Top Banner
DEFINISI PENYAKIT DALAM PATOLOGI IKAN Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab, dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar (eksternal). Penyakit ikan umumnya adalah eksternal. Penyakit internal : genetik, sekresi internal, imunodefisiensi, saraf dan metabolik. Penyakit eksternal : 1). Non patogen Penyakit lingkungan :suhu dan kualitas air lainnya (pH, kelarutan gas, zat beracun). Penyakit nutrisi : kekurangan nutrisi, gejala keracunan bahan pakan. 2).Patogen; bersifat parasit dan terdiri atas empat kelompok yaitu : Penyakit viral Penyakit jamur Penyakit bakterial Tabel 1. Karakteristik setiap kelompok patogen Karakteris tik Virus Bakteri Jamur Parasit Ukuran (Penyaring 0,45µm) 25-350 nm (dapat melalui penyaring) 0,6-30 µm (tidak dapat melalui penyaring) Besar dari beberapa mikron (tidak dapat melalui penyaring) Besar dari ebberapa mikron (tidak dapat melalui penyaring) Reproduksi Transkripsi/ reproduksi pada inang DNA atau RNA Segmentasi Produksi spora Produksi telur/spora Kultur Pada sel Pada media Pada media Pada umumnya membutuhkan inang hidup
46

bahan makalah

Feb 08, 2016

Download

Documents

segala tentang ikan gurame
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: bahan makalah

DEFINISIPENYAKIT DALAM PATOLOGI IKAN

Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau fungsiyang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab, dan terbagiatas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar (eksternal).Penyakit ikan umumnya adalah eksternal. Penyakit internal : genetik, sekresiinternal, imunodefisiensi, saraf dan metabolik. Penyakit eksternal :1). Non patogen Penyakit lingkungan :suhu dan kualitas air lainnya (pH, kelarutan gas, zat beracun). Penyakit nutrisi : kekurangan nutrisi, gejala keracunan bahan pakan.2).Patogen;bersifat parasit dan terdiri atas empat kelompok yaitu : Penyakit viral Penyakit jamur Penyakit bakterial

Tabel1. Karakteristik setiap kelompok patogen

Karakteristik Virus Bakteri Jamur Parasit

Ukuran(Penyaring 0,45µm)

25-350nm (dapatmelalui penyaring)

0,6-30µm (tidakdapat melalui penyaring)

Besardari beberapa mikron (tidak dapat melalui penyaring)

Besardari ebberapa mikron (tidak dapat melalui penyaring)

ReproduksiTranskripsi/reproduksipada inang DNA atau RNA

Segmentasi Produksi spora Produksi telur/spora

Kultur Pada sel Padamedia Pada media

Pada umumnya membutuhkan inang hidup

Deteksi

- PCR- Kultur sel- Secara imunologi- Mikroskop elektron

- Kultur pada agar- Mikroskop- Secara imunologi

- Kultur pada agar- Mikroskop Mikroskop

Identifikasi - Secara genetik- Secara morfologi

- Secara biokimia- Secara morfologi- Secara genetik

Secara morfologi Secara morfologi

Karakteristik Penyakit Infeksi Pada IkanIkan merupakan salah satu hewan air yang selalu bersentuhan dengan lingkunganperairan sehingga mudah terinfeksi patogen melalui air. Infeksi bakteri danparasit tidak terjadi pada hewan darat melalui perantara udara, namun pada ikansering terjadi melalui air. Pada budidaya, air tidak hanya sebagai tempat hidupbagi ikan, tapi juga sebagai perantara bagi patogen.

Page 2: bahan makalah

Istilah Penting Penyakit Infeksi Pada IkanIstilah penting yang seringkali digunakan dalam penyakit infeksi ikan adalahsebagai berikut : Epidemiologi : ilmu yang mempelajari hubungan berbagai faktor yang mempengaruhi

frekuensi dan penyebaran penyakit pada suatu komunitas. Penyebaran vertikal : penyebaran penyakit dari suatu generasi ke generasi selanjutnya

melalui telur. Penyebaran horisontal : penyebaran penyakit dari ikan satu ke ikan yang lain pada

kelompokikan dan waktu yang sama.

Carrier : hewan yang membawa organisme penyebab penyakit dalam tubuhnya, namun hewan tersebut terlihat sehat sehingga menjadi pembawa atau penyebar infeksi.

Vektor : hewan yang menjadi perantara organisme penyebab penyakit dariinang yang satu ke inang yang lain.Contoh : siput, burung.

Patogenisitas : kemampuan untuk dapat menyebabkan terjadinya penyakit. Virulensi : derajat patogenisitas suatu mikroorganisme. Kisaran inang : kisaran hewan-hewan yang dapat diinfeksi oleh patogen. 

Tabel2. Patogen pada ikan budidaya air tawar di Indonesia

SpesiesIkan Virus Bakteri Jamur Parasit

Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Virus Herpes Koi (KHV)

Aeromonasflavobacterium

AchiyaAphanomyces

Trichodina, Ichthyophthirius,

Chilodonella, Myxobolus, Argulus, Lemaea,

Dactylogyrus,Gyrodactylus, Cestoda, Digenetik, Glochidium

Ikan Nila (Oreochromis sp)

Streptococcusflavobacterium Achiya

Trichodina,Chilodonella, Dactylogyrus, Gyrodactylus

Ikan Patin (Pangasius sp)

Edwardsiellaflavobacterium Achiya

Trichodina,Oodium, Ichthyophthirius,

Argulus, DactylogyrusIkan Betutu (Oxyeleotris marmorata)

Streptococcus Achiya Trichodina, Lemaea, Dactylogyrus

Ikan Botia (Botia macrac anthus) Flavobacterium

Trichodina, Ichthyophthirius,

Oodinium

Prosedur Diagnosa Di Lapangan1. Pengukuran panjang dan berat ikan.2. Pengamatan tanda-tanda luar pada permukaan tubuh dan insang.3. Gunting lembaran insang dan ambil lendir tubuh untuk mendeteksi parasit di bawah

mikroskop.

Page 3: bahan makalah

4. Ambil contoh darah dari sirip dada menggunakan jarum suntik untuk pembuatan preparat apusan darah dengan menggunakan pewarnaan Giemsa.

5. Isolasi jamur dengan menggunakan agar GY jika diduga terjadi infeksi jamur. vi. Isolasi bakteri dari sirip atau insang dengan menggunakan agar cytophaga, jika diamati adanya insang atau sirip yang membusuk.

6. Isolasi bakteri dari luka dengan menggunakan agar TS atau BHI, jika ikan memilikiborok atau ada pembengkakan pada permukaan tubuh.

7. Bedah ikan dengan peralatan bedah yang bersih untuk membuka rongga perut dan amati tanda-tanda internal.

8. Isolasi bakteri dari hati, ginjal dan limpa dengan menggunakan agar TS atau BHI. x.Pembuatan preparat limpa pada kaca preparat dengan pewarnaan Giemsa untukmendeteksi infeksi bakteri.

9. Fiksasi setiap organ dengan larutan formalin 10°I° berpenyangga fosfat- untukhistopatologi dan dalam etanol 70% untuk uji PCR.

Pekerjaan Di LaboratoriumPekerjaan yang paling penting bagi ahli penyakit adalah mendiagnosa penyakit.Jika diagnosanya salah, maka penanganannya juga akan salah. Bila terlalu lamauntuk mendiagnosa penyakit, ikan mati sebelum pengobatan dilakukan, diagnosaharus tepat dan cepat. Prosedur diagnosa adalah sebagai berikut : pertama,coba isolasi patogen dari ikan yang sakit (kecuali untuk infeksi oleh virus);kedua, patogen yang diisolasi diinfeksikan ke ikan yang sehat. Biladiduga virus, larutan yang sudah disaring dengan menggunakan saringan 0,45 µmhomogen, diinfeksikan ke ikan yang sehat. Jika ikan yang sekarat (moribund)dengan gejala seperti ikan yang sakit tersebut, hal ini membuktikan bahwa yangdiisolasikan tersebut merupakan penyebab penyakit. Dengan demikian, penyebabpenyakit teridentifikasi sebagai spesies yang sama dengan patogen sebelumnya.Diagnosa penyakit ikan dapat menjadi lengkap dengan adanya identifikasi penyebabpenyakit. Metode pemeriksaan untuk konfirmasi diagnosa berbeda untuk setiapjenis patogen, virus, bakteri, jamur dan parasit.Tindakan Penanganan Penyakit viral : jika ikan terinfeksi oleh virus sangatlah sulit untuk diobati.

Ada dua cara tindakan pencegahan yaitu membersihkan virus penyebab penyakitdari lingkungan clan meningkatkan kekebalan ikan terhadap viral. Tindakanpencegahan pertama, desinfeksi semua wadah clan peralatan, seleksi inclukclan telur bebas virus. Tindakan selanjutnya bila memungkinkan adalah meningkatkankualitas telur, penggunaan vaksin clan immunostimulan atau vitamin. Diantaratindakan penanganan yang ada, vaksin merupakan tindakan yang paling efektifuntuk mencegah penyakit viral. Sampai sekarang, vaksin untuk beberapa penyakitviral telah dikembangkan sebagai komoditas komersial, tapi untuk virus herpeskoi belum dilakukan. Di masa yang akan datang, vaksin terhadap virus herpeskoi dapat dikembangkan.

Penyakit bakterial : penyakit bakterial dapat diobati dengan antibiotika. Namun,penggunaan antibiotika yang tidak tepat menghasilkan efek yang negatif. Itulahsebabnya pemilihan antibiotika yang tepat merupakan pekerjaan yang palingpenting untuk masalah infeksi bakteri. Pemilihan antibiotika dilakukan berdasarkanhasil uji sensitivitas obat. Antibiotika dapat mengobati dengan cepat ikanyang terinfeksi dengan bakteri, namun dapat menyebabkan timbulnya bakteriyang resisten terhadap antibiotika. Dari hal tersebut, pengembangan vaksinterhadap setiap penyakit bakterial sangatlah penting.

Page 4: bahan makalah

Penyakit jamur : sampai sekarang belum dikembangkan tindakan penanganan untukinfeksi jamur pada hewan air. Jadi pencegahan tindakan yang dapat dilakukan.Spora yang berenang di air untuk menemukan inang menunjukkan sensitivitasterhadap beberapa zat kimia.

Penyakit parasitik : pada umumnya ektoparasit dapat ditangani dengan zat kimia.Namun, telur dan siste memiliki resistensi terhadap zat kimia. Berdasarkankeberadaan parasit, pengobatan kedua harus dilakukan setelah spora atau oncomiracidium menetas. Untuk menentukan jadwal pengobatan untuk setiap parasit, studi siklus hidup parasit sangatlah penting.

Sumber: Yuasa, Kei, dkk. 2003. Panduan Diagnosa Penyakit Ikan. Balai Budidaya AirTawar Jambi, Ditjen Perikanan Budidaya, DKP dan JICA

BAB IPENDAHULUAN

 1.1   Latar BelakangSebagian besar wilayah dunia terdiri atas air yang luas. Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang komplek dan terdiri atas beberapa organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan adalah salah satu hewan yang hidup didaerah perairan dan tergolong hewan berdarah dingin, artinya temperatur tubuhnya mengikuti temperatur air dimana ia berada. Umunya ikan bernafas dengan menghirup udara dari air dengan menggunakan insang. Ikan mengambil udara dari permukaan air, bila didalam air kekurangan udara. Kecuali pada beberapa genus yang mempunyai kantung udara untuk menghisap oksigen apabila tempat hidupnya didalam lumpur.Ikan terdapat di daerah perikanan laut dan daerah perikanan darat. Banyak sekali macam ikan yang terdapat di daerah perikanan darat. Ikan tersebut dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu ikan peliharaan, ikan buas dan ikan liar. Ikan merupakan salah satu sumber protein bagi manusia, antara lain ikan gurame (Osphronemus

Page 5: bahan makalah

gouramy) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Merupakan salah satu ikan labirinth dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae. Ikan gurame adalah salah satu komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani, hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi.Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang sudah cukup dikenal dan banyak diminati di Indonesia. Hal ini karena ikan gurame memiliki kelebihan yaitu rasa daging yang enak, pemeliharaan mudah serta harga relatif stabil. Ikan ini sudah lama dikenal orang dan telah banyak dibudidayakan. Namun usaha-usaha yang dilakukan untuk menunjang ke arah budi daya yang intensif belum banyak dilaksanakan.Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya pertambahan penduduk yang diiringi dengan semakin meningkatnya kebutuhan protein hewani oleh masyarakat setiap tahunnya maka, perlu adanya peningkatan produksi ikan gurame, maka perlu adanya perluasan pembudidayaan ikan gurame dengan peningkatan produksi ikan secara massal, baik secara kuantitas maupun kualitasnya, sehingga dapat dijadikan sebagai komoditas baru terhadap ikan lain yang biasa dipasarkan.

1.2   TujuanMengetahui dan mempelajari biologi dan morfologi ikan Gurame (Osphronemus gouramy).

 1.3   ManfaatMemperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang ikan Gurame (Osphronemus gouramy).

BAB IIPEMBAHASAN

2.1   Biologi ikan GuramiA. Klasifikasi ikanIkan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di kolam dan merupakan ikan asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta salah satu jenis ikan yang senang tinggal diperairan yang tenang, terbenam, dan dalam seperti kolam, rawa, telaga, danau serta waduk (Djuhanda, 1981; Rusdi, 1988).

Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata

Page 6: bahan makalah

Kelas : Pisces

Ordo : Labirintichi

Subordo : Anabantoide

Famili : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Species : Osphronemus gouramy (Susanto, 1989)B. Morfologi ikanSecara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0 s/d 2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat (Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi, 2002).Gurame juga memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar. Mulutnya kecil, letaknya miring tidak tepat dibawah ujung moncong. Bibir bawah terlihat menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Ujung mulut dapat disembulkan sehingga tampak monyong.

Penampilan gurame dewasa berbeda dengan yang masih muda. Perbedaan itu dapat diamati berdasarkan ukuran tubuh, warna, bentuk kepala dan dahi. Warna dan perilaku gurame muda jauh lebih menarik dibandingkan gurame dewasa (Sitanggang dan Sarwono, 2001). Sedangkan pada ikan muda terdapat delapan buah garis tegak. Bintik gelap dengan pinggiran berwarna kuning atau keperakan terdapat pada bagian tubuh diatas sirip dubur dan pada dasar sirip dada terdapat bintik hitam (Susanto, 2001).

Ikan gurame tergolong dalam ordo Labirynthici yang memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirin, yaitu lipatan-lipatan epitelium pernapasan yang merupakan turunan dari lembar insang pertama, sehingga ikan dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Adanya alat pernapasan tambahan ini memungkinkan ikan gurami dapat hidip dalam perairan yang kadar oksigennya rendah (Departemen pertanian, 1999).

Page 7: bahan makalah

a. Kebiasaan HidupDi alam, gurame mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti rawa, situ, dan danau. Di sungai yang berarus deras, jarang dijumpai ikan gurame. Kehidupannya yang menyukai perairan bebas arus itu terbukti ketika gurame sangat mudah dipelihara di kolam-kolam tergenang.

Walau gurame dapat dibudidayakan di dataran rendah dekat pantai, perairan yang paling otimal untuk budidaya adalah yang terletak pada ketinggian 50 – 40 m diatas permukaan laut seperti di Bogor, Jawa Barat. Ikan ini masih bertoleransi sampai pada ketinggian 600 m diatas permukaan laut seperti di Banjarnegara, Jawa Tengah. Yang jadi patokan adalah suhu air dilingkungan hidupnya. Suhu ideal untuk ikan gurami adalah 24 – 28 0C (Sitanggang dan Sarwono, 2001).

b. Jenis Ikan GuramePeternak gurame membedakan ada 6 macam varietas atau strain gurame berdasarkan daya produksi telur, kecepatan tumbuh, ukuran/bobot maksimal gurame dewasa. Masing-masing adalah Angsa (soang, geese gourami), Jepun (jepang, japonica), Blausafir, Paris, Bastar (pedaging), dan Porselan. Selain 6 strain diatas, berdasarkan warna terdapat gurame Hitam, Albino (putih), dan Belang. Gurame hitam paling banyak dijumpai, sedangkan yang lain jarang. Hal tersebut disebabkan gurame albino dan belang kurang disukai, karena pertumbuhannya yang sangat lambat (Sitanggang dan Sarwono, 2001).Gurami Angsa/Soang bisa mencapai panjang maksimal 65 cm dengan total berat 6-12 kg. Sedangkan gurame Jepun hanya mampu tumbuh hingga mencapai berat total 3,5 kg dengan panjang hanya 45 cm (Susanto, 1989). Gurame Porselin unggul dalam menghasilkan telur, per sarang mampu menghasilkan 10.000 butir. Gurame ini oleh para pembenih dijuluki top of the pop alias gurami pilihan. Untuk gurame dengan kategori produksi telur kurang adalah gurame Bastar. Per sarang hanya menghasilkan 2.000-3.000 telur, akan tetapi gurame ini memiliki keunggulan yaitu tumbuh lebih cepat dari warietas lainnya.

c. Kualitas AirAir untuk mengairi komplek kolam harus tersedia setiap saat, kalau perlu tersedia sepanjang tahun. Volume air jangan berlebihan, karena dapat mengakibatkan banjir. Debit air merupakan jumlah air yang mengalir dalam saluran dihitung dengan ukuran liter per detik. Untuk pemeliharaan gurame secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur (semi intensif) debit air yang paling ideal adalah antara 6-12

Page 8: bahan makalah

liter/detik (Sitanggang dan Sarwono, 2001).Kehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti : suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan (Wardoyo, 1981).

d. Pakan TambahanUpaya untuk mencarikan pengganti daun-daun yang disukai gurame sekaligus merupakan kunci untuk membongsorkan tubuh gurame, yang dianggap cukup efektif dewasa ini ada dengan menyediakan makanan tambahan yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Pada kegiatan Kerja Praktek ini ada 3 jenis makanan tambahan, yaitu Pellet, Keong Emas, dan Serangga (Jangkrik).

e. PelletPellet merupakan makanan tambahan bagi gurame yang sudah dikenal. Bahan pembentuk pellet tidak lain adalah campuran dari berbagai bahan makanan seperti tepung ikan, tepung darah, tepung daging, tepung daun, tepung dedak, dan lain sebagainya. Antara bahan yang tinggi kandungan proteinnya dicampurkan dengan bahan makanan yang rendah dengan perbandingan tertentu, sehingga didapatkan kandungan protein seperti yang dikehendaki. Dan bentuk pellet seperti butiran-butiran kapur tulis namun ukurannya lebih kecil.

Keong Emas (Pomacea sp.) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi sawah. Sebagai hewan yang menyukai habitat perairan, maka kehidupan dan pergerakan (mobilitas) keong emas sangat dipengaruhi oleh keadaan air pada habitatnya. Dengan tersedianya keong emas dalam jumlah yang banyak pada alam khususnya pada area persawahan, maka keong emas dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ikan selain hanya berperan sebagai hama padi

Serangga sebagai makanan tambahan gurame bisa juga memanfaatkan potensi serangga yang suka berkeliaran dimalam hari. Pada kenyataannya, sekalipun gurame termasuk ikan herbivora (pemakan tumbuhan), mereka tidak menolak apabila suatu ketika (tanpa disengaja) ada serangga yang terjatuh ke dalam kolam. Untuk dan karena itulah maka kita bisa memanfaatkan serangga yang banyak disekitar kita sebagai makanan gurame yang murah, namun tinggi kandungan proteinnya.

f. Hama dan Penyakit

Page 9: bahan makalah

Hama dan penyakit pada budidaya ikan gurame sering menimbulkan kegagalan serta kerugian besar. Adapun beberapa hal yang menyebabkan timbulnya penyakit berupa kesuburan kolam dampak dari pemupukan, makanan, kepadatan ikan yang tinggi serta kualitas air yang buruk (Kabata, 1985).

Hama adalah hewan yang berukuran lebih besar dan mampu menimbulkan gangguan pada ikan. Beberapa pemangsa utama ikan gurame dari jenis hama yang sering ditemukan pada usaha budidaya ikan gurame adalah ular, belut, katak, dan burung pemakan ikan. Dilihat dari jenis pemangsa air menurut Heinz dan Kline (1973), musuh utama ikan gurame terbagi atas ikan liar pemangsa dan beberapa jenis ikan pemelihara. Untuk menghindarai ikan gurame dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukan air dipasang serumbung dan saringan ikan agar hama tidak masuk ke dalam kolam.

Jenis penyakit yang sering mengganggu dalam budidaya ikan gurame adalah penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa Ichthyopthirius multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame. Protozoa ini menjadi parasit yang sulit diberantas karena kehadirannya sering kali diliputi oleh lendir yang sulit ditembus oleh larutan obat (Kabata, 1985). Mereka menyerang ikan dibawah selaput lendir ikan yang merupakan benteng pertahanan utama bagi ikan (Kabata, 1985).

Selain itu, jenis penyakit yang juga sering menyerang induk ikan gurame adalah Argulus indicus. Parasit ini tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai ektoparasit. Menurut Radiopoetro (1983), Argulus indicus menempel pada sirip atau sisik pada induk ikan gurame.

g. Induk Ikan GuramiPada ikan gurame perbedaan kelamin jantan dengan betina bisa dilihat dari perbedaan bentuk dahi, warna dasar sirip dada, warna dagu dan kepekaan pangkal ekor (Susanto, 1989).

h. Kolam Pemeliharaan Induk Ikan GuramiBila dihubungkan dengan lingkungan hidupnya, ikan gurame merupakan ikan yang senang mendiami badan perairan yang relatif tenang. Kolam sebagai media pemeliharaan ikan gurame juga salah satu hal yang sangat penting. Dalam pemeliharaan induk ikan gurame, keberadaan kolam hendaknya dekat dengan sumber air yang berupa mata air, sungai atau pompa air. Tempat yang paling ideal

Page 10: bahan makalah

adalah lembah yang dasarnya mendatar di kaki kedua lereng sungai yang berlenggak-lenggok ditengah dataran (Tim Lentera, 2002).

Sebagai ikan yang senang mendiami perairan yang tenang, keberadaan arus hendaknya tidak terlalu mendominasi. Namun menurut Asmawi (1983), arus dapat digunakan dalam pemeliharaan induk dengan syarat debit airnya tidak terlalu deras. Arus air yang terlalu deras akan mengganggu aktivitas gurame yang memiliki badan pipih, sehingga berenangnya yang memang sudah lambat akan semakin lebih lambat. Gurame yang terganggu ketenangannya akan menjadi stress, marah, dan mengamuk serta mengacak-acak dasar kolam.

Air yang mengalir ke dalam kolam sebaiknya diendapkan terlebih dahulu, karena dikhawatirkan air yang masuk banyak mengandung bahan-bahan atau unsur-unsur kimia yang dapat mengganggu metabolisme ikan serta dapat menyebabkan timbulnya hama dan penyakit pada kolam yang pada akhirnya akan menyerang induk ikan gurame. Selain itu, sumber air yang terlalu banyak mengandung bahan kimia juga akan menganggu keinginan induk ikan gurame untuk memijah.

BAB IIIKESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulakan sebagai berikut :

1. Tubuh ikan gurame (Osphronemus gouramy) memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar.

2. Habitat ikan gurame di alam mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti rawa, situ, dan danau.

3. Ikan gurame memiliki 6 macam varietas atau strain berdasarkan daya produksi telur, kecepatan tumbuh, ukuran/bobot maksimal gurame dewasa. Masing-masing adalah Angsa (soang, geese gourami), Jepun (jepang, japonica), Blausafir, Paris, Bastar (pedaging), dan Porselan.berdasarkan warna terdapat Hitam, Albino (putih), dan Belang.

4. Kehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti : suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan.

Page 11: bahan makalah

5. Pakan tambahan bagi ikan gurame adalah pelet, keong mas dan serangga.

6. Penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa Ichthyopthirius multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame.

 DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2002. Informasi Teknik Perikanan. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Sukabumi.

Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Gramedia, Jakarta.

Departemen Pertanian. 1986. Budidaya Gurami. Balai Informasi Pertanian Jawa Barat. Bandung.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.

Heinz, H. R. and Kline. 1973. Fish Panthology. FFA Publication Inc. West Sylvania Aveneu, Neptune, New Jersey. 512 pp.

Kabata, Z. 1985. Parasit and Diseases Fish Culture in The Tropic. Taylor and Francis, London.

Radiopoetro. 1983. Zoology Vertebrata. Erlangga, Jakarta. 56 pp.

Rusdi, T. 1988. Usaha Budidaya Gurami. Simplek, Jakarta. 73 pp.

Sitanggang, M. dan Sarwono, B. 2001. Budidaya Gurami (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta.

Susanto, Heru. 1989. Budidaya Ikan Gurame. Penebar swadaya. Jakarta.

Tim Lentera. 2002. Cermat dan Tepat Memasarkan Gurami. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Wardoyo, S.T. 1981. Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan. Analisis Dampak Lingkungan, Bogo

Page 12: bahan makalah

IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

Gambar 1. Gurame (Osphronemus gouramy)1.        Deskripsi Gurame

Ikan gurame (Osphronemus gouramy) adalah salah satu ikan air tawar yang sangat populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Ikan ini umumnya dikenal dengan nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti gurame; grameh; kalu; ikan kali dan lain-lain.

Ikan gurame memiliki tubuh yang lebar dan pipih. Panjang tubuh 2,0-2,1 kali tinggi tubuh; panjang tubuh total  bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupacambuk. Rumus sirip punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak); sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23.

Gurame adalah hewan omnivora dengan pola makan yang unik. Saat masih kecil, gurame cenderung bersifat karnivora dengan memakan kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, blood worm dan hewan kecil lainnya. Saat menginjak remaja, mereka lebih menyukai makan dedaunan seperti daun keladi/talas/sente, daun pepaya, kangkung, daun singkong, daun ubi jalar dan daun-daun lainnya.

2.        Klasifikasi Ikan GuameKlasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:

           Kingdom       : Animalia           Filum            : Chordata           Kelas             : Actinopterygii           Ordo             : Perciformes           Famili            : Osphronemidae           Genus            : Osphronemus           Spesies          : Osphronemus goramy

3.        Perbedaan Ikan Gurame Jantan dan Betina

Page 13: bahan makalah

Gambar 2a. Gurame Betina

Gambar 2b. Gurame Jantan

Perbedaan antara gurame jantan dan betina yaitu:           Ikan gurame betina : sirip ekor melengkung/membulat, dahi rata, bibir bawah proposional

dan dasar sirip dada gelap/berwarna kehitaman.           Ikan gurame jantan : sirip ekor datar/rata, dahi menonjol/jenong (nuchal hump), bibir

bawah/rahang tebal dan dasar sirip dada terang/berwarna keputihan.

4.        Jenis-Jenis Ikan Gurame di IndonesiaSaat ini ikan gurame mempunyai banyak ras atau strain. Adapun ciri-ciri dari

beberapa strain ikan gurame adalah sebagai berikut :           Gurame Angsa

Karakteristik ikan gurame angsa adalah memiliki panjang tubuh sampai dengan 65 cm dan berat tubuh bisa mencapai 6-12 kg per ekor. Warna tubuh abu-abu dengan sisik relatif lebar. Di daerah sunda biasa dikenal sebagai gurame soang atau gurame galunggung.

           Gurame BastarGurame bastar memiliki tubuh agak kehitaman tetapi warna kepalanya putih. Bentuk

sisik nya agak lebar, laju pertumbuhannya termasuk cepat namun jumlah telur yang dihasilkan tidak terlalu banyak hanya 2.000-3.000 butir setiap kali pemijahan.

           Gurame BatuGurame batu memiliki warna hitam dengan sisik yang kasar. Pertumbuhannya

cenderung lambat dibandingkan jenis yang lain. Beratnya hanya mencapai 0,5 kg dalam waktu 13 bulan semenjak menetas.

           Gurame Bluesafir

Page 14: bahan makalah

Gurame bluesafir memiliki ciri fisik hampir sama dengan gurami yang lain namun memiliki warna merah muda cerah. Berat maksimum mencapai 2 kg per ekor. Produktivitas telurnya mencapai 5.000-7.000 butir.

           Gurame JepangGurame Jepang atau nama lainnya adalah gurami jepun, panjang tubuh gurame ini

lebih pendek dibandingkan gurame angsa. Selain itu memiliki warna tubuh abu-abu kemerahan terutama ada ujung sirip-siripnya serta bentuk sisik kecil dan berat mencapai 3.5 kg dan panjang maksimal 45 cm.

           Gurame KapasGurame kapas memiliki warna putih keperakkan, mirip kapas dengan bentuk sisik yang

cukup besar. Gurame jenis ini dapat tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai 1 kg dalam waktu sekitar 13 bulan semenjak menetas. Produktivitas telurnya bisa mencapai 3.000 butir setiap kali pemijahan.

           Gurame ParisGurame ini memiliki warna merah muda cerah tetapi kepalanya berwarna putih dan

terdapat bintik-bintik hitam diseluruh tubuh. Berat maksimum mencapai 1,5 kg, dengan produktivitas telur mencapai 5.000-6.000 butir.

           Gurame PorselenGurame perselen, memiliki warna merah muda cerah dengan ukuran kepala relatif kecil.

Keunggulannya adalah dalam menghasilkan telur jumlahnya bisa mencapai 10.000 butir setiap kali pemijahan. Gurame jenis ini adalah yang paling sering dicari sebagai benih unggul. Berat induknya mencapai 1,5-2 kg.

GURAME29 August 2012

Page 15: bahan makalah

Giant Gourami (Osphronemus goramy)

KLASIFIKASI

Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: ActinopterygiiOrder: PerciformesFamily: OsphronemidaeGenus: OsphronemusSpecies: Osphronemus goramyIkan Gurame adalah ikan air tawar asliIndonesia, Malaysia, Thailand, Indochina (Vietnam, Laos, Kamboja) dan India. Di Indonesia, gurame berasal dari pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Di Malaysia, sama seperti di Sumatera, gurame lebih dikenal dengan nama ikan kaloi. Sementara di Thailand dikenal dengan nama Pla Rad.

Gurame adalah spesies terbesar dari sub ordo Anabantoid. Anabantoid berasal dari bahasa yunani yang berarti “beranjak ke atas”. Ikan dari subordo ini biasanya naik ke permukaan air untuk mengambil napas dari udara bebas. Anabantoid memiliki organ pernapasan khusus yang disebut labirin, organ yang terdiri dari banyak lipatan membran berstruktur menyerupai labirin yang rumit. Labirin kaya akan darah yang memungkinkan transfer oksigen dari air yang dihirup ke sistem peredaran darah gurame. Dengan memiliki organ ini, gurame dapat bertahan hidup di air yang rendah oksigen. Labirin juga membantu ikan dari sub ordo Anabantoid untuk membentuk buih/gelembung yang biasa digunakan sebagai sarang telur mereka. Labirin akan menahan udara yang mereka hirup dan kemudian dikeluarkan lagi setelah dilapisi zat berminyak sehingga terciptalah buih/gelembung di permukaan air. Ikan lain yang termasuk dalam sub ordo ini adalah ikan cupang, ikan sepat, dan ikan betok.

Page 16: bahan makalah

Gurame merupakan ikan konsumsi dengan harga relatif mahal dibanding ikan air tawar lainnya namun tetap digandrungi karena rasanya gurih dan tidak memiliki duri halus seperti ikan mas sehingga lebih mudah disantap. Harga ikan gurame segar untuk konsumsi berkisar antara 25 ribu hingga 35 ribu rupiah per kilogram. Di Tasikmalaya yang terkenal sebagai daerah pemasok gurame, harga gurame bisa saja lebih murah dibanding daerah lain. Resep masakan ikan gurame paling populer adalah ikan gurame asam manis.

JENIS GURAME

True Goramy (Osphronemus goramy)

Nama: Osphronemus goramyNama lain: True goramy

Merupakan jenis gurame konsumsi yang paling mudah ditemukan dan banyak dibudidayakan karena merupakan spesies gurame terbesar.

 

True Gourami (Osphronemus goramy)

Garis-garis hitam pada sisi tubuh mereka lama kelamaan akan memudar seiring pertumbuhannya. Gurame dewasa dapat tumbuh hingga ukuran 70cm dengan berat badan 8kg.

Page 17: bahan makalah

 

 

Elephant Ear Gourami (Osphronemus exodon)

Nama: Osphronemus exodonNama lain: Elephant Ear Gourami

Gurame jenis ini hidup di sepanjang sungai mekong yang menyusuri Thailand, Kamboja dan Laos. Memiliki ciri khas bentuk tubuh yang lebih lebar dibanding jenis gurame lainnya dan terdapat bintik hitam di dekat ekor.

Elephant Ear Gourami (Osphronemus exodon)

Jika sudah besar, akan tumbuh gigi halus pada mulutnya. Exodon adalah jenis gurame yang langka dan harganya cukup mahal.

VIDEO: Elephant Ear Gourami

Page 18: bahan makalah

Red Tail Giant Gourami (Osphronemus laticlavius)

Nama: Osphronemus laticlaviusNama lain: Red Tail Giant Gourami, Ikan Kaloi Sabah

Berasal dari Indonesia dan Malaysia (Sabah). Di Malaysia, gurame jenis ini hidup di sungai Kinabatangan. Memiliki ciri khas warna merah pada semua siripnya.

Red Tail Giant Gourami (Osphronemus laticlavius)

Saat dewasa, gurame jenis ini memiliki tubuh yang lebih kecil dibanding jenis gurame lainnya. Karena warnanya yang cantik, gurame sirip merah lebih sering dipelihara di akuarium atau kolam daripada dikonsumsi. Harga gurame jenis ini adalah yang termahal dibanding gurame lainnya.

Page 19: bahan makalah

Seven Striped Giant Gourami (Osphronemus septemfasciatus)

Nama: Osphronemus septemfasciatusNama lain: Seven Striped Giant Gourami

Berasal dari Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sarawak). Di Indonesia, gurame jenis ini hidup di sungai Kapuas dan Mahakam.

Red Eye Giant Gourami (Osphronemus goramy var.)

Nama: Osphronemus goramy var.Nama lain: Red Eye Giant Gourami, Gurame Padang

Merupakan salah satu gurame hias dengan ciri khas sisik berwarna jingga (orange) muda, pink, atau putih.

 

Page 20: bahan makalah

Red Eye Giant Gourami (Osphronemus goramy var.)

Warnanya yang terang membuat mereka terlihat mencolok jika dipelihara di kolam bersama ikan gurame dari jenis lain. Karena itu pula, banyak pecinta gurame yang memelihara gurame jenis ini bersama ikan koi yang juga memiliki pola warna terang sehingga terlihat selaras.

 

 

HABITAT

Ikan gurame hidup di perairan tenang seperti rawa, danau, dan sungai. Gurame jarang ditemui atau tidak ditemukan sama sekali pada sungai berarus deras. Gurame menyenangi air yang tidak terlalu keruh dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungan. Gurame memiliki organ labirin yang memungkinkan mereka untuk menghirup oksigen langsung dari udara bebas pada permukaan air melalui mulut mereka.

Selain di alam liar, ikan gurame dibudidayakan di kolam-kolam dan dapat hidup damai berdampingan dengan ikan-ikan lain seperti nila, mujair dan tawes selama kebutuhan makan mereka tercukupi. Air kolam budidaya gurame wajib diberikan garam secukupnya secara rutin untuk mencegah munculnya penyakit.

Page 21: bahan makalah

Daun Sente

MAKANAN

Gurame adalah hewan omnivora dengan pola makan yang unik. Saat masih kecil, gurame cenderung bersifat karnivora dengan memakan kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, blood worm dan hewan kecil lainnya. Saat menginjak remaja, mereka lebih menyukai makan dedaunan seperti daun keladi/talas/sente, daun pepaya, kangkung, daun singkong, daun ubi jalar dan daun-daun lainnya.

Di kolam budidaya, pelet adalah makanan utama ikan gurame dan masih sering diselingi pakan dedaunan pada sore hari. Pemberian daun pepaya pada masa pemijahan biasanya tidak dilakukan karena dipercaya dapat merusak kantong telur gurame. Daun ubi jalar yang rendah protein juga tidak diberikan karena akan memberikan hasil yang kurang produktif. Dedaunan yang dipercaya paling baik sebagai makanan induk gurame adalah daun keladi yang sebelumnya dilayukan terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan getahnya.

SIKLUS HIDUP

Gurame dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya namun panjang umur (dapat hidup hingga 20 tahun). Siklus hidup ikan gurame dimulai dari pemijahan oleh induk gurame jantan dan induk gurame betina. Cara membedakan induk gurame jantan dengan induk gurame betina adalah dengan melihat sirip ekor, dahi, bibir bawah/rahang, dan dasar sirip dada.

Induk Gurame Betina

Induk Gurame Betina

Sirip ekor melengkung/membulat Dahi rata Bibir bawah proposional Dasar sirip dada gelap/berwarna kehitaman

Page 22: bahan makalah

Induk Gurame Jantan

Induk Gurame Jantan

Sirip ekor datar/rata Dahi menonjol/jenong (nuchal hump) Bibir bawah/rahang tebal Dasar sirip dada terang/berwarna keputihan

Usia induk gurame jantan saat pemijahan adalah 2-2,5 tahun dan usia induk gurame betina 2,5-3 tahun. Peternak gurame biasanya mengawinkan gurame jantan dengan gurame betina dari keturunan yang berbeda untuk mencegah inbreeding (perkawinan sedarah) yang dapat menghasilkan benih dengan kualitas genetik kurang baik. Gurame termasuk ikan poligami, perbandingan jantan dengan betina yang ideal adalah 1:4.

Saat masa pemijahan, pemberian pakan pelet dikurangi dan daun keladi ditambah untuk mengurangi timbunan lemak. Ikan yang terlalu gemuk karena lemak akan menghasilkan jumlah telur sedikit dan telur yang terbalut lemak memiliki daya tetas rendah.

Ikan gurame membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan dan pasangannya sebelum memijah. Proses adaptasi berjalan cukup lama, bisa sampai 2 minggu. Setelah mendapat pasangan, induk gurame jantan akan membuat sarang dengan cara menarik dan menyusun bahan pembuat sarang. Di alam liar, bahan pembuat sarang terdiri dari batang rumput liar yang menjalar di pinggir sungai dan bahan-bahan lain yang bisa mereka temukan. Di kolam budidaya, peternak biasanya menyediakan ijuk atau sabut kelapa yang sudah dibersihkan dan dihaluskan (disisir). Pembuatan sarang membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Selesai membuat sarang, gurame akan kawin (biasanya terjadi pada sore hingga malam hari) dan memijah selama 2-3 hari.

Page 23: bahan makalah

Sarang Ikan Gurame

Induk gurame betina akan mengeluarkan telur dari perutnya dan meletakannya di sarang. Sementara induk gurame jantan menyemprotkan spermanya hingga terjadi pembuahan. Telur-telur yang melayang bebas di luar sarang akan dipindahkan oleh jantan dengan mulutnya ke dalam sarang sembari tetap menjaga sarang dari predator dan gangguan lainnya. Gurame jantan akan menyusun telur mereka di sarang lapis demi lapis sebelum akhirnya menutup sarang yang tadinya setengah terbuka menjadi bulatan utuh. Telur dalam sarang yang disusun mengumpul di satu tempat (tidak berlapis-lapis) akan mengakibatkan telur yang berada di tengah tidak memperoleh oksigen yang cukup dan gagal menetas. Permukaan air yang berminyak dan berbau amis menandakan proses pemijahan sudah terjadi. Setelah pemijahan selesai, induk gurame jantan akan pergi dan induk gurame betina yang akan menjaga dan merawat telur-telur mereka. Secara berkala, induk gurame betina akan mengibas-ngibaskan siripnya di sekitar sarang untuk mensuplay oksigen pada telurnya.

TELUR

Induk gurame betina dapat menghasilkan telur sekitar 3000-4000 butir dengan diameter sekitar 2mm. Telur ikan gurame tidak tenggelam dan tidak bersifat melekat pada benda yang disentuhnya. Telur yang sehat berwarna kuning bening sedangkan yang yang berwana kusam (tidak tembus pandang) adalah telur mati. Setelah 36-48 jam, telur gurami akan menetas.

Page 24: bahan makalah

Larva Ikan Gurame

LARVA

Larva ikan gurame yang menetas akan terapung dengan bagian perut berada di sebelah atas karena kuning telurnya mengandung minyak. Kuning telur ini akan menjadi sumber makanan larva gurame selama 7-12 hari ke depan. Setelah seminggu lebih, kuning telur mulai hilang,  organ-organ ikan sudah terbentuk sempurna dan anak ikan sudah bisa berenang dengan posisi perut di sebelah bawah. Anak ikan gurame sudah bisa diberi makan secara bertahap dengan memberikan kutu air, cacing sutera, jentik nyamuk atau blood worm secara bertahap sesuai bukaan mulutnya.

Ikan Gurame Konsumsi

ANAK IKAN/BENIH

Setelah melewati fase larva, anak ikan gurame biasa disebut benih dan sudah bisa diperjualbelikan. Peternak biasanya memelihara benih di akuarium secara intensif agar pertumbuhannya maksimal. Setelah satu bulan, anak ikan gurame sudah seukuran biji oyong. Fase benih berlangsung cukup lama, sekitar 5 bulan sebelum dibesarkan lagi beberapa bulan hingga mencapai ukuran siap konsumsi (500 gram). Ikan gurame akan matang secara seksual setelah berusia 2-3 tahun

Page 25: bahan makalah

Persiapan ternak, pembibitan, panen dan penyakit ikan guramiDuto Sri Cahyono / 07/03/2010 pukul 21:27

(Sumber foto gurungeblog.wordpress.com)Ketika saya menurunkan tulisan tentang beternak ikan gurami atau gurame atau gurameh (grameh-Jawa) banyak tanggapan yang menunjukkan ketertarikan. Pertanyaan paling banyak adalah pengelolaan anakan yang banyak mati karena penyekit dan beberapa faktor lainnya.

Berikut ini saya turunkan lagi tulisan mengenai budidaya ikan gurami yang saya ambil dari milis agromania sedangkan sumber gambar gurungeblog.wordpress.com danbibitgurami.com. Dalam tulisan ini, disinggung tentang beberapa penyakit dan hama yang biasa menyerang ikan gurami dan penanganannya. Semoga bermanfaat.Gurami dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya. Untuk membesarkan benih ukuran 2-3 cm Sampai siap konsumsi (500 g) diperlukan waktu sekitar 1,5 tahun. Wajar bila banyak yang enggan mengusahakannya. Kini hal ltu bisa diatasi dengan menerapkan pola budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama 12-14 bulan Osphronemus gouramy, itu mencapai bobot 500 g/ekor. Ini adalah beternak dengan cara segmentasi. Dengan segmentasi ini, “Beternak gurami lebih cepat, setiap tahap 3-4 bulan,“ ujar Azhari, petani di Dramaga, Bogor.

Pemilik 10 petak kolam ukuran 200 m2 itu menebar berbagai ukuran. “Kalau ada yang membutuhkan, tinggal dipanen. Tak perlu dibesarkan hingga ukuran konsumsi”. Untung yang diraih per segmen budidaya pun jelas. Misalnya, benih ukuran wadah korek (4-5 cm) dibeli seharga Rp 1.250/ekor. Jika ditebar 3.000 benih di kolam seluas 100 m2. (Maaf, ini adalah arsip lama, jadi untuk masalah harga bisa diabaikan – Om Kicau).

Page 26: bahan makalah

3 bulan berikutnya dipanen ukuran bungkus rokok (10 cm). Harganya bisa 2 kali lipat. Dengan kematian 10% petani bisa mengantongi Rp 3 juta belum termasuk biaya pakan dan tenaga kerja.Pemeliharaan gurami di kolarn intensif per segmen menghemat waktu 2-4 bulan. Dengan cara itu “Perputaran modal juga cepat,” tegas Julius Tirta Sendjaya petani di Parung. Selain itu ukuran kolam budidaya tidak luas, 100-500 m2 tapi dalam jumnlah banyak. Selain kolam pendederan. ada yang untuk pembesaran. Kesehatan ikan dapat dikontrol sehingga kegagalan panen akibat penyakit dapat diminimkan.

TERGANTUNG MODALPetani bermodal minim bisa memulai usaha dan pembenihan. Modal besar, pembesaran. Semua segmen budidaya pun tidak masalah. Toh, jika tidak ada permintaan benih bisa dibesarkan lagi hingga siap konsumsi.Pembenih hanya menghasilkan benih ukuran kuku (2-3 cm). Modal yang diperlukan sepasang induk dan wadah penetasan, seperti ember, bak fiber, atau akuarium. Perawatan larva sampai burayak di akuarium lebih mudah. Selain kesehatannya mudah di kontrol juga bisa diusahakan di lahan terbatas. Pembesaran pilihannya lebih banyak.

Pertama, membesarkan benih ukuran kuku hingga sebesar wadah korek (4-5cm).Petani juga bisa memulai usaha dan benih ukuran wadah korek, lalu dibesarkan hingga seukuran bungkus rokok (9-10cm). Atau dimulai dan benih ukuran bungkus rokok sampai siap konsumsi.

Sebelum mulai usaha perlu mengetahui syarat-syarat gurami tumbuh dengan baik. Di antaranya pemilihan lokasi, konstruksi kolam, benih berkualitas, dan perawatan yang benar.

SYARAT LOKASIGurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya agak lambat.Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan kualitas air sesuai kemauan gurami. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu 25- 28C. Meskipun demikian, ia sangat peka terhadap perubahan suhu. Lokasi yang memiliki perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang baik untuk gurami.  Apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-ubah bisa menyebabkan ikan stres.

Kepekaan gurami terhadap suhu dapat diatasi dengan merekayasa lingkungan hidupnya. Penyebab naiknya suhu adalah panas matahari.

Ketika cuaca panas tinggi air yang umum digunakan 70 80 cm, ditingkatkan l0-20 cm. Saat penghujan tiba biasanya suhu dingin dan diatasi dengan menurunkan tinggi air.Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan.Ketersediaan pakan alami yang cukup bisa meningkatkan kelulusan hidup benih pada tahap awal budidaya.

Page 27: bahan makalah

Kadar oksigen tidak berpengaruhi terhadap kehidupan gurami. Ia memiliki labirin yang berfungsi untuk mengambil udara. Angka pH air ideal 6,5- 7, kesadahan 7HD. Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga.

Gurami menyukai air yang bersih. Air kerub dikhawatirkan mengandung kotoran. Jika kotoran itu bercampur sisa-sisa pakan akan terjadi pembusukan. Hal itu memicu timbulnya bakteri, parasit, dan cacing.

Pakan gurami harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet bisa didatangkan dan daerah lain. Namun, daun sente (Alocasia macrorrhiza), kegemaran gurami terkadang langka. Karena kebutuhan daun-daunan itu cukup besar sebaiknya petani menanamnya di sepanjang pematang kolam.

PERSIAPAN KOLAMPersiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada 2 cara yang bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah seusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat kuat dan kokoh. Bentuk kolam umumnya sama dengan ikan lain. Ukurannva tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tak mudah bocor atau terkikis. Kemiringannya 60 derajat dan dasar kolam.Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk mengantisipasi longsor. Tinggi pematang kurang lebih 125 cm diukur dari dasar kolam. Permukaan dasar kolam dibuat agak miring. Tujuannya untuk memudah pembuangan air dan panen. Saluran pemasukan dan pengeluaran air pada setiap kolam dibuat terpisah. Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit ke kolam lain.

Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal atau menyilang. Pralon pvc atau bambu umum digunakan. Jumlahnya tergantung luas kolam, ukuran 100 m2 cukup 2 saluran air. Lubang air ditutup kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam.Kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk gurami. Karena itu keasamannya harus dipertahankan. Caranya dengan menaburkan kapur sebanyak 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.

Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering. Tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur, dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang.

Setelah kering, tanah dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik dan ratakan. Lapisan atas dianggap sudah tidak kaya hara sehingga perlu diganti yang bawah. Jemur di terik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasaman tanah taburkan kapur 100 g/m2 dan 200g/m2 garam dapur.

PENGISIAN AIRKolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang, seperti kotoran ayam (postal) sebanyak

Page 28: bahan makalah

500 g/m2. Tujuannya untuk menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.Yang perlu diperhatikan kehadiran anak katak/percil, burayak mujair, atau lele yang seringkali ikut terbawa air. Untuk mengatasinya taburkan saponin sebanyak 5-10 kg. Alternatif lain dengan pemberian daun lampesan (Hyptis suaveolens) secukupnya.Saponin bisa mematikan hewan-hewan berdarah merah sedang lampesan hanya memabukan.

Pesaing atau predator yang sudah mati itu dibuang agar tidak busuk.

Beberapa hari kemudian air berubah menjadi hijau tanda bibit plankton sudah ada. Masukkan air secara bertahap hingga mencapai tinggi 60- 80 cm. Pupuk buatan, seperti SP-36 sebanyak 20 g/m2 dapat diberikan untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami. Diamkan selama 5-7 hari sampai wama air berubah menjadi hijau segar. Saat itu benih sudah siap ditebar.

TABUR BENIHPilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan renangnya lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran seragam. Benih kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet.Ada beberapa jenis gurami yang sudah dikembangkan, seperti paris, safir, merah, jepang, dan soang. Setiap jenis memiliki kelebihan masing-masing. Yang perlu diperhatikan asal benih.

Usahakan jaraknya tidak jauh dengan lokasi supaya tidak “mabuk” selama pengangkutan. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat itu cuaca redup sehingga penyesuaian berlangsung lebih cepat dan menghindari benih stres. Secara perlahan-lahan kantung benih dimasukkan ke air.  Biarkan beberapa saat agar suhu di kantung sama dengan air kolam.

Buka kantung lalu tuang ke air. Biarkan benih berenang sendiri.

PERAWATAN BERTAHAPGurami yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi memerlukan waktu lama.Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahapan itu dimulai dan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. Setiap segmen dilakukan di kolam terpisah dan penanganan berbeda.a. PembenihanPembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm.  Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.Induk siap kawin dimasukkan ke kolam. Sarang dan ijuk untuk melekatkan telur diletakkan di pinggir. Keesokan han dicek, jika sudah berisi telur, angkat lalu dimasukkan ke akuarium. Sehari kemudian telur sudah menetas.

Page 29: bahan makalah

Larva belum diberi pakan, toh, persediaan pakan di kantung telur (yolk sack) cukup selama 2 hari. Setelab cadangan makanannya mulai menipis, kutu air atau artemia diberikan. Usahakan pemberian tidak terlambat. Larva yang terlanjur kelaparan kondisinya Iemah. Dua hari berikutnya barulah diberi cacing rambut. Biasanya pertumbuhan ikan cepat setelah makan cacing rambut. Dalam waktu 30 hari sejak tetas benih sudah sebesar biji oyong (1 cm).  Dengan cara ini kelulusan hidupnya mencapai 95%.

Jika menginginkan benih agak besar, perawatan di akuarium dilanjutkan kembali. Populasi dijarangkan dengan cara memindahkan sebagian benih ke tempat lain. Pakan utama tetap cacing rambut.  Sistem pemeliharaan dengan air mengalir.Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa dipanen dan siap ditebar ke kolam.

b. PendederanPendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2 memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit air 10 liter/menit.Seminggu atau 10 hari setelah tebar benih belum diberi pakan buatan.  Di samping ukuran mulut belum mampu menelan pelet, pakan alami yang tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke-11 pelet baru boleh diberikan. Pelet yang diberikan mengandung 50% protein. Kebutuhan pakan per hari dihitung menurut bobot ikan, biasanya dipatok 1 %. Jumlah pakan yang diberikan kecil, tapi frekuensinya diperbanyak. Yang umum 2-3 kali, ditingkatkan menjadi 6 kali.

Perawatan sehari-hari selain memberi pakan, ikan selalu dikontrol kesehatannya. Benih sebesar ini masih rentan serangan penyakit.  Kualitas air yang masuk ke kolam selalu dicek. Bila lingkungan kolam terlihat ada tanda-tanda berubah segera diberi tindakan pencegahan.

Ketika cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan stres sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya, ketika suhu dingin di musim hujan tinggi air dikurangi. Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya pH air turun. Kondisi seperti itu bisa mengundang kehadiran penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan garam secukupnya.

Sampling berat ikan setiap bulan merupakan kegiatan rutin. Dengan cara itu bisa diketahui pertumbuhan ikan. Keseragaman ukuran sangat penting untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan. Karena itu perlu dilakukan sortir, ukuran yang tidak standar dipindah ke kolam lain.

Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar dim/silet atau 4-5cm.Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.

Page 30: bahan makalah

c. PembesaranTahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm.  Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk ke kolam 15 20 liter/menit.Pakan buatan per hari diberikan 1% dan bobot ikan. Frekuensi pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00. Pelet yang digunakan harus mengandung 25% protein. Pakan tambahan berupa daun sente. Kebutuhan-nya per hari 10% dari bobot ikan diberikan sekali pada sore hari, pukul 17.00.

Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir sama dengan tahap pendederan. Benih masih relatif rentan serangan penyakit dan mudah stres bila ada gangguan atau perubahan lingkungan secara mendadak.

Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per kilo dibutuhkan waktu 75 -100 hari. Benih sebesar itu sudah bisa dipanen dan dijual. Atau dipindah ke kolam lain untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi.

Kolam pembesaran berukuran lebih besar. Ukuran kolam 500 m2 tidak masalah. Yang penting kepadatan ikan dikurangi 10 ekor/m2. Tinggi air dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20 liter/menit. Pakan buatan diberikan 2 kali sehari., pukul 08.00 dan 13.00. Pelet harus mengandung 20%protein. Pakan tambahan daun sente cukup 10% dari bobot ikan diberikan pada sore hari, pukul 16.00.

Benih sebesar itu sudah agak tahan serangan penyakit. Namun, perlu diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatan dan pengontrolan setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap bulan untuk mencegah munculnya penyakit.Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi, 500 g/ekor.

Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap dijual ke pasar atau restoran. Bila belum ada order, ikan tetap dipelihara di kolam. Namun, pemberian pakan tidak terlalu intensif.  Pelet bisa diberikan sekali pada pagi hari, sore daun sente. Ini dilakukan agar pengeluaran tidak mcmbengkak.

PENYAKIT GURAMIPenyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya perlu diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur, parasit, dan cacing.Mereka muncul akibat lingkungan kolam yang kotor. Karena itu periu dicermati kepadatan tebar kualitas air dan pakan berlebihan. Berikut beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.

Kutu ikanPenyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan. Penularan ke

Page 31: bahan makalah

ikan lain melalui air atau kontak langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya buruk.Cara pengendalian dengan mengeringkan kolam seusai panen sehingga telur-telurnya mati. Ikan yang sudah terserang diobati. Caranya dengan menaburkan garam sebanyak 10-15 kg/m3 ke kolam.

Usahakan saat pengobatan saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20 cm. Sehari kemudian air bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam air yang sudah dibubuhi garam sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.Cacing ikanPenyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di permukaan air, dan terkadang berbaring dengan insang terbuka.  Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus menyerang bagian badan dan sirip.

Cara penanggulangannya dengan mengganti air dalam jumlah besar.  Taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu tutup saluran air selama 24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam dapur sebanyak 40 mg/l air.

Mata BELOGejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena virus/cacing. Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan pengobatan dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama 24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.Cara lain dengan memberikan antibiotik yang dicampur dengan pakan.  Selama pengobatan air bisa diganti total. Biasanya pengobatan itu hanya menyelamatkan ikan yang masih sehat. Ikan yang sudah mati diambil lalu dibakar.

JamurGejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas menempel pada tubuh yang terluka.Penyebabnya jamur Saprolegnia dan Achyla. Dalam waktu relatif cepat jamur ini menyebar keseluruh ikan di kolam. Jamur ini tidak menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang.  dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh membuka peluang kehadiran penyakit lain.

Cara penanggulannya dengan memberi garam sebanyak 400 mg/m3. Pada saat pengobatan saluran air dihentikan. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan dan dilanjutkan setiap bulan. Ikan yang sakit direndam dalam larutan garam 20 mg/l air atau malachyte oxalate 1 mg/l atau dosis 0.1 – 0,5 mg/l selama 12-24 jam. Alternatif lain dengan merendam ikan ke larutan formalin 200 ppm selama 2jam.

Page 32: bahan makalah

BakteriPenyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan munculnya penyakit ini.Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar, lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke permukaan, lalu mati.  Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak jarang berakibat kematian massal.

Cara penanggulangannya dengan merendam ikan sakit ke larutan oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan. Ikan yang terinfeksi bisa direndam larutan malachite green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam. Satu bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung oxytetracycline 60 mg/kg pakan selama 7 hari berturut-turut.

Bercak putihParasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat.  ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen. Ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.PANENPanen merupakan akhir kegiatan budidaya. Keberhasilan usaha dapat diketahui dari jumlah tonase atau pertumbuhan selama periode waktu tertentu. Ada 2 cara panen, yaitu benih dan ukuran konsumsi.Panen benih dilakukan dengan cara menurunkan air sampai ketinggian tertentu. Aliran air diperkecil sampai tersisa di kowen (lubang kecil di sudut kolam). Di atas kowen diberi dedaunan, seperti daun pepaya talas, atau pisang agar benih merasa aman dan nyaman. Benih yang sudah terkumpul ditangkap dengan saringan atau jaring mesh size kecil. Satu per satu benih dimasukkan ke ember. Kemudian angkut ke tempat penampungan sementara berupa hapa yang dipasang di kolam atau saluran air.

Seleksi ukuran dan kesehatan ikan, lalu pindahkan ke wadah lain.  Sebelum dikirim ke tempat tujuan sebaiknya benih dibera atau dipuasakan selama 1 hari.Panen ukuran konsumsi sebaiknya menggunakan jaring. Cara ini lebih mudah dan ikan tidak rusak. Selama proses pemanenan kolam tidak perlu dikeringkan. Air kolam cukup dikurangi sesuai tinggi jaring.

Jaring direntangkan dan ujung kolam dan ditarik secara perlahan-lahan. Prinsipnya untuk memperkecil ruang gerak ikan sampai terkumpul di saiah satu sisi kolam. Masukkan beberapa lembar daun pisang kering atau talas agar ikan merasa nyaman. Kemudian satu per satu ikan ditangkap dengan hati-hati, lalu dimasukkan ke wadah penampungan. Sebelum diangkut ikan sebaiknya dipuasakan selama 1- 2 hari.

PASCA PANENPengangkutan gurami harus hati-hati. Tak jarang kasus ikan mati di tempat tujuan akibat

Page 33: bahan makalah

salah angkut, seperti kepadatan tinggi dan dilakukan secara mendadak tanpa ada proses penyesuaian. Yang perlu diperhatikan selama pengangkutan kondisi ikan harus segar.Pengangkutan benih sampai ukuran 5 cm masih memerlukan oksigen. Sebab, alat pernafasan tambahan (labirin) belum terbentuk sempurna.

Kepadatan benih disesuaikan ukuran dan lokasi pengiriman. Untuk pengiriman jarak dekat (25 km) atau selama 1 jam, jumlah benih bisa diperbanyak. Lain hal bila lokasi tujuan relatifjauh (100 km) sebaiknya benih tidak terlalu padat. Masalah akan timbul jika gurami ukuran konsumsi yang diangkut terlalu padat. Duri sirip atau tutup insang akan saling melukai sehingga ikan menjadi stres, lalu mati.

Untuk mengurangi stres gerakan ikan diupayakan seminimal mungkin.  Caranya dengan menurunkan suhu air atau obat bius, seperti phenoxyethanol, dosis 0,15 mg/l air. Gurami dengan bobot 500-600 gr dapat diangkut dengan kepadatan 15 ekor/ 10 liter air selama 6 jam.

Cara tradisional dengan wadah terbuka seperti jirigen, atau drum  khusus yang diletakkan mendatar. Tinggi air mencapai 10-15 cm sehingga ikan bisa menghirup udara. Pengangkutan dapat dilakukan  dengan kepadatan tinggi 1 ekor/liter air. (Sumber: Milis Agromania).

Page 34: bahan makalah
Page 35: bahan makalah

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN GURAME

Permasalahan hama dan penyakit pada budidaya ikan Gurame merupakn kendala yang serius, karena dapat menyebabkan tingkat kematian yang tinggi  yang nantinya akan mengakibatkan produksi ikan Gurame akan menurun, terutama pada fase benih.

Berikut ini adalah penyakit yang sering menyerang ikan Gurame :

1.  White Spot

Penyakit ini sering disebut juga penyakit ich. Penyakit ini disebabkan olehIchtyopthirius multifiliis. Parasit ini menyerang ikan pada bagian sirip punggung dan sisiknya.

Ikan yang terserang oleh parasit ini terlihat seperti bintik-bintik putih pada bagian-bagian sirip atau sisik.

Parasit ini sering menyerang pada saat ikan mengalami stres dan pada saat daya tahan tubuhnya menurun. Terutama pada saat suhu air rendah, parasit ini menyerang secara sporadis.

Page 36: bahan makalah

2.  Dactylogyrus dan Gyrodactylus

Parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylustermasuk keluarga cacing (Monogenea ). Kedua jenis cacing ini berbentuk bulat memanjang dan pada ujung tubuhnya terdapat alat penempel dan mulut penghisap. Dactylogyrus menyerang insang sedangkan Gyrodactylusmenyerang tubuh dan sirip

Gejala klinis ikan gurame yang terserang penyakit ini adalah ikan menjadi lemah, kurang napsu makan, dan mengap-mengap seperti kekurangan oksigen.

3.  Aeromonas hydrophila

Bakteri Aeromonas hydrophila ini bersifat pathogen yang dapat menyebabkan penyakit sistematik serta dapat mengakibatkan kematian iakan secara masal. Bakteri ini berbentuk batang pendek berukuran 2-3 mikron dan bersifat gram neganif. Bakteri ini menginfeksi luka dan menyebabkan 80-100 % setelah satu minggu ikan gurame terinfeksi. Selain pada luka, bakteri ini dapat ditemukan juga di hati dan ginjal ikan gurame.

Ikan gurame yang terserang penyakit ini akan memperlihatkan tanda-tanda seperti terdapat luka infeksi pada bagian tubuh ikan, sisik terkuak, perut busung, lemah, dan sering berada dipermukaan air dan dasar kolam.

4.  Argulus sp.

Argulus sp atau yang lebih dikenal dengan kutu ikan air ini termasuk keluarga udang renik dengan badang yang berbentuk bulat pipih. Kutu air ini menyerang kulit dan insang ikan lalu mengisap darahnya. Telur argulus ditempelkan pada benda-benda dan tanaman dalam air. Setelah menetas, kutu air ini akan berenang mencari mangsa atau inang yang baru.  

Page 37: bahan makalah

Gejala ikan yang terserang penyakit ini adalah pada kulitdan insang ikan tanpak adanya kutu yang menempel kuat dan terjadinya pendarahan pada bekas gigitan. 

5.  Tricodina sp

Parasit ini termasuk protozoa yang bertbentuk bult dan memiliki bulu getar. Gejala klinis ikan yang terserang parasit ini adalah ikan terlihat lemah, warn tubuh pucat dan sering menggosokan tubuhnya pada substrat, dinding, atau dasar kolam.

6.  Saprolegnia

Saprolegnia merupakan jamur yang tumbuh di tubuh ikan. jamur-jamur ini tumbuh, sebagian besar karena adanya luka yang terdapat pada ikan dan luka terrsebut tidak ditanggulangi sehingga tumbuhlah jamur-jamur saprolegnia ini.

     Berikut ini adalah tabel beberapa penyakit yang sering menyerang ikan gurame dan cara pengendaliannya :

NO

PENYAKIT GEJALA-GEJALA

PENGANGGULANGAN

KIMIAWI TREATMEN ALAMI

1. Ichtyopthirius multifiliis

Penyakit White Spot

  Banyak mengeluarkan lendir

  Terlihat bintik putih pada sirip/ kulit/ insang

  Sering terdapat pada permukaan air

Perendaman

  dalam NaCl 25 % 10-15 menit

  formalin 25mg/L ditambah malachite green 0,2 mg selama 24 jam

Menggunakan Lengkuas dengan dosis 1 gr/l air

Page 38: bahan makalah

NO

PENYAKIT GEJALA-GEJALA

PENGANGGULANGAN

KIMIAWI TREATMEN ALAMI

2. Gyrodactylus Sp, danDactylogyrus spBorok Ikan

  Nafsu makan ikan berkurang

  Banyak lendir pada bagian kulit luar

  Kulit/ badan mengeluarkan darah

  Ikan seringberenang ke permukaan air dan tubuhnya sering molompat-lompat

Perendaman dalam

  Formalin 2,5 ml  dalam 10 menit.

  NH4Cl 25 gram = 1 lt ±15 menit

menggunkan kunyit dengan dosis 1 gr/l air

3. Aeromonas hydrophilaBercak Merah

  Tedapat luka infeksi di bagian tubuh

  Sisik terkuak

  Perut busung, lemah

  Sering berada di permukaan air atau dasar kolam

  Napasnya mengap-mengap

Perendamn dalan larutan

  Oxytetracycline 2-5 mg/L selama 24 jam yang dilakukan 3 kali berturut-turut

  Malachite green oxalate 0,5 mg/L selama 1 jam.

Menggunakan daun miana dengan dosis 10 lembar/100 liter air

Page 39: bahan makalah

NO

PENYAKIT GEJALA-GEJALA

PENGANGGULANGAN

KIMIAWI TREATMEN ALAMI

4. Argulus sp (kutu ikan)

  Pada kulit dan insang tampak adanya kutu yang menempel kuat

  Terjadi pendarahan pada bekas gigitan

Perendaman dalam garam dapur sebanyak 10-15 kg/m3atau 10-15 g/L.

Menggunakan  mahkota dewa dengan dosis 50 iris/3 gelas air (600 cc)

5 Trcodina sp   ikan terlihat lemah

  warna tubuh pucat

  terdapat luka pada disertai infeksi sekunder

  ikan sering menggosokan tubuhnya pad substrat, dinding atau dasar

Perendaman

  Formalin sebanyak 40 mg/L.

Diberikan ekstrak daun sambiloto

Page 40: bahan makalah

kolam.

6 Saproleginadan Achlya

  Adanya benag-benang krem dan bergumpal menyerupai kapas pada tubuhnya.

Perendaman

  Menggunakan garam dapur sebanyak 400 gr/m3 atau 20 mg/L selama 1 jam.

  Malachite green oxalate dengan dosis 0,1-0,5 mg/L selama 12-24 jam

Menggunakan daun sirih dengan dosis 10 lembar/l air

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Gurame Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Harmanto, Ning. Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa, Jakarta : Penebar Swadaya, 2004.

Jangkaru, Z. Memacu Pertumbuhan Gurame, Jakarta : Penebar Swadaya, 2003.

Khairuman dan Khairul Amri. Pembenihan Dan Pembesaran Gurame Secar Intensif, Jakarta : Agromedia Pustaka, 2003.

Sendjaja, Julius Tirta. Usaha Pembenihan Gurame, Jakarta : Penerbit Swadaya,2002.