-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain
kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah
dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika kita menulis, kata
merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena
itu, sejumlah kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan
baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan
demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus
dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur
bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan
tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti
kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
bentuk tulisan secara terus-menerus dan teratur (produktif) serta
mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan
(ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis/mengarang
membutuhkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Salah satu
unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa
kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu
karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena
ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan
ketidakjelasan makna.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk
menggambarkan cerita mereka. Diksi bukan hanya berarti
pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk
menyatakan gagasan / menceritakan suatu peristiwa tetapi juga
meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.Indonesia
memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak
bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang
digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan
bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas
suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa
terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang
berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan
menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat
ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan
hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana
efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam
berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis
(jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi
pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
-
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna
dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata
sapaan dan kata serapan.
B. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah yang akan dibahas sebagai
berikut :
1. Apa pengertian diksi (plihan kata) ?2. Apa saja yang menjadi
persyaratan diksi ?3. Bagaimana penerapan diksi (pilihan kata)
dalam kalimat ragam formal?4. pembahagian Diksi (Pilihan Kata)5.
Apa perbedaan kata ilmiah, kata populer, kata jargon, dan slang
?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam
bahasa Indonesia.2. Agar mahasiswa mampumenghasilkan tulisan yang
indah dan enak dibaca, sehingga
makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin
disampaikan.3. Agar mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang
baik dalam pengolahan kata.4. Agar mahasiswa menguasai berbagai
macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-
kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan
mudah dimengerti.5. Agar mahasiswa mengetahui ketepatan dalam
pemilihan kata dalam menyampaikan suatu
gagasan.
-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN DIKSI
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya
memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau
wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata
yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah
sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang
cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu
berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa
masyarakat pemakainya.
Harimurti (1984) dalam Kamus Linguistic, menyatakan bahwa diksi
adalah pilihan kata dan kejelasan untuk memperoleh efek tertentu
dalam berbicara didalam umum atau dalam karang-mengarang.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata.Penggunaan ketepatan pilihan
kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan
kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah
kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara
tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada
pembaca atau pendengarnya.
Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal
karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.Setiap
penulis maupun pembicara apabila ingin menyampaikan buah pikiran,
pendapat, dan pernyataan, sudah tentu akan memakai bahasa yang
baik, tepat, dan benar.Sehingga karangan atau tutur tersebut
menjadi bernilai atau berbobot.Bahasa yang baik, betul, dan benar
ini dapat dicapai apabila pilihan kata atau diksi diperhatikan
dengan baik.Untuk memilih kata dengan baik, setiap orang harus
mengetahui kekayaan bahasa yang bersangkutan.
Penguasaan kosa kata ini sangat menentukan ketika seseorang
ingin menyampaikan pikirannya kepada orang lain.Orang yang sedikit
saja menguasai kosa kata akan mengalami kesulitan menyampaikan
pesan, ide, maupun pokok pikirannya kepada orang lain.
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah
konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu
masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah perbedaan penafsiran.
-
e) Mencagah salah pemahaman.
f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata
maka diksi yang baik harus memenuhi syarat berikut ini :
a) Ketepatan pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.b)
Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara
tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan
dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan
nilai rasa bagi pembacanya.
c) Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan
kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan
mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
Hari ini aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara
di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari
sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke
pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai di
sana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya
bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah
untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang
hari di sana, kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraf di atas punya makna yang sama. Tapi dalam
pemilihan diksi pada contoh paragraf kedua menjadi enak dibaca,
tidak membosankan bagi pembacanya.
2.2. PERSYARATAN DIKSI
Dalam memilih kata-kata, ada dua persyaratan yang harus
dipenuhi, yaitu persyaratan ketepatan dan kesesuaian.Tepat, artinya
kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin diungkapkan.Disamping itu, ungkapan itu juga harus
dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafisran pembaca sama dengan
apa yang dimaksud dengan penulis.Persyaratan kesesuaian menuntut
kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan dan
keadaan pembaca.
Ketepatan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti
yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.
Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.Selain pilihan kata
yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut pesyaratan yang harus
di penuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang
sesuai dengan tuntutan komunikasi.
Syarat-syarat kata yang tepat :
-
1) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat,Denotasi
ialah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan
konotasi ialah kata yang dapat menimbulkan bermacam-macam
makna.Contoh :
a) Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi.
(Denotasi)b) Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi)
2) Membedakan secara cermat makna kata yang hampir
bersinonim,Contoh :
a) Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?b)
Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah
peraturan yang
selama ini memberatkan pengusaha.3) Membedakan makna kata secara
cermat kata yang mirip ejaannya,
Contoh :a) Intensif insensif b) Karton kartun
4) Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan
pendapat sendiri, jika pemahamannya belum dapat dipastikan, pemakai
kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus,Contoh :Modern :
canggih (secara subjektif)Modern : terbaru atau muktahir (menurut
kamus)Canggih : banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui,
bergaya intelektual (menurut kamus)
5) Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing,Contoh :
a) Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.b) Koordinir seharusnya
koordinasi.
6) Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan
(pasangan) yang benar,
Pasangan yang salah Pasangan yang benar
antara ..... dengan .... antara .... dan .....
tidak ..... melainkan ..... tidak ..... tetapi .....
baik ..... ataupun ..... baik ..... maupun .....
bukan ..... tetapi ..... bukan ...... melainkan .....
7) Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat,Kata umum
adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang
luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang
mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret.
-
Contoh :Kata umum : melihatKata khusus : melotot, membelak,
melirik, mengintai, mengamati, mengawasi, menonton, memandang,
menatap.
8) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat,Contoh :Isu
(berasal dari bahasa Inggris issue) berarti publikasi, perkara.Isu
(dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas
asal-usulnya, kabar angin, desas-desus.
9) Menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon,
dan berhomografi,Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti
sama.Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi,
berbeda tulisan, dan berbeda makna.Homografi adalah kata yang
memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna.Contoh
:
a) Sinonim : Hamil (manusia) Bunting (hewan)b) Homofoni : Bank
(tempat menyimpan uang) Bang (panggilan kakak laki-laki)c)
Homografi : Apel (buah) Apel (upacara)
10) Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.Kata
abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret
mempunyai referensi objek yang diamati.Contoh :
a) Kata abstrakKebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan
sifat terpuji.
b) Kata konkretAPBN RI mengalami kenaikkan lima belas
persen.
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal
kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun
kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata
bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari
beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian
dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita
dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang
kita masuki.
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard
dalam situasi yang formal.2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam
situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum
hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata
popular.3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.4.
Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian
kata-kata slang
-
5. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.6.
Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).7. Jauhkan
kata-kata atau bahasa yang artificial(tidak alami atau buatan)
Untuk memenuhi persyaratan ketepatan dan kesesuaian dalam
pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a. Kaidah kelompok kata/fraseb. Kaidah makna katac. Kaidah
lingkungan sociald. Kaidah karang-mengarang
Keempat kaidah ini saling berkaitan dan saling mendukung
sehingga karangan atau tutur yang disampaikan kepada
pembaca/pendengar bernilai serta berbobot.Karangan/tutur yang
bernilai dan berbobot adalah yang mengungkapkan pikiran, pendapat
serta pernyataan dengan baik, tidak rumit, tidak berbelit, serta
mempergunakan pilihan kata/diksi yang baik dan tepat.
a. Pilihan Kata Sesuai Dengan Kaidah Kelompok Kata/FraseSyarat
yang harus diperhatikan dengan cermat ketika kita ingin memilih
kata dengan baik dan benar dan sesuai dengan kaidah kelompok
kata/frase, yaitu :
1. TepatTepat adalah pemilihan kata dengan menempatkannya pada
kelompoknya.Unsur tepat ini memungkinkan pembentukan
kelompokbaru.Unsur tepat ini berhubungan dengan unsure lain.Contoh
:Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi
kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan
mata. Kelompok kata pandangan mata memang tepat susunannyasedangkan
kelompok kata lihatan mata tidak tepat susunannya. Jadi, walau
kedua kata itu bersinonim, tetapi tidak dapat saling menggantikan.
Dengan kata lain, kedua kata itu mempunyai pasangan tertentu/
khusus yang menimbulkan pengertian yang tepat.
2. SeksamaSeksama adalah makna kata yang harus benar dan sesuai
dengan apa yang hendak disampaikan.Unsur seksama lebih ditekankan
pada unsur kelompok katanya.Contoh :kata besar, agung, akbar, raya,
dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya
mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah
mengatakannya hari agung, hari akbar, ataupun hari tinggi.Sinonim
kata, terutama sangat dibutuhkan oleh orang yang sering mengarang.
Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
a) Pengaruh bahasa daerah
-
Contoh :Kata harimau yang diberi sinonim dengan kata macan; kata
auditoriumyang bersinonim dengan kata pendopo
b) Perbedaan dialek regionalContoh :Kata handuk yang bersinonim
dengan kata tuala; kata selop yang bersinonim dengan kata
seliper
c) Pengaruh bahasa asingContoh :Kata kolosal bersinonim dengan
kata besar; kata realita yang bersinonim dengan kata kenyataan
d) Perbedaan dialek sosialContoh :Kata istri bersinonim dengan
kata bini, kata mati bersinonim dengan kata wafat
e) Perbedaan ragam bahasaContoh :Kata asisten bersinonim dengan
kata pembantu; kata tengah bersinonim dengan kata madya
f) Perbedaan dialek temporalContoh :Kata hulubalang bersinonim
dengan kata komandan; kata peri bersinonim dengan kata hantu.
Homonim ialah kata yang bentuknya sama, tetapi artinya berbeda
atau tidak sama. Contohnya yaitu antara kata buku yang berarti
kitab dan buku yang berarti ruas dan antara kata bisa yang berarti
dapat dengan bisa yang berarti racun.Oleh karena itu, kata buku dan
bisa yang pertama berhomonim dengan kata buku dan bisa yang kedua.
Homonim terjadi disebabkan oleh dua hal berikut ini. Pertama, kata
yang berhomonim itu berasal dari bahasa yang berlainan. Kedua,
kata-kata yang berhomonim itu terjadi karena hasil proses
morfologi.
Homonim dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu, homofon dan
homograf. Homofon adalah kata yang bunyinya sama, tetapi tulisannya
berbeda dan artinya juga berbeda. Contoh, kata bank serta bang.
Kedua patah kata ini bunyinya persis sama, tetapi dituliskan dengan
bentuk yang berbeda. Homograf adalah kata yang tulisannya sama,
tetapi bunyinya berbeda dan artinya pun berbeda. Contoh, kata apel
yang dilafalkan dengan e lemah/ pepet dan dengan e keras/ taling
akan berbeda artinya.
Kata antonim berasal dari bahasa Yunani yaitu, anoma yang
berarti nama dan anti yang berarti melawan. Jadi, secara harfiah
antonym adalah dua patah kata yang maknanya agak berlawanan.
Dikatakan agak karena sifat berlawanan dari dua patah kata yang
berantonim itu sangat relatif.
-
Kata-kata yang berlawanan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
:a) kontradiksi serta; b) kontras/ kontrer. Dikatakan kontradiksi
apabila dua pernyataan tidak mungkin sama-sama
benar dan tidak mungkin sama-sama salah. Umumnya, bentuk
kontradiksi dinyatakan dengan kata bukan atau tidak.Contoh :Dua
hari yang lalu adik memakan mangga ituDua hari yang lalu adik tidak
memakan mangga itu.
Kemudian dikatakan kontras/ kontrer apabila salah satu dari dua
pernyataan mungkin benar atau mungkin juga kedua pernyataan itu
salah.Contoh :Kata ayah, Itu sebuah kuini.Kata ayah, Itu sebuah
durian.
Jadi, di dalam kontras/ kontrer tampaknya ada beberapa pilihan
yang dapat dilakukan.
Polisemi berarti sepatah kata mempunyai banyak arti atau sepatah
kata mempunyai arti lebih dari satu. Polisemi dapat terjadi hal-hal
berikut ini :
a) Sepatah kata dapat berarti lebih dari satu.Misalnya kata
kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia,
tempat mata, hidung, dan tumbuhnya rambut, tetapi dapat juga
berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor, tempat
bekerja, dan sebagainya.
b) Kata yang mempunyai arti petunjuk benda tertentu dipakai
untuk memberi keterangan benda lain.
Umpamanya bagian-bagian tubuh manusia seperti pinggang, leher,
kaki, serta mulut. Kata-kata tersebut dipakai untuk memberi
keterangan benda lain dengan dasar perbandingn yang sama seperti
terdapat pada bentuk pinggang perahu, leher botol, kaki meja, dan
mulut sungai.
c) Sepatah kata konkret dapat pula dipergunakan untuk suatu
pengertian abstrak.Misalnya, kata-kata menyala, meluap serta
berkobar pada bentuk-bentuk
berikut ini.1. Kemarahan abang menyala-nyala karena anak itu
diam seribu bahasa.2. Keinginan adik meluap-luap untuk mengikuti
acara pelantikan itu.d) Kata yang sama berubah artinya karena
berbeda indra yang menerimanya.
Gejala seperti ini selalu juga disebut dengan
sinestesia.Misalnya, kata pedas dan manis dalam kata-kata berikut
ini.
1. Kata-kata ayah si Amir sangat pedas untuk anak yang seusia
seperti itu.2. Cabai itu sudah tentu sangat pedas apalagi dicampur
dengan merica.
Hipernimi ialah kata-kata yang maknanya mencakup makna kata-kata
lainnya. Misalnya, kata bunga melingkupi makna kata-kata anggrek,
kamboja,
-
ros, kenanga, gladiol, melati, sedap malam, mawar, dan
flamboyan.Kata-kata yang berhipernim selalu bersifat umum karena
maknanya meliputi makna sejumlah kata lainnya.Kebalikan dari
hipernimi adalah hiponim.Hiponim adalah
3. Lazim Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa
Indonesia.Kelompok kata atau pun pengelompokan kata yang seperti
itu memang sudah lazim dan dibiasakan dalam bahasa Indonesia.Oleh
karena itu, didalam sebuah karangan janganlah dipergunakan
ungkapan, frase serta kata-kata yang belum menjadi milik
Indonesia.Contoh : Kata makan dan santap bersinonim.Akan tetapi
kita tidak dapat mengatakan anjing bersantap sebagai sinonim anjing
makan.Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak
seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakaiannya.
4. Benar Yang dimaksud benar adalah pilihan kata itu harus
mempunyai bentuk yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
dalam bahasa Indonesia.Kata-kata yang dipilih itu mematuhi aturan
tata bahasa Indonesia.Contoh :Kata-kata pengrusak dan pengrusak
rumah, merubah pada merubah rencana serta penetrapan pada
penetrapan teknologi adalah kata
b. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata
2.3. PENERAPAN DIKSI (PILIHAN KATA) DALAM KALIMAT RAGAM
FORMAL
Dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara
tepat, sehingga dapat mengungkapkan maksud anda.
Beberapa alasan untuk memilih kata dan menggunakannya secara
tepat.
1. Kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan adapila
sekaligus memiliki makna konotatif.
2. Kata-kata yang memiliki makna umum dan makna khusus.
3. Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.
4. Kata-kata ada yang berupa kata ragam formal (baku) dan kata
ragam percakapan
(non baku).
5. Kata-kata perlu digunakan secara tepat.
6. Kata-kata perlu di tulis secara benar.
-
Hal itu di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
1. Kata-kata denotatif dan konotatif
a. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan
makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna
pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh kata denotatif :
- Membicarakan
- Memperlihatkan
- penonton
b. Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang
umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang
mengalami penambahan.
Contoh kata konotatif :
- Membahas, mengkaji
- Menelaah, meneliti, menyelidiki
- Pemirsa, pemerhati
2. Kata umum dan kata khusus
a. Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan
yang luas dari kata yang lain.
b. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan
yang sempit dari kata yang lain.
Contoh kata umum dan kata khusus
Kata umum kata khusus
- Ikan - Gurame, lele, sepat, tuna, dll.
- Bunga - mawar, ros, melati, anggrek, dan dahlia
3. Kata makna bersinonim
-
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada
dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa.
Dalam penggunaan kata besinonim harus memilih kata yang tepat
dalam kalimat ragam formal.
Karena meskipun bersinonim pada dasarnya memiliki perbedaan
dalam konteks penggunaannya.
Contoh kata bersinonim :
- Cerdas = cerdik, hebat, pintar.
- Besar = agung, raya
- Mati = mangkat,wafat,meninggal
- Ilmu = pengetahuan
- Penelitian = penyelidikan
4. Kata baku dan non-baku
Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa ranah
seperti :
a. Ranah finologis
Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :
- penambahan fonem
Kata baku kata non baku
-
Imbau himbau
Andal handal
Utang hutang
- pengurangan fonem
Kata baku kata non-baku
Terap trap
Terampil trampil
Tetapi tapi
Tidak tak
- pengubahan fonem
Kata baku kata non-baku
Telur telor
Ubah obah
Tampak nampak
b. Ranah morfologis
-
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses
morfologis.
- pengurangam fonem
Kata baku kata non-baku
Memfokuskan memokukan
Memprotes memrotes
Memfitnah memitnah
- pengubahan fonem
Kata baku kata non-baku
Mengubah merubah
- penggantian afiks
Kata baku kata non-baku
Menangkap nangkap
Menatap natap
Mengambil ngambil
Menahan nahan
- kelebihan fonem
Kata baku kata non-baku
Beracun berracun
Beriak berriak
Beribu berribu
Becermin bercermin
-
c. Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang
terdapat dalam ragam percakapan.
Cotoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku
sebagai berikut :
Frasa baku frasa non-baku
Tidak terlalu tidak begitu
Belum masak belum matang
Tidak mau enggak mau
Hanya nasi nasi doang
Selain menggunakan kalimat ragam formal, juga menggunakan ragam
percakapan,
contoh nya :
frasa baku frasa non-baku
waktu lain lain waktu
Amat besar besar amat
Amat mahal mahal amat
pertama kali kali pertama
Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang
maknanya redundan. Artinya,kata-kata yang di gunakan sudah melebihi
makna, contohnya :
frasa baku frasa non-baku
-
Sangat pedih amat sangat pedih, amat pedih
Paling kaya paling terkaya terkaya
Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing
atau bahasa daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan
non-baku. Maka harus memilih dan menggunakan kata serapan yang
sudah di bakukan.
Kata baku kata non-baku
Apotek apotik
Asas azas
Asasi azasi
Analisis analisa
5. Penggunaan kata secara tepat
Dalam kalimat ragam formal, kita perlu menggunakan kata-kata
secara tepat dalam hal penggunaan kata depan.4
Seprti :
- Kata di seharusnya di gunakan pada, contoh
Penggunaan kata yang tepat penggunaan kata yang tidak tepat
Pada siang hari di siang hari
Pada pagi hari di pagi hari
Pada kita di kita
- Kata ke yang seharusnya di gunakan kepada, contoh :
Penggunaan kata yang tepat penggunaan kata yang tidak tepat
Kapada kami ke kami
-
Kapada kita ke kita
Kepada ibu ke ibu
4.Andre Ardiyansyah,Ejaan yang di sempurnakan,(surabaya:Pustaka
Agung Harapan),H.15
Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan
secara tepat, yang sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis
kalimat,:
1. Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di
dalam, pada.
2. Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah,
sebelum, sesudah, selama, sepanjang.
3. Untuk keterangan alat di gunakan kata dengan.
4. Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk,
bagi, demi.
5. Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan
cara, dengan jalan.
6. Untuk keterangan penyerta di gunakan kata dengan, bersama,
beserta.
-
7. Untuk keterangan perbandingan atau kemiripan digunakan kata
seperti, bagaikan,laksana.
8. Untuk keterangan sebab di gunakan kata karena, sebab.
6. Penulisan kata secara benar
Dalam kalimat ragam formal, harus menuliskan kata secara benar
seperti :
- Penulisan kata depan di yang benar adalah di tulis secara
terpisah dari kalimat yang sesudahnya.
- Penulisan kata depan ke yang benar adalah di tulis secara
terpisah dari kalimat yang sesudahnya.
- Penulisan kata depan dari yang benar adalah di tulis secara
terpisah dari kalimat yang sesudahnya.
Selain kesalahan penulisan kata depan (preposisi), sering pula
kesalahan sebagai berikut :
- penulisan partikel non seperti pada contoh :
penulisan yang benar penulisan yang salah
Non-Indonesia non Indonesia
Non-batak non batak
Nonformal non formal, non-formal
- penulisan partikel sub seperti pada contoh :
penulisan yang benar penulisan yang salah
subbab sub bab, sub-bab
subbagian sub bagian, sub-bagian
-
- penulisan pertikel per seperti pada contoh :
penulisan yang benar penulisan yang salah
per jam perjam
per bulan perbulan
per tahun pertahun
- penulisan kata per
kata per yang memiliki arti menjadikan lebih atau
memperlakukannya sebagai
Penulisan yang benar penulisan yang salah
Perbesar per besar
Persingkat per singkat
Dalam bahasa indonesia, kata pun yang mempunyai arti :
juga harus di tuliskan secara terpisah dengan kata yang di
ikutinya
Penulisan yang benar penulisan yang salah
Aku pun akupun
Sedikit pun sedikitpun
kata pun pada kata tertentu yakni ungkapan yang sudah padu harus
di tuliskan serangkai dengan kata yang diikutinya.
Penulisan yang benar penulisan yang salah
Meskipun meski pun
Bagaimanapun bagaimana pun
Dalam kata pasca, bentuk terikat pasca di tulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya.
Penulisan yang benar penulisan yang salah
-
Pascasarjana pasca sarjana, pasca-sarjana
Pascapanen pasca panen, pasca-panen
Selain itu dalam penulisan awalan tertentu, seperti :
Penulisan yang benar penulisan yang salah
Betolak belakang betolaktolang
Mendarah daging mendarahdaging
7. Homonim, Homofon, Homograf
a. Homonim
Homo artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama
nama, sama bunyi tetapi beda makna, contoh : bandar sama dengan
pelabuhan, dan dan pemegang uang dalam perjudian.
b. Homofon
Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan
berbeda makna contoh :
Bank : tempat menyimpan uang
Bang : panggilan untuk kakak laki-laki
c. Homograf
Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna, contoh :
Ular kobra itu bisanya mematikan
Aku bisa memastikan ayah tidak akan marah jika aku telat pilang
karena latihan
8. Kata abstrak dan kata konkrit
Kata abstrak berupa konsep
-
Contoh : kebenaran pendapat itu begitu meyakinkan
Kata kponkrit berupa objek yang dapat diamati
Contoh : angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat mengalami
kenaikan hingga sembilan persen. Membicarakan membahas,
mengkaji.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh
kemampuan pangguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang
memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan kata aktif dan
efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
2. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan
makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna
pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
3. Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang
umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang
mengalami penambahan.
4. Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan
yang luas dari kata yang lain.
5. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan
yang sempit dari kata yang lain.
6. Kata makna bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada
dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa.
-
7. Homonim artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah
sama nama.
8. Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda
tulisan dan berbeda makna.
9. Homograf adalah Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda
makna.
B. KRITIK DAN SARAN
a. Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata
kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam
pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan
kokondisi berbahasa yang tidak mendukung.
maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah
tata bahasa Indnesia yang baik danbenar dalam komunikasinya
sehari-hari,masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata
bahasa yang salah.
b. Saran
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf
hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan.
Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing selain
akronim),begitu juga dengan dalam pemilihan kata (diksi ) yang
dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia,
pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.
-
http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
http://melkyat.blogspot.com/2013/10/syarat-syarat-memilih-kata-yang-tepat.html
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia.
2006.
Hs, Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengenmbangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo. 2007e