Top Banner
1 Edisi 1-15 Mei 2010 cmyk
16

Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

Mar 20, 2016

Download

Documents

Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

1Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswacmyk

Page 2: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 2

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

STT: Surat Keputusan Menteri Penerangan RI No.1031/SK/Ditjen PPG/STT/1983. ISSN:0215 -7667 Penerbit:Lembaga Pers Mahasiswa Bahana Mahasiswa UR. Penasehat: Prof. Dr Ashaluddin Jalil, M.S (Rektor

Universitas Riau). Drs. Rahmat, MT (Pembantu Rektor III Universitas Riau). Pemimpin Umum: Made AliPemimpin Redaksi:Aang Ananda Suherman Pemimpin Perusahaan: Athika Fatria Linggawati

Bendahara Umum: Intan Yanelda Sekretaris Umum: Lovina Litbang: Ari Mashuri MS RedakturPelaksana: Lovina Redaktur:Athika Fatria Linggawati Reporter: Maikel Fitriadi, Ardansyah

Fotografer: Maikel Fitriadi Artistik/Lay Out/Ilustrator: Ari Mashuri MS Sirkulasi:Maikel FitriadiPerpustakaan dan Dokumentasi dan Staf Iklan: Intan Yanelda Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan:

Kampus Universitas Riau Jl. Pattimura No.9 Pekanbaru 28131 Telp.(0761) 47577 Fax (0761) 36078. Dicetakpada: PT. Riau Pos Graindo Pekanbaru. Isi di luar tanggung jawab percetakan.

email: [email protected]. facebook: bahana mahasiswa

Redaksi menerima tulisan, asalsesuai dengan misi pers mahasis-wa. Tulisan berupa naskah asli,

karya orisinil, belum pernahdipublikasikan di media massamanapun, dan diketik rapi dua

spasi. Redaksi berhak melakukanpenyuntingan sepanjang tidakmengubah hakikat dan maknatulisan. Bagi tulisan yang tidak

dimuat akan menjadi milik redaksi

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 2

SETIAP hari kru BM menelusuri kampus.Mencari berita terbaru. Bertemunarasumber. Wawancara. Usai itu, kata demikata disusun membentuk tulisan. HasilnyaBM yang kini ada di tangan pembaca.

Berbagai rutinitas lain bukan hambatanbagi BM tetap berkarya. Girang. Perasaanyang muncul saat BM bisa hadir kembali dihadapan pembaca. Terima kasih kepadapembaca yang masih setia menantikehadiran BM.

Tanggal 24-29 Mei BM akan menajaDiklat Jurnalistik Mahasiswa TingkatLanjut (DJMTL) se-Sumatera. Kini sudahdidapat 20 orang peserta dari berbagaidaerah. Ada dari Aceh, Medan, Lampung,Palembang, dan Riau tentunya. BudiSetiono dan Basilus Triharyanto dariYayasan Pantau didaulat jadi pemateri.Semoga diklat ini bisa membuat duniajurnalistik semakin berkembang danbermutu.

Pembaca budiman,Edisi kali ini BM mengangkat laporan

utama soal UR disatroni perampok. Siapakahperampok itu? Di rubrik khasanah, BMmengangkat soal khasiat labu air yang bisa

Budaya AkademisKurang

Assalamualaikum Wr. Wb.Terima kasih pada Bahana Mahasiswa

yang bersedia memuat keluhan saya. Sayamahasiswa Fakultas Ekonomi Universi-tas Riau (UR) angkatan ’08.

Ada dua hal yang ingin sayasampaikan. Pertama, budaya akademis dilingkungan UR masih kurang. Contoh,saat ini banyak mahasiswa yang apatisterhadap acara-acara yang bersifatakademis. Baik dalam lingkup fakultasatau hima. Lebih disayangkan lagidukungan pihak dekanat dan rektoratsangat kurang dalam hal ini. Demikian.Terima kasih.

M. AhyaruddinMahasiswa Fakultas Ekonomi

UR

Musik Ganggu BelajarAssalamualaikum Wr.WbSaya pernah dengar, setiap oplet yang

masuk area UR harus pakai pass dan tidakboleh menghidupkan musik. Tapi mengapasekarang larangan itu tak berlaku lagi? Opletsering menghidupkan musik dengan keras.Ini pernah terjadi di simpang KampusFakultas Matematika Ilmu PengetahuanAlam (FMIPA) UR.

Saking kerasnya, suara musik dalamoplet itu sampai terdengar sampai ke lantaitiga gedung kuliah FMIPA. Jujur kamisangat terganggu dengan suara musik itu.Dosen pun mengeluh karena mengganggukonsentrasi saat memberi materi. Sayaucapkan terima kasih telah memuatkeluhan ini.

NovaMahasiswi FMIPA

UR

Fasilitas Tak LengkapAssalamuaalaikum Wr.Wb.Saya mahasiswa FKIP, ingin

menyampaikan keluhan saya. Mengaparuang A4 (di sebelah mushala FKIP) danA5 (di belakang gedung Prodi Sejarah)fasilitasnya tak lengkap? Misalnya, bangkukuliah sering kurang, padahalmahasiswanya banyak. Lalu kipas anginada, tapi tak berfungsi. Kami jadi taknyaman belajar. Tolong dengar keluhankami. Terima kasih.

ASMahasiswa FKIP PLS

UR

Menjelang DJMTL Se-Sumateramenyembuhkan beragam penyakit. Sebuahkhasanah budaya yang mulai ditinggalpenduduknya. Selamat membaca! ***

Jadi Kampus Bebas RampokLAGI dan lagi Universitas Riau (UR) disantronirampok. Tak tanggung-tanggung, satu unit mesinATM milik Bank Mandiri dibawa kabur. Kuranglebih Rp 200 juta raib. Parahnya lagi, saat kejadiansembilan security berhasil dilumpuhkan.

Menurut Syahrul Akmal Latif, pengamatkriminologi Riau, ini organized crime (kejahatanterorganisir, red). Melihat kasus yang terjadi diUR, ia menilai pelaku tak perlu perencanaan yangmatang. “Tak terencana betul. Mungkin UR pal-ing mudah.”

Betapa tidak, menurut Syahrul, tingkatkewaspadaan UR rendah. Pengamanan lemah,dengan perencanaan yang lemah pun bisa berhasil.

Syahrul memaparkan bahwa kejadian serupasering melibatkan orang dalam. “Pagar makantanaman itu sudah biasa,” ujarnya berandai.

Syahrul tidak meragukan adanya orang dalam.“Ketika dia tau ada uang, tentu kita curiga adaorang dalam. Itu tidak diragukan lagi. Kok bisatau dia. Berarti ada kerjasama.”

Melihat kasus diatas, kita harus bertanyakembali. Sudahkah UR memiliki pengamananyang maksimal. Mari mengkaji sistem keamananUnri hari ini. Selang setahun lebih, sudah tiga kaliformat security diubah. Alasannya sederhana, mulaisoal kontrak gaji dan inkonsisten securitymelakukan pengamanan.

Lihat saja, saat terjadi kehilangan, esoknyamereka muncul disetiap fakultas. Beberapa bulansetelahnya hilang lagi. Kalau lah benar dugaanSyahrul soal adanya ‘orang dalam’ yang ‘main’,tentu mental security benar-benar harus diubahtotal.

Ada dua hal yang melatarbelakangi persoalanini. Mental security yang tak professional ataujangan-jangan ongkos operasional dari pihakkampus yang membuat sikap security uring-uringan. Belakangan ini mencuat persoalan danaoperasional untuk patroli keliling kampus tak ada.

Satu lagi soal security, up grading kinerja secu-rity harus selalu dilakukan pihak Engineering Ser-vice and Security Unit (ESSU). ESSU seharusnyapunya perhatian lebih terhadap security. Apa yangjadi persoalan dasar yang dihadapi security hariini. ESSU harus paham, karena ia ‘bapak’ darisecurity. Artinya mulai mental, sampai kinerja dilapangan ESSU harus pantau.

Ini baru soal personal security. Belum lagikondisi kampus UR panam yang sangat mudahdimasuki rampok. Ini melihat banyak pintu‘darurat’ yang ada di kampus panam. Banyaktembok kampus yang jebol.

Hari ini, tak cukup, hanya pengamanan darisecurity. Perlu kerjasama antara kepolisian dengansecurity untuk mengamankan UR. Sekarangsemuanya harus berbenah, jika tak mau melihatkampus ini jadi target rampok berikutnya. ***

Hampir setiap hari rapat digelar menjelang pelaksanaan DJMTL se-Sumatera

Doc BM

Page 3: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

3Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

Sempena

Kemiskinan BangsakuSaat ini hatiku menangis…Terhempas perih melihat duniaBagaikan gelas-gelas kacaYang pecah terbuang dan hancurMengapa?

Sebagai anak dari bangsa yang besar iniAku terpekik dalam tanyaMengapa begitu rapuhnya kekuatanmuWahai Ibu Pertiwi …

Di setiap jengkal kehidupan saudara kitaAda saja ku melihat air mata darahDan…Urat nadi yang merintih karenakemiskinanMereka juga saudarakuSaudara kita semua …

Wahai bapak ibu di atasYang sangat terhormat dan terdidikTolonglah…Selamatkan bangsa iniHapus air mata dari kemiskinan merekaCoba lihat ke bawah rakyat iniTak tersentuhkah hati kalian?

Dewi Shinta Dame SMahasiswi Fakultas Hukum UR

Kembali Pada-NyaSemua langkah memiliki satu artiJalanan tiada henti mengelilingi kehidupanSaat semua tinggal heningMencekam…Bayangkan semua tiada mempedulikanmu

Ayunan kehidupan tak kan pernah hilangWalau sedetik…Mengalir terus sampai ia bertemu SangAgungMeraih segala hal yang telahEngkau jalani…

Kini…Saatnya engkau berdiri tenangMenyambut kehidupanmu yang kekalHidupmu telah kau tumpahi dengankemaksiatanHadapilah Dia yang telah kau lupakanselama ini

Sinar IlfatMahasiswi FKIP Bahasa Indonesia

UR

BERAWAL dari hobi membaca danmenganalisis buku. Kini Indra Purnamagemar menulis. Mahasiswa semester enamPendidikan Kimia Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau(UR) ini berkecimpung di dunia tulis menulissejak tahun 2005.

Saat itu, ia duduk di Madrasah AliyahNegeri (MAN) 2 Model Pekanbaru. “Waktuitu kelas dua,” kenangnya.

Awalnya Indra hanya menulis di majalahdinding. Ia lalu disarankan buat sebuah tab-loid di MAN 2 Model.

Alhasil, tanggal 5 September 2005, Indradan kawan-kawan berhasil mendirikan tab-loid Aksi. Ia pun jadi makin sering menulis.Baginya, menulis bukan hal sulit.“Pengalaman bisa dituangkan jadi tulisan,”tutur pria kelahiran 19 Mei 1989 ini.

Indra mengaku, awal menulis ia sempattak percaya diri. “Grogi kalau tulisan jelekdan orang nggak suka.”

Rasa grogi itu sedikit demi sedikitberkurang seiring banyaknya lomba yangdiikuti dan dimenangkan Indra. “Sekarangjuga masih dalam tahap belajar,” ujarnyamerendah.

Tak ayal Indra sering bergadangselesaikan tulisan. “Bahkan nggak tidur.”

Itu biasa dilakukannya bila tak adaagenda di kampus. Akhir-akhir ini Indramengaku waktu menulis agak berkurang.“Tersita agenda kampus yang padat.”

“Menulis itu asyik,” komentarnya. Kerap

Kegelisahan dalam KataOleh Erliana

Mendatar1. Pulau Terbesar di Dunia5. Gulungan Rambut Wanita diatas Kepala6. Memeras supaya keluar Airnya9. Peredaran10. Bernafas tersendap-sendap (diulang)13. Istilah badak15. Kota di Italia16. Sesuai; sepadan17. Wanita suka sesama jenis18. Penyakit kulit

Menurun1. Lawan sendok2. Sambungan besi dengan dibakar3. Keras kepala4. Peristwa telah terjadi ditayangkan secara singkat7. Nama benua8. Hubungan Internasional10. Logam11. Ketakutan12. Gelar bangsawan Jawa (diatas Raden)13. Ramu14. Bidik

Indra merasa tertantang dengan proses yangdialami selama menulis. “Bagaimana bisamenghasilkan karya terbaik.”

Triknya, saat menulis ia selalumenempatkan diri sebagai penulis sekaliguspembaca. “Jika jadi pembaca, saya ingin sepertiapa. Tapi sebagai penulis saya membuat yangberbeda,” ujarnya.

Selain menulis di tabloid, Indra sering ikutlomba menulis. Seperti lomba puisi, karyatulis ilmiah, sains, dan banyak lagi. Prestasinyapun banyak. Tahun 2007, ia Juara II LombaPuisi Peringatan Hari Ibu yang ditaja BadanEksekutif Mahasiswa (BEM) UR dan Juara IDarma Siswa Chevron Riau (DCR) Angkatanke-7 tahun 2007 di Rumbai.

Pria bertubuh tinggi ini juga pernahmembuat dua antologi cerpen dan satutulisan tentang perekonomian.

Indra lahir di Pekanbaru. Semua jenjangpendidikan dilaluinya di Pekanbaru. Tahun2006-2008, Indra sempat kerja di Riau Possebagai wartawan masa depan.

Kini ia sedang buat buku Jalan-jalan KepriMelancong ke Negeri Kelong terbitan Gagas Media.“Insya Allah akan segera terbit.” Ia juga pernahjadi Pemenang Naskah Jalan-Jalan Terbaik padaPenerbit Gagas Media Jakarta tahun 2009.

Menulis artikel dan buku tak ada bedanyabagi Indra. “Yang penting bisa nulis danmenyebarkan dakwah lewat tulisan.” Iamengaku, ada kenikmatan batin saat menulis.“Merasa jadi orang berguna. Apalagi bila tulisanitu bisa buat orang berubah jadi lebih baik.“Tulisan saya sebagai bentuk kegelisahanmanusia terhadap sekitar.” ***

Indra Purnama

Istimewa

Page 4: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 4

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

Karikatur Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 4

AHAD dini hari, 16 Mei 2010. Pukul 03.00.Jalan SM Amin gelap gulita. Tak adapenerangan di pinggir jalan. Sebelah kananjalan ada rumah warga dan sebelah kiri adadua ruko. Cahaya ruko sedikit menerangiJalan SM Amin.

Universitas Riau (UR) sepi. Tak adakendaraan lalu lalang. Lampu warna kuningmenyala, menerangi tulisan Universitas Riau.Di pos Amin—pos yang terletak di Jalan SMAmin—terlihat dua security sedang berjaga:Fauzan dan Ali Damanik.

Dari kejauhan, Fauzan, 21 tahun, melihatdua mobil masuk menuju pos Amin. KijangInnova hitam—posisi depan dan kijangKrista biru tua—posisi belakang. Lampumobil mati. Ketika sampai di pos, lampudinyalakan. Fauzan dan Ali Damanikmendekat. Saat mereka ingin bertanya, tiba-tiba ada yang menodongkan pistol. Pistoljenis FN ditodongkan ke Fauzan.

Tiga orang keluar dari mobil. Merekaberjaket cokelat, ada yang bertopi. SetahuFauzan, sopir mobil itu seperti aparat polisi;Rambut cepak, badan tegap, tinggi sekitar 170sentimeter.

“Tiarap,” kata perampok. Fauzanditendang.

“Kita hanya menjalankan misi,” ujarperampok lainnya.

Fauzan dan Ali Damanik lalu disuruhmasuk ke dalam pos. “Kami ditendang,kedua tangan diikat dengan tali sumbukompor,” aku Fauzan. Dua perampokmengikat mereka. Dua orang lagi pegang pis-tol sambil menodongkan pistolnya ke arahFauzan dan Ali Damanik. Sampai di pos,Fauzan dan Ali Damanik disuruh tengkurap.Mata, mulut, kecuali hidung ditutup lakban.Selanjutnya mereka disuruh masuk ke mobilKijang Innova.

“Di rektorat ada brangkas?” tanyaperampok kepada Fauzan. Pistol masihmengarah ke kepalanya.

“Tidak ada,” ujar Fauzan.“Yang jaga di rektorat berapa orang?”

tanya perampok kembali.“Empat orang,” papar Fauzan.Sekitar sepuluh menit Fauzan dan Ali

Damanik dibawa putar-putar.“Barang-barang security jangan diambil,”

ucap perampok.Fauzan mendengar, para perampok ada

yang berlogat Batak, Jawa dan Palembang.

Sembilan Security ‘Lumpuh’Oleh Ardansyah

“Tiarap.”

KronologisPembobolan ATM

lDi Pos Aminq 16 Mei 2010 pukul 03.00 di pos Amin. Fauzandan Ali Damanik sedang berjaga.q Kijang Innova hitam dan kijang Krista biru tuamendatangi pos Amin.q Penumpang dalam mobil menodotongkan pistol kearah Fauzan.q Tiga orang keluar dari dalam mobil.q Fauzan dan Ali Damanik disuruh masuk ke dalampos. Mereka diikat. Mata dan mulut diberi lakban.q Fauzan dan Ali Damanik dibawa putar-putarsekitar 10 menit sebelum dibawa ke rektorat.

lDi Rektoratq Andika, satpam UR melihat dua mobil menujurektorat. Ia keluar dari gedung rektorat untuk melihatlebih jelas.q Dua perampok turun dari mobil. Merekamengarahkan senjata ke arah Andika.q Andika dan dua satpam lain—Rano dan KhairulNaldi—diikat. Mata dan mulut dilakban.q Santana dan Ellianto, dua satpam lain yangsedang tidur di rektorat turut disekap.q Tali ikatan Santana berhasil lepas. Ia punmembuka tali ikatan satpam lain yang disekap.q Zulmendra, satpam yang turut disekap mintaSantana cari bantuan.q Santana cari bantuan keluar. Karena mengira adaperampok yang melihat, ia lalu lari keliling kampus.Dari Faperika-Faperta-FE-FISIP lalu ke rumah SukoNurdin, Kepala Keamanan UR.q Perampok berhasil membawa kabur satu mesinATM Mandiri yang terletak di depan rektorat.

Ilustrasi: Ari BM

Page 5: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

5Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

5Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

Saat itu tali ikatan Fauzan sedikit longgar,ternyata diketahui perampok. “Jangan coba-coba jadi pahlawan,” ujar perampok. Taliikatan Fauzan kemudian dikencangkankembali.

Saat Fauzan balik ke Pos Amin, satu handytalking, satu handphone milik Ali Damanik,rokok, dan jaket sudah raib.

lll

Di rektorat. Andika, satpam UR, mengakumelihat dua mobil menuju rektorat. Satuwarna hitam—kijang Innova dan satu lagi iatak tahu persis. Mobil Innova berhenti didepan rektorat. Saat itu Andika bersama duasatpam lain—Rano dan Khairul Naldi—keluar dari gedung rektorat. Sampai di pintu,Andika melihat dua perampok turun darimobil. Mereka mengarahkan senjata api laraspendek ke arah Andika, Rano dan KhairulNaldi.

Saat mereka mau beranjak kembali kedalam gedung rektorat, “Jangan bergerak!Kalau bergerak, kalian aku tembak,” tutursalah seorang perampok dengan suara keras.

“Tiarap,” perintah perampok lagi.Tanpa pikir panjang mereka bertiga

langsung tiarap. Andika sempat melihatperampok itu mengenakan topi dan kaca mataserta kulitnya sawo matang.

Saat mau diikat, Andika mengaku dipukuldan ditendang tiga kali. Mata dan mulutditutup lakban.

Sama dengan Fauzan, Andika jugamenuturkan perampok berlogat Palembangdan Batak. Para perampok lalu mengeraskansuara TV.

Khairul Naldi, 23 tahun, memperkirakan

tinggi perampok rata-rata 170-175 sentimeter.Saat proses penyekapan, Khairul Naldimengaku ditendang satu kali danpinggangnya diinjak. Andika, Rano, danKhairul Naldi disekap di lobi rektorat.

Sementara Santana dan Ellianto, duasatpam lain yang ikut disekap, tidak sedangbertugas. Tiap malam mereka tidur direktorat. Saat kejadian, Santana dan Elliantotidur pulas. Santana mengaku ditendang.“Saya lihat seorang perampok bertopi cokelat,pakai jaket, di dalamnya baju kemeja putihbergaris cokelat. Celana jins biru. Posturtubuhnya lumayan tinggi. Berkulit sawomatang. Ia juga memegang senjata FN warnahitam.”

Saat disekap, Santana dan Ellianto disuruhtengkurap. Tangan dan mata mereka ditutupdan disuruh jalan menunduk ke bawah.

Rupanya tali ikatan Santana berhasil lepas.Ali Damanik menggesekkan tali ke meja lobi.Setelah berhasil melepaskan diri, Santanasegera buka tali Khairul Naldi, Rano, dansatpam lain yang turut disekap.

Zulmendra, satpam UR yang turutdisekap langsung minta Santana cari bantuan.Karena tak ada handphone, Santana coba caribantuan keluar. Ia lihat ruang akademisterbuka lalu mengira perampok ada di dalam.

Karena itu, Santana lari menuju FakultasPerikanan dan Ilmu kelautan (Faperika). Lariterus ke Fakultas Pertanian (Faperta). “Sayaberhenti sekitar satu menit di tanaman sawit.”Lari lagi ke Fakultas Ekonomi (FE). “Sayaketemu Budi Suhada di sana,” aku Santana.Budi Suhada juga satpam UR. Saat itu Budi

Suhada sedang tidur. Santana terus lari keFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).“Dari kejauhan saya lihat mobil kijang Innovaberada disamping ATM.” Santana kemudianberlari menuju rumah Suko Nurdin, KepalaKeamanan UR.

Saat perampokan berlangsung,Zulmendra dan Nartimbang sedang patrolimenggunakan sepeda motor. Mereka singgahke rektorat, hendak ambil minum. Begitumasuk areal rektorat, mereka berdua dicegatsekawanan perampok.

Dari arah depan Zulmendra melihat tigaperampok. Mereka memegang pistol dansenjata tajam dua mata. SementaraNartimbang mengaku melihat limaperampok. “Ada sembunyi di parit, dekatpohon. Dari gerak-gerik, bukan sepertiperampok, tapi aparat,” ujar Nartimbang.

Zulmendra dan Nartimbang disuruhturun dari motor. Sambil jalan menunduk,mereka menuju rektorat. Tiba di rektorat,tangan, mata, dan hidung mereka ditutuplakban. “Kepala dan pinggang saya diinjakpakai sepatu,” aku Nartimbang.

Sekitar satu jam sembilan security itu diikatdan disekap perampok.

lll

Senin siang, 17 Mei 2010, kondisi ATMdepan rektorat rusak parah. Plang warna hitamkuning diletakkan memanjang di depanpintu. Kabel putus berserakan di sana-sini.Ada dua keranjang biru dan merah di sana.Dua mesin ATM tersisa mati total. Satumesin raib. Kamera CCTV pecah. Keramikhancur. ***

Foto: Adit BM

Foto: Adit BM

Pos Amin--Di pos ini dua satpam UR, Fauzan dan Ali Damanik disekap perampokbermobil Kijang Innova hitam dan Kijang Krisra biru tua.

ATM Dibobol Maling--Satu mesin ATM UR telah raib dibobol maling Ahad (16/5) dini hari.

Page 6: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 6

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 6

Di tangga depan Rektorat Universitas Riau (UR), Kamis 20 Mei,duduk tujuh orang. Di antaranya Ali

Damanik, security UR dan Deki, staf bagiankemahasiswaan. “Itu dari Poltabes,” ujarsalah satu security yang sedang bertugasmenunjuk lima dari tujuh orang itu.

Seorang pria bertopi hitam sedangberbincang dengan Ali Damanik. Rekannyayang lain turut bertanya. “Tingginya hampirsama dengan saya,” jelas Ali Damanik.

Tangan pria itu mengambil sebuahtelepon gen ggam. Ia mengutak-atik telepongenggam itu. Mencari foto. Ia tunjukkan satuper satu pada Ali Damanik. “Kulitnya sawomatang,” ingat Ali Damanik lagi.

Di samping Ali Damanik duduk seorangpria. Ia berkaos lengkap dengan topi putih.Ia perlihatkan foto-foto di laptopnya. AliDamanik mengamati. Mencoba mengenaliwajah.

lll

Beberapa hari sebelumnya, tanggal 16Mei 2010, di kampus UR Panam. Sebuahmesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri)dibobol. Security yang bertugas malam itudilumpuhkan. Mereka disekap di lobiRektorat.

Pukul lima subuh. Laporan kejadianpembobolan ATM di UR masuk keKepolisian Sektor (Polsek) Tampan.Sejumlah anggota polisi turun ke TempatKejadian Perkara (TKP).

Mereka melakukan olah TKP untukmengumpulkan bukti. Mereka temukanmesin ATM di pojok kanan telah raib. ClosedCircuit Television (CCTV) rusak dan diarahkanke dinding.

Di Rektorat CCTV tak berfungsi. CCTVhanya bisa menangkap gambar tanpa bisamenyimpan data. “Kami kehilangan bukti,”ujar Imelda Permila, penyelidik dari Polsek

Ada Organized Crime

Tampan.Imelda tak heran kejadian ini terjadi di

UR. “Akses untuk ke UR banyak. Darisamping aja bisa. Apalagi daerah Panam inirawan.”

Kasus ini masih dalam penyelidikan.“Saya belum bisa pastikan adanya keterlibatanorang dalam,” ujar Imelda.

Syahrul Akmal Latif, pengamatkrimonologi Riau punya analisa tentang kasusini. “Ini organized crime (kejahatanterorganisir). Mereka pasti sudah memantau,”ujarnya.

Menurutnya, struktur, manajemen, dankonsolidasi jadi penting dalam tindak kriminalyang terencana. Melihat kasus yang terjadi diUR, ia menilai pelaku tak perlu perencanaanyang matang. “Tak terencana betul. Hanyatinggal nunggu waktu saja.”

Organized crime punya target yang telahditetapkan. “Bukan UR saja. Mungkin URyang paling mudah.”

Betapa tidak, menurut Syahrul, tingkatkewaspadaan UR rendah. “Pengamananlemah, dengan perencanaan yang lemah punbisa berhasil.”

Oleh Athika Fatria Linggawati

Tak cukup pengamanan dari security.Menurut Syahrul, perlu kerjasama antarakepolisian dengan security untuk pengamanan.“Kita perlu mengencangkan ‘tali pinggang’untuk waspada.”

Menurutnya lagi, akses ke kampus harusdiperketat. “Sekarang maling bisa jadimahasiswa, mahasiswa pun bisa jadi maling,”analisisnya.

Syahrul menilai motif kejadian ini murniperampok biasa. “Beruntung tak beruntunglihat nanti, yang penting barangnya berhasildiambil.”

Pelaku bukanlah orang baru. “Orangnyaitu-itu saja. Pemain lama. Bukan barang barubagi dia,” ujar Syahrul.

Menilik dari cara pelaku melumpuhkankorban, Syahrul menilai pelaku orangprofesional. “Kalau pelaku jarang gagal saatmelakukan eksekusi, artinya itu dilakukanorang terlatih. Secara mental, strategi daneksekusi. Bisa saja pelaku mantan reserse,tentara atau polisi.”

Kecurigaan keterlibatan orang dalamtimbul pada kejadian ini. Syahrulmemaparkan kejadian serupa sering

melibatkan orang dalam. “Pagar makantanaman itu sudah biasa,” ujarnya berandai.

Ia mengakui, sekarang banyak penjahatyang bekerja sama dengan penegak hukum.“Ini tidak menutup kemungkinan. Misal padakejadian ini, disuap security itu masing-masinglima juta. Diminta pura-pura disekap.”

Syahrul tidak meragukan adanya orangdalam. “Ketika dia tau ada uang, tentu kitacuriga ada orang dalam. Itu tidak diragukanlagi . Kok bisa tau dia. Berart i adakerjasama.”

Yanuar Hamzah, Pembantu Rektor IIUR, tak mau berkomentar soal orang dalam.“Di mana pun bisa terjadi kemalingan,”ujarnya. Ia bersyukur security tak apa-apa. “Se-curity hanya bertugas mengamankan danmenjaga aset UR. Mereka tidak disiapkanunruk melawan perampok yang memakaisenjata.”

lll

Di Poltabes Kota Pekanbaru. Jumat 21 Mei,siang. “Di ruang ini (Jantras-red) semua penyidik.Tapi belum ada yang kesana (UR Panam-red).Belum ada pelimpahan kasusnya ke sini,” ujarsalah satu penyidik di ruang itu.l intan

“Ketika dia tauada uang, tentu kita

curiga ada orangdalam. Itu tidak

diragukan lagi. Kokbisa tau dia. Berarti

ada kerjasama.”

Foto: Aang BM

Evaluasi--Hendrawan, Kepala Security UR sedang mengevaluasi para security UR di halaman samping gedung rektorat.

Page 7: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

7Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

7Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

SENIN 17 Mei 2010. Dua satpamberseragam berada di pos belakang FakultasEkonomi (FE) Universitas Riau (UR). Jammenunjukkan angka 18.10. Mereka AliDamanik dan Rano, satpam yang sempatdisekap kawanan perampok bersenjataMinggu 16 Mei 2010, dini hari. Saat itu pintupagar gerbang belakang UR belum dikunci.Orang bebas keluar masuk.

Kontras dengan pengamanan di PosAmin, Rabu 19 Mei 2010. Saat itu pukul18.00. Dua orang satpam juga berada di sana.Mereka membuka dan menutup portal.Sambil menginterogasi pengendara yangingin masuk kawasan UR. Sementara di posdepan Hotel Mona, tak ada satu orang satpampun yang berjaga. Pintu pagar dikunci.

lll

Pengamanan di UR dilakukan oleh secu-rity yang bertugas 24 jam. Mereka terbagi tigashift. Shift pagi pukul 07.00-15.00. Shift siangpukul 15.00-23.00. Dan shift malam pukul23.00-07.00.

Security, kata Hendrawan, hanya bertugas

mengamankan aset UR. “Pembobolan ATMbukan tanggung jawab security UR.”

Hendrawan melaporkan, saat ini securityUR berjumlah 70 orang yang tersebar dikampus UR Panam, Gobah, rumah dinas,dan rumah pribadi rektor. “Jumlah itusebenarnya tak memadai,” ungkap Hendrawan.

Untuk daerah Panam, securityditempatkan di empat buah pos, di antaranyadua security di Pos Amin, satu security di posdepan Masjid Arfaunnas dan satu security dipos dekat Fakultas Ekonomi (FE). “Tigasatpam mengamankan Rektotat,” kataHendrawan.

Selebihnya, satu security mengamankantiap fakultas, satu security mengamankanSekolah Tinggi Farmasi (Stifar) UR. “Tapisatpam Stifar hanya bertugas malam hari,”ujar Hendrawan.

Setiap security dilengkapi satu pentungan,satu senter, dan satu peluit. “Kalau maupunya sangkur (semacam pisau, red) untukmengamankan diri, harus beli sendiri,” akuAndika, ketua regu security.

Oleh Intan Yanelda

‘Mengintip’ Pengamanan Kampus“Jumlah itu sebenarnya tak memadai.”

Lalu setiap pos dilengkapi alat pengirimpesan ke pos lain. “Satu buah HT (handy talk-ing),” ujar Rano, salah seorang satpam.“Khusus malam hari UR menggunakan por-tal untuk membatasi orang keluar masuk,”ujar Hendrawan.

Dengan portal, Hendrawan mengakuipengamanan malam hari agak terkontrol.“Sayang di UR banyak jalan-jalan kecil. Jadikadang ada juga yang bisa menyusup. Tapiada satpam yang keliling berpatroli.”

lll

Perekrutan satpam selama ini dilakukanmelalui proses perundingan denganmanajemen security. Pembukaan lamarandilakukan dua minggu.

Tesnya terbagi empat.Pertama, tes administrasi, minimal tamat

SMA dengan menyerahkan bukti ijazah, suratlamaran, foto, dan sertifikat security.

Kedua, tes wawancara, menilai sejauh manakomitmen pelamar terhadap pekerjaannya.

Ketiga, tes performance untuk melihatkeadaan fisik dan perawakan satpam. “Jangan

terlalu sangar,” ujar Hendrawan. Terakhir tesfisik, seperti push up, sit up, dan lari.

Semua hasil tes lalu dirangking. Satpamyang lulus diambil dari rangking teratas sesuaikebutuhan. Lalu, mereka diberi pendidikanberupa pembinaan fisik (binsik) sekali duaminggu dan pembinaan mental (binsal) sekaliseminggu. “Setiap satpam wajib kenal wilayahkerjanya. Karena itu mereka rutin berpatrolisetiap saat tanpa kenal waktu,” laporHendrawan.

lll

Sejak tahun 2007—masa kepemimpinanProf Ashaluddin Jalil—CCTV (closed circuittelevision) khusus dipasang di ruang rektor.

November 2009, rektorat mulai memakaiCCTV di delapan tempat. “Untukpengamanan,” ujar Azhar Kasymi, KepalaBagian Unit Hukum Tata LaksanaPerlengkapan (UHTP) UR.

“Tapi belum bisa merekam,” aku Azhar.Setahunya, kendala pengoperasian CCTV adapada penyedia layanannya. “Sampai sekarangbelum disiapkan.” ***

Foto: Adit BM Foto: Adit BM

Pengamanan UR--Setiap security yang bertugas mengamankan aset UR dibekali pentungan, senter, dan peluit.

Page 8: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 8

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

8

Derai air mata sanak keluarga pecah kalamengantarkan kepergian Izarman S Nabai keperantauan. Sebagai satu-satunya anggotakeluarga yang memilih jalan hidup sebagaiperantau, membuat ibunya sedih. “Saya anakbungsu, jadi paling disayang.”

Kala itu tahun 1988. Kompas—salah satukoran terbesar di Indonesia—sedang mencariwartawan untuk bekerja di Pers Daerah (Persda)Sriwijaya Post, Palembang. Izarman tertarik. Iamengirim lamaran ke Jakarta.

Sebuah telegram ia terima. Berisi panggilandirinya mengikuti tes di Palembang. Ia berangkatdengan modal Rp 40 ribu. “Saya yakin akan lulustes.”

Keyakinan Izarman terbukti. Bersamasepuluh pelamar lain, ia berhasil menyisihkansekitar 200-an pelamar. Nilai terbaik selalu iadapatkan saat mengikuti tiap tes. “Semua inikarena godokan Bahana, jadi saya sudah siap,” ujarpria kelahiran Sulit Air, Sumatera Barat ini.

Pelatihan di bidang jurnalistik ia dapatkansebelum bertugas di daerah. Izarman tugas diKabupaten Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.Selang tiga bulan bertugas di daerah, ia diangkatmenjadi asisten redaktur. Dua bulan berikutnyaposisi redaktur ia raih.

Karir Izarman di Sriwijaya Post berakhirtahun 1993. “Saya keluar karena ada masalah in-tern,” jelasnya. Satu tahun Izarman menganggur.Ia sempat pulang ke Riau mencari pekerjaan.Karena tak cocok, Izarman menolak.

Tahun 1994. Ari Batubara—rekannya diSriwijaya Post—mengajak bergabung mengelolaHarian Nusa milik Aburizal Bakrie. Ia menerimaajakan Ari. Perjalanannya berlanjut ke Bali. DiHarian Nusa, Izarman bertugas sebagairedaktur.

Harian Nusa tak punya kantor. Segalakegiatan mulai mendidik wartawan baruhingga proses perekrutan dilakukan di hotel

Merantau Demi WartawanOleh Athika Fatria Linggawati

selama sebulan.Tiga buah buku sempat ia telurkan selama

di Harian Nusa. Di antaranya Bung Karno: SayaBerdarah Bali (1998), Tjokorda Bagus Sayoga (1999),dan Hindu Dihujat Bali Menggugat (1998). “Karenasaya terakhir di divisi penerbitan.”

Izarman tak lama di Nusa. Tahun 2000, iakeluar dari Nusa. Namun langkahnya di duniajurnalistik tak berhenti. Kala itu, ia melihatkecenderungan berita banyak membahas masalahpolitik. Izarman ingin menampilkan hal berbeda.

Izarman lalu merintis tabloid supranaturalpertama di Indonesia. Modus namanya. Tabloidini merupakan gabungan antara kriminal dansupranatural. Ide ini muncul setelah melihatkarakter masyarakat Bali kental dengan budayamagis. “Saat polisi tidak menemukan pelakukejahatan, supranatural yang bekerja.”

Modus mendapat sambutan dari masyarakat.Tabloid ini awalnya tersebar di Bali dan oplah peredisi mencapai 18 ribu eksemplar dan tersebar diseluruh Indonesia. Tapi Izarman takmendapatkan kepuasan. “Itukan bisnis. Batinsaya tidak puas, karena itu maunya pemilikmodal.”

Tabloid Modus cetak di Surabaya. Namunmereka menemui kendala. Percetakan punpindah di Jakarta. “Otomatis harus ada biro diJakarta.” Ini membuat Izarman dan keluargaharus pindah ke Ibukota Republik Indonesia.“Karena kawan-kawan di Modus belum pernahada yang ke Jakarta.”

Di Jakarta Izarman bertemu teman lama diSriwijaya Post. Temannya berencana membuat

koran bernama Transparan.“Dia dapat modal dari

perusahaan kertas diSumatera Selatan,”ujarnya.

Izarman diajak. Diasempat tergiur. “Tapi saya

sayang meninggalkan

Modus.” Alasannya, dirinya adalah pendiri tab-loid ini. Bujukan teman lama mengalahkan rasasayang. Izarman menetapkan syarat. “Saya mintauang transpor.” Ia juga memberikan batasankontrak. Cuma dua tahun.

Temannya menyanggupi. Izarman tak bisamenolak. Ia kembali ke Palembang. Di TransparanIzarman ditempatkan sebagai Pimpinan Redaksi.Kebetulan bertepatan akhir kontrak, ibundaIzarman meninggal dunia. Ia pun kembali keRiau dan menetap di kota ini demi keluarga.

Di Riau Izarman tetap menjadi wartawan.Tahun 2003 ia diminta menjadi RedakturPelaksana (redpel) di Intermezzo. Karena Inter-mezzo bergabung dengan Horas Plus—koranbudaya batak—sehingga Izarman harus rangkapmenjadi redpel di koran itu. “Sampai redpelaslinya siap.”

Tahun 2006 salah seorang teman kembalimengajaknya mengelola Tuah Sakti—majalahKepolisian Daerah (Polda) Riau. Ia pun keluardari Intermezzo dan Horas lalu bergabung di TuahSakti sebagai Wakil Pemimpin Redaksi. Ia jugadiajak bergabung di tabloid Mentari. Tugasnya diMentari berakhir tahun 2008 dengan posisiterakhir sebagai Pimpinan Redaksi. Namun iamasih tetap bertahan di majalah Tuah Saktihingga kini.

Hidup berpindah-pindah dirasakan sebagaikonsekuensi jadi wartawan bagi Izarman. “Sayatidak pernah menyesal.” Justru hidup diperantauan merupakan tantangan baginya.

lll

Sejak kecil tak pernah terlintas dalam pikiranIzarman menjadi penulis. Pernah, saat mengikutilomba siswa teladan tingkat Sekolah Dasar (SD)se-kecamatan, Izarman tak bisa membuatkarangan. Sebelum lomba dimulai ia dibuatkansebuah karangan oleh gurunya. “Karangan ituyang saya hapal dan saya tulis ulang waktupertandingan,” kenangnya.

Izarman berpikir cara guru itu bisa menulis.Ini menjadi dorongan baginya agar bisa menulis.Ia mulai menulis. Curahan hati ia torehkan dikertas-kertas sejak duduk di bangku SekolahMenengah Pertama (SMP).

Saat mengenyam pendidikan di SekolahTeknik Mesin (STM) 80—kini SekolahMenengah Kejuruan (SMK) 2—ia menulis dimajalah dinding (mading). Puisi karangannyaselalu menghiasi mading STM 80.

Setelah menamatkan pendidikan STM,Izarman melanjutkan pendidikan di ProgramStudi Teknik Sipil Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Riau (UR). Disinilah iamengenal Bahana. Awalnya ia hanya mengirimcerpen. Berlanjut mengikuti lomba penulisanpuisi antar mahasiswa se-Indonesia sempenaulang tahun pertama Bahana. Izarman kirim puisiberjudul Di Bawah Tudung Lengkung Langit. “Puisisaya dapat juara dua, tapi waktu itu tidak adajuara satunya.”

Lewat tulisannya, Izarman ditawariFakhrunnas MA Jabbar—salah satu pendiriBahana—bergabung. Izarman tak langsungmenerima. Ia merasa tak punya kemampuanjurnalistik. Fakhrunnas meyakinkan pria ini kalauilmu jurnalistik bisa dipelajari. “Dia bilang yangpenting modal menulis sudah ada. Karena sudahbisa buat cerpen,” ujar Izarman meniru perkataanFakhrunnas.

Tahun 1984. Ia bergabung di Bahana. Ia dibawah koordinator Said Suhil Achmad. “Diayang ngajari saya, walaupun Fakhrunnas ngajarisecara umum.”

Tak berapa lama Izarman diangkat jadikoordinator reportase Bahana. Ia punya cerita saatdi Bahana. “Saya dulu diajak sama Ridar Hendrikarena dia suka wawancara artis. Bahkan MeriamBelina pernah jadi cover.”

“Di Bahana banyak menyumbangkanpemikiran bagaimana di Riau ini ada harian,”kata Izarman. Kala itu tahun 1985, Bahana tajaseminar soal harian di Riau. “Kemudian Bahanajuga perkenalkan kepada masyarakat Riau sudahmemperlihatkan cikal bakal bahwa inilah yangjadi. Kami pernah melakukan pelatihan tingkatlanjut. Itu seluruh pers kampus se-Sumatera.”

Di Bahana, Izarman menemukan wadahmenyalurkan minat sebagai penulis. “Itu sayakembangkan keluar dengan menghasilkanbeberapa cerpen atau puisi.”

Beberapa cerpen Izarman pernah dimuat diHarian Merdeka dan Majalah Wanita Indonesia.Bersama beberapa rekan di Bahana, sepertiKazzaini KS, Mosthamir Thalib, Zainir Rifni, iasempat menerbitkan sebuah kumpulan puisiberjudul Rama-rama. Kumpulan puisi ini merekaperbanyak hanya dengan mesin foto copy.

Bahana ajarkan banyak hal pada Izarman. Adanilai kekompakan. Saat deadline semua kru turuntangan. “Dulu semua masih manual,” ucapnya.Sulitnya menerbitkan sangat dirasakan Izarmandan kawan-kawan. Sampai-sampai muncul istilahuntuk menerbitkan Bahana sama susahnyamelahirkan seorang anak bagi perempuan.

Semasa di Bahana, Izarman merasa sebagaiwartawan. Misalnya dinamika bekerja samadengan wartawan profesional lainnya. Namunstatus mahasiswa yang melekat pada diri kruBahana memberikan nilai lebih. “Kami bekerjatanpa bayaran.”

Selama kuliah, Izarman bergabung denganmedia di luar kampus, seperti Majalah Prestasi—milik Departemen Kebudayaan—sekitar tahun1986, Waspada, dan Harian Genta (1984-1987). DiGenta, ia dipercaya menjadi redaktur budaya.Cerita bersambungnya yang berjudul Riak-riakMenderai juga dimuat di Genta.

Izarman memilih profesi wartawan bukantanpa alasan. Kemampuan menulismembuatnya percaya dapat hidup denganmenghasilkan tulisan. “Pekerjaan wartawan tidakakan ada ujungnya,” ujarnya optimis. Kalau puntidak lagi memiliki media, menulis akan tetap ialakoni. Suatu saat akan muncul kerinduan untukmenulis. “Mungkin nanti saya bikin website.”

Menulis punya arti dalam hidup Izarman.Menulis merupakan pekerjaan untuknya. “Takmenulis berarti saya menganggur, kalau sepertiitu tidak ada harga.” Ia berandai-andai jika kontrakkerjanya habis di Tuah Sakti, ia tetap akan mencarimedia lain. Karena ia hidup dari menulis. “Sayatidak bisa berdagang, apalagi jual narkoba.” ***

“Kami bekerja tanpa bayaran.”

Istimewa

Izarman S Nabai

Page 9: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

9Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

9

MENGENDARAI sepeda motor, kamimenuju Desa Betung, Kabupaten Pelalawan,Propinsi Riau. Jaraknya sekitar 18 kilometerdari jalan lintas timur Sorek. Awalnya kamimelewati jalan beraspal, lalu ada jalan daritanah kuning dan berkerikil. Kemudian kamilewati jalan aspal kembali sebelum sampaike desa Betung.

Tiba di Betung, kami langsung menujurumah kepala desa. Sebuah rumah khasmelayu. Ada tangga di depan rumahnya.Dinding-dinding tangganya dihiasi ukiranjepara bewarna kuning dan hijau. Oleh istrikepala desa, kami dipersilahkan duduk dikursi dari anyaman bambu. Kursi inimerupakan hasil kerajinan desa Betung.

Tak berapa lama, Agus Salim, KepalaDesa Betung tiba. Kami berbincang ringan.Agus lalu membahas soal labu. Labu adalahsebuah benda tempat menyimpan airminum. “Ini kebudayaan unik. Air yangdimasukkan dalam labu akan terasa segar dansejuk,” tutur Agus.

lll

Tak ada yang tahu pasti kapan labu inimulai digunakan untuk menyimpan air.“Yang jelas sudah ada sejak zaman nenekmoyang dulu,” ujar Agus. Anum, wargaDesa Langgam mengatakan, konon labuberasal dari Cina. Para pendekar dari NegeriTirai Bambu ini menggunakan labu sebagaitempat menyimpan arak.

Anum mengakui, ada perbedaanmendasar antara labu Cina dengan labu asalPelalawan. “Di Cina labunya agak runcing keatas, sedangkan labu di sini bulat.”

Selain itu, labu Cina juga punya leherlebih panjang dibanding labu Pelalawan.“Tapi bentuknya sama, seperti angkadelapan,” tambah Anum.

Umumnya labu berwarna hijau muda.Ada juga yang berwarna putih. Bentuk labuasal Pelalawan ini menyerupai badanmanusia, ada kepala dan badan. Bagian kepalarata-rata sebesar kepalan tinju anak-anak.Sedangkan badannya sebesar kepala orangdewasa. Lebar labu umumnya sejengkal or-ang dewasa, ada juga yang lebih dari duajengkal orang dewasa. Tingginya bervariasi,umumnya dua jengkal orang dewasa.

Proses pembuatannya tak rumit. Waktuyang dibutuhkan sekitar dua minggu. “Tapisekarang tak banyak yang buat. Karenakebudayaan ini sudah mulai ditinggalkan,”sesal Agus Salim. Agus menceritakan prosespembuatannya.

Labu yang sudah besar dan matangdiambil dari batangnya. Labu yang diambilbiasanya labu pahit. Untuk tahu labu pahitatau tidak, bisa dilihat sewaktu berbunga.“Bisa dicicip bunganya. Kalau rasanya pahit,berarti labu pahit.”

Jangan lupa pilih labu yang cukup besarsupaya banyak menampung air.

Labu air yang sudah dipetik, dijemursekitar tiga hari untuk mendapatkan kulit yangkeras dan tahan jika direndam. Setelahdijemur, buat lubang di atasnya. Tepat ditangkai batang labu melekat. Lubang iniberfungsi agar air bisa masuk dan isi labucepat busuk. “Lubang ini juga yang digunakanuntuk membuang isi labu,” kata Agus.

Selanjutnya labu direndam dalam air. “Inimembuat isi labu membusuk.”

Proses ini dibiarkan seminggu sehinggaisinya benar-benar busuk dan bisa dibuang.

Setelah itu dibuat lubang satu lagi disamping labu atau sekitar lima sentimeter kebawah dari lubang awal. Lubang itu berfungsiuntuk sirkulasi udara sehingga isi labu yangbusuk bisa mudah dikeluarkan. Lubang inijuga berfungsi mengeluarkan air minum jikalabu telah jadi tempat penyimpan air.

Setelah isi keluar, yang tinggal hanya biji labusaja. Usai itu labu dikeringkan dengan caradijemur. Waktunya tak dapat dipastikan. Yangjelas sampai labu berubah warna menjadicokelat muda atau cokelat tua. Makin keringlabu, kulit yang dihasilkan makin bagusdan kuat.

Terakhir mengeluarkan biji yangmasih tertinggal. Caramengeluarkannya juga unik. “Haruspakai rotan,” ungkap Agus. Rotansepanjang 20 sentimeter seukurankelingking dibengkokkan. Bagianyang dibengkokkan dimasukkanlewat lubang atas. Lalu rotan itudikeluar masukkan sehingga biji-bijikeluar.

Setelah biji keluar, labu tinggaldicuci dan dibersihkan dengan airbersih. “Setelah itu labu siap diisi airminum. Air ini pasti terasa lebih segar dannikmat dibanding bila disimpan di tempatlain.”

Ini diakui seorang anak kecil yang dari tadimemperhatikan kami berbincang denganAgus. “Betul Bang, enak kali kalaudiminum,” ujarnya.

lll

Air dalam labu bisa juga digunakan untuk

Oleh Aditia Bagus

obat. Berbagai jenis penyakit bisadisembuhkan. “Termasuk penyakit karenadiguna-guna,” kata Agus. Air itu disebutsulung air. “Tapi harus ada manteranya dulu,”aku Agus.

Hanya orang-otang tua dulu yang tahu

mantera itu. “Sekarang sudah banyak yangmeninggal.”

Karena keunikan labu ini, banyak orangtertarik. Tak hanya dalam negeri, turismancanegara pun tertarik. Salah satunya dariJepang. “Selama berbulan-bulan merekameneliti tentang labu,” aku Agus.

Diakui, labu memang banyak di DesaBetung. “Mata pencarian penduduknyabanyak yang bertani, selain nelayan danbeternak.”

Labu punya banyak khasiat dan manfaat.“Sayang sejak ada botol-botol yang lebihpraktis dan mudah digunakan, labuditinggalkan begitu saja,” tutup Agus.lmaikel

“Di Cina labunya agak runcing ke atas,sedangkan labu di sini bulat.”

Foto:Adit BM

Page 10: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 10

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

FAKULTAS Ilmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP) gelar Fisip On Gathering. Acara ditajaBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIPUniversitas Riau (UR) selama empat hari (5-8/5). Acara dibuka Pembantu Rektor (PR) II,Yanuar Hamzah. “Sebenarnya Rektor(Ashaluddin Jalil, red) yang buka, tapiberhalangan,” kata Musliyandi, Ketua Pelaksana.Tujuannya, menjalin kebersamaan. “Tak adakendala selama acara,” aku Aan, panggilan akrabMusliyandi.

Untuk panitia acara, kata Wan Mohd.Ikhsan Kurniawan—Ketua BEM FISIP UR—ada proses seleksi bila ingin jadi panitia. “Acaraini bukan main-main. Ini bisa disebut pra FISIPInaugurate. Jadi panitia yang terpilih berlanjutjadi panitia FISIP Inagurasi,” ujar Wawan.

Banyak rangkaian acara digelar di FISIP onGathering. Salah satunya bazar. Sebanyak 18 standdihadirkan. Antara lain Asykar Teking, PSPS,UVO, Toyota, Warung Jujur, Vanholand, LatansaBakery, Indosat, Trimedia, Erlangga, TribunPekanbaru, Oriflame, Famous, Himagara, danAlmadani. Ada juga berbagai lomba. Akustik,debat, puisi, karikatur untuk mahasiswa danmewarnai untuk taman kanak-kanak.

Palang Merah Indonesia (PMI) UR dan

JUMAT-SABTU (7-8/5), Program PascaSarjana Universitas Riau (UR) taja SeminarNasional di Hotel Ratu Mayang Garden.Temanya Manajemen Pendidikan BerteraskanBudaya Melayu. Acara ini bertujuan mewujudkansumber daya manusia yang kompetitif. Selainitu, “Mengedepankan nilai budaya melayu danmenemukan pola manajemen pendidikan yangberteraskan budaya melayu, jujur, santun, danbertanggung jawab,” tutur Salfen Hasri, KetuaPelaksana.

Hari pertama berlangsung acara seremonial,pendaftaran dan akomodasi peserta, serta temuramah. Sayang Gubernur Riau, Rusli Zainal—yang diundang—tak bisa hadir. Baru hari keduaseminar nasional berlangsung.

Jumlah peserta sekitar 300 orang. Berasaldari Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malay-sia, Universitas Islam Negeri Sultan SyarifQasim (UIN Susqa), Universitas NegeriLampung, Universitas Negeri Medan, SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember,Universitas Kristen Maranatha Bandung, JawaBarat, semua dosen perguruan tinggi swasta(PTS), dosen perguruan tinggi negeri (PTN),

Jalin Kebersamaan di FISIPMahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Sakai FISIPUR turut memeriahkan acara. PMI buatsimulasi, sedangkan Sakai buat outbound. Adapula pertunjukan sepeda BMX dari klub Rain-bow—salah satu klub sepeda BMX diPekanbaru. “Kita undang anak yatim 83 orang.Mereka diberi sumbangan dan sertifikat,” tuturAan. Mereka dari berbagai panti asuhan:Arrohim, Aisyiah Putra, dan Aisyiah Putri.

Alrazi, mahasiswa Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan (FKIP) Matematika URmenang lomba debat. Ia berkomentar, acaranyamenarik. “Sayang partisipasi mahasiswa FISIPsendiri kurang,” keluhnya.

Syafriharto, Pembantu Dekan (PD) IIIFISIP UR diminta menutup acara. “Banyak yangantipati terhadap acara ini. Karena itu, kedepannya kita harus lebih mensosialisasikanagenda yang kita buat,” tuturnya.

Namun Wawan mengaku sudahmelakukan sosialisasi maksimal. “Jauh harisudah disebar selebaran. Tapi banyak dicopotmahasiswa,” terang Wawan.

Saat penutupan, Wawan diminta tandingjuggling dengan pemain PSPS, HermanDzumafo. Dalam pertandingan itu, Wawanmenang dan dihadiahi sebuah topi.l*4

Seminar Nasional Pendidikankepala sekolah dan guru pendidikan dasar danmenengah Propinsi Riau, serta mahasiswa mag-ister pendidikan UR.

“Peserta sangat antusias saat acara mulai,”ujar Salfen. Ada empat narasumber yangdiundang. Sailah—Akademik DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi KementerianPendidikan Nasional (Jakarta), Sakdanur—Ketua Program Studi Manajemen ProgramPasca Sarjana UR. Ia memaparkan soalManajeman Pendidikan Berteraskan Budaya Melayu.Anny Nurbasri—dosen Kopertis Wilayah IVJawa Barat, memaparkan Pengaruh Globalisasi danStrategi Bersaing dalam Perspektif StrategiPemasaran Jasa Pendidikan yang BerorientasiKeunggulan Lokal. Titiek Rohanah Hidayati—dosen STAIN Jember, memaparkanPerkembangan Budaya Religius sebagai Sistem Nilaidalam Penciptaan Budaya Mutu Sekolah.

Salfen berharap semua praktek pendidikanbisa menerapkan nilai-nilai melayu. “Kendalatak ada,” aku Salfen. “Ini disebabkan pendanaandibantu alumni yang sudah mapan, sertadidukung oleh Gubernur Riau dan BupatiRokan Hulu,” tutup Salfen. lardan

KAJIAN Studi Ekonomi Islam (KaSEI)Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Riau(UR) taja seminar, lomba debat, danpresentasi ilmiah, Kamis-Sabtu (6-8/5). Acaradigelar guna memperingati ulang tahunKaSEI ke-8. Kegiatan yang diadakan diYudisium FE ini bertajuk: SaatnyaMenyongsong Era Baru Ekonomi Islam.

Tak hanya dari UR, panitia jugamengundang Universitas Islam Negeri(UIN) Sultan Syarif Qasim (Susqa) dan Uni-versitas Islam Riau (UIR).

Hari pertama, panitia adakan lomba debatekonomi dan presentasi ilmiah. Tujuannya,membentuk budaya akademis di lingkunganFE. “Melatih mahasiswa bicara,” ujar M.Ahyaruddin, Ketua Panitia.

Ada empat juri yang menilaipertandingan. Dua juri untuk debat ekonomidan dua juri untuk presentasi. Di debatekonomi ada Ando Fahda Aulia—DosenIlmu Ekonomi UR dan Ahmad FauzanFathoni—Alumni KaSEI. Sedangkan dilomba presentasi ilmiah ada Sri EndangKornita—Dosen Ilmu Ekonomi UR danMarhadi—Dosen Manajemen UR.

Lomba debat ekonomi diikuti empat tim.Tiap tim terdiri dari tiga orang. “Sebetulnyayang daftar lima tim. Satu timmengundurkan diri,” tutur Ahyaruddin.Temanya ada empat: pro dan kontra

Kamis (29/4) lalu aula lantai empatRektorat Universitas Riau (UR) tampak ramai.Hari itu berlangsung sidang senat terbukaUR dalam rangka pengukuhan guru besarYusmar Yusuf. Dosen Jurusan SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)ini meraih gelar profesor untuk bidang StudiMasyarakat Melayu.

Prosesi pengukuhan dimulai denganmenyanyikan lagu Indonesia Raya.Disambung lagu Mengheningkan Cipta yangdipimpin ketua senat UR, Ashaluddin Jalil.Lalu ia pun membuka sidang senat terbukahari itu.

Yusmar Yusuf dikukuhkan sebagai guru

penggunaan dinar atau dirham, pro dankontra bank konvensional dan syariah, prodan kontra perdagangan bebas (CAFTA,China Free Trade Area), dan pro dan kontrabail out dana Bank Century.

Sementara lomba presentasi diikuti limaorang peserta. “Tapi yang hadir hanya tigaorang,” ungkap Ahyaruddin.

Sabtu (8/5), pemenang lombadiumumkan. Sebelum pengumuman, panitiamenyelenggarakan seminar tentang ProspekPerkembangan Ekonomi Islam untuk MenjadiSistem Ekonomi di Indonesia. Seminar dimulaipukul 09.00.

J. Ardhan Mardan didaulat jadi pemateri.“Dengan itikad yang kokoh dari semuapemegang kebijakan bangsa, ekonomi syariahmampu menjadi sistem ekonomi Indone-sia,” ujarnya saat penyampaian materi. Halini, lanjutnya, didukung oleh institusi-institusi Ekonomi Islam yang kian membaik,mayoritas jumlah penduduk muslim di In-donesia, serta potensi sumber daya alam yangluar biasa.

Satu setengah jam kemudian, seminarusai. Acara dilanjutkan dengan pengumumanpemenang lomba debat ekonomi danpresentasi ilmiah. Lomba debat dimenangkanKaSEI FE UR dan lomba presentasidimenangkan oleh Abdurrahman Al Jauzidari FISIP UR.l14

Milad KaSEI

besar oleh ketua senat UR. Acara berlanjutdengan menyanyikan himne UR. Usai itu,Yusmar Yusuf menyampaikan orasi gurubesarnya, berjudul Melayu: Saujana Kosmopolitan,Penyerbukan Silang (Lontarlah Masa Kini ke MasaDepan pada Anjakan yang Mustari).

Dalam pidatonya, Yusmar Yusufmenyebutkan bahwa melayu dikenal sebagaipendukung sebuah kebudayaan yangterbuka. Demikian pula dengan melayu Riau.“Persemaian awal, melalui para pembawaagama: Hindu, Budha, Islam dan Kristentelah ikut memperkaya khasanah dalamperjalanan panjang peradaban Melayu hinggahari ini.” lthika

Pengukuhan Yusmar Yusuf

Foto:Maikel BM

Foto:Aang BM

Juggling--Wan Mohd. Ikhsan Kurniawan menang juggling melawan HermanDzumafo, pemain PSPS Pekanbaru.

Seorang mahasiswi tampak memasukkan surat suara ke dalam kotak suara saat Pemilihan Raya Universitas beberapa waktu lalu. dalampemilihan tersebut Adi Hamdani dan Age Pranata terpilih sebagai Ketua dan Wakil Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau 2010-2011.

Page 11: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

11Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

Pendaftaran jalur Seleksi Nasional MasukPerguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) diUniversitas Riau (UR) dibuka. Pendaftaranterbagi jadi dua kelompok. Tanggal 2-14 Meibagi calon peserta lulusan Sekolah MenengahAtas (SMA) atau sederajat tahun 2008/2009.Sedangkan tanggal 2-31 Mei untuk calonpeserta tamatan SMA atau sederajat tahun2010.

Bagi calon peserta SNMPTN yang ujiansusulan UAN, pendaftaran kembali dibukapada 10-12 Juni. “Semua pendaftaran secaraonline,” kata Usman Manan, Kepala BiroAdministrasi Akademis Kemahasiswaan(BAAK). “Saat ngisi formulir lewat online hati-hati, supaya tidak salah,” kata Usman. Calonmahasiswa dikenakan biaya formulir. UntukIPA Rp 150 ribu, IPS Rp 150 ribu, dan IPCRp 175 ribu.

Ujian seleksi berlangsung 16-17 Juni.Hasil ujian dimumkan 17 Juli. Lokasi ujiantersebar. IPA di kampus Universitas IslamNegeri (UIN) Sultan Syarif Qasim (Susqa)Panam, IPS di kampus UR Gobah, Sekolah

DUA puluh balon dilepas ke udara olehUsman Pato, Dekan Fakultas Pertanian(Faperta) Universitas Riau (UR). Saat itu Sabtu(1/5) pukul 16.00, Usman berdiri di tengahlapangan bola depan kampus Faperta. Usaimelepas balon, Usman juga dimintamenendang bola. Itu sebagai tanda acaraDekan Cup resmi dibuka.

Beragam pertandingan dibuat Jaswandi,Ketua Pelaksana. Ada sepak bola, voli, takraw,dan kaligrafi. Di samping itu ada pula majalahdinding (mading) award. Ini merupakanbentuk apresiasi bagi juara lomba mading se-Faperta yang digelar April lalu. “Pemenangnyadari Agroteknologi,” ujar Jaswandi.

Lomba sepak bola dan kaligrafi diikutisemua lembaga di Faperta. Ada himpunanmahasiswa program studi Hama PenyakitTanaman (HPT), Teknologi Hasil Pertanian(THP), Agronomi, Ilmu Tanah, SosialEkonomi Pertanian (SEP), Non Reguler,UKMI Nurul Fallah dan kelompok pecintaalam Mapala Sungkai.

Pendaftaran OnlineMenengah Atas Negeri (SMAN) 8, SMAN 9,Sekolah Menengah Pertama (SMP)Bhayangkari, UIN Susqa Sukajadi,Gelanggang Olahraga Remaja JalanSudirman, Gelanggang Basket Ball Rumbai,sedangkan IPC di kampus UR Panam.

Ujian terbagi jadi beberapa sesi. Ada tespotensi akademik (TPA), pengisian data, tesbidang studi dasar Matematika, Bahasa Indo-nesia, dan Bahasa Inggris, tes bidang studi IPA,pengisian biodata, dan tes bidang studi IPS.

UR menampung 1.172 orang dari jalurSNMPTN. Rinciannya, IPA 665 orang, IPS1.063 orang, dan IPC 725 orang.Pengumuman hasil ujian tersebar melaluiwebsite: www.snmptn.ac.id dan koran.

Selain SNMPTN, UR juga buka jalurmasuk melalui ujian lokal. Ada duagelombang. Pendaftaran gelombang pertamapada 21-29 Juni. Ujiannya 30 Juni sampai 1Juli. Hasil ujian diumumkan pada 21 Juli.Pendaftaran gelombang kedua dibuka 26-31Juli. Ujiannya 2-3 Agustus. Danpengumuman ujian 9 Agustus.lardan

Dekan Cup FapertaUntuk lomba voli, selain semua lembaga,

juga dimeriahkan oleh pegawai danmahasiswa pasca sarjana Faperta. Begitu puladengan takraw. Dosen dan karyawan jugaturut serta. “Karena itu voli dan takraw digelartiap hari,” ucap Jaswandi.

Dekan Cup mengusung tema TunjukkanPrestasi, Jalin Silahturahmi, Junjung KrestivitasBerolahraga. Sesuai tema, kata Jaswandi, acara inibertujuan melatih mental sportifitas mahasiswaserta menjalin silahturahmi antar sesamamahasiswa dan antar mahasiswa dengan dosen.

Walau sempat terkendala kepanitiaan,Jaswandi berharap acara ini berjalan lancar.Acara ini digelar guna menyambut Hari UlangTahun (HUT) Faperta ke-19 tanggal 24 Julimendatang. “Dilakukan lebih cepat untukmengantisipasi mahasiswa yang akan sibukKKN (Kuliah Kerja Nyata, red).”

“Ini pertama kali di Faperta,” kataJaswandi. Acara akan ditutup tanggal 30 Mei,sekaligus penyerahan piala dari dekan aliasDekan Cup.lintan

Senin pagi hingga selasa sore (10-11/5),Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam (FMIPA) dan Pendidikan Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA)Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan(FKIP) Universitas Riau (UR) taja SeminarNasional dan Rapat Tahunan (Semirata) bidangilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam(MIPA). Ini merupakan tahun ke-23 kegiatanberlangsung. Tema yang diusung PeranMatematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dalamPemanfaatan Sumber Daya Alam UntukMeningkatkan Kualitas Hidup Manusia.

Acara bertempat di Hotel Pangeran,Pekanbaru. Peserta yang hadir sekitar 581 or-ang, berasal dari 30 institusi, meliputi 17Perguruan Tinggi Negeri (PTN), 11Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dan 2lembaga penelitian di wilayah Indonesiabagian Barat, salah satunya Kalimantan Barat.“Target peserta dibatasi 400 orang. Kalau tidakdibatasi, bisa sampai 700 orang,” ujar DelitaZul—ketua panitia.

Senin pagi, acara dimulai pukul 08.00.

Semirata Soal MIPAHadir sebagai narasumber: Fasli Jalal—WakilMenteri Pendidikan Nasional, ShigeoKobayashi—Graduate School of Asian and Af-rican Area Studies, Kyoto University, ShaidanRadiman, dan Roberd Saragih—DepartemenMatematika Institut Teknologi Bandung (ITB).Pukul 13.30 berlangsung rapat dekan di FamilyRoom dan rapat ketua jurusan/prodi diBalairung Room, dilanjutkan seminar paralel.

Selasa pagi, acara dilanjutkan denganpemaparan makalah dari peserta. Delitamenuturkan, saat acara dimulai, peserta sangatantusias, bahkan peserta dari Medanmendukung dan meminta untuk diakomodirsupaya ikut seminar.

“Tujuan Semirata untuk menjembatanisilaturahmi antar civitas akademika dilingkungan FMIPA perguruan tinggi wilayahBarat agar menghasilkan kerjasama ilmiah danmencari permasalahan-permasalahan aktualyang dialami FMIPA serta mencari solusinya,”tutur Delita. Kendalanya, diakui Delita, selaindana, banyak peserta yang daftar di hariterakhir. “Itu menyulitkan panitia.”lardan

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)Fakultas Hukum (FH) Universitas Riau (UR)menaja family day pada Kamis-Sabtu (6-22/5) di lapangan samping gedung PusatKegiatan Mahasiswa (PKM) UR Gobah.Acara ini dimeriahkan seluruh civitas kampusFH. “Tujuannya menjalin silaturahmi,” ujarRidho Aprysoni, ketua pelaksana.

Banyak rangkaian acara diadakan selamatujuh belas hari. Perlombaan ada tiga jenis:futsal, takraw, dan tarik tambang. Khusus tariktambang ada dua kategori, putra dan putri.Pesertanya mahasiswa, dosen dan pegawai.

Selain perlombaan, digelar pula pemilihandosen humoris, dosen favorit, dan dosendisiplin. Dosen humoris jatuh pada AbdulGhafur, sementara dosen favorit dan disiplindiberikan pada Erdiansyah. Proses pemilihandilakukan melalui pemungutan suara kepadasetiap mahasiswa FH.

Hingga Sabtu (22/5), acara berjalan lancar.Sebagai acara puncak, di hari terakhir itu setiapkelas menampilkan beragam jenis hiburan.Tepat pukul 20.00, acara dibuka oleh dua or-

FH Adakan Family Dayang pembawa acara dari semester dua: NovidaManalu dan Bayu Prakoso. Beberapa dosenturut hadir, antara lain Gusliana HB, SaipullahYophi, Meksasai Indra, Abdul Ghafur,Erdiansyah, dan Rika Lestari.

Beragam hiburan ditampilkan padamalam itu. Semester 4b menampilkan pencaksilat asli Rokan Hilir yang dibawakan olehSuardi beserta beberapa rekannya. Semester4b juga menampilkan drama tentang seorangdosen yang diktator dan menjual nilai kepadamahasiswa. Dosen itu lalu didemo paramahasiswa. Sedangkan semester 2amenampilkan pentas seni berupa band. Begitupula dengan semester 2b, merekamenampilkan pentas seni tapi hanyamenggunakan gitar.

Usai acara hiburan, dilanjutkan denganpengumuman pemenang lomba. Untukpemenang lomba takraw dan tarik tambangkategori putra diraih tim dari semester 2a.Sementara tarik tambang putri dimenangkansemester 6b. Sedangkan lomba futsaldimenangkan oleh semester 4a.l*14

Foto:Ari BM

Foto:Maikel BM

Semirata--FMIPA dan PMIPA FKIP UR taja Seminar Nasional dan Rapat Tahunan(Semirata) di Hotel Pangeran, 10-11 Mei. Ini merupakan Semirata ke-23.

Pendaftaran Online--UR Gobah menampilkan flowchart pendaftaran SNMPTN.Pendaftaran menggunakan sistem online.

Page 12: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 12

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

KOTA Pekanbaru lekat dengan motto Bertuah(Bersih, Tertib, Usaha Bersama, Aman danHarmonis). Motto itu disematkan Hj.Mahanum HS, camat perempuan pertama KotaPekanbaru tahun 1990.

Empat kali piala Adipura ‘mampir’ di kotaini. Gelar Presiden pada kota terbersih di negeriini. Tapi apa benar kota ini Bertuah?

Baru-baru ini, seorang pengamat perkotaan,Mardianto Manan, dalam bukunya: Kata KatoKota Kita—Mengamati Kota Pekanbaru dari DekatSekali, mengkritik pola pengembangan kotaPekanbaru.

Misal, untuk menggaet piala Adipura taksedikit dana Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD) digelontorkan. Hari iniPekanbaru jadi objek studi banding kota lain,meski WC umum belum ada. Ibarat “KotaTanpa Kakus”.

Selasa (11/5) lalu, Mardianto menerimakedatangan kru BM—Aang AnandaSuherman di kantornya di LembagaPengembangan Jasa Konstruksi DaerahPropinsi Riau (LPJK-D), Jalan SumateraPekanbaru.

Tepat pukul 15.20, dengan semangat,Mardianto bicara soal kota. Apa dasarpermasalahan pembangunan kota ini? Berikutnukilannya.

Apa yang ingin anda sampaikan dalambuku ini?

Ini untuk melepaskan pemikiran yangbernas. Hampir 80 sampai 90 persen tulisan itusudah dimuat media massa beberapa waktu lalu.

Dalam buku ini, perlu kita teropong tentangeksistensi dari kota. Misal, saya mengkritisikantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) kota Pekanbaru lama yang diubah jadipustaka Soeman HS. Tergambar di arsitekbangunannya seperti rehal (tempat Al Quran)bayangan huruf x. Tapi terbangun seperti hurufy, hilang satu tangkai. Satu tangkai butuh danabanyak. Saya yakin ratusan juta hilang. Dana ituke mana? Jadi tak transparan. Fenomena masaitu dan sebagian pada masa kini tertuang dibuku ini.

Bagaimana soal RTRW kota?Dalam UU nomor 26 tahun 2007,

dinyatakan kewajiban bagi kota ini, daerah ini,propinsi ini, untuk merevisi RTRW sekali limatahun. Sekarang saya tidak tahu, mungkintinggal mengesahkan, atau sudah disahkan. Sayadengar RTRW kota belum disahkan, karenapengesahan RTRW propinsi bermasalah dariMenteri Dalam Negeri (Mendagri).

Apa sebenarnya persoalan mendasarpembangunan Kota Pekanbaru?

Pemimpin kota ini tak konsisten. Kota inimengambang bagai kapal di tengah lautan yangterombang-ambing.

Segi fisik. Ada bangunan bernuasa melayudengan ditempel di selembayung. Tapi hanyasatu antara sepuluh bangunan. Dinas tata kotatak punya konsep dan standar bangunan yangberstandar melayu. Tata ruangnya seperti apa?Modelnya seperti apa? Standarisasinya sepertiapa?

Beberapa tahun lalu, dibangun gedungIdrus Tintin. Tapi kalah oleh ruko yangmenjamur sepanjang gerbong kereta api, tanpa

mencerminkan kebudayaan kita.

Jadi seperti apa pembangunan kota saat ini?Sekarang seperti politik belah bambu. Kecil

ditarik, yang besarnya diinjak.

Maksudnya?Sarana Angkutan Umum (SAUM) nyaman,

di luar SAUM, orang macet total. Contoh lagi, dibelakang kantor DPRD Kota Pekanbaru, duluada tempat pembuangan sampah, sekarang jaditaman kota. Ada taman labuai yang terbengkalai.Makanya sekarang la tabuai-buai (sudah terbuai-buai, red).

Yang kita sayangkan, bentukan bangunan tuadi kota ini hilang satu per satu. Misalnya, kitadulu punya stadion Hangtuah. Itu dirobohkan.Lalu dibuat taman kota.

Ada Masjid Agung An-nur yangdihancurkan. Dibangun Masjid Agung An-nurbernuansa baru. Saya berpikir, carikan lokasi lainuntuk masjid baru. Jadi dapat dua.

Gitu juga Masjid Raya Pekanbaru yang hancursekarang. Juga gedung Dang Merdu yang akandibangun Bank Riau 19 lantai. Dang Merdupunya sejarah soal Riau. Saya tak bisa bayangkan,saat kantor gubernur hanya sembilan lantai, BankRiau 19 lantai. Hilang kedikdayaan kantorgubernur, yang notabene pusat pemerintahan.Lihat juga kasus, eks bangunan MTQ.Dirobohkan ditimpa anjungan Idrus Tintin. Kansayang? Betapa bersejarahnya MTQ bagi kita dansangat terkenal waktu itu. Muncul persepsi,mungkin Idrus Tintin akan dihancurkan lagi.

Selain itu?Perlu kita kritisi soal IMB. Silahkan

dikeluarkan, tapi sesuai Peraturan Daerah (Perda)nomor 14 tahun 2000, diganti Perda nomor 01tahun 2010. Disana dijelaskan, jika punya ruang100 meter, hanya 60 persen dibangun. 40 persenopen space.

Walikota harusnya tak buat target untuk dinas

Wajah Kota, Wajah Walikotatata kota. Kalau ditarget, dinas mencari akalmemperbanyak duit masuk. Makanya, banyakIMB dikeluarkan akan merusak citra kota.

Bagaimana dengan lima kali meraihpiala Adipura dari Presiden?

Soal kebersihan kota, Herman Abdullah(Walikota Pekanbaru) patut kita puji. Saat dapatpiala Adipura pertama dan kedua, saya menulisAdipura itu sebagai adi yang berpura-pura.Walikotanya pura-pura bersih kemudiandipotret. Lalu dapat juara.

Setelah empat kali, saya rasa terlalu capekwalikota pura-pura mengeluarkan uang untukmendapatkan itu. Kota Pekanbaru sudahbersih. Namun mungkin jantung kota, jalanSudirman, Diponegoro dan sekitar. Di Panam,jalan Melati Indah, jalan Lobak atau sekitarTangkerang Tengah, jalan Kereta Api, jalanPaus, itu kotor juga.

Jadi bagaimana harusnya pembangunankota ini?

Saya rasa dimulai dengan master plan yangbagus. Master plan atau rencana tata ruangwilayah harus signifikan dengan gerakanperkembangan kota. Kita harus konsistenmelaksanakan aturan yang kita buat. Misalmaster plan Pekanbaru 2020, jauh sebelum 2020,sekarang semua arahan bangunan mengacupada master plan itu. Ini harus jadi kompasdalam pembangunan.

Apa penilaian Anda pada kinerja walikotahari ini?

Sangat besar. Tapi penampilan kotaPekanbaru meninggalkan masa lalu ataumembunuh karakter masa lalu. Ada anekdot,kalau ingin melihat wajah walikota, lihatlahwajah atau penampilan kotanya. Mungkin iatak suka masa lalu.

Internet

Ilustrasi: Adit BM

Apa pun gerakan pembangunan, APBD itudianggarkan untuk rakyat. Bukan untuk sapi,kuda dan lainnya. Buat parit rakyat jangan banjir.Buat jalan rakyat jangan macet, mengadakanlampu rakyat jangan gelap gulita. ***

Mardianto MananPengamat Perkotaan

Page 13: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

13Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

MAHASISWA adalah aset bangsa! Tapi ituberlaku jika eksistensinya memberi nilai tambahpada peningkatan daya saing perguruan tinggidan bangsa. Jika tidak? Pasti jadi beban, bagidiri sendiri, masyarakat, negara, dan bangsa.

Lalu, apa langkah pertama yang mestidilakukan agar nilai tambah meningkat?Menyadari bahwa meningkatkan nilai tambahitu tanggung jawab Anda yang memikulamanah orang tua untuk belajar. Sehingga kelakjadi sarjana tahan banting sebagai cerminankarakter enterpreneur!

Mahasiswa kaya bukan mahasiswa yanghidup dari warisan orang tua atau punya hartaberwujud (tangibles), seperti emas, intan atauberlian, kayu, kelapa sawit, timah, pasir, belacandan sebagainya. Melainkan mahasiswa yangmembangun kualitas tak terlihat wujudnya (in-tangibles) melalui aktivitas perkuliahan yangsungguh-sungguh, seperti disiplin, kerja keras,jujur, dan bertanggungjawab sebagai pondasiwirausaha, kepemimpinan, dan perubahan(Rhenald Kasali, 2010).

Karakter entrepreneur yang dibangun melaluikekuatan intangibles, tak lahir begitu saja.Dibentuk melalui integritas, komitmen, dandisiplin, secara konsisten. Integritasdiwujudkan dengan memegang amanah secarasungguh-sungguh dan konsisten.

Komitmen adalah ketekunan dankebulatan tekad meraih cita-cita. Perlu disiplintinggi untuk menjaga komitmen. Disiplinmasalah kebiasaan. Kebiasaan yang terusdiulang, dipantau, dan diperbaiki sesuaiperubahan lingkungan sehingga meningkatjadi kebiasaan belajar.

Kebiasaan belajar yang terbentuk memberihadiah (reward) berupa kunci meraih kejayaanyaitu budaya disiplin. Budaya disiplinmenentukan kualitas elemen pengungkit nilaitambah, yaitu sumber daya, ide (gagasan), relasi(network), dan keahlian (expertise) yang dapat

digali dari kawah candradimuka bernamaKULIAH!

Celakanya; dari hari ke hari, dari waktuke waktu, sebagian besar energi mahasiswadikuras untuk membangun budayamediokritas. Mahasiswa lebih sukademonstrasi ketimbang membangunbudaya disiplin membangun intangiblesinternal yang melekat pada tangan, kaki,hati, dan pikiran mahasiswa.

Wahai aktivis kampus, perubahan takakan berhasil sebelum Anda berhasilmengubah cara berpikir. Perubahan yangkekal dan berpondasi kuat adalahperubahan yang dibangun di atas pondasiintangibles. Renungkan nasehat VinceLombardi bahwa “Setiap orang punya hakuntuk jadi pemenang, tetapi sedikit sekali yangmempersiapkan dirinya sungguh-sungguh untukmenjadi pemenang.”

Belajarlah secara konsisten danbertungkus lumus untuk meraihkemahiran baru (new skills). Sebab intan-gibles tidak serta merta dapat dimiliki. Iabutuh waktu untuk ditumbuhkan dan takdiperoleh dalam tempo sekejap apatah lagibelajar asal asalan. Ia tak cukup sekedarlatihan biasa, melainkan latihan luar biasa(deep practice). Coyle (2009) menandaskanbahwa untuk memiliki world class skill,dibutuhkan deep practice selama tidak kurangdari 10 ribu jam. Ini sangat mungkindilakukan selama siklus pendidikan diperguruan tinggi intensif.

Hanya mahasiswa yang punya modalintangibles lebih besar yang berhasilmelakukan perubahan dan meraih brand im-ages sebagai enterpreneur. Untuk menjadi in-tangibles dibutuhkan disiplin kolektif civi-tas akademika. Itu membutuhkan cultureof discipline melalui transformasi budayaakademik. Penghambat kemajuan diri

bukan kekurangan yang kita miliki, tapi tidakada keyakinan yang kuat, sikap pantangmenyerah, dan azam mewujudkan visiindividu maupun organisasi.

Untuk membangun karakter entrepreneurmahasiswa di perguruan tinggi, tak cukupmelalui sebuah mata kuliah kewirausahaan.Dosen mesti melakukan transformasi diri jadinukleus reaktor transformatif modal insan.Dalam perspektif itu, shaping academic leader-ship dirasa perlu digesa dalam bingkaitransformasi budaya akademik agar dapatmeluluskan mahasiswa berkarakter tangguh.

Ini agaknya esensi tema peringatanHardiknas tahun 2010, yaitu PendidikanKarakter untuk Membangun Peradaban Bangsa.Dalam perjalanan pendidikan nasional,rancangan sistem pendidikan yang utuh,menyeluruh, dan terpadu, menitikberatkanpada pengembangan pengetahuan danketerampilan mahasiswa. Kurang fokus padapembinaan karakter mahasiswa. Sebab itu kitakebanjiran dosen yang pandai mengajar (teach)tapi kurang lihai mendidik (educate/scholarshipof teaching).

Hasilnya? Setiap tahun dihasilkan lebihdari 300 ribu lulusan perguruan tinggi, namunpengangguran intelektual meningkat dari 6,16persen tahun 2006 jadi 7,02 persen tahun 2007(KOMPAS, 11/2/2008). 75,28 persen lulusanperguruan tinggi bekerja sebagai buruh,karyawan, atau pegawai. Sementara yangberusaha dibantu buruh tetap atau dibayar5,17 persen, yang berusaha dibantu buruhtidak tetap atau tidak dibayar 7,12 persen, danberusaha sendiri tanpa buruh 6,12 persen.Ada pekerja tak dibayar sebesar 5, 46 persen.Fakta status pekerjaan lulusan perguruantinggi tersebut merefleksikan urgennya upayapeningkatan nilai tambah mahasiswa lewatpengembangan karakter entrepreneurship yangjuga dapat memperbaiki citra perguruan tinggi

dan meningkatkan daya saing lulusan.Tugas kita sebagai dosen pendidik

membantu mahasiswa mampu menemukanfaktor pemicu pengembangan diri. Caranyamemfungsikan peran dosen sebagaifasilitator, motivator, dan manager perubahanlewat kemasan pembelajaran yang memikatdan berpusat pada mahasiswa dengan penuhintegritas, komitmen, dan disiplin.

Tanpa budaya disiplin, tak ada masadepan, respect, dan kemajuan. Tanpa budayadisiplin, intangibles yang dapat dimobilisasimerakit perubahan meraih kecemerlangan takterbentuk. Universitas bisa hidup dan mati.Mahasiswa yang mesti berubah mindset-nyapun bisa mati, termasuk dosen dan pegawai.Tanpa intangibles, tak ada perubahansignifikan. Tanpa perubahan, tak adapembaharuan.

Karenanya perlu spirit of entrepreneurship.Mahasiswa entrepreneur merasa hidupnyakurang nyaman dengan kondisi sekarang danberani berselancar di gelombang ketidaknyaman itu. Agar terus bersemangat, janganbatasi tantangan yang Anda hadapi, tapitantang keterbatasanmu. Jadi, “Belajar lahbetul-betul sampai mati…!”***

Student’s Intangibles

Firdaus LNEdupreneur & Pendidik di FKIP

Universitas Riau

POPI Kurniawan kenakan baju abu-abuberlambang S, Superman Last the Hero tertulis dibaju itu. S adalah lambang Superman--pahlawansuperhero. Ikat pinggang berlogo S juga melingkardi pinggangnya. Hari itu Pay—sapaan akrabnya—duduk di sofa depan Sekretariat Unit KegiatanMahasiswa (UKM) Bahasa dan Sastra (Batra)Universitas Riau.

Penampilan sehari-hari Pay, salah satu stafJurusan Pendidikan Bahasa Indonesia identikdengan lambang S. “Kalau kerja hanya ikat pinggangaja yang berlambang Superman,” kata Pay.

Tak hanya itu, motor Pay juga melekat stikerberlambang S. “Itu dari Lampung,” ujarnyasembari menunjuk ke arah sepeda motornya.

Pay gandrung dengan semua pernak-pernikberlambang S sejak kelas dua Sekolah MenengahAtas. “Padahal waktu itu sedang musim baju un-derground,” ingat Pay. Tapi ia tak mencari baju itu.

Kala SMA, bersama teman-teman, Pay jalan-

Bukan Supermanjalan di sebuah mal di Palembang. Temannyasibuk cari baju underground. Saat itu mata Paytertuju pada sebuah kaos biru berlambang Sdi tengahnya. Pay tertarik. “Unik,” katanya. TapiPay hanya tertarik dengan lambang S pada Su-perman. “Bukan tokoh Superman.”

Baju itu lalu diambilnya. Teman-temanmencibirnya. “Kayak anak kecil,” ujar Paymengulang kalimat temannya. Ia tak peduli.Sejak saat itu, setiap melihat produkberlambang S, langsung dibelinya. “Kalau lagiada duit.”

Seiring waktu, koleksinya bertambah. Adatas, gantungan kunci, topi, ikat pinggang.Semua berlambang S. Awalnya Pay mengakubanyak yang tak mendukung. Ia tetap padapendirian. Lama-lama temannya mulaimendukung. “Malah mereka yang belikan,”ujar Pay. Salah satunya bed cover berlambang S.

Tahun 2002. Saat itu berlangsung

pertemuan seni tingkat nasional untukmahasiswa di Yogyakarta. Pay ikut. Di sana iabuat tato temporary berlambang S dari tokohSuperman. “Orang yang bikin tato bilang jangankena baju. Biarkan kering.”

Tapi Pay gelisah. “Dari pada bajudisingsingkan lebih baik dibuka.” Alhasil, hariitu Pay keliling Yogyakarta hanya mengenakancelana. “Gila,” ujar teman-teman Pay saat ia pulangke penginapan.

Koleksi barang berlambang S milik Pay kinisudah banyak. “Tak terhitung,” ucapnya. Payberniat semua koleksi bajunya dimuseumkan.“’Baju yang udah nggak layak pakai disimpan dalamlemari.”

Kadang timbul rasa cemburu melihat oranglain pakai lambang S. “Aku lebih cocok makaiitu,” ujarnya. Memang saat ini sudah banyakmahasiswa yang pakai barang berlambang S itu.“Tapi aku duluan yang make.” thika Istimewa

Popi Kurniawan

Page 14: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 14

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

SIANG ini beda dari hari lain. Di tempatbiasa aku berjalan, kini ramai oleh sepedamotor lalu lalang. Mereka anak SMA yang

baru pulang sekolah di desa seberang. Pakaianputih abu-abu serta raut wajah lega. Aku sibukmemperhatikan pola coretan di tiap bajupengemudi sepeda motor. Hingga sebuahsuara menyadarkanku dari lamunan. “Maupulang Za?” suara itu bertanya. “Nebeng yaBang,” seruku sambil naik ke motornya.Namanya Guru. Salah satu siswa SMA daridesa seberang itu. Maklum, di desa kami hanyaada sekolah sampai SMP.

“Bagaimana ujiannya Bang?” tanyakusembari melihat pemandangan desa kamiyang sebagian besar masih hutan. “Yalumayanlah sudah selesai. Jadi bisa liburbesok,” jawabnya lega. “Rencana Abang maulanjut ke mana?” aku mulai basa-basi. “Abangmau jadi guru,” katanya datar.

Walau kami baru bertetangga dua bulan,aku tahu Guru orang baik. Hidup darikeluarga guru membuatnya sadar akanpentingnya pendidikan. Orang tuanya inginia bisa jadi guru dan memajukan desa.Pendidikan di desa kami sangat kurang. Takbanyak guru mau mengajar tetap dan tinggaldi desa ini. Akhirnya desa kami memanggilguru honorer dari desa seberang.

***Esok sore aku temui Guru di warungnya.

“Assalamualaikum,” sapaku. “Waalai-kumsalam,” balas Guru. “Mau beli apa?” tanyaGuru sambil menggambar sesuatu di ataskertas. “Gak ada Bang, Reza mau minjem bola,mau main,” kataku lagi. “O, tunggu ya, Abangambil dulu,” Guru pergi meninggalkankudan kertas berisi gambar itu.

Guru menggambar pohon jambu yangtumbuh di rumah tetangga depan rumahnya.Aku tahu karena gambar itu sangat miripdengan pemandangan aslinya. Mulai daripohon, tanah, rumah, pagar kayu, hinggabeberapa rumput liar yang tumbuh dihalamannya.

“Ini bolanya,” kata Guru sambil memberibola kaki itu padaku. “Gambarnya bagus,mirip aslinya,” aku memuji gambar itu. “Ahbiasa saja,” jawab Guru merendah denganraut wajah memerah. “Abang cocok jadi gurulukis,” seruku lagi. “Mungkin bisa,” gelakkami berdua.

***Malam minggu selalu ditunggu anak

muda, termasuk Guru dan aku. Kami berjanjike pasar malam bersama. “Jangan kemalamanpulangnya, nanti sakit,” perintah ibu Gurudengan nada sedikit marah. “Iya Bu,” kataGuru sambil menghidupkan mesin motor.“Assalamualaikum,” ucapnya lagi. Guru lalumenjemputku. Setelah pamit dengan ibu, akunaik ke motor Guru dan melaju melintasimalam yang cukup dingin.

Daun pohon melambai mengikuti arahangin yang dihiasi cahaya bulan. Jalan gelapjadi terang karena diterangi lampu motor danmobil yang melintasi jalan antar desa ini. Meskijarak antar desa cukup jauh, tetap ada pejalankaki di pinggir jalan. Setelah kurang lebihsetengah jam kami lewati rumah pendudukdan hutan, akhirnya kami sampai di pasarmalam. Kami bergabung dengan temanmasing-masing. Aku dengan teman sebayaku,begitu pula dengannya.

“Bang Guru tetanggamu kan?” tanyaRudi memulai percakapan. “Ya,” jawabku

sembari melihat Guru dengan teman-temannya. “Bang Guru banyak dibicarakandi sekolahnya lo,” Salim mulai mengubahtopik pembicaraan. “Kenapa?” tanyakusedikit heran. “Ya, katanya dia mau jadi guruuntuk mengembangkan desa kita,” kataSalim dengan sedikit berbisik. “Ya, baguslah,”kataku lagi.

“Memang bagus, beda dengan orang laindi desa kita. Maunya ke kota dan kerja,” kataSalim sambil meneguk cola di tangannya.“Abangku kerja jadi peternak untuk bantuAyah di kandang,” Rudi menambahkan.“Kalau Abangku ke kota untuk cari kerja, tapisepertinya nanti gak balik lagi,” kata Salim.“Iya, jarang ada pemuda seperti Bang Guru,”kataku sambil melihat Guru menolaksebatang rokok dari temannya.

Tanpa kami sadari artis dari kota datang.Kami dan pengunjung pasar malam lainberhambur ke depan panggung untukmenikmati lagu. Malam telah larut namunaksi sang penyanyi belum usai. Gurumengajakku pulang. Aku lalu meninggalkanteman-temanku yang masih asyik menikmatimalam.

Itu malam terakhir aku jalan bersamaGuru. Hari Senin ia akan pergi ke kota untukikut bimbingan belajar masuk universitas.Saat pergi tak lupa Guru pamitan pada ketuaRT dan tetangga agar didoakan lulus seleksimasuk universitas. Cukup banyak barang danbuku yang dibawanya.

***Lima bulan setelah kepergian Guru, hasil

seleksi masuk universitas diumumkan.Warga desa penasaran dengan kelulusanGuru, termasuk aku. Pagi itu sebelum masukkelas, aku membaca koran. Aku cari namaGuru di kolom pengumuman ujian masukuniversitas di koran itu. Nama Guru tak akutemukan. Kucoba periksa lebih teliti. Tapinama Guru tak terdaftar dalampengumuman siswa yang lolos. Aku terkejutdan bingung. Apakah benar Guru tak lulus?Atau Guru tak ikut seleksi?

Saat aku pulang sekolah ada ibu-ibududuk sambil mengobrol di depan rumahGuru. Mama termenung di teras sambilmelihat ibu-ibu yang berkumpul tersebut.“Ma, rumah Bang Guru kosong?” tanyakupenasaran. “Iya, semua keluarganya pergi kekota tadi pagi,” kata mama tenang. “Lohtumben,” seruku. “Guru tak lulus seleksi,”jawab mama tenang. “Ha?” aku terkejut.“Keluarganya ke kota untuk bertemusaudaranya yang tinggal di kota. Katanya sihGuru malu balik ke kampung karena taklulus,” jawab mama datar. “Loh kok gitu?”aku tambah heran. “Entahlah,” jawab mamasambil masuk ke rumah.

Aku di teras melihat rumah Guru yang

kosong sambil berpikir keras tentangketidak lulusannya. Guru terkenal pintardi desa kami. Cukup mengherankan bila iatak lulus. Namun, persaingan masuk univer-sitas sangat ketat. Tak lama berselang, ibu-ibu yang duduk di depan rumah Gurupulang. Kulihat pagar rumah Guru terkunci,tak ada orang. Aku bertekad mencari tahu apayang terjadi dengan Guru.

***Hari ini aku selesai melaksanakan ujian

nasional SMA. Sepulang sekolah aku melewatisebuah sekolah yang baru dibangun di desakami. Sekolah itu tak terlalu besar tapi terlihatsangat bagus di desa kami. Sekolah itudilengkapi hiasan relief yang unik dan terlihatasri dengan tanaman dan bunga yang segar.

Esok hari sekolah tersebut diresmikanpemerintah setempat sebagai sekolah SMApertama di desa ini. “Sekolahnya bagus ya,”

Sekolah dari Guru

kata salah seorang anak SMP yang sedangduduk di depan sekolah itu. Akumenghentikan langkahku. Melihat sekolah itusekali lagi. “Ya, memang bagus,” katakusambil tersenyum melihat sekolah itu. “Abangtau arsiteknya?” tanya anak SMP lain sambilmelihat sekolah itu. Aku diam sejenak sambiltersenyum. “Namanya Guru,” jawabkubangga. Anak-anak SMP itu lalu melihatkudengan pandangan heran. ***

Jabosar RonggurMahasiswa Fakultas Teknik UR

Ilustrasi: Ari BM

Page 15: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

15Bahana MahasiswaEdisi 1-15 Mei 2010

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

Jasadmu sudah lamaterbaring. Tapi aku ingin

mengenangmu saat ini, ketikarepublik merayakan

kemerdekaannya.

Trimurti. Aku melihatmu di layar kaca,tergolek lemah tak berdaya di atas ranjangkayu. Badanmu kurus tapi jiwamuberontak. Gelisah. Ikatan di tanganmu takkuasa menahannya. Lalu kau terbaringkaku. Wafat. Kau pergi ketika “merdeka”belum jadi sepenuhnya.

Hanya sekali aku berada di sisimu. Ditahun 2002 itu, kau nyanyikan sebuah lagudengan penuh semangat, dengan bahasaBelanda yang terlatih. Aku tak tahujudulnya. Tapi kuingat kau mengacung-acungkan kepalan tanganmu. Satupesanmu masih kuingat, ketika kau jabaterat tanganku: “Jadilah wartawan yangbaik, yang berguna bagibangsa dan negaramu.”

Kini aku hanya bisamembaca ketikan tanganmu,yang terselip di rak-rakbukuku.

Kau lah wartawan tulenitu. Kau sudah menjadiwartawan sejak 1933. Dalamusia semuda itu, 21 tahun,kau sudah membantu danmenulis untuk majalahFikiran Rakjat di Bandung.Ah, rasanya aku bisamengerti kegugupanmusaat itu ketika Soekarnomemberi perintah: “Tri,bikin tulisan untuk majalahFikiran Rakyat.”

Kau merasa sepertidisambar geledek. Kau galaukarena berpikir majalah inimajalah politik yang isinya berat,penulisnya hebat-hebat. “Saya ini apa?Cuma gurem,” kau membatin.

Ini jalan yang sudah kau pilih. Ketikakau dengar pidato Bung Karno pada rapatumum Partindo di Purwokerto pada 1932,kau sudah bertekad berguru politikpadanya. Kau tinggalkan posisimusebagai pegawai negeri, sebagai gurusekolah dasar puteri. Kau masuk asramawanita untuk murid-murid politik BungKarno di dekat Astana Anyar, Bandung.Kau sudah rasakan gemblengannya. Kauingat saat dia meminta kau berpidato, dankau rasakan diinterogasi PID.

Kali ini, di tahun 1933, kau rasakanlagi perintahnya. Kau cari inspirasi. Hoplah,akhirnya ketemu. Kau menulis tentangkejahatan penjajahan Belanda, sikaprakusnya yang mengakuti kekayaan Indo-nesia ke negerinya, untuk membangunnegerinya, sementara rakyat Indonesia yangbekerja keras, memeras keringat, tak diberihak demokrasi. Tentu saja kau kena delikpers. Beruntung kau bebas dari hukuman.

Kau tak gentar jua. Kau menulis dan

menulis lagi di harian Berjoang (Surabaya),majalah Bedug dan Genderang (Solo), majalahwanita Marhaeni (Yogyakarta), majalah yangkemudian jadi harian Pesat (Semarang),majalah Suluh Kita dan harian Sinar Selatan(Semarang), harian Kedaulatan Rakyat(Yogyakarta), dan majalah Mawas Diri (Jakarta).Kau pernah rasakan penjara wanita diSemarang karena delik pers.

Jepang mendarat. Kau ditangkap, setahunjadi orang tahanan di Semarang. Kau didakwamelawan atau berusaha melawan pemerintahfasis Jepang. Kau terima hadiah itu, cumasedikit tapi cukup berkesan bagimu: beberapakali pukulan pakai pentung.

Beruntung kau kenal Soekarno. Atasusahanya kau dipindahkan ke Jakarta danbekerja di kantor Pusat Tenaga Rakyat, lalupindah ke Jawa Hokokai Honbu. Tapi statustahananmu belum dicabut. Kau harus hati-hati, tak bikin kegiatan apapun atau

menghubungi kawan seperjuangan.Jepang hanya seumur jagung. Ia kalah

perang. Para pemuda ingin proklamasikemerdekaan segera diumumkan sebelumSekutu datang. Kau ikut dalam arus pemuda-pemuda itu.

17 Agustus pagi itu, kau tertidur pulas.Semalam kau hadiri pertemuan di Kebon SirihNomor 80 untuk merebut kekuasaan daritangan Jepang dan menguasai alat-alatkomunikasi yang penting. Tapi tak ada BungKarno atau Bung Karni cs di sana. Tak adaperintah aksi. Bung Karni cs, yang datangtengah malam, malah meminta para pemudabubar. Kau pulang dengan hati kecewa.Mendongkol, merasa ditipu. Sampai di rumahsudah hampir pagi. Kau mengantuk.

Tak lama, kawan-kawan seperjuanganmenghampirimu. “Yu, mari kita kePegangsaan Timur Nomor 56, ke rumahBung Karno untuk mendengarkanproklamasi.”

“Mengapa tidak di Lapangan Ikada sepertirencana semula?” “Ah, diam sajalah dulu. Di

sana sudah banyak serdadu Jepang dengansenjata lengkap. Nanti kita ditembaki kalauke sana,” ujarnya sambil meninggalkanmu.

Kau bangun, mandi, sarapan pagi, danbergegas ke Pegangsaan Timur. Di halaman

rumah Bung Karno, sudah penuh or-ang. Kau dan mereka berbaris dihalaman depan. Bung Karno,Bung Hatta, dan Fatmawatidatang. Pakaian mereka kusut.Juga wajah mereka.

Pukul sepuluh pagi, benderadipasang. Terdengar suara: “YuTri, kerek bendera itu.” “Tidak,”jawabmu. “Lebih baik saudaraLatif (Hendraningrat) saja. Diadari PETA.”

Bendera merah-putih punberkibar.

Kau dan Fatmawati berdiri didepan bendera, berhadap-hadapandengan Bung Karno dan BungHatta yang berdiri di beranda. Taklama kemudian, Bung Karnomembacakan teks proklamasi,dengan suara rendah, perlahan tapikhidmat. Berita proklamasi itudisiarkan ke seluruh negeri.

Trimutri, kau pernah menulis,perkenalanmu dengan Bung Karno telahmengubah jalan hidupmu. Dari seorangpegawai negeri yang tunduk, menjadi orangmandiri, yang bisa mengeluarkan pendapattanpa rasa takut. Dan hampir setiap kali kaumenghadapi gejolak, kau rasakan otot-ototmenjadi lebih kencang, lebih kuat. Daya tahanmeningkat, dan rasanya di depan mata, tidakpernah ada penghalang yang berarti.

Saat ini kurasakan semangatmu itu.Dalam belenggu rasa sakit, kau masihberontak. Otot-ototmu mengejang. Akutahu, kau ingin bebas. Dan Tuhan punmembebaskanmu, ketika azan magrib usaiberkumandang, ketika negerimu merayakandua abad kebangkitannya, pada 20 Mei 2008.

Namamu akan dikenang. Namamu, sudahdiabadikan untuk penghargaan kepada aktivisdan wartawan perempuan yang berjuanguntuk kebebasan pers dan kebebasanberekspresi. Dan aku ingin mengenangmu dihari kemerdekaan ini. Merdekalah Trimurti,“merdekalah” tanah air kita.***

Budi SetiyonoPenulis bergiat di Yayasan Pantau

Trimurti

ALLAH pasti mendengar yang disuarakanmakhluk-Nya. Allah Maha Mendengar orangyang hatinya selalu berzikir. Hikmah apa yangbisa kita dapat dari sifat As-Sami’ (MahaMendengar) ini?

Hikmah pertama hati-hati menjaga lisan.Jangan bicara kecuali benar dan bermanfaat.Karena setiap kata didengar Allah dandipertanggung jawabkan di akhirat.

Islam mengistilahkan kebenaran dalamperkataan sebagai qaulan sadiida. Apa syaratnya? Pertama, harus benar. Artinya, perkataanyang kita ucapkan harus sesuai dengan realita.Abu Mas’ud ra berkata, “Rasulullah SAWpernah bersabda, biasakanlah berkata benar,karena benar itu menuntun kepada kebaikandan kebaikan itu menuntun ke surga.Hendaklah seseorang itu selalu berkata benardan berusaha supaya tetap benar, sehinggadicatat di sisi Allah sebagai orang as-siddiq (amatbenar).” (HR. Bukhari Muslim).

Kedua, setiap kata ada tempat yang tepatdan sebaliknya. Dengan orang tua tepat, tapibelum tentu tepat bagi anak. Dengan gurutepat, dengan murid belum tentu tepat. Jadibicara tak cukup benar, tapi harus pandaimembaca situasi dan objek yang kita ajak bicara.

Ketiga, harus bisa mengukur apakah kata-kata kita melukai atau tidak. Karena sensitifitastiap orang berbeda. Terakhir, pastikanperkataan itu bermanfaat. Dari Abu Hurairahra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir,hendaklah ia berkata baik atau diam; barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir,hendaklah ia menghormati tetangganya;barang siapa beriman kepada Allah dan HariAkhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”(HR. Bukhari Muslim).

Hikmah kedua, belajar mendengarkan.Mendengar belum tentu mendengarkan.Mendengar hanya menyerap suara lewattelinga. Sedang mendengarkan, menyimak danmengolah yang kita dengar.

Mendengarkan erat kaitannya denganketerampilan untuk fokus. Kalau kitakonsentrasi, informasi dan ilmu akan fokus,hingga semangat kita menyala. Kalausemangat sudah menyala, tidak adapenghalang untuk sukses. Karenanya, dalammendengar informasi harus fokus dan tuntas.Jadi kita harus belajar mendengarkan,menyimak, dan memfokuskan diri untukmemahami. Dengan pemahaman yang benarinsya Allah kita bisa bertindak benar danproporsional.

Sabda Rasulullah SAW, “Barang siapabanyak bicara, niscaya banyak kesalahannya;barang siapa banyak kesalahannya, niscaya akanbanyak dosanya; dan barang siapa banyakdosanya, maka neraka menjadi lebih utamabaginya.” (HR. Abu Nu’aim).

Wallahu a’lam bish-shawab .***

Kapan BicaraKapan Mendengar

JefriadiStaf PPSDM UKMI Ar-Royyan UR

Internet

Page 16: Bahana Mahasiswa Edisi Mei 2010

Edisi 1-15 Mei 2010Bahana Mahasiswa 16

Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa

16

Oleh Athika Fatria Linggawati

Sebuah bangunan berarsitektur melayuberwarna kuning berdiri tepat di tepi jalan YosSudarso. Di empat sudut bangunan itu adatangga. Jembatan kayu menghubungkanbangunan dengan jalan raya. “Taman BacaanMasyarakat”. Tertulis di plang nama di depannya.Rumah kuning, biasa penduduk setempatmenyebutnya.

Di sekitarnya tak banyak bangunan. Hanyarumput tumbuh liar. Di kanannya, berjaraksekitar empat meter sebuah warung kecilmenjajakan makanan ringan ke warga sekitar.

Dua kali Saya menjambangi bangunan ini.Hanya ada bangunan dengan terali besi berwarnacoklat digembok. Namun pintu dan jendelanyamasih terbuka. Kali kedua, Saya putuskandatang ke rumah ketua Rukun Tetangga (RT) 5Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan RumbaiPesisir—Wan Idrus.

Di rumahnya, Wan Idrus menyambutramah. Ia membawa ke taman baca itu. Idrusmembuka gembok yang terpasang di terali besibangunan itu. Tepat di samping kanan berjejermeja dan kursi. Disusun empat pasang denganarah membelakangi satu sama lain. Selebihnyahanya lantai beralaskan karpet merah. Enambuah lemari disusun sepasang membentuk tigabaris. Mengisi ruangan dari bagian kiri. Isinyabuku. Di depannya ada meja dan kursi penjagataman baca dan lemari kaca berisi beberapa buku.

Jenis bukunya beragam. Ada buku sekolah,budaya, perikanan, dan lainnya. Di sela antarabuku dengan rak bergantung sarang laba-laba.Ada ruang lagi di sampingnya. Lebih lapang. Dikanan dan kirinya, masing-masing satu buahrak bersandar di dinding. Berisi buku-buku.

Rak di samping kiri berisi buku. Debu dansarang laba-laba melapisi buku dan rak itu. Dikanan, selain buku juga ada koran. Terbitantahun 2006. Jugatahun 2007. Tetapberlapis debu.

Buku yangada di taman

Matinya Taman Bacaan Kamibaca ini merupakan sumbangan. Diantaranyadari perusahaan swasta, Universitas Riau, danGerakan Hibah Sejuta Buku (GHSB). Kinitercatat ada 5459 buku di taman baca ini.

Jumlah itu tak cukup. Kadang hanya adasatu buku untuk satu judul. “Kalau mau bacaada yang berdua atau bertiga untuk satu buku,”ujar Rika Rahayu, penjaga Taman BacaMasyarakat (TBM).

Di dinding kanan, ada foto Susilo BambangYudhoyono di dampingi Jusuf Kalla, “Ruangini biasanya dipakai untuk membantumasyarakat saat Rumbai kena banjir,” kata Idrus.

Langit-langit bangunan ini banyak yangterkelupas. Tak ada satu pun bola lamputerpasang. Sakelar di TBM ini kebanyakan rusak.Tidak melekat lagi di dinding.

lll

Tahun 2002, bangunan ini dibangun sebagaishow room kursi rotan. Setiap pengrajin rotan yangingin menjual karyanya memamerkan karya itudi show room. Tujuannya membantu pengrajinrotan. Tapi tak berfungsi. Selang dua tahun,pemerintah daerah mengalihkan fungsi show roomsebagai TBM . “Ini memang untuk masyarakat,”ujar Idrus.

Sejak jadi TBM, pengelolaannya diberikanke Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru di bawahpengelolaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) DinasPendidikan Kecamatan Rumbai Pesisir. Idrusdiberi tanggung jawab mengelola TBM. SelainIdrus ada tiga lagi yang bekerja di TBM. Masing-masing pembersih ruangan, penerimapengunjung dan penjaga keamanan.

Di Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru hanyaIdrus yang terdaftar sebagai pekerja harian lepas.“Ada satu orang yang digaji dari sini (DinasPendidikan Kota, red),” ujar Sadunir, SekretarisDinas Pendidikan Kota Pekanbaru.

Ada sebuah berkas bernomor 814.2/sekretaris.1/XII/2009/8085 tentang

pengangkatan harian lepas (PHL) sebagai tenagaadministrasi di lingkungan Dinas PendidikanKota Pekanbaru tahun 2002. Tertulis namaIdrus, yang ditempatkan di UPTD PendidikanRumbai.

Mutlak, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaruhanya mengeluarkan gaji untuk Idrus. Di daftarpembayaran honorarium tenaga harian lepaskantor Dinas Pendidikan Kota Pekanbarutahun 2010 di bulan Maret 2010 gaji Idrus tertulissebesar Rp 950 ribu. “Gaji itu saya bagi,” kataIdrus. Pembagiannya, Daniar—pembersihTMB, mendapat Rp 200 ribu. Rp 200 ribu untukkeamanan. Rika Rahayu mendapat Rp 250 ribu.Selebihnya untuk Idrus.

Menurut Idrus, dulunya hanya dia yangditunjuk mengelola TBM. “Tapi tak mungkinsaya sendiri.” Ia pun mencari orang yang bisamembantu membersihkan ruangan. “Pak Anas(kepala UPTD Rumbai kala itu-red) yang mencaripenjaga TBM.”

lll

Taman baca ini dibuka tiap hari Senin hinggaJumat. Pengunjung bisa datang mulai pukul 8pagi hingga 12 siang. Jangan heran jika padajam kunjung yang ada hanya terali besi yangdikunci. Artinya, saat itu Ayu sedang ada dikampus. “Ayu lebih mementingkan kuliahdaripada di sini (taman baca-red).”

Ayu pernah mengusulkan ke UPT DinasPendidikan Rumbai Pesisir agar TBM memilikidua shift jaga. “Pagi Ayu yang jaga, siang bisayang lain.” Tapi hingga kini Ayu masih sendiri.

Selama menjadi penjaga taman baca ini Ayutelah berkali-kali mengikuti pelatihanpustakawan. “Tapi ilmu yang Ayu dapat tidakbisa diterapkan disini. Ayu pernah usulkanuntuk buat perlombaan di sini. Tapi tidak adatanggapan.”

Ayu merasa kurang semangat bekerja di sini.Alasannya, kesejahteraannya kurangdiperhatikan. “Gaji aja cuma Rp 250 ribu. Sta-tus juga nggak jelas. Masak masih muda udahjadi tenaga sukarela? Ayu masih memikirkanmasa depan. Jadi gimana sepenuh hati disini?”

Padahal Ayu melamar sebagai pekerja diTBM dengan membuat lamaran kerja. “Ayu ikut

prosedur, tapi Ayu tidak terdaftar diDinas Pendidikan Kota. Jadi

buat apa Ayu rajin-rajindi taman baca ini? Buatapa Ayu bersih-bersih?Kalau bagus, bukanAyu yang diliat,”ucapnya semangat.

Ayu berniat me-ninggalkan TBM. “Ayuudah ditawari kerjaan lainsebagai guru. Ini lebihsesuai dengan jurusanAyu. Pengganti di sana(TBM-red) udah disiapin.Tapi masih Ayupikirkan,” ujar ma-hasiswi Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) SekolahTinggi Keguruan dan IlmuPendidikan Aisyiyah. Namun Ayumasih mempertimbangkan kerja ditempat lain. “Ayu mau lihat dulu kondisinanti. Lagipun sayang meninggalkanTBM.”

lll

Menurut Idrus masyarakat jarang datangke taman baca ini. “Ndak rame. Minat baca kurangkalau ke masyarakat. Ndak seberapa. Kondisiekonomi jadi salah satu penyebab. “Orangmiskin begini tidak mungkin membaca kalauperutnya kosong,” ujarnya.

Nefriyenti, salah satu warga KecamatanRumbai Pesisir tinggal di pemukiman tak jauhdari taman baca. Namun sekalipun ia tak pernahmencari buku di sana. “Ya mau cari buku apa?Taman baca ini ndak nampak manfaatnya. Ndakada orang yang ke sana.”

Hampir tiap hari ia melewati jalan di depantaman baca itu. “Tiap kali lewat nggak buka.”Malah, menurutnya taman baca ini bukandijadikan tempat membaca. “Banyak yangpacaran disana,” ungkapnya.

Mardianto Manan, pengamat perkotaan,pernah mendengar tentang taman bacamasyarakat di Rumbai. “Tapi saya belum pernahkesana.” Menurutnya ada beberapa faktor yangmenyebabkan rumah baca itu jarang dikunjungi.“Perlu faktor pendorong dan penarik.”

Kemudahan akses ke taman baca dan waktuluang yang dimiliki masyarakat menurutMardianto jadi faktor pendorong. Sementara,fasilitas yang disediakan dapat jadi daya tarikpengunjung. “Buku yang ada. Bisa juga diberikanfasilitas internet di sana,” ujar Mardianto. “Kalautidak ada daya tarik, orang tidak akan datangkedua kalinya kesana,” tambahnya lagi.Menurutnya, evaluasi dari pengelola harusdilakukan.

TBM tak banyak pengunjung. Sejak tahun2007 hingga sekarang taman baca ini hanyadikunjungi 38 orang. Kebanyakan dari merekaanak sekolah. “Mahasiswa pernah ke taman baca.Namun kecewa karena buku yang mereka caritak ada,” cerita Ayu.

lll

Bagi Idrus perhatian pihak UPT DinasPendidikan Rumbai Pesisir ke TBM kurang.“Kita tidak punya pendidikan. Hanya menantiyang berwenang (UPT Dinas PendidikanRumbai Pesisir-red) yang tahupengembangannya. Saya hanya memerima danmemelihara (taman baca-red).

“Orang UPT Dinas Pendidikan baru takpernah ke taman baca,” ucap Idrus. Namun iatepat berharap pada UPT Dinas PendidikanRumbai Pesisir. “Taman baca ini bisadiperhatikan. Sekarang tidak diperhatikan.Manajemennya kurang.”

Ayu sepakat. Menurutnya pengelolaanTBM dari UPT Dinas Pendidikan kurangbagus. “Untuk apa dibangun bagus-bagus? Nikayaknya mati aja.” ***Foto:Maikel BM

Taman Bacaan Masyarakat--Taman bacaan yang berlokasi di Rumbai ini sering dijadian tempat pasanganmuda-mudi memadu kasih.