ABSTRAK Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal dengan istilah desalinasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu: 1. Proses destilasi (suling). 2. Proses penukar ion 3. Proses filtrasi atau lebih dikeal dengan osmosis balik Proses destilasi memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin. Uap air tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil ditampung sebagai air bersih yang tawar. Proses desalinasi menggunakan teknik penukar ion memanfaatkan proses kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Pada proses ini ion garam (Na Cl) ditukar dengan ion seperti Ca+2 dan SO4- Materi penukar ion berasal dari bahan alam atau sintetis. Materi penukar ion alam misalnya zeolit sedangkan yang sintetis resin (resin kation dan resin anion). Proses desalinasi yang ke tiga menggunakan filter semipermeabel untuk memisahkan molekul garam dalam air. Proses ketiga ini lebih dikenal dengan sistem osmose balik (Reverse Osmosis). Keistimewaan dari proses ini adalah mampu nyaring molekul yang lebih besar dari molekul air. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ABSTRAK
Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal dengan istilah
desalinasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu:
1. Proses destilasi (suling).
2. Proses penukar ion
3. Proses filtrasi atau lebih dikeal dengan osmosis balik
Proses destilasi memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin. Uap air
tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil ditampung sebagai air bersih
yang tawar. Proses desalinasi menggunakan teknik penukar ion memanfaatkan proses kimiawi
untuk memisahkan garam dalam air. Pada proses ini ion garam (Na Cl) ditukar dengan ion
seperti Ca+2 dan SO4- Materi penukar ion berasal dari bahan alam atau sintetis. Materi
penukar ion alam misalnya zeolit sedangkan yang sintetis resin (resin kation dan resin anion).
Proses desalinasi yang ke tiga menggunakan filter semipermeabel untuk memisahkan molekul
garam dalam air. Proses ketiga ini lebih dikenal dengan sistem osmose balik (Reverse
Osmosis). Keistimewaan dari proses ini adalah mampu nyaring molekul yang lebih besar dari
molekul air.
1
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air sungai, danau dan air laut.
Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air dimana tenaga matahari merupakan
sumber panas yang mampu menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan
menguap oleh panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan
mengalami kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan
menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah menjadi air tanah dan
mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut air sungai, sebagian lagi terkumpul
dalam danau/rawa dan sebagian lagi kembali ke laut.
Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangat
terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Belum lagi kualitas air tawar kini
sudah semakin menurun diakibatkan aktivitas manusia yang banyak menghasilkan limbah
yang dibuang ke sumber-sumber air tawar. Sumber air tanah Bagi masyarakat yang tinggal
didaerah pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu air tawar merupakan sumber air yang
sangat penting. Sering terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang
tinggal di daerah pantai atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang
merupakan sumber air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak
dapat mencukupi kebutuhan pada musim kemarau.
Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu melimpah,
kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru berkembang pada
daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya untuk mengolah air
asin/payau menjadi air tawar.
I.2. Rumusan Masalah
1. Adakah alternatif pengganti air tanah sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air tawar?
2. Metode apa yang digunakan untuk mengolah air laut menjadi air tawar?
3. Bagaimana potensi yang dihasilkan dari pengolahan air laut menjadi air tawar?
2
I.3. Tujuan
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah guna memenuhi kebutuhan manusia
2. Memberi solusi atas permasalahan krisis air tawar di kota-kota besar dan pemukiman
sekitar pantai
I.4. Manfaat
1. Memenuhi kebutuhan sehari-hari
2. Memberi kemudahan untuk memenuhi kebutuhan air tawar.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Desalinasi adalah proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air
untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi makhluk hidup. Proses ini juga menghasilkan
garam dapur sebagai hasil sampingan..
Reverse osmosis RO (Osmosis terbalik) adalah suatu metode penyaringan yang dapat
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi
tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi(lapisan
penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan
sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus
bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih
kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-
ion.
Osmosis Balik adalah teknologi pengolahan air asin menjadi air tawar yang paling
sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan air tawar. Keistimewaan dari proses ini adalah
mampu nyaring molekul yang lebih besar dari molekul air. Teknologi ini menggunakan tenaga
pompa sehingga bisa memaksa produksi air keluar lebih banyak. Sistem pengolahan osmosis
ini menggunakan membran sebagai pemisah air dengan pengotornya. Pada proses dengan
membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada proses penyaringan dengan skala
molekul. Keunggulan lain pada proses osmosis balik ini adalah pengoperasiannya dilakukan
pada suhu kamar. Tanpa instalasi penambahan uap, mudah untuk memperbesar kapasitas, serta
Jika air murni dan larutan garam dipisahkan oleh selaput semipermeabel maka akan
terjadi aliran yang mengalir dari zat cair dengan konsentrasi rendah menuju ke air garam
(larutan air yang mengandung kadar garam tinggi) yang mempunyai konsentrasi tinggi. Aliran
air melalui selaput semipermeabel tersebut dapat berlangsung karena adanya tekanan osmosis.
Jika tekanan dilakukan sebaliknya yaitu air garam diberikan suatu tekanan buatan yang
besarnya sama dengan tekanan osmosis, maka yang terjadi adalah tidak ada aliran dari air ke
air garam atau sebaliknya.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tekanan osmosis adalah konsentrasi garam
dan suhu air. Air laut umumnya mengandung TDS minimal sebesar 30.000 ppm. Sebagai
contoh, untuk air laut dengan TDS 35.000 ppm pada suhu air 25o C, mempunyai tekanan
osmose 26,7 kg/cm2, sedangkan yang mengandung 42.000 ppm TDS pada suhu 30o C
mempunyai tekanan osmosis 32,7 kg/cm2.
Jika tekanan pada sisi air garam (air asin) diberikan tekanan sehingga melampaui
tekanan osmosisnya, maka yang terjadi adalah air dipaksa keluar dari larutan garam melalui
selaput semipermeabel. Proses memberikan tekanan balik tersebut disebut dengan osmosis
balik. Prinsip osmosis balik tersebut diterapkan untuk pengolahan air payau atau air laut
menjadi air tawar. Sistem tersebut disebut Reverse Osmosis atau RO.
Sistem RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air produksi masih
sedikit mengandung garam. Untuk mendapatkan air dengan kadar garam yang kecil maka
diterapkan sistem dengan dua sampai tiga saluran. Jika ingin membuat air minum yang
mengandung kira-kira 300 sampai 600 ppm TDS cukup menggunakan saluran tunggal.
Jika air olahan yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air baku akan
menjadi lebih besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan akan menjadi semakin
besar. Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus lebih besar dari tekanan osmosis pada air
baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan jika memakai air laut adalah antara 55 sampai 70
kg/cm2.
RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air asin yaitu:
Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya. Konsumsi energi
alat ini relatif rendah untuk instalasi kemasan kecil adalah antara 8-9 kWh/T (TDS
35.000) dan 9-11 kWh untuk TDS 42.000.
5
Hemat Ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang cukup hemat.
Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel dan instrumen
dalam sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada suhu kamar.
Kemudahan dalam menambah kapasitas.
Meskipun alat pengolah air sistem RO tersebut mempunyai banyak keuntungan akan
tetapi dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan
agar alat tersebut dapat digunakan secara baik dan awet. Untuk menunjang operasional sistem
RO diperlukan biaya perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia,
bahan bakar, penggantian media penyaring, servis dan biaya operator.
Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang akan diolah.
Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit. Apabila
kualitas air baku mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan
kekeruhan), maka yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan
warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui pengendapan
dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter
kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan lebih kompleks lagi.
Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang digunakan pada
umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air tanah ini sangat bergantung dari
curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau panjang, air tawar yang berasal dari air hujan
sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh
air laut. Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung kadar garam
khlorida dan TDS yang tinggi.
Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang tinggi,
membutuhkan pengolahan dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Sistem RO menggunakan
penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang dilakukan melalui suatu elemen yang disebut
membrane. Dengan sistem RO ini, khlorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau
dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang
masuk ke dalam elemen membrane harus bebas dari besi, manganese dan zat organik (warna
organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan pretreatment
yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi, manganese dan zat
warna organik.
6
Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari tangki
pencampur (mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan untuk besi dan
mangan (Iron & manganese filter) dan yang terakhir adalah sistem penghilang warna (colour
removal).
Gambar skema unit pengolah air sistem RO dapat dilihat pada gambar
7
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Jangka Waktu Maksimum
I Identifikasi daerah sumber air laut yang berkualitas baik
1 Bulan
2 Survey harga rangkaian instalasi pengolahan air laut
1 Bulan
3 Pengadaan bangunan instalasi pengolahan air laut
3 Bulan
4 Pelaksanaan pengolahan air laut
5 Controlling dan repairing instalasi pengolahan air laut
6 bulan sekali
8
RANCANGAN BIAYA
BIAYA PENGADAAN SATU UNIT INSTALASI “RO MOBILE” KAPASITAS 10.000 LITER / HARI
No Keterangan Unit Harga/Unit Harga (Rp) TOTALI Truk Toyoya Dina RINO ban
belakang doubledan administrasi (On The Road)
1 250.000.000 250.000.000
Karoseri Bak dan Perlengkapan instalasi
1 75.000.000 75.000.000 275.000.000
II POWER SYSTEM GENSET 10 KVA 1 35.000.000 35.000.000 35.000.000
III EQUIPMENT Perpipaan instaalsi dan fitting
dii1 2.500.000 2.500.000
Pompa Celup 1 5.000.000 5.000.000 Pompa Air Baku 1 8.000.000 8.000.000 Dosing Pump 100/030 4 4.875.000 19.500.000 Dosing Pump 100D/1444 1 13.500.000 13.500.000 Chemical Tank 5 3.000.000 15.000.000 Reaktor Tank 1 7.000.000 7.000.000 Pressure Filter F/S 12 1 6.500.000 6.500.000 Iron Manganese Filter F/H 12 1 9.600.000 9.600.000 Activated Carbon Filter F/A 10 1 12.700.000 12.700.000 99.300.000
IV TESTING DAN KOMISIONING
1 Paket 10.000.000 10.000.000
IX EKSPEDISI dan ASURANSI 1 20.000.000 20.000.000 20.000.000 TOTAL RO MOBILE SYSTEM 439.300.000X PELATIHAN Akomodasi dan transport 1 Paket 20.000.000 20.000.000
TOTAL 459.300.000
9
DAFTAR PUSTAKA
Yulianto, Eko. 2011. Osmosis dan Difusi. http://konsepbiologi.wordpress.com.
Committee on Advancing Desalination Technology, National Research Council. 2008.
Desalination: A National Perspective. National Academies Press.
Said, Nusa Idaman dan Arie Herlambang. Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan
Limbah Cair, Pusat Pengkajian Dan Penerapan Teknologi, BPPT