anak yang cerdas. PenjelasanErisa benar dan penjelasan Tsanome juga benar.Mengapa demikian? Orang dikatakan orang kaya adaukurannya. Orang kaya dengan ukuran yang dikatakanoleh Erisa benar. Orang disebut kaya kalau ia memilikirumah, mobil, dan yang lainnya mewah. Orang yangmemiliki barang serba mewah. Dan yang dijelaskan oleh
pengemis yang kaya itu sesuai dengan ukurannya yaituwalaupun ia pengemis ia memiliki rumah, sepeda motor,dan alat rumah tangga lainnya tetapi dengan ukuranyang berbeda. Kayanya pengemis tidak sama dengankayanya pengusaha dan tidak sama dengan kayanyapegawai negeri seperti Bapak ini. Mengerti Anak-anak?”
“Mengerti...,” seluruh siswa menjawab serempak.“Tepuk tangan untuk kita semua!” Terdengar suaratepuk tangan serempak. Anak-anak belajar dengangembira. Peneliti bertanya, “Setelah kalian mendengarjawaban –jawaban dari kelompok dua tadi. Berapa nilaiyang kalian berikan pada kelompok dua?” Merekamenjawab, “Seratus...” “Terima kasih dan sekali lagitepuk tangan untuk kelompok dua...” Terdengar lagisuara tepuk tangan serempak.
c. Laporan Hasil Belajar dari Kelompok Tiga
Peneliti berkata, “Selanjutnya, Bapak persilakankelompok tiga untuk tampil ke depan membacakan hasilbelajarnya. Tepuk tangan Anak-anak untuk kelompoktiga.” Seluruh siswa bertepuk tangan dengan serempak.Kemudian peneliti mengucapkan terima kasih danmempersilakan kelompok tiga untuk membacakan hasilbelajarnya. Anggota kelompok tiga ke depan kelas lalu
duduk di kursi yang telah disediakan.
Diah berdiri lalu memperkenalkan teman-temannyayang di sebelah kiri adalah Faiz, Farida, Kanyaka, dansebelah kanan adalah Aldi, Yusuf, dan Andri.
Selanjutnya Diah persilakan Faiz untuk membacakanjawaban nomor satu. Faiz berdiri lalu berkata, “Tokohcerita yang kami dengar adalah Udin, Rusli, danperempuan tua atau ibunya udin.”
Kemudian Diah berkata, “Farida dipersilakan untuk
membacakan jawaban nomor dua.” Farida berdiri lalumembacakan jawabannya, “Alur cerita atau rangkaianperistiwa dalam cerita itu adalah seorang anak kecilbernama Udin. Setiap hari mengemis di kereta listrikjurusan Bogor – Jakarta. Ia mempunyi cita-cita jadiorang kaya. Ketika ia melompat ke gerbang kereta iaterjatuh dan tangan kirinya patah. Lalu ia mengemis dilampu merah dan mendapat uang banyak. Ketika iapulang, ibunya sangat bahagia. Sekian terima kasih.”
Diah berkata,” Kanyaka dipersilakan membacakanjawaban nomor tiga.” Kanyaka berdiri lalumembacakan, “Tempat peristiwa yang terjadi dalam
cerita atau latar cerita itu adalah stasiun kereta listrikBogor-Jakarta dan peremepatan jalan yang ada lampumerahnya.”
Kanyaka mempersilakan Aldi untuk membacakanjawaban nomor empat dan Yusuf nomor lima. Aldiberdiri lalu berkata, “Permasalahan yang menyebabkanterjadinya konflik adalah Udin seorang pengemismempunyai cita-cita mempunyai rumah untuk ibunya.Pengemis mempunyai uang sedikit, sementara itumembuat rumah perlu uang banyak. Jadi Udin tidakmungkin mempunyai rumah, terima kasih.”
Selanjutnya Yusuf berdiri lalu berkata,” Ringkasancerita itu sebagai berikut. Udin seorang pengemis yangbercita-cita ingin jadi orang kaya lalu ia mengemis dan
dapat uang yang banyak. Lalu pulang menemui ibunya.”“Nah, teman-teman kelompok kami telahmenyampaikan seluruh jawaban, sekarang kamipersilakan kepada teman-teman untuk memberikantanggapan atau pertanyaan.”
Peneliti tampil turut mendorong para siswa untukmengajukan taggapan. Seorang siswa mengangkattangannya lalu berkata, “ Saya Pak.” “Silakan Erisa,” perintah peneliti. “Terima kasih, Pak. Menurut sayajawaban Yusuf tentang ringkasan cerita itu tidaklengkap. Yusuf hanya menjelaskan bahwa Udin seorang
pengemis yang bercita-cita ingin jadi orang kaya lalu iamengemis dan dapat uang yang banyak. Lalu pulangmenemui ibunya. Dalam ringkasan tersebut tidak adapenjelasan Udin jatuh dan membagikan sebagian kecilrezekinya kepada Rusli. Nah, bagaimana tanggapanBapak, terima kasih.”
“Anak-anak tepuk tangan dahulu untuk Erisa yang telahmemberikan pertanyaan yang cerdas. Trima kasih Bapaksampaikan kepada Erisa atas pertanyaannya.” Katapeneliti. Selanjutnya peneliti memberikan penjelasanbahwa ringkasan cerita adalah cerita yang diringkas.Jadi dalam hal ini yang perlu disampaikan adalahperistiwa yang penting. Mana peristiwa yang pentingitu? Peristiwa yang penting itu adalah Udin dan cita-citanya. Cita-cita Udin ingin punya rumah. Lalu iamengemis dan mendapatkan uang yang banyak lalupulang dan akan membuat rumah untuk ibunya. Nah...semua itu sudah dijelaskan oleh kelompok satu sampaikelompok lima.”
Tiba-tiba Erisa mengangkat tangannya lalu berkata,”Pak kalau begitu kelompok kami dapat nilai
seratus. Benar tidak Anak-anak?” “Benar...” seluruhkelompok menjawabnya. Terima kasih.”
d. Laporan Hasil Belajar dari Kelompok Empat
Peneliti berkata, “Selanjutnya, Bapak persilakankelompok empat untuk tampil ke depan membacakanhasil belajarnya. Tepuk tangan Anak-anak untukkelompok empat.” Seluruh siswa bertepuk tangandengan serempak. Kemudian peneliti mengucapkanterima kasih dan mempersilakan kelompok empat untukmembacakan hasil belajarnya.
Kedelapan siswa anggota kelompok empat ke depan
kelas lalu duduk. Kresna berdiri lalu memperkenalkanteman-temannya yang di sebelah kiri adalah Yudha,Bagus, Raditya, dan sebelah kanan adalah Bakti, Rizkita,Putu, dan Ulfanus.
Selanjutnya Kresna mempersilakan Yudha dan Bagusuntuk membacakan jawaban nomor satu dan nomor duasecara bergiliran. Yudha berdiri lalu berkata,” Tokohcerita yang kami dengar adalah Udin, ibunya, dan Rusli.Bagus berdiri lalu membacakan jawabannya, “Alurcerita atau rangkaian peristiwa dalam cerita itu adalahUdin yang setiap hari mengemis di kereta listrik jurusan
Bogor – Jakarta mempunyi cita-cita jadi orang kaya.Udin melompat ke gerbang kereta tetapi terjatuh dantangan kirinya patah. Lalu ia mengemis di lampu merahdan banyak oarng yang memberi uang recehan. Lalu iapulang bertemu ibunya, terima kasih.”
Selanjutnya Kresna mempersilakan Rizkita, Putu, danUlfanus untuk membacakan jawaban nomor tiga, empat,dan nomor lima secara bergiliran. Rizkita berdiri laluberkata,” Tempat peristiwa yang terjadi dalam ceritaatau latar cerita itu adalah stasiun kereta listrik Bogor-Jakarta dan lampu merah, terima kasih.” Putu berdiri
lalu berkata, “Permasalahan yang menyebabkanterjadinya konflik adalah Udin ingin punya rumah.Membuat rumah perlu uang banyak. Jadi Udin tidakmungkin punya rumah.” “Ringkasan cerita itu sebagaiberikut. Udin seorang anak kecil bercita-cita ingin jadiorang kaya lalu ia mengemis dan dapat uang yangbanyak. Lalu pulang menemui ibunya,” demikian kataUlfanus.
Peneliti berkata, “Anak-anak, sekarang kaliandipersilakan untuk bertanya dan langsung menilaibagaimana jawaban kelompok empat. Kalian nilaijawaban nomor 1, 2,3, 4, dan 5.” Erisa mengangkat
tangan lalu berkata, “Saya, Pak!” “Silakan Erisa.”Menurut saya jawaban kelompok empat semuanyabenar! Betul tidak teman-teman? Secara serempakmereka menjawab, Benar, betul semua.” Penelitimembenarkan bahwa jawaban kelompok empat benarsemua dan peneliti mengucapkan terima kasih.
“Terima kasih, mari kita beri tepuk tangan untukkelompok empat,” seru peneliti. Anak-anak secaraserempak bertepuk tangan ramai sekali.
e. Laporan Hasil Belajar dari Kelompok Lima
Selanjutnya, peneliti berkata, “Bapak persilakankelompok lima untuk tampil ke depan membacakan hasilbelajarnya. Tepuk tangan Anak-anak untuk kelompoklima.” Seluruh siswa bertepuk tangan dengan serempak.Kemudian peneliti mengucapkan terima kasih danmempersilakan kelompok lima untuk membacakan hasilbelajarnya.
Kedelapan siswa anggota kelompok lima ke depan kelas.Setelah mereka siap duduk di depan kelas lalu penelitiberkata, “Kelompok lima dipersilakan membacakan
hasil kerjanya.”
Puspita berdiri lalu memperkenalkan teman-temannyayang di sebelah kiri adalah Jaya, Reza, dan Kukuh dansebelah kanannya adalah Aristianti, Fauzi, Susima, danTsanome. Selanjutnya Puspita persilakan Susimah, Reza,dan Kukuh untuk membacakan jawaban nomor satu,dua, dan tiga secara berturt-turut.
Susimah, Reza, dan Kukuh membacakannya secaraberturut-turut,“ Tokoh cerita yang kami dengar adalahUdin, Rusli, dan ibu Udin,” kata Susimah. “Alur cerita
atau rangkaian peristiwa dalam cerita itu adalah Udinpengemis di kereta listrik jurusan Bogor – Jakarta inginpunya rumah. Tangan kirinya patah jatuh dari kereta.Lalu ia mengemis di lampu merah. Di sana dapat banyakuang recehan lalu pulang,” demukian penjelasan Reza.“Tempat peristiwa yang terjadi dalam cerita atau latarcerita itu adalah stasiun kereta listrik Bogor-Jakarta danlampu merah,” kata Kukuh.
Selanjutnya, Puspita mempersilakan Aristianti dan Fauziuntuk membacakan jawaban nomor empat dan nomorlima secara berturut-turut. Aristianti berdiri laluberkata, “Permasalahan yang menyebabkan terjadinya
konflik adalah Udin seorang pengemis yang ingin punyarumah, terima kasih.” Fauzi membacakan jawabannomor lima,”Ringkasan cerita itu sebagai berikut. Udinseorang anak kecil yang mengemis ingin jadi orangkaya. Ia mengemis di lampu merah dan dapat banyakuang recehan lalu pulang.”
Selanjutnya peneliti berkata,”Kelompok laindipersilakan untuk memberikan pertanyaan atautanggapan.” Seluruh anggota kelompok diam beberapasaat. Peneliti memperhatikan sikap mereka yang sedangberpikir tentang jawaban kelompok lima. Setelah sekianlama tidak ada yang memberikan reaksi, kemudianpeneliti berkata, “Anak-anak bagaimana nilai kelompoklima?” Mereka menjawab,”Seratus, Pak.” “Terima kasihdan tepuk tangan untuk semua,” kata peneliti.
Terdengar suara tepuk tangan yang sangat meriah.
Berdasarkan deskripsi tersebut, maka hasil belajar siswasetiap kelompok dapat dideskripsikan sebagai berikut.
Dalam kegiatan penutup peneliti meminta masukan darisetiap siswa tentang bagaimana manfaat pembelajaran,proses pembelajaran, dan sistem penilaian yang barudilakukannya sebagai refleksi terhadap pembelajaran-nya. Erisa mengangkat tangannya lalu berkata,” Pak,saya merasa senang belajar dengan cara ini. Karena itu,untuk selanjutnya saya minta agar setiap belajar dengancara seperti ini.terima kasih, Pak.”
Peneliti menjawab, “Insya Allah Bapak akan mengguna-kan cara belajar yang seperti ini. Ada yang mau usulatau bertanya? Setelah ditunggu beberapa waktu tidakada yang bertanya lalu peneliti menutup pembelajaranini dengan ucapan terima kasih dan wasalamu’alaikum
warahmatullahi wabarokatuh.”
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Data yang digunakan untuk mengukur tingkatkemampuan mendengarkan cerita melalui kerjasama
kelompok adalah data dari hasil kerjasama kelompoksiklus pertama dan siklus kedua. Karena data tersebutberupa angka, maka teknik pengolahan data yangdigunakan adalah teknik kuantitatif.
Teknik kuantitatif yang peneliti gunakan sebagaimanadilakukan dalam pembelajaran sehari-hari dengan carasebagai berikut. Pertama, peneliti membandingkanprosentasi ketercapaian setiap tugas dari setiapkelompok pada siklus kesatu dengan kedua. Kedua,peneliti membandingkan prosentasi ketercapaianseluruh tugas dari setiap kelompok pada siklus kesatu
dengan siklus kedua. Ketiga, hasil perbandingankeduanya diubah ke dalam bentuk diagram batang dandiagram lingkaran.
1. Perbandingan Prosentasi Ketercapaian setiap Tugas
Berikut ini peneliti mengemukakan perbandinganprosentasi ketercapaian setiap tugas dari setiapkelompok pada siklus kesatu dengan kedua.
Berdasarkan skor rata-rata pencapaian tugas nomor 1sampai tugas nomor 5 siklus I dan siklus II diperolehselisih yang diasumsikan sebagai hasil peningkatankemampuan mendengarkan pada setiap tugas sebagaiberikut. Tugas nomor 1 terdapat selisih 100 – 74 = 26.Tugas nomor 2 terdapat selisih 100 – 69 = 31. Tugasnomor 3 terdapat selisih 100 –55 = 45. Tugas nomor 4
terdapat selisih 100 – 40 = 60. Tugas nomor 5 terdapatselisih 100 – 45 = 55.
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat dijelaskan bahwatelah terjadi peningkatan kemampuan mendengarkancerita terhadap setiap kelompok sebagai berikut.
Pada kelompok I telah terjadi peningkatan skorkemampuan mendengarkan cerita pada tugas 1 sebesar10, tugas 2 sebesar 35, tugas 3 sebesar 40, tugas 4sebesar 60, dan tugas 5 sebesar 55. Peningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan cerita untuk seluruh
tugas adalah 59.
Pada kelompok II telah terjadi peningkatan skorkemampuan mendengarkan cerita pada tugas 1 sebesar30, tugas 2 sebesar 20, tugas 3 sebesar 50, tugas 4sebesar 60, dan tugas 5 sebesar 55. Peningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan cerita untuk seluruhtugas adalah 57.
Pada kelompok III telah terjadi peningkatan skorkemampuan mendengarkan cerita pada tugas 1 sebesar40, tugas 2 sebesar 35, tugas 3 sebesar 40, tugas 4sebesar 60, dan tugas 5 sebesar 55. Peningkatan rata-
rata kemampuan mendengarkan cerita untuk seluruhtugas adalah 56.
Pada kelompok IV telah terjadi peningkatan skorkemampuan mendengarkan cerita pada tugas 1 sebesar30, tugas 2 sebesar 30, tugas 3 sebesar 45, tugas 4sebesar 60, dan tugas 5 sebesar 55. Peningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan cerita untuk seluruhtugas adalah 44.
Pada kelompok V telah terjadi peningkatan skorkemampuan mendengarkan cerita pada tugas 1 sebesar20, tugas 2 sebesar 35, tugas 3 sebesar 50, tugas 4sebesar 60, dan tugas 5 sebesar 55. Peningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan cerita untuk seluruhtugas adalah 55.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwatelah terjadi peningkatan rata-rata kemampuanmendengarkan cerita setiap tugas secara signifikan.
Berdasarkan data tabel 4.2 tersebut telah terjadi rata-rata peningkatan kemampuan mendengarkan seluruhtugas pada kelompok I, II, III, IV, dan V adalah 59, 57,56, 44, dan 55. Perbandingan peningkatan tersebut
sebagai berikut 59: 57: 56: 44: 55 = 271 atau 23%: 21%:20%: 16%: 20%.
Berdasarkan Tabel 4. 2 Skor Ketercapaian Tugas, padalajur rata-rata tersebut telah terjadi peningkatan skorkemampuan mendengarkan cerita sebagai berikut.Telah terjadi peningkatan skor pada kelompok I yaitu100-59 = 41; pada kelompok II yaitu 100- 57 = 43; padakelompok III yaitu 100-54 = 46; pada kelompok IV yaitu100- 56 = 44; dan pada kelompok V yaitu 100- 56 = 44.
Berdasarkan perhitungan tersebut telah terjadi rata-rata peningkatan kemampuan mendengarkan darikelompok I sampai dengan kelompok V sebagai berikut41, 43, 46, 44, dan 44.
Berdasarkan data tersebut berikut ini peneliti sajikandalam bentuk diagram batang untuk memperjelas rata-
rata peningkatan kemampuan mendengarkan darikelompok I sampai dengan kelompok V.
Diagram 4.2Rata-rata Peningkatan Kemampuan Mendengarkan
CeritaSetiap Kelompok
Skor-skor yang dapat dicapai oleh setiap kelompok padasetiap tugas pada siklus 1 dan siklus 2 sebagai berikut.
Berdasarkan selisih tersebut, maka diperolehperbandingan hasil belajar sebagai peningkatankemampuan mendengarkan sebagai berikut 26: 31: 45:60: 55 = 217 atau 16:14:20:26:24 = 100.
Selanjutnya, peneliti akan mengubah data tersebut kedalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut.
Diagram 4.3
Perbandingan Peningkatan KemampuanMendengarkan
pada tugas nomor 1 sampai tugas nomor 5
Berdasarkan data tersebut, telah terjadi rata-ratakemampuan mendengarkan pada siklus kesatu adalah57 dan siklus kedua adalah 100. Perbandinganpeningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan padasiklus kesatu dan siklus kedua adalah 57:100 = 157 atau36:64.= 100
Berdasarkan data tersebut, penulis membuat diagramlingkaran peningkatan kemampuan mendengarkan siklusI dan II sebagai berikut.
Diagram 4.4
Rata-rata Kemampuan Mendengarkan Siklus I dan II
Berdasarkan data tersebut, telah terjadi rata-ratakemampuan mendengarkan pada siklus kesatu adalah57 dan siklus kedua adalah 100. Perbandinganpeningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan pada
siklus kesatu dan siklus kedua adalah 57:100 = 157 atau36:64.
Berdasarkan data tersebut, terdapat selisih rata-ratakemampuan mendengarkan cerita pada siklus II dan Iyang merupakan hasil belajar yaitu 28. Angka tersebutmerupakan kemajuan hasil belajar yang signifikan.
Hasil observasi ditemukan beberapa peningkatanketerampilan siswa sebagai berikut. Telah terjadipeningkatan keterampilan berpikir kritis ketika siswaditugasi memberikan tanggapan terhadap jawaban-jawaban tugas yang disajikan oleh kelomok lain dalamkegiatan presentasi.
Berdasarkan skor rata-rata pencapaian tugas nomor 1sampai tugas nomor 5 siklus I dan siklus II diperolehselisih yang diasumsikan sebagai hasil peningkatankemampuan mendengarkan pada setiap tugas sebagaiberikut 26: 31: 45: 60: 55 = 217 atau 16%: 14%: 20%:26%: 24% = 100%.
Rata-rata kemampuan mendengarkan pada siklus kesatuadalah 57 dan siklus kedua adalah 100. Selisih keduanyamerupakan hasil belajar yaitu 43. Perbandinganprosentasi peningkatan rata-rata kemampuan
mendengarkan pada siklus kesatu dan siklus keduaadalah 57:100 = 157 atau 36% :64% = 100%. Selisihprosentasi tersebut adalah 28 % yang merupakanpeningkatan yang signifikan.
Telah terjadi rata-rata peningkatan kemampuanmendengarkan pada kelompok I, II, III, IV, dan V adalah59, 57, 56, 44, dan 55. Prosentasi peningkatankemampuan mendengarkan setiap kelompok tersebutadalah 23%, 21%, 20%, 16%, 20% merupakanpeningkatan kemampuan mendengarkan yang signifikan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkanbahwa hipotesis terbukti yaitu kemampuan siswa dalammendengarkan cerita dapat meningkat, jika diterapkankerjasama kelompok.
1. Teman-teman kepala sekolah dan teman-temanguru agar belajar secara tekun dan ulet serta dapatmenggunakan hasil penelitian ini sebagai pedomanpenelitian atau penulisan laporan dan dijadikanmotivasi agar mampu melakukan penelitiantindakan kelas.
2. Para pengawas sekolah agar memberikankesempatan kepada peneliti untukmendiseminasikan hasil penelitian ini dalamberbagai kegiatan ilmiah di tingkat kecamatan ataukota.
3. Para kepala seksi dan UPTD di kecamatan-kecamatan agar mau mendorong teman kepalasekolah dan guru untuk melakukan penelitiantindakan kelas, demi kemajuan pendidikan di KotaDepok.
Sumber Belajar 5 Penelitian Tindakan Kelas (Buku 3 Materi Pelatihan TerintegrasiBerbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia).
Depdiknas, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, DirektoratJenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, DepartemenPendidikan Nasional, Jakarta, 2005.
D. Laporan Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengantar
Alur sebuah penelitian pada akhirnya akan bermuarapada pembuatan laporan penelitian. OIeh sebab itu,laporan penelitian merupakan bagian yang sangatpenting dalam proses penelitian. Ia merupakanpertanggungjawaban peneliti terhadap ilmu yangdigelutinya. la juga merupakan pertanggungjawabanpeneliti terhadap lembaga atau badan sponsor yangmendukung penelitiannya. Bagaimanapun pentingnyateori dan hipotesis, bagaimana pun telitinya kitamembuat rancangan penelitian, serta betapa hebatnyapun kita menghasilkan sebuah penelitian, penelitianhanya akan mempunyai arti apabila hasilnya dilaporkansecara memadai melalui laponan penelitian (Shah,1985).
Laporan penelitian dapat beragam bentuk atauformatnya. Hal itu sangat bergantung pada tuntutanlembaga dan/atau sponsor yang mendukung danapenelitian tersebut. Meski beragam bentuk ataufonnatnya, secara mendasar laporan itu sama dalamhal tuntutan isi, struktur, maupun bahasanya.Bagaimana menyuslUl lapanan PTK? Berikut ini akandiuraikan secara garis besar tentang teknik penyusunan
laporan P'TK.
2. Isi Laporan PTK
Secara umum, laporan penelitian pada hakikatnyaberisi tiga hal pokok, yakni bagian awal, bagian isi atautubuh laparan, dan bagian akhir (Balian, 1982).Laporan PTK secara hakiki juga berisi tiga hal? pentingtersebut (Cf. Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999;Departemen Pendidikan Nasional. 2000).
a. Bagian Awal Laporan PTK Bagian awal laporan PTKterdiri atas:
1) Halaman Judul
Halaman judul lazimnya berisi:
• judul penelitian,
• logo lembaga (bila diperlukan),
• nama peneliti,
• lembaga tempat peneliti bckerja,
• tahun pembuatan laporan, dan
• lain-lain yang dianggap perlu, misalnyanomor laporan. sumber dana, dansebagainya.
2) Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berisi pengesahan olehlembaga. Dalam halaman ini dimuat hal-halberikut ini.
• Judul PTK. bidang ilmu, dan kategori
penelitian.
• Identitas peneliti.
• Lokasi penelitian.
• Biaya penelitian.
• Sumber dana penelitian.
3) Kata Pengantar
Bagian ini lazimnya berisi ucapan terimakasih. baik kepada Tuhan Yang Maha Kuasamaupun kepada Sejawat atau siapa saja yangterlibat dalam penelitian itu sampai padapembuatan laporannya
4) Daftar Isi
Bagian ini memuat bab dan sub bab yang adadalam laporan penelitian lengkap denganhalamannya. Juga dari daftar isi ini dapatdiketahui segala sesuatu yang ada dalamlaporan penelitian itu. Artinya. pembaca akan
mengetahui di mana ada kala pengantar,abstrak, daftar gambar, dan sebagainya.
5) Daftar Tabel, Gambar, Graflk, dan Lain-lain
Bagian ini menunjukkan tabel, grafik. gambar.atau lambang-lambang lain yang ada dalamlaporan penelitian tersebut.
6) Daftar Lampiran
Daftar lampiran berisi lampiran yangdiperlukan dalam laporan penelitian tersebut.Lampiran itu dapat berupa, misalnya. datayang telah diseleksi. hitungan hasil analisisdata kuantitalif yang rumit, instrumen
Bagian ini memuat sari laporan penelitian.Lazimnya bagian ini secara ringkasmenjelaskan tentang latar belakang, masalahdan tujuan penelitian, manfaat, metodepenelitian, hasil penelitian, simpu[an dansaran. Abstrak PTK lazim ditulis dalam bahasaIndonesia dan ada terjemahannya dalam
bahasa Inggris. Ukuran abstrak kira-kira 300-500 kata. Abstrak penelitian diketik denganspasi tunggal. Kata kunci, jumlahnya kuranglebih lima buah kata dicantumkan. Kala kunciitu diperlukan untuk komputerisasi sisteminformasi ilmiah. Dengan kata kunci itu. kitadengan mudah dapat menemukan informasilaporan penelitian tersebut.
b. Bagian Tubuh Laporan
Bagian ini terdiri atas empat bab. yakni Bab I
Pendahuluan. Bab II Prosedur Penelitian Tindakan. BabIII Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab IV Simpulandan Saran.
1) Bab I Pendahuluan
Pada bab pendahuluan terdapat (a) masalah dan latarbelakang masalah. (b) tindakan yang dipilih. (e)tujuan, (d) lingkup penelitian. (e) signifikansi hasilpenelitian.
Latar belakang masalah berisi rasional mengapapenelitian itu dilaksanakan. Dalam bagian inidipaparkan kesenjangan yang ada antara harapan (dasSollen) dan kenyataan (das Sein), baik kesenjanganteoretik maupun kesenjangan praktis yangmelatanbelakangi masalah yang diteliti. Dalam bagianini perlu dipaparkan secara ringkas. tetapi tajamtentang kajian dan berbagai bahan pustaka yangrelevan yang dapat mendukung kesenjangan antarahanapan dan kenyataan yang dilontarkan peneliti. Disamping itu, tidak kalah penting adalah pengalamanpeneliti sebagai pengajar serta pengamatan penelitisebagai guru di dalam kelasnya perlu dikaji secarakritis. Dukungan hasil penelitian terdahulu dapat
digunakan sebagai dasar yang kukuh untuk mengangkatmasalah PTK. Yang tak kalah pentingnya dalam latarbelakang masalah itu ialah penggarapan wama khasPTK.
Pada bagian ini, setelah diadakan identifikasi masalah,perlu dirumuskan secara tajam masalah yang diangkatdalam penelitan tersebut. Masalah hendaknya memangkhas PTK dan benar-benar dirasakan ada dalamkeseharian sekolah atau kelas yang dibina guru yangmemang layak untuk dipecahkan melalui PTK. Harusdihindari benar masalah yang tidak bercirikan PTK,
yakni masalah yang bercirikan penelitian formal.Identifikasi masalah yang dilakukan peneliti sebaiknyadiikuti dengan refteksi awal, sehingga gambaranpermasalahan yang diteliti itu sosoknya menjadisemakin jelas. Bagian ini seharusnya ditutup denganrumusan masalah yang bercirikan PTK.
(b) Tindakan yang Dipililt
Pada bagian ini diuraikan secara tajam tentangtindakan yang dipilih dalam PTK. Uraian itu diikutidengan argumentasi teoretis maupun praktis terhadappemilihan tindakan tersebut. Pada bagian inihendaknya dirumuskan hipotesis sebagai landasantindakan yang digunakan, bila dipandangmemungkinkan.
(c) Tujuan
Tujuan penelitian selalu mengacu pada permasalahanyang akan dipecahkan dalam penelitian. Pada bagianini tujuan penelitian harus dirumuskan dan bahkanhasil penelitian yang diharapkan dapat dicanangkan.
Pada bagian ini diuraikan lingkup atau batas-batastindakan yang diambil oteh peneliti dan penjelasanyang akurat mengapa penelitian membatasi tindakantersebut pada lingkup itu.
(e) Signifikansi Penelitian
Pada bagian ini perlu diuraikan kemanfaatan PTK itu.khususnya bagi siswa yang merupakan pemetikkeuntungan secara langsung atas PTK tersebut. Perlujuga diuraikan manfaat PTK yang dikerjakan penelitiitu bagi pengembangan kurikulum. bagi pengambil
kebijakan, bagi guru, maupun bagi lembaga sekolah,serta bagi pengembangan proses belajar mengajar dikelas, dan sebagainya.
2) Bab II Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Pada bab ini terdapat subbab (a) setting penelitian.dan (b) prosedur penelitian.
a) Setting Penelitian
Pada bagian ini perlu dipaparkan lokasi pene1itian,
yakni sekolah, kelas. Di samping itu perlu jugadipaparkan waktu pene1itian, misalnya cawu I, II, III,dan sebagainya. Perlu juga dipaparkan karakteristikketompok sasaran yang menjadi subjek penelitian,misalnya komposisi pria dan wanita Oika memangdipandang perlu), latar belakang sosial ekonomi yangmungkin relevan dengan pennasalahan yang diangkat,tingkat kemampuan siswa, dan sebagainya.
b) Prosedur Penelitian
Pada bagian ini dipaparkan gambaran umum penelitian
yang dilakukan tennasuk jumlah dan prosedur sikluspenelitian yang dilakukan. Perlu juga diadakanpenjelasan secara tajam tentang rincian prosedur PTKsebagai berikut ini (Cr Tim Pelatih PGSM, 1999;Hopkins, 1992; Soedarsono, 1997).
(I) Persiapan Tindakan
Perlu dipaparkan persiapan yang dilakukan penelitiseperti tes diagnostik untuk menspesifikasi masalahdan rincian penyebab timbulnya masalah, pembuatanalat-alat dalam rangka tindakan dan lain-lain
perencanaan yang terkait dengan pelaksanaan tindakandi kelas.
(2) Implementasi tindakan
Pada bagian ini dipaparkan tindakan yang diambil,skenario kerja tindakan. dan prosedur tindakan yangdigunakan peneliti.
(3) Pemantauan dan Evaluasi
Perlu diuraikan prosedur pemantauan dan evaluasitindakan. Alat-alat pemantauan dan evaluasi yangdigunakan beserta kriteria keberhasilan tindakannya.
(4) Analisis dan Reneksi
Prosedur analisis hasil pemantauan dan refleksi.kriteria dan rencana bagi tindakan daur ulang perludipaparkan secara tajam dalam bagian ini.
3) Bab III Hasil Penelitian dan Pembabasan
Pada bagian ini disajikan hasil penelitian atau temuanpenelitian setelah tindakah diterapkan. Penyajiantemuan harus sesuai dengan masalah yang telahdirumuskan. Temuan hasil penelitian itu kemudiandibahas secara tajam dan lengkap. Pembahasan
tersebut hendaknya memberikan penjelasan tentangkegagalan atau keberhasilan tindakan yang telahdilakukan dalam penelitian tersebut. Peneliti dapatmembahasnya dengan mengadu pada berbagai teoriatau hasil penelitian yang relevan serta dapat pulamengaeu pada fakta-fakta objektif di lapangan yangmerupakan pengalamannya atau observasinya selamamenjadi guru di kelas.
4) Bab IV Simpulan dan Saran
Bagian ini berisi dua subbagian, yakni simpulan dan
saran. Dalam bagian simpulan peneliti menyimpulkanhasil penelitian secara lengkap sesuai dengan masalahyang diteliti. Simpulan tidak beleh menyimpang darimasalah yang diangkat dalam penelitian itu. Hal ituperlu digarisbawahi karena masih banyak peneliti yangmembuat simpulan tidak berdasar atau tidak mengacupada rumusan masalah yang telah dicanangkansebelumnya.
Saran yang disampaikan peneliti selayaknya juga tetapmengacu pada permasalahan serta simpuJan. Kadang-kadang muncul saran yang begitu saja jatuh dari langit.
Artinya. saran itu tidak relevan dengan hasil penelitian.
Laporan penelitian merupakan pertanggunjawabanpeneliti. la harus dikemas secara baik, baik dari sudulformat, struktur, isi, maupun bahasanya. Oleh sebabitu, peneliti haruslah menyiapkan laporan penelitiandengan baik. la harus menata. menyusun denganpersiapan dan pengetahuan yang baik tentang laporanpenelilian dan harus dikerjakan secara profesionaLLaporan penelitian tidak dapat dianggap scbagai karyayang dapat dikerjakan sambil lalu. Peneliti harus benar-benar mengerjakannya dengan sungguh-sungguhsehingga hasilnya benar-benar maksimal.
Pada pertemuan ke-16 ini, guru peserta akanmenyelesaikan laporan PTK-nya dan berlatihmempresentasikan laporan PTK yang sudah dibuat.
a. Kedudukan Penyusunan Laporan
Topik ini merupakan topik bahasan pertemuan terakhir,yaitu minggu ke-16 dari 16 pertemuan dalam prosesbelajar BERMUTU. Kegiatan ini dilakukan setelah gurupeserta melakukan semua tahapan dalam PTK.
b. Pentingnya Penyusunan Laporan
Penyusunan Laporan penting dilakukan karena laporan
merupakan bukti fisik dari suatu kegiatan yang
memaparkan pelaksanaan dan hasilnya.
c. Ruang Lingkup
Pertemuan ke-16 ini diisi dengan kegiatan penyusunanlaporan PTK lanjutan oleh guru peserta. Oleh karenaitu, aspek-aspek yang akan dipelajari dalam penyusunanlaporan PTK lanjutan ini sama dengan aspek-aspek yangdipelajari pada pertemuan ke-15. Aspek-aspek yangmereka pelajari meliputi cara-cara mengorganisasikan
pokok-pokok pikiran, menyusun, dan menilai suatulaporan PTK.
d. Petunjuk Kegiatan Belajar
Pembelajaran dilaksanakan pada saat tatap muka di
MGMP dan di luar forum MGMP yang dirancang dalambentuk tugas terstruktur dan tugas mandiri.
Kegiatan pembelajaran pada sesi ini adalah melakukankegiatan utama yaitu mempelajari kriteria Penilaian
Laporan PTK dan peer assessment (penilaian olehteman/rekan guru); Setiap guru peserta di MGMP secaraberpasangan saling mengoreksi laporan PTK yang sudahdibuat dengan menggunakan kriteria penilaian laporanPTK.
Tugas Terstruktur
Guru peserta menyelesaikan laporan PTK masing-masing.
Tugas Mandiri
Membaca dan memahami sumber belajar dan referensiyang relevan lalu menyusun laporan kajian kritisnya.
Untuk memfasilitasi guru peserta berdiskusi di MGMPdalam topik penyusunan laporan terdapat beberapa halyang perlu dipersiapkan guru pemandu, di antaranyayaitu:
a. Mempelajari topik dan sumber belajar yang
disarankan dan relevan.
b. Menyiapkan bahan ajar berikut ini.
• Bahan Ajar 1 Pengantar pembelajaran topik
penyusunan laporan (lanjutan)
• Bahan Ajar 2 Contoh kriteria penilaian laporan
PTK
• Bahan Ajar 3 Tugas terstruktur dan belajar
mandiri
c. Menyiapkan alat dan bahan, seperti papan tulis,
kertas plano, spidol, OHP, plastik tranparancies,
LCD, Laptop, ATK dan kalkulator.
Selain itu, guru pemandu mengingatkan kepadaguru peserta agar membawa draft laporan padapertemuan ke-15.
Guru pemandu menginformasikan topik yang akandipelajari, kompetensi, indikator pencapaian kompe-tensi, ruang lingkup pembelajaran, kegiatan pem-belajaran yang akan dilakukan, dan hasil belajar yangdiharapkan dalam pertemuan ke-16 ini melalui BahanAjar 1: Gambaran Umum Kegiatan Pembahasan TopikPenyusunan Laporan.
Kegiatan 2 Diskusi Berpasangan(Mendiskusikan dan saling mengoreksi draftlaporan)
Guru pemandu meminta guru peserta berpasanganuntuk saling mengoreksi dan memberikan masukanperbaikan draft laporan PTK masing-masing.
Kegiatan 3 Penugasan(Menyelesaikan laporan PTK masing-masing)
Guru pemandu meminta guru peserta untuk menyelesai-kan laporan PTK-nya masing-masing.
Kegiatan 4 Presentasi(Melaporkan atau menyeminarkan hasilpenelitian)
Guru pemandu meminta lima orang guru peserta untukmempresentasikan laporan PTK-nya. Kegiatan ini dituju-kan untuk memberikan pengalaman kepada guru pesertauntuk menyeminarkan hasil PTK. Berikan masing-masingguru peserta waktu 10-15 menit untuk presentasi.Mintalah guru peserta lainnya mengajukan pertanyaan.Di akhir seminar, berikan penguatan atau saran-saranperbaikan.
Kegiatan 5 Penutup(Tanya Jawab, Penguatan, Refleksi, danTindak Lanjut)
Guru pemandu memberikan kesempatan kepada gurupeserta untuk mengajukan pertanyaan terkait dengantopik penyusunan laporan dan menyeminarkan hasilpenelitian yang telah dipelajari. Pada kegiatan inijawaban pertanyaan dapat diberikan oleh guru lain.Setelah tanya jawab, beberapa guru peserta dimintauntuk merangkum pembelajaran.
Langkah selanjutnya Guru pemandu dan guru pesertamelakukan refleksi pembelajaran. Guru pemandumempersilakan setiap guru peserta menuliskan hasil
refleksi diri tentang pengalaman menyusun laporan PTKtermasuk ketercapaian indikator yang telah ditetapkandalam mempelajari topik ini. Setelah itu, Guru pemandumemberikan arahan tindak lanjut pembelajaran denganmemberikan kegiatan mandiri berupa tugas struktur dantugas belajar mandiri. Agar lebih jelas, guru pemandumenayangkan Bahan Ajar 3 Tugas Terstruktur danTugas Mandiri
Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar gurupeserta dilakukan melalui pengamatan guru peserta
waktu proses pembelajaran dan produk yang dihasilkan.Proses yang dapat dinilai dapat mencakup aspek afektif,misalnya: keaktifan dalam diskusi, kontribusi dalamdiskusi, kesungguhan mengikuti kegiatan. Produk yangdapat dinilai adalah laporan PTK hasil tindakan siklus 1dan siklus 2.
Laporan tugas terstruktur yang dibuat guru akan
menjadi salah satu tagihan yang akan dijadikan bukti
untuk melihat ketercapaian indikator hasil belajar dan
Bahan Ajar 2 Contoh Kriteria Penilaian Laporan PTK
NO. KRITERIA ASPEK YANG DINILAI
1 Abstrak Terlihat jelas unsur pokok berikut.
a. latar belakang, tujuan
b. prosedur
c. hasil
2. Pendahuluan Terlihat unsur-unsur berikut.
a. latar belakang yang memuat deskripsimasalah, data awal yang menunjukkan akarterjadinya masalah, deskripsi lokasi danwaktu, serta pentingnya masalahdipecahkan
b. rumusan masalah
c. tujuan
d. manfaat
3. KajianTeori/pustaka
a. Ada teori-teori terkait yang memberiarah/petunjuk pada pelaksanaan PTK
b. Ada usaha-usaha penulis membangunargumen teoritis bahwa tindakan tertentudimungkinkan dapat meningkatkan mutupembelajaran
4. PelaksanaanPenelitian
a. Deskripsi tahapan siklus penelitian
b. Penggunaan instrumen, usaha validasihipotesis tindakan, dan cara refleksi
c. Tindakan yang dilakukan bersifat:
• Rasional, berbasis pada akar penyebabmasalah
• Dapat dilaksanakan, tindakan didukungoleh faktor waktu, biaya dan saranaprasarana
• Adanya kerja sama dala bentukkolaborasi dengan guru lain
5. Hasil penelitian Disajikan dalam bentuk siklus dengan datalengkap
Siklus I
• Perencanaan: diuraikan tindakan khas yangdilakukan terlihat bedanya denganpembelajaran biasa
• Pelaksanaan: diuraikan pelaksanaantindakan
• Pengamatan: disajikan hasil pengamatandari berbagai instrumen. Hasil autentikdisajikan
• Refleksi: berisi penjelasan tentang aspekkeberhasilan, kelemahan, dan rencanaberikutnya. Mengapa berhasil atau tidak,apa yang perlu dilakukan berikutnya
Siklus II dan III : idem
6. Kesimpulan danrekomendasi
Hasil penelitian sesuai tujuan
Ada saran untuk penelitian, tujuan, selanjutnya(potret kemajuan)
Ada saran untuk penerapan hasil
7. Daftar Pustaka Penulisan daftar pustaka sesuai aturan dankonsisten
• Periksa dan telitilah kembali laporan PTK Anda.Kemudian sempurnakan sesuai dengan kriteriapenilaian laporan yang baik!
• Seminarkanlah laporan PTK Anda tersebut!
Tugas Mandiri
Pelajari kembali bacaan tentang Penyusunan LaporanPTK dan penilaian laporan hasil PTK dari sumber belajarterkait! Kemudian tuliskanlah laporannya dan diserah-
(Daftar kata atau istilah dengan penjelasannya dalambidang tertentu)
Analisis data : penelaahan (pemeriksaan) danpenguraian data hinggamenghasilkan simpulan.
Analisis deskriptif(kualitatif ataukuantitatif)
: penguraian data secara deskripsi;deskripsi: pemaparan atau peng-gambaran dengan kata-kata secarajelas dan terperinci. kuantitatif :berdasarkan jumlah atau banyak-nya; kualitatif : berdasarkan kuali-tas, biasanya diungkapkan dengan
kata-kata, istilah atau kalimat:baik, buruk, kurang, sebagianbesar, dsb. Contoh: data kualitatifdari hasil observasi pembelajarandalam PTK: sebagian besar siswamasih belum memahami penje-lasan guru; guru masih terlalubanyak bicara sehingga siswamenjadi tidak aktif, dst.
Bahan ajar : adalah informasi ringkas dalambentuk narasi atau power point
yang dimuat atau dilampirkandalam BBM yang gunakan secaralangsung dalam kegiatan belajar(tatap muka) untuk memahamitopik pem-belajaran.
BERMUTU (Program) : B etter E ducation throughR eformed M anagement andU niversal T eacher U pgrading ataupeningkatan mutu pendidikanmelalui peningkatan kompetensi
dan kinerja guru atau suatuprogram digagas oleh DitjenPMPTK, Ditjen DIKTI, BalitbangDepdiknas dengan dukungan pen-danaan dari Pemerintah Belanda(melalui Dutch Trust Fund) danBank Dunia (pinjaman lunakmelalui IDA Credit dan IBRD Loan),serta dana pendampingan yangberasal dari Pemerintah Pusat danDaerah.
Buku kerja guru : adalah buku yang berisi rekamankegiatan, hasil dan kemajuan yangdicapai oleh guru, serta kendaladalam mengikuti kegiatan ProgramBERMUTU. Buku ini menjadiportofolio atau salah satu bagiandari portofolio yang disusun olehguru.
Case Study (Studi Kasus)
: rangkuman pengalaman pem-belajaran (pengalaman mengajar)yang ditulis oleh seorang guru/
dosen dalam praktik pembelajaranmereka di kelas yang dapatmemberikan contoh nyata tentangmasalah-masalah yang dihadapioleh guru pada saat merekamelaksanakan pembelajaran.
Catatan anekdotal : Catatan-catatan singkat tentangkejadian-kejadian yang menarikdari observasi proses pembelajar-an, yang akan digunakan untukmelengkapi data PTK.
Anekdot : cerita singkat yang menarik karenalucu dan mengesankan, biasanyamengenai orang penting atauterkenal berdasarkan kejadianyang sebenarnya.
CLCC : Creating Learning Community forChildren, suatu program pe-ningkatan mutu pendidikan dasaratas kerjasama Depdiknas denganUNICEF dan UNESCO.
DBE : Decentralized Basic Education,suatu program peningkatan mutupendidikan dasar atas kerjasamaDepdiknas dengan USAID (LembagaBantuan Luar Negeri PemerintahAmerika Serikat)
Ditbindiklat : Direktorat Pembinaan Pendidikandan Latihan; salah satu direktorat
yang ada di bawah naunganDirekrorat Jenderal PMPTK –Depdiknas.
Diskusi kelompokkecil atauberpasangan
: Diskusi yang dilakukan oleh 2 - 3orang guru untuk salingmengemukakan dan memberimasukan atau membahas hasilkerja masing-masing.
Diskusi refleksi
:
diksusi yang dilakukan dalamrangka membahas proses dan hasil
pelaksanaan pembelajaran ber-dasarkan hasil pengamatan paraobserver. Diskusi dilakukan secaraformal, yang bertugas memimpindiskusi (moderator), notulis,refleksi dari guru model dankomentar dari para observer.
Guru Inti
:
guru terpilih yang telah dilatihuntuk menjadi pemandu ataufasilitator bagi guru-guru yang laindalam kegiatan di MGMP di
wilayahnya.
Pemandu
:
yakni guru, kepala sekolah,pengawas, widyaiswara, ataudosen yang karena kompetensinyamenjadi pemandu atau fasilitatordalam kegiatan di KKG.
jawaban sementara atau dugaanterhadap masalah yang ditelitiyang secara teoritis dianggappaling mungkin dan paling tinggitingkat keberhasilannya.
Hipotesis tindakan
:
adalah dugaan mengenai perubah-an yang mungkin terjadi jika suatutindakan dilakukan.
Hand out : informasi tertulis (cetak) yangdiberikan kepada peserta pendi-dikan atau pelatihan yang berisiringkasan materi atau latihan-latihan.
Indikator
:
tanda-tanda yang dapat mem-
berikan (menjadi) petunjuk atauketerangan tentang keter-capaiantujuan pembelajaran.
Interpretasi : penafsiran berdasarkan pendapat/pandangan teoritis tertentutehadap sesuatu data atau hasilanalisis data.
Kajian pengajaran : kegiatan mencermati proses ataukegiatan belajar mengajar untukmenganalisis aspek-aspek kuriku-
lum, materi ajar, dan praktik pem-belajarannya.
Kajian pustaka : bagian dari proposal dan laporanpenelitian yang berisi landasanteori yang digunakan untukmenyusun hipotesis tindakan danpemecahan masalah dalam pe-nelitian. Kajian pustaka disusunmelalui kegiatan membaca, me-nelaah dan merujuk konsep-konsepyang terkait dengan tema pe-
nelitian dari buku teks, majalahilmiah, hasil penelitian, hasilsurvai, informasi di media masa,CD/VCD atau pengalaman praktispeneliti/penulis.
: Kelompok Kerja Guru, adalahsuatu organisasi profesi guru nonyang bersifat struktural yangdibentuk oleh guru-guru di SekolahDasar, di suatu wilayah atau gugus
sekolah sebagai wahana untuksaling bertukaran pengalamanguna meningkatkan kemampuanguru dan memperbaiki kualitaspembelajaran.
Klarifikasi
: penjernihan, penjelasan danpengembalian kepada apa yangsebenarnya terjadi dalam prosespembelajaran yang diamati.
Kolaboratif : kegiatan yang bersifat kerjasama
antara guru dan guru, atau gurudengan pihak-pihak lain, sepertidengan dosen, kepala sekolah,pengawas, widyaiswara, ataupejabat dinas pendidikan.
Kompetensi
: (competence=cakap, berkuasamemutuskan, atau berwewenang);kemampuan guru untukmelaksanakan tugas pembelajarandan pendidikan. Kompetensi dapatpula diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilan, dannilai-nilai dasar yang direfleksikandalam kebiasaan berpikir danbertindak.
Komunitas belajar(learningcommunity )
: adalah suatu komunitas dilingkungan sekolah yang didalamnya berlangsung prosessaling belajar membelajarkanantara siswa dengan siswa,antara guru dengan siswa,
antara guru dengan guru,antara guru dengan kepalasekolah, dan antara sivitassekolah dengan masyarakat.
: Lesson Study merupakan suatumodel pembinaan profesi pendidikmelalui pengkajian pembelajaransecara kolaboratif danberkelanjutan berlandaskan prinsip
kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learningcommunity. Lesson Study diIndonesia dilaksanakan dalam tigatahap, yaitu: Plan (merencanakanpembelajaran), Do (melaksanakanyang diobservasi), dan See (merefleksikan berdasarkan hasilobservasi).
LKS
: Lembar Kerja Siswa; suatu BahanBelajar Mandiri yang berisi
petunjuk kerja, tugas-tugas ataupertanyaan yang harus dikerjakansiswa.
MBE
: Managing Basic Education, suatuprogram peningkatan mutupendidikan dasar atas kerjasamaDepdiknas dengan USAID dan RTI.
Metodepembelajaran
: cara yang digunakan untukmencapai tujuan pembelajaranberdasarkan pendekatan yang
telah ditentukan.
MGMP
: Musyawah Guru Mata Pelajaran,awalnya disebut Musyawarah GuruBidang Studi, adalah suatuorganisasi profesi guru yangbersifat non struktural yangdibentuk oleh guru-guru di SekolahMenengah (SLTP atau SLTA) disuatu wilayah sebagai wahanauntuk saling bertukaranpengalaman guna meningkatkan
kemampuan guru dan memperbaikikualitas pembelajaran.
: Bahan Belajar Mandiri (BBM) bagiguru pemandu atau guru secaraumum dalam Program BERMUTUyang digunakan untuk semuajenjang (SD dan SMP) dan semua
bidang studi. Isi modul generikadalah tuntunan tahapan belajaruntuk latihan melaksanakantahapan perbaikan pembelajaran.
Bahan BelajarMandiri Bidang Studi(Tematik,Matematika, IPA,IPS, BahasaIndonesia, danBahasa Inggris)
: Bahan Belajar Mandiri (BBM) bagiguru pemandu atau guru secaraumum dalam Program BERMUTUyang digunakan untuk bidang studidan jenjang tertentu. Isi modulgenerik adalah tuntunan tahapanbelajar melaksanakan tahapan
perbaikan pembelajaran.
Narasi/naratif : pengisahan suatu cerita ataukejadian dalam proses ataukegiatan belajar mengajar. Narasidapat juga diartikan sebagaideskripsi suatu kejadian atauperistiwa; naratif: bersifat narasi.
NTT PEP
: Nusa Tenggara Timur PrimaryEducation Partnership, suatuprogram kerjasama antara
Pemerintah NTT dengan AUSAIDdalam peningkatan mutupendidikan dasar.
: kegiatan mengamati proses ataukegiatan pembelajaran (belajar-mengajar) mulai dari pelajarandibuka sampai diakhir oleh guru.Dalam konteks umum, termasuk
dalam Program BERMUTU,observasi pembelajaran difokuskanpada semua aspeks yang terkaitdengan pembelajaran mulai darilangkah-langkah guru, kegiatansiswa, sarana/media, sampai padaproses belajar mengajar secarakeseluruhan. Namun, dalamkonteks Lesson Study observasipembelajaran lebih difokuskanpada aktivitas belajar siswa.
Open class
: kegiatan membuka kelas ataupelajaran untuk diamati oleh paraobserver (guru, dosen, kepalasekolah, pengawas sekolah,pimpinan dinas pendidikan,maupun masyarakat umum), yangkemudian dilanjutkan dengankegiatan diskusi refleksi.
Paket PembelajaranBERMUTU
: adalah suatu kesatuan bahan ajarbagi guru pada kegiatan KKG/MGMP dalam Program BERMUTU
yang berisi: Bahan Belajar MandiriGenerik dan BBM per BidangStudi.
Bahan BelajarMandiri Generik
: adalah Bahan Belajar Mandiri(BBM) bagi guru pada kegiatanKKG/MGMP dalam ProgramBERMUTU, yang berisi panduanuntuk berlatih melak-sanakanupaya peningkatan pem-belajaranmelalui pendekatan PTK, LessonStudy dan Case Study , yang
: adalah guru, kepala sekolah,pengawas sekolah, widyaiswara,atau dosen yang bertindak sebagaifasilitator dalam kegiatan belajarModel BERMUTU di KKG/MGMP.
Pemaparan data
: merupakan suatu proses atauupaya untuk menampilkan datasecara jelas dan mudah dipahamidalam bentuk paparan naratif,tabel, grafik, atau perwujudanlainnya yang dapat memberikangambaran jelas tentang proses danhasil tindakan yang dilakukan.
Pembelajaran
: proses, cara, perbuatan menjadi-kan orang belajar. Istilah pem-
belajaran lebih banyak dipakaiberkaitan dengan pendangan/filosofi konstruktivistik dalamsistem pendidikan di Indonesia,yang intinya dalam kegiatanbelajar mengajar guru harusmenempatkan siswa sebagaisubyek dalam belajar. Artinya guruharus mengkondisikan dan men-dorong siswa agar dapat belajarsesuatu dengan fasilitas yang telahdisiapkan. Dalam konteks ini tidak
tepat lagi menggunakan istilah”guru mengajar siswa” tetapi”guru membelajarkan siswa”.
Pendekatanpembelajaran
: ide yang mendasari prosespembentukan atau pengembanganpengetahuan siswa untuk men-capai sasaran pembelajaran/pendidikan
Pleno : suatu forum yang diikuti olehsemua peserta kegiatan.
: Peningkatan Mutu Pendidik danTenaga Kependidikan; salah satuDirektorat Jenderal di Depdiknasyang bertanggung jawab padaupaya peningkatan mutu guru dan
tenaga kependidikan (kepalasekolah, pengawas dan tenagaadminstrasi).
Portofolio
: kumpulan hasil karya atau latihanyang dilakukan oleh guru dalammengikuti kegiatan ProgramBERMUTU. Dari portofolio dapatdiikuti perkembangan ataukemajuan seorang guru dalammengerjakan kegiatan ataulatihan.
Profesionalismeguru
: adalah mutu, kualitas, dan tindaktanduk yang merupakan ciriprofesi guru atau guru yangprofesional. Profesi adalah peker-jaan atau kegiatan yang dilakukanoleh seseorang dan menjadisumber penghasilan kehidupanyang memerlukan keahlian,kemahiran, atau kecakapan yangmemenuhi standar mutu ataunorma tertentu serta memerlukan
pendidikan tertentu. Guru yangprofesional = guru yang bermutu/berkualitas.
Proposal
: usulan kegiatan/program, ataupenelitian (PTK)
PTK : Penelitian Tindakan Kelas, adalahpenelitian reflektif yang dilaksana-kan secara siklis (berdaur) olehguru atau dosen. PTK dimulai daritahap perencanaan, tindakan, pe-
ngamatan, refleksi. Jika hasilrefleksi menuntut adanya tindaklanjut maka penelitian dimulaidari pencanaan lagi.
: adalah suatu kegiatan perbaikankualitas pembelajaran denganmenggunakan pendekatan PTK,Lesson Study dan Case Study melalui kegiatan KKG atau MGMP.
Rambu-rambudiskusi refleksi
: aturan-aturan umum yang harusdiikuti agar kegiatan diskusirefleksi berjalan interaktif,efesien dan mencapai hasil yangdiharapkan.
Rambu-rambuobservasi
: aturan-aturan umum yang harusdiikuti agar kegiatan observasiberjalan lancar tanpa menggangguproses pembelajaran dan mem-peroleh data atau hasil observasi.
Refleksi (dalam PTK) : merupakan kegiatan analisis –sintesis (mengurai, mengkaitkan,membandingkan dengan teori danpengalaman), interpretasi daneksplanasi (penjelasan) terhadapsemua informasi yang diperolehdari pelaksanaan tindakan.Refleksi=cerminan atau pantulan.
Refleksi diri : kegiatan untuk merenungkankegiatan-kegiatan yang dilakukan
dan peningkatan atau kemajuanyang dicapai oleh seseorangsetelah mengikuti tahapankegiatan belajar.
Rekomendasi
: saran yang menganjurkan danmenguatkan untuk dilakukan.
Rencana tindakan
: adalah tahapan PTK dimana gurumenyusun rencana pembelajaran(RPP dan perangkatnya) denganmempertimbangkan pendekatan,
metode, strategi, materi, danmedia untuk memperbaiki kualitasproses dan hasil pembelajaran.
: Rencana Pelaksanaan Pembelajar-an, suatu panduan yang berisirencana langkah-langkah pem-belajaran yang akan dilakukanoleh guru bersama siswa.
Ruang lingkup
: luasnya subyek yang tercakupdalam kajian atau penelitian(PTK).
SEQIP : Science Education QualityImprovement Project, statuprogram untuk meningkatkankualitas pendidikan sains diSekolah Dasar yang dilaksanakanoleh Direktorat Pendidikan Dasardengan bantuan teknis dari
Pemerintah Jerman.
Skenariopembelajaran
: tahapan atau langkah-langkahpelaksanaan strategi pembelajaranyang dipilih oleh guru.
Strategipembelajaran
: usaha untuk mendayagunakanmetode-metode pembelajaranyang telah dipilih untuk mencapaitarget pembelajaran secaraefektif.
Subyek penelitian
: adalah siswa dalam satu kelas yangakan diperbaiki kualitaspembelajarannya.
Sumber belajar
: semua bahan (cetak/tulis, softdocument, video, kaset, dsb.)yang dapat digunakan sebagaisumber informasi atau saranauntuk mempelejari sesuatu konsepoleh siswa atau peserta didik.Sumber belajar untuk mendukungimplementasi BBM ini telah
dikemas dalam bentuk Hardcopy(buku) dan Softcopy (file).
: tugas yang dilakukan secaraindividu oleh guru peserta belajar/pelatihan untuk memperluaswawasan atau pengetahuantentang topik yang telah di-
pelajari, yang waktunya tidakdibatasi.
Tugas terstruktur
: tugas yang harus dilakukan olehguru peserta pelatihan sebagaitindak lanjut dari kegiatan tatapmuka untuk menyelesaikantahapan belajar agar diperolehhasil yang maksimal, yangwaktunya dibatasi sekitar 60% daritatap muka.
Triangulasi
: proses melakukan valiadasi dataatau informasi yang diperolehdengan melakukan cek, recek, dancek silang antara guru peneliti danguru pengamat untuk memperolehkesimpulan objektif.
Validasi : kegiatan untuk menguji ataumemberikan bukti empirik apakahpernyataan keyakinan yangdirumuskan dalam bentuk hipotesistindakan itu benar. Validasi
instrumen adalah kegiatan untukmenguji kesesuian alat ukurdengan apa yang seharusnyadiukur.
PAKEM
: Pembelajaran Aktif Kreatif danMenyenang.
Variabel = peubah
: sesuatu atau faktor yang nilainyadapat berubah atau yang ikutmenentukan perubahan. Dalamkaitannya dengan PTK variabel
bebasnya adalah tindakan yangdiplih untuk memperbaikipembelajaran, sementara variabelterikat adalah perubahan yangterjadi setelah dilaksanakannyatindakan.
: kesahihan, atau sifat benarmenurut bahan bukti yang ada.
Realiabilitas : keajegan atau kerandalan,ketelitian dan ketepatan
pengukuran, menyangkutinstrumen/alat ukur dan hasilnyayang dapat dipercaya.
ICT/IT : Information and CommunicationTechnology / InformationTechnology.
Guru model
: guru yang melaksanakan pem-belajaran (dalam bentuk openclass) untuk diamti oleh guru yanglain atau observer.
Kajian kritis
: Suatu kegiatan membaca,menelaah, menganalisis suatubacaan/artikel untuk memperolehide-ide, penjelasan, data-datapendukung yang mendukung pokokpikiran utama, serta memberikankomentar terhadap isi bacaansecara keseluruhan dari sudutpandang kepentingan pengkaji.